bab 6 larutan dan konsep redoks

16

Click here to load reader

Upload: wafiqasfari

Post on 08-Apr-2017

309 views

Category:

Internet


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 6 larutan dan konsep redoks

BAB 6

LARUTAN ELEKTROLIT

DAN KONSEP REDOKS

6.1 Larutan Elektrolit dan

Nonelektrolit

6.2 Reaksi Redoks

Page 2: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Larutan dapat dibedakan atas:

a. Larutan elektrolit, yaitu larutanyang dapat menghantarkan listrik

b. Larutan nonelektrolit, yaitularutan yang tidak dapatmenghantarkan listrik

Air tidak menghantarkan listrik(lampu pijar tidak menyala),

sedangkan larutan HCl danlarutan NaOH menghantar

listrik (lampu pijar menyala).

Page 3: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Teori Ion Svante Arrhenius

Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantar listrikkarena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantar arus listrik melalui larutan NaCl, HCl, NaOH, dan CH3COOH tergolong elektrolit.

Zat-zat ini dalam air terurai menjadi ion-ion berikut.

NaCl Na (aq) + Cl (aq)

HCl(g) H (aq) + Cl (aq)

NaOH(s) Na (aq) + OH (aq)

CH3COOH(l) CH3COO (aq) + H (aq)

Contoh:

C2H5OH(l) C2H5OH(aq)

etanol

CO(NH2)(s) CO(NH2)2(aq)

urea

+ -

+ -

+ -

+ -

Page 4: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Elektrolit Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Polar

Perbedaan antara elektrolit senyawa ion dengan senyawakovalen polar disimpulkan sebagai berikut.

Page 5: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah

Perbedaan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

a. Larutan magnesium klorida merupakan elektrolit kuat. Zatterlarut mengion sempurna.

b. Larutan asam cuka adalah lemah. Zat terlarut mengionsebagian kecil.

Page 6: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Banyak-sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan

dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (ἀ).

• Jika semua zat yang dilarutkan mengion, maka derajat

ionisasinya = 1

• Jikatidak ada yang mengion, maka derajat ionisasinya = 0.

Zat elektrolit yang mempunyai derajat ionisasi besar

(mendekati 1) kita sebut elektrolit kuat, sedangkan yang

derajat ionisasinya kecil (mendekati 0) kita sebut elektrolit

lemah.

Page 7: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Contoh:

Elektrolit kuat:

Larutan garam dapur (NaCl),larutan asam sulfat

(H2SO4), larutan asam klorida (HCl), dan larutan

natrium hidroksida.

Elektrolit lemah:

Larutan asam cuka (CH3COOH) dan larutan

amonia (NH3).

Page 8: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi

a. Oksidasi-Reduksi sebagai Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

- Oksidasi adalah pengikatan oksigen.

- Reduksi adalah elepasan oksigen.

- Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator.

- Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi disebut

reduktor.

Gas metana bereaksi dengan oksigen menghasilkan panas yang dapat digunakanuntuk memasak.

Page 9: Bab 6 larutan dan konsep redoks

b. Oksidasi-Reduksi sebagai Pelepasan dan

Penerimaan Elektron

- Oksidasi adalah pelepasan elektron.

- Reduksi adalah penyerapan elektron.

- Oksidator = menangkap elektron; mengalami reduksi.

- Reduktor = melepas elektron; mengalami oksidasi.

Page 10: Bab 6 larutan dan konsep redoks

b. Oksidasi-Reduksi sebagai Penambahan dan

Penurunan Bilangan Oksidasi

- Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi.

- Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.

- Oksidator = mengalami penurunan bilangan oksidasi.

- Reduktor = mengalami pertambahan bilangan

oksidasi.

Page 11: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Bilangan Oksidasi

Besarnya muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatusenyawa, jika semua elektron ikatan didistribusikan kepadaunsur yang lebih elektronegatif.

Contoh:

Bilangan oksidasi H dan O dalam H2O

Rumus Lewis H2O

Oleh karena O lebih elektronegatif daripada H, maka elektron ikatandidistribusikan pada atom O. Jadi, bilangan oksidasi O = -2, sedangkan H masing-masing = +1.

Page 12: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Contoh:Bilangan oksidasi O dan F dalam OF2.

Rumus Lewis OF2 adalah:

Oleh karena F lebih elektronegatif daripada O, makaelektron ikatan didistribusikan pada atom F. Jadi, bilanganoksidasi F = -1 dan O = +2.

Page 13: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi

1. Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0

2. Flourin, unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan 1 tambahan

elektron, mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya

3. Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif.

4. Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengan

muatannya

5. Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali dalam senyawanya dengan

logam, bilangan oksidasi H = -1

6. Bilangan oksidasi O umumnya = -2

7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0

8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom =

muatannya

Page 14: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Contoh Menentukan Bilangan Oksidasi

a. CH4 : Bilangan oksidasi (b.o) H = +1 -4 +1 bilangan oksidasib.o C + (4 x b.o H) = 0 C H4

b.o C + (4 x (+1)) = 0 -4 +4 jumlah bilanganMaka, b.o C = -4 oksidasi

b. H2S2O7 : Bilangan oksidasi H = +1

Bilangan oksidasi O = -2 +1 +6 -2

(2 x (+1)) + (2 x b.o S) + (7 x (-2)) = 0 H2 S2 O7

2 x b.o S = +12 +2 +12 -14

Maka, b.o S = + 12 = +6

2

b. CrO7 : Bilangan oksidasi O = -2 +6 -2

(2 x b.o Cr) + (7 x (-2)) = -2 Cr2 O7

2 x b.o Cr = +12 +12 -14

Maka b.o Cr = +6

2-

2-

Page 15: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Reaksi Disproporsionasi dan Reaksi KonproporsionasiReaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornyamerupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi, dansebagian lagi mengalami reduksi.

Contoh:Reaksi antara klorin dengan larutan NaOH:

0 -1 +1

Cl2(g) + 2NaOH(aq) NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)

Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornyamerupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi, dansebagian lagi mengalami reduksi.

Contoh:Reaksi antara klorin dengan larutan NaOH:

-2 +4 02H2S + SO2 3S + 2H2O

Page 16: Bab 6 larutan dan konsep redoks

Tata Nama IUPAC

Banyak unsur yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satumacam tingkat oksidasi. Salah satu cara yang disarankan IUPAC untukmembedakan adalah dengan menuliskan bilangan oksidasinya dalam tandakurung dengan angka Romawi.

Contoh:a. Senyawa ion

Cu2S : tembaga(I) sulfidaCuS : tembaga(II) sulfida

b. Senyawa kovalen

N2O : nitrogen(I) oksida

N2O3 : nitrogen(III) oksida

Namun demikian, tata nama senyawa kovalen biner yang lebih umumdigunakan adalah dengan cara menyebutkan angka indeksnya.

N2O : dinitrogen monoksidaN2O3 : dinitrogen trioksida