bab 5-6 hasil penelitian

40
BAB V HASIL PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Merdeka berada dalam Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kelurahan ini mempunyai luas permukaan sebesar ± 420 Ha, dengan panjang garis pantai ± 3,4 km. Secara geografis, kelurahan Tanjung Merdeka berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kelurahan Maccini Sombala Sebelah Selatan : Kelurahan Barombong Sebelah Barat : Selat Makassar Sebelah Timur : Kabupaten Gowa 2. Kependudukan Kelurahan Tanjung Merdeka memiliki jumlah penduduk ± 8.042 jiwa dengan 1.902 Kepala Keluarga yangterdiri dari laki-laki 3.885 jiwa dan perempuan 4.157 jiwa. Penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka dihuni oleh penduduk asli Kota Makassar yaitu Suku Mangkasara (Makassar) sedangkan untuk daerah pemukiman Baru (Perumahan) dihuni sebagian oleh suku Makassar yang terlah bersosialisasi dengan suku-suku pendatang yang ada sseperti Bugis, Toraja, Mandar dan Tionghoa. Jumlah penduduk miskin yang ada di 27

Upload: jonathan-jeffry-pratama

Post on 04-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hasil penelitian tugas ikm untuk skripsi ujian akhir bagian ikm fakultas

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 5-6 hasil penelitian

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Kelurahan Tanjung Merdeka berada dalam Kecamatan Tamalate, Kota

Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kelurahan ini mempunyai luas

permukaan sebesar ± 420 Ha, dengan panjang garis pantai ± 3,4 km.

Secara geografis, kelurahan Tanjung Merdeka berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kelurahan Maccini Sombala

Sebelah Selatan : Kelurahan Barombong

Sebelah Barat : Selat Makassar

Sebelah Timur : Kabupaten Gowa

2. Kependudukan

Kelurahan Tanjung Merdeka memiliki jumlah penduduk ± 8.042 jiwa

dengan 1.902 Kepala Keluarga yangterdiri dari laki-laki 3.885 jiwa dan

perempuan 4.157 jiwa.

Penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka dihuni oleh penduduk asli Kota

Makassar yaitu Suku Mangkasara (Makassar) sedangkan untuk daerah

pemukiman Baru (Perumahan) dihuni sebagian oleh suku Makassar yang

terlah bersosialisasi dengan suku-suku pendatang yang ada sseperti Bugis,

Toraja, Mandar dan Tionghoa. Jumlah penduduk miskin yang ada di

kelurahan Tanjung Merdeka sebanyak 601 KK (± 2.400 jiwa) atau sekitar

32% dari jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka.

B. Karakteristik Responden

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan di

Kelurahan Tanjung Merdeka. Sampel yang ikut serta dalam penelitian ini terdiri

dari 116 orang yang semuanya merupakan penduduk di Kelurahan Suka Maju,

Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan.

Data penelitian yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang

berasal dari hasil isian kuesioner yang diisi oleh responden yang berisi data

27

Page 2: Bab 5-6 hasil penelitian

identitas responden dan jawaban pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan

perilaku responden terhadap penggunaan antibiotik.

Untuk data karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis

kelamin, umur, tingkat pendidikan dan status ekonomi responden. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

1. Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 52 44.83%

Perempuan 64 55.17%

Total 116 100.00%

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah

perempuan yaitu sebanyak 64 orang (55,17%) sedangkan laki-laki sebanyak 52

orang (44,83%).

2. Kelompok Umur

Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Umur Frekuensi %

15-24 41 35.34%25-34 26 22.41%35-44 22 18.97%45-54 20 17.24%55-64 5 4.31%≥65 2 1.72%

Total 116 100.00%

Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa responden yang terbanyak berasal dari

kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 41 orang (35,34%), dimana golongan

28

Page 3: Bab 5-6 hasil penelitian

kelompok umur 25-34 tahun menempati tempat kedua dengan jumlah responden

sebanyak 26 kasus (22,41%), disusul kelompok umur 35-44 tahun dengan jumlah

responden sebanyak 22 responden (18,97%) lalu kelompok umur 45-44 tahun

dengan jumlah responden sebanyak 20 responden (17,24%) dan kelompok umur

55-64 tahun serta ≥65 tahun menempati tempat terakhir dengan jumlah kasus

masing-masing sebanyak 5 kasus (4,31%) dan 2 kasus (1,72%) dari total sampel

yang diperoleh.

3. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel

5.3

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan

Frekuensi Persentase

Dasar 27 23.28%Menengah 58 50.00%

Tinggi 31 26.72%

Total 116 100.00%

Tabel 5.3 menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa 58 orang responden (50,00%)

berpendidikan Menengah, diikuti dengan 31 orang responden (26,72%)

berpendidikan Tinggi, dan 27 orang responden (23,28%) berpendidikan Rendah.

4. Distribusi Responden berdasarkan Status Ekonomi

Distribusi responden status ekonomi dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan Status Ekonomi

Status Ekonomi Frekuensi %

Rendah 43 37.07%Menengah 73 62.93%

Total 116 100.00%

29

Page 4: Bab 5-6 hasil penelitian

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

status ekonomi, diketahui bahwa 73 orang responden (62,93%) memiliki status

ekonomi Menengah, dan 43 orang responden (37,07%) memiliki status ekonomi

Rendah.

5. Pengetahuan Responden Mengenai Antibiotik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai antibiotik,

digunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah dilakukan uji validitas dan

reliabilitas sebelumnya. Berikut akan ditampilkan jawaban responden terhadap

pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Penggunaan

Antibiotik

No Pertanyaan Benar % Salah %Tidak Tahu

%

1 Definisi Antibiotik 65 56.03% 28 24.14% 23 19.83%

2Penyakit yang MemerlukanAntibiotik

48 41.38% 45 38.79% 23 19.83%

3Tujuan Pemberian Antibiotik

84 72.41% 11 9.48% 21 18.10%

4Cara Memperoleh Antibiotik

85 73.28% 11 9.48% 20 17.24%

5Penghentian PenggunaanAntibiotik

72 62.07% 26 22.41% 18 15.52%

6Penggunaan Antibiotik SesuaiPetunjuk Dokter

87 75.00% 9 7.76% 20 17.24%

7Risiko Penggunaan Antibiotikyang Salah

83 71.55% 7 6.03% 26 22.41%

8 Efek Samping Antibiotik 68 58.62% 9 7.76% 39 33.62%

9Golongan yang Harus Diperhatikan DalamMenggunakan Antibiotik

81 69.83% 5 4.31% 30 25.86%

30

Page 5: Bab 5-6 hasil penelitian

10Cara Penyimpanan Antibiotik

90 77.59% 3 2.59% 23 19.83%

11 Contoh Antibiotik 56 48.28% 24 20.69% 36 31.03%

Berdasarkan Tabel 5.5, didapati bahwa 77,59% responden menjawab

pertanyaan mengenai cara penyimpanan antibiotik dengan benar, diikuti dengan

pertanyaan mengenai penggunaan antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter yang

dijawab benar oleh 75,00% responden.

Sedangkan itu, sebanyak 38,79% responden menjawab salah ketika diberikan

pertanyaan mengenai penyakit yang memerlukan antibiotik, diikuti dengan

pertanyaan mengenai definisi antibiotik yang dijawab salah oleh 24,14%

responden.

Pada tabel 5.5 juga dapat dilihat bahwa 33,62% responden menjawab tidak

tahu ketika diberikan pertanyaan mengenai efek samping antibiotik, diikuti

dengan pertanyaan mengenai contoh antibiotik yang dijawab tidak tahu oleh

31,03% responden.

5.5.1. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil crosstabulation tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6 di bawah ini.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis KelaminTingkat Pengetahuan

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Rendah(n)

% Total

Pria 21 44.68% 17 39.53% 14 53.85% 52Perempuan 26 55.32% 26 60.47% 12 46.15% 64

Total 47 43 26 116

Berdasarkan tabel 5.6, diketahui bahwa tingkat pengetahuan paling banyak

di kategori baik terdapat pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 26 orang

(55,32%), pengetahuan di kategori sedang terdapat pada jenis kelamin perempuan

yaitu sebanyak 26 orang (60,47%), sedangkan pengetahuan di kategori rendah

terdapat pada jenis kelamin pria yaitu sebanyak 14 orang (53,85%).

31

Page 6: Bab 5-6 hasil penelitian

5.5.2. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur

Sementara itu, hasil crosstabulation tingkat pengetahuan berdasarkan

tingkatan umur responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan Umur

UsiaTingkat Pengetahuan

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Rendah(n)

% Total

15-24 15 32.61% 15 34.09% 11 42.31% 4125-34 10 21.74% 9 20.45% 7 26.92% 26

35-44 10 21.74% 10 22.73% 2 7.69% 22

45-54 7 15.22% 8 18.18% 5 19.23% 20

55-64 2 4.35% 2 4.55% 1 3.85% 5

≥65 2 4.35% 0 0.00% 0 0.00% 2

Total 46 44 26 116

Berdasarkan tabel 5.7, tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah

responden yang termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 15

orang (32,61%). Tingkat pengetahuan sedang paling banyak juga adalah

responden yang termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 15

orang (34,09%).

Tingkat pengetahuan rendah juga paling banyak terdapat pada responden yang

termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 11 orang (42,31%).

5.5.3. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hasil crosstabulation tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Tingkat PengetahuanBaik(n)

%Sedang

(n)%

Rendah(n)

% Total

32

Page 7: Bab 5-6 hasil penelitian

Dasar 4 8.51% 9 20.93% 14 53.85% 27Menengah 28 59.57% 20 46.51% 10 38.46% 58

Tinggi 15 31.91% 14 32.56% 2 7.69% 31

Total 47 43 26 116

Berdasarkan tabel 5.8, tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah

responden yang mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 28

orang (59,57%). Tingkat pengetahuan sedang paling banyak juga adalah

responden yang mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 20

orang (46,51%). Sedangkan, tingkat pengetahuan rendah terdapat pada responden

yang memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 14 orang (53,85%).

5.5.4. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Hasil crosstabulation tingkat pengetahuan responden berdasarkan status

ekonomi dapat dilihat pada tabel 5.9

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan Status Ekonomi

Status Ekonomi

Tingkat Pengetahuan

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Rendah(n)

% Total

Rendah 16 34.04% 15 34.88% 12 46.15% 43Menengah 31 65.96% 28 65.12% 14 53.85% 73

Total 47 43 26 116

Berdasarkan tabel 5.9, tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah

responden yang mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 31 orang

(65,96%). Tingkat pengetahuan sedang paling banyak juga adalah responden yang

mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 28 orang (65,12%). Serta,

tingkat pengetahuan rendah terdapat juga pada responden yang memiliki tingkat

pendidikan menengah yaitu sebanyak 14 orang (53,85%).

6. Sikap Responden Mengenai Antibiotik

Sikap yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari tingkat, indikasi, cara

penggunaan, efek samping dan resistensi antibiotik.

33

Page 8: Bab 5-6 hasil penelitian

5.6.1. Tingkat Sikap

Tingkat sikap responden terhadap penggunaan antibiotik dapat dilihat pada tabel

5.9

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap

Sikap Frekuensi PersentaseBaik 56 48.28%

Sedang 60 51.72%

Kurang 0 0.00%Total 116 100.00%

Berdasarkan Tabel 5.9, didapati bahwa sikap yang dikategorikan sedang

memiliki persentase yang terbesar yaitu 51,72%, sedangkan sikap dengan kategori

baik sebesar 48,28% dan tidak ada yang dalam kategori kurang.

5.6.2. Indikasi Antibiotik

Sikap responden tentang indikasi antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.10

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Indikasi Antibiotik

Semua Penyakit Memerlukan Antibiotik

Frekuensi Persentase

Sangat tidak setuju 10 8.62%Tidak setuju 66 56.90%Netral 10 8.62%Setuju 24 20.69%Sangat setuju 6 5.17%

Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden bersikap tidak setuju

bahwa antibiotik dapat digunakan pada semua penyakit yaitu sebanyak 36 orang

(56,90%).

Sedangkan responden yang setuju dengan pertanyaan itu yaitu

sebanyak 30 orang (25,86%) yang terdiri dari 6 orang (5,17%) menjawab sangat

setuju dan sebanyak 24 orang (20,69 %) menjawab setuju.

34

Page 9: Bab 5-6 hasil penelitian

5.6.3. Cara Penggunaan Antibiotik

Sikap responden tentang cara penggunaan antibiotik dapat dilihat pada

tabel 5.11

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Cara Penggunaan Antibiotik

Antibiotik Wajar Diminta dari Dokter Frekuensi Persentase

Sangat tidak setuju 11 9.48%Tidak setuju 35 30.17%Netral 21 18.10%Setuju 28 24.14%Sangat setuju 21 18.10%

Waktu Penggunaan Harus Dipatuhi Frekuensi Persentase

Sangat tidak setuju 1 0.86%Tidak setuju 2 1.72%Netral 7 6.03%Setuju 63 54.31%Sangat setuju 43 37.07%

Antibiotik Boleh Disimpan danDigunakan Kembali

Frekuensi Persentase

Sangat tidak setuju 15 12.93%Tidak setuju 46 39.66%Netral 19 16.38%Setuju 26 22.41%Sangat setuju 10 8.62%Antibiotik Harus Dihabiskan WalaupunMerasa Sehat

Frekuensi Persentase

Sangat tidak setuju 8 6.90%Tidak setuju 27 23.28%Netral 17 14.66%Setuju 30 25.86%Sangat setuju 34 29.31%

Kembali Ke Dokter Jika Terjadi EfekSamping

Frekuensi Persentase

Sangat tidak setuju 8 6.90%Tidak setuju 5 4.31%Netral 27 23.28%Setuju 42 36.21%Sangat setuju 34 29.31%

35

Page 10: Bab 5-6 hasil penelitian

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 106 orang responden (91,38%)

setuju bahwa antibiotik perlu diminum sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh

dokter yang terdiri atas 63 responden setuju (54,31%) dan 43 responden sangat

setuju (37,07%) sedangkan 1 orang responden (0,86%) bersikap sangat tidak

setuju terhadap hal tersebut.

Sebanyak 46 orang responden (39,65%) tidak setuju bahwa antibiotik

wajar diminta dari dokter yang terdiri atas 35 responden tidak setuju (30,17%) dan

11 responden sangat setuju (9,48%) sedangkan 21 orang responden (18,10%)

bersikap sangat tidak setuju terhadap hal tersebut.

Sebanyak 61 responden (52,59%) tidak setuju bahwa antibiotik boleh

disimpan dan digunakan kembali sedangkan 19 orang (16,38%) bersikap netral.

Sebanyak 64 orang (55,17%) setuju antibiotik perlu dihabiskan walaupun telah

merasa sembuh sedangkan 17 orang (14,66%) bersikap netral. Pada tabel juga

didapati sebanyak 76 orang (65,52%) setuju bahwa pasien perlu kembali ke dokter

apabila terjadi efek samping antibiotik sedangkan sebanyak 13 orang (11,21%)

tidak setuju.

5.6.4. Efek Samping

Sikap responden tentang efek samping dari penggunaan antibiotik dapat

dilihat pada tabel 5.12

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Efek Samping Penggunaan

Antibiotik

Penggunaan Antibiotik Berlebihan Menyebabkan Efek Samping

Frekuensi Persentase

Sangat tidak setuju 7 6.03%Tidak setuju 2 1.72%Netral 11 9.48%Setuju 57 49.14%Sangat setuju 39 33.62%

Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden yaitu sebanyak 96 orang (82,76%)

setuju bahwa antibiotik dapat menyebabkan efek samping jika digunakan secara

36

Page 11: Bab 5-6 hasil penelitian

tidak benar sedangkan responden yang bersikap tidak setuju yaitu sebanyak 9

orang (7,75%)

5.6.5. Resistensi Antibiotik

Sikap responden tentang resistensi antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.13

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Resistensi Antibiotik

Resistensi Antibiotik Adalah Hal Yang Berbahaya

Frekuensi Persentase

Sangat tidak setuju 8 6.90%Tidak setuju 5 4.31%Netral 27 23.28%Setuju 42 36.21%Sangat setuju 34 29.31%

Berdasarkan tabel di atas, didapati responden sebanyak 76 orang (65,52%)

setuju bahwa resistensi antibiotik adalah yang berbahaya sedangkan 13 orang

(11,21%) tidak setuju bahwa resistensi antibiotik adalah hal yang berbahaya.

5.6.6. Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil crosstabulation tingkat pengetahuan responden terhadap status

ekonomi dapat dilihat pada tabel 5.14

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Sikap

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Kurang(n)

% Total

Pria24 42.86% 28 46.67% 0

0.00% 52

Perempuan32 57.14% 32 53.33% 0

0.00% 64

Total 56 60 0 116

Berdasarkan tabel 5.14, diketahui bahwa sikap baik terdapat paling banyak

pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 32 orang (57,14%), sikap di

kategori sedang terdapat juga paling banyak pada jenis kelamin perempuan yaitu

37

Page 12: Bab 5-6 hasil penelitian

sebanyak 32 orang (53,33%), dan tidak terdapat responden dengan sikap kategori

kurang.

5.6.7. Sikap Responden Berdasarkan Umur

Hasil crosstabulation sikap berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel

5.15.

Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Umur

Usia

Sikap

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Kurang(n)

% Total

15-24 21 37.50% 20 33.33% 0 0.00% 4125-34 13 23.21% 13 21.67% 0 0.00% 2635-44 9 16.07% 13 21.67% 0 0.00% 2245-54 8 14.29% 12 20.00% 0 0.00% 2055-64 3 5.36% 2 3.33% 0 0.00% 5≥65 2 3.57% 0 0.00% 0 0.00% 2

Total 56 60 0 116

Berdasarkan tabel 5.15, sikap baik paling banyak adalah responden yang

termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 21 orang (37,50%).

Sikap sedang paling banyak juga adalah responden yang termasuk dalam

kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 20 orang (33,33%). Sedangkan di

sikap kurang, tidak terdapat responden.

5.6.8. Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hasil crosstabulation sikap responden berdasarkan tingkat pendidikan

dapat dilihat pada tabel 5.16.

Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Sikap

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Kurang(n)

% Total

Dasar 12 21.82% 15 24.59% 00.00

%27

38

Page 13: Bab 5-6 hasil penelitian

Menengah 29 52.73% 29 47.54% 00.00

%58

Tinggi14

25.45%17

27.87%0

0.00% 116

Total 55 61 0 116

Berdasarkan tabel 5.16, sikap baik paling banyak adalah responden yang

mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 29 orang (52,73%).

Sikap sedang paling banyak juga adalah responden yang mempunyai tingkat

pendidikan menengah yaitu sebanyak 29 orang (47,54%). Sedangkan di sikap

dengan kategori kurang tidak terdapat responden.

5.6.9. Sikap Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Hasil crosstabulation sikap responden berdasarkan status ekonomi dapat

dilihat pada tabel 5.17.

Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Status

Ekonomi

Status Ekonomi

Sikap

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Kurang(n)

% Total

Rendah 20 35.71% 23 53.49% 00.00

%43

Menengah 36 64.29% 37 86.05% 00.00

%73

Total 56 60 0 116

Berdasarkan tabel 5.17, sikap yang baik paling banyak adalah di

responden yang mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 36 orang

(64,29%). Sikap yang sedang paling banyak juga adalah responden yang

mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 37 orang (86,05%). Sikap

dalam kategori kurang tidak memiliki responden

7. Perilaku Responden Mengenai Antibiotik

Distribusi frekuensi perilaku responden mengenai antibiotik dapat dilihat pada

tabel 5.18

39

Page 14: Bab 5-6 hasil penelitian

Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik

Perilaku Frekuensi %Baik 36 31.03%Sedang 19 16.38%

Kurang 61 52.59%Total 116 100.00%

Berdasarkan data uji perilaku penggunaan antibiotik (Tabel 9) yang telah

dilakukan pada responden, menunjukkan bahwa responden mempunyai perilaku

yang kurang sebanyak 61 orang (52,59%), perilaku sedang sebanyak 19 orang

(16,38%) dan perilaku baik sebanyak 36 orang (31,03%).

5.7.1. Perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil crosstabulation perilaku responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel 5.19

Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

PerilakuBaik(n) %

Sedang(n) %

Kurang(n) % Total

Pria 17 47.22% 4 22.22% 31 50.00% 52Perempuan 19 52.78% 14 77.78% 31 50.00% 64

Total 36 18 62 116

Berdasarkan tabel 5.19, diketahui bahwa sikap baik terdapat paling banyak

pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 19 orang (52,78%), sikap di

kategori sedang terdapat juga paling banyak pada jenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 14 orang (77,78%), dan untuk sikap kurang, responden laki-laki dan

perempuan memiliki jumlah yang sama, yaitu 31 orang (50,00%) untuk masing-

masing kategori.

5.7.2. Perilaku Responden Berdasarkan Umur

Hasil crosstabulation perilaku berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel

5.20

40

Page 15: Bab 5-6 hasil penelitian

Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik

Berdasarkan Umur

Usia

Perilaku

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Kurang(n)

% Total

15-24 10 27.78% 7 38.89% 24 40.68% 4125-34 7 19.44% 2 11.11% 17 28.81% 2635-44 9 25.00% 3 16.67% 10 16.95% 2245-54 5 13.89% 6 33.33% 9 15.25% 2055-64 3 8.33% 0 0.00% 2 3.39% 5≥65 2 5.56% 0 0.00% 0 0.00% 2

Total 36 18 62 116

Berdasarkan tabel 5.20, perilaku baik paling banyak adalah responden

yang termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 10 orang

(27,78%). perilaku sedang paling banyak juga adalah responden yang termasuk

dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 7 orang (38,89%). Serta di

sikap kurang, responden terbanyak juga termasuk dalam kelompok umur15-24

tahun, yaitu sebanyak 24 orang (40,68%).

5.7.3. Perilaku Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hasil crosstabulation perilaku berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada tabel 5.21

Tabel 5.21 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Sikap

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Kurang(n)

% Total

Dasar 5 13.89% 2 11.11% 20 32.26% 27Menengah 16 44.44% 10 55.56% 32 51.61% 58

Tinggi 15 41.67% 6 33.33% 10 16.13% 31

Total 36 18 62 116

Berdasarkan tabel 5.21, perilaku baik paling banyak adalah responden

yang mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 16 orang (44,44%)

41

Page 16: Bab 5-6 hasil penelitian

dan disusul di kelompok tingkat pendidikan tinggi sebanyak 15 orang (41,67%).

Perilaku sedang paling banyak juga adalah responden yang mempunyai tingkat

pendidikan menengah yaitu sebanyak 10 orang (55,56%). Serta di perilaku

kurang, responden terbanyak juga adalah di kelompok pendidikan menengah yaitu

sebanyak 32 orang (51,61%) dan disusul dengan kelompok pendidikan dasar

sebanyak 20 orang (32,36%).

5.7.4. Perilaku Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Hasil crosstabulation perilaku responden berdasarkan status ekonomi

dapat dilihat pada tabel 5.22

Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik

Berdasarkan Status Ekonomi

Status Ekonomi

Perilaku

Baik(n)

%Sedang

(n)%

Kurang(n)

% Total

Rendah 1130.56

%5

26.32%

27 44.26% 43

Menengah 2569.44

%14

73.68%

34 55.74% 73

Total 36 19 61 116

Berdasarkan tabel 5.22, perilaku yang baik paling banyak adalah di

responden yang mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 25 orang

(69,44%). Perilaku yang sedang paling banyak juga adalah responden yang

mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 14 orang (73,68%).

Perilaku kurang memiliki jumlah responden terbanyak, dengan responden dengan

status ekonomi menengah terdiri atas 34 orang (55,74%) dan status ekonomi

rendah sebanyak 27 orang (44,26%).

42

Page 17: Bab 5-6 hasil penelitian

BAB VI

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya diperoleh dari hasil

pengolahan data penelitian dari 116 jawaban responden berusia 15-70 tahun yang

memiliki data lengkap dan teregistrasi sebagai masyarakat kelurahan Tanjung

Merdeka.

Penelitian dilakukan dengan cara membagi-bagi kuisioner kepada warga

kelurahan Tanjung Merdeka, warga diberi penjelasan mengenai cara pengisian

kuisioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada hal yang tidak diketahui

mengenai isi kuisioner.

6.1. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Penggunaan Antibiotik

Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Tanjung

Merdeka, Kecamatan Tamalate termasuk dalam kategori baik. Karena dari 116

jumlah keseluruhan responden, didapati 40,52% memiliki tingkat pengetahuan

baik, 37,07% memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 22,41% memiliki tingkat

pengetahuan rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Pulungan (2011) di Medan

yang mendapati 77% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 18%

responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 5% responden memiliki

tingkat pengetahuan rendah. Selain itu, hasil yang sesuai juga ditemukan pada

penelitian yang dilakukan oleh You, et al.(2008) yang mendapati bahwa 70%

responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 21% memiliki tingkat pengetahuan

sedang, dan 9% memiliki tingkat pengetahuan rendah. Namun, pada penelitian

yang dilakukan Oh, et al (2010) didapati 16,4% responden memiliki pengetahuan

baik, 54,7% responden memiliki pengetahuan sedang, dan 28,9% responden

memiliki tingkat pengetahuan rendah.

Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan, informasi yang didapat, sosial,

budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. Perbedaan hasil penelitian

43

Page 18: Bab 5-6 hasil penelitian

ini mungkin disebabkan oleh karena adanya perbedaan tempat penelitian, jumlah

sampel dan perbedaan sosial budaya tempat penelitian.

6.2. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa tingkat pengetahuan paling

banyak di kategori baik terdapat pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak

55,32% dibanding jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 44,68%, pengetahuan di

kategori sedang terdapat pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 60,47%

dibanding jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 39,53% , dan pengetahuan di

kategori rendah terdapat pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 14 orang

(53,85%) dibanding jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 46,15%. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eng,et al. (2003) yang mendapati

bahwa 65% perempuan memiliki tingkat pengetahuan baik dibanding 35% laki-

laki yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 62% perempuan memiliki tingkat

pengetahuan sedang dibanding 38% laki-laki yang memiliki tingkat pengetahuan

yang sama, dan 27% perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang rendah

dibanding 73% laki-laki yang memiliki tingkat pengetahuan rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Barah (2010) di Syria, Gonzales et al (2009)

di Meksiko, Al Azzam et al (2007) di Yordania, Oh et al (2009) di Penang, dan

Djuang (2010) di Medan memiliki hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara

jenis kelamin dan tingkat pengetahuan terhadap antibiotik. Hal ini menunjukkan

bahwa meskipun perempuan lebih sering melakukan pengobatan sendiri (Crook

dan Christopher dalam Supardi, 2006) dibanding laki-laki, hubungan jenis

kelamin dengan pengetahuan tentang antibiotik secara statistik tidak bermakna.

6.3. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur

Menurut Nursalam (2011), usia adalah umur individu yang terhitung mulai

saat dilahirkan sampai berulang tahun. Tingkat pengetahuan berdasarkan umur

dari responden didapati bahwa responden dengan umur 15-24 tahun memiliki

tingkat pengetahuan baik terbanyak (32,61%), diikuti responden dengan rentang

umur 25-34 tahun (21,74%) dan 35-44 tahun (21,74%), lalu responden dengan

rentang umur 45-54 tahun (15,22%), diikuti dengan rentang umur 55-64 tahun

44

Page 19: Bab 5-6 hasil penelitian

(4,35%) dan ≥65 tahun (4,35%). Sedangkan, untuk tingkat pengetahuan rendah

terbanyak juga terdapat pada kelas responden yang berumur 15-24 tahun

(42,31%), diikuti responden yang berumur 25-34 tahun (26,92%), dan responden

yang berumur 45-54 tahun (19,23%) serta 35-44 tahun (7,69%).

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief

(2013) di Medan yang mendapati bahwa responden dengan umur >45 tahun

memiliki tingkat pengetahuan baik terbanyak (34,1%), diikuti responden dengan

rentang umur 30-34 tahun (16,1%), dan responden dengan rentang umur 40-44

tahun (13,1%). Sedangkan, untuk tingkat pengetahuan rendah terbanyak juga

terdapat pada kelas responden yang berumur >45 tahun (33,3%), diikuti

responden yang berumur 35-39 tahun (19,1%), dan responden yang berumur 20-

24 tahun dan 40-44 tahun (14,3%). Penelitian yang dilakukan pada populasi

masyarakat Korea Selatan oleh Kim et al (2011) mendapatkan hasil bahwa tidak

ada hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai antibiotik dan umur

responden. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan besar sampel

penelitian.

6.4. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Status Ekonomi

Berdasarkan status ekonomi, diketahui bahwa tingkat pengetahuan paling

banyak di kategori baik terdapat pada kelompok ekonomi menengah (65,96%).

Pengetahuan di kategori sedang juga terbanyak pada kelompok ekonomi

menengah (65,12%) serta pengetahuan di kategori rendah juga terdapat pada

ekonomi menengah (53,85%). Hal yang sama juga didapatkan Larassati (2012) di

Medan dimana tingkat pengetahuan baik paling banyak didapatkan pada status

ekonomi menengah (54,08%), tingkat pengetahuan sedang juga pada ekonomi

menengah (60,72%) dan tingkat pengetahuan kurang juga pada ekonomi

menengah (52%), namun tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.

Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Djuang (2010) di Kota Medan dan Barah

(2010) di Syria, keduanya mendapat hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara

kedua variable tersebut.

6.5. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

45

Page 20: Bab 5-6 hasil penelitian

Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa tingkat pengetahuan baik

paling banyak pada responden dengan tingkat pendidikan menengah

(SMA/sederajat) yaitu sebesar 28 responden (59,57%), lalu disusul oleh

responden dengan tingkat pendidikan tinggi (perguruan tinggi/sederajat) yaitu

sebesar 15 responden (31,91%) dan responden dengan tingkat pendidikan rendah

(SD/SMP/sederajat) sebesar 4 responden (8,51%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh Arief (2013)

berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang dengan tingkat pendidikan

menengah (SMA/Sederajat) memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak

(49,8%), diikuti responden dengan tingkat pendidikan tinggi (32,2%), dan tingkat

pendidikan rendah (18%). Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan

rendah memiliki tingkat pengetahuan rendah terbanyak (80,9%), diikuti tingkat

pendidikan menengah (14,3%), dan tingkat pendidikan tinggi (4,8%). Pola pikir

seseorang akan sesuai dengan tingkat pendidikannya, karena pendidikan dapat

berdampak pada kemampuan seseorang untuk menerima informasi dan informasi

ini dapat berpengaruh pada pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2010).

Menurut pendapat Baumann dan Koos yang dikutip oleh Friedman (1998) bahwa

semakin terdidiknya seseorang maka semakin baik pengetahuannya tentang

kesehatan dan sebaliknya.

6.6. Sikap Responden Terhadap Antibiotik

Dari penelitian, didapatkan hasil bahwa sikap yang dikategorikan sedang

memiliki presentase terbesar yaitu 51,72%, kategori baik sebesar 48,28% dan

tidak ada yang tergolong dalam kategori kurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Oh et al (2010) di Rumah Sakit Pulau

Pinang mendapati pengetahuan yang baik tidak semestinya memberikan sikap

yang baik. Penelitian tersebut mendapati 71,1% mempunyai pengetahuan yang

benar tentang keperluan menghabiskan antibiotik apabila gejala sedang muncul

sedangkan hanya 59,8% setuju bahwa mereka akan meneruskan penggunaan

antibiotik setelah mereka mula merasa membaik. Penelitian oleh Djuang

(2010) di Kota Medan dan Barah (2010) di Syria, keduanya mendapat hasil bahwa

tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.

46

Page 21: Bab 5-6 hasil penelitian

6.7. Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil bahwa sikap baik paling banyak

terdapat pada jenis kelamin perempuan sebesar 57,14% disusul laki-laki sebesar

42,86%. Untuk sikap sedang juga paling banyak pada responden perempuan

sebesar 53,33% dibanding laki-laki sebesar 46,67%. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Larassati (2012) di Medan, namun

menurut Larassati (2012), tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan sikap

terhadap penggunaan antibiotik. Hal yang sama juga didapatkan oleh Barah

(2010) di Syria dan Al Azzam et al (2007) di Yordania. Secara keseluruhan tidak

terdapat perbedaan antara jenis kelamin dengan sikap responden terhadap

penggunaan antibiotik dan sampai sekarang tidak ada keterangan yang dapat

memberikan jawaban dengan tuntas mengenai perbedaan kedua variabel ini.

6.8. Sikap responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan umur responden, didapatkan hasil bahwa sikap baik paling

banyak terdapat pada rentang umur 15-24 tahun (37,50%), dan paling rendah pada

rentang umur ≥65 tahun (3,57%). Hasil yang serupa juga didapatkan pada

penelitian yang dilakukan Kim et al (2003) di Korea Selatan dimana sikap baik

paling banyak pada usia 18-39 tahun (42,4%) dan paling rendah pada usia ≥60

tahun (34,7%). Menurutnya, tidak ada hubungan antara kedua variable tersebut.

Namun, hasil yang berbeda didapatkan oleh Abaseed et al (2009) di Abu Dhabi

dan Gonzales et al (2012) di Meksiko yang mengatakan terdapat hubungan antara

umur dengan penggunaan antibiotik secara bebas. Perbedaan ini mungkin terjadi

karena besar sampel pada kedua penelitian tersebut lebih besar dibanding

penelitian ini, dan juga akibat berbedanya karakteristik mayarakat tempat

dilakukan penelitian.

6.9. Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sikap baik paling banyak terdapat pada kelompok pendidikan menengah dan

paling rendah pada kelompok pendidikan dasar. Demikian juga ditemukan hal

yang sama pada sikap kategori sedang. Hasil penelitian yang serupa ditemukan

47

Page 22: Bab 5-6 hasil penelitian

pada penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (2003) yang mana mendapatkan

responden dengan tingkat pendidikan yang adekuat (high school dan college)

memiliki sikap baik terbanyak (78,2%) dibandingkan dengan tingkat pendidikan

yang tidak adekuat (≤primary dan middle school) yang lebih sedikit (46,2%).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Al Azzam et al (2007) di Yordania,

terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap responden terhadap

penggunaan antibiotik.

Hal ini mungkin berkaitan dengan pendapat Green dalam Lumaksono (2007)

yang mengatakan bahwa yang paling mempengaruhi kesehatan seseorang adalah

perilaku dan faktor non perilaku. Perilaku sendiri terbentuk karena adanya proses

pendidikan sebelumnya yang melalui beberapa tahap hingga kemudian terbentuk

pola perilakunya. Hal itu menunjukkan bahwa pendidikan mempengaruhi perilaku

seseorang, dalam hal ini adalah perilaku tertutup (covert behavior) termasuk

dalam hal penggunaan antibiotik.

6.10. Sikap Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa sikap baik paling banyak terdapat

pada kelompok ekonomi menengah dan juga demikian pada sikap sedang.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara status ekonomi menengah dan rendah

untuk sikap yang baik, yaitu sebesar 64,29% untuk ekonomi menengah dan

35,71% untuk ekonomi rendah. Pada sikap sedang juga demikian, yaitu 86,05%

untuk ekonomi menengah dan 53,49% untuk ekonomi rendah. Hal yang serupa

didapatkan juga pada penelitian yang dilakukan oleh Barah (2010) di Syria, dan

Larassati (2012) di Medan. Menurut Leibowitz (1989) orang yang mempunyai

penghasilan tinggi lebih banyak belanja obat dan menggunakan obat, sehingga

kemungkinan untuk menggunakan obat yang sesuai dengan aturan lebih besar.

6.11. Perilaku Responden Terhadap Antibiotik

Dari penelitian, didapatkan hasil bahwa sikap yang dikategorikan kurang

memiliki presentase terbesar yaitu 52,59%, kategori baik sebesar 31,03% dan

kategori sedang 16,38%. Hasil yang serupa juga didapatkan oleh Fatmawati

(2014) di Surakarta, dimana didapatkan hasil perilaku baik sebesar 33%

48

Page 23: Bab 5-6 hasil penelitian

responden dan perilaku kurang sebesar 67%. Perilaku dalam bentuk pengetahuan

yaitu dengan mengetahui situasi dan lingkungan, sedangkan perilaku dalam

bentuk sikap berupa tanggapan perasaan terhadap keadaan luar diri seseorang

sehingga akan mencetak perilaku manusia sesuai dengan sifat lingkungan tersebut

yang mempengaruhi pembentukan perilaku manusia. Perilaku dalam bentuk

tindakan berupa perbuatan terhadap situasi dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003)

6.12. Perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil bahwa perilaku baik paling

banyak pada jenis kelamin perempuan (52,78%), namun tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dengan jenis kelamin laki-laki (47,22%). Perilaku sedang paling

banyak pada perempuan (77,78%) disbanding laki-laki (22,22%). Untuk perilaku

kurang, kategori perempuan dan laki-laki memiliki jumlah yang sama (50,00%).

Hal yang sama juga ditemukan oleh penelitian oleh Abasaeed (2009) di

Arab Saudi. Dan menurut penelitian yang dilakukan di Mesir oleh Elmasry et al

(2013), mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin

responden terhadap perilaku penggunaan antibiotik karena kemungkinan kedua

variabel berada dalam lingkungan, budaya dan sosial ekonomi yang sama.

6.13. Perilaku Responden Berdasarkan Umur

Dari usia, perilaku baik paling banyak pada usia 15-24 tahun, dan paling

sedikit pada umur ≥65 tahun. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Elmasry et al (2013) di Mesir yang mendaaptkan

hasil bahwa usia tua (>60) tahun memiliki perilaku yang baik terhadap

penggunaan antibiotik dibandingkan dengan usia dewasa muda (18-40 tahun) dan

dewasa mapan (40-60 tahun). pada orang tua, cenderung memeriksakan diri

terlebih dahulu ke dokter dan lebih menaati peraturan pengobatan yang diberikan

oleh dokter karena fakta bahwa orang tua lebih memerhatikan kesehatannya, dan

lebih sering memeriksakan kesehatannya ke dokter disbanding orang muda

(Elmasry et al, 2013). Namun perbedaan hasil ini kemungkinan dikarenakan

perbedaan jumlah sampel penelitian, tempat penelitan dan social budaya tempat

penelitian.

49

Page 24: Bab 5-6 hasil penelitian

6.14. Perilaku Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, perilaku baik terdapat paling banyak pada

kelompok koresponden dengan tingkat pendidikan menengah dan disusul oleh

tingkat pendidikan tinggi. Sedangkan untuk perilaku kurang, terdapat juga paling

banyak pada kelompok tingkat pendidikan menengah dan diikuti oleh kelompok

pendidikan dasar. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam

perilaku seseorang terhadap penggunaan antibiotik.

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu

dengan mengetahui situasi dan lingkungan, sedangkan perilaku dalam bentuk

sikap berupa tanggapan perasaan terhadap keadaan luar diri seseorang sehingga

akan mencetak perilaku manusia sesuai dengan sifat lingkungan tersebut yang

mempengaruhi pembentukan perilaku manusia. Perilaku dalam bentuk tindakan

berupa perbuatan terhadap situasi dan lingkungan. Menurut Green (1980), faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku salah satunya adalah pengetahuan terhadap

hal-hal yang berkaitan dan dari tingkat pendidikan.

Namun menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Oh et al (2011) di

Malaysia, mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara tingkat

penddidikan dengan perilaku responden dalam penggunaan antibiotik. Hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat umum mungkin belum terlalu mengerti alasan

dan pentingnya untuk menyelesaikan pengobatan antibiotik hingga selesai

6.15. Perilaku Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Dari status ekonomi, perilaku baik paling banyak terdapat pada kelompok

ekonomi menengah (69,44%), dibanding dengan kelompok status ekonomi rendah

(30,56%). Pada perilaku kurang, paling banyak juga pada kelompok ekonomi

menengah (55,74%) dibanding kelompok ekonomi rendah (44,26%). Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Awad (2005) di Sudan yang

mendapatkan hasil perilaku baik palling banyak di ekonomi menengah (64,3%)

dibanding dengan tingkat ekonomi kurang (35,7%). Hasil penelitian ini juga

serupa dengan hasil penelitian oleh Larassati (2012) di Medan, yang mendapatkan

bahwa responden dengan status ekonomi menengah lebih cenderung membeli

antibiotik sendiri tanpa memeriksakan diri terlebih dahulu dan tidak mengikuti

50

Page 25: Bab 5-6 hasil penelitian

aturan dokter (52%) dibanding dengan status ekonomi rendah (47%). Namun,

penelitian yang dilakukan oleh Djuang (2009) di Medan mendapatkan hasil bahwa

tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan perilaku terhadap penggunaan

antibiotik.

51

Page 26: Bab 5-6 hasil penelitian

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan mengenai tingkat pengetahuan, sikap dan

perilaku warga masyarakat kelurahan Tanjung Merdeka mengenai antibiotik,

jumlah responden yang didapatkan sebanyak 116 orang. Hasil yang diperoleh

berupa :

1. Tingkat pendidikan responden dengan jumlah responden 116 orang

terbanyak pada tingkat pendidikan menengah (SMA/Sederajat) yaitu 152

orang (50,00%).

2. Jenis kelamin responden dengan jumlah responden 116 orang adalah 52

orang laki laki (44,83%) dan 64 orang perempuan (55,17%).

3. Umur responden dengan jumlah responden 116 orang terbanyak berada

pada golongan 15-24 tahun yaitu 41 orang (35,34%).

4. Status ekonomi responden dengan jumlah responden 116 orang terbanyak

berada pada golongan menengah yaitu 73 orang (62,93%).

5. Tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan

Tamalate, Kotamadya Makassar terhadap antibiotik adalah baik yaitu

sebanyak 47 orang (40,52%).

6. Sikap masyarakat Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate,

Kotamadya Makassar terhadap antibiotik adalah sedang yaitu sebanyak 60

orang (51,72%).

7. Perilaku masyarakat Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate,

Kotamadya Makassar terhadap antibiotik adalah kurang yaitu sebanyak 61

orang (52,59%).

8. Tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang

memiliki tingkat pengetahuan baik mayoritas memiliki tingkat pendidikan

menengah (59,57%).

9. Sikap berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang memiliki sikap

baik mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah (52,73%).

52

Page 27: Bab 5-6 hasil penelitian

10. Perilaku berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang memiliki

perilaku baik mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah (44,44%).

11. Tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin, responden yang memiliki

tingkat pengetahuan baik mayoritas berjenis kelamin perempuan

(55,32%).

12. Sikap berdasarkan jenis kelamin, responden yang memiliki sikap baik

mayoritas berjenis kelamin perempuan (57,14%).

13. Perilaku berdasarkan jenis kelamin, responden yang memiliki perilaku

baik mayoritas berjenis kelamin perempuan (52,78%).

14. Tingkat pendidikan berdasarkan umur, responden yang memiliki tingkat

pengetahuan baik mayoritas berada pada usia 15-24 tahun 32,61%.

15. Sikap berdasarkan umur, responden yang memiliki sikap baik mayoritas

berada pada kelompok umur 15-24 tahun (37,50%).

16. Perilaku berdasarkan umur, responden yang memiliki perilaku baik

mayoritas berada pada kelompok umur 15-24 tahun (27,78%).

17. Tingkat pendidikan berdasarkan status ekonomi, responden yang memiliki

tingkat pengetahuan baik mayoritas berada pada ekonomi menengah

(65,96%).

18. Sikap berdasarkan status ekonomi, responden yang memiliki sikap baik

mayoritas berada pada ekonomi menengah (64,29%).

19. Perilaku berdasarkan status ekonomi, responden yang memiliki perilaku

baik mayoritas berada pada ekonomi menengah (69,44%).

B. Saran

1. Kepada Puskesmas dan penyedia jasa kesehatan untuk memberikan

pendidikan ataupun penyuluhan terhadap masyarakat di Kelurahan

Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, Kotamadya Makassar mengenai

penggunaan antibiotik yang baik dan benar.

2. Untuk masayarakat, agar lebih meningkatkan pengetahuan terhadap

penggunaan antibiotik yang baik dan mengimplementasikannya menjadi

sikap yang benar terhadap penggunaan antibiotik di kehidupan sehari-hari.

53

Page 28: Bab 5-6 hasil penelitian

3. Perlu diadakannya penelitian lanjutan untuk melihat korelasi antara

pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap antibiotik di Kelurahan Tanjung

Merdeka, Kecamatan Tamalate, Kotamadya Makassar.

54