bab 4 rancangan migrasi dan replikasi data yang …thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00251-if...
TRANSCRIPT
147
BAB 4
RANCANGAN MIGRASI DAN REPLIKASI DATA YANG DIUSULKAN
4.1.Kerangka Perancangan Migrasi dan Replikasi Data
Tahap awal perancangan dimulai dengan menganalisis kebutuhan perusahaan
akan database yang lebih tangguh daripada database yang sedang digunakan sekarang
yaitu MySQL. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis alur sistem berjalan yang
berhubungan dengan basis data yang akan dimigrasi dan direplikasi yaitu sistem
hanggar. Proses utama yang pertama akan dilakukan adalah melakukan migrasi dengan
menggunakan Oracle SQL Developer untuk mengubah database MySQL menjadi
Oracle. Hal ini dilakukan agar database sistem hanggar yang telah dimigrasi dapat
direplikasi secara aktif-pasif.
Proses utama yang kedua adalah melakukan replikasi aktif-pasif pada database
sistem hanggar untuk menghasilkan primary database yang digunakan oleh proses
transaksi bisnis dan secondary database yang berperan sebagai backup database yang
digunakan juga untuk live reporting, dengan menggunakan Oracle Goldengate. Dengan
dua set data ini, perusahaan dapat menggunakan database secondary sebagai database
backup ketika terjadi outage pada database primary.
Kemudian pada tahap perancangan migrasi dan replikasi data, akan dijelaskan
metode yang digunakan, proses pengerjaannya dan sintaks-sintaks yang digunakan
untuk melakukan kedua proses utama itu. Pengerjaannya tidak akan dilakukan secara
bersamaan karena kedua proses tersebut dilakukan dengan menggunakan dua aplikasi
yang berbeda seperti yang telah disebutkan di atas. Dari hasil analisis proses di atas,
akan dibuat rancangan layar yang sesuai. Terakhir, dari hasil perancangan tersebut akan
148
dibangun sebuah tool sederhana yang telah disesuaikan, yang kemudian akan digunakan
untuk mempermudah proses replikasi database Oracle.
4.2.Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
Goldengate memungkinkan arsitektur sistem operasi dan jenis database yang
berbeda antara source database dan target database. Tetapi untuk pengimpelementasian
pada PT Metro Batavia akan digunakan sistem operasi dan jenis database yang sama.
Berikut adalah deskripsi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak untuk database
server dan storage server, baik pada source maupun target system, pada PT Metro
Batavia.
a. Perangkat Keras
• Database server menggunakan perangkat keras :
IBM LS41
16 GigaByte RAM (Random Access Memory).
Harddisk 73 GigaByte
• Storage server menggunakan perangkat keras :
HP EVA 8100 dengan kapasitas total RAW 12 TeraByte
b. Perangkat Lunak
Database server MySQL menggunakan perangkat lunak :
• Sistem operasi : Centos 5.5
• Versi database : MySQL 5.1.0
Database server Oracle menggunakan perangkat lunak :
• Sistem operasi : RedHat Enterprise Linux 4 Update 7 64 bit
• Versi database : Oracle 10.2.1.0
149
4.3.Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Prototype
Sebagai prototype, penulis hanya menggunakan perangkat sederhana, berupa
sebuah komputer yang berperan sebagai source database dan sebuah komputer yang
berperan sebagai target database dengan spesifikasi perangkat keras dan lunak sebagai
berikut :
a. Perangkat Keras
Database server pada source dan target menggunakan perangkat keras :
• IBM HS22
• 4 GigaByte RAM
• Harddisk 50 GigaByte
b. Perangkat Lunak
Database server MySQL menggunakan perangkat lunak :
• Sistem operasi : Centos 5.5
• Versi database : MySQL 5.1.0
Database server Oracle menggunakan perangkat lunak :
• Sistem operasi : RedHat Enterprise Linux 4 Update 7 64 bit
• Versi database : Oracle 10.2.1.0
4.4.Migrasi Data
Migrasi data dengan source database MySQL 5.1.50 pada sistem operasi Centos
5.5 (64 bit) dan target database Oracle 10gR2 pada sistem operasi RedHat Linux 4.7 (64
bit), dilakukan dengan menggunakan aplikasi SQL Developer 2.1. Penulis membagi
150
langkah-langkah migrasi menjadi 2 tahap yaitu proses persiapan dan proses migrasi.
Pada proses persiapan ini penulis menjelaskan hal-hal yang perlu dipersiapkan, tools dan
environment pada sistem yang harus disesuaikan. Kemudian pada proses migrasi penulis
akan menjelaskan tahap demi tahap proses migrasi dengan menampilkan juga gambar-
gambar yang bisa membantu pembaca dalam mengerti tahap demi tahap proses migrasi
menggunakan Oracle SQLDeveloper.
Secara keseluruhan, tahapan migrasi dapat dilihat pada flowchart berikut.
Gambar 4.1 Flowchart Migrasi
4.4.1. Preparation / Persiapan
1. Umumnya aplikasi SQL Developer 2.1 dapat mengerjakan migrasi
data dengan source database MySQL jika database MySQL yang
151
digunakan adalah versi 4.x dan 5.0. Karena dalam hal ini perusahaan
mengunakan source database MySQL versi 5.1.50, maka ada
requirement yang harus dikerjakan, yaitu menyediakan mysql-
connector versi 5.0.x dan jdk versi 6 update 16. Di dalam
perancangan migrasi ini kami menggunakan mysql connector versi
5.0.4.
2. Hal berikutnya yang harus dipersiapkan adalah konfigurasi sistem.
Firewall dan SELinux pada Centos dan RedHat harus dalam keadaan
disable. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari masalah
connection refused, sehingga koneksi dari Centos ke Windows dan
dari RedHat ke Windows tidak terganggu ketika melakukan migrasi.
Untuk mematikan firewall dan SELinux pada Centos 5.5, lakukan
tahap-tahap berikut.
1.
Gambar 4.2 Menu security level and firewall
Masuk ke menu security level and firewall (gambar 4.2)
152
2.
Gambar 4.3 Nonaktifkan firewall
Nonaktifkan firewall (gambar 4.3)
3.
Gambar 4.4 Nonaktifkan selinux
Nonaktifkan selinux (gambar 4.4)
4.
Gambar 4.5 Apply
Klik Apply (gambar 4.5)
153
Berikut adalah langkah-langkah mematikan firewall pada RedHat 4.7:
1.
Gambar 4.6 Menu security level and firewall
Masuk ke menu security level and firewall (gambar 4.6)
2.
Gambar 4.7 Nonaktifkan firewall
Nonaktifkan firewall (gambar 4.7)
3.
Gambar 4.8 Nonaktifkan selinux
Nonaktfikan selinux (gambar 4.8)
154
4.
Gambar 4.9 Apply
Klik Apply (gambar 4.9)
5. Langkah berikutnya adalah meng-install java 6 update 16.
6.
Gambar 4.10 Tampilan browse java.exe
Setelah selesai meng-install java, jalankan sqldeveloper.exe,
kemudian masukkan path dari java yang sudah di-install sebelumnya
(gambar 4.10).
155
7.
Gambar 4.11 Tampilan add entry third-party JDBC Drivers
Langkah berikutnya adalah menambahkan mysql-connector 5.0.4
pada sqldev. Dengan menambahkan mysql-connector, kita dapat
membuat koneksi dengan source atau target database MySQL. Cara
menambahkan mysql-connector yaitu, masuk ke menu tools, pilih
Preferences, kemudian pilih database, third-party JDBC drivers,
kemudian add entry dan masukkan .jar milik mysql. Gambar 4.11
merupakan tampilan setelah menambahkan mysql-connector.
8. Persiapan penggunaan aplikasi SQL Developer sampai di sini,
berikutnya akan masuk ke tahap proses migrasi.
156
4.4.2. Migration / Proses Migrasi
Tahapan migrasi menggunakan Oracle SQL Developer adalah sebagai
berikut.
1.
Gambar 4.12 Tampilan koneksi MySQL
Gambar 4.13 Tampilan koneksi Oracle
Hal yang pertama yang harus dikerjakan adalah membuat koneksi
pada source database dan target database. Add connection untuk
mysql seperti pada gambar dan juga koneksi untuk oracle seperti pada
gambar 4.12 dan 4.13.
157
2.
Gambar 4.14 Create Repository
Setelah kedua koneksi sudah ditambahkan, create repository untuk
oracle server. Menu create repository dapat dilihat pada gambar 4.14.
3.
Gambar 4.15 Installing Repository
Berikut (gambar 4.15) adalah tampilan proses create tables untuk
oracle server. Proses ini berjalan ketika pilihan untuk create
repository sudah dilakukan.
158
4.
Gambar 4.16 Capture Schema
Gambar 4.17 Capturing Database
Pada database mysql yang akan dimigrasi, klik kanan dan pilih
capture schema (gambar 4.16). Pada tahap ini semua tabel pada
skema hanggarcgk akan di-capture. Proses dari capture database ini
dapat dilihat pada gambar 4.17.
5.
Gambar 4.18 Captured Models
159
Selesai capture schema, maka pada windows captured models, akan
ada hasil capture (gambar 4.18).
6.
Gambar 4.19 Convert to Oracle Model
Gambar 4.20 Converting Database
Kemudian klik kanan hasil capture tersebut dan pilih convert to
Oracle model (gambar 4.19). Pada tahap ini hasil capture dari
database mysql akan di-convert ke dalam model database Oracle.
Proses dari convert dapat dilihat pada gambar 4.20.
160
7.
Gambar 4.21 Converted Models
Setelah proses convert selesai, akan ada hasil convert pada windows
converted models seperti pada gambar 4.21.
8.
Gambar 4.22 Generate
Gambar 4.23 Generating Oracle SQL
161
Klik kanan hasil convert tersebut dan pilih generate (gambar 4.22).
Proses generate ini ditampilkan pada gambar 4.23.
9.
Gambar 4.24 Run script
Setelah generate selesai, akan ada script yang harus dijalankan.
Jalankan script tersebut. Tampilan pesan untuk menjalankan script
dapat dilihat pada gambar 4.24.
10.
Gambar 4.25 Data Move Details
162
Gambar 4.26 Data Move Complete
Setelah script tersebut dijalankan, maka struktur tabel dari database
MySQL akan ter-capture ke database Oracle. Selanjutnya adalah
melakukan copy data dari MySQL ke Oracle. Untuk melakukan ini,
pilih menu Tools > Migration > Move Data.
11. Setelahnya, proses move data akan berjalan dan proses migrasi
selesai. Waktu yang diperlukan untuk migrasi database hanggar
dengan 234817 record adalah sekitar 3,5 menit.
163
4.5 Replikasi Data
Pada penulisan ini penulis akan memaparkan tahap-tahap melakukan replikasi
aktif-aktif menggunakan Oracle Goldengate. Dimulai dari preparation/persiapan hingga
pada pengaktifan replikasi aktif-pasif. Berikut adalah flowchart umum proses dari
preparation hingga replikasi aktif-pasif.
Gambar 4.27 Flowchart Replikasi data
4.5.1 Preparation pada target database
Konfigurasi awal yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan target
database, yaitu Oracle 10.2.1.0. Berikut adalah persyaratan yang harus dipenuhi:
• RAM fisik minimal 1GB
• Tabel 4.1 merupakan daftar persyaratan swap space yang dibutuhkan,
disesuaikan dengan besar RAM.
164
RAM Swap Space
512 MB
Antara 1024-2048 MB
Antara 2049-8192 MB
Lebih dari 8192 MB
2 x besar RAM
1.5 x besar RAM
Sama dengan besar RAM
0.75 besar RAM
Tabel 4.1 RAM dan Swap Space
• Disk space sebesar 400 MB untuk directory /tmp
• Disk space sebesar 1.5-3.5 GB untuk perangkat lunak Oracle,
tergantung pada tipe instalasi
• Disk space sebesar 1.2 GB untuk database yang menggunakan system
storage (opsional).
Berikut langkah-langkah dalam penginstalasian Oracle 10G :
1.
Gambar 4.28 Installation Method
165
Jalankan runInstaller.exe sebagai user oracle, maka akan muncul
Install Wizard (GUI) seperti pada gambar 4.28.
• Pilih basic installation
• Pilih create starter database kemudian masukkan nama
database serta password database.
• Next
2.
Gambar 4.29 Specify inventory directory and credentials
Setelah itu akan muncul layar seperti pada gambar 4.29. Klik Next.
3.
Gambar 4.30 Product-Specific Prerequisite Checks
166
Setelah itu Oracle Installer akan mengecek OS (gambar 4.30).
Pastikan semua requirement terpenuhi, jika ada warning mengenai
Network, bisa diabaikan.
4.
Gambar 4.31 Summary
Jika semua requirement sudah terpenuhi, klik Install. Berikut adalah
tampilan tahap summary.
5.
Gambar 4.32 Install
167
Proses instalasi akan berjalan (gambar 4.32) dan tunggu hingga
100%.
6.
Gambar 4.33 Database Configuratin Assistant
Gambar 4.34 Password Management
Ketika muncul layar berikut (gambar 4.33), klik password
management dan masukkan password untuk sys dan system seperti
pada gambar 4.34.
168
7.
Gambar 4.35 Execute Configuration Scripts
Gambar 4.36 ampilan hasil menjalankan script
Di tengah-tengah instalasi kita akan diminta untuk menjalankan 2
script sebagai user root. Di terminal, sebagai root, jalankan script
yang tertera di tampilan seperti pada gambar 4.35 dan tampilan
hasilnya pada gambar 4.36.
8.
Gambar 4.37 End Installation
Akhir dari instalasi ditampilkan seperti pada gambar 4.37.
169
9. Setelah menyalakan listener dengan command : lsnrctl start pada
terminal, masuk ke sql dengan command : sqlplus / as sysdba.
10.
Gambar 4.38 Create tablespace
Pertama create tablespace yang akan digunakan. Tablespace ini akan
menjadi milik user oraclegg yang akan kita create setelahnya. Berikut
(gambar 4.38) adalah tampilan proses create tablespace ggs_data.
11.
Gambar 4.39 Create User Oraclegg
Kemudian create user oraclegg. User ini akan berperan sebagai
schema khusus sebagai pengguna Oracle Goldengate.
170
12.
Gambar 4.40 Grant privileges to oraclegg
Berikan hak-hak (privileges) seperti pada gambar 4.40 kepada user
oraclegg untuk pengaksesan database dan modifikasi data pada
database.
13.
Gambar 4.41 Welcome
171
Setelahnya, ketik netca pada terminal, dengan user oracle untuk
membuat TNS (Transparent Network Substrate). TNS adalah
arsitektur networking Oracle. TNS menyediakan suatu antarmuka
aplikasi untuk memungkinkan aplikasi jaringan unuk mengakses
protokol jaringan underlying secara transparan. Setelah mengetik
netca pada terminal, akan ada wizard Oracle Net Configuration
Assistant seperti pada gambar 4.41. Pilih local net service name
configuration.
14.
Gambar 4.42 Net Service Name Configuration - Add
Pilih Add (gambar 4.42).
15.
Gambar 4.43 Net Service Name Configuration
172
Masukkan nama net service (gambar 4.43). Nama net service ini
harus sesuai dengan nama ORACLE SID. Karena dalam hal ini nama
ORACLE SID adalah orcl, maka nama net service ini juga adalah
orcl.
16.
Gambar 4.44 TCP/IP Port
Masukkan host name dan masukkan port number jika tidak ingin
menggunakan port number 1521. Host name bisa diisi dengan nama
host pada server tersebut, atau bisa juga diisi dengan ip address
server tersebut. Untuk lebih jelasnya, gambar 4.44 merupakan
tampilan untuk langkah ini.
173
17.
Gambar 4.45 Test
Gambar 4.46 Change Login
Tahap berikutnya kita akan ditanya apakah ingin melakukan tes
koneksi atau tidak. Lebih baik lakukan tes koneksi ini. Pilh Yes,
perform a test seperti pada gambar 4.45, dan kemudian lakukan tes
tersebut dengan user oraclegg. Untuk melakukan tes sebagai
oraclegg, klik change login dan masukkan username dan password
seperti pada gambar 4.46.
174
18.
Gambar 4.47 Test Connection
Pastikan bahwa test sukses (gambar 4.47).
19.
Gambar 4.48 Another net service name
Pilih No di layar berikutnya (gambar 4.48).
175
20.
Gambar 4.49 Complete
Gambar 4.50 Finish
Klik Next dan Finish setelahnya (gambar 4.49 dan 4.50).
4.5.2 Konfigurasi pada source dan target database
Berikut adalah konfigurasi-konfigurasi yang akan dilakukan pada source
dan target database. Untuk memperjelas tahap-tahap yang dikerjakan, berikut
adalah flowchart tahao-tahap konfigurasi pada source atau target database.
176
Gambar 4.51 Flowchart Konfigurasi Environment pada Source/Target
Database
1.
Gambar 4.52 Konfigurasi hosts pada source system
177
Gambar 4.53 Konfigurasi hosts pada target system
Lakukan konfigurasi TCP/IP dan DNS pada /etc/hosts. Hal ini
dilakukan agar server bisa mengenal host name dari server lain yang
akan berhubungan dengannya. Untuk source database, konfigurasi
dapat dilihat pada gambar 4.51, sedangkan untuk target database,
konfigurasi dapat dilihat pada gambar 4.52.
2.
Gambar 4.54 Command netstat –na
Manager pada Goldengate berperan sebagai admin yang mengatur
seluruh aktivitas Goldengate. Untuk itu, manager juga memerlukan
port. Port default untuk manager adalah 7809, maka pastikan port
7809 belum digunakan dengan command netstat –na.
3.
Gambar 4.55 Konfigurasi add useroraclegg
178
Tahap berikutnya adalah create user oraclegg. User ini akan berperan
sebagai pemilik dari file dan folder Oracle Goldengate. Penulis
memasukan user oraclegg ke group oinstall dengan peran sebagai
dba, oper, dan oracle. Dengan adanya peran tersebut, user oraclegg
dapat masuk ke sqlplus dan juga bisa mengakses data-data untuk
Oracle database.
4.
Gambar 4.56 Konfigurasi .bash_profile
Hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan
environment dari system dengan Oracle Goldengate. Untuk
melakukan penyesuaian ini, kita harus menambahkan parameter dan
mengubah parameter path di file .bash_profile milik user oraclegg.
179
Hasil editan file .bash_profile dapat dilihat pada gambar 4.55. Setelah
editan selesai, aktifkan profile user oraclegg dengan command .
./.bash_profile.
5.
Gambar 4.57 Konfigurasi directory ggs
Langkah berikutnya adalah membuat directory untuk menyimpan file
ekstrak dari Oracle Goldengate. Directory ini pada akhirnya akan
menjadi milik user oraclegg dan merupakan directory yang menjadi
path milik user oraclegg, sesuai dengan hasil editan file .bash_profile
di langkah sebelumnya. Penulis memberikan nama ggs untuk
directory ini dan letaknya pada /u01/app/oracle/ggs. Cara membuat
directory ini dapat dilihat pada gambar 4.56.
6.
Gambar 4.58 Unzip file V2229-01-170859.zip
Copy file zip yang berisi file-file Oracle Goldengate ke directory ggs
yang dibuat di langkah 5. Setelah meng-copy file zip Goldengate
tersebut, lakukan unzip seperti pada gambar 4.57.
180
7.
Gambar 4.59 Extract file ggs_Linux_x64_64bit_v11_1_1_0_0_078.tar
Hasil dari unzip pada langkah 6, salah satunya adalah file .tar yang
berisi semua file yang diperlukan untuk menjalankan Goldengate.
Oleh karena itu, tahap selanjutnya adalah meng-extract file .tar
tersebut.
8.
Gambar 4.60 Konfigurasi chown dan chmod directory ggs
Setelahnya, berikan hak directory ggs kepada user oraclegg. Dengan
melakukan hal ini, maka ketika ingin menjalankan Oracle Goldengate
dengan masuk ke terminal ggsci, user yang digunakan harus oraclegg.
9. Pastikan firewall dan selinux dalam keadaan disable. Untuk langkah
ini dapat dilihat lebih jelasnya di sub bab 4.4.1 pada langkah ke-2.
Hal ini dilakukan agar koneksi bisa lancer dan tidak terganggu antara
source dan target system.
181
10.
Gambar 4.61 GGSCI
Jika langkah 18 sudah diselesaikan, maka dengan user oraclegg dan
dengan lokasi /u01/app/oracle/ggs, user bisa menggunakan Oracle
Goldengate dengan menggunakan command ggsci. GGSCI adalah
command interface antara user dan komponen-komponen fungsional
Oracle Goldengate.
11.
Gambar 4.62 Create subdirs
Jika sudah masuk ke interface ggsci, hal pertama yang harus
dilakukan baik pada target maupun source database adalah membuat
182
directory yang diperlukan oleh Oracle Goldengate. Oracle
Goldengate telah memfasilitasi pembuatan directory tersebut dengan
command create subdirs pada ggsci.
12.
Gambar 4.63 Start listener
Sebelum melanjutkan proses penggunaan ggsci, sebagai user oracle,
nyalakan listener. Hal ini perlu dilakukan sebelum kita menjalankan
manager pada ggsci. Manager akan berjalan jika listener sudah
berjalan dan database dalam status open. Karena user oraclegg tidak
memiliki privilege untuk menjalankan listener, maka di terminal yang
baru atau di terminal yang sama, jalankan listener dengan command
lsnrctl start dengan user oracle (asumsi : user oracle adalah user yang
dikhususkan untuk Oracle Database).
13.
Gambar 4.64 Startup mount database
183
Hal berikutnya yang perlu dilakukan sebelum start manager adalah
mengaktifkan database. Sebelum open database, ada beberapa hal
yang perlu dilakukan sehingga kita perlu menggunakan command
startup mount, bukan startup. Masuk ke sqlplus sebagai sysdba dan
startup mount database.
14.
Gambar 4.65 Alter database archivelog
Lakukan alter archivelog pada database. Tujuan utama dari mode
archivelog adalah untuk melindung database dari kegagalan instance
dan kerusakan media disk melalui pengarsipan secara online dengan
mengaktifkan proses pengarsipan ke dalam file redo log. Namun
tujuan dalam penulisan ilmiah ini, mode archivelog digunakan untuk
mendukung pembacaan sumber data yang akan direplikasi. Proses
Extract yang dikonfigurasikan pada Goldengate akan mendapatkan
sumber data dari file redo log, sehingga data-data tersebut dapat
direplikasi ke dalam target database.
15.
Gambar 4.66 Konfigurasi add supplemental log data
184
Hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah menjalankan command
ADD SUPPLEMENTAL LOG DATA. Perintah ini digunakan untuk
membuat enable minimal supplemental logging. Minimal
supplemental logging memungkinkan Oracle Goldengate untuk
memproses update pada primary keys dan chained rows.
16.
Gambar 4.67 Alter database open
Setelah itu, database sudah boleh di-open.
17.
Gambar 4.68 Konfigurasi parameter Manager
Setelah database sudah dalam kondisi open, kita akan melanjutkan
konfigurasi pada manager. Konfigurasi manager ini harus dilakukan
pada command interface ggsci. Masuk ke ggsci dan ketik edit params
mgr dan kemudian masukkan parameter-parameter seperti gambar
berikut.
185
Deskripsi dari parameter-parameter yang digunakan pada konfigurasi
Manager ini adalah sebagai berikut.
Nama
Parameter Deskripsi
PORT Menentukan PORT TCP/IP dimana Manager
menerima permintaan.
USERID
Username atau nama schema yang digunakan
untuk login, sehingga Manager dapat mengakses
database ketika diperlukan.
PASSWORD
Password yang digunakan untuk login, sehingga
Manager dapat mengakses database ketika
diperlukan.
PURGEOLD
EXTRACTS
Melakukan purge/penghapusan data trail yang
tidak lagi diperlukan.
USECHECK
POINTS
Digunakan untuk melakukan purge/penghapusan
suatu file yang diindikasikan oleh checkpoints,
ketika semua proses telah selesai.
Tabel 4.2 Deksripsi parameter Manager
18.
Gambar 4.69 Start Manager
186
Setelah selesai konfigurasi parameter file untuk Manager, maka
Manager bisa di-start dengan command : START MANAGER.
Dengan melakukan start manager, maka aktivitas lain, seperti extract
dan replicat, dapat dijalankan juga.
19.
Gambar 4.70 Status Manager
Untuk mengecek status manager, dapat dilihat dengan command :
info manager, info all, atau status manager. Berikut contoh tampilan
dengan command status manager.
20.
Gambar 4.71 Konfigurasi parameter file GLOBALS
Hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah mengedit parameter
./GLOBAL untuk persiapan sebelum menambahkan grup replicat.
File GLOBALS ini menyimpan parameter-parameter yang
berhubungan dengan instance Oracle Goldengate secara keseluruhan,
dibandingkan dengan parameter-parameter runtime untuk proses
khusus.
187
Deskripsi dari parameter-parameter yang digunakan pada konfigurasi
file GLOBALS ini adalah sebagai berikut.
Nama
Parameter
Deskripsi
GGSCHEMA Menspesifikasikan nama dari schema yang
mengandung objek-objek database yang
mendukung sinkronisasi DDL untuk Oracle.
CHECKPOINT
TABLE
Menspesifikasikan tabel checkpoint yang
default.
Tabel 4.3 Parameter File GLOBALS
21.
Gambar 4.72 Login database
Hal berikutnya yang akan dikerjakan adalah membuat tabel yang
digunakan untuk checkpoint. Hal ini dapat dikerjakan melalui ggsci,
tetapi sebelumnya, kita harus memungkinkan Oracle Goldengate
untuk mengakses database Oracle. Oleh karena itu, jalankan
command DBLOGIN.
Berikut adalah deskripsi dari argumen-argumen yang digunakan pada
perintah DBLOGIN.
188
Argumen Deskripsi
USERID <user> [, PASSWORD
<password>]
User database dan password user,
digunakan jika database credentials
diperlukan. Password adalah opsional.
Perhatikan password yang dimasukkan jika
password bersifat case-sensitive.
Tabel 4.4 Argumen DBLOGIN
22.
Gambar 4.73 Add Checkpointtable
Kemudian tambahkan tabel checkpoint pada schema oraclegg.
Gunakan perintah ADD CHECKPOINTTABLE. Perintah ini
membuat tabel checkpoint pada target database. Replicat
menggunakan tabel tersebut untuk me-maintain record dari posisi
pembacaan pada trail untuk tujuan recovery. Suatu tabel checkpoint
adalah opsional. Penggunaan tabel checkpoint menyebabkan
checkpoint menjadi bagian dari transaksi replicat. Ini mengizinkan
Replicat untuk memiliki recover yang lebih baik di waktu-waktu
tertentu. Satu tabel checkpoint ini dapat menjadi tabel checkpoint
default untuk semua grup Replicat pada suatu instance Oracle
Goldengate jika sudah menspesifikasikannya pada parameter di file
GLOBALS. Tabel checkpoint yang sama dapat digunakan juga oleh
lebih dari satu instance Oracle Goldengate (instalasi multiple).
189
23.
Gambar 4.74 Turn off recyclebin
Konfigurasi terakhir dalam persiapan penggunaan ggsci untuk
pertama kali adalah menjalankan beberapa file sql yang disediakan
oleh Oracle Goldengate. Namun sebelumnya, ada konfigurasi yang
harus dilakukan pada recyclebin oracle, yaitu alter menjadi off pada
sqlplus.
Setelahnya, sebagai sysdba di sqlplus, jalankan file-file berikut.
SQL> @$GGATE/marker_setup.sql SQL> @$GGATE/ddl_setup.sql SQL> @$GGATE/role_setup.sql SQL> grant GGS_GGSUSER_ROLE to oraclegg; SQL> @$GGATE/ddl_enable.sql
4.5.3 Proses Konfigurasi Replikasi Aktif-Pasif
Proses replikasi aktif-pasif merupakan replikasi 2 arah, dimana source
dan target database dalam keadaan aktif. Hasil dari proses ini adalah setiap
perubahan yang terjadi pada source database akan diterima oleh target database
dan setiap perubahan yang terjadi pada target database akan diterima oleh
source database. Berikut adalah proses konfigurasi replikasi aktif-pasif.
190
4.5.3.1 Konfigurasi Grup Extract pada Primary System
1.
Gambar 4.75 Add Extract ext_s
Sebagai user oraclegg, jalankan ggsci pada lokasi
/u01/app/oracle/ggs dan tambahkan ekstrak pada source database
(extract ext_s). Grup extract ini akan berperan sebagai primary
extract di primary database.
Berikut adalah deskripsi argumen yang digunakan pada saat
menjalankan command ADD EXTRACT.
Argumen Deskripsi
<group name> Merupakan nama dari grup Extract. Dalam
penamaan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
• Anda dapat menggunakan hingga 8
karakter ASCII, termasuk karakter-
karakter non-alphanumeric seperti garis
bawah (_). Setiap karakter ASCII dapat
digunakan, dengan panjang sesuai
dengan yang diizinkan sistem operasi
untuk penamaan file.
• Karakter-karakter ASCII berikut tidak
diizinkan :
{ \ / : * ? “ < > | }
• Pada HP UX, Linux dan Solaris, nama
file dapat menggunakan titik dua (☺
191
atau tanda bintang (*), walaupun
sebenarnya tidak direkomendasikan.
• Nama grup tidak case-sensitive.
• Gunakan hanya satu kata.
• Tidak boleh menggunakan kata “port”
pada penamaan grup. Tetapi bisa
menggunakan string “port” sebagai
bagian dari nama grup.
• Jangan menempatkan nilai numeric pada
akhir nama grup, seperti fin1, fin10, dll.
Anda dapat menempatkan nilai numerik
pada awal nama grup, seperti 1fin, dst.
TRANLOG
BEGIN {NOW | yyyy-mm-dd [hh:mi:
[ss[.cccccc]]]}
Menspesifikasikan suatu timestamp pada
data source dimana proses mulai dijalankan.
Nilai yang valid yaitu :
• NOW
• Suatu tanggal dan waktu dalam format :
yyyy-mm-dd [hh:mi:[ss[.cccccc]]]
NOW di sini menspesifikasikan waktu
dimana perintah ADD EXTRACT
dijalankan.
Tabel 4.5 Argumen Add Extract
2.
Gambar 4.76 Add Exttrail untuk Extract ext_s
192
Langkah berikutnya adalah menambahkan local trail pada extract
ext_s. Trail adalah suatu file yang berseri yang digunakan Oracle
Goldengate sebagai tempat penyimpanan sementara data-data
yang diekstrak pada disk, hingga digunakan pada lokasi target.
Sebelum melakukan ADD EXTRAIL ini, pastikan bahwa nama
local trail tersebut belum terdapat pada directory dirdat pada
source dan target system. Caranya ke directory
/u01/app/oracle/ggs/dirdat, kemudian jalankan perintah ls untuk
melihat isi directory dirdat tersebut.
Berikut adalah deksripsi argumen yang digunakan pada saat Add
Exttrail.
Argumen Deskripsi
<trail name> Path penuh dari lokasi trail. Nama trail
hanya terdiri dari 2 karakter. Oracle
Goldengate menambahkan nama ini dengan
6 digit sequence number ketika suatu file
baru di-create. Sebagai contoh, suatu trail
yang bernama /u01/app/oracle/ggs/dirdat/zz
akan memiliki file yang bernama
/u01/app/oracle/ggs/dirdat/zz000001,
/u01/app/oracle/ggs/dirdat/zz000002, dst.
<group name> Nama dari grup Extract yang akan
dihubungkan dengan trail. hanya satu proses
Extract yang dapat menulis data pada trail
tersebut.
Tabel 4.6 Argumen Add Exttrail
193
3.
Gambar 4.77 Edit Parameter ext_s
Kemudian, edit parameter extract ext_s dengan command Edit
parameter extract ext_s. Pengeditan parameter ini dapat
dikerjakan sebelum ADD EXTRACT (sebelum mengerjakan
langkah 1).
Deskripsi dari parameter-parameter yang digunakan pada
konfigurasi file ext_s ini adalah sebagai berikut.
Parameter Deskripsi
EXTRACT Mendefinisikan suatu grup Extract sebagai
suatu proses online.
USERID,
PASSWORD
Menspesifikasikan informasi koneksi ke
database.
EXTTRAIL Menspesifikasikan lokasi trail dimana data yang
diekstrak akan ditulis pada sistem lokal.
TABLE Menspesifikasikan tabel-tabel untuk ekstraksi
dan mengontrol column mapping dan konversi.
Tabel 4.7 Parameter Extract
4.
Gambar 4.78 Add Extract pump_s
194
Setelahnya, tambahkan grup data pump pump_s. Data pump
berfungsi sebagai ekstrak tambahan yang akan membaca file trail
local dan kemudian akan mengirimkan perubahan data yang
ditangkap pada file trail tersebut ke file trail dari sistem target.
5.
Gambar 4.79 Add rmttrail untuk extract pump_s
Tambahkan alamat dari file trail pada sistem target yang
kemudian ditambahkan pada ekstrak pump_s.
6.
Gambar 4.80 Edit parameter pump_s
Edit parameter pump_s sesuai gambar di atas. Berikut ini adalah
deskripsi dari parameter-parameter yang digunakan pada ekstrak
ini.
195
Parameter Deskripsi
EXTRACT Mendefinisikan suatu grup Extract sebagai
suatu proses online.
USERID,
PASSWORD
Menspesifikasikan informasi koneksi ke
database.
RMTHOST,
MGRPORT
Menspesifikasikan port number dari sistem
target dan Manager pada sistem target.
RMTTRAIL Menspesifikasikan lokasi trail dimana data yang
diekstrak akan ditulis pada remote system.
PASSTHRU Mengontrol tabel untuk diproses oleh ekstrak
data pump dalam mode pass through. Dengan
mode ini, proses ekstrak tidak akan melihat
definisi tabel dari database ataupun dari data
definitions file.
TABLE Menspesifikasikan tabel-tabel untuk ekstraksi
dan mengontrol column mapping dan konversi.
Tabel 4.8 Parameter Data Pump
4.5.3.2 Konfigurasi Grup Replicat pada Secondary System
1.
Gambar 4.81 Add Replicat rep_t
Sebagai user oraclegg, masuk ke ggsci dan tambahkan replicat
pada target database (replicat rep_t). Grup replicat ini akan
melakukan replikasi terhadap data yang didapatkan dari extract
ext_s di primary system.
196
Berikut adalah deskripsi argumen yang digunakan pada Add
Replicat ini.
Argumen Deskripsi
<group name> Merupakan nama dari grup Repilcat. Dalam
penamaan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
• Anda dapat menggunakan hingga 8
karakter ASCII, termasuk karakter-
karakter non-alphanumeric seperti garis
bawah (_). Setiap karakter ASCII dapat
digunakan, dengan panjang sesuai
dengan yang diizinkan sistem operasi
untuk penamaan file.
• Karakter-karakter ASCII berikut tidak
diizinkan : { \ / : * ? “ < > | }
• Pada HP UX, Linux dan Solaris, nama
file dapat menggunakan titik dua (☺
atau tanda bintang (*), walaupun
sebenarnya tidak direkomendasikan.
• Nama grup tidak case-sensitive.
• Gunakan hanya satu kata.
• Tidak boleh menggunakan kata “port”
pada penamaan grup. Tetapi bisa
menggunakan string “port” sebagai
bagian dari nama grup.
Jangan menempatkan nilai numeric pada
akhir nama grup, seperti fin1, fin10, dll.
Anda dapat menempatkan nilai numerik
pada awal nama grup, seperti 1fin, dst.
EXTTRAIL Menspesifikasikan nama trail yang di-create
197
dengan perintah ADD EXTTRAIL.
BEGIN
<start point>
Menspesifikasikan suatu initial checkpoint
pada trail.
• Untuk memulai perubahan replikasi
dari sejak grup di-create dengan
command ADD REPLICAT, gunakan
argument NOW.
• Untuk memulai perubahan replicat pada
waktu tertentu, gunakan format date-
time:yyyy-mm-dd [hh:mi:[ss[.cccccc]]}
CHECKPOINT
TABLE
<owner.table>
Menspesifikasikan bahwa grup Replicat
akan menulis checkpoints ke tabel tertentu
pada database. Memerlukan nama owner
dan nama tabel. Argument ini melakukan
override semua spesifikasi default
CHECKPOINTTABLE pada file
GLOBALS. Tabel harus ditambah dengan
perintah ADD CHECKPOINTTABLE.
Tabel 4.9 Argumen Add Replicat
2.
Gambar 4.82 Parameter Replicat rep_t
Setelahnya lakukan edit parameter replicat rep_t yang sudah
ditambahkan di langkah sebelumnya. Walau demikian, pengeditan
parameter ini juga dapat dilakukan sebelum rep_t ditambahkan.
198
Berikut adalah parameter yang digunakan untuk file replicat rep_t
ini.
Deskripsi dari parameter-parameter yang digunakan pada file
replicat rep_t adalah sebagai berikut.
Parameter Deskripsi
REPLICAT Menspesifikasikan suatu grup Replicat sebagai
suatu proses online.
ASSUMETARG
ETDEFS
Mengasumsikan bahwa tabel-tabel pada source
dan target memiliki struktur kolom yang sama.
USERID,
PASSWORD
Menspesifikasikan informasi koneksi ke
database.
DISCARDFILE Terdiri dari record yang tidak boleh diproses.
PURGE Menghapus file sebelum menulis konten baru.
MEGABYTES Mengatur besar maksimum file tersebut dalam
megabytes. Valid range adalah dari 1-2147 MB.
DDLERROR Mengontrol error handling untuk replikasi
DDL.
MAP Menspesifikasikan hubungan antara satu atau
lebih tabel-tabel pada source dan target dan
mengontrol column mapping dan conversion.
TARGET Menspesifikasikan tabel atau tabel-tabel dimana
akan mengalami perubahan pada target.
Tabel 4.10 Parameter Replicat rep_t
4.5.3.3 Konfigurasi Grup Extract pada Secondary System
1. Setelah konfigurasi yang dikerjakan untuk arah dari primary ke
secondary system, hal berikutnya yang harus dikerjakan adalah
hal yang sebaliknya, yaitu konfigurasi extract replicat dari
199
secondary system ke primary system. Extract replicat dari
secondary system ke primary system akan dijalankan ketika
diperlukan saja, yaitu ketika primary system mengalami
kegagalan, dan jikalau kondisi primary system sudah normal, akan
dijalankan replikasi dari secondary system ke primary system.
Langkah-langkah yang dilakukan juga mirip dengan yang telah
dilakukan sebelumnya, hanya dibedakan nama ekstrak, nama file
trail, dan nilai-nilai lain untuk parameter-parameter yang ada.
2.
Gambar 4.83 Add Extract ext_t
Tambahkan extract pada secondary system (extract ext_t). Grup
extract ext_t ini adalah primary extract pada secondary system ini.
3.
Gambar 4.84 Add Exttrail
Tambahkan local trail pada extract ext_t dan pastikan bahwa
nama local trail tersebut belum terdapat pada directory dirdat pada
source dan target system. File trail ini harus berlokasi pada
directory dirdat yang ada pada home directory Oracle
200
Goldengate. Dan jangan lupa penamaan untuk file trail yaitu
hanya dua huruf.
4.
Gambar 4.85 Konfigurasi parameter Extract ext_t
Edit parameter extract ext_t tersebut seperti pada gambar berikut.
5.
Gambar 4.86 Add Extract pump_t
Setelahnya, tambahkan grup data pump pump_t. Data pump
berfungsi sebagai ekstrak tambahan yang akan membaca file trail
local dan kemudian akan mengirimkan perubahan data yang
ditangkap pada file trail tersebut ke file trail dari sistem target.
Dalam hal ini yang akan menjadi sistem target adalah primary
system.
201
6.
Gambar 4.87 Add rmttrail untuk extract pump_t
Tambahkan alamat dari file trail pada sistem primary yang
kemudian ditambahkan pada ekstrak pump_t.
7.
Gambar 4.88 Edit parameter pump_t
Edit parameter pump_t sesuai gambar di atas.
4.5.3.4 Konfigurasi Grup Replicat pada Primary System
1. Setelah grup Extract pada secondary system sudah dibuat, hal
berikutnya yang perlu dikerjakan adalah membuat Replicat yang
akan mereplikasi hasil ekstrak dari grup Extract tersebut.
2.
Gambar 4.89 Add Replicat rep_s
202
Hal pertama yang dikerjakan adalah menambahkan replicat pada
primary system, caranya sebagai oraclegg masuk ke command
interface ggsci dan tambahkan replicat pada source database
(replicat rep_s).
3.
Gambar 4.90 Konfigurasi parameter file replicat rep_s
Kemudian lakukan edit parameter replicat rep_s dengan command
EDIT PARAMETER REPLICAT rep_s. Kemudian masukkan
parameter-parameter seperti pada gambar 4.83.
4.5.3.5 Konfigurasi Replikasi Aktif-Pasif
1. Sampai tahap ini kita sudah mengerjakan konfigurasi untuk
extract dan replicat pada primary system, serta extract dan replicat
pada secondary system. Hal berikutnya adalah menjalankan
extract dan replicat yang sudah ditambahkan tersebut.
2.
Gambar 4.91 Status Manager
203
Sebelum menjalankan extract dan replicat, pastikan manager
dalam keadaan running. Caranya gunakan command : INFO
MANAGER, STATUS MANAGER, atau bisa juga menggunakan
command INFO ALL untuk melihat semua proses pada sistem
tersebut.
Gambar 4.92 Start Manager
Jika manager belum dalam status running, jalankan Manager
dengan command : START MANAGER.
Jika manager sudah di-start tetapi status tetap : “MANAGER IS
DOWN!”, cek error dengan cara : VIEW REPORT MGR atau
VIEW GGSEVT. Ada banyak kemungkinan error, cek apa yang
menjadi error dan selesaikan permasalahan error tersebut. Untuk
membantu, bergabunglah pada forum Oracle dan tanyakan di
forum akan masalah yang Anda hadapi.
3.
Gambar 4.93 Start Extract ext_s
Jika Manager sudah berjalan, jalankan extract ext_s yang ada
pada primary system.
204
4.
Gambar 4.94 Info Extract ext_s
Pastikan extract ext_s berjalan dengan command : STATUS
EXT_S, INFO EXTRACT ext_s, INFO EXTRACT ext_s,
DETAIL, atau INFO ALL untuk melihat proses pada sistem
tersebut.
Jika ext_s dalam status ABENDED atau STOPPED, berarti ada
error yang terjadi. Untuk mengetahui error yang terjadi, jalankan
command: VIEW REPORT EXT_S atau VIEW GGSEVT.
Selesaikan permasalahan error yang terjadi, dan kemudian
lakukan START EXTRACT ext_s kembali.
5.
Gambar 4.95 Start Extract pump_s
Setelah menjalankan extract ext_s, jalankan juga extract tambahan
yang berperan sebagai data pump, yaitu grup extract pump_s.
205
6.
Gambar 4.96 Info Extract pump_s
Pastikan extract pump_s berjalan dengan command : STATUS
PUMP_S, INFO EXTRACT pump_s, INFO EXTRACT pump_s,
DETAIL, atau INFO ALL untuk melihat proses pada sistem
tersebut.
Jika pump_s dalam status ABENDED atau STOPPED, berarti ada
error yang terjadi. Untuk mengetahui error yang terjadi, jalankan
command: VIEW REPORT PUMP_S atau VIEW GGSEVT.
Selesaikan permasalahan error yang terjadi, dan kemudian
lakukan START EXTRACT pump_s kembali.
7.
Gambar 4.97 Start Replicat rep_t
Jika grup extract pada primary system sudah berjalan, jalankan
replicat rep_t yang ada pada secondary system. Gunakan
command : START REPLICAT rep_t.
206
8.
Gambar 4.98 Info Replicat rep_t
Pastikan replicat rep_t berjalan dengan command : STATUS
REP_T, INFO REPLICAT REP_T, INFO REPLICAT REP_T,
DETAIL atau INFO ALL untuk melihat semua proses Oracle
Goldengate pada sistem tersebut.
Jika replicat tidak dalam keadaan running, cek error yang terjadi
dengan menjalankan command : VIEW REPORT REP_T atau
VIEW GGSEVT. Selesaikan error yang terjadi dan kemudian
jalankan kembali replicat rep_t tersebut.
9.
Gambar 4.99 Start Extract ext_t
Sampai di sini kita sudah menjalankan extract replicat dari arah
primary system ke secondary system. Hal berikutnya adalah
menjalan extract replicat dari arah secondary system ke arah
207
primary system. Jalankan primary extract pada secondary system
dengan command : Start extract ext_t.
10.
Gambar 4.100 Info Extract ext_t
Pastikan extract ext_t berjalan dengan command INFO
EXTRACT EXT_T, INFO EXTRACT EXT_T, DETAIL,
STATUS EXT_T, atau INFO ALL untuk melihat semua proses
yang sedang berjalan pada sistem tersebut.
Jika ext_t dalam status ABENDED atau STOPPED, berarti ada
error yang terjadi. Untuk mengetahui error yang terjadi, jalankan
command: VIEW REPORT EXT_T atau VIEW GGSEVT.
Selesaikan permasalahan error yang terjadi, dan kemudian
lakukan START EXTRACT ext_t kembali.
11.
Gambar 4.101 Start Extract pump_t
208
Setelah menjalankan extract ext_t, jalankan juga extract tambahan
yang berperan sebagai data pump, yaitu grup extract pump_t.
12.
Gambar 4.102 Info Extract pump_t
Pastikan extract pump_t berjalan dengan command : STATUS
PUMP_T, INFO EXTRACT pump_t, INFO EXTRACT pump_t,
DETAIL, atau INFO ALL untuk melihat proses pada sistem
tersebut.
Jika pump_t dalam status ABENDED atau STOPPED, berarti ada
error yang terjadi. Untuk mengetahui error yang terjadi, jalankan
command: VIEW REPORT PUMP_T atau VIEW GGSEVT.
Selesaikan permasalahan error yang terjadi, dan kemudian
lakukan START EXTRACT pump_t kembali.
13.
Gambar 4.103 Start Replicat rep_s
209
Jika primary extract di secondary system sudah berjalan,
berikutnya yang harus dikerjakan adalah menjalankan replicat
pada secondary system. Lakukan command : start replicat rep_s.
14.
Gambar 4.104 Info Replicat rep_s
Pastikan replicat rep_s pada primary system ini berjalan. Caranya
gunakan command : INFO REPLICAT REP_S, INFO
REPLICAT REP_S, DETAIL, STATUS REP_S, atau INFO ALL
untuk melihat semua proses pada sistem tersebut.
Jika replicat tidak dalam keadaan running, cek error yang terjadi
dengan menjalankan command : VIEW REPORT REP_S atau
VIEW GGSEVT. Selesaikan error yang terjadi dan kemudian
jalankan kembali replicat rep_s tersebut.
15.
Gambar 4.105 Info all pada primary system
210
Gambar 4.106 Info all pada secondary system
Sampai tahap ini seharusnya extract replicat pada primary dan
secondary system telah berjalan. Untuk memastikannya, gunakan
perintah INFO ALL pada kedua system untuk melihat apakah
ext_s, pump_s, rep_s, ext_t, pump_t dan rep_t dalam keadaan
running.
16.
Gambar 4.107 Waktu untuk ekstraksi
Gambar 4.108 Waktu untuk replikasi
Jika perintah commit pada source system telah diterima, maka kita
bisa mengecek waktu yang diperlukan untuk extract dan replicat.
211
Waktu yang diperlukan untuk ekstraksi 1-4 detik, sedangkan
untuk replikasi adalah 2-8 detik.
17. Selama extract dan replicat pada source dan target database
berjalan, setiap perubahan pada source database, akan diterima
oleh target database.
4.5.4 Evaluasi
Setelah melakukan percobaan migrasi dengan menggunakan Oracle SQL
Developer dan replikasi dengan menggunakan Oracle GoldenGate pada
rancangan prototipe, waktu yang diperlukan untuk melakukan migrasi database
hanggar yang memiliki jumlah record sebanyak 234817 record adalah sekitar 3,5
menit sedangkan untuk melakukan ekstraksi data pada source database
memakan waktu 1-4 detik (gambar 4.107) dan replikasi ke target database
memakan waktu 2-8 detik (gambar 4.108).
4.5.5 Syarat Perubahan DML
Untuk kegiatan create dan drop tabel, target akan secara langsung
menyesuaikan dengan source. Namun untuk kegiatan update, delete dan insert,
target akan menyesuaikan dengan source jika sudah menemukan perintah
commit.
212
4.6 Perancangan Tool Replikasi
Perancangan tool replikasi bertujuan untuk membantu user awam dalam
menjalankan proses replicat aktif-aktif dan aktif-pasif demi maintenance proses replikasi
aktif-aktif maupun replikasi aktif-pasif.
Berikut adalah flowchart alur sistem replikasi aktif-aktif pada tool ini.
Gambar 4.109 Flowchart Proses Replikasi aktif-aktif
• Sistem replikasi pada tool sederhana ini dimulai dari proses login. Jika proses
login salah, maka akan ada message error yang diberikan dan user tidak bisa
masuk ke tahap berikutnya. Tetapi jika login benar, maka akan melanjutkan
ke tahap berikutnya.
• Tahap berikutnya adalah mengisi data untuk source database atau yang akan
berperan sebagai primary system. Sebelum data diisi dengan benar dan
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
213
lengkap, user tidak akan bisa ke tahap selanjutnya. Dan jika form ini di–
close, maka user hanya akan ada pilihan logout, exit, atau mengisi data
source dengan benar dan lengkap.
• Jika data untuk source sudah diisi lengkap, maka akan masuk ke tahap
berikutnya yaitu mengisi data untuk target database atau yang akan berperan
sebagai secondary system. Seperti data source, jika data target belum diisi
dengan benar dan lengkap, maka user tidak akan bisa ke tahap selanjutnya.
Dan jika form ini di-close, user hanya ada pilihan logout, exit, atau mengisi
data target dengan benar dan lengkap.
• Jika semua data sudah diisi dengan benar dan lengkap, maka akan ada
message box yang menginformasikan user bahwa extract dan replicat sedang
ditambahkan. Pada tahap ini aplikasi ini akan memanggil command prompt
dan mengerjakan batch file yang sudah disediakan. Batch file ini akan
memanggil script yang ada pada source dan target system (RedHat Linux).
Yang dilakukan adalah membuat parameter file extract replicat dan
menambahkannya pada Oracle Goldengate melalui command interface
GGSCI.
• Setelahnya, user bisa menjalankan replikasi aktif-aktif. Ketika user meng-
klik button replikasi aktif-aktif, maka program akan memanggil kembali
batch file yang akan menjalankan Manager, Extract dan Replicat pada
primary dan secondary system.
214
Berikut adalah flowchart alur sistem replikasi aktif-pasif tool ini.
Gambar 4.110 Flowchart Proses Replikasi aktif-pasif
• Sistem replikasi pada tool sederhana ini dimulai dari proses login. Jika proses
login salah, maka akan ada message error yang diberikan dan user tidak bisa
masuk ke tahap berikutnya. Tetapi jika login benar, maka akan melanjutkan
ke tahap berikutnya.
• Tahap berikutnya adalah mengisi data untuk source database atau yang akan
berperan sebagai primary system. Sebelum data diisi dengan benar dan
lengkap, user tidak akan bisa ke tahap selanjutnya. Dan jika form ini di–
close, maka user hanya akan ada pilihan logout, exit, atau mengisi data
source dengan benar dan lengkap.
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
215
• Jika data untuk source sudah diisi lengkap, maka akan masuk ke tahap
berikutnya yaitu mengisi data untuk target database atau yang akan berperan
sebagai secondary system. Seperti data source, jika data target belum diisi
dengan benar dan lengkap, maka user tidak akan bisa ke tahap selanjutnya.
Dan jika form ini di-close, user hanya ada pilihan logout, exit, atau mengisi
data target dengan benar dan lengkap.
• Jika semua data sudah diisi dengan benar dan lengkap, maka akan ada
message box yang menginformasikan user bahwa extract dan replicat sedang
ditambahkan. Pada tahap ini aplikasi ini akan memanggil command prompt
dan mengerjakan batch file yang sudah disediakan. Batch file ini akan
memanggil script yang ada pada source dan target system (RedHat Linux).
Yang dilakukan adalah membuat parameter file extract replicat dan
menambahkannya pada Oracle Goldengate melalui command interface
GGSCI.
• Setelahnya, user bisa menjalankan replikasi aktif-pasif. Ketika user meng-
klik button replikasi aktif-pasif, maka program akan memanggil kembali
batch file yang akan menjalankan Manager, Extract dan Replicat pada
primary dan secondary system.
216
Berikut adalah tampilan perancangan tool aplikasi Oracle Goldengate
Administrator Tools.
Gambar 4.111 Tampilan Home
Form home ini adalah form parent untuk sub menu lainnya. Menu-menu yang
disediakan yaitu File, Edit dan Action seperti pada gambar 4.98. Tetapi menu
Edit dan Action tidak akan bisa diakses user jika user belum login dan belum
melakukan tahap-tahap berikutnya.
Gambar 4.112 Tampilan menu
217
Gambar 4.113 Tampilan form data source
Form data source ini meminta data ip address, manager port, database sid, user
id, dan password untuk database pada source system. Jika user meng-cancel
pengisian data source, maka user tidak dapat masuk ke tahap berikutnya. Jika
user mengisi data dengan lengkap dan benar, maka user akan bisa masuk ke
tahap berikutnya.
218
Gambar 4.114 Tampilan form data target
Gambar 4.101 adalah gambar tampilan form data target. Form ini akan muncul
jika user sudah mengisi data untuk data source dengan benar dan lengkap. Form
data target ini juga meminta data ip address, manager port, database sid, user id,
dan password untuk database pada target system. Jika user meng-cancel
pengisian data target, maka user tidak dapat masuk ke tahap berikutnya. Jika
user mengisi data dengan lengkap dan benar, maka user akan bisa masuk ke
tahap berikutnya.
219
Gambar 4.115 Tampilan menu replicat
Form terakhir yang ada pada tools sederhana ini adalah Form Replicat. Pada
form ini user bisa memilih untuk melakukan replikasi secara aktif-aktif atau
aktif-standby. Jika user memilih replikasi aktif-aktif, maka selama extract dan
replicat pada primary dan secondary system berjalan, segala perubahan yang
dikerjakan di source database akan dikenali juga oleh target database. Dan
segala perubahan yang dikerjakan di target database akan dikenali di source
database. Sedangkan jika user memilih replikasi aktif-pasif, maka hanya
perubahan yang dikerjakan di source database yang akan dikenali di target
database. Tetapi perubahan pada target database tidak akan dikenali pada source
database. Oleh karena itu, jika user menggunakan pilih live-standby, user harus
memperhatikan program yang mengakses data pada secondary system, agar tidak
ada operasi update, insert, delete, create ataupun drop.