bab 4 gambaran umum kota bekasi

15
LAPORAN AKHIR Rencana Umum Jaringan Jalan dan Transportasi Kota Bekasi 4.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Kot a Bekasi ter letak pad a posis i uj ung barat bag ian utara Pro vin si Jaw a Barat dan merup aka n sal ah satu wi lay ah Jaw a Bar at yang ber bat asan langs ung denga n DKI Jakarta. Secara geograis! Kota Bekasi terletak pada "#$ o %&'(&)*"#+ o (+'(,) Bujur -imur dan $ o "#'$)*$ o #'$ ) /in tang Selatan ! deng an keti nggi an ", m dia tas permukaa n lau t. Secara asministrati! Kota Bekasi berbatasan di0 Sebelah 1tara 0 den ga n Kab up at en Bekasi Sebe lah S elat an 0 den gan K abup aten Bogo r dan Dep ok Sebelah Barat 0 dengan Propinsi DKI Jakarta Sebelah -imur 0 dengan Kabupaten Bekasi Berdasarkan data pada tahun (###! wilayah Kota Bekasi memiliki luas sebesar (".#%, 2a dan terdiri dari "# kecamatan serta 3( kelurahan4desa. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi maka pada tahun (##3! Kota Bekasi mengalami pemekaran dari "# kecamatan menj adi "( kecamatan. 2asil pemekaran ters ebut adalah sebagaimana diuraikan pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1. Tabel 4.1 Wilayah Administrasi Kota Bekasi Tahun 2005 No Kecamatan Kelurahan " Kecamatan Bekasi Timur ". Kelurahan Bekasi Jaya (. Kelurahan 5ren Jaya . Kelurahan Duren Jaya %. Kelurahan 6argahayu ( Kecamatan Bekasi Barat ". Kelurahan Bintara (. Kelurahan Kota Baru . Kelurahan Jakasampurna %. Kelurahan Kranji 3. Kelurahan Bintara Jaya Kecamatan Bekasi elatan ". Kelurahan Pekayon Jaya (. Kelurahan Jakamulya . Kelurahan Kayuringin Jaya %. Kelurahan 6argajaya 3. Kelurahan Jakasetia Pemerintah Kota Bekasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah IV - 1

Upload: sarjanateknikpwk2012

Post on 17-Oct-2015

1.008 views

Category:

Documents


100 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

BAB I

LAPORAN AKHIRRencana Umum Jaringan Jalan dan Transportasi Kota Bekasi

4.1 letak geografis dan administrasi wilayah

Kota Bekasi terletak pada posisi ujung barat bagian utara Provinsi Jawa Barat dan merupakan salah satu wilayah Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Secara geografis, Kota Bekasi terletak pada 106o4828107o2729 Bujur Timur dan 6o1066o306 Lintang Selatan, dengan ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Secara asministratif, Kota Bekasi berbatasan di:

Sebelah Utara: dengan Kabupaten Bekasi

Sebelah Selatan: dengan Kabupaten Bogor dan Depok

Sebelah Barat : dengan Propinsi DKI Jakarta

Sebelah Timur : dengan Kabupaten Bekasi

Berdasarkan data pada tahun 2000, wilayah Kota Bekasi memiliki luas sebesar 21.049 Ha dan terdiri dari 10 kecamatan serta 52 kelurahan/desa. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi maka pada tahun 2005, Kota Bekasi mengalami pemekaran dari 10 kecamatan menjadi 12 kecamatan. Hasil pemekaran tersebut adalah sebagaimana diuraikan pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1.Tabel 4.1Wilayah Administrasi Kota Bekasi Tahun 2005

NoKecamatanKelurahan

1Kecamatan Bekasi Timur1. Kelurahan Bekasi Jaya

2. Kelurahan Aren Jaya

3. Kelurahan Duren Jaya

4. Kelurahan Margahayu

2Kecamatan Bekasi Barat1. Kelurahan Bintara

2. Kelurahan Kota Baru

3. Kelurahan Jakasampurna

4. Kelurahan Kranji

5. Kelurahan Bintara Jaya

3Kecamatan Bekasi Selatan1. Kelurahan Pekayon Jaya

2. Kelurahan Jakamulya

3. Kelurahan Kayuringin Jaya

4. Kelurahan Margajaya

5. Kelurahan Jakasetia

4Kecamatan Rawalumbu1.Kelurahan Bojong Rawalumbu

2. Kelurahan Pengasinan

3. Kelurahan Bojongmenteng

4. Kelurahan Sepanjang Jaya

5Kecamatan Bekasi Utara1. Kelurahan Kaliabang Tengah

2. Kelurahan Harapan Baru

3. Kelurahan Teluk Pucung

4. Kelurahan Perwira

5. Kelurahan Harapan Jaya

6. Kelurahan Margamulya

6Kelurahan Medan Satria1. Kelurahan Medan Satria

2. Kelurahan Kalibaru

3. Kelurahan Pejuang

4. Kelurahan Harapan Mulya

7Kecamatan Jatiasih1. Kelurahan Jatimekar

2. Kelurahan Jatirasa

3. Kelurahan Jatiluhur

4. Kelurahan Jatiasih

5. Kelurahan Jatikramat

6. Kelurahan Jatisari

8Kecamatan Jatisampurna1. Kelurahan Jatisampurna

2. Kelurahan Jatirangga

3. Kelurahan Jatiraden

4. Kelurahan Jatikarya

5. Kelurahan Jatiranggon

9Kecamatan Pondokgede1. Kelurahan Jatiwaringin

2. Kelurahan Jatimakmur

3. Kelurahan Jatibaru

4. Kelurahan Jatibening

5. Kelurahan Jaticempaka

10Kecamatan Bantargebang1. Kelurahan Bantargebang

2. Kelurahan Ciketing Udik

3. Kelurahan Cikiwul

4. Kelurahan Sumur Batu

11Kecamatan Pondok Melati1. Kelurahan Jatimelati

2. Kelurahan Jatiwarna

3. Kelurahan Jatirahayu

4. Kelurahan Jatimurni

12Kecamatan Mustika Jaya1. Kelurahan Mustika Jaya

2. Kelurahan Mustiksari

3. Kelurahan Pedurenan

4. Kelurahan Cimuning

Sumber : www.kotabekasi.go.id

Gambar 4.1Peta Wilayah Administrasi Kota Bekasi

4.2 KONDISI FISIK DASAR

Kondisi fisik dasar meliputi kondisi morfologi dan topografi serta iklim dan curah hujan.

4.2.1 Kondisi Morfologi dan Topografi

Secara umum Kota Bekasi dapat dikategorikan sebagai daerah dengan morfologi lahan datar dengan kemiringan lahan bervariasi antara 0-2 %. Pada wilayah perencanaan ini tidak dijumpai adanya daerah perbukitan. Kondisi ini mengakibatkan wilayah Kota Bekasi rawan terhadap genangan air atau banjir.Secara topografi wilayah Kota Bekasi terletak pada ketinggian rata-rata kurang dari 25 m di atas permukaan air laut. Kecamatan yang berada pada ketinggian kurang dari 25 meter diantaranya adalah Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, dan Pondok Gede. Sedangkan kecamatan-kecamatan yang ada di bagian selatan kota yaitu Bantar Gebang, Jatiasih, dan Jatisampurna berada pada ketinggian antara 25-100 meter di atas permukaan air laut.

4.2.2 Iklim dan Curah Hujan

Iklim dan curah hujan meliputi geologi dan jenis tanah; kondisi hidrologi; kondisi sosial kependudukan; kondisi perekonomian; serta kondisi penggunaan lahan.

a. Geologi dan Jenis Tanah

Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies. Struktur aluvium menempati sebagian kecil wilayah Kota Bekasi bagian utara. Sedangkan struktur miocene sedimentary facies terdapat di bagian timur wilayah Kota Bekasi sepanjang perbatasan dengan DKI Jakarta.

Keadaan tanah dapat membantu di dalam menentukan wilayah yang cocok untuk permukiman dengan mempertimbangkan aspek fisik yang meliputi kedalaman efektif, tekstur tanah, dan jenis tanah. Dengan kedalaman efektif tanah sebagian besar di atas 91 cm, jenis tanah latosol dan aluvial, serta tekstur tanah didominasi sedang halus. Komposisi perbandingan berdasarkan luasnya antara lain tekstur halus seluas 17.260 ha (82%), tekstur sedang seluas 3.368 ha (16%), dan tekstur kasar seluas 421 ha (2%).

b.Hidrologi

Kondisi hidrologi Kota Bekasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

Air permukaan,

Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi sungai/kali Bekasi dan beberapa sungai/kali kecil serta saluran irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (kota dan kabupaten) dan wilayah DKI Jakarta. Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 (tiga) sungai utama yaitu Sungai Cakung, Sungai Bekasi, dan Sungai Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air laut.

Kondisi air permukaan kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).

Air tanah,

Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA Bantar Gebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar. Sedangkan kondisi air tanah yang terdapat di Bekasi Timur sebagian mengandung zat besi.

c.Kondisi Sosial KependudukanKota Bekasi yang terbentuk pada tanggal 10 Maret 1997 mempunyai karakteristik kependudukan yang berbeda dengan Kabupaten Bekasi. Mayoritas penduduk Kota Bekasi adalah migran/pendatang dari daerah lain. Secara umum komposisi penduduk di Kota Bekasi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu yang datang dari DKI Jakarta, umumnya mereka adalah orang-orang yang bekerja di DKI Jakarta tetapi tinggal di Kota Bekasi; dan yang datang dari arah timur atau luar Jakarta. Hal ini sejalan dengan fungsinya sebagai daerah penyangga bagi DKI Jakarta khususnya sebagai wilayah permukiman.

Dari data tahun 2003, jumlah penduduk Kota Bekasi didata sekitar 1.845.005 jiwa. Jumlah penduduk tersebut menyebar merata pada setiap wilayah kecamatan. Untuk kepadatan penduduk, pada tahun 2003 diperoleh data kepadatan sebesar 8,765 jiwa/km2. Bekasi Timur merupakan Kecamatan dengan kepadatan tertinggi (15,208 jiwa/km2) sedangkan Bantar Gebang (3,838 jiwa/km2) adalah kecamatan dengan kepadatan terendah.

Kondisi sosial atau masyarakat Kota Bekasi sangat bervariasi. Hal ini disebabkan masyarakat Kota Bekasi sebagian besar adalah penduduk urban atau pendatang yang berasal dari berbagai daerah baik dari Jawa maupun luar Jawa. Selain itu juga terjadi limpahan penduduk DKI Jakarta ke Kota Bekasi. Penyebaran penduduk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Kepadatan penduduk Kota Bekasi meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Bekasi. Tahun 2000 tercatat kepadatan penduduk Kota Bekasi sebesar 7.904 jiwa/km2, sedangkan tahun 2004 kepadatan penduduknya sebesar 9.095 jiwa/km2. Pertumbuhan kepadatan penduduk Kota Bekasi rata-rata sebesar 3,75%. Apabila dilihat dari kepadatan penduduk tiap kecamatan tahun 2004 maka terdapat 4 kecamatan yang paling padat penduduknya yaitu Kecamatan Bekasi Timur (15.869 jiwa/km2), Kecamatan Bekasi Selatan (13.168 jiwa/km2), Kecamatan Bekasi Utara (12.509 jiwa/km2), dan Kecamatan Bekasi Barat (12.164 jiwa/km2). Persebaran kepadatan penduduk Kota Bekasi dapat disimpulkan bahwa lokasi ke-4 kecamatan yang mempunyai kepadatan tinggi berada di bagian pusat Kota Bekasi. Sedangkan untuk kecamatan dengan kepadatan rendah berada di bagian selatan wilayah Kota Bekasi.

Tabel 4.2Jumlah Penduduk Kota Bekasi Tahun 2000-2004

NoKecamatanTahunPertumbuhan

(%)

200020012002200320042005

(Juli)

1Pondok Gede242.082214.875227.598232.110242.054210.515-0,3

2Jati Sampurna73.60396.134101.882103.952108.50749.00510,5

3Jati Asih153.331165.188175.280179.038182.461127.5694,5

4Bantar Gebang134.104148.940157.492160.371166.07866.2245,8

5Bekasi Timur217.575159.772201.322205.150214.074235.6281,5

6Rawa Lumbu139.617190.237169.274172.668178.765139.3547,8

7Bekasi Selatan161.417176.020186.247189.761196.990160.4205,3

8Bekasi Barat222.273205.131217.599222.206229.772217.8010,8

9Medan Satria121.736133.369140.945143.446149.811119.9855,5

10Bekasi Utara215.964218.671231.667236.303245.804243.5353,3

Kota Bekasi1.663.8021.708.3371.809.3061.845.0051.914.3161.679.1943,8

Sumber: Kota Bekasi Dalam Angka Tahun 2000 - 2004

Kepadatan penduduk tinggi di wilayah pusat kota disebabkan karena wilayah ini didukung dengan akses yang baik. Kecamatan ini juga merupakan kawasan permukiman dan pusat kegiatan kota sehingga penduduk lebih tertarik untuk tinggal di daerah pusat kota. Kepadatan penduduk rendah di wilayah selatan disebabkan karena kondisi daerah yang masih kurang daerah terbangunnya. Di samping itu, dukungan akses jaringan jalan belum sepenuhnya baik di mana jalan kota hanya melewati ibukota kecamatan saja dan kondisi jalan masih kurang baik.

Jika ditinjau dari lokasi kecamatan yang memiliki kepadatan tinggi, kecenderungan lokasi kecamatan tersebut adalah di sekitar tepi jalan negara, provinsi, dan kota yang termasuk dalam kategori jalan regional. Perkembangan penduduk di tepi jalan tersebut menunjukan bahwa perkembangan yang terjadi adalah berpola linier sehingga dalam penyusunan rencana tata ruangnya perlu diperhatikan pula antisipasi dan penataan koridor jalan regional tersebut. Pengaturan fasilitas sosial, umum dan ekonomi di kecamatan tersebut harus diarahkan agar tidak mengganggu kelancaran arus regional yang melewati jalan tersebut. Kepadatan penduduk Kota Bekasi dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 berikut.Tabel 4.3Kepadatan Penduduk Kota Bekasi Tahun 2000 - 2004

NoKecamatanTahun (jiwa/km2)

20002001200220032004

1Pondok Gede9.9348.8189.3399.5249.932

2Jati Sampurna3.2744.2774.5324.6244.827

3Jati Asih6.2606.7467.1577.3107.450

4Bantar Gebang3.2093.5653.7703.8383.975

5Bekasi Timur16.16914.10314.92415.20815.869

6Rawa Lumbu8.90910.19710.80211.01911.408

7Bekasi Selatan10.78911.76712.45012.68413.168

8Bekasi Barat11.76610.86011.51911.76312.164

9Medan Satria8.2759.0679.5829.75210.184

10Bekasi Utara10.99011.12911.79012.02512.509

Kota Bekasi7.9048.1178.5968.7659.095

Sumber: Kota Bekasi Dalam Angka Tahun 2000 2004

Gambar 4.2Peta Kepadatan Penduduk Kota Bekasi

d.Kondisi Perekonomian

Struktur perekonomian suatu wilayah merupakan salah satu indikator perkembangan wilayah yang bersangkutan. Peranan masing-masing sektor perekonomian tersebut dapat dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektoral dan kontribusi dari masing-masing sektor terhadap pembentukan nilai total PDRB. Semakin besar kontribusi suatu sektor terhadap pembentukan nilai total PDRB, maka semakin besar pula pengaruh sektor tersebut terhadap perkembangan ekonomi suatu daerah.PDRB Kota Bekasi disajikan atas Dasar Harga Konstan 1993 dan atas Dasar Harga Berlaku dengan tujuan agar dapat dilihat perkembangan PDRB sebelum dan sesudah adanya pengaruh harga penghitungan. Penyajian PDRB atas Dasar Harga Konstan akan lebih mencerminkan perubahan PDRB tanpa dipengaruhi perubahan harga yang biasanya cenderung naik terus dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB atas Harga Konstan lebih mencerminkan kenaikan produk secara riil.

Kondisi perekonomian wilayah Kota Bekasi dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2000 adalah sekitar Rp. 3,39 triliun (atas dasar harga konstan 1998). Nilai PDRB tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp. 3.23 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 164,85 miliar.

Tabel 4.4Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Tahun 2000 2004Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Juta Rupiah)

NoLapangan Usaha2000200120022003

1.Pertanian37.18345.93443.10144.022

1. Tanaman Bahan Makanan15.12817.75116.02116.103

2. Tanaman Perkebunan541761708723

3. Peternakan dan Hasil-hasilnya21.27727.17826.11426.934

4. Kehutanan----

5. Perikanan237244258262

2.Pertambangan dan Penggalian----

3.Industri Pengolahan1.492.0761.693.5861.759.4731.809.217

1. Industri Migas----

2. Industri Non Migas1.492.0761.693.5861.759.4731.809.217

4.Listrik, Gas, dan Air Bersih100.824107.548112.216117.465

5.Bangunan142.718202.274223.221231.157

6.Perdagangan, Hotel, dan Restoran957.745867.400948.7291.051.729

7.Pengangkutan dan Komunikasi255.902203.742213.343221.374

8.Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan140.335154.932160.983165.501

9.Jasa-jasa232.665260.695271.018276.661

Jumlah3.329.4483.536.1113.732.0843.917.126

Sumber: Kota Bekasi Dalam Angka Tahun 2000-2004

Tabel 4.5Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Tahun 2000 2004Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)NoLapangan Usaha2000200120022003

1.Pertanian112.620146.504141.457148.199

1. Tanaman Bahan Makanan39.73651.47147.65749.246

2. Tanaman Perkebunan1.6042.3622.2662.376

3. Peternakan dan Hasil-hasilnya70.52391.77790.56895.575

4. Kehutanan----

5. Perikanan7578949661.002

2.Pertambangan dan Penggalian----

3.Industri Pengolahan4.140.7514.693.9415.042.9175.307.519

1. Industri Migas----

2. Industri Non Migas4.140.7514.693.9415.042.9175.307.519

4.Listrik, Gas, dan Air Bersih204.858218.613236.933256.596

5.Bangunan317.544578.180663.975705.676

6.Perdagangan, Hotel, dan Restoran2.558.1832.954.9313.336.9803.790.705

7.Pengangkutan dan Komunikasi661.738493.036535.531576.574

8.Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan307.916343.837374.229395.447

9.Jasa-jasa571.989651.158700.371733.572

Jumlah8.875.59910.080.20011.032.39311.914.288

Sumber: Kota Bekasi Dalam Angka Tahun 2000-2004

Besarnya kontribusi terhadap nilai PDRB tersebut sangat tergantung pada sektor yang menjadi andalan atau unggulan bagi perekonomian Kota Bekasi. Berdasarkan pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha dari tahun 1996-1997, sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar 44,55% kemudian disusul Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yaitu sebesar 31,82% terhadap nilai total PDRB.

e.Kondisi Penggunaan LahanPola penggunaan lahan di wilayah Kota Bekasi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun. Kawasan/lahan terbangun yang ada di Kota Bekasi mencapai luasan sekitar 10.754,74 ha atau 51,09% dari luas wilayah Kota Bekasi. Sedangkan luas lahan tidak terbangun adalah 10.294,26 ha atau 48,91% dari luas wilayah Kota Bekasi.

Penggunaan lahan terbangun didominasi oleh lahan perumahan dengan lokasi sebagian besar di wilayah bekas Kotif Bekasi yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Barat, Bekasi Selatan, dan Bekasi Utara. Untuk lahan tidak terbangun sebagian besar masih dimanfaatkan sebagai lahan pertanian berupa tegalan, kebun campuran, dan sawah. Lahan tidak terbangun tersebut sebagian besar terdapat di wilayah selatan Kota Bekasi yaitu di Kecamatan Jatiasih, Jatisampurna, dan Bantar Gebang.

Pembagian penggunaan lahan terbangun berdasarkan data tahun 2005, seperti yang tercantum di bawah ini:

Tabel 4.6Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya di Kota Bekasi Tahun 2005

No.KecamatanLuasan Penggunaan Lahan (ha)Total (ha)

PerumahanIndustri PerkantoranPerdagangan & Jasa

1Pondok Gede1163.640.000.00249.151412.79

2Jati Sampurna1169.570.000.0014.641184.21

3Jati Asih1292.7210.650.00191.351494.72

4Bantar Gebang1355.39108.760.0016.691480.84

5Bekasi Timur711.7315.8212.3262.81802.68

6Rawa Lumbu685.12214.6814.97108.491023.26

7Bekasi Selatan516.510.0017.86131.93666.29

8Bekasi Barat729.4311.401.3129.07771.21

9Medan Satria90.91285.180.0034.34410.43

10Bekasi Utara86.17110.771.3592.08290.37

Kota Bekasi7801.18757.2547.81930.549536.78

Sumber: Hasil Analisis, 2005

Sedangkan pembagian penggunaan lahan untuk lahan non-terbangun pada tahun 2005 adalah sebagai berikut:

Sawah

: seluas 3.199,89 Ha

Tegalan

: seluas 718,02 Ha

Kebun Campuran

: seluas 6.025,15 Ha

Tanah Kosong

: seluas 351,21 Ha

4.3 KONDISI PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI

Kondisi prasarana dan sarana transportasi di Kota Bekasi seperti dijelaskan pada sub-bab di bawah ini.

4.3.1 Jaringan Jalan

Secara umum pola jaringan jalan yang terbentuk di Kota Bekasi adalah pola terpusat karena sistem jaringan regional yang berorientasi ke pusat kota. Jalur regional tersebut merupakan jalur yang melewati daerah/kawasan perkantoran, perdagangan dan kawasan terminal serta pasar. Sedangkan untuk karakteristik lalu lintasnya terutama didominasi oleh kegiatan perdagangan, jasa, pendidikan dan komuter dengan pola pergerakan utama berorientasi ke pusat kota dan menuju ke arah DKI Jakarta pada pagi sampai siang hari dan sebaliknya pada sore hari. Dengan sebagian penduduk bekerja di DKI Jakarta, kondisi lalu lintas di Kota Bekasi diwarnai dengan kemacetan yang tinggi terutama pada jam-jam kerja / jam sibuk, karena besarnya arus lalu lintas yang kurang didukung oleh prasarana jalan yang ada.

Pada saat ini ada 6 (enam) akses jalur jalan yang menghubungkan Kota Bekasi-Jakarta, yaitu :

1. Jalan arteri Juanda Sudirman Sultan Agung

2. Jalan Tol Cikampek Jakarta

3. Jalan Kalimalang Cawang

4. Jalan Bintara Pondok Kopi

5. Jalan Jatiwaringin Pondokgede

6. Jalan Pekayon Jatiasih DKI Jakarta (Kali Sunter)

Kemacetan yang tergolong parah terjadi di pusat kota, karena seluruh akses menuju jalan Ir. H. Juanda dan lokasi terminal berada di pinggir jalan Ir. H. Juanda, sehingga arus kendaraan keluar-masuk terminal sangat mengganggu dan diperparah dengan melebarnya PKL berjualan di badan jalan sehingga mengurangi kapasitas jalan. Pola jaringan jalan yang ada di Kota Bekasi saat ini belum jelas dan tidak memiliki struktur jaringan jalan yang berhirarki dan saling terintegrasi. Jaringan jalan utama kota menghubungkan bagian wilayah Kota Bekasi di sebelah selatan dan wilayah Kota Bekasi di sebelah utara. Sistem jaringan jalan yang tidak terintegrasi terlihat jelas dengan belum tersambungnya poros timurbarat oleh jaringan jalan utama kota tersebut. Gambaran tentang sistem jaringan jalan yang ada dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3Peta Jaringan Jalan, Jaringan Kereta Api, dan Sistem Terminal

Kota Bekasi Tahun 2005

4.3.2 Jaringan Kereta Api

Secara umum angkutan kereta api di Kota Bekasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu angkutan Jabotabek dan angkutan non-Jabotabek. Angkutan jabotabek umumnya merupakan angkutan kereta api yang melayani pergerakan ke arah barat kota (jakarta) yang saat ini dilayani oleh jenis angkutan kereta listrik dan kereta rel diesel. Sedangkan angkutan kereta api non-Jabotabek umumnya menggunakan lokomotif dan melayani pergerakan ke arah timur kota (Bandung, Cirebon, Jawa Tengah, dan Jawa Timur).

Dengan adanya rencana pengembangan double-double track kereta api Manggarai-Cikarang sepanjang kurang lebih 35 Km (lintasan rel kereta api yang terdapat di Kota Bekasi sepanjang kurang lebih 9 kilometer), akan meningkatkan frekuensi atau kapasitas rel menjadi 500 kereta api/hari dari yang sebelumnya 238 kereta api/hari.

4.3.3 Terminal dan Sub Terminal

Kota Bekasi pada saat ini memiliki satu buah terminal tipe B di Kecamatan Bekasi Timur dengan luas lahan 1,30 Ha dan kapasitas/daya tampung sekitar 523 bis. Terminal tersebut mempunyai skala pelayanan angkutan antar-provinsi dan antar-kota dalam provinsi serta angkutan dalam kota.

Kota Bekasi memiliki keterkaitan dalam perkembangannya dengan wilayah Metropolitan Jabotabek. Keterkaitan perkembangan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan khas perkotaan yang semakin serius dan memerlukan penanganan khusus. Salah satu diantaranya adalah kurang memadainya tipe pelayanan terminal. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah melaksanakan berbagai program dan kebijakan di bidang transportasi untuk mendukung terciptanya suatu bentuk terminal penumpang yang efektif dan efisien. Namun demikian, usaha-usaha ini tampaknya masih belum cukup untuk mengimbangi cepatnya pertumbuhan lalu lintas dan perkembangan pemanfaatan ruang. Kemacetan lalu lintas kerap terjadi di lokasi-lokasi padat di sekitar pusat kegiatan usaha, dimana lokasi terminal selalu berada pada posisi terjepit diantara berbagai kegiatan tersebut, sehingga sirkulasi kendaraan di dalam terminal itu sendiri terganggu dan akibatnya sulit untu melakukan manuver pergerakan keluar dan masuk pintu gerbang yang tersedia.

Di samping perkembangan penggunaan lahan perumahan, Kota Bekasi mengalami juga perkembangan yang pesat di bidang industri. Hal ini terlihat dengan adanya lokasi-lokasi industri parsial yang tersebar di utara dan selatan Kota Bekasi. Dalam Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN), Kota Bekasi ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Kota berhirarki PKW ini merupakan pusat pengolahan dan pengumpul barang yang melayani provinsi dan beberapa kabupaten, sehingga perlu didukung sistem terminal tipe A yang akan menampung beberapa trayek antar-provinsi

4.3.4 Angkutan Penumpang Umum

Untuk saat ini penyediaan angkutan umum di Kota Bekasi secara umum masih memadai, artinya tingkat permintaan yang ada masih dapat dilayani. Pada kurun waktu sepuluh tahun mendatang dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan angkutan umum akan semakin meningkat, baik jumlah armada maupun rute angkutannya. Oleh karena itu perlu diantisipasi kebutuhan angkutan umum pada kurun waktu sepuluh tahun mendatang, baik jumlah armada maupun pengembangan rutenya, agar aksesibilitas antar-wilayah di Kota Bekasi semakin meningkat.

Angkutan umum yang ada di Kota Bekasi terdiri dari angkutan regional (AKAP dan AKDP) dan angkutan dalam kota. Keberadaan terminal bis yang melayani angkutan umum tersebut menimbulkan permasalahan lalu lintas, terutama di sekitar terminal. Permasalahan lalu lintas juga disebabkan adanya perbedaan karakteristik angkutan regional (terutama bis) dengan kendaraan lokal (angkutan dalam kota) yang mengakibatkan terjadinya pencampuran arus kendaraan regional dan lokal di pusat Kota Bekasi.

Pemerintah Kota Bekasi

Badan Perencanaan Pembangunan DaerahIV - 3