bab 4 business plan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan...

29
BAB 4 BUSINESS PLAN Business plan menurut McKeever (1999, hal 13) adalah suatu pernyataan tertulis yang mendeskripsikan dan menganalisa bisnis secara detail, terutama untuk proyeksi mengenai masa depan bisnis tersebut. Business plan juga menjelaskan mengenai aspek financial untuk memperluas suatu bisnis. Business plan “Putulicious” terdiri dari beberapa aspek utama yaitu, operational plan, human resources plan, marketing plan, dan financial plan. 4.1 Operational Plan 4.1.1 Menu 4.1.1.1 Capability / Consistency Di setiap outlet Putulicious, penggunaan bahan baku dan cara pengolahan kue putu yang berkualitas dan dengan kuantitas yang sesuai merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan. Penggunaan standarisasi resep pada kue putu dan prosedur dalam memasak dapat menjaga ke-konsistensian dan menghasilkan kue putu dengan rasa yang sama. Putuliciousmemiliki standarisasi resep tersendiri dimana standarisasi resep ini sebelumnya telah diuji coba sesuai dengan kandungan nutrisi dan rasa yang enak. Pada standarisasi resep, dijabarkan takaran bahan baku dan langkah-langkah dalam menghasilkan suatu produk makanan yang berkualitas.

Upload: trinhdiep

Post on 06-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

BAB 4

BUSINESS PLAN

Business plan menurut McKeever (1999, hal 13) adalah suatu pernyataan

tertulis yang mendeskripsikan dan menganalisa bisnis secara detail, terutama

untuk proyeksi mengenai masa depan bisnis tersebut. Business plan juga

menjelaskan mengenai aspek financial untuk memperluas suatu bisnis. Business

plan “Putulicious” terdiri dari beberapa aspek utama yaitu, operational plan,

human resources plan, marketing plan, dan financial plan.

4.1 Operational Plan

4.1.1 Menu

4.1.1.1 Capability / Consistency

Di setiap outlet Putulicious, penggunaan bahan baku dan cara

pengolahan kue putu yang berkualitas dan dengan kuantitas yang sesuai

merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan. Penggunaan standarisasi resep

pada kue putu dan prosedur dalam memasak dapat menjaga ke-konsistensian dan

menghasilkan kue putu dengan rasa yang sama.

“Putulicious” memiliki standarisasi resep tersendiri dimana

standarisasi resep ini sebelumnya telah diuji coba sesuai dengan kandungan nutrisi

dan rasa yang enak. Pada standarisasi resep, dijabarkan takaran bahan baku dan

langkah-langkah dalam menghasilkan suatu produk makanan yang berkualitas.

Page 2: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

64

4.1.1.2 Availability

Pada outlet “Putulicious” ketersediaan dari bahan baku harus tetap

terjaga. Oleh karena itu, karyawan yang bertanggung jawab di bahan baku harus

selalu megupdate list dari bahan baku yang tersedia di dalam storage secara

berkala yaitu pada shift terakhir setiap harinya dan dilakukan pemesanan ulang

jika bahan sudah dalam jumlah minimun. Pengecekkan bahan baku pada

storage setiap harinya juga dapat menghindari penumpukkan bahan yang sudah

tidak layak untuk dipakai sehingga kualitas dari bahan baku dapat terjaga. Karena

bahan-bahan dasar kue putu yang berkualitas akan menghasilkan kue putu yang

berkualitas juga.

4.1.1.3 Menu Items

“Putulicious” memiliki produk yang kreatif dan menantang

dibandingkan dengan kue putu di tempat lain, karena kue putu “Putulicious”

memiliki ragam rasa dan topping yang berbeda. Menu paket pada “Putulicious”

salah satunya ialah Putu Rainbow yaitu 1 paket kue putu yang terdiri dari 5 pieces

dengan 5 rasa yang berbeda, putu rasa coklat, putu rasa keju, putu original, putu

rasa blueberry dan putu rasa strawberry dihidangkan dengan topping yang dapat

dipilih oleh konsumen, topping kelapa atau topping kelapa keju.

Menu kedua dari “Putulicious” adalah racikan tradisional minumannya,

“Putulicious” juga mengedepankan minuman tradisional dengan rasa yang

modern, untuk teman makan kue putu minuman yang kami tawarkan adalah Kopi

dan Teh tradisional berkualitas. Untuk pilihan pilhan kopi yang tersedia adalah:

Kopi Robusta, Kopi Arabica, Kopi Bali, Kopi Gayo yang berasal dari Aceh, Kopi

Page 3: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

65

Luwak, Kopi Jawa, dan Kopi Arang, kopi-kopi tersebut kami sediakan panas atau

dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen.

Untuk menu teh pilihan yang kami sediakan adalah: Green Tea, Oolong Tea,

White Tea, Black Tea dan Herbal Tea. Untuk penyajian Teh kami menyediakan

teh panas atau dingin serta dapat ditambahkan susu.

4.1.2 Kitchen

4.1.2.1 Kitchen Planning

Perencanaan dapur mempengaruhi jarak yang tersedia setelah

peletakkan peralatan memasak dan jarak yang tersedia sehingga pergerakkan di

dalam dapur dapat lebih diminimalisasikan. Untuk dapur “Putulicious” tidaklah

terlalu besar, dikarenakan makanan dan minuman yang disajikan tidak

memerlukan peralatan masak yang terlalu besar dan banyak, oleh karena itu

pengaturan tempat bahan baku dan tempat memasak diatur sedemikian rupa

sehingga memudahkan waiter dalam membuat pesanan pelanggan. “Putulicious”

memiliki luas outlet 5x6 meter dan memiliki dapur dengan luas 2x3 meter.

Page 4: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

66

Gambar 4.1 Kitchen “Putulicious”

4.1.3 Outlet

“Putulicious” memiliki luas outlet 5x6 meter dengan luas 2x3 meter

merupakan bagian dapur. “Putulicious” dapat menerima customer hingga 30-

32orang ketika full, dengan 20 buah kursi kecil dan 4 sofa yang dapat menampung

hingga 12 orang.

Page 5: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

67

Gambar 4.2 Outlet “Putulicious”

4.2 Human Resources

4.2.1 Organization Structure

“Putulicious” adalah sebuah brand yang dikeluarkan oleh CV dengan nama

CV.KUPUTU yang dikepalai oleh seorang Director dengan bagian Finance &

Accounting sebagai asisten karena Director masih memegang kendali penuh atas

keuangan perusahaan.

Page 6: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

68

Gambar 4.3 Organization Structure

4.2.2 Employees

Suatu perusahaan yang terorganisir dengan baik memiliki

deskripsi pekerjaan yang tertulis. Hal ini bertujuan dalam memperjelas tugas

dan pekerjaan masing-masing bagian pada:

Chef

Restaurant

Manager

Cashier

Waiter

Human Resource

Manager Marketing

Manager

Finance & Accounting

Manager

Head Waiter

Director

Page 7: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

69

1. Finance and Accounting

Mengatur budgeting: biaya pengeluaran dan biaya pemasukan.

Memantau pengeluaran dan pemasukkan pada “Putulicious”.

Mengontrol biaya dan memanage keuangan, yang terdiri dari monitoring,

controlling dan reporting indikasi profit pada “Putulicious”.

2. Marketing Manager

Membuat event.

Menentukkan konsep event dan promosi.

Menjalin hubungan yang baik dengan client dan partner.

Meningkatkan kepuasan customer.

Mengkoordinir pembentukan brand.

Menjalin hubungan dengan customer menggunakan CRM.

3. Human Resource Manager

Melakukan recruitment dan interviewing calon karyawan dan chef.

Menyelenggarakkan training dan developing karyawan.

Melakukan staffing.

Menentukan gaji masing-masing karyawan.

4. Restaurant Manager/Head Waiter

Mengkoordinasikan keseluruhan operasi agar pelayanan dan

penyediaan makanan tepat waktu dan tejaga kualitas baik dari rasa

masakan maupun kebersihan lingkungan restaurant.

Page 8: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

70

Mengkoordinasikan kegiatan di bagian pemesanan, service, dan training

karyawan.

Mengaudit customer yang melakukan pemesanan, menghitung kas

harian dan operation ratio, mendepositkan uang di bank, dan memaintain

financial record.

Bertanggung jawab untuk penjadwalan dan shift, memantau waktu

kerja karyawan.

Menentukan shift operasi dengan menjalankan tiap shift dengan

seefisien dan seefektif mungkin.

Mengonganisasikan dan merencanakan tiap shift sehingga kegiatan

dapat berjalan lancar.

Memotivasi kinerja karyawan.

Memperkerjakan dan mengembangkan anggota.

5. Cashier

Menerima pembayaran untuk makanan dan minuman yang terjual.

Menjumlahkan total penjual.

6. Chef

Bertanggungjawab untuk semua penyediaan makanan dan minuman.

Melakukan pemesanan, penerimaan, dan pemeriksaan semua makanan dan

minuman dari supplier.

Mengatur inventory dapur dan penyediaan bahan baku.

Memaintain perlengkapan dan peralatan memasak.

Page 9: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

71

Menyiapkan dan menghidangkan semua makanan yang dipesan.

7. Head Waiter

Mengatur waiter dan waitress serta mengawasi waiter dan waitress.

Menerima reservasi.

Menginformasikan kursi yang tersedia.

Menerima pemesanan makanan dan mengantarkannya kepada pelanggan.

Mengantarkan piring dan gelas kotor ke bagian sanitasi.

8. Waiter/Waitress

Menerima reservasi.

Menginformasikan kursi yang tersedia.

Menerima pemesanan makanan dan mengantarkannya kepada pelanggan.

Membersihkan dan mengatur meja dan kursi.

Mengantarkan piring dan gelas kotor ke dapur.

Menjaga kebersihan alat masak, perlengkapan makan minum, dinding

dapur dan seluruh lantai outlet.

4.2.3 Working Shift

“Putulicious” memiliki 2 shift jam kerja, yaitu shift pagi (1) pada pukul

09.00 - 16.00, shift siang (2) pada pukul 15.00 - 22.00.

Page 10: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

72

Employee

Shift 1

10.00 – 16.00

Shift 2

15.00 - 22.00

Number

of Person

Restaurant Manager

1

Cashier

1

1

Chef

2

2

Head Waiter

1

1

Waiter/Waitress

2

2

1

Tabel 4.1 Working Shift

4.3 Marketing Plan

Proses Pemasaran memiliki banyak definisi, salah satunya definisi

pemasaran menurut Philip Kotler “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.” Ini definisi dasar

mengenai marketing secara umum.

Teknik pemasaran adalah sebagai salah satu kunci keberhasilan dari

penjualan produk. Kemampuan yang handal dalam memasarkan produk atau jasa

Page 11: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

73

bisa jadi lebih penting dari produk itu sendiri. Teknik pemasaran yang baik

didukung oleh strategi pemasaran yang efektif dan tepat. Dengan strategi tersebut,

proses marketing dapat dipertahankan, bahkan cara baru dalam memasarkan

produk juga bisa kita temukan dan membuat pelanggan semakin loyal

(smartbisnis.co.id, 2013 , par.2).

Mill (2007, hal 53) mendefinisikan marketing sebagai proses dari

perencanaan dan eksekusi dari konsep, pricing, promotion, dan distribution suatu

ide, barang, dan servis untuk menciptakan kepuasan individu dan mencapai

tujuan organisasi. Marketing plan terdiri dari analisa situasi (SWOT), sales

forecast, marketing strategy, timeline, hingga marketing expense budget. Namun,

kami mengganti SWOT menjadi TOWS dikarenakan bisnis belum berjalan.

Analisis TOWS lebih cenderung berorientasi pada perubahan-perubahan

di lanskap pasar, artinya berorientasi pada masa depan. Sementara analisis SWOT

cenderung berorientasi pada masa lalu. Lebih mengedepankan kekuatan-kekuatan

di dalam perusahaan dan perusahaan cenderung mengagungkan masa lalunya

(glorifying the past) dan belum tentu relevan dengan era sekarang.

Dengan memiliki cara pandang ke luar (outlook) lebih dahulu, perusahaan

dengan gampang menyusun strategi yang tepat, efektif, sekaligus efisien.

Sebaliknya, dengan cara pandang dari dalam ke luar, perusahaan berpotensi

melahirkan strategi yang keliru dan tidak sesuai dengan situasi dan kondisi pasar

alias tidak relevan.

Setelah menganalisis faktor eksternal tersebut, perusahaan kemudian

melihat ke dalam: mana saja yang menjadi kekuatan kompetitif perusahaan, apa

saja yang perlu dipersiapkan. Perusahaan pun kemudian memiliki pilihan, apakah

Page 12: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

74

harus investasi, langsung mengeksekusi, menunda, atau malah membatalkan dan

menggarap bisnis lainnya yang lebih relevan dan realistis.

4.3.1 Strategi TOWS

External Threat (T)

Rencana pemda untuk membatasi perizinan pusat perbelanjaan/mall.

Pesaing yang mencoba mengikuti produk “Putulicious”.

External Opportunities (O)

Gaya hidup masyarakat perkotaan segmen premium yang menyukai mall

sebagai bagian dari social life mereka.

Kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia.

Pasar potensial anak muda metropolitan Indonesia yang penasaran dan

berani mencoba hal – hal baru.

Tingkat konsumsi/daya beli dan ekonomi yang semakin membaik

dicerminkan naik terus dan pesatnya pendapatan perkapita rata2 keluarga

Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir.

Tumbuhnya mal – mal dan pusat perbelanjaan di kota – kota besar di

Indonesia

Internal Strength (S)

Variasi baru produk yang ditawarkan

Bahan baku berkualitas

Keunikan produk yang belum pernah ada sebelumnya

Page 13: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

75

Desain tempat yang menarik dan nyaman

Pelayanan maksimal

Pelopor Kue Tradisional yang dinikmati di lokasi mewah seperti mall

dan suasana berbeda

Brand yang kuat, dimana orang akan mengingat Putulicious sebagai

tempat makan dan berkumpul dengan kue asli tradisional Indonesia

(mengingat lebih banyak kue asing yg masuk di mal)

Penyajian dan pelayanan yang cepat, dan varian makanan dan minuman

tambahan (minuman teh rasa buah, panas/dingin).

Konsep Café / Resto mengalahkan konsep kue tradisional Indonesia yg

image nya hanya dipesan, lalu dibawa pulang.

Kue Putulicious dengan aneka rasa dan pilihan topping yang tersedia.

Internal Weaknesses (W)

Cost besar yang dikeluarkan pada awal untuk membentuk brand, karena

target market segmen premium.

Usaha besar untuk mendapat tempat di hati konsumen, karena brand baru.

Manajemen yang belum sebagus dan sekuat produk2 resto asing.

Keterbatasan modal dibandingkan perusahaan resto multinational.

Butuh sosialisasi dan differensiasi yang kuat agar brand ini diingat orang

Page 14: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

76

External

Opportunities

(O)

External Threats

(T)

Internal Strength

(S)

Internal Weakness

(W)

Tabel 4.2 Strategi TOWS

Strength – Opportunities

Untuk bisa memenuhi target pasar di kota – kota besar di Indonesia yang

memiliki karakteristik; Suka berjalan – jalan di mall sembari makan dan

berkumpul, juga daya beli yang semakin tinggi di kalangan usia produktif,

maka strategi yang perlu dilakukan adalah:

Membuka Lokasi gerai “Putulicious” di mal di kota besar di Indonesia

seperti Jakarta (baik Mal yang lama ataupun mal yang akan dibangun).

Memberikan “experience” yang berbeda dibandingkan menikmati kue

tradisional yang hanya bisa dibeli di kaki lima.

Berinovasi dan memperbaiki kekurangan dalam kualitas pelayanan dan

Strategies that use strengths to maximize

opportunities.

Strategies that use strengths to

minimize threats.

Strategies that minimize weaknesses by taking advantage of

opportunities

Strategies that minimize weaknesses and

avoid threats.

Page 15: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

77

makanan demi menjaga usaha tetap stabil.

Weaknesses – Opportunity

Dengan kelemahan seperti; terbatasnya modal di awal, branding yang

memakan waktu, manajemen yang belum sekuat resto multinasional,

untuk tetap mengisi peluang yang ada serta mengurangi kelemahan ini,

langkah yang kami lakukan adalah:

Mematangkan strategi marketing yang efektif, baik Online dan Offline

Menggunakan role model manajemen resto yang terbukti sudah berjalan

baik di mal.

Menggunakan bantuan jasa konsultan marketing - branding professional

untuk membantu mematangkan strategi yang efektif.

Menggunakan jasa konsultan manajemen untuk membantu mematangkan

Manajemen Resto yang baik.

Strength – Threat

Untuk menghadapi ancaman eksternal yang ada seperti; pesaing yang

mencoba mengikuti “Putulicious” dan kesulitan perizinan dan legalitas

untuk membuka cabang baru, yaitu:

Differensiasi berupa pelayanan yang cepat, mempertahankan konsep

tradisional, experience yang jelas berbeda dengan penjualan kue putu pada

umumnya, dapat menjadi nilai tambah dibandingkan dengan pesaing yang

akan masuk.

Penggunaan jasa notaris akan membantu memberikan solusi cepat dan

Page 16: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

78

murah untuk mengurus perizinan dan legalitas lainnya.

Promosi yang terus-menerus akan mendapatkan hati konsumen, karena

“Putulicious” akan menjadi pelopor menikmati cemilan tradisional dengan

cara baru.

Weaknesses – Threats

Untuk meminimalisir kelemahan terhadap ancaman eksternal, strategi

kami adalah:

Berinovasi dan berbenah terus secara keseluruhan untuk menghadapi

ancaman pesaing yang akan datang.

Mengatasi keterbatasan modal dengan menawarkan proposal kepada

investor dengan proposal bisnis yang realistis dan informatif.

Alternatif lain untuk penambahan modal dapat mengajukan pembiayaan

kepada lembaga keuangan.

Jadi dapat disimpulkan dengan banyaknya ancaman seperti itu, sehingga

kita juga harus memiliki strategi tambahan untuk mengantisipasi masuknya

pesaing yang dapat di aplikasikan ketika “Putulicious” sudah mulai dikenal

banyak orang, karena pesaing sangat gampang meniru product development yang

dijalankan, yaitu:

Terus berinovasi dalam berpromosi di media online dan offline dengan

menjaga Brand Awareness “Putulicious” sebagai “Top of Mind Product”

di benak konsumen.

Page 17: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

79

Menjaga kualitas produk makanan, minuman, service excellence, dan

kenyamanan tempat atau lokasi dengan perbaikan standarisasi bisnis

pemilihan lokasi, kualitas produk dan service.

Fokus pada kelebihan atau kekuatan Putulicious, dan tetap menganalisa

ancaman dan apa kelemahan dan kekuatan dari pesaing baru.

Berikan kemudahan bermacam pembayaran kepada konsumen, seperti

Debit Card, Credit Card, dan fitur – fitur pembayaran lainnya.

4.3.2 Sales Forecast

Kapasitas Outlet: 30-32 seats

Asumsi target harian:

Peak (pukul 11.00-14.00 & 18.00-21.00)

Full/hour = 30 x 3jam = 90 orang

Karena Peak Hour terjadi 2x perhari: 90 x 2 = 180 orang

Non-Peak (pukul.10.00-11.00, 14.00-18.00, & 21.00-22.00)

¼ terisi/hour = 8 x 6 = 48 orang

Target Delivery Order

25% dari 180 + 48 orang = 25% dari 228 = 57

Total target unit penjualan harian = 180 + 48 + 57 = 285

Food Cost (COGS)

Main menu (kue putu) = Rp.25.000,- (Normal = 5 pcs, Small = 7 pcs,

Large = 3 pcs)

Drinks (Teh & Kopi) = Rp.30.000,-

Pembayaran rata-rata tiap transaksi = Rp.55.000,

Page 18: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

80

4.3.3 Marketing Objectives

Menciptakan dan menjaga “awareness” dari brand “Putulicious” ini,

sebagai cara baru untuk menikmati kue putu dengan rasa baru, disertai dengan

minuman pendamping seperti premium coffee dan tea dengan semua itu

diharapkan konsumen memperoleh suatu experience dan gaya hidup yang benar –

benar baru dalam wisata kuliner dan bersosialisasi dengan teman dan keluarga.

Mencapai target penjualan sebanyak 285 orang/hari yang ditetapkan oleh

perusahaan dan menjadikan usaha yang menghasilkan profit yang stabil.

4.3.4 Marketing Strategy

Pemasaran tidak lepas dari cara memasarkan produk atau jasa berupa

strategi marketing yang efektif dan tentunya dengan biaya yang efisien.

Atas pertimbangan itu, kami pilih salah satu survey dari Nielsen, yaitu

mengenai survey “Nielsen Global Trust in Advertising Survey, 2011”. Di dalam 4

teratas hasil survey tersebut ditemukan fakta bahwa kebanyakan konsumen lebih

mempercayai media advertising berupa:

Rekomendasi dari Teman/Kenalan dekat - 92 % Trust

Opini konsumen/user lain secara online (online comment post) - 70% Trust

Artikel review produk di Koran/Majalah - 58% Trust

Branded Websites (Website terkenal yang dapat dipercaya) – 58 % Trust

Page 19: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

81

Gambar 4.4 Hasil Survey Nielsen (1)

Berdasarkan Survey Nielsen mengenai Global Trust in Advertising 2011

itu, terlihat mainstream tools untuk advertising seperti radio dan TV tidak

menjamin kepercayaan konsumen dan memakan biaya yang sangat besar untuk

ukuran start-up business seperti “Putulicious” ini.

Karena itu, kami akan menggunakan tools advertising seperti:

1. Social Media, contohnya Facebook dan Twitter (low cost).

Social media digunakan untuk menjalin komunikasi dua arah baik berupa

promosi ataupun menerima kritik dan saran dari konsumen di dunia maya.

Kemudahan penggunaan dan penggunaan massal twitter dan facebook sangat

efektif dalam menjangkau konsumen dan sangat rendah biaya.

Page 20: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

82

Strategi Social Media (Twitter dan Facebook):

a. Tweet/kicauan twitter yang menargetkan konsumen berdasarkan keyword

dari timeline, interest/minat, geografis, gender.

b. Layout twitter yang menarik dan enak dilihat.

c. Highlight Menu, promo, dan me-retweet testimonial konsumen.

d. Menampilkan foto produk, juga informasi mengenai promo dan

experience ketika berada di Putulicious.

Tujuan: Menjaga Awareness dan Komunikasi Dua Arah dengan konsumen.

Konsumen merasa dihargai dengan retweet dan komunikasi dua arah yang baik.

2. Representative Website (low cost)

Representative website berfungsi sebagai penyedia informasi mengenai

“Putulicious” secara general dalam media online atau dunia maya. Tampilan

website yang enak dilihat, informatif dan mudah diakses sangat penting untuk

image positif produk.

Strategi Representative Website:

a. Menampilkan desain yang menarik, enak dilihat, informatif dan mudah

diakses dengan minimnya gambar bergerak sehingga halaman website

cepat diakses.

b. Mencantumkan link menuju google map untuk memposisikan lokasi outlet

di peta online google map.

c. Mencantumkan kontak untuk pesanan, kritik, dan saran.

Page 21: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

83

Tujuan: Memberikan informasi secara umum dari produk “Putulicious” melalui

media online, dengan adanya website profil produk menjadi mudah dicari di dunia

maya.

2. Memaksimalkan testimonial dan opini positif di Resto Review Website seperti

Openrice.com (Free).

Gambar 4.5 Open Rice Resto Review

Testimoni online konsumen yang telah datang ke outlet “Putulicious”

sangat penting untuk menjadi salah satu pedoman bagi calon konsumen yang

mencari informasi mengenai kuliner.

Page 22: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

84

Strategi Resto Review:

a. Menggunakan website Openrice.com, untuk memaksimalkan informasi

testimonial konsumen yang telah datang ke outlet “Putulicious”

menggunakan rating Taste (Rasa), Environment (Lingkungan), Service

(Pelayanan), Clean (Kebersihan), Price (Harga).

b. Memposting beberapa testimonial yang informatif berupa foto, dan

suasana “Putulicious”.

Tujuan: Tujuan dari memaksimalkan resto review adalah menjaring calon

konsumen online yang belum pernah datang dan merasakan “Putulicious”. Resto

Review website sangat membantu mendatangkan pelanggan.

3. Memasukkan Review dan Artikel ke Majalah atau Koran

Page 23: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

85

Gambar 4.6 Hasil Survey Nielsen (2)

Survey Nielsen tahun 2011 mengenai “Global Trust in Advertising

Survey”, mengatakan bahwa 90 persen lebih konsumen di dunia lebih

mempercayai testimonial dan review dari media massa dan konsumen yang

pernah mencoba produk tertentu.

Strategi review artikel di majalah dan koran:

a. Menggunakan media “majalah kawasan“, “majalah komunitas lifestyle“,

dan majalah yang berkaitan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan.

b. Review yang mengutamakan “experience” dari konsumen yang pernah

datang, juga wawancara dengan manager/pemilik dari resto “Putulicious”

dengan bahasa yang tidak terlalu narsis atau terlalu memaksakan untuk

berpromosi.

Page 24: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

86

Tujuan: dengan review di media massa komunitas dan secara lokal, strategi untuk

mengenalkan produk lebih mudah untuk dilakukan dan akan lebih efektif, karena

menurut survey Nielsen 2011, orang lebih percaya promosi melalui testimonial

dan review di media online dan media massa.

4. Grand Launching Produk.

Launching produk dibutuhkan untuk membuka dan memperkenalkan

produk kepada masyarakat, memberikan penghormatan kepada para partner

bisnis di awal pembukaan usaha.

Strategi Grand Launching:

a. Mengadakan acara grand launching yang dihadiri oleh para stakeholder

dan undangan media.

b. Menyiapkan tools pamflet untuk pengunjung mall di spot – spot menuju

resto dan pintu masuk.

c. Menyiapkan acara dengan MC dan singer untuk menarik perhatian

pengunjung saat grand launching.

5. Sales Boosting Strategy

a. Memaksimalkan Penjualan lewat Pesta Ultah dan Pesanan

Meningkatkan penjualan melalui pesanan partai besar untuk acara di

gedung atau rumah, dan juga pesta ulang tahun di outlet “Putulicious”,

cara ini akan meningkatkan angka sales selain dari penjualan normal.

b. Menggunakan “Fake Crowd”

Menggunakan orang – orang yang dibayar seolah – olah menjadi

Page 25: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

87

pengunjung, dan berkumpul di outlet. Bertujuan untuk menciptakan rasa

penasaran calon konsumen yang melihat, dan ingin mencoba pada peak

days yaitu sabtu dan minggu.

Gambar 4.7 Strategi Fake Crowd

c. Menjadi tempat gathering bagi komunitas masyarakat.

Menjalin relasi dengan beberapa komunitas masyarakat lokal seperti

misalnya komunitas “bike to work’, komunitas pecinta komik, dan lainnya

untuk berkumpul atau gathering di outlet “Putulicious” (menjaring

konsumen dari komunitas dan penjualan massal).

6. Membership System

Member card pada “Putulicious” akan sangat membantu untuk

pembentukan komunitas “Putulicious”sendiri. Walker (2008, hal 131)

menjelaskan masalah kebanyakan restoran adalah adanya periode dimana

permintaan sangat rendah terutama di awal tahun yaitu di bulan Januari, naik di

Juni dan kembali menurun hingga Desember. Begitu pula dengan setiap

Page 26: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

88

minggunya, yaitu Senin dan Selasa dengan masa peak di Jumat dan Sabtu.

Untuk menjaga target tetap on-track “Putulicious” akan memberikan

value antara lain dengan pembelian kelipatan 5000 akan mendapatkan 1 poin

yang akan dapat dikumpulkan di kartu member card, bila poin sudah terkumpul

dapat ditukarkan dengan menu-menu yang berbeda setiap bulannya.

4.3.5 Action Plan Timeline

Promotion Timeline 2014

Januari 2 - 6 Januari: Persiapan dan setup social media twitter dan FB

8 - 10 Januari: Pre Launching Putulicious (persiapan acara grand launching)

11 Januari: Grand Launching Putulicous

12 Januari, 18-19 Januari, 25-26 Januari: Fake Crowd Strategy

Februari

Setiap weekend sabtu-minggu menggunakan Fake Crowd Strategy sepanjang

Februari

16 Februari: Review oleh Media Lifestyle Magazine

Maret

Setiap weekend sabtu-minggu menggunakan Fake Crowd Strategy sepanjang

Maret

Mulai mengontak dan menjalin relasi dengan komunitas

April

Kuis dan Promo di Facebook dan Twitter pada Hari Jumat dan Sabtu sepanjang

April

Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"

May

Kuis dan Promo di Facebook dan Twitter pada Hari Jumat dan Sabtu sepanjang

May

Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"

Juni Setiap weekend sabtu-minggu menggunakan Fake Crowd Strategy sepanjang Juni

Mengadakan Promosi Berbuka Bersama di Putulicious selama Ramadhan

1 Juni: Perubahan layout sementara facebook dan twitter menyambut Ramadhan

Juli

Kuis dan Promo di Facebook dan Twitter pada Hari Jumat dan Sabtu sepanjang

Juli

Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"

Page 27: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

89

4.3.6 Marketing Expense Budget

Dibawah ini merupakan table marketing expense yang digunakan untuk

marketing strategy di atas.

Grand Launching (Awal saja)

Balon tulisan "Putulicious" 200 pcs

550,000

Flyer 1000 pcs

5,000,000

Standing Banner 2 pcs

1,000,000

EO Launching Package

(inc.MC,Singer,Sewa Peralatan)

15,000,000

Honor Jurnalis & Blogger 4 orang

12,000,000

Konsumsi Paket "Putulicious" 10 paket

550,000

Post Launching (Rutin setiap

tahun)

Event-Event & Strategi Promosi

lain

200,000,000

Agustus Review oleh blogger kuliner

Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"

September Fake Crowd Strategy di Akhir Minggu ke 4

Kuis dan Promo di Facebook dan Twitter pada Hari Jumat dan Sabtu sepanjang

September

Oktober Fake Crowd Strategy di Akhir Minggu ke 4

Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"

November

Setiap weekend sabtu-minggu menggunakan Fake Crowd Strategy sepanjang

November

Desember Perubahan layout sementara facebook dan twitter menyambut Natal

25 Desember: Door prize Natal bagi pengunjung ke-25 (pada hari itu)berupa

Gadget Samsung Tab

Page 28: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

90

Promotion (Awal saja)

Online Promotion: socmed,

Id.OpenRice.com, review kuliner

blog

1,000,000

Offline Promotion: Lifestyle

Magazine Review, Advertising di

Majalah Media Kawasan, Review

Kuliner di Koran Style

100,000,000

Total (Awal saja)

135,100,000

Toyal (Rutin)

200,000,000

4.4 Financial Planning

Untuk Financial Statement “Putulicious” detail ada pada lembar

Lampiran, disini kami hanya memasukkan summarynya saja.

SUMMARY Years 1 to 5

Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5

Summary Financials ($)

Revenue

3,700,685,605 4,169,790,000 4,843,269,000 5,532,795,900 6,239,975,490

Gross Profit

1,850,342,802 2,084,895,000 2,421,634,500 2,766,397,950 3,119,987,745

EBIT

355,082,802 441,405,000 615,091,500 780,496,650 936,792,315

EBITDA

368,042,802 454,365,000 629,311,500 795,442,650 952,536,915

Net Earnings

191,270,522 268,960,500 426,412,350 575,930,385 717,315,224

Net Cash from Operating Activities 347,830,522 425,520,500 581,712,350 730,504,385 871,090,623

Capital Expenditures

777,600,000 26,000,000 29,000,000 32,000,000 60,000,000

Interest Income/(Expense)

0 0 0 0 0

Dividends

95,635,261 134,480,250 213,206,175 287,965,192 358,657,612

Cash

1,025,755,210 1,443,220,303 1,240,370,082 1,186,854,012 1,282,089,236

Total Equity

1,691,270,522 1,960,231,022 2,386,643,372 2,962,573,757 3,679,888,981

Total Debt

0 0 0 0 0

Growth

Revenue Growth Rate - CAGR:

13% 16% 14% 13%

Net Earnings Growth Rate - CAGR:

40.6% 58.5% 35.1% 24.5%

Page 29: BAB 4 BUSINESS PLAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen. Untuk menu teh

91

Ratios

Current Ratio

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Debt to Capital (LT Debt + Equity) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Profitability

Gross Profit %

50.0% 50.0% 43.8% 50.0% 50.0%

Operating Expenses %

40.0% 39.0% 37.0% 35.0% 34.7%

Net Earnings %

5.2% 6.5% 8.8% 10.4% 11.5%

Returns

Return on Assets

11.3% 13.7% 17.9% 19.4% 19.5%

Return on Equity

12.8% 17.9% 28.4% 38.4% 47.8%

Return on Capital (LT Debt + Equity) 6.3% 8.9% 14.2% 19.2% 23.9%

FREE CASH FLOW

Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5

Net income

191,270,522 268,960,500 426,412,350 575,930,385 717,315,224

add back:

Depreciation

14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000

amortisasi sewa outlet

80,000,000 80,000,000 80,000,000 80,000,000 80,000,000

amortisasi renovasi awal

18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

amortisasi marketing&promotion awal 27,020,000 27,020,000 27,020,000 27,020,000 27,020,000

amortisasi kendaraan

16,000,000 16,000,000 16,000,000 16,000,000 16,000,000

amortisasi uji klinis & serti halal 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

155,520,000 155,520,000 155,520,000 155,520,000 155,520,000

less Inventory

43,435,313 50,450,719 57,633,291 64,999,745 64,999,745

less investasi:

Uang muka sewa

400,000,000

1,500,000,000 -1,500,000,000 303,355,210 374,029,781 524,299,059 666,450,640 407,835,479

discount rate 5%

IRR 14%

NPV 448,915,362

Tabel 4.3 Summary Financial Statement “Putulicious”