bab 4 business plan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/bab 4_2014_0001.pdf · dengan...
TRANSCRIPT
BAB 4
BUSINESS PLAN
Business plan menurut McKeever (1999, hal 13) adalah suatu pernyataan
tertulis yang mendeskripsikan dan menganalisa bisnis secara detail, terutama
untuk proyeksi mengenai masa depan bisnis tersebut. Business plan juga
menjelaskan mengenai aspek financial untuk memperluas suatu bisnis. Business
plan “Putulicious” terdiri dari beberapa aspek utama yaitu, operational plan,
human resources plan, marketing plan, dan financial plan.
4.1 Operational Plan
4.1.1 Menu
4.1.1.1 Capability / Consistency
Di setiap outlet Putulicious, penggunaan bahan baku dan cara
pengolahan kue putu yang berkualitas dan dengan kuantitas yang sesuai
merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan. Penggunaan standarisasi resep
pada kue putu dan prosedur dalam memasak dapat menjaga ke-konsistensian dan
menghasilkan kue putu dengan rasa yang sama.
“Putulicious” memiliki standarisasi resep tersendiri dimana
standarisasi resep ini sebelumnya telah diuji coba sesuai dengan kandungan nutrisi
dan rasa yang enak. Pada standarisasi resep, dijabarkan takaran bahan baku dan
langkah-langkah dalam menghasilkan suatu produk makanan yang berkualitas.
64
4.1.1.2 Availability
Pada outlet “Putulicious” ketersediaan dari bahan baku harus tetap
terjaga. Oleh karena itu, karyawan yang bertanggung jawab di bahan baku harus
selalu megupdate list dari bahan baku yang tersedia di dalam storage secara
berkala yaitu pada shift terakhir setiap harinya dan dilakukan pemesanan ulang
jika bahan sudah dalam jumlah minimun. Pengecekkan bahan baku pada
storage setiap harinya juga dapat menghindari penumpukkan bahan yang sudah
tidak layak untuk dipakai sehingga kualitas dari bahan baku dapat terjaga. Karena
bahan-bahan dasar kue putu yang berkualitas akan menghasilkan kue putu yang
berkualitas juga.
4.1.1.3 Menu Items
“Putulicious” memiliki produk yang kreatif dan menantang
dibandingkan dengan kue putu di tempat lain, karena kue putu “Putulicious”
memiliki ragam rasa dan topping yang berbeda. Menu paket pada “Putulicious”
salah satunya ialah Putu Rainbow yaitu 1 paket kue putu yang terdiri dari 5 pieces
dengan 5 rasa yang berbeda, putu rasa coklat, putu rasa keju, putu original, putu
rasa blueberry dan putu rasa strawberry dihidangkan dengan topping yang dapat
dipilih oleh konsumen, topping kelapa atau topping kelapa keju.
Menu kedua dari “Putulicious” adalah racikan tradisional minumannya,
“Putulicious” juga mengedepankan minuman tradisional dengan rasa yang
modern, untuk teman makan kue putu minuman yang kami tawarkan adalah Kopi
dan Teh tradisional berkualitas. Untuk pilihan pilhan kopi yang tersedia adalah:
Kopi Robusta, Kopi Arabica, Kopi Bali, Kopi Gayo yang berasal dari Aceh, Kopi
65
Luwak, Kopi Jawa, dan Kopi Arang, kopi-kopi tersebut kami sediakan panas atau
dengan es serta bisa ditambahkan susu atau creamer sesuai selera konsumen.
Untuk menu teh pilihan yang kami sediakan adalah: Green Tea, Oolong Tea,
White Tea, Black Tea dan Herbal Tea. Untuk penyajian Teh kami menyediakan
teh panas atau dingin serta dapat ditambahkan susu.
4.1.2 Kitchen
4.1.2.1 Kitchen Planning
Perencanaan dapur mempengaruhi jarak yang tersedia setelah
peletakkan peralatan memasak dan jarak yang tersedia sehingga pergerakkan di
dalam dapur dapat lebih diminimalisasikan. Untuk dapur “Putulicious” tidaklah
terlalu besar, dikarenakan makanan dan minuman yang disajikan tidak
memerlukan peralatan masak yang terlalu besar dan banyak, oleh karena itu
pengaturan tempat bahan baku dan tempat memasak diatur sedemikian rupa
sehingga memudahkan waiter dalam membuat pesanan pelanggan. “Putulicious”
memiliki luas outlet 5x6 meter dan memiliki dapur dengan luas 2x3 meter.
66
Gambar 4.1 Kitchen “Putulicious”
4.1.3 Outlet
“Putulicious” memiliki luas outlet 5x6 meter dengan luas 2x3 meter
merupakan bagian dapur. “Putulicious” dapat menerima customer hingga 30-
32orang ketika full, dengan 20 buah kursi kecil dan 4 sofa yang dapat menampung
hingga 12 orang.
67
Gambar 4.2 Outlet “Putulicious”
4.2 Human Resources
4.2.1 Organization Structure
“Putulicious” adalah sebuah brand yang dikeluarkan oleh CV dengan nama
CV.KUPUTU yang dikepalai oleh seorang Director dengan bagian Finance &
Accounting sebagai asisten karena Director masih memegang kendali penuh atas
keuangan perusahaan.
68
Gambar 4.3 Organization Structure
4.2.2 Employees
Suatu perusahaan yang terorganisir dengan baik memiliki
deskripsi pekerjaan yang tertulis. Hal ini bertujuan dalam memperjelas tugas
dan pekerjaan masing-masing bagian pada:
Chef
Restaurant
Manager
Cashier
Waiter
Human Resource
Manager Marketing
Manager
Finance & Accounting
Manager
Head Waiter
Director
69
1. Finance and Accounting
Mengatur budgeting: biaya pengeluaran dan biaya pemasukan.
Memantau pengeluaran dan pemasukkan pada “Putulicious”.
Mengontrol biaya dan memanage keuangan, yang terdiri dari monitoring,
controlling dan reporting indikasi profit pada “Putulicious”.
2. Marketing Manager
Membuat event.
Menentukkan konsep event dan promosi.
Menjalin hubungan yang baik dengan client dan partner.
Meningkatkan kepuasan customer.
Mengkoordinir pembentukan brand.
Menjalin hubungan dengan customer menggunakan CRM.
3. Human Resource Manager
Melakukan recruitment dan interviewing calon karyawan dan chef.
Menyelenggarakkan training dan developing karyawan.
Melakukan staffing.
Menentukan gaji masing-masing karyawan.
4. Restaurant Manager/Head Waiter
Mengkoordinasikan keseluruhan operasi agar pelayanan dan
penyediaan makanan tepat waktu dan tejaga kualitas baik dari rasa
masakan maupun kebersihan lingkungan restaurant.
70
Mengkoordinasikan kegiatan di bagian pemesanan, service, dan training
karyawan.
Mengaudit customer yang melakukan pemesanan, menghitung kas
harian dan operation ratio, mendepositkan uang di bank, dan memaintain
financial record.
Bertanggung jawab untuk penjadwalan dan shift, memantau waktu
kerja karyawan.
Menentukan shift operasi dengan menjalankan tiap shift dengan
seefisien dan seefektif mungkin.
Mengonganisasikan dan merencanakan tiap shift sehingga kegiatan
dapat berjalan lancar.
Memotivasi kinerja karyawan.
Memperkerjakan dan mengembangkan anggota.
5. Cashier
Menerima pembayaran untuk makanan dan minuman yang terjual.
Menjumlahkan total penjual.
6. Chef
Bertanggungjawab untuk semua penyediaan makanan dan minuman.
Melakukan pemesanan, penerimaan, dan pemeriksaan semua makanan dan
minuman dari supplier.
Mengatur inventory dapur dan penyediaan bahan baku.
Memaintain perlengkapan dan peralatan memasak.
71
Menyiapkan dan menghidangkan semua makanan yang dipesan.
7. Head Waiter
Mengatur waiter dan waitress serta mengawasi waiter dan waitress.
Menerima reservasi.
Menginformasikan kursi yang tersedia.
Menerima pemesanan makanan dan mengantarkannya kepada pelanggan.
Mengantarkan piring dan gelas kotor ke bagian sanitasi.
8. Waiter/Waitress
Menerima reservasi.
Menginformasikan kursi yang tersedia.
Menerima pemesanan makanan dan mengantarkannya kepada pelanggan.
Membersihkan dan mengatur meja dan kursi.
Mengantarkan piring dan gelas kotor ke dapur.
Menjaga kebersihan alat masak, perlengkapan makan minum, dinding
dapur dan seluruh lantai outlet.
4.2.3 Working Shift
“Putulicious” memiliki 2 shift jam kerja, yaitu shift pagi (1) pada pukul
09.00 - 16.00, shift siang (2) pada pukul 15.00 - 22.00.
72
Employee
Shift 1
10.00 – 16.00
Shift 2
15.00 - 22.00
Number
of Person
Restaurant Manager
1
Cashier
1
1
Chef
2
2
Head Waiter
1
1
Waiter/Waitress
2
2
1
Tabel 4.1 Working Shift
4.3 Marketing Plan
Proses Pemasaran memiliki banyak definisi, salah satunya definisi
pemasaran menurut Philip Kotler “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.” Ini definisi dasar
mengenai marketing secara umum.
Teknik pemasaran adalah sebagai salah satu kunci keberhasilan dari
penjualan produk. Kemampuan yang handal dalam memasarkan produk atau jasa
73
bisa jadi lebih penting dari produk itu sendiri. Teknik pemasaran yang baik
didukung oleh strategi pemasaran yang efektif dan tepat. Dengan strategi tersebut,
proses marketing dapat dipertahankan, bahkan cara baru dalam memasarkan
produk juga bisa kita temukan dan membuat pelanggan semakin loyal
(smartbisnis.co.id, 2013 , par.2).
Mill (2007, hal 53) mendefinisikan marketing sebagai proses dari
perencanaan dan eksekusi dari konsep, pricing, promotion, dan distribution suatu
ide, barang, dan servis untuk menciptakan kepuasan individu dan mencapai
tujuan organisasi. Marketing plan terdiri dari analisa situasi (SWOT), sales
forecast, marketing strategy, timeline, hingga marketing expense budget. Namun,
kami mengganti SWOT menjadi TOWS dikarenakan bisnis belum berjalan.
Analisis TOWS lebih cenderung berorientasi pada perubahan-perubahan
di lanskap pasar, artinya berorientasi pada masa depan. Sementara analisis SWOT
cenderung berorientasi pada masa lalu. Lebih mengedepankan kekuatan-kekuatan
di dalam perusahaan dan perusahaan cenderung mengagungkan masa lalunya
(glorifying the past) dan belum tentu relevan dengan era sekarang.
Dengan memiliki cara pandang ke luar (outlook) lebih dahulu, perusahaan
dengan gampang menyusun strategi yang tepat, efektif, sekaligus efisien.
Sebaliknya, dengan cara pandang dari dalam ke luar, perusahaan berpotensi
melahirkan strategi yang keliru dan tidak sesuai dengan situasi dan kondisi pasar
alias tidak relevan.
Setelah menganalisis faktor eksternal tersebut, perusahaan kemudian
melihat ke dalam: mana saja yang menjadi kekuatan kompetitif perusahaan, apa
saja yang perlu dipersiapkan. Perusahaan pun kemudian memiliki pilihan, apakah
74
harus investasi, langsung mengeksekusi, menunda, atau malah membatalkan dan
menggarap bisnis lainnya yang lebih relevan dan realistis.
4.3.1 Strategi TOWS
External Threat (T)
Rencana pemda untuk membatasi perizinan pusat perbelanjaan/mall.
Pesaing yang mencoba mengikuti produk “Putulicious”.
External Opportunities (O)
Gaya hidup masyarakat perkotaan segmen premium yang menyukai mall
sebagai bagian dari social life mereka.
Kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia.
Pasar potensial anak muda metropolitan Indonesia yang penasaran dan
berani mencoba hal – hal baru.
Tingkat konsumsi/daya beli dan ekonomi yang semakin membaik
dicerminkan naik terus dan pesatnya pendapatan perkapita rata2 keluarga
Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir.
Tumbuhnya mal – mal dan pusat perbelanjaan di kota – kota besar di
Indonesia
Internal Strength (S)
Variasi baru produk yang ditawarkan
Bahan baku berkualitas
Keunikan produk yang belum pernah ada sebelumnya
75
Desain tempat yang menarik dan nyaman
Pelayanan maksimal
Pelopor Kue Tradisional yang dinikmati di lokasi mewah seperti mall
dan suasana berbeda
Brand yang kuat, dimana orang akan mengingat Putulicious sebagai
tempat makan dan berkumpul dengan kue asli tradisional Indonesia
(mengingat lebih banyak kue asing yg masuk di mal)
Penyajian dan pelayanan yang cepat, dan varian makanan dan minuman
tambahan (minuman teh rasa buah, panas/dingin).
Konsep Café / Resto mengalahkan konsep kue tradisional Indonesia yg
image nya hanya dipesan, lalu dibawa pulang.
Kue Putulicious dengan aneka rasa dan pilihan topping yang tersedia.
Internal Weaknesses (W)
Cost besar yang dikeluarkan pada awal untuk membentuk brand, karena
target market segmen premium.
Usaha besar untuk mendapat tempat di hati konsumen, karena brand baru.
Manajemen yang belum sebagus dan sekuat produk2 resto asing.
Keterbatasan modal dibandingkan perusahaan resto multinational.
Butuh sosialisasi dan differensiasi yang kuat agar brand ini diingat orang
76
External
Opportunities
(O)
External Threats
(T)
Internal Strength
(S)
Internal Weakness
(W)
Tabel 4.2 Strategi TOWS
Strength – Opportunities
Untuk bisa memenuhi target pasar di kota – kota besar di Indonesia yang
memiliki karakteristik; Suka berjalan – jalan di mall sembari makan dan
berkumpul, juga daya beli yang semakin tinggi di kalangan usia produktif,
maka strategi yang perlu dilakukan adalah:
Membuka Lokasi gerai “Putulicious” di mal di kota besar di Indonesia
seperti Jakarta (baik Mal yang lama ataupun mal yang akan dibangun).
Memberikan “experience” yang berbeda dibandingkan menikmati kue
tradisional yang hanya bisa dibeli di kaki lima.
Berinovasi dan memperbaiki kekurangan dalam kualitas pelayanan dan
Strategies that use strengths to maximize
opportunities.
Strategies that use strengths to
minimize threats.
Strategies that minimize weaknesses by taking advantage of
opportunities
Strategies that minimize weaknesses and
avoid threats.
77
makanan demi menjaga usaha tetap stabil.
Weaknesses – Opportunity
Dengan kelemahan seperti; terbatasnya modal di awal, branding yang
memakan waktu, manajemen yang belum sekuat resto multinasional,
untuk tetap mengisi peluang yang ada serta mengurangi kelemahan ini,
langkah yang kami lakukan adalah:
Mematangkan strategi marketing yang efektif, baik Online dan Offline
Menggunakan role model manajemen resto yang terbukti sudah berjalan
baik di mal.
Menggunakan bantuan jasa konsultan marketing - branding professional
untuk membantu mematangkan strategi yang efektif.
Menggunakan jasa konsultan manajemen untuk membantu mematangkan
Manajemen Resto yang baik.
Strength – Threat
Untuk menghadapi ancaman eksternal yang ada seperti; pesaing yang
mencoba mengikuti “Putulicious” dan kesulitan perizinan dan legalitas
untuk membuka cabang baru, yaitu:
Differensiasi berupa pelayanan yang cepat, mempertahankan konsep
tradisional, experience yang jelas berbeda dengan penjualan kue putu pada
umumnya, dapat menjadi nilai tambah dibandingkan dengan pesaing yang
akan masuk.
Penggunaan jasa notaris akan membantu memberikan solusi cepat dan
78
murah untuk mengurus perizinan dan legalitas lainnya.
Promosi yang terus-menerus akan mendapatkan hati konsumen, karena
“Putulicious” akan menjadi pelopor menikmati cemilan tradisional dengan
cara baru.
Weaknesses – Threats
Untuk meminimalisir kelemahan terhadap ancaman eksternal, strategi
kami adalah:
Berinovasi dan berbenah terus secara keseluruhan untuk menghadapi
ancaman pesaing yang akan datang.
Mengatasi keterbatasan modal dengan menawarkan proposal kepada
investor dengan proposal bisnis yang realistis dan informatif.
Alternatif lain untuk penambahan modal dapat mengajukan pembiayaan
kepada lembaga keuangan.
Jadi dapat disimpulkan dengan banyaknya ancaman seperti itu, sehingga
kita juga harus memiliki strategi tambahan untuk mengantisipasi masuknya
pesaing yang dapat di aplikasikan ketika “Putulicious” sudah mulai dikenal
banyak orang, karena pesaing sangat gampang meniru product development yang
dijalankan, yaitu:
Terus berinovasi dalam berpromosi di media online dan offline dengan
menjaga Brand Awareness “Putulicious” sebagai “Top of Mind Product”
di benak konsumen.
79
Menjaga kualitas produk makanan, minuman, service excellence, dan
kenyamanan tempat atau lokasi dengan perbaikan standarisasi bisnis
pemilihan lokasi, kualitas produk dan service.
Fokus pada kelebihan atau kekuatan Putulicious, dan tetap menganalisa
ancaman dan apa kelemahan dan kekuatan dari pesaing baru.
Berikan kemudahan bermacam pembayaran kepada konsumen, seperti
Debit Card, Credit Card, dan fitur – fitur pembayaran lainnya.
4.3.2 Sales Forecast
Kapasitas Outlet: 30-32 seats
Asumsi target harian:
Peak (pukul 11.00-14.00 & 18.00-21.00)
Full/hour = 30 x 3jam = 90 orang
Karena Peak Hour terjadi 2x perhari: 90 x 2 = 180 orang
Non-Peak (pukul.10.00-11.00, 14.00-18.00, & 21.00-22.00)
¼ terisi/hour = 8 x 6 = 48 orang
Target Delivery Order
25% dari 180 + 48 orang = 25% dari 228 = 57
Total target unit penjualan harian = 180 + 48 + 57 = 285
Food Cost (COGS)
Main menu (kue putu) = Rp.25.000,- (Normal = 5 pcs, Small = 7 pcs,
Large = 3 pcs)
Drinks (Teh & Kopi) = Rp.30.000,-
Pembayaran rata-rata tiap transaksi = Rp.55.000,
80
4.3.3 Marketing Objectives
Menciptakan dan menjaga “awareness” dari brand “Putulicious” ini,
sebagai cara baru untuk menikmati kue putu dengan rasa baru, disertai dengan
minuman pendamping seperti premium coffee dan tea dengan semua itu
diharapkan konsumen memperoleh suatu experience dan gaya hidup yang benar –
benar baru dalam wisata kuliner dan bersosialisasi dengan teman dan keluarga.
Mencapai target penjualan sebanyak 285 orang/hari yang ditetapkan oleh
perusahaan dan menjadikan usaha yang menghasilkan profit yang stabil.
4.3.4 Marketing Strategy
Pemasaran tidak lepas dari cara memasarkan produk atau jasa berupa
strategi marketing yang efektif dan tentunya dengan biaya yang efisien.
Atas pertimbangan itu, kami pilih salah satu survey dari Nielsen, yaitu
mengenai survey “Nielsen Global Trust in Advertising Survey, 2011”. Di dalam 4
teratas hasil survey tersebut ditemukan fakta bahwa kebanyakan konsumen lebih
mempercayai media advertising berupa:
Rekomendasi dari Teman/Kenalan dekat - 92 % Trust
Opini konsumen/user lain secara online (online comment post) - 70% Trust
Artikel review produk di Koran/Majalah - 58% Trust
Branded Websites (Website terkenal yang dapat dipercaya) – 58 % Trust
81
Gambar 4.4 Hasil Survey Nielsen (1)
Berdasarkan Survey Nielsen mengenai Global Trust in Advertising 2011
itu, terlihat mainstream tools untuk advertising seperti radio dan TV tidak
menjamin kepercayaan konsumen dan memakan biaya yang sangat besar untuk
ukuran start-up business seperti “Putulicious” ini.
Karena itu, kami akan menggunakan tools advertising seperti:
1. Social Media, contohnya Facebook dan Twitter (low cost).
Social media digunakan untuk menjalin komunikasi dua arah baik berupa
promosi ataupun menerima kritik dan saran dari konsumen di dunia maya.
Kemudahan penggunaan dan penggunaan massal twitter dan facebook sangat
efektif dalam menjangkau konsumen dan sangat rendah biaya.
82
Strategi Social Media (Twitter dan Facebook):
a. Tweet/kicauan twitter yang menargetkan konsumen berdasarkan keyword
dari timeline, interest/minat, geografis, gender.
b. Layout twitter yang menarik dan enak dilihat.
c. Highlight Menu, promo, dan me-retweet testimonial konsumen.
d. Menampilkan foto produk, juga informasi mengenai promo dan
experience ketika berada di Putulicious.
Tujuan: Menjaga Awareness dan Komunikasi Dua Arah dengan konsumen.
Konsumen merasa dihargai dengan retweet dan komunikasi dua arah yang baik.
2. Representative Website (low cost)
Representative website berfungsi sebagai penyedia informasi mengenai
“Putulicious” secara general dalam media online atau dunia maya. Tampilan
website yang enak dilihat, informatif dan mudah diakses sangat penting untuk
image positif produk.
Strategi Representative Website:
a. Menampilkan desain yang menarik, enak dilihat, informatif dan mudah
diakses dengan minimnya gambar bergerak sehingga halaman website
cepat diakses.
b. Mencantumkan link menuju google map untuk memposisikan lokasi outlet
di peta online google map.
c. Mencantumkan kontak untuk pesanan, kritik, dan saran.
83
Tujuan: Memberikan informasi secara umum dari produk “Putulicious” melalui
media online, dengan adanya website profil produk menjadi mudah dicari di dunia
maya.
2. Memaksimalkan testimonial dan opini positif di Resto Review Website seperti
Openrice.com (Free).
Gambar 4.5 Open Rice Resto Review
Testimoni online konsumen yang telah datang ke outlet “Putulicious”
sangat penting untuk menjadi salah satu pedoman bagi calon konsumen yang
mencari informasi mengenai kuliner.
84
Strategi Resto Review:
a. Menggunakan website Openrice.com, untuk memaksimalkan informasi
testimonial konsumen yang telah datang ke outlet “Putulicious”
menggunakan rating Taste (Rasa), Environment (Lingkungan), Service
(Pelayanan), Clean (Kebersihan), Price (Harga).
b. Memposting beberapa testimonial yang informatif berupa foto, dan
suasana “Putulicious”.
Tujuan: Tujuan dari memaksimalkan resto review adalah menjaring calon
konsumen online yang belum pernah datang dan merasakan “Putulicious”. Resto
Review website sangat membantu mendatangkan pelanggan.
3. Memasukkan Review dan Artikel ke Majalah atau Koran
85
Gambar 4.6 Hasil Survey Nielsen (2)
Survey Nielsen tahun 2011 mengenai “Global Trust in Advertising
Survey”, mengatakan bahwa 90 persen lebih konsumen di dunia lebih
mempercayai testimonial dan review dari media massa dan konsumen yang
pernah mencoba produk tertentu.
Strategi review artikel di majalah dan koran:
a. Menggunakan media “majalah kawasan“, “majalah komunitas lifestyle“,
dan majalah yang berkaitan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan.
b. Review yang mengutamakan “experience” dari konsumen yang pernah
datang, juga wawancara dengan manager/pemilik dari resto “Putulicious”
dengan bahasa yang tidak terlalu narsis atau terlalu memaksakan untuk
berpromosi.
86
Tujuan: dengan review di media massa komunitas dan secara lokal, strategi untuk
mengenalkan produk lebih mudah untuk dilakukan dan akan lebih efektif, karena
menurut survey Nielsen 2011, orang lebih percaya promosi melalui testimonial
dan review di media online dan media massa.
4. Grand Launching Produk.
Launching produk dibutuhkan untuk membuka dan memperkenalkan
produk kepada masyarakat, memberikan penghormatan kepada para partner
bisnis di awal pembukaan usaha.
Strategi Grand Launching:
a. Mengadakan acara grand launching yang dihadiri oleh para stakeholder
dan undangan media.
b. Menyiapkan tools pamflet untuk pengunjung mall di spot – spot menuju
resto dan pintu masuk.
c. Menyiapkan acara dengan MC dan singer untuk menarik perhatian
pengunjung saat grand launching.
5. Sales Boosting Strategy
a. Memaksimalkan Penjualan lewat Pesta Ultah dan Pesanan
Meningkatkan penjualan melalui pesanan partai besar untuk acara di
gedung atau rumah, dan juga pesta ulang tahun di outlet “Putulicious”,
cara ini akan meningkatkan angka sales selain dari penjualan normal.
b. Menggunakan “Fake Crowd”
Menggunakan orang – orang yang dibayar seolah – olah menjadi
87
pengunjung, dan berkumpul di outlet. Bertujuan untuk menciptakan rasa
penasaran calon konsumen yang melihat, dan ingin mencoba pada peak
days yaitu sabtu dan minggu.
Gambar 4.7 Strategi Fake Crowd
c. Menjadi tempat gathering bagi komunitas masyarakat.
Menjalin relasi dengan beberapa komunitas masyarakat lokal seperti
misalnya komunitas “bike to work’, komunitas pecinta komik, dan lainnya
untuk berkumpul atau gathering di outlet “Putulicious” (menjaring
konsumen dari komunitas dan penjualan massal).
6. Membership System
Member card pada “Putulicious” akan sangat membantu untuk
pembentukan komunitas “Putulicious”sendiri. Walker (2008, hal 131)
menjelaskan masalah kebanyakan restoran adalah adanya periode dimana
permintaan sangat rendah terutama di awal tahun yaitu di bulan Januari, naik di
Juni dan kembali menurun hingga Desember. Begitu pula dengan setiap
88
minggunya, yaitu Senin dan Selasa dengan masa peak di Jumat dan Sabtu.
Untuk menjaga target tetap on-track “Putulicious” akan memberikan
value antara lain dengan pembelian kelipatan 5000 akan mendapatkan 1 poin
yang akan dapat dikumpulkan di kartu member card, bila poin sudah terkumpul
dapat ditukarkan dengan menu-menu yang berbeda setiap bulannya.
4.3.5 Action Plan Timeline
Promotion Timeline 2014
Januari 2 - 6 Januari: Persiapan dan setup social media twitter dan FB
8 - 10 Januari: Pre Launching Putulicious (persiapan acara grand launching)
11 Januari: Grand Launching Putulicous
12 Januari, 18-19 Januari, 25-26 Januari: Fake Crowd Strategy
Februari
Setiap weekend sabtu-minggu menggunakan Fake Crowd Strategy sepanjang
Februari
16 Februari: Review oleh Media Lifestyle Magazine
Maret
Setiap weekend sabtu-minggu menggunakan Fake Crowd Strategy sepanjang
Maret
Mulai mengontak dan menjalin relasi dengan komunitas
April
Kuis dan Promo di Facebook dan Twitter pada Hari Jumat dan Sabtu sepanjang
April
Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"
May
Kuis dan Promo di Facebook dan Twitter pada Hari Jumat dan Sabtu sepanjang
May
Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"
Juni Setiap weekend sabtu-minggu menggunakan Fake Crowd Strategy sepanjang Juni
Mengadakan Promosi Berbuka Bersama di Putulicious selama Ramadhan
1 Juni: Perubahan layout sementara facebook dan twitter menyambut Ramadhan
Juli
Kuis dan Promo di Facebook dan Twitter pada Hari Jumat dan Sabtu sepanjang
Juli
Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"
89
4.3.6 Marketing Expense Budget
Dibawah ini merupakan table marketing expense yang digunakan untuk
marketing strategy di atas.
Grand Launching (Awal saja)
Balon tulisan "Putulicious" 200 pcs
550,000
Flyer 1000 pcs
5,000,000
Standing Banner 2 pcs
1,000,000
EO Launching Package
(inc.MC,Singer,Sewa Peralatan)
15,000,000
Honor Jurnalis & Blogger 4 orang
12,000,000
Konsumsi Paket "Putulicious" 10 paket
550,000
Post Launching (Rutin setiap
tahun)
Event-Event & Strategi Promosi
lain
200,000,000
Agustus Review oleh blogger kuliner
Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"
September Fake Crowd Strategy di Akhir Minggu ke 4
Kuis dan Promo di Facebook dan Twitter pada Hari Jumat dan Sabtu sepanjang
September
Oktober Fake Crowd Strategy di Akhir Minggu ke 4
Review testimonial di Open Rice oleh salah satu "Insider"
November
Setiap weekend sabtu-minggu menggunakan Fake Crowd Strategy sepanjang
November
Desember Perubahan layout sementara facebook dan twitter menyambut Natal
25 Desember: Door prize Natal bagi pengunjung ke-25 (pada hari itu)berupa
Gadget Samsung Tab
90
Promotion (Awal saja)
Online Promotion: socmed,
Id.OpenRice.com, review kuliner
blog
1,000,000
Offline Promotion: Lifestyle
Magazine Review, Advertising di
Majalah Media Kawasan, Review
Kuliner di Koran Style
100,000,000
Total (Awal saja)
135,100,000
Toyal (Rutin)
200,000,000
4.4 Financial Planning
Untuk Financial Statement “Putulicious” detail ada pada lembar
Lampiran, disini kami hanya memasukkan summarynya saja.
SUMMARY Years 1 to 5
Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5
Summary Financials ($)
Revenue
3,700,685,605 4,169,790,000 4,843,269,000 5,532,795,900 6,239,975,490
Gross Profit
1,850,342,802 2,084,895,000 2,421,634,500 2,766,397,950 3,119,987,745
EBIT
355,082,802 441,405,000 615,091,500 780,496,650 936,792,315
EBITDA
368,042,802 454,365,000 629,311,500 795,442,650 952,536,915
Net Earnings
191,270,522 268,960,500 426,412,350 575,930,385 717,315,224
Net Cash from Operating Activities 347,830,522 425,520,500 581,712,350 730,504,385 871,090,623
Capital Expenditures
777,600,000 26,000,000 29,000,000 32,000,000 60,000,000
Interest Income/(Expense)
0 0 0 0 0
Dividends
95,635,261 134,480,250 213,206,175 287,965,192 358,657,612
Cash
1,025,755,210 1,443,220,303 1,240,370,082 1,186,854,012 1,282,089,236
Total Equity
1,691,270,522 1,960,231,022 2,386,643,372 2,962,573,757 3,679,888,981
Total Debt
0 0 0 0 0
Growth
Revenue Growth Rate - CAGR:
13% 16% 14% 13%
Net Earnings Growth Rate - CAGR:
40.6% 58.5% 35.1% 24.5%
91
Ratios
Current Ratio
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Debt to Capital (LT Debt + Equity) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Profitability
Gross Profit %
50.0% 50.0% 43.8% 50.0% 50.0%
Operating Expenses %
40.0% 39.0% 37.0% 35.0% 34.7%
Net Earnings %
5.2% 6.5% 8.8% 10.4% 11.5%
Returns
Return on Assets
11.3% 13.7% 17.9% 19.4% 19.5%
Return on Equity
12.8% 17.9% 28.4% 38.4% 47.8%
Return on Capital (LT Debt + Equity) 6.3% 8.9% 14.2% 19.2% 23.9%
FREE CASH FLOW
Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5
Net income
191,270,522 268,960,500 426,412,350 575,930,385 717,315,224
add back:
Depreciation
14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000
amortisasi sewa outlet
80,000,000 80,000,000 80,000,000 80,000,000 80,000,000
amortisasi renovasi awal
18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000
amortisasi marketing&promotion awal 27,020,000 27,020,000 27,020,000 27,020,000 27,020,000
amortisasi kendaraan
16,000,000 16,000,000 16,000,000 16,000,000 16,000,000
amortisasi uji klinis & serti halal 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000
155,520,000 155,520,000 155,520,000 155,520,000 155,520,000
less Inventory
43,435,313 50,450,719 57,633,291 64,999,745 64,999,745
less investasi:
Uang muka sewa
400,000,000
1,500,000,000 -1,500,000,000 303,355,210 374,029,781 524,299,059 666,450,640 407,835,479
discount rate 5%
IRR 14%
NPV 448,915,362
Tabel 4.3 Summary Financial Statement “Putulicious”