bab 4 analisis kawasan kumuh ok

30
4 - 1 PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG PERUMAHAN DED Kawasan Kumuh Kelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi LAPORAN AKHIR Analisis Kawasan Kumuh Perkotaan 4.2 ANALISIS TINGKAT KEKUMUHAN Untuk melihat tingkat kekumuhan suatu kawasan maka perlu dilakukan penilaian terhadap kondisi kawasan tersebut. Beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kekumuhan suatu kawasan kumuh yaitu antara lain: a. Ciri permukiman kumuh yang menonjol adalah : 1. Lebih dari 60 % kondisi rumahnya kurang memenuhi syarat. 2. Kepadatan bangunan dan penduduk yang tinggi. 3.Prasarana dan sarana lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan kurang terpelihara. 4. Umumnya penduduk tidak mempunyai kamar mandi sendiri. 5. Tidak ada ruang lagi untuk fasilitas umum. 6. Penataan Permukiman yang kurang baik. b. Kriteria Permukiman Kumuh, antara lain : 1. Income per capita < 300.000/bulan. 2. Prosentase konsumsi untuk makanan > dari rata-rata nasional. 3. Gen ratio > rata-rata nasional (0,32). 4. Prosentase pekerja sektor informal > 80 %. 5.Tingkat pendidikan kepala keluarga rata-rata tidak tamat SD. 6. Kualitas hunian sangat rendah (non permanen > permanen). 7. Hunian tidak berstruktur dan tidak berpola.

Upload: bambangkustiawan

Post on 20-Feb-2016

71 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Edy Junaidi,ST

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 1PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Analisis Kawasan Kumuh Perkotaan4.2 ANALISIS TINGKAT KEKUMUHAN

Untuk melihat tingkat kekumuhan suatu kawasan maka perlu dilakukan penilaian terhadap kondisi kawasan tersebut. Beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kekumuhan suatu kawasan kumuh yaitu antara lain:a. Ciri permukiman kumuh yang menonjol adalah :

1. Lebih dari 60 % kondisi rumahnya kurang memenuhi syarat.2. Kepadatan bangunan dan penduduk yang tinggi.3. Prasarana dan sarana lingkungan yang kurang memenuhi syarat

kesehatan dan kurang terpelihara.4. Umumnya penduduk tidak mempunyai kamar mandi sendiri.5. Tidak ada ruang lagi untuk fasilitas umum.6. Penataan Permukiman yang kurang baik.

b. Kriteria Permukiman Kumuh, antara lain :1. Income per capita < 300.000/bulan.2. Prosentase konsumsi untuk makanan > dari rata-rata nasional.3. Gen ratio > rata-rata nasional (0,32).4. Prosentase pekerja sektor informal > 80 %.5. Tingkat pendidikan kepala keluarga rata-rata tidak tamat SD.6. Kualitas hunian sangat rendah (non permanen > permanen).7. Hunian tidak berstruktur dan tidak berpola.8. Kepadatan > 400 jiwa/Ha9. Prasarana umum tidak tersedia dengan baik < 30 %.

Page 2: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 2PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

4.2 ANALISIS LINGKUNGAN

1. Ketentuan Rumah Sederhana Sehat (RS Sehat)A. Kebutuhan Minimal Masa (penampilan) dan Ruang (luar-dalam)

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak

lainnya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan ketinggian rata-rata Iangit-Iangit adalah 2.80 m.

Rumah sederhana sehat memungkinkan penghuni untuk dapat hidup sehat, dan menjalankan kegiatan hidup sehari-hari secara layak. Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: Kebutuhan luas per jiwa Kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK) Kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK) Kebutuhan luas lahan per unit bangunan

Tabel IV.1

Minimal Efektif Ideal Minimal Efektif Ideal

48,0 60,0 - -

Tabel Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahanuntuk Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat)

72-90 200

36,0 60,0 72-90 20072-90

-

200

200

-

Luas (m2) untuk 4 Jiwa

Unit Rumah

Lahan (L)

28,8 60,0

(Indonesia) 9,0

(Internasional) 12,0

21,6

27,0

36,0

60,0

60,0

60,0

Unit Rumah

Lahan (L)

Luas (m2) untuk 3 JiwaStandar

per Jiwa (m2)

(Ambang Batas) 7,2

72-90

B. Kebutuhan Kesehatan dan Kenyamanan

Page 3: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 3PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek, yaitu : pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara dan kelembaban dalam ruangan.

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat dan nyaman.

PencahayaanMatahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai

pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang Iangit, dengan ketentuan sebagai berikut: Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan, Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya, Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara

merata.Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam

ruangan ditentukan oleh: Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata), Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan

(mata), Tingkat atau gradasi kekasaran den kehalusan jenis pekerjaan, Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan, Sinar matahari Iangsung dapat m asuk ke ruang an minimum 1 (satu)

jam setiap hari, Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam

16.00.

Tabel IV.2

Jenis RuangKeluargaKerjaTidur

d = Jarak titik ukur terhadap bidang bukaanDapur 0,20d = 0,40 0,20d = 0,40

untuk Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat)Tabel Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan

fl min. TUU fl min. TUS Keteranganfl = faktor langit

TUU = Titik Ukur UtamaTUS = Titik Ukur Sisi

0,35d = 0,700,35d = 0,700,18d = 0,36

0,16d = 0,320,16d = 0,320,05d = 0,10

Page 4: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 4PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Nilai faktor langit tersebut akan sangat ditentukan oleh kedudukan lubang cahaya dan luas lubang cahaya pada bidang atau dinding ruangan. Semakin lebar bidang cahaya (L), maka akan semakin besar nilai factor langitnya. Tinggi ambang bawah bidang bukaan (jendela) efektif antara 70-80 cm dari permukaan lantai ruangan.

Nilai faktor langit minimum dalam ruangan pada siang hari tanpa bantuan penerangan buatan, akan sangat dipengaruhi oleh:

Tata letak perabotan rumah tangga, seperti lemari, meja tulis atau meja makan,

Bidang pembatas ruangan, seperti partisi, tirai masif.

PenghawaanUdara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas

sepanjang hidupnya. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinyu melalui ruangan-ruangan, serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi sebagai ventilasi.

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut : Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai

ruangan. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang

mengalir keluar ruangan Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan berikut: Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan

bangunan disekitarnya. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamaaan ruangan

kegiatan dalam bangunan sepeti: ruangan keluarga, tidur, tamu

Page 5: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 5PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

dan ruang makan.

Suhu udara dan kelembabanRumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan

kelembaban udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam ruangan.

Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan penghuni dalam melakukan kegiatannya, perlu memperhatkan: Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan

keluar. Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak

bergerak. Menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas Iantai

ruangan.

C. Kebutuhan Minimal Keamanan den Keselamatan Pada dasarnya bagian-bagian struktur pokok untuk bangunan rumah

tinggal sederhana adalah: pondasi, dinding (dan kerangka bangunan), atap serta lantai. Sedangkan bagian-bagian lain seperti Iangit-langit, talang dan sebagainya merupakan estetika struktur bangunan saja.a. Pondasi

Secara umum sistem pondasi yang memikul beban kurang dari dua ton (beban kecil), yang biasa digunakan untuk rumah sederhana dapat dikelompokan ke dalam tiga system pondasi, yaitu: pondasi langsung; pondasi setempat; dan pondasi tidak langsung.Sistem pondasi yang digunakan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) dan pengembangannya dalam hal ini Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) ini adalah sistem pondasi setempat dari bahan pasangan batu kali atau beton tanpa tulangan dan system pondasi tidak langsung dari bahan kayu ulin atau galam.

b. DindingBahan dinding yang digunakan untuk RIT dan pertumbuhannya adalah

Page 6: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 6PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

conblock, papan, setengah conblock dan setengah papan atau bahan lain seperti bambu tergantung pada potensi bahan yang dominan pada daerah dimana rumah ini akan dibangun. Ukuran conblock yang digunakan harus memenuhi SNI PKKI NI-05.Untuk dinding papan harus dipasang pada kerangka yang kokoh, untuk kerangka dinding digunakan kayu berukuran 5/7 dengan jarak maksim um 100 cm. Kayu yang digunakan baik untuk papan dan balok adalah kayu kelas kuat dan awet II. Apabila untuk kerangka digunakan kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Jarak tiang rangka kurang lebih 150 cm. Papan yang digunakan dengan ketebalan minimal 2 cm setelah diserut dan sambungan dibuat alur lidah atau sambungan lainnya yang menjamin kerapatan.Ring-balok dan kolom dari kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Hubungan antara kolom dengan ringbalok dilengkapi dengan sekur-sekur dari kayu 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Panjang sekur maksimum 50 cm.

c. Kerangka bangunanRangka dinding untuk rumah tembok dibuat dari struktur beton bertulang. Untuk rumah setengah tembok menggunakan setengah rangka dari beton bertulang dan setengah dari rangka kayu. Untuk rumah kayu tidak panggung rangka dinding menggunakan kayu. Untuk sloof disarankan menggunakan beton bertulang. Sedangkan rumah kayu panggung seluruhnya menggunakan kayu, baik untuk rangka bangunan maupun untuk dinding dan pondasinya.

d. Kuda-kudaRumah sederhana sehat ini menggunakan atap pelana dengan kuda-kuda kerangka kayu dengan kelas kuat dan awet II berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan.

Disamping sistem sambungan kuda-kuda tradisional yang selama ini sudah digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat setempat. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pemasangan kerangka kuda-kuda disarankan menggunakan sistem kuda-kuda paku, yaitu pada setiap titik simpul menggunakan klam dari papan 2/10 dari kayu dengan kelas yang sama dengan rangka kuda-kudanya.Khusus untuk rumah tembok dengan konstruksi pasangan, dapat menggunakan kuda-kuda dengan memanfaatkan samping tembok yang

Page 7: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 7PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

disekelilingnya dilengkapi dengan ring-balok konstruksi beton bertulang.Kemiringan sudut atap harus mengikuti ketentuan sudut berdasarkan jenis penutup atap yang digunakan, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan

oleh pabrik atau minimal 200 untuk pertimbangan kenyamanan ruang didalamnya.

2. Konsepsi Rumah Sederhana Sehat (RS Sehat)Rumah Sederhana Sehat (RS Sehat) yaitu rumah yang dibangun

dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana akan tetapi masih memenuhi standar kebutuhan minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi lokal meliputi potensi fisik seperti bahan bangunan, geologis, dan iklim setempat serta potensi sosial budaya seperti arsitektur lokal, dan cara hidup.

Sasaran penyediaan Rumah Sederhana Sehat yaitu bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dalam pelaksanaannya pemenuhan penyediaan Rumah Sederhana Sehat masih menghadapi kendaIa, berupa rendahnya tingkat kemampuan masyarakat, mengingat harga Rumah Sederhana Sehat masih belum memenuhi keterjangkauan secara menyeluruh. Untuk itu perlu disediakan disain rumah antara yang pertumbuhannya diarahkan menjadi Rs Sehat. Rumah antara yang dimaksud adalah Rumah Inti Tumbuh (RIT), yaitu rumah yang hanya memenuhi standar kebutuhan minimal rumah, dengan kriteria sebagi berikut: RIT memiliki ruang paling sederhana yaitu sebuah ruang tertutup dan

sebuah ruang terbuka beratap dan fasilitas MCK.

RIT memiliki bentuk atap dengan mengantisipasi adanya perubahan yang bakal di lakukan yaitu dengan memberi atap pada ruang terbuka yang berfungsi sebagai ruang serba guna.

Bentuk generic atap pada RIT selain pelana, dapat berbentuk lain (limasan, kerucut, dll) sesuai dengan tuntutan daerah bila itu ada.

Penghawaan dan pencahayaan alami pada RIT menggunakan bukaan yang memungkinkan sirkulasi silang udara dan masuknya sinar matahari.

Dalam proses pengembangan RIT menjadi Rs Sehat memberi peluang peran calon penghuni/penghuni dalam mengekspresikan kebutuhan

Page 8: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 8PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

pengungkapan jati diri. Sehingga akan mengurangi peluang terhadap pembongkaran bagian-bagian bangunan secara besar-besaran.1. Tipologi Rumah Sehat

Rumah Sederhana adalah tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. Luas kapling ideal, dalam arti memenuhi kebutuhan luas lahan untuk bangunan sederhana sehat baik sebelum maupun setelah dikembangkan. Secara garis besar perhitungan luas bangunan tempat tinggal dan luas kapling ideal yang memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan dan kenyamanan bangunan seperti berikut; Kebutuhan ruang minimal menurut perhitungan dengan ukuran Standar Minimal adalah 9 m2, atau standar ambang dengan angka 7,2 m2 per orang . Sebagai konsepsi dasar kedua perhitungan tersebut masih digunakan dengan tetap mempetimbangkan bentuk akhir rumah pasca pengembangan. Sehingga dari hasil perhitungan diatas didapat luas bangunan awal (RIT) adalah 21 m2 dengan pertimbangan dapat dikembangkan menjadi 36 m2 bahkan pada kondisi tertentu dimungkinkan memenuhi standar ruang Internasional.

2. Konsepsi Rumah Inti TumbuhKendala keterjangkauan masyarakat terhadap Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), telah diupayakan menyiasati kondisi tersebut melalui satu rancangan rumah antara yaitu RIT sebagai rumah cikal bakal Rumah Sederhana Sehat. Rancangan RIT memenuhi tuntutan kebutuhan paling mendasar dari penghuni untuk mengembangkan rumahnya, dalam melakukan kegiatan hidup sehari-hari, dengan ruang -ruang yang perlu disediakan sekurang-kurangnya terdiri dari : 1 ruang tidur yang memenuhi persyaratan keamanan dengan

bagian-bagiannya tertutup oleh dinding dan atap serta memiliki pencahayaan yang cukup dan terlindung dari cuaca. Bagian ini merupakan ruang yang utuh sesuai dengan fungsi utamanya.

1 ruang serbaguna merupakan kelengkapan rumah dimana didalamnya dilakukan interaksi antara keluarga dan dapat melakukan aktivitas-aktivitas lainnya. Ruang ini terbentuk dari kolom, lantai dan atap, tanpa dinding sehingga merupakan ruang terbuka namun masih memenuhi persyaratan minimal untuk menjalankan fungsi

Page 9: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 9PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

awal dalam sebuah rumah sebelum dikembangkan. 1 kamar mandi/kakus/cuci merupakan bagian dari ruang servis

yang sangat menentukan apakah rumah tersebut dapat berfungsi atau tidak, khususnya untuk kegiatan mandi cuci dan kakus.

Ketiga ruang tersebut diatas merupakan ruang-ruang minimal yang harus dipenuhi sebagai standar minimal dalam pemenuhan kebutuhan dasar, selain itu sebagai cikal bakal rumah sederhana sehat. Konsepsi cikal bakal dalam hal ini diwujudkan sebagai suatu Rumah Inti yang dapat tumbuh menjadi rumah sempurna yang memenuhi standar kenyamanan, keamanan, serta kesehatan penghuni, sehingga menjadi rumah sederhana sehat.

3. Pola Pertumbuhan Rumah Inti Tumbuh (RIT) menjadi Rumah sederhana Sehat (Rs Sehat)Konsep rancangan Rumah Inti Tumbuh (RIT) adalah sebagai berikut: RIT adalah embrio dari rumah jadi yang diharapkan pertumbuhannya

menjadi rumah sehat. Diasumsikan sebagai cikal bakal rumah sehat yang memiliki wujud belum sempurna akan tetapi memiliki komponen system yang utuh, namun belum berfungsi 100% serta pada pertumbuhannya akan menjadi suatu rumah yang sempurna dengan fungsi penuh.

RIT merupakan suatu rancang ruang yang hanya menyediakan wadah untuk kebutuhan ruang-ruang kegiatan paling mendasar. Rumah ini nantinya akan dikembangkan oleh pemiliknya secara bertahap mulai dari RIT-1 menjadi RIT-2, dari RIT-2 menjadi Rs-Sehat 1, selanjutnya dari RsS-1 menjadi Rs-Sehat 2. Pengembangan tipe-tipe rumah ini tergantung tuntutan, kebutuhan dan kemampuan pemiliknya.

Ukuran pembagian ruang dalam rumah tersebut berdasarkan pada satuan ukuran modular dan standar internasional untuk ruang gerak/kegiatan manusia. Sehingga diperoleh ukuran ruang-ruang dalam RIT-1 adalah sebagai berikut: Ruang Tidur : 3,00 m x 3,00 m Serbaguna : 3,00 m x 3,00 m Kamar mandi/kakus/cuci : 1,20 m x 1,50 m

Dalam proses pengembangan rumahnya dari RIT -1 menjadi RIT -2, Rs-

Page 10: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 10PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Sehat T-28,8 maupun Rs-Sehat T-36, tetap mengikuti ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah perencanaan rumah sehat dan ukuran modul yang sudah ditetapkan.Dibawah ini dijelaskan studi modul untuk RIT serta pertumbuhannya

menjadi Rs Sehat 36, yang didasarkan modul-modul 3 M dengan kombinasi luasan lahan dan bangunan, secara skematis dapat dilihat pada gambaran dibawah ini:

Transformasi perubahan RIT-1 menjadi RIT-2, Rs Sehat-1, Rs Sehat-2 dan analisisnya dapat dilihat pada gambar-2 Transformasi perubahan RIT. Perubahan/transformasi bentuk atap terlihat keberlanjutan bentuk, bukan hanya menguntungkan dari segi pelaksanaan tetapi juga penghematan dari segi bahan bangunan. Pada penambahan ruang juga terlihat sederhana dan mengikuti kaidah perencanaan rumah sehat yaitu adanya penghawaan dan pencahayaan alami serta adanya sirkulasi silang udara.

Bentuk atap pada RIT sudah mengantisipasi adanya perubahan yang bakal dilakukan yaitu dengan memberi atap pada ruang terbuka yang berfungsi sebagai ruang service.

Penghawaan dan pencahayaan alami pada RIT dapat terpenuhi dengan adanya bukaan yang memungkinkan sirkulasi silang udara dan masuknya sinar matahari.

Penambahan ruang pada RIT-1 menjadi RIT-2 tidak mengakibatkan perubahan pada bentuk atap karena bentuk atap pada RIT sudah mengantisipasi perubahan ke tipe ini.Pertumbuhan denah menjadi Rs Sehat-2 dengan luas bangunan 36 dan luas

lahan efektif antara 72 - 90 m2, tetap menjaga kaidah-kaidah rumah sehat, yaitu dengan tetap mempertimbangkan adanya pencahayaan dan penghawaan alami semaksimal mungkin.

4.3 ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN KUMUH

Kelurahan Orang Kayo Hitam berada di kawasan cagar budaya. Kawasan ini berada di seberang sungai Batanghari dan merupakan kawasan permukiman tradisional yang padat di sekitar lahan kosong yang masih luas.Strategi pengembangan kawasan ini adalah sebagai berikut :

Page 11: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 11PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Mengembangkan jalan baru agar penduduk dapat menyebar dan membangun rumah pada kawasan

Membangun sistem pembuangan air limbah baik secara individual maupun komunal

Membangun sistem pembuangan sampah yang berbasis masyarakat Membangun sistem air bersih yang dapat melayani rumah panggung dengan

pembuangan reservasi dan buster.

4.3.1 Konsep PengembanganA. Sampah

Timbulan sampah merupakan jumlah sampah yang dihasilkan oleh sisa aktivitas manusia. Pada prinsipnya komposisi sampah rumah tangga dan komersial selalu berubah dengan kecenderungan komponen sampah basah relatif berkurang, sedangkan kertas, kaca, plastik, logam, dan berbagai macam benda lain bertambah.

Kota Jambi merupakan ibukota dari Provinsi Jambi yang menjadi daerah pusat dari berbagai aktivitas, baik dari Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; Bangunan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan Jasa-jasa. Dari rangkaian beberapa aktivitas tersebut tidak dapat dihindari akan menghasilkan timbulan-timbulan sampah yang pada akhirnya menjadi permasalahan kita semua.

Permasalahan umum timbulan sampah yang terjadi sampai saat ini adalah sampah sering dibuang di sembarang tempat, di tempat terbuka bahkan di daerah aliran sungai sehingga meskipun tidak terlihat tetapi menimbulkan bau kurang sedap, menarik perhatian binatang dan menjadi vektor penyakit, serta dapat berbahaya bagi kesehatan manusia dan menimbulkan banjir. Selain itu sampah bercampur dengan limbah padat B3 rumah tangga karena masyarakat belum memahami jenis-jenis limbah.

Jumlah sampah yang dihasilkan di Kota Jambi terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah dan kesejahteraan penduduk, seperti data jumlah volume sampah Kota Jambi Tahun 2005 sampai 2010 mengalami pertumbuhan kenaikan rata-rata sebesar 3,13 persen setiap tahun. Hal ini disebabkan karena populasi penduduk secara keseluruhan terus bertambah dan aktivitas ekonomi pun terus meningkat.

Page 12: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 12PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Guna memperbaiki pengelolaan sampah diperlukan suatu perencanaan yang bersifat strategis dan sistematis, sehingga pengelolaan sampah dapat terlaksana sesuai dengan target yang diharapkan dalam rencana strategis pembangunan kota.

Secara umum permasalahan subsektor persampahan yang dihadapi oleh Masyarakat dan Pemerintah Kota Jambi dapat dikelompokan kedalam 3 (tiga) kelompok permasalahan utama yaitu:

1.Permasalahan yang berhubungan dengan perilaku manusia;2.Permasalahan yang berhubungan dengan manajemen/pengelolaan;3.Permasalan yang berhubungan dengan infrastruktur/sarana dan

prasarana;Ketiga permasalahan utama tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan satu dengan lainnya sebagaimana diuraikan berikut ini.

Timbulan Sampah1) Personal sebagai anggota masyarakat yang bermukim pada satu

kawasan permukimanDi sebagian besar kawasan permukiman di Kota Jambi masih ditemukan sampah yang berserakan, hal ini disebabkan karena : Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam hal

pemisahan sampah organik, anorganik dan B3 ditingkat sumber sampah;

Masyarakat masih membuang sampah tidak pada TPS yang telah disediakan;

Masyarakat belum memperhatikan/menepati jadwal pengambilan sampah oleh Kantor PKP;

Masyarakat belum menerima keberadaan TPS dilingkungan sekitar permukiman mereka

Masyarakat tidak mampu menyediakan sedikit lahan untuk keberadaan TPS dan tempat

Penggunaan sampah untuk membuat kompos belum berkembang karena banyak warga kota sudah tidak mempunyai tempat untuk membuatnya atau belum digunakan untuk pertanian secara maksimal.

Page 13: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 13PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

2) Personal sebagai anggota masyarakat yang bermukim dan beraktivitas pada satu kawasan komersial

Di sebagian besar kawasan komersial masih ditemukan sampah yang berserakan, hal ini disebabkan karena :• Kurangnya kesadaran masyarakat sebagai pelaku ekonomi dalam

membuang sampah tidak pada tempatnya • Penempatan sisa-sisa material bangunan disepanjang badan jalan • Kurangnya ketersediaan tempat sampah baik yang disediakan oleh

pemerintah maupun swadaya dari pelaku ekonomi tersebut.• Adanya aktifitas pemulung yang selalu menyebabkan sampah yang

terkumpul, kembali berserakan• Belum adanya Implementasi dari Perda Nomor 47 Tahun 2002 Tentang

Ketertiban Umum (mengenai pembuangan sampah, tidak pada tempatnya)

3) Personal sebagai anggota masyarakat yang melakukan aktivitas ekonomi di kawasan fasilitas umum

Kawasan Fasilitas Umum dalam hal ini antara lain adalah hotel, restoran, tempat rekreasi, perkantoran serta taman dan trotoar. Dalam mengelola kebersihan, beberapa kawasan fasilitas umum di Kota Jambi telah dilakukan secara swadaya sedangkan kawasan fasilitas umum lainnya tetap menjadi tanggung jawab dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) sebagai instansi pengelola kebersihan yang bekerja sama dengan pihak ketiga. Namun pada kenyataannya masih ada beberapa kawasan fasilitas umum yang kondisi kebersihannya sangat memprihatinkan, hal ini disebabkan karena:• Kurangnya kesadaran pedagang-pedagang kecil yang berada disekitar

kawasan tersebut dalam menjaga kebersihan dari timbulan sampah yang mereka hasilkan dari usaha mereka

• Kurangnya rotasi pengangkutan sampah pada wilayah tersebut• Kurang tersedianya fasilitas kebersihan seperti tong sampah pada

kawasan tersebut

4) Personal sebagai anggota masyarakat yang hidup di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).

Page 14: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 14PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Kawasan DAS dalam bahasan ini adalah DAS sepanjang Sungai Batanghari dan sungai-sungai kecil lainnya yang berada dilingkungan Kota Jambi. Pada kenyataannya, masih banyak muara bahkan disepanjang DAS tersebut terdapat timbulan sampah yang sangat mengganggu baik dalam hal nilai estetika maupun dalam lingkup kesehatan masyarakat yang berada disepanjang DAS. Hal ini akan berdampak pada menurunnya kualitas air sungai khususnya Sungai Batanghari yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Kota Jambi, selain itu kondisi ini akan menimbulkan bahaya banjir seperti yang selama ini sering terjadi di Kota Jambi jika musim penghujan tiba. Hal ini disebabkan antara lain karena:• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memahami arti pentingnya

sungai sebagai sumber kehidupan.• Belum adanya peraturan yang tegas mengenai kompensasi bagi

masyarakat maupun pelaku ekonomi yang berada di sepanjang DAS yang membuang sampah di DAS.

• Kurangnya keberadaan/ketersediaan TPS bagi masyarakat yang berada di DAS

a. Jumlah dan Karakteristik Timbulan • Jumlah sampah yang dihasilkan setiap orang rata-rata terus meningkat

disamping populasi penduduk kota secara keseluruhan bertambah.• Komposisi sampah rumah tangga dan komersial selalu berubah dengan

kecenderungan komponen sampah basah relatif berkurang, sedangkan kertas, kaca, plastik, logam, dan berbagai macam benda lain bertambah.

• Sampah yang tidak dipisahkan dari sumbernya menyebabkan pengambilan kembali sumberdaya dari sampah menjadi sulit dan kurang ekonomis.

• Penggunaan sampah secara tradisional untuk membuat kompos telah banyak berkurang karena warga kota sudah tidak mempunyai tempat untuk membuatnya atau tidak digunakan lagi untuk pertanian.

• Meskipun diperintahkan oleh agama untuk memelihara kebersihan, penanganan sampah rumah tangga oleh sebagian orang dianggap sebagai pekerjaan rendah.

Page 15: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 15PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

• Sampah sering dibuang di tempat terbuka, sehingga meskipun tidak terlihat tetapi menimbulkan bau kurang sedap, menarik perhatian binatang dan hama penyakit, serta dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pengelolaan Sampaha. Pewadahan dan Pengumpulan• Sudah menjadi kebiasaan warga kota membuang sampah di luar atau

bahkan di halaman rumahnya dengan tanpa berfikir bagaimana sampah tersebut akan dipindahkan/diangkut.

• Banyak warga kota yang membuang sampah ke saluran air dengan harapan akan terhanyutkan. Kenyataannya sampah menyumbat saluran tersebut.

• Pada masa lalu warga kota memiliki petugas kebersihan sendiri untuk memindahkan/mengangkut sampah ke tempat pembuangan. Saat ini, baik rumah tangga maupun perusahaan berharap pemerintah kota melakukan pekerjaan tersebut.

• Pengumpulan sampah hanya dilakukan pada wilayah kota yang padat penduduk, sedangkan pada wilayah yang jarang penduduknya, pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing keluarga menurut kehendak sendiri.

• Tempat pembuangan sampah sementara (TPS) masih kurang memadai baik dalam jumlah, ukuran, maupun kualitasnya.

• Penempatan TPS di setiap wilayah tidak merata.• Dengan cepatnya pertambahan penduduk dan semakin rapatnya

bangunan, maka tidak banyak tersedia ruang untuk fasilitas umum persampahan, seperti tempat container, tempat pembuangan sampah sementara (TPS), dan transfer depo.

• Pengumpulan sampah yang tidak teratur waktunya menyebabkan rumahtangga membuang sampah di sebarang tempat, akibatnya dalam jangka panjang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

b. Pengangkutan• Transfer depo yang diharapkan dapat mempercepat pengangkutan

sampah, ternyata masih berfungsi sebagai tempat pembuangan

Page 16: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 16PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

sampah sementara (TPS), karena grobak pengumpul sampah dan truk pengangkut sampah masih saling menunggu.

• Disain tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang ada tidak mendukung untuk mempercepat pemuatan sampah ke atas kendaraan yang digunakan.

• Pengangkutan sampah dari sumber, tempat pembuangan sementara (TPS), dan transfer depo ke tempat pembuangan sampah masih belum sebanding dengan jumlah sampah yang dihasilkan dari seluruh kota Jambi.

• Pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir masih menggunakan kendaraan yang belum memperhatikan pencemaran lingkungan di sepanjang perjalanan.

c. Pembuangan• Pembuangan sampah masih dilakukan secara tidak tepat atau buruk

sehingga menghasilkan lindi (leachate) yang dapat mencemari air permukaan dan air tanah.

• Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang tidak tertutup atau pengelolaannya jelek dapat menimbulkan sampah berserakan oleh angin, pemulung, atau binatang.

• Pembuangan sampah secara terbuka menyebabkan berkembangbiaknya hama penyakit yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

• Pembakaran sampah di daerah perkotaan menimbulkan gangguan yang tidak menyenangkan dan tidak sehat.

• Pembuangan sampah secara sembarangan menyebabkan gangguan terhadap lingkungan, kegiatan ekonomi, dan pariwisata.

d. Sampah Sebagai Sumberdaya• Secara tradisional sampah rumahtangga dibuat kompos, tetapi saat ini

sampah banyak mengandung plastik, kaca, dan bahan kimia yang menyebabkan pembuatan kompos menjadi sulit.

• Petani sekarang lebih banyak menggunakan pupuk kimia meskipun faktanya pupuk kimia tersebut dapat merusak tanah dalam jangka waktu lama.

Page 17: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 17PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

• Banyak bahan kering dalam sampah dikumpulkan oleh para pemulung dan dijual kepada pedagang dan industri untuk digunakan kembali. Meskipun demikian, masih banyak bahan yang berpotensi diambil kembali tetapi tidak memiliki pasar, dan masih banyak komponen sampah yang tidak terambil kembali berserakan secara tersembunyi dan tidak sehat.

• Kebanyakan pendududk tidak menyadari betapa penting dan berharganya pekerjaan para pemulung. Para pemulung biasanya dipandang sebagai gelandangan. Kedudukan sosial yang rendah menyebabkan sulit bagi mereka untuk melakukan pekerjaan secara efisien.

• Pasar untuk sampah yang dapat didaur ulang seperti kaca, kertas, kain, logam, dan plastik sudah ada tetapi belum berkembang.

• Para pemulung tidak punya hubungan langsung dengan pabrik yang menggunakan bahan bekas, mereka bergantung pada pedagang perantara.

• Sistem daur ulang (Recycling) dan penggunaaan kembali (Reuse) yang efektif tidak dapat berkembang sebab penduduk tidak memilah sampah di rumah sebelum dibuang, dan mereka sangat resistan terhadap ide sampah sebagai sumberdaya potensial.

• Kurang berusaha untuk mengurangi sampah dengan mengurangi kemasan dan mendaur ulang limbah padat B3 rumahtangga seperti batu batre dan obat-obatan kedaluwarsa.

e. Sistem Pengelolaan Sampah• Secara umum pemerintah kota tidak memiliki rencana strategi,

rencana induk, dan rencana operasional pengelolaan sampah skala kota, dan tidak ada pembagian tanggung jawab secara formal untuk melakukan pekerjaan antara pemerintah kota dan organisasi masyarakat.

• Teknologi pengumpulan dan pembuangan sampah yang digunakan tidak tepat dan tidak efektif, sehingga merupakan pemborosan.

• Personil pengumpulan dan pembuangan sampah kurang terampil dan pengawasan buruk sehingga menghabiskan waktu dan dana, sementara itu sistem tetap tidak memadai.

Page 18: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 18PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

• Pengelolaan sampah dipantau secara ketat. Akibatnya tidak banyak informasi yang tersedia pada sistem. Oleh sebab itu, keputusan-keputusan biasanya dibuat tanpa pengetahuan situasi saat itu.

• Mereka yang menerima manfaat dari sistem pengelolaan sampah secara formal belum seluruhnya membayar jasa pelayanan/retribusi. Sistem tarif dikembangkan alakadarnya dan pungutan jasa pelayanan/retribusi tidak terkumpulkan sepenuhnya. B. Air Limbah

Kawasan Jambi bagian Kelurahan Orang Kayo Hitam berkontur datar bahkan pada musim hujan muka tanah sering mengalami banjir dengan meluapnya sungai Batanghari. Perubahan tata guna lahan oleh masyarakat di bantaran sungai dan saluran menjadi permukiman. sehingga kawasan resapan yang ada menjadi sangat kecil untuk menyerap air hujan, akibatnya fluktuasi debit air sungai dimusim kemarau dan musim penghujan sangat besar. Saluran drainase yang ada berfungsi campuran (mixed used) sebagai saluran air hujan dan air limbah.

Pengolahan air limbah pada kawasan Orang Kayo Hitam sama dengan di kawasan kumuh dan rawan bencana yaitu diarahkan ke WC komunal dengan menggunakan konsep septic tank komunal. Dikarena pada kawasan ini masih banyak lahan yang kosong maka selain septic tang komunan, akan dipakai konsep pengolahan limbah dengan septic tank individual. Pada septic tank komunal ini mudah untuk melakukan pengontrolan. Pengontrolan yang di maksud adalah ketika Kwalitas kandungan tanah atau air menurun, dapat langsung di cek (Kebocoran Septictank) dengan menunjuk satu titik, dimana Septictank di wilayah itu berada.

Sarana umum pelayanan air limbah dengan cara penyedotan lumpur tinja dari tangki septik dari masyarakat diolah di IPLT ( Instalasi Pengolahan Limbah Tinja) Talang Bakung yang berjarak 14 km dari pusat Kota. Sebagaimana disebutkan dalam Perda Nomor 04 tahun 2001, tentang unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kota Jambi di bidang kebersihan dan Pemakaman, bahwa Kantor Pengelola Kebersihan dan Pemakaman menangani pengelolaan Air Limbah dengan Penyedotan lumpur tinja.

Page 19: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 19PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Kondisi sanitasi kota diharapkan tidak lagi memberi ancaman yang membahayakan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyebaran berbagai penyakit menular seperti : Penyakit yang berhubungan dengan air yang terkontaminasi dan

sanitasi yang kurang baik; Penyakit cacingan

Penyakit kolera, demam berdarah, dan penyakit lain seperti gastro-enteritis, dan sebagainya.

Seluruh penduduk Kelurahan Orang Kayo Hitam memiliki toilet pribadi;

Penduduk tidak ada yang buang hajat di tempat terbuka;

Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk membuat toilet meningkat;

Gedung-gedung di pusat kota memiliki ruang untuk toilet, di dalam atau di luar;

Pemerintah kota berkonsentrasi pada peningkatan sanitasi;

Program pembangunan toilet umum di daerah pemerintah kota meningkat

dan kondisinya terpelihara juga berfungsi dengan baik.

Limbah rumah tangga termanfaatkan sebagai pupuk.

Tersedianya fasilitas pengolahan air limbah rumah tangga dan air limbah industri secara terpadu

Terpilihnya sistem pengolahan air limbah di tempat (on-site) dan di luar tempat (off-site)

Toilet dibangun dengan mempertimbangkan kondisi air tanah untuk menghindari pencemaran air.

Toilet disambungkan ke sistem penampungan dan/atau pengolahan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan ganguan terhadap kesehatan manusia.

Tercegahnya pembuangan limbah secara sembarangan

Page 20: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 20PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

Toilet milik penduduk dan toilet umum terpelihara dengan baik dan bersih.

Pengetahuan penduduk tentang manfaat dan risiko toilet meningkat, sehingga dapat mengambil alih tugas atau pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan secara teratur..

Penduduk dapat menggunakan toilet umum yang bersih dan baik.

Septik tank terancang dan terpelihara dengan baik, sehinga tidak menjadi tempat berkembang biak lalat dan nyamuk.

Masyarakat terlibat sejak awal, sehingga ikut membantu keberhasilan program sanitasi.

Penduduk mengetahui dan terlatih mengenai persoalan sanitasi, sehingga dapat menggunakan atau menjaga fasilitas sanitasi tetap bersih.

Penduduk yang memanfaatkan fasilitas sanitasi membantu dengan uang atau tenaga.

Penduduk biasa hidup bersih, dengan mencuci tangan sebelum makan, setelah menggunakan toilet, sehingga dapat menangkal penyebaran penyakit menular.

Tercegahnya lalat beterbangan diatas makanan sehingga mengurangi penyebaran penyakit.

Tercegahnya kontaminasi air minum yang tersimpan di rumah. Meningkatnya pendidikan sanitasi dan terlatihnya Ibu -ibu dan anak-

anak tentang sanitasi. Kebersihan tempat-tempat ibadah dan tempat-tempat bersejarah

terpelihara dengan baik. Kebiasaan buruk penduduk yang menyebabkan ketidak nyamanan

lingkungan dan kenyamanan di tempat umum dapat dihilangkan.

C. Air BersihPada kawasan cagar budaya, air bersih bersumber dari jaringan

PDAM dan sumur. Akan tetapi permasalahan yang ada adalah tekanan air tidak bisa naik ke rumah karena didominasi oleh rumah panggung. Konsep yang akan dipakai untuk mengatasi permasalahan ini adalah

Page 21: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 21PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

penyediaan booster pump. Berikut adalah contoh dari bosster pump yang akan dipakai.

D. Drainase

Secara umum permasalahan drainase di Kelurahan Orang Kayo Hitam dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagian daerah di kedua sisi sungai Batanghari di banyak lokasi permukaan tanahnya lebih rendah dari muka air banjir sungai Batanghari, sehingga lokasi-lokasi ini secara rutin digenangi oleh banjir sungai Batanghari. Muka air sungai yang tinggi juga

Contoh Instalasi Booster Pump

BOOSTER PUMP

Page 22: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 22PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

menghalangi pengaliran dari sistem drainase ke sungai, sehingga menimbulkan juga genangan di lokasi-lokasi yang permukaannya relatif lebih tinggi.

2. Kondisi topografi Kelurahan Orang Kayo Hitam yang bergelombang, menyebabkan pembangunan beberapa saluran drainase membutuhkan biaya yang lebih untuk mendapatkan desain yang sesuai dengan aspek teknis.

3. Perkembangan kota yang pesat dan dinamis (pembangunan kompleks hotel, sarana rekreasi, perumahan, pasar, pertokoan serta ruko-ruko) yang tidak lagi memperhatikan keberlangsungan fungsi daerah resapan. Dengan berubahnya fungsi kawasan/ daerah resapan (retarding) atau kantong-kantong air menjadi kawasan hotel, perumahan, pertokoan/ ruko serta kawasan komersil lainnya mengakibatkan bertambahnya volume air limpasan.

4. Beberapa saluran drainase saat ini berada di bawah rumah atau di dalam pekarangan rumah pribadi, sehingga menyebabkan pemeliharaan saluran tidak dapat dilaksanakan.

5. Kesadaran masyarakat yang sangat rendah dalam memelihara saluran. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah di sungai (saluran alam) dan saluran drainase kota sehinggga mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan.

6. Banyaknya instansi yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan sistim drainase di kota Jambi menyebabkan sering timbul hambatan yang mengakibatkan terjadi genangan-genangan.

7. Sering kali ada masyarakat yang tidak bersedia mengorbankan sedikit lahannya yang terkena pembangunan saluran drainase.

E. Daerah Genangan

Genangan seringkali terjadi pada sebagian wilayah Kelurahan Orang Kayo Hitam. Genangan tersebut sering menimbulkan kerugian berupa terganggunya aktifitas masyarakat, terganggunya arus lalu lintas (kemacetan) dan bahkan seringkali menjadi sebab timbulnya berbagai macam penyakit. Akibat lain adalah rusaknya struktur jalan (aspal jalan terkikis dan menimbulkan lubang-lubang).

Page 23: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 23PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

F. JalanKonsep yang akan dipakai dalam pengelolaan jalan adalah

perbaikan dan pembuatan jalan lingkungan dan jalan setapak

4.3.2 Strategi dan Rencana

Tabel V.3.1Strategi dan Rencana Kawasan Kelurahan Orang kayo Hitam

No Strategi Rencana1 Drainase

1. Monitoring dan evaluasi saluran drainase sekunder secara menyeluruh

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memelihara prasarana saluran drainase yang ada

1. Rencana pembangunan saluran drainase secara menyeluruh dan proporsional

2. Rencana pembuatan jaringan drainase tersier menuju ke drainase sekunder

3. Rencana pembentukan kelompok kerja dari masyarakat setempat untuk menjaga drainase

2 Air Limbah1. Meningkatkan peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan / pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.      

2. Pembuatan MCK umum dan Septic Tank Komunal dan individual

3. Melakukan penyuluhan di berbagai media mengenai sanitasi yang baik

4. Pengelolaan lingkungan bersih & sehat melalui penyedian sarana air limbah rumah tangga

1. Rencana Pengelolaan sampah berdasarkan Prinsip 4R Rencana pembuatan MCK umum dan septic tank pada kawasan yang membutuhkan.

2. Rencana Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat.

3. Rencana penempatan TPS dibeberapa lokasi

3 Sampah1. Pengelolaan Sampah Terpadu

Berbasis Masyarakat 2. Peningkatan sarana dan

1. Rencana Pengelolaan sampah berdasarkan Prinsip 4R

2. Rencana Pengelolaan Sampah Terpadu

Konsep Jalan

Page 24: Bab 4 Analisis Kawasan Kumuh Ok

4 - 24PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUMBIDANG PERUMAHAN

DED Kawasan KumuhKelurahan Orang Kayo Hitam Kota Jambi

LAPORAN AKHIR

No Strategi Rencanaprasarana persampahan

3. Pengomposan sampah Berbasis Masyarakat

3. Pengomposan dengan cara open windrow 4 Jalan

1. Monitoring dan evaluasi jaringan jalan lingkungan

2. Konsulidasi lahan

1. Monitoring dan Evaluasi Jalan pada Kawasan2. Konsulidasi Jalan3. Rencana Perbaikan jalan 4. Rencana Perkerasan jalan 5. Rencana Pembangunan Jalan baru

5 Air Bersih1. Evaluasi kualitas air bersih non

PDAM2. Meningkatkan pelayanan air

bersih

1. Rencana penambahan jaringan PDAM2. Rencana Pembangunan sambungan rumah

dan hidran umum3. Rencana pembuatan sumur gali

6 Rumah1. Peningkatan kualitas rumah 1. Peningkatan kualitas rumah dengan

program bedah rumah dan bantuan bahan bangunan