bab 3 metodologi pemecahan masalah - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2009-2-00441-ti...
TRANSCRIPT
126
BAB 3
METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah
Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah
127
1
PENGUMPULAN DATA
- Data spesifikasi produk- Data bahan baku- Data jumlah mesin- Data jumlah tenaga kerja langsung- Data persediaan bahan baku dan
- Data harga bahan baku, biaya tenagakerja langsung, biaya overhead pabrik
barang jadi
- Data harga jual produk aki- Data lead time dan lot size
pemesanan bahan baku
- Data waktu siklus elemen kerja
tidak
2
Data seragam?
ya
Hilangkan data yang tidak seragam
Data cukup?
yatidak
Tambah data pengukuran baru
Uji kecukupan data
Uji keragaman data
Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah (Lanjutan)
128
2
PENGOLAHAN DATA
Peramalan
- Penentuan kendala/batasan :1) Bahan baku2) Jam kerja mesin3) Jam kerja tenaga kerja
langsung4) Kapasitas mesin
Perhitungan waktu baku/unit
Perhitungan kapasitas
Perhitungan kebutuhan bahan baku
- Penentuan goal :1) Target keuntungan2) Target produksi
Perhitungan keuntungan/unit
OPTIMASI PRODUKSI
Formulasi Model LGP
Optimasi Model LGP
Analisa Sensitivitas
3
Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah (Lanjutan)
129
Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah (Lanjutan)
130
3.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
3.2.1 Observasi
Observasi merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian, yang
dilakukan di PT. Nipress, Tbk. Pada langkah pertama ini, dilakukan
pengamatan terhadap proses produksi yang sedang berjalan, wawancara
dengan pihak-pihak perusahaan, dan observasi lapangan pada lantai produksi,
maupun gudang. Wawancara dilakukan terhadap beberapa staf PPIC, staf
produksi, dan staf pergudangan. Observasi mendalam terutama dilakukan
pada sistem produksi, yakni mulai dari perencanaan produksi, perencanaan
bahan baku, sampai kepada pengendalian produksi, dan hal-hal lain yang
berkaitan. Observasi ini dimaksudkan untuk melihat pemasalahan yang ada
pada perusahaan.
3.2.2 Identifikasi Masalah
Setelah melakukan observasi, baik pengamatan langsung maupun
wawancara dengan beberapa pihak perusahaan, maka dilakukan identifikasi
masalah yang ada pada perusahaan. Setelah mengindentifikasi masalah maka
langkah selanjutnya adalah merumuskan permasalahan tersebut, dan
diharapkan dapat dijawab dengan metode-metode pemecahan masalah dan
analisa yang dilakukan.
Dari hasil observasi, ditemukan bahwa perusahaan sering mengalami
kesulitan dalam menentukan ukuran produksi yang optimal dalam mencapai
131
target keuntungan dan target produksi, dengan tetap menyesuaikan dengan
kapasitas yang dimiliki perusahaan. Perusahaan melakukan perencanaan
produksi hanya berdasarkan peramalan yang bersifat kualitatif, yaitu hanya
menyatakan berapa besar yang harus diproduksi untuk tiap tipe akinya,
dengan hanya berdasarkan pengalaman produksi pada periode-periode
sebelumnya. Hal ini berakibat kurang baik, yaitu perusahaan tidak selalu
mencapai target keuntungan yang ditetapkan, sering terjadi kelebihan
produksi aki yang berakibat pada penambahan biaya persediaan, dan terjadi
kekurangan produksi aki sehingga akan menyebabkan permintaan konsumen
tidak terpenuhi ataupun terlambat untuk dipenuhi.
Dari pengamatan lebih lanjut, ditemukan bahwa perusahaan masih
melakukan penjadwalan produksi dengan intuisi. selama ini penjadwalan
produksi belum dilakukan secara terperinci berdasarkan kapasitas produksi
yang tersedia. Akibatnya sering terjadi keterlambatan pemenuhan pesanan
pelanggan.
Selain itu terdapat kelebihan atau kekurangan bahan baku dikarenakan
tidak adanya keseimbangan antara penjadwalan produksi dan perencanaan
kebutuhan bahan baku. Ada kalanya bahan baku menumpuk digudang dan
menyebabkan tingginya biaya persediaan. Resiko lain yang dapat terjadi
adalah kerusakan bahan baku. Di sisi lain, dapat terjadi kekurangan bahan
baku, perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan.
132
Pengaturan urutan pengerjaan aki juga menjadi masalah pada bagian
produksi pada perusahaan. Permasalahan ini timbul karena banyaknya jenis
aki yang harus diproduksi dan kuantitas produksi yang berbeda - beda
sehingga menyulitkan bagian produksi untuk menentukan urutan produksi
agar tidak terjadi keterlambatan produksi aki. Keterlambatan pemenuhan
produksi aki dapat menimbulkan akibat negatif bagi perusahaan misalnya
berkurangnya kepercayaan konsumen kepada perusahaan.
Dalam merumuskan suatu masalah perlu adanya ruang lingkup atau
batasan-batasan. Ruang lingkup ini dimaksudkan untuk membatasi lingkup
penelitian, karena dalam perusahaan industri memiliki banyak aspek, maka
diberikan ruang lingkup atau batasan agar penelitian dapat dilakukan lebih
fokus.
3.2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan dengan maksud untuk mencari metode-
metode yang tepat untuk diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang ada pada perusahaan. Dengan adanya tinjauan pustaka maka
penyelesaiaan masalah-masalah pada perusahaan dapat dijamin kebenarannya.
Tinjauan pustaka bersumber dari buku-buku atau literatur-literatur, jurnal-
jurnal, dan informasi-informasi dari internet. Dengan tinjauan pustaka, akan
menuntun penulis dalam mengumpulkan data, mengolah dan menganalisa
data yang akan membawa pada penyelesaian masalah-masalah yang ada.
133
3.2.4 Pengumpulan Data Awal
Data yang dikumpulkan terlebih dahulu adalah data histori penjualan
aki dari periode Januari 2008 sampai Maret 2009. Data tersebut akan
digunakan untuk menentukan produk/tipe aki mana yang memiliki jumlah
penjualan terbesar dan rutin dipesan setiap periodenya.
3.2.5 Pengolahan Data Awal
Pada langkah ini, akan dilakukan penentuan produk/tipe aki mana
yang akan dijadikan obyek penelitian, dimana penentuannya didasarkan pada
jumlah penjualan terbesar dan rutin dipesan setiap periodenya. Cara
penentuannya dilakukan dengan mengambil konsep Pareto, yaitu dengan
mengambil produk/tipe aki yang menguasai atau mewakili 80% dari total
penjualan aki. Hasil perhitungannya didapatkan ada 10 produk/tipe aki yang
terpilih.
3.2.6 Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dari perusahaan yang
dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data dalam memecahkan masalah-
masalah di perusahaan. Data-data yang dikumpulkan ada yang bersifat primer
yaitu data yang didapatkan atau diukur secara langsung, dan data sekunder
yaitu data yang didapatkan secara tidak langsung, yaitu berupa dokumentasi
perusahaan.
134
Adapun data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :
1) Data spesifikasi produk/tipe aki
2) Data sumber daya yang dimiliki perusahaan :
- Jumlah mesin
- Jumlah tenaga kerja
- Kapasitas Mesin
- Jumlah jam kerja
- Jumlah rata-rata persediaan bahan baku per periode
- Jumlah persediaan barang jadi periode awal April 2009.
3) Data kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan produk aki
4) Data faktor penyesuaian dan kelonggaran yang ditentukan berdasarkan
pengamatan langsung.
5) Data waktu siklus elemen pekerjaan yang diukur secara manual
6) Data waktu baku pemakaian elemen pekerjaan yang dilakukan oleh mesin
atau tidak secara manual
7) Data harga atau biaya yang berkaitan dengan produksi aki :
- Harga jual masing-masing produk/tipe aki
- Harga bahan baku
- Upah tenaga kerja langsung
- Biaya overhead
- Target keuntungan penjualan/bulan
135
8) Data untuk perencanaan kapasitas produksi :
- Struktur Produk
- Ukuran lot produksi
- Ukuran lot bahan baku
- Lead time produksi
- Lead time bahan baku
- Safety stock bahan baku
3.2.7 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan, dengan menggunakan metode-metode yang telah ditentukan
sebelumnya. Pada langkah pengolahan data ini dilakukan dalam beberapa
tahap, sebagai berikut :
1) Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan uji keseragaman data
waktu siklus yang telah dikumpulkan sebelumnya. Jika data seragam
maka selanjutnya dilakukan uji kecukupuan data yang berjumlah 30 pada
saat pengukuran awal. Jika data yang dikumpulkan tersebut cukup maka
selanjutnya dilakukan perhitungan waktu baku.
2) Melakukan peramalan untuk menentukan target produksi, agar jumlah unit
aki yang dihasilkan tersebut sesuai dengan besar permintaan pelanggan.
Teknik peramalan yang dipakai antara lain Double Exponential Smoothing
– 1 parameter Holt, Double Exponential Smoothing – 2 parameter Brown,
136
dan Triple Exponential Smoothing – 3 parameter Winter. Metode
peramalan yang terbaik dipilih berdasarkan Mean Absolute Percentage
Error (MAPE) terkecil. Hasil peramalan tersebut akan dijadikan sebagai
ruas kanan fungsi kendala tujuan.
3) Menghitung waktu baku tiap elemen pekerjaan per unit, untuk dijadikan
sebagai koefisien fungsi kendala struktural pada jam kerja mesin, dan jam
kerja tenaga kerja langsung. Setelah mendapatkan waktu baku tiap
elemen kerja per unit aki, maka dilakukan perhitungan kapasitas/hari yang
nantinya akan dipakai sebagai ruas kanan fungsi kendala struktural pada
kapasitas mesin, dan perhitungan biaya tenaga kerja langsung.
4) Menghitung kuantitas pemakaian bahan baku per unit aki, untuk dijadikan
sebagai koefisien fungsi kendala struktural pada bahan baku.
5) Menghitung keuntungan penjualan per unit aki, dengan cara mengurangi
harga jual dengan biaya produksi. Biaya produksi didapatkan dari
penjumlahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead. Keuntungan penjualan per unit aki ini akan dijadikan sebagai
koefisien fungsi kendala tujuan. Sedangkan target keuntungan penjualan
yang ditentukan oleh perusahaan akan menjadi ruas kanan fungsi kendala
tujuan.
6) Tahap selanjutnya adalah menyusun formulasi model optimasi produksi
yang akan dilakukan. Oleh karena pada optimasi produksi ini perusahaan
memiliki dua tujuan maka model optimasi produksi yang dipakai adalah
137
Linear Goal Programming (LGP). Dalam LGP terdapat fungsi tujuan,
fungsi kendala tujuan, fungsi kendala struktural, dan fungsi non-negatif.
Fungsi tujuan ada LGP hanya ada minimasi, yang diminimasi adalah besar
penyimpangan dari target pada fungsi kendala tujuan, dalam hal ini adalah
target keuntungan, dan target produksi.
7) Setelah formulasi model optimasi produksi dengan LGP selesai disusun
maka langkah selanjutnya adalah menjalankan model optimasi tersebut
dengan bantuan software Lindo 6.1. Fungsi tujuannya adalah meminimasi
kelebihan dan kekurangan pencapaian target produksi. Sedangkan fungsi
tujuan meminimasi kekurangan pencapaian target keuntungan akan
menjadi fungsi kendala tujuan, bersama fungsi kendala tujuan lainnya
yaitu fungsi kendala tujuan pencapaian target keuntungan, dan fungsi
kendala tujuan target produksi. Fungsi-fungsi kendala struktural yang
digunakan antara lain : bahan baku, jam kerja mesin, jam kerja tenaga
kerja langsung, dan kapasitas mesin. Optimasi produksi dilakukan untuk 3
periode, yaitu bulan April 2009, Mei 2009, dan Juni 2009.
8) Melakukan analisa sensitivitas terhadap perhitungan jumlah produksi
optimal. Analisa sensitivitas dimaksudkan untuk melihat koefisien tujuan
dan ruas kanan pembatas manakah yang dapat dinaik atau diturunkan
jumlahnya tanpa mempengaruhi hasil optimum yang telah didapatkan.
9) Membuat jadwal produksi induk yaitu Master Production Schedule (MPS)
dan menvalidasinya dengan Rough Cut Capacity Planning (RCCP).
138
10) Melakukan perhitungan perencanaan kapasitas bahan baku yaitu Material
Requirement Planning (MRP) dan menvalidasinya dengan Capacity
Requirement Planning (CRP). Kemudian dilakukan perhitungan lotting
untuk menentukan waktu dan ukuran pemesanan yang optimal dengan
motode lotting Wagner Whitin. Hasil dari perhitungan lotting ini
dimasukkan kembali ke perhitungan MRP bahan baku.
11) Melakukan pengurutan pengerjaan tipe produk aki dengan menggunakan
algoritma heuristik Pour untuk mendapatkan waktu penyelesaian
pengerjaan assembly aki yang paling cepat. Pengurutan pengerjaan tipe
produk aki ini dibagi menjadi dua, yaitu untuk lini perakitan AMB dan lini
perakitan MCB, dimana masing-masing lini akan menghasilkan urutan
pengerjaan masing-masing jenis aki.
3.2.8 Analisis Data
Setelah pengolahan data selesai dilakukan maka akan dilakukan
analisa terhadap hasil perhitungan yang telah didapatkan. Analisa yang
dilakukan antara lain :
1) Analisa pemilihan tipe produk aki yang akan dibahas selanjutnya.
2) Analisa perhitungan waktu baku
3) Analisa target produksi (peramalan jumlah demand)
4) Analisa formulasi model optimasi produksi.
5) Analisa hasil optimasi.
139
6) Analisa sensitivitas terhadap solusi optimal yang telah didapatkan.
7) Analisa perhitungan penjadwalan produksi induk.
8) Analisa perhitungan perencanaan kebutuhan material beserta analisa hasil
Lotting bahan baku dan perencanaan kebutuhan kapasitas.
7) Analisa hasil pengurutan pengerjaan tipe produk aki.
Analisa dilakukan berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan pada
pengolahan data, dan tetap didukung oleh teori atau ilmu yang ada pada
tinjauan pustaka.
3.2.9 Kesimpulan dan Saran
Langkah terakhir yang dilakukan adalah menarik kesimpulan dari
keseluruhan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa. Saran-
saran diberikan terhadap perusahaan sebagai masukan agar dapat
meningkatkan dan memperbaiki kinerja perusahaan.