bab 2tinjauan pustaka haeris

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra pengelihatan (mata) . 10 Secara garis besar dibagi 6 tingkatan pengetahuan yaitu : a. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b. Memahami (comprehention) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. c. Aplikasi (application) 3

Upload: arif-nurmansyah-s

Post on 10-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

T

TRANSCRIPT

BAB II

17

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.PengetahuanPengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra pengelihatan (mata) .10Secara garis besar dibagi 6 tingkatan pengetahuan yaitu : a. Tahu (know)Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.b. Memahami (comprehention)Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.c. Aplikasi (application)Aplikasi diartikan apabila orang yag telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.d. Analisis (analysis)Kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan terhadap pengetahuan atas objek tersebut).

e. Sintesis (synthesis)Sintesis diartikan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponnen - komponen pengetahuan yang dimiliki dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.f. Evaluasi (evaluation)Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendiri didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma - norma yang berlaku di masyarakat.

2.2. Sikap (attitude) Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang - tidak senang, setuju - tidak setuju, baik - tidak baik). Menurut Allport (1954) sikap terdiri dari 3 komponen yaitu : 10a) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek.b) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek.c) Kecenderungan untuk bertindak merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.Sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya : a) Menerimamerupakan subjek menerima stimulus yang diberikan objek.b) Menanggapiyaitu memberikan jawban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.c) Menghargaisubjek atau seseorang memberikan nilai positif terhadap objek.

d) Bertanggung jawabseseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya harus berani mengambil resiko bila ada orang lain mencemooh.

2.3.Remaja Remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak - kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik dan perubahan social . 8Menurut World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur - angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak - kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relative mandiri. Dengan periode usia antara 10-19 tahun . 8Menurut Diknas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menegah Atas) . 12Ciri - ciri kejiwaan dan psikososial remaja : 4 Usia Remaja Muda (12-15 tahun)1. Sikap protes terhadap orangtuaRemaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup orangtuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orangtua. Mereka berusaha mencari identitas diri. Dalam upaya pencarian identitas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh-tokoh di luar lingkungan keluarganya yaitu guru dan tokoh idola.2. Perubahan dengan badan sendiriTubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat sekali. Perubahan - perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi diri remaja.3. Kesetiakawanan dengan kelompok seusiaMulai merasakan keterikatan dan kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok senasib. Hal ini tercermin dalam cara berperilaku social.

4. Perilaku yang labil dan berubah ubahRemaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah - ubah. Pada suatu waktu tampak bertanggung jawab, tetapi dalam waktu lain tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab, merasa cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan bahwa diri remaja terdapat konflik yang memerlukan pengertian dan penanganan yang bijaksana.

Usia Remaja Penuh (16-19 tahun)1. Kebebasan dari orangtuaRemaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang menyenangkan. Pada diri remaja mulai timbul kebutuhan untuk terikat dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.2. Ikatan terhadap pekerjaan atau tugasRemaja mulai menunjukkan suatu minat pada suatu tugas tertentu secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita-cita masa depan yaitu mulai memikirkan, melanjutkan sekolah atau langsung bekerja untuk mencari nafkah.3. Pengembangan nilai moral dan etnis yang mantap.Remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis sesuai dengan cita-cita.4.Pengembangan hubungan pribadi yang labil.Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan terbentuknya kestabilan diri remaja. 42.4.Anatomi Reproduksi Wanita Alat reproduksi wanita yaitu berada dibagian panggul. Secara anatomi organ reproduksi wanita dibagi atas dua yaitu genitalia eksterna dan genetalia interna.Genetalia eksterna terdiri dari : 7 Mons veneris (pubis) Labia Mayora Labia Minora Vestibulum vaginae Hymen Urethra

Gambar 2.1 Genitalia Eksterna7

Genetalia interna terdiri dari : 7 Vagina Uterus Tuba uterine fallopi Ovarium Parametrium

Gambar 2.2 Genitalia Interna7

2.5. HaidHaid adalah pelepasan dinding rahim yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan. Hari pertama terjadinya awal siklus (hari ke-1), lamanya haid terjadi 7-8 hari. Hari terakhir haid disebut juga waktu berakhirnya siklus haid sebelum memasuki haid berikutnya. Siklus haid yang normal biasanya selama 28 hari.

Gambar 2.3 Siklus Haid 6

2.6.Fisiologi HaidWanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya disebut haid. Wanita ada yang menyebutkan mens, menstruasi dan datang bulan. Haid disebut juga dengan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan (deskuaminasi) endometrium.Panjangnya siklus haid ialah jarak antara tanggal mulai haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang haid siklus normal 28 hari. Panjang siklus haid ini dipengaruhi oleh faktor usia seseorang. Jika siklus haid kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya dinamakan siklus tidak berovulasi (unovulatoar).Lamanya haid 7-8 hari, ada yang 1-2 hari diikuti oleh darah sedikit-sedikit. Jumlah darah yang hilang selama haid normal dari bercak ringan mencapai 80 ml, bila kehilangan lebih dari 80 ml adalah abnormal.Usia gadis remaja pada waktu pertama kali mendapat haid (menarche) bervariasi yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-rata 12 tahun. Statistik menunjukan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Menarche terjadi ditengah-tengah usia pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa haid mati (menopause).6Siklus haid terdiri 3 fase yaitu :1. Fase FolikularFase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan suatu fase pada siklus haid dimana Luteinizing Hormone dan Gonadotropin Hormone yang disekresi oleh kelenjar pituitary anterior yang berfungsi merangsang pelepasan sel telur dan membantu pematangan serta perkembangan sel telur. Meningkatkan terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi).Pada masa pertengahan fase folikuler, kadar FSH meningkat sehingga merangsang pertumbuhan folikel sebanyak 3-30 folikel yang masing-masing mengandung satu sel telur. Selama fase ini sekelompok folikel ovarium akan mulai matang walaupun hanya satu yang akan menjadi folikel yang dominan, yang disebut sebagai Folikel de Graaf . FSH adalah gonadotropin yang merangsang sel telur untuk memproduksi folikel dominan yang akan matang dan pelepasan sel telur, untuk memproduksi hormon esterogen. Indung telur terdiri dari tiga lapisan. Lapisan yang paling atas dan lapisan tengah adalah bagian yang dilepaskan, sedangkan lapisan dasar dipertahankan dan menghasilkan sel - sel baru 13 .

2. Fase OvulatoirKetika kadar LH meningkat pada fase ini sel telur dilepaskan umumnya 16-32 jam. Folike yang matang akan tampak menonjol dari permukaan indung telur sehingga akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat itu, beberapa perempuan sering merasakan nyeri pada perut bagian bawah. Nyeri ini terjadi selama beberapa menit hingga beberapa jam mengikuti proses pelepasan sel telur.1

3. Fase Luteal Setelah ovulasi, gambaran morfologis dan fungsional yang dominan pada ovarium adalah pembentukan dan pemeliharaan korpus luteum. Lamanya fase luteal lebih konsisten dari pada fase folikular yaitu 14 hari. Korpus luteum dibentuk setelah setiap ovulasi yang menghasilkan progesterone dalam jumlah cukup besar. Hormon progesterone ini akan menyebabkan suhu tubuh meningkat.Setelah 14 hari korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dibentuk. Jika terjadi kehamilan pemeliharaan korpus luteum dan produksi progesteronnya sangat penting untuk kehamilan awal. HCG merupakan hormone yang homolog dengan LH. HCG disekresikan oleh jaringan plasenta pada kehamilan. Dengan adanya kehamilan, HCG yang disekresikan oleh jaringan plasenta dapat memelihara korpus luteum sampai jaringan plasenta mengambil alih fungsi sekresi progesterone. Kadar progesterone yang tinggi dapat juga ditandai oleh pematangan endometrium.1

2.7.Dismenorea2.7.1Definisi DismenoreaDismenorea atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering pada perempuan. Dan hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak diperut bagian bawah dan biasanya disertai mual, pusing, bahkan pingsan.3Secara etimologi, dismenorea berasal dari kata dalam bahasa yunani kuno (Greek). Kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri, meno yang berarti bulan dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Dengan demikian dismenorea dapat didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri.1

Tabel 2.1 Pembagian Klinis Dismenorea berdasarkan intensitasnya : 7

IntensitasKeterangan

Ringan

a) Terjadi sejenak,dapat pulih kembali.b) Tidak memerlukan obat, rasa nyeri hilang sendiri.c) Tidak mengganggu pekerjaan sehari - hari.

Sedang Memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit tidak perlu meninggalkan pekerjaan.

Berat a) Rasa sakit yang hebat, sehingga tidak mampu melakukan tugas harian.b) Memerlukan istirahat.c) Memerlukan obat dengan intensitas tinggi.

2.7.2Epidemiologi Dismenorea Dismenorea dapat mempengaruhi lebih dari setengah wanita haid, dan prevalensi yang dilaporkan telah sangat bervariasi. Sebuah survei dari 113 pasien dalam praktek pribadi menunjukkan prevalensi dismenorea adalah 29% - 44%. Puncak kejadian dismenorea primer terjadi pada akhir masa remaja dengn usia sekitar 20 tahun. Angka kejadian pada remaja diperkirakan cukup tinggi sekitar 92%. Melalui sebuah studi epidemologi (1982) yang meliputi populasi wanita berusia di atas 19 tahun di Swedia, melaporkan besar angka prevalensi dismenorea sebesar 82,4%. Diantara penderita dismenorea tersebut 15,4% menderita nyeri hebat, 22,7% nyeri sedang dan 34,3% menderita nyeri ringan. Nyeri dismenorea ini menyebabkan absen sekolah pada 14% penderita.9Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi berkisar 45 - 95% di kalangan wanita usia produktif.2

2.7.3 Klasifikasi DismenoreaDismenorea diklasifikasi menjadi 2 bagian yaitu dismenorea primer dan sekunder.1) Dismenorea primer adalah nyeri haid yang di jumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata.Pada dismenorea primer, nyeri haid tidak berhubungan dengan patologi pelvis secara makroskopis.3,9Dismenorea primer biasanya setelah 6 sampai 12 bulan setelah menarche. Oleh karena itu, siklus haid pada bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama - sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya.3

2) Dismenorea sekunderDismenorea skunder adalah nyeri haid yang di jumpai dengan adanya kelainan pada alat - alat genital yang nyata. Tetapi sering muncul di usia 20-30 tahun, nyerinya bersifat unilateral. 3,11

2.7.4Etiologi DismenoreaBanyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenorea primer tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Ada beberapa faktor memegang peranan sebagai penyabab dismenorea primer antara lain: 1. Faktor kejiwaan dimana pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid maka mudah timbul dismenorea. 2. Faktor konstitusi, faktor ini yang erat hubungannya dengan faktor tersebut diatas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadapa rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea.33. Faktor organik, seperti retrofleksia uterus (kelainan letak-arah anatomis rahim), hipoplasia uterus (perkmbangan rahim yang tidak lengkap), obstruksi kanalis servikalis (sumbatan saluran jalan rahim), mioma submukosa bertangkai (tumor jinak yang terdiri dengan jaringan otot), dan polip endometrium.14. Faktor endokrin, pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Novak dan Reynolds yang melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus, sedangkan hormon progesteron menghambat atau mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulatoar, yang biasanya bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebihan tanpa adanya progesteron.5. Faktor alergi, teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria, migrain atau asma bronkhial. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid.3

2.7.5Faktor Resiko DismenoreaBeberapa faktor resiko yang berhubungan dengan beratnya gejala dismenorea adalah usia yang lebih muda saat terjadinya menarche, periode menstruasi yang lebih lama, banyaknya darah yang keluar selama menstruasi, perokok, dan penggunaan alkohol juga dihubungkan dengan terjadinya dismenorea primer.1

2.7.6 Patofisiologi Dismenorea Dismenorea PrimerDismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat - alat genetalia yang nyata. Selama menstruasi, selsel endometrium yang terkelupas melepaskan prostaglandin (kelompok persenyawaan hormon yang terdiri dari asam lemak esensial.Prostaglandin F2 (PGF2) adalah perantara yang paling berperan dalam terjadinya dismenorea primer. Prostaglandin merangsang otot uterus pada endometrium dalam fase sekresi. Respon penderita dismenorea terhadap pemberian obat penghambat prostaglandin memperkuat dugaan bahwa patogenesa dismenorea berlangsung melalui mediasi prostaglandin. Pada dismenorea terjadi kontrasi uterus berkepanjangan dan penurunan aliran darah dalam miometrium.Terjadi peningkatan kadar prostaglandin dalam cairan endometrium penderita dismenorea dan kadarnya berhubungan erat dengan derajat nyeri haid yang terjadi. Kadar prostaglandin endometrium dari fase folikuler sampai fase luteal meningkat 3 kali lipat dan semakin meningkat selama haid. Kenaikan kadar prostaglandin endometrium diikuti dengan penurunan kadar progesterone pada fase luteal lanjut yang menyebabkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus berlebihan.Hormon vasopressin yang berasal dari hipofise posterior diduga memiliki hubungan dengan hipersensitivitas miometrium, penurunan aliran darah uterus serta rasa nyeri pada pasien dismenorea primer. Peranan vasopressin pada endometrium berhubungan dengan sintesis dan pelepasan prostaglandin.Meski belum terbukti secara menyakinkan, dismenorea tampaknya berhubungan dengan masalah perilaku dan psikologi dan patut mendapat pertimbangan bila terjadi kegagalan pengobatan.9

Dismenorea SekunderDismenorea sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi yang paling sering muncul di usia 20-30 tahun. Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada dismenorea sekunder. Namun penyakit pelvis yang menyertai haruslah ada. Penyebab yang paling umum diantaranya termasuk endometriosis, polip endometrium, chronic pelvic inflammatory disease, kista ovarium, adenomyosis dan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim.11

2.7.7 Diagnosa Dismenorea PrimerAnamnese mengenai usia saat terjadinya menarche, keteraturan menstruasi, lamanya periode menstruasi, perkiraan perdarahan yang terjadi, beratnya nyeri. Nyeri yang terjadi harus dijelaskan mengenai lokasi dan penjalaran. Dismenorea primer umumnya terjadi 6 sampai 12 bulan setelah menarche. Nyeri kram di perut bawah dan menjalar kearah paha dan daerah pinggang merupakan gejala yang tersering. Sakit kepala, mual, muntah dan diare dapat terjadi.1

Tabel 2.1 Perbedaan gambaran klinis dismenorea primer dan sekunder seperti terlihat pada tabel berikut : 1Dismenorea primerDismenorea sekunder

Onset singkat setelah menarche

Onset dapat terjadi kapan saja setelah menarche

Nyeri kram di perut bawah atau pelvis dengan awal keluarnya darah selama 8-72 jamWaktu dari nyeri berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi

Pola nyeri sama setiap siklus Memburuk setiap waktu, dapat unilateral, dapat memburuk pada waktu berkemih

Nyeri pada paha dan pinggang, sakit kepala, diare, mual dan muntah dapat dijumpai Dijumpai gejala ginekologi: dispareunia dan menorragia

Tidak dijumpai kelainan patologis pelvis Dijumpai abnormalitas pelvis patologis

2.7.8Penanganan Dismenorea1. PsikoterapiUntuk penanganan pada penderita dismenorea, awalnya diperlukan penerangan dan nasihat. Dimana perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna.3

2. Medikamentosa Pengobatan dengan menggunakan anti prostaglandin, analgesik, NSAID yang bekerja dengan mengurangi aktifitas cyclo-oxygenase sehingga menghambat produksi prostaglandin.16

Tabel 2.3 Obat-Obat Antiprostaglandin dalam Manajemen Dismenorea Primer : 16Jenis ObatDosis (mg)Frekuensi (kali/hari)

Parasetamol500mg3 kali/hari

Asam mefenamat250mg 500mg4kali/hari

Ibuprofen250mg 500mg4kali/hari

Aspirin650mg4kali/hari

BAB IIIKERANGKA KONSEPKerangka Konsep

Defenisi5. faktor resikoEpidemiologi 6. DiagnosaKlasifikasi7. PenangananEtiologiPrimer SekunderDismenoreaPengetahuan & Sikap SiswiAnatomi Genitalia InternaGenitalia EksternaPengertian haidFisiologi haidSiklus haid