bab 2 tinjauan pustaka - library.binus.ac.id fileresource secara bersama, seperti penggunaan printer...
TRANSCRIPT
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Pada bagian ini akan dijelaskan pengertian mengenai jaringan komputer,
klasifikasi media transmisi data, topologi jaringan komputer, perangkat jaringan
komputer, model jaringan, sekuritas pada jaringan, ipv4 address, dan Network
Development Life Cycle (NDLC).
2.1.1 Jaringan Komputer
Sofana (2013: p3) mengatakan bahwa, “Jaringan komputer adalah
kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti router dan switch)
yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media
perantara ini dapat berupa media kabel ataupun media tanpa kabel
(nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke
komputer yang lainnya atau dari satu komputer ke perangkat lain, sehingga
masing – masing komputer yang terhubung tersebut dapat saling bertukar
data atau berbagi perangkat keras.”
2.1.1.1 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Area
(Forouzan, B. A, 2007: p13) Jaringan berdasarkan area atau skala
jangkauannya, dapat dibagi menjadi:
2.1.1.1.1 Local Area Network (LAN)
Local Area Network adalah jaringan lokal yang dibuat pada
ruang lingkup yang terbatas atau berada pada satu area misalkan
pada satu ruangan, satu gedung, dan sebagainya. LAN biasa
digunakan pada sebuah jaringan kecil yang menggunakan
resource secara bersama, seperti penggunaan printer secara
bersama, penggunaan media penyimpanan secara bersama, dan
sebagainya.
10
Gambar 2.1 Local Area Network
2.1.1.1.2 Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network menggunakan metode yang
sama dengan LAN namun area cakupannya lebih luas yaitu
berjarak dari 10 km hingga 50 km. MAN biasa dipakai untuk
menghubungkan gedung – gedung pada suatu area perkantoran.
Gambar 2.2 Metropolitan Area Network
11
2.1.1.1.3 Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network memiliki cangkupan yang lebih luas dari
MAN. WAN dapat memungkinkan transmisi data mencakup
kawasan geografis yang besar, seperti satu negara, satu benua
bahkan satu dunia.
Gambar 2.3 Wide Area Network
2.1.1.2 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Pola Operasi
Berdasarkan pola operasi atau fungsinya, jaringan komputer dapat
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
2.1.1.2.1 Client server
Client server adalah jaringan komputer yang mengharuskan
salah satu (atau lebih) komputer difungsikan sebagai server atau
central. Server melayani komputer lain yang disebut client.
Layanan yang diberikan dapat berupa akses Web, e-mail, file,
dan sebagainya. Client server banyak dijumpai pada jaringan
internet. Namun LAN atau jaringan lain pun dapat
mengimplementasikan client server. Hal ini bergantung pada
kebutuhan masing – masing (Hallberg, 2013, p17)
12
Gambar 2.4 Client server
2.1.1.2.2 Peer to Peer
Peer to peer adalah jaringan komputer dimana setiap
komputer dapat menjadi server sekaligus client. Setiap komputer
dapat menerima dan memberikan access dari dan ke komputer
lain. Peer to Peer banyak digunakan pada jaringan LAN.
Walaupun dapat juga digunakan pada jaringan MAN, WAN, atau
internet, namun hal ini kurang lazim dikarenakan sulitnya
menjamin security pada jaringan peer to peer ketika pengguna
sudah sangat banyak (Hallberg, 2013, p16).
Gambar 2.5 Peer to peer
13
2.1.2 Klasifikasi Media Transmisi Data
(Forouzan, B. A, 2007: p191) Media transmisi data adalah sebuah media
penghubung didalam membentuk suatu jaringan baik itu jaringan kabel
ataupun jaringan wireless untuk berkomunikasi dan mendapatkan infromasi
yang dibutuhkan.
Ada 2 jenis media transmisi data yang digunakan dalam jaringan
komputer, yaitu :
2.1.2.1 Media Kabel
Menurut Hallberg (2013, p45), jenis kabel jaringan yang paling
umum adalah twisted-pair unshielded (UTP) dan coaxial, diikuti oleh
shielded twisted-pair (STP) dan fiber optic. UTP adalah kabel yang
paling banyak digunakan saat ini.
Wire network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel
sebagai media penghantar. Kabel berfungsi sebagai jalur aliran yang
menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lain.
2.1.2.1.1 Kabel Twisted-pair
(Forouzan, B. A, 2007: p193) Twisted-pair digunakan untuk
jaringan baru selama beberapa tahun belakangan, biasanya kabel
twisted-pair yang digunakan adalah Cat-5 meskipun beberapa
jaringan lama masih menggunakan Cat-3. Kabel twisted-pair
memiliki dua macam bentuk, yaitu shielded twisted-pair (STP)
kabel yang memiliki selubung pembungkus dan unshielded
twisted-pair (UTP) kabel yang tidak memiliki selubung
pembungkus. UTP lebih banyak dipilih dan digunakan
dibandingkan dengan STP dikarenakan harga yang lebih murah
dan mudah dalam instalasinya.
Berikut ini merupakan beberapa karakteristik dari kabel
twisted-pair:
• Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain
yang bertujuan untuk mengurangi noise.
• Memiliki kecepatan transmisi data 10-100 megaByte
perdetik.
14
• Menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-45.
• Membutuhkan hub atau switch untuk membangun
jaringan LAN.
• Mudah dalam perawatan.
Gambar 2.6 Kabel twisted-pair
2.1.2.1.2 Kabel Coaxial
(Forouzan, B. A, 2007: p195) Kabel coaxial merupakan jenis
kabel yang pada umumnya digunakan untuk menyambungkan
antena ke televisi. Kabel jenis ini memiliki konduktor pusat yang
berupa kawat tembaga tunggal atau kawat tembaga yang saling
terhubung, dilapisi oleh bahan plastik putih yang dikelilingi oleh
metal foil sebagai pelindung. Kemudian pelindung ini dibungkus
dalam bungkus kabel plastik.
Karakteristik utama dari kabel coaxial yaitu tidak
memerlukan hub atau switch dalam membangun dan
menghubungkan suatu jaringan LAN.
Gambar 2.7 Kabel coaxial
15
2.1.2.2 Media Tanpa Kabel / Nirkabel (Wireless)
(Forouzan, B. A, 2007: p203) Media transmisi tanpa kabel atau yang
biasa disebut dengan wireless menggunakan media penghantar berupa
gelombang radio frekuensi tinggi, gelombang mikro atau cahaya
infrared sebagai penghubung antar komputer pada suatu jaringan.
2.1.2.2.1 Radio Wave (Gelombang Radio)
Berdasarkan frekuensi gelombangnya, gelombang radio
dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Sinyal Radio AM.
Sinyal AM (Amplitude Modulation) merupakan salah satu
bentuk modulasi pada gelombang radio dimana sinyal
informasi digabungkan dengan sinyal pembawa (carrier)
berdasarkan perubahan amplitudonya. Besarnya amplitudo
sinyal informasi mempengaruhi besarnya amplitudo dari
carrier. Sinyal radio ini berbentuk analog. Rentang frekuensi
AM adalah 500 Hz – 1600 KHz dan panjang gelombang atau
amplitudo AM adalah 1600 KHz – 30000 KHz.
2. Sinyal Radio FM.
Sinyal FM (Frequency Modulation) merupakan suatu bentuk
modulasi dimana frekuensi sinyal pembawa divariasikan
secara proposional berdasarkan amplitudo sinyal informasi.
Rentang frekuensi FM adalah 88 MHz – 108 MHz sehingga
dapat dikategorikan juga sebagai Very High Fequency
(VHF).
2.1.2.2.2 Microwaves
Gelombang mikro atau microwaves merupakan gelombang
elektro magnet yang paling banyak digunakan sebagai media
transmisi data. Hal ini dikarenakan gelombang mikro dapat
menjangkau jarak yang sangat jauh. Karena sifat searah
microwaves, sangat berguna ketika unicast (one-to-one)
komunikasi yang dibutuhkan antara pengirim dan penerima.
16
Microwaves digunakan dalam antena unidirectional, telepon
seluler, dan juga jaringan satelit.
1. Antena Unidirectional.
Antena unidirectional merupakan antena yang memancarkan
dan menerima sinyal yang datang hanya dari satu arah. Dua
jenis antena yang digunakan untuk komunikasi microwaves
yaitu parabola dan hom.
Gambar 2.8 Antena Unidirectional
2. Telepon Selular.
Telepon selular atau biasa disebut telepon genggam
bekerja pada frekuensi 825 MHz – 890 MHz dapat juga
dimanfaatkan sebagai salah satu media transmisi data.
3. Satelit.
Satelit merupakan salah satu teknologi yang
menggunakan teknologi microwaves. Satelit diciptakan
untuk mengatasi proses pengiriman data yang sangat jauh.
Satelit bekerja pada frekuensi antara 2 GHz – 40 GHz
(billion of hertz).
2.1.2.2.3 Infrared
(Forouzan, B. A, 2007: p207) Gelombang inframerah, dengan
frekuensi dari 300 GHz sampai 400 THz (panjang gelombang
mulai dari 1 mm – 770 nm), hanya dapat digunakan untuk
17
komunikasi jarak pendek. Gelombang inframerah, memiliki
frekuensi yang tinggi namun tidak dapat menembus dinding.
Karakteristik ini menguntungkan untuk mencegah gangguan
antara satu sistem dengan yang lainnnya. Sistem komunikasi
jarak pendek dalam suatu ruangan tidak dapat dipengaruhi oleh
sistem lain di ruang sebelah. Namun karakteristik inilah yang
membuat sinyal inframerah tidak dapat digunakan untuk
komunikasi jarak jauh. Tidak bisa menggunakan gelombang
inframerah di luar gedung karena sinar matahari mengandung
gelombang inframerah yang dapat mengganggu komunikasi.
2.1.3 Topologi Jaringan Komputer
Berdasarkan pendapat Sofana (2013, p7), topologi diartikan sebagai
layout atau arsitektur atau diagram jaringan komputer. Topologi merupakan
suatu aturan atau rules untuk menghubungkan komputer (node) secara fisik.
Topologi berkaitan dengan cara komponen – komponen jaringan (seperti
server, workstation, router, dan switch) saling berkomunikasi melalui media
transmisi data.
2.1.3.1 Topologi Fisik (Physical Topology)
Topologi fisik atau physical topology adalah suatu konsep atau
metode yang menjelaskan tentang susunan komputer dan kabel, serta
semua komponen jaringan untuk dihubungkan antara satu dengan yang
lainnya di dalam satu jaringan LAN.
Topologi jaringan komputer yang biasa digunakan pada saat ini
antara lain topologi bus, topologi ring, dan topologi star (Hallberg,
2013, p37).
2.1.3.1.1 Topologi Bus
Topologi bus adalah topologi jaringan dengan
membentangkan kabel coaxial secara memanjang sebagai kabel
utama, sepanjang kabel utama terdapat node-node yang
terhubung pada saluran komputer. Saluran tersebut dihubungkan
pada kabel utama dengan menggunakan T-Connector (Hallberg,
18
2013, p37).
Gambar 2.9 Topologi bus
a) Karakteristik
Node – node dihubungkan secara serial di sepanjang
kabel utama, dan pada kedua ujung kabel ditutup dengan
terminator. Pada topologi bus, pengiriman paket-paket
data akan saling bersimpangan pada kabel sehingga jika
node yang dihubungkan pada jaringan semakin banyak,
maka kinerja jaringan akan semakin turun. Hal ini
disebabkan karena sering terjadi collision.
Tidak diperlukan hub pada topologi ini, yang
diperlukan adalah T-connector pada setiap ethernet card.
Kendala yang sering terjadi pada topologi ini yaitu jika
salah satu node rusak, maka dapat menyebabkan down
pada keseluruhan jaringan. Sehingga seluruh node tidak
dapat berkomunikasi dalam jaringan tersebut. Tipe kabel
yang biasa digunakan pada topologi bus adalah kabel
coaxial.
b) Kelebihan dan kekurangan topologi bus yaitu:
Kelebihan pada topologi bus yaitu :
• Jumlah node pada jaringan tidak dibatasi,
tidak seperti hub yang dibatasi oleh jumlah
port (contoh: 16 port untuk 16 node).
19
• Pengiriman data lebih cepat, karena data
berjalan searah.
• Lebih mudah dan murah jika ingin menambah
atau mengurangi node.
Kekurangan pada topologi bus yaitu :
• Apabila lalu lintas pengiriman data yang
diolah terlalu besar dapat mengakibatkan
kemacetan data.
• Diperlukan repeater untuk menguatkan sinyal
pada pemasangan jarak jauh.
• Apabila salah satu node mengalami
kerusakan, maka jaringan tidak dapat
beroperasi.
2.1.3.1.2 Topologi Ring
Topologi cincin (ring) adalah topologi jaringan berbentuk
rangkaian titik yang masing-masing titik terhubung ke dua titik
lainnya, sehingga membentuk jalur melingkar membentuk pola
seperti cincin. Pada topologi ini, komunikasi data dapat
terganggu jika salah satu titik mengalami gangguan. Fiber
Distributed Data Interface (FDDI) mengantisipasi kelemahan ini
dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan
arah jarum jam secara bersamaan.
Fiber Distributed Data Interface (FDDI) adalah sebuah
protokol jaringan yang menghubungkan dua atau lebih jaringan
bahkan pada jarak yang jauh. Metode akses yang digunakan oleh
FDDI adalah model token. FDDI menggunakan 2 (dua) buah
topologi ring secara fisik. Proses transmisi biasanya
menggunakan 1 (satu) buah ring, namun jika ditemukan kendala,
maka akan secara otomatis menggunakan ring yang kedua.
Protokol ini menggunakan kabel fiber optic pada kecepatan 100
Mbps (Hallberg, 2013, p42).
20
Gambar 2.10 Topologi ring
a) Karakteristik
Node - node dihubungkan secara serial disepanjang
kabel, dengan bentuk jaringan seperti lingkaran. Sangat
sederhana dalam layout seperti jenis topologi bus. Paket-
paket data dapat dikirim kan dalam satu arah (kekiri atau
kekanan) sehingga collision dapat dihindarkan. Kendala
yang dihadapi sama dengan topologi bus, yaitu jika salah
satu node rusak maka seluruh node tidak dapat
berkomunikasi dalam jaringan tersebut. Tipe kabel yang
biasa digunakan pada topologi ring adalah kabel UTP
atau Patch Cable (IBM tipe 6).
b) Kelebihan dan kekurangan topologi ring yaitu :
Kelebihan dari topologi ring yaitu :
• Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat
melayani data dari kiri atau kanan dari server.
• Dapat melayani aliran lalu lintas data yang padat,
karena data dapat bergerak kekiri atau kekanan.
• Waktu untuk mengakses data lebih optimal.
21
Kekurangan dari topologi ring yaitu :
• Penambahan terminal / node menjadi lebih sulit
bila port sudah habis.
• Jika salah satu terminal mengalami kerusakan,
maka semua terminal pada jaringan tidak dapat
digunakan.
2.1.3.1.3 Topologi Star
Star merupakan topologi kontrol terpusat, yaitu semua aliran
data harus melewati sebuah pusat yang menyalurkan data
tersebut ke semua client yang dipilihnya. Sebuah pusat
dinamakan stasiun primer atau server dan lainnya dinamakan
stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan pada
jaringan dimulai oleh server, maka setiap client server dapat
menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu
perintah dari server. Setiap jalur pada masing-masing terminal
terhubung ke file server tunggal terpusat, dengan menggunakan
segmen kabel sendiri (Hallberg, 2013, p39).
Gambar 2.11 Topologi star
a) Karakteristik
Setiap node yang terhubung berkomunikasi langsung
22
dengan consentrator (hub). Apabila setiap paket data
yang masuk ke consentrator (hub) kemudian di
broadcast ke seluruh node yang terhubung (misalnya
memakai hub 32 port), maka kinerja jaringan akan
menurun. Topologi ini mudah dikembangkan, sebab
setiap node hanya terhubung secara langsung ke
consentrator. Jika salah satu ethernet card rusak atau
salah satu kabel pada terminal putus, maka keseluruhan
jaringan tetap dapat berkomunikasi atau tidak terjadi
down pada jaringan keseluruhan tersebut. Tipe kabel
yang biasa digunakan berjenis UTP, sama seperti kabel
yang digunakan pada topologi star.
b) Kelebihan dan kekurangan topologi star yaitu :
Kelebihan topologi star, yaitu :
• Jika terjadi penambahan atau pengurangan
terminal tidak mengganggu operasi yang sedang
berlangsung.
• Jika salah satu terminal rusak, maka terminal
lainnya tidak mengalami gangguan.
• Arus lalu lintas informasi data lebih optimal.
Kekurangan topologi star, yaitu :
• Jumlah terminal terbatas, tergantung dari port
yang ada pada hub.
• Lalu lintas data yang padat dapat menyebabkan
jaringan bekerja lebih lambat.
2.1.3.2 Topologi Logika (Logical Topology)
Topologi logika atau Logical Topology merupakan rules
communication yang dipakai setiap node untuk berkomunikasi dalam
jaringan. Sebagai contoh, bagaimana melakukan pengiriman data,
menerima data, mengatur kecepatan transfer data, mendeteksi
23
kemungkinan error, lalu melakukan pengiriman data ulang, dan
sebagainya.
Ada beberapa sumber yang menganggap topologi logika sama
dengan metode akses / network access. Sehingga topologi logika
dikelompokkan berdasarkan metode akses, yaitu:
a) CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access Methods with
Collision Detection) yang digunakan pada jaringan
thicknet dan thinnet.
b) CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access Methods with
Collision Avoidence) yang digunakan pada jaringan
komputer apple atau appletalk.
c) Token bus yang digunakan oleh ARCNET pada
implementasi jaringan bus
2.1.4 Perangkat Jaringan Komputer
Beberapa peralatan network standar yang sering digunakan untuk
internetworking adalah :
2.1.4.1 NIC (Network Interface Card)
Network Interface Card merupakan peralatan yang berhubungan
langsung dengan komputer dan didesain agar komputer – komputer
pada suatu jaringan dapat saling berkomunikasi. NIC juga menyediakan
akses ke media fisik jaringan dengan fungsi mengatur data flow antara
komputer dengan sistem wire atau wireless, serta menerima data yang
dikirim melalui media wire atau wireless untuk kemudian diterjemahkan
menjadi bit sehingga dimengerti oleh komputer.
2.1.4.2 Hub
(Hallberg, 2013, p60) menjelaskan bahwa hub merupakan perangkat
keras (hardware) yang berada pada layer physical yang berfungsi untuk
menggabungkan peralatan-peralatan ethernet serta menggandakan frame
data yang berasal dari salah salah satu komputer ke semua port yang
ada pada hub tersebut, sehingga semua komputer yang terhubung
dengan port hub akan menerima data dan menjadikannya satu segmen
24
jaringan.
a) Kategori hub
Ada beberapa kategori hub, yaitu :
• Passive hub atau concentrator
Hub biasa yang hanya meneruskan sinyal ke seluruh
node. Passive hub tidak akan memperkuat sinyal yang
datang, sehingga tidak dapat digunakan untuk
menjangkau area yang lebih besar. Hub semacam ini
bekerja pada layer physical.
• Active hub atau multiport repeater
Berfungsi mirip dengan passive hub namun dapat
memperkuat sinyal yang datang, sehingga dapat
digunakan untuk menjangkau area yang lebih besar. Hub
semacam ini juga bekerja pada physical layer.
• Intelligent hub
Intelligent hub umumnya dapat digabungkan atau
ditumpuk (kadang disebut stackable hub). Hub jenis ini
juga dapat melakukan seleksi alamat paket data tujuan,
sehingga hanya node tertentu saja yang dapat menerima
data. Beberapa contoh intelligent hub adalah router,
bridge, dan network switch. Hub semacam ini bekerja
pada layer data link.
b) Cara kerja hub
Hub bekerja dengan cara mengirimkan sinyal paket data ke
seluruh port yang berada pada hub itu sendiri sehingga paket-
paket data tersebut diterima oleh seluruh komputer yang
berhubungan dengan hub, kecuali komputer yang mengirimkan
paket data tersebut. Sinyal paket data yang dikirimkan oleh hub
kepada seluruh port dilakukan secara berulang-ulang meskipun
paket data telah diterima oleh komputer tujuan, hal ini
menyebabkan fungsi collision lebih sering terjadi pada saat
25
proses pengiriman paket data.
Contohnya ketika port O melakukan pengiriman paket data
ke port P dan pada saat yang bersamaan terjadi pengiriman paket
data dari port Q ke port R, maka akan terjadi benturan sinyal
paket data atau bisa disebut dengan collision. Hal ini di
karenakan penggunaan jalur yang sama (jalur broadcast) pada
saat proses pengiriman paket data, sehingga menyebabkan paket
data yang dikirim menjadi rusak dan mengakibatkan terjadinya
proses pengiriman ulang paket data. Apabila benturan antar
sinyal paket data ini sering terjadi (collision) maka hal ini dapat
mengakibatkan gangguan terhadap proses pengiriman paket
data, baik pengiriman paket data yang baru maupun ulangan.
Ketika salah satu port pada hub mengirimkan sinyal paket
data kepada port lainnya, maka pengiriman paket data yang
dilakukan port tersebut akan terlihat dan terkirim kepada setiap
port yang dituju. Hal ini menyebabkan pembagian bandwith
kepada seluruh port yang tersedia pada hub tersebut.
c) Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan hub, yaitu :
• Visibility : Penggunaan hub memungkinkan
penganalisaan protokol jaringan pada proses pengiriman
paket data atau biasa disebut dengan istilah sniffing.
Sniffing adalah aktifitas menyadap yang dilakukan dalam
suatu jaringan.
• Biaya : Hub memiliki port yang banyak (4 hingga 24
port) dan memungkinkan pengguna untuk berbagi jalur
pengiriman paket data, sehingga dapat meminimalisir
biaya pembelian device
Kekurangan hub, yaitu :
Hub melakukan proses pengulangan pengiriman paket data
ke semua port yang ada sehingga NIC (Network Interface Card)
harus menunggu untuk melakukan proses pengiriman paket data
26
sampai paket data yang berada pada jaringan telah diterima oleh
port tujuan.
2.1.4.3 Switch
(Hallberg, 2013, p61) menjelaskan bahwa switch merupakan
perangkat keras (hardware) jaringan yang melakukan proses bridging
transparan (penghubungan segmentasi pada jaringan banyak dengan
melakukan proses forwarding berdasarkan MAC address). Switch pada
OSI model berada pada data link layer. Switch didesain dengan tujuan
yang berbeda dengan repeater, bridge, dan router. Jika perangkat
jaringan yang terhubung pada sebuah LAN terlalu banyak maka
kebutuhan transmisi meningkat melebihi kapasitas yang mampu
dilayani oleh media komunikasi jaringan. Cara kerja switch mirip
dengan bridge, sehingga kadang switch disebut sebagai multiple bridge.
Setiap port switch bertindak sebagai micro bridge dan setiap host yang
terkoneksi akan mendapatkan full bandwidth. Switch memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan bridge, antara lain dalam hal
forwarding method packet yang dilewatkan.
Switch memiliki 4 (empat) jenis forwarding method, yaitu :
• Store and forward
Semua paket data berupa frame dikumpulkan terlebih
dahulu, kemudian dilakukan checksound (pengecekan).
Setelah itu paket-paket data diteruskan ke network segment
tujuan.
• Fragment free
Fragment free yaitu switch melakukan pengecekan
hanya pada 64 bytes awal dari setiap frame.
• Cut through
Cut through yaitu hanya melakukan pengecekan pada
saat frame hardware access telah sampai.
27
• Adaptive switching
Adaptive switching yaitu pengecekan frame
menggunakan salah satu dari metode - metode diatas yang
ditentukan secara otomatis.
a) Cara kerja switch
Switch melakukan pengiriman paket data berdasarkan MAC
address pada NIC (Network Interface Card) sehingga switch
dapat mengetahui kepada siapa paket data akan diterima.
Apabila terjadi collision maka yang terjadi merupakan collision
pada port-port yang sedang saling berkirim paket data.
Pemisalan contoh kasusnya yaitu ketika terjadi pengiriman
paket data dari port O ke port P dan pada saat yang bersamaan
port R mengirimkan paket data ke port S, hal ini tidak akan
menyebabkan terjadinya collision seperti contoh kasus pada hub.
Hal ini dikarenakan alamat yang dituju oleh masing-masing
paket data berbeda dan pengiriman paket data tidak
menggunakan jalur yang sama. Pada switch, semakin banyak
port yang tersedia maka tidak akan mempengaruhi bandwith
yang tersedia untuk setiap port.
b) Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan switch, yaitu :
• Klien performance.
Karena sistem tertentu yang sudah tersedia pada
switch hanya akan melihat informasi dari suatu paket data
secara eksplisit yang ditujukan kepada NIC, maka akan ada
sedikit overhead waktu yang dihabiskan untuk membuang
paket yang tidak perlu dibaca.
• Throughput yang lebih tinggi.
Karena hanya lalu lintas yang relevan diturunkan
jaringan pada setiap port, maka setiap NIC mendapatkan
paket sendiri yang akan dikirimkan ke switch secara
28
independen satu sama lain dan terikat dengan NIC. Hal ini
dimaksudkan untuk mengatur volume total data yang lebih
besar dalam transit pada waktu tertentu.
Kekurangan switch, yaitu :
• Sulit untuk instalasi dan penggunaannya bagi orang yang
tidak terlatih.
• Diperlukan konfigurasi untuk menangani paket multicast.
• Hanya memiliki 1 (satu) collision control.
2.1.4.4 Router
(Hallberg, 2013, p64) menjelaskan bahwa router adalah perangkat
keras (hardware) jaringan yang dapat menghubungkan satu jaringan
dengan jaringan yang lain dengan melalui sebuah proses yang dikenal
sebagai routing. Dahulu router mirip dengan bridge, namun router lebih
cerdas dibandingkan bridge. Router bekerja menggunakan routing table
yang disimpan di memory-nya untuk membuat keputusan kemana dan
bagaimana cara paket dikirimkan. Router dapat memutuskan rute
terbaik yang akan ditempuh oleh paket data. Router akan memutuskan
media fisik jaringan yang “disukai” dan yang “tidak disukai”. Protokol
routing dapat mengantisipasi berbagai kondisi yang tidak dimiliki oleh
bridge. Router bekerja pada layer network.
a) Karakteristik router
• Mencari rute atau jalur yang terbaik diantara 2 (dua)
buah segmen jaringan.
• Mengelola dan menangani banyak tugas antar segmen.
• Membantu mengelola lalu lintas jaringan.
• Menghubungkan 2 (dua) buah segmen jaringan yang
berbeda protokol pada lapisan fisik (physical layer) dan
lapisan data-link (data-link layer).
• Digunakan pada koneksi ke jaringan MAN dan WAN.
b) Cara kerja router
29
Router memiliki proses cara kerja yang hampir sama dengan
switch dan bridge, bedanya router merupakan penyaring atau
filter lalu lintas data. Penyaringan oleh router dilakukan dengan
menggunakan protokol tertentu. Pada dasarnya router
merupakan hardware pembagi jaringan secara logical, bukan
secara fisikal.
Router akan memilih jalur atau rute terbaik yang akan
ditempuh oleh paket data, apabila terdapat beberapa jalur atau
rute lain untuk mencapai alamat yang dituju yang biasa disebut
dengan algoritma forwarding. Pada umumnya router akan
terhubung pada dua jaringan, baik itu dua jaringan LAN, WAN ke
LAN dan jaringan dari ISP (Internet Service Provider).
c) Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan router, yaitu :
• Isolasi pada traffic broadcast
Kemampuan router untuk memperkecil beban
jaringan karena trafik jenis ini dapat diisolasikan kepada
sebuah LAN saja.
• Fleksibilitas
Router dapat digunakan pada topologi jaringan
apapun dan tidak peka terhadap masalah hambatan
waktu.
• Pengaturan prioritas
Router dapat mengimplementasi mekanisme
pengaturan prioritas antar protokol.
• Pengaturan konfigurasi
Pada umumnya router dapat dikonfigurasi secara
lebih dibandingkan dengan bridge.
30
• Isolasi pada masalah
Router akan membentuk penghalang antar LAN dan
memungkinkan masalah yang sedang terjadi akan
diisolasi pada LAN tersebut.
• Pemilihan jalur
Router lebih cerdas apabila dibandingkan dengan
bridge dalam hal penentuan jalur yang optimal antar dua
sistem.
Kekurangan router, yaitu :
• Bergantung pada protokol
Router yang berada pada layer network hanya
mampu meneruskan traffic yang sesuai dengan protokol
yang diimplementasikan.
• Harga / biaya
Router memiliki sistem yang lebih kompleks dan
harganya lebih mahal dibandingkan dengan bridge.
• Address allocation
Dalam internetwork yang menggunakan perangkat
keras (hardware) router, memindahkan sebuah PC dari
satu LAN ke LAN lainnya berarti mengubah alamat
jaringan yang ada pada sistem tersebut.
2.1.4.5 Gateway
(Hallberg, 2013, p65) menjelaskan bahwa gateway bekerja dan
bertugas melewatkan paket antar jaringan dengan protokol yang
berbeda, sehingga perbedaan tersebut tidak tampak pada lapisan
aplikasi. Kadang gateway disebut sebagai IT router. Gateway bekerja
pada layer application.
Apabila sebuah host ingin berkomunikasi dengan host lain di luar
31
network-nya, maka host tersebut harus mengirim data melalui sebuah
default gateway.
Default gateway adalah sebuah komputer yang digunakan untuk
memforward data dari/ke host yang berbeda network. Secara prinsip,
default gateway merupakan sebuah router.
2.1.4.6 Access point
Wireless access point atau access point secara khusus dikonfigurasi
pada jaringan area lokal nirkabel (WLAN). Jalur akses bertindak sebagai
pemancar pusat dan penerima sinyal radio WLAN. Access point pada
dasarnya dirancang untuk daerah terbuka dan jauh dari area internet
akses. wireless access point menggunakan teknologi sirkuit untuk
menghubungkan komputer dengan jaringan wireless dengan bantuan
router untuk melakukan komunikasi. Access point aktif pada saat salah
satu komputer atau device dihubungkan pada access point.
a) Cara kerja
Interface untuk mengatur settingan pada access point dapat
dilakukan dengan memasukkan alamat IP perangkat access point
melalui browser, beberapa konfigurasi yang dapat dilakukan
diantaranya :
• Mengatur supaya access point dapat berfungsi
sebagai DHCP server.
• Menggunakan fitur Wired Equivalent Privacy (WEP)
dan Wi-Fi Protected Access (WPA).
• Mengatur akses berdasarkan MAC address device
user.
Agar sebuah komputer yang satu dapat terhubung ke
komputer lainnya maka diperlukannya suatu jaringan wireless.
Ada tiga komponen yang dibutuhkan supaya setiap komputer
yang berada pada wilayah jaringan wireless dapat mengirim dan
menerima data baik dari luar maupun ke sesamanya. Ketiga
komponen yang dibutuhkan yaitu :
32
1. Sinyal radio (radio signal).
2. Format data (data format).
3. Struktur network atau jaringan (network structure).
Masing-masing dari ketiga buah komponen tersebut berada
pada lapisan yang berbeda. Ketiga komponen tersebut bekerja
dan mengontrol lapisan yang berbeda. Radio signal bekerja pada
physical layer (layer fisik), sedangkan data format bekerja
dengan mengendalikan beberapa lapisan diatasnya dan network
structure berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima
radio signal.
2.1.5 Model jaringan
2.1.5.1 Open System Interconnection (OSI) 7 Layers Model
(Forouzan, B. A, 2007: p29) OSI adalah sebuah model arsitektur
jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for
Standardization. Model OSI dibuat untuk mengatasi masalah tentang
bagaimana memfasilitasi komunikasi antara sistem yang berbeda tanpa
memerlukan perubahan logika hardware dan perangkat lunak. Model
OSI bukan sebuah protokol, melainkan sebuah model untuk memahami
dan merancang arsitektur jaringan.
Tabel 2.1 OSI layers
Application
Presentation
Session
Transport
Network
Data Link
Physical
33
1. Layer Physical
Layer physical mendefinisikan media transmisi jaringan,
metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (sepertit
token ring atau ethernet), topologi jaringan dan perkabelan. Pada
layer ini juga mengatur NIC untuk berinteraksi dengan media
wire atau wireless. Contoh protokol yang bekerja pada layer ini
adalah ethernet.
2. Layer Data Link
Layer data link berfungsi menentukan bit - bit data yang
akan dikelompokan menjadi sebuah format yang disebut frame.
Pada layer ini dilakukan pengecekan error, flow control,
pengalamatan perangkat keras (MAC address) dan menentukan
bagaimana perangkat jaringan seperti hub, switch, dan bridge
layer 2 beroperasi. Menurut spesifikasi IEEE 802, data link
dikelompokan menjadi dua, yaitu Logical Link Control (LLC)
dan Media Acccess Control (MAC).
3. Layer Network
Layer network berfungsi mendefinisikan alamat - alamat IP,
membuat header pada paket data, dan melakukan routing
melalui internetwoking dengan menggunakan router maupun
switch layer 3 untuk mencari data error. Kemudian dilakukan
transmisi ulang pada paket-paket yang error tersebut.
4. Layer Transport
Layer transport berfungsi sebagai tempat pengiriman atau
pengaturan paket data, dimana sebuah data yang akan dikirim
dipecah menjadi paket - paket data dan memberikan nomor
urutan sehingga data dapat disusun kembali setelah paket
diterima. Paket yang sukses terkirim akan diberi tanda, namun
paket yang rusak atau hilang akan dikirim ulang. Contoh
protokol yang bekerja pada layer ini adalah TCP (Transmission
Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).
34
5. Layer Session
Layer session berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana
koneksi dimulai, dijalankan dan diakhiri. Pada layer ini juga
dilakukan resolusi nama. Contoh protokol pada later ini adalah
NETBIOS, ADSP, PAP.
6. Layer Presentation
Layer presentation berfungsi untuk menerjemahkan data
yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke suatu format
melalui suatu jaringan. Contoh protokol yang berada pada layer
ini yaitu protokol berjenis redirector software, seperti layanan
workstation (dalam windows NT), network shell (semacam
Virtual Network Computing) atau Remote Desktop Protocol
(RDP).
7. Layer Application
Layer application berfungsi sebagai penghubung interface
aplikasi dengan jaringan, mengatur aplikasi agar dapat
mengakses jaringan dan membuat pesan-pesan kesalahan. Pada
layer inilah user beinteraksi dengan jaringan. Contoh protokol
yang berada pada layer ini adalah : FTM, SMTP, FTP, NFS.
2.1.5.2 TCP/IP Model
(Tanenbaum, A. S, 2011:45) TCP/IP model merupakan gabungan
antara protokol TCP (Transmission Control Protocol) dan IP (Internet
Protocol) sebagai kesatuan protokol yang bertugas untuk mengatur
komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke
komputer lain di dalam suatu jaringan internet. TCP/IP yang akan
memastikan pengiriman data sampai ke alamat yang dituju. TCP/IP
dapat bekerja dan diimplementasikan pada perangkat lunak (software) di
berbagai macam sistem operasi.
35
Tabel 2.2 OSI dan TCP/IP
OSI TCP/IP
1. Layer Network
Network merupakan lapisan paling dasar pada TCP/IP
model. Layer ini bertugas untuk melakukan pengiriman dan
penerimaan data dari media fisik seperti Ethernet dan (SLI)
Serial Line Internet.
2. Layer Internet
Layer ini bertugas memungkinkan host untuk mengirimkan
paket - paket data ke alamat tujuan (berpotensi pada jaringan
yang berbeda). Pada layer ini terdapat tiga jenis protokol, yaitu
ARP (Address Resolution Protocol) yang bertugas untuk
menemukan alamat perangkat keras terminal yang terletak pada
jaringan yang sama, IP (Internet Protocol) bertugas untuk
mengirimkan paket data ke alamat yang tepat dan ICMP
(Internet Control Message Protocol) yang bertugas untuk
mengontrol pengiriman pesan.
3. Layer Transport
Layer ini dirancang untuk memungkinkan peer entities pada
Application
Application Presentation
Session
Transport Transport
Network Internet
Data Link Network
Physical
36
host sumber dan tujuan untuk melakukan komunikasi seperti
layer transport pada OSI model.
4. Layer Application
Layer ini berisi semua protokol tingkat yang lebih tinggi,
yaitu TELNET (Telecommunication Network), FTP (File
Transfer Protocol), SMTP (Simple Mail Transfer Protocol).
2.1.6 Sekuritas pada Jaringan
(Stallings, 2007 : p703) Sekuritas pada jaringan yaitu melakukan
perlindungan keamanan kepada jaringan. Perlindungan keamanan yang
diberikan yaitu menyediakan jalur akses yang aman di dalam suatu jaringan
bagi para user agar dapat saling berkomunikasi.
Dalam melakukan sekuritas pada jaringan perlu memperhatikan :
1. Availability
Availability adalah ketersediaan, dimana user yang
mempunyai hak akses atau authorized users dapat mengakses
data jika diperlukan.
2. Reliability
Reliability yaitu user dapat menggunakan data secara baik
tanpa ada kendala apapun.
3. Integrity
Integrity yaitu data yang diterima oleh user sesuai dengan
data yang dikirimkan atau diinginkan.
4. Autentikasi
Autentikasi yaitu proses pengenalan peralatan, sistem
operasi, kegiatan, aplikasi dan identitas user yang terhubung
dalam jaringan.
37
2.1.6.1 Proxy
(Stallings, 2007 : p812) Proxy server merupakan sebuah program
komputer atau sebuah komputer server yang bertugas sebagai komputer
lainnya untuk melakukan request terhadap suatu content dari internet.
Proxy server berperan sebagai gateway di dalam internet yang
bekerja pada setiap komputer client. Saat user sedang berinteraksi
dengan internet, user tidak menyadari bahwa sebuah proxy server yang
bertugas menangani request yang dilakukannya. Proxy server
mengirimkan request kepada web server yang akan menginterpretasikan
request tersebut, seolah-olah request itu berasal dari komputer client.
2.1.6.2 Firewall
(Brenton and Hunt, 2006: p111) Firewall adalah sistem komputer
yang bertugas melakukan pengontrolan izin terhadap jalur akses
jaringan yang dilewati.
(Forouzan, B. A, 2007: p1021) Firewall merupakan perangkat
(biasanya router atau komputer) yang dipasang diantara jaringan
internal suatu organisasi dan seluruh Internet. Hal ini dirancang untuk
meneruskan dan menyaring beberapa paket yang akan dikirim ataupun
diterima.
Gambar 2.12 Firewall
Sebagai contoh, firewall dapat menyaring semua paket masuk untuk
host tertentu atau server tertentu seperti HTTP. Firewall dapat
digunakan untuk menolak akses ke tertentu host atau layanan tertentu
dalam organisasi. Firewall biasanya diklasifikasikan sebagai firewall
packet-filter atau firewall berbasis proxy.
38
2.1.6.2.1 Packet – Filter Firewall
(Forouzan, B. A, 2007: p1022) Firewall dapat digunakan
sebagai packet filter. Packet filter dapat meneruskan atau
melakukan blok pada paket berdasarkan informasi dalam header
layer network dan layer transport, sumber dan tujuan IP
addresses, sumber dan tujuan port addresses, dan jenis protokol
(TCP atau UDP). Sebuah firewall packet-filter adalah router
yang menggunakan tabel penyaringan untuk menentukan paket
yang harus dibuang atau tidak diteruskan.
2.1.7 IPv4 Address
(Forouzan, B. A, 2007: p549) IP Address adalah sekumpulan
bilangan biner yang panjangnya 32 bit, dibagi menjadi 4 segmen yang
setiap segmen terbagi dengan 8 bit. IP address merupakan identifikasi
setiap host pada jaringan internet. Private IP address adalah sebuah IP yang
tidak dapat digunakan pada host - host internet. IP ini hanya dapat
digunakan untuk host - host pada jaringan LAN.
IPv4 Address bersifat unique dan universal. Mereka bersifat unique
dalam arti bahwa setiap alamat hanya mendefinisikan satu dan hanya satu
yang terkoneksi kedalam internet. Lalu bersifat universal dalam arti bahwa
sistem pengalamatan harus diterima oleh semua host yang ingin terhubung
ke internet. IP address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yaitu :
• Network (bit - bit network) atau disebut Network ID.
• Host (bit - bit host) atau disebut Host ID.
Tabel 2.3 Network & Host ID
Network ID adalah bagian IP address yang menunjukan tempat
suatu komputer pada jaringan. Apabila terdapat 2 buah jaringan, jaringan
pertama menggunakan topologi star, sedangkan jaringan kedua
menggunakan topologi bus, maka kedua jaringan tersebut dapat dikatakan
berada pada satu network. Sedangkan host ID menunjukan workstation,
router, server dan semua host TCP/IP dalam suatu jaringan.
Network ID Host ID
39
2.1.7.1 Pengelompokan Kelas IP Address
(Forouzan, B. A, 2007: p552) Dalam arsitektur jaringan
pengelompokan kelas IP address biasa disebut dengan classful
addressing. IP address dapat dikelompokan menjadi 5 kelas, yaitu A, B,
C, D dan E. Pengelompokan kelas ini dilakukan berdasarkan
penggunaan nilai bit dari octet pertama IP address serta penentuan
network ID dan host ID.
1. IP address class A
Pada kelas A, octet pertama merupakan network ID dan tiga
octet yang lain merupakan host ID. Karena hanya ada 8 bit yang
digunakan untuk network ID. Kelas A hanya terdapat 126
network. Namun pada setiap network dapat menampung lebih
dari 16 juta hosts.
2. IP address class B
Pada kelas B, octet pertama merupakan network ID dan dua
octet yang lain merupakan host ID. Sehingga terdapat 16.384
network pada kelas B. Semua address kelas B berada pada
jangkauan 128.aaa.bbb.ccc hingga 191.aaa.bbb.ccc. Setiap
address kelas B dapat menampung lebih dari 65.000 hosts.
3. IP address class C
Pada kelas C, tiga octet pertama digunakan untuk network ID
dan octet keempat digunakan untuk host ID. Karena hanya ada 8
bit yang digunakan untuk host ID, maka setiap network dapat
menampung 254 hosts. Namun dengan sisa 24 bit network ID,
kelas C dapat menampung lebih dari 2 juta network.
4. IP address class D
Pada kelas D, alamat IP dimulai dengan angka biner 1110
atau angka decimal 224 – 239. IP pada kelas ini disediakan
untuk keperluan multicast yang berfungsi untuk mengirimkan
informasti pada host register number.
40
5. IP address class E
Pada kelas E, alamat IP dimulai dengan angka biner 1111
atau angka decimal 240 – 255. IP pada kelas ini disediakan
untuk keperluan penelitian dan disiapkan untuk keperluan pada
masa yang akan datang.
2.1.8 Network Development Life Cycle (NDLC)
Menurut James. E Goldman dan Phillip T. Rawles (2005) Network
Development Life Cycle (NDLC) merupakan suatu metode perancangan
jaringan yang bergantung pada proses pembangunan sebelumnya seperti
perencanaan strategi bisnis, daur hidup pengembangan aplikasi, dan analisis
pendistribusian data. Tahapan pada NDLC akan dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2.13 NDLC
2.1.8.1 Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan
yang muncul, analisa keinginan pengguna, dan analisa topologi jaringan
yang sudah ada saat ini. Metode yang digunakan pada tahap ini
diantaranya :
1. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait dari struktur
manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar
mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. Pada kasus di
computer engineering biasanya juga melakukan brainstorming
41
juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor
tersebut karena setiap vendor mempunyai karakteristik yang
berbeda.
2. Survey langsung ke lapangan, pada tahap analisis juga
biasanya dilakukan survey langsung ke lapangan untuk
mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya
sebelum masuk ke tahap desain. Survey biasa dilengkapi dengan
alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk
mengetahui detail yang dilakukan.
3. Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analisis awal
ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual -
manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat
sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap
pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung
akhir dari pengembangan tersebut. Begitu juga pada proyek
jaringan, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem
selesai dibangun.
4. Menelaah setiap data yang didapat dari data - data
sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk
masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman
dalam mencari data pada tahap analisis ini adalah :
a) User/people : jumlah user, kegiatan yang sering
dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user.
b) Media H/W dan S/W : peralatan yang ada, status
jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari
peralatan, aplikasi S/W yang digunakan.
c) Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem,
sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan
data.
d) Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,
protokol, network monitoring yang ada saat ini, harapan
42
dan rencana pengembangan ke depan.
e) Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang
khusus, sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan
akan pengembangan kedepan.
2.1.8.2 Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini
akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan
dibangun. Diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran
seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desain struktur
topologi, desain akses data, desain layout perkabelan, dan sebagainya
yang akan memberikan gambaran jelas tentang proyek yang akan
dibangun. Biasanya hasil dari design berupa :
• Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, data center,
storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya).
• Gambar-gambar detail estimasi kebutuhan yang ada.
2.1.8.3 Simulation Prototype
Beberapa pekerja jaringan akan membuat dalam bentuk simulasi
dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti boson, packet
tracert, netsim, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan
presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena
keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para pekerja jaringan
yang hanya menggunakan alat bantu tools microsoft visio untuk
membangun topologi yang akan di desain.
2.1.8.4 Implementation
Pada tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan
sebelumnya. Dalam implementasi pekerja jaringan akan menerapkan
semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi
merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya
proyek yang akan dibangun dan ditahap inilah team work akan diuji
dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Berikut
43
ini merupakan permasalahan yang sering terjadi, diantaranya :
1. Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat.
2. Masalah dana/anggaran dan perubahan kebijakan.
3. Team work yang tidak solid.
4. Peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan
manajemen proyek dan manajemen resiko untuk menimalkan
sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.
2.1.8.5 Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang
penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai
dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis,
maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada :
1. Infrastruktur hardware, yaitu dengan mengamati kondisi
reliability / kehandalan sistem yang telah dibangun.
(reliability = performance + availability + security).
2. Memperhatikan jalannya paket data di jaringan (pewaktuan,
latency, peektime, troughput).
3. Metode yang digunakan untuk mengamati kondisi jaringan
dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar.
4. Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan
network management. Dengan pendekatan ini banyak
perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat dimonitor
secara utuh.
2.1.8.6 Management
Pada level manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi
perhatian khusus adalah masalah kebijakan (policy). Kebijakan perlu
dibuat untuk membuat/mengatur agar sistem yang telah dibangun dan
berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability
terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level
management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin
harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis
44
perusahaan (James E. Goldman & Phillip T. Rawles, 2005).
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Mikrotik
(MikroTik, 2014) MikroTik merupakan sistem operasi untuk
komputer berbasis Linux yang diperuntukkan sebagai network router, yang
dapat dijadikan sebagai router network yang handal. MikroTik mencakup
berbagai macam fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless.
Fitur – fitur tersebut diantaranya firewall, NAT, routing, hotspot, point to
point tunneling protocol, DNS server, DHCP server, dan masih banyak fitur
lainnya. Pengaturan terhadap fitur – fitur mikrotik router OS dapat
dilakukan melalui windows application (winbox).
2.2.1.1 Fitur Mikrotik yang digunakan dalam Implementasi
2.2.1.1.1 Simple Queue
Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak user,
diperlukan sebuah mekanisme pengaturan dengan tujuan untuk
membagi bandwidth secara merata sehingga semua user bisa
mendapat sebuah bandwidth secara merata. Pada router OS
MikroTik penerapan bisa dilakukan dengan menggunakan fitur
queue.
Pembatasan bandwidth dilakukan dengan menggunakan
simple queue. Simple queue secara khusus dirancang untuk
kemudahan konfigurasi. Pengaturan bandwidth dilakukan
berdasarkan IP address user dengan menentukan kecepatan
upload dan download.
Beberapa karakteristik simple queue :
1. Memiliki aturan urutan yang sangat ketat, antrian
diproses mulai dari yang paling atas sampai yang paling
bawah.
2. Mengatur aliran paket secara bidirectional (dua arah).
3. Mampu membatasi trafik berdasarkan alamat IP.
4. Satu antrian mampu membatasi trafik dua arah sekaligus
(upload/download).
45
5. Jika menggunakan simple queue dan queue tree secara
bersama-sama, simple queue akan diproses lebih dulu
dibandingkan queue tree.
6. Mendukung penggunaan PCQ sehingga mampu
membagi bandwidth secara adil dan merata.
2.2.1.1.2 Hotspot
(Mikrotik, 2014) Hotspot adalah suatu area yang dilingkupi
oleh sinyal WiFi sehingga user dapat terhubung dengan jaringan
internet secara wireless (nirkabel/tanpa kabel). Hotspot di
MikroTik merupakan sebuah sistem yang memberikan
authentication pada user yang akan menggunakan jaringan.
Setiap user yang ingin menggunakan akses jaringan harus
menggunakan sistem login seperti memasukan username dan
password pada halaman login yang tersedia.
Hotspot yang dimaksud adalah hotspot yang tidak hanya
menunjukan ke jaringan wireless saja namun bisa diterapkan di
semua tipe interface jaringan seperti ethernet base.
Hotpsot disni merupakan gabungan dari fungsi proxy,
firewall, DNS, DHCP. Untuk membuat sebuah hotspot server
tidak perlu khawatir masalah kesulitannya karena di mikrotik
terdapat bantuan dalam bentuk setup wizard untuk membuatnya.
Banyak fitur yang terdapat pada hotspot yang dapat
diimplementasikan yaitu :
a. Limitasi
Dengan menggunakan hotspot server di dalam
sebuah jaringan, terdapat pembatasan limit sepertu
pembatasan berapa lama user mengakses kedalam sebuah
jaringan, membatasi kecepatan akses, membatasi quota
yang sudah digunakan.
46
b. Plug n Play Connectivity
Dengan menggunakan hotspot server user tidak perlu
menentukan IP secara static dikarenakan akan sangat
merepotkan. User bisa menggunakan sembarang IP static
di perangkatnya atau DHCP yang nantinya secara otomatis
hotspot server akan melakukan one to one agar user bsa
mengakses ke dalam jaringan.
2.2.1.1.3 Usermanager
Radius merupakan kependekan dari Remote Authentication
Dial In User Service, merupakan protocol jaringan yang
menjalankan service AAA (Authentication, Authorization dan
Accounting) secara terpusat untuk user yang terkoneksi.
Usermanager merupakan Fitur AAA (Authentication,
Authorization dan Accounting) server yang dimiliki mikrotik.
User manager memiliki data base yang bisa digunakan untuk
melakukan authentication user kedalam jaringan, memberikan
batasan atau limitasi seperti pembatasan user yang mengakses,
pembatasan bandwidth dan pembatasan pemakaian.
Usermanager dapat melihat user yang aktif pada saaat
mengakses atau terhubung ke dalam suatu jaringan.
Gambar 2.14 Perumpamaan usermanager
47
2.2.1.1.4 Network Address Translation (NAT)
NAT (Network Address Translation) adalah suatu metode
yang digunakan untuk mengubah alamat IP private yang berada
dalam jaringan lokal menjadi alamat IP public yang dapat
dikenali oleh internet, sehingga jaringan private dapat terhubung
ke internet. NAT bekerja pada layer 3 (network). NAT berada
pada router yang menghubungkan antara private network dan
internet public, dan mengubah IP address dan port menjadi
paket yang lain.
a. Cara kerja NAT
Pada saat user akan berkomunikasi dengan server di
internet tetapi tidak memiliki IP public, NAT melakukan hal
sebagai berikut :
1. NAT menerima paket data dari user yang ditujukan ke
suatu remote server di internet.
2. NAT mencatat alamat IP user tersebut dan
menyimpannya ke dalam translation tabel.
3. NAT merubah alamat IP private yang berada pada paket
menjadi nomor IP public, dan meneruskan paket ke
remote server.
4. Ketika respon dari remote server diterima oleh NAT,
maka NAT akan merubah alamat tujuan pada paket
tersebut (IP public) menjadi alamat IP user yang
bersangkutan (IP private).
5. NAT mengirimkan paket tersebut ke user.
Melalui cara kerjanya, NAT dapat dibedakan menjadi 4
(empat) jenis, yaitu static NAT, dynamic NAT, overloading NAT,
dan overlapping NAT.
48
1. Static NAT
Static NAT merupakan jenis NAT yang memiliki
tingkat keamanan terendah dibandingkan dengan jenis NAT
lainnya, hal ini dikarenakan setiap komputer secara
permanen akan di daftarkan kepada IP public tertentu
sehingga dapat memberikan kesempatan kepada penyusup
dari internet untuk langsung menuju kepada alamat
komputer tertentu pada jaringan private. NAT jenis ini juga
melakukan pemborosan terhadap IP address terdaftar (IP
public), karena setiap IP address yang tidak terdaftar (IP
private) akan dipetakan kepada satu IP address terdaftar.
Contohnya nomor IP private 192.168.80.1, ketika
berhubungan dengan internet, akan dikenali sebagai
202.159.121.74.
2. Dynamic NAT
NAT jenis ini melakukan pengelompokan terhadap
komputer dengan IP private untuk diterjemahkan menjadi
IP public agar dapat terhubung ke internet. Hal ini
menyebabkan IP public yang diasosiasikan ke komputer
user selalu berubah secara dinamis sehingga akan
menyulitkan bagi para penyusup untuk menembus
komputer pada suatu jaringan.
3. Overloading NAT
NAT jenis ini memungkinkan banyak klien dapat
dihubungkan ke satu IP public, dengan menggunakan
nomor port yang berbeda. Bentuk ini juga sering disebut
sebagai PAT (Port Address Transalation). Ketika NAT
menerima paket data dari klien yang meminta hubungan
dengan server remote, NAT akan menentukan sebuah nomor
IP public dan nomor port untuk klien tersebut. Meskipun
nomor IP public tersebut telah digunakan oleh klien lain,
namun tetap dapat digunakan karena menggunakan nomor
49
port yang berbeda.
4. Overlapping NAT
NAT berfungsi untuk menerjemahkan suatu IP secara
dua arah. Hal ini terjadi ketika terdapat nomor yang sama
antara IP public dan IP private. Untuk menghindari
terjadinya konflik nomor IP, maka NAT merubah nomor IP
public menjadi suatu nomor yang tidak terdapat dalam
jaringan lokal. Contohnya node X berada dalam jaringan
private (lokal) dan menghubungi node Y yang berada di
internet. Jika nomor IP X terjadi konflik dengan salah satu
nomor IP di jaringan private (lokal), maka NAT akan
memalsukan nomor IP Y menjadi nomor lain, sehingga
tidak terjadi konflik. NAT akan tetap menghubungkan X
dengan Y, dengan memberikan nomor IP baru Y kepada X.
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
Menurut jurnal yang ditulis oleh Giri Indra Johari, Pierre Arthur Daniel, dan
Adnan Satriyo (2014) dengan judul “Analisis, Perancangan dan Implementasi
Jaringan WLAN berbasis router Mikrotik pada PT.Le-Green” peneliti
menggunakan fitur simple queue pada mikrotik untuk melakukan konfigurasi
pembagian bandwidth pada jaringan PT.Le-Green. Hasilnya penggunaan fitur
simple queue dapat melimitasi bandwidth yang dipakai dalam jaringan.
Menurut jurnal yang ditulis oleh Gabriello Melvin, Alexander Atmadja, dan
Elsa Junitasari (2014) dengan judul “Analisis, Perancangan, Implementasi
Jaringan Hotspot dan Bandwidth Management” Dengan Menggunakan mikrotik
routerOS pada warnet cellvinet 2” digunakan router mikrotik untuk membagi
bandwidth jaringan hotspot secara merata kepada setiap user. Metode yang
digunakan yaitu metode analisis, perancangan, testing, dan maintenance. Hasilnya
implementasi rancangan topologi jaringan hotspot dan bandwidth management
dengan menggunakan mikrotik routerOS dapat mengoptimalkan kinerja jaringan
hotspot dan memaksimalkan bandwidth pada routerOS pada jaringan hotspot.
50