bab 2 tinjauan pustaka dan dasar teori - e …e-journal.uajy.ac.id/10850/3/2tia08109.pdf ·...
TRANSCRIPT
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk membandingkan metode, dasar penelitian dan
sasaran tujuan penelitian baik yang terdahulu maupun yang akan peneliti lakukan.
2.1.1. Penelitian Terdahulu
Penerapan sistem informasi penjadwalan produksi pada CV. Eko Joyo dapat
meminimalkan maximum tardiness karena rata-rata maximum tardiness yang
diperoleh dengan menggunakan metode konvensional (tanpa menggunakan
sistem informasi penjadwalan produksi) menunjukkan waktu lebih besar
dibandingkan metode baru pada dengan menggunakan sistem informasi
penjadwalan produksi dengan metode EDD (Rudyanto dan Arifin 2010).
Fauzie (2011) melakukan penelitian pada industri tekstil PT Kusuma Hadi Sentosa
di Surakarta yaitu mengatasi masalah produksi yang terlambat dengan
menggunakan penjadwalan flow shop pada persiapan tenun di departemen
weaving. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan microsoft excel dan
metode penjadwalan First Come First Served (FCFS) dan Earliest Dua Date (EDD)
sehingga dapat memenuhi due date dengan memperhatikan tanggal masuk dan
pengiriman serta waktu proses dari setiap kain pada mesin.
Alpriesta (2013) melakukan penelitian pada PT Bejana Mas Perkasa, Nanggulan-
Kulon Progo, Yogyakarta yang mempunyai masalah keterlambatan pada proses
produksi dan belum terdapatnya penjadwalan produksi. Permasalahan tersebut
diselesaikan penulis dengan menggunakan metode Lot Splitting dan Earliest Dua
Date (EDD) dalam pembuatan prosedur penjadwalan guna meminimasi
keterlambatan. Penjadwalan dilakukan dengan program bantu microsoft excel.
Keterlambatan produksi yang terjadi pada bengkel knalpot AMAN Purbalingga
diakibatkan karena bengkel tersebut tidak mempunyai sistem penjadwalan
produksi. Usulan penjadwalan yang dilakukan oleh Sandianto (2014), merupakan
usulan produksi yang menggunakan Forward Scheduling dengan skala prioritas
EDD (Earliest Due Date) dengan menyisipkan order baru. Hasil dari penelitian ini
disajikan dalam bentuk gant chart.
6
2.1.2. Penelitian Sekarang
Pada penelitian ini akan dibuat gambar kerja yang digunakan sebagai acuan
dalam proses machining, membuat BOM (Bill Of Material) yang berfungsi untuk
mendata komponen yang dikerjakan, dan menentukan kegiatan penjadwalan yang
efisien dengan membandingkan metode shortest processing time dan longest
processing time sehingga dapat ditentukan due date secara pasti dalam
pembuatan mesin las potong plastik kepada custumer. Dalam pembuatan jadwal
proses machining menggunakan software microsoft exel sehingga pembagian job
dan minimasi flowtime pada setiap mesin dapat dilakukan.
7
Tabel 2. 1. Perbandingan Penelitian terdahulu dengan sekarang
Penulis Tahun Tempat Metode Tujuan
Rudyanto dan Arifin 2010 CV. Eko Joyo Earliest Dua Date (EDD) Minimasi keterlambatan yang terjadi.
Fauzie 2011 PT. KHS, Surakarta First Come First Served (FCFS) dan Earliest Dua Date (EDD)
Memenuhi due date dengan memperhatikan tanggal masuk dan pengiriman serta waktu proses dari setiap kain pada mesin.
Alpriesta 2013 PT. BMP, Yogyakarta Lot Splitting dan Earliest Dua Date (EDD)
Pembuatan prosedur penjadwalan guna meminimasi keterlambatan yang terjadi.
Sandianto 2014 Bengkel Knalpot AMAN Purbalingga
Prioritas Earliest Dua Date (EDD) dengan adanya penyisipan order baru
Pembuatan penjadwalan produksi yang optimal sehingga masalah keterlambatan produksi tidak terjadi.
8
Tabel 2. 2. Lanjutan
Penulis Tahun Tempat Metode Tujuan
David 2016 Bengkel Mesin Family Technic, Surakarta
Pembuatan gambar teknik, BOM (Bill Of Material), priority rule ,SPT (shortest processing time) dan LPT (longest processing time)
Evaluasi proses produksi dengan membuat gambar teknik, membuat BOM (Bill Of Material), priority rule dan membandingan metode SPT dan LPT sehingga dapat diketahui due date secara pasti.
9
2.2. Dasar Teori
Dasar teori digunakan untuk membantu menyelesaikan penelitian. Dasar teori
sebagai acuan dan panduan sehingga peneliti dapat melihat berbagai metode
yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
2.2.1. Definisi Gambar Teknik
Gambar teknik adalah gambar yang terdiri dari simbol, garis, dan tulisan tegak
yang bersifat tegas. Digunakan untuk memberikan penjelasan lengkap tentang
suatu benda atau konstruksi, berdasarkan ketentuan dan standard teknik yang
sudah disepakati oleh badan standardisasi, baik itu nasional maupun
internasional. Gambar yang bersifat teknis yang berhubungan dengan teknik
disebut juga gambar teknik.
Di dunia ini badan standard yang sering kita dengar diantaranya JIS kependekan
dari Japanese Industrial Standard merupakan badan standardisasi jepang. ISO
kependekan dari International Organisation for Standardization merupakan badan
standardisasi internasional yang bermarkas di Geneva, Swiss. Standard iso
merupakan standard yang paling banyak dipakai diseluruh dunia. Dan masih
banyak lagi badan standardisasi termasuk di indonesia ada SNI yaitu standard
nasional indonesia.
Dari pembuatannya gambar teknik bisa dibuat secara manual atau dengan alat.
Gambar teknik manual dibuat dengan tangan dan tanpa bantuan alat gambar. Alat
untuk menggambar teknik salah satunya meja gambar. Dan yang pasti adalah
komputer dengan software AutoCAD.
Gambar teknik menggambar secara dua dimensional obyek 3 dimensi pada
bidang datar. Gambar teknik tidak begitu mudah dipahami dan hanya
diperuntukkan bagi orang yang berpengalaman. Kendati demikian gambar teknik
merupakan gambar yang paling baik untuk menggambar obyek sampai dengan
detail – detailnya. (Sudibyo,1989)
2.2.2. Fungsi dan Tujuan Gambar Teknik
Gambar terknik memiliki fungsi sebagai gambar yang memuat segala informasi
teknis dari suatu benda. Fungsinya dalah menerangkan data teknis yang
mencakup diantaranya ukuran dan dimensi benda, visualisasi suatu benda,
material yang digunakan, alur proses suatu pekerjaan, dan lain sebagainya, yang
10
berfungsi memudahkan dalam proses pembuatan suatu benda, proyek, atau suatu
konstruksi.
Gambar teknik biasanya ditemui pada gambar mekanikal, gambar elektrikal,
arsitektur, gambar piping dan instrumen, serta masih banyak lagi yang lainnya.
Gambar 2. 1. Contoh Gambar Teknik
Setiap gambar itu memiliki maksud dan tujuan masing-masing, tapi dimana setiap
gambar itu akan berbeda fungsi dan tujuan , tetapi secara garis besar, fungsi dan
tujuan gambar teknik adalah :
a. Penyampaian Informasi.
b. Penyimpanan dan penggunaan keterangan (data teknis).
c. Cara-cara pemikiran (perencanaan) data penyiapan informasi.
Fungsi gambar yang sangat mendasar adalah sebagai sebuah alat untuk
menyatakan maksud atau pemikiran dari seseorang. Oleh karena gambar sering
dipakai sebagai alat komunikasi yang pokok di kalangan orang-orang teknik maka
gambar disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik.
Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar.
Gambar bagaimanapun juga merupakan “bahasa teknik”, oleh karena itu
diharapkan bahwa gambar harus meneruskan keterangan-keterangan secara
tepat dan objektif.
11
Dalam penyampaian informasi dengan lisan (suara), kalimat yang pendek, ringkas
dan jelas harus mewakili semua yang ingin dikemukakan oleh pembicara,
sehingga pendengar akan mudah mengerti dengan apa yang dimaksud oleh
pembicara.
Begitu pun dalam penyampaian informasi dengan gambar (visual), informasi yang
ringkas, lengkap dan mudah dimengerti oleh pembaca. Dalam gambar informasi-
informasi yang ingin diutarakan diberikan dengan lambang-lambang tertentu.
Maka dari itu dibuatlah standar lambang-lambang yang digunakan secara umum
agar semua kalangan pembaca, dari manapun orang itu berasal akan mengerti
dengan apa yang diutarakan penulis.
Penyampaian informasi dengan gambar harus sesingkat-singkatnya, selengkap-
lengkapnya dan sejelas-jelasnya. Penyampaian informasi dengan gambar banyak
memakai simbol-simbol standar, maka penting bagi penulis maupun pembaca
agar mengetahui dan memahami apa maksud dari lamabang-lambang yang
tertera.
Tujuan penggunaan gambar teknik adalah untuk menterjemahkan gambar desain
menjadi gambar terukur sehingga dapat dipahami orang lain, terutama oleh
pelaksana, bagian produksi, menghitung biaya, penggunaan material dan lain
sebagainya.
2.2.3. Standard Ketebalan Garis pada Gambar Teknik
Sebelum mulai menggambar perlu diketahui dan diingat, bahwa ketebalan garis
gambar sangat penting dan wajib diketahui. Disamping ketebalan garis jenis jenis
garis yang digunakan di gambar teknik pun beragam dan wajib diketahui. Fungsi
ketebalan garis dan jenis garis pada gambar teknik adalah :
a. Untuk memisahkan garis benda dengan garis dimensi
b. Menegaskan mana garis benda dan mana garis maya
c. Menegaskan garis potongan pada gambar
d. Menegaskan scope pekerjaan dari suatu gambar
Pengaturan ketebalan garis serta jenis garis gambar yang sesuai akan membuat
gambar anda terlihat lebih profesional dan mudah dibaca. Untuk mengetahui
macam ketebalan garis serta jenis-jenis garis pada gambar teknik.
12
Tabel 2. 3. Tabel Ketebalan Garis dan Jenis Garis
2.2.4. Proyeksi Gambar Teknik
Proyeksi adalah penggambaran yang menunjukkan suatu objek yang terlihat dari
depan, kanan, kiri, atas, atau bawah. Pandangan proyeksi diposisikan sejajar dan
saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain sesuai dengan aturan -
aturan standar.
Standar ini sudah diakui di seluruh dunia dan sudah menjadi patokan paten
dalam menggambar.
13
a. Proyeksi Eropa
Proyeksi ini sering juga disebut proyeksi ISO, proyeksi sudut pertama atau
proyeksi kuadran satu. Pandangan Atas berada dibawah pandangan depan,
pandangan kiri berada disisi kanan pandangan depan, pandangan kanan
berada di samping kiri pandangan depan.
Gambar 2. 2. Proyeksi Eropa
Dari gambar diatas terlihat bahwa peletakan pandangan dari proyeksi Eropa
adalah kebalikan dari pandangan aslinya. Yang atas ada dibawah yang bawah
diatas begitupun yang kiri ada di kanan dan yang kanan ada di kiri.
14
b. Proyeksi Amerika
Proyeksi ini sering disebut proyeksi kuadran tiga atau proyeksi sudut ketiga.
Merupakan sebuah proyeksi yang menempatkan pandangan sesuai dengan
orientasinya. Yaitu penempatan pandangan atas, kanan, kiri, dan bawah
sesuai letaknya.
Gambar 2. 3. Proyeksi Amerika
Gambar diatas merupakan penggambaran proyeksi amerika. Dimana tampak
atas berada diatas, tampak kanan berada di kanan, tampak kiri berada di kiri
dan tampak bawah berada di bawah, sesuai dengan orientasinya.
15
2.2.5. Standard Potongan Gambar Teknik
Gambar detail serta potongan pada gambar teknik fungsinya untuk memberikan
informasi yang lebih jelas mengenai bentuk, kontur, serta tingkat kerumitan sebuah
benda. Macam potongan pada gambar teknik diantaranya :
a. Potongan penuh atau istilah asingnya full section adalah potongan yang garis
potongnya lurus memotong keseluruhan benda.
Gambar 2. 4. Potongan Penuh
b. Potongan separuh atau half section adalah potongan yang garis potongnya
memotong separuh benda. Dan separuh lainnya adalah gambar tampak luar
dari benda itu sendiri.
16
Gambar 2. 5. Potongan Separuh
c. Potongan meloncat atau offset section adalah potongan yang dibuat
sedemikian rupa dan dipotong melompat untuk menjelaskan detail lain yang
terlewatkan.
Gambar 2. 6. Potongan Meloncat
17
d. Potongan sobekan atau istilah asingnya break-out section merupakan potongan
yang garis potongnya menyobek sebagian dari benda.
Gambar 2. 7. Potongan Sobekan
2.2.6. Definisi BOM (Bill Of Material)
Di dalam industri manufaktur suatu perusahaan terdapat daftar kebutuhan yang
harus dipenuhi untuk melakukan proses produksi yang dinamakan Bill of Materials
seperti komponen atau barang untuk kebutuhan proses atau manufaktur untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan, daftar barang tersebut dapat di sesuaikan
dengan jumlah kebutuhan produksi yang akan dibutuhkan untuk menghasilkan
barang jadi atau setengah jadi sesuai yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
Pada industri manufaktur dalam skala besar, seperti perusahaan elektronik seperti
Handphone mempunyai struktur komponen seperti baterai, speaker, tombol,
lampu, layar mini dan lain sebagainya. Di sini peran Bill Of Materials adalah
mengontrol dan mendaftar komponen – komponen tersebut yang selanjutnya
digunakan untuk menentukan harga jual produk yang akan di jual, maksudnya
masing-masing komponen yang telah dibeli dengan harga tertentu, perusahaan
dapat mengambil keputusan berapa harga produk jadi yang telah dirakitnya akan
dipasarkan. (Educooling, 2015)
18
Dalam pembuatan bill of material memiliki teknik untuk membentuknya, adapun
komponen-komponen yang terdapat atau indikator apa saja yang harus di ketahui
sebelum pembuatan bill of material:
a. Menentukan tipe atau jenis bill of material yang sesuai dengan produk yang
akan di buat.
b. Data-data valid yang akan di gunakan sebagai referensi dalam pembentukan
bill of material.
c. Pahami dan kuasai sistem atau aplikasi yang di gunakan untuk pembuatan bill
of material (contoh aplikasi : SAAP, IFS, Aplikasi berbasis Web base, dan lain-
lain).
d. Tentukan penomoran sebagai pengganti kode suatu barang atau gambar,
biasanya setiap perusahaan memiliki format khusus dalam penomoran kode
barang.
e. Pahami dan kuasai struktur level komponen / barang sebelum di bentuk.
f. Pahami dan kuasai proses yang terdapat di dalam suatu komponen. (contoh:
welding proses, painting proses, machining proses dan lain-lain)
g. Tentukan dan identifikasi item / barang sesuai fungsinya (contoh: barang di
beli atau tidak dibeli, barang di perlu di proses atau tidak di proses dan lain-
lain).
h. Lakukan validasi setelah terbentuk dengan melakukan pengecekan.
i. Lakukan pengecekan berkala untuk memastikan bill of material benar.
Berbagai macam definisi BOM
a. Sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang
diperlukan untuk membuat suatu produk. BOM tidak hanya menspesifikasi
produk tapi juga berguna untuk pembebanan biaya dan dapat dipakai sebagai
daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan.
b. Sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang
diperlukan untuk membuat suatu produk.
c. Sebuah daftar hierarki dari material (component, subassembles, ingredent.)
yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk, menunjukkan jumlah
setiap item yang dibutuhkan. Informasi-informasi lain mungkin juga
dimasukkan dalam BOM untuk planning dan costing.
19
d. Sebuah daftar dari komponen-komponen yang menyusun sebuah sistem.
Contohnya, sebuah BOM dari sebuah RUMAH terdiri dari semen, balok, kayu,
atap, pintu, jendela, listrik, pemanas dkk. Setiap subassembly juga terdiri dari
sebuah BOM; sistem pemanas disusun dari perapian, salutan pipa, dll.
e. Dokumen yang digunakan oleh sebuah perusahaan manufaktur atau bisnis
lainnya untuk meminta material dari inventory yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. BOM menunjukkan spesifikasi dari setiap item dan
‘wakil’ dari perusahaan kepada pelanggan. Penghasil industri barang dan
bahan mentah dapat mendapat mengetahui kebiasaan membeli pelanggan-
pelanggannya dari informasi-informasi dalam BOM. BOM juga digunakan
untuk keperluan accounting dengan tujuan untuk mengkalkulasi harga dari
produk yang dibuat.
Gambar 2. 8. BOM (Bill Of Material)
20
2.2.7. Manfaat BOM
a. Sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan
kandungan yang penting dari suatu produk (bahan-bahan mentah dan
komponen), pesanan yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang
dibutuhkan untuk membuat satu batch
b. Untuk peramalan (forecasting) barang yang keluar masuk dan inventori
maupun transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan
produksi dari pesanan pelanggan
c. Menghitung berapa banyak yang dapat diproduksi berdasarkan segala
keterbatasan sumber daya yang ada pada saat kita ini. Apabila sumber daya
yang ada tidak mencukupi, sistem dapat menghitung lagi berapa sumber daya
yang diperlukan sekaligus membantu dalam proses pengadaan barang.
Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem juga dapat menentukan
cara pembuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang
ditentukan pelanggan. Dalam proses ini segala aspek yang berhubungan
dengan keuangan akan tercatat dalam sistem tersebut termasuk menghitung
berapa biaya produksi.
d. Menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat
pada waktu yang tepat.
2.2.8. Planning BOM
a. Untuk keperluan peramalan dan perencanaan digunakan pendekatan
Planning terhadap struktur produk atau BOM sehingga dikenal dengan
adanya Planning BOM. Planning BOM adalah suatu pengelompokkan
pembuatan dari item-item dan kejadian-kejadian dalam format BOM. Planning
BOM tidak menggambarkan produk aktual yang akan dibuat tetapi
menggambarkan produk bayangan (pseuda product) atau produk gabungan
(composite product) yang diciptakan untuk:
b. Memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan
c. Mengurangi jumlah produk akhir
d. Membuat proses perencanaan dan penjadwalan menjadi lebih akurat
e. Menyederhanakan pemasukan pesanan pelanggan
f. Menciptakan sistem pemeliharaan dan penyimpanan data yang lebih efisien
dan fleksibel
g. Melakukan penjadwalan tingkat dua
21
2.2.9. Tujuan Planning BOM
a. Mengijinkan perencana untuk memenuhi tujuan-tujuan operasional maupun
non operasional lainnya
b. Memudahkan penjadwalan produksi induk (MPS) atau perencanaan material
(MRP)
c. Pendekatan planning BOM akan efektif apabila terdapat perubahan proses
yang meningkat dan lingkungan yang kompetitif serta dinamik.
2.2.10. Definisi Penjadwalan
Menurut Thomas E. Morton dan David W. Pentico (2001) penjadwalan merupakan
proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan sumber
daya yang ada untuk menghasilkan output seperti yang diharapkan dalam waktu
yang diharapkan pula. Penjadwalan merupakan bagian strategis proses
perencanaan dan pengendalian produksi serta merupakan rencana pengaturan
urutan kerja serta pengalokasian sumber baik waktu maupun fasilitas untuk setiap
operasi yang harus diselesaikan.
Pada pengalokasian sumber daya terdapat tujuan penting yang akan dicapai
proses penjadwalan. Menurut Bedworth (2002), terdapat dua target yang ingin
dicapai melalui penjadwalan, yaitu jumlah output yang dihasilkan dan batas waktu
penyelesaian yang telah ditetapkan (due date). Kedua target ini dinyatakan
melalui kriteria penjadwalan seperti minimum makespan (keseluruhan waktu yang
digunakan dalam proses produksi), minimum mean flow time (rata-rata waktu
proses produksi), minimum mean lateness (rata-rata keterlambatan), minimum
tardiness (keterlambatan), minimum mean tardiness (rata-rata keterlambatan),
minimasi number of tardy (jumlah keterlambatan) dan sebagainya.
Morton (2001) juga mendefinisikan penjadwalan sebagai pengambilan
keputusan tentang penyesuaian aktivitas dan sumber daya dalam rangka
menyelesaikan sekumpulan pekerjaan agar tepat pada waktunya dan mempunyai
8 kualitas seperti yang diinginkan. Keputusan yang dibuat dalam penjadwalan
meliputi :
a. Pengurutan pekerjaan (sequencing),
b. Waktu mulai dan selesai pekerjaan (timing), dan
c. Urutan operasi untuk suatu pekerjaan (routing).
22
Persoalan penjadwalan timbul apabila terdapat beberapa job yang harus
diproses secara bersamaan, sedangkan jumlah mesin dan peralatan yang
dimiliki terbatas. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan keterbatasan
sumber daya yang dimiliki diperlukan adanya penjadwalan sumber-sumber
tersebut secara efisien.
Menurut Kenneth R. Baker (1974), penjadwalan didefinisikan sebagai proses
pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan
sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu. Definisi lain, menurut Conway
(2001), penjadwalan adalah proses pengurutan pembuatan produk secara
menyeluruh pada sejumlah mesin tertentu dan pengurutan didefinisikan
sebagai proses pembuatan produk pada satu mesin dalam jangka waktu tertentu.
Input untuk suatu penjadwalan mencangkup urutan ketergantungan antar
operasi, waktu proses untuk masing-masing operasi, serta fasilitas yang
dibutuhkan oleh setiap operasi.
2.2.11. Tujuan Penjadwalan
Penjadwalan memiliki beberapa tujuan. Namun tujuan tersebut dapat saling
berkontradiksi. Oleh karena itu, upaya pengoptimasian penjadwalan sangat
diperlukan. Adapun tujuan penjadwalan produksi (Steven Nahmias, 1997) antara
lain:
a. Memenuhi waktu pesanan.
b. Meminimumkan waktu set-up, waktu work in process, dan idle time.
c. Menghasilkan tingkat kegunaan mesin atau pekerja yang tinggi.
d. Menetapkan informasi pekerjaan yang
e. Meminimumkan biaya produksi dan tenaga kerja.
Penjadwalan juga bertujuan untuk pendapatkan nilai yang lebih baik sesuai yang
diharapkan. Bedworth mendefinisikan beberapa tujuan dari aktivitas penjadwalan
sebagai berikut (Bedworth, 1987):
a. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya
sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitasnya dapat
meningkat,
b. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah
pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada
masih mengerjakan tugas yang lain,
23
c. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai
batas waktu penyelesaian sehingga akan meminimasi biaya denda
(penalty), dan
d. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik
dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang
mahal dapat dihindarkan.
2.2.12. Elemen Penjadwalan
Dalam proses operasi terdapat tiga elemen penjadwalan yaitu job, operasi,
dan mesin. Ketiga elemen tersebut dijelaskan sebagai berikut (Baker, 2009).
a. Job
Job dapat didefinisikan sebagi suatu pekerjaan yang harus diselesaikan untuk
mendapatkan suatu produk. Job biasanya terdiri dari beberapa operasi yang
harus dikerjakan (minimal 1 operasi). Manajemen melalui perencanaan yang
telah dibuat atau berdasarkan pesanan dari pelanggan, memberikan job
kepada bagian shop floor untuk dikerjakan. Informasi yang dimiliki oleh suatu
job ketika datang ke bagian shop floor biasanya adalah operasi-operasi yang
harus dilakukan didalamnya (dari bagian engineering), saat job harus diselesaikan
dan saat job mulai dapat dikerjakan.
b. Operasi
Operasi adalah bagian proses dari job untuk menyelesaikan suatu job. Operasi-
operasi dalam job diurutkan dalam suatu urutan pengerjaan tertentu. Urutan
tersebut ditentukan pada saat perencanaan proses. Suatu operasi baru dapat
dikerjakan apabila operasi atau proses yang mendahuluinya sudah dikerjakan
terlebih dahulu. Tabel waktu operasi berisikan informasi mengenai urutan
pengerjaan dan jenis mesin yang digunakan dalam setiap operasi.
Setiap operasi memiliki waktu proses. Waktu proses operasi adalah waktu
pengerjaan yang diperlukan untuk melakukan operasi tersebut. Waktu proses
operasi untuk suatu job biasanya telah diketahui sebelumnya dan mempunyai
besar tertentu. Waktu proses operasi ditampilkan juga dalam bentuk tabel yang
dikenal dengan tabel waktu operasi.
c. Mesin
Mesin adalah sumber daya yang diperlukan untuk mengerjakan proses
penyelesaian suatu job. Setiap mesin hanya dapat memproses satu tugas
pada satu saat tertentu.
24
2.2.13. Klasifikasi Penjadwalan
Penjadwalan produksi menurut Pinedo dan Chao (1999) dibagi menjadi beberapa
kriteria yaitu:
a. Berdasarkan mesin yang dipergunakan dalam proses:
i. Penjadwalan pada mesin tunggal (single machine shop).
ii. Penjadwalan pada mesin jamak (m machine).
b. Berdasarkan pola kedatangan job:
i. Penjadwalan statis, dimana job datang bersamaan dan siap dikerjakan pada
mesin yang tidak bekerja.
ii. Penjadwalan dinamis, dimana kedatangan job tidak menentu.
c. Berdasarkan pola aliran proses:
i. Penjadwalan Flow Shop
Tiap job atau pesanan memiliki rute pengerjaan (routing) yang sama. Aliran
bisa bersifat diskrit, kontinu, maupun semikontinu.
Proses produksi dengan aliran flowshop berarti proses produksi dengan
pola aliran identik dari satu mesin ke mesin lain atau dengan kata lain job
akan diproses seluruhnya mengalir pada arah jalur produk yang sama.
Sebagai contoh, misalkan terdapat 2 job dan 3 mesin. Data waktu proses
untuk permasalahan tersebut disajikan dalam bentuk tabel 2.4 dibawah
ini. Sedangkan aliran jobnya ditunjukkan pada gambar 2.9.
Tabel 2. 4. Waktu proses tiap job dalam mesin
Gambar 2. 9. Jalur Proses Flowshop
25
ii. Penjadwalan Job Shop
Proses produksi dengan aliran jobshop berarti proses produksi dengan pola
aliran atau rute proses pada tiap mesin yang spesifik untuk setiap pekerjaan,
dan mungkin berbeda untuk tiap job. Akibat aliran proses yang tidak
searah ini, maka setiap job yang akan diproses pada satu mesin dapat
merupakan job yang baru atau job dalam proses, dan job yang keluar dari
suatu mesin dapat merupakan job tadi atau job dalam proses.
Gambar 2. 10. Jalur Proses Jobshop
iii. Assembly Line
Hampir serupa dengan flow shop, akan tetapi proses hanya meliputi bagian
perakitan dengan volume yang tinggi dan karakteristik produk yang sedikit.
Tidak ditemui buffer inventory, kecuali pada bagian awal lini perakitan.
d. Berdasarkan sifat informasi yang diterima
i. Penjadwalan deterministik yaitu informasi yang diperoleh pasti, misalnya
informasi tentang pekerjaan dan mesin seperti waktu kedatangan
pekerjaan dan waktu proses.
ii. Penjadwalan stokastik yaitu informasi yang diperoleh tidak pasti tetapi
memiliki kecenderungan yang jelas atau menyangkut adanya distribusi
probabilitas tertentu.
2.2.14. Istilah dan Notasi Umum dalam Penjadwalan
Dalam pembahasan mengenai masalah penjadwalan akan dijumpai beberapa
istilah, Baker (2009) menyebutkan sebagai berikut:
a. Pekerjaan/ job (i)
Pekerjaan yang datang dari konsumen atau aktivitas yang akan dilakukan pada
lantai produksi.
b. Waktu siap/ ready time (ri)
Waktu dimana suatu pekerjaan/jobdapat dikerjakan.
26
c. Waktu proses/ processing time (ti)
Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan.
d. Batas waktu/ due date (di)
Batas waktu yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan harus selesai dikerjakan.
e. Waktu alir/ flow time (Fi)
Rentang waktu antara saat suatu pekerjaan dapat dimulai (available) dan saat
pekerjaan tersebut selesai dikerjakan.
f. Waktu penyelesaian/ completion time (Ci)
Rentang waktu antara awal pekerjaan pada pekerjaan pertama (t = 0) dan
selesainya pekerjaan tersebut.
g. Kelambatan/ lateness (Li)
Selesih antara waktu penyelesaian pekerjaan dengan batas waktunya
Li= Ci–di. Terdapat tiga kemungkinan yakni:
Li < 0, terjadi jika pekerjaan selesai sebelum batas waktu yang ditentukan.
Li = 0, terjadi jika pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditentukan.
Li > 0, terjadi jika pekerjaan selesai setelah batas waktu yang ditentukan atau
terlambat.
h. Kelambatan positif/ tardiness (Ti)
Ukuran kelembatan yang positifTi= max [0,Li]
Hal tersebut terjadi jika pekerjaan selesai setelah waktu yang ditentukan,
sehingga pekerjaan tersebut dikategorikan sebagai pekerjaan yang terlambat.
i. Kelambatan negatif/ earliness (Ei)
Ukuran kelambatan yang negatif Ei= max [-Li,0]
Hal tersebut terjadi jika pekerjaan selesai sebelum waktu yang ditentukan,
sehingga pekerjaan tersebut dikategorikan sebagai pekerjaan terlalu cepat
selesai.
j. Kelonggaran/ slack (Sli)
Waktu yang tersisa dari suatu pekerjaan yaitu selisih antara batas waktu
dengan waktu prosesnya Sli= di– ti.
2.2.15. Metode Penjadwalan
Menurut Ginting (2009) ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam
penjadwalan antara lain :
27
a. Metode Forward
Metode ini menjadwalakan proses kerja dalam setiap sumber daya mulai sejak
awal produksi dimulai (saat t= 0) sampai dapat diselesaikan keseruhan produk
yang direncanakan atau dengan kata lain produksi penjadwalan operasi
bergerak searah dengan pergerakan waktu. Keunggulan metode ini adalah
minimunya flow time sedangakan kekurangan dari metode ini adalah adanya
kemungkinan untuk melewati due date.
b. Metode Backward
Metode ini menjadwalkan produksi mulai dari batas akhir diselesaikannya
keseluruhan produk (due date) kemudian mundur ke belakang sampai didapat
waktu dimulainya produksi. Keunggulan dari metode ini adalah tidak adanya
produksi yang terlambat. (due date terpenuhi) sedangkan kelemahan dari
metode ini adalah penjadwalan tidak dapat mendeteksi adanya sumber daya
yang menganggur sehingga utilitas sumber daya yang ada tidak dapat
maksimum.
2.2.16. Aturan Prioritas
Aturan prioritas (dispatching rules) digunakan untuk memilih satu operasi diantara
operasi – operasi yang mengalami konflik pada mesin M pada setiap
tahap,sebagai alternatif penugasan operasi mana yang akan dilakukan terlebih
dahulu. Menurut Baker (1974) ada beberapa macam aturan prioritas atau
penugasan order, yaitu :
a. First Come First Served (FCFS)
FCFS adalah aturan penjadwalan yang digunakan dengan cara memilih operasi
yang siap lebih awal.
b. Shortest Processing Time (SPT)
SPT adalah aturan penjadwalan yang digunakan dengan cara memilih operasi
dengan waktu terpendek atau tercepat untuk dikerjakan terlebih dahulu.
c. Longest Processing Time (LPT)
LPT adalah aturan penjadwalan yang digunakan dengan cara memilih operasi
dengan waktu terpanjang atau terlama untuk dikerjakan terlebih dahulu.
d. Earliest Due Date (EDD)
EDD adalah aturan penjadwalan yang dengan cara memilih operasi dengan
due date lebih awal.
28
e. Critical Ratio (CR)
CR adalah aturan penjadwalan memiliki operasi dengan mendahulukan
pekerjaan dengan ratio terbesar. Ratio pekerjaan ke– i ditentukan dengan
membagi waktu yang masih tersedia hingga due date dibagi waktu proses ke–
i.
2.2.17. Kriteria Optimasi
Beberapa kriteria optimalitas dalam proses penjadwalan adalah sebagai
berikut :
a. Berhubungan dengan Waktu
Beberapa kriteria optimalitas yang dapat digunakan adalah :
i. Minimasi Mean Flow Time
Kriteria ini menunjukkan rata-rata waktu yang digunakan setiap
komponen dilantai produksi.
ii. Minimasi Makespan
Makespan adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
seluruh proses pada semua komponen yang dijadwalkan mulai dari
saat pemrosesan komponen pertama sampai komponen terakhir selesai
diproses.
iii. Pemenuhan Due Date
Due date adalah batas waktu yang ditetapkan konsumen agar seluruh
produk yang dipesannya sudah siap. Pihak produsen selalu berusaha
untuk memenuhi due date tersebut terutama untuk produk-produk yang
kritis.
b. Berhubungan dengan Ongkos
Kriteria ini lebih mengarah ke biaya produksi seperti biaya persediaan,
biaya pinalti dan sebagainya dan tidak memperhatikan kriteria waktu yang
ada sehingga dengan suatu penjadwalan produksi tertentu diharapkan
mendapatkan ongkos yang minimal.
c. Kriteria Gabungan
Beberapa kriteria optimalitas tersebut dapat digabungkan dan
dikombinasikan menjadi beberapa kriteria yang benar-benar diperlukan.
29
2.2.18. Diagram Gantt
Masalah penjadwalan sebenarnya masalah murni pengalokasian dan dengan
bantuan model matematis akan dapat ditentukan solusi optimal. Model model
penjadwalan akan memberikan rumusan masalah yang sistematik berikut
dengan solusi yang diharapkan. Sebagai alat bantu yang digunakan dalam
menyelesaiakan masalah penjadwalan dikenal satu model yang sederhana
dan umum digunakan secara luas yakni diagram Gantt (Gantt chart). Diagram
Gantt merupakan grafik hubungan antara alokasi sumber daya dengan waktu.
Gantt chart terdiri dari 2 jenis yaitu Machine Oriented Gantt Chart dan Job
Oriented Gantt Chart seperti ditunjukkan pada Gambar 2.11. (a) dan Gambar
2.11. (b).
Gambar 2. 11. Diagram Gantt
Dari diagram Gantt dapat diketahui urutan dari job yang memberikan kriteria
penjadwalan terbaik, misalnya waktu pemrosesan tersingkat, penggunaan mesin
yang memiliki waktu proses tertinggi, waktu tunggu minimum dan lain-lain.
Keuntungan menggunakan diagram gantt adalah sebagai berikut.
a. Dalam situasi keterbatasan sumber, penggunaan diagram gantt
memungkinkan evaluasi lebih awal mengenai penggunaan sumber daya
seperti yang telah direncanakan.
b. Kemajuan pekerjaan mudah diperiksa pada setiap waktu karena sudah
tergambar dengan jelas.
c. Semua pekerjaan diperlihatkan secara grafis dalam suatu diagram yang
mudah dipahami (Ginting, 2009).