bab 2 tinjauan pustaka 2.1 kanker payudara...

22
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Definisi Kanker Payudara Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD). 2.1.2 Epidemiologi Kanker Payudara Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit, 44.000 orang di antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999). American Cancer Society memperkirakan kanker payudara di Amerika akan mencapai 2 juta dan 460.000 di antaranya meninggal antara 1990-2000 (Moningkey, 2000). Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% Universitas Sumatera Utara

Upload: tranphuc

Post on 01-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat

dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit

neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health

Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases

(ICD).

2.1.2 Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif

tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker

payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya

ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang

(Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita didiagnosis

menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang

wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke

rumah sakit, 44.000 orang di antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999).

American Cancer Society memperkirakan kanker payudara di Amerika akan

mencapai 2 juta dan 460.000 di antaranya meninggal antara 1990-2000 (Moningkey,

2000).

Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher

rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan

tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara

tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70%

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data

dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan

bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab

penyakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8

(Ambarsari, 1998)

2.1.3 Etiologi Kanker Payudara

Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.

Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang terkait

satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar

dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain

yang bersifat eksogen (Soetrisno, 1988).

Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu :

1. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel,

chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.

2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.

3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus,

adeno virus, herpes virus), EB virus.

4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.

5. Kelemahan genetic sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya

kanker.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

2.1.4 Faktor Resiko Kanker Payudara

Beberapa faktor resiko untuk kanker payudara telah didokumentasikan.

Namun demikian, untuk mayoriti wanita yang menderita kanker payudara, faktor

resiko yang spesifik tidak dapat ditentukan (IARC, 2008; Lacey, et al., 2009).

Yang paling beresiko terserang kanker payudara ialah wanita yang berumur

diatas 30 tahun (sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker payudara).

Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usai 40-45 tahun (Azamris, 2006). Di

samping itu, riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara (ini juga

tidak mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena) juga menjadi faktor

resiko. Mereka yang punya riwayat tumor juga mempunyai resiko tinggi menderita

kanker payudara.

Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda atau menopause diatas

umur 50 tahun, tidak menikah atau tidak menyusui dan melahirkan anak pertama

diatas usia 35 tahun. Mereka yang sering terkena radiasi (bisa dari sering melakukan

pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat x-ray) juga mempunyai

kemungkinan menderita kanker payudara.

Selain itu, pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan, kegemukan dan

konsumsi alkohol berlebihan juga merupakan faktor resiko. Mereka yang sudah

mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang harus lebih berwaspada karena

mereka mempunyai resiko mendapat kanker payudara. Stres dan faktor genetik

(BRCA1/BRCA2) juga dikatakan tergolong dalam faktor resiko kanker payudara.

Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat

meningkatkan resiko kanker payudara sampai 85%.

2.1.5 Klasifikasi Kanker Payudara

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara

diklasifikasi dalam tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

Tabel 2.1 : Klasifikasi Histologi Kanker Payudara (Klasifikasi WHO)

1. Non-invasif

a. Intraduktal

b. Lobular karsinoma in situ

2. Invasif

a. Karsinoma invasif duktal

b. Karsinoma invasif duktal dengan komponen

intraduktal yang predominant

c. Karsinoma invasif lobular

d. Karsinoma mucinous

e. Karsinoma medullary

f. Karsinoma papillary

g. Karsinoma tubular

h. Karsinoma adenoid cystic

i. Karsinoma sekretori (juvenile)

j. Karsinoma apocrine

k. Karsinoma dengan metaplasia

i. Tipe squamous

ii. Tipe spindle-cell

iii. Tipe cartilaginous dan osseous

iv. Mixed type

l. Lain-Lain

3. Paget’s disease of

the nipple

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter

saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh

manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar

maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau

kanker dan tidak ada pada tumor jinak.

Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila

memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dan lain-lain. Banyak sekali cara untuk

menentukan stadium, namun yang paling banyak digunakan saat ini adalah stadium

kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC

(International Union Against Cancer dari World Helath Organization) / AJCC

(American Joint Committee On Cancer yang disponsori oleh American Cancer

Society dan American College of Surgeons).

Sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor, “N”

yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastasis atau

penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum

dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi

(PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

a) Ukuran Tumor (T) :

Tabel 2.2 : Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan Sistem TNM

Ukuran Tumor (T) Interpretasi

T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor Tis Lobular carninoma in situ (LCIS), ductus carninoma in

situ (DCIS), atau Paget’s disease T1

T1a

T1b

Diameter tumor ≤ 2cm Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

T2

T2a

T2b

Diameter tumor 2-5 cm Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

T3

T3a

T3b

Diameter tumor ≤ 5 cm Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

T4

T4a

T4b

Bebepa pun diameternya, tumor telah melekat pada dinding dada dan mengenai pectoral lymph node Dengan fiksasi ke dinding toraks Dengan edema, infiltrasi, atau ulserasi di kulit

Sumber : Djamaloeddin, 2005

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

b) Palpable Lymph Node (N):

Tabel 2.3 : Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan Sistem

TNM

Palpable Lymph

Node (N)

Interpretasi

N0 Kanker belum menyebar ke lymph node

N1 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral

dan dapat digerakkan

N2 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral

dan melekat antara satu sama lain (konglumerasi) atau

melekat pada struktru lengan

N3 Kanker telah menyebar ke mammary lymph node atau

supraclavicular lymph node ipsilateral

Sumber : Djamaloeddin, 2005

c) Metastase (M) :

Tabel 2.4 : Klasifikasi Metastase Berdasarkan Sistem TNM

Metastase Interpretasi

M0 Tidak ada metastase ke organ yang jauh

M1 Metastase ke organ jauh

Sumber : Djamaloeddin, 2005

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian

digabungkan dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Tabel 2.5 Stadium Numerik Kanker Payudara

Stadium Ukuran Tumor Palpable Lymph Node

Metastase

0 Tis N0 M0 1 T1 N0 M0

IIA T1

T2

N1

N0

M0

M0 IIB T2

T3

N1

N0

M0

M0 IIIA T1, T2

T3

N2

N1

M0

M0 IIIB T4 N3 M0 IV T N M1

Sumber : Kosmmojaya Pandu Nusa, 2009

Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan

jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut.

Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal,

pada stadium dini kematian akibat kanker masih dapat di cegah. Tjindarbumi (1982)

mengatakan, bila penyakit kanker payudara ditemukan dalam stadium dini, angka

harapan hidupnya (life expectancy) tinggi, berkisar antara 85-95%. Namun,

dikatakannya pula bahwa 70-90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit

parah, yaitu setelah masuk dalam stadium lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

2.1.6 Gejala Klinis Kanker Payudara

Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala berikut.

Kadang meskipun di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala

apapun. Atau boleh juga ditubuhnya menujukkan gejala tersebut tetapi bukan karena

kanker payudara, tetapi akibat kondisi medis lain. Adapun tanda-tanda atau gejalanya

antara lain :

• Ada bejolan yang keras di payudara

o Bentuk umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan

itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada

kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

o Puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus),

mengeluarkan cairan atau darah

o Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna merah

muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan

seperti kulit jeruk, mengkerut, atau timbul borok pada payudara. Borok itu

semakin lama akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat

menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri

pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok,

atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang, kemudian timbul

pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan,

dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

• Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit

jeruk.

• Adanya benjolan-benjolan kecil

• Ada luka di payudara yang sulit sembuh

• Payudara terasa panas, memerah, dan bengkak

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

• Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi tetap

harus diwaspadai)

• Terasa sangat gatal di daerah sekitar puting

• Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal

tidak terasa sakit

• Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali degan mengetahui kriteria operabilitas

Heagensen sebagai berikut :

Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);

Adanya nodul satelit pada kulit payudara;

Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;

Terdapat model parasternal dan nodel supraklavikula;

Adanya edema lengan dan metastase jauh;

Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit,

edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila

berdiameter lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama

lain.

2.1.7 Patafisiologi Kanker Payudara

Patogenesis terjadinya kanker payudara juga disebut karsinogenesis ini terus

mengalami perubahan, seiring dengan diketemukannya peralatan untuk menguak

pengetahuan tentang sel. Pada tahun 1950, diketahui bahwa hormon steroid

memegang peranan penting untuk terjadinya kanker payudara. Tahun 1980 mulai

terbuka pengetahuan tentang adanya beberapa onkogen dan gen suprespor, keduanya

memegang peranan penting untuk progresi tumor, adesi antara sel dan faktor

pertumbuhan. Abad 20, mulailah diketahui tentang siklus sel serta perbaikan DNA

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

dan kematian sel (apoptosis) serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai

berkembang pengetahuan yang menganalisa secara mendalam kegagalan terapi

kanker juga tentang mekanisme resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen, radiasi

dan pengetahuan tentang proses invasi, angiogenesis, dan metastase.

Pada tahun 1971, Folkam mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor

tergantung pada angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan endothelial sel dalam

kondisi dorman untuk berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat kimia. Hypotesis

Folkam ini memperlihatkan bahwa tumor sangat memerlukan angiogenesis untuk

dapat tumbuh di atas ukuran 1-2 milimeter . 21 Angiogenesis ini diatur secara ketat,

melalui proses tahapan yang rumit dan hanya pada keadaan tertentu seperti proses

penyembuhan luka serta proliferasi sel kanker. Penghambatan angiogenesis menjadi

target terapi yang mempunyai harapan dimasa depan. Pembelahan sel tumor yang

dipacu oleh angiogenic stimulatory peptides akan menyebabkan tumor menjadi cepat

tumbuh serta akan mudah invasi ke jaringan sekitar dan metastase. Sebaliknya,

pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors angiogenesis akan menghambat

pertumbuhan tumor, invasi, dan mencegah metastase.

2.1.8 Diagnosa Kanker Payudara

Terdapat berbagai macam cara untuk mendiagnosa kanker payudara dan

untuk menentukan apakah suda ada metastasis ke organ lain. Beberapa tes juga

berguna untuk menentukan pengobatan yang paling efektif untuk pasien. Kebanyakan

pada tipe kanker, biopsi (mengambil sedikit jaringan untuk diteliti dibawah

mikroskop, dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan

secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan, dokter akan

mengusulkan tes lain untuk membantu diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk

menemukan apakah telah terjadi metastasis. Dokter akan mempertimbangkan faktor-

faktor di bawah ini, ketika memutuskan tes diagnostik:

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

• Usia dan kondisi medis pasien

• Tipe kanker

• Beratnya gejala

• Hasil tes sebelumnya

Tes diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter

menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu titik kecil dari

kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray), pada screening mammogram. Atau bisa

juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan pada pemeriksaan klinis

atau pemeriksaan sendiri. Beberapa tes mungkin dilakukan untuk memastikan

diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test

dibawah ini:

Diagnostic mammography

IMAGING TEST :

Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak

gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda,

diantaranya puting mengeluarkan cairan atau ada banjo;an baru. Diagnostic

mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan

pada saat screening mammogram.

Ultrasound (USG)

Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan

frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang

bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu masa yang padat, yang kemungkinan

kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi gambaran detail

dari tubuh. Apabila seorang wanita telah didiagnosa mempunyai kanker maka untuk

memeriksa payudara lainnya dapat digunakan MRI. Tetapi ini tidaklah mutlak karena

dapat digunakan untuk screening saja. Menurut American Cancer Society (ACS),

wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti pada wanita

dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya terkena kanker payudara,

sebaliknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammografi. MRI biasanya

lebih baik dalam melihat suatu kumpulan masa yang kecil pada payudara yang

mungkin tidak terlihbat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita

yang mempunyai jaringan payudara yang padat.

Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan pada yang terlihat pada saat MRI

bukan kanker, atau bahkan MRI tidak dapat menunjukkan suatu jaringan yang padat

itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsi.

Biopsi

TES DENGAN BEDAH

Suatu tes bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker tapi hanya biopsi yang

bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sampel yang diambil dari biopsy, dianalisa

oleh ahli patologi (dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan tes-tes

laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, dan organ untuk menentukan penyakit).

• Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigkan

tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy

(FNAB, menggunakan jarum kecil untuk mengambil sampel jaringan).

Stereotactic Core Biopsy (menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan

yang akan diambil) atau Vacuum – Assisted Biopsy (menggunakan jarum yang

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas). Dalam

melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud,

dibantu oleh mammografi. USG atau MRI. Metal klip kecil dapat diletakkan

pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini

apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan

operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh

sekali operasi untuk menentukkan pengobatan dan menentukkan stadium.

• Core Biopsy dapat menentukkan jaringan FNAB dapat menentukkan sel dari

suatu masa yang berada dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk

menentukkan adanya sel kanker.

• Surgical Biopsy (biopsi dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar

jaringan. Biopsy ini biasa incisional (mengambil sebagain dari benjolan) atau

excisional (mengambil seluruh benjolan)

Apabila didiagnosa kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk mendapatkan

clear margin area (area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari

sel kanker) kemungkinan, sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening.

Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan dites oleh dokter untuk menentukan

pengobatan. Tes itu untuk melihat :

Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu invasif (biasanya menyebar) atau in situ

(biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam

kelenjar susu) Grade (seberapa besar perbedaan kanker itu dari sel sehat) dan

apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembulu getah

bening. Margin dari tumor juga diamati.

Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progestron (PR) tes. Apabila diketahui

positif mengandung receptor ini [ER (+) dan PR (+)], kanker ini

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapi

hormon.

Tes HER2 neu. (C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata

pada 25% penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positif atau

negatif), maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan

menggunakan obat yang disebut trastuzumab (HERCEPTIN) atau tidak.

Genetic Desription of the Tumor. Tes dengan melihat unsur biologi dari

tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype

DX adalah tes untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.

TES DARAH

Tes darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Tes-tes itu antara

lain :

Level Hemoglobin (HB) : untuk mengtahui jumlah oksigen yang ada di dalam

sel darah merah

Level Hematokrit : untuk mengetahui persentase dari darah merah didalam

seluruh badan

Jumlah dari sel dari putih : untuk membantu melawan infeksi

Jumlah trombosit : untuk membantu pembekuan darah

Differential : persentase dari beberapa sel darah putih.

JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE

Jumlah enzim yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke hati, saluran

empedu dan tulang.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

SGOT DAN SGPT

Tes ini untuk mengevaluasi fungsi hati. Angka yang tinggi dari salah satu tes ini

mengindikasikan adanya kerusakan pada hati, bisa jadi suatu sinyal adanya

penyebaran ke hati.

TUMOR MARKER TEST

Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, urin atau

jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu

rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses yang tidak normal

di dalam tubuh akibat kanker. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya

dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sampel darah. Pada standar PRODIA

tumor marker tidak boleh melebihi angka 30.

TES-TES LAIN

Tes-tes lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :

Photo Thorax untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran ke paru-paru

Bonescan untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pasien

disuntikan radioactive tracer pada pembuluh vena yang akan berkumpul di

tulang yang menujukkan kelainan karena kanker. Jarang antara suntikan dan

pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan minum

sebanyak-banyak. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang

lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan

melihat warnya lebih gelap dari tulang normal.

Computed Tomography (CT atau CAT) Scan. Untuk melihat secara detail

letak tumor. Pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena,

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

tetapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama benar dengan infus.

Setelah disuntik CT-Scan dapat segera dilakukan.CT-scan akan membuat

gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut.

Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang di

scan 3 dimensi.

Positron Emission Tomograpy (PET) Scan. Untuk melihat apakah kanker

sudah menyebar. Dalam PET scan, cairan glukosa yang mengandung

radioaktif disuntikan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat

cairan glukosa tersebut dibandingkan sel normal. Sehingga akan terlihat warna

kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data

dari hasil CT –scan, MRI, dan pemeriksaan secara fisik.

2.1.9 Penatalaksanaan Kanker Payudara

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkain pengobatan

meliputi pembedahaan, kemoterapi, terapi radiasi, dan yang terbaru adalah terapi

imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau

membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.

Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.

Pembedahaan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur

pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan

penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah

dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagaian payudara yang

mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk

meningkatan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan

seperti radiasi, hormone, atau kemoterapi.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk

membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka horman

dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium

akhir.

Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut

penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi dapat digunakan

secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya Capecitabine dari Roche,

obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga

hanya menyerang sel kanker saja.

Terapi Imunologi

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu

pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab,

antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat

pertumbuhan tumor, dapat menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani

tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit

Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang

mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan. Meskipun

demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang hidup pada pasien,

diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada

kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon,

terapi radiasi, dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2 positif,

trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu

oleh HER2.

2.1.10 Komplikasi Kanker

Sindroma Paraneoplastik

Sindroma Paraneoplastik adalah sekumpulan gejala yang bukan disebabkan

oleh tumornya sendiri, tetapi oleh zat-zat yang dihasilkan oleh kanker. Beberapa zat

yang dapat dihasilkan oleh tumor adalah hormone, sitokinese, dan berbagai protein

lainnya. Zat-zat tersebut mempengerahui organ atau jaringan melalui efek kimianya.

Bagaimana tepatnya kanker mengenai sisi yang jauh belum sepenuhnya dimengerti.

Beberapa kanker mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak jaringan

yang jauh melalui suatu reaksi autoimun. Kanker lainnya mengeluarkan zat yang

secara langsung mempengaruhi fungsi dari organ yang berbeda atau merusak

jaringan. Bisa terjadi kadar gula darah yang rendah, diare, dan tekanan darah tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

Tabel 2.6 : Beberapa efek dari Sindroma Paraneoplastik

Organ Yang Terkena

Efek Kanker Penyebab

Otak, Saraf & Otot

Kelainan neurologis, nyeri otot, kelemahan

Kanker Paru-Paru

Darah & jaringan

pembentuk darah

Anemia, jumlah trombosit yang tinggi, jumlah sel darah putih yang tinggi, pembekuan yang menyebar luas dalam pembuluh darah, mudah memar, jumlah trombosit sedikit.

Semua Kanker

Ginjal Glomerulonefritis membranous akibat adanya antibody dalam aliran darah

Kanker usus besar atau indung telur, limfoma, penyakit Hodgkin, leukemia

Tulang Ujung jari tangan membengkak (clubbing)

Kanker paru-paru atau kanker metastase dari berbagai kanker

Kulit Sejumlah lesi kulit, sering berupa pewarnaan kulit (mis. Akantosis nigrikans)

Kanker saluran pencernaan atau hati, limfoma, melanoma

Seluruh tubuh Demam Leukemia, limfoma, penyakit Hodgkin, kanker ginjal atau hati

Beberapa gejala dapat diobati secara langsung tetapi untuk mengobati

sindroma paraneoplastik biasanya harus dilakukan pengendalian terhadap kanker

penyebabnya.

Kedaruratan

Yang termasuk dalam kedaruratan kanker adalah :

o Tamponade jantung

o Efusi pleura

o Sindroma vena kava superior

o Sindroma penekanan tulang belakang

o Sindroma hiperkalemik

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

2.1.11 Prognosis Kanker Payudara

Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal

seperti karakteristik tumor, status kesehatan, factor genetik, level stress, imunitas,

keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Stadium klinis dari kanker payudara merupakan

indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Harapan hidup pasien

kanker payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-year survivak rate

(Imaginis, 2009).

Tabel 2.7 Five-Year Survival Rate Pasien Kanker Payudara

Stadium Five-Year Survival Rate

0 100%

I 100%

IIA 92%

IIB 81%

IIIA 67%

IIIB 54%

IV 20%

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter II.pdf · 2.1 Kanker Payudara ... pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

2.2 Terapi Hormon

Estrogen adalah suatu hormon wanita yang dihasilkan oleh ovari-ovari

(indung telur-indung telur). Selama tahun-tahun reproduktif, tubuh wanita dihadapi

pada tingkat-tingkat yang tinggi dari estrogen. Setelah menopause, produksi dari

estrogen oleh ovari-ovari berkurang. Estrogen kadangkala diresepkan untuk merawat

beberapa persoalan yang seringkali dihubungkan dengan menopause, seperti

kepanasan (hot flashes), keringat-keringat waktu malam, ketidaktiduran, dan

kekeringan vagina. Estrogen mempunyai manfaat tambahan dari pencegahan

penipisan tulang (osteoporosis).

Bagaimanapun, hasil dari suatu percobaan klinis yang besar dari wanita-

wanita yang telah menopause yang menerima terapi hormon yang dipubilkasikan

pada tahun 2002 menunjukan bahwa risiko-risiko keseluruhannya dari terapi estrogen

dan progestin melebihi manfaat dari terapi hormon. Terapi kombinasi hormon dengan

estrogen dan progestin telah ditunjukan meningkatkan resiko penyakit jantung,

stroke, dan penggumpalan darah.

Menurut The Journal of American Medical Association (JAMA), tingkat yang

tinggi dari estrogen melalui periode-periode yang panjang juga meningkatkan risiko

kanker payudara. Estrogen menstimulasi sel-sel dari payudara dan lapisan kandungan

untuk tumbuh dan membelah. Sel-sel payudara yang membelah secara aktif

dipercayai mempunyai suatu kemungkinan kerusakan DNA yang lebih besar begitu

juga suatu jumlah yang lebih besar dari sel-sel yang telah mempunyai kerusakan

DNA. Suatu jumlah yang lebih besar dari sel-sel dengan kerusakan DNA

meningkatkan risiko perkembangan kanker.

Wanita yang mempunyai suatu permulaan timbulnya waktu haid yang dini

dan menopause yang terlambat lebih mungkin menghidap kanker payudara dibanding

dengan wanita dengan permulaan timbulnya waktu haid yang terlambat dan

menopause yang dini. Perbedaan ini dipercayai boleh diakibatkan oleh periode yang

lebih panjang dari paparan estrogen pada kelompok yang pertama.

Universitas Sumatera Utara