bab 2 tinjauan pustaka 1.1 landasan teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. dengan...

23
5 Universitas Muhammadiyah Riau BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 1.1.1 Komunikasi Komunikasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan, bukan hanya kalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti yang berlainan. Komunikasi adalah penghantar, penyiar, atau pemancaran pesan dengan suatau cara melalui udara, dengan sentuhan, secara visual, dan seterusnya (Danesi, 2004). Komunikasi menurut Lasswell adalah siapa mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan pengaruh bagaimana? ( Who? Says What? In Which Channel? To Whom? With What Effect?) (Mulyana, 2004). Melalui paradigma Lasswell ini dapat dilihat adanya lima unsur komunikasi yang harus di jawab, yaitu: a. Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (coder), komunikator (communicator), pembicara (speaker). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator. b. Pesan (message) Apa yang disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi.

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

5

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori

1.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan,

bukan hanya kalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga kalangan awam,

sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti yang

berlainan. Komunikasi adalah penghantar, penyiar, atau pemancaran pesan

dengan suatau cara melalui udara, dengan sentuhan, secara visual, dan

seterusnya (Danesi, 2004).

Komunikasi menurut Lasswell adalah siapa mengatakan apa? dengan

saluran apa? kepada siapa? dengan pengaruh bagaimana? (Who? Says What?

In Which Channel? To Whom? With What Effect?) (Mulyana, 2004).

Melalui paradigma Lasswell ini dapat dilihat adanya lima unsur

komunikasi yang harus di jawab, yaitu:

a. Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi

(coder), komunikator (communicator), pembicara (speaker).

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai

kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,

bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara

sebagai komunikator.

b. Pesan (message)

Apa yang disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima

(komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

6

Universitas Muhammadiyah Riau

Merupakan seperangkat simbol verbal atau non-verbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tadi.

c. Media (channel, media)

Wahana atau alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator

(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap

muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).

d. Komunikan (communicant)

Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan

dari sumber yang disebut tujuan (destination)/pendegar

(listener)/khalayak (audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik

(decoder).

e. Efek (effect, impact, influence)

Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah

menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya

pengetahuan, perubahan keyakinan, perubahan prilaku atau dari tidak

bersedia menjadi bersedia.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian

pesan atau makna baik verbal maupun non-verbal antara komunikator dengan

komunikan melalui suatu media dengan mengharapkan efek tertentu.

1.1.2 Komunikasi Non-Verbal

Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc, Ed. Komunikasi non-verbal

merupakan komunikasi yang pesannya di kemas dalam bentuk non-verbal,

tanpa kata-kata. Sedangkan menurut Atep Adaya Brata, komunikasi non-

verbal merupakan komunikasi yang di ungkapakan melalui pakaian dan setiap.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

7

Universitas Muhammadiyah Riau

kategori benda lainnya, komunikasi dengan gerak sebagai sinyal dan

komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh.

Tingkat pembicaraan seseorang hanya 7% (tujuh persen) dari bahasa

verbal, 38% (tiga puluh delapan persen) dari vocal suara dan 55% (lima puluh

lima persen) dari expresi muka. Dalam hal ini dalam pembicaraan orang lain

cenderung lebih percaya hal-hal yang bersifat non-verbal (Cangara, 2014).

Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-

pesan non-verbal. Istilah non-verbal biasanya untuk melukiskan semua

peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis

komunikasi non-verbal dan komunikasi verbal dapat di pisahkan. Namun

dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling

melengkapi dalam komunikasi yang masyarakat lakukan sehari-hari (Melani,

2012).

Cangara (2014) Dalam Bukunya menuliskan Kode dalam komunikasi

non-verbal dapat di kelompokkan dalam beberapa bentuk antara lain:

a. Kinecsics

Adalah kode non-verbal yang ditunjukkan oleh gerakan-

gerakan badan

b. Gerakan Mata (ese geze)

Mata adalah alat komunikasi yang paling berat dalam memberi

isyarat tanpa kata-kata. Misalnya melirik mengungkapkan pandangan

mata mengundang.

c. Sentuhan (touching)

Adalah isyarat yang dilambangkan menurut yang dilakukan

dengan sentuhan badan.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

8

Universitas Muhammadiyah Riau

d. Postur Tubuh

Ahli psikologi melalui studi yang mereka lakukan berhasil

menggambarkan bentuk-bentuk tubuh manusia dengan karakternya.

Dari hal ini postur tubuh juga memiliki pesan non-verbal.

e. Artefak dan Visualitas

Hasil seni juga banyak memberi isyarat yang mengandung arti.

Artefak adalah hasil kerajinan manusia (seni), baik yang melekat pada

diri manusia maupun yang ditunjukkan untuk kepentingan umum.

1.1.3 Bentuk Komunikasi Nonverbal

Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam

yaitu:

a. Komunikasi visual

Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang

digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-

grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan

gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta

bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar.

Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan

komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi

kepada para pendengar. (Mulyana, 2003).

Komunikasi visual, sesuai namanya adalah komunikasi melalui

penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses

penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan

penggunaan media mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar,

desain grafis, ilustrasi, dan warna dalm penyampaiannya.

Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai

sarana informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

9

Universitas Muhammadiyah Riau

suatu hal dengan hal yang lain sama petunjuk, arah, posisi dan skala,

contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan

berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu

dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan

dipresentasikan secara logis dan konsisten.

Sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan

pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan

membuat pesan tersebut dapat diingat: contohnya poster. Juga sebagai

sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa

orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan benda, produk

ataupun lembaga, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan

kualitas produk atau jasa itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya

maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng

dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan

membeli minyak goreng saja. Atau kita membeli minyak goreng merek X

karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”. Jika komunikasi

visual digunakan untuk identifikasi lembaga seperti sekolah, misalnya.

Maka orang akan lebih mudah menentukan sekolah A atau B sebagai

Favorit, karena sering berprestasi dalam kancah nasional atau meraih

peringkat tertinggi di daerah itu.

Komunikasi visual memiliki beberapa teori dasar yang dapat

digunakan sebagai patokan dalam menjalankan fungsinya, yaitu teori

sensual dan perceptual. Persepsi visual adalah kesimpulan makna setelah

rangsangan visual yang diterima.

b. Komunikasi sentuhan

Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non

verbal sering disebut Haptik. Contoh: bersalaman, pukulan, mengelu-elus,

sentuhan dipunggung dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk

komunikasi yang menyampaikan suatu maksud dan tujuan tertentu dari

orang yang menyentuhnya.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

10

Universitas Muhammadiyah Riau

c. Komunikasi gerakan tubuh

Komunikasi atau gerak tubuh merupakan bentuk komunikasi non

verbal, seperti melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap

tubuh. Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan informasi yang

disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata. Seperti menganggukan

kepala berarti setuju.

d. Komunikasi lingkungan.

Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat

atau merasakannya. Contohnya: jarak, ruang ,temperature dan

warna.ketika seseorang menyebutkan bahwa “ jaraknya sangat jauh”,

“ruangan ini kotor”, “lingkungannya panas” dan lain-lain, berarti

seseorang tersebut menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan

dan perasaan kepada lingkungan tersebut.

e. Komunikasi penciuman

Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi

dimana penyampaian suatu pesan atau informasi melalui aroma yang dapat

dihirup oleh indera penciuman. Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang

tidak ada memahami bahwa parfum tersebut parfum bulgari apabila ia

hanya menciumnya sekali.

f. Komunikasi penampilan.

Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan

penampilan yang menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal

ini merupakan bentukkomunikasi yang menyampaikan pesan kepada

tanggapan yang negative melihatnya. Tetapi orang akan menerima pesan

berupa tanggapan yang negative apabila penampilannya buruk (pakaiann

tidak sopan, rapi , kotor dan lainnya).

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

11

Universitas Muhammadiyah Riau

g. Komunkasi citarasa

Komunikasi citarasa merupakan salah satu bentuk komunikasi,

dimana penyampaian suatu pesan atau informasi melalui citarasa dari

suatu makanan atau minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-

lain.apabila makanan tersebut telah memakan atau meminumnya ,

sehingga dapat dikatakan bahwa citarasa dari makanan atau minuman tadi

menyampaikan suatu maksud dan makna.

1.2 TARI

1.2.1 Jenis Tari

Tarian lazim ada di berbagai masyarakat budaya. Tarian merupakan

seni berdasarkan irama, gerakan, dan isyarat yang saling terhubung melalui

pola dan gagasan musik.

Tarian dapat menjadi bentuk komunikasi estis, mengekspresikan

emosi, suasana hati, atau gagasan, atau mengisahkan suatu cerita. Tarian dapat

menjadi bagian ritual dan berfungsi komunal. Tarian dapat menjadi bentuk

rekreasi dan dapat memenuhi berbagai kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial,

atau hanya sekedar sebuah pengalaman yang sendirinya menyenangkan.

Sediyawati (1986) seni tari mempunyai banyak jenis, namun di negara

indonesia terdapat beberapa jenis tari yang berkembang yaitu:

1. Tari tradisional

Tari taradisional adalah tari yang berasal dari suatu daerah

yang diwariskan secara turun-temurun hingga menjadi sebuah budaya

didaerah tersebut. Tari tradisional umumnya mengandung nilai-nilai

filosofis yang kuat.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

12

Universitas Muhammadiyah Riau

2. Tari kreasi baru

Tari kreasi baru adalah tari perkembangan dari tari tradisi yang

ada. Jenis tarian yang sudah ada yang biasanya dipakai untuk upacara

ritual, adat dan keagamaan lalu dimodifikasi oleh penata tari hingga

tari tersebut bisa dinikmati oleh khalayak umum.

3. Tari kontemporer

Tari kontemporer adalah suatu jenis tari modern. Tari ini lahir

sebagai reaksi atas seni tari klasik yang telah mencapai titik akhir

didalam perkembangan teknisnya. Tari kontemporer merupakan tari

moderen yang tidak ada unsur tradisi lama lagi, tari kontemporer ini

cenderung bernuansa unik dan memakai jenis musik yang telah diolah

komputer.

1.2.2 Fungsi dan Unsur-unsur Tari

Menurut Endang (2001) dalam tari terdapat fungsi dan unsur-unsur

tari diantaranya yaitu :

a. Fungsi Tari

1. Sarana Upacara

Tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang

ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun

dari generasi kegenerasi berikutnya yang sampai saat ini yang

berfungsi sebagai ritual. Tari dalam upacara pada umumnya bersifat

sakral dan magis. Pada tari upacara keindahan tidak diutamakan, yang

menjadi pokok utama adalah kekuatan yang mempengaruhi kehidupan

manusia itu sendiri.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

13

Universitas Muhammadiyah Riau

2. Sarana Hiburan

Tari sebagai sarana hiburan diciptakan hanya untuk ditonton

dan dinikmati. Tari hiburan disebut juga tari gembira, tari gembira ini

pada dasarnya bukan hanya untuk di nikmati akan tetapi cenderung

untuk dinikmati oleh penari itu sendiri. Dalam penyajiannya terkait

berbagai kepentingan maka disajikan untuk dinikmati publik berbagai

hiburan.

a. Unsur-unsur Tari

1. Gerak

Gerak merupakan inti unsur yang pokok dalam seni tari

yang memiliki nilai estetis, meliputi gerak tubuh dari kaki sampai

kepala dan gerak yang disesuaikan dengan karakter tokoh yang

dibawakan. Ada 2 (dua) jenis gerak dalam tarian, yaitu gerak

maknawi dan gerak murni. Gerak maknawi adalah gerak yang

memiliki sebuah arti, sedangkan gerak murni yang mementingkan

nilai keindahan.

2. Tema

Sebuah tarian harus memiliki tema, karena gerak tari,

iringan, tata busana, riasan dan unsur-unsur lainnya ditentukan

berdasarkan tema tarian tersebut. Jadi tema merupakan unsur yang

tidak dapat dipisahkan dari unsur tari.

3. Iringan

Iringan merupakan unsur yang berasal dari gerakan

tubuh, misalnya dari hentakan kaki, tepuk tangan, suara dari mulut.

Selain itu iringian juga bisa berasal dari permainan alat musik,

misalnya permainan alat musik tradisional atau alat musik modern.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

14

Universitas Muhammadiyah Riau

4. Setting Panggung

Cabang seni tari yang tak bisa dipisahkan dari setting

panggung adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan

membuntuhkan ruangan atau tempat pementasan. Biasanya tempat

tarian tradisional berupa pendopo, panggung atau lapangan.

5. Tata Busana dan Tata Rias

Merupakan rasa dari suatu tarian yang dimiliki penari. Tata

busana dan tata rias merupakan unsur yang sangat penting untuk

pertunjukkan.

Menurut Sediyawati (1986) gerakan dalam tarian ada beberapa

macam gerak yaitu:

a) Gerak Sehari-hari (gerak wantah)

Gerak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari berupa

gerak spontan atau terjadi begitu saja, gerak-gerak mekanis (gerak

yang muncul akibat kebiasaan) maupun gerak-gerak khusus yang

timbul karena suatu pengalaman yang sifatnya khas dan baru.

b) Gerak Berstruktur

Gerak yang memiliki pola tertentu sehingga dapat ditiru

dan dipelajari, gerak ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1) Gerak maknawi, yaitu gerak-gerak tari yang besumber

dari kehidupan sehari-hari, yang kemudian diperkaya

(stilisasi) atau disederhanakan (distorsi).

2) Gerak murni, yaitu gerak-gerak tari yang disengaja

diciptakan untuk keperluan tari dengan maksud

menampilkan kesan keindahan atau artistiknya.

c) Gerak Koreograf (Koreografi)

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

15

Universitas Muhammadiyah Riau

Merupakan bentuk penampilan keseluruhan dari awal

hingga akhir. Ritme dan organisasi geraknya memiliki konsep yang

berhubungan dengan unsur luar gerak sebagai pendukung tarian,

baik yang bersifat internal atau eksternal.

Dalam Tari Makan Sirih, penari terdiri dari 7 (tujuh) orang penari yang

mana seluruh penari tersebut berjenis kelamin Perempuan. Dari tujuh orang penari

tersebut terbagi menjadi tiga kelompok yang mana 1 (satu) orang pejawat tepak, 2

(dua) orang gading-gading dan 4 (empat) orang dayang-dayang (Jamil, 2009).

1.3 Tari Makan Sirih

O. K. Nizami Jamil (2009) mengatakan bahwa Tari Makan Sirih memiliki

deskripsi sebagai berikut:

1. Penari gading-gading dan dayang-dayang masuk berlari-lari kecil dari

sisi kiri dengan ujung telapak kaki sambil membuat formasi segitiga.

2. Penari gading-gading dan dayang-dayang kembali ke sisi kiri sambil

berlari-lari kecil menjemput penari pejawat tepak.

3. Penari pejawat tepak, gading-gading dan dayang-dayang kembali ke

depan berlari-lari kecil dari sisi kiri dan membuat formasi segitiga

sama kaki.

4. Seluruh penari bersimpuh dan melakukan gerakan tari dengan formasi

segitiga.

5. Penari berdiri dan melakukan gerakan tari dengan formasi yang yang

sama.

6. Penari pejawat tepak dan gading-gading berjalan menuju tamu dan

menyuguhkan tepak sirih dan mempersilakan untuk memakan sirih

sedangkan penari dayang-dayang mengikut di belakang.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

16

Universitas Muhammadiyah Riau

7. Setelah tamu memakan sirih, penari memberi sembah terakhir dan

kembali ke sisi kiri.

i. Properti Tari Makan Sirih

O. K. Nizami Jamil (2009) dalam Tari Makan Sirih terdapat

properti yang di gunakan yaitu:

1. Tepak Sirih

Adalah sebuah wadah atau tempat peralatan untuk

memakan sirih dimasyarakat Melayu Riau. Didalam Tepak Sirih

terdapat berbagai bahan untuk memakan sirih.

2. Combul (cembul)

Adalah sebuah wadah atau tempat yang terbuat dari perak

yang dipergunakan untuk tempat Kapur, Gambir, Pinang dan

Tembakau yang diletakkan dalam Tepak Sirih.

3. Daun Sirih

Adalah bahan utama untuk memakan sirih, daun sirih

merupakan dedaunan dari tumbuhan sirih. Dalam Tepak Sirih daun

sirih yang dihidangkan terbagi menjadi dua lipatan di mana

masing-masing lipatan terdapat 5 (lima) helai Daun Sirih. Daun

Sirih ditempatkan didalam tepak Sirih.

4. Buah Pinang

Adalah bahan untuk memakan sirih, buah pinang

merupakan buah dari tumbuhan pinang. Dalam tepak sirih buah

pinang sudah di potong-potong dan ditempatkan dalam Combul

(cembul) dalam Tepak Sirih.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

17

Universitas Muhammadiyah Riau

5. Kapur

Adalah bahan untuk memakan sirih yang ditaburkan di atas

dau sirih. Kapur ditempatkan didalam Combul (cembul) dalam

Tepak Sirih.

6. Gambir

Adalah bahan untuk memakan sirih yang dioleskan pada

daun sirih. Gambir ditempatkan didalam Combul (cembul) dalam

Tepak Sirih.

7. Tembakau

Adalah bahan untuk memakan sirih yang digulung bulat

seperti bola yang nantinya akan diletakkan dibibir setelah memakan

sirih dan di hisap-hisap. Kapur ditempatkan didalam Combul

(cembul) dalam tepak sirih.

ii. Busana dan Atribut

O. K. Nizami Jamil (2009) penari Tari Makan Sirih dibalut dengan

baju dan atribut sebagai berikut:

1. Busana

Kebaya Labo Cekak Musang

Adalah baju Adat Melayu yang kerahnya tegak berdiri

dan lengan panjang yang berbahan dari kain tenun Siak, Daik

dan tenun Indragiri yang motif tradisional Melayu Cukup

Padat.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

18

Universitas Muhammadiyah Riau

Kain Samping

Adalah kain yang terbuat dari tenun Siak, Daik dan

Indragiri yang berbentuk persegi panjang. Kain samping

digunakan untuk melilit pinggang penari.

2. Atribut

Ramen

Adalah perkakas andam pengantin perempuan yang

terbuat dari Tekat Perade (Emas Melayu), Perak dan Tembaga

yang berhiaskan batu permata. Ramen ditempatkan diatas dahi

penari.

Sanggul

Adalah perkakas andam pengantin perempuan yang

terbuat dari rambut yang di bentuk lingkaran bulat yang diberi

bunga cengkeh atau bunga tajuk. Sanggul Melayu terdiri dai 2

(dua) sanggul yaitu Sanggul Joged dan Sanggul Lipat Pandan.

Sanggul ditempatkan di ubun-ubun kepala penari.

Anting-anting

Adalah perhiasan perempuan yang terbuat dari emas.

Anting-anting diletakkan di telinga penari.

Jurai Panjang atau Pendek

Adalah perkakas andam pengantin perempuan yang

berbentuk jarum besar dengan kepala bulat besar bermotif

bunga yang terbuat dari emas atau perak. Jurai Panjang atau

Pendek diletakkan diatas sanggul penari.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

19

Universitas Muhammadiyah Riau

Dokoh (rantai papan)

Adalah kalung yang berbentuk papan terdiri dari 3

(tiga), 5 (lima) dan 7 (tujuh) tingkat yang terbuat dari emas,

perak, dan tembaga yang berhias batu permata. Dokoh (rantai

papan) dikalungkan padapenari dan letak papannya diatas dada.

Pending (ikat pinggang)

Adalah ikat pinggang penari yang berukiran Perade

Siam yang terbuat dari emas, perak dan tembaga. Pending

dililitkan di pingga sebagai penutup lilitan kain samping penari.

Gelang Tangan Patah Semat Bertingkat

Adalah gelang tangan yang bermoif Melayu yang

disebut Patah Semat Bertingkat yang terbuat dari emas, perak

dan tembaga. Gelang tangan Patah Semat Bertingkat ini

diletakkan di pergelangan tangan penari.

Gelang Kaki Kuntum Bunga Melati

Adalah gelang kaki yang bermoif Melayu yang disebut

Kuntum Bung Melati yang terbuat dari emas, perak dan

tembaga. Gelang kaki Kuntum Bunga Melati ini diletakkan di

pergelangan kaki penari.

Sebai

Adalah kain yang terbuat dari bahan beludru kuning

yang dihiasi dari benang emas yang bermotif Bertekat Laut.

Sebai diletakkan pada bahu penari.

Tarian memainkan peran penting dalam fungsi sosial. Setiap masyarakat

memiliki bentuk tarian karakteristik, yang dilangsungkan di acara-acara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

20

Universitas Muhammadiyah Riau

seremonial atau pada perkumpulan informal. Seperti halnya makanan dan kostum

tradisional, tarian membantu orang-orang dalam sebuah bangsa atau kelompok

etnis untuk memahami hubungan mereka satu sama lain dengan leluhur mereka.

(Diensi, 2010).

2.5 Semiotika Charles Sanders Pierce

Semiotika merupakan ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik mempelajari

sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda

tersebut mempunyai arti. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda

dan sistem tanda yang eksis baik secara exsplisit maupun samar-samar melalui

cara-caranya yang implicit, baik dalam realitas masyarakat maupun melalui

sistem-sistem yang membentuk masyarakat itu sendiri. Tanda-tanda adalah basis

dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda dapat melakukan

komunikasi dengan sesamanya (Sobur, 2006).

Kajian keilmuan yang meneliti mengenai simbol atau tanda-tanda dan

konstruksi makna yang terkandung dalam tanda-tanda tersebut dinamakan

semiotik. Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi dalam

teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang

bagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan

dan kondisi diluar tanda-tanda itu sendiri (Littlejhon, 2009).

Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung

dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui

bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan. Konsep pemaknaan ini tidak

terlepas dari perspektif atau nilai-nilai ideologis tertentu serta konsep kultural

yang menjadi ranah pemikiran masyarakat dimana simbol tersebut diciptakan.

Kode kultural yang menjadi salah satu faktor konstruksi makna dalam sebuah

simbol menjadi aspek yang penting untuk mengetahui konstruksi pesan dalam

tanda tersebut. Konstruksi makna yang terbentuk inilah yang kemudian menjadi

dasar terbentuknya idedologi dalam sebuah tanda. Sebagai salah satu kajian

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

21

Universitas Muhammadiyah Riau

pemikiran dalam cultural studies, semiotik tentunya melihat bagaimana budaya

menjadi landasan pemikirran dari pembentukan makna dalam satu tanda. Semiotik

mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi, yang

memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti (Kriyantono, 2007).

2.5.1 Model Charles Sanders Pierce

Charles Sanders Peirce lahir di Camridge, Massachussets, tahun 1890.

Charles Sanders Peirce lahir dari sebuah keluarga intelektual. Charles

menjalani pendidikan di Harvard University dan memberikan kuliah mengenai

logika dan filsafat di Universitas John Hopskin dan Harvard. Semiotika adalah

suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah

perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di 24 dunia ini, di

tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam

istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things) memaknai (to sinify)

dalam hal ini tidak dicampurkaadukkan dengan mengkomunikasikan (to

communicate).15 Bagi Charles Sanders Peirce prinsip mendasar sifat tanda

adalah sifat representatif dan interpretatif. Sifat representatif tanda berarti

tanda merupakan sesuatu yang lain, sedangkan sifat interpretatif adalah tanda

tersebut memberikan peluang bagi interpretasi bergantung pada pemakai dan

penerimanya. Semiotika memiliki tiga wilayah kajian:

a. Tanda itu sendiri. Studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara-cara

tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna dan cara tanda

terkait dengan manusia yang menggunakannya.

b. Sistem atau kode studi yang mencakup cara berbagai kode yang

dikembangkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya.

c. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja bergantung pada

penggunaan kode- dan tanda.

Teori semiotika Charles Sanders Peirce sering kali disebut “Grand

Theory” karena gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

22

Universitas Muhammadiyah Riau

penandaan, Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan

menggabungkan kembali komponen dalam struktural tunggal.

Charles Sanders Peirce dikenal dengan model triadic dan konsep

trikotominya yang terdiri atas berikut ini:

1. Representamen adalah bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi

sebagai tanda.

2. Object merupakan sesuatu yang merujuk pada tanda. Sesuatu yang

diwakili oleh representamen yang berkaitan dengan acuan.

3. Interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang

objek yang yang dirujuk sebuah tanda.

Gambar.2.3. Model Triangel Meaning Charles Sanders Pierce dalam Sobur, Analisis Teks Media,

2004

Dalam mengkaji objek, melihat segala sesuatu dati tiga konsep

trikotonomi, yaitu sebagai berikut:

1. Sign (Representament) merupakan bentuk fisik atau segala sesuatu

yang dapat diserap pancaindera dan mengacu pada sesuatu,

trikotonomi pertama dibagi menjadi tiga.

Sign ( Tanda)

Intrepretant Object

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

23

Universitas Muhammadiyah Riau

a. Qualisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya.

Misalnya sifat warna merah adalah qualisign, karena dapat dipakai

tanda untuk menunjukkan cinta, bahaya, atau larangan.

b. Sinsign adalah tanda-tanda yang menjadi tanda berdasarkan bentuk

atau rupanya didalam kenyataan. Semua ucapan yang bersifat

individual bisa merupakan sinsign misalnya suatu jeritan dapat

berarti heran, sengan atau kesakitan.

c. Legisign adalah tanda yang menjadi tanda suatu peraturan yang

berlaku umum, suatu konvensi, suatu kode. Semua tanda-tanda

bahasa adalah legisign, sebab bahasa adalah kode, setiap legisign,

mengandung didalamnya suatu sinsign, suatu second yang

menghubungkan dengan third, yakni suatu peraturan yang berlaku

umum.

2. Object, tanda diklasifikasikan menjadi icon (ikon), indekx (indeks),

dan symbol (simbol).

a. Icon (ikon) adalah tanda yang menyerupai benda yang diwakilinya

atau suatu tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang

sama dengan apa yang dimaksudkannya. Misalnya, kesamaan

sebuah peta dengan wilayah geografis yang digambarkannya, foto

dan lain-lain.

b. Indekx (indeks) adalah tanda yang sifat tandanya tergantung pada

keberadaannya suatu denotasi, sehingga dalam terminologi charles

sanders pierce merupakan suatu secondness. Indekx (indeks)

dengan demikian adalah suatu tanda yang mempunyai kaitan atau

kedekatan dengan apa yang diwakilinya.

c. Symbol (simbol) adalah suatu tanda dimana hubungan tanda dan

denotasinya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum

atau ditentukan oleh suatu kesepakatan bersama.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

24

Universitas Muhammadiyah Riau

3. Interpretant,tanda dibagi menjadi rheme, dicisign, dan argument

a. Rheme adalah bilamana lambang tersebut interpretant adalah

sebuah first dan makna tanda tersebut masih dapat dikembangkan.

b. Dicisign adalah bilamana antara lambang itu dan interpretant

terdapat hubungan yang benar ada.

c. Argument adalah bilamana suatu tanda dan interpretant

mempunyai sifat yang berlaku umum (merupakan thirdness).

Charles S. Pierce menekankan bahwa masing-masing istilah

dapat dipahami hanya dalam relasinya dengan yang lain. Sebuah tanda

mengacu pada sesuatu diluar dirinya sendiri (objek), dan ini dipahami

oleh seseorang dan memiliki efek dibenak penggunanya (interpretant).

Interpretant dikatakan sebagai konsep mental yang dihasilkan baik

oleh tanda maupun pengalaman pengguna terhadap objek.

Pada saat tanda dipengaruhi oleh budaya, yang berlaku

kemudian tahap interpretasi. Karena representasi tanda akhir yang

tersaji sebagai realitas simbolik atas realitas sosial atau fakta, telah

mengalami perluasan makna.

2.6 Penelitian Terdahulu

Beberapa Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan bagi Peneliti yakni:

Tabel.2.1. Penelitian Terdahulu

NO NAMA

PENELITI

JUDUL

PENELITIAN KETERANGAN

1

Sutrisno

(Universitas

Makna Cinta Pada

Lukisan Abstrak

Teori : Analisis Semiotika

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

25

Universitas Muhammadiyah Riau

Muhammadiyah

Riau)

2016

(Analisis Semiotika

Charles Sanders

Pierce Pada Karya

Dedy Sufriadi)

Metode : Kualitatif

Hasil : Makna pesan cinta pada

setiap lukisan abstrak Dedy

Sufiandi yang berjudul “love

art and coffee are besta when

they are hot” adalah cinta yang

dirasakan indah, menyenagkan

pada saat awal. Seiring

berjalannya waktu munculah

satu persatu masalah hingga

membuat cinta itu memudar

dan sampai pada akhirnya

cinta itu hilang perlahan.

Sehingga pelukis

mengibaratkan cinta seperti

minum kopi yang hanya

nikmat saat dinikmati diwaktu

masih panas.

2

Sinta Emilia

(Universitas

Muhammadiyah

Riau)

2016

Makna Simbolik

Bentuk Rehal Pada

Gedung

Perpustakaan

Seosman HS

Provinsi Riau

Teori : Analisis Semiotika

Metode : Kualitatif

Hasil : Bentuk Rehal yang

berbentuk Al-Qur’an

mengandung dengan nilai-nilai

yang erat dengan adat istiadat

dan nilai-nilai keagamaan

islam. Bentuk Rehal yang

identik dengan keperluan

membaca sesuai dengan

konsep kehidupan tradisional

dan sehari-hari orang Melayu

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

26

Universitas Muhammadiyah Riau

khususnya umat islam yang

akrab dengan Al-Qur’an pada

umumnya.

2.7 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotika model Charles

Sanders Pierce dalam Triangel Menaning.

Triangel Meaning Charles Sanders pierce

Gambar.2.4. Model Triangel Meaning Charles Sanders Pierce dalam Sobur, Analisis Teks Media,

2004

Sign (Penanda) Adalah unsur yang berada di dalam gerakan Tari Makan

Sirih, unsur seni dan budaya. Untuk memaknai setiap unsur gerakan yang ada

didalam Tari Makan Sirih tersebut dimaknai secara umum dan berdasarkan

informasi budaya yang ada.

Objek adalah penari Melayu, dalam hal ini media penyampai pesannya

merupakan manusia yang melakukan gerakan tarian Budaya Melayu yaitu makan

sirih. Dari hal tersebut diambil makna dari gerakan-gerakan yang dilakukan oleh

penari.

Sign

Object Interpretant

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori · grafik, lambing-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk

27

Universitas Muhammadiyah Riau

Interpretant adalah makna yang terkandung dari gerakan inti Tari Makan

Sirih tersebut, yang pada dasarnya sudah diartikan oleh pemilik tarian tersebut.

Dalam hal memaknainya bisa secara umum dan berdasarkan informasi dari

Koreografer, Akademisi Tari dan Penari. Dimaknai secara umum dapat

berdasarkan seni tari klasik yang memiliki beberapa pakem-pakem tarian atau

aturan-aturan yang telah ditetapkan dan tidak dapat dirubah lagi oleh pihak mana

pun.

Dari model segitiga makna yang digunakan oleh Charles S. Pierce Diatas

Peneliti dapat mengartikan pesan non verbal yang terkandung dalam gerakan inti

Tari Makan Sirih yang telah lama ada dimasyarakat budaya Melayu dan

merupakan salah satu ikon masyarakat budaya Melayu Riau.