bab 2 - library.binus.ac.id · landasan teori 2.1 tinjauan umum ... zona dasar (glenn arbonies,...

50

Upload: dinhcong

Post on 12-May-2018

229 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara
Page 2: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara
Page 3: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

Pengumpulan data melalui berbagai sumber dilakukan dalam proses untuk

mendukung perancangan Tugas Akhir, pengumpulan data dapat melalui data literatur

seperti buku, koran, majalah, melalui media online-website serta wawancara dengan

narasumber yang bergerak di bidangnya. Data ini akan digunakan sebagai referensi

materi perancangan.

2.1.1 Pengertian Museum

Menurut International Council of Museums/ICOM (ICOM Statutes,

adopted by the 22nd General Assembly, Vienna, 2007), pengertian museum

adalah :

“A museum is a non-profit, permanent institution in the service of

society and its development, open to the public, which acquires,

conserves, researches, communicates and exhibits the tangible and

intangible heritage of humanity and its environment for the purposes

of education, study and enjoyment.”

Yang dapat diartikan juga sebagai museum adalah lembaga non-profit

permanen dalam melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk

umum, dimana museum bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan,

meneliti dan memamerkan waeisan sejarah kemanusiaan yang berwujud

barang maupun jasa beserta lingkungannya untuk tujuan pendidikan,

penelitian dan hiburan. Melalui aktivitas pengumpulan dana, perawatan,

penataan dan pameran, museum dapat dijadikan tempat penelitian dan

sumber pengetahuan dan inspirasi. Museum juga merupakan sarana

pendidikan dengan nilai edukasi yang tinggi sekaligus juga sebagai objek

wisata yang menyenangkan. Hari Museum Internasional diperingati setiap

tanggal 18 Mei.

Page 4: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

8

2.1.2 Perkembangan Museum di Indonesia

Perkembangan museum di Indonesia pada dasarnya cukup meningkat.

Perhatian masyarakat pada lembaga museum adalah fenomena perkembangan

yang cukup menarik untuk dicermati, jumlah pengunjung yang

memperlihatkan kecenderungan naik adalah bentuk perhatian yang kongkrit

dari masyarakat. Secara kelembagaan kepedulian ditandai dengan munculnya

keinginan yang kuat lembaga-lembaga pemerintah dan swasta untuk

mendirikan museum. Meningkatnya perhatian masyarakat tersebut seiring

dengan meningkatnya tuntutan hidup di antaranya pengembangan dunia ilmu

pengetahuan, kebudayaan dan interaksi antarnegara, museum menjadi

alternatif bagi kepentingan pemenuh kebutuhan estetis budaya (Sudharto,

2001:26). Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, mencatat jumlah museum

di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 275 museum. Museum-museum

tersebut ada yang berada di bawah naungan Direktorat Museum, kementrian

atau departemen atau lembaga pemerintah, pemerintah daerah, BUMN,

perusahaan swasta, yayasan dan badan-badan lainnya, serta perseorangan

atau pribadi. (Akbar, 2010:10-11). Angka yang relatif besar tersebut adalah

potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai media yang bermanfaat untuk

masyarakatnya.

Berikut beberapa anggapan keliru dari masyarakat luas mengenai pandangan

mereka tentang museum :

1. Museum adalah lembaga identik dengan masa lalu.

2. Museum tidak mempunyai dinamika.

3. Museum merupakan tempat menyimpan benda-benda kuno.

4. Masyarakat masih belum merasakan manfaat dari kehadiran museum.

(Munandar dkk, 2004:4)

Page 5: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

9

2.1.3 Jenis-Jenis Museum

Menurut penyelenggaraannya, museum dapat dibagi menjadi :

1. Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan dan

dikelola oleh pemerintah baik pemerintah pusat atau pemerintah

daerah.

2. Museum Swasta, yaitu museum yang didirikan dan diselenggarakan

oleh perseorangan.

Berdasarkan tingkat koleksinya, meseum dibagi menjadi :

1. Museum Nasional, yaitu museum yang memiliki benda koleksi dalam

taraf nasional atau dari berbagai daerah di Indonesia.

2. Museum Regional, yaitu museum yang benda koleksinya terbatas

dalam lingkup daerah regional.

3. Musuem Lokal, yaitu museum yang benda koleksinya hanya terbatas

pada hasil budaya daerah tersebut.

Tipe museum menurut Josep Montaner (1990) ditinjau secara

bersama- sama dari segi program, ukuran, bentuk, dan kompleksitasnya

adalah sebagai berikut :

1. Kompleks Kebudayaan

Kompleks kebudayaan merupakan suatu tempat yang di dalamnya

terdapat museum dan ruang-ruang yang digunakan untuk kegiatan

pameran. Di dalam kompleks kebudayaan ini kegiatan museum

merupakan bagian dari seluruh kegiatan yang ada. Selain itu, ada

ruang-ruang pendukung seperti perpustakaan, auditorium, teater,

pusat administrasi, lembaga kebudayaan, pusat kegiatan komersial

seperti restoran, pertokoan, dan sebagainya.

2. Galeri Seni Nasional

Jenis galeri ini termasuk dalam kelompok tipe museum yang ada di

dalamnya mewadahi koleksi-koleksi berbagai macam seni. Jenis seni

yang diwadahi berkaitan erat dengan kebudayaan wilayah setempat

yang memiliki nilai historis.

Page 6: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

10

3. Museum Seni Kontemporer

Museum difungsikan sebagai wadah koleksi benda-benda seni

kontemporer. Benda-benda seni yang dipamerkan merupakan hasil

perkembangan seni yang telah mulai meninggalakan kesan

tradisionalnya.

4. Museum IPTEK dan Industri

Karakteristik museum ini terdapat pada koleksinya yang berupa benda

yang berhubungan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta hasil-hasil kemajuan industri. Museum ini juga berfungsi

sebagai pusat pendidikan atau pusat penelitian.

5. Museum yang Bertemakan Sejarah dan Kebudayaan Suatu Kota

Pada jenis museum ini karakteristik ruang-ruang pameran

berhubungan erat dengan koleksi yang bernilai sejarah.

6. Galeri dan Pusat Seni Kontemporer

Pada prinsipnya Galeri dan Pusat Seni Kontemporer ini memiliki

tipologi bangunan yang sama denganM Museum Seni Kontemporer.

Perbedaan karakteristiknya dilihat dari masing-masing kegiatan.

Galeri ini bersifat privat dari segi kepemilikan, sedangkan untuk Pusat

Seni Kontemporer lebih bersifat umum. Sifat pamerannya lebih

kearah non-pameran dan ada suatu kegiatan promosi dari sang

seniman dalam menggelar karya-karya seninya. Dalam hal ini campur

tangan seniman banyak berpengaruh pula terhadap penataan ruang

pamerannya.

2.1.4 Tugas dan Fungsi Museum

Tugas Museum:

1. Diarahakan kepada kegiatan untuk menetapkan agar melalui benda,

dokumentasi visual dan bahan-bahan pendukung tambahan lainnya,

aspek-aspek kebutuhan, aspek-aspek lingkungan hidup/kombinasi

diantara keduanya, yang menjadi bidang garapan museum tersebut,

menjadi sumber informasi yang mantap.

2. Kegiatan yang berkaitan dengan penyerahan/penyampaian sumber-

sumber informasi yang sudah mantap kepada pengunjung.

Page 7: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

11

Fungsi Museum:

International Council of Museums (ICOM) menyatakan bahwa fungsi

museum ada 9, yang biasa disebut sebagai Nawa Darma :

1. Tempat pengumpulan dan pengaman warisan budaya dan alam.

2. Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah.

3. Konservasi dan preservasi.

4. Media penyebaran dan penyertaan ilmu untuk umum.

5. Tempat pengenalan dan penghayatan kesenian.

6. Visualisasi warisan budaya dan alam.

7. Media perkenalan budaya antar daerah dan antar bangsa.

8. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.

9. Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME.

2.1.5 Tata Pameran Museum

Dalam merancang sebuah museum, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, salah satunya adalah tata pameran museum. Berikut beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam menyusun tata pameran di museum :

1. Motivate Visitor

Tata pameran yang baik harus mampu memotivasi pengunjung,

kepada siapa informasi ditujukan, apakah pengunjung umum atau

pengunjung khusus.

2. Focus Content

Informasi yang disampaikan haruslah singkat dan padat sehingga

pengunjung tidak dijejali informasi yang mengakibatkan ‘malas’

untuk menerima informasi tersebut.

3. Immesion

Informasi yang disajikan harus mampu untuk membuat pengunjung

merasa terilbat dalam sebuah “cerita” dan membangkitkan rasa ingin

tahu lebih lanjut.

4. Modularity

Penyusunan tema-tema kecil haruslah bersifat menyeluruh dan mudah

dipahami. Penyajian satu tema besar yang rumit tidaklah dianjurkan.

Page 8: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

12

5. Skimmability

Skimmablity adalah kemampuan sebuah informasi untuk dapat

dicerna dalam waktu yang singkat. Sistem tata pameran dalam

museum harus dibuat sedemikian rupa sehingga pengunjung dapat

memahami informasi dengan mudah walaupun pengujung hanya

membaca/melihat sepintas.

6. Patterns

Pola sirkulasi pengunjung merupakan hal yang harus diperhatikan

demi kemudahan mereka dalam memahami informasi yang

disampaikan.

7. Capture Curiosity

Bangkitkan rasa ingin tahu pengunjung dengan menggunakan teknik

“storytelling” dan membuat mereka bertahan menikmati sebuah

informasi.

8. Interaction

Adanya koleksi yang dapat disentuh oleh pengunjung merupakan

salah satu cara untuk membangun interaksi.

9. Integrate Technology

Teknologi yang digunakan harus dapat meningkatkan pengalaman

pengunjung, bukan sebaliknya. Teknologi sederhana yang dapat

mengundang rasa ingin tahu pengunjung kadang-kadang lebih

bermanfaat dibandingkan teknologi rumit yang akan membuat

pengunjung “bermain” dengan perangkat teknologi yang ada (bukan

mempelajari kandungan informsi yang ada dalam perangkat teknologi

tersebut).

10. Layer Content

Sajikan informasi secara berjenjang (layer) agar pengunjung mudah

memahami apa yang ingin disampaikan.

2.1.6 Tata Cara Penyajian Koleksi

Berdasarkan cara penyajian objek pamer dilakukan dengan

memamerkan pbjek pamer melalui sarana penyajian yang ada. Penyajian

yang palin tepat yaitu dengan menggunakan pameran, baik berbentuk tetap,

pameran khusus, maupun pameran keliliung. Teknik pameran adalah suatu

Page 9: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

13

pengetahuan yang berkaitan dengan fantasi, imajinasi, daya improvisasi dan

ketrampilan tekns dan artistik tersendiri.

Untuk karya dua dimensi hanya diperlukan dinding pameran dan

penempatannya menggunakan ukuran penglihatan baku, sedangkan untuk

karya tiga dimensi diperlukan ruangan yang cukup luas dan diupayakan

supaya karya seni tiga dimensi itu dapat dilihat dari segala arah dan

komposisi ruangan dan isinya cukup memberi rasa lega.

2.1.7 Integrasi dengan Masyarakat

Museum sering dianggap sebagai bangunan penting atau landmark

sebuah kota ataupun negara. Namun, pengalaman pengunjung juga harus

nyaman dan ramah. Bentuk-bentuk yang familiar , perbandingan dimensi

manusia dengan gedung dapat digunakan untuk menciptakan rasa nyaman.

Penggunaan bentuk yang asing dapat digunakan sebagai pusat perhatian

(command attention). Koreografi dari hubungan bentuk bangunan, material,

detail, dan pemandangan memiliki kontribusi yang besar dalam menciptakan

pengalaman pada pengunjung.

Beberapa museum menggunakan hiburan untuk mengubah persepsi

masyarakat dan untuk menarik pengunjung. Meskipun hiburan bisa menjadi

alternatif dalam pameran museum, hiburan tidak boleh dominan untuk tetap

menjaga fungsi utama dari museum dan koleksinya.

2.1.8 Standarisasi Ruang Organisasi Museum

Museum dapat beroperasi dengan baik jika memilki denah yang

sederhana dan jelas, diagram organisasi ruangan harus didasarkan pada lima

zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) :

1. Public/no collections

2. Public/collections

3. Non Public/no collections

4. Non Public/collections

5. Collections storage

Page 10: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

14

Museum memiliki kebutuhan operasional yang sangat spesifik di

setiap zona ini. Dua kebutuhan operasional yang paling penting adalah

keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

konstan dan kelembaban relatif pada koleksi yang berumur selama 24 jam per

hari.

Perancangan dari pintu masuk hingga sirklasi dalam museum adalah

hal paling penting dalam menjelajahi isi museum itu sendiri. Sirkulasi ini

akan meningkatkan pengalaman pengunjung. Sirkulasi ini baik secara

eksterior dan interior harus jelas dan logis.

Dari ilustrasi diatas maka zona fungsi yang ideal dapat dibagi sebagai

berikut:

1. Public Areas (Non-Collection)

Checkroom

Theater

Food Services

Information Desk

Main Public Toilets

Museum Lobby

Retail (Museum Store)

2. Public Areas (Collection Spaces)

Classrooms

Exhibition Galleries

Orientation

3. Non-Public Areas (Collections-Related)

Workshop

Crafting/Uncrafting

Freight Elevator

Collection Loading Dock

Receiving

4. Non-Collection-Related

Catering Kitchen

Electrical Room

Food Services/Kitchen

General Storage

Page 11: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

15

Mechanical Storage

Museum Store Office

Offices

Conference Rooms

Security Office

5. Super-Secure Spaces

Collection Storafe

Computer Network Room

Security Equipment Room

2.1.8.1 Fleksibilitas

Museum membutuhkan fleksibilitas untuk berkembang dan

menanggapi perkembangan teknologi baru, ide-ide pameran baru dan

informasi. Oleh karena itu, perancangan museum harus menyediakan

ruang dan hubungan tidak lebih spesifik dari yang diperlukan.

Organisasi ruang dan pola sirkulasi yang dirancang haruslah dapat

mengantisipasi potensi terjadinya perubahan. (Glenn Arbonies,

1973:680)

2.1.8.2 Sirkulasi Pengunjung

Jumlah orang yang akan ditampung oleh museum dalam

setahun, hari biasa dan pada hari-hari puncak dalam sebulan penting

untuk diketahui sebagai paduan dalam merancang sirkulasi ruangan.

Pada angka itu juga anak-anak sekolah biasanya mewakili porsi yang

signifikan dari angka penunjung museum.

Perancangan dan peletakan signage juga harus diperhatikan. Ini

penting agar museum dapat mengakomodasi tingkat kunjungan

dengan sirkulasi yang maksimal.

Meja informasi / keamanan juga harus ditempatkan dengan baik. Meja

informasi memiliki peranan penting dalam membimbing pengujung

dalam museum dan membuat staf mudah dalam menanggapi

kebutuhan dan pertanyaan dari penunjung (Glenn Arbonies,

1973:681).

Page 12: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

16

2.1.8.3 Toilet Umum

Toilet umum harus bisa diakses dari lobby, selain itu juga

harus dalam melayani fasilitas lain seperti auditorium, teater, dan

retail (Glenn Arbonies, 1973:683).

2.1.8.4 Exhibition Spaces

Desain dalam museum harus dapat meningkatkan

keterlibatan pengunjung dengan koleksi dalam museum. Beberapa

museum bahkan berusaha untuk menciptakan keterlibatan pengujung

secara menyeluruh (vertikal dan horizontal) dengan semua elemen

dalam museum.

Beberapa museum tidak mengharuskan adanya cahaya alami di

daerah pameran, jika ada maka tingkatan cahaya alami akan disaring

untuk menghilangkan gelombang panjang yang berbahaya. Biasanya

cahaya alami akan dikontrol tergantung pada isi pameran.

Ruang pameran haruslah murni ruangan visual tanpa adanya

kekurangan dalam suhu, kelembaban, peletakan panel akses, signage

dan alat pemadam kebakaran. Permukaan dinding juga harus mudah

dicat ulang untuk memungkinkan museum mengontrol warna untuk

memenuhi kebutuhan pameran yang dapat berubah. Ketinggian

dinding pameran pada museum-museum baru adalah minimal 12ft

(3.6m), namun untuk kebutuhan musuem kontemporer harus memiliki

ketinggian yang jauh lebih tinggi yaitu 20ft (6m) – ketinggian

fleksibel.

Museum bisa memberikan pengalaman melalui koleksinya tidak

hanya melalui ruang pameran, tetapi juga bisa pada lobi utama,

disamping itu berbagai koleksi 3 dimensi dapat ditampilkan secara

sementara maupun permanen. Ruang administrasi, ruang rapat dan

area sirkulasi juga bisa ditempatkan koleksi museum namun bukan

karya yang paling berharga. (Glenn Arbonies, 1973:683)

Page 13: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

17

Dua pintu (masuk-keluar) diperlukan dalam sebuah ruang pameran

untuk menjaga dan pembentukan pola sirkulasi pengujung.

2.1.8.5 Standar Suhu pada Museum

Beberapa museum sangat jarang dan memiliki transisi yang

lama dalam perubahan suhu dan kelembaban. Koleksi museum

umunya lebih toleran terhadap variasi suhu daripada kelembaban

relatif. Namun kelembaban relatif sangat sensitif terhadap perubahan

suhu dan itulah kenapa suhu harus dijaga secara konstan agar

kelembaban relatif dapat dikontrol dalam kisaran 2% dari yang sudah

ditentukan. Meskipun orang pada umumnya nyaman pada suhu 23°C

– 25°C, suhu 20°C – 22°C adalah kisaran suhu rekomendasi pada

museum (Glenn Arbonies, 1973:687).

2.1.8.6 Standar Kelembaban Relatif pada Museum

Pada umumnya, museum merekomendasikan kelembaban

relatif secara konstan pada tingkatan 50%, kelembaban relatif yang

konstan diperlukan karena barang koleksi biasanya sangat sensitif

terhadap sedikit perubahan kelembaban. Pada kondisi yang palin

buruk, karya-karya yang terbuat dari bahan-bahan yang berbeda dapat

mengalami perubahan tekstur dan ukuran yang dapat menyebabkan

kerusakan pada benda koleksi. Faktanya, setiap benda koleksi dan

benda koleksi yang dipinjamkan ke museum kemungkinan besar

memiliki kebutuhan dengan spesifikasi tersendiri (Glenn Arbonies,

1973:687).

2.1.8.7 Pencahayaan Buatan dan Alami pada Museum

Untuk penggunaan yang fleksibel, museum biasanya

dirancang dengan kapasitas pencahayaan yang lebih dari minimum,

terutama di ruang pameran.

Kebutuhan dan sistem pencahayaan bervariasi sesuai dengan fungsi

ruang dan jenis pameran. Contohnya, sebuah museum sejarah hanya

membutuhkan sedikit distribusi cahaya pada area sirkulasi, sedangkan

Page 14: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

18

pada bagian pameran membutuhkan cahaya yang lebih tinggi dan

fokus. Kerusakan yang disebabkan oleh pencahayaan umumnya sulit

dihindari. Mempertahankan benda koleksi tetap mengundang dengan

tetap mengikuti standar pencahayaan sangatlah sulit. Energi yang

dihasilkan dari cahaya menaikan suhu permukaan objek dan

menciptakan micro-climate dari berbagai kelembaban relatif dan

reaksi kimia. Museum harus mampu mengendalikan tingkat cahaya

pada setiap koleksi agar tidak mempercepat penuaan pada koleksi

(Glenn Arbonies, 1973:689).

2.1.8.8 Akustik pada Museum

Kebutuhan akustik bervariasi secara substansial dalam

museum. Akustik dalam semua ruangan harus senyaman mungkin

bagi individu maupun kelompok. Penting bagi pemandu museum

untuk dapat didengar oleh para kelompok pengunjung tanpa

mengganggu pengunjung lain. Beberapa ruangan seperti ruang

administrasi, auditorium dan ruang konferensi dirancang dengan

akustik yang khusus dan berbeda berdasarkan fungsinya (Glenn

Arbonies, 1973:691).

2.1.8.9 Keamanan pada Museum

Standar operasional pada museum harus aman, tidak hanya

pada sistem penjagaan manusia maupun penjagaan elektronik, tetapi

juga dengan tata letak dan desain ruangan. Semua aspek pada museum

harus dirancang untuk keamanan koleksi. Koleksi museum harus

aman dari ancaman pencurian dan penyalahgunaan. Ini berlaku untuk

masyarakat yang menujungi dan juga oleh staf (staff theft).

Haruslah ada satu pintu masuk publik dan satu pintu masuk staf

terpisah (bergantung pada ukuran museum). Prioritas utama

keamanan adalah pada keamanan koleksi museum, dimana sistem

keamanan museum berbeda dengan standar keamanan bangunan lain

(Glenn Arbonies, 1973:681)

Page 15: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

19

2.1.8.10 Proteksi Kebakaran pada Museum

Pengelolaan museum memerlukan alat deteksi kebakaran dan

sistem preventif yang dapat memberikan pengertian dini untuk

perlindungan yang maksimal. Sistem ini harus terintegrasi dengan

sistem keamanan untuk melaporkan kondisi yang menyebabkan alarm

tersebut untuk dilakukan pengecekan dan tindakan korektif oleh para

staf terlatih, sistem ini dilakukan untuk mencegah koleksi yang dapat

rusak karena air yang berasal dari sprinkler yang disebabkan oleh

aktuasi, kebocoran dan false alarms (Glenn Arbonies, 1973:691).

2.1.9 Pengertian Geologi

Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang

mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah

ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan

bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja

baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam

Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta

hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan

yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun

juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk

dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda hingga seukuran benua dan

samudera. Hampir semua kebutuhan kita sehari-hari diperoleh dari bumi

mulai dari perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat transportasi hingga ke

bahan energiny, seperti minyak dan gas bumi serta batubara. Dan hampir

setiap bentuk kegiatan manusia akan berhubungan dengan bumi, baik itu

berupa pembangunan teknik sipil seperti bendungan, jembatan, gedung-

gedung bertingkat yang dibangun diatas permukaan bumi, maupun untuk

memenuhi kebutuhannya seperti bahan tambang maupun energi seperti migas

dan batubara, yang harus digali dan diambil dari dalam bumi. Kaitannya yang

sangat erat dalam bidang geologi menyebabkan ilmu ini semakin banyak

dipelajari, tidak saja oleh para geolog, tetapi juga bagi lainnya yang bidang

profesinya mempunyai kaitan yang erat dengan bumi.

Page 16: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

20

Seorang ahli geologi disebut Geologis, mempunyai tugas disamping

melakukan penelitian-penelitian untuk mengungkapkan misteri yang

masih menyelimuti proses-proses yang berhubungan dengan bahan-

bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan perubahan yang

terjadi seperti gempa bumi dan meletusnya gunung api, juga mencari

dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita butuhkan yang

diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang, minyak dan gas

bumi. Dengan semakin berkembangnya penghuni bumi, dimana

sebelumnya pemilihan wilayah pemukiman bukan merupakan

masalah, sekarang ini pengembangan wilayah harus memperhatikan

dukungan terhadap lingkungan yang ditentukan oleh faktor-faktor

geologi agar pembangunannya tidak merusak keseimbangan alam.

Selain itu seorang ahli geologi juga mempelajari sifat-sifat bencana

alam, seperti banjir, longsor, gempa bumi, dll; meramalkan dan

bagaimana cara menghindarinya.

2.1.10 Ruang Lingkup Geologi Dasar

Ilmu geologi dibagi dalam berbagai cabang ilmu, berikut

cabang-cabang ilmu geologi:

1. Geologi Struktur

Ilmu yang mempelajari tentang susunan bumi serta

hubungannya dengan jenis-jenis batuan yang terbentuk

dikerak bumi.

2. Geologi Pertambangan

Ilmu yang mempekajari tentang kandungan mineral atau

bahan-bahan tambang yang dimungkinkan untuk

dimanfaatkan untuk keperluan industri atau keperluan

lainnya.

3. Geologi Minyak

Ilmu yang mempelajari tentang kemungkinan adanya bahan

fosil yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar (sumber

energi) minyak dan gas bumi.

Page 17: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

21

4. Geologi Teknik

Ilmu yang mempelajari tentang keadaan permukaan bumi yang

dikaitkan dengan kekuatan tanah untuk penopang konstruksi

bangunan (jembatan, terowongan, dll)

5. Petrologi

Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat batuan penyusun bumi dan

manfaatnya.

6. Mineralogi

Ilmu yang mempelajari tentang sifat dan ciri mineral-mineral yang

terdapat dalam bumi dan manfaatnya bagi manusia serta dampaknya

terhadap sifat dan ciri tanah.

7. Vulkanologi

Ilmu yang mempelajari tentang sifat, ciri serta pembentukan

gunungapi serta pengaruhnya terhadap kehidupan.

8. Seismologi

Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat gerakan kerak bumi berupa

gempa bumi serta dampaknya terhadap susunan kerak bumi dan

bentuk permukaan bumi.

9. Stratigrafi

Ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan bumi baik dari sifat

lapisan maupun proses terjadinya pelapisan.

10. Geofisika

Ilmu yang mempelajari tentang pembentukan keadaan permukaan

bumi dan atmosfer seperti perubahan angin iklim dan beberapa sifat

fisiknya lainnya yang mempengaruhi permukaan bumi.

11. Geokimia

Ilmu yang mempelajari tentang sistem penyusun bum dilihat dari

aspek kimia seperti kelarutan unsur dan karakteristi unsur dalam

tanah.

12. Geologi Sejarah

Ilmu yang mempelajari tentang evolusi kehidupan di permukaan bumi

yang meliputi peradapan manusia di permukaan bumi dan

pengaruhnya terhadap lingkungan.

Page 18: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

22

13. Paleontologi

Ilmu yang mempelajari tentang keadaan fosil-fosil yang

terkandung dalam batuan yang dapat mengungkapkan sejarah

masa lalu.

14. Geomorfologi

Ilmu yang tentang proses-proses yang berhubungan dengan

pembentukan permukaan bumi dan pengaruhnya terhadap

kondisi setempat.

15. Sedimentologi

Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk-beluk

batuan endapan (batuan sedimen) meliputi klasifikasi, jenis

dan macamnya serta pembentukannya.

2.1.11 Sejarah Bumi dan Kehidupannya

Berikut adalah pembagian masa kehidupan yang dikutip dari

buku Physical Geology.

1. Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)

Arkeozoikum artinya Masa Kehidupan Purba Masa

Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan

batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi

protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa

bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua. Batuan

tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa

ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan

Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam

samudera berupa mikroorganisma (bakteri dan ganggang).

Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit

dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000

tahun.

2. Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)

Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa

Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan

Page 19: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

23

atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari

organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes

dan prokaryotes). Menjelang akhir masa ini organisme lebih

kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-

ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal,

yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.

Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama

dikenal sebagai masa Pra-Kambrium

3. Zaman Kambrium (590 – 500 juta tahun lalu)

Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk

daerah Wales di Inggris, dimana batuan berumur kambrium

pertama kali dipelajari. Banyak hewan invertebrata mulai

muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan

berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar

dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai

dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral,

Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda

(Trilobit). Sebuah daratan yang disebut Gondwana

(sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika,

Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan.

Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih

berupa benua-benua kecil yang terpisah

4. Zaman Ordovisium (500 - 440 juta tahun lalu)

Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa

rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa

hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti

Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid

(Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan

Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan

Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit

melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai

menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan

Page 20: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

24

bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua

lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di

antaranya.

5. Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)

Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air

ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya

termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan

Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam

laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak

ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung. Selama

zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi

Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara.

6. Zaman Devon (410 – 360 juta tahun lalu)

Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-

besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan

ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan.

Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini.

Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan.

Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk

pertama kalinya.Samudera menyempit sementara, benua

Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau

(Green Land)

7. Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)

Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan

telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi

meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur

Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-

rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di

muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang

disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk

berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim

Page 21: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

25

tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang

berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.

8. Zaman Perm (290 – 250 juta tahun lalu)

“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat

pegunungan Ural, Rusia. Reptilia meningkat dan serangga

modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo

primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan.

Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala

besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah. Benua

Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa

daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika,

Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan

muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir

mulai terbentuk di bagian utara bumi.

9. Zaman Trias (250 – 210 juta tahun lalu)

Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara

amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut

berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama

zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging

yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia

pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis

reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura.

Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer

menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun

terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-

celah mulai terbentuk di Pangea.

10. Zaman Jura (210 – 140 juta tahun lalu)

Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum.

Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di

dalam lautan danPterosaurus merajai angkasa. Banyak

dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung

Page 22: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

26

sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis

buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum,

sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini.

Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari

Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari

Antartika dan Australia. Zaman ini merupakan Zaman yang

paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.

11. Zaman Kapur (140 - 65 juta tahun lalu)

Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada

zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada

akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus,

Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan

tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak

bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India

terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. Zaman ini adalah

Zaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.

12. Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)

Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan

seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran

besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut

sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan

fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada

zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi

tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan

rumput. Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan

kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring

dengan perubahan cuaca secara global.

13. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)

Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen.

Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan

berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh

Page 23: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

27

Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala

Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali Zaman es (Zaman

glasial). Pada Zaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika

utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula

Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan

Himalaya Di antara 4 Zaman es ini terdapat Zaman Intra

Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba

jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus

erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang

mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen.

Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip

dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Museum Geologi Bandung

Keberadaan Museum Geologi sangat erat kaitannya dengan sejarah

penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850-an.

Pada saat itu, lembaga yang mengkoordinasikan penyelidikan geologi adalah

“Dienst van het Mijnwezen”. Museum Geologi diresmikan pada 16 Mei 1929,

bertepatan dengan pembukaan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-IV yang

diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung. Gedung ini berfungsi sebagai

perkantoran yang dilengkapi dengan saran perkantoran yang dilengkapi

dengan sarana laboratorium geologi dan museum untuk menyimpan dan

memperagakan hasil survei geologi.

Sejalan dengan dinamika sejarah, secara kelembagaan Museum Geologi terus

mengalami perubahan. Pada zaman pemerintahan Belanda (1929-1941),

Museum Geologi disebut Geologisch Laboratorium dan merupakan unit

kerja dari “Dienst van het Mijnwezen” yang berganti nama menjadi “Dienst

van den Mijnbouw”.

Kemudian pada Zaman pendudukan Jepang (1942-1945). “Dienst van den

Mijnbouw” diganti namanya menjadi “Kogyoo Zimusho” yang kemudian

Page 24: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

28

berganti nama menjadi “Tisitutyosazyo” dimana Museum Geologi sebagai

bagian dari Laboratorium Paleontologi dan Kimia.

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, pengelolaan Museum Geologi berada

di bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG, 1945-1950) institusi

ini berganti nama menjadi Djawatan Pertambangan Republik Indonesia

(1950-1952), berganti nama lagi menjadi Djawatan Geologi (1952-1956),

Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963),

Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan

Geologi (1978-2002). Pada 2003 Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana

Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Pusat Survei Geologi, Badan

Geologi, Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral. Pada 2013,

berdasarkan Permen ESDM No. 12 Tahun 2013, Museum Geologi menjadi

Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), dibawah Badan

Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.

Salah satu tugas fungsi Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral (KESDM) adalah menyebarluaskan informasi kegeologian kepada

seluruh lapisan masyarakat, oleh karean itu dibangunlah beberapa museum

kegeologian di beberapa daerah dalam era kemerdekaan ini setelah

keberadaan Museum Geologi di Bandung sejak 16 Mei 1929.

Museum-museum kegeologian yang dikelola dan dipelihara oleh Badan

Geologi, KESDM :

• Museum Geologi di Bandung, Jawa Barat

• Museum Kars Indonesia di Wonogiri, Jawa Tengah

• Museum Gunungapi Batur di Bangli, Bali

• Museum Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta

• Museum Tsunami di Banda Aceh, Aceh

(Dua buah Museum di bawah KESDM, namun di luar Badan Geologi adalah

Museum Minyak dan Gas Bumi “Gawitra”, dan Museum Listrik dan Energi

Baru, di TMII, Jakarta).

Page 25: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

29

Salah satu tujuan didirikannya Museum Kegeologian adalah untuk

memasyarakatkan geologi. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi di bidan dilmu kebumian, serta banyakanya fenomena geologi

yang terjadi, Museum Kegeologian di Indonesia mulai bermunculan dengan

tema yang sesuai dengan potensi geologi dan potensi kebencanaan serta

fenomena geologi yang terjadi serta kebutuhan informasi bagi masyarakat.

• Geopark adalah konsep pengembangan kawasan berbasis

pemanfaatan potensi geodiversity secara terintegrasi dengan

biodiversity dan cultural diversity dengan menerapkan prinsip

konservasi yang disinergikan dengan rencana tata ruang.

• Geotourism adalah konsep pengembangan wisata minat khusus

dengan memanfaatkan informasi geologi populer untuk menjelaskan

keindahan, keunikan dan kelangkaan objek-objek geodiversity.

• Ecotourism adalah konsep pengembangan wisata alam dan budaya

berbasis komunitas lokal (community-based tourism) yang

diselenggarakan sesuai standar tertentu dengan memanfaatkan aspek

biodiversity, cultural diversity dan geodiversity.

• Geosite adalah situs geologi yang terbentuk secara alami dan

mengandung komponen keragaman geologi tertentu yang unik,

langka dan bernilai keilmuan tinggi.

• Geotope adalah objek atau bagian tertentu yang terbentuk secara

alami di permukaan bumi yang memiliki ciri geologi dan

geomorfologi bersifat luar biasa (outstanding) sehingga perlu

dilindungi dari pengaruh-pengaruh kegiatan manusia (anthropogenic)

yang dapat merusak keberadaannya.

• Geoheritage adalah warisan geologi yang terbentuk secara alami dan

memiliki nilai tinggi karena mempresentasikan rekaman proses

geologi yang saling berhubungan sehingga secara keilmuan

merupakan bagian penting dari sejarah dinamika bumi.

Page 26: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

30

2.2.1.1 Informasi Umum Geologi Bandung

Lokasi : Jl. Diponegoro No. 57 Kelurahan

Cihaurgeulis, Kec. Cibeunying Kaler

Bandung 40122.

Biaya Tiket : Mahasiswa / Pelajar Rp 2.000,-

Umum Rp 3.000,-

Asing / Pelajar Asing Rp 10.000,-

Jam Operasional : Senin – Kamis (08.00 – 16.00 WIB)

Sabtu – Minggu (08.00 – 14.00 WIB)

Telp : 022-7213822

Fax : 022-7213934

Email : [email protected]

Ketinggian : 703 m dpl

Koleksi museum : 250.000 batuan dan mineral, 65.000

fosil

Koleksi yang : 250.000 mineral, batuan dan fosil

dipamerkan

2.2.1.2 Visi dan Misi Museum Geologi Bandung

Visi

Mewujudkan sumber informasi berupa dokumentasi koleksi

dan warisan geologi Indonesia yang profesional untuk

masyarakat.

Misi

1. Memperagakan dan mengkomunikasikan koleksi museum

2. Menyediakan informasi dan materi edukasi geologi

3. Mengdokumentasikan dan mngkonservasi koleksi museum

4. Melakukan penelitian koleksi dan pengembangan museum

5. Melakukan pameran museum dan geologi

6. Melakukan penyuluhan serta sosialisasi geologi

7. Melakukan kerja sama dengan instansi dan sekolah-sekolah

Page 27: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

31

8. Melakukan pengelolaan museum secara profesional serta

memberikan jasa permuseuman

2.2.1.3 Data Pengunjung Museum Geologi Bandung (2004 – 2014)

Tahun Jumlah Kunjungan Total

Pelajar Umum Asing

2004 91.171 10.217 1.341 102.729

2005 137.053 14.114 1.573 152.740

2006 189.566 20.304 1.724 211.594

2007 244.674 44.410 2.846 291.930

2008 241.849 45.174 2.391 289.414

2009 269.940 54.003 2.250 326.193

2010 339.066 58.088 3.572 400.726

2011 386.069 52.064 3.211 441.344

2012 456.522 334.526 3.859 794.907

2013 463.782 45.557 3.516 512.855

2014 491.516 46.700 3.476 541.702

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan persentase pengunjung di Museum

Geologi Bandung adalah 84% pelajar (SD tingkat 5- SMA tingkat 3,

mahasiswa), 14,5% umum, dan 1,5 wisatawan asing.

2.2.1.4 Layanan Museum Geologi Bandung

2.2.1.4.1 Ruang Peragaan

1. Peragaan Sejarah Kehidupan

Ruang Sejarah Kehidupan menggambarkan

perkembangan kehidupan di muka bumi yang dimulai

sejak kelahiran bumi 4,6 milyar tahun lalu,

Tabel 2.1 Tabel Data Pengunjung Museum Geologi Bandung (2010-2014)

Tabel 2.1 Tabel Data Pengunjung Museum Geologi Bandung (2010-2014)

Page 28: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

32

terbentuknya litosfer, atmosfer dan hidrosfer sekitar 3,8

milyar tahun lalu, munculnya kehidupan awal berupa

mikro-organisme sejenis ganggang & bakteri sekitar

3,5 milyar tahun lalu yang diwaliki oleh fosil tertua,

yaitu Stromatolit. Kemudian ditampilkan juga

perkembangan kehidupan dari zaman ke zaman, mulai

dari kehidupan di dalam air hingga migrasi ke darat,

mulai dari organisme bersel satu hingga organisme

bersel banyak, mulai dari hewan invertebrata hingga

vertebrata, mulai dari tumbuhan paku hingga tumbuhan

berbunga. Kemudian dilanjutkan dengan kehidupan

dari zaman ke zaman sejak masa Prakambrium hingga

masa sekarang. Bagian ini diakhiri dengan sejarah

geologi Bandung yang mengisahkan terbentuknya

danau Bandung purba (Situ Hiang) dan berbagai fosil

yang ditemukan di wilayah Bandung.

Pada peragaan ini juga tersedia ruang khusus yang

memajang berbagai replika fosil manusia purba di

dunia dan fosil manusia purba Indonesia seperti Homo

erectus yang dikenal di seluruh dunia dengan sebutan

Java Man.

2. Peragaan Geologi Indonesia

Peragaan ini diawali dengan proses pembentukan bumi

dalam tata surya keluarga matahari. Di sini ditampilkan

koleksi meteorit dan tektit. Selanjutnya digambarkan

tentang perkembangan kepulauan Indonesia sejak 50

juta tahun lalu hingga kondisinya sekarang menurut

teori tektonik lempeng terkait dengan keberadaan

kepulauan Indonesia diantara 3 lempeng tektonik :

Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia yang menyebabkan

terjadinya berbagai fenomena geologi seperti

gempabumi, tsunami dan aktivitas gunungapi. Pada

peragaan ini juga menampilkan berbagai jenis dan

Page 29: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

33

klasifikasi mineral maupun batuan beserta cara

mengenalnya.

3. Peragaan Sumber Daya Geologi

Mengupas berbagai jenis potensi sumber daya mineral

dan energi serta air tanah yang sangat bermanfaat bagi

kehidupan manusia. Sumber daya mineral meliputi

berbagai jenis mineral logam dan non-logam, termasuk

di dalamnya batu mulia. Sumber daya energi meliputi

energi konvensional seperti minyak bumi, gas bumi

dan batubara serta energi alternatif seperti panas bumi.

Sumber daya air khususnya air tanah merupakan

potensi yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan

hidup manusia.

4. Peragaan Manfaat dan Bencana Geologi dalam

Kehidupan Manusia

Pada baigan peragaan ini tedapat berbagai sejarah

bencana geologi yang pernah terjadi di Indonesia yang

mempengaruhi kehidupan manusia, pengunjung juga

diberkan edukasi melalui simulasi-simulasi bencana

alam yang dapat merangsang otak kita ketika terjadi

bencana alam.

2.2.1.4.2 Outdoor Exhibition

Di beberapa sudut strategis di luar Museum Geologi

terpajang koleksi batuan dan fosil kayu. Koleksi batuan

berupa bongkah batu gamping merah dan rijang dari

Karangsambung yang merupakan penciri endapan laut

dalam. Koleksi fosil kayu langka yang didatangkan dari

Sukabumi dan Banten dipajang sebagai ornamen dan

penciri Museum Geologi.

Page 30: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

34

Juga terdapat sarana bermain untuk anak-anak berupa

kolam pasir yang diisi replika fosil vertebrata sebagai

ajang pengenalan interaktif kegiatan pencarian dan

rekonstruksi fosil.

2.2.1.4.3 Toko Cinderamata & Kafetaria

Menyediakan aneka cinderamata berupa bantuan &

fosil, buku & CD pengetahuan geologi, kit edukasi

seperti batuan untuk pembelajaran siswa, peralatan

geologi sepert palu, kompas, komparator, dll

2.2.1.4.4 Auditorium & Ruang Edukasi

Saran untuk pemutaran film, seminar, ceramah,

sosialisasi, dll

2.2.1.4.5 Guide / Private Tour

Untuk melakukan tur keliling museum dengan bantuan

guide, dapat melakukan reservasi pada meja

resepsionis.

2.2.1.4.6 Kunjungan Sekolah & Rombongan

Museum menerima kunjungan sekolah atau rombongan

secara khusus, juga menawarkan program khusus

berupa materi pendidikan yang menarik bagi anak-

anak.

Page 31: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

35

2.2.1.5 Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung

Struktur Organsisasi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi :

Kepala Museum Geologi

Kepala Sub Bagian Tata

Usaha

- Perencana Pertama Aspirasi

- Pertama Analis Kepegawaian Pertama

- Penyusun Rencana Pranata Komputer

- Pertama Pranata Komputer Pelaksana

- Lanjutan Pengadministrasi Keuangan

- Pengelola Barang Milik Negara

- Pengelola Perbendaharaan

- Pengadministrasi Umum

- Pengadministrasi

- Kepegawaian

- Bendahara

Kepala Seksi

Peragaan

Kepala Seksi

Edukasi dan

Informasi

Kepala Seksi

Dokumentasi dan

Konservasi

- Kurator Museum

- Surveyor Pemetaan Pelaksana

- Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan

- Teknisi Litkayasa Pelaksana

- Teknisi Survei

- Pengadministrasi Data

- Kurator Museum

- Pemandu Museum

- Pengadministrasi Data

- Kurator Museum

- Pemandu Museum

- Pengadministrasi Data

- Peneliti Madya

- Peneliti Pertama

- Peneliti Muda

- Penyelidik Bumi Madya

- Penyelidik Bumi Muda

- Penyelidik Bumi Pertama

- Perekayasa Utama

- Perekayasa Madya

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung

(Sumber : Museum Geologi Bandung, 2014)

Page 32: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

36

2.2.1.6 Pembagian Ruang Museum Geologi Bandung

1. Resepsionis

2. Ruang Orientasi

3. Ruang Peragaan

4. Auditorium

5. Toilet Umum

6. Toilet Staff

7. Klinik

8. Perpustakaan

9. Ruang Humas

10. Ruang Pemandu

11. Ruang Audio Visual

12. Ruang Dokumentasi

13. Ruang Koleksi 1, 2, 3, & 4

14. Ruang Pendataan

15. Ruang Penelitian & Pengambilan Sample

16. Ruang Fosil

2.2.1.7 Wawancara dengan Bapak Erwan

Wawancara diadakan pada hari Senin tanggal 09 Februari

2015, di Gedung Museum Geologi, Bandung bersama dengan salah

satu staff bagian informasi, Bapak Erwan Setiawan S,Pd. Bapak Erwan

merupakan salah satu dari sepuluh staff yang bertugas memberikan

informasi tentang Museum Geologi dimulai dari sejarah, konsep hingga

susunan museum. Bapak Erwan menjelaskana Museum Geologi

memiliki simbol geologi yang mempresentasikan udara, air, api dan

tanah. Museum Geologi merupakan peninggalan nasional dan berada di

bawah perlindungan pemerintah. Museum ini menyimpan dan

mengelola materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan,

mineral, yang dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak

1850. Menurut Bapak Erwan, Museum Geologi adalah sebuah

peninggalan bersejarah yang harus dilestarikan, namun dibutuhkan juga

sebua “gebrakan” inovasi dalam beberapa aspek, seperti misalnya

Page 33: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

37

aspek komunukasi kepada masyarakat. Penulis pun diberikan beberapa

brosur tentang Museum Geologi dengan desain yang sangat terbatas,

beliau memberitahukan bahwa hal-hal seperti inilah yang harus

diperhatikan dan dikembangkan. Perhatian dari pemerintah pun

dirasakan kurang, anggaran yang terlambat menyebabkan terhambatnya

perkembangan fasilitas dan interior museum.

Ketika ditanyakan mengenai data pengunjung, beliau mengatakan

bahwa museum hanya akan banyak pengunjung dan wisatawan asing

pada akhir pekan, pada hari biasa dipenuhi dengan rombongan anak-

anak sekolahan. Salah satu kendala yang dialami oleh Museum Geologi

adalah kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia), sehingga ketika

banyaknya rombongan yang datang, para staff pemandu mengalami

kewalahan, padahal peran seorang pemandu atau yang bisa disebut juga

sebagai “tour guide” museum sangatlah penting dalam kelangsungan

perjalanan dan penyampaian informasi di dalam museum. “Saya

pengen banget museum kita ini memiliki inovasi baru. Seperti misalnya

desain brosur, interior dan teknologi yang mendukung. Kayak buku

katalog ini, menurut saya merupakan langkah pertama dari gebrakan

inovasi. Kalau desain museumnya bagus, pasti turis – turis dari

mancanegara akan sadar akan keberadaan museum di Indonesia. Juga

pengen meng-impulse generasi muda untuk datang ke tempat kami jika

mereka bosan dengan mall atau tempat rekreasi lainnya.”- Bapak

Erwan Setiawan S,Pd.

2.2.1.8 Wawancara dengan Bapak Danang

Wawancara kedua dilakukan oleh penulis pada tanggal 9

Maret 2015 di Museum Geologi Bandung, kali ini penulis melakukan

wawancara berasama Bapak Danang untuk mendapatkan informasi dan

data yang lebih detail dari Museum Geologi. Bapak Danang sendiri

bekerja di bagian pemandu dan seksi peragaan. Beliau menjelaskan

bahwa Museum Geologi sedang dalam tahap perkembangan desain

interior ke arah yang lebih modern dan di dukung dengan teknologi

yang dapat membantu dan meningkatkan pengalaman pengunjung.Saat

Page 34: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

38

melakukan kunjungan, museum sedang kedatangan dari rombongan

pelajar tingkat SMP dan SD yang berjumlah sekitar 3800 pelajar. Dari

jumlah pengunjung yang ada beliau mengakui pihak museum

kewalahan dalam mennampung dan mengurus rombongan, ruang

peragaan hanya dapat menampung 200 orang dalam keadaan padat,

dimana standar museum seharusnya menampung 50-100 orang

maksimal. Auditorium dengan kapasitas 200 orang pun terkadang harus

dipaksa hingga 250 orang dimana 50 orang tidak mendapatkan kursi

(lesehan). Untuk menjaga kualitas museum, koleksi-koleksi museum

dibersihkan setiap hari Jumat dan untuk koleksi hasil laboratiurm

dibersihakan sebulan sekali secara rutin. Suhu ruangan yang dianjurkan

untuk bebatuan dan fosil yang dipamerkan adalah 24°C – 26°C. Dalam

pemindahan benda koleksi seperti kerangka dinosaurus harus di

pindahkan dalam keadaan terpisah dan disusun kembali di ruang

peragaan, benda koleksi juga harus dicatat apa, siapa kapan barang itu

dipindahakan.

Setelah itu penulis pun bertanya mengenai kekurangan apa saja yang

dialami pihak museum dan museum itu sendiri. Salah satu perhatian

paling besar adalah pada keamanan koleksi dan pengunjung,

dikarenakan tidak semua koleksi berat dapat dijaga secara utuh oleh

para pemandu, masih banyak anak-anak maupun orang dewasa yang

berusaha untuk menerobos batas aman koleksi untuk sekedar

menyentuh benda koleksi. Selain itu juga museum geologi masih

kebingungan dalam menentukan maskot mereka, untuk sementara

pihak museum masih menggunakan Gajah Blora (Elephas

hysudrindricus) sebagai maskot. Dan juga dengan sumber daya

manusia yang sedikit, para staff museum pun sangat berharap adanya

tambahan SDM ataupun bantuan teknologi yang dapat memudahkan

pengawasan dan kelancaran dalam memandu. Setalah wawancara,

beliau pun mengajak penulis untuk melakukan observasi dan

pengambilan foto-foto.

Page 35: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

39

2.2.1.9 Observasi

Pengamatan langsung atau survei lapangan dilakukan

langsung oleh penulis di Museum Geologi, Bandung. Bangunan

museum terlihat terawat dan dikelilingi oleh perpohonan dan taman di

sekitarnya. Lapangan parkir yang tersedia pun cukup luas sehingga

pengunjung tidak kewalahan ketika berkunjung ke sini. Ketika mulai

memasuki museum, kita diharuskan membeli tiket terlebih dahulu di

ruang cinderamata / souvenir, lalu dilanjutkan ke bagian resepsionis

untuk melakukan penitipan barang. Di dalam museum kita disambut

oleh para pemandu yang ramah dan sebuah artefak tulang Gajah Purba,

di setiap bagian gedung diberi signage sebagai petunjuk arah bagi

pengunjung, juga terdapat banyak spanduk acara, standing banner yang

terlihat sedikit berantakan. Penulis pun memulai tur museum dari

peraga Sejarah Kehidupan yang berisi tentang gambaran perkembangan

kehidupan di muka bumi dan terdapat juga kerangka Tyrannosaurus

(T.rex) yang megah, di peragaan ini juga terdapat ruangan khusus yang

menceritakan tentang manusia purba dan juga menampilkan tengkorak

manusia purba. Di peragaan lantai 1 museum geologi terlihat kuno dan

penjelasan barang-barang museum sudah ada yang mulai tidak terbaca.

Pencahayaan pada ruangan ini juga tidak konsisten, dan juga gabungan

desain yang kurang sesuai.Di lantai 2 suasana museum jauh berbeda

dibanding lantai 1, di sini pengunjung di manjakan dengan teknologi

dan desain yang lebih modern dan sangat menarik perhatian, namun

penulis mendapatkan penjelasan barang yang tercantaum atau digrafir

di kaca sulit dibaca oleh pengunjung museum, alat-alat simulasi pun

masih dalam tahap perbaikan yang tak kunjung selesai. Secara

keseluruhan museum geologi tergolong museum yang memeliki tata

letak dan sirkulasi yang rapi dan bersih, hampir tidak ditemukan

pendingin ruangan (AC) di ruang peragaan dikarenakan suhu di kota

Bandung sudah mendukung barang koleksi.

Page 36: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

40

Berikut beberapa foto hasil observasi penulis di Museum Geologi,

Bandung :

Gambar 2.5 Ruang Dokumentasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.1 Barang Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.2 Barang Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.3 Barang Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.4 Barang Koleski

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.6 Dokumentasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.7 Ruang Kerja

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.8 Ruang Kerja

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.9 Sample

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.10Hasil Penemuan

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.11 Penelitian

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.12 Peneltian

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Page 37: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

41

Gambar 2.13 Signage

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.14 Auditorium

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.15 Signage

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.16 Hall

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.17 Pameran

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.18 Pameran

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.19 Hall

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.20 Pameran

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.21 Informasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.22 Aktivitas

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.23 Aktivitas

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.24 Aktivitas

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Page 38: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

42

2.2.2 Museum Nasional Indonesia

Penulis mengambil Museum Nasional Indonesia atau juga dikenal

dengan Museum Gajah sebagai studi banding untuk mencari kesamaan dan

perbedaan dalam museum ini dengan Museum Geologi.

Persaman yang dimiliki oleh Museum Geologi dengan Museum Nasional

adalah kedua museum memiliki sirkulasi bebas, juga terdapat koleksi

prasejarah dan arkeologi. Koleksi prasejarah dan arkeologi Museum Nasional

termasuk memukau. Di dalamnya terdapat tengkorak dan fosil masnuia

purba, kerangka manusia purba dalam makam, sisa-sia alat berburu dan

bekerja. Juga terdapat tengkorak manusia Sangiran, dan tengkorak manusia

Flores. Manusia Flores/Homo Floresiensis adalah fosil manusia yang kecil

atau katai. Rangka koleksi Museum Nasional ini adalah salah satu dari tujuh

rangka manusia Flores yang menghebohkan dunia. Rangka manusia Flores

ini ditengarai merupakan penghubung antara Homo Erectus termuda yang

berusia antara 200.000 sampai 100.000 tahun, dengan Homo Sapiens tertua

yang berusia antara 20.000 sampai 13.000 tahun. Secara kelengkapan koleksi,

Museum Geologi jelas memiliki koleksi yang lebih banyak, dan mendetail,

namun untuk tampilan barang koleksi, Museum Nasional masih terlihat lebih

bagus, jelas dan mudah dipahami.

Salah satu perbedaan kedua museum ini adalah pada lokasinya, dimana

Museum Nasional terletak di pusat Jakarta. Bangunan Museum Nasional

tampak bagusdan terawat, di dalamnya dipenuhi pencahayaan yang merata

dan maksimal, desain interior nya pun lebih modern dan didukung dengan

teknologi yang cukup membantu pengujung dalam memahami barang

koleksi. Dikarenakan kota Jakarta yang terbilang memiliki suhu dan

kelembaban yang tinggi, maka sangat dibutuhkan pendingin ruangan (AC)

yang dapat memanjakan ribuan pengunjung di Museum Nasional.

Museum Nasional dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga,

tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda

bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna

Page 39: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

43

menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa

Indonesia, Hingga saat ini koleksi yang dikelola berjumlah 140.000 benda,

berikut penulis akan menjelaskan beberapa koleksi dari total 7 jenis koleksi

(Koleksi Sejarah, Koleksi Geografi, Koleksi Prasejarah, Koleksi Keramik,

Koleksi Etnografi, Koleksi Arkeologi, Koleksi Numismatik & Koleksi

Heraldik) yaitu:

Koleksi Prasejarah di Museum Nasional merupakan suatu kurun waktu pada

saat manusia belum mengenal tulisan. Di Indonesia, masa Prasejarah dimulai

sejak keberadaan manusia sekitar 1,5 juta tahun yang lalu hingga dikenalnya

tradisi tulisan pada abad ke-5 Masehi, yaitu ketika ditemukannya prasasti

Yupa di Kutai, Kalimantan Timur. Peninggalannya berupa fosil, tulang-

belulang manusia dan binatang serta artefak, yaitu benda-benda yang pernah

dibuat manusia atau dipakai sebagai alat oleh manusia. Berdasarkan bahan

dasar pembuatan alat atau teknologinya, secara umum masa prasejarah dibagi

menjadi dua jaman, yaitu jaman batu dan jaman logam. Jaman batu

menghasilkan artefak paleolitik dan mesolitik (untuk berburu dan

mengumpulkan makanan) serta artefak neolitik (untuk bercocok tanam).

Sedangkan jaman logam (paleometalik) menghasilkan artefak perunggu dan

besi. Museum Nasional memiliki berbagai jenis koleksi Prasejarah berupa

replika tengkorak manusia purba, artefak paleolitik, mesolitik, neolitik dan

artefak logam (paleometalik) serta benda-benda yang berkaitan dengan

kepercayaan kepada nenek moyang. Koleksi-koleksi tersebut antara lain

berupa kapak genggam dari batu gamping kersikan, beliung-belincung dari

batu kalsedon, kalung manik-manik dari kaca serta kapak-kapak upacara

perunggu.

Koleksi Geografi Museum Nasional saat ini terdiri dari fosil, yaitu fosil

toxaster dan amonit yang berumur antara 75 - 135 juta tahun, koleksi batuan

antara lain batuan sedimen, dan metamorf. Berbagai jenis peta antara lain

peta tentang aneka budaya bangsa Indonesia, peta dunia pada sekitar abad ke-

15 - 17 Masehi, peta Indonesia abad ke-16 Masehi, peta perkembangan kota

Batavia abad ke-16 - 18 Masehi, dan lain-lain. Di samping itu ada pula

koleksi berbagai perlengkapan navigasi seperti kompas, kronometer, sextan,

Page 40: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

44

dan lain-lain, beserta beberapa miniatur kapal, yaitu Phinisi, Lete, Nade, dan

Bali.

2.2.2.1 Informasi Umum Museum Nasional Indonesia

Lokasi : Jl. Medan Merdeka Barat No. 12, Jakarta

Pusat, DKI Jakarta, 10110

Biaya Tiket : Pengunjung Perorangan

(Dewasa Rp 5.000,- ; Anak-anak Rp 2.000,-)

Pengunjung Rombongan min 20 orang

(Dewasa Rp 3.000,- ; Anak-anak Rp 1.000,-)

Asing/Pelajar Asing Rp 10.000,-

Jam Operasional : Selasa – Jumat (08.00 – 16.00 WIB)

Sabtu – Minggu (08.00 – 17.00 WIB)

Telp : 021-3868172 & 021-3447778

Fax : 021-3811076

Email : [email protected]

Koleksi museum : mencapai 140.000 koleksi

2.2.2.2 Pembagian Ruang Museum Nasional Indonesia

1. Loket

2. Ruang Rotunda

3. Ruang Etnografi (Sumatra – Papua)

4. Taman Arkeologi

5. Ruang Prasejarah

6. Ruang Perunggu

7. Ruang Rumah Adat

8. Ruang Auditorium

9. Ruang Staff

10. Ruang Tekstil

11. Ruang Keramik

12. Ruang Manusia & Lingkungan

13. Ruang Ilmu Pengetahuan & Teknologi

14. Ruang Organisasi Sosial & Pola Pemukiman

15. Ruang Khasanah Emas & Mekanik

Page 41: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

45

Page 42: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

46

2.2.2.3 Struktur Organisasi Museum Nasional Indonesia

Kepala Museum

Bagian Tata Usaha

Perencanaan & Tata

Letak Usaha

Keuangan &

Kepegawaian

Bagian Rumah Tangga

Bidang Pengkajian &

Pengumpulan

Seksi Identifikasi &

Klasifikasi

Seksi Pencarian &

Pengumpulan

Seksi Katalogisasi

Bidang Perawatan &

Pengawetan

Seksi Observasi

Seksi Perawatan

Seksi Pengawetan

Bidang Penyajian &

Publikasi

Seksi Peracangan

Seksi Penyajian

Seksi Publikasi

Bidang Kemitraan &

Promosi

Seksi Layanan &

Edukasi

Seksi Kemitraan

Seksi Promosi

Bidang Registrasi &

Dokumentasi

Seksi Registrasi

Seksi Dokumenasi

Seksi Perpustakaan

Diagram 2.2 Struktur Organisasi Museum Nasional

(sumber : Museum Nasional Indonesia, 2014)

Page 43: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

47

Berikut beberapa foto hasil observasi penulis di Museum Nasional, Jakarta :

Gambar 2.25 T. Arkeologi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.26 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.27 Informasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.28 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.29 Manusia Purba

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.30 Ceiling

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.31 Informasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.32 Java Man

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.33 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.34 Pencahyaan

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.35 R. Pameran

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.36 Informasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Page 44: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

48

Gambar 2.37 Ikon Museum

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.38 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.39 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.40 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.41 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.42 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.43 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.44 Signage

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.45 Signage

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.46 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.47 Informasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.48 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Page 45: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

49

2.2.3 Museum Bank Indonesia

Penulis mengambil Museum Bank Indonesia untuk mempelajari

sirkulasi dan suasana yang diciptakan oleh Museum BI.

Sirkulasi Musem Bank Indonesia adalah sirkulasi terarah (direct plan)

dengan story-telling bertahap yang menurut penulis sangatlah tertata dan

mudah dipahamai oleh pengunjung. Museum BI memberikan pengalaman

kepada pengunjung dengan suasana yang dramatis, namun ketika sudah

terbiasa pengunjung akan dimanjakan dengan suasana museum yang cozy,

pengalaman yang didapat penulis sendiri ketika mengunjungi museum BI

adalah kita di arahakan sepenuhnya dengan jalan cerita museum, namun tetap

merasa bebas dan nyaman dikarenakan suasan ruangan yang tidak terlalu

terang dan pencahayaan fokus membuat penulis nyaman dan fokus.

Namun yang menjadi permasalahan dalam museum BI ini adalah ketika

museum ramai akan pengunjung, dikarenakan sirkulasi yang harus terus

berjalan searah maka kita diharuskan untuk tetap bergerak maju meskipun

kita belum selesai membaca dan memahami sejarah yang disajikan. Dalam

sekali tur, museum BI dapat menampung 200 orang yang dibagi dalam 4

kelompok.

Untuk akustik pada museum BI sendiri hampir berbeda pada tiap bagian,

pada bagian depan kita akan mendengakan lagu-lagu proklamasi dan juga

adiiringi dengan suara-suara pejuang. Pada bagian krisis moneter 1998,

akustik ruangan menjadi lebih dramatis untuk menciptakan suasana yang

mirip pada tahun 1998 di Indonesia. Dan pada bagian akhir museum pun kita

diiringi dengan musik yang slow yang menceritakan berakhirnya krisis

moneter & kebangkitan kembali Indonesia untuk menjadi negara yang lebih

baik lagi.

Page 46: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

50

Berikut beberapa foto hasil observasi penulis di Museum Bank Indonesia, Jakarta :

Gambar 2.49 Museum BI

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.50 Auditorium

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.51 Teknologi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.52 Biografi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.53 Informasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.54 Informasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.55 Sejarah

(Sumber : Jeffrey Riady)

Gambar 2.56 Timeline

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.57 Dekoratif

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.58 Informasi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.59 Koleksi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Gambar 2.60 Teknologi

(Sumber : Jeffrey R, 2015)

Page 47: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

51

2.2.4 UW-Madison Geology Museum

UW- Madison Geology Museum (UWGM) adalah museum geologi

dan paleontologi di gedung barat Universitas Wisconsin-Madison. Fokus

utama dari museum adalah mengadakan pameran, sosialisasi kepada

masyarakat dan penelitian. Museum ini menduduki posisi kedua dengan

kunjungan terbanyak, di posisi pertama ada Chazen Museum of Art. Tiket

masuk UWGM tidak dikenakan biaya.

Terdapat lebih dari 1000 koleksi yang diapajang pada 66 kotak pameran

dengan luas bangunan mencapai 280m2. Museum ini memamerkan batuan

dan mineral, fosil ikan, invertebrata dan vertebrata, juga terdapat gletser,

meteorit dan tanaman fosil.

Berikut beberapa pameran di museum ini adalah :

1. Batu dan Mineral

Bagian depan museum menyambut pengunjung dengan ratusan contoh

batuan dan mineral. Mineral yang dipamerkan disusun berdasarkan

kriteria masing-masing. Spesimen yang dipamerkan dari tiga jenis batu

Gambar 2.61 UW-Madison Geology Museum

(Sumber : chungenliu.blogspot, 2013)

Page 48: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

52

masing-masing memiliki perbedaan karakteristik antara sedimen,

metamorf dan batuan beku. Di dalam ruangan ini juga pengunjung bisa

menyentuh sepotong tembaga besar (589kg).

2. Meteorit

Pada bagian pintu masuk dipamerkan berbagai meteorit, termasuk

meteorit Trenton (1858), meteroit Algoma (1887) dan meteorit Kilborn

(1916). Kedua batu dan besi meteorit juga dipamerkan, termasuk

spesimen dari Argentina, Namibia dan sebuah bongkahan meteorit

(136kg) Canyon Diablo dari Holbrook, Arizona (25.000 – 50.000 tahun

yang lalu).

3. Fluoresecent Display

Di bagian museum terdapat bagian Black Light Display, batuan dan

mineral tampak normal namun ketika diberi sinar ultraviolet, batuan

akan memberikan percikan warna-warna cerah yang biasa disebut

fluoresensi.

Umumnya fluoresensi disebabkan oleh adanya aktivator dalam mineral.

Aktivator merupakan unsur kimia yang mempengaruhi struktur kristal

normal mineral itu. Di ruangan ini, penunjung yang memakai pakaian

putih juga akan berubah warna karena efek dari deterjen yang kita

pakai.

4. Fosil

Sekitar 2/3 bagian museum dikhususkan untuk invertebrata, vertebrata,

tanaman dan jejak-jejak fosil. Terdapat kerang Cephalodopa dengan

panjang 10-kaki.

5. Dinosaurus

Ruang vertebrata juga dipamerkan berbagai jenis dinosaurus, termasuk

kerangka Edmontosaurus yang mencapai 10m, tengkorak kepala dari

Tyrannosaurus rex, Triceratops dan Pachycephalosaurus.

Di dalam museum juga terdapat sebuah jendela besar yang dapat

melihat ke dalam Prep Lab dimana dinosaurus dan fosil-fosil yang

baru ditemukan dibersihkan.

Page 49: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

53

Page 50: BAB 2 - library.binus.ac.id · LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ... zona dasar (Glenn Arbonies, 1973:680) : 1. ... keamanan koleksi dan sistem HVAC dalam mempertahankan suhu secara

54