bab 2 praktikum mekanika tanah
DESCRIPTION
Laporan Mekanika TanahTRANSCRIPT
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
9
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
BAB 2
UJI LAPANGAN
2.1 LANDSAN TEORI
Penelitian di lapangan merupakan lanjutan dari sebuah teori yang
selama ini dipelajari dalam perkuliahan dan sebagai penunjang dasar bagi
perencanaan dalam merencanakan bangunan yang stabil, aman, dan ekonomis.
Sehingga hal tersebut merupakan suatu bagian proses yang vital dalam
perencanaan bangunan. Untuk mencapai hal tersebut perencana harus mengerti
bagaimana bangunannya kelak akan terpengaruh oleh keadaan tanah tersebut.
Secara umum tanah dapat dipelajari dengan pendekatan pedologi dan pendekatan
edaphologi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta
faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara
pengamatan tanah di lapangan disebut pedologi. Dalam hal ini tanah dipandang
sebagai suatu benda alam yang dinamis. Meskipun demikian penemuan-penemuan
dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat dalam bidang pembuatan
bangunan teknik sipil, sedangkan pendekatan edhapologi lebih ke arah
pertaniannya. Jadi, penelitian lapangan di sini bukan hanya meliputi tanah yang
menjadi tumpuan sebuah bangunan (pondasi) melainkan juga mengenal
lingkungan yang mungkin bisa memberikan keterangan tambahan yang berguna
bagi perencana. Tidak semua penelitian tanah dilakukan di dalam laboratorium,
bila memungkinkan beberapa percobaan bisa dilakukan di lapangan. Hal ini selain
untuk lebih mempermudah proses pengerjaan juga untuk mempersingkat waktu.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
10
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.2 TES SONDIR
2.2.1 Tujuan Penyelidikan
Adapun tujuan dari tes sondir ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kedalaman tanah keras ( qc = 150 kg/cm2 )
2. Mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan ujung konus (hambatan
pelekat), serta perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
2.2.2 Landasan Teori
Tes sondir adalah salah satu survey lapangan yang berguna untuk
memperkirakan letak lapisan tanah keras. Tes ini baik dilakukan pada lapisan tanah
lempung. Dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan
penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan
dalam gaya per satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser
tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan
perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada
manometer komponen utama sondir adalah konus yang dimasukan kedalam tanah
dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak kebawah
karena ditekan, dibaca pada saat manometer setiap kedalaman 20 cm
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
11
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.2.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan tes sondir ini adalah
sebagai berikut :
1. Mesin sondir
2. Stang sondir
3. Mantle cone
4. Friction cone
5. Jangka spiral
6. Ambang penekan
7. Peralatan panjang
8. Kunci inggris
9. Cangkul
Gambar 2.1 (1) Alat Sondir, (2) Stang Sondir, (3) Kunci Inggris, (4) Mantel Cone. Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah, 2014
2.2.4 Prosedur Percobaan
Adapun percobaan yang harus dilakukan pada tes sondir ini adalah sebagai
berikut :
1. Membersihkan lokasi pekerjaan lalu pasanglah dua atau empat jangka spiral
sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki
sondir.
(1) (2) (3) (4)
ASUSArrow
ASUSTypewriterini kayanya alat buat cbr lapangan deh
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
12
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2. Menjepit rangka sondir dengan ambang pada jangka tersebut, lalu atur posisi
sondir agar tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang samping.
3. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan membuka kran manometer,
lalu memasang kunci piston pada ujung piston.
4. Menekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar semua.
5. Setelah oli yang lama habis, mengisi oli dari lubang pengisian sampai penuh,
menggerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk menghilangkan
gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara, menutup kembali lubang
pengisian.
6. Menutup salah satu kran manometer, menekan kunci piston pada alas rangka,
memperhatikan kenaikan jarum manometer, menghentikan penekanan dan
menahan (kunci) stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25 % ke
maksimal manometer. Bila terjadi penurunan pada jarum manometer berarti
ada kebocoran antara lain pada sambungan-sambungan napel, baut penutup oli
atau pada seal piston. Melakukan hal yang sama untuk manometer yang
lainnya.
7. Memasang friction cone/mantle cone pada drad stang sondir berikut stang
dalamnya. Menempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat pada
rangka sondir tepat di bawah ruang oli. Memasang kop penekan.
8. Mendorong traker, pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol pemutar
sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan dan pengukuran siap
dilakukan.
9. Memberi tiang sondir tanda tiap 20 cm dengan type x, gunanya untuk
mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.
10. Memutar kembali engkol pemutar sehingga patent friction cone/mantle cone
masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm (lihat tanda type x),
memutar engkol pemutar sedikit dengan arah berlawanan, menarik traker ke
depan dalam posisi lubang bulat.
11. Membuka kran yang menuju manometer 60 kg/cm2.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
13
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
12. Memutar kembali engkol pemutar sehingga stang dalam tertekan ke dalam
tanah dengan kecepatan 2 cm/detik. Stang dalam akan menekan piston lalu
akan menekan oli di dalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada
manometer. Mantle cone hanya akan mengukur tahanan ujung konus (qc)
sedangkan friction cone akan mengukur tahanan ujung konus dan gesekan
dinding terhadap tanah.
13. Menekan stang, mencatat angka penunjukkan pertama pada jarum manometer
teruskan penekanan sampai jarum manometer bergerak yang kedua kalinya.
14. Melakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarum manometer.
Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer, tutup kran
manometer tersebut dan kran manometer yang berkapasitas besar dibuka.
Stang sondir jangan menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan
tekanan secara drastis dan merusak manometer.
15. Memutar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu memindahkan posisi
traker kembali menjadi posisi lubang terpotong. Melakukan penekanan
kembali sejarak 20 cm berikutnya dan mengulang prosedur 12 sampai 14.
16. Setelah mencapai kedalaman 1 meter, stang sondir perlu ditambah. Menaikkan
terlebih dahulu piston penekan agar stang sondir dapat disambung.
Menggunakan kunci pipa untuk mengencangkannya. Mengulangi prosedur 8
sampai 15.
17. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari 150
kg/cm2) penyelidikan dihentikan).
18. Stang sondir yang sudah ditanam dapat dicabut kembali dengan cara sebagai
berikut :
a. Memutar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.
b. Menarik traker pada posisi lubang terpotong.
c. Mendorong traker pada posisi lubang terpotong.
d. Memutar engkol pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai stang
sondir berikutnya terlihat.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
14
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
e. Menahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian
dibawahnya tidak jatuh.
f. Melepaskan stang sondir bawah dengan kunci pipa yang lainnya.
g. Mengulangi prosedur ini untuk stang sondir berikutnya
Gambar 2.2 Keterangan Alat Sondir Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah, 2014
Keterangan Gambar
1. Gigi penekan
2. Gigi cepat
3. Gigi lambat
4. Tiang pelurus
5. Rantai
6. Stelan rantai
7. Engkol pemutar
8. Ruang oli
9. Kunci tiang
10. Traker
11. Manometer
12. Kaki ruang oli
13. Stang sondir
14. Kunci tiang
15. Kaki sondir
16. Jangkar spiral
17. Stang dalam
18. Patent konus
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
10
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
19. Lubang pengisian oli
20. Platon
21. Oli seal
22. Ring penahan seal
23. Mur penahan seal
24. Kunci piston
25. Kop penarik
26. Bikonus
Gambar 2.3 Posisi Alat Sondir Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah,2014
Posisi A
Stang sondir menekan bikonus sampai kedalaman tertentu, stang dalam
(plunger) belum ditekan (belum ada pengukuran).
Posisi B
Stang dalam ditekan masuk sedalam 4 cm, ujung bikonus menembus
lapisan tanah. Tahanan konus diukur oleh manometer dengan perantaraan stang
dalam.
Posisi C
Stang dalam ditekan terus, ujung bikonus dan dinding gesek bergerak
bersama-sama menembus lapisan tanah. Jumlah tahanan konus dan hambatan
pelekat diukur oleh manometer dengan perantaraan stang dalam.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
15
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Posisi D
Stang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek
bergabung lagi. Bikonus siap melakukan penetrasi untuk pengukuran pada
kedalaman selanjutnya.
2.2.5 Hasil Pemeriksaan
Lokasi pengujian sondir ini adalah halaman parker seberang kampus G,
Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Depok. Pemeriksaan di lapangan dilakukan
berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul. Adapun dalam pelaksanaan
pengujian sondir, spesifikasi alat sondir menggunakan dimensi bikonus berikut:
1. Diameter ujung bikonus ( Dc ) = 3,56 cm
2. Diameter selimut geser ( Dg ) = 3,56 cm
3. Tinggi selimut geser ( hg ) = 13,3 cm
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
16
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 1 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 28-11-2014
Tabel 2.1 Sondir Test
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kedalaman Qc Perlawanan Perlawanan Hambatan JHP
Hambatan Jumlah Gesek Pelekat (5)
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) ((3)-(2)) (5D/hg)x(4) (kg/cm) (D/4hg)x(4)
0,000 5,000 15,000 10,000 13,383 13,383 0,699
20,000 2,000 10,000 8,000 10,707 24,090 0,535
40,000 4,000 12,000 8,000 10,707 34,797 0,535
60,000 4,000 20,000 16,000 21,414 56,211 1,071
80,000 4,000 22,000 18,000 24,090 80,301 1,205
100,000 6,000 60,000 54,000 72,271 152,571 3,614
120,000 15,000 50,000 35,000 46,842 199,414 2,342
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
17
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 2 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 28-12-2014
PENYELIDIKAN LAPANGAN GRAFIK SONDIR
Gambar 2.4 Penyelidikan Grafik Sondir (Komputerisasi)
2.2.6 Perhitungan
ASUSTypewriterpage break
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
18
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Dimensi alat bikonus :
a. Diameter ujung bikonus ( Dc ) cm = 3,56 cm
b. Diameter selimut geser ( Dg ) cm = 3,56 cm
c. Tinggi selimut geser ( hg ) cm = 13,30 cm
Hasil pengukuran :
a. Tekanan konus ( qc ) kg/cm2 : 5,000 ; 2,000 ; 4,000 ; 6,000 ; 15,000
b. Jumlah Hambatan ( JH ) kg/cm2 : 15,000 ; 10,000 ; 12,000 ; 20,000 ;
22,000 ; 60,000 ; 50,000
1. Luas potongan melintang bikonus (Ac) = Dc2.
Gaya geser yang bekerja (P) = Ac (JH qc)
= Ac (15,000-5,000)
= Ac 10,000
2. Luas selimut geser (Ag) = Dg hg
3. Hambatan pelekat (HP) = 20Ag
P
= hg
qc)(JH Dc 5
20 faktor pembacaan (pembacaan tiap penurunan 20 cm)
Untuk harga Dc = Dg = D
Hg = 10,00 cm
Maka, HP = 13,383 qc)(JH 2
D
4. Jumlah hambatan pelekat (JHP) = HP13,383
5. Hambatan setempat (HS) =Ag
P
= qc)(JH Ag
Ac
= hg x 4
qc)(JH Dc
Untuk harga Dc = Dg = D
Hg = 10 cm
ASUSArrow
ASUSLine
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
19
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Maka, HS = qc)JH(40
D
Kedalaman 100 cm
Hambatan Pelekat = qc)(JHhg
5D
= )000,10000,15(3,13
56,35
= 13,383
Hambatan = qc)-JH(hg4
D
= )000,10000,15(3,134
56,3
= 0,669
2.2.7 Kesimpulan dan Analisis
Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan di lapangan diperoleh bahwa pada kedalaman
120 cm belum ditemukan keadaan tanah keras namun hambatan geser pada
kedalaman tersebut lebih kecil dibandingkan pada kedalaman 100 cm. Pada
kedalaman 120 cm didapat nilai Qc sebesar 15,000 kg/cm2 dengan nilai hambatan
gesek sebesar 35,000 sedangkan pada kedalaman 100 cm didapat nilai Qc sebesar
6,000 kg/cm2 dengan hambatan geser sebesar 54,000
Analisis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, seperti
kerusakan alat sondir pada saat melakukan percobaan sehingga tidak bisa mencapai
kedalaman lebih dari 120 cm dan karakteristik tanah di lapangan adalah tanah
urugan sehingga kemungkinan banyak batuan ataupun beton di dalam tanah.
2.3 Hand Bor
ASUSLine
ASUSArrow
ASUSTypewriterpage break
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
20
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.3.1 Tujuan Penyelidikan
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil sampel tanah dari
berbagai kedalaman. Biasanya dilakukan disamping lubang sondir agar didapatkan
kolerasi antara kekuatan tanah dengan jenis tanah yang dikandungnya. Kedalaman
maksimum yang dapat dilakukan oleh bor tangan adalah 10 meter dan hanya untuk
tanah lunak.
2.3.2 Landasan Teori
Percobaan ini diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) dan
contoh tanah tidak terganggung (undisturbed sample). Disturbed sample adalah
contoh tanah yang diambil tanpa ada usaha yang dilakukan untuk melindungi
struktur asli tanah tersebut. Undisturbed sample adalah contoh tanah yang masih
menunjukkan sifat asli tanah. Contoh undisturbed ini secara ideal tidak mengalami
perubahan perubahan struktur, kadar air dan susunan kimia. Contoh tanah yang
benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, tetapi untuk pelaksanaan yang baik maka
kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin.
2.3.3 Peralatan
Adapaun peralatan yang harus digunakan dalam prakutikum Tes Sondir ini
adalah :
1. Driling rod (Stang bor)
2. Iwan type auger (Bor iwan)
3. Straigh choping auger (Bor pahat)
4. T-pice (Pemutar)
5. Tube adaftor (Soket)
6. Turning rod (Stang pemutar)
7. Sampling tube (Tabung contoh)
8. Rod head (Kepala penumbuk)
9. Allen key (Kunci L)
10. Pipe wrench (Kunci inggris)
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
21
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
11. Hammer (Palu)
12. Stell wire brush (Sikat baja)
13. Paraffin (Lilin)
14. Vertical guide (Stang penghantar)
15. Sample extruder (Pengeluar contoh)
16. Choping ladle (Centong)
17. Butane field heater (Kompor gas)
18. Mixing bowl (Cawan stainless)
19. Sample can (Kaleng lapangan)
Gambar 2.4 (1) Bor Iwan, (2) Stang Pemutar, (3) Stang Bor, (4) Tabung Contoh
(5) Cawan, (6) Palu dan (7) Pahat. Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah, 2014
2.3.4 Prosedur Percobaan
(1) (2) (3) (4)
(5) (6) (7)
ASUSTypewriterpage break
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
22
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Adapun percobaan yang harus dilakukan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Menekan auger ke dalam tanah sambil diputar, setelah contoh tanah mengisi
auger sampai penuh kemudian diangkat dengan hati-hati.
2. Mengeluarkan sampel tanah dari dalam bor iwan untuk dibuat deskripsi jenis
tanah dan bahan. Membersihkan daerah sekitar lubang yang akan dibor.
3. Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras)
pada stag bor lalu memasang pemutarnya.
4. Menekan bor iwan ke dalam tanah sambil diputar, setelah sampel tanah
mengisinya sampai bahan yang dikandungnya, menyimpannya dalam kaleng
lapangan atau plastik dan memberikan label yang berisi keterangan nomor titik
bor, kedalaman, tanggal dan sebagainya.
5. Mengulangi prosedur 3 dan 4 sampai kedalaman yang diinginkan. Sampel
tanah yang didapat adalah sampel tanah yang tidak asli (disturbed sample) dan
hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.
6. Mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed sample), digunakan tabung
sampel. Auger yang tadi digunakan diganti dengan tabung sampel yang telah
disambung dengan soket. Memasukkan ke dalam lubang yang telah berbentuk.
Bila tanah cukup lunak tabung sampel ditekan perlahan-lahan sampai masuk
sedalam 40 cm, kemudian diputar satu kali untuk melepaskan atau memotong
sampel tanah pada dasar tabung kemudian diangkat. Bila tanahnya cukup keras
sehingga tabung tidak bisa ditekan masuk, gunakan palu untuk memukulnya
perlahan-lahan.
7. Setelah mendapatkan sampel tanah asli dalam tabung, melepaskan soket lalu
membersihkan dinding luar tabung.
8. Kemudian melakukan hal yang sama untuk ujung yang lainnya. Sampel tanah
sudah terlindung dari pengaruh sekitarnya.
9. Menuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/bawah,
tanggal pengambilan sampel dan sebagainya.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
23
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
10. Sampel tanah asli ini sebaiknya dimasukkan kembali ke dalam tabung
pelindung terutama bila tempat pemeriksaan/laboratorium cukup jauh dari
tempat pengeboran.
11. Pada perawatan lakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membersihkan mata bor dan stangya setiap kali selesai dipasang lalu lumuri
oli dengan secukupnya untuk menghindari karat.
b. Sebelum dipakai, tabung contoh harus dalam keadaan bersih dan bagian
dalamnya diberi pelumas sehingga tanah bisa masuk maupun keluar dengan
mudah.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
24
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Gambar 2.5 Bagian Bagian Hand Bor
Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah, 2014
Keterangan Gambar
1. Stang Engkol Pemutar
2. T-stuck Pemutar
3. Stang Bor
4. Iwan Auger
5. Palu
6. Kepala Penumbuk
7. Stick Apparat
8. Tabung Contoh
2.3.5 Hasil Pemeriksaan
Lokasi penelitian terletak di Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan
Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Pemeriksaan di lapangan
dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul. Hasil pemeriksaannya
dapat dilihat pada Tabel 2.2
ASUSHighlight
ASUSTypewriterspasi 1
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
27
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 3 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 29-12-2014
Tabel 2.2 Pemeriksaan Hand Bor
KEDALAMAN
(CM) JENIS TANAH DESKRIPSI TANAH
0 Lempung Organik Merah kecoklatan, kering, kasar
20 Lempung Organik Merah kecoklatan, sedikit lembab,
kasar
40 Lempung Organik Merah kecoklatan, lembab, kasar
60 Lempung Merah kecoklatan, lembab, lunak
sedikit kasar
80 Lempung Merah kecoklatan, lembab, sedikit
basah, lunak
100 Lempung Merah kecoklatan, basah, lunak
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
28
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Gambar 2. Profil Tanah Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah, 2014
2.3.6 Kesimpulan dan Analisis
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, sampai kedalaman 100
cm karakteristik tanah hampir sama, dari kedalaman 0 cm 40 cm tergolong tanah
lempung oranaik dengan karakteristik merak kecoklatan, kering dan kasar, pada
kedalaman 60 cm100 cm sudah termasuk tanah lempung dengan karakteristik
tanah merah kecoklatan, lembab dan lunak.
ASUSTypewriterpakein kop trus tulisannya boring log
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
29
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.4 DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
2.4.1 Tujuan Penyelidikan
Menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) sub grade, sub base
atau base coarse suatu sistem perkerasaan jalan, dilakukan secara tepat dan praktis
sebagai pekerjaan quality control pembuatan jalan.
2.4.2 Landasan Teori
DCP atau Dynamic Cone Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung di tempat (in situ). Daya dukung
tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas hasil test DCP
yang dilakukan dengancara mengukur berapa dalam ujung konus masuk ke dalam
tanah dasar tersebut setelah mendapat tumbukan palu geser pada landasan batuan
utamanya. Korelasi antara banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung konus dari alat
DCP ke dalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah dasar pada titik-
titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk setiap tumbukan artinya makin
lunak tanah yang diuji, data yang setelah diolah akan menghasilkan CBR lapangan
tanah dasar pada titik yang ditinjau.
2.4.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam melakukan percobaan DCP ini
adalah sebagai berikut :
1. Alat DCP
2. Kantong Alat
3. Konus
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
30
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Gambar 2.6 (1) Batang atas pengarah palu, (2) batang bawah dan konus
Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah, 2014
2.4.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam percobaan DCP ini adalah
sebagai berikut :
1. Meletakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji.
2. Memegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus (vertical) di atas
dasar yang rata dan stabil, kemudia mencatat pembacaan awal mistar pengukur
kedalaman.
3. Mencatat jumlah tumbukkan.
a. Mengangkat penumbuk pada tangkai bagian as dengan hati-hati sehingga
menyentuh batas pegangan.
b. Melepas penumbuk sehingga jatuh bebas dan teretahan pada landasan.
c. Melakukan langkah-langkah a dan b, mencatat jumlah tumbukkan dan
kedalaman pada formulir.
4. Langkah-langkah setelah pengujian :
a. Menyiapkan peralatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
31
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
b. Mengangkat penumbuk dan memukulkan beberapa kali dengan arah ke atas
sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke atas
permukaan tanah.
c. Melepaskan bagian-bagian yang tersambung secara berhati-hati,
membersihkan alat dari kotoran dan simpan pada tempatnya.
d. Menutup kembali lubang uji setelah pengujian.
2.4.5 Hasil Pemeriksaan
Lokasi penelitian terletak di Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan
Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Pemeriksaan di lapangan
dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul. Grafik 2.3 merupakan
grafik hubungan nilai DCP dengan nilai CBR, Tabel 2.2 merupakan tabel percobaan
Dynamic Cone Penetrometer serta Grafik 2.4 merupakan grafik hubungan
kumulatif tumbukan dengan kumulatif penetrasi.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
32
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol.
M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 4 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : -12-2014
Gambar 2.7 Grafik Hubungan Nilai DCP dengan Nilai CBR Sumber: SNI 03-4153
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
33
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol.
M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 5 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 29-12-2014
Tabel 2.2 Percobaan Dynamic Cone Penetrometer
Banyak Kumulatif Pembacaan Penetrasi Kumulatif
DCP CBR Tumbukan Tumbukan
Mistar
(mm) (mm) Penetrasi
0 0 1000 0 0
37,500 5,084
1 1 970 30 30
1 2 940 60 60
1 3 910 90 90
1 4 865 135 135
1 5 825 175 175
1 6 795 205 205
1 7 750 250 250
1 8 700 300 300
1 9 625 375 375
50,000 3,678
1 10 560 440 440
1 11 500 500 500
1 12 440 560 560
1 13 390 610 610
1 14 320 680 680
1 15 250 750 750
1 16 195 805 805
1 17 180 820 820
1 18 155 845 845
1 19 130 870 870
1 20 90 910 910
1 21 55 945 945
1 22 45 955 955
1 23 0 1000 1000
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
34
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol.
M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 6 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : -12-2014
Gambar 2.8 grafik Hubungan Kumulatif Tumbukan dengan Kumulatif Penetrasi
(Komputerisasi)
0
200
400
600
800
1000
1200
0 5 10 15 20 25
Kum
ula
tif
Pen
etra
si (
mm
)
Kumulatif Jumlah Tumbukan
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
35
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.4.6 Perhitungan
Contoh Perhitungan
DCP = Tumbukan Kumulatif
(mm) Penetrasi Kumulatif
= 1
30
= 30 mm/tumbukan
CBR = 101,325 1,125log (30)
CBR = 4,305%
2.4.7 Kesimpulan dan Analisis
Berdasarkan data yang didapat dari percobaan DCP menunjukkan bahwa
semakin besar nilai CBR maka semakin besar nilai berat volume kering(d),
semakin kecil nilai angka pori (e) dan porositas (n). Sehingga dapat dikatakan
semakin besar nilai CBR suatu tanah maka tanah tersebut semakin padat. Pada
penetrasi terakhir yakni pada kedalaman 1000 mm atau 100 cm didapatkan nilai
CBR sebesar 4,305%.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
36
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.5 CBR Lapangan (Field CBR)
2.5.1 Tujuan Penyelidikan
Test ini dimaksudkan untuk memeriksa harga CBR (California Bearing
Ratio) langsung di tempat/di lokasi pemadatan atau bila diperlukan dapat dilakukan
dengan mengambil sampel tanah dengan cetakan CBR (Undisturb). CBR lapangan
adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan atau bahan tanah atau
perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang
sama.
2.5.2 Landasan Teori
CBR lapangan adalah perbandingan beban penetrasi suatu lapisan atau
bahan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama. Gunanya untuk mendapatkan nilai CBR asli di
lapangan sesuai dengan kondisi tanah saat itu dimana tanah dasarnya sudah tidak
akan dipadatkan lagi. Pemeriksaan dilakukan saat kadar air tanah tinggi atau dalam
kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
2.5.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan CBR ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengunci
2. Ambang penahan
3. Engkol pemutar
4. Tiang penghantar
5. Proving ring
6. Dial proving ring
7. Magnetic dial
8. Dial pergeseran
9. Jembatan bantu
10. Piston
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
37
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
11. Beban alur
12. Beban bulat
13. Angker
Gambar 2.8 Dial Proving Ring (1), Dial Pergeseran (2), Jembatan Bantu (3),
Beban Bulat (4) dan Tiang Penghantar (5). Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah,2014
(1) (2) (3)
(4) (5)
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
38
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.5.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan praktikum
CBR ini adalah sebagai berikut :
Persiapan Tempat
1. Menggali sampai permukaan tanah yang dikehendaki dan ratakan permukaan
tanah ini hingga datar. Membersihkan semua bahan yang lepas untuk tempat
pengujian pada jalan dibawah perkerasan cukup dibersihkan dari kotoran
sampai kedalaman yang diperlukan.
2. Memulai pengujian atau persiapan pengambilan sampel asli secepat mungkin
sesudah persiapan tempat. Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah
harus ditutup dengan lembaran plastik untuk menghindarkan perubahan kadar
air.
Pemeriksaan
Setelah persiapan tempat selesai dilakukan, maka pemeriksaan untuk
CBR lapangan pun dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memasang tiang penghantar untuk menjangkarkan ambang penahan pada
bagian atas atau pada pangkal tisng penghantar, kemudian pasang pengunci.
Mengatur sedemikian rupa hingga tiang penghantar berdiri tegak dan kokoh.
2. Menyambung piston penetrasi dengan pipa set supaya jarak piston dengan
permukaan tanah sekitar 1 2 cm.
3. Meletakkan jembatan bantuan di sebelah pipa set.
4. Memasang magnetic dial holder pada piston penetrasi, atur lengannya agar dial
menyentuh jembatan bantuan.
5. Meletakkan plat distribusi beban diameter 10 inchi di bawah piston penetrasi,
bila perlu gunakan bahan tambahan.
6. Menurunkan piston dengan memutar engkol jack sampai proving ring
menunjukkan beban yang sama dengan berat beban yang dipasang.
7. Mengatur dial proving ring dan dial penetrasi agar menunjukkan angka nol.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
39
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
8. Memutar engkol jack dengan kecepatan konstan agar kecepatan penetrasi
mencapai 0,05/menit (1,27 mm/menit).
9. Membaca dial proving pada penetrasi
0,0125 (0,318 mm)
0,025 (0,26 mm) 0,05 (1,27 mm) 0,075 (1,91 mm) 0,10 (2,54 mm) 0,15 (3,81 mm) 0,20 (5,00 mm) 0,30 (7,62 mm) 0,40 (10,16 mm) 0,50 (12,7 mm)
10. Menentukan Kadar Air dan Berat Isi Bahan Setempat
Jumlah Pemeriksaan
a. Melaksanakan pemeriksaan harus paling sedikit 3 kali dengan jarak
minimum 30 cm.
b. Apabila hasil pemeriksaan tersebut masih dalam batas toleransi, maka harga
CBR lapangan ditetapkan sama dengan rata-rata dari hasil pemeriksaan.
c. Apabila hasil pemeriksaan ini melebihi dari toleransi, maka harus dilakukan
lagi 3 kali pemeriksaan. Nilai CBR ini ditetapkan sama dengan rata-rata dari
hasil 6 pemeriksaan.
d. Batas-batas toleransi lapangan :
CBR < 10% : +3%
CBR 10 30% : +5% CBR 30 60 % : +10% CBR >60% : +25% .
11. Membereskan semua peralatan yang sudah dipakai.
12. Menghitung semua hasil pengujian, lalu masukkan harga CBR lapangan bila
perlu harga kadar air dan berat isinya.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
40
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Catatan :
Bila muka tanah dibawah keping beban tidak rata, usahakan dengan
menambah lapisan pasir setipis mungkin sehingga muka tanah betul-betul rata.
Perawatan
Untuk menjaga agar peralatan yang digunakan dalam percobaab CBR
lapangan tetap baik, maka dilakukan perawatan sebagai berikut :
1. Menjaga ujung piston penetrasi agar tidak terpukul benda keras yang bisa
menyebabkan cacat sehingga mengurangi luas permukaan.
2. Membersihkan drat pipa set dengan sikat baja lalu lumasi oli.
3. Bila saat jack diputar tidak lancer / berbunyi , buka baut L dengan kunci L
yang sesuai kemudian periksa gigi-gigi dalamnya. Mengencangkan baut (borg)
yang longgar dengan kunci L kemudian tambahkan stempel secukupnya.
Perhatian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan percobaan
CBR lapangan ini, yaitu :
1. Pada saat penekanan, engkol pemutar diputar dengan hati-hati sesuai dengan
kecepatan yang telah ditentukan.
2. Waktu piston menekan, piston tidak boleh melebihi batas maksimum yang
telah diberi tanda garis.
2.5.5 Hasil Pemeriksaan
Lokasi pengeboran dilakukan di halaman parkir seberang Kampus G
Gunadarma, Kelapa Dua, Depok. Pemeriksaan di lapangan dilakukan berdasarkan
cara-cara yang tertera pada modul praktikum mekanika tanah.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
41
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 8 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : CBR Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 1-12-2014
Tabel 2.3 Pemeriksaan CBR Lapangan
Pengujian Kepadatan : Ringan/Berat
No Kadar Air
A Nomor Tin Box I II III
B Berat Tin Box (gr) 9,50 9,20 9,10
C Berat Tin Box + Tanah Basah (gr) 21,40 23,70 26,00
D Berat Tin Box + Tanah Kering (gr) 19,80 20,30 21,70
E Berat Tanah Kering (D-A) (gr) 10,30 11,10 12,60
F Berat Air (C-D) (gr) 1,60 3,40 4,30
G Kadar Air % E
F =w 100 (%) 15,53 30,63 34,13
Rata - rata (%) 26,67
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
42
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 9 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : CBR Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 1-12-2014
Tabel 2.4 Pemeriksaan Berat Isi pada CBR Lapangan
No BERAT ISI
H Nomor ring gr I
I Berat ring gr 36,70
J Volume ring cm3 22,27
K Berat ring + tanah basah gr 78,30
L Berat tanah basah gr 41,60
M Berat isi basah (L)/(J) gr/cm3 1,87
N Berat isi kering = %100
100
G
M
gr/cm3 1,47
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
43
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 10 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : CBR Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 2-12-2014
Tabel 2.5 Pemeriksaan CBR Lapangan
Waktu (menit) Penurunan (inchi) Pembacaan Dial
(dev) Beban (lbs)
0,250 0,318 3,000 25,380
0,500 0,635 4,000 33,840
1,000 1,270 5,000 42,300
1,500 1,905 5,500 46,530
2,000 2,540 6,000 50,760
3,000 3,810 6,000 50,760
4,000 5,080 7,000 59,220
6,000 7,620 7,000 59,220
8,000 10,160 8,500 71,910
10,000 12,700 9,000 76,140
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
44
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 11 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : CBR Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 2-12-2014
Grafik 2.6 CBR Lapangan
NILAI CBR
0,1 %692,110010003
760.50
0,2 %316,110015003
220.59
0,000
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
0,000 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000
Grafik CBR Lapangan
Penurunan (inchi)
Beb
an (
lbs)
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
45
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.5.6 Perhitungan
Berat Tanah Kering = Berat Thin Box + Tanah Kering Berat Thin Box
= gram 30,1050,980,19
Berat Air = Berat Thin Box + Tanah Basah - Berat Thin Box +
Tanah Kering
60,180,1940,21 gram
Kadar Air %100KeringTanah Berat
AirBerat
%53,15%10030,10
60,1
Berat Isi Basah Ring Volume
BasahTanah Berat
87,127,22
60,41
Berat Isi Kering %100AirKadar 100
Basah IsiBerat
%10076,26100
87,1
47,1 gram
2.5.7 Kesimpulan dan Analisis
Berdasarkan hasil percobaan di atas, didapat CBR lapangan pada
penetrasi 0,1 inchi adalah 1,692% dan pada penetrasi 0,2 inchi adalah 1,316%.
Mengutip dari SNI, Jika CBR pada penetrasi 5,08 mm (0,2 inci) lebih besar dari
CBR pada penetrasi 2,54 mm (0,1 inci), maka pengujian harus diulang kembali.
Karena hasil yang didapatkan kebalikannya yakni CBR pada penetrasi 0,2 inci
lebih kecil dari CBR pada penetrasi 0,1 inci maka pengujian yang dilakukan tidak
perlu diulang.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
46
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.6 Sand Cone
2.6.1 Tujuan Penyelidikan
Menentukan kepadatan lapisan tanah dengan cara pengukuran volume
lubang secara langsung.
2.6.2 Landasan Teori
Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis
pengujian yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi
kering (kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang
dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif.
Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada partikel-partikrel
tanah. Karena adanya air, partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah
bergerak dan bergeseran sau sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat
atau padat.
2.6.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum sand cone test ini
adalah sebagai berikut :
1. Corong sand cone
2. Botol sand cone
3. Plat lapangan
4. Pasir gradasi / standar
5. Pahat
6. Palu karet
7. Sendok tanah
8. PLastik 5Kg
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
27
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Gambar 2.7 (1) Botol Sand Cone, (2) Corong Sand Cone, (3) Pasir Gradasi, (4)
Plat Lapangan, (5) Pahat dan (6) Sendok Tanah. Sumber : Dokumentasi Praktuikum Mekanika Tanah, 2014
2.6.4 Prosedur Percobaan
Adapun percobaan yang harus dilakukan dalam praktikum sand cone test ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengisi botol sand cone dengan pasir gradasi / standar secukupnya.
2. Menimbang botol dan corong, berikut pasir gradasi yang telah diisi secukupnya
(W6).
3. Membersihkan permukaan tanah yang akan digali dan ratakan.
4. Meletakkan plat lapangan di permukaan tanah dalam posisi yang kokoh.
5. Menggali lubang bulat sesuai diameter lubang plat lapangan. Gunakan pahat,
palu dan sendok tanah.
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
30
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
6. Menimbang kaleng lapangan yang telah dibersihkan dalam keadaan kosong
(W9).
7. Memasukkan semua tanah hasil galian tersebut kedalam kaleng lapangan lalu
timbang beratnya (W8).
8. Meletakkan corong sand cone berikut botol yang tela berisi pasir diatas plat
lapangan tadi.
9. Membuka kran corong sehingga pasir dalam botol turun dan mengisi corong
bagian bawah dan lubang tadi.
10. Menutup kran corong setelah pasir berhenti mengalir.
11. Mengambil sebagian tanah disekitar pengetesan tersebut untuk pemeriksaan
kadar airnya.
12. Menimbang corong berikut botol yang berisi sisa pasir didalamnya (W7).
13. Menghitung berat pasir yang keluar dari dalam botol.
14. Mengambil kembali pasir yang bersih yang mengisi lubang tadi untuk
dipergunakan pada percobaan sebelumnya.
2.6.5 Hasil Pemeriksaan
Lokasi pemeriksaan sand cone ini adalah halaman parkir seberang
Kampus G Gunadarma, Kelapa Dua, Depok. Percobaan ini dilakukan sampai tiga
kali pengukuran untuk meningkatkan tingkat ketelitian. Pemeriksaan di lapangan
dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul praktikum mekanika
tanah. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 2.6, Tabel 2.7 dan Tabel 2.8.
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
31
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 12 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Liquid Limit Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : -12-2014
Tabel 2.6 Sand Cone Test
No Nomor Titik I
1 Berat Pasir + Botol+ Corong 5372
2 Berat Pasir + Botol + Lubang 2844
3 Berat Pasir di dalam Corong + Lubang 2528
4 Berat Pasir di dalam Corong 1070
5 Berat Pasir di dalam 1458
6 Berat Isi Pasir 1,13
7 Volume Tanah/Pasir di dalam Lubang 1287,58
8 Berat Tanah Basah 2072,95
9 Berat Isi Tanah Basah 1,61
10 Berat Isi Tanah Kering 1,17
11 Derajat Kepadatan 116,21
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
32
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 11 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Sand Cone Test Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : -12-2014
bel 2.7 Kalibrasi Alat
No Nomor Titik I
1 W1 Berat Botol + Corong (gr) 698
2 W2 Berat Air Penuh di botol + Corong (gr) 5337
3 W3 Berat Pasir Penuh di botol + Corong (gr) 5951
4 W4 Berat Pasir secukupnya di botol + Corong (di
tempat datar) (gr) 5372
5 W5 Berat Sisa Pasir di botol + Corong (di tempat
datar) (gr) 4302
6 W6 Berat Pasir + Botol + Corong (di dalam
lubang) (gr) 5372
7 W7 Berat Sisa Pasir + Botol + Corong (di dalam
lubang) (gr) 2844
8 W8 Berat Tanah + Plastik (gr) 2083
9 W9 Berat Tempat /kaleng (gr) 10.05
10 W10 Berat pasir di dalam lubang (gr) 2538
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
33
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.
Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
Lampiran surat : 12 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Sand Cone Test Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : -12-2014
Tabel 2.8 Pemeriksaan Kadar Air tanah Percobaan Sand Cone
No Nomor Tin Box I II III
A Berat Tin Box (gr) 11,80 10,00 11,90
B Berat Tin Box + Tanah basah (gr) 32,70 29,50 35,00
C Berat Tin Box + Tanah kering (gr) 27,00 24,30 28,50
D Berat Air = B-C (gr) 5,70 5,20 6,50
E Berat Tanah kering = C-A (gr) 15,20 14,30 16,60
F Kadar Air 100%(E)
(D)(w) (gr) 37,50 36,36 39,16
Rata - rata (w) (%) 37,67
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
34
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2.6.6 Perhitungan
Contoh Perhitungan
Tabel 2.6 dan Tabel 2.7
Berat Pasir di dalam Corong + Lubang = (W6) (W7)
= 5372.00 2844.00
= 2528 gr
Berat Pasir di dalam Corong = (W4) (W5)
= 5372.00 4302.00 = 1070.00 gr
Berat Pasir di dalam lubang + Plastik (W10) = 1458,00 gr
Berat Isi Pasir (P) =W1W2
W1-W3
6985337
6985951
=1,13 gr
Volume Tanah/Pasir di dalam Lubang = 58.128713,1
1458
p
W10 gr
Berat Tanah Basah = (W8) (W9)
= 2083.00 10.05
= 2072.95 gr
Berat Isi Tanah Basah (W) = 100%v
W9-W8
= %10058.1287
2072.95
= 1.61 gr/cm3
Berat Isi Tanah Kering (d) = 100%w100
w
= 100%37.50100
1.61
= 1.17 gr/cm3
Berat air (D) = (B) (C) = 32.70 27.00
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
35
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
= 5.70 gr
Berat tanah kering (E) = (C) (A) = 27.00 11.80
= 15.20 gr
Kadar air (F) =
37.50%100%15.20
5.70100%
(E)
(D)
2.6.7 Kesimpulan dan Analisis
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil yang didapat berupa
nilai berat isi tanah basah sebesar 1,61% dan nilai berat isi tanah kering sebesar
1,17 gr/cm3
-
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
36
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma