bab 2 praktikum mekanika tanah

45
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 9 Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma BAB 2 UJI LAPANGAN 2.1 LANDSAN TEORI Penelitian di lapangan merupakan lanjutan dari sebuah teori yang selama ini dipelajari dalam perkuliahan dan sebagai penunjang dasar bagi perencanaan dalam merencanakan bangunan yang stabil, aman, dan ekonomis. Sehingga hal tersebut merupakan suatu bagian proses yang vital dalam perencanaan bangunan. Untuk mencapai hal tersebut perencana harus mengerti bagaimana bangunannya kelak akan terpengaruh oleh keadaan tanah tersebut. Secara umum tanah dapat dipelajari dengan pendekatan pedologi dan pendekatan edaphologi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara pengamatan tanah di lapangan disebut pedologi. Dalam hal ini tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis. Meskipun demikian penemuan-penemuan dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat dalam bidang pembuatan bangunan teknik sipil, sedangkan pendekatan edhapologi lebih ke arah pertaniannya. Jadi, penelitian lapangan di sini bukan hanya meliputi tanah yang menjadi tumpuan sebuah bangunan (pondasi) melainkan juga mengenal lingkungan yang mungkin bisa memberikan keterangan tambahan yang berguna bagi perencana. Tidak semua penelitian tanah dilakukan di dalam laboratorium, bila memungkinkan beberapa percobaan bisa dilakukan di lapangan. Hal ini selain untuk lebih mempermudah proses pengerjaan juga untuk mempersingkat waktu.

Upload: nurul-badriyah

Post on 26-Sep-2015

278 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

Laporan Mekanika Tanah

TRANSCRIPT

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    9

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    BAB 2

    UJI LAPANGAN

    2.1 LANDSAN TEORI

    Penelitian di lapangan merupakan lanjutan dari sebuah teori yang

    selama ini dipelajari dalam perkuliahan dan sebagai penunjang dasar bagi

    perencanaan dalam merencanakan bangunan yang stabil, aman, dan ekonomis.

    Sehingga hal tersebut merupakan suatu bagian proses yang vital dalam

    perencanaan bangunan. Untuk mencapai hal tersebut perencana harus mengerti

    bagaimana bangunannya kelak akan terpengaruh oleh keadaan tanah tersebut.

    Secara umum tanah dapat dipelajari dengan pendekatan pedologi dan pendekatan

    edaphologi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta

    faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara

    pengamatan tanah di lapangan disebut pedologi. Dalam hal ini tanah dipandang

    sebagai suatu benda alam yang dinamis. Meskipun demikian penemuan-penemuan

    dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat dalam bidang pembuatan

    bangunan teknik sipil, sedangkan pendekatan edhapologi lebih ke arah

    pertaniannya. Jadi, penelitian lapangan di sini bukan hanya meliputi tanah yang

    menjadi tumpuan sebuah bangunan (pondasi) melainkan juga mengenal

    lingkungan yang mungkin bisa memberikan keterangan tambahan yang berguna

    bagi perencana. Tidak semua penelitian tanah dilakukan di dalam laboratorium,

    bila memungkinkan beberapa percobaan bisa dilakukan di lapangan. Hal ini selain

    untuk lebih mempermudah proses pengerjaan juga untuk mempersingkat waktu.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    10

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.2 TES SONDIR

    2.2.1 Tujuan Penyelidikan

    Adapun tujuan dari tes sondir ini adalah sebagai berikut :

    1. Mengetahui kedalaman tanah keras ( qc = 150 kg/cm2 )

    2. Mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan ujung konus (hambatan

    pelekat), serta perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus

    2.2.2 Landasan Teori

    Tes sondir adalah salah satu survey lapangan yang berguna untuk

    memperkirakan letak lapisan tanah keras. Tes ini baik dilakukan pada lapisan tanah

    lempung. Dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan

    penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan

    dalam gaya per satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser

    tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan

    perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada

    manometer komponen utama sondir adalah konus yang dimasukan kedalam tanah

    dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak kebawah

    karena ditekan, dibaca pada saat manometer setiap kedalaman 20 cm

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    11

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.2.3 Peralatan

    Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan tes sondir ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Mesin sondir

    2. Stang sondir

    3. Mantle cone

    4. Friction cone

    5. Jangka spiral

    6. Ambang penekan

    7. Peralatan panjang

    8. Kunci inggris

    9. Cangkul

    Gambar 2.1 (1) Alat Sondir, (2) Stang Sondir, (3) Kunci Inggris, (4) Mantel Cone. Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah, 2014

    2.2.4 Prosedur Percobaan

    Adapun percobaan yang harus dilakukan pada tes sondir ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Membersihkan lokasi pekerjaan lalu pasanglah dua atau empat jangka spiral

    sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki

    sondir.

    (1) (2) (3) (4)

    ASUSArrow

    ASUSTypewriterini kayanya alat buat cbr lapangan deh

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    12

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2. Menjepit rangka sondir dengan ambang pada jangka tersebut, lalu atur posisi

    sondir agar tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang samping.

    3. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan membuka kran manometer,

    lalu memasang kunci piston pada ujung piston.

    4. Menekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar semua.

    5. Setelah oli yang lama habis, mengisi oli dari lubang pengisian sampai penuh,

    menggerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk menghilangkan

    gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara, menutup kembali lubang

    pengisian.

    6. Menutup salah satu kran manometer, menekan kunci piston pada alas rangka,

    memperhatikan kenaikan jarum manometer, menghentikan penekanan dan

    menahan (kunci) stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25 % ke

    maksimal manometer. Bila terjadi penurunan pada jarum manometer berarti

    ada kebocoran antara lain pada sambungan-sambungan napel, baut penutup oli

    atau pada seal piston. Melakukan hal yang sama untuk manometer yang

    lainnya.

    7. Memasang friction cone/mantle cone pada drad stang sondir berikut stang

    dalamnya. Menempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat pada

    rangka sondir tepat di bawah ruang oli. Memasang kop penekan.

    8. Mendorong traker, pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol pemutar

    sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan dan pengukuran siap

    dilakukan.

    9. Memberi tiang sondir tanda tiap 20 cm dengan type x, gunanya untuk

    mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.

    10. Memutar kembali engkol pemutar sehingga patent friction cone/mantle cone

    masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm (lihat tanda type x),

    memutar engkol pemutar sedikit dengan arah berlawanan, menarik traker ke

    depan dalam posisi lubang bulat.

    11. Membuka kran yang menuju manometer 60 kg/cm2.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    13

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    12. Memutar kembali engkol pemutar sehingga stang dalam tertekan ke dalam

    tanah dengan kecepatan 2 cm/detik. Stang dalam akan menekan piston lalu

    akan menekan oli di dalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada

    manometer. Mantle cone hanya akan mengukur tahanan ujung konus (qc)

    sedangkan friction cone akan mengukur tahanan ujung konus dan gesekan

    dinding terhadap tanah.

    13. Menekan stang, mencatat angka penunjukkan pertama pada jarum manometer

    teruskan penekanan sampai jarum manometer bergerak yang kedua kalinya.

    14. Melakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarum manometer.

    Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer, tutup kran

    manometer tersebut dan kran manometer yang berkapasitas besar dibuka.

    Stang sondir jangan menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan

    tekanan secara drastis dan merusak manometer.

    15. Memutar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu memindahkan posisi

    traker kembali menjadi posisi lubang terpotong. Melakukan penekanan

    kembali sejarak 20 cm berikutnya dan mengulang prosedur 12 sampai 14.

    16. Setelah mencapai kedalaman 1 meter, stang sondir perlu ditambah. Menaikkan

    terlebih dahulu piston penekan agar stang sondir dapat disambung.

    Menggunakan kunci pipa untuk mengencangkannya. Mengulangi prosedur 8

    sampai 15.

    17. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari 150

    kg/cm2) penyelidikan dihentikan).

    18. Stang sondir yang sudah ditanam dapat dicabut kembali dengan cara sebagai

    berikut :

    a. Memutar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.

    b. Menarik traker pada posisi lubang terpotong.

    c. Mendorong traker pada posisi lubang terpotong.

    d. Memutar engkol pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai stang

    sondir berikutnya terlihat.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    14

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    e. Menahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian

    dibawahnya tidak jatuh.

    f. Melepaskan stang sondir bawah dengan kunci pipa yang lainnya.

    g. Mengulangi prosedur ini untuk stang sondir berikutnya

    Gambar 2.2 Keterangan Alat Sondir Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah, 2014

    Keterangan Gambar

    1. Gigi penekan

    2. Gigi cepat

    3. Gigi lambat

    4. Tiang pelurus

    5. Rantai

    6. Stelan rantai

    7. Engkol pemutar

    8. Ruang oli

    9. Kunci tiang

    10. Traker

    11. Manometer

    12. Kaki ruang oli

    13. Stang sondir

    14. Kunci tiang

    15. Kaki sondir

    16. Jangkar spiral

    17. Stang dalam

    18. Patent konus

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    10

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    19. Lubang pengisian oli

    20. Platon

    21. Oli seal

    22. Ring penahan seal

    23. Mur penahan seal

    24. Kunci piston

    25. Kop penarik

    26. Bikonus

    Gambar 2.3 Posisi Alat Sondir Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah,2014

    Posisi A

    Stang sondir menekan bikonus sampai kedalaman tertentu, stang dalam

    (plunger) belum ditekan (belum ada pengukuran).

    Posisi B

    Stang dalam ditekan masuk sedalam 4 cm, ujung bikonus menembus

    lapisan tanah. Tahanan konus diukur oleh manometer dengan perantaraan stang

    dalam.

    Posisi C

    Stang dalam ditekan terus, ujung bikonus dan dinding gesek bergerak

    bersama-sama menembus lapisan tanah. Jumlah tahanan konus dan hambatan

    pelekat diukur oleh manometer dengan perantaraan stang dalam.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    15

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Posisi D

    Stang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek

    bergabung lagi. Bikonus siap melakukan penetrasi untuk pengukuran pada

    kedalaman selanjutnya.

    2.2.5 Hasil Pemeriksaan

    Lokasi pengujian sondir ini adalah halaman parker seberang kampus G,

    Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Depok. Pemeriksaan di lapangan dilakukan

    berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul. Adapun dalam pelaksanaan

    pengujian sondir, spesifikasi alat sondir menggunakan dimensi bikonus berikut:

    1. Diameter ujung bikonus ( Dc ) = 3,56 cm

    2. Diameter selimut geser ( Dg ) = 3,56 cm

    3. Tinggi selimut geser ( hg ) = 13,3 cm

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    16

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 1 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : 28-11-2014

    Tabel 2.1 Sondir Test

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Kedalaman Qc Perlawanan Perlawanan Hambatan JHP

    Hambatan Jumlah Gesek Pelekat (5)

    (cm) (kg/cm2) (kg/cm2) ((3)-(2)) (5D/hg)x(4) (kg/cm) (D/4hg)x(4)

    0,000 5,000 15,000 10,000 13,383 13,383 0,699

    20,000 2,000 10,000 8,000 10,707 24,090 0,535

    40,000 4,000 12,000 8,000 10,707 34,797 0,535

    60,000 4,000 20,000 16,000 21,414 56,211 1,071

    80,000 4,000 22,000 18,000 24,090 80,301 1,205

    100,000 6,000 60,000 54,000 72,271 152,571 3,614

    120,000 15,000 50,000 35,000 46,842 199,414 2,342

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    17

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 2 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : 28-12-2014

    PENYELIDIKAN LAPANGAN GRAFIK SONDIR

    Gambar 2.4 Penyelidikan Grafik Sondir (Komputerisasi)

    2.2.6 Perhitungan

    ASUSTypewriterpage break

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    18

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Dimensi alat bikonus :

    a. Diameter ujung bikonus ( Dc ) cm = 3,56 cm

    b. Diameter selimut geser ( Dg ) cm = 3,56 cm

    c. Tinggi selimut geser ( hg ) cm = 13,30 cm

    Hasil pengukuran :

    a. Tekanan konus ( qc ) kg/cm2 : 5,000 ; 2,000 ; 4,000 ; 6,000 ; 15,000

    b. Jumlah Hambatan ( JH ) kg/cm2 : 15,000 ; 10,000 ; 12,000 ; 20,000 ;

    22,000 ; 60,000 ; 50,000

    1. Luas potongan melintang bikonus (Ac) = Dc2.

    Gaya geser yang bekerja (P) = Ac (JH qc)

    = Ac (15,000-5,000)

    = Ac 10,000

    2. Luas selimut geser (Ag) = Dg hg

    3. Hambatan pelekat (HP) = 20Ag

    P

    = hg

    qc)(JH Dc 5

    20 faktor pembacaan (pembacaan tiap penurunan 20 cm)

    Untuk harga Dc = Dg = D

    Hg = 10,00 cm

    Maka, HP = 13,383 qc)(JH 2

    D

    4. Jumlah hambatan pelekat (JHP) = HP13,383

    5. Hambatan setempat (HS) =Ag

    P

    = qc)(JH Ag

    Ac

    = hg x 4

    qc)(JH Dc

    Untuk harga Dc = Dg = D

    Hg = 10 cm

    ASUSArrow

    ASUSLine

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    19

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Maka, HS = qc)JH(40

    D

    Kedalaman 100 cm

    Hambatan Pelekat = qc)(JHhg

    5D

    = )000,10000,15(3,13

    56,35

    = 13,383

    Hambatan = qc)-JH(hg4

    D

    = )000,10000,15(3,134

    56,3

    = 0,669

    2.2.7 Kesimpulan dan Analisis

    Kesimpulan

    Pada percobaan yang telah dilakukan di lapangan diperoleh bahwa pada kedalaman

    120 cm belum ditemukan keadaan tanah keras namun hambatan geser pada

    kedalaman tersebut lebih kecil dibandingkan pada kedalaman 100 cm. Pada

    kedalaman 120 cm didapat nilai Qc sebesar 15,000 kg/cm2 dengan nilai hambatan

    gesek sebesar 35,000 sedangkan pada kedalaman 100 cm didapat nilai Qc sebesar

    6,000 kg/cm2 dengan hambatan geser sebesar 54,000

    Analisis

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, seperti

    kerusakan alat sondir pada saat melakukan percobaan sehingga tidak bisa mencapai

    kedalaman lebih dari 120 cm dan karakteristik tanah di lapangan adalah tanah

    urugan sehingga kemungkinan banyak batuan ataupun beton di dalam tanah.

    2.3 Hand Bor

    ASUSLine

    ASUSArrow

    ASUSTypewriterpage break

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    20

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.3.1 Tujuan Penyelidikan

    Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil sampel tanah dari

    berbagai kedalaman. Biasanya dilakukan disamping lubang sondir agar didapatkan

    kolerasi antara kekuatan tanah dengan jenis tanah yang dikandungnya. Kedalaman

    maksimum yang dapat dilakukan oleh bor tangan adalah 10 meter dan hanya untuk

    tanah lunak.

    2.3.2 Landasan Teori

    Percobaan ini diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) dan

    contoh tanah tidak terganggung (undisturbed sample). Disturbed sample adalah

    contoh tanah yang diambil tanpa ada usaha yang dilakukan untuk melindungi

    struktur asli tanah tersebut. Undisturbed sample adalah contoh tanah yang masih

    menunjukkan sifat asli tanah. Contoh undisturbed ini secara ideal tidak mengalami

    perubahan perubahan struktur, kadar air dan susunan kimia. Contoh tanah yang

    benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, tetapi untuk pelaksanaan yang baik maka

    kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin.

    2.3.3 Peralatan

    Adapaun peralatan yang harus digunakan dalam prakutikum Tes Sondir ini

    adalah :

    1. Driling rod (Stang bor)

    2. Iwan type auger (Bor iwan)

    3. Straigh choping auger (Bor pahat)

    4. T-pice (Pemutar)

    5. Tube adaftor (Soket)

    6. Turning rod (Stang pemutar)

    7. Sampling tube (Tabung contoh)

    8. Rod head (Kepala penumbuk)

    9. Allen key (Kunci L)

    10. Pipe wrench (Kunci inggris)

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    21

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    11. Hammer (Palu)

    12. Stell wire brush (Sikat baja)

    13. Paraffin (Lilin)

    14. Vertical guide (Stang penghantar)

    15. Sample extruder (Pengeluar contoh)

    16. Choping ladle (Centong)

    17. Butane field heater (Kompor gas)

    18. Mixing bowl (Cawan stainless)

    19. Sample can (Kaleng lapangan)

    Gambar 2.4 (1) Bor Iwan, (2) Stang Pemutar, (3) Stang Bor, (4) Tabung Contoh

    (5) Cawan, (6) Palu dan (7) Pahat. Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah, 2014

    2.3.4 Prosedur Percobaan

    (1) (2) (3) (4)

    (5) (6) (7)

    ASUSTypewriterpage break

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    22

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Adapun percobaan yang harus dilakukan dalam percobaan ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Menekan auger ke dalam tanah sambil diputar, setelah contoh tanah mengisi

    auger sampai penuh kemudian diangkat dengan hati-hati.

    2. Mengeluarkan sampel tanah dari dalam bor iwan untuk dibuat deskripsi jenis

    tanah dan bahan. Membersihkan daerah sekitar lubang yang akan dibor.

    3. Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras)

    pada stag bor lalu memasang pemutarnya.

    4. Menekan bor iwan ke dalam tanah sambil diputar, setelah sampel tanah

    mengisinya sampai bahan yang dikandungnya, menyimpannya dalam kaleng

    lapangan atau plastik dan memberikan label yang berisi keterangan nomor titik

    bor, kedalaman, tanggal dan sebagainya.

    5. Mengulangi prosedur 3 dan 4 sampai kedalaman yang diinginkan. Sampel

    tanah yang didapat adalah sampel tanah yang tidak asli (disturbed sample) dan

    hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.

    6. Mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed sample), digunakan tabung

    sampel. Auger yang tadi digunakan diganti dengan tabung sampel yang telah

    disambung dengan soket. Memasukkan ke dalam lubang yang telah berbentuk.

    Bila tanah cukup lunak tabung sampel ditekan perlahan-lahan sampai masuk

    sedalam 40 cm, kemudian diputar satu kali untuk melepaskan atau memotong

    sampel tanah pada dasar tabung kemudian diangkat. Bila tanahnya cukup keras

    sehingga tabung tidak bisa ditekan masuk, gunakan palu untuk memukulnya

    perlahan-lahan.

    7. Setelah mendapatkan sampel tanah asli dalam tabung, melepaskan soket lalu

    membersihkan dinding luar tabung.

    8. Kemudian melakukan hal yang sama untuk ujung yang lainnya. Sampel tanah

    sudah terlindung dari pengaruh sekitarnya.

    9. Menuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/bawah,

    tanggal pengambilan sampel dan sebagainya.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    23

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    10. Sampel tanah asli ini sebaiknya dimasukkan kembali ke dalam tabung

    pelindung terutama bila tempat pemeriksaan/laboratorium cukup jauh dari

    tempat pengeboran.

    11. Pada perawatan lakukan hal-hal sebagai berikut:

    a. Membersihkan mata bor dan stangya setiap kali selesai dipasang lalu lumuri

    oli dengan secukupnya untuk menghindari karat.

    b. Sebelum dipakai, tabung contoh harus dalam keadaan bersih dan bagian

    dalamnya diberi pelumas sehingga tanah bisa masuk maupun keluar dengan

    mudah.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    24

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Gambar 2.5 Bagian Bagian Hand Bor

    Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah, 2014

    Keterangan Gambar

    1. Stang Engkol Pemutar

    2. T-stuck Pemutar

    3. Stang Bor

    4. Iwan Auger

    5. Palu

    6. Kepala Penumbuk

    7. Stick Apparat

    8. Tabung Contoh

    2.3.5 Hasil Pemeriksaan

    Lokasi penelitian terletak di Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan

    Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Pemeriksaan di lapangan

    dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul. Hasil pemeriksaannya

    dapat dilihat pada Tabel 2.2

    ASUSHighlight

    ASUSTypewriterspasi 1

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    27

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 3 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : 29-12-2014

    Tabel 2.2 Pemeriksaan Hand Bor

    KEDALAMAN

    (CM) JENIS TANAH DESKRIPSI TANAH

    0 Lempung Organik Merah kecoklatan, kering, kasar

    20 Lempung Organik Merah kecoklatan, sedikit lembab,

    kasar

    40 Lempung Organik Merah kecoklatan, lembab, kasar

    60 Lempung Merah kecoklatan, lembab, lunak

    sedikit kasar

    80 Lempung Merah kecoklatan, lembab, sedikit

    basah, lunak

    100 Lempung Merah kecoklatan, basah, lunak

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    28

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Gambar 2. Profil Tanah Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah, 2014

    2.3.6 Kesimpulan dan Analisis

    Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, sampai kedalaman 100

    cm karakteristik tanah hampir sama, dari kedalaman 0 cm 40 cm tergolong tanah

    lempung oranaik dengan karakteristik merak kecoklatan, kering dan kasar, pada

    kedalaman 60 cm100 cm sudah termasuk tanah lempung dengan karakteristik

    tanah merah kecoklatan, lembab dan lunak.

    ASUSTypewriterpakein kop trus tulisannya boring log

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    29

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.4 DCP (Dynamic Cone Penetrometer)

    2.4.1 Tujuan Penyelidikan

    Menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) sub grade, sub base

    atau base coarse suatu sistem perkerasaan jalan, dilakukan secara tepat dan praktis

    sebagai pekerjaan quality control pembuatan jalan.

    2.4.2 Landasan Teori

    DCP atau Dynamic Cone Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk

    mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung di tempat (in situ). Daya dukung

    tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas hasil test DCP

    yang dilakukan dengancara mengukur berapa dalam ujung konus masuk ke dalam

    tanah dasar tersebut setelah mendapat tumbukan palu geser pada landasan batuan

    utamanya. Korelasi antara banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung konus dari alat

    DCP ke dalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah dasar pada titik-

    titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk setiap tumbukan artinya makin

    lunak tanah yang diuji, data yang setelah diolah akan menghasilkan CBR lapangan

    tanah dasar pada titik yang ditinjau.

    2.4.3 Peralatan

    Adapun peralatan yang digunakan dalam melakukan percobaan DCP ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Alat DCP

    2. Kantong Alat

    3. Konus

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    30

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Gambar 2.6 (1) Batang atas pengarah palu, (2) batang bawah dan konus

    Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah, 2014

    2.4.4 Prosedur Percobaan

    Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam percobaan DCP ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Meletakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji.

    2. Memegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus (vertical) di atas

    dasar yang rata dan stabil, kemudia mencatat pembacaan awal mistar pengukur

    kedalaman.

    3. Mencatat jumlah tumbukkan.

    a. Mengangkat penumbuk pada tangkai bagian as dengan hati-hati sehingga

    menyentuh batas pegangan.

    b. Melepas penumbuk sehingga jatuh bebas dan teretahan pada landasan.

    c. Melakukan langkah-langkah a dan b, mencatat jumlah tumbukkan dan

    kedalaman pada formulir.

    4. Langkah-langkah setelah pengujian :

    a. Menyiapkan peralatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    31

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    b. Mengangkat penumbuk dan memukulkan beberapa kali dengan arah ke atas

    sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke atas

    permukaan tanah.

    c. Melepaskan bagian-bagian yang tersambung secara berhati-hati,

    membersihkan alat dari kotoran dan simpan pada tempatnya.

    d. Menutup kembali lubang uji setelah pengujian.

    2.4.5 Hasil Pemeriksaan

    Lokasi penelitian terletak di Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan

    Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Pemeriksaan di lapangan

    dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul. Grafik 2.3 merupakan

    grafik hubungan nilai DCP dengan nilai CBR, Tabel 2.2 merupakan tabel percobaan

    Dynamic Cone Penetrometer serta Grafik 2.4 merupakan grafik hubungan

    kumulatif tumbukan dengan kumulatif penetrasi.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    32

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol.

    M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 4 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : -12-2014

    Gambar 2.7 Grafik Hubungan Nilai DCP dengan Nilai CBR Sumber: SNI 03-4153

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    33

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol.

    M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 5 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : 29-12-2014

    Tabel 2.2 Percobaan Dynamic Cone Penetrometer

    Banyak Kumulatif Pembacaan Penetrasi Kumulatif

    DCP CBR Tumbukan Tumbukan

    Mistar

    (mm) (mm) Penetrasi

    0 0 1000 0 0

    37,500 5,084

    1 1 970 30 30

    1 2 940 60 60

    1 3 910 90 90

    1 4 865 135 135

    1 5 825 175 175

    1 6 795 205 205

    1 7 750 250 250

    1 8 700 300 300

    1 9 625 375 375

    50,000 3,678

    1 10 560 440 440

    1 11 500 500 500

    1 12 440 560 560

    1 13 390 610 610

    1 14 320 680 680

    1 15 250 750 750

    1 16 195 805 805

    1 17 180 820 820

    1 18 155 845 845

    1 19 130 870 870

    1 20 90 910 910

    1 21 55 945 945

    1 22 45 955 955

    1 23 0 1000 1000

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    34

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol.

    M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 6 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Uji Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : -12-2014

    Gambar 2.8 grafik Hubungan Kumulatif Tumbukan dengan Kumulatif Penetrasi

    (Komputerisasi)

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    0 5 10 15 20 25

    Kum

    ula

    tif

    Pen

    etra

    si (

    mm

    )

    Kumulatif Jumlah Tumbukan

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    35

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.4.6 Perhitungan

    Contoh Perhitungan

    DCP = Tumbukan Kumulatif

    (mm) Penetrasi Kumulatif

    = 1

    30

    = 30 mm/tumbukan

    CBR = 101,325 1,125log (30)

    CBR = 4,305%

    2.4.7 Kesimpulan dan Analisis

    Berdasarkan data yang didapat dari percobaan DCP menunjukkan bahwa

    semakin besar nilai CBR maka semakin besar nilai berat volume kering(d),

    semakin kecil nilai angka pori (e) dan porositas (n). Sehingga dapat dikatakan

    semakin besar nilai CBR suatu tanah maka tanah tersebut semakin padat. Pada

    penetrasi terakhir yakni pada kedalaman 1000 mm atau 100 cm didapatkan nilai

    CBR sebesar 4,305%.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    36

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.5 CBR Lapangan (Field CBR)

    2.5.1 Tujuan Penyelidikan

    Test ini dimaksudkan untuk memeriksa harga CBR (California Bearing

    Ratio) langsung di tempat/di lokasi pemadatan atau bila diperlukan dapat dilakukan

    dengan mengambil sampel tanah dengan cetakan CBR (Undisturb). CBR lapangan

    adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan atau bahan tanah atau

    perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang

    sama.

    2.5.2 Landasan Teori

    CBR lapangan adalah perbandingan beban penetrasi suatu lapisan atau

    bahan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan

    kecepatan penetrasi yang sama. Gunanya untuk mendapatkan nilai CBR asli di

    lapangan sesuai dengan kondisi tanah saat itu dimana tanah dasarnya sudah tidak

    akan dipadatkan lagi. Pemeriksaan dilakukan saat kadar air tanah tinggi atau dalam

    kondisi terburuk yang mungkin terjadi.

    2.5.3 Peralatan

    Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan CBR ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Pengunci

    2. Ambang penahan

    3. Engkol pemutar

    4. Tiang penghantar

    5. Proving ring

    6. Dial proving ring

    7. Magnetic dial

    8. Dial pergeseran

    9. Jembatan bantu

    10. Piston

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    37

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    11. Beban alur

    12. Beban bulat

    13. Angker

    Gambar 2.8 Dial Proving Ring (1), Dial Pergeseran (2), Jembatan Bantu (3),

    Beban Bulat (4) dan Tiang Penghantar (5). Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah,2014

    (1) (2) (3)

    (4) (5)

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    38

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.5.4 Prosedur Percobaan

    Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan praktikum

    CBR ini adalah sebagai berikut :

    Persiapan Tempat

    1. Menggali sampai permukaan tanah yang dikehendaki dan ratakan permukaan

    tanah ini hingga datar. Membersihkan semua bahan yang lepas untuk tempat

    pengujian pada jalan dibawah perkerasan cukup dibersihkan dari kotoran

    sampai kedalaman yang diperlukan.

    2. Memulai pengujian atau persiapan pengambilan sampel asli secepat mungkin

    sesudah persiapan tempat. Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah

    harus ditutup dengan lembaran plastik untuk menghindarkan perubahan kadar

    air.

    Pemeriksaan

    Setelah persiapan tempat selesai dilakukan, maka pemeriksaan untuk

    CBR lapangan pun dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Memasang tiang penghantar untuk menjangkarkan ambang penahan pada

    bagian atas atau pada pangkal tisng penghantar, kemudian pasang pengunci.

    Mengatur sedemikian rupa hingga tiang penghantar berdiri tegak dan kokoh.

    2. Menyambung piston penetrasi dengan pipa set supaya jarak piston dengan

    permukaan tanah sekitar 1 2 cm.

    3. Meletakkan jembatan bantuan di sebelah pipa set.

    4. Memasang magnetic dial holder pada piston penetrasi, atur lengannya agar dial

    menyentuh jembatan bantuan.

    5. Meletakkan plat distribusi beban diameter 10 inchi di bawah piston penetrasi,

    bila perlu gunakan bahan tambahan.

    6. Menurunkan piston dengan memutar engkol jack sampai proving ring

    menunjukkan beban yang sama dengan berat beban yang dipasang.

    7. Mengatur dial proving ring dan dial penetrasi agar menunjukkan angka nol.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    39

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    8. Memutar engkol jack dengan kecepatan konstan agar kecepatan penetrasi

    mencapai 0,05/menit (1,27 mm/menit).

    9. Membaca dial proving pada penetrasi

    0,0125 (0,318 mm)

    0,025 (0,26 mm) 0,05 (1,27 mm) 0,075 (1,91 mm) 0,10 (2,54 mm) 0,15 (3,81 mm) 0,20 (5,00 mm) 0,30 (7,62 mm) 0,40 (10,16 mm) 0,50 (12,7 mm)

    10. Menentukan Kadar Air dan Berat Isi Bahan Setempat

    Jumlah Pemeriksaan

    a. Melaksanakan pemeriksaan harus paling sedikit 3 kali dengan jarak

    minimum 30 cm.

    b. Apabila hasil pemeriksaan tersebut masih dalam batas toleransi, maka harga

    CBR lapangan ditetapkan sama dengan rata-rata dari hasil pemeriksaan.

    c. Apabila hasil pemeriksaan ini melebihi dari toleransi, maka harus dilakukan

    lagi 3 kali pemeriksaan. Nilai CBR ini ditetapkan sama dengan rata-rata dari

    hasil 6 pemeriksaan.

    d. Batas-batas toleransi lapangan :

    CBR < 10% : +3%

    CBR 10 30% : +5% CBR 30 60 % : +10% CBR >60% : +25% .

    11. Membereskan semua peralatan yang sudah dipakai.

    12. Menghitung semua hasil pengujian, lalu masukkan harga CBR lapangan bila

    perlu harga kadar air dan berat isinya.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    40

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Catatan :

    Bila muka tanah dibawah keping beban tidak rata, usahakan dengan

    menambah lapisan pasir setipis mungkin sehingga muka tanah betul-betul rata.

    Perawatan

    Untuk menjaga agar peralatan yang digunakan dalam percobaab CBR

    lapangan tetap baik, maka dilakukan perawatan sebagai berikut :

    1. Menjaga ujung piston penetrasi agar tidak terpukul benda keras yang bisa

    menyebabkan cacat sehingga mengurangi luas permukaan.

    2. Membersihkan drat pipa set dengan sikat baja lalu lumasi oli.

    3. Bila saat jack diputar tidak lancer / berbunyi , buka baut L dengan kunci L

    yang sesuai kemudian periksa gigi-gigi dalamnya. Mengencangkan baut (borg)

    yang longgar dengan kunci L kemudian tambahkan stempel secukupnya.

    Perhatian

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan percobaan

    CBR lapangan ini, yaitu :

    1. Pada saat penekanan, engkol pemutar diputar dengan hati-hati sesuai dengan

    kecepatan yang telah ditentukan.

    2. Waktu piston menekan, piston tidak boleh melebihi batas maksimum yang

    telah diberi tanda garis.

    2.5.5 Hasil Pemeriksaan

    Lokasi pengeboran dilakukan di halaman parkir seberang Kampus G

    Gunadarma, Kelapa Dua, Depok. Pemeriksaan di lapangan dilakukan berdasarkan

    cara-cara yang tertera pada modul praktikum mekanika tanah.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    41

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 8 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : CBR Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : 1-12-2014

    Tabel 2.3 Pemeriksaan CBR Lapangan

    Pengujian Kepadatan : Ringan/Berat

    No Kadar Air

    A Nomor Tin Box I II III

    B Berat Tin Box (gr) 9,50 9,20 9,10

    C Berat Tin Box + Tanah Basah (gr) 21,40 23,70 26,00

    D Berat Tin Box + Tanah Kering (gr) 19,80 20,30 21,70

    E Berat Tanah Kering (D-A) (gr) 10,30 11,10 12,60

    F Berat Air (C-D) (gr) 1,60 3,40 4,30

    G Kadar Air % E

    F =w 100 (%) 15,53 30,63 34,13

    Rata - rata (%) 26,67

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    42

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 9 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : CBR Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : 1-12-2014

    Tabel 2.4 Pemeriksaan Berat Isi pada CBR Lapangan

    No BERAT ISI

    H Nomor ring gr I

    I Berat ring gr 36,70

    J Volume ring cm3 22,27

    K Berat ring + tanah basah gr 78,30

    L Berat tanah basah gr 41,60

    M Berat isi basah (L)/(J) gr/cm3 1,87

    N Berat isi kering = %100

    100

    G

    M

    gr/cm3 1,47

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    43

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 10 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : CBR Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : 2-12-2014

    Tabel 2.5 Pemeriksaan CBR Lapangan

    Waktu (menit) Penurunan (inchi) Pembacaan Dial

    (dev) Beban (lbs)

    0,250 0,318 3,000 25,380

    0,500 0,635 4,000 33,840

    1,000 1,270 5,000 42,300

    1,500 1,905 5,500 46,530

    2,000 2,540 6,000 50,760

    3,000 3,810 6,000 50,760

    4,000 5,080 7,000 59,220

    6,000 7,620 7,000 59,220

    8,000 10,160 8,500 71,910

    10,000 12,700 9,000 76,140

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    44

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 11 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : CBR Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : 2-12-2014

    Grafik 2.6 CBR Lapangan

    NILAI CBR

    0,1 %692,110010003

    760.50

    0,2 %316,110015003

    220.59

    0,000

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    60,000

    70,000

    80,000

    0,000 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

    Grafik CBR Lapangan

    Penurunan (inchi)

    Beb

    an (

    lbs)

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    45

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.5.6 Perhitungan

    Berat Tanah Kering = Berat Thin Box + Tanah Kering Berat Thin Box

    = gram 30,1050,980,19

    Berat Air = Berat Thin Box + Tanah Basah - Berat Thin Box +

    Tanah Kering

    60,180,1940,21 gram

    Kadar Air %100KeringTanah Berat

    AirBerat

    %53,15%10030,10

    60,1

    Berat Isi Basah Ring Volume

    BasahTanah Berat

    87,127,22

    60,41

    Berat Isi Kering %100AirKadar 100

    Basah IsiBerat

    %10076,26100

    87,1

    47,1 gram

    2.5.7 Kesimpulan dan Analisis

    Berdasarkan hasil percobaan di atas, didapat CBR lapangan pada

    penetrasi 0,1 inchi adalah 1,692% dan pada penetrasi 0,2 inchi adalah 1,316%.

    Mengutip dari SNI, Jika CBR pada penetrasi 5,08 mm (0,2 inci) lebih besar dari

    CBR pada penetrasi 2,54 mm (0,1 inci), maka pengujian harus diulang kembali.

    Karena hasil yang didapatkan kebalikannya yakni CBR pada penetrasi 0,2 inci

    lebih kecil dari CBR pada penetrasi 0,1 inci maka pengujian yang dilakukan tidak

    perlu diulang.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    46

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.6 Sand Cone

    2.6.1 Tujuan Penyelidikan

    Menentukan kepadatan lapisan tanah dengan cara pengukuran volume

    lubang secara langsung.

    2.6.2 Landasan Teori

    Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis

    pengujian yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi

    kering (kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang

    dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif.

    Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang

    dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air

    tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada partikel-partikrel

    tanah. Karena adanya air, partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah

    bergerak dan bergeseran sau sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat

    atau padat.

    2.6.3 Peralatan

    Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum sand cone test ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Corong sand cone

    2. Botol sand cone

    3. Plat lapangan

    4. Pasir gradasi / standar

    5. Pahat

    6. Palu karet

    7. Sendok tanah

    8. PLastik 5Kg

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    27

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    Gambar 2.7 (1) Botol Sand Cone, (2) Corong Sand Cone, (3) Pasir Gradasi, (4)

    Plat Lapangan, (5) Pahat dan (6) Sendok Tanah. Sumber : Dokumentasi Praktuikum Mekanika Tanah, 2014

    2.6.4 Prosedur Percobaan

    Adapun percobaan yang harus dilakukan dalam praktikum sand cone test ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Mengisi botol sand cone dengan pasir gradasi / standar secukupnya.

    2. Menimbang botol dan corong, berikut pasir gradasi yang telah diisi secukupnya

    (W6).

    3. Membersihkan permukaan tanah yang akan digali dan ratakan.

    4. Meletakkan plat lapangan di permukaan tanah dalam posisi yang kokoh.

    5. Menggali lubang bulat sesuai diameter lubang plat lapangan. Gunakan pahat,

    palu dan sendok tanah.

    (1) (2) (3)

    (4) (5) (6)

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    30

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    6. Menimbang kaleng lapangan yang telah dibersihkan dalam keadaan kosong

    (W9).

    7. Memasukkan semua tanah hasil galian tersebut kedalam kaleng lapangan lalu

    timbang beratnya (W8).

    8. Meletakkan corong sand cone berikut botol yang tela berisi pasir diatas plat

    lapangan tadi.

    9. Membuka kran corong sehingga pasir dalam botol turun dan mengisi corong

    bagian bawah dan lubang tadi.

    10. Menutup kran corong setelah pasir berhenti mengalir.

    11. Mengambil sebagian tanah disekitar pengetesan tersebut untuk pemeriksaan

    kadar airnya.

    12. Menimbang corong berikut botol yang berisi sisa pasir didalamnya (W7).

    13. Menghitung berat pasir yang keluar dari dalam botol.

    14. Mengambil kembali pasir yang bersih yang mengisi lubang tadi untuk

    dipergunakan pada percobaan sebelumnya.

    2.6.5 Hasil Pemeriksaan

    Lokasi pemeriksaan sand cone ini adalah halaman parkir seberang

    Kampus G Gunadarma, Kelapa Dua, Depok. Percobaan ini dilakukan sampai tiga

    kali pengukuran untuk meningkatkan tingkat ketelitian. Pemeriksaan di lapangan

    dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul praktikum mekanika

    tanah. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 2.6, Tabel 2.7 dan Tabel 2.8.

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    31

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 12 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Liquid Limit Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : -12-2014

    Tabel 2.6 Sand Cone Test

    No Nomor Titik I

    1 Berat Pasir + Botol+ Corong 5372

    2 Berat Pasir + Botol + Lubang 2844

    3 Berat Pasir di dalam Corong + Lubang 2528

    4 Berat Pasir di dalam Corong 1070

    5 Berat Pasir di dalam 1458

    6 Berat Isi Pasir 1,13

    7 Volume Tanah/Pasir di dalam Lubang 1287,58

    8 Berat Tanah Basah 2072,95

    9 Berat Isi Tanah Basah 1,61

    10 Berat Isi Tanah Kering 1,17

    11 Derajat Kepadatan 116,21

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    32

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 11 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Sand Cone Test Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : -12-2014

    bel 2.7 Kalibrasi Alat

    No Nomor Titik I

    1 W1 Berat Botol + Corong (gr) 698

    2 W2 Berat Air Penuh di botol + Corong (gr) 5337

    3 W3 Berat Pasir Penuh di botol + Corong (gr) 5951

    4 W4 Berat Pasir secukupnya di botol + Corong (di

    tempat datar) (gr) 5372

    5 W5 Berat Sisa Pasir di botol + Corong (di tempat

    datar) (gr) 4302

    6 W6 Berat Pasir + Botol + Corong (di dalam

    lubang) (gr) 5372

    7 W7 Berat Sisa Pasir + Botol + Corong (di dalam

    lubang) (gr) 2844

    8 W8 Berat Tanah + Plastik (gr) 2083

    9 W9 Berat Tempat /kaleng (gr) 10.05

    10 W10 Berat pasir di dalam lubang (gr) 2538

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    33

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    Kampus G, Universitas Gunadarma, Jalan Komjen. Pol. M.

    Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

    Lampiran surat : 12 Dikerjakan : Kelompok 3

    Pekerjaan : Sand Cone Test Diperiksa : Asisten Mektan

    Tanggal Pemeriksaan : -12-2014

    Tabel 2.8 Pemeriksaan Kadar Air tanah Percobaan Sand Cone

    No Nomor Tin Box I II III

    A Berat Tin Box (gr) 11,80 10,00 11,90

    B Berat Tin Box + Tanah basah (gr) 32,70 29,50 35,00

    C Berat Tin Box + Tanah kering (gr) 27,00 24,30 28,50

    D Berat Air = B-C (gr) 5,70 5,20 6,50

    E Berat Tanah kering = C-A (gr) 15,20 14,30 16,60

    F Kadar Air 100%(E)

    (D)(w) (gr) 37,50 36,36 39,16

    Rata - rata (w) (%) 37,67

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    34

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    2.6.6 Perhitungan

    Contoh Perhitungan

    Tabel 2.6 dan Tabel 2.7

    Berat Pasir di dalam Corong + Lubang = (W6) (W7)

    = 5372.00 2844.00

    = 2528 gr

    Berat Pasir di dalam Corong = (W4) (W5)

    = 5372.00 4302.00 = 1070.00 gr

    Berat Pasir di dalam lubang + Plastik (W10) = 1458,00 gr

    Berat Isi Pasir (P) =W1W2

    W1-W3

    6985337

    6985951

    =1,13 gr

    Volume Tanah/Pasir di dalam Lubang = 58.128713,1

    1458

    p

    W10 gr

    Berat Tanah Basah = (W8) (W9)

    = 2083.00 10.05

    = 2072.95 gr

    Berat Isi Tanah Basah (W) = 100%v

    W9-W8

    = %10058.1287

    2072.95

    = 1.61 gr/cm3

    Berat Isi Tanah Kering (d) = 100%w100

    w

    = 100%37.50100

    1.61

    = 1.17 gr/cm3

    Berat air (D) = (B) (C) = 32.70 27.00

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    35

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma

    = 5.70 gr

    Berat tanah kering (E) = (C) (A) = 27.00 11.80

    = 15.20 gr

    Kadar air (F) =

    37.50%100%15.20

    5.70100%

    (E)

    (D)

    2.6.7 Kesimpulan dan Analisis

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil yang didapat berupa

    nilai berat isi tanah basah sebesar 1,61% dan nilai berat isi tanah kering sebesar

    1,17 gr/cm3

  • Laporan Praktikum Mekanika Tanah

    36

    Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma