bab 2 penerapan nation branding di indonesiaeprints.umm.ac.id/54269/3/bab 2.pdf28 bab 2 penerapan...

25
28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni terkait pentingnya nation branding bagi Indonesia, perubahan nation branding dari Visit Indonesia Year (VIY) menjadi Wonderful Indonesia, kemudian membahas tentang perkembangan tingkat daya saing branding “Wonderful Indonesia”tahun 2011-2015, serta arah kebijakan Indonesia untuk tingkatkan TTI. 2.1 Pentingnya Nation Branding Bagi Indonesia dalam Upaya Meningkatkan TTI Membangun sebuah citra negara yang baik adalah tugas bagi setiap negara. Untuk itu penting sekali bagi suatu negara untuk membangun sebuah citra agar mampu memperkuat jati diri bangsanya di dunia internasional sehingga mampu bersaing dengan negara lainnya. Terutama untuk membangun citra positif yang mampu sebagai penunjang meningkatnnya pariwisata (Tourism), perdagangan (Trade), dan investasi (investment) dalam negeri negaranya. Oleh karena itu, Nation branding dalam hal ini menjadi pilihan yang tepat bagi negara. Banyak negara-negara di dunia yang membangun nation branding agar citra negaranya baik untuk mendukung peningkatan TTI dalam negeri.

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

28

BAB 2

PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni terkait

pentingnya nation branding bagi Indonesia, perubahan nation branding dari Visit

Indonesia Year (VIY) menjadi Wonderful Indonesia, kemudian membahas

tentang perkembangan tingkat daya saing branding “Wonderful Indonesia”tahun

2011-2015, serta arah kebijakan Indonesia untuk tingkatkan TTI.

2.1 Pentingnya Nation Branding Bagi Indonesia dalam Upaya

Meningkatkan TTI

Membangun sebuah citra negara yang baik adalah tugas bagi setiap

negara. Untuk itu penting sekali bagi suatu negara untuk membangun sebuah citra

agar mampu memperkuat jati diri bangsanya di dunia internasional sehingga

mampu bersaing dengan negara lainnya. Terutama untuk membangun citra positif

yang mampu sebagai penunjang meningkatnnya pariwisata (Tourism),

perdagangan (Trade), dan investasi (investment) dalam negeri negaranya. Oleh

karena itu, Nation branding dalam hal ini menjadi pilihan yang tepat bagi negara.

Banyak negara-negara di dunia yang membangun nation branding agar citra

negaranya baik untuk mendukung peningkatan TTI dalam negeri.

Page 2: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

29

Brand/merek yang dibuat nantinya akan berpengaruh pada citra negara.

Menurut Simon Anholt, nation branding termasuk dalam brand. Negara memiliki

brand dalam arti untuk memiliki reputasi atau citra bangsa yang penting bagi

kemajuan dan kemakmuran di era dunia yang modern.1 Oleh sebab itu, negara

dalam hal ini tentu harus dapat membangun sebuah nation brand yang menarik

dan berbeda dengan negara lainnya. Hal itu dilakukan untuk membuat negaranya

dikenal oleh dunia internasional dengan memiliki citra negara yang baik.

Hal tersebutlah yang juga mendorong Indonesia membuat sebuah nation

branding. Nation branding sendiri bagi Indonesia sangatlah penting. Apalagi jika

dihubungkan dengan sektor pariwisata maka tentu erat kaitannya dengan

peningkatan perdagangan dan investasi pula. Seperti yang diungkapkan oleh Mari

Elka Pangestu2, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam Konferensi

Pariwisata Nasional, di Sahid Jaya Hotel, Jakarta, pada hari Senin tanggal 5

Desember 2011 bahwa menurutnya membangun pariwisata merupakan bagian

dari pemasaran bangsa di mata dunia dan apa yang dilakukan tersebut tidak lepas

dari nation branding Indonesia. Untuk melakukan hal tersebut menurutnya dapat

dilakukan secara integrasi antara tourism, perdagangan, dan investasi.3

Indonesia pun sudah menggunakan nation branding dalam meningkatkan

pariwisatanya agar dapat meningkatkan perdagangan (Trade), dan investasi

(Investment) negaranya. Seperti yang sudah kita ketahui, sejak tahun 2011

1 Anholt, Places : Identity, Image, and Reputation, p. 2.

2 Ibu Mari Elka Pangestu adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menjabat sejak

tahun 2011, sebelum berganti menjadi Pak Arief Yahya pada tahun 28 Oktober 2014 3 Marketeers, „Pariwisata Sebagai Nation Branding‟, Marketeers, 5 December 2011

<http://marketeers.com/pariwisata-sebagai-nation-branding/> [accessed 11 April 2017].

Page 3: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

30

Indonesia telah menggunakan nation branding “Wonderful Indonesia”

menggantikan brand “Visit Indonesia Year” sebelumnya. Kementerian Pariwisata

terus memperkenalkan berbagai destinasi di Indonesia dengan menggunakan

nation branding “Wonderful Indonesia”.

“Wonderful Indonesia” pun dipilih sebagai brand nasional (national

brand) yang dipamerkan kepada negara-negara lain. Menteri Pariwisata, Arief

Yahya mengungkapkan yang menjadi dasar “Wonderful Indonesia” dinilai tepat

sebagai nation brand, karena pariwisata merupakan salah satu dari tiga industri

yang menjadi kekuatan di seluruh negara di dunia.4Jadi dalam hal ini nation

branding adalah hal yang tepat bagi promosi pariwisata Indonesia ke dunia

internasional. Oleh sebab itulah nation branding digunakan oleh Indonesia agar

pariwisata Indonesia memiliki brand national yang mampu menjadi jalan untuk

dapat meningkatkan pariwisatanya ke dunia internasional. Ketika pariwisata

Indonesia mulai dikenal dengan baik sebagai tempat destinasi wisata tentu hal ini

juga membuat Indonesia dapat meningkatkan pula perdagangannya dan investasi

yang masuk ke negaranya. Hal ini dapat dikatakan bahwa pariwisata (Tourism)

adalah jalan untuk membuka kesempatan dapat meningkatkan Trade

(perdagangan), dan Investment (investasi).

Menurut Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya dalam Forum BUMN

Brand & Marketing Day mengungkapkan bahwa ketika country reputation naik,

maka jelas pariwisata dan investasi juga akan naik. Selain itu, menurutnya ujung

4 „Brand Wonderful Indonesia Bisa Tingkatkan Investasi Pariwisata‟, Tribunnews.com

<http://www.tribunnews.com/bisnis/2016/11/24/brand-wonderful-indonesia-bisa-tingkatkan-

investasi-pariwisata> [accessed 9 March 2017].

Page 4: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

31

dari branding sebuah negara adalah TTI. Bukanlah TTI yang lazim disebut Trade,

Tourism, and Investment, namun dalam konteks Indonesia sudah menjadi

Tourism, Trade, and Investment untuk menjadi prinsip dalam mengelola korporasi

maupun kementerian saat ini.5Pernyataan Menpar, Arief Yahya tersebut juga telah

menegaskan bahwasanya nation branding bagi Indonesia sangatlah penting.

Sebab hal itu yang menjadi prinsipnya dalam mengelola Kementerian Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif saat ini dan yang menjadi tujuannya tentu dalam konteks

meningkatkan pariwisata (Tourism), perdagangan (Trade), dan investasi

(Investment).

Jika sektor pariwisata dapat dikelola dengan baik salah satunya didukung

oleh nation branding “Wonderful Indonesia” maka tentu juga akan berpengaruh

pula pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, semakin banyak orang yang

membeli produk industri kreatif Indonesia, dan akan meningkat pula yang akan

menanamkan modal untuk berinvestasi di Indonesia. Pada penelitian ini maka

peneliti akan menjelaskan lebih lanjut mengenai upaya Indonesia meningkatkan

TTI dalam negeri melalui strategi nation branding “Wonderful Indonesia”.

2.2 Perubahan Nation Branding Indonesia dari Visit Indonesia Year

menjadi Wonderful Indonesia

Salah satu cara Indonesia dalam hal mempromosikan pariwisata negaranya

selalu mengandalkan strategi nation branding. Peran sebuah nation branding

sangat berpengaruh dalam hal membangun citra negara dalam sektor pariwisata

5 „Arief Yahya Kembali Paparkan Strategi Branding Pariwisata‟, CNN Indonesia

<http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20161126163322-307-175516/arief-yahya-kembali-

paparkan-strategi-branding-pariwisata/> [accessed 8 March 2017].

Page 5: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

32

Indonesia di mata dunia. Indonesia pun selalu berupaya membuat nation branding

yang menarik untuk mendukung sektor pariwisata agar berbeda sehingga mampu

mewakili kata promosi yang menggambarkan tentang keindahan alam yang ada di

Indonesia. Berbagai nation brand yang dibuat dan diganti menyesuaikan zaman

sesuai kebutuhan untuk terus dapat menarik minat dan daya tarik dunia

internasional. Oleh karena itu, strategi perubahan yang dilakukan Indonesia

dengan menggganti sebuah nation branding menjadi sebuah cara agar branding

baru dapat membantu memperbarui citra baru yang lebih baik lagi bagi pariwisata

Indonesia.

Pada tahun 2008 hingga tahun 2010, Indonesia sempat menggunakan

brand “Visit Indonesia Year”(VIY) sebagai brand destinasi pariwisata Indonesia.

Namun, brand pariwisata ini ternyata tidak terlalu banyak memberi citra baru

kepada pariwisata Indonesia.6 Terhitung sejak tahun 2008-2010 tersebut

berdasarkan laporan WEF dalam TTCI tahun 2009 branding pariwisata Indonesia

hanya dapat menduduki peringkat 81 dunia dari 133 negara di dunia yang

bersaing dengan nation brandingnya.7 Selain itu berdasarkan penilaian dari WEF

sendiri dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2010 juga

menilai bahwa kelemahan utama Indonesia adalah dalam (i) kebijakan dan

peraturan, (ii) pariwisata berkelanjutan, (iii) keamanan dan keselamatan, (iv)

6 Burhan Bungin, Komunikasi Pariwisata :Pemasaran Dan Brand Destinasi (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015), p. 120. 7 Jennifer Blanke and Chiesa, „The Travel & Tourism Competitveness Report 2009 : Managing in

a Time of Turbulence‟, p. 15

<http://www3.weforum.org/docs/WEF_GCR_TravelTourism_Report_2009.pdf> [accessed 7

March 2017].

Page 6: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

33

kesehatan, serta (v) teknologi informasi dan komunikasi.8TTCI tersebut pada

dasarnya akan menilai banyak hal namun ternyata ada 5 pilar yang menjadi

kelemahan pariwisata Indonesia saat menggunakan nation branding “Visit

Indonesia Year” tersebut.

Hal tersebutlah yang kemudian memicu pihak Kementerian Budaya dan

Pariwisata9 saat itu menganggap hal ini penting untuk dikaji kembali sehingga

mereka berinisiatif untuk mengubah ataupun mengganti brand tersebut. Oleh

sebab itu, pada tanggal 1 Januari 2011 pihak Kementerian Budaya dan Pariwisata

Indonesia pun mengubahnya menjadi “Wonderful Indonesia”. Brand “Wonderful

Indonesia” ini merupakan wujud modifikasi brand “Visit Indonesia Year”

namun tetap menggunakan gambar simbol burung pada nation

brandingnya.10Menurut Menteri Pariwisata, Mari Elka Pangestu, keputusan untuk

tetap menggunakan burung garuda sebagai logonya pada brand “Wonderful

Indonesia” adalah karena hal tersebutlah yang membuat kuat branding pariwisata

Indonesia. 11

Berlakunya brand “Wonderful Indonesia” tepat pada masa kepemimpinan

Mari Elka Pangestu sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2011.

Mengutip hasil wawancara reporter, Amii Anindita bersama Ibu Mari Elka

8 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, „Rencana Strategis Berkelanjutan Dan Green

Jobs‟,p.29<http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-

jakarta/documents/publication/wcms_209132.pdf> [accessed 7 March 2017]. 9 Kementerian Budaya dan Pariwisata adalah nama lembaga kementerian pariwisata di Indonesia

sebelum akhirnya pada tanggal 21 Desember 2011 diubah namanya menjadi Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berdasarkan Perpres No. 92/2011. 10

Bungin, p. 146. 11

I Made Asdhiana, „Logo “Wonderful Indonesia” Diperbarui‟, Kompas.Com

<http://travel.kompas.com/read/2012/11/19/20461691/Logo.Wonderful.Indonesia.Diperbarui>

[accessed 7 March 2017].

Page 7: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

34

Pangestu, mengatakan bahwa kementerian pariwisata telah melakukan research

dalam arti perception survey terhadap tamu-tamu mancanegara yang datang ke

Indonesia maupun yang berada di luar tentang pertanyaan apa persepsi mereka

mengenai Indonesia. Ternyata hasilnya pun menarik, dan yang unik benang

merahnya itu menurutnya adalah orang Indonesia. Menurutnya dari situlah untuk

mencari branding Indonesia. 12

Jadi the wonderful thing about Indonesia are the people, and it’s not just

the people are warm. Kalau kita bicara Thailand juga brand-nya 'Warm

Thai People', so its not just warm Indonesian people. Tapi authentic itu

kata-kata yang muncul. Itu artinya apa? jadi kita warm (hangat) tapi

otentik, tidak dibuat-buat, tidak basa-basi, benar-benar welcome, tulus,

sincere dan authentic, itu kata-kata yang muncul. Jadi itulah yang akan

menjadi branding kita mengenai Indonesia. Whats wonderful about

Indonesia? Is the people who are authentic and warmly welcoming you to

Indonesia, kira-kira seperti itulah.13

Maksud dari pernyataan tersebut menurut peneliti bahwa Ibu Mari ingin

menegaskan arti kata “Wonderful Indonesia” yang mana bukan hanya sekadar

dua kata dalam upaya promosi semata namun memang benar adanya yang

mewakili pesona Indonesia. Salah satunya yakni keramahtamahan penduduk

Indonesia yang memang apa adanya, yang akan selalu menyambut dan memberi

kesan hangat tentunya bagi siapa saja yang pertama kali atau seringkali

berkunjung ke Indonesia untuk berwisata.Tentu hal ini juga telah menjadi modal

yang baik untuk Indonesia menarik banyak wisatawan mancanegara. Apalagi

memang image yang dibangun ketika mendengar ataupun melihat slogan dan logo

branding“Wonderful Indonesia” ialah tidak lain untuk menunjukkan citra

12

Liputan6.com, Wawancara Mari Elka: Malaysia Truly Asia vs Wonderful Indonesia

<http://m.liputan6.com/bisnis/read/2089144/wawancara-mari-elka-malaysia-truly-asia-vs-

wonderful-indonesia> [accessed 7 March 2017]. 13

Liputan6.com, Wawancara Mari Elka.

Page 8: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

35

Indonesia di mata wisatawan mancanegara yang mempesona dengan keindahan

alam yang dimilikinya dan juga didukung oleh masyarakat Indonesia yang sudah

sejak dahulu dikenal sebagai sosok yang ramah tamah terhadap pendatang

ataupun bagi siapa saja yang berkunjung ke Indonesia akan diterima dengan baik

hati.

Selain itu juga dalam Konferensi pariwisata nasional tahun 2011 di

Jakarta, Mari Elka Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

menyampaikan bahwa memasarkan Indonesia di mata dunia dilakukan dengan

memasarkan pariwisata Indonesia yang terintegrasi dengan perdagangan dan

investasi.14Setelah itu masa jabatan ibu Mari Elka Pangestu pun selesai kemudian

dilanjutkan oleh Menteri Arief Yahya yang mulai menjabat tahun 2014-201915.

Walaupun berubah kepemimpinannya, Kementerian Pariwisata hingga saat ini

masih tetap mengandalkan strategi nation branding “Wonderful Indonesia”

tersebut masih menjadi nation branding pariwisata Indonesia. Hal ini kemudian

sekaligus menjadi jalan bagi Kementerian Pariwisata untuk dapat meningkatkan

Tourism, Trade, and Investment tahun 2011-2015.

2.3 Arti Slogan dan Lambang Branding “Wonderful Indonesia”

Indonesia melalui strategi nation branding “Wonderful Indonesia” tentu

telah merancang dan mempersiapkan brandingnya dengan baik agar mampu

membawa dampak baik bagi pariwisata Indonesia. Sehingga nation branding

yang dibangun pun memiliki makna yang kuat dalam mendukung citra pariwisata

14

Lestari and Aprilia, p. 3 dan 5. 15

„Harapan Untuk Pariwisata Indonesia‟, National Geographic Indonesia, 2014

<//nationalgeographic.co.id/berita/2014/10/harapan-untuk-pariwisata-indonesia> [accessed 7

March 2017].

Page 9: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

36

Indonesia. Indonesia percaya bahwa dunia akan menjadi tempat yang lebih baik

ketika semua orang memiliki kesempatan untuk menikmati “World of

Wonderful”.16 Hal tersebut dilakukan oleh Kementerian Pariwisata agar mampu

bersaing dengan negara lainnya. Oleh karena itu dibangun sebuah branding yang

mampu memperkuat daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia di mata

dunia.

Slogan Wonderful Indonesia adalah janji pariwisata Indonesia kepada

dunia. Kata “Wonderful” atau “Pesona” mengandung janji bahwa Indonesia kaya

dengan ketakjuban, dari segala aspek manusia maupun alamnya, yang mengusik

kalbu dan menjanjikan pengalaman baru yang menyenangkan. Konsep logo yang

mengusung tema burung yang suka berkelompok melambangkan hidup damai

antar sesama di alam sentosa. Burung juga satwa dengan populasi terbesar di

Indonesia dan menjadi lambang bangsa. Rentangan sayap berarti keterbukaan,

hasrat untuk terbang jauh, melintas batas. Sifatnya semesta, dikenali oleh semua.17

16

Ministry of Tourism Republic of Indonesia, Pedoman Aplikasi Brand and Design (Jakarta:

Ministry of Tourism Republic of Indonesia, Gedung Sapta Pesona, 2016), p. 14

<http://www.indonesia.travel/brand-guidelines/brand-guideline.pdf> [accessed 27 February 2017]. 17

Kemenpar, „Logo Wonderful Indonesia Dan Pesona Indonesia‟

<http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=6&id=2026> [accessed 30 April 2016].

Page 10: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

37

Gambar 2.1 Logo dan Slogan Nation Branding Indonesia

Sumber: Website Kementerian Pariwisata18

Tulisan “Indonesia” berwarna hitam yang lebih besar daripada

“Wonderful” atau “Pesona” mengedepankan dan memperkuat Indonesia diantara

persaingan pariwisata internasional. Segi filosofi warna hijau menggambarkan

reativitas, ramah kepada alam dan keselarasan, warna ungu yaitu daya imajinasi,

keimanan, kesatuan lahir dan batin, jingga tentang inovasi, semangat pembaruan,

dan keterbukaan. Sedangkan warna biru menggambarkan kesemestaan,

kedamaian, dan keteguhan, dan magenta tentang keseimbangan, akal sehat, dan

sifat praktis.19

Warna sangat membantu membangun perhatian dan asosiasi

dengan brand. Warna logo citra “Wonderful Indonesia”adalah bagian vital dari

keseluruhan logo dan harus selalu digunakan untuk menjaga konsistensi dan

kesinambungan citra “Wonderful Indonesia”.20

18

Kementerian Pariwisata, „Logo Wonderful Indonesia‟

<http://www.kemenpar.go.id/userfiles/image/logo%20wonderful%20indonesia%20color.jpg>

[accessed 27 February 2017]. 19

Ibid. 20

Ministry of Tourism Republic of Indonesia, p. 24.

Page 11: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

38

Semua aspek yang mendukung mulai dari segi logo, slogan, dibuat

menarik dan sedimikian rupa mengandung arti dan makna agar branding

Indonesia menjadi kuat dan mampu bersaing dengan nation branding negara lain

dalam hal meningkatkan pariwisatanya. Branding “Wonderful Indonesia” yang

dibangun tersebut oleh Indonesia digunakan dalam berbagai kesempatan untuk

promosi pariwisata Indonesia baik di dalam negeri maupun luar negeri.

2.4 Perkembangan Tingkat Daya Saing Branding Pariwisata “Wonderful

Indonesia” di Dunia Internasional Tahun 2011-2015

Perkembangan pariwisata Indonesia sejak diubahnya nation branding

“Visit Indonesia Year” menjadi “Wonderful Indonesia” tahun 2011 sudah

membawa dampak positif bagi tingkat daya saing pariwisata Indonesia di dunia

Internasional. Adapun World Economic Forum (WEF) yang menjadi

lembaga/yayasan non profit dunia yang mana setiap tahunnya selalu memberikan

laporan penilaian berupa Travel & Tourism Competitiveness Index Report.21 Salah

satu indikator yang umum digunakan untuk membandingkan daya saing

kepariwisataan negara-negara di dunia adalah Travel and Tourism

Competitiveness Index (TTCI). TTCI memiliki tiga subindeks, yaitu: (1) kerangka

kebijakan pemerintah; (2) infrastruktur dan lingkungan bisnis; dan (3) sumber

daya manusia, alam, dan budaya. Ketiga subindeks ini pun memiliki 14 pilar lagi

untuk dapat menilai tingkat daya saing pariwisata.22

21

„Our Mission‟, World Economic Forum <https://www.weforum.org/about/world-economic-

forum> [accessed 14 March 2017]. 22

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, „Rencana Strategis 2012-2014‟, p. 62

<http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/RENSTRA_FINAL_all_29juni2012.pdf> [accessed 11

March 2017].

Page 12: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

39

Bagan 2.1 Indeks Daya Saing Pariwisata

Sumber: World Economic Forum23

Penelitian ini pun menggunakan perhitungan data yang diperoleh dari

WEF melalui Travel and Tourism Competitiveness index Report (TTCI). Sebab

laporan WEF berupa TTCI dinilai sudah menjadi standar global pula dalam

menilai tingkat daya saing dunia tentang nation branding pariwisata dunia.

Perkembangan tingkat daya saing pariwisata Indonesia pasca menggunakan

nation branding “Wonderful Indonesia” tersebut dapat dilihat pada tahun 2011,

Indonesia mampu menarik perhatian dunia dengan naik peringkat berdasarkan

World Economic Forum (WEF) yang secara rutin tiap tahun mempublikasikan

hasil perhitungan daya saing pariwisata tiap negara dalam bentuk Travel &

Tourism Competitiveness Report yang melaporkan bahwa Indonesia berada pada

23

Jennifer Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2011: Beyond

the Downturn (Geneva, Switzerland: World Economic Forum, 2011), p. 5

<www3.weforum.org/docs/WEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011.pdf>.

Page 13: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

40

posisi 74 dari 139 negara meningkat, karena sebelumnya Indonesia berada di

posisi 81 tahun 2010.24Hal tersebut tentunya didukung oleh aturan dan kebijakan

Indonesia yang sudah sangat matang dalam membangun sebuah nation branding

yang mampu membuat citra positif bagi promosi pariwisata Indonesia di mata

dunia.

Tabel 2.1 The Travel & Tourism Competitiveness Index 2011

Sumber: World Economic Forum25

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2011, Indonesia menduduki

peringkat ke 74 di dunia dimana naik 7 peringkat dibanding sebelumnya yang

sempat menduduki posisi ke 81. Hal ini menunjukan sebuah prestasi tentunya

pasca Indonesia resmi mengganti branding “Visit Indonesia Year” menjadi

24

Hidayat, p. 47. 25

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2011: Beyond the

Downturn, p. 17.

Page 14: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

41

menggunakan nation branding ”Wonderful Indonesia”. Naiknya peringkat

Indonesia dengan penggunaan branding “Wonderful Indonesia”tersebut juga

diukur berdasarkan 14 pilar yang membentuk penilaian World Economic Forum

(WEF) dalam sebuah laporan Travel & Tourism Competitiveness Index Report.

Pada tahun 2011 hasil penilaian itu dapat dillihat melalui sebuah tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Laporam WEF dalam Travel &Tourism Competitiveness Index

(TTCI) Tahun 2011 berdasarkan 14 pilar

Sumber: World Economic Forum26

Tabel di atas sebagai salah satu contoh bagaimana TTCI membuat laporan

yang menjelaskan bahwa terdapat 14 pilar utama yang menjadi poin penilaian dari

World Economic Forum dalam membuat sebuah laporan berupa TTCI tersebut.

Jika ditinjau dari penilaian naiknya peringkat Indonesia menurut WEF, kekuatan

26

Schwab Klaus and Berge Brende, The ASEAN Travel & Tourism Competitiveness Report 2012 :

Fostering Prosperity and Regional Integration Through Travel and Tourism (World Economic

Forum, 2012), p. 8.

Page 15: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

42

Indonesia karena memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang mana sebagai salah

satu warisan SDA dunia yang juga memiliki kekayaan spesies fauna yang hanya

berada di Indonesia menempati peringkat 17.27

Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya budaya dengan

mempunyai 8 situs warisan budaya dunia, hal itu juga dilengkapi dengan sejumlah

pekan raya dan pameran internasional di Indonesia, ditambah lagi adanya

kekuatan industri kreatif. Di sisi lain untuk untuk daya saing harga mendapat

peringkat 4, dan daya saing hotel ke 6 hal ini didukung oleh Travel & Tourism

(T&T) industry yang mampu bersaing harga hotel dengan low ticket taxes and

airport charges, and favorable fuel prices. Peringkat ke 15 untuk national

prioritization of Travel & Tourism. Namun, menurut WEF berdasarkan

laporannya dalam Travel and Tourism Competitiveness Report ada hal-hal khusus

dalam 14 pilar tersebut yang harus lebih diperhatikan oleh negara dalam

pembangunan sektor pariwisatanya. Terutama dalam pilar transportasi udara (

peringkat 58), infrastruktur pariwisata (116), infrastruktur ICT (96) dalam hal

menanggapi peluang investasi di negaranya. Bukan hanya itu, dari segi

keselamatan dan keamanan ditambah lagi untuk environment sustainability (127)

pariwisata juga perlu ditingkatkan, sebab lemahnya kepercayaan terhadap

pelayanan polisi setempat, dan mengingat Indonesia negara berpotensi tindakan

terrorisme.28

27

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2011: Beyond the

Downturn, p. 23. 28

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2011: Beyond the

Downturn, p. 23.

Page 16: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

43

Berdasarkan TTCI tersebut salah satu pilar yakni Prioritization Travel &

Tourism memuat indikator effectiveness of marketing and branding dalam hal ini

tentu saja World Economic Forum dalam mengeluarkan sebuah laporan dalam

TTCI juga menilai keefektifan dari promosi pemasaran dari nation branding

negara.29 Oleh karena itu, ranking/peringkat yang diberikan pada masing negara-

negara di dunia selain merujuk pada penilaian sesuai 14 pilar juga melihat

sebarapa baik dan efektifnya nation branding digunakan oleh negara. Indonesia

sejak tahun 2011 sudah mengandalkan strategi nation branding “Wonderful

Indonesia”.

Selanjutnya akan diperlihatkan pula ranking Indonesia dalam bentuk tabel

yang diolah oleh WEF dalam bentuk The Travel and Tourism Competitiveness

Index (TTCI) pada tahun 2011 dan 2013. Tabel ini akan menunjukkan bahwa

Indonesia naik peringkat lagi dari tahun 2011 berada di posisi ke 74 menjadi

masuk peringkat ke 70 pada tahun 2013.

Tabel 2.3 Peringkat Daya Saing Indonesia berdasarkan The Travel &

Tourism Competitiveness Index Tahun 2011, 2013, dan 2015 30

2011 2013 2015

Ranking 74/140 negara Ranking 70/140 negara Ranking 50/141

Sumber: World Economic Forum31

29

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2011: Beyond the

Downturn, p. 219. 30

Crotti and Misrahi, p. 5. 31

Jennifer Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2013 Reducing

Barriers to Economic Growth and Job Creation (Geneva: World Economic Forum, 2013), p. 26

<www3.weforum.org/docs/WEF_TT_Competitiveness_Report_2013.pdf>.

Page 17: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

44

Berdasarkan tabel di atas mengambarkan bahwa tahun 2013 Indonesia

dengan menggunakan nation branding “Wonderful Indonesia”mampu naik

peringkat ke 70 setelah pada tahun 2011 berada pada peringkat ke 74 dunia.

Menurut data The Travel and Tourism Competitiveness Index yang dilaporkan

oleh World Economic Forum (WEF) 2013, hasil penilaian daya saing pariwisata

Indonesia naik 4 tingkat, bila tahun 2012 berada di peringkat 74, tahun 2013 naik

di peringkat 70.32 Pada tahun 2013 WEF juga mencatat rangking Indonesia di

kawasan regional berada di posisi ke 12, dan menempati posisi ke 70 dunia

dimana naik 4 peringkat dari posisi sebelumnya pada tahun 2011-2012. Indonesia

memiliki pencapaian nilai yang baik pada pilar SDA kembali yakni pada posisi ke

6 dunia. Pada pilar kekayaan sumber budaya ke 38, dengan andalan memiliki 10

situs warisan budaya. Sedangkan tahun 2013 posisi rangking daya saing harga ada

pada rangking ke 9 dan daya saing hotel ke 21. Selain itu, menduduki posisi ke 19

pada prioritas travel and tourism.33

Hal tersebut sudah menunjukkan sejak tahun 2011 Indonesia

menggunakan nation branding “Wonderful Indonesia”, Indonesia mampu secara

signifikan mengubah posisi dan mengembangkan pilar yang lemah dalam

penilaian WEF tersebut menjadi lebih baik. Sungguh cepat perkembangan

pariwisata Indonesia dalam persaingan dunia, tahun 2011 di posisi 74, dua tahun

kemudian sudah dapat menginjak posisi ke 70.

32

Kementerian Pariwisata, „Siaran Pers: Menparekraf Buka Konferensi Nasional Penyiapan SDM

Pariwisata Mengantisipasi Implementasi MEA‟, 2014

<http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2664> [accessed 4 May 2016]. 33

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2011: Beyond the

Downturn, p. 22.

Page 18: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

45

Setelah itu laporan WEF yang muncul kemudian pada tahun 2015

menunjukkan peningkatan pula, dimana Indonesia berhasil menduduki peringkat

ke 50 Dunia dari 141 negara.34

Pada tahun 2015 pun, Indonesia mampu menunjukkan pencapaian yang

baik dengan mengandalkan nation branding “Wonderful Indonesia” dimana

sudah mampu mencapai peringkat ke 50 dunia naik peringkat dari sebelumnya

pada tahun 2013-2014 masih menduduki peringkat ke 70. Hal tersebut berhasil

dan sukses dicapai juga karena pemerintah konsisten mempertahankan kualitas

dari slogan, promosi, dan inovasi yang terus berkembang dan meningkat setiap

tahunnya. Peneliti pun merangkum hasil penilaian yang diperoleh Indonesia

selama tahun 2011-2015 dengan membuat sebuah tabel berjudul rapor penilaian

pariwisata Indonesia menurut TTCI.

Tabel 2.5 Rapor Penilaian Indonesia Menurut TTCI

Pilar Tahun

2011 2013 2015

Rank Rank Rank

1 88 93 63

2 127 125 134

3 72 85 83

4 115 112 109

5 15 19 15

6 58 54 39

7 82 87 77

8 116 113 101

9 96 87 85

10 4 9 3

11 51 61 53

12 121 114 55

13 17 6 19

14 39 38 25

34

Crotti and Misrahi, p. 5.

Page 19: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

46

Sumber: Tabel dibuat oleh Peneliti berdasarkan data dari The Travel and Tourism

Competitiveness Report 201135,201336, dan 201537 World Economic Forum

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa naiknya peringkat daya saing

Indonesia di dunia internasional berdasarkan laporan Travel and Tourism

Competitiveness Index tersebut tidak lepas dari bentuk penilaian dari World

Economic Forum (WEF) sendiri. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut dalam

sebuah grafik yang menjelaskan tentang perubahan peringkat/ranking Indonesia

sejak tahun 2011-2015. Indonesia memperoleh kedudukan peringkat yang sangat

baik pada pilar ke 5 (Prioritization of Travel & Tourism),10 (Price competitiveness in

the T&T industry), dan 13 (Natural resources) dimana selalu masuk dalam 20 besar

dunia dari ratusan negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa sejak tahun 2011

sampai tahun 2015 dengan mengandalkan nation branding “Wonderful

Indonesia” ternyata Indonesia mampu memperbaiki peringkat ke 14 pilar tersebut

meski tidak keseluruhannya namun bagaimana pun hasil laporan penilaian

tersebut terjadi saat Indonesia menggunakan nation branding “Wonderful

Indonesia”.

35

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2011: Beyond the

Downturn, pp. 28–32. 36

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2013 Reducing

Barriers to Economic Growth and Job Creation, p. 33,36,39. 37

Crotti and Misrahi, pp. 43–56.

Page 20: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

47

Keterangan:

1. Policy rules and

regulations

2.Environmental

sustainability

3. Safety and security

4.Health and hygiene

5. Prioritization of

Travel & Tourism

6. Air transport

infrastructure

7.Ground transport

infrastructure

8.Tourism

infrastructure

9. ICT infrastructure

10.Price

competitiveness in

the T&T industry

11.Human resource

12.Affinity for Travel

& Tourism

13.Natural resources

14.Cultural

resources

Grafik 2.1 Rapor Penilaian Indonesia Menurut TTCI

Sumber: Grafik dibuat oleh Peneliti menggunakan data

berdasarkan The Travel and Tourism Competitiveness Report

201138,201339, dan 201540, World Economic Forum

Grafik di atas memperlihatkan bahwa ada tiga pilar yang terlihat dominan

selalu baik penilaiannya. Hal itu disebabkan karena pilar prioritas travel dan

pariwisata, tingkat daya saing harga, dan SDA Indonesia mampu dipertahankan

dengan baik sehingga selalui berada pada ranking yang masuk 20 besar dunia.

Naiknya peringkat Indonesia tersebut tentu juga menimbulkan dampak baik bagi

sektor pariwisata Indonesia yang akan berimbas baik pula pada perdagangan, dan

investasi dalam negeri Indonesia.

38

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2011: Beyond the

Downturn, pp. 28–32. 39

Blanke and Thea Chiesa, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2013 Reducing

Barriers to Economic Growth and Job Creation, p. 33,36,39. 40

Crotti and Misrahi, pp. 43–56.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2011

2013

2015

Page 21: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

48

Naiknya peringkat daya saing Indonesia tersebut juga tidak lepas dari

berbagai upaya Indonesia untuk terus meningkatkan performa dari ke empat belas

pilar penilaian dari WEF tersebut di mana salah satunya dari segi peraturan dan

arah kebijakan yang selalu dirancang untuk dapat menyesuaikan kriteria WEF

dalam penilaiannya ketika menggunakan branding “Wonderful Indonesia”

Bagaimana upaya yang dilakukan Indonesia untuk dapat meningkatkan Tourism,

Trade, Investment (TTI) tersebut setelah strategi nation brandingnya mampu

memperlihatkan hasil yang baik peneliti akan membahas lebih lanjut pada bab

selanjutnya.

2.5 Arah Kebijakan Indonesia untuk Tingkatkan TTI dalam negeri

Tahun 2011-2015

Indonesia dalam upaya meningkatkan Tourism, Trade, dan Investment

(TTI) dalam negeri telah mengatur dan mempertimbangkan berbagai arah

kebijakanya sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2011 tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 dan

Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif.

Melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), maka

Indonesia memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kualitas hidup

masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

Hal ini dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau kesuksesan Indonesia nantinya di

dalam sektor pariwisata pasti ada campur tangan dari Kemenparekraf sebagai

kementerian yang memang diberikan wewenang dalam melaksanakan kinerjanya.

Page 22: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

49

Sebelumnya nama lembaga kementerian pariwisata bukanlah Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), tetapi melainkan disebut

sebagai Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar). Perubahan

nama tersebut terjadi karena pada saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

melihat ada satu perkembangan di dunia yakni ekonomi kreatif, maka dari itu

Presiden menyampaikan kepada Menteri Kemenbudpar saat itu Pak Jero Wacik

agar dimasukkan di dalam sektor pariwisata.41 Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara resmi telah terbentuk pada tanggal 21

Desember 2011.42

Perubahan nama tersebut tentu bertujuan untuk kesuksesan Indonesia

dalam menerima perkembangan perekonomian dunia tentunya. Segala bentuk

kebijakannya Kemenparekraf pun dirancang untuk membangun pariwisata

Indonesia lebih baik agar nantinya kontribusi sektor pariwisata juga akan

berpengaruh langsung pada upaya peningkatan perdagangan dan investasi. Oleh

karena itu, Kemenparekraf telah mempersiapkan sebuah kebijakan yang pro

terhadap peningkatan dan perkembangan TTI di Indonesia. Kemenparekraf pun

sudah merancang sebuah visi dan misi, arah kebijakan, serta susunan strategi

program kerja yang sesuai untuk mewujudkan hal tersebut untuk tingkatkan TTI

dalam negeri. Dimana hal inilah yang akan menjadi pedoman atau acuan bagi

upaya meningkatkan TTI dalam negeri Indonesia, sehingga hasil yang diperoleh

pun dapat dicapai secara maksimal.

41

Beritasatu.com, „Dua Kementerian Ganti Nama‟ <http://www.beritasatu.com/nasional/13679-

dua-kementerian-ganti-nama.html>. 42

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, p. 18.

Page 23: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

50

Menurut rencana strategis pembangunan pariwisata Indonesia tahun 2011-

2015 adapun visi Kemenparekraf yakni “untuk mewujudkan kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan

ekonomi kreatif”. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Kemenparekraf pun

memiliki 4 misi utama, yaitu: (1) mengembangkan kepariwisataan berkelas

dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan serta mampu mendorong

pembangunan daerah; (2) mengembangkan ekonomi kreatif yang dapat

menciptakan nilai tambah, mengembangkan potensi seni dan budaya Indonesia,

serta mendorong pembangunan daerah; (3) mengembangkan sumber daya

pariwisata dan ekonomi kreatif secara berkualitas; dan (4) menciptakan tata

pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel.43

Misi Kemenparekraf yang sesuai dengan judul penelitian kali ini tentang

“upaya Indonesia Meningkatkan Tourism, Trade, dan Investment (TTI) dalam

negeri melalui nation branding “Wonderful Indonesia”terdapat pada poin pertama

tentang mengembangkan kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan

berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan daerah. Makna dari

mengembangkan kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan

tersebut adalah dengan mencerminkan karakteristik: (a) memiliki keunikan dan

kekhasan dengan karakter dan kearifan lokal (local genuine) yang bercita rasa

internasional; (b) memiliki layanan yang memenuhi standar internasional; (c)

mampu menarik wisatawan mancanegara dan nusantara untuk datang berkunjung;

(d) memberikan nilai dan kesan yang mendalam bagi wisatawan; serta (e)

43

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, p. 18.

Page 24: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

51

mengangkat harkat dan martabat Indonesia di kancah dunia dan menjadi

kebanggaan nasional. Selanjutnya hal itu dapat dicerminkan dari faktor daya tarik,

sarana dan prasarana sebagai fasilitas pendukung yang tentunya dengan

memperhatikan pembangunan yang ramah lingkungan dan melestarikan

kekayaan alam dan mampu menjamin pertumbuhan ekonomi.44

Berikut adalah arah kebijakan yang dikeluarkan Kemenparekraf untuk

melaksanakan misi tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi

antar instansi pemerintah

2. Penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi

antar instansi pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat

3. Peningkatan kualitas daerah tujuan wisata

4. Penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri

pariwisata

Strategi yang dilakukan Kemenparekraf untuk melaksanakan kebijakan

tersebut adalah:

1. (a) mengoptimalkan pelaksanaan pemasaran dan promosi tourism, trade, and

investment (TTI); (b) mengoptimalkan peran perwakilan Indonesia di luar negeri, dan 2.

(a) mengoptimalkan branding nasional di luar negeri; (b) mengoptimalkan branding

nasional di dalam negeri; 45

Visi dan misi, arah kebijakan, dan strategi yang dikeluarkan

Kemenparekraf tersebut telah merujuk pada penelitian ini. Terutama berdasarkan

44

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, p. 126. 45

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, p. 168.

Page 25: BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIAeprints.umm.ac.id/54269/3/BAB 2.pdf28 BAB 2 PENERAPAN NATION BRANDING DI INDONESIA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni

52

kebijakan yang ada tersebut yang mana memeiliki kebijakan untuk

mengoptimalkan atau meningkatkan TTI dan mengoptimalkan nation branding di

luar ataupun di dalam negeri. Hal ini dapat menjadi acuan peneliti juga untuk

dapat mencari tahu serta menggambarkan secara lebih lanjut apa saja dan

bagaimana bentuk upaya Indonesia melalui Kemenparekraf dalam meningkatkan

Tourism, Trade, and Investment (TTI) melalui strategi nation branding

“Wonderful Indonesia” yang terhitung sejak tahun 2011-2015.