bab 2 pekerjaan & informasi

Upload: momo-taros

Post on 09-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bab IITinjauan Pustaka2.1 Air Susu Ibu(ASI)2.1.1 Definisi ASIASI merupakan makanan alamiah untuk bayi. ASI mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen, dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. Memberikan ASI kepada bayi, bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan untuk ibu.ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya.62.1.2 Keunggulan ASI dan Manfaat MenyusuiKeunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.1. Aspek gizia. Manfaat kolostrumi. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.ii. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.iii. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.iv. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.b. Komposisi ASIi. ASI mudah dicerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.ii. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi dan anak.iii. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casien yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan susu sapi mempunyai perbandingan Whey:Casein adalah 20:80, sehingga tidak mudah diserap.c. Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASIi. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.ii. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang(polyunsaturated fatty acid) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Di samping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).6

2. Aspek imunologiki. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.ii. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.iii. Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri ( E.coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak dari susu sapi.iv. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu Brochus-Associated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Associated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan dan Mammary Associated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.v. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.63. Aspek psikologiki. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui: bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.ii. Interaksi ibu dan bayi: pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.iii. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit(skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.64. Aspek kecerdasani. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.ii. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 poin lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 poin lebih pada usia 3 tahun dan 8.3 poin lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.65. Aspek neurologisDengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.66. Aspek ekonomisDengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.67. Aspek penundaan kehamilanDengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi.62.1.3 Waktu yang tepat memberi ASIPara ibu dianjurkan untuk memberi ASI sesegera mungkin begitu mereka merasa cukup kuat, biasanya 30 menit setelah lahir. Sampai bayi berumur 4-6 bulan, bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan bahan makanan dan minuman lain. Jika ibu minum obat selama proses persalinan, mereka harus menunggu sampai obat meninggalkan sistem pencernaan, biasanya berlangsung dalam dua sampai tiga jam. Jika tidak minum obat, beberapa ibu mulai memberi ASI di kamar bersalin dan hal ini baik sekali.62.2 Makanan Pendamping ASI (MPASI)2.2.1 Definisi MPASIMenurut Depkes RI tahun 1992, makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi/anak di samping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya.62.2.2 Manfaat MPASIMakanan pendamping ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi/anak, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan tambahan merupakan salah satu proses pendidikan di mana bayi diajar mengunyah dan menelan makanan padat dan membiasakan selera-selera baru.62.2.3 Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASIa) Melengkapi zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI.b) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.c) Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.d) Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kalori energi yang tinggi.7

2.2.4 Pola pemberian makanan pendamping ASIa) Buah-buahan Buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah, misalnya pisang Ambon, pepaya, jeruk, tomat. Sari buah dapat diberikan setelah bayi berumur 6 bulan dengan frekuensi 1-2 kali sehari sedangkan buah segar diberikan setelah anak berumur di atas 12 bulan.

b) Makanan lunakMakanan lunak adalah makanan yang berbentuk halus/setengah cair yang diberikan pada bayi usia 6 bulan dengan frekuensi 2 kali dalam sehari dan untuk 9-12 bulan dengan frekuensi 1 kali dalam sehari.c) Makanan lembekMakanan lembek adalah bubur saring yang diberikan pada bayi usia diatas 6-9 bulan dengan frekuensi 1 kali dalam sehari dan untuk 6-9 bulan dengan frekuensi 2 kali sehari.d) Makanan padatMakanan padat adalah makanan pendamping berbentuk padat yang tidak dianjurkan terlalu cepat diberikan pada bayi mengingat usus bayi belum dapat menerima dengan baik sehingga dapat mengganggu fungsi usus. Contoh makanan padat adalah biskut dan telur. Makanan padat dapat diberikan setelah anak berumur diatas 12 bulan sebanyak 1- 2 kali dalam sehari.62.3 Penyapihan2.3.1 Pengertian penyapihanPengenalan untuk makanan padat dan penggantian susu secara bertahap kepada makanan padat sebagai sumber utama nutrisi dikenali sebagai proses penyapihan. Dalam publikasi yang terbaru, World Health Organization (WHO) menggunakan istilah penyapihan dalam arti yang lebih terbatas untuk menunjukkan penghentian sempurna menyusui. Makanan tambahan merupakan pemberian nutrisi apapun yang mengandungi makanan atau cairan lain selain ASI dan termasuk makanan padat dan susu formula.1Menurut Lewis menyapih merupakan proses peralihan pemberian makan bayi dari susu ke bubur yang sangat halus, kemudian ke bubur yang lebih kasar, sampai bayi berumur sekitar 12 bulan dan sudah sepenuhnya mampu menyantap makanan keluarga.8 Tujuan memperkenalkan makanan padat bersama susu bayi adalah untuk memberikan energi dan nutrisi tambahan ketika susu tidak lagi cukup untuk mempertahankan pertumbuhan cepat bayi, kesehatan dan pembangunan yang optimal. Selain itu, penyapihan juga memberikan kesempatan untuk mencoba rasa dan tekstur baru makanan keluarga saat bayi dalam tahap reseptif.92.3.2 Manfaat penyapihanPenyapihan anak 2 tahun dilakukan demi perkembangan maupun psikologis anak, seperti:1. Mengembangkan pengenalan aneka ragam rasa dan tekstur makanan. Hal ini berpengaruh pada perkembangan intelektualitasnya karena daya ingatnya akan menyimpan informasi mengenai berbagai rasa dan tekstur makanan.2. Memperbanyak latihan mengunyah makanan padat agar gigi dan rahang berkembang optimal.3. Anak di latih untuk mandiri karena tidak bergantung pada ASI setiap kali anak lapar atau haus.102.3.3 Waktu penyapihanMenurut WHO, masa pemberian ASI diberikan secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan setelah 6 bulan berdampingan dengan makanan tambahan hingga umur 2 tahun atau lebih.5Departemen Kesehatan merekomendasikan ASI eksklusif (atau susu formula) selama 6 bulan pertama (26 minggu) sebagai rekomendasi populasi. Usia di mana bayi membutuhkan makanan padat bervariasi dan semua bayi harus dikelola secara individual.Menyapih sebaiknya tidak ditunda lebih dari 6 bulan karena dari waktu ini ASI tidak lagi cukup untuk memenuhi semua kebutuhan gizi untuk pertumbuhan bayi (meskipun ASI akan tetap menjadi sumber utama nutrisi selama berbulan-bulan setelah dimulainya penyapihan).Beberapa orang tua mungkin memutuskan untuk memulai memperkenalkan makanan padat sebelum 6 bulan dan beberapa bayi mungkin perlu disapih sebelum 6 bulan. Makanan padat harus tidak diperkenalkan sebelum 17 minggu (4 bulan) dan lebih dekat ke usia 6 bulan lebih baik.9Penyapihan dimulai pada umur yang berbeda dalam masyarakat berbeda. Pada segolongan masyarakat, hal ini tidak dilakukan sebelum bayi menginjak usia enam bulan, dan dapat berlangsung sampai anak berumur lebih dari dua tahun, atau kadang-kadang sampai empat tahun. Pada golongan masyarakat lain, hal ini dilakukan lebih awal.82.3.4 Metode penyapihan1) Metode seketikaa. Umumnya dilakukan pada keadaan terpaksa. Misalnya pada ibu mendadak sakit atau pergi jauh. Jika memilih metode ini yang harus dilakukan adalah: i. Mengkomunikasikan situasi yang terjadi pada anak (terutama untuk anak satu tahun keatas). ii. Untuk memberikan minuman selain ASI tunggulah anak sampai merasa haus dan lapar. Karena biasanya ia bisa menerima minuman tersebut dalam kondisi lapar. iii. Alihkan perhatian anak dengan mainan yang ia suka sambil memberinya makan dan minum. iv. Beri susu formula yang rasanya mendekati ASI. Hadirkan sosok pengganti ibu yang dapat membuat anak merasa nyaman, walau ibu tidak berada disisinya. 2) Metode bertahapMetode bertahap dibagi menjadi dua yaitu dengan cara Natural weaning (penyapihan alami) dan Mother led weaning.a. Natural weaning (penyapihan alami)Disini ibu tidak memaksa anak untuk berhenti namun mengikuti tahap perkembangan anak. Metode ini adalah kesiapan mental ibu dan dukungan suami. Ayah juga harus berperan sebagai sosok yang memberikan kenyamanan selain ibu. Metode ini terjadi saat bayi mulai menerima jumlah dan jenis makanan tambahan yang meningkat sambil menyusui on demand. Dengan metode ini, penyapihan sepenuhnya biasanya terjadi antara usia dua dan empat tahun.b. Mother led weaning Ibu menentukan saat menyapih anak. Yang dibutuhkan pada metode ini adalah kesiapan mental ibu dan dukungan suami. Ayah juga harus berperan sebagai sosok yang memberikan kenyamanan selain ibu, dengan cara mengajak anak bermain. Metode ini terjadi apabila ibu membuat keputusan untuk menyapih tanpa adanya tanda-tanda dari anak yang dia sudah siap untuk disapih. Antara penyebabnya ialah tidak cukup susu atau bimbang akan pertumbuhan bayi, penyusuan yang menyakitkan atau mastitis, ibu kembali bekerja, kehamilan baru, mahu pasangan atau penjaga menyusukan anak atau gigi anak sudah mulai tumbuh. Hal ini menyebabkan penyapihan dini walaupun ibu asalnya ingin terus menyusukan anaknya.11

Pemberian makanan sapihan sebaiknya berangsur-angsur mulai dari yang paling lembut sampai yang lebih keras. Menurut WHO pemberian MP-ASI harus sesuai dengan waktu pemberian yang tepat, memadai, aman untuk dikonsumsi. Bayi yang diberi MP-ASI dalam waktu yang semakin awal memiliki kecenderungan mempunyai status gizi yang kurang dibandingkan dengan bayi yang diberikan MP- ASI tepat pada waktunya yaitu mulai usia enam bulan.122.3.5 Cara PenyapihanPenyapihan alami atau natural adalah cara yang terbaik karena tidak memaksa dan mengikuti tahap tumbuh kembang anak, tiap anak sebetulnya memiliki tahapan perkembangan alami yang menandai dia siap disapih. Yang di anjurkan oleh dinas kesehatan sampai batas usia 2 tahun. Cara penyapihan yang alami antara lain :a) Memberi makan dan minum agar anak selalu kenyang dan lupa pada ASI. Cara ini boleh dilakukan untuk menyapih, tetapi harus secara perlahan. Selain itu efek yang terjalin ketika ibu menyusui juga harus digantikan dengan sentuhan lain agar tetap terjaga hubungan kelekatan antara ibu dan anak. Pada anak yang sudah mengerti jika diajak bicara, ibu bisa memberi penjelasan pada anak.b) Memberi empeng atau dot sebagai pengganti puting ibu. Tapi dengan cara ini dapat menyebabkan ketergantungan pada anak, sehingga mempengaruhi struktur gigi anak. Jadi jika ada cara yang lebih baik cara ini tidak perlu digunakan.c) Menjarangkan pemberian ASI. Pemberian ASI 3 kali dalam sehari. Lalu dalam beberapa minggu kemudian menjadi 2 kali dalam sehari sehingga berhenti tidak minum ASI sama sekali. Contoh anak disapih pada waktu malam atau siang hari saja.d) Memberi penjelasan pada anak, setelah itu tidak memberikan ASI sekalipun pada anak. Cara ini dilakukan pada anak sudah berusia 2 tahun atau ketika anak sudah mengerti jika diajak bicara. Tetapi dengan cara tidak memberi ASI sama sekali, itu sama saja menyapih dengan cara mendadak. Dampak tetap negatif jika penjelasan ibu tidak bisa diterima anak, dia merasa ditolak oleh ibunya.112.3.6 Hal-hal yang dilarang dalam penyapihana. Mengoleskan obat merah pada putingSelain bisa menyebabkan anak mengalami keracunan, juga membuat anak belajar bahwa puting ibu ternyata tidak enak, bahkan bisa membuatnya sakit. Anak akan merasa ditolak ibunya. Dampak selanjutnya mudah diduga, anak akan merasa ibu tidak mencintainya. Gaya kelekatan yang muncul selanjutnya adalah avoidance (menghindar dalam suatu hubungan interpersonal). b. Memberi perban atau plester pada putingCara ini akan terasa lebih menyakitkan untuk anak. Jika sudah diperban atau diplester, anak belajar bahwa puting ibunya adalah sesuatu yang tidak bisa dijangkau.c. Dioleskan jamu atau kopi agar terasa pahitIbu masih memberikan ASI, tapi rasanya pahit tidak seperti biasanya. Parahnya lagi, anak bisa memiliki kepribadian ambivalen bukan kepribadian yang menyenangkan. Anak akan mengembangkan kecemasan dalam hubungan interpersonal nantinya.d. Menitipkan anak ke rumah kakek-neneknyaKondisi seperti ini bisa mengguncang jiwa anak, sehingga tak menutup kemungkinan anak merasa ditinggalkan dan kehilangan figur seorang ibu. Tentunya hal itu tidak mudah bagi anak karena ada dua stressor (sumber stress) yang dihadapinya, yakni ditinggalkan dan harus beradaptasi.e. Selalu mengalihkan perhatian anak setiap menginginkan ASIMeski masih balita, anak tetap bisa merasakan penolakan ibu yang selalu mengalihkan perhatiannya saat ia menginginkan ASI. Kondisi ini juga membuat anak belajar berambivalensi.f. Selalu bersikap acuh setiap anak menginginkan ASIAnak menjadi bingung dan bertanya-tanya, mengapa dirinya diperlakukan sedemikian sehingga berkembanglah rasa rendah diri.72.3.7 Dampak penyapihan1. Dampak penyapihan terlalu dinia) Menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang keeratannya karena proses bounding etatman terganggu.b) Insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat.c) Pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi pada anak.d) Mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah, ruam dan gatal-gatal karena reaksi dari sistem imun.62. Dampak penyapihan terlalu lamaa) Risiko defisiensi nutrisi dan energi terutamanya menyebabkan penyakit anemia defisiensi besi pada anak yang penyapihannya mulai usia di atas 6 bulan.132.3.7 Faktor-faktor mempengaruhi penyapihan1. Kesiapan anak ( tidak tergantung pada ASI lagi)Melihat pertumbuhannya, pada saat itu hampir semua bayi telah siap menerima makanan padat. Selain itu, bayi juga sudah bisa duduk, menegakkan kepalanya, serta melakukan koordinasi mengunyah dan menelan. Beberapa bayi terlihat sudah siap mulai disapih sebelum usia tersebut, konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan anda untuk mengetahui waktu yang tepat untuk mulai proses menyapih buat bayi anda. Proses menyapih tidak bisa dimulai sebelum usia 4 bulan. Bayi anda akan memberikan tanda-tanda jika ia siap untuk disapih. Tanda-tanda yang bisa dilihat antara lain :a) Bayi terlihat tidak puas setelah disusui, menangis atau minta disusui lagi. b) Bayi mulai minta disusui lebih sering c) Mulai sering terbangun malam dan minta diberikan susu d) Bayi mungkin mulai menghisap dan mengunyah tangan dan mainannya. e) Bayi mulai tertarik pada makanan, terkadang mulai berusaha meraihnya.

Gambar 1. Kesiapan anak untuk disapih di Dusun Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Tahun 2013.Berdasarkan penelitian di Posyandu Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan, didapatkan bahwa sebagian besar kesiapan anak untuk disapih cukup 19 orang (63.3%) dan hampir setengahnya kesiapan anak untuk disapih kurang 11 orang (36.7%).2. Asupan anakPada usia 2 tahun bayi mulai disapih. Agar tidak menyakiti bayi, seminggu sebelum disapih sebaiknya bayi menyusui satu kali saja, misalnya hanya waktu malam hari menetek, sedang paginya hanya diberi susu sapi satu gelas. Untuk mengetahui bayi cukup makan atau tidak, sebaiknya bayi ditimbang dalam waktu tertentu. Bila kenaikan berat badan bayi sesuai dengan bertambahnya umur, berarti makanan bayi sudah cukup. Setelah itu bayi disapih makananya yang terdiri dari makanan balita.Selama masa bayi, pemberian makanan perlu diatur sesuai dengan tingkat kebutuhan makanan bagi bayi dan tahap pertumbuhan/kemampuan bayi untuk mencernakan makanan. Pengaturan makanan bayi yang baik akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang memuaskan. Tanda tanda bayi mendapat cukup makanan yang baik :a) Berat lahir telah kembali setelah bayi berumur 2 minggu b) Bayi banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari c) Tiap menyusu, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur. d) Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui di banding sebelumnya e) Kurva pertumbuhan / berat badan dalam KMS sesuai dengan seharusnya.

Gambar 2. Konsumsi makan dan susu sudah banyak di Dusun Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Tahun 2013.

Berdasarkan penelitian di Posyandu Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan, didapatkan bahwa sebagian besar anak konsumsi makan dan susu cukup banyak 16 orang ( 53.3%) dan setengahnya konsumsi makan dan susu kurang banyak 14 orang (46.7%). Agar tidak menyakiti bayi, seminggu sebelum disapih sebaiknya bayi menyusui satu kali saja, misalnya hanya waktu malam hari menetek, sedang paginya hanya diberi susu sapi satu gelas. Untuk mengetahui bayi cukup makan atau tidak, sebaiknya bayi ditimbang dalam waktu tertentu. Bila kenaikan berat badan bayi sesuai dengan bertambahnya umur, berarti makanan bayi sudah cukup. Setelah itu bayi disapih makanannya yang terdiri dari makanan balita.3. Gangguan produksi ASI Tanda ASI kurang adalah tidur tidak nyenyak, rewel, sering menangis, berat badan(BB) tidak meningkat, ngompol lebih 6x/ hari. Produksi ASI kurang atau tidak deras lagi disebabkan karena reflek menghisap bayi kurang dan pengaruh keadaan emosi ibu. Menurut Mochji, 2003 produksi ASI kurang bisa disebabkan karena keadaan gizi ibu semasa hamil, keadaan emosi ibu dan cara menyusui yang kurang benar. Selain itu karena sekresi ASI juga diatur melalui sistem hormonal yaitu hormon yang dihasilkan kelenjar endokrin yaitu prolaktin, oksitosin dan pituitrin yang berperan dalam produksi dan sekresi ASI dan juga karena hisapan bayi pada payudara. Semakin bayi sering disusui maka semakin banyak ASI yang akan dikeluarkan, karena payudara yang kosong oleh karena ASI terhisap habis merupakan rangsangan produksi ASI yang paling baik.

Gambar 3. ASI tidak deras lagi di Dusun Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Ponorogo Tahun 2013.Berdasarkan penelitian di Posyandu Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan, didapatkan bahwa sebagian besar produksi ASI kurang 17 orang (56.7%) dan setengahnya produksi ASI cukup 13 orang ( 43.3%). Produksi ASI kurang disebabkan karena cara menyusui yang tidak benar, frekuensi menyusui. Hal ini sesuai menurut Moehji (2002) sebenarnya ASI diproduksi sesuai dengan permintaan. Makin sering anak menyusu makin banyak produksi ASI yang dihasilkan. Kalau anak menghisap dengan benar, posisi menyusu juga benar, produksi ASI bisa dihasilkan sebanyak kebutuhan anak.4. PekerjaanIbu bekerja adalah orang tua anak yang melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah. Jenis pekerjaan wanita banyak mendominasi pada sektorsektor pekerjaan professional, juru latih, dan pelayanan. Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja wanita di berbagai sektor, sehingga semakin banyak ibu meninggalkan bayinya sebelum berusia 6 bulan, setelah habis cuti bersalin. Para ibu yang setelah melahirkan menerima pekerjaan sehingga mereka harus meninggalkan bayinya dari pagi sampai sore, terpaksa mengganti ASI dengan makanan lain lebih awal. Pada ibu bekerja kendala lamanya waktu ibu meninggalkan anaknya tentu mengganggu upaya pemberian ASI. Nuryanto, 2002 menemukan pada ibu yang bekerja diluar rumah lebih dari 4 jam lamanya memberikan ASI saja pada anak lebih singkat dibandingkan pada ibu yang bekerja diluar rumah kurang dari 4 jam. Pengaruh lamanya ibu meninggalkan rumah terhadap pemberian ASI saja, tidak mustahil dapat pula berpengaruh terhadap lamanya ibu memberikan ASI (waktu penyapihan).2

Gambar 4. Pekerjaan ibu di Dusun Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Tahun 2012.Berdasarkan penelitian di Posyandu Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan, didapatkan bahwa sebagian besar ibu bekerja saat menyusui sebanyak 20 orang ( 66.7%) dan hampir setengahnya ibu tidak bekerja saat menyusui sebanyak 10 orang (33.3%). Para ibu yang setelah melahirkan menerima pekerjaan sehingga mereka harus meninggalkan bayinya dari pagi sampai sore, terpaksa mengganti ASI dengan makanan lebih awal. Hal ini terjadi karena ibu tidak ada kesempatan atau waktu untuk menyusui.5Berdasarkan penelitian Djaiman dan Sihadi, ibu yang bekerja mempunyai waktu penyapihan yang lebih cepat (bulan ke-18), sedangkan pada ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu penyapihan yang lebih lama (bulan ke-19). Ibu bekerja mempunyai peluang 1,082 kali dibandingkan ibu tidak bekerja untuk menyapih anaknya sebelum usia 24 bulan.2

5. Fisik IbuMenyusui menjadi kontraindikasi pada ibu dengan kasus berat, seperti kegagalan jantung atau penyakit ginjal, hati atau paruparu yang serius. Berhubung dengan penyakitnya tersebut ibu dilarang oleh dokter untuk menyusui, baik untuk kepentingan ibu maupun bayinya (seperti penyakit menular yang sedang diderita ibu) walaupun produksi ASI cukup.

Gambar 5. Ibu sakit di Dusun Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.Tahun 2012Berdasarkan penelitian di Posyandu Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan, bahwa sebagian besar ibu tidak sakit saat masa menyusui 22 orang ( 73.3%) dan sebagian kecil ibu sakit tidak beresiko saat masa menyusui 8 orang (26.7%) dan tidak satupun ibu sakit beresiko 0 orang. Berhubung dengan penyakitnya tersebut ibu dilarang oleh dokter untuk menyusui, baik untuk kepentingan ibu ataupun bayi / anaknya. ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit dan ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus keperluan rumah tangga karena ibu memerlukan istirahat yang cukup. Larangan menyusui hanya ditujukan pada ibu ibu yang benar benar positif terinfeksi dan oleh dokter dinyatakan tidak boleh menyusui karena dapat berpengaruh pada ibu atau anaknya.56. PendidikanTabel 1. Hasil Multivariat Besarnya Peluang Penyapihan Beberapa Faktor Yang Berpengaruh

Berdasarkan penelitian Djaiman dan Sihadi, pada ibu dengan tingkat pendidikan ibu rendah mempunyai peluang lebih kecil, yaitu sebesar 0,885 kali dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi untuk menyapih anaknya sebelum usia 24 bulan. Selain itu, didapatkan juga pada ibu dengan tingkat pendidikan tinggi 50% ibu menyapih anaknya di usia 19 bulan, sedangkan pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah 50% diantaranya menyapih pada bulan ke-20, sehingga waktu penyapihan ibu pada tingkat pendidikan tinggi +1,5 bulan lebih cepat dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan rendah.2

7. Usia penyapihan dipengaruhi oleha. Pengetahuan Tabel 2.

Berdasarkan penelitian di Desa Manyang Lancok Kecamatan Meureudu, dari 8 responden (100%) yang berpengetahuan baik 7 responden (87,5%) dengan usia penyapihan yang < 24 Bulan, dari 16 responden (100%) yang berpengetahuan cukup 11 responden (68,8%) dengan usia penyapihan yang 24 Bulan, dan dari 10 respoden (100%) yang berpengetahuan kurang 7 responden (70,0%) dengan usia penyapihan yang < 24 Bulan. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value (0,018) berarti ada hubungan antara Hubungan Pengetahuan Dengan Usia Penyapihan Di Desa Manyang Lancok Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.b. Sumber informasiKemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru, atau segala sesuatu penyampaian baik lisan, tulisan maupun media, apakah akseptor pernah atau tidak pernah mendapatkan informasi tentang KB.Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa.Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.Informasi adalah hasil dari proses intelektual seseorang yang mengolah, yang masuk ke dalam individu melalui panca indra kemudian diteruskan ke otak atau pusat saraf untuk diolah atau diproses dengan pengetahuan, pengalaman, selera yang dimiliki seseorang kemudian stimulus tersebut dapat dimengerti sebagai informasi.Informasi adalah keterangan pemberitahuan kabar berita tentang suatu media dan alat (sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televisi, poster, spanduk, internet dan pamplet. Media komunikasi adalah media yang digunakan pembaca untuk mendapatkan informasi sesuatu atau hal tentang pengetahuan. Berkaitan dengan penyediaan informasi bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperoleh harus berkualitas.Namun pengetahuan ibu ini tidak hanya di pengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu tetapi juga dari sumber informasi yang didapat ibu dari lingkungan luar terutama peran media massa dalam memberikan informasi. Informasi yang disampaikan media massa yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu informasi atau iklan susu formula yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh produsen susu. Media massa mempunyai peranan dalam memperluas wawasan ibu, terutama televisi, majalah, Koran dan radio. Iklan tentang susu yang sering tampil di televisilah yang memperkenalkan ibu pada produk susu.Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disebut dengan sumber informasi. Sumber informasi dapat berbentuk media tulis cetak, seperti buku, koran, tabloid, majalah, ensiklopedia, surat, buletin, jurnal, dan selebaran. Sumber informasi dapat pula berbentuk media elektronik, seperti radio, televisi, internet. Sumber informasi juga didapat langsung dari narasumber yang bersangkutan dengan melalui percakapan, wawancara, diskusi, seminar, dan lain-lain. Narasumber tentunya orang-orang yang dianggap ahli di bidangnya, seperti tokoh agama, para guru, dan ilmuwan.Tabel 3.

Berdasarkan penelitian di Desa Manyang Lancok Kecamatan Meureudu, dari 10 responden (100%) yang pernah mendapatkan informasi 8 responden (80,0%) dengan usia penyapihan yang 24 Bulan, dan dari 24 responden (100%) yang tidak pernah mendapatkan informasi 17 responden (70,8%) dengan usia penyapihan yang < 24 Bulan. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value (0,010) berarti ada hubungan antara Hubungan Informasi Dengan Usia Penyapihan Di Desa Manyang Lancok Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Maka semakin seringnya informasi yang ibu terima semakin baik pola pengetahuan ibu tentang penyapihan.

c. Dukungan KeluargaDukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda-beda pada setiap tahap siklus kehidupan.Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan/motivasi atau semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan.Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami istri atau dukungan dan saudara kandung; atau dukungan sosial keluarga eksternal - dukungan sosial eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga inti itu sendiri.Dukungan keluarga merupakan hubungan interpersonal yang di dalamnya berisi pemberian bantuan yang melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari informasi, perhatian emosi, penilaian dan bantuan instrumental yang diperoleh ibu postpartum blues melalui interaksi dengan lingkungan, dimana hal itu memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi penerima, sehingga dapat membantu ibu postpartum dalam mengatasi masalahnya.Keikutsertaan pengambilan sebuah keputusan di dalam rumah tangga seringnya tidak saja melibatkan antara suami dan isteri tetapi kadang juga melibatkan pendapat dari masing-masing keluarga besar isteri dan suami.Bentuk bantuan yang diberikan orang lain terdiri dari:i. Dukungan EmosionalMencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.ii. Dukungan PenghargaanTerjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri). iii. Dukungan InstrumentalMencakup bantuan langsung. Misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan.iv. Dukungan InformatifMencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan dan informasi serta petunjuk.

Tabel 4.

Berdasarkan penelitian di Desa Manyang Lancok Kecamatan Meureudu, dari 16 responden (100%) yang baik mendapatkan dukungan keluarga 13 responden (81,2%) dengan usia penyapihan yang < 24 bulan, dan dari 18 responden (100%) yang kurang mendapatkan dukungan keluarga 12 responden (66,7%) dengan usia penyapihan yang 24 bulan. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value (0,014) berarti ada hubungan antara Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Usia Penyapihan Di Desa Manyang Lancok Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.128. Tempat PersalinanBerdasarkan penelitian Djaiman dan Sihadi, didapatkan pada ibu yang memilih fasilitas kesehatan sebagai tempat bersalin juga mempunyai waktu penyapihan yang lebih dini (bulan ke-18) dibandingkan dengan ibu yang melakukan persalinan tidak pada fasilitas kesehatan (bulan ke-20). Dari hasil analisis multivariate variable tempat persalinan didapatkan bermakna, di mana tempat persalinan pada bukan fasilitas kesehatan mempunyai peluang lebih kecil, yaitu sebesar 0,873 kali dibandingkan fasilitas kesehatan untuk menyapih anaknya sebelum usia 24 bulan.Pilihan ibu dalam memilih tenaga dan tempat persalinan mempunyai kemaknaan yang berarti secara statistik, namun ditemukan informasi yang berbeda dengan teori yang pernah dikemukakan selama ini. Kegagalan pemberian ASI hingga 24 bulan terjadi pada ibu yang memilih persalinan di fasilitas kesehatan, hal ini dipicu oleh dua faktor yang sangat berperan. Pertama, adalah kegagalan pelaksanaan 10 LKMK di rumah sakit terutama rumah sakit sayang bayi. Faktor kedua adalah gencarnya promosi PASI yang dilakukan di rumah sakit maupun klinik bersalin. Mengapa penerapan 10 LMKM (10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui) berpengaruh terhadap kelangsungan pemberian ASI anak baduta, karena di dalam 10 LMKM menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui. Namun tidak semua rumah sakit dan klinik bersalin menerapkan 10 LKMK ini dengan baik, bahkan ada rumah sakit atau klinik bersalin yang sama sekali tidak mengetahui apa itu 10 LKMK. Penelitian yang dilakukan oleh Nitta Isdiany tahun 1999/2000 menunjukkan dari 12 RS yang diteliti masih ada 8 RS (40%) yang belum menjalankan 10 LMKM, dari rumah sakit yang tidak menerapkan 10 LMKM tersebut prosentase terbesar pada Rumah Sakit ABRJ (100%), BUMN (100%) dan Swasta (40%). Hal tersebut menunjukkan bahwa program 10 LKMK melalui Rumah Sakit Sayang Bayi yang dicanangkan oleh pemerintah khususnya Departemen Kesehatan tersebut belum banyak dapat diaplikasikan oleh instansi diluar Departemen Kesehatan. sehingga perlu adanya suatu kerja sama lintas sektor atau lintas departemen untuk dapat menerapkan 10 LKMK tersebut. Faktor lain yang tidak kalah peranannya dalam menyumbangkan kegagalan memberikan ASI hingga 24 bulan pada ibu yang memilih persalinan di fasilitas kesehatan, adalah gencarnya promosi Pengganti Air Susu Ibu (PASI) melalui tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. Sudah bukan suatu rahasia umum dalam beberapa dekade terakhir ini penggunaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan sebagai ujung tombak promosi PASI dengan imbalan berupa barang, seminar di luar negeri dan sebagainya, padahal dalam resolusi WHA 475/1994 dan resolusi WHA 58.32/2005 yang mengatur pelarangan pasokan PASI gratis/diskon di setiap pelayanan kesehatan, dan pelarangan klaim gizi dan kesehatan pada label sponsor program yang mengakibatkan kontaminasi intrinsik yang mengakibatkan konflik sikap. Helen Keller International 2002 dan UNICEF 2003 menemukan 20-35% bayi 1-3 bulan dan 47-70% bayi usia 4-5 bulan telah menggunakan makanan bayi komersial, serta 15- 40% anak usia 1 tahun diberi susu formula. Informasi lain menunjukkan 20-53% bayi menerima susu di sarana pelayanan kesehatan ketika melahirkan.2Kerangka Teori Kerangka Konsep

Daftar pustaka1. Foote K D, Marriott L D. Weaning of infants. Arch Dis Child.2003;88:488-492.2. Daiman S P H, Sihadi. Besarnya peluang usia penyapihan anak baduta di Indonsia dan faktor yang mempengaruhinya. Media Litbang Kesehatan. Vol XIX. No 1. 2009.3. Mursyida A, Wadud S. Hubungan umur ibu dengan pemberian asi eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan di Puskesmas Pembina Palembang. Poltekkes Kemenkes Palembang. 2013. 4. Hikmawati I. Faktor-faktor risiko kegagalan pemberian asi selama dua bulan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. 20085. Rohmah E, Sina J M. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyapihan kurang dari 2 tahun di Posyandu Sawahan Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Jurnal Delima Harapan. Vol 2. No 1. Februari-Juli 2014.6. Manalu A. Pola makan dan penyapihan serta hubungannya dengan status gizi batita di Desa Palipi Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi. Medan. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2008.7. Amelia A. Penyapihan dini dengan status gizi balita usia 0-24 bulan di posyandu Dusun Kedungbendo Desa Gemekan Soaka Mojokerto. Jurnal ilmiah kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto Hospital Majapahit. Vol 5. No 1. Februari 2013: 93-107.8. Handayani N P. Hubungan antara karakteristik keluarga dengan umur penyapihan, praktek pemberian makanan pendamping ASI dan status gizi balita di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi. Departemen gizi Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. 2012.9. Bradford dietitians. Guidelines for food nutrition in Bradford and Airedale Food and nutrition in the first year of life-weaning into solid food. Bradford Nutrition and Dietetics. February 2012.10. Kadarwati. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang penyapihan dini di Desa Ketapang Wilayah Kerja Puskesmas Susukan. Skripsi Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2013.11. Mutch C. Weaning from the breast. Paediatr Child Health. Vol 9. No 4. April 2004:249-53.12. Yana R. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia penyapihan di Desa Manyang Lancok Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Skripsi Sekolah Tinggi Kesehatan UBudiyah. 2014.13. More J. Weaning infants onto solid food. Child nutrition. April 2010.