bab 2 landasan teori teori arduino uno teori energi...

23
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini, peneliti telah memilih beberapa teori umum, seperti : 1. Teori Arduino UNO 2. Teori Energi dan Daya Listrik 3. Teori Suhu dan Kelembaban 4. Teori Sensor dan Kelembaban SHT11 5. Teori I2C 6. Teori Relay 7. LCD 8. Serial Port 9. Teori State Machine Pemilihan teori di atas nantinya akan membantu dalam perancangan pada bab selanjutnya, maka itu, peneliti akan menjabarkannya secara lebih terperinci yang terbagi dalam beberapa poin dibawah ini. 2.1.1 Teori Arduino UNO Kontrol utama dari keseluruhan sistem pada Proyek Akhir ini adalahArduino UNO. Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding board mikrokontroler yang lain, selain bersifat open source, arduino juga memiliki bahasa pemrograman sendiri yang berupa bahasa C yang sudah disederhakan syntax bahasa pemrogramannya. Selain itu pada board arduino sudah terdapat lodaer yang berupa USB sehingga memudahkan ketika kita hendak memprogram mikrokontroler didalam arduino. Berikut adalah spesifikasi dari arduino UNO: Mikrokontroler : Atmega328

Upload: doandang

Post on 19-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Pada teori umum ini, peneliti telah memilih beberapa teori umum, seperti :

1. Teori Arduino UNO

2. Teori Energi dan Daya Listrik

3. Teori Suhu dan Kelembaban

4. Teori Sensor dan Kelembaban SHT11

5. Teori I2C

6. Teori Relay

7. LCD

8. Serial Port

9. Teori State Machine

Pemilihan teori di atas nantinya akan membantu dalam perancangan pada bab

selanjutnya, maka itu, peneliti akan menjabarkannya secara lebih terperinci

yang terbagi dalam beberapa poin dibawah ini.

2.1.1 Teori Arduino UNO

Kontrol utama dari keseluruhan sistem pada Proyek Akhir ini

adalahArduino UNO. Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding board

mikrokontroler yang lain, selain bersifat open source, arduino juga memiliki

bahasa pemrograman sendiri yang berupa bahasa C yang sudah disederhakan

syntax bahasa pemrogramannya. Selain itu pada board arduino sudah terdapat

lodaer yang berupa USB sehingga memudahkan ketika kita hendak

memprogram mikrokontroler didalam arduino. Berikut adalah spesifikasi dari

arduino UNO:

• Mikrokontroler : Atmega328

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

6

• Operating voltage : 5v

• Input voltage : 7-12v

• Digital I/O : 14 pin (6 pin memberikan output pwm)

• Analog input : 6 pin

• DC Current per I/O : pin 40 mA

• DC Current for 3.3V : pin 50 mA

• SRAM : 2 KB (ATmega328)

• EEPROM : 1 KB (ATmega328)

• Clock speed : 16 MHz

Dapat kita lihat diatas, arduino UNO menggunakan Atmega328 sebagai

mikrokontroller. Beberapa dari mikrokontroler atmel AVR mempunyai

ADC internal dan PWM internal. AVR juga mempunyai In Sistem

Programmable Flashon-chip yang mengijinkan memori program untuk

diprogram berulang-ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial

SPI.Fitur dari ATMega328 adalah sebagai berikut :

• Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz

• 32 x 8-bit register serba guna.

• Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent

karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya

dimatikan.

• Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

• 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

clock.

• Master / Slave SPI Serial interface.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

7

Gambar 2.1Konfigurasi Pin

1. Vcc merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

2. GND merupakan pin Ground.

3. AREF merupakan pin masukan tengangan referensi ADC.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

8

Tabel 2.1Konfigurasi Port C

PC6 RESET (reset pin)

PCINT14 (Pin Change Interrupt 14)

PC5 ADC5 (ADC Input Channel 5)

SCL (2-wire Serial Bus Clock Line)

PCINT13 (Pin Change Interrupt 13)

PC4 ADC4 (ADC Input Channel 4)

SCA (2-wire Serial Bus Data I/O Line)

PCINT12 (Pin Change Interrupt 12)

PC3 ADC3 (ADC Input Channel 3)

PCINT11 (Pin Change Interrupt 11)

PC2 ADC2 (ADC Input Channel 2)

PCINT10 (Pin Change Interrupt 10)

PC1 ADC1 (ADC Input Channel 1)

PCINT9 (Pin Change Interrupt 9))

PC0 ADC0 (ADC Input Channel 0)

PCINT8 (Pin Change Interrupt 8)

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

9

Tabel 2.1Konfigurasi Port D

PD7 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)

PCINT23 (Pin Change Interrupt 23)

PD6 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)

OC0A (Timer/Counter0 Output Compare Match A

Output)

PCINT22 (Pin Change Interrupt 223)

PD5 T1 (Timer/Counter 0 External Counter Input)

OC0B (Timer/Counter0 Output Compare Match B

Output)

PCINT21 (Pin Change Interrupt 21)

PD4 XCK (USART External Clock Input/Output)

T0 (Timer/Counter 0 External Counter Input)

PCINT20 (Pin Change Interrupt 20)

PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)

OC2B (Timer/Counter2 Output Compare Match B

Output)

PCINT19 (Pin Change Interrupt 19)

PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)

PCINT18 (Pin Change Interrupt 18)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

10

PD1 TXD (USART Output Pin)

PCINT17 (Pin Change Interrupt 17)

PD0 RXD (USART Input Pin)

PCINT16 (Pin Change Interrupt 16)

2.1.2 Energi dan Daya Listrik

Energi listrik adalah suatu energi yang sangat dibutuhkan dalam

mengoperasikan peralatan elektronik. Energi listrik dapat dihasilkan dari

berbagai sumber contohnya dengan pembangkit listrik minyak bumi,

pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, panas bumi,

nuklir, dan lain lain Energi listrik mempunyai satuan Joule dan besarnya bisa

dari hanya beberapa joule sampai jutaan joule.

Sedangkan daya listrik adalah besarnya energi yang dibutuhkan untuk

emindahkan muatan listrik di dalam rangkaian per satuan waktu.

2.1.3 Suhu dan Kelembaban

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya

sesuatu. Satuan dari suhu dalam satuan internasional adalah kelvin, tetapi selain

kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun fahrenheit. Di

indonesia suhu diukur dengan satuan celcius.

Kelembaban adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara,

kelembaban udara ada 2 macam, yaitu kelembaban relatif dan kelembaban

absolut. Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara

dalam fase gas, kelembaban relatif menggunakan satuan persen. Kelembaban

absolut adalah massa uap air dalam udara per satuan volume.

2.1.4 Sensor Kelembaban dan Temperatur SHT11

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

11

Sensor SHT-11 adalah sensor pengukur kelembaban dan temperatur.

Opertaing range untuk temperatur pada SHT11 adalah -40oC sampai 123,8oC

sedangkan untuk kelembaban yaitu dari 0% sampai 100%RH. Berikut adalah

bentuk fisik dan skematik dari SHT11:

Gambar 2.2 Sensor Kelembaban dan Temperatur SHT11

SHT11 prinsip kerjanya mengkonversi kelembaban relatif ke

tegangan. Berbagai aplikasi yang dapat digunakan oleh sensor ini adalah untuk

AC, data loggers, kelembaban, automotive, climate control, dll.

Tabel 2.3 Karakteristik Sensor Kelembaban Pada Sensor SHT11

Parameter Kondisi Minimum Tipikal Maksimum Satuan

Resolusi 0,4 0,05 0,05 %RH

8 12 12 Bit

Akurasi

SHT11

Tipikal ±0.0 %RH

Maksimum ±5,0

Operating

range

0 100 %RH

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

12

Tabel 2.4 Karakteristik Sensor Suhu Pada Sensor SHT11

Parameter Kondisi Minimum Tipikal Maksimum Satuan

Resolusi 0,04 0,01 0,01 oC

12 14 14 bit

Akurasi

SHT11

Tipikal ±0.4 oC

Maksimum ±2.3 ±2.6

Operating

range

-40 127,8 oC

Sensor ini mempunyai beberapa karakteristik dimana batas input

tegangan DC 5volt tetapi untuk akurasi terbaik direkomendasikan sebesar

3.3volt berdasarkan kalibrasi dari sensornya, output tegangan adalah sebesar 20-

100%VDD, operasi arus maksimum adalah sebesar ±4mA, kondisi

penyimpanan 0-100%RH dan -400C – 1000C.

Gambar 2.3 Tingkat Keakuratan Kelembaban Dari Sensor SHT11

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

13

Gambar 2.4 Tingkat Keakuratan Suhu Dari Sensor SHT11

Pada gambar 2.4 dapat dilihat bahwa nilai akurasi temperatur yang

terbaik adalah terletak pada suhu 25ºC yaitu sebesar 0.5ºC dan pada gambar 2.3

dapat kita lihat bahwa tingkat akurasi dari SHT11 ini adalah sebesar ±3%RH

pada kelembaban yang berkisar antara 20-80%RH dan dapat mencapai ±5% jika

di bawah dan/atau di atas 80%RH.

2.1.5 I2C

I2C adalah singkatan dati Inter Integrated Circuit dimana

pengertiannya adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua

saluran khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari

SCL dan SDA, dimana SCL adalah serial clock dan SDA adalah serial data. I2C

bekerja dengan sistem master dan slave, dimana master adalah perangkat yang

memulai transfer data dalam bentuk sinyal start, dan mengakhirinya dengan

sinyal stop, sedangkan slave adalah perangkat yang merespon perintah yang

dikeluarkan oleh master.

2.1.6 Relay

Relay adalah saklar elektronik yang dapat dikendalikan atau dikontrol

dengan menggunakan perangkat elektronik lainnya. Sebuah relay tersusun atas

kumparan, pegas, saklar (terhubung pada pegas), dan 2 kontak elektronik

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

14

(normally close dan normally open). Berikut adalah gambar relay dan

skematiknya:

Gambar 2.5 Relay dan skematik Relay

Pada dasarnya prinsip kerja relay adalah: ketika Coil mendapat energi

listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik saklar yang

berpegas, dan kontak elektronik akan berpindah posisi.

Relay pada rangkaian elektronika biasanya digunakan sebagai suatu

pengontrolan sistem bertegangan tinggi dengan tegangan yang kecil, sebagai

contoh pada alat yang dibuat oleh penulis, relay digunakan untuk mengontrol

(mematikan ataupun menyalakan) lampu dan pemanas air yang memiliki

tegangan AC 220volt, dengan menggunakan control dari arduino yang memiliki

tegangan vcc hanya sebesar 5volt DC.

2.1.7 LCD

LCD (Liquid Cristal Display) adalah suatu komponen elektronika

yang berfungsi untuk menampilkan suatu data, baik karakter, huruf, ataupun

angka. LCD yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah LCD dengan

tampilan 16x2 (16 kolom dan 2 baris), berikut adalah gambar dari LCD:

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

15

Gambar 2.6 LCD

Dalam modul LCD terdapat mikrokontroller yang berfungsi sebagai

pengendali tampilan karakter LCD, mikrokontroler tersebut dilengkapi dengan

memori dan register. Memori yang digunakan mikrokontroler internal LCD

adalah:

• DDRAM: merupakan memori tempat karakter akan

ditampilkan berada.

• CGRAM: merupakan memori untuk menggambarkan pola

sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah

sesuai keinginan.

• CGROM: merupakan memori untuk menggambarkan pola

sebuah karakter dimana karakter tersebut merupakan karakter

dasar yang sudah ditentukan secara [ermanen oleh pabrikan

pembuat LCD.

Register yang terdapat dalam LCD diantaranya adalah:

• Register perintah: yaitu register yang berisi perintah-perintah

dari mikrokontroler ke panel LCD pada saat proses penulisan

data atau tempat status dari panel LCD dapat dibaca pada saat

pmbacaan data.

• Register data: register untuk menuliskan atau membaca dari

atau ke DDRAM. [enulisan data pada register akan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

16

menempatkan data tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat

yang telah diatur sebelumnya.

Pin atau kaki dalam suatu LCD diantaranya adalah:

• Pin data: adalah jalur untuk memberikan data karakter yang

ingin ditampilkan menggunakan LCD.

• Pin RS (register select): berfungsi sebagai indikato atau yang

menentukan jenis data yang masuk, apakah perintah ataupun

data. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah,

sedangkan high adalah data.

• Pin R/W (read write): berfungsi sebagai instruksi pada modul,

jika low tulis data, jika high baca data

• Pin E (enable) digunakan untuk menahan sementara data yang

masuk ataupun keluar.

• Pin VLCD: berfungsi untuk mengatur kecerahan tampilan

(kontras).

2.1.8 Serial Port

Serial port adalah sebuah port pada PC yang berfungsi untuk

mentransmisikan satu bit informasi pada satu satuan waktu. Serial port bekerja

secara seri, hal ini menyebabkan pengiriman data yang dilakukan tidak dapat

sekaligus banyak.

2.1.9 State Machine

State machine adalah suatu metodologi perancangan sistem kontrol

yangmenggambarkan tingkah laku atau prinsip kerja suatu sistem dengan

menggunakan tiga hal, yaitu: State, Event, dan Action. State machine bekerja

dengan cara, mendeteksi dimana state berada saat ini, dari sistem akan

mendeteksi pada state tersebut apa yang dilakukan, kemudian jika syarat

terpenuhi atau tidak terpenuhi sistem akan pindah ke state mana, tergantung

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

17

pada pemrograman statenya. Sebagai contoh state1 adalah a berjalan, jika sudah

lebih dari 5 detik maka state berpindah ke state2 yaitu a berlari, sedangkan jika

belum 5 detik maka a akan loop ke statenya sendiri yaitu state 1.

2.2 Teori Khusus

Dalam teori khusus ini, peneliti telah memilih beberapa teori yang nantinya

akan dijelaskan dan yang berhubungan dengan Objek penelitian yang dibahas,

diantaranya:

1. Teori Sistem Penetasan Telur

2. Teori Pemilihan Telur

3. Teori Jenis Alat Tetas Buatan

4. Teori Syarat-Syarat Penetasan

2.2.1 Teori Sistem Penetasan Telur

Dalam usaha peternakan hewan unggas terutama burung secara

komersial, penetasan telur burung memegang peranan penting.sarang burung

wallet menjadi salah satu produk yang sangat diminati oleh penduduk negeri

maupun luar negeri sehingga sarang burung wallet mahal harganya, karena

sarang burung wallet sangat jarang, dan hanya ada di tempat tropis. Bila sarang

burung di ambil terus menerus maka burung wallet tersebut tidak akan bisa

bertelur dan menetaskan telur wallet ,burung wallet tersebut akan punah karna

bila induknya mati maka tidak ada populasi pengganti. Agar populasi burung

yang hilang akibat dikonsumsi maupun mati akibat penyakit dapat tergantikan,

penetasanan telur merupakan tahapan penting dalam peternakan unggas

terutama burung. Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan populasi burung,

ditempuh dengan cara penetasan telur. Berdasarkan buku “MESIN TETAS”

karangan Drs.Arief Budiman. Penetasan telur dibagi menjadi dua cara, pertama

secara alami penetasan telur ini dilakukan dengan cara pengeraman oleh induk

burung wallet dan kedua menggunakan alat bantu, mesin penetas telur.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

18

2.2.1.1 Penetasan Telur Secara Alami

Penetasan secara alami pada umumnya telur ditetaskan oleh

induknya. Cara ini sudah dilakukan sejak jaman dahulu berdasarkan

naluri sang induk. Penetasan secara alami adalah cara yang paling

sederhana untuk menetaskan telur karena hanya membutuhkan

keberadaan induk telur. Penetasan secara alami memiliki kekurangan

dalam bidang efektifitas karena induk sangat dibutuhkan selama

proses penetasan. Selain itu pengaruh dari lingkungan sangat besar

karena induk burung wallet tidak mampu mengatasi kondisi

lingkungan yang terlalu ekstrim seperti suhu udara yang terlalu dingin

atau panas dan induknya tidak dapat mengerami telur selama 24jam,

karena induknya harus mencari makan.

2.2.1.2 Penetasan Telur Dengan Mesin Penetas

Dengan menggunakan alat tetas buatan, telur dapat ditetaskan

tanpa induk sehingga kegiatan burung walet dalam menghasilkan

sarang tidak akan terhenti karena induk tidak perlu mengerami

telurnya. Keuntungan lainnya dari penggunaan alat penetas adalah

lebih tahan terhadap pengaruh lingkungan. Dengan demikian,

penggunaan alat tetas buatan akan membantu peternak dalam menjaga

kontinuitas usahanya.

Pada dasarnya, penetasan telur dengan alat tetas buatan

merupakan tiruan dari sifat-sifat alamiah unggas saat mengerami telur.

Lebih dari itu, manusia juga melakukan penyempurnaan tempat

penetasan yang bertujuan untuk memperbesar kapasitas daya tetas

alat. Prinsip kerja alat dan proses penetasanya benar – benar ditiru dari

keadaan aslinya di alam serta disesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan di bidang produksi unggas.

Pada umumnya dipasaran banyak beredar mesin tetas, tetapi

mesin tetas ini belum cukup baik dalam pengontrolan suhu maupun

kelembabannya, karena pada mesin tetas yang banyak beredar di

pasaran, banyak yang hanya baskom air saja dalam pengontrolan

kelembabannya.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

19

Mesin tetas otomatis memiliki kelebihan dalam pengaturan suhu

dan kelembaban didalam mesin, karena mesin ini dilengkapi peralatan

digital yang mampu dengan baik menentukan kapan pemanas harus

dinyalakan ataupun kapan udara harus ditambah kelembabannya,

namun mesin otomatis memiliki kekurangan juga, yaitu dalam

masalah biaya, karena mesin tetas otomatis memerlukan peralatan

digital otomatis harganya akan lebih mahal daripada mesin yang biasa

dijual di pasaran.

2.2.2 Teori Pemilihan Telur

Faktor paling dasar yang menentukan apakah telur dapat menetas atau

tidak adalah faktor internal dari telur itu sendiri, menurut buku ”Mesin Tetas

telur walet dengan induk sriti” karangan Drs. Arief Budiman terdapat beberapa

hal yang perlu diperhatikan saat memilih telur untuk diletakkan ke dalam mesin

penetas yang akan dijelaskan pada poin - poin berikut di bawah ini.

2.2.2.1 Ukuran Telur

Telur yang baik untuk ditetaskan adalah telur dengan ukuran yang

tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Telur yang berukuran besar

lebih susah menetas sedangkan telur yang terlalu kecil akan mudah

retak yang mengakibatkan telur tidak akan menetas.untuk ukuran dari

telur walet yang baik adalah berukuan 1,5cm x 1cm

2.2.2.2 Keutuhan Cangkang Telur

Cangkang telur yang retak atau terlalu tipis memungkinkan

organisme kecil seperti bakteri masuk ke dalam telur dan membuat

embrio mati atau menyebabkan penyakit pada burung bila telur dapat

menetas.

2.2.2.3 Bentuk telur

Telur dengan kelainan bentuk sebaiknya tidak ditetaskan karena

ditakutkan ada kelainan di dalam embrio telur.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

20

2.2.2.4 Kebersihan Telur

Telur yang baik untuk ditetaskan adalah telur yang bersih.

Mencuci atau mengelap dengan kain pada telur yang kotor tidak

disarankan, karena akan menghilangkan lapisan pelindung yang dapat

mengakibatkan organism pembawa penyakit masuk dengan mudah ke

dalam telur. Selain itu mengelap dan mencuci dapat membuat

organism pembawa penyakit yang ada pada kotoran terdorong masuk

kedalam telur melalui pori-pori pada cangkang telur.

2.2.2.5 Usia Telur

Jika berumur 0 hari ( baru keluar dari induk ) telur akan menetas

17-21 hari setelah peletakan. Pada telur yang sudah berembrio,

penetasan hanya makan waktu 3-10 hari, telur yang dierami induknya

atau seriti menetas dalam waktu 12-15 hari.

Telur dengan usia lebih dari 7 hari dan belum diinkubasi

mempunyai kemungkinan menetas yang kecil dan kemungkinan untuk

menetas akan terus menurun hingga pada hari ke 17-21 dimana telur

yang belum diinkubasi pada hari usia 17-21hari hampir tidak mungkin

untuk ditetaskan. Berikut adalah beberapa kegagalan dalam proses

penetasan beserta penyebabnya:

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

21

Tabel 2.5 Masalah dan Penyebab Kegagalan Dalam Penetasan

Masalah Penyebab

Telur meletus Telur kotor atau proses pembersihan telur yang salah

Embrio tidak

berkembang

Telur belum dibuahi, penanganan telur yang tidak hati-

hati, atau suhu udara yang terlalu tinggi atau rendah

Muncul cincin

darah

Usia telur terlalu tua atau suhu udara terlalu tinggi atau

rendah

Embrio mati pada

minggu kedua

Suhu terlalu tinggi atau rendah atau telur tidak dibalik

Kantung udara

terlalu kecil

Telur terlalu besar, kelembaban terlalu tinggi pada hari

ke 1-18

Kantung udara

terlalu besar

Telur terlalu kecil, kelembaban terlalu rendah pada hari

ke 1-18

Telur menetas

terlalu cepat

Telur kecil, suhu terlalu tinggi atau kelembaban terlalu

rendah

Telur terlambat

menetas

Telur terlalu besar, usia telur terlalu tua, suhu terlalu

rendah atau kelembaban terlalu tinggi

Anak ayam mati

setelah meretakkan

cangkang

Telur tidak diputar dalam 2 minggu awal, cangkang

terlalu kecil, suhu tidak sesuai, kelembaban terlalu

tinggi pada hari 1-18atau terlalu rendah pada hari 18-

21

Tali pusar tidak

sembuh

Suhu terlalu rendah pada hari 18-21, variasi

temperature terlalu tinggi, kelembaban terlalu tinggi

pada hari 18-21

Kelainan bentuk

kaki dan jari

Suhu dan kelembaban yang tidak sesuai selama

inkubasi,

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

22

2.2.3 Teori Jenis Alat Tetas Buatan

Alat tetas buatan yang dikenal hingga saat ini ada dua jenis, yaitu alat

tetas konvensional dan mesin tetas.

2.2.3.1 Alat Tetas Konvensional

Alat tetas konvensional merupakan alat penetas yang menggunakan

sumber panas dari matahari dengan penyimpan panas berupa sekam.

Pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber panas pada proses penetasan

dengan alat tetas konvensional ini mendatangkan keuntungan tersendiri,

karena sumber panas tersebut sangat mudah didapatkan, terutama pada

musim kemarau. Kelemahan utama dari alat ini adalah cara kerjanya yang

sangat dipengaruhi cuaca. Alat ini sudah dikenal sejak lama di tengah

masyarakat.

Teknologi pengoperasiannya sangat sederhana dan mudah asalkan

alat-alatnya dipersiapkan dengan matang. Umumnya penggunaan alat ini

dikhususkan untuk penetasan telur ayam, bebek.

2.2.3.2 Mesin Tetas

Mesin tetas yang digunakan untuk menetaskan telur pada dasarnya

merupakan sebuah peti atau lemari dengan konstruksi yang dibuat sedemikian

rupa sehingga panas di dalamnya tidak terbuang. Suhu di dalam ruangan

mesin tetas dapat diatur sesuai ukuran derajat panas yang dibutuhkan selama

periode. Keberhasilan penetasan telur dengan mesin tetas akan tercapai bila

memperhatikan beberapa perlakuan sebagai berikut :

• Penempatan telur tetas dalam mesin tetas dengan posisi yang tepat.

• Temperatur dalam ruangan mesin tetas selalu dipertahankan sesuai

yang dibutuhkan telur.

• Kelembaban di dalam ruang mesin tetas selalu dikontrol agar

sesuai untuk perkembangan embrio di dalam telur.

• Ventilasi harus sesuai agar sirkulasi udara di dalam mesin tetas

berjalan dengan baik.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

23

Dengan memperhatikan beberapa perlakuan tersebut maka mesin tetas

dapat dibedakan atas beberapa tipe sebagai berikut :

1. Berdasarkan penyebab adanya panas dalam ruangan maka mesin

tetas digolongkan dalam dua tipe, yaitu mesin tetas ”udara panas”

(hot air incubators) dan mesin tetas ”air panas”(hotwater

incubators).

2. Berdasarkan sumber alat pemanas maka mesin tetas dapat

digolongkan dalam tiga tipe yaitu mesin tetas listrik (pemanas

listrik), mesin tetas lampu minyak (pemanas lampu minyak tanah

atau lampu tempel), dan mesin tetas kombinasi (pemanas listrik

dan lampu minyak tanah atau lampu tempel)

3. Berdasarkan cara pengaturan kelembaban udara dalam ruangan

maka mesin tetas digolongkan dalam dua tipe, yaitu mesin tetas

”basah” dan mesin tetas ”kering”. Mesin tetas basah dilengkapi

dengan bak air yang diletakkan didalamnya sehingga

menimbulkan kelembaban udara di dalam ruang mesin tetas.

Sementara mesin tetas kering tidak dilengkapi dengan bak air.

4. Berdasarkan cara penyediaan ruangan tempat peletakan telur maka

mesin tetas dapat digolongkan dalam dua tipe, yaitu mesin tetas

tipe kotak dan mesin tetas kabinet. Mesin tetas tipe kotak hanya

menggunakan satu rak telur sehingga jumlah telur yang dapat

ditetaskan sangat terbatas. Sementara mesin tetas tipe cabinet

menggunakan banyak rak sehingga telur yang dapat ditetaskan

berjumlah banyak.

2.2.4 Syarat-Syarat Penetasan

Hal yang perlu dilakukan dalam penetasan telur yaitu dengan

memperhatikan suhu dan perkembangan embrio di dalam penetasan,

kelembaban relatif penetasan, ventilasi. Agar telur yang akan ditetaskan sesuai

dengan keinginan maka beberapa persyaratan tersebut harus dipenuhi.

2.2.4.1 Suhu dan Perkembangan Embrio Saat Penetasan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

24

Suhu penetasan harus dipertahankan selama proses penetasan

berlangsung mulai hari pertama hingga terahir. Untuk menjaga pengaruh suhu

luar maka mesin tetas harus dalam keadaan tertutup rapat. Caranya suhu

didalam mesin tetas sudah diatur terlebih dahulu sebelum proses penetasan

berlangsung, sehingga akan didapatkan suhu yang merata dan konstan.

Dengan pengaturan suhu tersebut maka secara otomatis suhu didalam mesin

dapat dipertahankan.

Embrio di dalam telur unggas akan cepat berkembang selama suhu

telur berada pada kondisi yang sesuai dan akan berhenti berkembang jika

suhunya kurang dari yang dibutuhkan. Embrio akan berkembang bila suhu

udara di sekitar telur 34°C hingga 36°C. Dibawah suhu udara ini

kemungkinan besar embrio tidak mengalami perkembangan, sehingga

penyimpanan telur tetas sebaiknya sama atau dibawah suhu tersebut.

Penyimpanan telur dibawah titik beku tidak dianjurkan karena

sewaktu telur dikeluarkan dari tempat penyimpanan akan terjadi

pengembunan dan permukaan telur berair, sehingga kuman pada kulit telur

akan masuk kedalam telur yang menyebabkan pembusukan telur sewaktu

ditetaskan sehingga akan menurunkan daya tetas telur yang lain. Sebelum

telur dimasukkan ke dalam ruang penetasan, suhu ruang tersebut harus sesuai

dengan yang dibutuhkan.

2.2.4.2 Kelembaban Relatif Penetasan

Selama penetasan berlangsung diperlukan kelembaban udara yang

sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhn embrio. Untuk menjaga

kandungan air di dalam telur, kelembaban relatif di dalam penetasan sangat

dibutuhkan, yaitu untuk mencegah air di dalam telur tidak terlalu banyak

menguap atau keluar dari telur melalui pori–pori telur.

Penguapan air dari telur sangat erat hubungannya dengan suhu ruang

di dalam penetasan. Semakin tinggi suhu di dalam ruang penetasan semakin

banyak air di dalam telur yang menguap dan sebaliknya. Kelembaban ideal di

dalam mesin tetas saat proses penetasan telur burung berkisar antara 60-70%

dengan kelembaban relatif 60% selama 18 hari pertama dan 70% setelah hari

ke 18 hingga hari terakhir saat telur menetas.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

25

2.2.4.2.1 Pengaruh Kelembaban Terlalu Tinggi

1. Akan mempersulit penguapan air dari dalam telur, dan

menyebabkan pengeluaran CO2 dari dalam telur sehingga

kandungan CO2 yang banyak di dalam telur dapat membunuh

embrio.

2. Kulit telur akan lembab sehingga mempermudah tumbuh jamur

ataupun kuman Salmonella yang masuk kedalam telur dan

membunuh embrio.

3. Anak burung akan menjadi gemuk namun tak sehat, ataupun

anak akan mengalami kesulitan di dalam mematuk kulit telur

dan bahkan air masuk kedalam hidung dan dapat

membahayakan anak burung karena dapat mengakibatkan anak

burung tenggelam.

2.2.4.2.2 Pengaruh Kelembaban Terlalu Rendah

1. Air terlalu banyak menguap dari dalam telur sehingga sering

terjadi perlengketan embrio atau pembuluh darah embrio lengket

dengan selaput kulit telur yang dapat menyebabkan kematian

anak unggas.

2. Embrio mengalami kesulitan berotasi dalam mencari posisi

memecah kulit telur.

3. Anak unggas burung menetas akan kelihatan kurus sehingga

akan mengalami gangguan pertumbuhan.

2.2.5 Ventilasi

Ventilasi mutlak diperlukan untuk pernafasan embrio. Dalam

perkembangan normal, embrio akan banyak memerlukan oksigen (O2) dan

mengeluarkan karbondioksida (CO2) melalui pori-pori telur. Untuk itulah, di

dalam mesin tetas harus cukup tersedia O2 sehingga pertukaran udara sangat

diperlukan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

26

Kekurangan O2 akan berakibat embrio gagal berkembang. Kebutuhan

O2 ini diperoleh melalui lubang ventilasi. Adanya lubang ini menyebabkan CO2

keluar dari mesin tetas dan digantikan oleh O2. Konsentrasi ke-2 gas ini akan

sangat mempengaruhi perkembangan embrio ataupun daya tetas. Selain itu

hendaknya penetasan jauh dari jalan raya atau jauh dari jalan yang ramai

kendaraan bermotor.

2.2.6 Peneropongan Telur

Peneropongan telur merupakan bagian terpenting dalam penetasan

telur. Fungsi peneropongan telur adalah untuk menentukan fertilitas telur, luas

ruangan udara, perbandingan kuning telur (yolk) dan putih telur (albumen), serta

mengetahui perkembangan embrio pada saat penetasan. Embrio telur yang tidak

berkembang perlu dikeluarkan karena daya tetasnya diragukan.

Peneropongan sebaiknya dilakukan tiga kali selama proses penetasan

berlangsung. Pada telur burung, perlakuan peneropongan pertama dilakukan

pada hari ke -5 sampai ke -7, kedua pada hari ke-13 dan ke-14 serta ketiga pada

hari ke-17 dan ke-18. Peneropongan pertama berfungsi untuk menentukan

fertilitas telur, menentukan embrio yang mati, dan mengeluarkan telur yang

infertile. Peneropongan berfungsi untuk melihat perkembangan embrio, melihat

telur yang mati, atau pun melihat telur yang kosong. Telur ini harus segera

dikeluarkan. Bila tidak dikeluarkan, telur yang embrionya mati akan banyak

mengeluarkan gas CO2 dan amoniak yang kurang baik untuk perkembangan

embrio yang lain. Pada telur yang embrionya hidup, tampak adanya pembuluh

darah dan gambaran akan denyutan jantung dari luar. Sementara telur yang mati

akan tampak bening karena tidak ada pertumbuhan embrio di dalam telur. Alat

peneropongan telur dinamakan candingan. Untuk alat peneropongan ini dapat

menggunakan kaleng yang didalamnya diberi lampu dan kaca berwarna. Selain

itu, dapat juga menggunakan gulungan kertas dengan cahaya lampu dinding atau

sinar matahari.

Periode kritis perlu dicermati setiap pengelola atau operator

penetasan. Bila periode kritis ini tidak diperhatikan maka akan terjadi kegagalan

dalam penetasan. Selama proses penetasan berlangsung terjadi dua kali periode

kritis.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Arduino UNO Teori Energi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01293-SK Bab200…kelvin suhu juga dapat diukur dengan satuan celcius maupun

27

a. Periode kritis pertama terjadi pada tiga hari pertama sejak telur

tetas dimasukin kedalam mesin tetas. Periode ini disebabkan oleh perkembangan

blastoderm yang sangat cepat, adanya perubahan zat kimia dalam telur, dan

adanya penimbunan asam laktat yang cukup tinggi.

b. Periode kritis kedua terjadi tiga hari terahir menjelang telur

akan menetaskan. Periode ini untuk setiap jenis unggas berbeda, misalnya

wallet 17-21, bebek 25-28, puyuh 15-18, dan ayam 18-21 hari. Periode kritis

kedua ini terjadi akibat perubahan fisiologis embrio yang sudah sempurna

menjelang penetasan .