bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2007-3-00442-ti...

34
25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran waktu metoda (Methods-Time Measurement) Pengukuran waktu metoda – yang dalam istilah asingnya lebih dikenal sebagai Metods-Time Measurement (MTM) – adalah suatu sistem penetepan awal waktu baku (predetermined time standard) yangdikembangkan berdasarkan studi gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metoda kerja (manual operation) kedalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standard waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada. Pengukuran waktu metoda membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen- elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn), memegang (grasp), mengarahkan (position), melepas (release), lepas rakit (dis- assemble), gerakan mata (eye movement), dan beberapa gerakan anggota badan lainnya. Waktu untuk stiap elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut ”kelas-kelas”. Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan perhentian, keadaan objek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya mengangani obyek atau kondisi-kondisi lainnya.

Upload: dangxuyen

Post on 25-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

25

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengukuran waktu metoda (Methods-Time Measurement)

Pengukuran waktu metoda – yang dalam istilah asingnya lebih dikenal

sebagai Metods-Time Measurement (MTM) – adalah suatu sistem penetepan awal

waktu baku (predetermined time standard) yangdikembangkan berdasarkan studi

gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film.

Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau

metoda kerja (manual operation) kedalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan

untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standard waktu dari

masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi

kerja masing-masing yang ada.

Pengukuran waktu metoda membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-

elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn),

memegang (grasp), mengarahkan (position), melepas (release), lepas rakit (dis-

assemble), gerakan mata (eye movement), dan beberapa gerakan anggota badan

lainnya. Waktu untuk stiap elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa kondisi

yang disebut ”kelas-kelas”. Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan

perhentian, keadaan objek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya mengangani

obyek atau kondisi-kondisi lainnya.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

26

Diawali sekitar tahun 1963 untuk pertama kalinya diintroduksikan ”anggota”

dari sistem Pengukuran Waktu Metoda (methods-Time Measurement MTM) yang

disebut dengan General Purpose Data (MTM-GPD) dan pada saat yang bersamaan

MTM-1 dipakai untuk merencanakan sistem dasar dari MTM. Belakangan ini

perkembangan sistem/metoda MTM-GPD, MTM-2, MTM-3, MTM-V, MTM-M,

MTM-C, DAN 4M DATA. Tabel-tabel yan g menunukkan data waktu gerakan untuk

setiap elemen-elemen dasar gerakan akan dilampirkan pada lampiran. Unit waktu

yang digunkan dalam tabel-tabel ini adalah sebesar perkalian 0.00001 jam dan unit

satuan ini dikenal sebagai TMU (Time Measurement Unit). Di sini 1 TMU adalah

sama dengan 0.00001 jam atau 0.0006 menit. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p251)

2.2 Gerakan-gerakan Dasar Pada Pengukuran Waktu Metoda

Menjangkau (Reach)

Menjangkau adalah elemlen gerakan dasar yang digunakan bila maksud

utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan

tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan menjangkau ini bervariasi dan

tergantung pada faktor-faktor seperti keadaan/kondisi tujuan, panjang gerakan dan

macam gerak jangkauan yang dilakukan.

Disini ada lima macam kelas menjangkau yang mana waktu untuk

melaksanakan masing-masing gerakan menjangkau tersebut akan dipengaruhi oleh

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

27

keadaan obyek yang akan dijangkau. Kelima kelas menjangkau tersebut adalah

sebagai berikut :

Menjangkau kelas A : adalah gerakan menjangkau ke arah suatu tempat yang

pasti, atau kesuatu objek ditangan lain.

Menjangkau kelas B : adalah gerakan menjangkau ke arah suatu sasaran yang

tempatnay berada pada jarak ”kira-kira” tapi tertentu dan diketahui lokasinya.

Menjangkau kelas C : adalah gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang

bercampur aduk dengan banyak obyek lain.

Menjangkau kelas D : adalah gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang kecil

sehingga diperlukan suatu alat pemegang khusus.

Menjangkau kelasa E : adalah gerakan menjangkau ke arah suatu sasaran yang

tempatnya tidak pasti. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p251)

Mengangkut (Move)

Mengangkut adalah elemlen gerakan dasar yang dilaksanakan dengan maksud

utama untuk membawa suatu obyek dari satu lokasi ke lokasi tujuan tertentu. Di sini

ada tiga kelas mengangkut, yaitu :

Mengangkut kelas A : adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan

obyek dari satu tangan ke tangan yang lain tau berhenti karena suatu sebab.

Mengangkut kelas B : adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan

obyek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti atau mendekati.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

28

Mengangkut kelas C : adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan

obyek ke suatu sasaran yang letaknya sudah tertentu/tetap.

Disini waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut dipengaruhi oleh variabel-

veriabel seperti kondisi sasaran yang dituju, jarak yang harus ditempuh, jenis atau

tipe pengangkutan, dan faktor-faktor berat, dinamika atau statika objek. Waktu yang

dibutuhkan untuk mengangkut juga dipengaruhi oleh panjangnya gerakan (seperti

halnya dengan elemen menjangkau). Pengaruh berat pada waktu gerak – terjadi bila

berat lebih besar dari 2.5 pounds – ditambahkan pada waktu yang diperoleh dari tabel

mengangkut. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p252)

Memutar (Turn)

Memutar adalah gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan baik dalam

keadaan kosong atau membawa beban. Gerakan di sini berputar pada tangan,

pergelangan, dan lengan sepanjang sumbu lengan tangan yang ada. Waktu yang

dibutuhkan untuk memutar akan tergantung pada dua variabel yaitu derajat putaran

dan faktor berat yang harus dipikul. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p253)

Menekan (Apply Pressure)

Dapat mengetahui nilai waktu gerakan dasar menekan. Di sini memberikan

siklus waktu penuh dari komponen-komponen yang berkaitan dengan gerakan-

gerakan yang lain. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p253)

Memegang (Grasp)

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

29

Memegang adalah elemen gerakan dasar yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk menguasai/mengontrol sebuah atau beberapa obyek baik dengan jari-jari

maupun tangan untuk memungkinkan melaksanakan gerakan dasar berikutnya. Di

antara hal-hal yang mempengaruhi lamanya gerakan ini adalah mudah/sulitnya objek

dipegang, bercampur tidaknya obyek dengan obyek lain, bentuk obyek dan lain-lain.

(Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p253)

Mengarahkan (Position)

Mengarahkan adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan untuk

menggabungkan, mengarahkan atau memasangkan satu obyek dengan obyek lainnya.

Gerakan yang ada di sini cukup sederhana sehingga tidak diklasifikasikan seperti

elemen-elemen gerakan dasar yang lain. Waktu untuk gerakan mengarahkan

dipengaruhi oleh derajat kesesuaian, bentuk simetris, dan kemudahan untuk ditangani

(handling). (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p253)

Melepas (Release)

Melepas adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol atas suatu

obyek oleh jari atau tangan. Ada dua klasifikasi gerakan melepas ialah gerakan

melepas normal (normal release) yaitu secara sederhana jari-jari tangan bergerak

membuka dan yang kedua adalah gerakan melepas sentuhan (contact release) yaitu

dimulai dan diselesaikan penuh sesaat elemen gerakan menjangkau (reach) dimulai

tanpa ada waktu idle sesaatpun. Biasanya gerakan melepas tidak membutuhkan waktu

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

30

untuk melaksanakannya terkecuali bila gerakannya terpisah dengan gerakan lainnya.

(Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p258)

Melepas Rakit (Disassemble atau Disengange)

Lepas rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk memisahkan

kontak antara satu obyek dengan obyek lainnya. Hal ini termasuk gerakan memaksa

yang dipengaruhi oleh mudahnya atau tidaknya pada saat gerak lepas rakit

dilaksanakan atau mudah atau tidaknya pada saat gerak lepas rakit dilaksanakan atu

mudah sulitnya obyek dipegang. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan lepas rakit

akan dipengaruhi oleh 3 variabel seperti tingkat hubungan/sambungan dari obyek-

obyek yang akan dipisahkan, kemudian di dalam proses handling, faktor kehati-

hatian yang perlu dipertimbangkan. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p259)

Gerakan Mata (Eye Times)

Pada bagian besar aktifitas kerja, waktu yang dibutuhkan untuk

menggerakkan dan memfokuskan mata bukanlah merupakan faktor-faktor yang

menghambat sehingga konsekwensinay hal ini tidak akan mempengaruhi waktu

untuk melaksanakan operasi kerja itu sendiri, terkecuali gerakan-gerakan mata yaitu

eye focus time dan eye travel time. Eye focus time (gerakan mata untuk focus) akan

memerlukan waktu untuk melakukan gerakan fokus pada suatu obyek dan melihatnya

untuk waktu yang cukup lama guna menentukan karakteristik-karakteristik dari

obyek tersebut (obyek dilihat tanpa mengangkat mata). Selanjutnya eye travel time

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

31

(gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek yang harus

dilihat dengan jalan menggerakkan mata. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p259)

Gerakan Anggota Badan, Kaki dan Telapak Kaki (Body, Leg, Foot)

Gerakan-gerakan anggota badan lainnya adalah gerakan kaki, telapak kaki

serta bagian-bagian tubuh lainnya seperti lutut, pinggang, dan lain-lain.

Di dalam operasi-operasi kerja di industri, seringkali dijumpai bahwa gerakan

kerja harus dilakukan oleh lebih dari satu anggota tubuh pada saat yang sama.

Biasanya metoda yang paling efektif untuk melaksanakan suatu operasi kerja

dilakukan oleh dua atau lebih anggota tubuh yang bergerak pada saat bersamaan.

Apabila dua atau lebih gerakan dikombinasikan (atau overlaping) maka hal ini akan

bisa menghemat waktu penyelesaian kerja dan membatasi gerakan-gerakan kerja.

Apabila dua gerakan dilaksanakan dalam waktu bersamaan hal ini akan disebut

kombinasi gerakan (gerakan dilakukan oleh anggota tubuh yang sama), sedangkan

bila gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh anggota tubuh yang berbeda dikenal

sebagai gerakan-gerakan simultan (simultaneous motions). (Sritomo Wignjosoebroto,

2000, p259)

2.3 Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan

manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Tujuan dari

pengukuran kerja adalah untuk menentukan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

32

melakukan sebuah pekerjaan oleh operator terlatih untuk melakukan suatu pekerjaan

jika ia harus melakukannya selama 8 jam dalam sehari, pada kondisi kerja yang biasa,

dan bekerja dalam kecepatan normal. Tehnik pengukuran kerja ada 2 yaitu :

2.3.1 Pengukuran Kerja Langsung

Pada pengukuran kerja secara langsung dilakukan secara langsung

yaitu ditempat dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Pengukuran kerja ini

menggunakan teknik perhitungan fisik waktu actual yang dibutuhkan untuk

melakukan sebuah pekerjaan dengan menggunakan jam atau peralatan

penghitung lainnya. Hasil dari perhitungan langsung tadi dimodifikasi dengan

memperhatikan kecepatan operator yang melakukan pekerjaan dan

ditambahkan dengan kelonggaran untuk mengetahui seberapa cepat seorang

pekerja melakukan sebuah pekerjaan. Cara melakukan pengukuran kerja

langsung adalah dengan menggunakan jam henti (Stopwatch) dan sampling

kerja (Work Sampling).

2.3.2 Pengukuran Kerja Tidak Langsung

Pengukuran kerja secara tidak langsung melakukan perhitungan waktu

kerja tanpa si pengamat harus ditempat kerja yang diukur. Disini pengukuran

dilakukan dengan melihat data-data atau tabel-tabel waktu yang sudah ada

atau ketentuan-ketentuan yang ada sehingga untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan yang akan diulangi sudah dapat diketahui waktu yang pantas untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut, pada pengukuran secara tidak langsung

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

33

mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan pengukuran secara

langsung terutama dalam segi kecepatan dan ongkos yang dikeluarkan. Cara

melakukan pengukuran kerja tidak langsung adalah dengan menggunakan

aktivitas data waktu baku (Standard data) dan data waktu gerakan

(Predetermined time system).

2.4 Data Waktu

Data waktu adalah pengukuran waktu yang dilakukan untuk mendapatkan

waktu pengerjaan dari suatu produk. Pengukuran dibagi menjadi 2, yaitu :

pengukuran data waktu baku dan pengukuran data waktu gerakan

2.4.1 Data Waktu Baku

Data waktu baku adalah pengukuran waktu yang dilakukan secara

tidak langsung dengan cara membakukan waktunya dalam bentuk

grafik/rumus berdasarkan pengukuran waktu yang sudah ada.

Pada data waktu baku terdapat beberapa faktor yang menguntungkan

yaitu:

1. Waktu yang dihabiskan oleh peneliti relatif lebih sedikit karena hanya

mencari data-data yang sudah ada.

2. Tidak memerlukan jumlah peneliti yang banyak.

3. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk / penjadwalan

tersusun rapi ( tepat waktu).

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

34

4. Yang melakukan penelitian tidak perlu ada di tempat kerja karena

pengukurannya tidak secara langsung.

Pada data waktu baku data yang dibutuhkan adalah data dari setiap

elemen gerakan oleh karena itu disini diperlukan kemampuan untuk

memisahkan elemen gerakan, untuk melakukan pemisahan yang berpengaruh

terhadap waktu baku maka dapat dilakukan dengan :

1. Analisa Variansi

Yaitu membentuk suatu rumus berdasarkan faktor yang berpengaruh atau

dengan membuang faktor-faktor yang tidak berpengaruh terlebih dahulu

kemudian baru menggabungkannya.

2. Test Korelasi

Menggabungkan semua faktor yang ada didalam pekerjaan tersebut

kemudian melihat seberapa besar pengaruh dan kemudian membuang

faktor yang tidak berpengaruh.

2.4.2 Data Waktu Gerakan

Data waktu gerakan merupakan suatu cara pengukuran yang dibuat

oleh Gilbreth atau nama gerakan yang sering dikenal sebagai gerakan

Therblig, gerakan ini diciptakan untuk mempermudah dalam mengukur suatu

pekerjaan yaitu dengan cara menguraikan semua elemen-elemen gerakan yang

dipakai dalam suatu pekerjaan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

35

Data waktu gerakan itu sendiri adalah pengukuran waktu yang

dilakukan secara tidak langsung berdasarkan tabel-tabel yang sudah ada, Mis :

Tabel MTM, tabel Work Factor . Pada data waktu baku terdapat beberapa

kegunaan/kelebihan yaitu :

1. Karena setiap elemen gerakan diketahui waktunya dari tabel, maka waktu

penyelesaian suatu pekerjaan dapat diketahui sebelum pekerjaan itu

dijalankan

2. Waktu baku untuk setiap operasi dapat ditentuken dalam waktu yang

singkat karena hanya menyintesa waktu-waktu dari elemen-elemen

gerakannya.

3. Biaya yang dibutuhkan dengan menggunakan cara ini sangat murah

4. Untuk membantu proses perancangan produk, apabila kondisi fisik suatu

produk memberi pengaruh buruk maka dapat diusahakan perbaikannya.

5. Untuk mengembangkan metoda yang ada. Disini dievaluasi waktu dari

metoda lama untuk dikembangkan metoda baru

2.5 Peta Kerja

2.5.1 Pengertian Peta Kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan suatu kegiatan kerja

secara sistematis dan jelas. Dengan peta kerja kita bisa melihat semua

langkah-langkah atau kejadian pada suatu proses benda kerja dari mulai

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

36

masuk ke pabrik sampai keluar pabrik; kemudian menggambarkan semua

langkah yang dialaminya, seperti : transportasi, operasi mesin, pemeriksaan,

dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi.

2.5.2 Peta-peta Kerja Keseluruhan

Peta kerja keseluruhan adalah suatu alat yang menggambarkan

sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat suatu

produk yang bersangkutan.Yang termasuk didalam peta kerja keseluruhan

adalah :

1. Peta Proses Operasi ( Operation Process Chart / OPC )

Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan

langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan

operasi dan pemeriksaan

2. Peta Aliran Proses ( Flow Process Chart )

Adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi,

pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi

selama suatu proses atau prosedur berlangsung serta didalamnya memuat

pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu

yang dibutuhkan dan jarak perpindahan.

3. Peta Proses Produk Banyak ( Multi Product Process Chart )

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

37

Merupakan peta yang digunakan dimana sebuah pabrik harus

mengerjakan sejumlah besar produk melalui proses yang menggunakan

mesin ataupun fasilitas produksi yang sama.

4. Diagram Aliran ( Flow Diagram )

Merupakan suatu peta yang memuat informasi-informasi relatif

lengkap sehubungan dengan proses dalam pabrik atau kantor.

2.5.3 Peta Kerja Setempat

Suatu peta yang menggambarkan suatu kegiatan kerja yang dilakukan

dalam suatu stasiun dan melibatkan orang serta fasilitas dalam jumlah

terbatas. Yang termasuk di dalam peta kerja setempat adalah :

1. Peta Pekerja dan Mesin ( Man and Machine Process Chart )

Suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja

dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin, oleh

karena itu peta ini sangat bagus untuk mengurangi waktu menganggur

sehingga efektivitas penggunaan pekerja dan mesin dapat seimbang.

2. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri ( Left and Right Process Chart )

Merupakan suatu peta untuk menemukan gerakan-gerakan yang

efisien dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Pada peta ini

menggambarkan semua gerakan-gerakan pada saat bekerja dan

menganggur juga menunjukkan perbandingan antara tangan kanan dan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

38

tangan kiri ketika melakukan pekerjaan sehingga dapat mengefisiensikan

penggunaan tangan.

2.6 Peta Perakitan (Assembly Chart)

Sebuah peta perakitan atau diagram struktur produk adalah sebuah diagram

skematis yang menunjukkan hubungan dari setiap bagian komponen dengan induk

perakitannya. Peta perakitan menunjukkan bagaimana cara merakit sebuah produk.

(Russel, Roberta S. And Bernard W. Taylor III, 2000, p247)

Assembly Chart disebut juga sebagai peta rakitan. Peta rakitan adalah

gambaran grafis dari urutan aliran komponen dan rakitan-rakitan ke dalam rakitan

suatu produk. Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan bagian tidak selalu

harus menunjukkan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan lintasan

orang, tetapi benar-benar hanya menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan.

Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan

oleh tiap operator. Tujuan utama dari pembuatan assembly chart adalah untuk

menunjukkan keterkaitan antara komponen. Dengan adanya peta ini maka pekerja

dapat mengetahui urutan pengerjaan suatu produk (khususnya bagi pekerja baru yang

belum mengetahui proses perakitannya).

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

39

2.7 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti (Stopwatch Time Study)

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwatch time study)

diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W.Taylor sekitar abad 19 yang lalu.

Metoda ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang

berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran maka

akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana

waktu ini akan dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua

pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama seperti itu. (Sritomo

Wignjosoebroto, 2000, p171)

Berdasarkan langkah-langkah terlihat bahwa pengukuran kerja dengan jam

henti ini merupakan cara pengukuran yang objektif karena disini waktu ditetapkan

berdasarkan fakta yang terjadi dan tidak Cuma sekedar diestimasi secara subyektif.

Asumsi-asumsi yang telah dinyatakan perlu sekali dibuat karena untuk beberapa

kondisi secara nyata akan sulit sekali untuk disamakan seperti halnya dengan tingkat

keterampilan atau kemampuan dari para pekerja. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000,

p173)

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

40

Gambar 2.1 Langkah-langkah Sistematis dalam Stopwatch Time Study

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

41

Untuk pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timing) – kadang-

kadang disebut sebagai snap-back-method – disini jarum penunjuk stopwatch akan

selalu dikembalikan (snap-back) lagi ke posisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja

yang diukur. Setelah dilihat dan dicatat waktu diukur kemudian tombol ditekan lagi

dan segera jarum penunjuk bergerak untuk mengukur elemen kerja berikutnya.

Demikian seterusnya sampai akhir dari elemen tombol ditekan lagi untuk

mengembalikan jarum ke nol. Dengan cara yang demikian maka data waktu untuk

setiap elemen kerja yang diukur akan dapat dicatat secara langsung tanpa ada

pekerjaan tambahan untuk pengurangan seperti yang dijumpai dalam metoda

pengukuran secara terus-menerus. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p181)

Dengan melihat data waktu setiap elemen secara langsung maka pengamat

akan bisa segera bisa mengetahui variasi data waktu selama proses kerja berlangsung

untuk setiap elemen kerja. Variasi yang terlalu besar dari data waktu yang bisa

diakibatkan oleh kesalahan membaca atau menggunakan stopwatch ataupun bisa pula

karena penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja. (Sritomo

Wignjosoebroto, 2000, p182)

2.8 Uji Kecukupan Data

Dengan menggunakan teori statistik tentang sampling data diperoleh

formulasi untuk mengetahui berapa jumlah pengamatan atau pengukuran yang

sebaiknya digunakan yaitu sebagai berikut :

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

42

222

)(

)()('

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

⎡ −=

∑∑ ∑

t

ttnsk

N

Dimana :

t = waktu pengamatan dari setiap elemen kerja untuk masing-masing

siklus yang diukur.

k = angka deviasi standard untuk yang besarnya tergantung pada tingkat

keyakinan (confidence level) yang diambil dimana :

- 90% confidence level : k = 1.65

- 95% confidence level : k = 2.00

- 99% confidence level : k = 3.00

S = derajat ketelitian dari data t yang dikehendaki, yang menunjukkan

maksimum prosentase penyimpangan yang bisa diterima dari nilai t

yang sebenarnya. Nilai k/s dikenal sebagai “Confidence-Precision

Ratio” dari time study yang dilaksanakan.

n = jumlah siklus pengamatan atau pengukuran awal yang telah

dilakukan untuk elemen kegiatan tertentu yang dipilih.

N = jumlah siklus pengamatan atau pengukuran yang seharusnya

dilaksanakan agar dapat diperoleh prosentase kesalahan (error)

minimum dalam mengestimasikan t yaitu sebesar S.

(Sritomo Wignjosoebroto, 2003, p134)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

43

2.9 Uji Keseragaman Data

Selain kecukupan data harus dipenuhi dalam pelaksanaan time study maka

tidak kalah pentingnya adalah bahwa data yang diperoleh haruslah juga seragam. Test

keseragaman data perlu kita lakukan terlebih dahulu sebelum kita menggunakan data

yang diperoleh guna menetapkan waktu standard. Test keseragaman data bisa

dilaksanakan dengan cara visual atau mengaplikasikan peta kontrol (control chart).

Test keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana mudah dan

cepat. Disini kita hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya

mengidentifikasi data yang terlalu “ekstrim”. Yang dimaksudkan dengan data ekstrim

disini ialah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang dari trend

rata-ratanya. Data yang terlalu ekstrim ini sewajarnya kita buang jauh-jauh dan tidak

dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya.

Peta kontrol (control chart) adalah suatu alat yang tepat guna dalam

mengetest keseragaman data dan atau keajegan data yang diperoleh dari hasil

pengamatan. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p194)

Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji keseragaman data adalah

sebagai berikut :

Kelompokan data yang telah dikumpulkan ke dalam sub group-sub group.

Hitung nilai rata-rata dari masing-masing sub group.

nxxx

x n+++=

...21_

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

44

Dimana : _x = rata-rata dari sub group ke i

xj = hasil pengukuran ke j

n = banyaknya data dalam 1 sub group

Hitung nilai rata-rata dari harga rata-rata sub group dengan rumus :

kxi

x ∑==

Dimana : =

x = rata-rata dari rata-rata sub group

xi = rata-rata dari sub group ke i

k = banyaknya sub group yang terbentuk

Hitung standard deviasi dengan rumus :

1)( 2

−= ∑

=

nxxj

σ

Dimana : σ = standar deviasi

xj = hasil pengukuran ke j

=

x = rata-rata dari rata-rata sub group

n = banyaknya data pengukuran

Hitung standard deviasi dari distribusi harga rata-rata sub group dengan rumus :

nx σσ =_

Dimana : _xσ = standard deviasi dari distribusi harga rata-rata sub group

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

45

σ = standar deviasi

n = besarnya sub group

Tentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah (BKA dan BKB) dengan

rumus :

_

_

3

3

xxBKB

xxBKA

σ

σ

−=

+==

=

Dimana : BKA = Batas Kontrol Atas

BKB = Batas Kontrol Bawah

=

x = rata-rata dari rata-rata sub group

_xσ = standard deviasi dari distribusi harga rata-rata sub group

Buat peta kontrol (control chart) untuk melihat keseragaman data.

2.10 Uji Kenormalan Data (Test For Normality) dengan Minitab

Beberapa prosedur statistik mengasumsikan bahwa populasi sampel

memiliki sebaran distribusi normal. Jika tidak memenuhi kondisi normal, mungkin

sebuah prosedur non parametrik lebih sesuai untuk menganalisa data. Minitab

memiliki sebuah pengujian untuk membedakan apakah sebuah rangkaian data yang

dipilih secara acak memiliki distribusi normal. (Meyer Ruth and David Krueger,

2001, p 201)

Alternatif hipotesa untuk sebuah uji kenormalan data adalah :

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

46

H0 = Populasi memiliki distribusi data normal.

H1 = Populasi tidak memiliki distribusi data normal.

Langkah-langkah uji kenormalan data dengan menggunakan software Minitab

adalah :

1. Masukkan data pada kolom C1.

2. Pilih menu stat – basic statistic – normality test.

3. Select C1 di variable

4. Pilih OK.

Jika nilai P-value ≥ (α = 0.05) maka populasi data tersebut memiliki

sebaran data normal. Tetapi apabila nilai P-value ≤ (α = 0.05) maka populasi data

tersebut tidak memiliki sebaran data normal. (Meyer Ruth and David Krueger, 2001,

p 202)

2.11 Waktu Normal, Waktu Pengamatan dan Waktu Standard

Waktu normal (normal time) waktu yang diperlukan untuk seorang operator

yang terlatih dan memiliki ketrampilan rata-rata untuk melaksanakan suatu aktivitas

dibawah kondisi dan tempo kerja normal. Waktu normal disini tidak termasuk waktu

longgar yang diperlukan untuk melepas lelah (fatigue), personal needs ataupun delay

yang diperlukan bilamana kegiatan kerja tersebut harus dilaksanakan dalam waktu

sehari penuh (8 jam/hari). (Sritomo Wignjosoebroto, 2003, p130)

Rumus waktu normal :

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

47

Dimana : Wn = waktu normal

Ws = waktu siklus atau waktu pengamatan

Waktu pengamatan (actual time) adalah waktu pengamatan yang diperoleh

dari hasil pengamatan dan pengukuran waktu yang diperlukan seorang operator

untuk menyelesaikan sebuah aktivitas atau elemen kerja. (Sritomo Wignjosoebroto,

2003, p131)

Waktu standard secara definitif dinyatakan sebagai waktu yagn dibutuhkan

oleh seorang pekerja yang meimiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu standard tersebut sudah mencakup

kelonggaran waktu (allowance time) yang diberikan dengan memperhatikan situasi

dan kondisi yang harus diselesaikan. (Sritomo Wignjosoebroto, 2003, p131)

Rumus waktu standard atau waktu baku :

kWW nb %%100

%100−

+=

Dimana : Wb = waktu baku

Wn = waktu normal

k = kelonggaran

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

48

2.12 Kelonggaran

Kelonggaran waktu (allowance time) merupakan sejumlah waktu yang harus

ditambahkan dalam waktu normal (normal time) untuk mengantisipasi terhadap

kebutuhan-kebutuhan waktu guna melepaskan lelah (fatigue), kebutuhan-kebutuhan

yang bersifat pribadi (personal needs) dan kondisi-kondisi menunggu atau

menganggur baik yang bisa dihindarkan ataupun yang tidak bisa dihindarkan

(avoidable or unavoidable delays). (Sritomo Wignjosoebroto, 2003, p131)

Kelonggaran adalah waktu ekstra yang ditambahkan dengan waktu normal

untuk menghasilkan waktu standard. Tipe dari kelonggaran ada 3 yaitu :

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi (Personal Allowances)

Personal allowances adalah waktu yang dibutuhkan pekerja untuk kebutuhan

pribadi seperti :

Berbicara dengan teman hal-hal diluar pekerjaan.

Waktu untuk ke kamar mandi.

Minum.

Alasan-alasan lain yang tidak terkontrol yang dijadikan alasan untuk tidak

bekerja.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah (Fatigue Allowances)

Fatigue allowances adalah waktu yang dibutuhkan pekerja untuk penyembuhan

dari kelelahan. Kelonggaran ini diberikan kepada pekerja dalam bentuk waktu

istirahat. Istirahat terjadi pada interval waktu yang bervariasi dan waktu yang

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

49

bervariasi pula, tetapi setiap waktu istirahat dirancang untuk memperbolehkan

pekerja untuk menyembuhkan dirinya dari kelelahan yang diakibatkan oleh

bekerja.

3. Kelonggaran untuk keterlambatan (Delay Allowances)

Delay allowances disebut sebagai kelonggaran yang tidak dapat dihindarkan

karena di luar kendali dari operator. Sesuatu terjadi dan akan menghalangi kerja

dari operator. Contoh dari kelonggaran yang tidak dapat dihindarkan adalah :

Menunggu instruksi atau penugasan.

Menunggu datangnya bahan baku atau perlengkapan material handling.

Kerusakan mesin atau perawatan.

Training pekerja baru.

Mengikuti rapat, jika ada.

Menunggu setup. Setiap operator harus men-setup mesin mereka masing-

masing.

Kecelakaan atau memberikan bantuan pertolongan pertama.

Penggabungan pekerjaan.

Pengerjaan ulang karena masalah kualitas (bukan kesalahan operator).

Pekerjaan yang tidak standard – kesalahan mesin atau masalah lainnya.

Pekerjaan baru yang belum ada waktu standard-nya. (Meyers, Fred E. And

James R. Stewart, 2002, p196)

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

50

2.13 Penyesuaian Waktu dengan Westinghouse

Bagian yang paling penting tetapi justru yang paling sulit di dalam

pelaksanaan pengukuran kerja adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo kerja

operator pada saat pengukuran kerja berlangsung. Kecepatan, usaha, tempo ataupun

performans kerja semuanya akan menunjukkan kecepatan gerakan operator pada saat

bekerja. Aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator ini

dikenal sebagai “rating performance”.

Dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur bisa

“dinormalkan” kembali. Ketidak normalan dari waktu kerja ini diakibatkan oleh

operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan

yang tidak sebagaimana mestinya. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p196)

Untuk ini westing house telah berhasil membuat suatu tabel performans rating

yang berisikan nilai-nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-

masing faktor tersebut. Untuk menormalkan waktu yang ada maka hal ini dilakukan

dengan jalan mengalikan waktu yang diperoleh dari pengukuran kerja dnegna jumlah

keempat rating faktor yang dipilih sesuai dengan performans yang ditunjukkan oleh

operator. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000, p197)

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

51

Tabel 2.1 Performance Rating Dengan Sistem Westinghouse

SKILL EFFORT +0.15 A1 Superskill +0.13 A1 Superskill +0.13 A2 +0.12 A2 +0.11 B1 Excellent +0.10 B1 Excellent +0.08 B2 +0.08 B2 +0.06 C1 Good +0.05 C1 Good +0.03 C2 +0.02 C2

0.00 D Average 0.00 D Average -0.05 E1 Fair -0.04 E1 Fair -0.10 E2 -0.08 E2 -0.16 F1 Poor -0.12 F1 Poor -0.22 F2 -0.17 F2

CONDITION CONSISTENCY +0.06 A Ideal +0.04 A Ideal +0.04 B Excellent +0.03 B Excellent +0.02 C Good +0.01 C Good

0.00 D Average 0.00 D Average -0.03 E Fair -0.02 E Fair -0.07 F Poor -0.04 F Poor

Keterangan untuk tabel 2.1 :

Penyesuaian untuk keterampilan :

SUPER SKILL :

1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya.

2. Bekerja dengans sempurna.

3. Tampak seperti terlatih dengan sangat baik.

4. Gerakanya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

52

5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin.

6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau

terlihat karena lancarnya.

7. Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana tentang apa yang

dikerjakan (sudah sangat otomatis).

8. Secara umum dapat dikatakn bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja

yang baik.

EXCELLENT SKILL :

1. Percaya pada diri sendiri.

2. Tampak cocok dengan pekerjaannya.

3. terlihat telah terlatih baik.

4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-pengukuran atau

pemeriksaan-pemeriksaan.

5. Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesalahan.

6. Menggunakan peralatan dengan baik.

7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.

8. Bekerjanya cepat tetapi halus.

9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

53

GOOD SKILL :

1. Kwalitas hasil baik.

2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja pada umumnya.

3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja yang lain yang keterampilannya

lebih rendah.

4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.

5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.

6. Tidak ada keragu-raguan.

7. Bekerjanya stabil.

8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.

9. Gerakan-gerakannya cepat.

AVERAGE SKILL :

1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat.

3. terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan.

4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.

5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keragu-raguan.

6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik.

7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya.

8. Bekerja cukup teliti.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

54

9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

FAIR SKILL :

1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.

2. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.

3. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan gerakan.

4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.

5. Tampaknya seperti tidk cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan

dipekerjaan itu sejak lama.

6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu

yakin.

7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.

8. Jika tidak bekerja sunguh-sunguh output nya akan sangat rendah.

9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.

POOR SKILL :

1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran.

2. Gerakan-gerakannya kaku.

3. Kelihatan ketidakyakinannya pada urut-urutan gerakan.

4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan.

5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

55

6. Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja.

7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan.

8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.

Penyesuaian untuk Usaha :

EXCESSIVE EFFORT :

1. Kecepatannya sangat berlebihan.

2. Usahanya sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya.

3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja.

EXCELENT EFFORT :

1. Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.

2. Gerakan-gerakan lebih “ekonomis” daripada operator-operator biasa.

3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

4. Banyak memberi saran-saran.

5. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang.

6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.

7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.

8. Bangga atas kelebihannya.

9. Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

56

10. Bekerjanya sistematis.

11. Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain tidak terlihat.

GOOD EFFORT :

1. Bekerja berirama.

2. Saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang-kadang tidak ada.

3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

4. Senang pada pekerjaannya.

5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.

6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.

7. Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang.

8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja.

9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapih.

10. Menggunakan alat yang tepat dengan baik

11. Memelihara dengan baik kondisi peralatan

AVERAGE EFFORT :

1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.

2. Bekerja dengan stabil.

3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya.

4. Set up dilaksanakan dengan baik.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

57

5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan.

FAIR EFFORT :

1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.

2. Kadang-kadang perhatian tidak ditunjukkan pada pekerjaannya.

3. Kurang sungguh-sungguh.

4. Tidak mengeluarkan tenaga secukupnya.

5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.

6. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.

7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya.

8. Terlampau hati-hati.

9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja.

10. Gerakan-gerakannya tidak terencana.

POOR EFFORT :

1. Banyak membuang-buang waktu.

2. Tidak memperlihatkan adanya minat bekerja.

3. Tidak mau menerima saran-saran.

4. Tampak malas dan lambat bekerja.

5. Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan

bahan-bahan.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00442-TI Bab 2.pdf · (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek

58

6. Tempat kerjanya tidak diatur rapih.

7. Tidak perduli pada cocok atau baik tidaknya peralatan yang dipakai.

8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.

9. Set up kerjanya terlihat tidak baik.

Yang dimaksud dengan kondisi kerja atau condition pada cara westinghouse

adalah kondisi fisik lingkungan seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan

kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan sesuatu di luar operator yang diterima

apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan merubahnya.

Faktor yang harus diperhatikan adalah konsistensi (consistency). Faktor ini

perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa setiap pengukuran waktu angka-angka

yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu penyelesaian yang ditunjukkan

pekerja selalu berubah-ubah dari siklus ke siklus lainnya, dari jam ke jam, bahkan

dari hari ke hari. (Sutalaksana, Iftikar Z., p144)