bab 2 landasan teori 2.1.1 pengertian jaringan pemikiran...

46
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Menurut Tanenbaum (2003, p2) penggabungan teknologi komputer dan komunikasi sangat berpengaruh terhadap bentuk organisasi sistem komputer. Konsep dari “pusat komputer” sebagai sebuah ruangan yang berisi sebuah komputer besar tempat semua pengguna mengolah pekerjaannya, merupakan pemikiran yang sudah ketinggalan jaman. Model lama dari komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi telah diganti oleh sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Sistem seperti ini dinamakan jaringan komputer. Jaringan komputer adalah suatu kumpulan autonomous system yang saling berhubungan dengan satu teknologi. Dua buah komputer dikatakan saling berhubungan apabila keduanya dapat saling bertukar informasi. 2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan Cakupan Berdasarkan luas cakupannya, jaringan komputer pada umumnya dikategorikan menjadi tiga ukuran yaitu Local Area Networks (LAN),

Upload: lydieu

Post on 12-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Jaringan

Menurut Tanenbaum (2003, p2) penggabungan teknologi komputer dan

komunikasi sangat berpengaruh terhadap bentuk organisasi sistem komputer.

Konsep dari “pusat komputer” sebagai sebuah ruangan yang berisi sebuah

komputer besar tempat semua pengguna mengolah pekerjaannya, merupakan

pemikiran yang sudah ketinggalan jaman. Model lama dari komputer tunggal

yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi telah diganti

oleh sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi

saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Sistem seperti ini

dinamakan jaringan komputer.

Jaringan komputer adalah suatu kumpulan autonomous system yang

saling berhubungan dengan satu teknologi. Dua buah komputer dikatakan

saling berhubungan apabila keduanya dapat saling bertukar informasi.

2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan Cakupan

Berdasarkan luas cakupannya, jaringan komputer pada umumnya

dikategorikan menjadi tiga ukuran yaitu Local Area Networks (LAN),

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

9

Metropolitan Area Networks (MAN), Wide Area Networks (WAN). Gambar

dibawah ini menjelaskan tentang cakupan masing-masing area.

Gambar 2.1 Cakupan Daerah Suatu Jaringan

(Sumber: http://cnap.binus.ac.id/, 3 Maret 2012)

• Local Area Networks (LAN)

Menurut Tanenbaum (2003, p16) Local Area Network, umumnya

disebut LAN adalah jaringan pribadi yang berada didalam suatu

bangunan atau kampus yang dapat mencapai beberapa kilometer saja.

LAN banyak digunakan untuk menghubungkan personal computer dan

workstation dalam perusahaan dan pabrik untuk memakai sumber daya

yang ada (misalnya, printer) dan saling bertukar informasi.

• Metropolitan Area Networks (MAN)

Menurut Shinder (2001, p37) MAN terdiri dari dua atau lebih

jaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

10

untuk area metropolitan. Jarak maksimum yang didefinisikan oleh MAN

sekitar 50 mil atau 80 kilometer.

• Wide Area Networks (WAN)

Menurut Tanenbaum (2003, p19) Wide Area Network atau WAN,

mencakup wilayah geografis yang luas, seringkali mencakup negara atau

benua. WAN berisi kumpulan dari mesin-mesin yang dirancang untuk

menjalankan aplikasi program milik pengguna.

2.1.3 Perangkat Jaringan

• Router

Router adalah sebuah komputer, seperti komputer lainnya termasuk

PC. Router memiliki beberapa kesamaan pada komponen hardware dan

software yang ada didalam sebuah komputer, antara lain : CPU, RAM,

ROM, dan sistem operasi. Fungsi utama router yaitu menentukan jalur

terbaik untuk mengirimkan paket dan meneruskan paket ke tujuan. Router

meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang lain berdasarkan

informasi dari network layer (layer 3). router membagi collision domain

dan broadcast domain (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret

2012).

• Switch

Switch berjalan di data link layer (layer 2) model OSI. Switch pada

umumnya digunakan untuk melakukan segmentasi dalam LAN yang

berukuran besar ke dalam segmentasi yang lebih kecil. Karena bekerja di

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

11

layer 2, switch melakukan switching dan filtering berdasarkan MAC

Address (hanya data link layer pada model OSI). Switch membagi

collision domain tetapi tidak membagi broadcast domain. Switch memiliki

banyak port dibandingkan dengan bridge (sumber:

http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret 2012).

• Multi Layer Switch

Switch yang menyaring dan meneruskan paket berdasarkan mac-

address dan network address. Jenis ini dapat berjalan di layer 2 dan layer

3. Multi Layer Switch memiliki fungsi yang hampir sama dengan router

yaitu untuk melakukan routing paket, tetapi tidak mendukung untuk

teknologi WAN (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret 2012).

2.1.4 Networking Model

• Model Osi Layer

Menurut Stallings (2004, p46) Standarisasi dibutuhkan untuk

mendukung peralatan antar vendor agar dapat beroperasi secara bersama-

sama dan untuk mendorong neraca ekonomi. karena kompleksitas yang

membebani komunikasi, dan tidak adanya satu standar yang memadai,

maka pada tahun 1977 International Organization for Standardization

(ISO) membangun sebuah subcommittee untuk mengembangkan sebuah

arsitektur yang nantinya akan menghasilkan Open System Interconnection

(OSI) model.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

12

Gambar 2.2 Model OSI Layer

(Sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret 2012)

Menurut Stallings (2004, pp48-pp49) Berikut ini adalah penjelasan

dari masing-masing layer :

1. Application

Application layer menyediakan akses ke lingkungan OSI untuk para

pengguna serta menyediakan pelayanan informasi yang terdistribusi.

2. Presentation

Presentation menyediakan kebebasan untuk proses aplikasi dari

representasi data yang berbeda (syntax).

3. Session

Session layer menyediakan struktur kontrol untuk komunikasi antara

aplikasi, establishes, pengelolaan, dan berakhirnya hubungan (session)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

13

antar aplikasi. Session layer dibutuhkan untuk mengatur dan

mengsinkronisasikan dialog serta untuk mengelola pertukaran data.

4. Transport Layer

Menyediakan kehandalan, pengiriman data secara transparan antara end

point; menyediakan end-to-end error control dan flow control.

5. Network Layer

Menyediakan pelayanan layer atas dengan kebebasan dalam

mentransimisi data dan teknologi pemindahan yang digunakan untuk

menghubungkan sistem; bertanggung jawab membangun sebuah

establishes, maintaining, dan mengakhiri suatu hubungan.

6. Data Link layer

Data Link layer menyediakan pengiriman informasi yang handal

melewati physical link. Mengirimkan blok-blok (frames) dengan

sikronisasi yang diperlukan, error control dan flow control.

7. Physical layer

Physical layer berhubungan dengan cara pengiriman dari aliran bit

yang tidak terstruktur melewati media fisik. Berhubungan dengan

mekanisme, listrik, fungsional, dan karakteristik prosedural untuk

mengakses media fisik.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

14

• Model TCP/IP

Menurut Stallings (2004, p54) Arsitektur dari protokol TCP/IP adalah

hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan didalam eksperimen

packet-switched network, ARPANET, didanai oleh Defense Advanced

Research Project Agency (DARPA), dan pada umumnya disebut sebagai

protokol TCP/IP. Rangkaian protokol ini terdiri dari kumpulan dari

protokol yang telah dikeluarkan sebagai standar dari internet oleh Internet

Architecture Board (IAB).

Gambar 2.3 Model TCP/IP Layer

(Sumber: http://cnap.binus.ac.id/, 3 Maret 2012)

Menurut Tanenbaum (2003, p41) Pada model TCP/IP terdiri dari 4

layer yaitu layer application, layer transport, layer internet dan layer

network access. Berikut penjelasan masing-masing layer:

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

15

• Application Layer

Model TCP/IP tidak memiliki session layer dan presentation layer,

karena kedua layer tersebut dirasakan tidak diperlukan. Layer ini berisi

macam-macam protokol tingkat tinggi seperti virtual terminal

(TELNET), file transfer (FTP), dan electronic mail (SMTP).

• Transport Layer

Layer ini memungkinkan antara host sumber dengan host tujuan

untuk melakukan percakapan. Di layer ini ada dua buah protokol end to

end yaitu:

o TCP (Transmision Control Protocol)

Merupakan protokol reliable connection-oriented yang

mengijinkan sebuah aliran byte yang berasal pada suatu mesin

untuk dikirimkan tanpa error. TCP memecah aliran byte dan

merakit kembali pesan-pesan saat diterima. TCP juga menangani

pengendalian aliran untuk memastikan bahwa pengirim yang cepat

tidak akan membanjiri pesan-pesan yang akan diterima penerima

yang lambat.

o UDP (User Datagram Protocol)

Merupakan protokol yang tidak reliable dan connectionless

bagi aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan pengurutan TCP atau

pengendalian aliran dan bagi aplikasi-aplikasi yang ingin melayani

dirinya sendiri. UDP biasa digunakan pda percakapan atau video.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

16

• Internet Layer

Tugas internet layer adalah untuk mengijinkan host mengirimkan

paket ke network dan memungkinkan paket-paket itu berjalan sendiri-

sendiri ke tempat tujuannya (yang besar kemungkinan berada di

jaringan lain). Selain itu tugas dari internet layer adalah mengantarkan

paket-paket IP kemana paket tersebut harus dikirimkan.

• Network Access

Layer ini berada dibawah Internet layer. Model TCP/IP hanya

menyatakan bahwa host harus terhubung ke jaringan dengan

menggunakan protokol, sehingga host dapat mengirim paket IP melalui

layer ini. Protokol ini tidak menentu dan berbeda dari satu host ke host

dan juga dari satu jaringan ke jaringan lain. Dimana jaringan dapat

berupa sebuah kabel, Ethernet, frame relay, token ring, ISDN, ATM

jaringan, radio, satelit atau alat lain yang dapat mentransfer data dari

sistem ke sistem.

2.1.5 Protokol TCP/IP

• Protokol TCP

Menurut Tanenbaum (2003, p532) TCP (Transmission Control

Protocol) secara spesifik dirancang untuk menyediakan aliran byte end-

to-end yang reliable melalui internetwork yang tidak reliable. TCP

dirancang agar mampu beradaptasi secara dinamis dengan internetwork

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

17

dan mempunyai daya tahan dalam menghadapi berbagai macam

kegagalan.

Secara formal TCP didefinisikan dalam RFC 793. Setiap mesin

yang mendukung TCP memiliki transport entity TCP, yaitu proses

pengguna atau bagian kernel yang mengatur aliran TCP dan interface

bagi IP Layer.

• Protokol IP

Menurut Tanenbaum (2003, p433) IP datagram terdiri dari bagian

header dan bagian teks. Bagian header memiliki panjang 20-byte dan

panjang variable pada bagian opsional.

• Pengalamatan IP

Menurut Tanenbaum (2003, p437) semua host dan router didalam

internet memiliki IP. Kombinasi dari IP harus unik: pada dasarnya, dari

dua mesin didalam internet tidak boleh memiliki IP address yang sama.

Semua alamat IP (ipv4) mempunyai panjang 32 bit dan digunakan dalam

field-field source address dan destination address paket IP. Berikut

klasifikasi masing-masing kelas : (sumber:http://cnap.binus.ac.id/ccna,

3 Maret 2012)

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

18

1. IP Kelas A

IP kelas A dibuat untuk network yang berskala besar dimana IP

kelas A dapat menampung 16.777.214 host per network dan terdapat

128 network didalamnya. IP Kelas A diawali dengan octet 0 dimana

8 bit octet pertama mewakili network address dan 24 bit sisa

mewakili host address.

Range dari IP kelas A adalah 1.0.0.0 – 126.255.255.255. Untuk

IP 127.0.0.0 tidak dapat digunakan karena sudah dipesan untuk

Inter-process Communication di dalam perangkat jaringan.

2. IP Kelas B

IP Kelas B digunakan untuk network skala sedang sampai skala

besar dengan jumlah host yang dapat mencapai 65.534 hosts per

network dan terdapat 16.384 network didalamnya. IP kelas B

memiliki range dari 128.0.0.0 – 191.255.255.255 dengan default

subnet mask yaitu 255.255.0.0 dimana 2 octet awal mewakili

network address dan 2 octet sisanya mewakili host address.

3. IP Kelas C

IP Kelas C digunakan untuk network skala kecil yang dapat

menampung 254 hosts dan 2.097.152 network didalamnya dengan

default subnet mask yaitu 255.255.255.0. 3 octet awal mewakili

network address dan 1 octet sisanya mewakili sebagai host address.

Range ip kelas C dari 192 – 223.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

19

4. IP Kelas D

IP Kelas D digunakan untuk kepentingan multicast, dimana

pengirim dapat mengirimkan paket berupa datagram hanya ke suatu

group network tertentu. Range IP kelas D dimulai dari 224.0.0.0 –

239.255.255.255.

5. IP Kelas E

IP Kelas E digunakan untuk keperluan eskperimental dan

penelitian yang disiapkan untuk masa yang akan mendatang. Range

dari IP Kelas E adalah 240.0.0.0 – 255.255.255.254.

• Private dan Public Address

1. Private Address

Private address adalah blok alamat yang digunakan didalam

jaringan private dimana host-host yang tidak memerlukan akses

internet dapat menggunakan alamat private ini. Blok alamat dari

masing-masing kelas untuk ip private sebagai berikut :

Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255

Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255

Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

20

Tetapi jaringan internal tetap harus memperhatikan desain dari

alamat network untuk memastikan host-host didalam jaringan private

menggunakan IP address yang unik didalam lingkungan jaringan

tersebut.

Tidak dipungkiri bahwa beberapa host yang berbeda jaringan

mungkin menggunakan private address yang sama (sumber:

http::/cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret 2012).

2. Public Address

Pada umumnya alamat IP versi 4 adalah public address. Alamat

tersebut didesain untuk digunakan host-host yang dapat diakses oleh

host lain melalui internet (sumber: http::/cnap.binus.ac.id/ccna, 3

Maret 2012).

• Network Address Translation (NAT)

Network address translation memiliki mekanisme yaitu untuk

menerjemahkan alamat private ke alamat public. NAT

diimplementasikan pada ujung dari suatu jaringan private. Tanpa sistem

penerjemah, host yang menggunakan private address didalam network

tidak dapat mengakses internet (sumber: http::/cnap.binus.ac.id/ccna, 3

Maret 2012).

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

21

• Subnetting

Menurut Peterson dan Davie (2003, p302) Subnetting menyediakan

cara mudah yang sangat bagus untuk mengurangi total number dari

network number yang ditugaskan. Idenya adalah mengambil single IP

network number dan membagikan IP address dengan network number ke

beberapa physical network.

• Subnet Mask

Menurut Myhre (2000, p128) Subnet mask adalah binary number

yang dapat digunakan untuk melakukan beberapa kalkulasi dari alamat

TCP/IP untuk menentukan Network ID dari Host ID. Subnet mask

dibutuhkan untuk semua host. Classful addressing atau menggunakan

Class A,B,C mempunyai default subnet mask yang sudah ada. Berikut

default subnet mask dari masing-masing kelas IP :

Gambar 2.4 Default Subnet Mask

(Sumber:http://www.tcpipguide.com/free/t_IPDefaultSubnetMasksForAddressClassesA

BandC.htm, 3 Maret 2012)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

22

2.1.6 Routing

Pada saat pengiriman paket, paket tersebut dapat melewati jaringan yang

berbeda. Intermediary device, seperti router adalah perangkat jaringan yang

digunakan untuk menghubungkan antara jaringan tersebut. Selain itu, peran

dari router adalah untuk memilih jalur terbaik dan membawa paket ke tujuan,

proses tersebut dinamakan routing (sumber:http://cnap.binus.ac.id/ccna/, 3

Maret 2012).

1 . Static Route

Static route pada umumnya digunakan saat mengirimkan paket dari

jaringan ke internet yang hanya memiliki 1 jalur. Static route tidak

membutuhkan banyak proses dan tidak menghabiskan sumber daya

dibandingkan dynamic route. Static route dikonfigurasi secara manual

oleh administrator.

Static route sebaiknya digunakan saat : (sumber:

http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret 2012)

• Jaringan hanya terdiri dari sedikit router.

• Jaringan terkoneksi ke internet hanya melewati 1 jalur ISP.

• Jaringan besar yang dikonfigurasi dalam hub-and-spoke topology.

2. Dynamic Route

Dynamic Route mempelajari rute sendiri yang terbaik yang akan

ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah jaringan ke jaringan

lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

23

paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara

router mempelajari paket dan kemudian router mempelajarinya sendiri.

Rute pada dynamic routing berubah sesuai dengan informasi yang

didapatkan oleh router.

Dynamic route ini digunakan apabila jaringan memiliki lebih dari

satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama. Sebuah dynamic routing

dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh routing

protocol. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi secara

dinamis yang mengikuti perubahan kondisi jaringan. Routing protocol

mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Routing

protocol dirancang tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute

utama putus, namun juga dirancang untuk menentukan rute mana yang

terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengisian dan pemeliharaan routing table tidak dilakukan secara

manual oleh administrator. Router saling bertukar informasi agar dapat

mengetahui alamat tujuan dan menerima routing table. Pemeliharaan

jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara perangkat

pengirim dan perangkat tujuan.

Autonomous System

Autonomous System adalah sekumpulan jaringan yang berada

dibawah kendali administrasi yang sama. Autonomous system dibagi lagi

dalam beberapa area. Autonomous system ditugaskan dengan 16 bit yang

unik oleh IANA (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret 2012).

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

24

2.1.7 Routing Protocol

• RIP

Routing Information Protocol (RIP) ditentukan di RFC 1058. RIP

memiliki karakteristik yaitu menggunakan hop count sebagai metrik untuk

memiliki jalur terbaik, jika jumlah hop untuk network lebih dari 15 maka

RIP tidak bisa memenuhi rute ke jaringan (Destination unreachable),

Routing update dikirim secara broadcast atau multicast setiap 30 detik

secara default. Untuk update timer, IOS mengimplementasikan 3 timer

tambahan untuk RIP antara lain : (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3

Maret 2012)

1. Invalid Timer

Invalid timer terjadi jika update tidak diterima setelah 180 detik

secara default. Maka rute akan ditandai sebagai invalid dengan

mengatur nilai metric menjadi 16.

2. Flush Timer

Secara default, flush timer di atur untuk 240 detik, dimana 60

detik lebih panjang dibandingkan invalid timer. Saat flush timer

expire, rute akan dihapus dari table routing .

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

25

3. Holddown timer

Holddown timer berfungsi untuk menstabilkan informasi rute dan

membantu untuk mencegah routing loops selama dalam periode saat

topologi sedang melakukan konvergensi dengan informasi yang baru.

Secara default holddown timer di atur untuk 180 detik.

• IGRP

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah protokol yang

dimiliki oleh Cisco. IGRP memiliki beberapa karakteristik yaitu :

bandwidth, delay, load, relaibity yang digunakan untuk membuat metric.

Selain itu IGRP melakukan routing update secara broadcast setiap 90

detik secara default. IGRP adalah pendahulu dari EIGRP (sumber:

http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret 2012).

• EIGRP

Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah

distance vector routing protocol yang dimiliki oleh Cisco. EIGRP

memiliki beberapa karakteristik yaitu dapat melakukan unequal cost load

balancing, EIGRP menggunakan algoritma Diffusing Update Algortihm

(DUAL) untuk menghitung jalur terpendek. EIGRP tidak memiliki

periodic update layaknya RIP dan IGRP. Routing update hanya

dikirimkan saat topologi didalam jaringan terjadi perubahan berikut fitur

yang dimiliki oleh EIGRP : (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret

2012)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

26

1. Triggered update (EIGRP tidak memiliki periodic update).

2. Menggunakan topology table untuk memelihara semua rute yang

diterima dari tetangga.

3. Membangun adjency dengan rute tetangga menggunakan EIGRP

hello protocol.

4. Mendukung VLSM dan manual route summarization. Ini

memungkinkan EIGRP untuk membuat jaringan yang besar

dengan struktur hirarki.

• OSPF

Open Shortest Path First (OSPF) adalah link-state routing protocol

yang dibangun untuk menggantikan distance vector routing protocol RIP.

OSPF memiliki keuntungan dibandingkan RIP karena OSPF fast

convergence dan scalability untuk diimplementasikan di network yang

besar. OSPF adalah classless routing protocol yang menggunakan konsep

area untuk scalability. RFC2328 mendefinisikan metric dari OSPF sebagai

sebuah cost. Untuk melakukan adjency dengan router tetangga, OSPF

menggunakan Link-State packet (LSP) (sumber:

http://cnap.binus.ac.id/ccna/, 3 Maret 2012).

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

27

• BGP

Border Gateway Protocol (BGP) melakukan interdomain routing

didalam jaringan transmission control protocol/internet protocol (TCP).

BGP adalah Exterior Gateway Protocol (EGP) , maksudnya BGP

melakukan routing antar banyak sistem autonomous dan domain-domain

lebih dari satu routing serta informasi yang dapat dijangkau dengan sistem

BGP yang lain (sumber: http://cnap.binus.ac.id/, 3 Maret 2012).

Gambar 2.5 BGP

(sumber : http/cnap.binus.ac.id/ccna, 3 Maret 2012)

2.1.8 Network Development Life Cycle

Network Development Life Cycle dapat mencakup berbagai kegiatan,

tergantung pada ukuran dan cakupan proyek yang dilakukan. Setiap kegiatan adalah

proses yang menghasilkan beberapa hasil, yang akan membentuk dasar untuk

aktivitas berikutnya didalam siklus. Penyelesaian setiap kegiatan dapat dianggap

sebagai tonggak dalam proses secara keseluruhan. Tahap analisis bisa mencakup

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

28

studi kelayakan yang akan menentukan apakah persyaratan umum dari proyek ini

dapat dipenuhi dalam batasan tertentu, dan harus berujung pada produksi dari

spesifikasi kebutuhan user. Jika proyek berjalan nantinya, kegiatan berikutnya

adalah untuk menghasilkan desain jaringan berdasarkan spesifikasi kebutuhan.

Desain jaringan akan digunakan sebagai blueprint untuk mengimplementasikan

jaringan. Untuk proyek besar, simulasi dan atau prototyping memungkinkan aspek

desain yang akan dievaluasi sebelum pelaksanaan. Monitoring dan manajemen

jaringan adalah proses berkelanjutan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran

lanjutan dari jaringan. Desain yang kurang atau masalah lain yang muncul setelah

implementasi mungkin memerlukan iterasi selanjutnya dari siklus kehidupan.

(sumber:

http://www.technologyuk.net/telecommunications/networks/analysis_and_design.sht

ml, 3 Mei 2012).

2.1.9 Switched Port Analyzer (SPAN)

Teknik SPAN diperkenalkan pada switch karena perbedaan mendasar yang

dimiliki switch dengan hub. Ketika hub menerima paket pada satu port, hub

mengirimkan salinan paket itu pada semua port kecuali pada hub yang menerima

paket tersebut. Setelah switch boots, mulai membangun tabel forwarding layer 2

berdasarkan source MAC-address dari paket yang berbeda yang switch terima.

Setelah tabel forwarding dibangun, switch meneruskan trafik yang ditujukan untuk

MAC-address langsung ke port yang sesuai. (sumber:

www.cisco.com/en/US/products/hw/switches/ps708/products_tech_note09186a0080

15c612.shtml#intro, 25 Mei 2012).

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

29

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Multiprotocol Label Switching (MPLS)

• Pendahuluan

Menurut jurnal Johnson (2007), hal terpenting untuk diingat tentang

MPLS adalah MPLS adalah sebuah teknik, bukan layanan - sehingga

MPLS dapat digunakan untuk mengirim apapun dari IP VPN ke layanan

metropolitan Ethernet, atau untuk layanan penyediaan optik. Konsep dasar

di balik MPLS adalah pe-label-an paket. Dalam jaringan IP tradisional,

jaringan IP dirutekan, setiap router mengambil keputusan sendiri untuk

meneruskan setiap paket berdasarkan pada header paket. Jadi, setiap kali

sebuah paket tiba di router, router harus "memikirkan" kemana untuk

mengirim paket berikutnya.

MPLS adalah teknologi pengiriman paket dengan menggunakan label

untuk membuat keputusan pengiriman data. Dengan MPLS, analisis Layer

3 header dilakukan hanya sekali (ketika paket itu memasuki wilayah

MPLS). Label inspection menjalankan subsequent packet forwarding.

MPLS menyediakan manfaat dari aplikasi berikut:

• Virtual Private Networking (VPN)

• Traffic Engineering (TE)

• Quality of Service (QoS)

• Any Transport over MPLS (ATOM)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

30

Selain itu, MPLS menurunkan overhead forwarding pada core router.

Teknologi MPLS dapat dipakai pada setiap network layer protokol

(sumber:

http://www.cisco.com/en/US/tech/tk436/tk428/technologies_q_and_a_item0

9186a00800949e5.shtml#qa1, Maret 2012).

Gambar 2.6 MPLS Topology

(Sumber: Alwayn, 2002, Cisco Press)

Multiprotocol Label Switching (MPLS) menggabungkan kecerdasan

routing dengan kinerja switching dan memberikan manfaat yang signifikan

pada jaringan dengan arsitektur IP murni sama baiknya dengan IP dan

ATM atau gabungan dari teknologi Layer 2 lainnya. Teknologi MPLS

adalah kunci untuk scalable VPN dan end-to-end QoS, memungkinkan

penggunaan yang efisien pada jaringan yang ada untuk memenuhi

pertumbuhan jaringan yang akan datang dan mengkoreksi dengan cepat

kesalahan pada link dan node. Teknologi MPLS juga membantu

pengiriman paket dengan scalable yang tinggi, membedakan layanan end-

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

31

to-end IP dengan konfigurasi sederhana, manajemen, dan provisioning

untuk kedua internet providers dan pelanggan (sumber:

http://www.cisco.com/en/US/tech/tk436/tk428/tsd_technology_support_prot

ocol_home.html, 3 Maret 2012).

• Penerusan paket pada jaringan MPLS

Menurut Alwayn (2002, p4) Dalam jaringan MPLS, paket yang

masuk diberikan sebuah label oleh edge Label Switched Router (LSR).

Paket diteruskan sepanjang Label Switched Path (LSP) dimana setiap LSR

membuat keputusan forwarding berdasarkan konten yang berada pada label

tersebut. Pada setiap hop, LSR melepaskan label yang ada dan

menambahkan label yang baru, yang mana memberitahukan hop

selanjutnya untuk meneruskan paket. Label dilepaskan di edge egress LSR,

dan paket diteruskan ke tujuan.

• Keuntungan MPLS

Menurut Alwayn (2002, pp5-pp6) Label berbasis metode switching

mengizinkan routers dan switches MPLS-enabled ATM untuk membuat

keputusan forwarding berdasarkan isi simple label, daripada dengan

melakukan rute lookup yang kompleks berdasarkan alamat IP tujuan.

Teknik ini membawa banyak keuntungan terhadap IP berbasis jaringan:

1. VPN – menggunakan MPLS, service providers dapat membentuk

VPN layer 3 melewati jaringan backbone untuk beberapa pelanggan,

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

32

menggunakan infrastruktur yang umum, tanpa membutuhkan enkripsi

atau aplikasi end-to end.

2. Traffic Engineering – menyediakan kemampuan untuk secara jelas

menyusun single atau multiple jalur dimana trafik akan melalui

jaringan. Traffic engineering juga menyediakan kemampuan untuk

mengatur kemampuan karakteristik dari tingkatan trafik.

Keistimewaan ini mengoptimalkan pemanfaatan bandwith yang

kurang dimanfaatkan.

3. Quality of Services (QoS) – menggunakan QoS MPLS, service

providers dapat menyediakan beberapa kelas layanan dengan jaminan

QoS yang rumit untuk pelanggan VPN.

4. Integration of IP and ATM – banyak jaringan operator yang

menggunakan model overlay di mana ATM digunakan pada Layer 2

dan IP digunakan pada Layer 3. Jika diimplementasikan

memiliki masalah skalabilitas yang besar. Menggunakan MPLS,

operator dapat berpindah banyak fungsi dari control plane ATM

ke Layer 3, sehingga menyederhanakan provisioning jaringan,

manajemen, dan kompleksitas jaringan. Teknik ini menyediakan

skalabilitas yang sangat besar dan menghilangkan inherent cell

tax ATM (overhead) dalam menjalankan trafik IP.

• Arsitektur MPLS

Menurut Alwayn (2002, pp4-pp5) MPLS mempunyai dua latar

arsitektur: MPLS forwarding plane dan MPLS control plane. MPLS dapat

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

33

menampilkan layer 3 routing atau layer 2 switching selain untuk

mengalihkan paket yang sudah diberi label.

1. Forwarding Plane – bertanggung jawab untuk meneruskan paket-

paket data berdasarkan nilai yang terdapat pada label. Forwarding

plane menggunakan Label Forwarding Information Base (LFIB)

maintained oleh MPLS nodes untuk meneruskan paket yang sudah

di-label-kan.

2. Control plane – bertanggung jawab mengisi dan menjaga LFIB.

Semua node MPLS harus menjalankan protokol routing IP untuk

pertukaran informasi routing IP dengan semua node MPLS dalam

jaringan.

Gambar 2.7 MPLS Architecture

(Sumber: Alwayn, 2002, Cisco Press)

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

34

• Istilah-Istilah Dalam MPLS

Menurut Osborne dan Simha (2002) Istilah-istilah yang digunakan dalam

MPLS:

1. Upstream – sebuah router yang dekat dari sumber paket, relatif kepada

router lain.

2. Downstream - sebuah router yang jauh dari sumber paket, relatif kepada

router lain. Sebagai paket yang melewati jaringan, downstream

dialihkan dari router upstream kepada downstream tetangganya.

3. Label – forwarding MPLS berbasis pada fixed-length tag. Istilah label

dapat digunakan dalam dua konteks. Satu istilah mengacu pada 20-bit.

Istilah lain mengacu pada header label, dengan panjang 32 bit.

4. Label Switch Router (LSR) - perangkat apapun yang melakukan

pertukaran paket berdasarkan label MPLS.

5. Label Edge Router (LER) – sebuah LSR yang menerima paket ber-label

(paket IP) dan menentukan label pada LSR di sisi ingress. LER juga

menghapus label di edge jaringan dan mengirimkan paket ber-label ke

jaringan IP di sisi egress.

6. Forwarding Equivalence Class (FEC) – pengaturan sifat dimana

memetakan paket yang masuk sama dengan label yang

keluar. Umumnya, FEC ekuivalen dengan rute, tetapi definisi FEC

dapat berubah ketika paket yang di route menggunakan kriteria selain

dari hanya alamat IP tujuan.

7. Label-Switched Path (LSP) - jalur dimana paket yang ber-label melintas

melalui jaringan, dari label imposition ke disposition.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

35

8. Label stack – bagian dari label ditukar antara LSR dan tetangganya,

untuk aplikasi seperti MPLS-VPN, label end-to-end ditukar. Akibatnya,

label stack digunakan sebagai pengganti label MPLS tunggal. Konsep

penting yang perlu diingat adalah bahwa forwarding dalam core

didasarkan hanya pada top-level label. Dalam konteks MPLS TE, label

stacking diperlukan ketika sebuah paket ber-label memasuki tunnel

MPLS TE.

9. Label Distribution Protocol (LDP) - satu dari banyak protokol

digunakan untuk mendistribusikan label antara LSR dan

tetangganya. Mekanisme lainnya termasuk RSVP, digunakan dalam

MPLS TE, dan MP-BGP, digunakan pada MPLS VPN.

2.2.2 MPLS Virtual Private Network (MPLS VPN)

• Pendahuluan

Menurut Alwayn (2002, p88) MPLS VPN adalah connectionless.

MPLS memisahkan trafik dan menyediakan privacy tanpa membutuhkan

layer 2 tunneling protokol dan enkripsi. Hal Ini menghilangkan kerumitan

yang signifikan selama proses provisioning. MPLS memecahkan masalah

scalability yang dihadapi oleh Frame Relay dan penyebaran ATM dengan

mengizinkan service provider untuk menyediakan beberapa VPN

untuk beberapa pelanggan tanpa pengerjaan atas puluhan hingga ratusan

persediaan dari virtual circuit untuk setiap dan semua grup pengguna

atau pelanggan.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

36

• Komponen MPLS VPN

Menurut Alwayn (2002, p98) Berbagai komponen MPLS yang digunakan

untuk membangun VPN adalah sebagai berikut:

Gambar 2.8 MPLS VPN

(Sumber: Alwayn, 2002, Cisco Press)

• MPLS core routers (P) – juga di kenal sebagai router provider (P router),

tidak melakukan rute VPN. Router P biasanya terletak dalam susunan full

atau partial konfigurasi dengan P LSR yang lain dan interface dengan

router provider edge (PE). Router P tidak pernah secara langsung

terhubung dengan router pelanggan.

• MPLS edge routers (PE) – juga dikenal sebagai provider edge routers

(PE router), menyelenggarakan rute VPN untuk sesama anggota VPN.

PE router berhubungan dengan router customer edge (CE) dan interface

yang menuju ke core provider router. PE router berhubungan dengan P

router atau dapat juga terhubung langsung kepada PE router lainnya.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

37

• Customer edge routers (CE) - Customer edge routers tidak perlu

mendukung MPLS dan dapat menggunakan metode routing biasa untuk

memperoleh konektivitas. Model peer membutuhkan site pelanggan

untuk berhubungan dengan hanya satu router PE sebagai lawan dari

semua router CPE atau CE lain yang menjadi anggota VPN. Router CE

tidak pernah terhubung langsung dengan router P.

• Customer routers (C) –juga dikenal sebagai router C, tidak perlu

mendukung MPLS dan dapat menggunakan metode routing biasa untuk

memperoleh konektivitas dengan router CE dan yang lainnya. VPN berisi

perangkat pelanggan yang melekat pada router CE. Router CE baik VPN

dapat terhubung ke router PE service provider. Router PE

menghubungkan ke setiap core jaringan yang lain dari router P.

• Keuntungan MPLS VPN

Menurut Alwayn (2002, pp90-pp92) Berikut beberapa keuntungan

MPLS VPN:

1. Scalability - MPLS dirancang khusus untuk solusi scalable yang tinggi,

memungkinkan puluhan ribu VPN melalui jaringan yang sama.

2. Security - MPLS VPN menawarkan tingkat keamanan yang sama seperti

connection-oriented VPN (seperti Frame Relay dan ATM). Paket dari

VPN yang satu tidak dapat melintasi VPN lain tanpa disadari.

3. Ease of VPN Creation – Pemetaan dan topologi koneksi point-to-point

yang spesifik tidak diperlukan. Sites dapat ditambahkan ke intranet dan

extranet VPN untuk membentuk user grup tertentu. Ketika VPN

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

38

dikelola dengan cara ini, hal ini memungkinkan keanggotaan dari setiap

sites yang disepakati dalam beberapa VPN, memaksimalkan

fleksibilitas dalam membangunan intranet dan ekstranet.

4. Flexible Addressing - Untuk membuat layanan VPN lebih mudah

diakses, pelanggan service provider dapat mendesain rancangan

pengalamatan sendiri, bebas dari rancangan pengalamatan dari

pelanggan service provider lainnya.

5. Standards Based - MPLS tersedia untuk semua industri vendor untuk

memastikan interoperabilitas dalam jaringan multi vendor.

6. Flexible Architecture - Software IOS Cisco dan router Cisco dan switch

memudahkan bagi providers untuk melakukan negosiasi interkoneksi

dengan network provider lain untuk cakupan IP global.

7. End-to-end Priority Services - Mekanisme QoS menyajikan industri

dengan solusi end-to-end QoS yang sebenarnya, memungkinkan service

provider untuk menjamin pemenuhan SLA. MPLS membuat layanan

QoS lebih scalable dan memperluas jangkauan end-to-end melewati

beberapa teknologi.

8. Consolidation - Kemampuan konsolidasi data, suara, dan video

memberikan provider kesempatan untuk menurunkan modal yang

dikeluarkan dan mengurangi biaya operasi.

9. Traffic Engineering - Routing dengan menggunakan ekstensi Resource

Reservation (RRR) pada protokol RSVP memungkinkan provider

memaksimalkan pemanfaatan sumber daya jaringan dan pengoperasian

jaringan IP seefisien mungkin.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

39

10. Centralized Service - Membangun VPN di Layer 3 memungkinkan

pengiriman layanan ke kelompok user diwakilkan oleh VPN. Sebuah

VPN harus memberikan service provider lebih dari sebuah mekanisme

untuk koneksi pengguna yang pribadi ke layanan intranet.

11. Integrated Class of Services (CoS) Support - CoS merupakan syarat

yang penting bagi para pelanggan VPN IP. CoS menyediakan

kemampuan untuk mengatasi dua persyaratan mendasar VPN:

• Memprediksi kinerja dan pelaksanaan kebijakan

• Mendukung untuk berbagai tingkat layanan MPLS VPN

12. Migration - Penyebaran layanan VPN memerlukan jalur migrasi secara

langsung. MPLS VPN sangat unik karena dapat membangun sampai

beberapa arsitektur jaringan, termasuk IP, ATM, Frame Relay, dan

jaringan hybrid.

• Virtual Routing and Forwarding (VRF)

Virtual Routing and Forwarding (VRF) adalah sebuah teknologi IP

yang memungkinkan beberapa instances dari routing table untuk

berdampingan pada router yang sama dan pada saat yang sama.

Dikarenakan instances routing adalah independen, sama atau overlapping

pengalamatan IP dapat digunakan tanpa masalah. "VRF" juga digunakan

untuk menghubungkan instance routing table yang dapat berada dalam satu

atau beberapa instances setiap VPN pada router Provider Edge (PE)

(sumber:http://www.cisco.com/en/US/docs/net_mgmt/active_network_abstr

action/3.7/reference/guide/vrf.html#wp1043046, 3 Maret 2012).

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

40

• Route Distinguisher (RD)

Route Distinguisher adalah lokal unique number yang

mengidentifikasikan semua informasi rute untuk VPN tertentu.

Pengidentifikasian unique numeric memungkinkan BGP untuk

membedakan antara rute-rute yang dinyatakan identik

(sumber:http://www.juniper.net/techpubs/software/junos-security/junos-

security10.2/junos-security-swconfig-mpls/topic-47277.html, 3 Maret

2012).

• Multiprotocol BGP (MP-BGP)

Fitur multiprotocol BGP menambahkan kemampuan kepada BGP

untuk memungkinkan multicast routing policy di seluruh Internet dan untuk

menghubungkan topologi multicast didalam dan diantara sistem

autonomous BGP. Artinya, multiprotocol BGP adalah sebuah peningkatan

BGP yang membawa rute IP multicast. BGP membawa dua set rute, satu

set untuk routing unicast dan satu set untuk routing multicast. Rute yang

terkait dengan multicast routing digunakan oleh Protokol Independen

Multicast (PIM) untuk membangun pohon distribusi data

(sumber:http://www.cisco.com/en/US/tech/tk365/tk859/tsd_technology_sup

port_sub-protocol_home.html, 3 Maret 2012).

• Route Targets (RT)

Route targets mendefinisikan rute yang mana merupakan bagian

dari VPN. Route targets yang unik membantu membedakan antara

layanan VPN yang berbeda pada router yang sama. Setiap VPN

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

41

juga memiliki kebijakan yang mendefinisikan bagaimana rute diimpor ke

dalam tabel VRF pada router. Layer 2 VPN dikonfigurasi dengan

kebijakan impor dan ekspor. Layer 3 VPN menggunakan route

targets yang unik untuk membedakan antara rute VPN

(sumber:http://www.juniper.net/techpubs/software/junos-security/junos-

security10.2/junos-security-swconfig-mpls/topic-47277.html, 3 Maret

2012).

• Address Family (AF)

Menurut Bates, Rekhter, dll (2000) Address Family

(AF) membawa identitas protokol Network Layer yang berhubungan

dengan Network Address yang mengikuti.

2.2.3 Diffserv-Aware Traffic Engineering (DS-TE)

• Pengenalan Quality of Services (QoS)

QoS mengacu pada kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan

pelayanan yang lebih baik pada trafik jaringan untuk berbagai teknologi

mendasar termasuk Frame Relay, Asynchronous Transfer Mode (ATM),

Ethernet dan 802,1 jaringan, SONET, dan jaringan IP-routed. Secara

khusus, fitur QoS memberikan layanan jaringan yang lebih baik dan

layanan jaringan yang lebih mudah diprediksi dengan

(sumber:http://www.cisco.com/en/US/docs/ios/12_0/qos/configuration/guid

e/qcintro.html#wp4776, 3 Maret 2012):

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

42

• Mendukung bandwidth khusus

• Memperbaiki loss characteristic

• Menghindari dan mengelola kepadatan jaringan

• Membentuk trafik jaringan

• Menetapkan prioritas lalu lintas di seluruh jaringan

Tidak semua teknik QoS sesuai untuk semua router jaringan. Karena

router edge dan router backbone dalam jaringan tidak perlu melakukan operasi

yang sama, tugas-tugas QoS yang dilakukan mungkin berbeda juga.

(sumber:http://www.cisco.com/en/US/docs/ios/12_0/qos/configuration/guide/qci

ntro.html#wp4776, 3 Maret 2012).

Secara umum, edge router melakukan QoS fungsi berikut :

• Paket klasifikasi

• Pendaftaran kontrol

• Konfigurasi pengelolaan

Secara umum, router backbone melakukan QoS fungsi berikut:

• Kepadatan pengelolaan

• Pencegahan kepadatan

• QoS dalam MPLS

Model layanan, atau juga disebut tingkat layanan, menggambarkan satu

set kemampuan end-to-end QoS. End-to-end QoS adalah kemampuan jaringan

untuk mengirimkan layanan yang diperlukan oleh trafik jaringan tertentu dari

ujung jaringan ke jaringan yang lain. Software Cisco IOS QoS mendukung tiga

jenis model layanan: best effort, integrated service, dan differentiated service

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

43

(sumber:http://www.cisco.com/en/US/docs/ios/12_0/qos/configuration/guide/qc

intro.html#wp4776, 3 Maret 2012).

Best Effort

Best effort adalah model layanan tunggal di mana sebuah aplikasi

mengirimkan data apabila diharuskan, dalam jumlah berapapun, dan tanpa

meminta izin atau memberitahukan jaringan terlebih dahulu. Untuk layanan best

effort, jaringan mengirim data jika data itu bisa dikirim, tanpa jaminan

kepercayaan, batas delay, atau throughput. Layanan best effort ini cocok untuk

aplikasi jaringan dengan area yang besar seperti transfer file atau e-mail.

Integrated Service

Integrated service adalah beberapa model layanan yang dapat

mengakomodasi kebutuhan beberapa QoS. Dalam model ini aplikasi meminta

layanan jenis tertentu dari jaringan sebelum mengirim data. Permintaan dibuat

dengan sinyal eksplisit; aplikasi menginformasikan jaringan profil trafik dan

meminta jenis layanan tertentu yang dapat mencakup kebutuhan bandwidth dan

delay. Aplikasi ini diharapkan untuk mengirim data hanya setelah mendapat

konfirmasi dari jaringan. Hal ini juga diharapkan untuk mengirim data yang ada

di dalam riwayat trafik yang dijelaskan itu.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

44

Differentiated Service

Differentiated service adalah beberapa model layanan yang dapat

memenuhi persyaratan QoS yang berbeda. Namun, tidak seperti model

integrated service, aplikasi yang menggunakan differentiated service tidak

mengeksplisit sinyal router sebelum mengirim data. Untuk differentiated

service, jaringan mencoba untuk mengirimkan jenis layanan tertentu

berdasarkan spesifik QoS oleh masing-masing paket. Spesifikasi ini dapat

terjadi dalam berbagai cara, misalnya, menggunakan setting bit IP Precedence

dalam paket IP atau sumber dan alamat tujuan. Jaringan menggunakan

spesifikasi QoS untuk mengklasifikasikan, membentuk, dan mengatur trafik,

dan untuk melakukan antrian yang cerdas. Model differentiated service

digunakan untuk bermacam aplikasi mission-critical dan untuk menyediakan

end-to-end QoS. Biasanya, model layanan ini sesuai untuk aggregate flows

karena differentiated service melakukan tingkat yang relatif kurang baik dari

klasifikasi trafik.

• Arsitektur Diffserv-Aware

Menurut Osborne dan Simha (2002) RFC 2475 mendefinisikan arsitektur

untuk Differentiated Services - bagaimana menggunakan DiffServ Code Point

(DSCP) bit dan berbagai mekanisme QoS untuk menyediakan kualitas

pelayanan yang berbeda dalam jaringan.

DiffServ memiliki dua komponen utama:

• Traffic Conditioning - Berisi hal-hal seperti policing, coloring, dan

shaping. Dilakukan hanya di edge jaringan.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

45

• Per-hop Behavior – Pada dasarnya terdiri dari antrian, penjadwalan, dan

mekanisme dropping. Sesuai namanya, hal tersebut dilakukan di setiap

hop pada jaringan.

Traffic conditioning umumnya melibatkan classification, policing, dan

marking, dan per-hop behaviors berhubungan dengan queuing, scheduling, dan

dropping. Masing-masing topik ini dibahas secara singkat.

• Classification

Langkah pertama dalam menerapkan arsitektur DiffServ adalah memiliki

kemampuan untuk mengklasifikasikan paket. Klasifikasi adalah sebuah

tindakan memeriksa paket untuk menentukan aturan apa yang harus

dijalankan, dan kemudian nilai apa yang seharusnya DSCP atau EXP atur

pada paket.

• Classifying IP Packets

Klasifikasi pada paket IP adalah secara langsung. Dapat mencocokan apa saja

dalam header IP. Kemampuan pencocokan yang spesifik bervariasi pada

platform, tetapi secara umum, tujuan alamat IP, alamat sumber IP, dan nilai-

nilai DSCP dapat dicocokkan.

• Classifying MPLS Packets

Hal besar yang perlu diingat ketika mengklasifikasikan paket MPLS adalah

tidak dapat mencocokkan pada apa pun selain nilai EXP terluar dalam label

stack. Tidak ada cara untuk melihat header MPLS sebelumnya pada paket IP

dan melakukan pencocokkan atau modifikasi pada paket. Tidak dapat

mencocokkan nilai label pada puncak stack, dan tidak dapat mencocokkan

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

46

pada TTL. Akhirnya, tidak dapat melakukan pencocokkan nilai EXP pada

setiap label selain puncak label pada stack.

• Policing

Policing meliputi pengukuran trafik terhadap suatu layanan kontrak tertentu

dan berhubungan dengan in-rate dan out-of-rate yang berbeda. Salah satu

bagian fundamental dari arsitektur DiffServ adalah tidak mengizinkan lebih

banyak trafik pada jaringan yang telah dirancang, untuk memastikan bahwa

tidak melemahkan antrian yang telah ditetapkan. Hal ini umumnya dilakukan

dengan policing, meskipun bisa juga dilakukan dengan shaping.

Policing dilakukan di edge jaringan. Dengan demikian, paket yang datang ke

dalam jaringan lebih sering paket IP. Namun, dalam beberapa skenario

memungkinkan untuk menerima paket label MPLS pada edge jaringan.

• Marking

Konfigurasi marking biasanya sangat erat berkaitan dengan konfigurasi

policing. Dapat menandai trafik seperti in-rate dan out-of-rate sebagai hasil

dari trafik policing. Untuk marking tidak membutuhkan police. Sebagai

contoh, dapat menentukan pemetaan antara nilai DSCP paket IP dan MPLS

EXP bit yang akan digunakan ketika label ditentukan pada paket.

Kemungkinan lain adalah untuk memudahkan menandai semua trafik yang

masuk pada interface, terlepas dari tingkat trafik tersebut. Hal ini berguna

jika memiliki beberapa pelanggan yang membayar lebih untuk QoS yang

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

47

lebih baik. Bagi pelanggan yang tidak, cukup menetapkan EXP ke 0 pada

semua paket dari pelanggan itu.

• Queuing

Queuing dikerjakan dengan cara yang berbeda pada platform yang berbeda.

Namun, kabar baiknya adalah dapat memperlakukan MPLS EXP seperti IP

Precedence. Beberapa teknik queuing dapat diterapkan pada MPLS,

tergantung pada platform dan versi kode:

• First in first out (FIFO)

• Modified Deficit Round Robin (MDRR)

• Class-Based Weighted Fair Queuing (CBWFQ)

• Low-Latency Queuing (LLQ)

FIFO ada di setiap platform dan setiap interface, default hampir semua

interface. MDRR, CBWFQ, dan LLQ dikonfigurasi menggunakan MQC,

sama seperti kebanyakan mekanisme QoS lainnya pada kebanyakan platform.

Hanya menyesuaikan dengan nilai-nilai EXP MPLS yang diinginkan MPLS

dalam class map dan kemudian mengkonfigurasi bandwidth atau jaminan

latency melalui bandwidth atau priority commands.

Queuing adalah salah satu dari per-hop behaviours (PHBS). PHBS memiliki

dua dasar bagian queuing dan dropping.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

48

• Dropping

Dropping adalah salah satu dari DiffServ PHB. Dropping sangat penting

tidak hanya untuk mengelola kedalaman antrian per kelas trafik, tetapi juga

untuk sinyal transfer-level backoff ke aplikasi berbasis TCP. TCP merespon

paket occasional drop dengan memperlambat rate di mana paket tersebut

dikirimkan. TCP merespon lebih baik untuk occasional drop daripada tail

drop setelah antrian benar-benar penuh.

2.2.4 Traffic Engineering

• Pendahuluan

Koneksi WAN merupakan sesuatu yang mahal di anggaran ISP. Traffic

engineering memungkinkan ISP untuk memberikan rute trafik jaringan dengan

sedemikian rupa sehingga rute jaringan tersebut dapat menawarkan layanan

terbaik kepada pengguna jaringan dalam hal throughput dan delay.

Saat ini, beberapa ISP mendasarkan layanan jaringan pada model overlay.

Dalam pendekatan ini, fasilitas transmisi dikelola oleh Layer 2 switching.

Router hanya melihat topologi virtual yang sepenuhnya saling berhubungan,

membuat muncul banyak hop tujuan. Penggunaan dari Layer 2 transit layer

yang jelas memberikan kontrol yang tepat pada jalur dimana trafik

menggunakan bandwith yang tersedia. Akan tetapi, model overlay memiliki

sejumlah kekurangan. MPLS traffic engineering menyediakan cara untuk

memperoleh manfaat traffic engineering yang sama dari model overlay tanpa

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

49

harus menjalankan jaringan yang terpisah

(sumber:http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/product/software/ios120/120

newft/120limit/120s/120s5/mpls_te.htm#wp37345, 3 Maret 2012).

• Cara Kerja Traffic Engineering

MPLS merupakan penggabungan dari Layer 2 dan Layer 3,

memungkinkan MPLS traffic engineering. Dengan demikian, dapat

menawarkan pada jaringan one-tier apa yang sekarang dapat dicapai hanya

dengan overlaying jaringan Layer 3 pada jaringan Layer 2. MPLS traffic

engineering secara otomatis membangun dan mempertahankan tunnel di

backbone, menggunakan RSVP. Jalur digunakan dengan pemberian tunnel pada

setiap point in time yang ditentukan berdasarkan kebutuhan sumber tunnel dan

sumber jaringan, seperti bandwidth. Sumber daya yang tersedia dibanjiri

melalui perpanjangan ke sebuah link-state berbasis Interior Protocol Gateway

(IPG). Jalur tunnel dihitung di tunnel head berdasarkan pada kesesuaian antara

kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. IGP secara otomatis merutekan trafik

ke dalam tunnel. Biasanya, sebuah paket melintasi backbone MPLS traffic

engineering di sebuah tunnel tunggal yang menghubungkan ingress point

dengan egress point.

(sumber:http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/product/software/ios120/120

newft/120limit/120s/120s5/mpls_te.htm#wp37345, 3 Maret 2012).

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

50

MPLS Traffic Engineering dibangun pada mekanisme IOS berikut:

• Tunnel Label Switched Path (LSP), dimana ditandai melalui RSVP,

dengan penambahan traffic engineering. Tunnel LSP digambarkan

sebagai interface IOS tunnel, memiliki tujuan yang telah dikonfigurasi,

dan tidak terarah.

• Link-state IGP (seperti IS-IS) dengan penambahan untuk global flooding

sumber informasi, dan penambahan untuk automatic routing traffic

kedalam tunnel LSP yang sesuai.

• Sebuah jalur traffic engineering MPLS memperhitungkan modul yang

menentukan jalur untuk digunakan pada tunnel LSP.

• Sebuah modul MPLS traffic engineering link management melakukan

penambahan link dan bookkeeping dari sumber informasi yang akan

dibanjiri.

• Label switching forwarding, dimana menyediakan router dengan

kemampuan seperti Layer 2 untuk meneruskan trafik melewati beberapa

hop sebagaimana yang diarahkan oleh sumber daya berdasarkan routing

algoritma.

Salah satu pendekatan untuk merancang sebuah backbone adalah dengan

mendefinisikan sebuah hubungan tunnels dari setiap perangkat ingress ke setiap

perangkat egress. IGP, beroperasi pada perangkat ingress, menentukan trafik

kemana perangkat egress seharusnya berjalan, dan mengarahkan trafik tersebut

ke dalam tunnel pada ingress ke egress. Calculating dan signalling jalur MPLS

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

51

traffic engineering menentukan jalur yang diambil oleh tunnel LSP, tergantung

ketersediaan sumber daya dan dynamic state dari jaringan. Untuk setiap tunnel,

jumlah paket dan bytes yang dikirim disimpan. Terkadang, aliran terlalu besar

sehingga tidak bisa pas melalui satu link , sehingga tidak dapat dibawa oleh satu

tunne. Dalam kasus ini beberapa tunnel antara ingress dan egress yang

diberikan dapat dikonfigurasi, dan aliran beban dibagi sama rata

(sumber:http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/product/software/ios120/120

newft/120limit/120s/120s5/mpls_te.htm#wp37345, 3 Maret 2012).

• Keuntungan Traffic Engineering

MPLS traffic engineering menawarkan manfaat dalam dua bidang utama

(sumber:http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/product/software/ios120/120

newft/120limit/120s/120s5/mpls_te.htm#wp37345, 3 Maret 2012):

1. Keuntungan yang tinggi atas investasi pada infrastruktur jaringan

backbone. Secara khusus, rute terbaik antara

sepasang POP ditentukan dengan mempertimbangkan kendala

pada jaringan backbone dan total beban trafik pada backbone tersebut.

2. Pengurangan dalam biaya operasi. Biaya berkurang karena proses yang

penting telah otomatis, termasuk pengaturan, konfigurasi, pemetaan, dan

pemilihan tunnel Multiprotocol Label Switching traffic engineering.

2.2.5 Cisco Express Forwarding

Teknologi Cisco Express Forwarding (CEF) untuk IP adalah scalable,

distributed, solusi layer 3 switching dirancang untuk memenuhi kebutuhan kinerja

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

52

yang akan datang dari internet dan jaringan Enterprise. CEF juga merupakan

komponen kunci dari arsitektur Cisco Tag Switching (sumber:

http://www.cisco.com/en/US/tech/tk827/tk831/tk102/tsd_technology_support_sub-

protocol_home.html, 3 Maret 2012).

2.2.6 Per-Packet Load Balancing

• Pendahuluan

Per-Packet Load Balancing memungkinkan router untuk mengirim paket

data melalui jalur yang berurutan tanpa memperhatikan individual host atau

sessions user. Per-Packet Load Balancing menggunakan metode round-robin

untuk menentukan jalur mana yang diambil paket untuk sampai ke tujuan.

Dengan pengaktifan Per-Packet Load Balancing, router mengirimkan paket

pertama untuk destination1 melalui jalur pertama, paket kedua untuk tujuan

yang sama yaitu destination1 melalui jalur kedua, dan seterusnya. Per-Packet

Load Balancing memastikan keseimbangan melalui beberapa link (sumber:

http://www.cisco.com/en/US/docs/ios/12_0s/feature/guide/pplb.html, 3 Maret

2012).

• Keuntungan Per-Packet Load Balancing

Dibawah ini adalah beberapa keuntungan dari penggunaan Per-Packet Load

Balancing

(sumber: http://www.cisco.com/en/US/docs/ios/12_0s/feature/guide/pplb.html, 3

Maret 2012):

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Jaringan pemikiran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01077-IF Bab2001.pdfjaringan LAN yang saling terhubung dalam batas ruang yang sesuai

53

- Avoid Path Congestion

Per-Packet Load Balancing menghindari overloading dengan menyebarkan

trafik untuk tujuan tertentu melalui link jaringan yang berbeda.

- Improve Path Utilization

Data trafik seimbang atas beberapa link.