bab 2 landasan teori 2.1 tinjauan umum 2.1.1...

61
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashion 2.1.1.1 Definisi Fashion Mode atau fesyen dalam bahasa inggris yaitu fashion. Fashion adalah gaya berbusana. Busana adalah pakaian atau baju atau kostum yang berfungsi sebagai pelindung tubuh. Dapat terhitat dari kutipan di bawah ini. For as long as humans have lived in organized societies, clothing has represented far more than a simple means of protecting oneself form the cold or covering the body “ (Sumber Fashion Worlds – Contemporary Retail Spaces, 2012 : 4-462) Dapat disimpulkan busana digunakan sebagai pelindung tubuh sampai akhirnya dengan berkembangnya jaman busana sebagai bentuk pengidentifikasian diri seperti yang dikutip Thomas Carlyle,”pakaian adalah perlambang jiwa”. (Sumber: peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi: 2007) 2.1.1.2 Sejarah Fashion Sejarah kostum barat yang menjadi awal mula fashion Peradapan dan pusat mode dunia pada saat ini. Perjalanan yang panjang pada jaman prehistoric sampai pengaruhnya fashion terhadap masa yang akan datang. Menarik melihat cara setiap era merefleksikan hubungan kemanusiaan dengan dunia dan moral, kebudayaan, seni dan pakaian. Pakaian barat telah menjadi jembatan yang luar biasa untuk adaptasi , perubahan , dan asimilasi dibandingkan dengan mode dari budaya lain, dan ini tampaknya menjadi terkait secara langsung untuk

Upload: phungliem

Post on 05-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Fashion

2.1.1.1 Definisi Fashion

Mode atau fesyen dalam bahasa inggris yaitu fashion. Fashion adalah gaya

berbusana. Busana adalah pakaian atau baju atau kostum yang berfungsi sebagai

pelindung tubuh. Dapat terhitat dari kutipan di bawah ini.

“ For as long as humans have lived in organized societies, clothing has

represented far more than a simple means of protecting oneself form the cold or

covering the body “ (Sumber Fashion Worlds – Contemporary Retail Spaces,

2012 : 4-462)

Dapat disimpulkan busana digunakan sebagai pelindung tubuh sampai akhirnya

dengan berkembangnya jaman busana sebagai bentuk pengidentifikasian diri

seperti yang dikutip Thomas Carlyle,”pakaian adalah perlambang jiwa”.

(Sumber: peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm

Barnard, fashion dan komunikasi: 2007)

2.1.1.2 Sejarah Fashion

Sejarah kostum barat yang menjadi awal mula fashion Peradapan dan pusat

mode dunia pada saat ini. Perjalanan yang panjang pada jaman prehistoric

sampai pengaruhnya fashion terhadap masa yang akan datang. Menarik melihat

cara setiap era merefleksikan hubungan kemanusiaan dengan dunia dan moral,

kebudayaan, seni dan pakaian. Pakaian barat telah menjadi jembatan yang luar

biasa untuk adaptasi , perubahan , dan asimilasi dibandingkan dengan mode dari

budaya lain, dan ini tampaknya menjadi terkait secara langsung untuk

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

10

penggunaan pakaian untuk secara pribadi mengekspresikan diri serta untuk

pemeliharaan budaya tradisional dan nilai-nilai sosial. dalam budaya lain item

pakaian dan aksesoris biasanya berasal dari gambar yang dilambangkan para

dewa atau dari disengaja pilihan dewa raja , tapi di barat , mode berasal dari

rentang yang besar dan variasi berbagai sumberdaya pribadi dan sosial. Revolusi

terbesar adalah perubahan dari masa neolitic ke revolusi industri pada aba ke 19

mengubah fashion dari perlambangan status sosial menjadi suatu kerasi

penciptaan dan pemasaran. berikut adalah runtutan sejarah fashion.

Tabel 2.1 Daftar Sejarah Fashion

(Sumber Costume History and Style, 1983 : 4-462)

Seperti yang sudah di paparkan di atas melalui sejarah fashion, dapat

disimpulkan bahwa Busana yang terus berkembang seiring dengan

perkembangan zaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: sejarah, iklim,

budaya, suasana, teknologi,dan industry di seluruh belahan dunia termasuk

Indonesia. Fashion juga berubah dari masa ke masa dan terus berkembang dan

fashion juga dapat mengalami perputaran siklus. Sejarah fashion juga menjadi

acuan inpirasi para perancang busana. Pendidikan fashion memumculkan

desainer-desanier ternama dunia pada saat ini dan menciptakan brand-brand

ternama terbaik yaitu Gucci, Prada, Dolce and Gabbana. Hal tersebut

berpengaruh terhadap berkembangnya kepada industry fashion maupun insttitusi

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

11

fashion dunia termasuk Indonesia.

Mode di Indonesia sudah ada sejak lama, namun perkembangannya dan

keberadaannya baru terasa ketika media cetak bermunculan terutama majalah

wanita (femina) tahun 1970an. Pada saat yang bersamaan para desainer muda

Indonesia mulai kembali ke Indonesia selepas mengenyam pendidikan diluar

negeri. Sejak itu kreasi desainer dan berbagai tulisan tentang mode banayak

muncul di majalah maupun Koran-koran. Pada era berikutnya , bisnis mode ,

industri mode dan profesi desainer berkembang pesat di tunjukan dengan

munculnya berbagai butik, peragaan busana dan sekolah-sekolah mode karena

bidang mode menjadi bidang yang sangat menjanjikan.

Dewasa ini mode sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia.

Mode telah menjadi bidang industri dan binis yang semakin di geluti secara

profesional seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Terbukti dari mode

telah di tetapkan sebagai salah satu subsector dalam ekonomi kreatif dan

penyumbang Produk Domestic Bruto terbesar yaitu 43 persen menurut Maria

Eka Pangestu, Menteri Perdagangan Republik Indonesia. (Sumber Kamus Mode

Indonesia, 2011 : 4-7)

Desainer berbakat dan pelaku mode semakin banyak bermunculan seiring

dengan banyaknya edukasi di bidang perancangan mode di Indonesia berikut

adalah daftar Pendidikan Pelatihan di Bidang Perancangan Mode di Indonesia.

Apabila melihat daftar sekolah mode yang ada di Indonesia dan melihat

perkembangan mode di Indonesia. Mode berkembang sangat pesat semenjak

munculnya sekolah sekolah mode dan menghasilkan desainer-desainer muda

berbakat Indonesia. Ini menunjukan bahwa pendidikan merupakan aspek penting

dalam perkembangan ekonomi serta perkembangan budaya sebuah Negara.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

12

Daftar Pendidikan Pelatihan di Bidang Perancangan Mode di

Indonesia

Pendidikan Formal Pendidikan Nonformal

ASRIDE ISWI ARVA School Of Fashion

ESMOD BUNKA School Of Fashion

Institut Kesenian Jakarta INTERMODEL

Institut Teknologi Bandung Lembaga Pendidikan Seni Desain

Harry Darsono

Lasalle College Internasional LPTB Susan Budihardjo

Raffles Desain Institute Jakarta MODEGRAF

Sekolah Tinggi Desain

Indonesia Bandung PHALIE Studio

Sekolah Tinggi Desain

Interstudi Dolling School of Fashion Desain

Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana Wiwi

BINUS Internasional IKKIS

Telkom Creative Industries

School (Fakultas Industri

Kreatif), Universitas Telkom

Sanly's Fashion

Sekolah Tinggi Teknologi

Tekstil Sekolah Mode Lina Lea

Sekolah Tinggi Seni Indonesia

(STSI) Juliana Jaya

Tabel 2.2 Daftar Pendidikan Perancangan Mode Di Indonesia

(Sumber Kamus Mode Indonesia, 2011 : 290-296)

Fashion desainer tidak lepas dari proses berfikir dan akhirnya memerlukan

kreatifitas untuk menhasilkan ide dan merealisasikan menjadi sebuah karya.

Pendidikan fashion membantu memfasilitas siswa agar dapat memahami proses

berfikir keratif sampai perancangan yang nantinya akan menjadi seorang

fashion desainer. Berikut saya akan membahas proses desain seorang fashion

desainer.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

13

2.1.1.3 Proses Desain Fashion Desainer

Proses desain merupakan tahapan yang digunakan para perancang untuk

menghasilkan sebuah rancangan. Berikut adalah tabel proses desain

fashion desainer.

Bagan 2.1 Fashion Desain Process

(Sumber Fashion Design process, inovation & practice 2nd , 2012)

Proses desain di atas akan menjadi acuan dalam pertimbang

perancangan perpustakaan agar dapat memfasilitasi proses desain

pengguna yaitu siswa jurusan fashion desain. Pada proses desain yang

pertama yaitu Analysing the brief dimana analisa dilakukan

mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan klien dan mendeskripsikan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

14

menjadi poin-poin atau kata kunci awal untuk menjawab kebutuhan

klien. (lampiran bagan 3.1)

Research adalah tahap kedua dimana di bagi menjadi research

inspiration dan research direction. Rearch merupkaan tahap dimana

seorang desainer mencari refrensi melalui banyak sumber sebagai

bahan untuk rancangan sesuai dengan kata kunci dari hasil analisa.

Research dapat dilakukan dengan melihat film, internet, buku ,dan

lain-lain serta melihat sumber refrensi lain seperti museum, desain

grafis, dan lain-lain. Sehingga dapat menghasilkan sebuah konsep.

(lampiran bagan 3.2)

Desain development tahap ketiga adalah tahap pengembangan

rancangan dari konsep yang didapat dari hasil research

pengembangan rancangan di atas kertas dengan penentuan bentuk

melalui sketsa serta penentuan material, warna. (lampiran bagan 3.2)

Prototyping teknik pengerjaan 3 dimensi dengan pengambilan sample

pembuatan ,pembuatan pola, serta draping, pleating, sclupting pada

manekin. (lampiran bagan 3.2)

The chosen range or Collection dengan menyatukan elemen-elemen

pendukung seperti aksesoris dan benda lain yang mendukung koleksi.

Sehingga dapat melengkapi rancangan. . (lampiran bagan 3.1)

Promotion yang terakhir promosi dengan membuat portofolio digital

hasil akhir maupun dengan pengambilan foto hasil rancangan. Yang

akan menambah nilai sebuah rancangan. (lampiran bagan 3.1)

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

15

Bagan 2.2 Fashion Desain Development

(Sumber Fashion Design process, inovation & practice 2nd , 2012)

2.1.2 Pendidikan

2.1.2.1 Pendidikan di Indonesia

Menurut Jaques Dehlor (1996) berprinsip dari empat pilar pendidikan, yaitu:

learning to know (belajar untuk memperoleh pengetahuan), learning to do

(belajar untuk dapat berbuat/melakukan pekerjaan), learning to be (belajar untuk

dapat menjadikan dirinya menjadi orang yang berguna), dan learning to life

together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain). (Sumber

www.infokursus.net) dapat dlihat bahwa tujuan pendidikan berdasarkan prinsip

4 pilar tersebut. Oleh sebab itu pendidikan merupakan salah satu faktor penting

yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia di seluruh penjuru

negeri termasuk negara indonesia.

Pendidikan di Indonesia diatur menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 yaitu tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar dan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

16

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan Negara.

Terdapat tiga jalur pendidikan di Indonesia yang di atur dalam UU No. 20 tahun

2003 Pasal 13 ayat 1 yaitu pendidikan formal, non-formal dan informal. Salah

satu pilihan jalur pendidikan bagi penduduk usia produktif (18-35 tahun) yaitu

pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dapat

ditempuh bagi masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal.

Pendidikan nonformal Seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok

Belajar, Sanggar, dll.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab VI.

Jenis, Jenjang, dan Jenis Pendidikan, bagian kelima tentang Pendidikan

Nonformal, pasal 26, yaitu:

(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,

dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat.

(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik

dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional

serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

(3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,

pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan

kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik.

(4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

17

kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta

satuan pendidikan yang sejenis.

(5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan

bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk

mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(6) Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program

pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga

yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada

standar nasional pendidikan.

(7) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Seperti yang sudah terjabarkan pada pasal 26 mengenai pendidikan non formal

pada pasal 35 dijabarkan mengenai Standar Pendidikan Nasional yang harus

menjadi acuan yang digunakan sebagai standar pembangunan sebuah institusi

pendidikan nonformal meliputi pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,

pengelolaan serta sarana dan prasarana. Oleh karena itu pengembangan

kurikulum, tenaga kependidikan, pengelolaan serta sarana dan prasarana

merupakan sebuah pondasi dasar yang dapat menunjang proses berlangsungnya

sebuah pendidikan.

2.1.2.2 Life skill

Broling (1989) mendefinisikan life skills sebagai interaksi berbagai pengetahuan

dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka

dapat hidup mandiri. Dan menurut Dawis (2000: 1) yang menyatakan bahwa life

skills adalah “manual pribadi” bagi tubuh seseorang. Kecakapan ini membantu

seseorang belajar bagaimana memelihara tubuhnya, tumbuh menjadi dirinya,

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

18

bekerja sama secara baik dengan orang lain, membuat keputusan logis,

melindungi dirinya sendiri, dan mencapai tujuan dalam kehidupannya. WHO

(1997) juga menegaskan bahwa kecakapan hidup (life skills) adalah berbagai

keterampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang

memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan

dalam hidup sehari-hari secara efektif). (Sumber www.infokursus.net)

Berdasarkan uraian beberapa pendapat ahli di atas, dapat dirumuskan bahwa

hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal adalah upaya

untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan kemampuan yang

dapat membuat seserang hidup secara mandiri. Dengan maksud yang sama

Seperti yang tertulis dalam UU Nomor 20/2003 pasal 26 Ayat 5: Kursus dan

pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal

pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap.

Life skill merupakan seperti yang sudah terurai pada kesimpulan para ahli adalah

sebuah upaya dalam kehidupan dan merupakan hasil dari pendidikan non formal

Menurut Broling (1989) life skills dapat di kelompokkan ke dalam tiga

kelompok kecakapan, yaitu: kecakapan hidup sehari-hari (daily lifing skills),

kecakapan pribadi dan sosial (personal dan social skills), dan kecakapan untuk

bekerja (occupation skills). (Sumber www.infokursus.net)

Kecakapan hidup sehari-hari (daily lifing skills) antara lain pengelolaan

kebutuhan pribadi, pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah, pribadi,

kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makan dan gizi,

pengelolaan pakaian, tanggung jawab sebagai warga Negara, pengelolaan waktu

luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.

Kecakapan pribadi dan sosial (personal dan social skills) meliputi: kesadaran

diri (minat, bakat, sikap, dan kecakapan), percaya diri, komunikasi dengan orang

lain, tenggang rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antara personalan,

pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan

kebiasaan positif, kemandirian dan kepemimpinan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

19

Kecakapan bekerja (occupation skills) meliputi: memilih pekerjaan,

perencanaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan,

penguasaan kompetensi, menjalankan suatu profesi, kesadaran untuk menguasai

berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi,

merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk dan

jasa.

WHO juga mengelompokkan kecakapan hidup ke dalam lima jenis aspek, yaitu:

kecakapan mengenal diri sendiri (self awareness) atau kecakapan pribadi

(personal skills), kecakapan sosial (social skills), kecakapan berpikir (thinking

skills), kecakapan akademik (academic skills), dan kecakapan kejuruan

(vocasional skills).

• Kecakapan personal (personal skills) yang mencakup kecakapan mengenal

diri sendiri.

• Kecakapan sosial (social skills) adalah kecakapan melakukan kerja sama,

bertenggang rasa dan tanggung jawab sosial.

• Kecakapan akademik (academic skills) adalah kecakapan dalam melakukan

penelitian, persobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.

• Kecakapan vokassional (vokassional skills) adalah berkaitan bidang

keterampilan/kejuruan tertentu seperti bidang perbengkelan, jahit-menjahit,

peternakan, pertanian, dan produksi barang tertentu.

Pembelajaran pendidikan nonformal, ditekankan pada upaya pembelajaran yang

dapat menghasilkan tenaga profesional yang dapat langsung memiliki keahlian

dan bersaing di dunia profesional.

Kecakapan vokassional (vokassional skills) merupakan kecakapan yang akan

didapatkan pada Sekolah Fashion yaitu pelatihan perancangan mode. Pelatihan

di bidang perancangan mode di indonesia dapat berasal dari pendidikan formal

dan nonformal. Pendidikan formal perancangan mode melalui universitas

ataupun collage yang berasal dari institusi dalam negeri dan institusi luar negeri.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

20

Pendidikan non formal pada bidang perancangan mode seperti kursus-kursus

atau lembaga pelatihan. Seperti yang terlampir pada tabel 2.2

2.1.3 Sarana dan Prasarana

Berikut adalah pengertian sarana dan prasarana menurut Direktorat Pembinaan

Kursus Dan Pelatihan pada Petunjuk Pelaksanaan Revitalisasi Sarana Kursus dan

Pelatihan Tahun 2012.

Sarana adalah segala sesuatu berupa peralatan praktik utama yang dapat digunakan

sebagai alat atau media dalam mencapai maksud dan tujuan dari seluruh kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan nonformal.

Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi pembelajaran di lembaga

pendidikan nonformal , berupa lahan dan bangunan.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal

menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan maupun

terdidik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan

intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaa.

Seperti yang sudah di ungkapkan sebelumnya pada pasal 26 mengenai pendidikan

non formal pada pasal 35 telah dijabarkan juga standar pembangunan sebuah institusi

pendidikan nonformal yang salah satunya adalah sarana dan prasarana serta hak

pendidik dan terdidik berkesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan

fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pada pasal 40

UU No. 20 tahun 2003. Maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana

sangatlah penting untuk menunjang pendidik maupaun terdidik.

Salah satu sarana yang disediakan lembaga pendidikan nonformal adalah

perpustakaan. Serta menjadi salah satu sarana yang menunjang proses perkembangan

edukasi.

2.1.3.1 Perpustakaan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

21

Perpustakaan berasal dari bahasa latin yaitu liber atau libri yang artinya buku

. dalam bahasa belanda bibliothek. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian

sebuah gedung tempat menyimpan buku-buku untuk di baca, sedangkan menurut

taslimah yusuf (1996) , Perpustakaan adalah tempat menyimpan berbagai jenis

bahan bacaan dan masyarakat memanfaatkan bacaan untuk menambah

pengetahuan, mencari informasi atau sekedar mendpatkan hiburan. Jenis koleksi

yang tersedia di perpustakaan berupa buku, majalah , surat kabar, bahan audio

visual, rekaman kaset dan film. Tugas perpustakaan adalah mengumpulkan,

mengolah, memelihara, merawat, melestarikan, mengemas, menyimpan,

memberdayakan, dan menyajikan koleksi bahan pustkaa kepada pemakai.

Fungsi perpustakaan diantaranya sebagai fungsi edukatif, informatif, penelitian,

kultural, dan rekreasi. (Sumber managemen perpustakaan, abdul rahman saleh

dan rita komlasari, 2009 )

Setiap perpustakaan yang didirikan mempunyai tujuan organisasi, jenis

pemakai dan kegitaan yang berbeda-beda. Karena perbedaan tersebut

perpustakaan di bagi menjadi 5 yaitu Perpustakaan Nasional, Perpustakaan

Umum, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan

Perguruan Tinggi. Berikut adalah jenis perpustakaan dan penjelasannya

• Perpustakaan Nasional

Adalah perpustakaan yang didirikan oleh suatu Negara biasanya hanya ada

satu di setiap Negara. Fungsinya untuk menyimpan semua bahan pustaka

tercetak, terekam serta multimedia yang ditebitkn oleh Negara. Contoh,

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

• Perpustakaan Umum

Adalah jenis perpustakaan yang didirikan oleh masyarakat umum dan

doibiayai oleh masyarakat itu sendiri baik secara langsung (swadya) maupun

tidak langsung melalui pajak. Karakteristik perpustakan umum yaitu

perpustakaan tersebut tebuka untuk umum, semua jenis masyarakat dapat

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

22

masuk dan dibiayai dengan dana masyarakat. Di Indonesia pepustakaan

umum berasa di tingkat kota, kecamatan dan bahkan tingkat desa.

• Perpustakaan Khusus

Adalah perpustakaan instansi pemerintahan maupun instansi swasta. Tujuan

dari perpustakaan adalah untuk menyediakan informasi bagi pegawai di

lingkungan instansi untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan

pegawai. Serta koleksi pada perpustakaan ini juga terbatas dan hanya

berkaitan dengan misi dan tugas lembaga tersebut. Contoh Perpustakaan

secretariat ASEAN di Jakarta.

• Perpustakaan Sekolah

Adalah salah satu sarana dan fasilitas penyelengara pendidikan. Perpustakaan

sekolah bertujuan membantu para murid untuk mencapai tujuan khusus

sekolah.

• Perpustakaan Perguruan Tinggi

Adalah Perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi,

universitas, sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya. Tujuan

Perpustakaan ini sebagai sarana kelengkapan pusat yang besifat akademik

untuk menunjang program perguruaan tinggi.

Perencanaan tata ruang pada Setiap perpustakaan sangatlah penting agar

dapat menampung semua kegiatan termasuk peralatan dan perabor untuk

menunjang kegiatan di perpustakaan. Kebutuhan ruang perpustakaan dapat

dihitung berdasarkan jumlah kegitan ynag diselenggarakan perpustakaan.

Semakin banyak jumlah kegitan semakin besar kebutuhan runagnya. Pada

perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan jumlah siswa (student body).

Menurut keputusan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 126 Tahun

1967 mengenai persyaratan luas minimal perpustakaan perguruan tinggi yaitu

satu meter untuk setiap mahasiswa. Aspek yang harus dipertimbangkan untuk

menentukan perabot dan perlengkapan di perpustakaan seperti, 1) jumlah dan

jenis koleksi yang akan dimiliki perpustakaan dalam 5 atau 10 tahun mendatang,

2) jangkauan layanan yang akan diselenggarakan, 3) jumlah pengunjung.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

23

Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan sarana yang sangat penting

untuk menunjang proses pembelajaran siswa. Kegiatan utama yang dilakukan di

perpustakaan yaitu membaca. berikut dipaparkan manfaat serta tujuan membaca

serta hubungan membaca dengan pembentukan kreatifitas.

2.1.4 Membaca

Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisa, dan menginterpretasi yang

dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh

penulis dalam media tulisan. Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca

dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat

sederhana dan membaca puisi ( Depdiknas ; 2004 : 15 ). Sedangkan Menurut

Nurhadi (1987) yang mengutip pendapat Waples (1967) menuliskan bahwa tujuan

membaca adalah :

• Mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah.

• Mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila

dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya.

• Memperkuat nilai pribadi atau keyakinan.

• Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang.

• Menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.

Hal menarik diungkapkan oleh Nurhadi (1987) bahwa tujuan membaca akan

mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan. Artinya, semakin kuat tujuan

seorang dalam membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam

memahami bacaannya. Menurut taringan, (1979:10) tujuan membaca yaitu :

• Membaca untuk memperoleh perincian dan fakta (reading for details or facts)

• Mambaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas)

• Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for

sequence or organization)

• Membaca untuk menyimpulkan, membaca refrensi (reding for inference)

• Membaca untuk mengelompokan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading

to classify)

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

24

• Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate)

• Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to

compare or contrast)

Menurut kedua ahli di atas mengenai tujuan membaca dapat disimpulkan bahawa

banyak manfaat yang akan didapatkan bila kita banyak membaca. Dalam kutipan “

reading for main ideas” dapat disimpulkan bahwa membaca dapat memperoleh suatu

ide. Ide merupakan perwujudan dari kerativitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas para

siswa pada pendidikan di bidang seni sangat penting dimiliki oleh setiap institusi

pendidikan.

2.1.5 Dasar Perancangan Perpustakaan

2.1.5.1 Antropometri Pria dan Wanita Dewasa

Antropometri disebut sebagai ilmu yang secara khusus mempelajari tentang

pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada

tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya. Antopometri ada sejak

tahun 1870, data antopometri sangat penting mengingat ukuran tubuh manusia

sangat bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan

kelompok pekerjaan. (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 11-

13). Data Antopometri merupakan acuan serta pertimbangan dalam mendesain

duniture dalam sebuah ruang. Berikut data antropometri pria dan wanita pada

usia produktif dan merupakan dasar perancangan perpustakaan.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

25

Tabel 2.3 Data Pengukuran Antopometri Berdasarkan Kelompok Umur

(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 83-94)

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

26

Tabel 2.3 Data Pengukuran Antopometri Berdasarkan Kelompok Umur

(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 83-94)

2.1.5.2 Ergonomi Pria dan Wanita Dewasa

Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos

yang berarti hukum alam sehingga ergonomi dapat diartikan sebagai studi

tentang aspek-aspek manusia dalam lingkukngan kerjanya yang ditinjau secara

anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan.

(Nurmianto, 2003)

Munculnya ergonomic dikernakan Manusia terlahir dalam dimensi dan

bentuk yang berbeda-beda, baik dari segi kognitif, sosial dan emosional.

Pembeda ergonomi salah satunya kerna faktor usia. Ergonomi pria dan wanita

pada usia dewasa adalah ukuran yang ditinjau dari anatomi tubuh yang

digunakan sebagai acuan dalam merancang mess pengajar pada sekolah fashion.

Ergonomi disesuaikan pada ruang dan furnitur dilihat dari subjek pengguna

ruang tersebut. Sehingga desain pada sebuah furnitur dalam sebuah ruang dapat

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

27

terdesain dengan baik sesuai ergonomic pengguna. Berikut merupakan data

standarisasi tubuh pria dan wanita dewasa.

Gambar 2.1 Dimensi Tubuh Struktural Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa

(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 96)

Dimensi Tubuh Struktural pada kelompok pria dan wanita dewasa

A B C D E F G

cm cm cm cm cm cm cm

Pria

Wanita

91.9

81.3

120.1

110.7

174.2

162.8

52.6

43.2

69.3

62.5

94.0

94.0

86.1

80.5

Pria

Wanita

78.2

68.1

104.9

98.0

154.4

143.0

44.2

37.8

60.2

53.8

81.3

68.6

76.2

71.4

Tabel 2.4 Dimensi Tubuh Struktural Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa

(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 96)

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

28

Gambar 2.2 Dimensi Tubuh Fungsional Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa

(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 98)

Dimensi Tubuh Fungsional pada kelompok pria dan wanita dewasa

A B C D E F G

cm cm cm cm cm cm cm

Pria

Wanita

91.9

81.3

120.1

110.7

174.2

162.8

52.6

43.2

69.3

62.5

94.0

94.0

86.1

80.5

Pria

Wanita

78.2

68.1

104.9

98.0

154.4

143.0

44.2

37.8

60.2

53.8

81.3

68.6

76.2

71.4

Tabel 2.5 Dimensi Tubuh Fungsional Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa

(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 98)

2.1.5.3 Psikologi Warna

Keberadaan warna di alam telah terbukti memberikan pengaruh pada semua

makhluk hidup yang ada di dalamnya. Secara umum, warna dapat didefinisikan

sebagai suatu spektrum yang terdapat di dalam cahaya, di mana identitas dari

warna ditentukan oleh panjang gelombang cahaya tersebut.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

29

Selain berpengaruh pada reaksi biologis makhluk hidup, warna juga memberi

berbagai pengaruh pada kondisi psikologis manusia. Menurut Hartini (2007),

warna memiliki berbagai karakteristik energi yang berbeda – beda apabila

diaplikasikan pada tubuh. Pembelajaran mengenai pengaruh warna terhadap

perilaku, emosi dan fisik manusia ini dikenal dengan sebutan psikologi warna.

Setiap warna memiliki potensi untuk memberikan efek yang positif maupun

negatif pada seseorang. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis

seseorang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari

ketiganya dalam diri manusia.

Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh warna terhadap manusia yaitu :

1. Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna

ini pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari

sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna

merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada mood

pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Walaupun dapat

memberikan suasana hangat dalam ruangan, warna ini cenderung meningkatkan

agresivitas seseorang.

2. Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini

seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap sebagai

warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai. Warna biru

pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna biru muda

akan membantu meningkatkan konsentrasi.

3. Warna kuning menimbulkan perasaan ceria dan optimis. Warna ini banyak

mempengaruhi manusia secara mental dan emosional. Penggunaan warna ini

secara tepat dalam ruangan, menimbulkan kesan bersahabat dan seringkali

membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Warna ini sangat cocok dipakai

untuk menetralkan rasa gugup, karena cenderung meningkatkan rasa percaya diri

seseorang.

4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

30

dengan alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga

keseimbangan dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan

peristirahatan karena membawa perasaan damai dan ketenangan.

5. Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning.

Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi

manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan

nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan di

ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan

hangat dan menyenangkan.

6. Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna

ini juga menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan.

Warna hitam juga sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang berlebihan,

misalnya dengan cara melapisi meja dengan taplak berwarna hitam.

7. Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak

digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril. Secara

visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan ilusi bahwa

ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya.

8. Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih.

Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai.

Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan

kurang bersemangat.

9. Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti

warna hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat

lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan.

10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan

kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan

perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

31

meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa.

2.1.6 Furnitur dan Aksesoris Perpustakaan

2.1.6.1 Pengertian Furnitur dan Aksesoris

Furnitur

Furnitur sendiri menurut concise oxford dictionary diartikan sebagai : 1) the

movable articels that are used to make a room or building suitable for living or

working in, such a table, chairs, or desks ; 2) the small accessories or fittings

that are required for a partivular task or function. (Sumber pengantar desain

mebel, 2007:118)

Dapat dikatakan bahwa furnitur merupakan sebuah benda dalam sebuah ruang

dan berfungsi membantu kegiatan manusia. Mebel atau Furiture merupakan

perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari dsb. Furnitur sudah ada

sejak jaman zaman neolitikum sekitar tahun 3100–2500 SM (Sebelum Masehi).

Aksesoris

Accessories are items smaller than furnitur that makeup the visual field of an

interior. Categories of accessories include functional items, such wall clocks,

umbrella stands, and magazine racks ; items that have personal sentimental

value , such a souvenirs and family photographs; and obejects withs specific

aesthetics merit, such as collections and artwork. Fundamental to idea of

accessories in an interior is that they are worthy of display rather than being

stored in closed, cabinet, drawer, or closet. Accsesoires ada 2 : functional dan

decorative ( art work). (Sumber color space style,chris grimly & mimi love,

2007: 256)

Aksesories dapat memperindah sebuha ruangan dan dapat memiliki nilai tertentu

seperti nilai seni. Aksesoris dapat berfungsi ataupun sebagai dekorasi saja.

Aksesoris beragam seperti jam dinding, lukisan,dll.

2.1.6.2 Batasan Furnitur Perpustakaan

Mebel atau furnitur bukan hanya untuk kenyamanan dan kerapian diartikan

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

32

sebagai kekuasaan. Makna Mebel untuk zaman sekarang dapat juga

mencerminkan status sosial pemiliknya. Mebel atau furnitur berfungsi sebagai

pendukung dan membantu aktifitas dalam kehidupan manusia. Mebel yang

terdesain dengan baik bahkan dapat mendukung kesehatan manusia. Furnitur

atau mebel memiliki model dan jenis yang dapat mempengaruhi letak dan fungsi

sebuah furnitur. Jenis furnitur yang dapat digunakan di perpustakaan yaitu :

• Furnitur free standing

Furnitur Free Standing merupakan furnitur yang tidak permanen sehingga dapat

digeser atau dipindahkan. Furnitur jenis ini paling banyak dan paling mudah

ditemukan. Contoh dari jenis ini adalah bath up, sofa, kursi, coffee Table,

Nackas, dan tempat tidur yang free standing.

• Furnitur built in

Furnitur built in merupakan furnitur yang permanen sehingga tidak mudah untuk

digeser ataupun dipindahkan. Furnitur jenis ini biasanya di pasang mengikuti

keadaan suatu ruang dan memanfaatkan ruang semaksimal mungkin. Furnitur ini

cocok dipasang di rumah dengan luas yang terbatas

• Furnitur mobile

Furnitur mobile sejenis furnitur yang dapat bergerak dan mudah untuk dipindah

pindahkan. Furnitur ini biaasanya menggunakan roda pada bagian bawahnya

atau dibagian kaki-kakinya.

• Furnitur knock down

Furnitur knockdown adalah jenis furnitur yang mudah dibongkar pasang dan

sangat sesuai dengan anda yang sering berpindah tempat tinggal. Untuk furnitur

knockdown yang berukuran besar tetap membutuhkan tukang untuk

membongkarnya, seperti lemari pakaian, rak buku, dan workstation atau office

system.

Batasan Furnitur pada perpustakaan yang akan dirancang berupa 3 furnitur

dan 2 aksesoris. Furnitur dan aksesoris yang akan dirancang yaitu Stool, Meja,

rak buku, Discussion board dan Movable storage untuk sample material.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

33

2.1.6.3 Standar Ukuran Furnitur Perpustakaan

Gambar 2.3 Ergonomi Duduk

(Sumber: https://dairizgraph.files.wordpress.com yang di akses pada 20 maret

2015

Gambar 2.3 Ergonomi Duduk

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

34

(Sumber: https://dairizgraph.files.wordpress.com yang di akses pada 20 maret

2015)

2.1.6.4 Material Furnitur Perpustakaan

Furnitur dan handicraft indonesia dapat dibuat dari berbagai jenis substrate, ada

3 jenis substarte, yaitu : substrate alam, olahan dan sintetis. (Sumber,furnitur &

handicraft berkualitas ekspor, 2008 : 20-48)

A. Substrate Alam

yang dapat ditemukan langsung dari alam dan dengan sedikit olahan dpaat

digunakan sebagai bahan baku. Yang termasuk golongan substrate alam yaitu

kayu, rotan, bambu dan serat alam.

• Kayu

Merupakan bahan yang sering digunakan dalam pembuataan furnitur maupun

handicraft karena kayu mudah diolah dan mudah didapatkan.

Kekerasan kayu dipengaruhi dari asal pohonnya, terdapat dua jenis pohon yaitu

pertama pohon berdaun Jarum dengan ciri ciri lebih cepat tumbuh, kayunya

lunak dan serat kayunya bertekstur halus. Yang kedua jenis pohon berdaun lebar

dengan ciri ciri kayunya keras, tumbuh lebih lama, dan serat kayunya lebih

tegas dan bervariatif.

Jenis pohon berdasarkan kekerasannya :

Kayu sangat keras : kayu balau, kayu giam

Kayu keras : kayu kulim, kayu pilang

Kayu sedang kekerasannya : kayu mahoni, kayu meranti

Kayu lunak : kayu pinus, kayu balsa

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

35

Tabel 2.6 Jenis Dan Kegunaan Kayu

(Sumber,Furnitur & Handicraft Berkualitas Ekspor, 2008 : 26)

Berikut adalah ciri-ciri kayu untuk menjadikan bahan referensi dalam

perancangan furnitur dan aksesoris.

1. Ciri-ciri Kayu Mahoni

• Tekstur cukup halus

• Serat indah

• Berwarna merah muda hingga merah tua.

• Mempunyai lingkaran tahun

2. Ciri-ciri Kayu Pinus

• Daun seperti jarum

• Jenis kayu lunak

• Kulit kasar

• Batang mengandung minyak/getah

• Untuk bahan cat

• Mempunyai lingkaran tahun

• Warnanya kuning gading

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

36

3. Ciri-ciri Kayu Lame:

• Ringan

• Mudah dibentuk atau dipahat

• Tahan lama.

4. Ciri-ciri Kayu Albasia

• Ringan

• Mudah dibentuk atau dipahat

• Tahan lamaUmur pendek/Cepat besar

• Mudah patah

• Ada lingkaran tahun

5. Ciri-ciri Kayu sungkai:

• tahan lama

• tekstur cukup halus

• serat indah

• berwarna kuning pucat

6. Ciri-ciri Kayu Kamper:

• tidak terlalu awet dan kuat

• serat halus dan indah

• tidak tahan air

• tidak mempunyai lingkaran tahun

• mudah dikerjakan

7. Ciri-ciri Kayu Jati:

• kuat

• tahan lama

• serat dan tekstur indah

• tahan dari jamur, rayap dan serangga

• mudah dikerjakan

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

37

• ada lingkaran tahun

• terdapat banyak macam tapi yang paling indah jati kembang

• tidak mudah memuai terhadap perubahan suhu

8. Ciri-ciri Kayu Meranti:

• Terdapat 2 jenis, yaitu: meranti merah dan meranti putih

• Pada umumnya kayunya lunak

• Paling tahan diantara kayu lokal lainnyaseperti duriannangka, dan rengas

• Ada lingkaran tahunan

9. Ciri-ciri Kayu meranti merah:

• keras

• ringan sampai berat-sedang

• warna merah muda tua hingga merah muda pucat

• tekstur tidak terlalu halus

• lebih keras dari putih

10. Ciri-ciri Kayu Sonokeling:

• serat indah

• berwarna ungu bercoret hitam

• kuat dan awet, sangat keras

• halus,warna tidak terlalu hitam

• bobot sedang hingga berat

• tahan air

• ada lingkaran tahun.

B. Substrate olahan

adalah Substrate yang berasal dari alam namun mengalami pemrosesan terlebih

dahulu. Pengolahan tersebut dilakukan dengan pencampuran bahan lain ataupun

hanya mengubah bentuk dan tanpa campuran bahan lain.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

38

• Veneer

Veneer merupakan bahan olahan pembuatan furnitur yang terbuat dari kayu.

Veneer dibuat dengan cara mengupas balok kayu menjadi lembaran-lembaran

kayu yang tipis. Veneer menjadi salah satu alternatif sebagai bahan pembuatan

furnitur karena bentangan veneer lebih lebar sehingga memungkin untuk

membuat furnitur yang panjang tanpa sambungan. Veneer biasa menjadi pelapis

diatas plywood atau MDF, dengan serat yang menyerupai dengan jenis kayu

aslinya.

Plywood atau MDF yang sudah dilapis veneer biasa masih memerlukan

fisnishing cat sebagai coating.

Kekurangan dari veneer biasanya adalah sambungan sudut antar veneer agak

tajam. Maka dari itu biasanya diberi edging untuk mengrasi resiko tajam disudut.

• Plywood

Plywood adalah bahan olahan Plywood dibuat untuk mendapatkan lembaran-

lembaran kayu dengan luas yang lebar, plywood juga berguna untuk menghemat

bahan baku kayu yang semakin sulit didapat.Plywood biasanya menjadi bahan

membuat furnitur seperti lemari dan rak-rak yang kemudian dilapis lagi dengan

veneer. Plywood terdiri dari beberapa ketebalan, dari 3mm-24mm. Bagian

permukaan plywood biasanya terbuat dari venner dengan kualitas baik

sedangkan bagian tengahnya terbuat dari veneer yang kurang baik atau bisa pula

menggunakan particle board. Particle board adalah serpihan kayu yang di press.

Pengisi plywood ini mengandung partikel sangat halus yang tidak baik bagi

kesehatan paru-paru. Maka dari itu dalam proses pembuatannya, para tenaga ahli

diwajibkan memakai masker. Walaupun demikian dalam prakteknya, tidak

semua orang menggunakan masker. Setekah di-fisnishing, seharusnya furnitur

yang berbahan plywood dianginkan beberapa saat di tempat yang terbuka untuk

meminimalkan partikel halus yang ada di dalamnya.

Menurut Iensufiie (2009), American Plywood Association membagi plywood

dalam beberapa tingkatan kualtias (grade)

a) Premium Grade (A)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

39

Yaitu plywood yang terdiri dari lebih dari satu face veneer berkualitas

tinggi, yang dipasang dengan pola kayu yang tepat.

b) Good Grade (1)

Grade ini memiliki karakteristik yang sama dengan Premium Grade, hanya

kayu tidak perlu membentuk pola, hanya warna kayu harus benar-benar

sama.

c) Sound Grade (2)

Grade ini tidak mengutamakan kesamaan warna kayu, namun tidak boleh

terdapat cacat pada permukaan kayu.

d) Utility Grade (3)

Grade ini memperbolehkan adanya sedikit cacat pada permukaan kayu.

e) Backing Grade (4)

Grade ini membolehkan adanya cacat pada permukaan. Hal ini tidak pentik

karena grade ini biasa digunakan untuk bagian-bagian furnitur yang tidak

terlihat.

• Board

Board adalah salah satu bahan pembuat furnitur yang terbuat dari limbah

gergajian dan debu-debu kayu yang dicampur dengan bahan kimia dan

adhesives, dijadikan bubur kayu dan di press dengan tekanan tinggi.

Board dibagi menjadi:

a) Particle Board : terbuat dari serbuk gergajian kasar

b) Chip Board : hampir sama dengan particle board namun dengan serpihan

yang lebih kasar

c) MDF (Medium Density Fiberboard) : terbuat dari debu dan serbuk kayu.

d) Hard Board : terbuat dari pecahan kayu yang diolah menjadi lapisan fiber

yang padat.

Board biasanya dilapisi dengan veneer dalam proses fisnishing. Karena

bahan pembuatnya bukan merupakan bahan yang baik, kualitas board tidak

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

40

terlalu baik. Beberapa kelamahan board yaitu, tidak tahan air, mudah

lumutan, tidak terlalu kuat, dan lain-lain.

• Besi

Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputih-putihan. Logam

ini dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur.

Kegunaanya adalah diapakai untuk bangunan dan bidang teknik, juga dapat

dimanfaatkan untuk membuat aloi baja. Besi diolah menjadi produk untuk

konstruksi bangunan maupun furnitu jenis bentuk besa serta ukurannya juga

beragam.

Berikut jenis-jenis produk besi baja yang dijual di pasaran :

a) Carbon Steel Bars galvanize:

• Besi Beton Polos ( Plain Bars)

• Besi Beton Ulir ( Deformed Bars)

• Besi As ( Round Bars)

• As Besi Segi Empat

• As Besi Segi Enam ( Hexagonal Bars)

• Silver Steel-Hollow Bars-Tool Steel

• Strep Besi ( Flat Bars)

• Band Eyzer ( Strapping band Plates)

b) Carbon Steel Pipes :

• Pipa Baja Hitam ( Black Steel Pipes)

• Pipa Air / Galvanis ( Galvanized Pipes)

• Pipa Seamless ( Seamless Pipes) ASTM A 53 / A 106 / API 5 L

• Pipa Pancang ( ERW Pipes) ASTM A 252

• Pipa Konstruksi STK-400

• Pipa Perabot ( Stalbuist Pipes)

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

41

• Pipa Kotak ( Rectangular & Square Pipes)

c) Carbon Steel Plates :

• Plat Besi Hitam

• Plat Kapal ( Ship Building Plate BKI)

• Plat Besi Putih ( Cold Rolled Coil/ Sheet) JIS SPCC

• Plat Bordes ( Checkered Plate)

• Plat Lubang ( Perforated Plate)

• Plat Tahan Gesek ( Wear-Resistance Plate)

• Plat Galvanil ( Galvaneal)

• Plat Galvanis ( Galvanized)

d) Carbon Steel Profiles galvanize :

• Siku Besi ( Angle Bars) galvanis

• Kanal UNP ( U-Channel) galvanis

• Kanal CNP ( Lip-Channel) galvanis

• H-Beam I-Beam WF-Beam galvanis

C. Textile

Tekstil dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk yaitu ceiling panels dan

dinding, untuk sistem panel dan furnitur, membentuk karpet, tirai , membentuk

perabot rumah untuk seprai .Oleh karena itu sangat penting bahwa desainer

interior memahami struktur, properti, kinerja ,penyelsesaian, pencelupan,

pencetakan dan teknik yang berhubungan dengan kain .Sebuah kain tekstil atau

adalah sebuah materi yang terbuat dari serat saling seperti moven, knitted, atau

felted .Tekstil digabung menjadi satu kesatuan dengan serat seperti sutra, kapas,

rayon, nilon, atau di tenun, seprti satin, leno, twill. Tenun dapat digabungkan

dengan berbagai jenis serat misalnya adalah tenun jacquard yang dapat dibuat

berbagai serat dan jenis kain berbeda. (Sumber,chris grimly & mimi love,

2007:184-187)

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

42

Fibers atau Serat : dikategorikan menjadi 2 yaitu natural dan buatan atau

kimiawi.serat natural berasal dari hewan, tumbuhan atau sumber mineral.

Natural fibers atau Serat Alami

Angora

Silk

Cotton

Linen

Ramie

Jute

Tabel 2.7 Jenis Serat Alami

(Sumber, color space style, 2007)

Man-made and chemical fibers atau Buatan dan Kimiawi

Rayon

Acetate

Nylon

Polyester

Tabel 2.8 Jenis Serat Buatan dan Kimiawi

(Sumber, color space style, 2007)

Karateristik serat sangat penting diketahui sebagai bahan refernsi karena serat

adalah pembentuk bahan-bahan upholstery yang kandungannya merupakan

campuran dari beberapa serat sehingga dapat menajdi pertimbangan dalam

pemilihan tekstil untuk upholstery. Setiap kain memiliki tingkat ketahanan yang

berbeda-beda sehingga hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

43

perancangan menggunakan kain. Karena ketahanan tersebut dipertimbangkan

melalui pengguna (user), lokasi, dan durasi penggunaan, serta maintanace

(pembaharuan) berikut tabel tingkat ketahanan kain :

Tabel 2.9 Kekuatan Serat

(Sumber : Color Space Style, 2007:184-187)

2.1.6.5 Konstruksi Furnitur Perpustakaan

Perancangan furnitur berbahan kayu hal yang sangat penting yang harus

dipertimbangkan adalah penggabuan dua buah kayu atau yang di sebut joint.

Joint merupakan konstruksi yang akan menjadi titik kekuatan dari sebuah

furnitur kayu. Berikut teknik – teknik konstruksi sambungan kayu dalam furnitur

bersumber dari buku, yaitu: (Sumber furnitur desain second edition, 2012 : 267-

273)

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

44

• Biscuit connect

Gambar 2.4 Biscuit Connect Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Butt joint

Gambar 2.5 Butt Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Butterfly

Gambar 2.6 Butterfly Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

45

• Cross-lap

Gambar 2.7 Cross Lap Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Dado

Gambar 2.8 Dado Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Dovetail

Gambar 2.9 Dove Tail Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

46

• Finger

Gambar 2.10 Finger Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Keyed

Gambar 2.11 Keyed Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Lap

Gambar 2.12 Lap Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

47

• Miter

Gambar 2.13 Milter Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Mortise Tenon

Gambar 2.14 Mortise Tenon Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Pinned

Gambar 2.15 Pinned Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

48

• Rabbet

Gambar 2.16 Rabbet Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Scraf

Gambar 2.17 Scarf Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• Spline butt

Gambar 2.18 Spline Butt Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

• V-groove

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

49

Gambar 2.19 V-Groove Joint

(Sumber Furnitur Desain, 2005)

2.1.6.6 Fisnishing Furnitur

Fisnishing adalah istilah proses produksi yang merupakan bagian akhir. Melalui

pengecatan atau pelapisan permukaan. Fisnishing biasanya berupa penegcatan

atau pelapisan permukaan material.

Pelapisan kayu

Fungsi pelapisan pada kayu adalah untuk melindungi kayu dari cuaca dan

perlakuan pemakaian. Finisning kayu disesuaikan dengan karakter kayu yang

berserat dan bahan kimia yang relative baik untuk kayu. Berikut prosesfinshing

kayu yang menhasilkan warna alami kayu.

• Wood filler, berfungsi untuk mengisi celah pada permukaan kayu dan

memunculkan karakter atau alur serat kayu.

• Wood stain, melapiskan zat warna pada permukaan kayu.

• Sanding sealer, melapisi permulaan kayu untuk proses ampelas.

• Melamine lacquer, bahan pelapis permukaan kayu dengan warna transparan

• Dof atau gloss, jenis pelapis permukaan.

Berikut fisnishing metal :

• Pengecatan, pengecatan terbaik untuk metal adalah sistem baked atau oven.

• Plastic coating (dilapisi plastic)

• Electro plating (di sepuh), teknik yang tampak menyerupai material

sebenarnya. Bahan yang di pakai yaitu kromium

• Anodizing teknik khusus untuk material aluminium.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

50

(Sumber pengantar desain mebel, 2007:118)

Melapisi sebuah substrate haruslah dengan bahan dan fungsi protektif dan

dekoratif yang dikenal dengan istilah coating .sistem pengecatan furnitur terbuat

dari bahan baku kayu rotan, bamboo, serta alam,substate buatan, dan substate

kombinasi. Berikut penjelasan singkat beberapa jenis finshing.

• Oil : Jenis fisnishing ini merupakan fisnishing yang sangat sedehana dan

mudah aplikasinya. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di

dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk ke pori-pori kayu. Cara

aplikasinya adalah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda

dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering. Bahan fisnishing ini

tidak memberikan keawetan pada aspek benturan karena lapisannya sangat

tipis.

• Politur : Jenis fisnishing ini memiliki bahan dasar Shellac yang berwujud

serpihan atau batangan, serta dapat juga diperoleh dalam bentuk siap pakai

(sudah dicampuri alkohol dengan proporsi yang tepat). Alhokol berfungsi

sebagai pencair (solvent). Cara aplikasinya adalah dengan melumuri kain lalu

memoleskannya pada kayu hingga mendapatkan lapisan tipis fisnishing pada

permukaan kayu. Semakin banyak polesan yaang diberikan semakin tebal

lapisanya.

• NC Lacquer : Jenis fisnishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkydyang

dicampur dengan bahan solvent yang cepat kering, yang sering disebut sebagai

thinner. Bahan fisnishing ini tahan terhadap air namun tidak tahan goresan

maupun benturan fisik. Cara aplikasinya adalah dengan sistem spray

(semprot) dengan tekanan udara.

• Melamine : Jenis fisnishing ini hampir sama dengan bahan lacquer. Kelebihan

dari bahan ini adalah memiliki kekerasan lapisan yang lebih tinggi dari

lacquer dan memiliki lebih banyak warna. Bahan ini memiliki zat kimia yang

dapat merusak kesehatan manusia sehingga sudah mulai jarang dipakai, bahan

ini jg menimbulkan bau yang tidak sedap dan membutuhkan waktu yang lama

untuk menghilangkan bau tersebut.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

51

• PU (PolyUrathane) : Jenis fisnishing ini termasuk jenis yang awet karena

lapisannya menutup seluruh permukaan kayu seperti lapisan plastik. Lapisan

ini memiliki daya tahan terhadap panas dan air yang tinggi, sehingga baik

untuk produk outdoor, kusen, pindu luar, atau pagar. Proses pengeringan

bahan ini menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap.

• UV Lacquer : Jenis fisnishing ini cocok untuk permukaan yang lebar karena

metode yang efektif untuk aplikasinya adalah teknik curtain method dimana

bahan fisnishing diaplikasi seperti curahan yang membentuk tirai. Kayu akan

diluncurkan melalui tirai tersebut sehingga membentuk lapisan cukup tipis

pada permukaannya. Bahan ini disebut UV Lacquer karena bahan fisnishing

ini hanya dapat dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV)

• Waterbased Lacquer : Jenis fisnishing ini merupakan jenis yang mulai populer

pada saat ini karena ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia

yang dapat merusak kesehatan. Fisnishing ini hampir sama kualitasnya dengan

NC dan melamine. Namun karena berbahan dasar air maka pengeringan akan

memakan waktu yang lebih lama.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Data Observasi ARVA School of Fashion

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

52

2.2.1.1 Profil Sekolah

ARVA School of Fashion didirikan 11 pada desember 1989 oleh Aryani

Widagdo, dan didirikan sebagai pusat pendidikan yang menghasilkan beberapa

perancang busana di indonesia. Selain program 1 tahun Fashion Desain, arva

mode sekolah lain juga menyediakan short course yaitu easy sewing, short

course Kids & Teen, Islamic Fashion desain, Kebaya, Fashion Illustration,

Islamic Fashion Illustration.

Logo arva berasal dari ilustrasi bunga mawar yang belum mekar dimana

menggambarkan pada awalnya siswa belum berkembang namun harapan setelah

keluar dari arva siswa dapat menjadi mawar yang benar-benar mekar.

Gambar 2.20 Logo ARVA School Of Fashion

(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret

2015)

2.2.1.2 Visi Misi

Visi :

Arva School of Fashion adalah sebuah lembaga pendidikan yang ingin

membuktikan dirinya untuk menjadi pusat keunggulan dalam bidang fashion

pendidikan di indonesia , dan dapat lebih dikenal di tingkat nasional tingkat

internasional.

Misi :

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

53

• mempersiapkan para instruktur yang memenuhi syarat

• terus meningkatkan kualitas pendidikan untuk karyawan

• setelah peristiwa dalam lingkup nasional maupun internasional

• menyediakan sarana dan prasarana belajar yang terbaru

2.2.1.3 Lokasi

ARVA School of Fashion berlokasi di lokasi yang tenang dan tempat yang

konduktif untuk kegiatan pendidikan, di jantung kota Surabaya .

Gambar 2.21 Peta ARVA School Of Fashion

(Sumber:www.googlemaps.com yang diakses pada 26 maret 2015)

Gambar 2.22 Gedung Lama ARVA School Of Fashion

(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret

2015)

2.2.1.4 Program Belajar

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

54

1 year program Short course

Fashion Desain

a realistic and practical understanding of

the demands of the

explore the concepts of fashion desain

and innovation,

develop your critical understanding of

creative desain in the fashion industry

through research, analysis, desain

development and product realization

Eeasy Sewing

Great for beginners to learn about the

required tools and tricks to create their first dream dress.

Level One: 23 sessions

Level Two: 23 sessions

Monday & Friday: 5pm - 8pm

Wednesday: 9am - 12pm

Pattern Making and Sewing

Students on this course learn the skills of

desain, pattern drafting and sewing,

together with academic, research,

industry awareness and presentation skills.

Islamic Fashion Illustration

technique of Islamic fashion drawing, learn

how to find inspiration and

build their desain ideas.

From color theory to illustration styles

Islamic fashion portfolio

Level One: 20 sessions

Level Two: 20 sessions

Monday & Friday: 5pm - 8pm

Saturday: 9am - 12pm & 1pm - 4pm

Islamic Fashion desain

The course is desained for participants to

learn the technique of Islamic fashion

drawing, Moreover, their desain and

produce a small collection of Moslem wears.

Total sessions: 40 sessions

Monday & Thursday: 1pm - 4pm

Fashion Illustration

learn the technique of fashion drawing,

From color theory to illustration styles

fashion portfolio

Level One: 20 sessions

Level Two: 20 sessions

Monday & Friday: 5pm - 8pm

Saturday: 9am - 12pm & 1pm - 4pm

Short Course Kids & Teen

Kebaya

Tabel 2.10 Program ARVA School Of Fashion

(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret

2015)

Jumlah Siswa dan Guru

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

55

Jumlah Siswa

Short course : 637 siswa

1 year program : 58 siswa

Jumlah Pendidik : 20 orang

2.2.1.5 Fasilitas

• Fashion Desain Workshop

Terlihat pada ruang desain workshop terdapat mesin jahit yang diperuntukan

masing-masing untuk setiap murid. Serta meja yang lumayan lebar dan

nyaman untuk menjahit.

Gambar 2.23 Fashion Desain Workshop ARVA School Of Fashion

(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret

2015)

• Pattern Making Workshop

Terdapat meja panjang serta manikin dan mesin jahit pada ruangan ini. untuk

mempermudah prose pembuatan pola untuk pakaian.

Gambar 2.24 Pattern Making Workshop ARVA School Of Fashion

(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret

2015)

• Perpustakaan

Terdapat perpustakaan dengan koleksi-koleksi langka serta free wifi pada area

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

56

peprustakaan.

Gambar 2.5 Perpustakaan ARVA School Of Fashion

(Sumber: Studio Kita, 2015)

• Teori Classrooms

Ruanga kelas teori dimana terdapat LCD, meja panjang yang lebar dan

full ac untuk menunjang pembelajaran.

Gambar 2.26 Kelas Teori ARVA School Of Fashion

(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret

2015)

• Fasilitas Pendukung :

Outdoor area dan resepsionis

2.2.2 Data Observasi Lasalle College

2.2.2.1 Profil Sekolah

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

57

Lasalle College adalah institusi pendidikan swasta yang berfokus pada program

kejuruan dan Pra-Universitas. Lasalle College didirikan pada tahun 1959 oleh

Jean-Paul Morin. Tujuan pendirinya adalah untuk memberikan penduduk

Quebec kesempatan-kesempatan karir yang baru dengan cara menerima

pelatihan langsung dari sang ahli. Lasallale College kini memiliki 15 kampus

yang tersebar dari America Latin, Afrika Utara, Eropa Timur, dan Asia

Tenggara, Lasalle College Jakarta adalah salah satu cabangnya.

Gelar yang dapat diraih di Lasalle College Jakarta ada dua, yaitu : lulus dengan

Sertifikat Interior Desain dengan menyelesaikan 1 tahun pembelajaran secara

full-time atau 2 tahun pembelajaran secara part-time atau bagi mereka yang ingin

mempelajari lebih jauh dan memperoleh gelar Diploma dengan menyelesaikan 2

tahun pembelajaran secara full-time ataupun 3 tahun pembelajaran secara part-

time.

Gambar 2.27 Logo Lasalle College

(sumber: http://www.lasallecollege.ac.id yang diakses tanggal 16 Maret 2015)

2.2.2.2 Visi Misi

Misi : to Indonesian students and proffesionals : we will train you to be the next

International desainers in Indonesia

Visi : providing the highest quality education offered by the Lasalle College

Group.

2.2.2.3 Lokasi

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

58

Lasalle College Berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav 86 , Sahid Office Boutique

Unit D – F (Komp. Hotel Sahid Jaya), Lokasi tersebut merupakan pusat kota dan

pusat perkantoran mewah.

Gambar 2.28 Peta Lasalle College

(Sumber:www.googlemaps.com yang diakses pada 26 maret 2015)

Gambar 2.29 Gedung Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

2.2.2.4 Struktur Organisasi

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

59

Bagan 2.3 Struktur Organisasi Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

2.2.2.5 Program Belajar

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

60

Tabel 2.11 Kurikulum Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

2.2.2.6 Fasilitas

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

61

• Academic class

Setiap kelas teori berkapasitas maksimal 20 orang. Pembatasan kapasitas

mahasiswa ini dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

secara efektif dan produktif. Setiap kelas teori juga dilengkapi dengan satu TV

LED, TV ini merupakan pengganti projektor agar warna-warna yang

ditampilkan lebih jelas dan tidak melenceng.

Gambar 2.31 Academic Class Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

• Pattern Drafting

Terdapat meja panjang dan lebar serta manekin pada ruangan pattern drafting

untung membuat pola pakaian.

Gambar 2.32 Pattern Drafting Class Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

• Workshop

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

62

Terdapat manekin serta meja besar serta beberapa alat pendukung pembuatan

pakaian seprti setrika dan mesin lainnya.

Gambar 2.33 Ruang Workshop Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

• Sewing room

Pada ruang sewing room terlihat banyak mesin jahit,bordir,dll dan setiap

murid mendapatkan 1 mesin jahit pada proses pembelajaran.

Gambar 2.34 Sewing Room Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

• Perpustakaan

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

63

Perpustakaan ini dilengkapi dengan berbagai buku desain dan bahan-bahan

berupa kain, granit, marmer, keramik yang sangat bermanfaat bagi

mahasiswa-mahasiswa Lasalle yang berasal dari berbagai jurusan desain.

Gambar 2.34 Perpusatakaan Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

• Mini Gallery

Keterbatasan area pada Lasalle College Jakarta tidak membuat kampus ini

kehabisan area untuk men-display berbagai karya mahasiswa yang penuh

kreatifitas. Kita dapat menemukan mini gallery berupa etalase-etalase kecil di

setiap lantai bahkan sudut tangga pun dimanfaatkan untuk menampilkan

berbagai karya mahasiswa yang sekaligus mempermanis desain ruangan

kampus keseluruhan.

Gambar 2.36 Mini Gallery Lasalle College

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

• Fasilitas pendukung : Cafe, Outdoor Area, Studio Fotogarfi, Ruang

Computer, ruang kostum, ruang pengajar, resepsionis, kasir, area tunggu.

2.2.3 Data Observasi LPTB Susan Budihardjo

2.2.3.1 Profil Sekolah

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

64

Lembaga pendidikan nonformal di bidang perancangan mode busana pertama

dan tertua di Indonesia adalah Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan

Budihardjo. LPTB Susan Budihardjo pertama kali didirikan di Jakarta pada

tahun 1980, Selama 32 tahun berderap di dunia mode Lembaga Pengajaran Tata

Busana Susan Budihardjo (LPTB Susan Budihardjo) telah memperlihatkan

tanggung jawab besarnya sebagai sebuah sekolah mode yang mendidik dan

melahirkan banyak perancang berbakat yang sudah memiliki nama harum di

masyarakat.

“Pendidikan yang baik dan benar akan sangat menunjang kreativitas seseorang

dalam berkarya,” tutup wanita yang telah 32 tahun melakukan perjalanan

kreatifnya setelah kembali ke Tanah Air pada 1979.

Gambar 2.37 Logo LPTB Susan Budihardjo

(Sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 18 Maret 2015)

2.2.3.2 Visi Misi

Untuk mengajak para murid melihat sebuah peluang besar salam industri mode

yaitu busana siapa pakai atau ready-to-wear

2.2.3.3 Lokasi

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

65

Lokasi susan budihardjo terletak pada wilayah jakarta timur. Dimana banayak

akses yang dapat ditempuh melalui jalan tol maupun akses jalan raya.

Gambar 2.38 Peta Lokasi LPTB Susan Budihardjo

(Sumber:https://www.googlemaps.com diakses tanggal 20 Maret 2015)

Gambar 2.39 Gedung LPTB Susan Budihardjo

(Sumber:Googke Maps diakses tanggal 20 Maret 2015)

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

66

2.2.3.4 Program Belajar

Tabel 2.12 Kurikulum LPTB Susan Budihardjo

(Sumber: Callista Yulis, 2015)

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

67

2.2.3.5 Fasilitas

• Sewing class

Pada kelas menjahit terdapat mesinjahit serta manekin, jenis mesin jahitnya juga

beragam.

Gambar 2.41 Sewing Class LPTB Susan Budihardjo

(Sumber: http://store.tempo.co/foto/detail/P2005200700125/lembaga-pengajaran-

tata-busana-susan-budiharjo#.VQ_1zSkRo6V yang diakses tanggal 20 Maret 2015 )

• Workshop

Kelas workshop dimana terdapat 2 area area menjahit terdapat meja dan mesin

jahit dan membuat pola dasar dengan meja panjang dan lebar untuk

mempermudah pembuatan pola.

Gambar 2.42 Ruang Workshop LPTB Susan Budihardjo

(Sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 20 Maret 2015)

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

68

• Drawing class

Terdapat juga kelas menggambar dimana terdapat meja khusus gambar yang

sesuai ergonomi. Serta masing-masing murid mendapatkan 1 meja gambar.

Gambar 2.43 Ruang Gambar LPTB Susan Budihardjo

(sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 20 Maret 2015)

• Fasilitas pendukung : Meeting room, Reception & Cashier, Ruang tunggu

Ruang pengajar , Ruang desain short course, Perpustakaan ,Ruang teori ,Studio

foto, Ruang Computer.

Tabel perbandingan survey perpustakaan

Arva School Of Fashion Lassale Collage Binus University

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashionlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00424-DI Bab2001.pdf · Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana

69

Furnitur

Menggunakan kursi plastik,

meja kaca, rak buku kaca

Furnitur

Kursi plastik, kursi

ergonomi, meja kayu

panjang, meja komputer,

material rak, rak buku

Furnitur

Sofa, kursi ergonomi,

meja komputer, meja

tatami, rak buku.

Interior

Ruangan kecil,

pencahayaan bagus,

fasilitas sedikit, nuansa

inetrior sesuai dengan

arsitektur

Interior

Dibagi menjadi 2 area

membaca dan area

komputer, ruangan

sedang namun tidak

dimanfaatkan dengan

baik.

Interior

Ruangan luas, fasilitas

dan pembagian ruang

dimanfaatkan dengan baik

Warna

Biru, merah dan putih

Sebahasa dengan arsitektur

sekolah

Warna

Hijau , orange, coklat,

putih

Warna

Putih, coklat dan hitam

Tabel 2.13 Perbandingan Survey Perpustakaan

(Sumber: Callista Yulis, 2015)