bab 2 landasan teori 2.1 teori – teori dasar 2.1.1...

55
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu objek atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol). Hirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional data diorganisasikan ke dalam suatu hirarki yang terdiri atas elemen data, rekaman (record) dan berkas (file). Elemen Data Elemen data adalah suatu data terkecil yang tidak dapat di pecah lagi jadi unit lain yang bermakna. Istilah lain untuk elemen data adalah medan (field), kolom, item, atribut. Rekaman / Record Rekaman adalah gabungan sejumlah data yang saling berkaitan. Dalam sistem basis data relasional rekaman biasa disebut dengan baris. Berkas (file)

Upload: hoangxuyen

Post on 19-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori – teori Dasar

2.1.1 Pengertian Data

Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu objek

atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau

simbol). Hirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional data

diorganisasikan ke dalam suatu hirarki yang terdiri atas elemen data,

rekaman (record) dan berkas (file).

• Elemen Data

Elemen data adalah suatu data terkecil yang tidak dapat di pecah lagi

jadi unit lain yang bermakna. Istilah lain untuk elemen data adalah

medan (field), kolom, item, atribut.

• Rekaman / Record

Rekaman adalah gabungan sejumlah data yang saling berkaitan. Dalam

sistem basis data relasional rekaman biasa disebut dengan baris.

• Berkas (file)

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

10

Berkas adalah himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama

membentuk sebuah berkas. Berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan

data yang berkaitan dengan suatu subjek. Dalam sistem basis data

relasional, berkas mewakili komponen yang disebut table atau relasi.

2.1.2 Sistem Basis Data

Menurut Connoly dan Begg (2002, p14), basis data adalah

kumpulan data yang berelasi secara logika, di desain untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi. Di dalam basis data, semua

data diintegrasikan untuk menghindari duplikasi data. Basis data dapat

digunakan oleh banyak departemen dan pemakai. Basis data tidak hanya

memegang data operasional organisasi, tetapi juga penjelasan mengenai

data tersebut.

Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003, p4), basis data adalah

suatu koleksi data, yang secara khas menggambarkan aktivitas organisasi

yang satu dengan organisasi yang terkait.

Menurut Elmasri dan Navathe (2000, p4), sebuah basis data adalah

kumpulan dari relasi-relasi data sehingga dapat mengetahui fakta yang

dapat direcord dan memiliki arti lengkap.

Menurut Post, Gerald (2005, p2), sistem basis data merupakan

kumpulan data yang disimpan dalam format yang standard dan dirancang

untuk dibagikan oleh berbagai pemakai.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

11

2.1.2.1 Keuntungan Menggunakan Basis Data

Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan

basis data adalah:

a. Basis data dapat mengurangi redudansi data.

b. Basis data dapat meningkatkan integritas data.

c. Basis data dapat menjaga independensi data

(ketidaktergantungan data).

d. Basis data dapat meningkatkan keamanan data.

e. Basis data dapat menjaga konsistensi data.

f. Basis data dapat menyediakan manipulasi data yang baik.

g. Dengan menggunakan basis data, maka data lebih mudah

untuk diakses dan digunakan.

h. Basis data dapat mengakibatkan lebih banyak informasi yang

di dapat dari data yang sama.

i. Penggunaan basis data dapat memungkinkan datanya dapat di

share (digunakan bersama).

j. Dengan menggunakan basis data maka dapat mempermudah

pengoperasian terhadap data.

k. Basis data dapat meningkatkan layanan backup dan recovery.

l. Basis data dapat meningkatkan produktivitas.

m. Basis data dapat mempermudah proses pemeliharaan

(maintenance) melalui independensi data, sehingga biaya yang

dikeluarkan relatif lebih murah.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

12

n. Penggunaan basis data dapat meningkatkan proses

accessibility dan responsiveness data.

o. Basis data dapat meningkatkan concurrency.

p. Dengan menggunakan basis data, maka kinerja perusahaan

akan menjadi lebih efektif dan efisien.

2.1.2.2 Kekurangan Menggunakan Basis Data

Sedangkan yang menjadi kekurangan dari penggunaan

basis data (database) adalah:

a. Data menjadi lebih kompleks.

b. Ukuran atau size yang harus disediakan untuk membuat suatu

basis data lebih besar daripada sekedar menyimpan record.

c. Harus menyediakan biaya yang lebih untuk menambahkan

perangkat keras (hardware).

d. Biaya awal yang harus disediakan relatif lebih besar untuk

suatu DBMS.

2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data

Date (2002, p5), mengemukakan bahwa sistem basis data pada

dasarnya merupakan sistem penyimpanan record yang terkomputerisasi.

Dengan kata lain, sistem basis data merupakan sistem terkomputerisasi

yang bertujuan untuk menyimpan informasi dan memungkinkan pemakai

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

13

untuk mengambil kembali dan memperbaharui informasi tersebut sesuai

dengan keinginan dan permintaan.

Sistem basis data mempunyai empat komponen utama, yaitu:

hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), data dan user.

Hardware (perangkat keras) pada sistem basis data terdiri dari secondary

storage device (perangkat penyimpanan sekunder), I/O device (perangkat

input output), database machines (mesin basis data). Software (perangkat

lunak) secara umum berfungsi membantu pengguna basis data untuk

melakukan operasi terhadap data.

2.1.4 Database Management Sistem (DBMS)

Menurut Connoly dan Begg (2002, p16), Database Management

System (DBMS) merupakan suatu piranti lunak untuk membuat pemakai

dapat mendefinisikan, menciptakan, mengatur, dan mengontrol akses ke

dalam basis data. DBMS menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut:

a. Data Definition Language (DDL): memungkinkan pemakai untuk

membuat spesifikasi tipe data, mendefinisikan basis data, struktur data

dan constraint data disimpan ke dalam basis data.

b. Data Manipulation Language (DML): memperbolehkan pemakai untuk

memasukkan, memperbaharui, menghapus, dan mengirim atau

mengambil data dari basis data.

c. DBMS menyediakan controlled access ke basis data, misalnya:

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

14

- A security system, mencegah adanya akses ke basis data oleh

pengguna yang tidak memiliki otoritas.

- An integrity system, memelihara konsistensi data yang disimpan

dalam basis data.

- A concurrency control system, memungkinkan akses secara

bersama–sama pada basis data.

- A recovery control system, mengembalikan basis data ke kondisi

sebelumnya dengan konsisten.

- An user – accessible catalog, berisikan deskripsi dari data di dalam

basis data.

Menurut Kadir (2000, p17), DBMS diartikan sebagai suatu program

komputer yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus,

memanipulasi, dan memperoleh data dan informasi dengan praktis dan

efisien.

DBMS adalah piranti lunak yang dirancang untuk membantu dan

memelihara dan memanfaatkan data dalam jumlah besar, dan kebutuhan

untuk sistem maupun pemakaiannya yang berkembang dengan cepat

(Ramakrishnan dan Gehrke, 2003, p4).

DBMS adalah piranti lunak yang mendefinisikan sebuah basis data,

menyimpan data, mendukung bahasa query, membuat laporan dan

menciptakan layer masukan data (Gerald V.Post, 2005, p2).

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

15

2.1.4.1 Komponen Database Management Sistem (DBMS)

Menurut Connoly dan Begg (2002, p18), ada lima

komponen utama dari DBMS, yaitu hardware, software, data,

procedure, dan SDM.

1. Hardware (perangkat keras)

Suatu DBMS dan aplikasinya menggunakan hardware untuk

menjalankan aplikasinya. Hardware dapat disusun dari suatu

komputer tunggal, suatu mainframe tunggal, suatu jaringan

komputer.

2. Software (perangkat lunak)

Komponen piranti lunak meliputi software DBMS dan

program aplikasi beserta sistem operasi (OS), termasuk piranti

lunak tentang jaringan, bila DBMS digunakan dalam jaringan

seperti LAN.

3. Data

Data merupakan komponen terpenting dalam DBMS

khususnya sudut pandang end user mengenai data. Data pada

sebuah sistem basis data baik single user sistem maupun multi

user sistem harus terintegrasi dan dapat digunakan secara

bersama.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

16

4. Prosedur

Prosedur berupa instruksi dan aturan–aturan yang membuat

rancangan dan menggunakan basis data. Penggunaan sistem

dan staff yang mengatur kebutuhan basis data

didokumentasikan dalam prosedur yang berupa petunjuk

penggunaan sistem atau petunjuk menjalankan sistem.

Instruksi tersebut misalnya bagaimana untuk:

a. Log on ke DBMS

b. Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau program

aplikasi

c. Start dan stop DBMS

d. Membuat salinan basis data

e. Menangani kesalahan pada hardware dan software

f. Mengubah struktur suatu tabel dan meningkatkan tampilan

5. Manusia

Komponen terakhir adalah manusia yang terlibat langsung

dengan sistem tersebut. Manusia dibedakan menjadi tiga,

yaitu:

a. Application Programmers, bertanggung jawab untuk

membuat aplikasi basis data dengan menggunakan bahasa

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

17

pemograman yang ada, seperti: C++, Java dan lain

sebagainya.

b. End User, siapapun yang berinteraksi dengan sistem

secara online melalui workstation / terminal.

c. DA (Data Administrator), seseorang yang berwenang

untuk membuat keputusan strategis dan kebijakan

mengenai data yang ada, DBA (Database Administrator),

menyediakan dukungan teknis untuk

mengimplementasikan keputusan tersebut, dan

bertanggung jawab atas keseluruhan kontrol sistem pada

tingkat teknis.

2.1.4.2 Fungsi DBMS

Menurut Connoly dan Begg (2002, p48), ada beberapa

fungsi dari DBMS adalah sebagai berikut:

1. Data Storage, retrieval, and update

Sebuah DBMS harus melengkapi / menyediakan untuk

pengguna dengan kemampuan penyimpanan, penelusuran

kembali, dan mengubah data dalam basis data.

2. A user-accessible catalog

Sebuah DBMS harus menyediakan catalog yang

mendeskripsikan lokasi penyimpanan data dalam basis data.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

18

3. Transaction Support

DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin semua

kegiatan update yang berhubungan dengan transaksi.

4. Concurrency control services

DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk

menjamin bahwa basis data ter-update dengan benar ketika

beberapa pengguna meng-update dengan benar dan pada saat

beberapa pengguna meng-update basis data pada waktu yang

bersamaan.

5. Recovery Service

DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk

memperbaiki basis data yang rusak karena suatu kejadian.

6. Authorization Service

DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk

menjamin bahwa hanya pengguna yang diberi otoritas yang

dapat mengakses basis data.

7. Support for Data Communication

DBMS harus mampu berintegrasi dengan software

komunikasi.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

19

8. Integrity Service

DBMS harus menyediakan sebuah cara untuk menjamin

bahwa data dalam basis data, keduanya mengikuti aturan-

aturan yang tepat.

9. Service to promote data independence

DBMS harus meliputi fasilitas-fasilitas yang mendukung

program-program independensi dari struktur basis data aktual.

10. Utility Service

DBMS seharusnya menyediakan sekumpulan utility service

agar basis data dapat diadministrasi secara efektif.

2.1.4.3 Keuntungan dan Kerugian DBMS

DBMS memungkinkan untuk menciptakan basis data

dalam penyimpanan akses langsung ke komputer, memelihara

isinya dan menyediakan isi tersebut bagi pemakai tanpa

pemograman khusus yang mahal. Akan tetapi, sebelum

memutuskan untuk menggunakan DBMS atau tidak, keuntungan

dan kerugiannya harus dipertimbangkan.

Menurut McLeod (2004, p152), keuntungan DBMS adalah

sebagai berikut:

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

20

- Mengurangi pengulangan data

Dalam suatu DBMS tidak ada duplikasi data.

- Independence Data

Spesifikasi data disimpan dalam skema di setiap program

aplikasi sehingga perubahan dapat dibuat pada struktur data

tanpa mempengaruhi data yang lain.

- Mengintegrasi data dari beberapa file

Adanya gabungan data yang terkumpul dalam suatu file.

- Pengambilan data dan informasinya cepat

Hubungan logis dan DML serta query language

memungkinkan pengguna untuk mengambil data dalam

hitungan detik atau menit.

- Meningkatkan keamanan

Baik DBMS mainframe maupun komputer micro dapat

menyertakan beberapa lapisan keamanan seperti kata sandi

(password), direktori pemakai, dan bahasa sandi (encryption).

Data yang disimpan dan dikelola dalam DBMS juga lebih

aman daripada data lain yang ada dalam perusahaan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

21

Sedangkan kerugian DBMS adalah sebagai berikut:

- Piranti lunak yang mahal

DBMS mainframe masih sangat mahal.

- Konfigurasi perangkat keras yang besar

DBMS memerlukan kapasitas penyimpanan primer dan

sekunder yang lebih besar.

- Mempekerjakan dan mempertahankan Staff DBA (Database

Administrator)

DBMS memerlukan pengetahuan yang khusus agar dapat

memanfaatkan kemampuannya secara penuh.

2.1.5 Entity Relationship Modelling

Menurut Connoly dan Begg (2002, p330), salah satu aspek yang

sulit dalam perancangan basis data adalah kenyataan bahwa perancang,

programmer, dan pemakai akhir cenderung melihat data dalam cara yang

berbeda. Untuk memastikan pemahaman secara ilmiah dari data dan

bagaimana data digunakan oleh perusahaan dibutuhkan sebuah bentuk

komunikasi yang non teknis dan bebas dari kebingungan.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

22

2.1.5.1 Entity Type

Entity Type adalah kumpulan dari objek-objek dengan

sifat atau properti yang sama, yang didefinisikan oleh perusahaan

yang mempunyai eksistensi yang independen. Keberadaannya

dapat berupa fisik atau abstrak.

Konsep dasar dari bentuk Entity Relationship adalah tipe

entitas. Sebuah tipe entitas memiliki keberadaan yang bebas dan

bisa menjadi obyek dengan keberadaan fisik atau menjadi obyek

dengan keberadaan konseptual. Ini berarti perancang yang

berbeda mungkin mengidentifikasikan entitas yang berbeda.

Entity Occurrence adalah obyek dan tipe entitas yang

dapat di identifikasikan secara unik.

2.1.5.2 Relationship Type

Setiap relasi diberi nama sesuai dengan fungsinya.

Relationship Occurrence adalah suatu gabungan yang dapat

diidentifikasikan secara unik, yang meliputi suatu kejadian dari

setiap tipe entitas yang berpartisipasi.

Derajat dari relasi adalah jumlah dari partisipasi tipe

entitas dalam sebuah tipe relasi tertentu. Entitas yang berkaitan

dalam sebuah tipe relasi terkenal sebagai participant dalam

relationship dan jumlah participant dalam relationship disebut

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

23

sebagai derajat dari relationship. Oleh karena itu, derajat dari

sebuah relationship berderajat dua disebut binary, sedangkan

relationship berderajat tiga disebut sebagai ternary, dan

seterusnya.

2.1.5.3 Attribute

Attribute adalah sifat dari sebuah entitas atau sebuah

relationship type. Attribute menyimpan nilai dari setiap entity

occurrence dan mewakili bagian utama dari data yang disimpan

dalam basis data.

Domain Attribute adalah satuan nilai-nilai untuk satu atau

beberapa atribut. Setiap atribut yang dihubungkan dengan

sejumlah nilai disebut domain. Domain mendefinisikan nilai-nilai

yang dimiliki sebuah atribut dan sama dengan konsep domain

pada model relasional.

Simple Attribute adalah suatu atribut yang terdiri atas

komponen tunggal dengan keberadaan yang tidak terikat. Atribut

ini tidak dapat lagi menjadi komponen yang lebih kecil.

Composite Attribute adalah atribut yang terdiri atas banyak

komponen, tiap-tiap komponen dengan keberadaan yang tidak

terikat atribut tertentu dapat dibagi lagi menjadi komponen yang

lebih kecil dengan keberadaan masing-masing yang tidak terikat.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

24

Single Attribute adalah atribut yang menampung nilai

tunggal untuk tiap-tiap kejadian dari suatu tipe entitas. Sebagian

besar atribut adalah bernilai tunggal.

Multivated Attribute adalah atribut yang menampung

banyak nilai untuk setiap kejadian dari suatu tipe entitas.

Derived Attribute adalah atribut yang menggantikan

sebuah nilai yang diturunkan dari nilai sebuah atribut yang

berhubungan, tidak perlu pada jenis entitas yang sama.

2.1.5.4 Key

Candidate key adalah kunci yang secara unik mengenali

setiap kejadian di dalam tipe entitas. Sebuah candidate key tidak

boleh NULL. Sebuah entitas mungkin punya lebih dari satu

candidate key.

Primary key adalah candidate key yang dipilih sebagai

kunci primer untuk mengenali secara unik setiap occurrence dari

sebuah tipe entitas. Pemilihan Primary key untuk sebuah entitas

adalah berdasarkan pada pertimbangan panjang atribut, jumlah

minimal dari kebutuhan atribut, dan memenuhi syarat unik.

Candidate key yang tidak dipilih menjadi Primary key disebut

sebagai alternate key.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

25

Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua

atribut atau lebih.

Foreign key adalah atribut dari suatu relasi yang cocok

pada candidate key dari beberapa relasi.

2.1.5.5 Structural Constraints

Tipe utama dari batasan hubungan di dalam relationship

disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kemungkinan

kejadian dari sebuah entitas yang mungkin berhubungan ke

sebuah kejadian tunggal dari sebuah entitas yang tergantung

melalui sebuah hubungan khusus.

Hubungan binary secara umum dibedakan menjadi:

- Derajat hubungan one to one ( 1 : 1 )

Derajat hubungan antara entitas 1 : 1 terjadi bila anggota suatu

entitas hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari

entitas yang lain. Sebaliknya angota dari entitas yang lain

hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas

tersebut.

- Derajat hubungan one to many ( 1 : * )

Derajat hubungan ini terjadi apabila tiap anggota suatu entitas

boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota baru dari

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

26

entitas yang lain. Sebaliknya, tiap anggota entitas yang lain

hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas

tersebut.

- Derajat hubungan many to many ( *: * )

Derajat hubungan antar entitas ini terjadi bila tiap anggota

suatu entitas boleh berpasangan dengan lebih dari satu

anggota dari entitas lain. Sebaliknya, tiap anggota dari entitas

lain juga boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota

dari entitas tersebut.

2.1.6 Normalisasi

Menurut Connoly dan Begg (2002, p376), normalisasi adalah suatu

teknik untuk menghasilkan seperangkat relasi untuk properti yang

diinginkan, dengan data yang diberikan oleh suatu perusahaan. Tujuan

utama dari suatu normalisasi adalah untuk mengurangi terjadinya data

ganda dan mengurangi masalah yang terjadi pada satu relasi atau lebih

yang dikenal dengan anomaly.

Anomaly adalah suatu masalah yang timbul seperti: data ganda, data

hilang, tempat pemborosan memori, dan data yang tidak konsisten akibat

proses penghapusan data, pembaruan data, pemasukan data dan

penggantian data (Connoly dan Begg (2002, p376)).

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

27

Menurut Connoly dan Begg (2002, p386), proses normalisasi

meliputi:

1. First Normal Form (1NF) adalah suatu relasi yang merupakan

perpotongan dari setiap baris dan kolom yang terdiri dari satu dan

hanya satu nilai. Untuk mentransformasi suatu unnormalized table ke

dalam bentuk normal pertama yang dilakukan dengan cara

mengidentifikasikan dan menghilangkan repeating group (group yang

berulang) yang terdapat dalam table.

2. Second Normal Form (2NF) adalah suatu relasi dalam bentuk normal

pertama (1NF) dan setiap atribut non-Primary-key yang bergantung

secara fungsional (fully functional dependency) terhadap Primary key.

3. Third Normal Form (3NF) adalah suatu relasi dalam bentuk normal

pertama (1NF) dan kedua (2NF) yang didalamnya tidak terdapat non-

Primary-key atribut yang bergantung secara transitif (transitive

dependency) terhadap Primary key.

Transitive dependencies terjadi bila kondisi A dimana A, B dan C

merupakan atribut dari suatu relasi jika A → B dan B → C, maka C

bergantung secara transitif terhadap A melalui B (asalkan A tidak

bergantung secara fungsional terhadap B atau C).

4. Bentuk Normal Boyce Codd Normal Form (BCNF). Pertama kali

diperkenalkan oleh R. Boyce dan E.F Codd. Bentuk normal BCNF

merupakan perbaikan dari bentuk normal yang ketiga, tapi tidak

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

28

menutup kemungkinan bahwa bentuk normal ketiga masih memiliki

Anomaly, sehingga perlu untuk di normalisasi lagi. Suatu relasi yang

memenuhi BCNF selalu memenuhi 3NF, tetapi belum tentu bentuk

normal 3NF memenuhi bentuk normal BCNF.

5. Fourth Normal Form (4NF) adalah suatu relasi dalam Boyce Codd

Normal Form (BCNF) dan tidak mengandung ketergantungan multi-

valued non trivial. Bentuk normal keempat merupakan bentuk yang

lebih kuat dari BCNF dimana 4NF mencegah relasi dari non trivial

multi-valued dependency dan data redundancy. Normalisasi dari BCNF

ke 4NF meliputi pemindahan multi-valued dependency dari relasi

dengan menempatkan atribut dalam sebuah relasi baru bersama dengan

determinan. Multi-valued dependency menggambarkan ketergantungan

antara atribut – atribut dalam suatu relasi.

2.1.7 Database Application Life Cycle

Menurut Connoly dan Begg (2002, p272), Database Application

Life Cycle merupakan komponen yang terpenting dalam sistem basis data

karena aplikasi dari database application life cycle berkaitan dengan sistem

informasi yang ada. Langkah – langkah dari Database Application Life

Cycle dapat dilihat pada gambar 2.1:

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

29

Gambar 2.1 Database Application Life Cycle

(Sumber : Connolly, 2005, p273)

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

30

1. Perancangan Basis Data (Database Planning)

Menurut Connoly dan Begg (2002, p273), merencanakan

bagaimana langkah–langkah dari life cycle dapat diterapkan dalam

sistem basis data secara efektif dan efisien. Perencanaan basis data

(Database Planning) harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi

sistem informasi dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Ada 3 masalah pokok dalam merumuskan suatu strategi sistem

informasi, antara lain:

- Identifikasikan rencana dan tujuan dengan penentuan sistem

informasi yang diperlukan.

- Evaluasi dari sistem informasi sekarang untuk menentukan

kelemahan dan kekuatan yang ada.

- Penentuan tentang peluang IT yang mungkin menghasilkan

keuntungan yang kompetitif.

Perencanaan basis data (Database Planning) meliputi pengembangan

standar, bagaimana data akan dikumpulkan, bagaimana rancangan dan

implementasi dapat diproses. Dalam merancang suatu standar yang baik

harus menyediakan suatu basis data untuk staff pelatihan dan mengukur

pengendalian mutu (quality), dan dapat memastikan bahwa pekerjaan

yang ada menyesuaikan diri pada suatu pola teladan, tanpa tergantung

dengan ketrampilan dan pengalaman staff.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

31

2. Definisi Sistem (System Definition)

Menurut Connoly dan Begg (2002, p274), menentukan ruang

lingkup dari aplikasi basis data yang akan dibuat termasuk user dan

tempat dimana aplikasi basis data tersebut diterapkan. Sebelum

mencoba untuk merancang suatu aplikasi basis data, hal pertama yang

harus diperhatikan adalah mengidentifikasikan batasan–batasan sistem

yang ada dan bagaimana sistem tersebut dapat menghubungkan dengan

bagian lain yang terdapat dalam sistem informasi perusahaan.

Penentuan batasan–batasan sistem tidak hanya area aplikasi dan para

pemakai yang sekarang, tetapi juga aplikasi dan para pemakai masa

depan.

Suatu aplikasi basis data mungkin punya satu atau lebih user

views, mengidentifikasikan user views adalah suatu aspek yang penting

dalam mengembangkan aplikasi basis data yang relatif kompleks

karena user views dapat membuat basis data tersebut dipecah kedalam

bagian yang dapat dikendalikan.

User Views

User views menggambarkan apa yang diperlukan suatu aplikasi

basis data dalam kaitan dengan data yang disimpan dan transaksi untuk

dilakukan atas data (dengan kata lain, apa yang user akan lakukan atas

data tersebut). Kebutuhan user views mungkin akan berbeda dengan

view yang bersangkutan dengan view yang lain.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

32

3. Mengumpulkan dan Menganalisa Kebutuhan dari User dan Area

Aplikasi (Requirement Collection and Analysis)

Menurut Connoly dan Begg (2002, p276), cara mengumpulkan

dan menganalisis kebutuhan user melibatkan analisis dan kumpulan

informasi tentang bagian dari perusahaan yang akan dibuat basis data.

Ada banyak teknik untuk mengumpulkan informasi, salah satunya

adalah teknik fact finding. Informasinya mencakup:

• Detail bagaimana data dapat digunakan atau dihasilkan.

• Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi basis data baru.

Informasi ini kemudian akan di analisis untuk

mengidentifikasikan kebutuhan yang mencakup dalam aplikasi basis

data baru. Kebutuhan ini diuraikan dalam dokumen secara bersama

dikenal sebagai spesifikasi kebutuhan untuk aplikasi basis data baru.

Analisa dan koleksi kebutuhan adalah suatu langkah persiapan

untuk merancang suatu basis data. Jumlah data yang dikumpulkan

tergantung pada sifat alami dari masalah dan kebijakan perusahaan.

Mengidentifikasikan kemampuan yang diperlukan untuk suatu aplikasi

basis data adalah suatu aktifitas yang penting, karena sistem dengan

kemampuan yang tidak sempurna atau tidak cukup akan mengganggu

user, yang memungkinkan sistem tersebut tidak digunakan lagi atau

ditolak. Bagaimanapun, kemampuan sistem yang berlebihan dapat juga

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

33

menjadi masalah misalnya suatu sistem yang terlalu rumit dapat

membuat sukar dalam penerapan, pemeliharaan, menggunakan atau

belajar menggunakan sistem tersebut.

4. Perancangan Basis Data (Database Design)

Menurut Connoly dan Begg (2002, p279), perancangan basis data

merupakan proses menciptakan desain untuk basis data yang akan

mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Proses perancangan basis

data dibagi menjadi 3 tahap utama, yaitu:

A. Conceptual Database Design

Langkah awal dalam conceptual database design ini adalah

dengan membuat model data secara konseptual dari perusahaan

yang bersangkutan. Data tersebut merupakan informasi mengenai

perusahaan. Dalam menentukan model data secara konseptual data

yang tidak termasuk dalam sasaran DBMS, program aplikasi,

bahasa pemrograman, dan masalah dalam pembuatan basis data.

Langkah–langkahnya adalah:

Langkah 1: Membangun model data konseptual lokal untuk setiap

view

1.1 Mengidentifikasikan tipe entitas

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

34

Tujuan: mengidentifikasikan tipe entitas utama yang dibutuhkan

oleh view.

Entitas: kelompok obyek yang memiliki properti yang sama,

dan mempunyai keberadaan yang tidak tergantung. Entitas dapat

berupa:

- Obyek fisik seperti orang, tempat atau konsep

- Obyek konseptual / abstrak seperti kejadian

Entitas biasanya berupa kata benda dan dapat diidentifikasikan

dengan menganalisa kebutuhan user. Ditahap ini

diidentifikasikan obyek-obyek utama. Sedangkan kata benda

yang berupa atribut dari suatu obyek tidak diidentifikasikan

sebagai obyek tersendiri.

Hasil analisa terhadap tipe entitas, dimasukkan ke dalam kamus

data. Penamaan entitas harus mudah dimengerti dan

menggambarkan obyek yang sesungguhnya bagi user.

1.2 Mengidentifikasikan tipe relationship

Tujuan: mengidentifikasikan relasi penting yang ada diantara

tipe-tipe entitas yang telah teridentifikasikan. Hal-hal yang perlu

dilakukan pada tahap ini:

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

35

- Menggambarkan entitas yang telah ditentukan di tahap

sebelumnya, dan menentukan hubungan antara entitas

dengan menggunakan diagram ER (Entity Relatitonship).

- Menentukan batasan multiplicity dari tiap relationship.

Multiplicity adalah angka yang menggambarkan batasan

jumlah obyek yang memiliki hubungan dengan obyek lain

yang terjadi dalam suatu relationship. Batasan jumlah yang

menentukan jumlah obyek yang terlibat dalam suatu

relationship, akan menjadi batasan untuk menentukan

apakah penyimpanan dan manipulasi data valid atau tidak.

Multiplicity digunakan untuk memeriksa dan memelihara

kualitas data.

- Memeriksa dan menghilangkan fan traps. Fan traps adalah

keadaan dimana sebuah model mempresentasikan

relationship antar tipe entitas, yang menimbulkan kerancuan

hubungan antara entitas tersebut. (Connoly, 2002, p352).

Fan traps dapat diatasi dengan mengatur kembali hubungan

antar entitas:

• Memeriksa apakah setiap entitas setidaknya terhubung

dalam satu relationship.

• Mendokumentasikan tipe relationship.

1.3 Mengidentifikasikan dan mengasosiasikan atribut dengan suatu

entitas atau tipe relationship

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

36

Tujuan: Menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau

relationship yang sesuai.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan

atribut:

- Menentukan apakah atribut tersebut termasuk simple atau

composite attribute. Suatu atribut dapat didentifikasikan

sebagai composite attribute jika dapat dibagi menjadi

beberapa attribute yang lebih kecil (Simple Attribute).

- Menentukan apakah atribut tersebut termasuk single atau

multi-valued attribute. Bila suatu atribut dinilai perlu

memiliki lebih dari satu nilai atau suatu obyek, atribut

tersebut dapat diidentifikasikan sebagai multi-valued

attribute.

- Mengidentifikasikan derived attribute. Untuk menjaga

keakuratan derived attribute, harus didokumentasikan

atribut apa saja yang menghasilkan derived attribute dan

kapan derived attribute harus di-update. Hal ini akan

dibahas lebih lanjut ditahap konseptual.

- Masalah potensial. Bila suatu atribut diasosiasikan dengan

satu tipe entitas atau relationship, hal ini menunjukkan

bahwa:

• Ada beberapa entitas yang dapat direpresentasikan

sebagai satu entitas. Jika kedua entitas tersebut memiliki

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

37

beberapa atribut yang sama dan beberapa atribut yang

unik, salah satu entitas tersebut dapat digeneralisasi.

• Mengidentifikasi relationship antar tipe entitas. Contoh:

table staff dengan atribut StaffNo, StaffName, dan

Position. Dan table PropertyForRent dengan atribut

PropertyNo, Steer, City, Type, Rooms, Rent, dan

ManagerName. Atribut ManagerName dimaksudkan

untuk menggambarkan hubungan Staff manages

PropertyForRent dan relationship manages harus

ditambahkan pula.

- Dokumentasi atribut meliputi:

• Nama atribut dan deskripsi.

• Tipe data dan ukuran field.

• Alias / nama lain atribut.

• Apakah atribut tersebut simple atau composite attribute.

• Apakah atribut tersebut single atau multi-valued attribute.

• Apakah atribut tersebut termasuk derived attribute.

• Nilai default attribute.

1.4 Menentukan domain attribute

Tujuan: menentukan domain untuk atribut di model data

konseptual lokal.

Domain: kelompok nilai yang menjadi struktur suatu atribut.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

38

1.5 Menentukan atribut candidate dan Primary key

Tujuan: mengidentifikasi candidate key untuk setiap entitas.

Jika ada lebih suatu candidate key, maka akan dipilih salah satu

untuk menjadi Primary key.

1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep permodelan yang lebih

tinggi

Tujuan: mempertimbangkan konsep permodelan yang lebih

baik, seperti generalisasi, spesialisasi, agregasi dan

composition.

Mendefinisikan entitas dalam diagram ER dengan konsep:

- Generalisasi / Spesialisasi: hubungan antar entitas yang

meminimalkan perbedaan dengan mengidentifikasikan

karakteristik yang sama. Dalam generalisasi, entitas yang

lebih umum disebut sebagi super class. Sedangkan entitas

yang lebih spesifik / khusus disebut sub class.

- Agregasi: hubungan antara entitas yang menggambarkan

hubungan “bagian dari” atau “memiliki”, dimana salah satu

entitas sebagai keseluruhan dan entitas yang lain sebagai

bagiannya.

- Composition: bentuk yang lebih spesifik dari agregasi

dimana ada hubungan kepemilikan yang kuat.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

39

1.7 Memeriksa model akan kemungkinan redudansi

Periksa kembali hubungan:

- 1 to 1: untuk menghindari kemungkinan adanya dua entitas

yang mempresentasikan obyek yang sama meskipun nama

entitas tersebut mungkin berbeda.

- Menghilangkan relationship yang redundan untuk

menyederhanakan model data konseptual.

1.8 Memvalidasikan model konseptual lokal dengan transaksi user

Tujuan: memastikan model konseptual lokal, mendukung

transaksi yang dibutuhkan oleh view.

Model data lokal: Gambaran dari data yang diperlukan oleh

setiap bagian dalam suatu perusahaan.

Untuk mengecek apakah model konseptual telah

mempresentasikan transaksi-transaksi yang dibutuhkan oleh

user, digunakan dua pendekatan:

- Mendeskripsikan transaksi

- Mengecek apakah semua informasi (entitas, atribut, dan

relationship) yang ada dalam suatu transaksi telah di

dokumentasikan oleh model data.

- Menggunakan alur transaksi.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

40

- Mengecek alur transaksi dalam model data (diagram ER).

Sehingga dapat diketahui bagian-bagian dari model yang kritis

terhadap transaksi, bagian yang perlu ditambahkan atau

diperbaiki entitas, atribut atau relationshipnya.

1.9 Membahas ulang model data konseptual lokal dengan user

Tujuan: memastikan bahwa model merepresentasikan view

dengan benar.

Tahap ini memeriksa apakah dalam model data terdapat

anomaly atau tidak. Bila masih ditemukan anomaly, tahap

perancangan sebelumnya dapat di ulang kembali. Tahap

perancangan dapat dilakukan hingga model data dianggap

merepresentasikan keadaan sebenarnya oleh user.

B. Logical Database Design

Logical Database Design adalah proses konstruksi suatu

informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan sebuah

model yang spesifik, tetapi bebas dari fakta-fakta DBMS dan

pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya. Langkah-langkahnya

sebagai berikut:

Langkah 2: Buat dan validasikan model data logikal lokal untuk

setiap gambarannya

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

41

2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model

relasional

Tujuan dari tahap ini:

- Menghilangkan many to many binary relationship (*: *).

- Menghilangkan many to many recursive relationship (*: *).

Recursive relationship adalah hubungan suatu entitas dengan

entitas itu sendiri.

- Menghilangkan tipe relationship yang kompleks.

- Menghilangkan multi-valued attribute

2.2 Membuat relasi untuk model data logikal lokal

Tujuan: membuat relasi bagi model data logikal lokal yang

memperesentasikan entitas, relationship, atribut-atribut yang

telah diidentifikasi

2.3 Memvalidasikan relasi menggunakan normalisasi

Tujuan: memvalidasikan relasi yang model data logikal lokal

dengan menggunakan teknik normalisasi.

2.4 Memvalidasikan relasi pada transaksi-transaksi user

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

42

Tujuan: memastikan relasi yang ada pada model data logikal

lokal mendukung transaksi yang diperlukan oleh user.

2.5 Mendefinisikan integrity constraints

Tujuan: mendefinisikan batasan integritas yang ada dalam view.

2.6 Meninjau ulang model data logikal lokal dengan user

Tujuan: memastikan model data logikal lokal dan dokumentasi

pendukung yang menjelaskan model data adalah representasi

sebenarnya dari view.

Langkah 3: buat dan validasikan model data logikal lokal

Tujuan: menggabungkan tiap model data logikal lokal ke dalam

satu model data logikal global yang menggambarkan keseluruhan

perusahaan.

Model data global adalah gambaran dari data yang diperlukan oleh

user secara kesuluruhan.

3.1 Menggabungkan model-model data logikal lokal ke dalam

model data global

Aktifitas-aktifitas dalam tahap ini:

- Mengkaji ulang isi dari entitas atau relasi dan candidate key

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

43

- Mengkaji ulang nama dari relationship / foreign key

- Menggabungkan entitas / relasi dari model data lokal

- Memasukkan (tanpa menggabungkan) relationship / foreign

key yang unik dari model data lokal

- Menggabungkan relationship / foreign key dari model data

lokal

- Memeriksa entitas relationship dan relationship / foreign

key yang hilang

- Memeriksa foreign key

- Memeriksa batasan integritas

- Menggambarkan diagram ER global

- Meng-update dokumentasi

3.2 Memvalidasikan model data logikal global

Tujuan: memvalidasikan relasi yang terbentuk dari model data

logikal global dengan menggunakan teknik normalisasi, dan

untuk memastikan relasi tersebut mendukung transaksi yang

diperlukan.

3.3 Memeriksa pertumbuhan masa depan

Tujuan: menentukan apakah ada perubahan penting yang perlu

dilakukan di masa yang akan datang dan mengukur apakah

model data logikal global dapat menyesuaikan dengan

perubahan tersebut.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

44

3.4 Meninjau ulang model data logikal global dengan user

Tujuan: memastikan bahwa model data logikal global dapat

menggambarkan keseluruhan perusahaan.

C. Physical Database Design

Physical Database Design merupakan proses pembuatan

deskripsi dari implementasi basis data pada media penyimpanan

sekunder, fase ini menggambarkan dasar relasi, berkas organisasi,

dan index untuk mencapai akses data yang efisien, dan beberapa

batasan hubungan yang mutu dan tingkatan keamanan. Langkah-

langkahnya sebagai berikut:

Langkah 4: menterjemahkan model data logikal global ke DBMS

4.1 Merancang base relations

Tujuan: membuat skema basis data relasional dari model data

logical global yang di implementasikan ke dalam DBMS.

4.2 Merancang representasi derived data

Tujuan: menentukan bagaimana derived data ditampilkan dalam

model data logikal global dengan target DBMS.

4.3 Merancang enterprise constraints

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

45

Tujuan: menentukan batasan perusahaan untuk target DBMS.

Langkah 5: merancang representasi fisikal

Tujuan: menentukan pengorganisasian file yang optimal dalam

menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk

mencapai kinerja yang diinginkan.

5.1 Menganalisis transaksi

Tujuan: memahami fungsionalitas dan transaksi yang akan

dioperasikan dalam basis data dan untuk menganalisa transaksi

yang penting.

5.2 Memilih organisasi file

Tujuan: menentukan pengorganisasian yang efisien untuk setiap

relasi dasar.

5.3 Memilih indeks

Tujuan: menentukan apakah penambahan indeks akan

meningkatkan kinerja dari sistem.

5.4 Estimasi kebutuhan ruang disk

Tujuan: memperkirakan kapasitas penyimpanan yang

diperlukan oleh basis data.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

46

Langkah 6: merancang user view

Tujuan: merancang tampilan user yang diidentifikasi sewaktu

pengumpulan kebutuhan dan tahap analisis dari siklus hidup

aplikasi basis data relasional. Dalam multi user DBMS, user view

memainkan peran yang sangat penting didalam mendefinisikan

struktur dari basis data dan menjalankan keamanan.

Langkah 7: merancang maknisme keamanan

Tujuan: merancang pengukuran keamanan untuk basis data yang

telah dispesifikasikan oleh user

Suatu basis data merupakan sumber daya perusahaan yang sangat

penting yang perlu dilindungi dengan menggunakan pengawasan

yang memadai. Beberapa masalah keamanan basis data yang perlu

diperhatikan:

- Pencurian data (Theft and Fraud)

- Kehilangan kerahasiaan suatu data (Loss of conffidentially)

- Kehilangan hak pribadi (Loss of privacy)

- Kehilangan integritas (Loss of Integrity)

- Kehilangan ketersediaan data (Loss of availability)

Langkah 8: pertimbangkan pengenalan control redundansi

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

47

Tujuan: menentukan apakah dengan mengenalkan redudansi dalam

sebuah cara pengendalian dapat mengendurkan aturan normalisasi

dan meningkatkan kinerja dari sistem.

Normalisasi merupakan suatu prosedur untuk menentukan atribut

mana yang mestinya bersama dalam sebuah relasi, oleh karena itu

normalisasi tidak boleh ditiadakan karena normalisasi merupakan

faktor yang terpenting dalam menentukan suksesnya sistem secara

keseluruhan. Hasil dari proses normalisasi adalah rancangan logikal

basis data yang struktural konsisten dan redudansi yang minimal.

Langkah 9: Mengawasi kinerja sistem

Tujuan: memantau sistem operasional dan meningkatkan kinerja

dari sistem untuk memperbaiki keputusan rancangan yang tidak

sesuai atau untuk menggambarkan kebutuhan akan perubahan.

Permulaan dari rancangan fisikal basis data tidak boleh dianggap

statis, akan tetapi harus dipertimbangkan sebagai sebuah perkiraan

dari kinerja operasional. Sekali permulaan rancangan telah

diimplementasikan, sangatlah diperlukan untuk memantau dan

memperbaiki sistem sebagai hasil dari pemantauan kinerja dan

syarat perubahan.

Pendekatan dalam perancangan basis data adalah:

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

48

- Pendekatan bottom-up

Pendekatan ini dimulai pada tingkat dasar dari atribut-atribut

(merupakan properti dari entitas dan relationship), yang melalui

analisis dari asosiasi antara atibut-atribut, yang dikelompokkan

ke dalam relasi yang mewakili tipe-tipe dari entitas-entitas dan

relationship antara banyak entitas.

- Pendekatan top-down

Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data yang

terdiri atas beberapa entitas dan relationship high-level dan

kemudian menerapkan pendekatan top-down secara berturut-

turut untuk mengidentifikasi entitas, dan relationship lower-

level, serta atribut-atribut yang berhubungan.

- Pendekatan inside-out

Pendekatan ini berhubungan dengan pendekatan bottom-up

tetapi berbeda pada identifikasi awal entitas utama dan

kemudian menyebar ke entitas, relationship, dan atribut terkait

lainnya yang lebih dulu diidentifikasikan.

- Mixed strategy

Pendekatan ini menggunakan pendekatan bottom-up dan

pendekatan top-down untuk bagian yang berbeda dari model

sebelum akhirnya dikombinasikan bersama.

5. Pemilihan DBMS ( DBMS Selection )

Menurut Connoly dan Begg (2002, p284), tahap-tahap dalam

pemilihan DBMS, yaitu:

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

49

- Mempelajari DBMS-DBMS yang ada, yang sesuai dengan kriteria

kebutuhan user

- Membatasi pilihan DBMS menjadi 2 atau 3 pilihan.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih produk DBMS

antara lain:

a. Anggaran yang dimiliki

b. Level dari dukungan yang akan diberikan vendor (pengembang

DBMS)

c. Kompatibilitas dengan software lain

d. Spesifikasi hardware yang harus dipenuhi untuk menjalankan

DBMS tersebut

- Evaluasi produk DBMS

Ada dua cara untuk mengevaluasi produk DBMS:

a. Memberi penilaian terhadap feature-feature dari setiap produk

DBMS. Pemilihan terhadap produk DBMS didasarkan pada

produk DBMS yang memiliki nilai total paling besar

b. Pengembang mendemonstrasikan produk DBMS dengan

melakukan pilot testing untuk mengetahui sejauh mana masing-

masing produk DBMS tersebut dapat memenuhi kebutuhan user

- Merekomendasikan produk DBMS yang terbaik dan membuat

dokumentasi dari tahapan pemilihan tersebut

6. Perancangan Aplikasi ( Application Design )

Menurut Connolly dan Begg (2002, p287), perancangan aplikasi

merupakan kegiatan mendesain user interface dan program aplikasi

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

50

yang menggunakan dan memproses basis data. Perancangan aplikasi

terdiri dari dua aktivitas penting yaitu:

• Perancangan Transaksi ( Transaction Design )

Transaksi merupakan sebuah aksi, atau sederetan aksi, yang

dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi, yang

mengakses atau mengubah isi dari basis data. Kegunaan dari

perancangan transaksi adalah untuk mendefinisikan dan

mendokumentasikan karakteristik high-level dari transaksi yang

dibutuhkan basis data, diantaranya:

- data yang akan digunakan oleh transaksi

- karakteristik fungsional dari transaksi

- output dari transaksi

- keuntungan bagi user

- tingkat kegunaan yang diharapkan

Aktifitas ini dilakukan pada awal proses desain untuk meyakinkan

bahwa implementasi basis data dapat mendukung semua transaksi

yang dibutuhkan.

Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu:

a. Retrieval transaction

Digunakan untuk memanggil data untuk ditampilkan pada layar

atau dalam laporan produksi

b. Update transaction

Digunakan untuk menambah record baru, menghapus record

lama, atau mengubah record yang sudah ada dalam basis data

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

51

c. Mixed transaction

Meliputi pemanggilan dan perubahan data

• Pedoman Perancangan User Interface (User Interface

Design Guidelines)

Beberapa aturan pokok dalam mendesain user interface,

yaitu:

a. Memilih judul yang menggambarkan tujuan dari

formulir / laporan

b. Menyediakan petunjuk dalam menggambarkan tujuan

dari formulir / laporan

c. Menyediakan fasilitas help untuk memberikan

penjelasan lebih lanjut

d. Meletakkan field dalam suatu formulir / laporan

berdasarkan urutan yang logis

e. Membuat tampilan formulir / laporan yang konsisten

f. Memperhatikan pemberian nama field agar familiar bagi

user

g. Menggunakan istilah dan singkatan secara konsisten

h. Memperhatikan penggunaan warna agar konsisten

i. Memberi batasan terhadap panjang field yang akan diisi

j. Memberikan kemudahan bagi user untuk memindahkan

kursor pada formulir / laporan

k. Memberikan kemudahan bagi user untuk meng-edit nilai

field

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

52

l. Menampilkan pesan kesalahan bila terjadi kesalahan

penginputan data

m. Memberikan tanda terhadap field optional

n. Membuat kotak pesan yang menjelaskan mengenai

pengisian field pada saat menempatkan kursor di field

yang akan diisi

o. Memberi sinyal yang menunjukkan bahwa pengisian

formulir lengkap dan valid

7. Prototyping

Menurut Connolly dan Begg (2002, p291), prototyping yaitu

membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data, yang

memungkinkan desainer atau pengguna untuk memvisualisasikan dan

mengevaluasi bagaimana sistem akhir akan tampak dan berfungsi.

Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah:

a. Untuk mengidentifikasikan fitur dari sistem apakah berjalan dengan

baik atau tidak.

b. Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau menambahkan fitur

baru.

c. Untuk klarifikasi kebutuhan user.

d. Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari

desain sistem tertentu.

Terdapat dua strategy prototyping yang digunakan saat ini, yaitu:

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

53

- Requirement prototyping -> menggunakan prototype untuk

menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan

ketika kebutuhan terpenuhi prototype akan dibuang.

- Evolutionary prototype -> digunakan untuk tujuan yang sama,

perbedaannya adalah prototype tidak dibuang ketika kebutuhan

terpenuhi tetapi dikembangkan lebih jauh menjadi aplikasi basis

data yang digunakan.

8. Implementasi (Implementation)

Menurut Connoly dan Begg (2002, p292), implementasi

merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi.

Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan:

- Data Definition Language (DDL) digunakan untuk membuat skema

basis data atau file basis data kosong, dan juga untuk

mengimplementasikan user view yang diinginkan

- Third Generation Language atau Fourth Generation Language

(3GL atau 4GL) digunakan untuk membuat program aplikasi,

termasuk transaksi basis data yang disertakan dengan menggunakan

Data Manipulation Language (DML), atau ditambahkan pada

bahasa pemrograman.

9. Konversi Data dan Loading (Data Conversion and Loading)

Menurut Connoly dan Begg (2002, p292), konversi data dan

loading merupakan pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang

baru dan mengkonversikan dengan beberapa aplikasi yang ada agar

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

54

dapat dijalankan pada basis data yang baru. Tahapan ini dibutuhkan

hanya ketika sistem basis data yang baru ditempatkan pada sistem yang

lama. Pada saat ini, DBMS biasanya memiliki manfaat untuk

memanggil file yang sudah ada ke dalam basis data yang baru. Dapat

juga untuk mengkonversi dan menggunakan program aplikasi dari

sistem lama untuk digunakan oleh sistem baru.

10. Pengujian (Testing)

Suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk

mencari kesalahan. Dengan menggunakan strategi tes yang

direncanakan dan dengan data yang sesungguhnya. Pengujian hanya

akan terlihat jika terjadi kesalahan software.

11. Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2002, p293), operational

maintenance merupakan proses mengawasi dan memelihara sistem

setelah instalasi. Aktivitas-aktivitas yang terdapat pada operational

maintenance meliputi:

- Mengawasi kinerja sistem, jika kinerja turun dibawah level yang

diterapkan maka memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang

basis data.

- Memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data (jika

dibutuhkan). Kebutuhan baru dimasukkan kedalam aplikasi basis

data melalui langkah-langkah terdahulu pada life cycle.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

55

2.2 Teori-Teori Khusus

2.2.1 Pembelian

Menurut Mulyadi (2001, p299), sistem pembelian digunakan dalam

perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.

Fungsi yang terkait dalam sistem pembelian adalah:

1. Fungsi Gudang: bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan

pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk

menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.

2. Fungsi Pembelian: bertanggung jawab untuk memperoleh informasi

mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam

pengadaan barang, mendapatkan informasi mengenai permintaan

pembelian dari gudang dan mengeluarkan order pembelian kepada

pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan: bertanggung jawab untuk memeriksa kualitas, jenis

dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok dengan tujuan untuk

menentukan dapat tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan yang

akan digunakan untuk proses produksi.

4. Fungsi Akuntansi: fungsi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah

fungsi pencatat hutang dan fungsi pencatat persediaan. Fungsi pencatat

hutang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam

register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen

sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan hutang atau

menyelenggarakan kartu hutang sebagai buku pembantu hutang. Fungsi

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

56

pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok

persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

Menurut Mulyadi (2001, p301), jaringan prosedur dalam sistem

pembelian adalah:

1. Prosedur permintaan pembelian.

Dalam prosedur ini, fungsi gudang mengajukan permintaan

pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi

pembelian. Surat tersebut berisi sejumlah jenis barang-barang yang akan

dibeli. Surat tersebut akan dibuat dalam beberapa rangkap. Permintaan

pembelian tersebut akan dipenuhi tergantung dari keputusan manager

perusahaan yang bersangkutan.

2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok.

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat

permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh

informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang

lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk

sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Prosedur order pembelian.

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirim surat order

pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada

unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan,

fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat hutang) mengenai

order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

57

4. Prosedur penerimaan barang.

Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan

mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok,

dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan

penerimaan barang dari pemasok tersebut. Pada saat barang tersebut

diterima maka bagian akuntasi dan bagian persediaan akan berpengaruh.

5. Prosedur pencatat hutang.

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian,

laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan

menyelenggarakan pencatatan hutang atau mengarsipkan dokumen

sumber sebagai catatan hutang.

6. Prosedur distribusi pembelian.

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari

transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

2.2.2 Penjualan

Menurut Mulyadi (2001, p202), penjualan mempunyai peranan

terpenting dalam perusahaan karena penjualan merupakan sumber

kelangsungan hidup suatu perusahaan. Semakin besar jumlah penjualan

semakin besar pula laba yang diperoleh. Penjualan terjadi apabila pihak

yang satu (penjual) menyerahkan hak milik suatu barang, sedangkan pihak

lain (pembeli) membayar barang baik secara tunai maupun kredit sebagai

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

58

imbalan dari perolehan hak milik tersebut. Kegiatan penjualan terdiri dari

transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun kredit.

Fungsi penjualan antara lain:

a. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi penjualan bertanggun g

jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari

pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat

order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman) , meminta

otoritas kredit, menentukan tanggal pengiriman dan lokasi gudang

dimana barang akan dikirim, serta mengisi surat order pengiriman.

Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat back order pada saat

diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari

pelanggan.

b. Fungsi Kredit

Fungsi ini berada dibawah fungsi keuangan yang dalam transaksi

penjualan kredit bertanggung jawab untuk meneliti status kredit

pelanggan dalam memberikan otoritas pembelian kredit kepada

pelanggan.

c. Fungsi Gudang

Dalam transaksi penjualan kredit fungsi ini bertanggung jawab

untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh

pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

59

d. Fungsi Pengiriman

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab

untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang

diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk

menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa

ada otoritas dari orang yang berwenang. Otoritas ini dapat berupa surat

order pengiriman yang telah ditanda tangani oleh fungsi penjualan,

memo debit yang ditangani oleh fungsi pembelian untuk barang

dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian), surat perintah

kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan atau pembuangan aktiva

tetap yang sudah tidak dipakai lagi.

e. Fungsi Penagihan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab

untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan,

serta menyediakan copy faktur demi kepentingan pencatatan transaksi

penjualan oleh fungsi akuntansi.

f. Fungsi Akuntansi

Dalam Transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab

untuk mencatat piutang yang timbul melalui transaksi penjualan kredit

dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur,

serta membuat laporan penjualan. Disamping itu, fungsi ini juga

bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dicatat

ke dalam kartu persediaan.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

60

2.2.3 Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p553), sistem persediaan bertujuan untuk

mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini

berkaitan erat dengan sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem

akuntansi biaya produksi. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri

dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan

bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai

pabrik, dan persediaan suku cadang.

Ada dua macam metode pencatatan persediaan yaitu metode mutasi

persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik

(physical inventory method). Dalam metode mutasi persediaan, setiap

mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Dalam metode

persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang

dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak

dicatat dalam kartu persediaan.

Menurut Mulyadi (2001, p560), sistem dan prosedur yang

bersangkutan dengan sistem persediaan adalah:

1. Prosedur pencatatan produk jadi.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem

akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok

produk jadi yang didebitkan ke dalam rekening persediaan produk jadi

dan dikreditkan ke dalam rekening barang dalam proses. Catatan

akuntansi yang digunakan adalah kartu gudang, kartu persediaan, dan

jurnal umum.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

61

2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem

penjualan disamping prosedur lainnya seperti prosedur order

penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman barang,

prosedur penagihan, prosedur pencatatan piutang. Catatan akuntansi

yang digunakan adalah kartu gudang, kartu persediaan, jurnal umum.

3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari

pembeli.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem retur penjualan. Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan

oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan ini akan mempengaruhi

persediaan produk jadi. Catatan akuntansi yang digunakan adalah: kartu

gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum atau jurnal retur persediaan,

jika perusahaan menggunakan jurnal khusus.

4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok

persediaan produk dalam proses.

Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan

oleh perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan

bulanan dan laporan keuangan tahunan.

5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan

yang dibeli.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

62

6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada

pemasok.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem retur pembelian. Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan

kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan

mempengaruhi persediaan yang bersangkutan.

7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga

pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai

pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dan

kegiatan non produksi.

8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena

pengembalian barang gudang.

Dalam prosedur ini, transaksi pengembalian barang gudan g

mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di gudang. Jurnal

yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah jurnal umum.

9. Sistem perhitungan fisik persediaan.

Sistem penghitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh

perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di

gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban

Bagian Gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan

pertanggungjawaban Bagian Kartu Persediaan mengenai keandalan

catatan persediaan yang diselenggarakannya, serta untuk melakukan

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00200-if bab 2.pdfHirarki data menurut Kadir (2000, p8-9) secara tradisional

63

penyesuaian terhadap catatan persediaan di Bagian Kartu Persediaan.

Catatan akuntansi yang digunakan adalah kartu persediaan, kartu

gudang, dan jurnal umum.

Menurut Mulyadi (2001, p579), fungsi yang terkait dalam sistem

perhitungan fisik persediaan adalah:

1. Panitia penghitungan fisik persediaan, berfungsi untuk melaksanakan

penghitungan fisik persediaan dan menyerahkan hasil penghitungan

tersebut kepada bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar

adjustment terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan.

2. Fungsi Akuntansi bertanggung jawab untuk:

a. Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke

dalam daftar hasil penghitungan fisik.

b. Mengkalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum

dalam daftar hasil penghitungan fisik.

c. Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan

fisik.

d. Melakukan adjustment terhadap kartu persediaan berdasar data hasil

penghitungan fisik persediaan.

e. Membuat bukti memorial untuk mencatat adjustment data persediaan

dalam jurnal umum berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

3. Fungsi Gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment data

kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil

perhitungan fisik persediaan.