bab 2 landasan teori 2.1 sistem informasi dan teknologi...
TRANSCRIPT
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.
Menurut O’Brien (2003,p29) sistem adalah sekelompok komponen
yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama
dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses
transformasi yang teratur. Menurut Turban (2003, p51) information is a
collection of facts (data) organized in some manner so that they are
meaningful to a recipient. Definisi tersebut dapat dijelaskan sebagai
informasi adalah kumpulan dari fakta (data) yang diorganisasikan ke dalam
beberapa cara supaya dapat dimengerti oleh penerima informasi.
Sedangkan menurut Thompson dan Cat-Baril (2003, p202), sebuah
sistem informasi adalah sebuah sistem yang terintegrasi, berbasiskan
teknologi informasi yang dirancang untuk mendukung operasi, manajemen,
dan fungsi pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi
adalah gabungan yang terorganisasi dan terintergrasi dari orang-orang,
perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber-sumber
data yang dirancang mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pembuatan
keputusan dalam sebuah organisasi.
8
9
Menurut Whitten (2004,p11) information technology a contemporary
term that describes the combination of computer technology (hardware and
software) with the telecommunications technology (data, image, and voice
networks). Teknologi informasi adalah sebuah istilah yang menjelaskan
kombinasi dari teknologi komputer (hardware dan software) dengan
teknologi telekomunikasi (data, gambar, dan jaringan suara). Menurut
Sawyer (2005,p3) information technology is a general term that describes
any technology that helps to produce, manipulate, store, communicate,
and/or disseminate information. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai
teknologi informasi adalah istilah yang umum untuk mendeskripsikan
teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,
mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi. Menurut Turban
(2003,p15) information system (IS) collects, processes, stores, analyzes and
disseminates information for a spesific purpose. Definisi tersebut dapat
dijelaskan sebagai sistem informasi yaitu mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk sebuah tujuan
spesifik.
Menurut Alter (1999,p42) adalah perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan oleh sistem informasi. Perangkat keras merupakan
sekumpulan fisik yang terlibat dalam pemrosesan informasi, seperti
komputer, workstation, peralatan jaringan, tempat penyimpanan jaringan
(data storage) dan peralatan transmisi (transmission Devices).
10
Sedangkan perangkat lunak (software) merupakan program komputer
yang menginterpretasikan masukkan (input) oleh user dan memberitahukan
kepada komputer tentang apa yang harus dilakukan. Menurut Thompson dan
Cat-Baril (2003,p3), Teknologi Informasi adalah perangkat keras dan
perangkat lunak yang dikemas sebagai sebuah alat untuk menangkap,
menyimpan, memproses, dan menghasilkan digital. Menurut O’Brien
(2005,p7) adalah hardware, software, telekomunikasi, manajemen database,
dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem
informasi berbasis komputer. Sedangkan data yang diperoleh dari
(http://id.wikipedia.org/wiki/teknologi_informasi) teknologi informasi adalah
hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian
pengiriman ke penerima, sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih
cepat, lebih luas penyebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.
Dari definisi teori-teori diatas dapat kita simpulkan bahwa sistem
informasi adalah sistem kerja yang terdiri dari hardware, software, jaringan
komputer, sumber data yang mengumpulkan, menyimpan, menampilkan
informasi yang mendukung satu atau lebih sistem kerja yang lain di dalam
suatu perusahaan, sedangkan teknologi informasi (TI) adalah komponen-
komponen seperti hardware, software serta jaringan yang merupakan bagian
dari sistem informasi (SI).
11
2.1.2 Komponen S istem Informasi
Model sistem informasi menurut James A. O’Brien (2005, p35) yang
menunjukkan kerangka konsep dasar untuk berbagai komponen dan aktivitas
sistem informasi. Komponen sistem informasi bergantungan pada sumber
daya manusia, hardware, software, data, serta jaringan yang untuk
melakukan input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan aktivitas
pengendalian yang mengubah sumber daya data menjadi produk informasi.
Model sistem informasi memperlihatkan hubungan dan memberikan
kerangka kerja yang menekankan pada empat konsep utama yang dapat
diaplikasikan ke semua jenis sistem informasi, yaitu : Manusia, hardware,
software, data, dan jaringan adalah lima sumber data dasar sistem informasi.
Komponen - komponen dasar dari sistem informasi terdiri dari :
2.1.2.1 Sumber Daya Manusia
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem
informasi. Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan
pakar sistem informasi.
1. Pemakai akhir (juga disebut sebagai pemakai atau klien)
adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi
atau informasi yang dihasilkan sistem tersebut. Sebagian
besar pemakai akhir dalam dunia bisnis adalah pekerja ahli,
yaitu orang-orang yang menghabiskan sebagian besar
12
waktunya untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim
serta kelompok kerja, dan membuat, menggunakan, serta
menyebarkan informasi.
2. Pakar sistem informasi adalah orang-orang yang
mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.
2.1.2.2 Sumber Daya Hardware
Hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang
dalam pemprosesan informasi. Secara khusus, sumber daya ini
tidak hanya mesin, komputer dan perlengkapan lainnya. Contoh-
contoh sumber daya hardware dalam sistem informasi berbasis
komputer adalah :
1. Sistem komputer, terdiri dari unit pemprosesan pusat yang
berisi pemprosesan mikro, dan berbagai periferal yang
saling berhubungan.
2. Periferal komputer, berupa peralatan seperti keyboard atau
elektronik mouse untuk menginput data dan perintah, layar
video, atau printer untuk output informasi, dan disk magnetis
atau optical untuk menyimpan sumber daya data.
13
2.1.2.3 Sumber Daya Software
Software meliputi semua rangkaian perintah pemprosesan
informasi. Konsep umum sumber daya software ini merupakan
rangkaian perintah pemprosesan informasi yang disebut prosedur
yang dibutuhkan orang-orang. Contoh-contoh sumber daya
software adalah :
1. Sistem, seperti program sistem operasi, yang mengendalikan
serta mendukung seluruh operasi sistem.
2. Software aplikasi, yang digunakan langsung bagi
penggunaan komputer tertentu oleh pemakai akhir.
Contohnya adalah program analisis penjualan, program
penggajian.
3. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi orang-orang
yang akan menggunakan s istem informasi bagi penggunaan
software.
2.1.2.4 Sumber Daya Data
Data dapat berupa banyak bentuk, yang terbagi atas data
teks, data gambar, data video, data audio, dan juga termasuk data
alfanumerik tradisional, yang terdiri dari angka dan karakter
lainnya yang menjelaskan transaksi. Sumber daya informasi
14
umumnya diatur, disimpan, dan diakses oleh berbagai teknologi
pengelolaan sumber daya data ke dalam database.
2.1.2.5 Sumber Daya Jaringan
Teknologi telekomunikasi dan jaringan seperti internet,
intranet, eksternet telah menjadi hal mendasar bagi operasi e-
business dan e-commerce yang berhasil, untuk semua jenis
organisasi dan dalam sistem informasi berbasis komputer.
Alasan yang paling penting bagi organisasi menggunakan jaringan
yaitu (Sawyer,2005, p319) :
1. Dapat berbagi program dan data
Organisasi menggunakan software yang sama dan
membutuhkan akses terhadap informasi yang sama. Akses
yang sama terhadap data informasi yang dibutuhkan
karyawan akan membuat para karyawan dapat berkerja
lebih cepat karena data yang dibutuhkan mudah untuk
didapatkan.
2. Dapat berbagi alat
Alat-alat seperti printer, laser, disk drivers, dan scanner
dapat mencapai harga yang tinggi. Maka dari itu,
perusahaan dengan efektifitas menggunakan jaringan untuk
15
menghubungkan alat-alat tersebut dari beberapa pengguna
komputer.
3. Dapat berkomunikasi lebih baik
Salah satu bentuk jaringan yang digunakan adalah
elektronic mail, yang digunakan untuk mempermudah
komunikasi tentang informasi-informasi yang penting.
4. Akses ke Database
Dengan adanya jaringan, memungkinkan pengguna
untuk dapat mengakses banyak database, database khusus
karyawan ataupun database umun yang tersedia online di
internet.
5. Keamanan informasi
Sebelum jaringan dikenal secara umum, karyawan
memiliki sedikit informasi. Apabila karyawan sudah tidak
ada atau terjadi bencana lainnya maka perusahaan akan
kehilangan informasi tersebut. Dengan adanya jaringan,
data informasi akan di back up dan di copy kedalam alat
penyimpanan dalam jaringan.
16
Selain peralatan-peralatan yang telah disebutkan diatas, dalam
implementasi IT lainnya juga menggunakan berbagai peralatan
pendukung lainnya misalnya AC, UPS, Stabilizer, dan sebagainya.
2.2 Investasi Teknologi Informasi dan Evaluasi Investasi Teknologi Informasi
2.2.1 Konsep Investasi Teknologi Informasi
Menurut Remenyi (1995, p40) teknologi informasi adalah suatu
keuntungan atau kebalikan yang diperoleh dengan teknologi informasi
terhadap suatu perusahaan yang bersedia membayar atas penggunaan
teknologi informasi tersebut. Investasi adalah suatu kata dengan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Kata
investasi berkaitan dengan akumulasi suatu aktiva dengan suatu harapan
mendapat keuntungan dimasa yang akan datang. Berdasarkan teori
ekonomi, investasi berarti pembeli (dan berarti juga produksi) dari capital
atau modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk
produk yang akan datang atau dapat disebut juga sebagai barang produksi.
Pada dasarnya peranan teknologi informasi bagi setiap perusahaan
bersifat unik dan spesifik. Hal ini desebabkan karena masing-masing
perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan lainnya. Ditinjau
dari segi peranan strategi teknologi informasi, paling tidak dapat ditemukan
lima jenis tujuan dari dilakukannya investasi tehadap perangkat teknologi
tersebut, yaitu:
17
1. Kategori pertama, adalah karena alasan kelangsungan hidup
perusahaan atau bisnis itu sendiri, dalam arti kata adalah bahwa
perusahaan melihat keberadaan teknologi informasi didalam bisnis
terkait sifatnya adalah mutlak. Contohnya adalah perusahaan
semacam bank retail, hotel kelas atas (bintang lima), transportasi
penerbangan.
2. Kategori kedua, adalah perusahaan yang hendak melakukan investasi
karena alasan ingin memperbaiki efisiensi. Diharapkan dengan
diimplementasikan teknologi informasi dalam sejumlah bidang atau
aktivitas tertentu, maka akan dilakukan proses optimalisasi terhadap
alokasi beragam sumber daya perusahaan, seperti manusia, waktu,
biaya, material, dan aset.
3. Kategori ketiga, adalah tujuan investasi untuk memperbaiki
efektivitas usaha. Contoh penerapan aplikasi teknologi informas i
terkaitan dengan hal ini adalah menerapkan sistem pengambilan
keputusan (Decition support system), mengembangkan situs
electronic commerce.
4. Kategori keempat, adalah keinginan perusahaan untuk mendapatkan
sesuatu loncatan keunggulan kompetitif (competitive advantage
leap) agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan
mengembangkan teknologi yang perusahaan lain belum memiliki.
18
5. Kategori yang terakhir adalah suatu bentuk investasi yang
dilatarbelakangi oleh peranan teknologi informasi sebagai salah satu
perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari keberadaannya
bagi sebuah perusahaan. Ini merupakan suatu standar bagi
perusahaan dewasa ini untuk memiliki coorporate website yang
dapat diakses oleh para calon pelanggan di seluruh dunia dan lain
sebagainya.
Setidaknya ada dua alasan mengapa manajemen perlu
mempertimbangkan tentang biaya sampingan dari suatu investasi
dibidang teknologi informasi adalah :
1. Pengeluaran untuk teknologi informasi bersifat subtantial.
2. Pertumbuhan seberapa besar sebuah investasi teknologi
informasi itu tidak jelas.
2.2.2 Alasan perlunya Evaluasi Investasi Teknologi Informasi
Menurut Remenyi (2005), alasan utama mengapa begitu banyak
perusahaan baru-baru ini tertarik di bidang IT, dikarenakan adanya keraguan
yang terjadi di banyak kalangan bahwa investasi di IT telah berhasil
membuktikan keekonomisan pada perusahaan yang menginvestasikan IT.
Sangat jelas bahwa investasi IT yang tinggi dan di banyak organisasi
mewakili sebagai investasi tertinggi belanja modal di perusahaan yang
sedang berlangsung. Kenyataannya banyak pengamat menyatakan bahwa
19
baik secara langsung atau tidak langsung lebih dari 50% dari semua
perusahaan mengeluarkan biaya untuk investasi IT, oleh karena itu penting
bagi manajemen senior untuk memastikan bahwa investasi IT ini secara
ekonomis dapat dibenarkan dan dilakukan pada dana tersebut.
2.2.3 Manfaat Teknologi Informasi
2.2.3.1 Definisi Manfaat Teknologi Informasi
Menurut Remenyi (1995, p40) manfaat dari teknologi
informasi adalah suatu keuntungan atau kebalikan yang
diperoleh dari teknologi informasi terhadap suatu perusahaan
yang bersedia membayar atas penggunaan teknologi informas i
tersebut.
2.1.3.2 Kategori Manfaat Teknologi Informasi
Terdapat tiga jenis manfaat menurut Parker (1988, p92) yaitu:
1. Tangible
Tangible artinya dapat dihitung dari segi manfaat
dalam menginvestasikan teknologi informasi, sehingga
organisasi atau perusahaan dapat menghitung dengan
berbagai rasio yang diinginkan karena perhitungan variabel-
variabel jelas atau berapa tahun investasi akan kembali (Pay
Back Period).
20
2. Quasi-tangible
Merupakan keuntungan yang lebih mengacu pada
peningkatan efisiensi proses kerja yang sudah diterapkan
dalam perusahaan.
3. Intangible
Intangible artinya tidak dapat dihitung secara akurat
manfaat dari penginvestasian dibidang teknologi informasi,
karena bersifat kualitatif. Contohnya: kepuasan pelanggan
dengan adanya sistem baru yang berbasis teknologi informasi
ini.
2.2.4 Metode - Metode Evaluasi Investasi Teknologi Informasi
Komputer dan teknologi informasi memegang peranan penting di
dalam dunia bisnis, banyak sekali literatur yang membahas bagaimana
caranya menjustifikasi kelayakan investasi untuk membangun dan
mengembangkan teknologi tersebut. Berikut adalah beberapa teknik
evaluasi investasi teknologi informasi yang cukup banyak dikenal dan
telah dipergunakan secara luas di kalangan praktisi bisnis, yaitu :
1. Return On Investment ( ROI )
Pendekatan ROI ini terdiri dari sejumlah teknik
pendekatan formal. Contoh yang paling sederhana dari ROI
adalah payback method dimana dicoba dihitung durasi waktu
21
yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah
dialokasikan.
2. Cost Benefit Analisis ( CBA )
Metode CBA adalah pendekatan yang mencoba untuk
menentukan atau menghitung nilai dari setiap elemen teknologi
informasi yang memiliki kontribusi terhadap biaya yang
dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh.
3. Bondary Values
Metode ini merupakan salah satu cara heuristik yang
cukup banyak digemari karena kemudahan dan
kesederhanaannya. Prinsip yang dipergunakan adalah
melakukan komparasi atau perbandingan antara rasio
perusahaan dengan rasio rata-rata industri yang diperoleh
dengan cara menghitung biaya total yang harus dikeluarkan
untuk investasi teknologi informasi dibandingkan dengan
sebuah ukuran agregrat tertentu, seperti total pendapatan
(revenue) atau total pengeluaran operasional (operating
expenses).
4. Information Economics ( IE )
Dari semua metode yang ada, information economics
dinilai sebagai satu-satunya cara yang paling komprehensif dan
dinilai dapat menjawab sejumlah faktor dan karakteristik unik
22
serta berbagai isu dan tantangan yang dihadapi dalam
mengevaluasi proyek investasi teknologi informasi.
5. Cristical Success Factors ( CSF )
Metode ini bersifat sangat strategis dan generik, namun
diminati oleh para pimpinan perusahaan karena relevansinya
terhadap bisnis. Setelah menentukan visi, misi, dan obyektif
bisnisnya, biasanya para pimpinan perusahaan berusaha untuk
mengidentifikasikan critical success factors atau faktor-faktor
apa saja yang dipandang sebagai kunci keberhasilan bisnis
perusahaan.
6. Values Analysis ( VA )
Metode ini dibangun dengan pemikiran atau prinsip bahwa
lebih baik memfokuskan diri pada value atau nilai yang didapat
perusahaan dibandingkan dengan usaha untuk mengurangi atau
mereduksi biaya.
7. Emperimental Methods
Membayangkan atau memperkirakan apa yang akan
terjadi seandainya sistem telah selesai dibangun sangat sulit
dilakukan oleh para pengambil keputusan, terutama mereka
yang belum memiliki pengalaman atau pengetahuan cukup
mengenai dampak teknologi informasi bagi bisnis. Beberapa
cara eksperimental yang dapat dipergunakan dalam rangka
23
menjembatani hal tersebut, yaitu masing-masing adalah:
prototyping, simulation, dan gameplaying.
A. Protoytping adalah merupakan cara untuk
membangun sebuah prototip dari sebuah sistem
besar secara cepat.
B. Simulation adalah sebuah proses pemetaan terhadap
situasi bisnis yang akan terjadi di kemudian hari
dengan menggunakan perangkat lunak tertentu
(software) untuk kemudian disimulasikan.
C. Gameplaying adalah sebuah pendekatan dimana
dicoba dilakukan role play terhadap skenario
tertentu yang akan terjadi di kemudian hari
seandainya sebuah sistem teknologi informasi
diterapkan.
8. Return on Management ( ROM )
Metode ROM terkait dengan penghitungan nilai manfaat
dan dengan terjadinya perubahan kenaikan tingkat produktivitas
manajemen. Cara ini bertujuan untuk melihat dampak
implementasi sebuah sistem baru terhadap nilai tambah di
kalangan manajemen perusahaan.
9. Multi-Objective Multi-Criteria Method (MOMCM)
Metode ini berkembang berpijak pada kenyataan bahwa di
dalam sebuah perusahaan terdapat sejumlah stakeholders yang
24
masing-masing memiliki pandangan berbeda mengenai value
dari biaya maupun manfaat dari sejumlah aspek atau elemen
teknologi informasi.
2.3 Metode Evaluasi Teknologi Informasi dengan Information Economics
2.3.1 Pengertian Information Economics
Menurut Parker (1988, p91), Information Economics digunakan
untuk menganalisis biaya dan manfaat, mengkuantifikasi biaya proyek
teknologi informasi yang hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada perusahaan. Dasar dari Information Economics adalah nilai (value)
yang dapat dikatakan sebagai suatu ukuran dan biaya (cost) yang
dikeluarkan oleh perusahaan, yang dikaitkan dengan kemajuan bisnis
perusahaan.
Pada titik awal, menurut Parker (1988,p5) information economics is a
collection of computational tools for quantifying benefit and cost for
information technology project. Jadi yang di maksud dengan pengertian
information Economics adalah sekumpulan metode untuk menghitung
keuntungan dan biaya dari proyek teknologi informasi. Information
Economics merupakan dasar dari Cost Benefit Analisis (CBA) yang dapat
membantu mengatasi masalah pada strategi bisnis perusahaan. information
economics dapat membantu dalam menghitung investasi teknologi informasi
dalam perusahaan.
25
Pada tingkat lebih lanjut, Information Economics yang digunakan
dalam pengambilan keputusan, yaitu melakukan persetujuan terhadap setiap
investasi yang diusulkan (pemograman, aplikasi, hardware) harus di
justifikasi, tetapi setiap investasi yang potensial mempunyai karakteristik
yang berbeda terhadap nilai, biaya, dan resikonya. Parker (1988,p103),
lingkup dari Information Economics terdiri dari biaya-biaya dan alat-alat
menilai dan ukuran-ukuran. Hal tersebut berhubungan dengan evaluasi
resiko dan isu-isu investasi lainnya dalam pembangunan persetujuan, proses
pengambilan keputusan. Investasi Information Economics berbicara
keputusan-keputusan investasi mengenai proyek-proyek aplikasi spesifik dan
arsitektur Sistem Informasi. Menyediakan sumber daya adalah membuat
keputusan diantara alternatif investasi lainnya, seperti menginstal database
yang berhubungan dengan sistem manajeman, membeli sistem laporan
keuangan atau mengganti laporan adalah salah pendukung untuk mendukung
profesionalisme perusahaan, jadi manajer haruslah membuat keputusan
untuk prioritas jangka panjang. Nilai suatu informasi berhubungan langsung
terhadap bagaimana nilai tersebut membantu seseorang dalam mengambil
keputusan.
Menurut Parker (1988,p11) dalam pengukuran Information Economics
terdapat empat tahapan , yaitu :
1. Identifikasi nilai dan total biaya dari setiap proyek.
26
2. Menerapkan kriteria ekonomi sementara dalam proses pembuatan
keputusan.
3. Memperkirakan alternatif - alternatif yang mungkin terjadi.
4. Alokasi sumber daya yang berharga untuk proyek yang penting.
2.3.2 Bidang yang Di Evaluasi
2.3.2.1 Domain Keuangan
Menurut parker (1988,p93) ada beberapa pendekatan untuk
mengembangkan cost benefit, pendekatan tersebut dapat digunakan
untuk proses pembuatan keputusan, dibawah ini merupakan beberapa
metode yang digunakan dalam menghitung cost benefit, yaitu :
2.3.2.1.1 Analisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis)
Cost Benefit Analysis merupakan teknik yang paling
umum untuk mengkuantifikasi biaya dan manfaat suatu proyek
Teknologi Informasi. Untuk melakukan Cost Benefit Analysis,
kita harus terlebih dahulu menentukan biaya dan manfaat
apakah layak untuk diperhitungkan, bagaimana biaya dan
manfaat dibobot, dan untuk mencapai itu semua, hambatan apa
saja yang kiranya muncul. Dalam Cost Benefit Analysis (CBA),
dilakukan perhitungan atas biaya pengembangan proyek
(seperti: biaya hardware, biaya software, biaya training, dan
27
lain-lain), biaya berjalan, dan penghematan atau pengurangan
biaya yang mungkin terjadi.
Pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) adalah
berkaitan erat dengan 3 hal penting yang saling berhubungan
yaitu :
1. Manfaat (benefit) Domain Bisnis adalah berwujud
penurunan biaya dan peningkatan kinerja revenue.
2. Biaya (cost) Domain Teknologi adalah berwujud
penurunan biaya tetap dan biaya variable.
3. Nilai (value) adalah manfaat yang diperoleh atas
pembangunan Teknologi Informasi, yang tercermin
pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang
maupun yang akan datang.
Biaya (cost) merupakan sejumlah sumber daya yang
dikeluarkan/ dihabiskan untuk membiayai proyek yang
dibangun. Manfaat lebih berupa suatu bentuk penghematan,
pengurangan biaya, perolehan keuntungan, peningkatan
efektivitas atau produktivitas kerja para karyawan.
Setelah menentukan manfaat-manfaat dan biaya-biaya
yang diperkirakan dari implementasi proyek, hubungan antara
manfaat-manfaat dengan biaya-biaya membutuhkan definisi
(Parker, 1988, p93-94). Ada beberapa pendekatan yang
28
digunakan untuk mengembangkan hubungan antara biaya dan
manfaat, diantaranya :
1. Simple Return on Investment (Simple ROI)
Teknik ini disebut juga dengan Accounting Rate of
Return. Simple ROI adalah rasio pendapatan bersih rata-
rata proyek terhadap investasi internal proyek itu.
Metode ini sangat baik untuk proyek pemrosesan data
atau sistem informasi. Biaya implementasi dan
operasional serta manfaat yang diharapkan akan
ditentukan untuk tahun-tahun mendatang. Titik ketika
manfaat akumulatif melebihi akumulatif biaya adalah
titik dimana dasar ROI diperoleh. Dalam perhitungan
ROI dapat digunakan 3 jenis lembar kerja (Parker,
1988, p95) yaitu :
A. Development Cost Worksheet
Development Cost Worksheet (Lembar Biaya
Pengembangan) merupakan keseluruhan data
komponen atau biaya pada tahun yang dibutuhkan
untuk mengawali dan membangun sebuah proyek
(Parker, 1988, p96).
29
Tahun ke-1
A Usaha pengembangan
1. Peningkatan sistem dan pemrograman
(Contoh: perkiraaan jumlah hari pada $ xxx/hari)
2. Peningkatan staff support
(Contoh: Data administration pada $xxx/hari)
B Perangkat keras baru
1. Terminal, printer, komunikasi
2. Lainnya________________
C Pembelian piranti lunak baru, jika ada
1. Paket software aplikasi
2. Lainnya________________
D Pelatihan user
E Lainnya
TOTAL
Gambar 2.1 Development Cost Worksheet Sumber : Parker ( 1988, p96 )
B. On going Expense Worksheet
On going Expense Worksheet (Lembar Biaya
Berjalan) merupakan daftar seluruh komponen atau
biaya berjalan yang dibutuhkan untuk memelihara
proyek dari tahun pertama hingga tahun proyek
tersebut (Parker, 1988, p96).
30
Gambar 2.2 Ongoing Expense Worksheet
Sumber : Parker, (1988, p96)
C. Economic Impact Worksheet
Economics Impact Worksheet (Lembar
Dampak Ekonomis) merupakan lembar perhitungan
biaya dan manfaat ekonomis yang telah
dikuantifikasikan (Value Linking, Value
Acceleration, Value Restructuring dan Innovation
Valuation) yang menunjukkan perhitungan arus kas
Tahun 1-x
A Pemeliharaan aplikasi software
Jumlah hari usaha pengembangan
Rasio pemeliharaan terhadap pengembangan
(berdasarkan pengalaman, contoh 10-1)
Jumlah pemeliharaan tahunan
Tarif pemeliharaan harian
TOTAL pemeliharaan aplikasi software
B Pertambahan media penyimpanan daya yang
dibutuhkan__MBx__
(contoh estimasi MB pada $xx.xx)
C Pertambahan media komunikasi (lines, messages, dan lain-lain)
D Software maupun hardware baru
E Peralatan
F Lainnya
TOTAL biaya berjalan
31
tahunan untuk menghasilkan ROI (Parker, 1988,
p97).
A. Net Invesment Required (from development cost worksheet) B. Yearly Cash Flow : based on five 12-month periods following implementation of proposed system,Cash flow can be negative YEARS TOTAL YEAR 1 YEAR 2 YEAR 3 YEAR 4 YEAR 5 Net economic
0 0 0 0 0
Benefit Operating Cost Reduction xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
- Pre-tax income xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
(-) Ongoing expense from xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx Worksheet = net cash flow xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxx% C. Simple ROI, calculated as B / # YRS / A ------------ D. Scoring economic impact Score Simple Return On Invesment 0 zero or less 1 1% to 299% 2 300% to 499% 3 500% to 699% 4 700% to 899% 5 over
Gambar 2.3 Economic Impact Worksheet Sumber : Parker (1988, p97)
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR disebut juga dengan Discounted Cash Flow
Method or Discounted Rate of Return. IRR adalah
metode yang paling banyak dipakai dalam semua teknik
analisis. Metode ini menentukan tingkat diskon dimana
32
nilai waktu sekarang dari penerimaan kas sama dengan
nilai waktu sekarang dari pengeluaran kas.
3. Net Present Value (NPV)
Metode ini menggunakan tingkat diskon yang
ditentukan oleh biaya modal perusahaan untuk
membentuk nilai waktu sekarang dari sebuah proyek.
Tingkat diskon kemudian digunakan untuk menetapkan
nilai waktu sekarang untuk penerimaan dan pengeluaran
kas. Tingkat diskon bisa disesuaikan untuk
mencerminkan kriteria lain dari manajemen, seperti
penyesuaian terhadap resiko yang mungkin terjadi.
4. Profitability Index (PI)
Metode ini disebut juga dengan Present Value
Index. Profitability Index menciptakan sebuah rasio,
yang hasilnya didapatkan dari pembagian antara nilai
waktu sekarang penerimaan kas dengan nilai waktu
sekarang pengeluaran kas. Tingkat diskon lalu
digunakan untuk menetapkan nilai waktu sekarang
untuk penerimaan dan pengeluaran kas. Metode ini
tidak dipakai sebanyak IRR atau NPV.
33
5. Payback Period
Metode ini paling umum digunakan tetapi secara
teknis tidak cukup. Payback Period menentukan jumlah
waktu yang diperlukan bagi penerimaan kas kumulatif
untuk menutupi investasi awal.
2.3.2.1.2 Value Linking
Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara
finansial dampak gabungan dari peningkatan kinerja suatu
fungsi dan hasil yang timbul dari fungsi terpisah lainnya. Cara
ini mewakili dampak berganda dari sebuah perubahan atau
peningkatan dalam fungsi atau proses. Value Linking juga tidak
tergantung pada waktu.
2.3.2.1.3 Value Acceleration
Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi
secara finansial setiap percepatan waktu dari manfaat dan biaya
karena hubungan sebab akibat yang terjadi pada dua
departemen atau fungsi yang terkait. Teknik ini berorientasikan
atau tergantung waktu, misalnya: menyebabkan pencapaian
yang lebih cepat dari suatu manfaat.
34
2.3.2.1.4 Value Restructuring
Menurut Parker (2000,p122-123) value restructuring
adalah mengukur peningkatan yang dihasilkan dari perubahan
organisasi yang berkaitan dengan dampak teknologi informasi.
Teknik ini mengukur nilai kenaikan produktivitas akibat
perubahan tradisional. Salah satu contoh dari Value
Restructuring adalah produktivitas akibat perubahan sebuah
departemen atau fungsi karena penerapan otomatisasi kantor.
Kenaikan produktivitas dicapai dengan memindahkan usaha
departemen dari kegiatan bernilai rendah ke yang lebih bernilai
tinggi.
2.3.2.1.5 Innovation Value
Menurut parker (1988,p134) inovasi menciptakan
fungsi-fungsi baru di dalam domain. Inovasi mengubah cara
perusahaan membawa bisnisnya. Aplikasi teknologi informasi
yang inovatif menyediakan dasar perubahan terhadap strategi
bisnis, produk dan jasa, dan domain bisnis perusahaan. Dan
sebagai hasilnya, teknik Innovation Value berfokus pada biaya
dan resiko organisasional daripada biaya dan resiko dalam
penerapan teknologi.
35
2.3.2.2 Domain Bisnis
Domain bisnis adalah variabel yang ditambahkan dalam
menghitung nilai total dari sebuah proyek Teknologi Informasi, dalam
membuat ranking keseluruhan dari proyek menjadi lebih realistis.
Variabel ini ditambahkan untuk menghitung faktor-faktor yang tidak
dapat dihitung secara langsung oleh ROI sederhana, atau dengan kata
lain digunakan untuk menghitung manfaat intangible. Terdapat 5
faktor yang dinilai dalam domain bisnis, yaitu : strategic match,
competitive advantage, management information, competitive
response, project or organizational risk. Keempat elemen pertama
bernilai positif sedangkan project or organizational risk bernilai
negatif.
2.3.2.2.1 Strategic Match
Strategic match merupakan evaluasi atau penilaian
terhadap keterkaitan antara investasi terhadap teknologi
informasi. Dalam pencapaian strategis perusahaan, organisasi
berfokus pada tingkat dari sebuah teknologi informasi atau
dukungan proyek management information system (MIS) atau
saluran dari bagian bisnis untuk mencapai tujuan yang
strategis. Ini menyediakan kesempatan untuk meningkatkan
nilai dari inovasi atau aplikasi yang berjalan dalam dukungan
langsung dari tujuan bisnis yang dicapai.
36
2.3.2.2.2 Competitive Advantage
Penilaian untuk competitive advantage ini
mempertimbangkan strategi yang dilakukan oleh bisnis. Ini
dapat dijadikan sebagai implementasi dari biaya
kepemimpinan, perbedaan, atau fokusnya. Pengaturan dari
jarak penilaian jelas berbeda dari setiap tipe strategi.
Mekanisme penilaian untuk mendukung biaya kepemimpinan
dikumpulkan dari sekitar biaya dihindarkan, pengurangan
biaya, identifikasi, dan eksploitasi dari banyaknya semua
sumber dari keuntungan biaya.
2.3.2.2.3 Management Information
Faktor yang diukur dalam domain bisnis ini tergantung
dari tingkat proyek dalam menyediakan informasi manajemen
dalam aktivitas inti perusahaan maupun bagi bidang bisnis.
Contoh dari informasi manajemen tentang kegiatan inti yaitu
termasuk :
A. Perencanaan Strategis : pelayanan, pemasaran,
kapasitas perencanaan produk, perkiraan fasilitas.
B. Pengendalian Manajemen : anggaran, target
penjualan, kinerja pelayanan, kapasitas, fasilitas,
peralatan.
37
C. Pengendalian Operasi : pelayanan pelanggan,
informasi, pengaduan, kapasitas, jadwal fasilitas.
2.3.2.2.4 Competitive Response
Competitive Response memastikan tingkat kegagalan
ketika dilakukan oleh sistem, akan menyebabkan kerusakan
persaingan oleh perusahaan atau mengukur kerugian atau
akibat karena adanya penundaan implementasi proyek
Teknologi Informasi terhadap posisi kompetitif perusahaan.
Competitive Response meliputi resiko kehilangan pasar karena
para pesaing telah menyediakan jasa, produk, atau pertukaran
data (Data Exchange) maupun kemampuan yang dibutuhkan
industri serta otoritas yang diberikan sebagai kondisi aktivitas
bisnis yang berkelanjutan.
2.3.2.2.5 Project or Organizational Risk
Project or Organizational Risk berfokus pada tingkatan
untuk organisasi yang memiliki kemampuan membawa
perubahan yang diinginkan dari sebuah proyek. Evaluasi
penggunaan atau organisasi domain bisnis, bukan organisasi
secara teknik. Bagian komponen dari kapasitas organisasi
termasuk dukungan manajemen untuk perubahan kematangan
dalam penggunaan komputer dalam organisasi, dan penilaian
38
yang nyata dari kebutuhan tugas untuk melengakapi proyek
yang dimengerti dari proses bisnis bawah dan fungsinya.
2.3.2.2 Domain Teknologi
Dalam domain teknologi lebih membahas pada resiko dan
keuntungan yang ditimbulkan dari pengguna teknologi pada sebuah
proyek. Kebanyakkan mengandung nilai-nilai penting dan resiko
yang tidak di gambarkan secara jelas dalam perhitungan keuangan
seperti simple ROI. Variabel yang terdapat dalam domain teknologi
lebih membahas pada resiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari
penggunaan teknologi pada sebuah proyek. Faktor-faktor ini
menyediakan suatu konteks strategi tekologi dengan alternatif
investasi teknologi informasi. Dalam domain teknologi faktor yang
dinilai terdiri dari: Strategic IS Architecture, Definitional
Uncertainty, Technical Uncertainty, dan IS Infrastructure Risk.
Hanya terdapat satu elemen yang bernilai positif yaitu Strategic IS
Architecture sedangkan yang lainnya bernilai negatif.
2.3.2.3.1 Strategic IS architecture
Sampai sekarang implementasi proyek telah
dihilangkan dan di evaluasi secara bebas. Bagaimanapun,
domain teknologi sangat natural, dapat menentukan sebuah
permintaan dan kepentingan untuk proyek melewati dampak
ekonomi domain bisnis. Sistem database, hubungan database,
39
sistem pendistribusian akan dapat mengumpulkan atau
menghubungkan penyedia oleh lingkungan teknologi itu
sendiri.
2.3.2.3.2 Definitional Uncertainty
Definitional Uncertainty berfokus pada resiko yang
mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian akan
kebutuhan. Umumnya, Definitional Uncertainty
mendefinisikan ketidakpastian yang membebani spesifikasi
dari tujuan perusahaan (User atau Bisnis) yang
dikomunikasikan pada staff proyek Teknologi Informasi.
Ketika User tidak dapat mendeskripsikan masalah secara
baik, atau masalah terus berubah secara konstan, kelompok
Teknologi Informasi ditekan untuk menjawab dengan
jawaban yang benar dan layak. Jika kebutuhan sudah
ditetapkan dengan tepat tanpa terjadi perubahan lagi, maka
akan lebih mudah bagi staff Teknologi Informasi untuk
menyediakan sistem yang sesuai dengan para User.
2.3.2.3.3 Technical Uncertainty
Identifikasi lain dari resiko dalam domain teknologi
adalah technical uncertainty, Penilaian terbagi menjadi 4
bagian yang terpisah, Teknologi Informasi itu dibutuhkan
keahlian, ketergantungan perangkat keras, ketergantungan
40
perangkat lunak, dan aplikasi perangkat lunak. Tujuan dari
penilaian ini tidak dapat menegaskan resiko penolakan
perencanaan, tetapi mengakui resiko dan menegaskan persiapan
dan kesiapan yang dibutuhkan untuk kesukseskan proyek.
2.3.2.3.4 IS infrastructure Risk
IS infrastructure Risk menilai tingkatan dari yang
bukan proyek kebutuhan investasi untuk membiayai proyek ini.
Lingkupan yang dinilai termasuk faktor-faktor seperti data
administrasi (seperti permintaan kamus data baru), komunikasi
(contohnya bentuk dari kemampuan komunikasi yang
diinginkan), dan sistem distribusi (seperti metode baru dari
penilaian data yang diinginkan). Penekanan dalam hal ini
adalah keseluruhan organisasi sistem informasi, termasuk
hardware, software, dan staff dalam bentuk investasi penting
yang diperlukan untuk mengakomodasi proyek yang diusulkan.
2.4 Membangun Nilai Organisasi
Menurut Parker (1988,p186) metode digunakan untuk mendapatkan nilai
organisasi adalah dengan menentukan seberapa besaran dan pentingnya dari setiap
kategori nilai dan resiko. Sebelum melakukan pembobotan atas beberapa faktor
yang telah dievaluasi di atas, perlu terlebih dahulu mengidentifikasi keterkaitan
antara tingkat kesehatan organisasi dan dengan dukungan sistem informasi yang
dimiliki. Yang dimaksud organisasi sehat adalah organisasi yang kuat,
41
menguntungkan, kompetitif dan tidak mudah terpengaruh oleh adanya krisis
ekonomi, gejolak perilaku konsumen, maupun adanya deregulasi dari pemerintah.
Sedangkan yang dimaksud dengan dukungan SI adalah seberapa kuat pengaruh SI
dalam menunjang bahkan menentukan arah kegiatan organisasi.
Untuk menggambarkan dari hubungan antara batas dari kegiatan bisnis dan
dukungan sistem atau teknologi informasi dibuatlah menjadi empat kuadran yang
masing-masing akan menerangkan seberapa besar ketergantungan suatu organisasi
terhadap sistem informsi yang mereka gunakan.
LINE OF BUSINESS Degree to which The business Strong Quadrant A Quadrant B is Profitable, Competitive Healthy, Strong Investment Strategic Quadrant C Quadrant D
Infrastructure
Breakthrough
Weak Manegement Weak Strong COMPUTER SUPPORT Degree to which the cuurent computer effor is strong, effeective
Gambar 2.4 Nilai korporat organisasi
Sumber : Parker (1988, p187)
42
Karena keempat perbedaan inilah maka masing-masing kuadran pada gambar 2.4
memiliki relatif yang berbeda-beda.
Kuadran A : Investment
Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dikategorikan
pada posisi kuadran A, jika organisasi tersebut memiliki
kekuatan bisnis yang kuat, namun memiliki ketergantungan pada
sistem informasi dan aplikasi masih yang lemah. Biasanya
organisasi ini baru menginvestasikan sistem informasi pada
bisnis mereka, sehingga masih harus terus meningkatkan sistem
informasi yang mereka miliki seiring dengan meningkatkan
kekuatan bisnis yang berjalan. Dengan kekuatan bisnis yang ada,
mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan investasi yang
mereka miliki di masa mendatang, dengan konsekuensi mereka
harus terus berfokus pada pembangunan infrastrukturnya.
43
Nilai korporat pada kuadran investasi
Tabel 2.1 Nilai koporat pada kuadran investasi
Sumber : Parker(1988, p188)
Kuadran B : Strategic
Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dikategorikan
pada posisi kuadran B menggambarkan adanya kekuatan bisnis
yang kuat dengan dukungan sistem informasi yang kuat pula,
karena tersedianya infrastruktur dan pendukung utama Teknologi
Informasi. Organisasi sangat bergantung pada sistem informas i
untuk menjalankan bisnis yang mereka jalankan. Pengembangan
Teknologi Informasi akan berperan meningkatkan kemampuan
dan kekuatan perusahan dalam menghadapi persaingan bisnis.
LIKELY COMMENT RESULTING
BUSINESS DO MAIN VALUE WEIGHT A. Return on investment(ROI) Medium 2 B. Strategic match Low 0 C. Competitive advantage Low 0 D. Management information Medium Strengthen Management 2 E. Competitive response Highest 8 F. Project organitation risk Medium -2 TECHNO LOGY DO MAIN A. Definitional uncertainty Medium -4 B. Technical uncertainty Medium -4 C. Strategic IS architecture Highest 8
D. IS infrastructure risk Low 0
Total Value 20 Total Rsik and Uncertainty -10
44
Nilai korporat pada kuadran strategic
LIKELY COMMENT RESULTIN
G BUSINESS DO MAIN VALUE WEIGHT
A. Return on investment(ROI) Medium 2 B. Strategic match High 4 C. Competitive advantage High 6 D. Management information Medium 2 E. Competitive response High 4 F. Project organitation risk Low -1
TECHNO LOGY DO MAIN A. Definitional uncertainty Medium -2 B. Technical uncertainty Low -1 C. Strategic IS architecture Low 1 D. IS infrastructure risk Low 1 Total Value 20
Total Rsik and Uncertainty -4
Tabel 2.2 Nilai korporat pada kuadran stategic Sumber : Parker (1988, p188)
Kuadran C : Infrastructure
Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dikategorikan
pada posisi kuadran C digambarkan memiliki kekuatan bisnis
yang lemah dan diikuti pula dengan dukungan sistem informas i
yang lemah pula. Tingkat ketergantungan organisasi pada sistem
informasi dinilai sangat lemah.
45
Nilai korporat pada kuadran insfrakturktur
LIKELY COMMENT RESULTING BUSINESS DO MAIN VALUE WEIGHT A. Return on investment(ROI) Medium 2 B. Strategic match High Assume Management Goals 4 C. Competitive advantage Low 6 D. Management information High Strengthen Management 2 E. Competitive response Medium 4 F. Project organitation risk High Cannot Afford risk -1
TECHNO LO GY DOMAIN A. Definitional uncertainty High Cannot Afford risk -2 B. Technical uncertainty Medium Cannot Afford risk -1 C. Strategic IS architecture Highest A crucial element 1 D. IS infrastructure risk Low 1 Total Value 20 Total Rsik and Uncertainty -4
Tabel 2.3 Nilai korporat pada kuadran insfrakturktur Sumber : Parker (1988, p189)
Kuadran D : Breakthrough Management
Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dikategorikan
pada posisi kuadran D organisasi memiliki kekuatan bisnis yang
lemah, namun dukungan dari sistem informasi yang ada dinilai
kuat. Perusahaan dalam kondisi berusaha untuk hidup, dengan
adanya dukungan dari sistem informasi yang kuat, investasi dan
pengembangan Teknologi Informasi akan memungkinkan
terciptanya kekuatan pada potensial bisnis yang ada.
46
Nilai Korporat pada kuadran BM
LIKELY COMMENT RESULTING BUSINESS DO MAIN VALUE WEIGHT A. Return on investment(ROI) High 4 B. Strategic match Highest 6 C. Competitive advantage Low 0 D. Management information High 4 E. Competitive response Low 0 F. Project organitation risk High -4
TECHNO LO GY DOMAIN A. Definitional uncertainty Medium -2 B. Technical uncertainty Medium Cannot Afford risk -2 C. Strategic IS architecture Highest A crucial element 6 D. IS infrastructure risk Medium -2 Total Value 20 Total Rsik and Uncertainty -10
Tabel 2.4 Nilai korporat pada kuadran BM Sumber : Parker (1988, p190)
2.4.1 Information Economics Scorecard
Setelah score perhitungan ROI sederhara diperoleh, score
pembobotan kelima faktor domain bisnis dan keempat faktor domain
teknologi juga diperoleh, lalu masing-masing score tersebut dimasukkan
kedalam scorecard (lembar penilaian) seperti ditujukkan pada gambar
2.2, seluruh score dimasukkan ke masing-masing kolom yang telah
disediakan. Score ini kemudian dikalikan dengan nilai relatif korporat
untuk memperoleh bobot score. Masing-masing bobot score ini lebih
lanjut dijumlahkan (nilai positif maupun nilai negatif) untuk
mendapatkan total score proyek.
47
Evaluator ROI BUSINESS DOMAIN TECHNOLOGY DOMAIN Weight
Score
ROI* SM* CA* MI* CR* OR* SA* DU* TU * IR*
+ + + + + - + - - -
Factor
Business Domain
Technology Domain
Weighted Score
Gambar 2.5 Information Economics Scorecard
( parker 1988, p145 )
Where
ROI = Enhanced Simple Return in Invesment Score
Bussiness Domain Assessment
SM = Strategic Match
CA = Competitive Advantage
MI = Management Information
CR = Competitive Response
OR = Project Orzanization Risk
Technology Domain Assessment
SA = Strategic IS Architecture
DU = Definitional Uncertainty
TU = Technical Uncertainty
IR = IS Infrastructure Risk
48
2.5 Teori Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2004,p18) analisi SWOT adalah indentifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (Oppourtunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan perkembangan misi,
tujuan, strategis, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis (Strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (strengths, Oppourtunities, Threats, and Weakness,) dalam kondisi
yang ada saat ini.
Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, Rangkuti
(2004,p21) yaitu :
1. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini pada dasarnya tidak semua hanya sekedar kegiatan
pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan
pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data
eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti:
analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunikasi, analisis
pemasok, analisis pemerintah dan analisis kelompok kepentingan
tertentu. Data internal dapat diperoreh di dalam perusahaan itu
49
sendiri, sepert: laporan keuangan (neraca, laba-rugi, cash-flow,
struktur pendanaan), laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah
karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over),
laporan kegiatan operasional, dan laporan kegiatan pemasaran. Model
yang dipakai pada tahap pengumpulan data ini terdiri dari tiga, yaitu
matrik faktor strategi eksternal, matrik faktor strategi internal, matrik
profil kompetitif.
A. Matrik Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita
perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal
(EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi
eksternal (EFAS) :
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai
dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak
penting). Faktor-faktor tersebut memungkinkan dapat
memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
50
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating
ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai
ancamannya besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika
nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau
catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan
bagaimana skor pembobotan dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan.
B. Matrik Faktor Strategi Internal
Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan
diidentifikasi, suatu tabel IFAS (internal strategic factors
51
analysis summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor
strategi internal tersebut dalam kerangka Strength and
Weakness perusahaan. Tahapannya adalah :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Berikan bobot masing-masing factor tersebut dengan skala
mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),
berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
posisi strategi perusahaan. (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing
faktor dengan meberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadapa kondisi perusahaan yang bersangkutan.
2. Tahap Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh
terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah
memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model -model
kuantitatif perumusan strategis. Model yang digunakan adalah
matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
52
Matrik ini dapat meghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis.
Tabel 2.5 Matrik Tabel Analysis SWO T Sumber : Rangtuti (2003, p31)
Keterangan :
A. Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
B. Strategi ST : Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
IFAS
EFAS
STRENGTHS (S)
Tentukan 5-10 kekuatan
faktor - faktor kekuatan
internal.
WEAKNESSES ( W)
Tentukan 5-10 faktor -
faktor kelemahan internal
OPPORTUNIES (O)
Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
pelunang
TREATHS ( T )
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menguunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
53
C. Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaat
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan
yang ada.
D. Strategi WT : Stategi ini didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defentif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang
ada serta menghindari ancaman.
2. Tahap Pengambilan Keputusan