bab 2 landasan teori 2.1 model bisnis -...

Download BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Bisnis - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00382-SK Bab 2.pdf · WLAN menggunakan spread spectrum yaitu teknologi

If you can't read please download the document

Upload: vanthu

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Model Bisnis

    Dalam kegiatan bisnis, mutlak diperlukan suatu model agar bisnis tersebut

    dapat berjalan. Model tersebut menentukan bagaimana cara dan nilai apa saja

    yang ditambahkan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produk maupun

    jasa yang ditawarkan. Contoh model yang sederhana adalah perusahaan membeli

    suatu komoditas (merchandise), kemudian dijual kembali dan mendapatkan laba.

    Model yang lain adalah perusahaan jasa penyiaran televisi. Perusahaan tersebut

    menggunakan model berbentuk pemberian informasi secara cuma-cuma ke

    publik (free broadcasting), namun perusahaan ini mendapatkan pemasukan dari

    pihak yang ingin informasinya disebarluaskan, sehingga perusahaan jasa

    penyiaran televisi sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan lainnya sebagai

    salah satu media periklanan. Model-model tersebut tidak hanya menjadi model

    yang utama digunakan dalam suatu kegiatan bisnis, melainkan dapat juga

    menjadi model tambahan untuk mempertahankan bisnis tersebut atau hanya

    untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Amazon.com sebagai contoh, pada

    awalnya merupakan suatu bisnis secara on-line yang hanya melakukan penjualan

    produk berupa buku. Untuk menghasilkan pendapatan tambahan, Amazon.com

    menerapkan model tambahan dengan melakukan penjualan produk selain buku.

    Model-model tersebutlah merupakan Model Bisnis.

  • 8

    Menurut Timmers (2000, p31) Model Bisnis didefinisikan sebagai

    arsitektur dari produk, jasa dan arus informasi, dan sumber-sumber pendapatan

    serta keuntungan untuk penyedia (supplier) dan pengguna (customers).

    Menurut Turban (2004, p11) Model Bisnis adalah suatu metode dalam

    melakukan bisnis agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan untuk

    mempertahankan keberadaan perusahaannya.

    Pengertian dari Model Bisnis yang paling dasar adalah suatu metode yang

    digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnis agar menghasilkan

    pendapatan sehingga dapat mempertahankan bisnisnya.

    2.2 Pengertian Internet

    Sebelum tahun 1970, penyebaran informasi dilakukan melalui media cetak

    (surat kabar, majalah, buku, atau brosur). Proses ini membatasi bentuk informasi

    yang ingin disampaikan yang hanya berupa teks dan gambar, memerlukan biaya

    yang cukup besar dalam percetakan dan pengiriman, dan sangat memakan waktu

    penyampaian informasi tersebut yang tergantung pada lokasi tujuan.

    Penyebaran informasi melalui Internet mulai digunakan pada tahun 1970.

    Dengan perkembangan Internet yang pesat, saat ini penyebaran informasi tidak

    hanya berupa dokumen yang memuat teks dan gambar, bahkan melalui dokumen

    dalam bentuk multimedia (perpaduan grafik, animasi, suara dan video).

    Menurut Greenlaw dan Hepp (2002, p98), Internet merupakan suatu sistem

    komunikasi yang sangat luas yang menyediakan layanan universal sehingga

    memungkinkan beberapa komputer dapat berkomunikasi. Internet terdiri dari

    kumpulan jaringan yang terhubung melalui router. Internet juga merupakan

  • 9

    jaringan informasi yang mengubah cara manusia untuk berkomunikasi,

    berinteraksi, dan membagi komunikasi yang dapat menjangkau seluruh dunia.

    Awalnya Internet mempunyai 4 aplikasi utama, yaitu E-mail, News,

    Remote Login, dan File Transfer. Pada awal tahun 1990, Internet mempunyai 5

    aplikasi utama, dengan tambahan aplikasi WWW (World Wide Web).

    a. E-mail

    Merupakan suatu aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat,

    mengirim dan menerima surat elektronik (electronic mail). Aplikasi E-mail

    mengirimkan surat elektronik melalui Internet. Surat tersebut dapat berupa

    teks, gambar, suara, video, program dan sebagainya.

    b. News

    Newsgroups merupakan suatu tempat atau forum yang berhubungan dengan

    suatu topik tertentu untuk melakukan penyampaian atau pertukaran pesan.

    Tiap Newsgroups mempunyai etika, gaya, dan kostum tersendiri dalam

    menyampaikan suatu topik baik bersifat teknik maupun non-teknik

    diantaranya komputer, ilmiah, hiburan, politik, dan sebagainya.

    c. Remote Login

    Dengan menggunakan suatu program, para pengguna Internet dapat log on

    dengan komputer yang terhubung dengan Internet. Untuk dapat terhubung

    dengan komputer yang terhubung dengan Internet, para pengguna Internet

    harus mengetahui account dari komputer tersebut.

  • 10

    d. File Transfer

    Dengan menggunakan suatu program, para pengguna Internet dapat meminta

    data dari satu komputer atau memperbanyak (copy) data dari satu komputer

    ke komputer lainnya.

    e. World Wide Web (WWW)

    WWW merupakan suatu kumpulan informasi pada beberapa server komputer

    yang terhubung satu sama lain secara online dalam jaringan Internet. WWW

    mencakup dua hal penting, yaitu Web Browser dan Web Server. Kedua hal

    ini bekerja dengan sistem client-server.

    Web Browser

    Web Browser merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk

    menjelajahi halaman web (webpage) serta informasi yang terdapat pada

    WWW. Web Browser harus menunjuk alamat dari sebuah atau bagian

    dari informasi pada Internet yang disebut dengan URL (Uniform

    Resource Locator). Web Browser berkomunikasi dengan Web Server

    dengan menggunakan protokol yang terdapat pada WWW, seperti HTTP

    (Hyper Text Transfer Protocol), FTP (File Transfer Protocol).

    Web Server

    Web Server merupakan suatu aplikasi untuk melayani request dari client

    (Web Browser) dengan memberikan suatu respon. Sebagai contoh,

    request dari client berupa HTTP request, Web Server merespon HTTP

    request dengan HTTP response yang biasanya merupakan sebuah

    halaman web. Web Server adalah sebagai information storage, karena

  • 11

    dalam sebuah Web Server tersimpan webpage, script, multimedia files

    maupun program.

    2.3 Konsep Jaringan

    Menurut Tanenbaum (1996, p2), jaringan komputer merupakan

    sekumpulan komputer yang saling berhubungan untuk melaksanakan suatu

    tugas.

    Sedangkan menurut Norton & Kearns (1999, p5), jaringan merupakan

    suatu mekanisme yang memungkinkan komputer yang tersebar dan penggunanya

    untuk berkomunikasi dan berbagi sumber daya.

    Local Area Network (LAN) adalah kumpulan komputer dalam sebuah

    jaringan yang meliputi area terbatas. Ciri-ciri LAN yaitu:

    Meliputi sebuah lokasi fisik terbatas (ruangan atau gedung).

    Dapat berupa peer jaringan ataupun client-server.

    Memiliki transfer data berkecepatan tinggi.

    Dikontrol oleh administrasi lokal (local administrator).

    Wide Area Network (WAN) adalah merupakan jaringan yang meliputi area

    yang luas (antar kota bahkan antar negara). Ciri-ciri WAN :

    Meliputi wilayah yang luas (antar kota bahkan antar negara).

    Menghubungkan jaringan dengan layanan-layanan yang diperlukan seperti

    layanan E-mail, WWW (World Wide Web), File Transfer dan E-commerce

    Service.

  • 12

    2.4 Wireless LAN (WLAN)

    WLAN (Wireless LAN) adalah merupakan jaringan LAN yang bersifat

    tanpa kabel (wireless) yaitu menghubungkan dua atau lebih komputer tanpa

    menggunakan kabel.

    WLAN menggunakan spread spectrum yaitu teknologi modulasi yang

    menggunakan gelombang radio untuk menghubungkan komunikasi antar

    komputer yang terhubung dalam suatu area yang terbatas.

    Keuntungan daripada WLAN adalah :

    Dapat mencakup area yang luas (Convenience).

    Bersifat mobilitas (Mobility).

    Meningkatkan produktivitas (Productivity).

    Mudah diterapkan pada area yang diinginkan (Deployment).

    User mudah terhubung pada jaringan (Expandability).

    Menghemat biaya (Cost).

    2.5 Wireless Router

    Router merupakan peralatan yang digunakan untuk menghubungkan dua

    jaringan yang berbeda. Selain sebagai penghubung dua jaringan yang berbeda,

    router juga digunakan untuk menentukan jalur terbaik penyampaian sebuah

    paket dalam jaringan.

    Wireless Router adalah merupakan router yang dapat membuat point to

    point dan point to multipoint wireless links untuk menghubungkan ke dalam

    suatu jaringan tanpa perlu menggunakan kabel (wireless).

  • 13

    Wireless Router berbeda dengan Access Points yang menghubungkan

    wireless clients dan jaringan LAN dengan kabel (wired). Wireless Router sangat

    efektif digunakan untuk menyediakan akses dalam cakupan yang luas. (Muller

    2003, p53)

    2.6 Public Switched Telephony Network (PSTN)

    PSTN merupakan suatu jaringan telepon konvensional. Sistem telepon

    terdiri atas sebuah unit telepon, yang terdiri dari unit penerima suara (receiver)

    dan unit pengirim suara (transceiver). Sistem telepon ini mampu menyediakan

    komunikasi suara secara dua arah (full-duplex).

    Mekanisme switching ini terbagi menjadi dua, yaitu circuit-switched dan

    packet-switched. Pada mekanisme switching ini, memungkinkan seseorang untuk

    men-dial atau memanggil pihak yang ingin dituju. Jaringan telepon PSTN

    menggunakan mekanisme circuit-switched. Jaringan circuit-switched adalah

    jaringan yang mempunyai saluran terdedikasi yang dialokasikan hanya untuk

    satu host saja selama transmisi data (percakapan) sehingga jalur tersebut tidak

    dapat digunakan oleh host lain selama belum didealokasikan. Antara unit telepon

    yang satu dengan unit telepon yang lainnya yang berdekatan tersambung ke

    suatu stasiun lokal. Selanjutnya stasiun-stasiun lokal tersebut tersambung ke

    stasiun utama.

    Dengan adanya mekanisme switching maka koneksi telepon dapat terjadi

    pada stasiun lokal yang sama atau melalui sambungan ke stasiun lokal lainnya

    sesuai dengan jalur yang ditentukan dengan mekanisme switching tersebut.

  • 14

    2.7 IP Telephony / Voice over IP (VoIP)

    Voice over Internet Protocol (VoIP) sebagai sebuah kategori pada

    hardware dan software yang memungkinkan orang menggunakan Internet

    sebagai media pengirimannya untuk melakukan panggilan telepon dengan

    mengirimkan data suara dalam paket melalui IP berbeda dengan jaringan telepon

    konvensional yang media pengirimannya melalui Public Switched Telephony

    Network (PSTN).

    Voice over IP (VoIP) atau juga sering disebut IP Telephony merupakan

    suatu aplikasi transmisi suara yang menggunakan IP datagram sebagai media

    pengiriman data beserta suara. Dengan menggunakan VoIP akan menjadikan

    biaya percakapan jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan Public

    Switched Telephone Network (PSTN), karena menggunakan Internet sebagai

    media pengirimannya. Selain itu, dengan VoIP juga menyediakan berbagai

    layanan seperti call forwarding, call waiting, voicemail, conference calls, dan

    caller ID. (Douglas 2004, p499)

    VoIP yang sederhana adalah dua buah komputer terhubung dengan Internet

    dapat berkomunikasi melalui suara. Untuk dapat menggunakan VoIP, suatu

    komputer harus terhubung Internet, mempunyai speaker sebagai media penerima

    suara, microphone sebagai media pengirim suara, dan dengan dukungan

    perangkat lunak khusus seperti Skype, kedua pengguna komputer dapat

    berkomunikasi melalui suara dengan menggunakan VoIP.

    Pada perkembangannya, VoIP tidak lagi hanya dapat melakukan

    komunikasi dari komputer ke komputer, namun dapat juga melakukan

    komunikasi dari pesawat telepon yang terhubung VoIP, dan melakukan

  • 15

    komunikasi ke pesawat telepon. Sistem VoIP secara sederhana dapat

    digambarkan seperti pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Sistem sederhana VoIP

    2.8 Session Initiation Protocol (SIP)

    SIP merupakan standar yang diciptakan oleh Internet Engineering Task

    Force (IETF) yaitu komunitas para ahli jaringan yang menentukan cara kerja

    dari Internet dan protokol-protokol yang bekerja dalam Internet, dan juga

    menjelaskan sebuah standar komunikasi.

    SIP atau IETF RFC 2543 adalah sebuah signaling protocol berbasis teks

    standar untuk memulai dan mengatur sesi komunikasi multimedia dengan dua

    atau lebih peserta.

    Dalam bahasa yang lebih teknis, SIP diartikan sebagai protokol berbasis

    client-server yang ditransmisikan melalui TCP atau UDP, tetapi biasanya

    implementasi SIP menggunakan UDP karena kemudahan dan kecepatannya.

    (Douskalis 2000, p69).

  • 16

    2.9 Media Gateway

    Media Gateway berfungsi seperti switch atau IP gateway yang mengubah

    satu tipe format data dari suatu jaringan menjadi format data yang diperlukan

    oleh jaringan yang lain.

    Media Gateway membatasi kanal dari suatu circuit-switched dan streaming

    media dari suatu packet-switched. Data input dapat berupa data audio, data

    video, atau data real-time multipoint communication, dimana Media Gateway

    dapat mengendalikan secara bersamaan.

    Pengendali Media Gateway (The Media Gateway Controller) sering

    disebut juga sebagai softswitch.

    2.10 Pemasaran

    2.10.1 Pengertian Pemasaran

    Menurut Kotler (2002, p9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

    dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

    inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

    produk yang bernilai dengan pihak lain.

    Menurut McLeod (2001, p449), pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan

    dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang

    memuaskan dalam hubungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian,

    promosi, dan penentuan harga barang, jasa dan gagasan.

    Menurut Rangkuti (2002, p48), pemasaran adalah suatu proses kegiatan

    yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan

  • 17

    manajerial. Akibat dari faktor-faktor tersebut adalah masing-masing individu

    maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,

    menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki komoditas.

    2.10.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

    Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p18), manajemen pemasaran adalah

    didefinisikan sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari

    program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan

    memelihara pertukaran dengan pembeli sasaran yang menguntungkan

    perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

    pemikiran penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan barang dan jasa

    untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan

    organisasi. (Kotler 2002, p9).

    Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran

    adalah suatu proses analisis perencanaan dan implementasi yang mempunyai

    tujuan menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan

    menciptakan tujuan perusahaan.

    2.10.3 Riset Pemasaran

    Riset pemasaran (marketing research) adalah kegiatan penelitian di bidang

    pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah,

    tujuan masalah, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil

    penelitian (Rangkuti 2002, p1). Tujuan riset pemasaran adalah:

  • 18

    Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan kenyataan

    yang ada secara obyektif.

    Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Find it and tell it

    like it is.

    2.10.4 Bauran Pemasaran

    Angipora (2002, p24) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai suatu

    perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan

    untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

    Menurut Kotler (2002, p18), bauran pemasaran adalah seperangkat alat

    pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus menerus mencapai

    tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

    Menurut McLeod (2001, p449), alat-alat tersebut diklasifikasikan menjadi

    empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran, yaitu:

    1. Produk (product)

    Adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan keinginan atau

    kebutuhannya. Produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa, atau

    suatu gagasan.

    2. Harga (price)

    Harga terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar

    oleh pelanggan untuk produk itu.

  • 19

    3. Promosi (promotion)

    Promosi berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan

    produk, termasuk periklanan dan penjualan langsung.

    4. Tempat (place)

    Tempat berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik

    kepada pelanggan melalui saluran distribusi.

    2.10.5 Konsep Pemasaran

    Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p8-17), konsep pemasaran inti

    teridiri dari :

    1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan

    Kebutuhan manusia (needs) adalah pernyataan dari perasaan kekurangan.

    Keinginan (wants) adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan

    kepribadian seseorang. Ketika didukung oleh daya beli, keinginan berubah

    menjadi permintaan (demands).

    2. Produk dan jasa

    Produk (products) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

    untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Selain barang nyata,

    produk meliputi jasa, yang merupakan aktivitas atau manfaat yang

    ditawarkan untuk dijual, yang pada dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat

    pada kepemilikan apapun.

    3. Nilai, kepuasan dan mutu

    Nilai pelanggan (customer value) merupakan selisih antara nilai yang

    diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk,

  • 20

    dengan biaya yang dikeluarkan (cost) untuk memperoleh produk tersebut.

    Kepuasan pelanggan (cutomer satisfaction) bergantung pada perkiraan

    kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli.

    Kepuasan pelanggan berkaitan dengan kualitas. Manajemen mutu total (total

    quality management) adalah suatu program yang dirancang untuk

    memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terus-menerus.

    4. Pertukaran , transaksi, dan hubungan

    Pertukaran (exchange) adalah suatu tindakan untuk memperoleh obyek yang

    diharapkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai pengganti.

    Transaksi (transaction) adalah suatu perdagangan yang melibatkan paling

    sedikit dua bentuk nilai, persetujuan mengenai kondisi, persetujuan mengenai

    waktu dan persetujuan mengenai tempat. Transaksi pemasaran merupakan

    bagian dari gagasan yang lebih besar mengenai hubungan pemasaran

    (relationship marketing). Hubungan pemasaran yaitu proses menciptakan,

    memelihara, dan meningkatkan hubungan timbal balik dengan pelanggan dan

    pihak lain yang berkepentingan.

    5. Pasar

    Pasar (markets) adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah

    produk.

    6. Pemasaran

    Pemasaran (marketers) berarti mengelola pasar untuk menghasilkan

    pertukaran dan hubungan dengan tujuan menciptakan nilai dan memuaskan

    kebutuhan akan keinginan.

  • 21

    2.10.6 Proses Pemasaran

    Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p67), proses pemasaran adalah

    proses yang (1) menganalisis peluang pemasaran; (2) menyeleksi pasar sasaran;

    (3) mengembangkan bauran pemasaran; dan (4) mengatur usaha pemasaran.

    Rencana strategis mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan secara

    keseluruhan. Dalam setiap unit bisnis, pemasaran memainkan peran dalam

    membantu pencapaian seluruh tujuan strategis.

    Konsumen sasaran berada dibagian tengah. Perusahaan mengindentifikasi

    seluruh pasar, membaginya ke dalam segment yang lebih kecil, memilih segment

    yang paling menjanjikan, dan memusatkan perhatian dalam pelayanan serta

    pemuasan segment ini. Perusahaan merancang bauran pemasaran yang disusun

    oleh faktor-faktor dibawah kendalinya produk, harga, lokasi, dan promosi. Untuk

    mendapatkan bauran pemasaran yang terbaik dan dapat melaksanakannya,

    perusahaan turut serta dalam analisis pemasaran, perencanaan, implementasi,

    dan pengawasan. Melalui kegiatan-kegiatan ini, perusahaan melakukan

    pengamatan dan penyesuaian terhadap lingkungan pemasaran.

    2.11 Product Life Cycle

    Konsep yang paling penting untuk mendukung kegiatan-kegiatan

    pengembangan produk adalah hipotesa tentang product life cycle (siklus

    kehidupan produk). Oleh Roland Polli dan Victor Cook dinyatakan bahwa

    produk mengalami tahap-tahap perkenalan, pertumbuhan dan kemunduran dalam

    siklus kehidupannya.

  • 22

    Pada kenyataannya dapat terjadi bahwa masing-masing tahap dalam siklus

    kehidupan produk itu menjadi lebih pendek karena para pesaing segera

    mengikuti jejak perusahaan dengan meniru produknya. Atau dapat pula dengan

    memperkenalkan merk mereka pada harga yang rendah. Hal ini dapat

    menyebabkan turunnya marjin keuntungan dan market share bagi perusahaan

    (penemu produk baru). Jika pemasaran produk baru itu dipandang kurang

    menguntungkan / cenderung menurun terus, maka perusahaan dapat

    mengembangkan lebih banyak produk baru supaya posisi pasarnya dapat

    dipertahankan.

    Gambar 2.2 Siklus umum produk

    2.12 Pembedaan Produk (Product Differentiation)

    Product differentiation atau pembedaan produk merupakan dasar bagi

    penjual dalam menentukan motif-motif pembelian selektif. Menurut Chamberlin,

    kelompok barang itu berbeda jika terdapat faktor-faktor penting yang dapat

  • 23

    membedakan barang dari penjual lainnya. Faktor-faktor tersebut sangat penting

    karena dapat menimbulkan selera yang berbeda-beda pada para pembeli.

    Pembedaan produk ini dilakukan sebagai upaya mengintegrasikan konten,

    konteks, dan infrastruktur produk dan layanan yang ditawarkan kepada

    pelanggan. Untuk dapat menciptakan pembedaan yang kukuh haruslah

    berkonsentrasi pada 3 dimensi pembedaan (differentiation) yaitu konten (what to

    offer), konteks (how to offer), infrastruktur (enabler).

    2.13 Analisa Kelayakan Investasi

    Analisis biaya manfaat adalah proses membandingkan perkiraan biaya, dan

    manfaat dengan cara mengevaluasi suatu sistem yang diusulkan (Alter 1999,

    p404). Analisis biaya manfaat digunakan untuk menganalisa kelayakan dari

    suatu investasi. Dengan menggunakan analisis biaya manfaat maka dapat

    diperhatikan berapa biaya dan manfaat yang akan dikeluarkan atau diterima atas

    sistem yang diusulkan. Perbandingan yang dilakukan yaitu membandingkan

    manfaat dengan biaya yang dikeluarkan, semakin besar manfaat yang akan

    diterima dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan maka sistem itu

    mungkin untuk diimplementasikan dan semakin besar biaya yang akan

    dikeluarkan, dibandingkan, dan diimplementasikan.

    Analisis biaya manfaat dapat digunakan dalam 2 cara :

    1. Sebagai alat perencana yang akan membantu dalam mengambil keputusan

    apakah suatu sistem layak atau tidak untuk diimplementasikan pada suatu

    organisasi.

  • 24

    2. Sebagai alat evaluasi apakah proyek sistem informasi sudah sesuai dengan

    tujuan yang diinginkan.

    a. Payback Period

    Payback period adalah jangka waktu dalam tahun yang diperlukan

    perusahaan untuk membayar kembali modal suatu investasi untuk produk

    baru. Dalam membuat penilaian produk baru dengan payback period,

    manajemen dapat mengatur proyek-proyek berdasarkan lamanya payback

    period. Semakin pendek payback period-nya maka semakin cepat

    perusahaan dapat meningkatkan labanya.

    ProfitInvestmentPeriodPayback =

    b. Return On Investment

    Return on investment adalah perbandingan dari pemasukan per tahun

    terhadap dana investasi, dengan demikian, memberikan indikasi profitabilitas

    suatu investasi.

    %100Investment

    IncomeROI =

    2.14 Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang

    ingin diteliti. Sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang

    dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat

    mewakili populasinya.

  • 25

    Ada beberapa faktor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian

    sampel, diantaranya adalah sebagai berikut :

    Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi atau

    populasinya relatif banyak.

    Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.

    Menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

    Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam.

    Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah obyektif dan

    representatif. Oleh karena itu, pengambilan yang sistematik diperlukan tiga

    keputusan sebagai berikut :

    1. Unit pengambilan sampel.

    2. Ukuran sampel.

    3. Prosedur pengambilan sampel.

    Pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk

    memilih dan mengambil sampel secara benar dari populasi, sehingga dapat

    digunakan sebagai wakil yang sah dari populasi tersebut. Ada 2 metode

    penarikan sampel :

    1. Probability Sampling

    Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang

    sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

    Teknik ini meliputi:

  • 26

    a. Simple Random Sampling

    Dikatakan simple karena pengambilan sampel anggota populasi

    dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

    populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi

    dianggap homogen.

    b. Proportionate Stratified Random Sampling

    Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang

    tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang

    mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka

    populasi pegawai itu berstrata. Jumlah yang harus diambil meliputi strata

    pendidikan tersebut.

    c. Disproportionate Stratified Random Sampling

    Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi

    berstrata tetapi kurang proporsional.

    d. Cluster Sampling

    Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan

    diketahui atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu

    negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana

    yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya

    berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

  • 27

    2. Non Probability Sampling

    a. Sampling Sistematik

    Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi

    yang telah diberi nomor urut. Misalkan anggota populasi yang terdiri dari

    100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai

    dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor

    ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya

    kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai

    sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.

    b. Sampling Kuota

    Teknik ini untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-

    ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh,

    melakukan penelitian pendapat masyarakat terhadap produk industri

    tertentu. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan

    data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian

    dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang

    ditentukan.

    c. Sampling Aksidental

    Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

    secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

    sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

    sumber data.

  • 28

    d. Sampling Purposive

    Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada teknik ini

    unsur populasi yang ditentukan menjadi sampel didasarkan pada tujuan

    penelitian. Teknik ini disebut juga teknik Judgemental (peneliti yang

    menentukan sendiri besar sampelnya).

    e. Sampling Jenuh

    Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

    sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang

    dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua

    anggota populasi dijadikan sampel.

    f. Snowball Sampling

    Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

    membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua

    orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk

    dijadikan sampel. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin

    banyak.

    2.15 Jenis dan Sumber Data Penelitian

    Data penelitian pada dasarnya dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

    1. Data Subyek

    Data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari

    seseorang yang menjadi subyek penelitian.

    2. Data Fisik

    Data penelitian yang berupa obyek atau benda-benda fisik.

  • 29

    3. Data Dokumenter

    Data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, memo dan lain

    sebagainya.

    Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi

    pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data

    penelitian terdiri atas :

    1. Data Primer

    Data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.

    2. Data Sekunder

    Data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

    perantara.

    2.16 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dibagi 3, yaitu :

    1. Metode wawancara

    Menurut Donald R. Cooper dan William Emory, metode ini memiliki

    kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode ini adalah semua jenis

    informasi abstrak dapat dikumpulkan hanya dengan bertanya kepada orang

    lain, dapat secara langsung mempelajari opini dan sikap orang lain hanya

    dengan bertanya, informasi tentang peristiwa-peristiwa masa lampau

    seringkali hanya tersedia bila ditanyakan kepada orang-orang yang

    mengingat peristiwa-peristiwa tersebut. Kekurangannya antara lain mutu

    informasi sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden

  • 30

    untuk bekerjasama, orang-orang tertentu pada waktu tertentu gagal melihat

    manfaat dalam berpartisipasi mereka juga takut diwawancarai karena

    beberapa alasan pribadi atau mereka memandang topik yang sedang diteliti

    terlalu sensitif.

    Ada delapan pedoman dalam menyusun wawancara:

    a. Pikirkan sasaran survei.

    b. Pikirkan bagaimana wawancara dilakukan.

    c. Pikirkan pengetahuan dan kepentingan responden.

    d. Pikirkan kata pengantar.

    e. Pikirkan urutan pertanyaan yang tepat.

    f. Pikirkan tipe pertanyaannya.

    g. Pikirkan jawaban yang mungkin saat memikirkan pertanyaan.

    h. Pikirkan bagaimana data akan diolah.

    Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan

    dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.

    a. Wawancara Terstruktur

    Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

    peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

    diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data

    telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

    tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan

    wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama

    dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini

  • 31

    pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara

    sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai

    ketrampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon

    pewawancara.

    b. Wawancara Tidak Terstruktur

    Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

    peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

    secara sistematik dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

    wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan

    yang akan ditanyakan.

    Contoh : Bagaimana pendapat Bapak atau Ibu terhadap kebijakan

    pemerintah tentang impor gula saat ini? Dan bagaimana dampaknya

    terhadap pedagang dan petani?

    2. Kuesioner (Angket)

    Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

    seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

    dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien

    bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang

    bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan

    bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

    Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat tertutup

    atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim

    melalui pos, atau Internet.

  • 32

    Dalam hubungannya dengan leluasa tidaknya responden untuk memberikan

    jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, maka terdapat beberapa jenis

    pertanyaan :

    Pertanyaan tertutup atau berstruktur, kemungkinan jawaban sudah

    ditentukan lebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan untuk

    memberikan jawaban lain.

    Pertanyaan terbuka atau tidak berstruktur, kemungkinan jawaban tidak

    ditentukan lebih dahulu dan responden bebas untuk memberikan jawaban

    yang lain. Bentuk pertanyaan ini jarang digunakan dalam kuesioner.

    Kombinasi tertutup dan terbuka, jawabannya sudah ditentukan tetapi

    disusul dengan pertanyaan terbuka.

    Pertanyaan semi terbuka, pada pertanyaan ini, jawabannya sudah

    tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

    3. Observasi

    Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

    bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.

    Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka

    observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

    Dari segi proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi

    participant observation (observasi berperan serta) dan non participant

    observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka

  • 33

    observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak

    terstruktur.

    a. Observasi Berperanserta (Participant Observation)

    Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

    yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

    Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang

    dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan

    observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,

    tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku

    yang nampak.

    Dalam suatu perusahaan misalnya, peneliti dapat berperan sebagai

    karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam

    bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu

    karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor

    dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain.

    b. Observasi Nonpartisipan

    Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat

    independent. Misalkan dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat

    mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang, barang-

    barang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu. Peneliti mencatat,

    menganalisis dan selanjutnya dapat membuat simpulan tentang perilaku

    pembeli dan barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli.

    Pengumpulan data dengan metode ini tidak akan mendapatkan data yang

  • 34

    mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai

    dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.

    c. Observasi Terstruktur

    Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

    sistematik, tentang apa yang akan diminati dan dimana tempatnya. Jadi

    observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti

    tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan

    peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan

    reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau angket observasi

    dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.

    Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja

    karyawan bidang pemasaran melalui pengamatan, maka peneliti dapat

    menilai setiap perilaku dengan menggunakan instrumen yang digunakan

    untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.

    d. Observasi Tidak Terstruktur

    Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

    secara sistematik tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan

    karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.

    Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen

    yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

    Dalam suatu pameran produk industri dari berbagi negara, peneliti belum

    tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat

    melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan

    analisis dan kemudian dibuat simpulan.

  • 35

    2.17 Pengolahan Data Penelitian

    Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh

    data atau angka ringkasan berdasarkan kelompok data mentah. Data atau angka

    atau ringkasan dapat berupa frekuensi, jumlah, proporsi, presentase, rata-rata dan

    sebagainya. Tujuan dari pengolahan data adalah mendapatkan data statistik yang

    dapat digunakan untuk menjawab persoalan secara agregat atau kelompok bukan

    satu per satu secara individu.

    2.18 Teknik Analisis Data

    Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

    terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

    berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel

    dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

    perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan

    untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak

    merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.

    Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

    Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam

    penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial

    meliputi statistik parametrik dan statistik nonparametrik.

    1. Statistik Deskriptif dan Inferensial

    Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

    dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

  • 36

    terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat simpulan yang

    berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada

    populasi (tanpa diambil sampel) jelas akan menggunakan statistik deskriptif

    dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka

    analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial.

    Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin

    mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat simpulan yang

    berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin

    membuat simpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang

    digunakan adalah statistik inferensial.

    Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui

    tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,

    mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan

    penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,

    perhitungan persentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan

    mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi,

    melakukan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan

    dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Hanya perlu

    diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi atau membandingkan dua

    rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara teknis dapat

    diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak

    ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi,

    sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.

  • 37

    Statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik

    probabilitas) adalah teknis statistik yang digunakan untuk menganalisis data

    sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok

    digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik

    pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.

    Statistik ini disebut statistik probabilitas karena simpulan yang diberlakukan

    untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang

    (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan

    untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran

    (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Bila peluang

    kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1% maka

    taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut

    dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis

    akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknis analisis yang

    digunakan. Misalkan uji-t akan digunakan tabel-t, uji F digunakan tabel F.

    Pada setiap tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen,

    suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Dapat diberikan contoh misalnya

    dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk

    signifikansinya 5%. Hal itu berarti hubungan variabel sebesar 0,54 itu dapat

    berlaku pada 95 dari 100 sampel yang diambil dari suatu populasi. Jadi

    signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasi dengan kesalahan

    tertentu. Ada hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat

    digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikan berarti perbedaan itu dapat

    digeneralisasi.

  • 38

    2. Statistik Parametrik dan Nonparametrik

    Pada statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik.

    Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui

    statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter

    populasi itu meliputi : rata-rata dengan notasi (mu), simpangan baku

    (sigma), dan varians (2). Sedangkan statistiknya adalah meliputi : rata-rata

    (x bar), simpangan baku (s), dan varians (s2). Jadi parameter populasi yang

    berupa diuji melalui X garis, selanjutnya diuji melalui s, dan 2 diuji

    melalui s2. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data

    sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian

    yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel.

    Penggunaan statistik parametrik dan nonparametrik tergantung pada asumsi

    dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametrik memerlukan

    terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan

    dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah

    satu tes mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi

    linieritas. Statistik nonparametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi,

    misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh

    karena itu statistik nonparametrik sering disebut distribusi free(bebas

    distribusi). Statistik parametrik mempunyai kekuatan lebih daripada statistik

    nonparametrik, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi.

    Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang

    dianalisis. Statistik parametrik kebanyakan digunakan untuk menganalisis

  • 39

    data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametrik kebanyakan

    digunakan untuk menganalisis data nominal ordinal.

    Dalam statistika dibedakan adanya 4 macam skala pengukuran yang dapat

    digunakan untuk menganalisis data, yaitu :

    1. Skala Likert

    Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

    seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

    penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

    peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

    Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

    indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

    tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan

    atau pertanyaan.

    Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert

    mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat

    berupa kata-kata antara lain :

    1. Sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

    2. Sangat positif, positif, netral, negatif, sangat negatif.

    3. Sangat baik, kurang baik, cukup baik, tidak baik, sangat tidak baik.

  • 40

    Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi nilai,

    misalnya:

    1. Sangat setuju / sangat positif diberi nilai 5

    2. Setuju / positif diberi nilai 4

    3. Ragu ragu / netral 3

    4. Tidak setuju / negatif 2

    5. Sangat tidak setuju / sangat negatif 1

    2. Skala Guttman

    Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu

    ya-tidak; benar-salah; pernah-tidak pernah; positif-negatif; dan

    lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio

    dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 1,2,3,4,5

    interval, dari kata sangat setuju sampai sangat tidak setuju, maka

    pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu setuju atau

    tidak setuju. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila

    ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan

    yang dinyatakan.

    3. Semantic Deferential

    Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan

    oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya

    bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam

    satu garis kontinu yang jawabannya sangat positifnya terletak di bagian

    kanan garis, dan jawabannya yang sangat negatif terletak di bagian kiri

  • 41

    garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan

    biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik

    tertentu yang dipunyai oleh seseorang.

    4. Rating Scale

    Skala pengukuran dimana data yang diperoleh semuanya adalah angka

    kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab,

    senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak

    pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale,

    responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang

    telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang

    telah disediakan. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak

    terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi

    responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur

    status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses

    kegiatan dan lain-lain.