bab 2 kajian teoritis - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/t2... ·...

24
13 Bab 2 KAJIAN TEORITIS Pengertian Umum Tentang Judi Perjudian sudah ada sejak zaman dahulu dilakukan oleh masyarakat kita. Pada mulanya pengertian perjudian menurut yang dikenal masyarakat adalah suatu permainan, yang disertai dengan taruhan, karena bagi masyarakat perjudian adalah segala sesuatu yang berbau taruhan saja. Umumnya mereka tidak merasa kalau telah melakukan perjudian, namun pada kenyataannya mereka sudah mela- kukan perjudian tersebut, hal itu dilakukan karena untuk mengisi waktu yang senggang. Kartono, (1999) mengatakan pada mulanya perjudian itu berwujud permainan atau kesibukan pengisi waktu senggang guna menghibur hati, jadi sifatnya rekreatif dan netral. Pada sifat yang netral ini, lambat laun ditanamkan unsur baru untuk merangsang kegairahan bermain dan menaikan ketegangan serta pengharapan untuk menang, yaitu barang taruhan berupa uang, benda atau sesuatu tindakan yang bernilai. Menurut Siem, (1988) berjudi sebagai kegiatan rekreatif yang dilarang. Pendapat Siem tersebut, bila dilihat dalam pandangan hukum dan agama tidak diperbolehkan melakukan perjudian. Dalam pandangan hukum dilarang melakukan perjudian, seperti dalam kitab KUHP pasal 303 ayat 3, yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, yang di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau mahir. Selanjutnya dikatakan, barang siapa ikut serta dalam berjudi diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, (KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika 2006). Dalam pandangan agama menurut Kartono, (1999) mengatakan bagi para penganut agama

Upload: phungphuc

Post on 30-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

13

Bab 2

KAJIAN TEORITIS

Pengertian Umum Tentang Judi

Perjudian sudah ada sejak zaman dahulu dilakukan oleh masyarakat kita. Pada mulanya pengertian perjudian menurut yang dikenal masyarakat adalah suatu permainan, yang disertai dengan taruhan, karena bagi masyarakat perjudian adalah segala sesuatu yang berbau taruhan saja. Umumnya mereka tidak merasa kalau telah melakukan perjudian, namun pada kenyataannya mereka sudah mela-kukan perjudian tersebut, hal itu dilakukan karena untuk mengisi waktu yang senggang. Kartono, (1999) mengatakan pada mulanya perjudian itu berwujud permainan atau kesibukan pengisi waktu senggang guna menghibur hati, jadi sifatnya rekreatif dan netral. Pada sifat yang netral ini, lambat laun ditanamkan unsur baru untuk merangsang kegairahan bermain dan menaikan ketegangan serta pengharapan untuk menang, yaitu barang taruhan berupa uang, benda atau sesuatu tindakan yang bernilai.

Menurut Siem, (1988) berjudi sebagai kegiatan rekreatif yang dilarang. Pendapat Siem tersebut, bila dilihat dalam pandangan hukum dan agama tidak diperbolehkan melakukan perjudian. Dalam pandangan hukum dilarang melakukan perjudian, seperti dalam kitab KUHP pasal 303 ayat 3, yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, yang di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau mahir. Selanjutnya dikatakan, barang siapa ikut serta dalam berjudi diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, (KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika 2006). Dalam pandangan agama menurut Kartono, (1999) mengatakan bagi para penganut agama

Page 2: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

14

Kristen, berjudi adalah barang larangan. Masih dengan Kartono, (1999) agama Islam juga melarang perjudian; perbuatan berjudi dan pertaruhan dianggap sebagai dosa atau perbuatan haram.

Dari pendapat di atas jelas mengatakan berjudi dari pandangan hukum dan agama merupakan perbuatan yang dilarang. Dalam hukum dikatakan apabila kedapatan seseorang ikut serta dalam berjudi akan dipidanakan penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau dengan pidana denda berupa uang paling banyak Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah). Dan dalam agama dilarang karena berjudi merupakan perbuatan dosa atau haram.

Menurut Bawengan, (1991) berpendapat perjudian adalah mempertaruhkan uang atau benda berharga, mengharapkan ke-untungan dengan dasar spikulasi belaka. Mengharapkan keuntungan atau harapan untuk menang inilah yang merupakan daya tarik bagi setiap perjudian.

Perjudian merupakan pertaruhan yaitu mempertaruhkan sesuatu yang dianggap bernilai seperti uang, dengan impian untuk mendapatkan keuntungan atau sesuatu yang lebih dari pertarungan yang dilakukan itu. Maka dari itu perjudian banyak digemari masyarakat. Sama halnya yang dikemukakan oleh Carson dan Butcher, (1992) dalam buku Abnormal Psychology and Modern Life, men-definisikan perjudian sebagai memasang taruhan atas suatu permainan atau kejadian tertentu dengan harapan memperoleh suatu hasil atau keuntungan yang besar. Apa yang dipertaruhkan dapat saja berupa uang, barang berharga, makanan, dan lain-lain yang dianggap memiliki nilai tinggi dalam suatu komunitas. Menurut Purwanto, (2012) modal judi seringkali adalah tanah yang mereka miliki ataupun barang-barang berharga yang ada di rumah mereka atau warisan.

Perjudian sebagai bentuk permainan dengan menggunakan taruhan berupa uang, barang-barang berharga atau bernilai dengan harapan dari permainan tersebut bisa mendapat keuntungan yang besar. Harapan memperoleh hasil atau keuntungan yang besar dalam berjudi membuat ketegangan yang berbeda-beda pada setiap pemain,

Page 3: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

15

dari itu perilaku setiap orang berbeda-beda dalam melakukan perjudian. Ketidakpastian hasil dalam melakukan perjudian memun-culkan banyak angan-angan yang terkadang meleset dari harapan dan menimbulkan ketegangan tersendiri pada setiap penjudi. Ketegangan itu menimbulkan berbagai perilaku bagi setiap penjudi. Ketegangan-ketegangan menjadi semakin memuncak oleh tidak adanya kepastian menang atau kalah Kartono, (1999).

Greenson (dalam Bawengan, 1991) membagi perilaku penjudi menjadi 3 jenis tipe, yaitu :

1. Normal person, atau orang normal (biasa) yang berjudi sebagai hiburan atau iseng dan mampu menghentikannya bila individu tersebut menghendakinya.

2. Professional gamblers, ialah orang yang memilih perjudian sebagai mata pencahariannya.

3. Neurotic gambler, ialah penjudi yang neurotic, melakukan perjudian karena dorongan alam tidak sadarnya dan sulit untuk menghentikannya. Tipe ini termasuk dalam habitual criminal yaitu tindak kriminal yang dilakukan berulang-ulang tanpa memikirkan dampaknya. Biasanya tipe ini adalah individu yang mempunyai ketagihan (addicted) untuk terus berjudi. Tipe ini dibedakan menjadi dua tipe lagi yaitu;

a. Solitaire gambler, yaitu penjudi yang mempunyai perilaku berjudi secara individual dalam mengadu untung. Misalnya berjudi dengan media pinball atau mesin jackpot.

b. Social gambler, yaitu penjudi yang mempunyai perilaku berjudi membutuhkan orang lain sebagai lawan bermain dalam mengejar keuntungan. Misalnya judi permainan kartu dan dadu.

Perilaku penjudi menurut Greenson dapat disimpulkan antara

lain yaitu norman persion (orang yang nomal/biasa) melakukan judi

Page 4: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

16

sebagai hiburan, bagi Professional gamblers perjudian sebagai mata pencahariannya, dan untuk Neurotic gambler, penjudi yang neurotic, melakukan perjudian karena dorongan alam tidak sadarnya sehingga ketagihan dan sulit untuk berhenti.

Menurut para ahli ada 5 (lima) faktor yang amat berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku berjudi, (Papu, 2002). Kelima faktor tersebut adalah:

1) Faktor Sosial dan Ekonomi: Bagi masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

2) Faktor Situasional: Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian.

3) Faktor Belajar: Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi. Apa yang pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan terus tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi lagi. Inilah yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory yang mengatakan bahwa peri-laku tertentu akan cenderung diperkuat/diulangi bilamana diikuti oleh pemberian hadiah/sesuatu yang menyenangkan.

4) Faktor Persepsi Tentang Probabilitas Kemenangan: Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian.

5) Faktor Persepsi Terhadap Ketrampilan: Perjudian yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa keber-hasilan atau kemenangan dalam permainan judi adalah karena keterampilan yang dimilikinya.

Page 5: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

17

Menurut Sanderson, (2000) tentunya banyak sekali penyebab mengapa seseorang melakukan perjudian, di antaranya adalah Kekurangan ekonomi. Masyarakat semacam ini membutuhkan rangsangan untuk melakukan perbaikan terhadap keterbelakangannya dalam hal ekonomi, cepat mereorganisasikan diri.

Selanjutnya menurut Simanjuntak, (1981) ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya perjudian antara lain:

a) Adanya pertaruhan yang mengharapkan keuntungan

b) Aspirasi materiil dari masyarakat

c) Longgarnya norma sosial masyarakat

d) Ada spekulasi dan fantastik Para pemain judi selalu membayangkan adanya harapan untuk

memperoleh keuntungan yang besar secara mendadak, dan menurut mereka makin semakin pintar dan terbiasa, seorang pemain judi mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh keuntungan dengan mendapatkan sejumlah uang yang besar. Perjudian yang sering terjadi di masyarakat disebabkan beberapa faktor antara lain faktor ekonomi di lingkungan sosial masyarakat, longgarnya norma-norma dalam masyarakat, faktor ketrampian atau keahlian yang dimilikinya, adanya pertaruhan yang mengharapkan keuntungan.

Papu, (2002) menjelaskan bahwa perjudian sebagai perilaku yang melibatkan adanya resiko kehilangan sesuatu yang berharga dan melibatkan interaksi sosial serta adanya unsur kebebasan untuk memilih apakah akan mengambil resiko kehilangan tersebut atau tidak. Pendapat senada juga menurut Stephen Lea, dkk dalam buku The Individual in the Economy, A Textbook of Economic Psychology, (1987, dalam Papu 2002) menurut mereka perjudian tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kondisi dimana terdapat potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal yang mengandung risiko.

Page 6: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

18

Namun demikian, perbuatan mengambil risiko dalam perilaku berjudi, perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain yang juga mengandung risiko. Ketiga faktor yang membedakan perilaku berjudi dengan perilaku lain yang juga mengandung resiko, menurut Papu (2002):

1. Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau sesuatu yang berharga) di mana pemenang memperoleh uang dari yang kalah.

2. Risiko yang diambil bergantung pada kejadian-kejadian dimasa mendatang, dengan hasil yang tidak diketahui, dan banyak ditentukan oleh hal-hal yang bersifat kebetulan atau keberuntungan.

3. Resiko yang diambil bukanlah suatu yang harus dilakukan; kekalahan atau kehilangan dapat dihindari dengan tidak ambil bagian dalam permainan judi.

Dalam berjudi resiko yang diambil tergantung pada kejadian-kejadian di masa mendatang, dengan hasilnya yang tidak diketahui, baik keuntungan atau kerugian yang akan didapat. Perjudian merupakan suatu aktivitas di mana terjadi pertaruhan dalam bentuk uang atau benda berharga, dengan menyadari adanya resiko dan harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa, perlombaan, permainan atau kejadian-kejadian yang tidak dan atau belum tentu hasilnya.

Dari pendapat-pendapat yang sudah dikemukakan, maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah kegiatan, perbuatan atau permainan yang sifatnya untung-untungan dengan mempergunakan uang atau barang sebagai taruhannya. Pada dasarnya perjudian dalam hukum dan agama dilarang karena bersifat ilegal.

Perjudian mengandung unsur yang meliputi; adanya aktivitas atau perbuatan manusia; permainan atau perlombaan; dengan menggu-nakan uang atau barang yang bernilai sebagai taruhannya; bersifat untung-untungan atau tidak, di mana dalam permainan tersebut belum diketahui kekalah atau kemenangan yang diperoleh; dan adanya ele-

Page 7: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

19

men resiko (resiko ditentukan oleh individu; kekalahan atau kehilang-an dapat dihindari dengan tidak ikut serta dalam permainan judi).

Berjudi Kajian Sosial

Berjudi dari aspek sosial dikaji menggunakan teori Social Capital (Modal Sosial), dan Actor Network Theory “ANT” (Teori Jaringan Aktor). Muncul pertanyaan apa hubungannya kedua teori tersebut dengan perjudian? berikut kajiannya:

Social Capital (Modal Sosial)

Teori social capital (modal sosial) pertama kali didiskusikan pada tahun 1916 (Lin, 2001). Sejak kajian pertama tentang modal sosial dilakukan pada awal tahun 1916 oleh Lyda Judson Hanifan sampai dengan lahirnya kajian modern mengenai modal sosial di akhir abad 20 (dua puluh) yang dipelopori oleh Robert D. Putnam, James S. Coleman, dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang diberikan oleh para ahli mengenai modal sosial.

Syamni, (2010) social capital yang kontemporer ditawarkan pertama kali oleh (Bourdie, 1986) yang mengatakan social capital merupakan keseluruhan sumber konsep aktual atau potensial, yang dihubungkan dengan kepemilikan dari suatu jaringan yang tahan lama atau lebih kurang hubungan timbal balik antar institusi yang dikenalnya. Putnam, (1993 dalam Field, 2003) mendefinisikan modal sosial merujuk pada bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi. Selanjutnya Putnam, (1995) mendefinisikan modal sosial sedikit berubah, bahwa yang dimaksud dengan modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial, jaringan, norma dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan bersama.

Page 8: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

20

Dari pendapat di atas, Bourdie dan Putnam melihat modal sosial terletak pada bagian kelompok organisasi atau institusi seperti kepercayaan, norma, jaringan yang dapat menfasilitasi terbentuknya tindakan bersama. Selanjutnya juga Putnam menyebutkan bahwa modal sosial merupakan bagian dari kehidupan sosial, jaringan, norma dan kepercayaan yang menfasilitasi orang-orang bertindak bersama secara efektif untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Fukuyama (1995) menyatakan modal sosial adalah kemampuan yang timbul dari adanya kepercayaan (trust) dalam sebuah komunitas. Modal sosial adalah suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayaan social yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama (Cox, 1995). Porter, (1998) mendefinisikan social capital merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat dengan kebaikan dari keanggo-taan di dalam jaringan sosial atau struktur sosial lainnya. Coleman, (1999) yang mendefinisikan modal sosial sebagai a variety of different entities, with two elements in common: they all consist of some aspect of social structure, and they facilitate certain actions of actors – wether personal or corporate actors – within the structure. Dalam konsep ini, Coleman berusaha menjelaskan bahwa modal sosial adalah kemampuan masyarakat bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama di dalam berbagai kelompok organisasi.

Dari pendapat di atas didapati pengertian modal sosial adalah merupakan kemampuan yang ada dalam diri seseorang sehingga mereka mampu bekerjasama untuk mencapai tujuan serta keuntungan bersama di dalam kelompok organisasi yang ditopang dengan adanya jaringan, norma-norma dan kepercayaan.

Menurut Baker (2000) mengatakan sosial capital adalah sumber daya yang tersedia dalam pribadi seseorang dan jaringan kerja yang dimiliki. Cohen dan Prusak (2001) mendefinisikan bahwa social capital merupakan suatu kesediaan melakukan hubungan aktif antara seseorang meliputi; kepercayaan, kerjasama yang saling mengun-

Page 9: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

21

tungkan, berbagi nilai dan perilaku yang mengikat setiap anggota jaringan dan kemasyarakatan juga kemungkinan membuat kerjasama. Sedangkan menurut World Bank, (2003) mengartikan social capital sebagai lembaga, hubungan sosial, network, kejujuran, pembentukan norma yang berkualitas dan kuantitas interaksi sosial dengan masya-rakat. Lebih lanjut Ibrahim, (2006) menyebutkan bahwa hakitat modal sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Di mana hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya termasuk norma, dan nilai yang didasari hubungan sosial tersebut. Pola sosial inilah yang mendasari kegiatan bersama atau kegiatan kolektif antar warga masyarakat. Soetomo, (2013) mengatakan modal sosial dapat didefenisikan dalam bentuk solidaritas sosial yang bersumber dari kesadaran kolektif, saling percaya asas timbal balik dan jaringan sosial.

Dari pendapat-pendapat itu dapat dikatakan social capital (modal sosial) adalah bentukan dari hubungan yang menekankan pada nilai-nilai kebersamaan, kepercayaan, kerjasama baik dalam suatu komunitas maupun antar komunitas. Modal sosial merupakan sumber daya yang terdapat dalam diri seseorang sehingga ia mampu membangun jaringan dan bekerjasama dengan orang lain dalam waktu lama. Modal sosial merupakan rangkaian hubungan sehari-hari antar manusia yang menekankan pada pola-pola hubungan dalam sebuah komunitas, dengan ruang perhatian pada kepercayaan, jaringan, norma dan nilai.

Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian dari modal sosial adalah sebagai sumber daya yang muncul dari hasil interaksi sosial dalam suatu komunitas, baik antar individu, antar kelompok atau organisasi yang menghasilkan serangkaian jaringan-jaringan sosial, rasa saling percaya, kesamaan nilai-nilai, norma-norma informal, dan hubungan timbal balik, yang berguna dalam kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Page 10: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

22

Melihat dari pendapat-pendapat yang sudah dikemukakan mengenai modal sosial, maka terlihat ada elemen-elemen penting ter-kait modal sosial tersebut. Secara umum gambaran tentang social capital (modal sosial), terdapat dalam tabel berikut yang disajikan seca-ra ringkas mengenai beberapa pengertian dan elemen-elemen dasar.

Tabel 2.1 Beberapa Pengertian dan Elemen Dasar dari Social Capital

Sumber Pengertian dan Elemen Dasar dari Social Capital

Coleman (1988)

Social capital consists of so me aspects of social structures, and they facilitate certain actions of actors -- whether personal or corporate actors -- within the structure (modal sosial terdiri dari aspek individualis dalam struktur sosial yang dapat digunakan oleh pelaku – baik individu ataupun kelompok – untuk melakukan beberapa tindakan dalam struktur sosial tersebut).

Putnam et.al (1993)

Features of social organization, such as trust, norms (or reciprocity), and networks (of civil engagement), that can improve the efficiency of society by facilitating coordinated actions (ciri-ciri organisasi sosial diantaranya kepercayaan, norma (hubungan timbal balik), dan jaringan (hubungan antar masyarakat) yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan terkoordinasi).

Narayan (1997)

The rules, the norms, obligations, reciprocity and trust embedded in social relations, social structure and society’s institutional arrangements which enable members to achieve their individual and community objectives (aturan, norma, kewajiban, timbal balik, dan kepercayaan melekat dalam hubungan sosial, tingkatan sosial dan struktur dalam lembaga sosial yang memungkinkan anggota suatu kelompok sosial untuk mencapai tujuan individu dan kelompok mereka).

World Bank

(1998)

Social capital refers to the institutions, relationships, and norms that shape the quality and quantity of a society’s social interactions (modal sosial merupakan adat istiadat, hubungan dan norma yang membentuk kualitas dan kuantitas interaksi sosial masyarakat).

Uphoff (1999)

Social capit.al can be considered as an accumulation of various types of intangible social, psychological, cultural, institutional, and related assets that influence cooperative behavior (modal sosial dapat didefinisikan sebagai sebuah himpunan beberapa aset sosial, psikologis, budaya, adat istiadat, dan aset-aset terkait yang mempengaruhi perilaku kooperatif).

Sumber : Subejo, 2004

Page 11: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

23

Berdasarkan pada beberapa pengertian dan elemen pada social capital seperti dalam tabel 2.1, nampak elemen-elemen utama dari social capital mencakup norms, reciprocity, trust, dan network. Keempat elemen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kerjasama untuk mencapai hasil yang diinginkan yang mampu mengakomodasi kepentingan individu yang melakukan kerjasama maupun kelompok secara kolektif.

Lebih lanjut menurut Fukuyama, (1995) unsur pokok modal sosial meliputi; (1) adanya kepercayaan adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lainnya akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan bertindak dalam pola tindakan yang saling mendukung. Berbagai tindakan kolektif yang di dasari rasa saling percaya yang tinggi akan meningkatkan partisipasi masyarakatnya; (2) Resiprocity (saling tukar kebaikan) merupakan dimensi modal sosial dimana orang dapat dipastikan akan memberikan kebaikan kepadanya dan orang lain pun akan menerima kebaikan dari yang lainnya. Dalam prinsip ini ada semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan orang lain; (3) norma sosial, yakni sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat tertentu. Bila suatu masyarakat memiliki norma sosial yang mendu-kung ke arah tujuan bersama maka modal sosial masyarakat tersebut dapat dikatakan kuat, tetapi bila norma itu menghambat tujuan bersama yang lebih baik lagi, maka modal sosial dapat dikatakan lemah; (4) Nilai-nilai yang dimiliki bersama oleh masyarakat seperti nilai harmoni, prestasi, kerja keras, dan kompetisi.

Dari pendapat-pendapat itu dapat disimpulkan modal sosial terdapat unsur-unsur yaitu; 1) Norms (norma-norma) merupakan aturan-aturan yang ada dalam sebuah masyarakat atau organisasi, di mana dengan adanya aturan tersebut diharapkan dapat dipatuhi oleh anggota masyarakat atau anggota organisasi ternetu. 2) Values (Nilai-nilai) merupakan ide yang telah turun temurun dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat, seperti nilai harmoni, prestasi, kerja keras, dan kompetisi. 3) Trust (kepercayaan) berbagai

Page 12: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

24

tindakan kolektif yang di dasari rasa saling percaya yang tinggi akan menjaga hubungan dalam masyarakat untuk tetap berjalan terus. 4) Networks (jaringan-jaringan) jaringan memfasilitasi terjadinya komu-nikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. 5) Resiprocity (saling tukar kebaikan) kecen-derungan saling tukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau antar kelompok itu sendiri. Terjadinya pertukaran kebaikan dalam kelompok dipastikan akan memberikan kebaikan yang bermanfaat untuk semua anggota.

Hubungan Sosial Capital (Modal Sosial) dengan Perjudian

Modal sosial merupakan suatu konsep yang muncul dari adanya interaksi antar masyarakat dalam proses yang lama. Meskipun interaksi terjadi karena berbagai alasan, masyarakat atau orang-orang ber-interaksi, berkomunikasi, dan menjalin kerjasama pada dasarnya dipengaruhi oleh keinginan dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan bersama. Interaksi seperti ini melahirkan modal sosial yang berupa ikatan emosional yang menyatukan masyarakat atau orang-orang untuk mencapai tujuan bersama, yang kemudian menumbuhkan suatu kepercayaan diantara mereka.

Dalam konteks perjudian, modal sosial mempunyai pengaruh yang cukup besar, sebab ada beberapa hal dalam perjudian sangat dipengaruhi oleh modal sosial, antara lain perjudian (kegiatan judi togel) memiliki jaringan yang besar, membentuk kerjasama, meli-batkan banyak anggota masyarakat, distribusi dan keamanannya sangat kuat. Seperti yang dikatakan oleh Bagus, (2003) konsumen dalam perjudian togel pun beragam status sosial ekonominya dari pengangguran, tukang becak, pegawai kantor sampai pada pengusaha. Dalam distribusinya, judi kupon togel mempunyai jaringan yang kompleks. Jaringan distribusi dan keamanannya sangat kuat dan banyak anggota masyarakat yang terekrut dalam jaringan tersebut. Selanjutnya Azania, (2013) mengatakan bahwa kegiatan judi togel memiliki jaringan yang kompleks, terdapat peran di dalam jaringan

Page 13: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

25

yang saling berhubungan dan saling memberi keuntungan. Hal-hal ini terbangun oleh adanya rasa saling mempercayai, kesamaan pandangan antar individu dalam melakukan perjudian dan membentuk jaringan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam perjudian togel banyak elemen individu yang saling berhubungan dan berinteraksi. Saling percaya (trust), jaringan-jaringan (networks) merupakan unsur modal sosial yang terbangun dalam perjudian tersebut, dari situlah membentuk jaringan kerjasama yang kuat dan kompleks agar supaya perjudian itu bisa terus berlangsung lama dan tetap ada.

Actor Network Theory “ANT” (Teori Jaringan Aktor)

Actor Network Theory (Teori Jaringan Aktor) adalah pendekatan interdisipliner pada studi ilmu-ilmu sosial dan studi teknologi. Actor Network Theory atau sering disingkat ANT, sampai sekarang telah berevolusi sangat jauh dan berkembang, ANT di pakai oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan. Actor Network Theory “ANT” berkembang sejak pertengahan 1980an melalui riset-riset empiris oleh Bruno Latour (1987), Michel Callon (1986), dan John Law (1987). Para penggagas ANT berpendirian bahwa masyarakat itu bukan hanya sekadar berisi unsur-unsur individu manusia serta norma yang mengatur kehidupan mereka, tetapi lebih dari itu dia bergerak dalam sebuah “jaringan”. ANT berpendapat bahwa sebuah penemuan ilmiah tidak berasal dari satu orang tertutup saja. Namun demikian sebuah teori ilmiah berasal dari jaringan-jaringan baik suatu subjek (manusia) maupun objek mati (non-manusia).

Terdapat beberapa konsep penting dalam ANT, yaitu aktor/ aktant dan jaringan (network). Aktor mendefinisikan hubungan antara satu sama lain dengan perantara: seorang aktor pencipta perantara dan menuliskan makna sosial ke dalamnya. Perantara menggambarkan jarringan sekaligus menyusun jaringan tersebut dengan memberi mereka bentuk (Callon, 1991). Aktor biasanya ditemukan dalam

Page 14: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

26

bentuk teks, artefak teknis, uang, atau keterampilan manusia. Jaringan adalah keterkaitan antara manusia, komponen teknologi, organisasi atau badan-badan teknologi (technology bodies) yang memiliki kepentingan terkait (Walsham & Sahay, 1999).

Cara pandang ANT yang khas tentang aksi dan aktor adalah adanya keagenan manusia dan non-manusia (objek-objek teknis) (Callon and Law, 1997; Callon, 1991). Perbedaan mendasar dari keagenan manusia dan non manusia (objek-objek teknis) adalah agen manusia memiliki pilihan-pilihan, memutuskan pilihan-pilihan, dan mengharapkan sesuatu dari aksi-aksinya. Sebaliknya, agen non-manusia (material) tidak memiliki pilihan-pilihan. ANT memandang perbedaan ini tidak relevan dalam analisis empiris atas aksi. Karena agen-agen manusia dan non manusia sama-sama memberikan kontribusi ke dalam aksi, maka analisis atas aksi harus memperlakukan keduanya secara simetris. Semua unsur manusia dan non manusia berperan dalam memelihara keutuhan jaringan. Jaringan heterogen adalah hal yang fundamental bagi ANT. Jaringan dan aksi merupakan suatu yang tidak terpisahkan. Suatu aksi mendapat sumbernya dari jaringan dan suatu jaringan terbentuk dari aksi-aksi.

Dalam perspektif teoritis yang ditawarkan ANT, entitas sosial dan entitas teknis adalah dua aspek yang dari sebuah realitas tunggal yaitu jaringan-aktor. ANT menganalogikan jaringan-aktor yang stabil seperti sebuah black box dalam pesawat (Priyatma, 2011).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat terlihat pada umumnya ANT mengembangkan konsep mengenai aktor-jaringan. Konsep jaringan tidak hanya berfokus pada relasi sosial aktor manusia, tetapi mencakup aktor-aktor non manusia yaitu sebuah jaringan heterogen (beragam). Aktor merupakan sesuatu yang ikut beraksi, yang bukan hanya manusia, melainkan juga merupakan obyek teknis.

a) Aktor

Aktor adalah pelaku, yang menjadi pertanyaan berapa banyak pelaku dalam melaksanakan sebuah aksi. Seperti halnya dalam

Page 15: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

27

perjudian togel, bandar utama tidak hanya bertindak sendiri dalam menjalankan judi togel, sebab ia membutuhkan aktor lain (dalam menjalankan perjudian togel) bandar wilayah sebagai pelaku yang menjual produk (kupon togel) membutuhkan aktor lain backing/keamanan (untuk mempermudah menjalankan judi togel) dan pengepul dan pengecer (dalam menjual kupon togel) membutuhkan aktor lain penjudi/pembeli (untuk membeli kupon togel).

b) Jaringan

Jaringan (network) adalah jejala, atau yang terangkai atau terhubung. Aktan (aktor pengendali), dalam teori jaringan (ANT) telah mengembangkan suatu kosa kata yang tidak mengambil perbedaan antara subyek dan obyek, subjektif dan objektif, ke dalam pertimbangan sebagai aktor. Aktor mungkin terdaftar sebagai sekutu untuk memberi kekuatan untuk suatu posisi. Dalam teori ini disebutkan terdapat aktor dan jaringan. Aktor adalah semua elemen yang terhubung dalam sistem yang nantinya akan membentuk jaringan secara alamiah. Aktor yang mampu mengontrol aktor lain disebut sebagai aktan. Aktan memiliki kemampuan untuk bergerak masuk dan keluar suatu jaringan berdasarkan kemauan dan kepentingannya. Aktan merupakan elemen utama dan menjadi penggerak dalam jaringan.

Dalam perjudian togel yang disebut dengan aktor adalah kupon togel, modal/uang, teknologi, bandar utama, bandar wilayah, backing, pengepul, pengecer dan pembeli, dan yang disebut sebagai aktan adalah bandar utama dan bandar wilayah yang dapat mengendalikan aktor lain, seperti bandar utama mampu mengendalikan teknologi untuk diterapkan dalam perjudian togel. ANT tidak menjelaskan kenapa ada jaringan tetapi lebih tertarik pada infrastukturnya, bagaimana dia terbentuk dan rusak dan lain sebagainya. ANT memakai Principle of Generated Symmetry, dimana manusia dan non manusia digabungkan

Page 16: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

28

dalam sebuah framework konseptual yang sama. Dalam hal ini manusia dan non manusia sering keduanya dapat bertindak sebagai actant (aktan).

Dari sini dapat disimpulkan bahwa, Actor Network Theory “ANT” (Teori Jaringan Aktor) pada dasarnya menggambarkan manusia dan bukan manusia (non manusia). “Aktan (aktor pengendalai)” merupakan elemen utama dan menjadi penggerak dalam jaringan. Aktor banyak digunakan untuk berbicara tentang peran manusia dalam jaringan atau aktor-jaringan. Dalam perjudian togel terdapat Aktor-aktor (manusia dan non manusia) yang saling berhubungan dalam jaringan judi togel diantaranya (manusia: adanya bandar, backing, pengepul, pengecer dan pembeli), (non manusia: adanya teknologi yang dimanfaatkan dalam melakukan dan menjalankan judi togel). Seperti yang dikatakan oleh Azania, (2013) dalam permainan judi togel terdapat pemanfaatan teknologi yang diterapkan oleh “karyawan” bandar, dengan cara menjalankan judi togel menggunakan teknologi internet.

Berjudi Kajian Ekonomi

Setiap tindakan ekonomi individu atau aktor selalu mendasar-kan pada kegiatan yang paling menguntungkan bagi dirinya. Pilihan tindakan yang paling menguntungkan itu dinamakan tindakan rasional karena secara naluri individu atau aktor pasti akan mempertimbangkan apa yang paling baik untuk dirinya. Jika dahulu kita mengenal prinsip ekonomi yang itu menuntut manusia untuk mengorbankan sesuatu yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, justru dengan bunyi prinsip ekonomi seperti itu menjadi

Page 17: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

29

tidak rasional. Sedikit mustahil jika dengan uang Rp.1.000 kita ber-harap keuntungan Rp.1.000.0001.

Dalam kegiatan perjudian hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan bisa saja terjadi. Dimana orang melakukan perjudian dengan mempertaruhkan modal yang kecil berharap mendapat keuntungan yang besar. Seperti halnya dalam melakukan perjudian togel. Uang Rp. 1.000 (seribu rupiah) yang digunakan dalam memasang angka nomor togel bila menang (2 angka mendapatkan 60.000 rupiah, 3 angka mendapatkan 300.000 rupiah dan 4 angka mendapatkan 2.000.000 rupiah (Kartono, 2001).

Individu atau aktor pada dasarnya ingin selalu mendapatkan keuntungan terutama keuntungan yang berlipat dengan usaha yang minimum. Sebenarnya keinginan manusiawi tersebut berdasarkan pada prinsip ekonomi yaitu “Dengan beban biaya minimal mendapatkan hasil yang maksimal”. Prinsip tersebut yang juga diadopsi oleh aktor dalam menimbulkan motivasi untuk berjudi. Para aktor (penjudi) yang mempraktikkan perjudian dikarena termotivasi pada keuntungan yang berlipat ganda. Dengan pengeluaran modal yang kecil dapat meng-hasilkan modal yang besar, ini dilihat dari faktor kemenangan dalam melakukan perjudian.

Prinsip ekonomi dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja dalam kehidupan sehari-hari. Individu atau aktor yang berprinsip ekonomi selalu menghitung biaya yang harus dikeluar-kan dan manfaat yang akan diperolehnya. Setiap tindakan memerlukan biaya dan menghasilkan manfaat. Oleh karena itu pelaku ekonomi harus bisa memiliki tindakan yang paling menguntungkan.

Siapa saja pelaku ekonomi itu? setiap orang atau individu adalah pelaku ekonomi tidak terkecuali. Kegiatan atau aktivitas ekonomi itu sendiri meliputi proses produksi, distribusi dan konsumsi. Setiap individu atau aktor sebagai pelaku ekonomi pasti tidak mungkin

1 Sumber : http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2335219-prinsip-ekonomi/#ixzz2cD6r92Xh. Diunduh Juni 2013.

Page 18: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

30

terlepas dari proses atau kegiatan ekonomi. Individu atau aktor pasti biasanya menjalani beberapa proses sekaligus. Banyak faktor pendorong yang membuat kegiatan ekonomi ini mengalami banyak sekali pergeseran, seperti kemajuan zaman, teknologi, kebutuhan semakin tinggi membuat individu sebagai pelaku ekonomi menjadi lebih kreatif dalam menata kehidupan perekonomianya. Pelaku ekonomi juga dituntut kreativitasnya karena beratnya persaingan serta beragamnya permintaan sehingga para pelaku ekonomi harus mempunyai ciri khas untuk bisa berjalan dengan maksimal2.

Dalam perjudian khususnya dalam menjalankan bisnis ilegal (judi kupon togel) ada terdapat kegiatan ekonomi yang dilakukan mulai dari proses produksi, distribusi dan konsumsi yang melibatkan individu atau aktor sebagai pelaku. Mereka adalah produsen yang memproduksi barang (bandar utama selaku pemegang sistem per-judian), distributor yang menyalurkan barang (bandar wilayah yang menjual kupon togel kepada pembeli yang dibantu oleh para karyawan atau anak buah) dan konsumen yang mengonsumsi barang untuk memenuhi kebutuhan (para penjudi atau pembeli yang membeli judi kupon togel).

Tindakan para aktor atau pelaku ekonomi dalam menjalankan judi togel ini berbeda-beda sesuai dengan peran masing-masing dalam jaringan bisnis togel. Di sini muncullah berbagai tindakan, inovasi serta kreativitas sebagai upayah ekonomi dari para aktor sebagai pelaku ekonomi dalam judi togel. Aktor atau pelaku ekonomi di sini harus mempunyai ciri khas untuk bisa menjalankan kegiatan ekonomi yang dilakukannya itu. Dari situlah kita akan dapat melihat aktor atau pelaku ekonomi yang benar-benar berjiwa sebagai “entrepreuner” atau wirausaha atau pengusaha.

2 Sumber : http://www.anneahira.com/pelaku-ekonomi.htm. Diunduh Agustus 2014.

Page 19: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

31

Entrepreuner (Wirausaha atau Pengusaha)

Dalam pandangan Theory of Planned Behavior intensi diasumsikan untuk menangkap faktor-faktor motivasional seseorang untuk mempengaruhi perilaku dalam hal ini adalah perilaku entrepreuner, seberapa banyak usaha yang dilakukan individu untuk terus mencoba dalam usaha untuk mewujudkan perilaku berwirausaha, (Abrorry dan Sukamto, 2013).

Untuk menjadi wirausaha Meredith, (1996) menerangkan bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang haus akan tantangan. Wirausaha sangat bergairah menghadapi tantangan wirausaha lebih memilih mencari resiko yang tinggi dari pada resiko yang rendah, karena tantangan yang tinggi akan menghasilkan hasil yang tinggi dan sebaliknya resiko yang rendah akan menghasilkan hasil yang rendah pula. Oleh karena itu, wirausahawan selalu berani mengambil resiko (risk taker). Jika tugas yang diembannya sangat ringan wirausahawan merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan yang rendah (Suryana, 2006). Bahkan Zimmerer (dalam Suryana, 2006) menjelaskan bahwa seorang wirausahawan tahan terhadap resiko dan ketidakpastian. Wirausahawan yang berhasil biasanya memiliki toleransi terhadap pandangan yang berbeda dalam ketidakpastian.

Berbicara entrepreuner atau wirausaha atau pengusaha yang dimaksudkan di sini adalah orang yang beranai mengambil resiko yang tinggi. Dengan melihat pengertian yang diberikan oleh para ahli di atas, maka dapat di katakan dalam perjudian togel, entrepreuner yang di maksudkan di sini adalah para bandar baik bandar utama pemegang sistem perjudian maupun bandar wilayah yang menjual kupon togel. Akan tetapi dalam hal ini entrepreuner yang lebih berperan di sini yaitu bandar judi utama. Entrepreuner (bandar judi utama) walaupun mereka sadari akan bisnis yang mereka rintis itu merupakan bisnis ilegal, mereka terus berusaha agar bisnis perjudian togel bisa terus berjalan, yaitu dengan membangun jaringan dan menjual sistem judi togel kepada bandar wilayah diberbagai negara. Pengambilan resiko

Page 20: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

32

seperti inilah merupakan salah satu ciri dan merupakan pola pikir dari entrepreuner.

Menurut Senge (2007), pola pikir kewirausahaan itu menggambarkan pencarian pola yang bersifat inovatif dan energik, memanfaatkan peluang serta bertindak untuk mewujudkan peluang yang ada. Membentuk pola pikir kewirausahaan sangat penting untuk mempertahankan persaingan ekonomi (Mcgrath dan Macmillan, 2000). Kreativitas merupakan sarana untuk membuka potensi terpendam dalam diri seseorang, karena kreativitas adalah cara utama untuk menggali potensi kewirausahaan.

Beberapa karakter yang sangat sering dikaitkan dengan karakter entrepreuner, adalah pendorong perubahan, mampu berinovasi, serta memiliki kemampuan untuk mengambil resiko. Lebih lanjut Boediono, (1982) ciri dari entrepreuner adalah bahwa ia berani mengambil resiko usaha. Mereka bersedia mengambil resiko usaha tersebut karena: (a) adanya kemungkinan baginya untuk memetik keuntungan monopolistik apabila usahanya berhasil, (b) ada semangat dan keinginan pada diri mereka melalui ide-ide baru. Lebih lanjut Boediono (1982), mengatakan “entrepreuner” adalah orang-orang yang benar-benar berkecimpung dalam dunia usaha dan mempunyai semangat berani mencoba menterjemahkan ide-ide baru menjadi kenyataan.

Atkinson (1957) berpendapat bahwa, individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih memilih kegiatan berisiko yang menantang tapi dapat dicapai. Resiko menurut Forlani dan Mullin (2000) mencerminkan tingkat ketidakpastian prospektif yang terkait dengan hasil. Resiko usaha yang diambil oleh entrepreuner judi togel ini karena berkaitan dengan bisnis usaha yang ilegal, tetapi entrepreuner judi togel ini berani mengambil resiko tersebut karena, apabila bisnis perjudian itu terus berjalan dan berkembang mereka pastinya akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dari itu mereka akan terus berusaha dan berinovasi dengan berbagai ide-ide baru untuk tetap mempertahankan perjudian supaya bisa tetap ada.

Page 21: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

33

Menurut Jhingan, (2010) inovasi terdiri dari (1) pengenalan barang baru; (2) pengenalan metode produksi baru; (3) pembukaan pasar baru; (4) penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang semi manufaktur; (5) pembentukan organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.

Dalam menjalankan bisnis ilegal (perjudian), sebagai entrepreuner sudah pastinya ada resiko-resiko yang harus diambil. Resiko-resiko itu sudah diperhitungkan dengan matang agar mendapat keuntungan yang besar dari perjudian itu, maka dalam mempertahankan bisnis ilegal perjudian agar bisa terus berjalan dan tetap mendapatkan keuntungan yang besar pastinya entrepreuner judi (bandar judi utama) akan melakukan berbagai cara dan berinovasi dalam hal melakukan perjudian, dengan menciptakan cara-cara baru agar memudahkan setiap penjudi dalam berjudi. Entrepreuner judi dalam mengembangan inovasi terhadap perjudian, misalnya dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada seperti internet yaitu dengan membuat cara atau metode baru dalam bermain, dan membuka perjudian di berbagai tempat sehingga jaringan perjudian menjadi lebih besar lagi dan lain sebagainya. Seperti yang dikatakan Azania, (2013) dalam permainan judi togel juga terdapat pemanfaatan teknologi yang diterapkan oleh “karyawan” bandar, dengan cara menjalankan judi togel menggunakan teknologi internet.

Teknologi internet merupakan salah satu ciri dari jaman modern saat ini yang mana semua hal apapun bisa dilakukan melalui jalan internet termasuk dalam melakukan perjudian. Pemanfaatan teknologi seperti internet merupakan inovasi dari cara bermain judi yang dilakukan oleh para entrepreuner judi agar mereka dan semua penjudi bisa lebih dipermudahkan dan tetap melakukan aktivitas perjudian dimanapun dan kapanpun.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa entrepreuner (bandar judi) mempunyai peran penting dalam menjalankan dan menjaga agar bisnis ilegal mereka bisa terus berlangsung, selain resiko-resiko besar yang harus diambil dalam menjalankan bisnis judi togel,

Page 22: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

34

dibutuhkan juga kreatifitas dan inovasi dari entrepreuner (bandar judi) dalam hal melakukan perjudian diantaranya membuat teknik dan cara yang baru dalam permainan judi, yang salah satunya dengan pemanfaatan teknologi.

Social Construction Of Technology “SCOT” (Konstruksi Sosial Teknologi)

Penelitian Azania, (2013) mengatakan dalam permainan judi togel juga terdapat pemanfaatan teknologi yang diterapkan oleh “karyawan” bandar, dengan cara menjalankan judi togel menggunakan teknologi internet. Dari penelitian Azania ini dapat terlihat, dalam proses judi togel terdapat teknologi yang dimanfaatkan oleh para aktor yang ada dalam jaringan judi, dan untuk melihat bagaimana teknologi dimanfaatkan pada proses judi togel, dapat dilihat dengan menggunakan teori Social Construction Of Technology “SCOT” (Konstruksi Sosial Teknologi).

Social Construction Of Technology “SCOT” (Kontruksi Sosial Teknologi) ditawarkan oleh sosiolog teknologi seperti Wiebe Bijker dan Trevor Pinch (1987), konsep ini memahami teknologi sebagai produk sosial karena dia dihasilkan melalui negosiasi dan interaksi yang terjadi dalam suatu sistem sosial. Tesis utama konstruksi sosial teknologi adalah bahwa perkembangan teknologi bukanlah linear seperti yang dianut dalam determinisme teknologi, melainkan jauh lebih kompleks dan sangat beragam mengikuti keberagaman sistem sosial yang ada.

Menurut penelitian Bagus, (2003) mengatakan judi kupon togel mempunyai jaringan yang kompleks. Jaringan distribusi dan keamanannya sangat kuat dan banyak anggota masyarakat yang terekrut dalam jaringan tersebut. Lebih lanjut Azania, (2013) mengatakan bahwa kegiatan judi togel memiliki jaringan yang kompleks, terdapat peran di dalam jaringan yang saling berhubungan dan saling memberi keuntungan.

Page 23: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

35

Dari kedua pendapat ini terlihat bahwa jaringan judi ini sangat kompleks dan terjadi interaksi diantara para aktor dalam jaringan judi togel, serta itu hubungan yang terbagun sangat kuat. Selanjutnya menurut Azania, (2013) sebelumnya juga telah dikatakannya di atas ada pemanfaatan teknologi internet dalam permainan judi togel. Di sini juga dapat dilahat bahwa sistem sosial yang terbangun dalam jaringan judi togel selain mempunyai jaringan yang kompleks ada juga faktor lain yang mendukung untuk terbentuknya suatu hubungan antar aktor dan juga dalam proses jalannya judi togel. Faktor lain yang mendukung seperti yang dikatakan Azania, yaitu penerapan teknologi dalam menjalankan judi togel.

Menurut Bijker, (1987) mengatakan evolusi pengfungsian internet dari sarana komunikasi antar komputer menjadi media demokratisasi dapat dipahami dalam kerangka teori kontruksi sosial teknologi (social construction of technology) dimana perkembangan teknologi tidaklah bersifat linier. Selanjutnya (Tonz94, 2004)3 mengatakan berkembanganya suatu teknologi adalah hasil dari konstruksi sosial (socially constructed). Suatu teknologi berkembang sebagai suatu hasil bentukan sosial (social shaping) di mana teknologi tersebut berada.

Dari kedua pandangan di atas itu dapat dilihat bahwa teknologi tidak bersifat linier, teknologi dapat berkembang di mana saja sesuai dengan keberadaan teknologi serta pemanfaatan terhadap teknologi tersebut. Teknologi bukanlah suatu entitas vakum. Ketika berinteraksi dengan masyarakat (pengguna), teknologi dapat diterjemahkan secara bebas bagi pengguna. Teknologi dapat memberi makna yang berdeda dan beragam, baik antar individu maupun antar kelompok dalam menggunakan teknologi tersebut.

Menurut Hughes, (1989) pemahaman yang mendalam tentang relasi antara teknologi dan masyarakat yaitu sebagai sistem teknologi (technological system) menurut Hughes bahwa bekerjanya suatu teknologi dengan baik adalah hasil dari interaksi saling 3 Sumber : http://tonz94.wordpress.com/2009/12/20/konstruksi-sosial-teknologi-2/

Page 24: Bab 2 KAJIAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5388/3/T2... · Pengertian Umum Tentang Judi ... dan Francis Fukuyama, telah banyak definisi yang

36

mendukung antara sistem teknikal (technical systems) dan sistem sosial (social systems). Hughes mengatakan bahwa dalam bekerjanya suatu sistem teknologi, sistem teknikal dan sistem sosial saling membentuk satu sama lain.

Dari sini juga dapat terlihat bahwa bekerjanya suatu teknologi adalah merupakan hasil interaksi yang saling mendukung antara sistem teknikal (technical systems) dan sistem sosial (social systems). Ini berarti dalam sistem sosial khususnya dalam jaringan perjudian togel, dan pemanfaatan teknologi yang diterapkan adalah merupakan suatu kesatuan sistem yang saling mendukung. Dengan pemanfaatan dan penerapan teknologi dalam judi togel yang dilakukan oleh para aktor judi togel menjadikan perjudian ini menjadi suatu relasi nyata antara masyarakat (pengguna) dan teknologi.