bab 2 balok lentur
DESCRIPTION
balok lenturTRANSCRIPT
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-1
BAB II BALOK LENTUR
2.1. Pendahuluan
Bab ini membahas topik perancangan elemen struktur balok/gelagar
bangunan baja. Topik bahasan ini menggambarkan persyaratan dan perancangan
balok/gelagar pada balok sederhana dan balok menerus. Desain balok/gelagar
dibutuhkan dalam perencanaan portal baja sebagai elemen/batang utama pada
struktur gedung atau portal bangunan gudang. Topik bahasan ini bertujuan agar
mahasiswa dapat merancang balok/gelagar baja.
2.2. Penyajian
Balok/gelagar merupakan elemen/batang lentur yang berfungsi sebagai
batang utama pada struktur bangunan baja. Kekuatan balok/gelagar baja harus
dirancang kuat dan kaku, karena balok/gelagar lebih kritis terhadap deformasi
yaitu lendutan (deflection) akibat beban kerja.
2.2.1. Pengertian Balok
Balok adalah suatu elemen struktur yang berfungsi mentransfer beban
vertikal. Akibat beban kerja vertikal ini, maka balok akan mengalami lenturan
atau disebut sebagai elemen lentur. Lentur yang terjadi pada balok akibat beban
kerja (beban terpusat/beban merata) akan menyebabkan bagian atas dari garis
netral akan tertekan (terjadi perpendekan) dan bagian bawah dari garis netral akan
tertarik (terjadi perpanjangan).
Akibat beban kerja yang tegak lurus sumbu memanjang balok ini, maka
penampang balok akan mengalami kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
1. Terjadi tegangan lentur (flexural strength) dan tegangan geser (shear
strength).
2. Terjadi tekuk arah samping (lateral torsional buckling).
3. Terjadi lendutan (flexibility)
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-2
Oleh karena itu, perencanaan balok baja akan dikatakan aman terhadap
beban yang bekerja jika balok tersebut memenuhi ketiga syarat di atas.
Gambar 2.2-1 Perilaku Lentur Balok
2.2.2. Syarat –Syarat Desain Balok
Dalam mendesain struktur balok harus dipenuhi syarat kekuatan dan
kekakuan penampang balok. Syarat kekuatan ditentukan berdasarkan harga
tegangan yang terjadi (tegangan lentur, tegangan geser, dan kip) pada penampang,
sedangkan untuk syarat kekakuan ditentukan berdasarkan harga lendutannya.
Penampang balok dikatakan kuat dan kaku, jika tegangan dan lendutan yang
terjadi tidak melebihi harga tegangan dan lendutan yang diijinkan.
A. Tegangan Lentur dan Tegangan Geser Balok
Dmax
M max
L
M = kN-m, kg-cm, T-m
D = kN, kg, T
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-3
Akibat beban kerja pada balok maka penampang akan mengalami
tegangan lentur dan tegangan geser seperti pada gambar berikut :
Gambar 2.2-2 Diagram Tegangan Lentur dan Geser Balok
Tegangan lentur yang terjadi ditinjau pada daerah kritis (serat tepi luar)
sejauh ½ h dari garis netral (g.n.), dihitung dengan persamaan :
ijinmaxmax σ
W
M
I
y.Mσ ≤== (2.2-1)
dimana :
Mmax = Momen maksimum balok (kg-cm) W = Momen tahanan (terhadap garis netral (cm3) σ ijin = tegangan ijin dasar baja (kg/cm2)
Sedangkan tegangan geser yang terjadi pada kondisi kritis dihitung dengan
persamaan :
ijinw
xmax τI.t
S.Dτ ≤= (2.2-2)
dimana :
Dmax = Gaya geser/lintang maksimum balok (kg) Sx = Statis momen setengah penampang (cm3) tw = tebal web (cm) Ix = Momen inersia penampang balok (cm4) τ ijin = 0,58 σ ijin (kg/cm2)
σmax. (tekan)
σmax. (tarik)
τmax.
web g.n.
flens
a). Lentur. b). Geser.
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-4
B. Lendutan Balok
Pada balok terlentur, selain tegangannya, juga lendutannya dibatasi oleh
lendutan maksimum atau lendutan ijin (fijin). Besarnya lendutan maksimum
elemen lentur ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis sebagai
berikut :
1. Kenyamanan pemakai bangunan.
2. Keselamatan.
3. Keindahan.
4. Psikologis.
5. Perlindungan pada bagian bangunan yang lain dengan sifat bahan yang
cukup kenyal.
6. Memberikan dukungan yang cukup, hingga suatu alat yang dipasang pada
elemen struktur tersebut dapat bekerja dengan baik.
7. Pembatasan lendutan ini tergantung pula pada struktur bangunannya,
untuk keperluan apa.
Besar lendutan yang terjadi pada balok tergantung pada panjang bentang,
ukuran penampang, material, dan beban yang bekerja. Untuk struktur balok
sederhana, besar lendutan yang terjadi dapat di lihat pada persamaan berikut :
ijin
4
max fI.EL.w
3845
f ≤= ijin
3
max fI.E
L.P481
f ≤= (2.2-3)
Untuk struktur balok dengan model lainnya, nilai lendutan dapat dihitung
dengan program analisis struktur. Sedangkan untuk struktur balok menerus
P
L
w
L
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-5
dengan beban terbagi merata, lendutan dapat dilihat pada lampiran. Batas nilai
lendutan maksimum elemen lentur dapat dilihat pada table 2.2-1
Table 2.2-1 : Batas Lendutan Maksimum Arah Vertikal
Sumber : Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung. (1987)
C. Tekuk Samping (Kip)
Beban lentur yang bekerja pada sumbu kuat penampang (sb. x-x),
mengakibatkan balok akan tertekuk ke samping pada sumbu lemah (sb. y-y)
seperti pada gambar berikut :
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-6
Gambar 2.2-3 Tekuk Samping Pada Balok/Gelagar
Akibat beban tekan yang lebih tinggi, maka pada bagian sayap balok
(daerah tegangan tekan penampang) akan tertekuk ke samping terhadap sumbu
2-2, tekuk pada arah lateral inilah yang disebut lateral buckling. Jika sebuah balok
menerima beban yang terus bertambah searah sumbu y-y (pada bidang badan
profil), maka pada suatu saat akan terjadi perpindahan lateral dan torsi secara tiba-
tiba, kejadian ini dinamakan lateral torsional buckling (kip).
a. Balok Yang Penampangnya Tidak Berubah Bentuk
Menurut Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1987),
balok-balok yang penampangnya tidak berubah bentuk harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
75th
w
≤ , (2.2-4)
dan
ftb
1,25hL ≥ (2.2-5)
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-7
dimana : h = tinggi balok b = lebar sayap tw = tebal badan (web) tf = tebal sayap (flens)
L = jarak antara dua titik di mana tepi tertekan dari balok itu ditahan terhadap kemungkinan terjadinya lendutan ke samping.
Tegangan tekan yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan kip yang
diijinkan (σtek. ≤ σkip.ijin). Tegangan tekan yang terjadi ditinjau pada tengah-
tengah bentang L.
a.1. Balok Statis Tertentu
1. Pada perletakan pelat badan balok statis tertentu diberi pengaku samping,
Tegangan kip yang diijinkan, dihitung dengan persamaan :
(a). Jika C1 ≤ 250, maka ijinijinkip σσ = (2.2-6)
(b). Jika 250 < C1 < C2, maka ijin2
1ijinijinkip σ3,0
250250
σσ xC
C
−−−= (2.2-7)
(c). Jika C1 ≥ C2, maka ijin1
2ijinkip σ7,0σ x
C
C= (2.2-8)
dimana :
f
1 t.bh.L
C =
ijin
2σ
E0,63C =
σ ijin = tegangan ijin dasar baja (kg/cm2)
2. Pada perletakan pelat badan balok statis tertentu tidak diberi pengaku samping,
maka tegangan kip yang menentukan adalah σkip ijin yang terkecil dari persamaan
(a), (b), dan c dan harus memenuhi :
ijin3w
21ijinkip σx)ht
(C.C0,042σ ≤ (2.2-9)
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-8
a.2. Balok Statis Tidak Tertentu
1. Pada perletakan pelat badan balok statis tidak tertentu diberi pengaku samping,
Tegangan kip yang diijinkan, dihitung dengan persamaan :
(a). Jika C1 ≤ 250, maka ijinijinkip σσ = (2.2-10)
(b). Jika 250 < C1 < C3, maka ijin3
1ijinijinkip σ3,0
250250
σσ xC
C
−−−= (2.2-11)
(c). Jika C1 ≥ C3, maka ijin1
3ijinkip σ7,0σ x
C
C= (2.2-12)
dimana :
ijin
**3
σ
E)2β3()β1(0,21C −+=
jepit
kaki*
M2
MMβ
+=
Mki dan Mka = momen pada ujung-ujung bagian balok antara sokongan- sokongan samping yang jaraknya L.
M jepit = momen pada ujung-ujung balok antara sokongan-sokongan yang jaraknya L, dengan anggapan bahwa ujung-ujung itu terjepit.
Ketentuan-ketentuan untuk β* terhadap tegangan kip :
- Akibat momen perletakan yang negatif tegangan kip balok dapat dinaikkan
sebesar (1 + β*) kali tegangan kip pada balok yang ujung-ujungnya sendi.
- Rumus-rumus yang mengandung β* tidak berlaku bagi balok yang momen
ujungnya positif, seperti dijumpai pada balok yang diberi penyokong
samping di antara perletakannya. Momen di tempat penyokong samping ini
sering berharga positif yang mengakibatkan nilai β* < 0, dalam hal
demikian balok dihitung sebagai balok statis tertentu.
- Jika β* > 1,3 dimana momen-momen balok sebagian besar bertanda negatif,
maka dalam keadaan ini tidak perlu diperhitungkan kipnya, karena stabilitas
kip dapat dicegah oleh bebannya.
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-9
2. Pada perletakan pelat badan balok statis tidak tertentu tidak diberi pengaku
samping, maka tegangan kip yang menentukan adalah σkip ijin yang terkecil dari
persamaan (a), (b), dan c dan harus memenuhi syarat :
ijin3w
31ijinkip σx)h
t(C.C0,042σ ≤ (2.2-13)
b. Balok Yang Penampangnya Berubah Bentuk
Pada balok-balok yang tidak memenuhi syarat tersebut di atas (persamaan 2.2-4
dan 2.2-5), maka tegangan tekan terbesar pada sayap harus memenuhi syarat :
ω . σ tek. max. ≤ σ ijin (2.2-14)
dimana : ω . σ tek. max = σ kip ω = faktor angka tekuk, dengan mengambil panjang tekuk sama dengan
panjang bentang sayap tertekan yang tidak ditahan terhadap goyangan pada arah tegak lurus badan, dimana harga jari-jari kelembaman = iy tepi.
iy tepi = jari-jari kelembaman tepi tertekan terhadap sumbu y-y. Tepi tertekan adalah sayap dan 1/3 tinggi badan yang tertekan (untuk penampang simetris menjadi 1/6 tinggi badan).
Harga iy tepi tertekan yang diperhitungkan ditentukan dengan rumus :
A'
I1/2i y
tepiy = (2.2-15)
dimana :
Iy = momen inersia terhadap sb. y-y (cm4) A’ = luas bagian yang diarsir (cm2)
hb1 = tinggi badan yang tertekan (cm) hb2 = 1/3 hb1 (cm), jika penampang simetris hb2 = 1/6 hb
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-10
Jika pada desain balok terhadap bahaya kip terjadi σ tek. max > σ ijin kip,
maka pada balok harus dipasang pengaku samping atau pelat sirip pengaku
dengan jarak L, seperti diperlihatkan pada gambar berikut :
Gambar 2.2-4 Pelat Pengaku Samping (Lateral Support) Balok/Gelagar
2.2.3. Desain Balok Sederhana
Dalam perencanaa balok sederhana (balok statis tertentu) dapat dilakukan
dengan langkah-langkah berikut :
1. Tentukan geometri struktur dan beban yang bekerja pada struktur balok
baja.
2. Hitung gaya-gaya dalam struktur balok (momen) berdasarkan beban yang
terjadi. Untuk balok sederhana dengan beban merata w, dapat dihitung
dengan persamaan ; Mmax. = 1/8 . w. L2 dan untuk beban terpusat di tengah
bentang Mmax. = ¼ . P. L
3. Tentukan dimensi awal penampang balok baja WF dengan pendekatan
rumus :
)(cmσ
MW 3
ijin
maxperlu =
profil WF dipilih berdasarkan harga momen tahanan (section modulus Z)
penampang dari tabel baja (harga Z ≥ Wperlu).
4. Hitung kembali gaya-gaya dalam struktur (momen dan lintang) dengan
memasukkan berat sendiri balok baja WF sebagai beban tambahan.
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-11
5. Hitung dan kontrol tegangan lentur dan tegangan geser pada penampang
balok baja (σ tek. ≤ σ ijin dan τ ≤ τ ijin).
6. Hitung dan kontrol lendutan maksimum pada balok baja (f max. ≤ f ijin).
7. Hitung dan kontrol tegangan ijin kip untuk balok statis tertentu pada
penampang balok baja (σ tek. max ≤ σ ijin kip ≤ σ ijin).
8. Jika hasil perhitungan pada langkah (5), (6), dan langkah (7) memenuhi
syarat, maka penampang profil baja WF sudah dianggap memadai (aman).
Umumnya dalam perencanaan balok baja kita dapat menganalisis dan
menentukan, apakah kekuatan atau kekakuan yang menentukan dalam desain
penampang. Hal ini bisa ditentukan berdasarkan panjang bentang balok sebagai
berikut :
- Balok bentang panjang, umumnya lendutannya yang menentukan.
- Balok bentang medium, umumnya tegangan lenturnya yang menentukan.
- Balok bentang pendek, umumnya tegangan gesernya yang menentukan.
CONTOH PERHITUNGAN :
Diketahui balok WF 300.200.9.14 dengan perletakan seperti gambar. Panjang
balok L = 6,00 m, beban merata q = 3,00 t/m’, dan Mutu Baja BJ37.
Kontrol stabilitas balok terhadap kekuatan, kekakuan, dan tekuk samping, jika :
a. Pada perletakan diberi pengaku samping
b. Pada perletakan tidak diberi pengaku samping
3 t/m’
6 m
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-12
PENYELESAIAN :
1. Sifat – Sifat Penampang : WF 300.200.9.14
qs = 65,4 kg/m1
Ix = 13300 cm4
Iy = 1900 cm4
Zx = 893 cm3
h = 298 mm
b = 201 mm
tf = 14 mm
tw = 9 mm
σijin = 1600 kg/cm2
τijin = 0,58 σijin = 928 kg/cm2
fijin = 2,40 cm
2. Perhitungan Statika
qtot = q + qs = 3,065 t/m’
Mmax. = 1/8. qtot . L2 = 13,792 tm
Dmax = 1/2. qtot. L = 9,195 ton
3. Kontrol Kekuatan dan Kekakuan
2
x
max.lap kg/cm45,1544Z
Mσ == ≤ 1600 kg/cm2
2
xw
xmax. kg/cm,95693I.t
SDτ == ≤ 928 kg/cm2
Sx = (20,1) x (1,4) x (14,2) + ½. (0,9) x (13,5)2 = 481,60 cm3
cm1,85I.E384
L.q.5f
x
4tot
max. == ≤ 2,40 cm
h tw
b
tf
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-13
4. Kontrol Tekuk Samping (Kip)
h/tw = 33,11 < 75 L/h = 20,13 > 1,25 b / tf = 17,95
,39356tf.b
h.LC1 == > 250
C2 = 0,63 E / σijin = 826,88
Karena 250 < C1 < C2, maka dihitung dengan rumus :
2
2
1 /33,12793,0250
250cmkgx
C
Cijinijinkip =
−−−= σσσ
kontrol : σtek.max ≥ σkip tidak ok (tidak memenuhi syarat), maka
perlu diberikan sokongan lateral (pangaku samping).
Dicoba diberi sokongan lateral di tengah bentang balok (L/3)
L’ = L / 3 = 200 cm
h/tw = 33,11 < 75 L’/h = 6,71 > 1,25 b/tf = 17,95 tidak ok
karena penampang berubah bentuk, maka harus memenuhi syarat :
ωy. σtek.max ≤ σijin
- Perhitungan luas daerah tertekan A’
A’ = b x tf + hb2 x tw = 14,23 cm2
hb2 = hb / 6 = (h – 2.tf) / 6 = 4,50 cm
- Perhitungan faktor tekuk ωy
cmA
Ii y
y 17,8'
.2/1==
λy = Lk / iy = 24,5 (asumsi perletakan sendi – sendi, maka Lk = L’)
dari table faktor tekuk diperoleh, ωy = 1,027 (untuk λy dan BJ44)
- Kontrol tegangan
ωy. σtek.max = 1586,15 kg/cm2 < σijin = 1600 kg/cm2 ok.
Penampang tidak berubah bentuk (TBB)
Penampang berubah bentuk (BB)
hb2
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-14
- Simpulan : WF 300.200.9.14 dapat dipakai dengan menempatkan sokongan
lateral pada balok dengan jarak 200 cm.
2.2.4. Desain Balok Menerus
Pada perencanaan balok menerus (balok statis tidak tertentu) prinsipnya
sama dengan perhitungan balok sederhana. Perbedaan mendasar hanya pada
perhitungan gaya-gaya dalam dan perhitungan tegangan kip. Adapun langkah-
langkah perencanaan balok menerus sebagai berikut :
1. Tentukan geometri struktur dan beban yang bekerja pada struktur balok
baja.
2. Hitung gaya-gaya dalam struktur balok (momen lapangan atau momen
tumpuan) berdasarkan beban yang terjadi. Untuk balok menerus dengan
beban merata w, dapat dihitung dengan persamaan seperti pada tabel
lampiran atau dihitung dengan program analisis struktur.
3. Tentukan dimensi awal penampang balok baja WF dengan pendekatan
rumus :
)(cmσ
MW 3
ijin
maxperlu =
profil WF dipilih berdasarkan harga momen tahanan (section modulus Z)
penampang dari tabel baja (harga Z ≥ Wperlu).
4. Hitung kembali gaya-gaya dalam struktur (momen dan lintang) dengan
memasukkan berat sendiri balok baja WF sebagai beban tambahan.
5. Hitung dan kontrol tegangan lentur dan tegangan geser pada penampang
balok baja (σ tek. ≤ σ ijin dan τ ≤ τ ijin).
6. Hitung dan kontrol lendutan maksimum pada balok baja (f max. ≤ f ijin).
7. Hitung dan kontrol tegangan ijin kip untuk balok statis tidak tertentu pada
penampang balok baja (σ tek. max ≤ σ ijin kip ≤ σ ijin)
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-15
8. Jika hasil perhitungan pada langkah (5), (6), dan langkah (7) memenuhi
syarat, maka penampang profil baja WF sudah dianggap memadai (aman).
CONTOH PERHITUNGAN :
Diketahui balok WF 600.200.12.20 dengan perletakan seperti gambar. Panjang
balok L = 12,00 m, beban merata q = 2,00 t/m’, dan Mutu Baja BJ44
Jika pada perletakan balok diberi pengaku samping. Kontrol stabilitas balok
terhadap :
a. Kekuatan dan Kekakuan
b. Tekuk Samping ( Buckling )
PENYELESAIAN :
1. Sifat – Sifat Penampang : WF 600.200.12. 20
qs = 120 kg/m1
Ix = 90400 cm4
Iy = 2720 cm4
Zx = 2980 cm3
h = 606 mm
b = 201 mm
tf = 20 mm
tw = 12 mm
σijin = 1867,00 kg/cm2
τijin = 0,58 σijin = 1082,86 kg/cm2
fijin = 4,80 cm
h tw
b
tf
2 t/m’
12 m
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-16
2. Perhitungan Statika
qtot = q + qs = 2,12 t/m’
Mmax.tp = 1/8. qtot . L2 = 38,16 tm
Mmax.lap = 9/128. qtot . L2 = 21,47 tm
Dmax = 5/8. qtot. L2 = 15,90 ton
3. Kontrol Kekuatan dan Kekakuan
2
x
tpmax.tp kg/cm1280,54
Z
Mσ == ≤ 1867 kg/cm2
2
x
max.laplap kg/cm30,207
Z
Mσ == ≤ 1867 kg/cm2
2
xw
xmax. kg/cm243,07I.t
SDτ == ≤ 1082,86 kg/cm2
Sx= (20,1) x (2,0) x (29,3) + ½. (1,2) x (28,3)2 = 1658,39 cm3
cm1,25I.E185
L.qf
x
4tot
max. == ≤ 4,80 cm
4. Kontrol Tekuk Samping (Kip)
h/tw = 50,50 < 75 L/h = 19,80 > 1,25 b / tf = 12,56
1808,96tf.b
h.LC1 == > 250
C3 = 0,21 (1+β*) x (3-2 β*) E / σijin = 620,05
0,75M2
)M(Mβ
jepit
kaki* =+=
Penampang tidak berubah bentuk (TBB)
qtot
L
1/12 q. L2 1/12 q. L2
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-17
Karena C1 > C3, maka dihitung dengan rumus :
σkip = (C3/C1) 0,7 σijin = 447,96 kg/cm2
kontrol : σtek.max ≥ σkip tidak ok (tidak memenuhi syarat),
maka perlu diberikan sokongan later al (pangaku samping).
Dicoba diberi sokongan lateral di tengah bentang balok (L/2)
L’ = L / 2 = 600 cm
h/tw = 50,50 < 75 L’/h = 9,90 > 1,25 b/tf = 12,56 tidak ok karena penampang berubah bentuk, maka harus memenuhi syarat :
ωy. σtek.max ≤ σijin
- Perhitungan luas daerah tertekan A’
A’ = b x tf + hb2 x tw = 51,52 cm2
hb2 = hb / 6 = (h – 2.tf) / 6 = 9,43 cm
- Perhitungan faktor tekuk ωy
cmA
Ii y
y 14,5'
.2/1==
λy = Lk / iy = 117 (asumsi perletakan sendi – sendi, maka Lk = L’)
dari table faktor tekuk diperoleh, ωy = 3,082 (untuk λy dan BJ44)
- Kontrol tegangan
ωy. σtek.max = 2219,97 kg/cm2 > σijin = 1867 kg/cm2 tidak ok.
Dicoba menentukan jarak sokongan lateral
ωy. σtek.max = σijin , maka : ωy = σijin / σtek.max = 2,592
dari tabel faktor tekuk diperoleh, λy = 108 (untuk ωy = 2,626),
sehingga diperoleh panjang tekuk yang aman terhadap kip sebesar :
Lk = λy x iy = 554,89 cm (jarak sokongan lateral yang aman terhadap kip).
- Simpulan : WF 600.200.12.20 dapat dipakai dengan menempatkan sokongan
lateral pada balok dengan jarak 400 cm.
Penampang berubah bentuk (BB)
hb2
aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008
II-18
2.3. Penutup
A. Kesimpulan
Perancangan balok/gelagar baja dianalisis berdasarkan kekuatan dan
kekakuan penampang balok. Kekuatan balok diperhitungkan terhadap harga
tegangan lentur, tegangan geser, dan tekuk samping. Sedangkan kekakuan balok
diperhitungkan terhadap defleksi yang terjadi. Balok bentang panjang, umumnya
lendutannya yang menentukan. Umumnya balok bentang medium, yang
menentukan ialah tegangan lenturnya, balok bentang pendek, yang menentukan
ialah tegangan gesernya, dan balok bentang panjang, yang menentukan ialah
lendutannya. Persyaratan kekuatan yang harus dipenuhi pada balok/gelagar ini
ialah harga tegangan maksimum dan lendutan maksimum yang terjadi tidak
melampaui harga tegangan/lendutan izinnya.
B. Soal-Soal Latihan
1. Diketahui balok WF 400.200.8.13 dengan perletakan seperti gambar. Panjang
balok L = 8,00 m, beban merata q = 2,5 t/m’, dan Mutu Baja BJ37
Kontrol stabilitas balok terhadap kekuatan dan kekakuan, jika pada perletakan
balok diberi :
a. Pengaku samping
b. Tanpa pengaku samping
2,5 t/m’
8,00 m