bab 14 penanggulangan kemiskinan

7
PENANGGULANGAN KEMISKINAN Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan adalah kondisi dimana sesorang atau kelompok orang laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya yang bermartabat. Definisi beranjak dari pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hal-hal untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik baik perempuan maupun laki-laki. Penduduk miskin di Aceh berjumlah 1.101.368 jiwa atau 26,5% dari jumlah penduduk (keadaan tahun 2000). Jumlah balita yang kurang energi mencapai 10,46%, lebih tinggi dari angka rata- rata Indonesia yang hanya 8%. Sementara balita berat badan dibawah minimal mencapai 65%. Jumlah pengangguran terbuka mencapai 17,23% atau 1.756.639 orang angkatan kerja (keadaan tahun 2000). Krisis ekonomi, gejolak politik, gangguan keamanan, terakhir bencana alam tsunami 26 Desember 2004 membuat kondisi sosial ekonomi masyarakat Aceh semakin memprihatinkan dan makin meningkatkan angka kemiskinan dan penggangguran di Aceh. A. PERMASALAHAN Permasalahan kemiskinan dilihat dari aspek pemenuhan hak- hak dasar, kependudukan, ketidak adilan dan kesetaraan gender. Kagagalan pemenuhan Hak Dasar. Terbatasnya

Upload: hikmah-nur-azza

Post on 03-Jul-2015

38 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 14 Penanggulangan Kemiskinan

PENANGGULANGAN KEMISKINANKemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

saling berkaitan antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan adalah kondisi dimana sesorang atau kelompok orang laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya yang bermartabat. Definisi beranjak dari pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.

Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi jugakegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hal-hal untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik baik perempuan maupun laki-laki.

Penduduk miskin di Aceh berjumlah 1.101.368 jiwa atau 26,5% dari jumlah penduduk (keadaan tahun 2000). Jumlah balita yang kurang energi mencapai 10,46%, lebih tinggi dari angka rata-rata Indonesia yang hanya 8%. Sementara balita berat badan dibawah minimal mencapai 65%. Jumlah pengangguran terbuka mencapai 17,23% atau 1.756.639 orang angkatan kerja (keadaan tahun 2000). Krisis ekonomi, gejolak politik, gangguan keamanan, terakhir bencana alam tsunami 26 Desember 2004 membuat kondisi sosial ekonomi masyarakat Aceh semakin memprihatinkan dan makin meningkatkan angka kemiskinan dan penggangguran di Aceh.

A. PERMASALAHANPermasalahan kemiskinan dilihat dari aspek pemenuhan hak-hak dasar, kependudukan,

ketidak adilan dan kesetaraan gender.Kagagalan pemenuhan Hak Dasar. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,

pemenuhan kebutuhan pangan yang layak dan memenuhi persyaratan gizi yang masih menjadi persoalan bagi masyarakat miskin, rendahnya kemampuan daya beli masyarakat merupakan persoalan masyarakat miskin.

Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan. Masalah utama yangmenyebabkan rendahnya derajat kesehatan masyarakat miskin adalah rendahnya akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi. Masalah lain rendahnya mutu layanan kesehatan dasar disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan, kurangnya peralatan, dan kurangnya sarana kesehatan. Pada umumnya tingkat kesehatan masyarakat miskin masih rendah. Angka Kematian Bayi (AKB) pada kelompok pendapatanrendah selalu di atas AKB kelompok pendapatan tinggi.

Page 2: Bab 14 Penanggulangan Kemiskinan

Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan miskin. Berbagai upaya pembangunan pendidikan yang dilakukansecara signifikan telah

memperbaiki tingkat pendidikan. Pembangunan pendidikan ternyatabelum sepenuhnya mampu memberikan pelayanan secara merata

kepada seluruh lapisan masyarakat sampai saat masih terdapat kesenjangan antar kelompok masyarakat terutama antara kaya dan miskin, antara perkotaan dan pedesaan. Sebagai gambaran, rata-rata Angka Partisipasi Sekolah (APS) – rasio penduduk yang bersekolah – untuk usia 13-15 tahun pada tahun 2003 mencapai 75,54 %.

Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha. Masyarakat miskin umumnya,

menghadapi permasalahan terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya peluang usaha, lemahnya perlindungan terhadap asset usaha, perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama pekerja anak dan pekerja perempuan seperti pembantu rumah tangga. Masyarakat miskin terbatas modal dan kurang ketrampilan maupun pengetahuan. Kondisi ketenagakerjaan pada tahun 2003 menunjukkan belum adanya perbaikan. Bahkan, berdasarkan angka pengangguran terbuka selama

5 tahun terakhir menunjukkan jumlahnya terus meningkat. Pengangguran terbuka yang berjumlah sekitar 1.756.639 orang atau 17,2% dari jumlah angkatan kerja pada tahun 2000 meningkat menjadi sekitar 1.802.553 orang atau 18,3% dari jumlah angkatan kerja pada tahun 2001.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 56,02%. Partisipasi angkatan kerja yang paling menonjol di daerah pedesaan (58,03%) dan sangat tinggi untuk laki-laki (80,64%). Kondisi ini mengindikasikan bahwa pemecahan persoalan tenaga kerja harus mengacu pada penyediaan lapangan kerja untuk penduduk pedesaan dan laki-laki.

Memburuknya kondisi lingkungan akibat bencana Tsunami. Meningkat jumlah masyarakat miskin di Nanggroe Aceh Darussalam juga turut disebabkan terjadinya bencana alam dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004. Masyarakat di daerah pedesaan, perkotaan dan kawasan pesisir yang sangat terkena dampak sosial budaya dan ekonomi. Banyak bangunan rumah tempat tinggal yang rusak dan hancur, hilangnya lapangan kerja dan berusaha seperti kelompok masyarakat nelayan dan petani.

B. SASARANSasaran penanggulangan kemiskinan dalam lima tahun mendatang adalah menurunnya

jumlah penduduk miskin laki-laki dan perempuan dan terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap. Secara rinci, sasaran tersebut :

1. Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.2. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau.3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan secara kualitas dan kuantitas.4. Tersedianya kualitas pelayanan pendidikan dasar yang merata.

Page 3: Bab 14 Penanggulangan Kemiskinan

5. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.

C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN

Page 4: Bab 14 Penanggulangan Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan merupakan upaya terus menerus terjadi karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin dan keterbatasan sumberdaya untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar. Langkah-langkah penanggulangan kemiskinan tidak dapat ditangani sendiri oleh satu sektor tertentu, tetapi harus multi sektor dan lintas sektor dengan melibatkan stakeholder terkait untuk meningkatkan efektivitas pencapaian program yang dijalankan. Oleh sebab itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam penanggulangan kemiskinan dijabarkan ke dalam program sebagai berikut:

1. PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN

a. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan dan kapasitas kelembagaan dan peningkatan infrastruktur pedesaan yang mendukung sistem distribusi untuk menjamin terjangkau pangan.

b. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan melalui bantuan pangan kepada keluarga miskin/rawan pangan.

c. Revitalisasi sistem lembaga ketahanan pangan masyarakat.d. Pemberian subsidi dan kemudahan kepada petani dalam memperoleh sarana produksi,

bibit, pupuk dan obat-obatan pemberantasan hama.

e. Penelitian untuk meningkatkan varietas tanaman pangan unggul.f. Pelatihan penerapan tehnologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan

produksi pertanian.

g. Pengembangan industri pengolahan panganh. Pelaksanaan pemantauan ketersediaan, harga bahan pangan di pasar tradisionil.

2. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

a. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya.b. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya. c. Pengadaan peralatan dan perbekalan termasuk obat generik.

d. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar mencakup kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular dan peningkatan gizi.

e. Pengadaan dan Peningkatan SDM tenaga kesehatan.

3. PROGRAM PELAYANAN PENDIDIKAN

a. Peningkatan Pendidikan Dasarb. Peningkatan Pendidikan Menengah dan Tinggi c. Peningkatan Pendidikan Luar Sekolah

d. Pengembangan dan Pemanfaatan Hasil Penelitian dan IPTEK

Page 5: Bab 14 Penanggulangan Kemiskinan

e. Peningkatan Apresiasi senif. Pelestarian dan Pengembangan Adat Aceh

4. PROGRAM PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA

a. Peningkatan kemampuan calon tenaga kerja berkemampuan memasuki lapangan kerja di dalam negeri dan luar negeri.

b. Peningkatan jaminan keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja.

c. Peningkatan ketrampilan kerja bagi calon tenaga kerja.