bab 123

48
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong pemilik/manajemen perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang

Upload: mulyanugrah2

Post on 08-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

metodologi

TRANSCRIPT

34

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPerkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong pemilik/manajemen perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen.Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal.

1Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Cara untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara menganalisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan. Sektor perbankan mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian karena berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana sehingga sektor perbankan merupakan salah satu penggerak sektor riil pada perekonomian Indonesia. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Untuk menunjang kinerja perbankan dan untuk memperkuat permodalan maka bank memerlukan tambahan modal untuk melakukan kegiatan usahanya, baik untuk membiayai kegiatan yang sedang dilaksanakan maupun untuk melakukan ekspansi yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan bank. Oleh karena itu bank dapat memutuskan untuk go public. Alasan lain bank memutuskan untuk go public adalah untuk meningkatkan ekspansi kredit, meningkatkan likuiditas bank dan meningkatkan transparansi. Investor yang akan menanamkan dananya di saham emiten perbankan akan memilih emiten yang kokoh dan stabil kinerjanya dalam berbagai kondisi perekonomian. Dengan keikutsertaan masyarakat luas menjadi pemilik bank, maka kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan operasional perbankan menjadi semakin besar. Sebagai konsekuensinya, diharapkan bank-bank tersebut akan mampu melaksanakan good corporate governance dengan baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja bank-bank go public tersebut. Disamping itu, dengan semakin besarnya kontrol masyarakat terhadap bank-bank go public tersebut maka manajemen bank tersebut akan lebih profesional serta memiliki visi dan strategi yang jelas. Bank Indonesia juga mendorong perbankan untuk menjadi perusahaan terbuka (go public) sehingga dapat memperluas pengawasan.Salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing dalam jangka panjang karena faktor kuatnya modal yang dimilikinya. Sehingga keputusan sumber-sumber dana yang dipakai untuk memperkuat modal suatu perusahaan tidak dapat dilihat sebagai keputusan yang sederhana namun memiliki implikasi kuat terhadap apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam penilaian capital, biasa digunakan alat berupa Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung risiko yang terjadi. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan tolak ukur penilaian rasio permodalan dalam konteks tingkat kesehatan yang dimiliki oleh setiap bank. Besarnya CAR diukur melalui rasio antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Menurut Dendawijaya (2003), semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk di dalamnya risiko kredit. Industri perbankan adalah suatu industri yang sarat dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga dan penanaman dana lainnya serta pengembalian. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua kegiatan bank, baik yang berasal dari aktiva maupun pasiva sarat berbagai resiko, seperti resiko kredit dan resiko likuiditas yang mempengaruhi efektivitas serta kinerja perbankan dalam menghasilkan profit atau keuntungan.Likuiditas juga mempunyai peranan penting dalam pengelolaan kinerja perbankan karena menyangkut pemecahan antara reserve requirement yang ditetapkan Bank Sentral, penarikan dana oleh deposan dan debitur serta pembayaran kewajiban jatuh tempo. Salah satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank yaitu menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang ditetapkan maksimum 110% sesuai dengan Peraturan BI Nomor 5/20/P.BI/2003. Bank dikatakan likuid jika bank dapat membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek (tabungan, giro, deposito) serta mampu membayar dan dapat memenuhi semua permintaan kredit yang harus dipenuhi (Suyatmin, 2006). Makin tidak likuid maka akan menimbulkan runtuhnya kepercayaan masyarakat yang dapat menyebabkan penarikan dana dan menurunkan kinerja.Dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio, dapat diketahui tingkat kredit yang diberikan dan jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat. Dengan kata lain, dapat diketahui seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban perusahaan untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Likuiditas berhubungan dengan profitabilitas karena likuiditas merupakan kemampuan suatu bank untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi.Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas bank salah satunya adanya adalah ROA (Return on Assets) yang merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukan prospek perusahaan di masa yang akan datang.Mengingat pentingnya pembahasan tentang analisis rasio untuk mengetahui kinerja keuangan bank, maka penulis mengambil judul: Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas pada Bank Go Public di Indonesia

1.2. Rumusan MasalahDari penjelasan latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu:1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap profitabilitas pada bank-bank Go Public di Indonesia?2. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap profitabilitas pada bank-bank Go Public di Indonesia?

1.3. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah;1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas pada bank-bank Go Public di Indonesia.2. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap profitabilitas pada bank-bank Go Public di Indonesia.

1.4. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah :1. Manfaat TeoritisPenelitian ini memberikan sumbangsih manfaat dalam ilmu ekonomi, khususnya dalam melakukan analisis kinerja keuangan melalui laporan keuangan perusahaan dan sebagai pembelajaran penerapan teori yang telah diketahui sebelumnya.

2. Manfaat Praktisa. Bagi PenulisMenambah wawasan dan pengetahuan mengenai cara menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh dari hasil penelitian utamanya mengenai Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio.b. Bagi PembacaMemberikan tambahan referensi bagi pembaca dalam mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Serta mengetahui kondisi keuangan dari bank-bank Go Public di Indonesia.c. Bagi PerusahaanSebagai masukan bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui efisiensi serta efektivitas perkembangan perusahaan yang pada akhirnya berguna bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang dilakukan di waktu yang akan datang

1.5. Sistematika PenulisanDalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan yang dipergunakan penulis adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Merupakan bab yang berisi uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tinjauan teori yang akan mendasari pembentukan hipotesis dan dasar pembahasan penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis data dan data penelitian. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti, pengujian data, analisis hasil penelitian dan pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan data dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan TeoriBank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang . Sedangkan menurut undang-undang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

9Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) sangat penting dalam suatu sistem perekonomian modern. Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank yang diakui secara resmi hanya terdiri dari dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan Bank Umum itu sendiri dijelaskan sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Namun tetap berfungsi sebagai agent of trust, agent of development dan agent of services dan sebagai perantara antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Ayat 2 Pasal 5 bahwa Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu (Totok Budisantoso, 2006).

Laporan KeuanganLaporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan keuangan.Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Seperti yang kita tahu bahwa informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan.Isi Laporan keuangan terdiri dari:1. NeracaNeraca menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan. Menurut Harahap (2007) mengemukakan bahwa: Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu. Dalam penyajiannya neraca dapat dibagi dalam 3 bentuk, menurut Harahap (2002) bentuk neraca yang umum digunakan adalah sebagai berikut:a. Bentuk Neraca Staffel (Refort Form)Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.b. Bentuk Neraca Skontro (Account Form)Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah-menyebelah.c. Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form)Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh model pemilik.2. Perhitungan Laba RugiLaporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi dividen, maka seluruh hasil akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi dividen, maka hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan dividen untuk memperoleh nilai laba ditahan.3. Laporan Arus KasLaporan arus kas menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan. Menurut Harahap (2002) mengemukakan bahwa:Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.4. Laporan Perubahan EkuitasMenurut Rivai, Veithzal dan Idroes (2007) mengemukakan bahwa:Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan akun ekuitas lainnya.Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktek akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.Selain sebagai alat pertanggungjawaban, informasi keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang dilakukan secara sadar untuk menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bidang bisnis. Menurut Darsono dan Ashari (2005:11-12), pengguna laporan keuangan dan kebutuhan informasi keuangannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:a. Investor atau pemilikPemilik perusahaan menanggung risiko atas harta yang ditempatkan pada perusahaan. Pemilik membutuhkan informasi untuk menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan membayar dividen. Di samping itu untuk menilai apakah investasinya akan tetap dipertahankan atau dijual. Bagi calon pemilik, laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan penempatan investasi dalam perusahaan.b. Pemberi pinjaman (kreditur)Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan memberi pinjaman dan melihat kemampuan perusahaan membayar angsuran pokok beserta bunganya (riba: konvensional) atau margin keuntungan beserta bagi hasilnya (pembiayaan/kredit syariah) pada saat jatuh tempo. Jadi, kepentingan kreditur terhadap perusahaan adalah apakah perusahaan mampu membayar utangnya kembali atau tidak.c. Pemasok atau kreditur usaha lainnya Pemasok memerlukan informasi keuangan untuk menentukan besarnya penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan kemampuan membayar pada saat jatuh tempo.d. Pelanggan Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang dengan perusahaan sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan perusahaan yang akan melakukan kerja sama.e. KaryawanKaryawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna menilai kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Dalam hal ini, karyawan membuthkan informasi untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebagai tempat menggantungkan hidupnya.f. PemerintahInformasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan serta bantuan.g. MasyarakatLaporan keuangan dapat digunakan untuk bahan ajar, analisis, serta informasi trend dan kemakmuran.Analisis Rasio KeuanganSalah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah dengan menggunakan analisis rasio.1. Pengertian Analisis RasioAnalisis rasio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis rasio keuangan (Financial Ratio Analysis). Analisis rasio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu :a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis.Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterpretasikan data yang bersangkutan.2. Keunggulan Analisis RasioAnalisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998) antara lain :a. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri laind. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.e. Menstandarisir ukuran perusahaanf. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.3. Keterbatasan Analisis RasioDisamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainyab. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :i. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.ii. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.iii. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.iv. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.Jenis-Jenis Rasio KeuanganJenis-jenis rasio keuangan menurut Dendawijaya (2006) dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu analisis rasio likuiditas, analisis rasio rentabilitas dan analisis rasio solvabilitas. Rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas antara lain cash ratio, reserve requirement, loan to deposit ratio, loan to asset ratio dan rasio kewajiban bersih call money. Analisis rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan, selain itu dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. rasio rentabilitas antara lain Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin dan Rasio Biaya Operasional. Sedangkan analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya jika dilikuidasi. Rasio ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio, Debt To Equity Ratio dan Long Term Debt To Assets Ratio.Capital Adequacy Ratio (CAR)Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka perusahaan tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan perusahaan untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. Pada tahun 2013 Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan syarat Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal pada bank umum untuk mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) minimal sebesar 8 persen. Hal ini termaktub dalam Surat Edaran (SE) BI No. 15/11/DPNP tertanggal 8 April 2013. Pada tahun 2008, awalnya diterbitkan Peraturan BI No. 8 Tahun 2008 yang intinya syarat bank yang layak menerima FPJP minimal memiliki CAR 5 persen. Namun, syarat ini kembali diubah melalui PBI No. 26 Tahun 2008 menjadi minimal CAR yang dimiliki harus sebesar 8 persen. Tak lama berselang, tepatnya jelang akhir tahun, BI di bawah komando Boediono kembali merevisi persyaratan CAR minimal 8 persen menjadi CAR cukup positif lewat PBI No. 30 Tahun 2008.

Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : CAR = Menurut Rivai (2007:713) Capital Adequacy Ratio (CAR) sangat bergantung pada :1. Jenis aktiva serta besarnya resiko yang melekat padanya Meliputi aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif (tidak tercantum dalam neraca). Terhadap masing-masing pos dalam aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu. 2. Kualitas aktiva atau tingkat kolektabilitasnya Guna memperhitungkan kualitas dari masing-masing aktiva agar diketahui seberapa besar kemungkinan diterima kembali dana yang ditanamkan pada aktiva tersebut. 3. Total aktiva suatu bank, semakin besar aktiva semakin bertambah pula resikonya. Jadi bank yang memiliki aktiva yang besar tidak menjamin masa depan dari bank tersebut, karena aktiva-aktiva telah memiliki bobot resiko masing-masing.

Loan to Deposit Ratio (LDR)Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio yang dipergunakan untuk melihat likuiditas perusahaan. Rasio ini mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana yang diterima bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Menurut Mulyono (1995), rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan, disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga sebagai indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu perusahaan.Masalah likuditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dalam hal ini adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Pada peraturan Bank Indonesia Nomor: 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional terdapat besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebagai berikut:1. Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen). 2. Batas atas LDR Target sebesar 92% (sembilan puluh dua persen).3. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen).4. Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu).5. Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua).

Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : LDR =

Return On Assets (ROA)Return on assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan (laba) dari pengelolaan aset secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Aset terdiri dari aset produktif dan aset tidak produktif, bila yang dominan aset produktif maka perubahan laba akan tinggi namun bila yang dominan aset tidak produktif perubahan laba akan rendah. Laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak atau earning after tax (EAT). ROA yang semakin besar menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik karena return semakin besar. Menurut Dendawijaya (2006) secara sistematis ROA dirumuskan:ROA = 2.5. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.6. HIPOTESISDari beberapa landasan teori yang telah dijelaskan diatas dapat ditarik beberapa hipotesis yaitu:1. Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap Return On Assets (ROA).2. Diduga Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Assets (ROA).

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi OperasionalVariabel PenelitianVariabel DependenVariabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini membahas tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio terhadap profitabilitas pada perusahaan tahun 2004-2013. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Return On Assets. Dimana Return On Assets digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas pada perusahaan.Variabel IndependenVariabel Independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel Independen merupakan variabel penelitian yang memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi/ dipilih oleh seorang peneliti untuk menetapkan/menentukan hubungan antara fenomena yang sedang diamati. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)

24Definisi OperasionalTabel 3.1 Definisi OperasionalVariabelNotasiPengertianRumusSumber

Capital Adequacy RatioCARRasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh perusahaan

Dendawijaya, 2006

Loan to Deposit RatioLDRRasio yang dipergunakan untuk melihat likuiditas perusahaanLDR=Kasmir, 2012

Return On AssetsROARasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan (laba) dari pengelolaan aset secara keseluruhanMunawir, 2002

3.2. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan pada Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia serta menggunakan metode electronic research dan library research guna mendapatkan tambahan informasi lainnya melalui akses internet ke website Bursa Efek Indonesia (BEI), dan link lainnya yang relevan.3.3. Jenis dan Sumber DataPenelitian ini menggunakan data sekunder berupa Laporan Tahunan perusahaan perbankan dengan menganalisis dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yaitu tahun 2004-2013.

3.4. Populasi dan Sampel3.4.1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah bank-bank yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah go public. Dari data di Bursa Efek Indonesia per 2 September 2014, telah ada 39 perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari jumlah populasi dalam penelitian sebanyak 39 bank, populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel.3.4.2. SampelPengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria dan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).Kriteria penentuan sampel:1. Bank Umum yang terdaftar di BEI yang mempunyai laporan keuangan paling lengkap dan telah dipublikasikan.2. Bank Umum yang terdaftar di BEI yang masih beroperasi selama periode pengamatan.3. Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember.Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut maka diperoleh sampel sebagai berikut :Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian Bank Umum Go Publik1Bank Artha Graha International Tbk.

2Bank Capital Indonesia Tbk.

3Bank Central Asia Tbk.

4Bank CIMB Niaga Tbk.

5Bank Danamon Indonesia Tbk.

6Bank Ekonomi Raharja Tbk.

7Bank Mandiri (Persero) Tbk.

8Bank Mayapada tbk.

9Bank Mega Tbk.

10Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

11Bank Nusantara Parahyangan Tbk.

12Bank Pan Indonesia Tbk.

13Bank Permata Tbk.

14Bank Pundi Tbk.

15Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Sumber : IDX Statistik 20143.5. Metode Pengumpulan Data3.5.1. Metode DokumentasiDokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data sekunder berupa Laporan Tahunan dari perusahaan yang bersangkutan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs bank yang menjadi objek penelitian di Indonesia.

3.6. Metode Analisis DataMetode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :1. Periode 1999 2003Menggunakan regresi berganda dengan jumlah observasi 15, yang terdiri atas 3 sampel perusahaan dan 5 periode data time series (panel data)2. Periode 2004 2014Pada periode ini digunakan dua metode analisis data yaitu:a. Regresi BergandaDengan jumlah observasi data 150, terdiri atas 15 sampel perusahaan dan 10 tahun data time series.b. Analisis ClusterMetode analisis ini digunakan untuk mengelompokkan apakah implementasi Rasio CAR dan Rasio LDR bersifat volunteery atau involunteery.Salah satu metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003).Dalam analisis regresi, selain untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan random, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik. Variabel independen/bebas diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang).Adapun model dasar dari regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :Y= a + b1x1 + b2x2 + eDimana :Y = Return On Asseta= Konstantab1, b2= Koefisien regresix1= Capital Adequacy Ratiox2= Loan to Deposit Ratioe= Variabel residual

3.6.1. Uji Asumsi Klasik3.6.1.1. Uji NormalitasUji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2009). Cara untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan analisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Prinsip normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan yaitu :a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati, secara visual terlihat normal padahal secara statistik bisa sebaliknya. Sehingga dianjurkan dilengkapi uji statistik sederhana dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual, atau dengan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S).3.6.1.2. Uji AutokorelasiUji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari observasi lainnya (Ghozali,2009). Untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini digunakan Uji Durbin Watson (DW test) untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen (Ghozali, 2009).

3.6.1.3. Uji Multikolonearitas Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009).Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.c. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 ( Iman Ghozali, 2009).3.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain.Dasar analisis :1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005).

3.6.2. Uji Hipotesis3.6.2.1. Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan variabel bebas (X) dalam menerangkan variabel terikat (Y). Nilai R2 berada diantara nol sampai dengan satu. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan variabel bebas (X) menerangkan variabel tidak bebas (Y). (Singgih Santoso, 2004).3.6.2.2. Uji F-StatistikUji Simultan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas X1, X2 yaitu CAR dan LDR yang digunakan agar mampu menjelaskan variabel terikat (Y) yaitu ROA. Secara bersama-sama terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Kecukupan Modal dan Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika Probabilitas (signifikan) > 0,05 maka Ho diterima2. Jika Probabilitas (signifikan) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (Singgih Santoso, 2004 : 112)3.6.2.3. Uji T-StatistikUji T dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y) dengan asumsi variabel yang lain konstan. Dasar pengambilan keputusan:1. Jika Probabilitas (signifikan) > 0,05 maka Ho diterima2. Jika Probabilitas (signifikan) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (Singgih Santoso, 2004 : 168).

Daftar PustakaAsdar, Muhammad. 2005. Koperasi: Tinjauan Ekonomi, Manajemen dan Strategi Pengembangan. Makassar: Hasanuddin University Press.Daft, Richard L. 2009. Management 6th Edition. Jakarta: Salemba Empat.Ervani, Eva. 2010. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional Bank terhadap Profitabilitas Bank Go Public di Indonesia Periode 2000 2007. Jurnal JEJAK, Vol. 3, No.2, 2 September 2010.Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta .Fitriyani, Anita. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Likuiditas, Non Performing Loans, Equity to Asset Ratio dan Time Deposit Ratio terhadap Return On Assets Bank. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Bumi Aksara. Jakarta.Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Pers. Jakarta.Muhamad. 2014. Manajemen Dana Bank Syariah. Rajawali Pers. Jakarta.Munawir, S. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.Nimah, Ulin. 2011. Analisis Kinerja keuangan pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.Pasaribu, Hiras dan Sari, Rosa Luxita. 2011. Analisis Tingkat Kecukupan Modal dan Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Juli 2011.Susianis. 2012. Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas BRI Unit di Kantor Cabang Tulungagung. Jurnal Otonomi, Vol. 2, No. 3, Juli 2012.Triandaru, Sigit dan Budisantoso, Totok. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.