bab 1,2 makalah gx menstruasi

41
Keperawatan Maternitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 1

Upload: tiltacali

Post on 26-Jun-2015

4.730 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-

sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat

pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun

mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya

dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan

wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung

kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung

pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk

bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang

wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga

40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda

dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk

kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh

wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang

dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah

otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang

dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila

wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk

mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita

dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh

sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan

berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina.

Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid),

berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi

bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 1

Page 2: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di

konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi menstruasi ?

2. Bagaimana siklus menstruasi ?

3. Apakah definisi dari gangguan dalam menstruasi ?

4. Apakah definisi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi ?

5. Bagaimana patofisiologi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi ?

6. Bagaimana manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi ?

7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari macam – macam gangguan dalam

mentruasi ?

8. Bagaimana Web of Caution dari macam – macam gangguan dalam menstruasi ?

9. Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam menstruasi ?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Menjelaskan patofisiologi dan asuhan keperawatan gangguan dalam menstruasi.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Menjelaskan definisi dari menstruasi

2. Menjelaskan siklus menstruasi

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 2

Page 3: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

3. Menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi

4. Menjelaskan definisi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi

5. Menjelaskan patofisiologi dari macam – macam gangguan dalam

menstruasi

6. Menjelaskan manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi

7. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari macam – macam gangguan dalam

mentruasi

8. Menjelaskan Web of Caution dari macam – macam gangguan dalam

menstruasi

9. Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam

menstruasi

1.4. Manfaat

1. Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan

medis, serta patofisiologi gangguan yang terjadi pada saat menstruasi.

2. Pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan pada saat menstruasi.

3. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan

gangguan dalam menstruasi.

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 3

Page 4: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya

lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara

hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada

saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena

tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan – perubahan siklik maupun

lama siklus menstruasi (Greenspan et al, 1998).

Menstruasi adalah keluarnya darah melalui vagina, yang berasal dari rahim,

berlangsung secara teratur, sebagai aspek dari kerja hormon-hormon retorik (Yanto

Kadarusman,2000).

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai

dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi

yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi

biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya

terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.

2.2. Siklus menstruasi

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 4

Page 5: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita

memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,

namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi

adanya masalah kesuburan.

Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi

hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung

sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya

dimulai.

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan

sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya,

hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari

ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur

tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk

kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.

Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon

yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat

sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian

tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian

mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah.

Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan

tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri

untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir

yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah

berhubungan intim.

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak

yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah

banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium

menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi

tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.

Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan

menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim.

Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human

Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio

didalam rahim.

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 5

Page 6: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium

akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi.

2.3. Gangguan dalam menstruasi

2.3.1. Definisi

Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang

dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya

perdarahan.

2.3.2. Macam – macam gangguan menstruasi

2.3.2.1. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)

a. Definisi

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 6

Page 7: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

Keteganagan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu

minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah

haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.

b. Etiologi

Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting

ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan

dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam

hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi

luteal dan pengurangan produksi progesteron.

Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga

memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid

adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid

dan terhadap faktor-faktor psikologis.

c. Patofisiologi

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam

darah, yang akan menyebabkan gejala deprese dan khususnya gangguan mental.

Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6

(piridoksin) yang dikenal sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi

mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan

kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan

depresi.

Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah

prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat

mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap

siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan

mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita

yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi

atau normal.

Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic

acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 7

Page 8: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

(mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti

peradangan.

d. Manifestasi klinis

Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah,

insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada

mammae, dsb. Sedang pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan,

gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejal fisik tersebut diatas.

e. Terapi

- Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan selama 8 jam sampai 10 hari

sebelum haid

- Metiltestosteron 5mg sebagai tablet isap, jangan lebih dari 7 hari

- Pemberian diuretik selama 5 hari dapat bermanfaat

- Pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari dikurang selama 7-10 hari

sebelum haid

- Psikoterapi suportif

2.3.2.2. Disminorea

a. Definisi

Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat

wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan

dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal

adanya disminore primer dan sekunder.

Nyeri haid atau disminorea ada dua macam :

Nyeri haid primer

Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu,

tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah

menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika

dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan

pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang

menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.

Nyeri haid sekunder

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 8

Page 9: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang

menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan

kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

b. Etiologi

Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga faktor

psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Disminore primer umumnya

dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Penyebab tersering

disminore sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna.

c. Patofisiologi

Pada disminorea primer :

Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami

regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron.

Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga

mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini

akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel

endometrium menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat

bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam

arakhidonat yang akan menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan

PGF2 alfa. Wanita dengan disminorea primer didapatkan adanya

peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan

merangsang miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi

dan distrimi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus

dan ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan

endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan

ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap

rangsang fisik dan kimia.

Pada disminorea sekunder :

Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri,

stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dapat menyebabkan

kram pada uterus sehingga timbul rasa nyeri.

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 9

Page 10: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

d. Manifestasi klinis

Disminore Primer

Usia lebih muda

Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur

Sering pada nulipara

Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik

Nyeri timbul mendahului haid

Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid

Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik

Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa

Pemeriksaan pelvik normal

Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala

Disminore Sekunder

Usia lebih tua

Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur

Tidak berhubungan dengan paritas

Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul

Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah

Berhubungan dengan kelainan pelvik

Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

Seringkali memerlikan tindakan operatif

Terdapat kelainan pelvik

e. Terapi

Penerangan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah gangguan

yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan

diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, lingkungan penderita.

Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan

olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.

Pemberian obat analgesik

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 10

Page 11: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat

diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan

istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk

mengurangi penderitaan.

Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi

aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah

antara novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.

Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat

sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-

benar disminore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan

pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat

dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin

Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore primer.

Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih

70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.

Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai 3 hari

sebelum haid dan pada hari pertama haid.

2.3.2.3. Perdarahan Uterus Abnormal

1) Hipermenore (Menorraghia)

a. Definisi

Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan

pada waktu menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid

yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari, ganti pembalut 5-6 kali/hari

tetapi masih memiliki siklus-siklus yang teratur.

Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar

8-10 hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml.

b. Etiologi

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 11

Page 12: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

40-60% wanita yang mengaku mengalami perdarahan hebat saat

haid tidak ada patologi pada sistem reproduksinya dan hal ini

disebut perdarahan uterus disfungsional.

Penyebab lokal seperti : myomata, endometril polip, uterus retro

versi, first menstrual period after childbirth or abortion (MPT),

tumor sel granulosa di ovarium.

Penyakit sistemik, seperti hipertiroidisme dan gangguan perdarahan.

Penggunaan IUCD (Intra Uterine Contraceptive Device).

Penggunaan IUCD akan meningkatkan aliran menstruasi.

Hypopalsia Uteri, menurut beratnya hipoplasia dapat mengakibatkan

amenorrhoe (uterus sangat kecil), hipermenorrhoe (uterus kecil jadi

luka kecil).

Astheni, Menorrhagia terjadi karena tonus otot pada umumnya

kurang.

Sealama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu

lelah, juga karena tonus otot kurang.

Hypertensi.

Decompensatio cordis.

Infeksi : endometriosis, salphingitis.

Retroflexio uteri, karena kandungan pembuluh darah balik.

Penyakit darah : Hemofili.

c. Patofisiologi

Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin

releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan

Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan

folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan

leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan

folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium

agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah.

Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus

luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron

menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan

stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 12

Page 13: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar

esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.

Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah

menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang.

Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.

Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya

stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak

terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada

progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat,

ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan

mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung

dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi

endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

d. Manifestasi klinis

Menorrhagia yang berat dapat menyebabkan anemia.

Gejala lain yang dapat menyertainya antara lain :

1) Sakit kepala

2) Kelemahan

3) Kelelahan

4) Kesemutan pada kaki dan tangan

5) Meriang

6) Penurunan konsentrasi

e. Terapi

Terapi spesifik untuk menorrhagia diberikan berdasarkan :

1) Umur dan riwayat kesehatan

2) Kondisi sebelumnya

3) Toleransi pada terapi pengobatan spesifik

Terapi untuk menorrhagia, yaitu :

1) Suplemen zat besi (jika kondisi menorrhagia disertai anemia,

kelainan darah yang disebabkan oleh defisiensi sel darah merah

atu hemoglobin).

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 13

Page 14: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

2) Prostaglandin inhibitor seperti medications (NSAID), seperti

aspirin atau ibuprofen.

3) Kontrasepsi oral (ovulation inhibitor)

4) Progesteron (terapi hormon)

5) Hysteroctomy (operasi untuk menghilangkan uterus)

2) Amenore

a. Definisi

Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore

adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih.

Klasifikasi amenore :

1) Amenore primer, tejadi apabila seseorang wanita belum pernah

mendapat menstruasi dan tidak boleh didiagnosa sebelum

pasien mencapai usia 18 tahun

2) Amenore sekunder ialah hilangnya haid selama menarche

3) Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas,

selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menapause.

b. Etiologi

1. Tertundanya menarke ( menstruasi pertama )

2. Kelainan bawaan pada pada sistem kelamin ( misalnya tidak

memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang

sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit /

himen imperforata )

3. Penurunan berat badan yang drastis ( akibat kemiskinan, diet

berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain – lain )

4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin

5. Kelainan kromosom ( misalnya sindroma Turner atau sindroma

Swyer ) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X )

6. Obesitas yang ekstrim

7. Hipoglikemia

8. Disgenesis gonad

9. Hipogonadisme hipogonadotropik

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 14

Page 15: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

10. Sindroma feminisasi testis

11. Hermafrodit sejati

12. Penyakit menahun

13. Kekurangan gizi

14. Penyakit Cushing

15. Fibrosis kistik

16. Penyakit jantung bawaan ( sianotik )

17. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal

18. Hipotiroidisme

19. Sindroma adrenogenital

20. Sindroma Prader-willi

21. Penyakit ovarium polikista

22. hiperplasia adrenal kongenital

Penyebab amenore sekunder :

1. Kehamilan

2. Kecemasan akan kehamilan

3. Penurunan berat badan yang drastis

4. Olah raga yang berlebihan

5. Lemak tubuh kurang dari 15 – 17 % extreme

6. Mengkonsumsi hormon tambahan

7. Obesitas

8. Stres emosional

9. Menopause

10. Kelinan endrokin ( misalnya sindorma Cushing yang

menghasilkan sejumlah besar hoemon kortisol oleh

kelenjar adrenal )

11. Obat – obatan ( misalnya busulfan, klorambusil,

siklofosfamid, pil KB, fenotiazid )

12. Prosedur dilatasi kuratesa

13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa ( tumor

plasenta ) dan sindrom Asherman ( pembentukan

jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau

pembedahan )

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 15

Page 16: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

c. Patofisiologi

Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian

dari sindrom hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab

utama dari amenore primer. Testicular feminization disebabkan oleh

kelainan genetik. Pasien dengan aminore primer yang diakibatkan oleh

testicular feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai

wanita yang normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang – kadang tidak

ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya terdapat vagina. Vagina

tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak terdapat uterus. Gonad,

yang secara morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan

seperti ini menyebabkan pasien mengalami amenore yang permanen.

Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis

hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea

menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH

dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan

kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan

progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan

menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang

merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas

karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma

pitiutari.

Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab

amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana

terdapat kadar FSH dan LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi

ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini

menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap

rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau

prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom

seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya

hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang

wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 16

Page 17: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan

hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.

Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi

hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-

hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi

mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang

akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi

ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary

syndrome.

c. Manifestasi klinis

Manifestasi klinisnya bervariasi, tergantung penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak

akan ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara,

pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk

tubuh.

Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning

sickness dan pembesaran perut.

Jika penyebabnya adalah kadar hoemon tiroid yang tinggi maka

gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat

dan lembab.

Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut

buncit, dan lengan serta tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :

Sakit kepala

Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan

tidak sedang menyusui )

Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )

Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti

Vagina yang kering

Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti

pola pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 17

Page 18: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

d. Terapi

Pengobatan untuk kasus amenore tergantung kepada penyebabnya.

Jika penyebanya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas,

penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya

adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk

menguranginya.

Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami

menstruasi ( amenore primer ) dan selama hasil pemeriksaan normal, maka

dilakukan pemeriksaan setiap 3 – 6 bulan untuk memantau perkembangan

pubertasnya.

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 18

Page 19: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

WOC

Hipotalamus keseimbangan progesterone & estrogen terganggu

GnRH proses kimia tubuh terganggu (metab vit B6)

Hipofisis Anterior vit B6

FSH & LH serotonin

Ovarium ovum depresi

Tak terangsang tak dibuahi PMS

Estrogen & progesteron regresi korpus luteum (menstruasi)

Siklus menstruasi (-) progesteron↓

Amenore primer membran lisosom labil

Tanda seks sekunder tak terjadi enzim fosfolipase A2 menghidrolisis fosfolipid

MK: Bagian citra tubuh as. arachidonat Iskemia

Harga diri rendah

kaskade as. Arachidonat Disminorea primer

PG: PGE & PGF 2a Nyeri haid

Miometrium MK: Nyeri

intoleran aktivitas, ansietas

Kontraksi dan disritmia uterus↑

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 19

Page 20: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

Aliran darah uterus↓

PMS

Kelemahan umum nyeri payudara acne mood labil

Intoleran aktivitas nyeri Gg.intregitas kulit ansietas

Stress, penyakit, obat-obatan

Siklus mens terganggu

Siklus mens tidak terjadi perdarahan banyak

Amenore sekunder perdarahan uterus disfungsional(tumor,infeksi dll)

MK: Ansietas, nyeri menoragi, metromenoragi oligomenore

Anemi hipovolemi ansietas

Pusing kelelahan

Gg rasa nyaman intoleran aktivitas

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 20

Page 21: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

3.1 Contoh Kasus

Nn.N berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan kolik abdomen pada

hari pertama, kedua dan ketiga menstruasi, mudah merasa lelah, tekanan darah 90/60

mmHg, merasa gelisah, pada saat melakukan aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat

pucat dan lemas.

3.2 Pengkajian

3.2.1 Keluhan utama: nyeri abdomen

3.2.2 Riwayat penyakit saat ini:

Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama sampai

ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari – hari.

3.2.3 Riwayat menstruasi:

Menarche usia: 12 th Siklus: 28 hari

Banyaknya: normal Lamanya: 7 hari

HPHT: 2 hari yg lalu Keluhan: disminore

3.2.4 Pemeriksaan fisik

Observasi pemeriksaan fisik (ROS: Review of System): Keadaan umum,

kesadaran, TTV: TD, nadi, suhu badan, RR.

1. Breath

Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tidak terdapat sesak

nafas.

2. Blood

Tekanan darah rendah (90/60 mmHg), Akral basah dan dingin

3. Brain

Penurunan konsentrasi, Pusing, Sklera/ konjungtiva anemia

4. Bladder

Warna kuning dan volume 1,5 L/hari

5. Bowel

Nafsu makan: baik, Porsi makan habis, Minum (1500cc/hari), Kebersihan

mulut: bersih, Mukosa: lembab, Tenggorokan: normal, Peristaltik (9x/menit),

BAB (1x/hari), Konsistensi: padat, Bau: Khas, Kuning kecoklatan.

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 21

Page 22: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

6. Bone

Badan mudah capek, Nyeri pada punggung.

3.3. Analisis Data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

1

2

DS:

Penyebab

timbulnya nyeri:

disminore.

Nyeri dirasakan

meningkat saat

aktivitas

Lokasi nyeri

abdomen

Skala nyeri

menunjukkan

lebih dari

Nyeri sering dan

terus – menerus

DO:

Wajah tampak

menahan nyeri

DS:

Pasien

menyatakan

mudah lelah

DO:

Nadi lemah (TD

90/60 mmHg)

Px. terlihat pucat

Sclera/

konjungtiva

anemi

Menstruasi

Regresi korpus luteum

progesteron↓

Miometrium

terangsang

Kontraksi&disritmia

uterus↑

Aliran darah ke uterus↓

Iskemia

Nyeri haid

Menstruasi

Pendarahan

Anemia

Kelemahan

Intoleran aktivitas

Nyeri akut

Intoleran aktivitas

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 22

Page 23: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

3 DS:

Px. menyatakan

merasa gelisah

DO:

Pucat

Memperlihatkan kurang

inisiatif

Menstruasi

Nyeri haid

Kurang pengetahuan

Ansietas

Ansietas

3.4 Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

3.5 Intervensi keperawatan

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

Tujuan:

Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien

Kriteria hasil:

Skala nyeri 0-1

Pasien tampak rileks

INTERVENSI RASIONAL

1. Beri linkungan tenang dan kurangi

rangsangan penuh stress

2. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgesic

3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya

nafas berirama lambat, nafas dalam,

bimbingan imajinasi

1. Meningkatkan istirahat dan

meningkatkan kemampuan koping

2. Analgesik dapat menurunkan nyeri

3. Memudahkan relaksasi, terapi non

farmakologi tambahan

4. Penggunaan persepsi sendiri atau

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 23

Page 24: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

4. Evaluasi dan dukung mekanisme

koping px

5. Kompres hangat

prilaku untuk menghilangkan nyeri

dapat membantu mengatasinya lebih

efektif

5. Mengurangi rasa nyeri dan

memperlancar aliran darah

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen

Tujuan:

Pasien dapat beraktivitas seperti semula

Kriteria hasil:

Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan

memperingan intoleran aktivitas

Pasien mampu beraktivitas

INTERVENSI RASIONAL

1. Beri lingkungan tenang dan perode

istirahat tanpa gangguan, dorong

istirahat sebelum makan

2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap

3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan

1. Menghemat energi untuk aktivitas

dan regenerasi seluler/ penyembuhan

jaringan

2. Tirah baring lama dapat menurunkan

kemampuan

3. Menurunkan penggunaan energi dan

membantu keseimbangan supply dan

kebutuhan oksigen

4. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

Tujuan:

Pasien bisa kembali

Kriteria hasil:

Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 24

Page 25: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

Pasien menunjukkan relaksasi

Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres

INTERVENSI RASIONAL

1. Libatkan pasien/ orang terdekat

dalam rencana perawatan

2. Berikan lingkungan tenang dan

istirahat

3. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi/ memerlukan

perilaku koping yang digunakan

pada masa lalu

4. Bantu pasien belajar mekanisme

koping baru, misalnya teknik

mengatasi stres

1. Keterlibatan akan membantu pasien

merasa stres

berkurang,memungkinkan energi

untuk ditujukan pada penyembuhan

2. Memindahkan pasien dari stress luar

meningkatkan relaksasi; membantu

menurunkan ansietas

3. Perilaku yang berhasil dapat

dikuatkan pada penerimaan masalah

stress saat ini, meningkatkan rasa

control diri pasien

4. Belajar cara baru untuk mengatasi

masalah dapat membantu dalam

menurunkan stress dan ansietas

BAB IV

PENUTUP

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 25

Page 26: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

4.1. Simpulan

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya

lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi

antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan

sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting

dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan

perubahan – perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.

Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi

yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan

lamanya perdarahan.

Macam – macam gangguan menstruasi :

Menurut gangguan siklusnya :

1. polimenore (sering)

2. oligomenore (jarang)

3. tidak teratur

4. amenore (tidak haid)

Menurut gangguan perdarahan :

1. hypermenore (banyak)

2. hypomenore (sedikit)

3. spotting (perdarahan bercak)

Perdarahan diluar haid (metroragia)

PERTANYAAN

1. Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase, yaitu

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 26

Page 27: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

1. fase menstruasi

2. fase proliferasi

3. fase sekresi

4. fase iskemi

key : E

2. Perdarahan haid yang jumlahnya banyak, disebut kelainan menstruasi

a. hipermenore

b. hipomenore

c. metroragia

d. oligomenore

e. amenore

key : A

3. Manifestasi klinis dari premenstrual tension syndrome adalah

1. iritabilitas

2. gelisah

3. insomnia

4. nyeri kepala

key : E

4. Perdarahan di luar siklus haid disebut

a. polimenore

b. oligomenore

c. hipermenore

d. metroragia

e. spotting

key : A

5. Manifestasi klinis dari disminorea sekunder adalah

a. usis lebih tua

b. usia lebih muda

c. timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur

d. hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 27

Page 28: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

e. sering pada nulipara

key : B

6. Perdarahan uterus abnormal, yang termasuk pada gangguan siklusnya ialah

a. polimenore

b. hipomenore

c. hipermenore

d. menoragia

e. metroragia

key : A

7. Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada

1. siklus ovulatorik

2. siklus anovulatorik

3. folikel persisten

4. menarche

key : A

8. Manifestasi klinis dari disminorea primer adalah

a. tidak di jumpai keadaan patologi pelvik

b. nyeri serang terasa terus menerus dan tumpul

c. tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

d. seringkali memerlukan tindakan operatif

e. terdapat kelainan pelvik

key : A

9. PG (prostaglandin) dihasilkan oleh kebanyakan organ tubuh terutama

1. prostat

2. hipotalamus

3. endometrium

4. ovarium

key : B

10. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien disminorea adalah

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 28

Page 29: BAB 1,2 Makalah Gx Menstruasi

Keperawatan Maternitas

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

4. Gangguan integritas kulit b.d inflamasi uterus

Key : A

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Menstruasi 29