bab 1,2, 3 new
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masa pembangunan sedang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia
pada saat ini adalah pembangunan di bidang perekonomian untuk
mempertinggi taraf hidup dan tingkat kesejahteraan rakyat secara
keseluruhan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah telah dan terus
berusaha menciptakan suatu tatanan perekonomian yang sesuai dengan pola
hidup bangsa Indonesia.
Pemerintah juga membangun pendidikan yang artinya proses belajar
mengajar dalam hal ini mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri
sebaik mungkin terhadap lingkungan. Dan dengan demikian, akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi
secara kuat dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, tujuan pendidikan adalah mengarahkan dan membimbing
kegiatan guru dan murid dalam proses pengajaran. Karena ada tujuan yang
jelas maka semua usaha dan pemikiran guru tertuju kearah pencapaian itu.
Pendidikan juga memberikan motivasi kepada guru dan siswa. Karena dengan
dorongan itu maka pendidikan dan pengajaran akan berlangsung lebih cepat,
efisien, dan memberikan kemungkinan untuk berhasil.
1
Seperti halnya dalam tujuan yang di tetapkan oleh suatu lembaga
Nasional yang mewakili seluruh keinginan, inspirasi, serta cita-cita
masyarakat bangsa Indonesia dalam keseluruhannya.
Dalam kontek Indonesia tujuan pendidikan nasional sebagaimana
dirumuskan dalam UU No. 2 Tahun 2003 “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa berakhlaq mulia, sehat,
berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta tanggung jawab”.
Berpijak pada rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut di atas
jelas bahwa arah pembangunan dibidang pendidikan tidak hanya ditujukan
untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas fisik saja, melainkan
psikisnya juga. Melalui tujuan pendidikan nasional tersebut. Pemerintah
sangat mengharapkan dapat membentuk sekaligus menghasilkan manusia-
manusia yang terampil, aktif, cerdas, serta mental dan budi pekerti luhur.
Sebab bentuk manusia seperti ini yang sangat diperlukan di era modern dalam
tantangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
berkembang secara pesat.
Dalam menjalankan dan menciptakan suatu pendidikan yang berkaitan
dengan koperasi. Dalam hal ini, pendidikan ekonomi adalah salah satunya
bidang pendidikan yang didalamnya juga membahas tentang koperasi. Oleh
2
karena itu, bagaimana kita bisa membawa siswa pada kehidupan berekonomi
yang positif.
Pendidikan ekonomi merupakan mutlak dilaksanakan oleh setiap
koperasi. Komisi 1966 ICA menyatakan bahwa semua koperasi harus
menyelenggarakan pendidikan bagi semua anggota dan pengurus yang ada
tentang asas-asas dan teknik berkoperasi dengan baik. Dipandang dari sudut
ekonomi maupun demokrasi. Karena selama ini nampaknya terhadap jurang
antara cita-cita koperasi dan praktek koperasi.
Perkembangan koperasi tidak mungkin sama dan cenderung berbeda-
beda perkembangan koperasi di negara-negara eropa telah memasuki tahap
perkembangan yang sangat maju. Terlepas dari keragaman perkembangan
koperasi tidak dapat dipisahkan dari seperangkat nilai luhur yang disebut
sebagai landasan dan asas koperasi.
Koperasi adalah sebuah lembaga ekonomi dan merupakan wadah kerja
sama yang dibentuk oleh dan untuk anggota terdiri dari orang-orang yang
memiliki kepentingan yang sama. Undang-Undang Dasar (UUD) 45
menyatakan bahwa tujuan negara Indonesia adalah memajukan kesejahteraan
umum, mewujudkan keadilan sosial, bagi seluruh rakyat Indonesia. Pasal 33
UUD 45 ayat 1 menyatakan “perekonomian disusun sebagai usaha
berdasarkan asas kekeluargaan.
Dari penjelasan di atas bahwa fungsi koperasi yaitu membangun dan
mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya.
Oleh karena itu, menjadi orang memiliki potensi serta kemampuan ekonomi.
3
Dalam hal ini siswa harus memiliki karakter wirausaha untuk meciptakan
suatu peluang usaha dan oleh laba. Sedangkan pengetian dari wirausaha
sendiri adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah terhadap
produk jasa melalui tranformasi, kreatifitas inovasi, dan kepekaan terhadap
lingkungan sekitar, sehingga produk atau jasa tersebut bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat penguna produk atau jasa.di negara manapun
kewirausahaan atau dunia usaha memberi kontribusi yang sangat besar
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu neg.1
untuk mengembangkan kemampuannya. Karena wirausaha
merupakan salah satu bentuk fenomena yang populer pada saat ini bahkan
mungkin telah menjadi pola baru dikalangan masyarakat selama ini.
Pendidikan formal yang diberikan di sekolah sejak SD sampai dengan PT
teryata lebih banyak menekankan pada segi pengetahuan dan sebagai
keterampilan, sedangkan pendidikan sikap masih sangat sedikit. Jiwa
wirausaha ini harus benar-benar ditanamkan sejak kecil, karena kalau tidak,
maka potensi apapun tidak bisa dibuat jadi manfaat.
Maka dari itu, bagaimana suatu lembaga/lingkungan pendidikan bisa
menepatkan diri sebagai tempat yang bisa membuat siswa – siswi untuk
menjadi orang yang memiliki jiwa karakter wirausaha. Maka dari itu, unsur
sikap mental lebih mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang
jika dihadapkan pada suatu situasi tertentu.
1 Suharyadi, dkk,2007, Kewirausahaan (Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Dini,(Jakarta: Selemba Empat) hal. 12
4
Untuk itu dengan adanya sikap tersebut, maka sekolah bisa memfungsikan
koperasi sebagai wadah/tempat untuk memberikan didikan pada siswa agar
menjadi orang dapat mengatur seluruh kebutuhan serta dapat memenuhi
kebutuhan siswa-siswi. Dalam hal ini, koperasi diharapkan dapat dijadikan
sebagai wadah menjadi orang yang memiliki karakter wirausaha. Berangkat
dari latar belakang di atas maka penulis bermaksud dan tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peran Koperasi Sekolah dalam
Membentuk Karakter Wirausaha Pada Koperasi Sekolah di SMKN 3
Pamekasan” dengan mengunakan teoritis dan empiris.
B. Rumusan Masalah
Berawal dari latar belakang di atas, maka penulis berusaha untuk
mencari bentuk permasalahan yang ada pada siswa dan koperasi yang
bersangkutan melalui beberapa rumusan masalah yang ada antara lain:
1. Bagaimana peran koperasi sekolah dalam membentuk karakter
wirausaha pada siswa SMKN 3 Pamekasan?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap keinginan menjadi
wirausahawan muslim?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengambarkan Bagaimana peran koperasi sekolah dalam
membentuk karakter wirausaha pada siswa SMKN 3 Pamekasan?
5
2. Untuk mendeskripsikan Bagaimana persepsi siswa terhadap
keinginan menjadi wirausahawan muslim?
D. Manfaat Peneltian
Dalam penelitian ini penulis berharap agar penulisan ini bisa
bermanfaat bagi:
1. Penulis, dengan adanya penulisan ini, nanti bisa menjadikan pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang koperasi.
2. Koperasi, sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
pembinaan pada siswa dalam pembentukan karakter wirausaha.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan suatu batasan pembahasan obyek tertentu
agar lebih spesifik, adapun ruang lingkup pembahasan ini adalah siswa yang
ada di SMKN 3 Pamekasan, Namun tidak secara keseluruhan.
F. Definisi Istilah
1. Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan
beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan
2. Wirausaha adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah
terhadap produk jasa melalui tranformasi, kreatifitas inovasi, dan kepekaan
6
terhadap lingkungan sekitar, sehingga produk atau jasa tersebut bisa
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat penguna produk atau jasa.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai pokok-pokok
pembahasan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Depan atau Awal
Pada bagian ini memuat sampul atau cover depan, halaman judul, dan
halaman pengesahan.
2. Bagian Isi
Bagian ini terdiri dari enam bab yang meliputi:
BAB I : Bab ini berisi tentang pendahuluan yang
meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan,
devinisi istilah, sistematika pembahasan.
BAB II : Bab ini berisi tentang kajian
pustaka yang meliputi: pengertian koperasi, tujuan
koperasi, fungsi dan peran koperasi, pengertian wirausaha,
fungsi dan peran wirausaha, peran koperasi dalam
membentuk karakter wirausaha muslim
BAB III : Bab ini berisi tentang metode
penelitian yang terdiri dari: jenis penelitian, kehadiran
peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, analisis
data, uji keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
7
BAB IV : Bab ini berisi tentang
paparan data dan laporan penelitian yang mencakup
jawaban atas rumusan masalah (1). Bagaimana peran
koperasi sekolah dalam membentuk karakter wirausaha?
(2). Persepsi siswa terhadap keinginan menjadi
wirausahawan muslim?
BAB V :Bab ini berisi tentang pembahasan
hasil penelitian tentang paparan data dan laporan penelitian
mencakup jawaban atas rumusan masalah (1). Bagaimana
peran koperasi sekolah dalam membentuk karakter
wirausaha (2). Persepsi siswa terhadap keinginan menjadi
wirausahawan muslim
BAB VI : Bab ini adalah bab penutup yang
terdiri dari dua pokok bahasan yaitu kesimpulan penelitian
dan saran yang bertitik tolak pada kesimpulan tersebut.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembahasan Tentang Koperasi
1. Pengertian Koperasi/Koperasi Siswa
Koperasi adalah singkatan dari kata ko/co dan operasi/operation.
Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi
kesejahteraan bersama. Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1967,
koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial
dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Sesuai dengan batasan yang di kemukakan Hartowo2, berbicara
mengenai koperasi harus jelas apa yang dimaksud misalnya, apakah
koperasi sebagai badan usaha, apakah koperasi sebagai gerakan, atau
apakah koperasi sebagai sistem ekonomi. Dalam uraian berikut ini
kebanyakan akan difokuskan (banyak mengarah ke) pengertian koperasi
sebagai badan usaha.
Menurut Roy3 definisi koperasi adalah a cooperative is defined as
a business voluntarily organized, operating at cost, which is owned
2 Hartowo 1999 Bunga Rampai Perkoperasian Indonesia, media ekonomi dan bisnis, volume III, nomor 2, FE UNDIP, semarang3 Ewill Paul Roy 1981, cooperative Development and Principlesand Management, Interstate Prienters and Publisher, hal 6
9
capitalized by members petrons as users, sharing risk and benefits,
proportional to their participation.
Menurut Moh. Hatta, untuk disebut koperasi, sesuatu organisasi itu
setidak-tidaknya harus melaksanakan 4 azas tersebut di atas.
Dasar-dasar moral.
1. Tidak boleh dijual dan dikedaikan barang-barang palsu.
2. Harga barang hrus sama dengan harga pasar setempat.
3. Ukuran dan timbangan barang harus benar dan dijamin.
4. Jual beli dengan tunai. Kredit dilarang karena mengerakan
hati orang untuk membeli di luar kemampuannya.4
Menurut pengertian yang disampaikan oleh perserikatan buruh
sedunia.5 Cooperation is an assosiation of persons usally of limitid means,
who hava voluntarily joint together to acieve a common aconomic and
though the formation of a democratically controled business organization,
making eguitable businnes organization to the capital required and
accepting a fair share of the risk and benefits of the under taking.
Pengertian koperasi Jerman 1988 adalah perkumpulan yang
keanggotaannya tidak tertutup yang mempunyai tujuan untuk menigkat
aktivitas ekonomi anggotanya, dengan jalan menyelenggarakan usaha
bersama.
4 Hendrojogi, 2000, Koperasi,Azaz-azas, Teori dan Praktek (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada) hal-32
5 ILO 1975, Cooperatif Management and Administrasion, tribune de geneva, switzerland.
10
Hanel menyatakan bahwa koperasi merupakan suatu sistem
sosioekonomi. Maka agar dapat dipenuhi sebagai koperasi harus dipenuhi
4 kriteria sebagai berikut devinisi nominalis.
a. Kelompok koperasi: adalah kelompok individu yang sekurang-
kurangnya mempunyai kepentingan bersama/tujuan yang sama.
b. Swadaya kelompok koperasi: kelompok individu yang mewujudkan
tujuannya melalui suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama.
c. Perusahaan koperasi: dalam melakukan kegiatan bersama, dibentuk
suatu wadah yaitu perusahaan koperasi yang dimilki dan dikelola
secara bersam untuk mencapai tujuan yang sama.
d. Promosi anggota: perusahaan koperasi yang terdapat dalam organisasi
tersebut, mempunyai tugas sebagai penunjang untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi
Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang
secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan meningkatan
kesejahteran ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan
yang dikelola secara demokratis.
Berikut adalah dua pengertian koperasi sebagai peganggan untuk
mengenal koperasi lebih jauh:
Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk
membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan
ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi
didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan(Hatta, 1954).
11
Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas,yang melalui suatu bentuk organisasi
perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan
sumbangan yang setara terhadap modal yang diberikan, dan bersedia
menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha
yang mereka lakukan(ILO, 1966).
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam
koperasi terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur
pertama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur kedua unsur sosial.
Sebagai sesuatu bentuk perusahaan, koperasi berusah memperjuankan
pemenuhan kebutuhan ekonomi pada anggotanya secara efisien.
Sedangkan pada perkumpulan orang koperasi memiliki watak sosial.
Keuntungan bukanlah tujuan utama koperasi. Sebagai mana dikemukakan
oleh Bung Hatta, yang lebih diutamakan pada koperasi adalah peningkatan
kesejahteran ekonomi anggotanya.
Agar koperasi tidak menyimpang dari tujuan itu, pembentukan dan
pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis. Pada saat
pembentukannya, koperasi harus dibentuk berdasarkan kesukarelaan dan
kemauan bersama dari para pendirinya. Kemudian pada saat
pengelolaannya, tiap-tiap anggota koperasi harus turut berpartisipasi dalam
mengemabangkan usaha dan mengawasi jalannya kegiatan koperasi.
Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik
dari uraian mengenai pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut:
12
1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-
orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan
memperjuankan peningkatan kesejahteraa ekonomi mereka.
2. Bentuk kerjasama dalam koperasi bersifat sukarela.
3. Masing- masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban
yang sama.
4. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk
mengembanhkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi.
5. Resiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi
secara adil.6
Sedangkan definisi dari koperasi siswa sendiri adalah koperasi
yang berada pada lingkungan sekolah yang anggotanya adalah siswa dari
sekolah tersebut.
Sruktur organisasi koperasi siswa yaitu tersusun atas dewan
penasihat dan alat perlengkapan organisasi. Dewan penasihat terdiri atas
kepala sekolah, guru dan perwakilan orang tua siswa. Sedangkan alat
perlengkapan organisasi terdiri dari rapat anggota, pengurus koperasi dan
badan pemeriksa/pengawas.
2. Tujuan Koperasi
Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Namun demikian, kerena dalam
perjuangankan peningkatan kesejahteraan ekonomi aonggotanya itu
6 Baswir Revrisond, 1997. Koperasi Indonesia. (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta) hal 2-3
13
koperasi berpegang pada asas dan prinsip-prinsip ideal tertentu, maka
kegiatan koperasi biasanya diharapkan dapat membantu meningkatkan
kesejateraan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam kontek Indonesia, peryatan tujuan koperasi dapat ditemukan
dalam pasal 3 UU No. 25/1992. Menurut pasal itu, tujuan koperasi
Indonesia adalah sebagai berikut:
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotabpada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 .7
Berdasarkan bunyi psal 3 UU No 25/1992 itu, dapat saksikan
bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal
sebagai berikut:
1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya;
2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
3. Turut serta membangun tatanan perekonian nasional.
Dengan ketiga tujuan tersebut, mudah dimengerti bila koperasi
mendapat kedudukan yang sangat terhormat dalam perekonomian
Indonesia. Ia tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang
secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian di
negewri ini, tapi juga dinyatakan sebagai sokoguru perekonomian
nasional.
Koperasi siswa didirikan di sekolah untuk beberapa alasan
7 Baswir Revrisond, op. Cit, hal. 40-41
14
a. Memberi bekal kepada siswa sekolah secara langsung dengan praktek
berkoperasi dalam pemenuhan berbagai barang kebutuhan sekolah.
b. Agar para siswa tumbuh jiwa setia kawan, saling menghargai,
kesamaan derajat dan gotong royong antar sesama di samping
menumbuhkan rasa cinta pada sekolah.
c. Menumbuhkan serta mengasah demokrasi, kreativitas, kemampuan,
pengetahuan dan lain sebagainya.
Keanggotaan dan kepengurusan koperasi siswa yang dapat menjadi
anggota koperasi siswa adalah orang-orang yang bersekolah disekolahan
tersebut dimana setiap anggotanya memilki hak yang sama untuk memilih
pengurus dan dipilih sebagai pengurus. Setiap anggota koperasi siswa
wajib mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku
Pengurus koperasi siswa bertanggung jawab dalam melaporkan
laporan pertanggungjawaban kepada anggota koperasi siswa melalui rapat
anggota. Pengurus dipilh dan diangkat melalui rapat anggota koperasi
siswa. Bendahara dan pengawas dapat dipilih oleh kepala sekolah. Jika ada
posisi yang belum dijabat oleh siswa, sementara dapat diisi oleh guru
sekolah yang bersangkutan.
Jenis Usaha dan Modal Koperasi
Bisnis usaha yang dapat dijalankan oleh koperasi siswa yakni
seperti kantin, toko, koperasi, kredit/pinjaman kepada siswa yang
membutuhkan, dan lain sebagainya. Koperasi siswa dalam mendapatkan
dana untuk modal kegiatan usaha bisa didapat dari:
15
a. Simpanan wajib anggota koperasi siswa
b. Simpanan pokok anggota koperasi siswa
c. Sisa hasil usaha yang disisihkan
d. Pinjaman ke sekolah atau pihak lain
e. Sumber dana lain yang layak dan tidak mengikat
3. Fungsi dan Peran Koperasi
Dalam rangka pembangunan ekonomi bangsa indonesia, koperasi
mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting sebagai usaha tercapainya
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Sebagaimana telah dikemukakan dalam pasal 3 Undang-Undang
No 25 Th 1992 tentang perkoperasian, bahwa tujuan pendirian koperasi
Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
di masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
16
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
B. Pembahasan Tentang Karakter
1. Pengertian karakter
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan
menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan
kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika
pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat
diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-
kondisi tertentu.
Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan
yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam
pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.8
2. Mekanisme Pembentukan Karakter
1) Unsur dalam Pembentukan Karakter
8 http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan- karakter.htm. Di akses tanggal 8 oktober 2009
17
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran
karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk
dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Program ini
kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat
membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika
program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran
universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam.
Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan.
Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan
menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan
perhatian serius.
Tentang pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri
manusia terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda.
Untuk membedakan ciri tersebut, maka istilahnya dinamakan dengan
pikiran sadar (conscious mind) atau pikiran objektif dan pikiran
bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif.
Proses Pembentukan Karakter
Proses pembentukan itu sendiri tidak berjalan seadanya, namun ada
kaidah-kaidah tertentu yang harus diperhatikan. Anis Matta dalam
“Membentuk karakter Muslim” menyebutkan beberapa kaidah pembentukan
18
karaktersebagaiberikut :
Kaidahkebertahapan
Proses pembentukan dan pengembangan karakter harus dilakukan
secara bertahap. Orang tidak bisa dituntut untuk berubah sesuai yang
diinginkan secara tiba-tiba dan instant. Namun ada tahapan-tahapan yang
harus dilalui dengan sabar dan tidak terburu-buru. Orientasi kegiatan ini
adalah pada proses bukan pada hasil. Proses pendidikan adalah lama namun
hasilnya paten.
Kaidahkesinambungan
Seberapa pun kecilnya porsi latihan, yang penting bukanlah di situ,
tapi pada kesinambungannya. Proses yang berkesinambungan inilah yang
nantinya membentuk rasa dan warna berfikir seseorang yang lama-lama akan
menjadi kebiasaan dan seterusnya menjadi karakter pribadinya yang khas.
Kaidahmomentum
Kaidahmotivasiinstrinsik
Karakter yang kuat akan terbentuk sempurna jika dorongan yang
menyertainya benar-benar lahir dari dalam diri sendiri. Jadi, proses
“merasakan sendiri”, “melakukan sendiri” adalah penting. Hal ini sesuai
dengan kaidah umum bahwa mencoba sesuatu akan berbeda hasilnya antara
yang dilakukan sendiri dengan yang hanya dilihat atau diperdengarkan saja.
Pendidikan harus menanamkan motivasi/keinginan yang kuat dan “lurus”
serta melibatkan aksi fisik yang nyata.
Kaidahpembimbingan
19
Pembentukan karakter ini tidak bisa dilakukan tanpa seorang
guru/pembimbing. Kedudukan seorang guru/pembimbing ini adalah untuk
memantau dan mengevaluasi perkembangan seseorang.9
C. Pembahasan Tentang wirausaha
1. Pengertian Wirausaha dan Ciri-Cirinya
Wirausaha bukanlah pengusaha yang sukses karena memiliki
kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Tapi
wirausaha adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah
terhadap produk jasa melalui tranformasi, kreatifitas inovasi, dan kepekaan
terhadap lingkungan sekitar, sehingga produk atau jasa tersebut bisa
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat penguna produk atau jasa.
Wirausaha bila ditinjau dari segi etimologi berasal dari kata “wira”
dan “usaha”, kata wira berarti “teladan” atau patut dicontoh, sedangkan
usaha berarti kemauan keras memperoleh manfaat.
Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai berikut: seorang
yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan
patut menjadi teladan hidup”. Atau lebih sederhana dapat dirumuskan
sebagai berikut:
“Seorang yang berkemampuan keras dalam bisnis yang patut menjadi
teladan hidup”10.
Menurut Kuratko dan Hodgetts sebagaimana yang dikutip oleh
Manurung, menyatakan bahwa entrepreneur (wirausahawan), berasal dari 9 http://muhamadnahwannur.multiply.com/reviews/item/13 . Di akses tanggal 8 oktober 200910 Tarsis Tarmudji, 2000, Prinsip-Prisip Wirausaha, (Liberty Yogyakarta) hal. 4
20
bahasa perancis intreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to
undertake).11
Zimmerer dan Scarborogh mendefinisikan wirausahawan adalah
seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko
dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan bisnis
dengan cara mengidentifikasikan peluang dan mengabungkan sumber daya
yang diperlukan untuk mendirikannya12.
Menurut Harris wirausaha yang sukses adalah pada umumnya
mereka yang memiliki kompetensi yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan kualitas, individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-
nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melasanakan
pekerjannya.13
Seorang wirausaha bukan manusia hasil cetakan melainkan
seseorang yang memiliki kualitas pribadi yang menonjol yang nampak
dari sikap, motivasi dan prilaku yang mendasarinya.
Berangkat dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengusaha memiliki karakteristik dan sifat-sifat, antara lain:
a. Menciptakan suatu peluang atau sikap optimis
b. Tidak tergantung pada orang lain
c. Bersikap positif terhadap setiap perubahan
d. Selalu melihat/mengarah orientasinya pada masa depan
11 Yunus.Muh. 2008, Islam dan kewirausahaan inovatif. ( Malang; UIN-Malang Press) hal. 2712 Ibid., hal. 2713 Suryana,2006, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 3,(Jakarta; Seledmba Empat), hal. 5
21
e. Mampu melihat peluang
Maka untuk menjadi seorang wirausaha harus melalui proses
secara bertahap yaitu ekploitasi, konsolidasi, pembaharuan dan
individualisasi. Jika kita berhasil menegosiasi transisi kehidupan tersebut
dan memberi respon yang positif terhadap tuntutan lingkungan maka kita
secara progresif melegkapi kepribadian wirausaha. Kualitas wirausaha
sebagai besar bersifat naluriah dan karenanya sulit untuk dibina. Sebagai
wirausaha tidak akan berkembang hanya dengan mengahadiri kursus
pelatihan formal, karena wirausaha lebih butuh dihadapkan dengan
tantangan pribadi bisnis yang harus diberi respon.
Dalam persaingan sangat ketat menyebabkan manusia secara
pribadi berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dengan usaha sendiri
tanpa bantuan orang lain.
Wirausahawan yang sukses haruslah orang yang mampu melihat
kedepan, berfikir dengan penuh perhitungan, serta mencari pilihan dari
berbagai alternatif masalah dan solusinya. Ciri-ciri wirausahawan: percaya
diri, berorentasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko,
kepemimpinan keorisinilan, berorentasi pada masa depan.14
Ada berbagai macam dan ciri-ciri wirausaha, namun pada
umumnya wirausaha bisa diperinci menjadi:
1. Wirausaha Andal atau Pengusaha yang Baik
14 Suharyadi, dkk,2007, Kewirausahaan (Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Dini,(Jakarta: Selemba Empat) hal. 9
22
Wirausaha andal atau pengusaha yang baik memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri untuk mencari
pengahasilan dan keuntungan melalui perusahaannya.
b. Mau dan mampu mencari dan menagkan peluang usaha
yang menguntungkan dan melakukan apa saja yang bermanfaat.
c. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam
menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja yang
efisien.
d. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar, dan
bermusyawarah denagn berbagai pihak demi kemajuan usahanya.
e. Menangani usahanya dengan terencana, jujur, hemat, dan
disiplin.
f. Mencintai kegiatan usahanya lugas dan tangguh tetapi
cukup luwes dalam melindungi.
g. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serte
menggalang kerjasama yang saling menguntungkan dengan
berbagai pihak.
2. Wirausaha Tangguh
Wirausaha tangguh memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Berfikir dan bertindak strategik dan adaptif terhadap perubahan
dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang
23
mengandung resiko yang agak besar dalam mengatasi berbagai
masalah.
b. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai
keunggulan dalam memuaskan pelanggan.
c. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta meningkatkan kemampuan denagn sistem
pengendalian intern.
d. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan
perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat
kerja sama serta penumpukan permodalan.
3. Wirausaha Unggul
a. Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan
berusaha menghindarinya.
b. Selalu berupaya mencapai dan mengahisilkan karya bakti yang
lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja,
masyarakat, bangsa dan negara.
c. Antisipatif terhadap perubahan dan aokomodatif terhadap
lingkungan.
d. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar, meningkatkan
produktivitas dan efisien.
e. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan mitra perusahaan
melalui investasi baru di berbagai bidang.15
15 Tohar. M, 2000, Membuka Usaha Kecil. (Jogyakarta: Kanisius ) hal. 166-167
24
2) Fungsi dan Peran Wirausaha
Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan
yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memilki dua
peran, yaitu sebagai penemu (inovator) dan perencana (planner). Sebagai
penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru,
seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi dan sebagainya. Sebagai
perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru,
merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide-ide dan
peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang
baru dan lain-lain. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan
kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi
sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu Negara.16
B. Peran Koperasi dalam Membentuk Karakter Wirausaha
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memilki jiwa,
sikap, dan prilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri (1) penuh percaya diri
indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin,
bertanggung jawab; (2) memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi
cekatan dan bertindak, dan aktif: (3) memiliki motif berprestasi, indikatornya
terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan: (4) memilki jiwa
kepemimpinan, indikator adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan
16 Suryana, 2006,Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 3,(Jakarta; Selemba Empat), hal. 2
25
tangguh dalam bertindak: dan (5) berani mengambil resiko dengan penuh
perhitungan (oleh karena itu menyukai tantangan).
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau
berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha
mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat
memberikan keuntungan. Resiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka
memegang prinsip, bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar
pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama
seseorang melakukan usaha dengan penuh perhitungan. Inilah yang disebut
dengan jiwa wirausaha.17
Wirausaha yang baik dan berhasil harus memiliki karakter dan sifat-
sifat antara lain:
1. Memiliki tanggung jawab pribadi
2. Dinamis dan mampu memimpin
3. Mempunyai sikap optimis atas suatu peluang
4. Mampu mengantisipasi resiko
5. Ulet dan gigih, bertekad penuh
6. Enerjik dan cerdas
7. Mampu peluang
17 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 16-17
26
8. Kebutuhan untuk berprestasi
9. Kreativ dan inovatif
10. Mampu mempengaruhi orang lain
11. Tidak tergantung pada oaring lain
12. Berinisiatif untuk maju
13. Bersikap positif terhadap setiap perubahan
14. Terbuka atas saran dan kritik yang membangun
15. selalu melihat/ mengarah orientasinya ke masa depan
16. cepat dan tangkas dalam menangkap suatu pengertian.
Sedangkan menurut Lembaga Penelitian Pengusaha Kecil dari Fakultas
Ekonomi Universitas Gajah Mada, karakter yang harus di miliki oleh seorang
wirausaha antara lain:
1. Berwawasan jangka panjang dan berperencanaan
2. Mengutamakan kepentingan umum
3. mempraktikkan profesionalisme
4. memenuhi janji dengan tepat
5. memenuhi takaran, ketepatan, kebenaran, dan kualitas
6. hemat, tidak kikir, dan tidak boros
7. disiplin
8. dinamis (untuk pribadi), tumbuh atau berkembang (untuk kelompok atau
golongan)
9. memulihkan prestasi atau produktivitas
10. ulet, sabar, dan tekun.18
18 Tohar. M, 2000, Membuka Usaha Kecil. (Jogyakarta: Kanisius ) hal. 168
27
Seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar
prestasi, ia berani mengambil untuk mulai mengelola bisnis demi
mendapatkan laba. Karena itu dia lebih memilih menjadi pemimpin daripada
menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri
yang kuat dan mempertahankan diri ketika menhadapi tantangan pada saat
merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seoarng
wirausahawan senantiasa dituntut untuk kreatif.
Wirausahawan perlu mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan
solusi dalam mengatasi problem manajerial yang kreatif untuk bersaing
dengan perusahaan yang lebih besar. Seorang wirausahawan adalah seorang
pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsi segala resiko pada
saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan.
Sebagaimana telah diungkapkan, bahwa hidup hemat dan mandiri sangat
penting bagi kehidupan masyarakat. Dalam koperasi sudah dijelaskan bahwa
koperasi merupakan badan usaha yang memiliki peran yang sangat penting
bagi perekonomian. Karena koperasi merupakan suatu perkumpulan dari
orang-orang yang diatas dasari persamaan derajat. Sebagai manusia dengan
tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk
sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas
tanggungan bersama.
Melihat dari tujuan dan fungsi serta peran koperasi yang sudah
dijelaskan sebelumnya jelaslah dalam memenuhi kebutuhan telah menjadi
angan-angan masyarakat tidak hanya diam dan berfikir, tapi manusia harus
28
berusaha dan berusaha untuk bisa menjalankan roda perekonomian melalui
manusia itu sendiri.
Sebagaimana yang telah dijelaskankan pada Al-qu’ran S. Al-Najm:39
“Seorang manusia tidak akan memperoleh sesuatu selain apa yang telah ia
usahakan”.
Pada ayat selanjutnya di jelaskan juga ditegaskan bahwa apa yang ia
usahakan itu akan diperlihatkan oleh Allah SWT kelak di akhirat dan ia akan
mendapatkan balasan yang paling sempurna dari- NYA.
“Dan bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
Kemudianakan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna”. (QS. An-najm:40-41).19
Seseorang tidak akan pernah mengalami perkembangna tanpa mengunakan
upaya piker dan fisik untuk menciptakan suatu rekayasa positif demi suatu
perubahan. Seorang wirasahawan senantiasa berupaya melakukan inovasi
untuk memperbaiki suatu keadaan. Dalam melakukan pencarian hal-hal yang
baru dia selalu memperhatikan efektivitas dan efisien, serta kerjasama dengan
pihak lain yang saling menguntungkan.
19 Yunus Muh. 2008, Islam dan kewirausahaan inovativ,(Malang; UIN-Malang Press) hal. 13-14
29
Seorang wirausahawan memiliki beberapa cirri kepribadian sebagai
berikut:
Mengetahui target sasaran yang diinginkan
Mempunyai daya ingat yang baik
Tenang dalam reaksi
Optimistis dalam berusaha
Diplomatis dalam berbicara
Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
Bersikap ramah dan sopan
Bersikap tegas
Berpengalaman luas.20
Seorang wirausahawan muslim berpusat pada integritas pribadinya, bukan
dari luar dirinya. Oleh karena itu, keberhasilan seorang wirausahawan muslim
atau islam bersifat independen. Artinya, selain kehandalan dalam menghadapi
tantangan, wirausaha muslim atau islam juga tidak terjebak dalam praktik-
praktik negative yang bertentangan dengan norma, aturan, baik peraturan
Negara maupun peraturan agama. Integritas wirausaha muslim tersebut
tercermin dalam sifat-sifatnya antara lain:
1. Taqwa, Zikir, Tawakkal dan bersyukur
2. Motivasinya bersifat vertikal dan horizontal
3. Niat suci dan ibadah
4. Memandang status dan profesi sebagai amanah
20 Mas’ud Machfoedz, dkk, Kewirausahaan (Suatu Pendekatan Kontemporer), Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2000), hlm. 2
30
5. Mengembangkan jiwa bebas merdeka
6. Selalu meningkatkan ilmu dan keterampilan ilmu pengetahuan dan
keterampilan
7. Memiliki komitmen pada pemberdayaannya
8. Keberanian memulai
9. Memulai usaha sendiri walaupun modalnya kecil
10. Sesuai bakat
11. Jujur
12. Suka menyambung tali silaturrahmi
13. Menunaikan zakat, infak, sadaqah
14. Salat sunnah, puasa sunnah, dan salat malam
15. Memampukan orang miskin
16. Bersedia mengakui kesalahan dan suka bertobat.21
Berdasarkan prinsip wirausaha muslim yang memiliki mental yang
tangguh dalam menghadapi segala tantangan dan kegagalan yang ada. Seperti
yang dijelaskan dalam al-qur’an S. al-Zumar: 53 dan QS. Al-Taubah: 9 yang
berbunyi
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
21 Yunus Muh. 2008. Islam dan kewirausahaan inovativ,(UIN Malang Press) hal. 54-62
31
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-
lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
“Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka
menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa
yang mereka kerjakan itu”.22
Para wirausaha memiliki pandangan hidup yang sehat. Mereka
merupakan individu yang matang yang telah mengembangkan suatu cara
menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Karakter wirausaha yang tepat terhadap pekerjaan sangatlah penting. Para
wirausaha yang berhasil menikmati pekerjaan mereka dan terdeteksi total
terhadap apa yang mereka lakukan. Sikap mental positif mereka mengubah
pekerjaan mereka menjadi pekerjaan yang mengairahkan, menarik dan
memberikan kepuasaan.
Kebanyakkan orang menbiarkan keadaan luar mengendalikan sikap
mereka, sedangkan para wirausaha mengunakan sikap mereka untuk
mengendalikan keadaan. Karakter wirausaha positif memudahkan anda untuk
memfokuskan pada kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian dan atas hasil-
hasil yang ingin anda capai. Dalam wirausaha harus bersikap mental yang
positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari setiap pengalaman.
22 Departemen agama, al-Qur’an dan terjemahannya. (PT Bumi Restu) hal. 279
32
Sikap mental dapat dikembagkan setelah jangka waktu yang lama hilangkan
beban-beban mental dengan mengambil tindakan.
Karakter seseorang terkadang tidak sama sehingga dalam memberikan
masukan disesuaikan dengan kebutuhan dan fikiran yang dimiliki oleh orang
yang diberikan arahan. Untuk dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan
karakter seseorang, maka harus adanya bimbingan. Sehingga dengan arahan
tersebut nantinya orang tersebut bisa mencari dan menepatkan dirinya pada
harapan yang diinginan.
Persaingan yang sangat ketat menyebabkan manusia secara pribadi
berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dengan usaha sendiri tanpa bantuan
orang lain. Hal ini dapatlah dimaklumi karena setiap manusia ingin agar
usahanya berhasil dan hasilnya itu untuk dirinya sendiri . Selain alasan di atas
juga manusia yang tidak mau di bawah pemerintah orang lain. Maka timbullah
suatu pemikiran untuk melakukan suatu usaha sendiri atau dengan kata lain
mereka berwirausaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu
prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan
diarahkan pada latar belakang objek dan individu tersebut secara holistic
(utuh).23
Penelitian ini merupakan suatu studi kasus yang bersifat deskriftif
karena dalam penelitian memaparkan atau melikiskan variable yang ada. Yang
mana penelitian kualitatif dimulai dengan mendefinisikan konsep-konsep yang
umum dan sebagai prosedur penelitian yang menghasilakan data deskriftif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang bisa dia
amati.
Menurut Kirk dan Miller bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya.
Dalam penelitian kualitatif, penelitian harus mengunakan diri mereka
sebagai instrumen, mengikuti asumsi-asumsi kultural sekaligus mengikuti
data. Agar dalam penelitian bisa di peroleh hasil yang jelas dan sesuai dengan
23 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2006)
34
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dengan kata lain penelitian ini
diharapkan dapat hasil yang sesuai dengan konsep dan tujuan yang diharapkan
oleh peneliti.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan alat pengumpulan data utama. Hal itu dilakukan karena jika
memanfaatkan alat yang akan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih
dahulu sebagai yang lazim di gunakan dalam penelitian klasik, maka sangat
tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan
yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat sajalah yang
sangat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya
manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.
Hanya manusialah sebagai intrumen pulalah yang dapat menilai apakah
kehadirannya menjadi faktor penggangu sehingga apabila terjadi hal yang
demikian ia pasti dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya.
Oleh karena itu, pada pengumpulan data di lapangan peneliti berperan
serta pada situs penelitian dan mengikuti secara aktif kegiatan
kemasyarakatan.
Di dalam metode kualitatif, sang peneliti harus terlibat dalam
kehidupan orang-orang yang diteliti. Dia terlibat sampai pada tingkat
keterbukaan dalam berhubungan dengan orang yang diteliti.
Cottle mengatakan: sebuah metode yang mendasar karena
mengunjungi masyarakat, mendengarkan dan berbicara dengan mereka dan
memungkinkan pembicaraan itu. Berjalan sebagai mereka kehendaki, karena
35
itu seseorang peneliti harus melibatkan kehidupannya dengan kehidupan orang
lain (yang diteliti), dan perasaan yang meneliti dirangsang oleh tutur kata,
sejarah dan catatan-catatan orang-orang yang diteliti.24
Penelitian kualitatif berdasarkan pada upaya membangunan pandangan
mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambar holistik
yang rumit. Definisi ini lebih melihat persefektif emik dalam penelitian yaitu
memandang sesuatu upaya membangun pandangan subjek penelitian yang
dirinci, di bentuk dengan kata-kata, gambaran, holistik dan rumit.
Data yang hendak dikumpulkan adalah tentang rasionalisme tindakan
konversi keagamaan dalam islam. Dari konversi tersebut jelas bahwa yang
dikehendaki adalah suatu informasi dalam bentuk deskripsi. Di samping itu
ungkapan konsep tersebut lebih menghendaki makna yang berada dibalik
deskripsi data tersebut dan data yang dikumpulkan diupayakan untuk
dideskripsikan berdasarkan ungkapan, bahasa, cara berfikir, pandangan dibalik
tindakan tersebut.
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.
Selain itu, semua yang di kumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap
apa yang sudah diteliti.
Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data
untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut mungkin dari naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, cacatan atau
memo, dan dokumen resni lainnya. Pada penulisan laporan demikian peneliti
24 Thomas Cottle, theadoners (Boston, Little, Brown, 1972)
36
menganalisis data tersebut. Hal itu hendaknya dilakukan seperti orang merajut
sehingga setiap bagian harus ditelaah satu persatu. Pertanyaan dengan dengan
kata tanya mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa
dimanfaatkan oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti akan memandang
bahwa sesuatu itu sudah memang demikian keadaanya.
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpulan data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, akan
tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti. Oleh karena itu,
kehadiran peneliti dilapangan untuk penelitian kualitatif mutlak dilakukan atau
diperlukan.
Pada penelitian ini peneliti akan hadir langsung kemudian observasi,
wawancara, penyebaran angket dan melakukan dokumentasi pada tempat
penelitian berupa data-data tertulis atau data-data gambar (visual), hal ini
dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat pada penelitian ini.
C. Lokasi Penelitian
Peneliti menetapkan lokasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian
ini adalah SMKN 3 Pamekasan di Jl. Kabupaten No 103. Alasan memilih
lokasi peneltian ini karena lokasi peneltian sangatlah strategis, dan layak untuk
diteliti dan tidak jauh dari tempat asal peneliti.
37
D. Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana data diperoleh dan sumber data
dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Data primer, data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan
disajikan oleh peneliti.25 Dalam penelitian ini yang menjadi data primer
adalah data yang diperoleh dari hasil interview (wawancara) dan
pengamatan (observasi) dengan objek penelitian yaitu Pembina koperasi,
dan siswa di SMKN 3 Pamekasan
2. Data sekunder, data sekunder adalah data yang diolah dan disajikan oleh
pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal..26 Data
sekunder pada penelitian ini adalah data hasil dokumentasi.
Data adalah hasil peneliti baik berupa fakta atau angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan yang dimaksud
sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek darimana data tersebut
dapat diperoleh.27
Menurut Lofland dalam bukunya Lexy J. Moleong yang menyatakan
bahwa: sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata. Tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain.28
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data penulis
mengklasifikasinnya menjadi tiga tingkatan yang sering disebut dengan 3P
25 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Malang, 2009, hlm. 43 26 Ibid., hlm. 4327 Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Edisi Revisi V: Jakarta: Rineka Cipta). Hal. 10728 Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya). Hal. 112
38
yaitu: 1) sumber data berupa orang (Person), yaitu sumber data yang bisa
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara, 2) Sumber data
berupa tempat (Palace), yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak, yakni data keadaan berupa fasilitas gedung,
desain interior ruangan, perlengkapan dan peralatan. Sedangkan data keadaan
bergerak berupa aktivitas pada saat penelitian terjadi, dan 3) sumber data
berupa simbol (Paper), yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda
berupa huruf, gambar.29
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat, maka diperlukan adanya
metodologi pengumpulan data yang dipergunakan secara cepat sesuai dengan
masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode
pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Interview/wawacancara
Metode interview/wawancara secara lisan adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh wawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara.
2. Metode Observasi
Orang sering kali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang
sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan mengunakan mata. Di dalam
pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
29 Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Edisi Revisi V: Jakarta: Rineka Cipta). Hal. 107
39
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan mengunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasian dapat
dilakukan dengan pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap. Apa yang dikatakan itu merupakan pengamatan langsung
Metode observasi adalah metode yang mengunakan pengamatan
dan pencatatan. Metode observasi adalah metode pengumpulan data
dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap kenyataan yang diselidiki.30
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Dokumentasi adalah catatan tertulis ataupun gambar (visual)
tentang berbagai kegiatan atau peristiwa.31
Guba dan Linconlin mendefinisikan seperti berikut: Record setiap
peryataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga atau
keperluan pengujian sesuatu peristiwa atau menyajikan akunting.
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang
tidak mempersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.
F. Analisis Data
30 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta; Fak. Psikologi UGM)31 W. Gulo. 2002 Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT. Grasindo). Hal. 123
40
Supaya penyajian dan pengelompokan data lebih sistematis maka,
hasil data yang diperoleh dianalisa dengan mengunakan teknik analisa data
yang sesuai dengan sifat dan jenis data serta dalam tujuan dalam penelitian ini.
Untuk data yang bersifat kualitatif di gunakan teknik analisa deskriftif secara
logis.
Analisis data menurut, Patton adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan uarian dasar. Sedangkan
Bogdan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)
seperti yang disarankan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan
pada tema dan hipotesis itu.32
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan sesuatu
peristiwa atau kejadian yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan sesuatu yang
sekarang ini terjadi atau ada.
Dengan kata lain penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis ataupun membuat prediksi, tetapi hanya
berbentuk narasi yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara
rinci yang menjelaskan peran koperasi sekolah dalam membentuk karakter
wirausaha pada siswa SMKN 3 Pamekasan.
32 Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya). Hal. 103
41
G. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dalam penelitian kualitatif
maka harus didukung dengan data yang tepat pula.
Derajat kepercayaan menggambarkan kesesuaian konsep penelitian
dengan konsep yang ada pada sasaran penelitian. Beberapa langkah yang perlu
dilakukan untuk memperoleh kepercayaan antara lain:
1. Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di
lapangan
2. Mengadakan penelitian secara terus menerus sehingga peneliti
memperhatikan secara cermat, terinci dan mendalam tanpa ada rekayasa.
3. Melakukan Trianggulasi data yaitu mengecek kebenaran data dengan cara
membanding data dengan sumber lain.
Data yang diperoleh dari informasi prrlu diteliti kebenarannya dengan
cara melakukan perbandingan data yang diperoleh dari informasi yang lain.
Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan teknik Trianggulasi,
yaitu tknik penilaian keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data
itu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding data-data tersebut.33
Adapun teknik Trianggulasi yang sering digunakan adalah teknik
Trianggulasi sumber data, trianggulasi teori, trianggulasi metode, dan
trianggulasi peneliti.
Berdasarkan teknik-teknik trianggulasi di atas maka untuk mengecek
keabsahan data dalam penelitian menggunakan teknik trianggulasi sumber
data yaitu data akan diperoleh dari informasi siswa SMKN 3 Pamekasan
33 Ibid. Hal-178.
42
H. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang peran
koperasi sekolah dalam membentuk karakter wirausaha (studi kasus pada
siswa SMKN 3 Pamekasan).
Selanjutnya penulis mengambil beberapa langkah untuk
menyelesaikan skripsi ini, yakni sebagai berikut :
1. Persiapan
Dalam suatu kegiatan, persiapan merupakan unsur-unsur yang sangat
penting. Begitu juga dalam kegiatan penelitian, persiapan merupakan
unsur yang perlu diperhitungkan dengan baik sebab yang baik akan
memperlancar jalannya penelitian.
Sehubungan dengan judul dan rumusan masalah yang telah
disebutkan pada bab I, maka persiapan dalam melaksanakan penelitian ini
sebagai berikut:
a. Menyusun rencana
Dalam menyusun rencana ini penulis menetapkan beberap hal seperti
berikut.
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Rumusan masalah
4. Tujuan penelitian
5. Kegunaan penelitian
6. Ruang lingkup penelitian
43
b. Izin melaksanakan penelitian
Dengan surat pengantar dari Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Malang, penulis dimohonkan ijin penelitian di SMKN 3 Pamekasan.
Dengan demikian penulis telah mendapatkan ijin untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
c. Mempersiapkan alat pengumpul data yang berhubungan dengan
penelitian tentang peran koperasi sekolah dalam membentuk karakter
wirausaha, yakni menyusun instrumen untuk obsevasi, wawancara dan
dokumentasi.
2. Pelaksanaan
Setelah persiapan dianggap matang, maka tahap selanjunya adalah
melaksanakan penelitian. Dalam pelaksanan tahap ini peneliti
mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan menggunakan beberapa
metode, antara lain : Wawancara (Interview), Pengamatan (Observasi),
dan Dokumentasi.
3. Penyelesaian
Setelah kegiatan penelitian selesai, penulis mulai menyusun langkah-
langkah berikutnya, yaitu : menyusun kerangka laporan hasil penelitian
dengan mentabulasikan dan menganalisis data yang telah diperoleh, yang
kemudian dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing dengan harapan
apabila ada hal-hal yang perlu adanya perbaikan (Revisi), akan segera
dilakukan sehingga memperoleh suatu hasil yang optimal.
44
BAB VI
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMKN 3 Pamekasan
SMK Negeri 3 Pamekasan berdiri pada tahun 8 Maret
1968.Berdiri di atas lahan .lebih kurang 5.770 m persegi,di lokasi Jalan
Kabupaten 103 Kota Pamekasan dengan empat program keahlian :
a. Akomodasi Perhotelan
b. Restoran
c. Tata Busana
d. Teknologi Informasi dan Komunikasi
45
Dengan daya tampung siswa dengan sasaran jumlah peserta didik
pada tahun pelajaran 2007/2008 mencapai 578 peserta didik dan daya
tampung tahun pelajaran 2008/2009 728 peserta didik.
SMK Negeri 3 Pamekasan memiliki core bisnis :
a. Desain dan Produksi Busana
b. Jasa Perhotelan
c. Jasa Restoran
d. Jasa Persewaan
e. Teknologi Informasi
Pengembangan Unit Produksi, meliputi :
a. Bakery
b. Hotel
c. Warnet
d. Rumah Makan
e. Sanggar Busana
f. Minuman Tradisional
g. IT Center
h. Wirausaha atau koperasi
a. Fasilitas
Fasilitas utama:
a. Ruang Teori
b. Ruang Praktik :
46
Komputer
Perkantoran
Hotel Training
Lab Multi Media
Fasilitas pendukung:
a. Perpustakaan
b. Lapangan Olah Raga
b. Profil Program Keahlian / Unit Kerja :
1) Tata Busana
Program Keahlian Tata Busana merupakan bagian terpadu dari
sistem pendidikan di SMK N 3 Pamekasan yang mempunyai peran
sebagai tempat pendidikan dan pelatihan dalam bidang
desain ,perencanaan, pelaksanaan diklat dalam bidang busana
tradisonal maupun tingkat internasional. Dalam melaksanakan
pengembangan kurikulumnya Program Keahlian Tata Busana
bekerjasama dengan industri garmen pada tingkat nasional maupun
Internasional.
Lulusan Program keahlian Tatabusana Sebagian besar
mengembangkan kerja mandiri/berwurausaha, 10 % melanjutkan
kependidkan yang lebih tinggi, dan 20 % kerja industri garmen
didalam dan luar negeri.
47
Dalam melaksanakan kegiatannya Program Keahlian didukung
oleh Tenaga Guru Yang Kompeten, Tempat praktek yang cukup, dan
dukungan dana yang memadai serta institusi pasangan yang siap
menerima siswa untuk mengembangkan kompetensinya pada kegiatan
Prakerin.
2) Akomodasi Perhotelan
Program Keahlian Akomodasi Perhotelan merupakan bagian
terpadu dari sistem pendidikan di SMK N 3 Pamekasan yang
mempunyai peran sebagai tempat pendidikan dan pelatihan dalam
pelayanan perhotelan dengan standar kompetensi yang dipersyaratkan
pada tingkat nasional dan internasional. Lulusan Program keahlian
Akomodasi Perhotelan Sebagian besar kerja pada hotel-hotel didalam
negeri maupun luar negeri , dan 10 % melanjutkan kependidkan yang
lebih tinggi
Dalam melaksanakan kegiatannya Program Keahlian didukung
oleh Tenaga Guru Yang Kompeten, Tempat praktek yang cukup yang
sesuai dengan standar kurikulum dan dukungan dana yang memadai
serta institusi pasangan / hotel yang siap menerima siswa untuk
mengembangkan kompetensinya pada kegiatan Prakerin.
3) Tata Boga / Restoran
Program Keahlian Tata Boga/Restoran merupakan bagian
terpadu dari sistem pendidikan di SMK N 3 Pamekasan yang
48
mempunyai peran sebagai tempat pendidikan dan pelatihan dalam
pelayanan bidang perhotelan dengan standar kompetensi yang
dipersyaratkan pada tingkat nasional dan internasional. Lulusan
Program keahlian Akomodasi Perhotelan Sebagian besar kerja pada
hotel-hotel didalam negeri maupun luar negeri , dan 10 %
melanjutkan kependidkan yang lebih tinggi .Dalam melaksanakan
kegiatannya Program Keahlian didukung oleh Tenaga Guru Yang
Kompeten, memiliki Hotel Training yang memadai sesuai standar
kurikulum yang berlaku serta institusi pasangan / hotel yang siap
menerima siswa untuk mengembangkan kompetensinya pada kegiatan
Prakerin.
4) TI ( Teknologi Informasi )
Program Keahlian Tata Boga/Restoran merupakan bagian
terpadu dari sistem pendidikan di SMK N 3 Pamekasan yang
mempunyai peran sebagai tempat pendidikan dan pelatihan dalam
bidang Teknologi Informasi dengan standar kompetensi yang
dipersyaratkan pada tingkat nasional. Lulusan Program keahlian
Teknologi Informasi didesain untuk mengisi lowongan kerja di
Indistri informatika dan telematika dan melanjutkan kependidkan
yang lebih tinggi .Dalam melaksanakan kegiatannya Program
Keahlian didukung oleh Tenaga Guru Yang Kompeten, Lab
Komputer yang memadai sesuai standar kurikulum yang berlaku serta
49
institusi pasangan yang siap menerima siswa untuk mengembangkan
kompetensinya pada kegiatan Prakerin
2. Struktur Organisasi Sekolah dan Koperasi
Setiap organisasi baik organisasi kemasyarakatan maupun
organisasi dalam sekolah perlu adanya penataan kestrukturan untuk
mempermudah dalam pembagian tugas organisasi, begitu pula dalam
sekolah. Setiap lembaga pendidikan atau sekolah yang memiliki siswa
ideal dengan penataan struktur administrasi yang dinamis, maka kegiatan
pengajaran di sekolah seperti pelaksanaan kurukulum dan pengelolaan
dapat beroperasi bersama.
Dengan adanya sruktur dalam seklah, kewenangan masing- masing
unit kerja saling bekerja sama bentuk untuk mencapai tujuan sekolah.
Penatan administrasi disetiap lembaga sekolah sangat tergantung pada
keasaan siswa, kemajuan pada suatu lembaga, keadaan petugas sekolah
dan pola struktur yang berlaku.
Dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun non formal,
sangat dibutuhkan struktur organisasiagar segala sesuatu yang ada dapat
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, teratur. Rapi, dan lancar.
Maka sangatlah perlu ada stuktur organisasi.
Untuk mengetahui sistem atau sturuktur yang dilakukan sekolah
dalam menjalankan rancangan pendidikan, maka di SMK Negeri 3
Pamekasasn menyusun sturuktur organisasi yang diguakan untuk
50
mengetahui tugas dari masing-masing guru atau karyawan yang berada
disekolah tersebut.
Struktur Organisasi
SMK NEGERI 3 PAMEKASAN
Struktur organisasi dalam sebuah koperasi adalah faktor adalah
factor yang harus dimiliki oleh suatu lembaga. Hal ini dimaksud untuk
memudahkan dalam rangka menjalankan program kerja suatu lembaga
tertentu. Sedangkan dalam menjalankan koperasinya agar nantinya
koperasi tersebut bisa berjalan dengan sebaik-baiknya dan memilki
jaluryang tepat dalam perkembangannya. Dibawah ini penulis
mengambarkan struktur organisasi koperasi yang ada di SMKN 3
Pamekasa
51
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Dev Kurikulum
Keuangan Administrasi Keuangan Humas Sapras
Wali Kelas
Struktur Organisasi Koperasi
SMK NEGERI 3 PAMEKASAN
3. Keadaan Tenaga Pengajar, Tenaga Administrasi, dan Sarana
Prasarana di Sekolah dan Koperasi
a. Keadaan Tenaga Pengajar
Dalam kegiatan pendidikan, guru merupakan salah satu
komponen yang tidak dapat dipisahkan, bahkan dikatakan tanpa
adanya seorang guru, maka proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan akan sulit berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,
keberadaan guru sangatlah dalam mengsukseskan kegiatan proses
belajar mengajar. Adapun jumlah dan keberadaan guru di SMK
NEGERI 3 Pamekasan berdasarkan data dokumentasi pada tahun
2008-2009 dapat penulis cantumkan dalam tabel berikut ini:
Tabel I
Data Keadaan Guru
SMKN 3 Pamekasan
52
Kepala Sekolah
Pembina Koperasi
Siswa
2008/2009
NO JABATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
Guru Tetap 8 21 29
Guru Tidak Tetap 4 5 9
Tabel II
Data Guru
SMKN 3 Pamekasan
2008/2009
NO NAMA JABATAN
1 Drs. H. Tarmudji, MT Kepala Skolah
2 Ida Laila Guru
3 Sri Astutik Guru
4 R. Sulies Ernawati Guru
5 Holifah Guru
6 Nur Kholis Guru
7 Endang Sulastri Guru
8 Elok Novi A Guru
9 Juhairiyah Guru
10 Akh. Rokib Guru
11 Slamet Riadi Guru
12 Nasien Guru
53
13 Musyarrofah Guru
14 Afida Wardah Guru
15 Widiyati Guru
16 Suhartatik Guru
17 Jundiyah Guru
18 Istianah Guru
19 Khoirun Nisak Guru
20 Nur Jamilah Guru
21 Maria Ulfa Guru
22 Faiqotul Himmah Guru
23 Winarni Guru
24 Syaiful Rahman Guru
25 Mahmudah Guru
26 Rukmiyati Guru
27 Nur Halimah Guru
28 Rusmiyati Guru
29 Hambali Guru
30 Akh Fajar Guru
31 Sukirno Guru
32 Amirullah Guru
33 Kusnadi Guru
34 Akh Musleh Guru
35 Mutmainah Guru
54
36 Jumrohtul Aqobah Guru
37 Sukarnan Guru
38 Titin Sukartini Guru
SUMBER: SMKN 3 Pamekasan
Tabel III
Data Pendidikan Guru
SMKN 3 Pamekasan
2008/2009
NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 GURU TETAP 29
- S1 21
- D3 6
- D2 2
2 GTT 9
- S1 7
- D1 1
- SD 1
b. Tenaga Admistrasi
55
Keberadaan tenaga admistrasi kepegawaian mempunyai
peranan yang tidak sedikit. Diantaranya adalah peranan dalam
menyediakan keperluan PBM, memelihara kesejahteraan Guru dan
siswa
Tabel IV
Data Tenaga Administrasi
SMKN 3 Pamekasan
2008/2009
NO NAMA JABATAN STATUS
1 Nurul Ilmiyah TU GT
2 Joko Susanto TU GT
c. Keadaan Sarana Prasarana Sekolah dan Koperasi
Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana disini adalah
menyatakan tentang keadaan saran dan prsarana yang jadi pendukung
dalam pengembangan proses belajar mengajar di SMKN 3 Pamekasan.
Berdasarkan hasil penelitian melalui teknik observasi,
interview, dan dokumentasi yang dilakukan penulis dengan Kepala
Sekolah dan para Staf administrasi yang ada di SMKN 3 Pamekasan
adalah:
1) Fasilitas Ruangan
Tabel IV
56
Data Fasilitas Ruang
SMKN 3 Pamekasan
2008/2009
NO FASILITAS JUMLAH
1 Ruang Belajar 31
2 Ruang Guru 1
3 Ruang TU 1
4 Ruang Kepala 1
5 Ruang Perpus 1
6 Ruang Lab 2
7 Ruang UKS 1
8 Ruang Koperasi 2
9 Ruang OSIS 1
10 Ruang Komputer 1
11 Ruang Gudang 1
12 Ruang Bendahara 1
13 Kamar Mandi 12
14 Musolla 1
SUMBER: SMKN 3 Pamekasan
2) Fasilitas Pembantu PBM
57
Untuk membantu proses jalannya pembelajaran maka sekolah
menyediakan beberapa fasilitas pendukung PBM. Fasilitas yang
adan di SMKN 3 Pamekasan meliputi:
- Buku pengangan Guru
- Buku pengangan siswa
- Alat peraga
- Brodmaker dan papan tulis
- Lapangan olah raga
3) Data Inventaris Koperasi
Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana disini adalah
menyatakan tentang keadaan sarana dan prasarana yang menjadi
pendukung dalam pengembangan koperasi siswa di SMKN 3
Pamekasan
Berdasarkan hasil penelitian melalui teknik obsevasi, interview,
dan dokumentasi yang dilakukan penulis dngan pengelola
sekaligus koperasi ini memiliki beberapa sarana dan prasarana
yang sudah menjadi inventaris sekolah.
Tabel V
Data Inventaris Koperasi
SMKN 3 Pamekasan
2008/2009
58
NO FASILITAS JUMLAH
1 Etalase 5
2 Gudang 1
3 Foto Copy 1
4 Meja 3
5 Lemari 3
7 Lemari Dokumen 1
B. Penyajian dan Analisis Data
Sesuai dengan beberapa permasalahan dan tujuan dari penelitian
sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya maka pada bagian ini penulis
akan mengungkapkan data yang di peroleh dari hasil penelitian,sesuai dengan
judul penelitian yang penulis lakukan.
Oleh karena itu, dalam bab ini penulis akan menyajikan data-data yang
diperoleh penulis dalam penelitian,yang mana sesuai dengan tujuan yang di
capai penulis dalam penelitian, yaitu
Adapun dalam penelitian ini objek yang di jadikan responden adalah siswa
– siswi SMKN 3 Pamekasan. Sedangkan teknik yang digunakan dalam
penelitian ini yakni teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk
menganalisa data yang diperoleh dari hasil inteview dengan pembina koperasi,
siswa, dan Kepala sekolah.
59
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian baik interview, observasi dan
dokumentasi, maka penulis akan menyajikan mengenai data yang telah
diperoleh sebagai berikut.
1. Peran Koperasi dalam Membentuk Karakter Wirausaha pada
Siswa SMKN 3 Pamekasan
Untuk mewujudkan tujuan yang direncanakan koperasi, maka
koperasi berusaha untuk melakukannya dengan mengikut sertakan siswa
dalam pengembangannya agar tujuan ini bisa tercapai. Kebanyakan siswa
memandang koperasi sebagai wadah kerjasama yang di bentuk dari, oleh dan
untuk anggota, terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama.
Oleh karena itu, bagaimana siswa – siswi belajar mengatur kegiatan ekonomi
sejak dini dalam pembentukan karakter wirausahawan. Dalam mengatur suatu
kegiatan ekonomi siswa tidak hanya mengikuti kegiatan yang ada di koperasi,
yang mana koperasi di sini siswa juga bisa menabung dan belajar sesuatu
yang ada di koperasi dan mengajarkan pendidikan kewirausahaan. Model
pendidikan kewirausahaan itu sendiri dalam pendidikan bisnis seperti di
koperasi, sehingga belajar sambil bekerja. Hasil dari interview yang penulis
peroleh dari Pembina koperasi yang mengatakan:
“Bahwa koperasi yang ada di SMKN 3 Pamekasan sekarang ini sudah lebih berkembang dan maju dan itu semua berkat siswa yang di ikut sertakan dalam pengelolaan koperasi di bandingkan beberapa tahun yang lalu karena tidak ada yang mengurusi”.34
Berdasarkan hasil observasi dan interview peneliti dengan Pembina
koperasi mengatakan:
34 Hasil Observasi dan Wawancara dengan Ibu Sulies pada tanggal 2 juni 2009
60
“Dalam mengembangkan dan pembentukan karakter wirausaha, maka koperasi berusaha untuk menata manajemen dan melibatkan semua siswa dalam pengembangannya, agar siswanya nanti mengerti dan faham akan koperasi. selain itu koperasi juga berusaha untuk memenuhi semua fasilitas yang ada di koperasi tersebut dan mengajarkan bagaimana mengelola suatu usaha . Agar nantinya siswa juga bisa menjalankan dan memiliki karakter wirausahawan”.35
Untuk mewujudkan upaya – upaya di koperasi, maka koperasi
berusaha untuk melibatkan siswa dalam menjaga serta dalam pengambilan
kebijakan – kebijakan yang lain.
2. Persepsi Siswa terhadap Keinginan menjadi Wirausahawan
Muslim
Keinginan seorang wirausahawan muslim berpusat pada integritas
pribadinya, bukan dari luar dirinya. Oleh Karena itu, keberhasilan seorang
wirausahawan muslim bersifat independent. Artinya, selain kehandalan
dalam menghadapi tantangan, wirausahawan muslim juga tidak terjebak
dalam praktik-praktik negatif yang bertentangan dengan norma, aturan,
baik peraturan Negara maupun peraturan agama. Integritas wirausahawan
muslim dalam sifat-sifatnya sebagai berikut:
1. Taqwa, Zikir, Tawakkal dan bersyukur
2. Motivasinya bersifat vertikal dan horizontal
3. Niat suci dan ibadah
4. Memandang status dan profesi sebagai amanah
5. Mengembangkan jiwa bebas merdeka
6. Aktualisasi diri untuk melayani
35 Hasil Observasi dan Wawancara dengan Ibu Sulies pada tanggal 5 Juni 2009
61
7. Selalu meningkatkan ilmu dan keterampilan ilmu pengetahuan dan
keterampilan
8. Memiliki komitmen pada pemberdayaannya
9. Keberanian memulai
10. Memulai usaha sendiri walaupun modalnya kecil
11. Sesuai bakat
12. Jujur
13. Suka menyambung tali silaturrahmi
14. Menunaikan zakat, infak, sadaqah
15. Salat sunnah, puasa sunnah, dan salat malam
16. Memampukan orang miskin
17. Bersedia mengakui kesalahan dan suka bertobat
18. Mengembangkan sikap toleran.36
Dari hasil wawancara mengenai pandangan mereka menjadi
wirausahawan dengan Siti Khodijah salah seorang siswa yang jaga
koperasi mengatakan:
“ Daripada kuliah lebih baik membuka usaha walaupun modalnya kecil yang penting halal. Lulus kuliah belum tentu menjamin masa depan”.37
Muawanah salah satu siwa juga mengatakan bahwa:
“Wirausaha muslim itu bagus nanti saya ingin mengembangkan kemapuan saya melalui bekal dari sekolah dan berkoperasi walaupun Cuma usaha kecil-kecilan yang penting kita mendapatkan penghasilan yang halal”.38
36 Yunus. Muh, Op.cit, hal.54-6337 Hasil wawancara dengan Siti khodija pada tanggal 17 Juni 200038 Hasil wawancara dengan Muawanah pada tanggal 17 Juni 2009
62
Siti Maulidah salah satu siswa SMKN 3 Pamekasan mengatakan
menjadi wirausahawan muslim:
“ membuka usaha walaupun kecil yang penting niatnya tulus dan halal insayAllah lancar”.39
Qurrotul aini salah satu Siswa juga mengatakan:
“ Untuk menjadi seoarang usahawan kita harus berani mengambil resiko dan bisa memulai usaha sendiri walaupun dengan modal yang kecil”.40
Dalam Islam, yang namanya bisnis yang untung itu adalah yang
membuat orang lain merasa beruntung dan puas. Mending untung sedikit
tapi laku banyak dari pada untung banyak laku sedikit. Belajarlah menahan
diri untuk menikmati kebahagian orang lain sebagai keuntungan kita.
Banyak untung itu bagus tapi barokah, yaitu manfaat di dunia dan manfaat
di akherat.41
Berdasarkan hasil wawancara dengan Endang Maulidah yang
mengatakan bahwa:
“ Wirausahawan muslim sangatlah berguna bagi kita karena melihat orang yang sukses jadi pengusaha itu berkat mereka yang bisa memulai usaha dengan keberanian dan niat yang suci”.42
Faizah salah satu siswa jaga mengatakan:
“ Wirausahawan muslim kenapa tidak, sekarang jarang sekali mbak da orang yang jujur mereka cuma mementingkan diri sendiri. Tapi saya gak mau kayak ngitu. Saya mau buka usaha yang halal ja.43
39 Hasil wawancara dengan Siti Maulidah pada tanggal 17 Juni 200940 Hasil wawancara dengan Qorrotul Aini pada tanggal 18 Juni 200941 Yunus, Muh, Ibid, hal-84 42 Hasil wawancara dengan Endang Maulidah pada tanggal 18 Juni 200943 Hasil wawancara dengan Faizah pada tanggal 18 Juni 2009
63
Sulastri salah seorang siswa SMKN 3 Pamekasan juga mengatakan
bahwa:
“ Menjadi seorang wirausahawan muslim itu kemauan dan cita-cita saya mbak. Karena menjadi seorang yang sukses, jujur itu sulit.44
Juhairiyah salah seorang siswa SMKN 3 Pamekasan mengatakan
juga bawa:
“engkok mbak mun deddih reng sukses, dediyeh ren sebedeh neng jelen sehalal Dinah makeh hasel sakunik tapih halal”.45
(saya mbak kalo jadi wirausahawan yang sukses pengen cari yang halal gak apa-apa penghasilan sedikit tapi halal)
Nurul Mukarromah salah satu siswa SMKN 3 Pamekasan juga
mengatakan bahwa:
“ dalam dunia bisnis atau usaha segala cara pasti ditempuh untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya, jadi jarang sekali pengusaha yang jujur”.46
Fitriyah salah satu siswa SMKN 3 Pamekasan mengatakan juga:
“sesuatu pekerjaan yang niatnya karena Allah SWT pasti akan mandapatkan hasilnya”.47
Faisal salah satu siswa SMKN 3 Pamekasan juga mengatakan:
“wirausahawan sukses berkat kerja keras dan keberanian”.48
Uswatun Hasanah juga mengatakan:
“saya ingin menjadi oaring yang sukses atas dasar bakat dan keberanian saya walaupun itu dengan modal yang sedikit, saya pengen memulianya dari dasar dan dengan cara halal.”49
44 Hasil wawancara dengan Sulastri pada tanggal 18 Juni 200945 Hasil wawancara dengan Juhairiyah pada tanggal 18 Juni 200946 Hasil wawancara dengan Nurul Mukarromah pada tanggal 18 juni 200947 Hasil wawancara dengan Fitriyah pada tanggan 18 Juni 200948 Hasil wawancara dengan Faisal pada tanggal 18 Juni 200949 Hasil wawancara dengan Uswatun H pada tanggal 18 Juni 2009
64
Dari hasil wawancara terhadap 11 informan dapat disimpulkan
bahwa pandangan siswa terhadap keinginan menjadi seorang
wirausahawan muslim menyatakan menjadi seorang wirausahawan
muslim sangatlah bermanfaat di dunia dan di akherat. Karena uang
hanyalah titipan Allah SWT, bagi orang yang curang, Allah akan
mencabut barokahnya. Masalah kecurangan ini Allah menjelaskan dalam
Qur'an Surat al-muthoffifin :1-11 berbunyi
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Koperasi dalam Membentuk Karakter Wirausaha pada Siswa
SMKN 3 Pamekasan
Untuk mewujudkan tujuan yang direncanakan koperasi, maka koperasi
berusaha untuk melakukannya dengan mengikut-sertakan siswa dalam
pengembangannya agar tujuan ini bisa tercapai. Kebanyakan siswa
memandang koperasi sebagai wadah kerjasama yang di bentuk dari, oleh, dan
untuk anggota, terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama.
65
Oleh karena itu bagaimana siswa bisa mengatur kegiatan ekonomi sejak dini
dalam pembentukan karakter wirausahawan.
Secara sederhana seorang wirausaha adalah seorang yang berkemauan
keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan
hidup”. Atau lebih sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
“seorang yang berkemampuan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan
hidup”.50
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau
berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha
mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat
memberikan keuntungan. Resiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka
memegang prinsip, bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar
pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama
seseorang melakukan usaha dengan penuh perhitungan. Inilah yang disebut
dengan jiwa wirausaha.51
Sesuai dengan hasil penelitian, menyatakan bahwa dalam
mengembangkan dan pembentukan karakter wirausaha, maka koperasi
berusaha untuk menata manajemen dan melibatkan semua siswa dalam
50 Tarsis Tarmudji, 2000, Prinsip-Prisip Wirausaha, (Liberty Yogyakarta) hal. 451 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 16-17
66
pengembangannya, agar siswanya nanti mengerti dan faham akan koperasi.
selain itu koperasi juga berusaha untuk memenuhi semua fasilitas yang ada di
koperasi tersebut. Agar nantinya siswa juga bisa menjalankan dan memiliki
karakter wirausahawan.
B. Persepsi Siswa terhadap Keinginan menjadi Wirausahawan Muslim
Keinginan seorang wirausahawan muslim berpusat pada integritas
pribadinya, bukan dari luar dirinya. Oleh Karena itu, keberhasilan seorang
wirausahawan muslim bersifat independent. Artinya, selain kehandalan
dalam menghadapi tantangan, wirausahawan muslim juga tidak terjebak
dalam praktik-praktik negatif yang bertentangan dengan norma, aturan,
baik peraturan Negara maupun peraturan agama. Integritas wirausahawan
muslim dalam sifat-sifatnya sebagai berikut:
1. Taqwa, Zikir, Tawakkal dan bersyukur
2. Motivasinya bersifat vertikal dan horizontal
3. Niat suci dan ibadah
4. Memandang status dan profesi sebagai amanah
5. Mengembangkan jiwa bebas merdeka
6. Aktualisasi diri untuk melayani
7. Selalu meningkatkan ilmu dan keterampilan ilmu pengetahuan dan
keterampilan
8. Memiliki komitmen pada pemberdayaannya
9. Keberanian memulai
67
10. Memulai usaha sendiri walaupun modalnya kecil
11. Sesuai bakat
12. Jujur
13. Suka menyambung tali silaturrahmi
14. Menunaikan zakat, infak, sadaqah
15. Salat sunnah, puasa sunnah, dan salat malam
16. Memampukan orang miskin
17. Bersedia mengakui kesalahan dan suka bertobat
18. Mengembangkan sikap toleran.52
Dari hasil wawancara mengenai pandangan mereka menjadi
wirausahawan dengan Siti Khodijah salah seorang siswa yang jaga
koperasi mengatakan:
“ Daripada kuliah lebih baik membuka usaha walaupun modalnya kecil yang penting halal. Lulus kuliah belum tentu menjamin masa depan”.53
Muawanah salah satu siwa juga mengatakan bahwa:
“Wirausaha muslim itu bagus nanti saya ingin mengembangkan kemapuan saya melalui bekal dari sekolah dan berkoperasi walaupun Cuma usaha kecil-kecilan yang penting kita mendapatkan penghasilan yang halal”.54
Siti Maulidah salah satu siswa SMKN 3 Pamekasan mengatakan
menjadi wirausahawan muslim:
“ membuka usaha walaupun kecil yang penting niatnya tulus dan halal insayAllah lancar”.55
52 Yunus. Muh, ibid, hal.54-6353 Hasil wawancara dengan Siti khodija pada tanggal 17 Juni 200054 Hasil wawancara dengan Muawanah pada tanggal 17 Juni 200955 Hasil wawancara dengan Siti Maulidah pada tanggal 17 Juni 2009
68
Qurrotul aini salah satu Siswa juga mengatakan:
“ Untuk menjadi seoarang usahawan kita harus berani mengambil resiko dan bisa memulai usaha sendiri walaupun dengan modal yang kecil”.56
Dalam Islam, yang namanya bisnis yang untung itu adalah yang
membuat orang lain merasa beruntung dan puas. Mending untung sedikit
tapi laku banyak dari pada untung banyak laku sedikit. Belajarlah menahan
diri untuk menikmati kebahagian orang lain sebagai keuntungan kita.
Banyak untung itu bagus tapi barokah, yaitu manfaat di dunia dan manfaat
di akherat.57
Berdasarkan hasil wawancara dengan Endang Maulidah yang
mengatakan bahwa:
“ Wirausahawan muslim sangatlah berguna bagi kita karena melihat orang yang sukses jadi pengusaha itu berkat mereka yang bisa memulai usaha dengan keberanian dan niat yang suci”.58
Faizah salah satu siswa jaga mengatakan:
“ Wirausahawan muslim kenapa tidak, sekarang jarang sekali mbak da orang yang jujur mereka cuma mementingkan diri sendiri. Tapi saya gak mau kayak ngitu. Saya mau buka usaha yang halal ja.59
Sulastri salah seorang siswa SMKN 3 Pamekasan juga mengatakan
bahwa:
“ Menjadi seorang wirausahawan muslim itu kemauan dan cita-cita saya mbak. Karena menjadi seorang yang sukses, jujur itu sulit.60
56 Hasil wawancara dengan Qorrotul Aini pada tanggal 18 Juni 200957 Yunus, Muh, Ibid, hal-84 58 Hasil wawancara dengan Endang Maulidah pada tanggal 18 Juni 200959 Hasil wawancara dengan Faizah pada tanggal 18 Juni 200960 Hasil wawancara dengan Sulastri pada tanggal 18 Juni 2009
69
Juhairiyah salah seorang siswa SMKN 3 Pamekasan mengatakan
juga bawa:
“engkok mbak mun deddih reng sukses, dediyeh ren sebedeh neng jelen sehalal Dinah makeh hasel sakunik tapih halal”.61
(saya mbak kalo jadi wirausahawan yang sukses pengen cari yang halal gak apa-apa penghasilan sedikit tapi halal)
Nurul Mukarromah salah satu siswa SMKN 3 Pamekasan juga
mengatakan bahwa:
“ dalam dunia bisnis atau usaha segala cara pasti ditempuh untuk meraih keuntungan. Tapi tidak dengan saya, saya mau berwirausaha dengan jalan yang sesuai dengan agama islam”.62
Fitriyah salah satu siswa SMKN 3 Pamekasan mengatakan juga:
“sesuatu pekerjaan yang niatnya karena Allah SWT pasti akan mandapatkan hasilnya”.63
Faisal salah satu siswa SMKN 3 Pamekasan juga mengatakan:
“wirausahawan sukses berkat kerja keras dan keberanian”.64
Uswatun Hasanah juga mengatakan:
“saya ingin menjadi oaring yang sukses atas dasar bakat dan keberanian saya walaupun itu dengan modal yang sedikit, saya pengen memulaanya dari dasar dan dengan cara halal.”65
Dari hasil wawancara terhadap 11 informan dapat disimpulkan
bahwa pandangan siswa terhadap keinginan menjadi seorang
wirausahawan muslim menyatakan menjadi seorang wirausahawan
61 Hasil wawancara dengan Juhairiyah pada tanggal 18 Juni 200962 Hasil wawancara dengan Nurul M pada Tanggal 18 Juni 200963 Hasil wawancara dengan Fitriyah pada tanggal 18 Juni 200964 Hasil wawancara dengan Faisal pada tanggal 18 Juni 200965 Hasil wawancara dengan Uswatun H pada tanggal 18 Juni 2009
70
muslim sangatlah bermanfaat di dunia dan di akherat. Karena bagi mereka
harta dan uang hanyalah titipan dari Allah SWT. Bagi orang yang curang,
Allah akan mencabut barokahnya. Masalah kecurangan ini Allah
menjelaskan dalam Qur’an surat –Muthoffifin: 1-11 yang berbunyi
Melihat dari hasil wawancara dengan beberapa siswa motivasi untuk
berwirausaha kebanyakan mereka lebih senang membuka usaha dengan
memulainya dari dasar dan mncoba mengembangkan bakatnya
Secara etimologis, Winardi menjelaskan istilah motivasi (motivation)
berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan
(to move). Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti
pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau
keadaan yang menimbulkan dorongan. Selanjutnya Winardi mengemukakan,
motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Berdasarkan hal
tersebut diskusi mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif. Pada
intinya dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya tindakan.
Steiner sebagaimana dikutip Hasibuan mengemukakan motif adalah “suatu
pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung
atau mengarah kepada sasaran akhir”. Ali sebagaimana dikutip Arep dan
Tanjung mendefinisikan motif sebagai “sebab-sebab yang menjadi dorongan
tindakan seseorang”.
71
Winardi menjelaskan, motif kadang-kadang dinyatakan orang sebagai
kebutuhan, keinginan, dorongan yang muncul dalam diri seseorang. Motif
diarahkan ke arah tujuan-tujuan yang dapat muncul dalam kondisi sadar atau
dalam kondisi di bawah sadar. Motif-motif merupakan “mengapa” dari
perilaku. Mereka muncul dan mempertahankan aktivitas, dan mendeterminasi
arah umum perilaku seorang individu. Hubungan antara motif, tujuan, dan
aktivitas dapat ditunjukan pada gambar berikut ini.
72
Gambar 1
Sebuah Situasi yang Memotivasi
Gambar 1 menunjukkan sebuah situasi yang memotivasi, di mana
motif-motif seorang individu, diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Motif
terkuat, menimbulkan perilaku, yang bersifat diarahkan kepada tujuan atau
aktivitas tujuan. Mengingat bahwa tidak semua tujuan dapat dicapai, maka
para individu tidak selalu mencapai aktivitas tujuan, terlepas dari kekuatan
motif yang ada. Jadi dengan demikian aktivitas tujuan dinyatakan dalam
gambar berupa garis putus-putus.66
Dari hasil penelitian melalui wawancara dapat diketahui, bahwa
motivasi siswa untuk menjadi wirausahawan lebih banyak melihat masa depan
dan untuk memenuhi kebutuhannya. Di era globalisasi ini memang persaingan
sangat ketat tapi mereka sangat antusias dengan membuka usaha sendiri
walaupun dengan modal yang sangat kecil. Namun mereka berfikir seorang
wirausaha memiliki berjiwa yang berani mengambil resiko untuk membuka
usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau
66 http://rastodio.com/pendidikan/pengertian-motivasi.html. Di akses tanggal 26 agustus 2009
73
cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Dan wirausaha dapat dilakukan
seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya
selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha
yang dapat memberikan keuntungan. Resiko kerugian merupakan hal biasa
karena mereka memegang prinsip, bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan,
semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah
rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh perhitungan. Inilah
yang disebut dengan jiwa wirausaha.67
67 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 16-17
74
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian secara keseluruhan pembahasan yang terkait
dengan peran koperasi dalam membentuk karakter wirausaha yang dilanjutkan
dengan penyajian data dan analisis, maka sebagai pembahasan terakhir,
peneliti akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam mengembangkan dan pembentukan karakter wirausaha, maka
koperasi berusaha untuk menata manajemen dan melibatkan semua siswa
dalam pengembangannya. selain itu koperasi juga berusaha untuk
memenuhi semua fasilitas yang ada di koperasi tersebut. Agar
nantinya siswa juga bisa menjalankan dan memiliki karakter
wirausahawan.
2. Pandangan siswa terhadap keinginan menjadi seorang wirausahawan
muslim sangatlah bermanfaat di dunia dan di akherat. Karena mereka
memandang harta hanyalah titipan dari AllahSWT
B. Saran
Berangkat dari kesimpulan di atas, maka penulis ingin menyumbang
berupa saran – saran dalam mengembangkan koperasi yang ada di SMKN 3
Pamekasan
75
1. Bagi siswa, dalam mengembangkan jiwa mandiri hendaknya mereka
berwirausaha demi masa depannya. Namun dalam berwirausaha hendaknya
yang sesuai dengan karakter wirausaha muslim.
2. Berkait dengan mendidik dan membentuk karakter wirausaha pada siswa,
koperasi harus bisa menata manajemen dan melibatkan semua siswa dalam
berkoperasi.
3. untuk mengatasi kendala yang ada maka sekolah di harapkan untuk segara
memenuhi fasilitas yang ada. Agar dalam pengembanganya nanti koperasi
bisa lebih maju dan berkembang. Sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
siswa dalam melatih menjadi seoranga wirausaha.
76