bab 1 - pendahuluan.docx

16
I - 1 Pada Bab ini berisi mengenai : Latar Belakang Maksud, Tujuan dan Sasaran Ruang Lingkup Kegiatan Hasil Kegiatan Metodologi Sistematika Pembahasan 1.1 LATAR BELAKANG UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28H ayat (1) mengamanatkan bahwa tempat tinggal atau rumah adalah hak setiap warga negara Indonesia, dalam hal ini termasuk warga baru asal Timor Timur yang tinggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hak sebagaimana dimaksud di atas kemudian dipertegas lagi dengan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) yang juga mengamanatkan bahwa rumah merupakan kebutuhan dasar untuk meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, serta sebagai tempat tumbuhnya individu dan keluarga yang berkepribadian, yang pada gilirannya akan membentuk peradaban bangsa. Posisi Timor Barat yang merupakan bagian provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan negara RDTL (Republic Democratic Timor Leste) sehingga merupakan kawasan perbatasan negara yang bersifat strategis, hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional yang telah menetapkan bahwa kawasan perbatasan merupakan salah satu Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Pembangunan “beranda depan” negara ini berdasarkan tiga pendekatan yaitu kesejahteraan (prosperity), LAPORAN ANTARA Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman (PRPK) Di Kota Kupang dan Kabupaten Sumba Tengah

Upload: codetablack

Post on 11-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Pada Bab ini berisi mengenai : Latar Belakang Maksud, Tujuan dan Sasaran Ruang Lingkup Kegiatan Hasil Kegiatan Metodologi Sistematika Pembahasan

LATAR BELAKANGUUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28H ayat (1) mengamanatkan bahwa tempat tinggal atau rumah adalah hak setiap warga negara Indonesia, dalam hal ini termasuk warga baru asal Timor Timur yang tinggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hak sebagaimana dimaksud di atas kemudian dipertegas lagi dengan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) yang juga mengamanatkan bahwa rumah merupakan kebutuhan dasar untuk meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, serta sebagai tempat tumbuhnya individu dan keluarga yang berkepribadian, yang pada gilirannya akan membentuk peradaban bangsa.

Posisi Timor Barat yang merupakan bagian provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan negara RDTL (Republic Democratic Timor Leste) sehingga merupakan kawasan perbatasan negara yang bersifat strategis, hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional yang telah menetapkan bahwa kawasan perbatasan merupakan salah satu Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Pembangunan beranda depan negara ini berdasarkan tiga pendekatan yaitu kesejahteraan (prosperity), keamanan (security), dan lingkungan (environment). Salah satu faktor penting yang sekaligus mempengaruhi ketiga pendekatan tersebut adalah pembangunan perumahan.

Salah satu kawasan perbatasan negara yang perlu mendapat penanganan segera adalah kawasan perbatasan dengan Timor Timur. Sebagian besar warga baru asal Timor Timur saat ini bermukim di Timor Barat terutama di Kabupaten Alor, Kabupaten Belu, Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Ngada dan Kabupaten Sumba Tengah dengan kondisi sangat memprihatinkan dan karenanya membutuhkan penanganan segera. Penanganan tersebut harus juga mencakup kebutuhan warga lokal yang kondisi permukimannya juga sangat memprihatinkan supaya ke depan tidak terjadi kecemburuan sosial terhadap warga baru asal Timor Timur.

Jumlah total warga baru mencapai 24.524 KK. Permasalahan yang dihadapi adalah : a) Jumlah yang telah di re-settlement melalui pembangunan rumah baru mencapai sekitar 20.230 KK, yang terdiri dari 10.490 KK warga baru dan 9.740 KK warga lokal. Kondisi perumahan yang dibangun ternyata sudah mengalami kerusakan sebagai berikut : 1) Sekitar 30 % mengalami rusak berat atau 6.070 unit;2) Sisanya sebesar 70 % dalam kondisi rusak ringan atau 14,160 unit;3) Umumnya kualitas lingkungannya kurang layak karena sangat terbatasnya ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) lingkungan perumahan. b) Warga yang masih tinggal di Kamp saat ini berjumlah 4.762 KK. Lingkungan huniannya sangat tidak memadai karena kondisi-kondisi : 1) Lokasi kamp tersebar di beberapa kabupaten terutama Kabupaten Belu (kota Atambua) dan Kabupaten Kupang;2) Kondisi hunian yang kurang layak, di mana prasarana dan sarananya sangat terbatas;3) Kepastian penyediaan tanah untuk pemukiman kembali (re-settlement) bagi warga baru yang masih tinggal ini masih belum jelas; c) Permasalahan pemberdayaan ekonomi bagi semua warga baru (Warga Negara Indonesia asal Timor-Timur) sebanyak 24.524 KK.

Kondisi ekonomi masyarakat warga baru sebagian besar masih sangat terbatas, karena tidak adanya lapangan pekerjaan/mata pencaharian untuk peningkatan pendapatan.

Dengan gambaran umum dan kondisi permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka penanganan perumahan warga negara Indonesia asal Timor Timur ini sangat mendesak untuk segera dilakukan. Sehubungan dengan itu, untuk mempersiapkan program penanganannya secara baik perlu dilakukan identifikasi dan pendataan penanganan rumah bagi warga negara Indonesia asal Timor Timur di Timor Barat Nusa Tenggara Timur.

Sebagaimana disebutkan di atas, akan dibangun sebanyak 9.762 unit rumah baru baik bagi warga baru asal Timor-Timur maupun bagi warga lokal. Pola pembangunan perumahan yang selama ini diterapkan dan sudah termasuk familiar bagi Pemerintah Daerah maupun masyrakat Nusa Tenggara Timur di Timor Barat adalah 2 (dua) pola yaitu pola sisipan dan pola konsentrasi. Pola konsentrasi ini dilakukan di lahan yang masih kosong dengan jumlah rumah berkisar antara 200 s/d 400 unit rumah per lokasi. Agar pengembangan kawasan permukiman bagi WNI asal Timor Timur dan warga lokal ini tertata dengan baik dan terintegrasi dengan sistem perkotaan maupun perdesaan, maka perlu menggunakan pendekatan berbasis kawasan.

MAKSUD TUJUAN DAN SASARANMaksud KegiatanMaksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah memberikan fasilitasi melalui penyusunan rencana pengembangan kawasan bagi penanganan perumahan bagi WNI asal Timor Timur, masyarakat berpenghasilan rendah (warga lokal), di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang;

Tujuan KegiatanTujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menyiapkan acuan atau pedoman pelaksanaan pembangunan fisik dari aspek tata ruang kawasan berupa rencana yang dapat secara langsung dioperasionalkan. dalam rangka pengembangan kawasan.Sasaran KegiatanSasaran yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah: tersusunnya Rencana Terperinci Tata Ruang Kawasan skala 1: 5.000 dan Rencana Teknik Ruang Skala 1: 1.000.RUANG LINGKUP KEGIATANRuang Lingkup WlayahBerdasarkan KAK lokasi pelaksanaan kegiatan untuk PRPK-1 berada dalam wilayah administrasi Kota Kupang, dan Kabupaten Sumba Tengah, tetapi untuk Kab. Sumba Tengah setelah dilakukannya koordinasi oleh pihak Kemenpera pihak pemerintah belum siap dalam melaksanakan program ini khusunya terkait dengan penyediaan lahan. Berdasarkan arahan satker pada tahap pertemuan selanjutnya untuk kegiatan PRPK-1 wilayah cakupan ditambah dengan Kabupaten Kupang yang sudah ada penetapan lokasi.

Dari hasil sosialisasi dan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah yang terkait, untuk kawasan perencanaan dalam pengembangan perumahan terdapat 5 kawasan yang terdiri dari 1 kawasan terdapat di Kota Kupang, dan 4 Kawasan terdapat di Kabupaten Kupang.

Untuk lebih jeasnya lingkup wilayah kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 berupa peta orientasi wilayah kegiatan.

Tabel 1.1 Lingkup Wilayah Kawasan Perencanaan NoKawasan PengembanganLuas KawasanRencana Daya Tampung

A.Kota Kupang

1Kecamatan Maulafa,

Kelurahan Fatukoa12 Ha500 unit dengan luas kavling 120 M2.

B.Kabupaten Kupang

Kecamatan Fatuleu

1Camplong I (UNIKA)50 Ha500 unit dengan luas kavling 600 M2.

2Camplong II25 Ha300 unit dengan luas kavling 600 M2.

3Tolnaku10 Ha100 unit dengan luas kavling 600 M2.

Kecamatan Amabi Oefeto

1Fatumetan30 Ha312 unit dengan luas kavling 600 M2.

Sumber : hasil survey dan koordinasi konsultan, 2012

III - 1LAPORAN ANTARA

I - 1Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman (PRPK)Di Kota Kupang dan Kabupaten Sumba Tengah

Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Kegiatan

Lingkup MateriLingkup kegiatan pekerjaan yang ditetapkan dalam pelaksanaan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Kabupaten Kupang ini adalah sebagai berikut :1. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pengembangan kawasan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan teknis pelaksanaan pengembangan permukiman kawasan skala besar di daerah, termasuk Mengumpulkan data-data sekunder yang dapat diperoleh di Jakarta untuk mendukung pelaksanaan survey maupun kegiatan-kegiatan lanjutannya.2. Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan dan penanggung jawab masing-masing kegiatan.3. Melakukan survey dan pengumpulan data dan informasi lapangan yang relevan dengan pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana antara lain meliputi kondisi lokasi baik fisik maupun non fisik, pertanahan (luas dan batas menurut status kepemilikan, harga tanah, permasalahan sengketa dll) sosial kependudukan, ekonomi termasuk kemampuan masyarakat untuk penyediaan rumah, budaya, kondisi dan kebutuhan perumahan, kondisi prasarana, sarana dan utilitas di kawasan dan sekitarnya termasuk harga satuan pennyediaan PSU, aksesibilitas lokasi ke pusat kota maupun data dan informasi terkait kebijakan pengembangan kawasan permukiman seperti RTRW, RP4D, RPJM dan sebagainya.4. Menyiapkan peta topografis kawasan skala 1:5000 sebagai peta kerja untuk penyusunan Rencana Terperinci Tata Ruang Kawasan dan Peta topografis skala 1: 1.000 sebagai peta kerja untuk penyusunan Rencana Teknik Ruang Lisiba Prioritas. 5. Kompilasi dan pengolahan data dan informasi terkait pengembangan kawasan Skala besar.6. Analisis terkait penyusunan rencana pengembangan kawasan skala besar meliputi analisis aspek kebutuhan perumahan/analisis pasar perumahan, analisis daya dukung lingkungan dan analisis kesesuian tapak untuk pengembangan kawasan perumahan skala besar.7. Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan :a. Rencana Terperinci Tata Ruang Kawasan yang memuat minimal.1) Visi dan Misi Pengembangan Kawasan 2) Jumlah dan Batas sub kawasan serta daya tampung masing-masing sub kawasan3) Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan ruang pada tingkat Blok peruntukan4) Arahan Pelaksanaan Pembangunan Kawasan termasuk tahapan pengembangan kawasan5) Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasanb. Rencana Teknik Ruang Kawasan 1) Rencana Tapak Pemanfaatan Ruang kawasan 2) Rencana Letak dan Penampang Jaringan Jalan, rumah dan gedung, bangunan bukan gedung dan jaringan utilitas3) Arahan rinci pengendalian pemanfaatan ruang kawasan4) Indikasi program pembangunan dan sumber pendanaan untuk pengembangan kawasan 5) Gambar Tiga Dimensi Kawasan (ilustrasi Design) dan Film Animasi rencana Kawasan durasi 10 Menit.6) Menyusun Album Rencana Ukuran A1 dan leaflet berwarna8. Melaksanakan pembahasan di daerah dalam rangka mendapatkan masukan dari stakeholder guna penyempurnaan rencana.9. Mendapatkan pengesahan rencana dari instansi terkait dan Kepala Daerah.

SISTEMATIKA PENULISANPada prinsipnya hasil yang diharapkan (keluaran) merupakan hasil (output) yang harus dipenuhi dari adanya pelaksanaan pekerjaan ini. Adapun keluaran (output) yang ingin didapatkan dari kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan yaitu: KeluaranHasil pelaksanaan perencanaan rinci kawasan ini akan menjadi acuan dalam pembangunan kawasan perumahan bagi warga baru asal Timor Timur dan warga lokal di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Manfaat KeluaranAgar pembangunan baru perumahan bagi warga baru asal Timor Timur dan warga lokal tertata dengan baik serta terintegrasi dengan sistem perkotaan maupaun perdesaan, sehingga pada akhirnya tercipta hunian yang layak huni dalam lingkungan perumahan yang sehat, aman, dan serasi. Penerima ManfaatWarga Negara Indonesia (WNI) asal Timor Timur dan warga lokal yang berpendapatan rendah.

METODOLOGIDalam konsep penanganan, pendekatan yang dipilih dalam kegiatan penyusunan PRPK ini, adalah dimulai dari sifat masalah kritis yang secara umum terjadi di bidang perumahan permukiman. Titik kritis pada kegiatan ini terletak pada isu kurangnya kawasan perumahan dan permukiman bagi WNI asal Timor Timur dan penduduk lokal, yang intinya pada ketidakberdayaan dalam pemilikan rumah. Pemahaman akan hal ini penting karena akar dari partisipasi semua pihak bertemu pada titik yang sama yakni kepedulian, dan titik tersebut akan dilintasi oleh masalah-masalah perumahan permukiman lainnya yang lebih mudah pengaturannya sepanjang isu terus dijaga pada setiap pelaku (stakeholders).

Beberapa tahapan dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan (PRPK-1) adalah sebagai berikut :Proses Pertama Pada proses ini merupakan kegiatan persiapan atau review terhadap beberapa peraturan dan kebijakan baik pusat dan daerah yang memang terkait dengan pelaksanaan kegiatan dan yang melatarbelakangi adanyan kegiatan. Selanjutnya pada tahap ini juga dilihat beberapa permasalahan seperti potensi untuk usulan lahan yang akan dikembangkan dan kependudukan yang bekum memiliki rumah, atau baglog rumah, sehingga didapat sebaran dan jumlah penduduk yang belum memiliki rumah.Proses KeduaDalam proses ini kegiatan yang dilakukan adalah penentuan lokasi untuk pengembangan kawasan permukiman yang dapat menampung 500 KK, sesui dengan program Direktif Presiden Tahun anggaran 2012, Penentuan lokasi ini akan melihat beberapa parameter dari karakteristik kawasan perencanaan yang diantaranya adalah : Kondisi Fisik Dasar Pola Penggunaan Lahan Kondisi Kependudukan Kondisi Sarana dan Prasarana Kondiisi Sosial Budaya Kondisi Ekonomi

Proses KetigaProses ketiga merupakan proses analisis dimana dalam merencanakan kawasan permukiman dengan lokasi yang sudah terpilih tentunya akan dilakukan analisis terlebih dahulu, agar perencanaan dapat sesuai dan terimplentasikan secara efisien dan efektif. Analisis-analisis yang akan digunakan antara lain adalah : Daya Dukung dan Daya Tampung Kawasan Aksesibilitas Kebutuhan Ruang Tingkat Pelayanan Sarana dan Prasarana Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat Setempat Mata Pencaharian dan Kemampuan Ekonomi Masyarakat

Proses KeempatPada proses ini kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan konsep dan strategi pengembangan kawasan perencanan, mendapat input dari kajian analisis sebelumnya seperti potensi dan masalah kawasan perencanaan. Dalam proses ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya : Konsep dan Strategi Struktur Ruang Kawasan Konsep dan Strategi Pola Ruang Kawasan Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Konsep dan Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan,

Proses KelimaUntuk proses ini kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana terinci tata ruang kawasan perencanan (1 : 5.000), dengan beberapa point didalamnya yaitu : Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Jumlah dan Batas Sub Kawasan serta Daya Tampung setiap Sub Kawasan Rencana Struktur dan Pola Ruang pada Tingkat Blok Peruntukan Arahan Pelaksanaan Pembangunan Kawasan, termasuk tahapan pengembangan kawasan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan.

Proses KeenamProses ini merupakan proses output dari kegiatan ini yaitu tersusunnya rencana teknik ruang kawasan (1 :1.000) yang akan menjadi dasar dalam pengambangunan kawasan perencanaan. Adapun point-point yang harus termasuk dalam proses ini adalah : Rencana Tapak Pemanfaatan Ruang Kawasan Rencana Letak dan Penampang Jaringan Jalan, Rumah dan Gedung, Bangunan bukan Gedung, dan Jaringan Utilitas Arahan Rinci Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Indikasi Program Pembangunan dan Sumber Pendanaan untuk Pengembangan Kawasan Gambar Tiga Dimensi/3D Kawasan dan Film Animasi Rencana Kawasan Menyusun Album Rencana Ukuran A1 dan Leaflet Berwarna.

Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pikir dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan (PRPK-1) Kota Kupang dan Kabupaten Kupang (setelah adanya kesepakatan), Provinsi Nusa Tenggara Timur, dapat dilihat pada Gambar 1.2 yang meruapakan diagram alir berpikir dalam mendekati pelaksanaan kegiatan.

Konsep & Strategi Pengembangan Kws PerencanaanKonsep & Strategi Struktur Ruang KwsKonsep & Strategi Pola Ruang KwsKonsep & Strategi Pelaksanaan Pemb KwsKonsep & Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kws,Peraturan/Kebijakan :Direktif PresidenIntruksi Menteri Negara Perumahan Rakyat nomor 02 Tahun 2011Tugas dan fungsi Deputi Bid Pengemb Kawasan

Rencana Terinci Tata Ruang Kws Perencanaan (1:5.000):Visi & Misi Pengembangan KwsJumlah & Batas Sub Kws serta Daya Tampung setiap Sub KwsRencana Struktur & Pola Ruang pd Tiap Blok PeruntukanArahan Pelaksanaan Pemb Kws (tahapan pengembangan)Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kws

Penentuaan Lokasi Kawasan Perencanaan yg Layak: utk MenampungPenerima manfaat sesuai ketentuan.

Kebijaksanaan Pemb & TR :RPJM & RPJM Kota KupangRTRW Kota KupangRDTR Kota KupangRP4D Kota Kupang

Analisis Kawasan Perencanaan :Daya Dukung & Daya Tampung KawasanAksesibilitasKebutuhan RuangTingkat Pelayanan Sarana dan PrasaranaKarakteristik Sosial Budaya Masyarakat SetempatMata Pencaharian & Kemampuan Ekonomi Masyarakat

Usulan Lokasi Kawasan Pengembangan yg AdaPotensi & Masalah Pengembangan Kawasan PerencanaanKarakteristik Kws Perencanaan :Kondisi Fisik DasarPola Penggunaan LahanKondisi KependudukanKondisi Sarana & PrasaranaKondiisi Sosial BudayaKondisi Ekonomi/Keuangan

Rencana Teknik Ruang Kawasan (1:1.000):Rencana Tapak Pemanfaatan Ruang KwsRencana Letak & Penampang Jalan, Rumah, Bangunan & UtilitasArahan Rinci Pengendalian Pemanfaatan Ruang KwsIndikasi Program Pemb & Sumber Pendanaan Gambar 3D Kws & Animasi Rencana KwsMenyusun Album RencanaKependudukan & Jumlah KK yg belum memiliki rumah :Kedudukan Kws Perencanaan thd Wilayah RegionalJumlah KK yg belum memiliki rumah

Gambar 1.2 Diagram Kerangka Pemikiran Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan (PRPK-1), Provinsi Nusa Tenggara Timur

SISTEMATIKA PEMBAHASANBerdasarkan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK), untuk laporan antara (interim report) meliputi kemajuan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, antara lain identifikasi permasalahan, dan penjelasan tentang proses pelaksanaan survey. Untuk lebih jelasnya Sistematika penyusunan Laporan Antara ini adalah sebagai berikut :

Bab I PendahuluanMenguraikan mengenai latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran kegiatan, ruang lingkup kegiatan, hasil kegiatan, metodologi dan sistematika penyusunan.

Bab IITinajauan Kebijakan Pada bab ini berisi mengenai kebijakan-kebijakan terkait wilayah perencanaan.

Bab IIIGambaran Umum Kawasan PerencanaanMeliputi gambaran umum kawasan perencanaan Fatukoa yang berada di Kota Kupang dan Kawasan Perencanaan Kuanheum yang berada di Kabupeten Kupang. Dalam bab ini dijelaskan kondisi eksisting pada kawasan perencanaan dalam pekerjaan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Kabupaten KupangBab IVAnalisis Kawasan PerencanaanPada bab ini di analis beberapa aspek yang terkait baik makro, mizo dan miro pada masing-masing kawasan untuk mendukung pengembangan terhadap kawasan. Bab VKonsep Pengembangan dan Penanganan LingkunganPada bab ini berisi mengenai konsep-konsep pengembangan yang akan digunakan dalam merencanaan kawasan perumahan, pada masaing-masing kawasan.

Bab VIPenutup Pada bab ini merupakan penutup dari laporan antara yang telah disajikan.

BAB 1 Contents1.1LATAR BELAKANG11.2MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN31.2.1Maksud Kegiatan31.2.2Tujuan Kegiatan31.2.3Sasaran Kegiatan31.3RUANG LINGKUP KEGIATAN41.3.1Ruang Lingkup Wlayah41.3.2Lingkup Materi61.4SISTEMATIKA PENULISAN71.5METODOLOGI81.6SISTEMATIKA PEMBAHASAN12

Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Kegiatan5Gambar 1.2 Diagram Kerangka Pemikiran Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan (PRPK-1), Provinsi Nusa Tenggara Timur11

Tabel 1.1 Lingkup Wilayah Kawasan Perencanaan4