bab 1 pendahuluan -...

18
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 pembangunan adalah upaya sistematis dan terencana oleh masing- masing maupun seluruh komponen bangsa untuk mengubah suatu keadaan menjadi keadaan yang lebih baik dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan. Bagi bangsa Indonesia, secara khusus tujuan pembangunan nasional Indonesia telah termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam tujuan nasional tersebut, tampak bahwa amanat yang diberikan oleh negara kepada pemangku kebijakan salah satunya yaitu memuliakan kehidupan manusia dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Senada dengan hal tersebut, Mubyarto (1988 : 227) menyatakan apabila ketiga tujuan pembangunan nasional tersebut dipadukan akan tampak pembangunan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam segala bidang. Mirza (2012) menjelaskan pembangunan merupakan alat untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan

Upload: lamkhuong

Post on 08-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

2015-2019 pembangunan adalah upaya sistematis dan terencana oleh masing-

masing maupun seluruh komponen bangsa untuk mengubah suatu keadaan

menjadi keadaan yang lebih baik dengan tujuan akhir untuk meningkatkan

kualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan. Bagi bangsa

Indonesia, secara khusus tujuan pembangunan nasional Indonesia telah

termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yaitu untuk

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

dan untuk memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan

bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam tujuan nasional

tersebut, tampak bahwa amanat yang diberikan oleh negara kepada pemangku

kebijakan salah satunya yaitu memuliakan kehidupan manusia dengan

mencerdaskan kehidupan bangsa. Senada dengan hal tersebut, Mubyarto

(1988 : 227) menyatakan apabila ketiga tujuan pembangunan nasional

tersebut dipadukan akan tampak pembangunan yang seimbang, serasi, dan

selaras dalam segala bidang.

Mirza (2012) menjelaskan pembangunan merupakan alat untuk

mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

2

salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan. Lebih lanjut ia

menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, pertumbuhan ekonomi yang

tinggi adalah sasaran utama bagi negara-negara berkembang seperti

Indonesia. Menurut Kuznet dalam Widodo, dkk (2015) pertumbuhan

ekonomi merupakan kemampuan sebuah negara dalam jangka penjang

menyediakan barang-barang kebutuhan untuk perekonomian. Menurut

Jhingan dalam Widodo, dkk (2015 : 2) komponen pertumbuhan ekonomi

dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain dilihat dari meningkatnya

persediaan barang, kemajuan teknologi, dan penggunaan teknologi secara

efisien.

Pembangunan ekonomi merupakan suatu syarat mutlak bagi

kelangsungan suatu bangsa karena dalam pembangunan ekonomi berarti

bahwa peningkatan pendapatan per kapita diikuti dengan perubahan struktur

ekonomi. Menurut Todaro dan Smith dalam Widodo,dkk (2015 : 1),

keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu

perkembangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya,

meningkatnya rasa harga diri, dan meningkatnya kemampuan untuk memilih.

Dalam Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 dinyatakan bahwa

pembangunan sebagai usaha untuk mewujudkan kedaulatan sebagai negara

merdeka merupakan upaya membanguan kemandirian. Kemandirian suatu

bangsa salah satunya tercermin pada ketersediaan sumber daya manusia yang

berkualitas yang mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan

pembangunannya.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

3

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

2005-2025 yang dilaksanakan dalam empat tahapan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) bahwa pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-

2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh

dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian

berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia

berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

Menurut UNDP dalam Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016

(BPS, 2016), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian

pembangunan manusia barbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup.

Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui tiga dimensi dasar

yang mencakup kesehatan, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Selain

sebagai ukuran pencapaian pembangunan manusia di suatu negara, IPM juga

dapat digunakan sebagai alat perbandingan pencapaian pembangunan

manusia dengan negara-negara lain.

Berdasarkan ringkasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015-2019 menyatakan bahwa baseline sasaran makro

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2014 sebesar 73,83 dengan target

tahun 2019 sebesar 76,30 sedangkan pencapaian Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Indonesia tahun 2014 berdasarkan data dari BPS baru

mencapai 68,90. Lebih lanjut, perkembangan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) Indonesia dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

4

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia Tahun 2011-2015 (dalam persen)

Tahun IPM

2011 67,09

2012 67,70

2013 68,31

2014 68,90

2015 69,55

Sumber : BPS, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan nilai

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia terus mengalami kenaikan

namun pencapaian di tahun 2014 masih berada dibawah baseline sasaran

makro Indeks Pembangunan Manusia dalam RPJMN 2015-2019. Lebih

lanjut, berdasarkan data (BPS, 2016) menunjukkan bahwa nilai Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) 33 Provinsi di Indonesia mengalami

peningkatan dari tahun 2011-2015 hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 1.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2015

(dalam persen)

No. Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015

1 Aceh 67,45 67,81 68,30 68,81 69,45

2 Sumatera Utara 67,34 67,74 68,36 68,87 69,51

3 Sumatera Barat 67,81 68,36 68,91 69,36 69,98

4 Riau 68,90 69,15 69,91 70,33 70,84

5 Jambi 66,14 66,94 67,76 68,24 68,89

6 Sumatera Selatan 65,12 65,79 66,16 66,75 67,46

7 Bengkulu 65,96 66,61 67,50 68,06 68,59

8 Lampung 64,20 64,87 65,73 66,42 66,95

9 Kep. Bangka Belitung 66,59 67,21 67,92 68,27 69,05

10 Kep. Riau 71,61 72,36 73,02 73,40 73,75

11 DKI Jakarta 76,98 77,53 78,08 78,39 78,99

12 Jawa Barat 66,67 67,32 68,25 68,80 69,50

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

5

13 Jawa Tengah 66,64 67,21 68,02 68,78 69,49

14 DIY 75,93 76,15 76,44 76,81 77,59

15 Jawa Timur 66,06 66,74 67,55 68,14 68,95

16 Banten 68,22 68,92 69,47 69,89 70,27

17 Bali 70,87 71,62 72,09 72,48 73,27

18 NTB 62,14 62,98 63,76 64,31 65,19

19 NTT 60,24 60,81 61,68 62,26 62,67

20 Kalimantan Barat 62,35 63,41 64,30 64,89 65,59

21 Kalimantan Tengah 66,38 66,66 67,41 67,77 68,53

22 Kalimantan Selatan 65,89 66,68 67,17 67,63 68,38

23 Kalimantan Timur 72,02 72,62 73,21 73,82 74,17

24 Sulawesi Utara 68,31 69,04 69,49 69,96 70,39

25 Sulawesi Tengah 64,27 65,00 65,79 66,43 66,76

26 Sulawesi Selatan 66,65 67,26 67,92 68,49 69,15

27 Sulawesi Tenggara 66,52 67,07 67,55 68,07 68,75

28 Gorontalo 63,48 64,16 64,70 65,17 65,86

29 Sulawesi Barat 60,63 61,01 61,53 62,24 62,96

30 Maluku 64,75 65,43 66,09 66,74 67,05

31 Maluku Utara 63,19 63,93 64,78 65,18 65,91

32 Papua Barat 59,90 60,30 60,91 61,28 61,73

33 Papua 55,01 55,55 56,25 56,75 57,25

Sumber : BPS, 2016

Berdasarkan tabel di atas, jika dicermati lebih lanjut terlihat bahwa

masing-masing provinsi selama tahun 2011-2015 mengalami kenaikan nilai

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) namun masih terdapat kesenjangan IPM

antarprovinsi di Indonesia. Di samping itu, nilai IPM Indonesia masih berada

di bawah rata-rata dunia yaitu sebesar 71,05 persen, karena manusia sebagai

modal dasar pembangunan nasional maka diperlukan upaya-upaya

pemerintah untuk meningkatkan modal sumber daya manusia yang

berkualitas. Pencapaian nilai IPM Indonesia pada tabel di atas jika dikaitkan

dengan baseline sasaran makro Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun

2014 dalam RPJMN 2015-2019 hanya Provinsi DKI Jakarta dan DIY saja

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

6

yang berhasil dalam pencapaiannya sedangkan provinsi lain masih berada

dibawah baseline yang ditetapkan. Sementara itu, jika pemerintah

menargetkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2019 sebesar

76,30 sedangkan hingga tahun 2016 nilai IPM Indonesia baru mencapai 70,18

maka diperlukan komponen seluruh bangsa untuk bersinergi dan

berkolaborasi untuk meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indonesia. Sejalan dengan ini berdasarkan berita dari UNDP menyatakan

bahwa :

“ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk tahun 2015 adalah

0,689. Ini menempatkan Indonesia dalam kategori pembangunan manusia

menengah dan peringkat 113 dari 188 negara. Nilai IPM meningkat 30,5

persen dari nilai pada tahun 1990. Hal ini mencerminkan kemajuan yang telah

dicapai Indonesia dalam hal harapan hidup saat lahir, rata-rata tahun

bersekolah, harapan lama bersekolah dan Pendapatan Nasional Bruto (PNB)

selama periode tersebut. Namun demikian, IPM Indonesia menurun tajam ke

0,563 (turun 18,2 persen) bila kesenjangan diperhitungkan. Kesenjangan

pendidikan dan harapan hidup saat lahir di Indonesia lebih tinggi dari rata-

rata di Asia Timur dan Pasifik ”

Meskipun kesenjangan telah menjadi komitmen bagi pemerintah,

Indonesia harus terus berupaya meningkatkan level IPM dari kelompok

menengah ke kelompok tinggi. Berdasarkan laporan Human Development

Report (HDR) 2015 dalam Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016

(BPS, 2016), IPM Indonesia berada di level sedang dengan capaian IPM

sebesar 68,38 atau berada di peringkat 110 dari 188 negara dan berada di

bawah rata-rata dunia sebesar 71,05. Dibandingkan dengan negara-negara

yang tergabung dalam ASEAN, Indonesia menempati peringkat kelima dari

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

7

sepuluh negara. Jika dibandingkan dengan negara yang berpenduduk besar

seperti China, India, dan Jepang, IPM Indonesia (0,684) masih berada di

bawah Jepang (0,891) dan China (0,727) namun lebih tinggi dari India

(0,609). Oleh karena itu, diperlukan suatu formula dan strategi kebijakan agar

pemerintah dan seluruh komponen bangsa dapat bersinergi dan berkolaborasi

untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia.

Meskipun secara umum Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia

meningkat, namun kesenjangan masih menjadi persoalan bagi Indonesia

terutama mengenai kesenjangan IPM antara Kawasan Indonesia Timur (KIT)

dan Kawasan Indonesia Barat (KIB) hal ini ditandai dengan adanya 31

provinsi dengan Indeks Pembangunan Manusia yang masih berada di bawah

baseline sasaran makro Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam RPJMN

2015-2019.

Lanjouw dalam Ginting, et al (2008) menyatakan pembangunan

manusia di Indonesia identik dengan pengurangan kemiskinan. Investasi di

bidang pendidikan dan kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin

dibandingkan dengan penduduk yang tidak miskin. Tersedianya fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang murah akan sangat membantu untuk

meningkatkan produktifitas yang pada gilirannya akan meningkatkan

pendapatan. Dengan demikian, pembangunan manusia belum bisa dikatakan

optimal jika hanya berfokus pada pengurangan kemiskinan.

Perkembangan tingkat persentase penduduk miskin di 33 Provinsi di

Indonesia dari tahun 2011-2015 berfluktuatif sehingga diperlukan sebuah

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

8

formula dan kebijakan strategi dalam pengentasan kemiskinan sehingga IPM

Indonesia diharapkan akan stabil. Kemiskinan dapat memberikan dampak

yang sangat serius terhadap Indeks Pembangunan Kemiskinan (IPM) karena

pada dasarnya menurut Widodo, dkk ( 2015 : 19) kemiskinan adalah suatu

kondisi dimana seseorang tidak dapat memiliki kesempatan untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya. Ketika kebutuhan dasar manusia seperti pendidikan dan

kesehatan terabaikan maka akan terjadi hambatan dalam meningkatkan nilai

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia karena pendidikan dan

kesehatan merupakan dimensi atau indikator dalam pembangunan manusia.

Adapun perkembangan fluktuasi persentase penduduk miskin di 33 provinsi

di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3 Persentase Penduduk Miskin di 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2015

No. Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015

1 Aceh 19,48 18,58 17,72 16,98 17,11

2 Sumatera Utara 10,83 10,41 10,39 9,85 10,79

3 Sumatera Barat 8,99 8,00 7,56 6,89 6,71

4 Riau 8,17 8,05 8,42 7,99 8,82

5 Jambi 7,90 8,29 8,42 8,39 9,12

6 Sumatera Selatan 13,95 13,48 14,06 13,62 13,77

7 Bengkulu 17,36 17,52 17,75 17,09 17,16

8 Lampung 16,58 15,65 14,39 14,21 13,53

9 Kep. Bangka Belitung 5,16 5,36 5,25 4,97 4,83

10 Kep. Riau 6,79 6,83 6,35 6,40 5,78

11 DKI Jakarta 3,64 3,70 3,72 4,09 3,61

12 Jawa Barat 10,57 9,88 9,61 9,18 9,57

13 Jawa Tengah 16,21 14,98 14,44 13,58 13,32

14 DIY 16,14 15,88 15,03 14,55 13,16

15 Jawa Timur 13,88 13,08 12,73 12,28 12,28

16 Banten 6,26 5,71 5,89 5,51 5,75

17 Bali 4,59 3,95 4,49 4,76 5,25

18 NTB 19,67 18,02 17,25 17,05 16,54

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

9

19 NTT 20,48 20,41 20,24 19,60 22,58

20 Kalimantan Barat 8,48 7,97 8,74 8,07 8,44

21 Kalimantan Tengah 6,64 6,19 6,23 6,07 5,91

22 Kalimantan Selatan 5,35 5,02 4,76 4,81 4,72

23 Kalimantan Timur 6,63 6,38 6,38 6,31 6,10

24 Sulawesi Utara 8,46 7,63 8,50 8,26 8,98

25 Sulawesi Tengah 16,04 14,94 14,32 13,61 14,07

26 Sulawesi Selatan 10,27 9,82 10,32 9,54 10,12

27 Sulawesi Tenggara 14,61 13,06 13,73 12,77 13,74

28 Gorontalo 18,02 17,21 18,01 17,41 1,16

29 Sulawesi Barat 13,64 13,00 12,23 12,05 11,90

30 Maluku 22,45 20,76 19,27 18,44 19,36

31 Maluku Utara 10,00 8,05 7,64 7,41 6,22

32 Papua Barat 28,53 27,04 27,14 26,27 25,73

33 Papua 31,25 30,66 31,53 27,80 28,40

Sumber : BPS, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase penduduk

miskin di 33 Provinsi di Indonesia pada tahun 2011-2015 cenderung

berfluktuatif. Namun demikian, secara nasional persentase penduduk miskin

di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2011-2015. Adapun data

penurunan persentase penduduk miskin di Indonesia dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 1.4 Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2011-2015

Tahun Persentase Penduduk Miskin

2011 12,94

2012 12,29

2013 12,20

2014 11,69

2015 11,35

Sumber : BPS, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama kurun waktu

tahun 2011-2015 persentase penduduk miskin di Indonesia mengalami

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

10

penurunan hingga 1,59 persen yaitu 12,94 persen pada tahun 2011 menjadi

11,35 persen pada tahun 2015. Meskipun menunjukkan trend yang menurun,

kesenjangan kemsikinan antara perdesaan dan perkotaan masih perlu

mendapat perhatian lebih untuk ditanggulangi. Upaya pemerintah dalam

menanggulangi masalah kemiskinan salah satunya dengan membentuk Tim

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) melalui program

peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi, penguatan kelembagaan sosial

dan ekonomi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dan akselerasi

pembanguna di daerah tertinggal (Widodo dkk, 2015). Upaya yang dilakukan

oleh TNP2K tersebut diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat

sehingga terjadi peningkatan etos kerja yang produktif untuk dapat keluar dari

masalah mendasar yaitu kemiskinan.

Selain masalah kemiskinan, kondisi sosial ekonomi masyarakat

seperti pengangguran juga dapat mempengaruhi nilai Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Indonesia. Baeti (2012) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa pengangguran menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat

menjadi tidak maksimal sedangkan tujuan akhir dari pembangunan yaitu

untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini

senada dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang sudah jelas tercantum

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yaitu menciptakan

kesejahteraan umum bagi masyarakat. Jika tingkat pengangguran suatu

daerah tinggi maka akan berdampak pada pencapaian pembangunan manusia

yang rendah dan rendahnya kinerja perekonomian akibat pengangguran akan

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

11

berakibat pada rendahnya pendapatan masyarakat sehingga kemampuan daya

beli masyarakat juga akan turun yang pada akhirnya kebutuhan dasar manusia

seperti kesehatan dan pendidikan tidak akan terpenuhi, Ketika kebutuhan

dasar masyarakat tidak terpenuhi maka bangsa Indonesia tidak akan mencapai

tujuan pembangunan seperti yang telah dicita-citakan yaitu mencapai

kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, jelas

bahwa pengangguran mempengaruhi pembangunan manusia. Hal ini juga

senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Baeti (2012) bahwa

pembangunan sektor ketenagakerjaan merupakan bagian dari upaya

pembangunan sumber daya manusia. Adapun data mengenai tingkat

pengangguran terbuka di 33 Provinsi di Indonesia dalah sebagai berikut :

Tabel 1.5 Tingkat Pengangguran Terbuka 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2015

No. Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015

1 Aceh 17,62 17,00 18,46 15,77 17,66

2 Sumatera Utara 15,65 12,71 12,55 12,18 13,10

3 Sumatera Barat 15,53 13,14 13,41 12,83 12,88

4 Riau 13,60 9,66 9,67 11,55 14,55

5 Jambi 8,61 6,89 7,65 7,58 7,07

6 Sumatera Selatan 12,90 11,26 10,25 8,80 11,11

7 Bengkulu 6,92 5,80 6,71 5,09 8,12

8 Lampung 11,90 10,41 10,76 9,87 8,57

9

Kep. Bangka

Belitung 7,17 6,25 6,87 7,81 9,64

10 Kep. Riau 12,58 10,79 11,68 11,95 15,25

11 DKI Jakarta 22,55 20,26 18,27 18,31 15,59

12 Jawa Barat 19,98 18,92 18,04 17,11 17,12

13 Jawa Tengah 13,25 11,51 11,55 11,13 10,30

14 DIY 9,93 7,88 7,00 5,50 8,14

15 Jawa Timur 9,62 8,27 8,27 8,20 8,78

16 Banten 27,35 20,62 19,31 18,94 18,13

17 Bali 5,95 4,32 3,76 3,27 3,36

18 NTB 10,71 10,46 10,58 11,05 10,67

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

12

19 NTT 5,88 5,57 5,37 5,23 6,95

20 Kalimantan Barat 9,83 6,96 7,13 6,57 9,92

21 Kalimantan Tengah 7,37 5,86 4,81 5,95 7,68

22 Kalimantan Selatan 12,03 9,54 7,54 7,83 9,75

23 Kalimantan Timur 22,33 18,50 16,89 16,27 14,68

24 Sulawesi Utara 19,84 16,53 14,29 14,81 17,72

25 Sulawesi Tengah 11,09 7,70 6,86 6,60 7,09

26 Sulawesi Selatan 15,02 12,57 10,99 10,87 11,77

27 Sulawesi Tenggara 9,14 7,34 7,82 6,56 9,17

28 Gorontalo 11,69 9,40 8,66 6,62 7,71

29 Sulawesi Barat 6,12 4,26 4,37 3,68 5,15

30 Maluku 18,99 15,30 16,88 17,10 16,65

31 Maluku Utara 11,14 10,32 9,31 10,94 11,60

32 Papua Barat 13,54 11,99 8,76 8,71 12,69

33 Papua 8,86 6,73 6,06 6,93 7,71

Sumber : BPS, 2016

Berdasarkan data di atas, Tingkat Pengangguran Terbuka

antarprovinsi dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Hal ini

mengindikasikan bahwa masalah pengangguran terjadi karena jumlah tenaga

kerja yang membutuhkan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah lapangan

kerja yang disediakan. Meskipun masalah ketenagakerjaan telah menjadi

komitmen pemerintah, namun jika tidak segera diatasi oleh pemerintah

maupun kerjasama pemerintah dengan dunia usaha swasta nasional maka

akan berdampak serius kepada perekonomian suatu negara mengingat

pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang meningkat pesat. Masalah

yang kemudian timbul sebagai akibat dari tingginya angka pengangguran

salah satunya adalah kesenjangan pendapatan.

Berdasarkan BPS (Statistik Indonesia, 2016), Indonesia memiliki laju

pertumbuhan penduduk sebesar 1,38 persen per tahun. Dengan demikian,

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

13

Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang siap diberdayakan

terlebih pada saat ini Indonesia mengalami bonus demografi, dimana jumlah

penduduk usia produktif akan jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah

penduduk usia non produktif. Bonus demografi yang diperoleh negara

Indonesia akan sangat tergantung dengan kualitas sumber daya manusia dan

kemampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Sumber

daya manusia yang berkualitas akan mudah terserap oleh pasar tenaga kerja

sehingga pada gilirannya akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan

ekonomi melalui inovasi produk dan teknologi yang diciptakan sehingga akan

tercipta adanya produktifitas yang tinggi yang pada akhirnya akan memicu

pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Peluang Indonesia dalam bonus demografi jika dibarengi dengan

kualitas sumber daya manusia yang baik akan menjadi berkah bagi negara

Indonesia sendiri karena di samping memiliki penduduk usia produktif yang

berkualitas juga memiliki kesempatan dalam mengakses pekerjaan yang lebih

baik pula. Ketika hal ini terjadi, maka pertumbuhan ekonomi akan bergerak

mengikuti trend sebagaimana pesatnya perkembangan pertumbuhan

penduduk yang berkualitas dalam memperluas jangkauan kegiatan

ekonominya. Adapun perkembangan pertumbuhan ekonomi dilihat dari laju

pertumbuhan PDRB adalah sebagai berikut :

Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan PDRB 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2013

No. Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015

1 Aceh 3,28 3,85 2,61 1,55 -0,72

2 Sumatera Utara 6,66 6,45 6,07 5,23 5,10

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

14

3 Sumatera Barat 6,34 6,31 6,08 5,86 5,41

4 Riau 5,57 3,76 2,48 2,70 0,22

5 Jambi 7,86 7,03 6,84 7,35 4,21

6 Sumatera Selatan 6,36 6,83 5,31 4,70 4,50

7 Bengkulu 6,85 6,83 6,07 5,48 5,14

8 Lampung 6,56 6,44 5,77 5,08 5,13

9 Kep. Bangka Belitung 6,90 5,50 5,20 4,67 4,08

10 Kep. Riau 6,96 7,63 7,21 6,62 6,02

11 DKI Jakarta 6,73 6,53 6,07 5,91 5,88

12 Jawa Barat 6,50 6,50 6,33 5,09 5,03

13 Jawa Tengah 5,30 5,34 5,11 5,28 5,44

14 DIY 5,21 5,37 5,47 5,16 4,94

15 Jawa Timur 6,44 6,64 6,08 5,86 5,44

16 Banten 7,03 6,83 6,67 5,47 5,37

17 Bali 6,66 6,96 6,69 6,73 6,04

18 NTB -3,91 -1,54 5,16 5,06 21,24

19 NTT 5,67 5,46 5,41 5,05 5,02

20 Kalimantan Barat 5,50 5,91 6,05 5,03 4,81

21 Kalimantan Tengah 7,01 6,87 7,37 6,21 7,01

22 Kalimantan Selatan 6,97 5,97 5,33 4,85 3,84

23 Kalimantan Timur 6,47 5,48 2,76 1,57 -1,28

24 Sulawesi Utara 6,17 6,86 6,38 6,31 6,12

25 Sulawesi Tengah 9,82 9,53 9,59 5,07 15,56

26 Sulawesi Selatan 8,13 8,87 7,62 7,54 7,15

27 Sulawesi Tenggara 10,63 11,65 7,50 6,26 6,88

28 Gorontalo 7,71 7,91 7,67 7,27 6,23

29 Sulawesi Barat 10,73 9,25 6,93 8,88 7,37

30 Maluku 6,34 7,16 5,24 6,61 5,44

31 Maluku Utara 6,80 6,98 6,36 5,48 6,10

32 Papua Barat 3,64 3,63 7,36 5,44 4,10

33 Papua -4,28 1,72 8,55 3,81 7,71

Sumber : BPS, 2016

Berdasarkan pada tabel di atas, tampak bahwa nilai laju pertumbuhan

ekonomi di 33 Provinsi mengalami fluktuasi sekaligus ketimpangan

antarprovinsi terutama di Kawasan Indonesia Timur (KIT). Lebih lanjut,

pertumbuhan ekonomi dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia

selama kurun waktu 2011-2015 mengalami penurunan sebesar 1,29 persen

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

15

dari 6,17 persen pada tahun 2011 menjadi 4,88 persen pada tahun 2015

sebagaimana data pada tabel berikut :

Tabel 1.7 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Tahun 2011-2015

Tahun PDB Indonesia

2011 6,17

2012 6,03

2013 5,56

2014 5,01

2015 4,88

Sumber : BPS, 2016

Jadi, berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat memutus lingkaran setan

kemiskinan terlebih modal manusia yang berkualitas merupakan salah satu

faktor penting dalam pembangunan ekonomi sehingga dengan modal manusia

yang berkualitas diharapkan dapat menurunkan tingkat pengangguran, tingkat

kemiskinan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Mirza (2012) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh

kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan belanja modal terhadap indeks

pembangunan manusia di Jawa Tengah tahun 2006-2009 hasil penelitian

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi secara positif dan

signifikan oleh pembangunan manusia karena pada dasarnya pembangunan

adalah pembangunan manusia.

Berpijak dari fenomena tersebut, maka fokus utama penelitian ini

adalah menganalisis Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka,

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

16

dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di 33

Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2015.

1.2. Rumusan Masalah

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di 33 Provinsi di Indonesia

pada tahun 2011-2015 jika dibandingkan dengan baseline tahun 2014 yang

ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 hanya terdapat 2 provinsi yang berhasil

mencapai baseline tersebut yaitu Provinsi DKI Jakarta dan Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) selama kurun waktu 2011-2015. Hal ini menunjukkan

bahwa masih rendahnya Indeks pembangunan Manusia (IPM) di 33 Provinsi

di Indonesia tahun 2011-2015.

1.3. Tujuan Penulisan

Sejalan dengan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini

untuk menganalisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran

Terbuka, dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di 33

Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2015.

1.4. Manfaat Penulisan

a. Manfaat Bagi Universitas

Sebagai referensi penyusunan tugas akhir dengan topik yang sama

yaitu terkait Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka,

dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di 33

Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2015.

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

17

b. Manfaat Bagi Pengambil Kebijakan

Sebagai alternatif solusi dalam pertimbangan evaluasi dan memberikan

informasi yang berguna di dalam memahami faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sehingga

dapat diketahui faktor yang perlu dipicu untuk meningkatkan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia.

c. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu ekonomi terutama

ekonomi pembangunan yakni dapat melengkapi studi terdahulu terkait

penelitian mengenai Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran

Terbuka, dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) di 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2015.

d. Manfaat Bagi Penulis

Sebagai wujud kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

terkait dengan Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran

Terbuka, dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) di 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2015

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116332/potongan/D3-2017... · Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

18

1.5. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Latar Belakang : Pembangunan merupakan

upaya yang terencana dengan tujuan akhir

meningkatkan kualitas hidup manusia. IPM

Indonesia di tingkat ASEAN menduduki

peringkat kelima dan menduduki peringkat

110 dari 180 negara namun masih dibawah

nilai rata-rata IPM dunia sebesar 71,05.

Rumusan Masalah : IPM Indonesia tahun

2011-2015 terus mengalami peningkatan

namun selama kurun waktu 2011-2015 jika

dibandingkan dengan baseline tahun 2014

dalam RPJMN 2015-2019 hanya 2 provinsi

yang telah mencapai baseline tersebut dan 31

provinsi lainnya masih di bawah baseline.

Metode Analisis : Analisis

Regresi Data Panel

Data : Data yang

digunakan adalah data

sekunder dari Badan

Pusat Statistik Nasional

tahun 2011-2015. Data

sekunder dengan data

panel, data cross section

pada penelitian ini adalah

Pertumbuhan Ekonomi,

TPT, Kemiskinan, dan

IPM 33 Provinsi di

Indonesia, sedangkan

data times series adalah

data Pertumbuhan

Ekonomi, TPT,

Kemiskinan, dan IPM

tahun 2011-2015.

Tujuan : Menganalisis pengaruh

Pertumbuhan Ekonomi, TPT, dan

Kemiskinan terhadap IPM di 33 Provinsi di

Indonesia tahun 2011-2015.