bab 1 pendahuluan

164
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu bangunan peran konstruksi sangatlah penting dalam pembangunan, tanpa adanya konstruksi maka bangunan tersebut akan sulit untuk terealisasikan. Untuk itu dalam makalah ini penulis mengambil judul “jenis-jenis konstruksi bangunan dan spesifikasinya”, agar pembaca tahu bagaimana cara membangun dengan baik dan benar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana struktur konstruksi yang benar? 2. Apa saja yang harus diperhatikan saat membangun rumah? 3. Apa yang dibutuhkan saat pembangunan rumah? 1.3 Tujuan Laporan 1. Supaya mengetahui struktur konstruksi yang benar,efektif,dan efisien 2. Agar mengetahui hal penting saat membangun rumah 3. Agar tau apa yang dibutuhkan saat membangun rumah 7

Upload: soneta-day-omar-rachman

Post on 09-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

3

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDalam suatu bangunan peran konstruksi sangatlah penting dalam pembangunan, tanpa adanya konstruksi maka bangunan tersebut akan sulit untuk terealisasikan.Untuk itu dalam makalah ini penulis mengambil judul jenis-jenis konstruksi bangunan dan spesifikasinya, agar pembaca tahu bagaimana cara membangun dengan baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah1.Bagaimana struktur konstruksi yang benar?2.Apa saja yang harus diperhatikan saat membangun rumah?3.Apa yang dibutuhkan saat pembangunan rumah?

1.3 Tujuan Laporan1.Supaya mengetahui struktur konstruksi yang benar,efektif,dan efisien2.Agar mengetahui hal penting saat membangun rumah3.Agar tau apa yang dibutuhkan saat membangun rumah

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 ATAP2.1.1 Pengertian Atap Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau untuk keperluan perlindungan. Adapun syarat syarat atap yang harus di penuhi antara lain :a) Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun tiupan angin.b) Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa, sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal bagi penghuninya.c) Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap atau bubuk, perlu diberi lapisan pengawet.d) Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca.e) Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.

2.1.2. Macam Macam AtapAda beberapa macam atap antara lain, yaitu :2.1.2.1. Atap Datar Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada permukaan atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air hujan ke lubang talang. Bahan yang sesuai untuk atap ini biasanya digunakan campuran beton bertulang. Agar dibawah atap ini tidak terlalu panas atau dingin maka perlu dibuat ruang isolasi diatas langit-langit (plafon). Atap datar digunakan untuk rumah mewah seperti rumah bertingkat.2.1.2.2. Atap Sandar Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple. Pada umumya atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya bersandar atau menempel pada tembok bangunan induk ( tembok yang menjulang tinggi ). Pada bentuk atap sandar menggunakan konstruksi setengah kuda kuda untuk mendukung balok gording. Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup dari semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat diambil 20 derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan reng.2.1.2.3. Atap Pelana Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi bawah bidang atap, dimana air itu meninggalkan atap dinamakan tepi teritis. Pada tepi teritis ini dapat dipasang talang air. Bahan penutupnya banyak yang menggunakan genteng biasa ( genteng kampung ) maupun seng gelombang. Bentuk atap pelana digunakan untuk rumah rumah sederhana. Rumah dengan atap ini banyak dijumpai di pedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.2.1.2.4. Atap Tenda Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan tenda. Ukuran panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini adalah sama, ini berarti terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran maupun lereng yang sama yang bertemu di satu titik tertinggi yaitu pada tiang penggantung ( maklar ). Atap ini banyak digunakan untuk bangunan kantor, pendopo, dan bangunan untuk tempat tinggal.2.1.2.5. Atap Menara Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat bidang atap dengan sudut apitnya yang sama besar serta ujung ujung bagian atasnya bertemu pada satu titik yang cukup tinggi. Atap menara mempunyai jurai luar yang sama panjang dan ujung bagian atas bertemu pada satu titik yang berada pada bagian ujung atas gantung atau maklar. Bentuk atap semacam ini banyak digunakan untuk bangunan bangunan gereja.

Gambar 1 Atap Menara

2.1.2.6. Atap Joglo Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah yang mempunyai sudut lereng atap lebih kecil atau landai dan bagian atas akan tampak bagian bagian bidang atap yang berbentuk trapesium.

Gambar 2 Atap Joglo2.1.3. Bahan Bahan Penutup AtapBahan penutup atap di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain yaitu :2.1.3.1. Bahan Logam, contohnya :Seng Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760 mm x 1830 mm dengan beberapa macam macam tebal yang dinyatakan dengan BWG. Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm dan banyaknya gelombang ada 10. Jika seng terkena air hujan yang banyak mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya bila udara di luar panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin. Kelebihannya bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.

2.1.3.2 Bahan Alam ( langsung ),contohnya:SirapBahan penutup atap sirap dibuat dengan cara membelah belah kayu yang keras seperti kayu jati, belian, dan onglen menjadi lembaran lembaran yang mempunyai ukuran tertentu. Ukuran ukuran sirap ada beberapa macam seperti :1. Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 - 9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm2. Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 - 4 mmWarna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi cokelat tua kehitam-hitaman. Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi terhadap panas. Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan akan bertambah dan bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk menjadi cekung.

2.1.3.3 Bahan Alam ( pengolahan),contohnya:Genteng Biasa Jenis bahan penutup atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah liat melalui proses percetakan dan pembakaran sampai sempurna. Hal ini disebabkan karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin , tahan lama, tidak memerlukan banyka perawatan serta harganya relative murah. Genteng ini banyak digunakan pada bangunan bangunan yang ada di daerah tropis maupun daerah yang berhawa lembab. Genteng biasa sering disebut sebagai genteng S karena mempunyai penampang pelintang seperti huruf S. Genteng S mempunyai ukuran sebagai berikut :1. Panjang : 28 36 cm2. Lebar: 20 25 cm3. Tebal: 0,8 1 cm 4. Dalam lengkungan: 4 5 cm

2.2 DINDING

2.2.1 Pengertian DindingDinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan / membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi / pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi / partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :a. Dinding batu buatan seperti batu bata dan batakob. Dinding batu alam / batu kalic. Dinding kayu: kayu log / batang, papan dan sirapd. Dinding beton (struktural dinding geser, pengisi clayding wall / beton pra cetak).

2.2.2 Macam-Macam Dinding2.2.2.1 Dinding Bata Dinding bata merah terbuat dari tanah liat / lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof / rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan atau bisa dikatakan dapat menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tersebut. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya.

Gambar 3 Dinding bata

2.2.2.2 Dinding Batako Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan atau cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang.Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yangbaik, dinding batako tidak memerlukan plesteran dan acian lagi untuk finishing.

Gambar 4 Dinding Batako

Gambar 5 Dinding Batako Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata, antara lain:a) Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari air hujan.b) Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.c) Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.d) Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah tengah.e) Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.2.2.2.3 Dinding Kayu Log / Batang TersusunKontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat / pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.

Gambar 6 Dinding Kayu2.2.2.4 Dinding Papan Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku / diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran 2 m, tebal / lebar beraneka ragam : 2 / 16, 2 / 20, 3 / 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan / hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.

Gambar 7 Dinding Papan

2.2.2.5 Dinding Sirap Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1) pada papan atau reng, dengan 2 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap 55 60 cm).

Gambar 8 Dinding Sirap

2.2.2.6 Dinding Batu Alam

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan minimal 30 cm, sehingga cukup kuat tanpa kolom praktis.

Gambar 9 Dinding Batu Alam

Mengenal Dinding Akustik

Gambar 10. Contoh Dinding Akustik Dinding akustik merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk meredam suara selain penggunaan bahan peredam suara tentunya pada sebuah ruangan. Hal ini bertujuan agar ruangan tersebut tidak terlalu berisik dengan suara bising dari luar ruangan. Penggunaan karakteristik dinding akustik setelah menggunakan peredam suara pada ruangan dilakukan demi kenyamanan penggunaan pemilik ruangan tersebut. Dinding akustik juga sering dikenal dengan panel pelapis dinding yang sifatnya akustik. Dinding akustik juga perlu pengujian dengan alat alat penguji khusus untuk dinding akustik itu sendiri demi jaminan sebuah dinding akustik yang baik dan berkualitas. Penggunaan dinding akustik ini juga sangat berguna dalam meredam nada rendah dalam / yang masuk ke dalam sebuah ruangan walaupun ruangan tersebut sudah memakai peredam suara akan tetapi peredam suara biasanya meredam suara nada tinggi namun kurang meredam untuk nada rendah, untuk itulah diperlukan sebuah dinding akustik untuk melengkapi sebuah peredam suara tersebut. Perancangan dinding akustik pun harus lah dilakukan dengan tepat agar frekuensi yang sedikit / kurang akan disebar dan frekuensi yang besar akan di serap tentunya dengan perancangan dinding akustik yang tepat dan baik. Dalam pemasangan sebuah dinding akustik di dalam sebuah ruangan pun harus memperhatikan bahan bahan yang akan digunakan, maka itu sebelum membeli dan sebelum memasang sebuah dinding akustik di ruangan anda, sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu terbuat dari bahan apakah dinding akustik yang akan di pasang tersebut sehingga anda tidak akan salah dalam memilih bahannya. Membuat sebuah dinding akustik di dalam ruangan sangat beragam tips dan cara membuatnya, misalnya saja menempatkan / menggantung karpet yang memiliki bahan tebal atau pun karpet wool pada dinding ruangan anda. Serta selain itu, pembuatan dinding akustik juga dapat dilakukan dengan cara yang sudah canggih yang tentu saja dengan menggunakan material serta perhitungan yang khusus. Pada saat anda ingin memasang panel / dinding akustik di dalam sebuah ruangan, sebaiknya anda meletakkan panel sebar serta panel serap di bagian bidang pantul yang paralel. Bahan bahan dinding akustik yang berkualitas dapat anda peroleh dari perusahaan yang bergerak di bidang material seperti PT. Duta Kencana Indah. Berbagai macam dinding akustik dan juga material lainnya seperti dipa, rangka hollow, partisi ruangan dan sebagainya yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan dan keuangan Anda tersedia lengkap di sini.

2.3 KOLOM2.3.1 Pengertian Kolom Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

2.3.2 Jenis-jenis Kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:1. Kolom ikat (tie column)2. Kolom spiral (spiral column)3. Kolom komposit (composite column) Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :a) Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnyab) Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.c) Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang. Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis. Kolom Utama Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Kolom Praktis Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel di 8-20.Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

Kolom untuk bangunan lantai 2Yang perlu mendapatkan perhatian dalam menggambar penulangan kolom antara lain:1. Penyambungan kolom di atas balok atau sloof.2. Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah kolom.3. Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan di tengah-tengah lebar.4. Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm.

2.4 BALOK Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menompang lantai di atasnya. Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang. Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-tulangan yang digunakan dan bentuknya. Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang. Adapun syarat-syarat konstruksi beton adalah sebagai berikut :1. Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok.2. Diameter tulangan pokok minimal 12 mm.Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.3. Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.4. Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage).5. Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras.6. Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi di dalam : 2.0 cm, di luar : 2.5 cm, tidak kelihatan : 3.0 cm.7. Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.8. Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang diijinkan, maka untuk memikul / menahan tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua) cara:a. Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %) dapat ditahan / dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan yang berlaku.b. Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong / miring (sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul / ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh tulangan serong / miring.Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal sama dengan tulangan tumpuan atas).

2.5 . BETON

2.5.1 Pengertian BetonBeton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi. Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk, bendungan dan lainya.Dengan melakukan analisa bahan maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikrenakan apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidak akan mencapai pada hasil yang diinginkan.Sehingga dengan diadakannya analisa bahan terhadap material yang akan digunakan untuk pembuatan beton maka hasil dapat diperoleh dengan baik. (Wibawa, 2008).

2.5.2 Jenis-jenis Beton Menurut Wibawa (2008), beton mempunyai macam-macam jenis:

a. Beton Ringan Beton ringan adalah beton yang dibuat dengan beban dan kemampuan penghantaran panas yang lebih kecil dengan berat jenis kurang dari 1800 kg/m3.

b. Beton masaBeton masa adalah beton yang dituang dalam volume besar, yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya beton masa dimensinya lebih dari 60 cm.

c. FerrosemenFerrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.

d. Beton Serat (Fibre Concrete)Beton serat adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak, sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.

e. Beton Non Pasir Beton non pasir adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton, serta berkurangnya berat jenis beton.

f. Beton siklopBeton siklop adalah adalah beton normal / beton biasa, yang menggunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat seluruhnya.

g. Beton hampaBeton hampa adalah beton yang setelah diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, disebut vakum (vaccum method). Air yang tertinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

h. Beton MortarBeton mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekst, dan air. Menurut (Tjokrodimulyo, 1996) membagi mortar berdasarakan jenis bahan ikatnya menjadi empat jenis, yaitu :1. Mortar lumpurMortar lumpur dibuat dari campuran pasir, tanah liat/lumpur dan air. Pasir, tanah liat dan air tersebut dicampur sampai rata dan mempunyai kelecekan yang cukup baik. Jumlah pasir harus diberikan secara tepat untuk memperoleh adukan yang baik. Terlalu sedikit pasir menghasilkan mortar yang retak - retak setelah mengeras sebagai akibat besarnya susutan pengeringan. Terlalu banyak pasir menyebabkan adukan kurang dapatnmelekat. Mortar ini biasanya dipakai sebagai bahan tembok atau bahan tungku api didesa.

2. Mortar kapur Mortar kapur dibuat dari campuran pasir, kapur dan air. Kapur dan pasir mula-mula dicampur dalam keadaan kering, kemudian ditambahkan air. Air diberikan secukupnya agar diperoleh adukan yang cukup baik ( mempunyai kelecakan baik ). Selama proses pengerasan kapur mengalami susutan, sehingga jumlah pasir umumnya dipakai 2 atau 3 kali volume kapur. Mortar ini biasa dipakai untuk pembuatan tembok bata.

3. Mortar SemenMortar semen dibuat dari campuran pasir, semen portland dan air dalam perbandingan campuran yang tepat. Perbandingan antara volume semen dan volume pasirberkisar antara 1 : 2 dan 1 : 6 atau lebih besar. Mortar ini kekuatannya lebih besar daripada kedua mortar terdahulu, oleh karena itu biasa dipakai untuk tembok, pilar, kolomatau bagian lain yang menahan beban. Karena mortar ini rapat air maka juga dipakaiuntuk bagian luar dan yang berada dibawah tanah. Pasir dan semen mula-mula dicampur secara kering sampai merata diatas suatu tempat yang rata dan rapat air. Kemudian sebagian air yang diperlukan ditambahkan kemudian diaduk lagi.

4. Mortar KhususMortar khusus dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar kapur dan mortar semen dengan tujuan tertentu. Mortar ringan diperoleh dengan menambahkan asbestos fibers, jute fibers (serat rami), butir kayu, serbuk gergajian kayu dan sebagainya. Mortar ini digunakan untuk bahan isolasi panas atau peredam suara. Selain itu juga ada mortar tahan api, diperoleh dengan menambahkan bubuk bata-api dengan aluminous cement, dengan perbandingan satu aluminous cement dan dua bubuk bata-api. Mortar ini biasanya dipakai untuk tungku api dan sebagainya.

2.5.3 Sifat-sifat Beton Menurut Utomo (2008), beton memiliki sifat, antara lain :a) Beton Segar Hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat beton segar :1. Kemudahan pengerjaan Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar:1) Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton.2) Makin banyak air yang dipakai makin sudah beton segar dikerjakan.3) Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.4) Gradasi campuran air pasir dan kerikil.5) Pemakaian butir maksimum kecil yang dipakai.6) Pemakaian butir-butir batuan yang bulat.7) Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pekerjaan yang berbeda.

2. Pemisahan KerikilKecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton disebut segregation. Kecenderungan pemisahan kerikil ini di perbesar dengan:a. Campuran yang kurus (kurang semen)b. Terlalu banyak airc. Semakin besar butir kerikild. Semakin ksar permukaan kerikil Pemisahan kerikil dari adukan beton eberakibat kurang baik terhadap betonnya setelah mengeras. Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka diusahakan hal-hal sebagai berikut : 1. Air yang diberikan sedikit mungkin.2. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu besar.3. Cara pengangkutan, penuanagan maupun pemadatan harus mengikuti cara-cara yang betul.

3. Pemisahan AirKecenderungan air campuran untuk naik keatas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding. Pemisahan air dapat dikurangi dengan cara-cara berikut:a. Memberi lebih banyak semenb. Menggunakan air sedikit mungkinc. Menggunakan pasir lebih banyak.

b) Beton Keras Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan :1. Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari : a. Kekuatan tekanKuat tekan beton dipengaruhi oleh:1) Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya. Jenis semen dasar kualitasnya (mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton).2) Jenis an lekak lekuk bidang permukaan agregat.3) Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya).4) Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu).5) Efisiensi dan perawatan.

b. Kekuatan tarikKekuatan tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat desak pada waktu umurnya masih muda dan berkisar seperduapuluh sesudahnya. Kuat tarik merupakan bagian penting didalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu.

c. Kekuatan geser Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikui oleh desak dan tarik oleh lenturan dan bahkan didalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.

2. Sifat Jangka Panjang, yang terdiri dari:a. Rangkak Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak adalah :1. Kekuatan (rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar)2. Perbandinagan campuran (bila fas dan volume pasta semen berkurang, maka rangkak berkurang).3. Semen4. Agregat (rangkak bertambha bil agregat makin halus).5. Perawatan.6. Umur (kecepaqtan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton).

b. Susut Susut adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah :1. Agregat (sebagai penahan susut pasta semen).2. Faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut).3. Ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume elemen betonnya semakin besar).4. Kondisi lingkungan.5. Banyaknya penulangan.6. Bahan tambahan.

2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Betona. Kelebihan BetonKelebihan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah:1. Harga relatif murah karena menggunakan baha-bahan dasar dari bahan lokal.2. beton termasuk bahan haus dan tahan terhadap kebakaran, sehinnga biaya. perawatan termasuk rendah.3. beton termasuk bahan yang berkekuatan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.4. ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan pasangan batu.5. beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keiginan.

b. Kekurangan Beton Kekurangan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah:1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.2. beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (construction joint) perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.3. beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu diatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.4. beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air dan air yang membawa garam dapat merusak beton. 5. beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat detail.

2.5.5 Kuat Tekan BetonMenurut SK SNI M - 14 -1989 - E kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.Sedangkan menurut Mulyono (2006) mengemukakan bahwa kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu sebuah struktur di mana semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, maka semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

f'c = P/A

Dimana : fc = Kuat Tekan Beton (Mpa)P = Beban runtuh/gaya tekan (KN)A = Luas Penampang benda uji (cm2)

Kuat Tekan beton biasanya di uji pada hari-hari tertentu, selanjutnyauntuk menentukan kuat tekan dan umur beton digunakan rumus regresi sebagaiberikut:Y = a + b * Ln.x

Dimana: y = Kuat Tekan Beton (Mpa)x = umur beton (Hari)

1. Faktor Air Semen (FAS)Faktor Air Semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semendalam campuran adukan beton. Secara umum diketahui bahwa semakin tingginilai FAS, maka semakin rendah mutu/kekuatan beton. Nilai FAS yang rendah ditambah dengan kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat meningkatkan mutubeton. Tapi nilai FAS yang terlalu rendah dapat mengurangi kemudahan pekerjaan pada beton itu sendiri.

Hubungan FAS dengan Kuat Tekan BetonTeori Feret, 1896 (Neville,1975) mengemukakan suatu rumusan umum hubungan matematis antara kuat tekan beton dengan volume Absolut semen,udara dan air sebagai berikut :

s = K (c / c + e + a )2

Dimana :S = Kuat tekan betonK = Konstantac = Volume Absolut semene = Volume absolut aira = Volume absolut udara

Teori Abrams, 1919 (Neville, 1975) mengemukakan teorinya yang terkenal dengan nama Abrams law. Teori ini dijabarkan dalam bentuk matematis sebagai berikut :

F c = (A / B 1,5) .w/c

Dimana :fc = Kuat tekan beton (kg/cm2)A = Konstanta empirik biasanyan diambil 984B = Konstanta yang tergantung pada jenis semen dan biasa diambil 4w/c = Faktor air semen

Dalam praktek untuk mengatasi kesulitan pekerjaan karena rendahnya nilai FAS maka digunakan bahan tambah Admixture Concrete yang bersifat menambah keenceran Plasticity Plasticilizer Admixture.

a) Faktor yang Mempengaruhi Kuat Tekan BetonMenurut Utomo (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah:1. pengaruh cuaca buruk berupa pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh petrgantian panas dan dingin. 2. daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan lain-lain.3. daya tahan terhadap haus (abrasi) yang disebabkan oleh gesekan orang berjalan kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lainAda beberapa faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton, menurut Bahsuan (2009), yaitu :1. Bahan-bahan penyusutan beton : air, semen, agregat, admixture, bahan tambahan.2. Metode pencampuran : penentuan proporsi bahan, pengadukan, pengeceron, pemadatan3. Perawatan : Pembasahan/perendaman, suhu dan waktu.4. Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan, yang terutama dipengaruhi oleh lingkungan setempat.

b) Zat-zat yang dapat Mengurangi Kekuatan Tekan BetonDitinjau dari aksinya, zat-zat yang berpengaruh buruk tersebut pada beton dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:1. Zat yang menggangu proses hidrasi semen.2. Zat yang melapisi agregat sehingga mnganggu terbentuknya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen.3. butiran-butiran yang kurang tahn cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkan reaksi kimia antar agregat dan pasta semen. Zat-zat ini dapat berupa kandungan organik, lempung, atau bahan-bahan halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam, shale lempung kayu, arang, pyrites (tanah tambang yang mengandung belerang), dan lain-,lain.Berikut ini berbagai macam zat yang dapat mengurangi kuat tekan beton dan kadar konsentrasinya dalam campuran seperti yang tercantum dalam tabel berikut. Tabel Zat-zat yang dapat mengurangi kekuatan Kandungan unsur kimiawiKonsentrasi maksimum ppm

Clorida, Cl :- beton pratekan- beton bertulangan500 ppm1.000 ppm1.000 ppm

Sulfat, SO4600 ppm

Alkali, Na2O + 0,658 K2O) 5.0000 ppm

Total solids 53.100 ppm

c) Perbandingan Kuat Tekan Beton Silinder dan KubusKuat beton yang diperoleh dari benda uji silinder berbeda dengan kuat beton yang diperoleh dari benda uji kubus. Ada beberapa referensi yang memberikan hubungan antara kuat tekan silinder dengan kuat tekan kubus.

1. Menurut A.M. Neville, Properties of Concrete, 3rd Edition, Pitman Publishing, London, 1981.

Kuat tekan silinder (MPa)7,0015,5020,0024,5027,0034,5037,0041,5045,0051,50

Kuat tekan kubus (MPa)9,2120,1324,6928,1629,6737,1039,3643,6846,8853,65

Ratio silinder / kubus0,760,770,810,870,910,930,940,950,960,96

2. Menurut ISO Standard 38931977 (E)Kuat tekan silinder (MPa)2,04,06,08,010,012,016,020,025,030,035,040,45,50,

Kuat tekan kubus (MPa)2,55,07,510,012,515,020,025,030,035,040,045,50,55,

Ratio silinder / kubus0,80,80,80,800,800,800,800,800,830,860,880,890,90,91

3. Menurut BS.1881Rasio kubus / silinder = 1,25 untuk semua kelas mutu. Di samping itu, kadang-kadang dipakai juga benda uji silinder yang memiliki diameter yang berbeda dengan standar, namun perbandingan antara diameter dengan tingginya tetap diusahakan 1:2. Benda uji dengan diameter lebih kecil seringkali digunakan untuk pengujian beton dengan kuat tekan yang sangat tinggi (di atas 50 MPa) supaya kapasitas alat uji yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Korelasi kuat tekan untuk masing-masing dimensi benda uji dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Ref Concrete Manual, United States Bureau of Reclamation, 7th Edition, 1963).Ukuran silinder (mm)50 x 10075 x 150150 x 300200 x 400300 x 600450 x 900600 x 1200900 x 1800

Kuat tekan relatif1,091,061,000,960,910,860,840,82

d) Bahan Tambahan2 Bahan Tambah Kimia Menurut ASTM C.494 (1995:254) dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989:29) dibedakan menjadi 7 tipe bahan tambah yaitu:1) water-reducing Admixtures 2) retarding Admixtures 3) accelerating Admixtures4) water reducing and retarding Admixtures5) water reducing and accelerating Admixtures6) water reducing, high range Admixtures7) water reducing, high range retarding Admixtures, Bahan Tambah Mineral 1) Abu terbang batubara2) Slag3) Silika fume4) Penghalus gradasi Keuntungan penggunaan bahan tambah mineral :1. memperbaiki kinerja workability2. mengurangi panas hidrasi3. mengurangi biaya pengerjaan beton4. mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat dan reaksi alkali-silika, mempertinggi usia, kekuatan tekan, dan keawetan beton5. mengurangi penyusutan dan mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.

Bahan Tambah Lainnya1. air etraining2. beton tanpa slump3. polimer4. bahan pembantu untuk mengeraskan permukaan beton (hardener concrete)5. bahan pembantu kedap air (water proofing)6. bahan tambah pemberi warna 7. bahan tambah untuk memperkuat ikatan beton lama dengan beton baru (bonding agent for concrete)Alasan Penggunaan Bahan TambahanMemodifikasi beton segar, mortar dan grouting dengan cara:1. menambah sifat kemudahan pengerjaan tanpa menambah atau mengurangi kandungan air dengan sifat pengerjaan sama.2. menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal dari campuran beton.3. mengurangi ataun mencegah perubahan volume. 4. mengurangi segregasi.5. meningkatkan sifat penetrasi dan pemompaan beton segar.6. mengurangi kehilangan nilai slumpMemodifikasi beton keras, mortar dan grouting dengan cara:1. mengurangi ekolusi panas selama pengerasan awal (beton muda).2. mempercepat laju pengembangan kekutan beton pada umur muda.3. menambah kekuatan beton (kuat tekan, kuat lentur atau kuat geser dari beton).4. menambah sifat keawetan beton.5. mengurangi kapilaritas dari air dan mengurangi sifat permeabilitas.6. menghasilkan struktur beton yang baik dan menambah kekuatan ikatan beton bertulang.7. mencegah korosi yang terjadi pada baja. 8. menghasilkan warana tertentu pada beton atau mortar.3 Evaluasi Pekerjaan BetonKekuatan yang diproduksi dilapangan mempunyai kecenderungan untuk bervariasi dari adukan ke adukan. Besarnya variasi tergantung pada berbagai faktor, antara lain:1. variasi mutu bahan dari satu adukan ke adukan berikutnya.2. variasi cara adukan.3. stabilitas pekerja.Menurut isi buku Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu Beton (1994), bahwa beton yang memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika memenuhi persyaratan berikut: a. nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing-masing pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan beton) tidak kurang dari (fc + 0,82 Sc).b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) kurang dari 0,85 fc. Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka selain memperbaiki adukan beton berikutnya harus diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya.Sedangkan bila kedua persyaratan tidak terpenuhi, maka selian memperbaiki adukan beton berikutnya harus pula diambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa daya dukung struktur beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan terhadap beban yang akan ditahan. Langkah-langkah itu antara lain:a. Analisis ulang struktur berdasrakan kuat tekan beton sesungguhnya (actual).b. Uji yang merusak (non desructive test), misalnya dengan Schmidt Rebound Hammer (Hamer test). Pull out test, Ultrasonic Pulse Velocity test, atau Semy Destructive test, yaitu uji bior inti, dan sebagainya.

Metode Core Drill Pemeriksaan Kuat Tekan dengan Cara Pengambilan Beton Inti

Gambar 11. Cara Pengambilan BetonMetoda core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan, Karbonasi dan Pullout test. Pengujian kuat tekan (ASTM C-39) dari sampel tersebut diatas biasanya lebih dikenal dengan pengujian Beton Inti. Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN.Uji core drill atau bor inti ialah cara uji beton keras dengan cara mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat tekannya diragukan. Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa pipa dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder.Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 50 mm sampai 150 mm. Namun sebaiknya diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum agregat betonnya.Jika uji bor inti dipilih maka beberapa hal yang perlu diperhatikan (SK SNI-61-1990-03): 1) Umur beton minimal 14 hari2) Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur. Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh3) Dari satu pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan mutunya) diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama4) Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton5) Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan) dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikt: (1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc (2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc (Ronynedia, 2010).

Metode Hummer Test

Gambar 12. Metode HummerMenurut Kelana (2008) Hummer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah.Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact(tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah jenis "Hammer". Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan.Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudian dirata-ratakan British Standards (BS) mengisyaratkan pengambilan antara 9 - 25 kali pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300 mm2.a) Kelebihan dan kekurangan Hummer test, antara lain:Kelebihan 1. Murah2. Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat3. Praktis (mudah digunakan).4. Tidak merusakKekurangan1. Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifatsifat dan jenis agregat kasar, derajad karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama.2. Sulit mengkalibrasi hasil pengujian.3. Tingkat keandalannya rendah.4. Hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton pada permukaan kalibrasi.Seperti yang disebutkan sebelumnya, banyak sekali variabel yang berpengaruh terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan peralatan hummer. Oleh karena itu sangat sulit untuk mendapatkan diagram kalibrasi yang bersifat umum yang dapat menghubungkan parameter tegangan beton sebagai fungsi dari pada jumlah skala pemantulan hummer dan dapat diaplikasikan untuk sembarang beton. Jadi dengan kata lain diagram kalibrasi sebaiknya berbeda untuk setiap jenis campuran beton yang berbeda. Oleh karena itu setiap jenis beton yang berbeda, perlu diturunkan diagram kalibrasi tersebut perlu dilakukan pengujian tekan sample hasil coring untuk setiap jenis beton yang berbeda dari struktur yang sedang ditinjau. Hasil uji coring tersebut kemudian dijadikan sebagai konstanta untuk mengkalibrasikan bacaan yang didapat dari peralatan hummer tersebut. Perlu diberi catatan disini bahwa penggunaan diagram kalibrasi yang dibuat oleh produsen alat uji hummer sebagainya dihindarkan, karena diagram kalibrasi tersebut diturunkan atas dasar pengujian beton dengan jenis dan ukuran agregat tertentu, bentuk benda uji yang tertentu dan kondisii test yang tertentu. b) Persiapan dan Tata Cara Pengujian Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak, untuk balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test, masing-masing titik terdiri dari 5 (lima) titik tembak sedang pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5 (lima) titik tembak. Tata Cara Pengujian 1. Sentuhan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hummer test pada titik-titik yang akan ditembak dengan memegang hummer sedemikian rupa dengan arah tegak lurus atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest. 2. Plunger ditekan secara periahan-lahan pada titik tembak dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat hummer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton, dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer. 3. Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama. 4. Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hummer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hummer. 5. Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.

Penentuan jumlah pengujian yang dibutuhkan ditentukan oleh:1. Tingkat akurasi yang ditentukan (hubungannya dengan statistik). 2. Tingkat kesulitan pengujian/pengambilan sample. 3. Biaya yang dibutuhkan. 4. Tingkat kerusakan.

Metode Hammer Test1. Pengujian jenis ini dilakukan pada pengujian-pengujian setempat dan bersifat tidak merusak struktur. Dapat digunakan dengan mudah (praktis), pengukuran dapat dilakukan dengan cepat dengan memperoleh data yang cukup banyak dan biaya murah. 2. Beton yang diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama karena hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaman beton, sifat dan jenis agregat kasar, drajad kombinasi dan umur beton. 3. Tingkat keandalan rendah, sulit mengkalibrasi hasil pengujian dan sifatnya hanya memberikan informasi mengenai karakteristik teton pada permukaan

Schmidt Hammer adalah salah satu bentuk pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test) yang paling banyak digunakan. Pada umumnya untuk menguji kekuatan elemen struktur yang terpasang atau beton pracetak digunakan Schmidt Hammer jenis N. Namun jenis N tidak dapat digunakan pada benda uji dengan ketebalan kurang dari 100 mm. Penelitian ini menggunakan Schmidt Hammer jenis L yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan beton yang terpasang pada suatu struktur atau suatu benda uji dengan ketebalan kurang dari 100 mm. Nilai yang diperoleh secara langsung dari hasil Schmidt Hammer adalah nilai R (Rebound Number) yang merupakan nilaikekerasan dari permukaan beton yang diuji.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan korelasi antara nilai R dari Schmidt Hammer dengan kuat tekan dari benda uji silinder dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm yang terbuat dari beton ringan pada umur 28 hari. Untuk mendapatkan kuat tekan yang berbeda-beda maka mix desain beton dibuat dengan faktor air semen (Fas) yang berbedabeda. Hasil penelitian menunjukkan Nilai R Schmidt Hammer dan kuat tekan bertambah seiring dengan berkurangnya Fas. Korelasi nilai R Schmidt Hammer dan kuat tekan sangat baik sehingga Schmidt Hammer jenis L dapat digunakan untuk menaksir kekuatan beton ringan .Penelitian ini menguji korelasi antara nilai R Schmidt Hammer dengan kuat tekan beton dari benda uji silinder yang berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Nilai R Schmidt Hammer dan kuat tekan bertambah seiring dengan berkurangnya Fas (faktor air semen).2. Korelasi nilai R dan kuat tekan pada umur 28 hari sangat baik sehingga Schmidt Hammer jenis L dapat digunakan untuk menaksir kekuatan beton ringan yang berdimensi kurang dari 100 mm.

4 Pengujian Beton1. Uji SlumpNilai dari slump adalah berupa rentang, yang besarannya adalah kisaran dari batas maksimum dan minimumnya. 2. Bobot Isi Agregat a. Bobot isi Agregat Kasar (Gembur)Berat isi dalam keadaan seimbang adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal 8.2. tentang pengukuran berat isi dalam keadaan seimbang, dicapai oleh beton ringan struktural setelah disimpan dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 % 5 % dan temperatur 23o C 2o C selama jangka waktu yang cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 03-3402-1994). Berat isi kering oven adalah berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3. tentang pengukuran berat isi kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural setelah dimasukkan dalam oven pengering pada 110o C 5o C selama periode waktu cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008). Berat isi kering oven berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3. tentang pengukuran berat isi kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural setelah dimasukkan dalam oven pengering pada 110o C 5o C selama periode waktu cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 03-3402-1994). Berat isi teoritis beton adalah biasanya ditentukan di laboratorium, nilainya diasumsikan tetap untuk semua campuran yang dibuat dengan komposisi dan bahan yang identik. Hal ini diperhitungkan dengan cara berat total material dalam campuran (kg) dibagi dengan total volume absolut (m3). Berat isi teoritis beton (kg/m3) dihitung pada keadaan bebas udara (SNI 1973:2008).

Rumus bobot isi gembur: Berat isi rata-rata = berat isi uji 1 + berat isi uji 2 berat isi uji 3 Berat isi gembur=Berat agregat gembur{gram}

Vol. Bejana silinder kosongcm3

b. Bobot isi Agregat Kasar (Padat)Berat isi dalam keadaan seimbang adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal 8.2. tentang pengukuran berat isi dalam keadaan seimbang, dicapai oleh beton ringan struktural setelah disimpan dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 % 5 % dan temperatur 23o C 2o C selama jangka waktu yang cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 03-3402-1994). Berat isi kering oven adalah berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3. tentang pengukuran berat isi kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural setelah dimasukkan dalam oven pengering pada 110o C 5o C selama periode waktu cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008). Berat isi kering oven berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3. tentang pengukuran berat isi kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural setelah dimasukkan dalam oven pengering pada 110o C 5o C selama periode waktu cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 03-3402-1994). Berat isi teoritis beton adalah biasanya ditentukan di laboratorium, nilainya diasumsikan tetap untuk semua campuran yang dibuat dengan komposisi dan bahan yang identik. Hal ini diperhitungkan dengan cara berat total material dalam campuran (kg) dibagi dengan total volume absolut (m3). Berat isi teoritis beton (kg/m3) dihitung pada keadaan bebas udara (SNI 1973:2008).Rumus bobot isi padat :Berat isi rata-rata = berat isi uji 1 + berat isi uji 2 berat isi uji 3 Berat isi padat=Berat agregat padat{gram}

Vol. Bejana silinder kosongcm3

CARA MENETUKAN MUTU BETON Pada tahun 1950-an, beton dikategorikan mempunyai mutu tinggi jika kekuatan tekannya 30 MPa. Tahun 1960- 1970an, kriterianya naik menjadi 40 MPa.Saat ini beton dikatakan sebagai beton mutu tinggi jika kekuatan tekannya diatas 50 MPa dan diatas 80 MPa adalah beton mutu sangat tinggi ( Suparno, 1998). Banyak parameter ang mempengaruhi kekuatan tekan beton, diantaranya adalah kualitas bahan bahan penyusunnya, rasio air semen yang rendah dan kepadatan yang tinggi pula. Beton segar yang dihasilkan dengan memperhatikan parameter tersebut biasanya sangat kaku, sehingga sulit dibentuk atau dikerjakan terutama pada pengerjaan pemadatan. Dengan semakin banyaknya pabrikan yang menghasilkan bahan admixture sebagai bahan pengencer dari beton yang berefek mencairkan beton tanpa menambah campuran air dalam beton, maka hal ini tidak menjadi masalah ( M.S. Besari, 2003). Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi, yaitu : 1. Faktor Air SemenSemakin besar nilai FAS, semakin rendah mutu kekuatan beton. Dengan demikian, untuk menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi FAS dalam beton haruslah rendah. Umumnya nilai FAS minimum untuk beton normal sekitar 0.4 dan nilai maksimum 0.65. Tujuan pengurangan FAS ini adalah untuk mengurangi hingga seminimal mungkin porositas beton yang dibuat sehingga akan dihasilkan beton mutu tinggi. Pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, FAS dapat diartikan sebagai water to cementious, yaitu berat air terhadap berat total semen dan aditif cementiuos yang ditambahkanoada campuran beton mutu tinggi ( Supartono, 1998).

2. Kualitas Agregat Halus ( Pasir)Bentuk agregat halus akan mempengaruhi kualitas mutu beton yang dibuat. Agregat berbentuk bulat mempunyai rongga udara minimum 33% lebih kecil dari rongga udara yang dipunyai oleh agregat berbentuk, beton yang dihasilkan akan mempunyai rongga udara yang lebih sedikit. Tekstur permukaamn agregat halus yang bertekstur halus akan lebih sedikit membutuhkan air dibandingkan dengan agregat dengan permukaan kasar. Dengan semakin sedikitnya air yang dibutuhkan kemungkinan menghasilkan beton yang bermutu tinggi lebih besar menggunakan agergat kasar. Modulus halus butir ( finnes modulus) atau yang biasa disingkat MHB ialah sesuatu indeks yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau kekasaran bitur butir agergat. MHB didefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dari butir agregat yang tertinggal ( retained) diatas satu set ayakan ( 38.9, 9.6, 4.8, 2.4, 1.2, 0.6, 0.3, dan 0.15 MM), kemudian nilai tersebut dibagi 100 ( Abrams, 1918 ). Semakin besar nilai MHB suatu agregat, semakin besar butiran agregat. Umumnya agregat halus mempunyai MHB sekitar 1.50 3.8. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai MHB 1,5.Gradasi yang baik dan teratur ( contionus) dari agregat halus besar kemungkinan akan menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan tinggi dibandingkan dengan agregat yang bergradasi gap atau seragam. Gradasi yang baik adalah gradasi yang memenuhi syarat zona tertentu dan agregat halus tidak boleh mengandung bagian yang lolos pada satu set ayakan lebih besar dari 45% dan tertanam pada ayakan berikutnya.Kebersihan agregat juga akan sangat mempengaruhi dari mutu beton yang akan dibuat terutama dari zat zat yang dapat merusak baik pada saat beton muda maupun beton yang sudah mengeras.

3. Kualitas Agregat KasarKekuatan agregat bervariasi dalam batas yang besar. Butir butir agregat dapat bersifat kurang kuat karena dua hal. Pertama, karena terdiri dari partikel yang kuat tetapi tidak baik dalam hal pengikatan ( interlocking ). Kedua, porositas yang besar akan mempengaruhi keuletan atau ketahanan terhadap beban kejut. Dalam pemilihan agregat kasar, porosiyas yang rendah merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menghasilkan suatu adukan beton yang seragam, dakam artian mempunyai keteraturan dan keseragaman yang baik pada mutu maupun parameter yang lain dibutuhkan. Akan sangat baik jika akan digunakan membentuk beton mutu tinggi daya serap air sebesar tidak lebih dari 1%. Karena hal ini akan sangat berhubungan dengan pengendalian kandungan air pada campuran beton, yang dapat mengakibatkan ketidakteraturan atau deviasi yang sangat besar pada mutu yang akan dihasilkan.Bentuk fisik dari agregat kasar yang bersudut titik agregat ini mempunyai sudut sudut yang tampak jelas yang terbentuk di tempat tempat perpotongan bidang bidang dengan permukaan kasar. Rongga udara pada agregat ini bewrkisar antara 38% - 40%, dengan demikian membutuhkan lebih banyak lagi pasta semen agar mudah dikerjakan untuk mengurangi rongga ini dikombinasikan dengan butiran agregat halus yang berbentuk bulat. Beton yang dihasilkan dengan menggunakan agregat ini cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi karena ikatan antara agregat baik yang kuat.Ukuran butir maksimum agregat juga akan mempengaruhi mutu beton ysng akan dibuat. Hasil penelitian Larrard (1990) menebutkan bahwa butiran maksimum yang memberikan bukti nyata untu membuat beton mutu tinggi tidak boleh lebih dari 15mm.Namun demikian pemakaian butiran agregat sampai dengan 25mm masih memungkinkan diperolehnya beton mutu tinggi dalam proses produksinya.Gradasi yang baik dan teratur(continous)dari agregat kasar besar kemungkinan akan menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan tinggi dibandingkan dengan agregat yang bergradasi gap atau seragam. Gradasi yang baik adalah gradasi yang memenuhi syarat zona tertentu dan agregat halus tidak boleh mengandung bagian yang lolos pada satu set ayakan lebih besar dari 45% dan tertahan pada ayakan berikutnya. Kebersihan agregat juga akan sangat mempengaruhi daru mutu beton yang akan dibuat terutama dari zat-zat yang dapat merusak baik pada saat beton muda maupun beton sudah mengeras. 4. Bahan TambahBahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu :1) Bahan tambah yang bersifat kimiawi ( chemical admixture ) .2) Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan pengecoran ( plecing ).3) Bahan tambah yang bersifat mineral ( additive).Bahan tambah additive ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan. Bahan tambah tambah additive merupakan bahan tambah yang lebih banyak digunakan untuk penyemenan jadi bahan tambah additive lebih banyak digunakan untuk perbaikan kinerja kekuatannya.Bahan tambah kimia yang banyak yang digunakan untuk memperbaiki kinerja beton mutu tinggi umumnya yang bersifat yang memperbaiki kelecakan. Bahan tambah ini dikelompokkan kedalam high range water reducing admixtures.Water reducing admixture adalah bahan tambah yang mengurangi air pecampur yang diperlukan untuk dihasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Water Reducing admixture digunakan antara lain untuk dengan tidak mengurangi kadar semen dengan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau faktor air semen ( WCR ) yang rendah. Penggunaan bahan tanbah mineral ( additive) untuk membentuk neton mutu tinggi pada saat ini sudah merupakan bagian yang mutlak. Bahan tambah digunakan dan populer adalah abu terbang yang merupakan hasil residu pebangkit tenaga listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara jenis antrasit atau bitumen. Karena sifatnya yang mengandung pozollan maka bahan ini sangat baik jika digunakan untuk membentuk beton mutu tinggi. Pozollan adalah bahan yang mempunyai kandungan utama silica dan alumina dan didapat dari sumber alam maupun buatan. Seperti dijelaskan di atas, bagian interface merupakan bagian yang terlemah dari beton. Penambahan abu terbang yang mengandung CSH maka akan memberikan beberapa keuntungan :1. Mengurangi keberadaan unsure kalsium sampai dengan hidroksida didalam beton yang merupakan bagian yang lemah beton, serta menggantikannya setelah bereaksi dengan SiO2 menjadi kalsium sampai dengan silikat sampai dengan hidrat ( CSH Gel) yang selanjutnya akan memberikan penu\ingkatan kekuatan beton. 2. Pozollan yang berbutir halus akan mengisi pori pori sehingga porositasnya menjadi rendah.3. Pengurangan kalsium sampai dengan hidroksida oleh SiO2 akan mengurangi sensitifitas terhadap ketahanan sulfat, yang juga didukung oleh meningkatnya kerapatan beton yang pada akhirnya akan meningkatnya kekedapan terhadap air.Pozzofume atau super fly ash dapat pula digunakan sebagai bahan tambah alternative selain abu terbang.5. Kontrol KualitasUntuk dapat menghasilkan beton yang bermutu tinggi faktor control terhadap kualitas proses produksi beton pada saat pengambilan sample pengujian maupun proses penakaran sampai perawatan mutlak menjadi perhatian penting. Pengawasan dan pengendalian yang tepat dari keseluruhan prosedur dari pelaksanaan yang didukung oleh kordinasi operasional akan lebih meningkatkan kualitas mutu beton yang dihasilkan.

2.6 LANTAI2.6.1 Pengertian LantaiLantai merupakan penutup permukaan tanah dalam ruangan dan sekitarnya. Lantai juga bagian bangunan yang digunakan untuk pijakan kaki.Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi bangunan, bahan lantai juga mengalami kemajuan yang pesat. Berbagai macam produk lantai mulai bermuncul mulai dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks, selain itu dari segi harga juga beragam, dari yang murah sampai yang mahal.

2.6.2 FungsiLantaiLantai memiliki berbagai berfungsi mulai sebagai fungsi utamanya yaitu ebagai alas pijakan kaki sehingga memberikan kenyamanan ketika berjalan di atasnya, sampai dengan memberi nilai estetika suatu ruang dalam bangunan sehingga dapat menambah nilai jual bangunan tersebut.

2.6.3 Jenis-Jenis Bahan Lantai Alami1.Lantai Batu CandiCiri-ciri : warna gelapBahan : batu alamUkuran : 20x20 cm, 15x30 cm, 20x40 cm, 30x30 cmKelebihan :Kekurangan :Aplikasi : lantai eksterior, lantai kamar mandiPerawatan : disiram dan disikat

Gambar 13. Lantai Batu Candi

2. Lantai Batu SikatCiri-ciri : memiliki tekstur bermotifBahan : campuran semen, pasir dan batu sikatUkuran : bervariasiKelebihan : memiliki banyak motif dan menarikKekurangan : memerlukan perawatan ekstraAplikasi : taman dan carportPerawatan :di coating (pemberian pelapisan saat pemasangan)untuk menghindari jamur dan lumut

Gambar 14. Batun Sikat

3. Lantai AndesitCiri-ciri : warna abu-abu, tekstur kasar dan halusBahan : batu alamUkuran : 15x30 m, 20x20 cm, 30x30 cmKelebihan :bernilai estetika tinggi, indah dan alamikekurangan :mudah berlumut dan berjamurAplikasi :lantai eksteriorPerawatan : tiga tahun sekali dilakukan coatingagar warna tetap terjaga dan mengkilap

Gambar 15. Batu Andesit

4. Lantai Batu LempengCiri-ciri : tekstur kasar, bentuk ada yang beraturan dan tidak beraturan, warna hitam dan abu-abuBahan : batu alamUkuran : sangat bervariasiKelebihan :bernilai estetika tinggi, indah dan alamikekurangan :mudah berlumut dan berjamurAplikasi : lantai teras dan carportPerawatan : disikat agar kotoran tidak menempel

Gambar 16. Batu Lempeng

2.6.4 Jenis-Jenis Bahan Lantai Buatan1. Lantai TegelCiri-ciri : warna abu-abu dan tekstur kasarBahan : campuran semen dan pasirUkuran : 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, dan 20 x 20 cmWarna & motif : abu-abu, kuning, merah, biru, dan lain-lainKelebihan : harga murah, pemasangan mudahKelemahan : jika terkena asam/cuka akan membekas bernoda yang sulit untuk dibersihkanAplikasi : lantai ruanganPerawatan : disapu dan dipel

Gambar 17. Lantai Tegel

2. Lantai TerasoCiri-ciri : tekstur kasar, warnaputih, kuning, hijau,dan lain-lainBahan : campuran semen dan pasir, bagian atasnya dilapisi dengan bahan keras, kombinasi campuran antara kulit kerang laut dengan pecahan marmerUkuran : 20 x 20 cm, 30 x 30 cmKelebihan : memiliki motof yang beragamKelemahan : mudah berlumut jika sering terkena air.Aplikasi : lantai eksteriorPerawatan: diberihkan dan di jaga agar tidak lembab

Gambar 18. Lantai Teraso

3. Lantai KeramikCiri-ciri : permukaan halus, warna dan motif sangat bervariasiBahan : tanah liat yang di olahUkuran : 15 x 20 cm, 20 x 20 cm, 30 x 20 cm, 40 x 40 cm, 50 x50 cm,dan lain-lainKelebihan : perawatan mudah, tidak mudah tergores, mudah dibersihkan, tahan lama, tidak tembus airKekurangan : mudah berlumut untuk lantai yang basah khususnyanatantara keramikAplikasi : lantai ruangan interior dan eksteriorPerawatan : disapu dan dipel dengan cairan pembersih keramik

Gambar 19. Lantai Keramik

4. Lantai MarmerCiri- ciri : warna putih agak kekuninganBahan : batu marmerUkuran : 5 x 20 cm,10 x 20 cm,15 x 30 cm, 20 x 20 cm, 50 x 50cmKelebihan : mudah & mewah, tahan api, mampu menahan beban beratKelemahan : jika terkena cairan akan meresap dan tidak mudah hilang/bias berlumut, mahalAplikasi : lantai ruangan, kamar mandi kering dan tanggaPerawatan: usahakan agar selalu kering, noda dibersihkan dengan air hangat

Gambar 20. Lantai Marmer

5. Lantai GranitCiri-ciri : terdapat bintik-bintik putih, warna & motif tersedia dalam berbagai variasiBahan : Batu GranitUkuran : 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 60 x 60 cmKelebihan : indah & menarik, tahan api,kuat terhadap getaran, keras,mampu menahan beban yang beratKelemahan : jika terkena cairan berwarna akan meresesap tidak akan hilang, harga relatif mahalAplikasi : lantai ruangan, stepnosing, lantai dapur, kamar mandi, dan terasPerawatan : dibersihkan, gunakan pemutih untuk menghilangkan noda

Gambar 21. Lantai Granit

6. Lantai Kayu dan Olahan (parket)Bahan : kayuJenis : lantai kayu alami, misal : balok/papanKelemahan : mudah terbakar, tergores, dapat menyusut dan memuai terhadap cuaca, harga relatif mahal, pemasangan khususKelebihan : berkesan alami dan hangat, bernilai estetika tinggiAplikasi : lantai interiorPerawatan : pelapisan sebelum pemasangan,Jika terkena tumpahan noda segera dilap

Gambar 22. Lantai Kayu dan Olahan

7. Lantai PavingCiri-ciri : permukaan kasar dan bentuk bervariasiBahan : semen dan pasirUkuran : bervariasi sesuai pola (tebal sekitar 6-8 cm)Kelebihan : pemasangan mudah dan murahKelemahan : mudah berlumut, tidak mampu menahan beban beratAplikasi : lantai taman (outdoor)Perawatan: dibersihan dan usahakan agar tidak lembab karena bisa berlumut

Gambar 23. Lantai Paving

8. Lantai VinylCiri-ciri : bermotif anyaman, coklatBahan : material buatanKelebihan : tahan lama, mudah dibersihkan, tahan airKelemahan : bernilai estetika tinggiAplikasi : lantai ruanganPerawatan :Cukup dibersihkan menggunakan pembersih khusus vinyl Gambar 24. Lantai Vinyl

9. Lantai TeracotaCiri-ciri : tekstur halus tapi tidak licinBahan : tanah liatUkuran : bervariasiKelebihan : bernilai estetika tinggi, tahan lama dan kuatKelemahan : relatif mahal, relatif berat, pemasangan yang khususAplikasi: lantai eksterior dan stepnosingPerawatan: disikat dan dibersihkan.

Gambar 25. Lantai Teracota

10. Lantai PlesterCiri-ciri : Halus dan diberi lapisan aci di atasnyaBahan : campuran semen dan pasir perbandingan 1:5Aplikasi : teras dan selasarPerawatan : disapu dan dibersihkan

Gambar 26. Lantai Plester

11. Nosing TileCiri-ciri : bentuk hampir setengha lingkaran dengan motif dan warna yang bervariasiUkuran : panjangnya sekitar 10 cmAplikasi : untuk tepi tangga, lantai, dan teras (saat ada perbedaan ketinggian)

Gambar 27. Nosing Tile

2.7 PINTU2.7.1 Pengertian PintuDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pintu adalah tempat untuk masuk dan keluar. Ini berarti bahwa pintu adalah suatu benda penghubung untuk melakukan aktivitas memasuki sesuatu atau keluar dari sesuatu tempat. Jika dikaitkan dengan rumah tinggal maka pengertian pintu adalah tempat untuk keluar-masuk pada tempat tinggal manusia.2.7.2 Fungsi PintuSeperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pengertian pintu adalah tempat untuk masuk dan keluar dari suatu tempat atau bangunan maka fungsi dan keberadaannya sangat diperlukan sebagai media penghubung (antara). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fungsi pintu pada dasarnya adalah sebagai penghubung antar-ruang yang saling terpisahkan secara permanen.Selain fungsi di atas, pintu juga berfungsi sebagai penjaga privasi serta keamanan sebuah rumah. Pintu kamar misalnya, berguna untuk menjaga privasi dan keamanan penghuni kamar tersebut.2.7.3 Jenis Pintu Berdasarkan Fungsi RuangBerdasarkan fungsi ruang, jenis pintu dapat dibagi menjadi beberapa kategori,antara lain:1) Pintu gerbang2) Pintu utama rumah3) Pintu kamar4) Pintu ruang lain dalam rumah (ruang makan, dapur, ruang keluarga, dll)5) Pintu kamar mandi (wc)6) Pintu belakang atau pintu samping7) Pintu garasi dan8) Pintu bangunan komersial (toko, kantor, dll).2.7.4 Persyaratan PintuPersyaratan sebuah pintu meliputi ukuran pintu yang memadai sesuai fungsi, kekokohan, penggunaan bahan material yang cocok untuk pintu pada masing-masing ruang, dan desain yang indah, sesuai, dan selaras dengan desain bangunan atau ruang tempat pintu tersebut dipergunakan.

2.8 PONDASI

2.8.1 Pengertian PondasiPondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban dari semua unsur bangunan yang dipikulkan kepadanya ke tanah. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap :A. Beban bangunanB. Berat sendiriC. Beban bergunaD. Gaya-gaya luar :AnginGempa bumiBeban termisBeban dinamisPenurunan pondasi

2.8.2 Bahan PondasiA. Bata1) Kurang ideal, sebab bahan lunak dan berporeus.2) Digunakan untuk pembebanan yang ringan atau bangunan sementara.3) Sebaiknya tidak pada lapisan tanah yang berair.B. Batu kali1) Cukup baik, asalkan susunan batu harus tersusun dengan benar dan kompak. Perbandingan spesi 1 PC : 4 PS.2) Untuk pondasi bangunan permanent berlantai 1/2/3.3) Kekokohan landasan dapat agak lunak hingga sedang, tergantung besarnya beban bangunan.C. Beton (tidak bertulang)1) Cukup baik, asal dibuat dengan perbandingan semen yang sesuai.2) Beton blok : 1PC : 4/5 PS di press dalam cetakan3) Beton : 1 PC : 3 PS : 5/7 kerikil4) Hanya dapat menahan beban tekan.5) Kekokohan landasan dapat lunak hinnga sedang, tergantung besarnya beban bangunan.D. Beton bertulang1) Sangat ideal digunakan karena bahan yang padat, kompak dan kedap air.2) Dapat diperhitungkan untuk menahan beban tarik.3) Perlu perhatian dalam pembuatannya dan kualitas betonnya.(perlu lantai kerja untuk peletakan tulangan besi) perbandingannya 1 PC : 3 PS : 5 KR.Dalam pembuatan pondasi, ada beberapa aspek yang harus dilakukan antara lain :i. Pemeriksaan Tanah1. Pemerikasaan tanah diperlukan untuk menentukan jenis, ukuran dan daya dukung fondasi.2. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:3. Pemeriksaan jenis tanah 4. Pemeriksaan daya dukung/ tegangan dukung tanah 5. Pemeriksaan keadaan air tanah ii. Pemeriksaan jenis tanah 1. Pemeriksaan jenis tanah dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah secara visual, dan mengetahui nilai indek propertis tanah (g, f, c).2. Pemeriksaan kondisi tanah secara visual, dapat dilakukan dengan menggali tanah pada kedalaman tertentu, kemudian melihat kondisi tanah. Sedangkan pemeriksaan indek propertis tanah dilakukan dengan pengujian di laboratorium, terhadap sampel tanah yang diambil dari lokasi proyek. iii. Pemeriksaan daya dukung tanah 1. Pemeriksaan daya dukung tanah dapat dilakukan dengan 2 cara: Analisis hasil pengujian laboratorium 1. Melakukan analisis dengan pendekatan empiris terhadap data-data indek propertis tanah yang diperoleh dari pengujian di laboratorium. Pemeriksaan langsung di lapangan 1. Dengan menggunakan alat yang dibawa kelapangan (sondir atau SPT). Dari data yang diperoleh, dilakukan analisis untuk diketahui daya dukung tanah. ii. Pemeriksaan Air Tanah1. Pemeriksaan kedalaman air tanah dapat dilakukan dengan pengeboran atau dapat dilihat dari sumur terdekat dari dilokasi proyek.Air tanah, mempengaruhi daya dukung tanah, dan mempengaruhi pemilihan bahan untuk fondasi (air yang mangandung asam harus menggunakan semen khusus)

2.8.3 Jenis Pondasi Terdiri Dari 2 Jenis yaitu :1. Pondasi Dangkal (Shallow foundations).Pondasi dangkal (kadang-kadang disebut pondasi menyebar) termasukdudukanumpak (pondasi terisolasi),pondasi memanjang, pondasitapak dan pondasi raft.2. Pondasi Dalam (Deep foundations ).Pondasi dalamtermasuk tiang pancang,bor pile, dinding diafragma dan caissons.

A. Pondasi DangkalPondasi dangkalbiasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya kedalaman pondasididirikankurang 1/3 dari lebar pondasisampai dengankedalamankurang dari3 m.Kedalaman pondasi dangkal inibukan aturan yang baku, tetapimerupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaanpembebanan atau kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi dangkal.Pondasidangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi,pondasi dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll.

Jenis Jenis Pondasi Dangkal

1. Pad foundations (Pondasi Tapak)

Gambar 28. Pondasi Tapak

Pondasitapak (pad foundation) digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom struktural.Pondasi pad ini dapat dibuat dalam bentukbukatan (melingkar), persegi atau rectangular.Jenis pondasi ini biasanya terdiri darilapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam, tetapipondasi paddapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat.Pondasitapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi dalam.2. Pondasi Jaluratau pondasi memanjang(Strip foundations)

Gambar 29. Pondasi Jalur Memanjang

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baikuntuk mendukung beban dinding atau beban kolom dimanapenempatan kolomdalam jarak yangdekatdan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban beratsehingga pondasitapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu batadengan catatantidak mendukung beban struktural. Pondasi SetempatKadang kadang sering dijumpai pada lapisan tanah keras. Letaknya pada kedalaman lebih dari 1.50 cm dari permukaan tanah setempat. Bila digunakan pondasi menerus akan sangat mahal dan tidak efisien. Untuk mengatsinya dapat digunakan pondasi yang dibuat dibawah kolom kolom pendukung bangunan disebut pondasi setempat. Jadi yang merupakan pondasi utma pendukung bangunan adalah pondasi setempat. Semua beban bangunan yang diterima kolom kolom pendukung langsung dilimpahkan padanya. Pondasi setempat dapat dibuat bentuk :1) Pondasi pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung2) Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu batu besar3) Pondasi telapak, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi atau di sebut voetplatPondasi Titik

Gambar 30. Pondasi Titik

1) Beban total dialihkan ke kolom2) Syarat syarat penggunaan :a. Beban cukup ringan dan masih dapat dipikul oleh tanah sesuai dengan kemampuan daya dukungnyab. Biasanya pada bangunan sementara atau bangunan permanent hingga bertingkat satu atau bangunan yang didirikan didaerah berair / rawa rawa dan berkondisi daya dukung yang tidak merata3) Bahan :a. Batu kalib. Betonc. Pondasi sumurd. Paku bumi

Pondasi Jalur

Gambar 31. Pondasi Jalur

1) Beban total dianggap dipikul secara merata pada jalur pondasi.2) Digunakan untuk mendapatkan bidang luas pondasi yang lebih besar dari pondasi titik.3) Tanah galian tidak banyak, karena lapisan tanah cukup dangkal.4) Bahan :a. Batu batab. Batu kalic. Beton tidak bertulangd. Beton bertulang

Pondasi Pelat penuh ( beton bertulang)1) Beban total disalurkan keseluruh luas dasar bangunan.2) Digunakan apabila :a. kekokohan landasan yang rendah, sehingga pondasi jalur menjadi kurang ekonomis/terlalu lebar.b. Jarak bentang kolom tidak lebih dari 8.00 M.c. Lokasi sering banjir.

Pondasi Tikar (Raft foundations)Pondasi tikar/ pondasi raft digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh area struktur.Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural lainnya berdekatan danpondasi pad saling berinteraksi.

Gambar 32. Pondasi Tikar

Pondasi raft biasanya terdiri dari pelat beton bertulang yang membentang pada luasan yang ditentukan. Pondasi raft memiliki keunggulan mengurangi penurunan setempat dimana plat betonakan mengimbangi gerakan diferensial antara posisi beban. Pondasi raft seringdipergunakan pada tanah lunak atau longgar dengan kapasitasdaya tahan rendah karenapondasi radft dapat menyebarkan beban di area yang lebih besar.Pondasi Staal Pondasi staal dipergunakan di atas tanah kuat/baik yang letaknya tidakdalam. Pada umumnya dari permukaan tanah sedalam 50 cm, terdapattanah yang disebut tahan humus, yaitu lapisan tanah yang mengandungcampuran bekas cabang-cabang kayu kecil-kecil, sampah, dan sebagainya.Diatas tanah semacam ini tidak dapat diletakkan pondasi karena adakemungkinan pondasi akan turun akibat menjadi padatnya tanah humusyang diakibatkan muatan diatas tanah tersebut. Penurunan pondasi yangmerata tidak menimbulkan kesulitan, karena apabila konstruksi bangunangedung diatas pondasi dapat turun secara merata pula. Tetapi apabilapenurunan pondasi tidak dapat merata, maka kerusakan-kerusakan akibatpenurunan ini tidak dapat dihindarkan. Kerusakan-kerusakan tersebutmisalnya berupa :

a. pecah/retaknya tembok-tembok.b. pintu/jendela tidak dapat dibuka.c. atap berubah bentuk.d. dan lain-lain kerusakan. Oleh karena itu lapisan tanah humus harus digali dan dibuang ke tempat lain.Perletakan dasar pondasi staal ditetapkan lebih dalam dari lapisan tanahhumus (30 a 50 cm atau, lebih dalam) agar diperoleh kepastian tanah yangcukup kuat dan memenuhi syarat. Sehingga kedalaman rata-rata daripondasi staal berkisar antara 80 a 100 cm dari permukaan tanah.Dasar perhitungan pondasi staal adalah perlebaran/perluasan dasarpondasi terhadap tebal tembok dengan maksud agar supaya ada pembagianyang lebih merata dari gaya -gaya yang ditimbulkan muatan diatasnya padatanah di tempat pondasi diletakkan pada tiap satuan luas dalam kg/cm2.Oleh karena itu pondasi staal merupakan pondasi ringan, artinya hanyamendukung muatan konstruksi bangunan gedung yang kurang berat, makaperlebaran/perluasan dasar pondasi dapat ditetapkan 2 a 3 x tebaltembok. Walaupun demikian dalam menentukan ukuran luas dasar pondasiharus diperhitungkan muatan dari bangunan diatasnya Pondasi staal dapat dibuat dari pasangan batu merah, pasangan batu kali/alam dan beton tidak bertulang/bertulang atau gabungan.B. Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasiyang didirikan permukaan tanah dengan kedalam tertentudimana daya dukung dasar pondasidipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah.Pondasi dalamdapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang,dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi .Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransferbeban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yangtertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.

Jenis jenis Pondasi Dalam :1. Pondasi Pile

Gambar 33. Pondasi Pile

Pondasi pile merupakan jenis pondasi yang dibuat dalam berbentukramping yang ditujukan untuk mengirimkan beban melalui jenis lapisan tanah dengan jenis daya dukung rendahhingga tercapai jenistanah yang lebih dalam atau lapisan batuan yang memiliki kapasitasdaya dukung yangtinggi.Pondasi piledigunakan ketikadengan pertimbangannilai ekonomi, konstruksi atau tanahyang diinginkan untuk mengirimkan beban diluarjangkauan praktis dibandingkan menggunakan jenis pondasi dangkal.Selain mendukung struktur, pondasi pile juga digunakan untukmenahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.Pondasi pile dapat dijumpai dalam berbagai jenis misalnya v pile danbeton pancang dimana . Secara struktural pondasi pile sebelum bebab dari kolom diteruskan terhadap pile, maka diatas pile sendiri dibuat konstruksi penghubung yang biasanya disebut dengan pile cap.

2. Pondasi Piers (dinding diafragma) Pondasi piersadalah pondasi untukmeneruskan beban berat struktural yangdibuat dengan caramelakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian tersebut.Satu keuntunganpondasi pier adalah bahwapondasijenis inilebih murahdibandingkan dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi menerus, hanya kerugian yang dialami adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran maka kekuatan jenis pondasi tidak menjadi normal.Pondasi pier standar dapat dibuat dari beton bertulang pre cast. Karena itu, aturanperencanaanpondasi pier terhadap balok beton diafragman adalah mengikuti setiap ukuran ketinggianpondasi yang direncanakan. Pondasi pier dapat divisualisasikan sebagai bentuk tabel,struktur adalah sistem kolom vertikal yangterbuat dari beton bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah yang sudah digali.Lempengan beton diafragma ini mentransfer beban bangunanterhadaptanah. Balok dibangun di atasdinding diafragmavertikal (pondasi pier) yang menahan dinding rumah atau struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan jenis pondasi ini, dimana beton yang dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang bawah tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang penyimpanan atau taman.Beton pondasi pier biasanya dibuat dalam bentuk pre cast dalam berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian sesuai dengan ukuran kedalaman yang diperlukan. Tapibeton dapat juga dibuatdalam bentuk bulatan. Setelah beton bertulangcukup kering kemudian di masukkan ke dalamtanah yang sudah digali dan disusun secarabersambungan.Setelah tersusun dengan baik kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.

3. Pondasi Caissons (Bor Pile) Pondasi Caissons (Bor Pile) adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun didalam permukaan tanah,pondasi di tempatkansampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang dengan sistimpengeboran atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang terhadap lobang yang sudah di bor. Sisitim pengeboran dapat dialakukan dalam berbagai jenis baik sistim maual maupun sistim hidrolik.Besar diameter dan kedalaman galian dan juga sistim penulangan beton bertulang didesain berdasarkan daya dukung tanah dan beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini juga hampir sama pondasi pile yang mana juga ditujukan untukmenahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.

4. Pondasi Tiang Pancang

Gambar 34. Pondasi Tiang Pancang.

Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar. Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 7 ton.Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.

Berikut ini cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan penampang tiang pancang yang akan digunakan :Misalnya didapat brosure produk tiang pancang segitiga ukuran 25/25. Jika daya dukung setiap tiangnya mencapai 2 ton maka berapakah jumlah tiang dalam setiap kolomnya?Adapun tahap perhitungannya adalah sebagai berikut:1) Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk mengetahui berat yang harus dipikul setiap pondasi. Dapat juga semua luas denah bangunan dijumlahkan kemudian dibagi ke dalam beberapa titik pondasi dalam setiap kolomnya. Cara kedua ini memiliki kelemahan karena beban di pinggir kolom tentu saja berbeda dengan beban di tengah.2) Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume lantai dikalikan berat jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton.3) Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut. Misalnya beban rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai, misalnya Y ton.4) Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya, hasil penjumlahannya 48 ton. Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang pancang pada satu titik kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil perkalian antara jumlah kolom dengan dua titik pancang.5) Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter setiap batangnya. Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya.6) Hitungan sederhana tersebut mengabai