bab 1 pendahuluan 4

Upload: yully-bay-larva

Post on 07-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kmb

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasuf dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang aan ditangani yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Priscillia , 2011) Pada setiap pembedahan dilakukan upaya untuk menghilangkan nyeri. Keadaan ini disebut dengan Anasthesi, Anasthesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit (Sjamshuhidajat, 2005) Sectio cesarea adalah suatu teknik pembedahan untuk melahirkan janin melalui insisidinding abdomen dan uterus sehingga janin dapat dilahirkan melalui dinding perut danrahim agar janin lahir dalam keadaan utuh dan sehat (Jitowiyono & Kristiyanasari 2010).Menurut Fraser (2009) sectio cesarea merupakan prosedur operatif yang dilakukan di bawahanestesia sehingga janin, plasenta dan ketuban dilahirkan melalui insisi dinding abdomendan uterusAnestesi adalah pemberian obat untuk menghilangkan kesadaran secara sementara dan biasanya ada kaitannya dengan pembedahan. Secara garis besar anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi umum dan anestesi regional. Anestesi umum adalah keadaan tidak sadar tanpa nyeri yang bersifat sementara akibat pemberian obat-obatan serta menghilangkan rasa sakit seluruh tubuh secara sentral. Sedangkan anestesi regional adalah anestesi pada sebagian tubuh, keadaan bebas nyeri sebagian tubuh tanpa kehilangan kesadaran (S, Kristanto,2014)Anastesi spinal adalah suatu cara untuk atau menghasilkan hilangnya sensasi dan blok motorik dengan jalan memasukkan obat anastesi lokal kedalam ruang subarachnoid. Blokyang dihasilkan tidak permanen dari cabang cabang saraf anterior, posterior, serabut saraf posterior dab bagian medulla spinalis akibat hilangnya aktivitas otonom, sensoris dan motoris. Fungsi saraf yang hilang meliputis sensoris , teperatur, nyeri, fungsi otonom adalah rasa raba , teknadan fungsi motorik serta propioseptik. Masing masing dihantarkan oleh serabut saraf yang berbeda dengan perbedaan resistensi terhadap pengaruh obata anastesi lokal. Blok saraf dimulai dari kaudal dan blok akan hilang dari arah sebaliknya yaitu krainal ke kaudal. Anastesi spinal mepunyai kelebihan dibandin anstesi inhalasi anatara lain kedalaman anastesi cepat tercapai , cara sederahana, peralatan yang diperlukan minimal, tidak ada dpolusi ruang operasi , meskipun begitu masih tetap terjadi komplikasi anastesi yang dapat digolongkn mrnjadi komplikasi yang terjadi segera dan lanjut.Komplikaisi yang mungkin terjadui adalah komplikasi segera dan komplikasi lanjut, komplikasi segera yaitu komplikasi yang terjadi setelah anastesi disuntikkan yang berpengaruh terhadap sistem yatitu sistem kardiovaskuler, Respirasi, sistem saluran pencernaan , dan temperature tubuh. (S, Kristanto,2014)Komplikasi segera pada sistem kardiovaskuler adalah hipotensi dimana anastesi spinal menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah perifer , penurunan tekanan darah sistolik dan penurunan tekanan darah arteri rata ratam penurunan laju jantung dan penurunan isi sekuncup. Penurunan teknaa darah ini sebanding dengan tingginya level saraf simpatis yang terblok, Saraf simpatis yang terblok pada anastesi adalah dua atau lebih dermaton diatasnya dari tempat injeksi. Pwnurunan tekanan darah lebih besar terjadi pada ibu hamil dibandingkan orang normal karena pembuluh darah besar oleh uterus yang membesar. Secara klinis diagnose hipotensi ditegakkan bila ada penuruna tekanan darah sistolik sebeasar 20 20 % dari tekanan sistolik semula atau tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg . (Brunner & Suddarth,2002)Insiden terjadi hipotensi akibat anestesi spinal adalah 10-40%. Hipotensi terjadi karena vasodilatasi, akibat blok simpatis, yang menyebabkan terjadi penurunan tekanan arteriola sistemik dan vena, makin tinggi blok makin berat hipotensi.Angka kejadian anastesi spinal 1/3 dari seluruh kasus. Carpenter menyatakan pasien yang mengalami hipotensi akut pad aanastesi spinal biasnaya mengalami kompikasi lain terjadi lebih awal dnegan insiden 33% . Peneliti lain melaporkan 26% pasien yang mengalami komplikasi pada anastesi spinal, 16% disertai hipotensi. Penurunan tekanan darah sering ditemui di dalam kama operasi yang menjadapt anastesi spinal.Derajat hipotensi yang relative ringan seagian besar bersak dari perubahan tahanan pembuluh darah perifer /tepi. Penuruna tekannan darah umumnya terjadi dalam waktu 20 menit dari saat obat disuntikkan dan bila dibiarkan tekanan darah mencapai tingkat paling rendah dalam waktu 20 25 menit. seelah mencapai tingkat terendah , secara spontan akan naik kembali sekitar 5 10 mmHg setelah 10 15 menitkemudian, hal ini terjadi oleh karena ompensasi aktifitas simpatis dari bagian yang tidak terblok bukan karenannya aiknya curah jantung dan kemudian tekana darah tersebut stabil sampai efek obatanastesi habis. Penurunan tekana darah menjadii lebih sensitif terjadi pada orang tuan dan pada penderita riwayat hipertensi. Selain itu pula tejaidinya komplikasi hipotennsi juga disebabkan oleh karena blok saraf simpatis dan menurunnya rangsangan stretch receptors yang ada pada dinding atrium, stretch receptors ini berfungsi mengatur tekanan darah dan juga laju jantung seperti bradikardi. (Carpenter, 2004)Anestesia spinal mengakibatkan hipotensi melalui blokade saraf simpatis yang berfungsi mengatur tonus otot polos pembuluh darah. Blokade serabut saraf simpatis preganglionik yang menyebabkan vasodilatasi vena, sehingga terjadi pergeseran volume darah terutama ke bagian splanik dan juga ekstremitas bawah sehingga akan menurunkan aliran darah balik ke jantung. Selain itu, juga terjadi penurunan resistensi pembuluh darah pre dan postkapilar arteri.Kejadian hipotensi pada anestesia spinal lebih tinggi apabila dibandingkan dengan anestesia umum.(Lasmaria Flora, Ike Sri Redjeki & Wargahadibarata, 2014)Setelah dilakukan studi pendahuluan selama 1 mingu dari tanggal sampai di Ruang IBS RSUD Wangaya didapatkan data Berdasarkan studi pendahulan dan pengalaman praktik yang dilakukan penulis , perlu dilakukan peneletian tentang Gambaran Angka Kejadian Hipotensi Pada Pasien Seksio Sesaria dengan Anastesi Spinal.

B. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut Bagaimana Gambaran Angka Kejadian Hipotensi Pada Pasien Seksio Sesaria dengan Anastesi Spinal.IBS RSUD Wangaya Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumMengetahui Gambaran Angka Kejadian Hipotensi Pada Pasien Seksio Sesaria dengan Anastesi Spinal yang terjadi setelah pasien dilakukan setelah pengukuran teekanan darah pada menit ke 0 pasien dan menit ke 15 setelah pasien diinjeksikan anastesi di IBS RSUD Wangaya Tahun 2016.

2. Tujuan Khususa. Mengidentifikasi karakteristik Pasien Praoperatif pembedahan dengan spinal anastesi dengan umur, pendidikan, pekerjaan di IBS RSUD Wangaya b. Mengidentifikasi tekanan darah pada menit ke 0 sebelum diinjeksikan anastesi danmenit ke 15 setelan anastesi di suntikkan.c. Mengidentifikasi angka kejadian hipotensi yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada menit ke 0 sebelum diinjeksikan anastesi danmenit ke 15 setelan anastesi di suntikkan.

D. Manfaat Penelitian1. Manfaat PraktisHasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perawat di dalam memberikan asuhan keperawatan pasien intraoperatif dengan spinal anastesi sehingga perawat mampu meminimalkan komplikasi yang terjadi setelah pemberian ansastesi spinal.

2. Manfaat TeoritisHasil penelitian diharapkan menjadi masukan di dalam memperkuat teori tentang asuhan keperawatan intraoperatif khusunya penatalaksanaan hipotensi yang terjadi dan sebagai acuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang terkait dengan Gambaran Angka Kejadian Hipotensi Pada Pasien Seksio Sesaria dengan Anastesi Spinal