bab 1 pendahuluan 1.1. latar belakang masalaheprints.perbanas.ac.id/6284/3/bab i.pdf · 2020. 3....

12
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alamnya, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Kekayaan alamnya bisa berupa kekayaan laut, darat, dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi. Di antara semua kekayaan yang dimiliki negara Indonesia, kekayaan yang paling menjanjikan untuk dikelola berada pada sektor pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor industri pembangunan ekonomi nasional yang memiliki peranan penting bagi Indonesia melalui peningkatan pendapatan ekspor, pendapatan daerah, pendapatan pusat serta pembangunan daerah itu sendiri. Dengan banyaknya kekayaan sumber daya yang dimiliki maka akan menjadi potensi bagi negara Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, banyaknya potensi yang dimiliki Indonesia akan meningkatkan ketertarikan para investor untuk menanamkan modalnya di sektor pertambangan. Investor akan tertarik kepada perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi pula. Gambar 1.1 menjelaskan bahwa pada bulan September 2019 harga saham perusahaan pertambangan secara keseluruhan mengalami peningkatan pada awal bulan mencapai Rp 1.700 dan mengalami penurunan seiring berjalannya waktu hingga akhir bulan mencapai Rp 1.600. Hal tersebut mencerminkan bahwa harga saham perusahaan pertambangan mengalami fluktuasi yang awalnya meningkat menjadi menurun. Hal ini didukung oleh perubahan harga yang ada di dunia serta

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alamnya, baik

    sumber daya alam hayati maupun non hayati. Kekayaan alamnya bisa berupa

    kekayaan laut, darat, dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi. Di

    antara semua kekayaan yang dimiliki negara Indonesia, kekayaan yang paling

    menjanjikan untuk dikelola berada pada sektor pertambangan. Sektor

    pertambangan merupakan salah satu sektor industri pembangunan ekonomi

    nasional yang memiliki peranan penting bagi Indonesia melalui peningkatan

    pendapatan ekspor, pendapatan daerah, pendapatan pusat serta pembangunan

    daerah itu sendiri. Dengan banyaknya kekayaan sumber daya yang dimiliki maka

    akan menjadi potensi bagi negara Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu,

    banyaknya potensi yang dimiliki Indonesia akan meningkatkan ketertarikan para

    investor untuk menanamkan modalnya di sektor pertambangan. Investor akan

    tertarik kepada perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang tinggi. Nilai

    perusahaan yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi pula.

    Gambar 1.1 menjelaskan bahwa pada bulan September 2019 harga saham

    perusahaan pertambangan secara keseluruhan mengalami peningkatan pada awal

    bulan mencapai Rp 1.700 dan mengalami penurunan seiring berjalannya waktu

    hingga akhir bulan mencapai Rp 1.600. Hal tersebut mencerminkan bahwa harga

    saham perusahaan pertambangan mengalami fluktuasi yang awalnya meningkat

    menjadi menurun. Hal ini didukung oleh perubahan harga yang ada di dunia serta

  • 2

    perubahan kinerja maupun profitabilitas perusahaan tersebut sehingga dapat

    mempengaruhi harga saham perusahaan. Berdasarkan fenomena yang sudah

    dijelaskan diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui kinerja perusahaan

    khususnya pada perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia.

    Gambar 1.1 PERGERAKAN SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

    BULAN SEPTEMBER 2019

    Sumber : www.idx.co.id

    Membuat laporan keuangan di akhir periode merupakan salah satu

    bentuk tanggung jawab perusahaan kepada stakeholder. Selain berfungsi sebagai

    bentuk tanggung jawab, laporan keuangan merupakan media komunikasi

    perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Biasanya yang menjadi

    perhatian pengguna laporan keuangan adalah kinerja keuangannya. Kinerja

    keuangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai

    perusahaan, karena kinerja keuangan yang akan dilihat oleh para stakeholder

    maupun investor yang nantinya akan menanamkan modalnya kepada perusahaan.

  • 3

    Cara yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan stakeholder

    yaitu melalui peningkatan nilai perusahaan. Brigham & Houston (2012:7) juga

    menyatakan bahwa bagi perseroan terbatas, tujuan utama manajemen yang

    berorientasi bisnis adalah memaksimalkan nilai saham. Nilai saham yang

    dimaksudkan adalah nilai jangka panjang yang sebenarnya. Tujuan utama

    keuangan perusahaan harus memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham,

    yang berarti memaksimalkan nilai perusahaannya.

    Nilai perusahaan merupakan kinerja keuangan perusahaan yang dilihat

    dari sudut pandang investor mengenai tingkat keberhasilan perusahaan yang

    dikaitkan dengan harga saham perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat

    merupakan harapan bagi para pemegang saham atau investor karena peningkatan

    nilai perusahaan menunjukkan peningkatan kesejahteraan para pemegang saham.

    Dengan meningkatnya nilai perusahaan maka akan meningkatkan juga dengan

    minat investor terhadap perusahaan.

    Memaksimalkan nilai perusahaan sangatlah penting bagi suatu

    perusahaan karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan sama artinya dengan

    memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Cara memaksimalkan

    kesejahteraan pemegang saham yaitu dengan memberikan informasi terkait

    laporan keuangan yang akurat, tidak bias dan dapat dipertanggungjawabkan.

    Kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yang

    memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan rasio keuangan lainnya.

    Diantaranya rasio profitabilitas menggunakan Return on Assets (ROA) dengan

    alasan Return on Assets (ROA) yaitu sebagai salah satu tolak ukur posisi

  • 4

    perusahaan terhadap industri serta sebagai langkah perencanaan strategis

    perusahaan dalam kegiatan operasional dengan memanfaatkan aset yang dimiliki,

    rasio likuiditas menggunakan Current Ratio (CR) dengan alasan Current Ratio

    (CR) yaitu sebagai salah satu tolak ukur dalam menentukan keputusan di masa

    depan terkait dana kas dan hutang yang dimiliki perusahaan serta rasio leverage

    menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dengan alasan Debt to Equity Ratio

    (DER) yaitu salah satu tolak ukur yang digunakan investor untuk mengetahui

    seberapa sehat kondisi perusahaan dalam penggunaan modal, dimana ketika

    hutang lebih besar dibanding ekuitas maka itu bisa mengancam kelangsungan

    hidup perusahaan.

    Return on Assets (ROA) adalah suatu rasio yang mengukur tingkat

    pengembalian yang diperoleh dari bisnis atas seluruh investasi yang dilakukan

    perusahaan. Return on Assets (ROA) ini penting karena rasio ini menunjukkan

    seberapa besar laba yang dihasilkan perusahaan dari aktiva yang digunakan.

    Semakin besar Return on Assets (ROA), maka semakin baik kinerja perusahaan

    dalam menghasilkan laba sehingga akan meningkatkan minat investor terhadap

    perusahaan. Pada penelitian kinerja keuangan ini didukung oleh penelitian

    terdahulu yaitu Putra & Lestari (2016), Wulandari (2013), Pratama & Wiksuana

    (2016), Chen & Chen (2011), Muliani, Yuniarta, & Sinarwati (2014) dan Sucuahi

    & Cambarihan (2016) menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan

    dengan Return on Assets (ROA) memiliki pengaruh positif secara signifikan

    terhadap nilai perusahaan.

  • 5

    Current Ratio (CR) adalah suatu rasio yang mengukur kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini menunjukkan

    bahwa perusahaan mampu menutupi seluruh hutang jangka pendek dengan aset

    lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Current Ratio (CR), maka

    semakin baik kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban perusahaan selama

    12 bulan kedepan. Nilai likuiditas tinggi menunjukkan kekuatan perusahaan dari

    segi kemampuan untuk memenuhi hutang lancar dari harta lancar yang dimiliki

    sehingga hal ini meningkatkan kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan

    tersebut (Sudiani & Darmayanti, 2016). Penelitian mengenai likuiditas memiliki

    ketidakkonsistensi antara penelitian yang dilakukan oleh Putra & Lestari (2016)

    dan Hosnia, Mardani, & Wahono (2016) menunjukkan bahwa likuiditas yang

    diproksikan dengan Current Ratio (CR) memiliki pengaruh positif secara

    signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh

    Sudiani & Darmayanti (2016) menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) memiliki

    pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan serta penelitian yang

    dilakukan oleh Wulandari (2013) dan Nurhayati (2013) menunjukkan Current

    Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini

    dikarenakan nilai likuiditas tinggi juga tidak baik, karena menunjukkan adanya

    asset menganggur yang tidak dimanfaatkan oleh manajemen perusahaan sehingga

    penggunaan asset tidak maksimal yang pada akhirnya dapat mengurangi

    kemampuan laba perusahaan.

    Debt to Equity Ratio (DER) adalah suatu rasio yang mengukur

    perbandingan antara total kewajiban dengan total modal sendiri. Rasio ini

  • 6

    menunjukkan tingkat jaminan yang diberikan modal sendiri atas hutang yang

    diterima perusahaan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER), menunjukkan

    bahwa sumber pembiayaan aktiva perusahaan lebih banyak berasal dari hutang

    daripada dengan modal sendiri. Penggunaan hutang dapat diartikan oleh investor

    sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban perusahaan dimasa

    depan sehingga hal tersebut mendapat tanggapan positif oleh pasar (Suwardika &

    Mustanda, 2017). Penelitian mengenai leverage memiliki ketidakkonsistensi

    antara penelitian yang dilakukan oleh Irayanti & Tumbel (2014), Pratama &

    Wiksuana (2016) dan Suwardika & Mustanda (2017) menunjukkan bahwa

    leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh

    positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian yang

    dilakukan oleh Hasibuan, Dzulkirom AR, & Wi Endang NP, (2016)

    menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif

    secara signifikan terhadap nilai perusahaan serta penelitian yang dilakukan oleh

    Kodongo, Mokoaleli-Mokoteli, & Maina (2014), Dj, Artini, & Suarjaya (2012)

    dan Aidah (2016) menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh

    negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan

    penggunaan hutang yang terlalu banyak juga tidak baik, karena dikhawatirkan

    akan terjadi penurunan laba yang diperoleh perusahaan.

    Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi hubungan

    kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Maka dari itu peneliti menambahkan

    faktor lain yaitu Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi

  • 7

    untuk memperkuat atau memperlemah pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

    perusahaan.

    Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu sistem atau tata

    kelola yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan

    operasional perusahaan dengan menyeimbangkan antara kekuatan serta

    kewenangan perusahaan. Oleh sebab itu, penerapan Good Corporate Governance

    (GCG) sangat penting karena ketika tata kelola perusahaannya baik maka kegiatan

    operasional yang ada di perusahaan juga baik. Dengan begitu akan membuat

    investor tertarik terhadap perusahaan. Terdapat beberapa aspek dalam penerapan

    Good Corporate Governance (GCG) ini diantaranya dewan komisaris dan

    komisaris independen.

    Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang mewakili

    stakeholder untuk melakukan fungsi pengawasan atas pelaksanaan kebijakan dan

    strategi perusahaan. Jumlah dewan komisaris yang cukup dalam menjalankan

    perusahaan dengan mampu melakukan pengawasan dengan baik sehingga

    pengelolaan perusahaan akan baik juga. Namun jika jumlah dewan komisaris yang

    berlebihan maka akan mengakibatkan ketidakefektifan dalam menjalankan

    tugasnya dan dapat terjadi ketegangan serta misscomunication antar dewan

    komisaris.

    Komisaris independen merupakan komisaris yang non pemegang saham

    dan tidak mempunyai hubungan dengan pemegang saham perusahaan. Peran

    komisaris independen yaitu untuk mengawasi jalannya perusahaan dengan

    memastikan perusahaan tersebut telah melakukan praktik-praktik Good Corporate

  • 8

    Governance (GCG) meliputi transparansi, pertanggungjawaban, akuntabilitas,

    kemandirian dan kewajaran.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muliani et al., (2014) menunjukkan

    bahwa Good Corporate Governance (GCG) dapat memoderasi hubungan antara

    Return on Assets (ROA) dengan nilai perusahaan.

    Berdasar uraian tersebut, terdapat perbedaan hasil penelitian yang

    menunjukkan adanya research gap dalam penelitian sejenis dan mengindikasikan

    terdapat variabel lain yang turut mempengaruhi kinerja keuangan terhadap nilai

    perusahaan. Oleh karena itu, Good Corporate Governance (GCG) dimasukkan

    sebagai variabel moderasi yang nantinya membuat fakta baru yang mana akan

    memperkuat atau memperlemah hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai

    perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2013-2018 yang diukur

    menggunakan rasio keuangan dan beberapa variabel lain. Dengan begitu,

    berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan diatas maka penelitian ini

    mengambil judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

    dengan Good Corporate Governance (GCG) sebagai Variabel Moderasi pada

    Perusahaan Pertambangan”.

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini maka peneliti memiliki

    perumusan masalah sebagai berikut:

  • 9

    1. Apakah Return on Assets (ROA) berpengaruh positif secara signifikan

    terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek

    Indonesia periode tahun 2013-2018?

    2. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai

    perusahaan pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode

    tahun 2013-2018?

    3. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap

    nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia

    periode tahun 2013-2018?

    4. Apakah Dewan Komisaris memperkuat pengaruh hubungan Return on

    Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan di

    Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018?

    5. Apakah Komisaris Independen memperkuat pengaruh hubungan Return on

    Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan di

    Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah:

    1. Untuk menganalisis pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap nilai

    perusahaan pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode

    tahun 2013-2018.

  • 10

    2. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) terhadap nilai perusahaan

    pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode tahun

    2013-2018.

    3. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai

    perusahaan pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode

    tahun 2013-2018.

    4. Untuk menganalisis Dewan Komisaris mampu memperkuat pengaruh antara

    Return on Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

    pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.

    5. Untuk menganalisis Komisaris Independen mampu memperkuat pengaruh

    antara Return on Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

    pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada

    beberapa pihak seperti :

    1. Bagi peneliti

    Untuk menambah pengetahuan serta wawasan dari teori-teori diperkuliahan

    yang diterapkan dalam penelitian ini yang terkait dengan kinerja keuangan. Serta

    peneliti mampu menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

    perusahaan yang memberikan informasi terkait baik atau buruknya kinerja

    keuangan suatu perusahaan.

  • 11

    2. Bagi perusahaan

    Untuk tambahan informasi terkait pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

    perusahaan yang dijalankan dan menjadi pedoman bagi perusahaan dalam

    pengambilan keputusan di masa depan yang terkait dengan kinerja keuangan

    untuk meningkatkan nilai perusahaan serta mengetahui pentingnya penerapan

    Good Corporate Governance (GCG) pada suatu perusahaan.

    3. Bagi investor

    Sebagai alat bantu para investor untuk mempertimbangkan serta

    memutuskan apakah keputusan investasinya pada suatu perusahaan dapat

    memberikan keuntungan atau tidak.

    1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

    Sistematika penulisan yang dilakukan oleh penelitian sekarang yaitu

    sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi gambaran penelitian

    secara garis besar. Bagian ini juga menjelakan mengenai latar

    belakang masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, manfaat

    penelitian serta sistematika penelitian.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini merupakan tinjauan pustaka yang berisi mengenai

    penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu.

    Bagian ini juga menjelaskan mengenai teori-teori yang

  • 12

    melatarbelakangi dan berkaitan dengan masalah yang diteliti,

    kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini merupakan metode penelitian yang berisi mengenai

    rancangan penelitian yang akan digunakan. Bagian ini juga

    menjelaskan mengenai variabel penelitian dan pengukurannya,

    penentuan populasi dan sampel penelitian, jenis sumber data,

    metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan

    dalam penelitian.

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini merupakan analisis dan pembahasan yang berisi mengenai

    gambaran objek penelitian, analisis data yang terdiri dari analisis

    deskriptif, pengujian hipotesis serta hasil penelitian yang sudah

    dilakukan.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini merupakan penutup yang berisi mengenai kesimpulan

    penelitian, keterbatasan serta saran berdasarkan penelitian yang

    telah dilakukan.