bab 1 pendahuluanrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...wisata mice masuk kedalam golongan...

17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak 2007, bisnis MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di seantero dunia. Munculnya beberapa kawasan industri pariiwisata, terkhusus kawasan khusus ekonomi, menimbulkan minat investor untuk menanamkan sahamnya untuk mendukung sector yang memiliki keunggulan tersendiri ini. Kabupaten Simalungun yang memilik luas sekitar 2000 Ha, dimana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terletak di daerah Sei Mangke Kecamatan Bosar Maligas, dan wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbatasan dengan salah satu desa yaitu desa Keramat Kubah disebelah utara, PTPN IV Mayang disebelah selatan, PTPN IV Gunung Bayu disebelah timur, dan disebelah barat teradapat Sungai Bah Bolon. Kawasan Ekonomi Khusus ini telah disahkan atau ditetapkan melalui PP No. 29 tahun 2012 pada tanggal 27 Februari 2012. Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei semakin pesat, hal ini terbukti telah banyak investor menanam modal di kawasan KEK ini. Berdasar data per tanggal 27 Nopember 2017, pemerintah menyatakan bahwa investasi telah menembus Rp. 10,7 triliun dari target 15 18 triliun pada tahun 2019. Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif, dengan mendiskusikan masalah-masalah dan kepentingan bersama merupakan usaha dengan memberikan suatu jasa pelayanan dari pertemuan dan pameran. Kegiatan konvensi sangat erat kaitannya dengan jenis usaha lain seperti transportasi, akomodasi, hiburan, perjalanan pra- dan pasca-konferensi (pre-and post-conference tours). Indonesia telah mulai diperhitungkan oleh pasar wisata MICE sebagai salah satu tempat diselenggarakannya kegiatan MICE. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah kegiatan besar bertaraf internasional yang mulai

Upload: others

Post on 11-Feb-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak 2007, bisnis MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition)

terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di

seantero dunia. Munculnya beberapa kawasan industri pariiwisata, terkhusus

kawasan khusus ekonomi, menimbulkan minat investor untuk menanamkan

sahamnya untuk mendukung sector yang memiliki keunggulan tersendiri ini.

Kabupaten Simalungun yang memilik luas sekitar 2000 Ha, dimana

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terletak di daerah Sei Mangke Kecamatan

Bosar Maligas, dan wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbatasan dengan

salah satu desa yaitu desa Keramat Kubah disebelah utara, PTPN IV Mayang

disebelah selatan, PTPN IV Gunung Bayu disebelah timur, dan disebelah barat

teradapat Sungai Bah Bolon. Kawasan Ekonomi Khusus ini telah disahkan atau

ditetapkan melalui PP No. 29 tahun 2012 pada tanggal 27 Februari 2012.

Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei semakin

pesat, hal ini terbukti telah banyak investor menanam modal di kawasan KEK ini.

Berdasar data per tanggal 27 Nopember 2017, pemerintah menyatakan bahwa

investasi telah menembus Rp. 10,7 triliun dari target 15 – 18 triliun pada tahun

2019.

Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga

termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif, dengan

mendiskusikan masalah-masalah dan kepentingan bersama merupakan usaha

dengan memberikan suatu jasa pelayanan dari pertemuan dan pameran.

Kegiatan konvensi sangat erat kaitannya dengan jenis usaha lain seperti

transportasi, akomodasi, hiburan, perjalanan pra- dan pasca-konferensi (pre-and

post-conference tours). Indonesia telah mulai diperhitungkan oleh pasar wisata

MICE sebagai salah satu tempat diselenggarakannya kegiatan MICE. Hal ini dapat

dilihat dari sejumlah kegiatan besar bertaraf internasional yang mulai

Page 2: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

diselenggarakan di Indonesia sebagai bentuk kepercayaan masyarakat dunia

terhadap Indonesia. Karena pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan

keamanan yang kian membaik dan kondusif memungkinkan usaha ini semakin

pesat berkembang pada masa mendatang. Situasi yang kondusif ini mempengaruhi

ketertarikan dalam meningkatnya investor lokal maupun asing untuk

berpartisipasi sebagai peserta dalam suatu kegiatan MICE.

Suksenya penyelenggaraan konfrensi APCE 2013 di Bali pada bulan

Oktober, hal ini merupakan kebanggan Indonesia atas keberhasilan acara tersebut.

Hal ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial

sehingga memicu dan memacu para investor untuk membangun hotel dan banyak

perusahaan pameran internasional membuat pameran di Indonesia.

Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Event dan Minat Khusus

Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif Rizki Handayani menyatakan bahwa

industri MICE sangat berkontribusi sebesar 3,3 persen untuk kemajuan industri

pariwisata. Meski terbilang kecil, namun kontribusi aktivitas MICE

terhadap revenue perhotelan berkisar di angka 40-60 persen dan hal ini sangatlah

signifikan.

Dalam meningkatkan kinerja kepariwisataan, Indonesia berupaya secara

terus menerus untuk mengkatkan kepariwisataan dengan mencanangkan program

Visit Indonesia Year yang terakhir ini dilaksanakan pada tahun 2009 dengan tema

“Marine & MICE”. Penyelenggaraan MICE diharapkan dapat meningkatkan

jumlah kunjungan wisatawan nusantara, domestik, maupun mancanegara ke

Indonesia untuk mengejar target jumlah kunjungan yang telah ditetapkan.

Dalam rangka mendukung program MICE, Kementerian Kebudayaan dan

Pariwisata telah menetapkan 13 destinasi unggulan, yaitu Jakarta, Yogyakarta,

Surabaya, Bali, Balikpapan, Medan, Batam-Bintan, Padang-Bukittinggi,

Makassar, Manado, Palembang, Mataram, dan Bandung. telah mendorong

diselenggarakannya ratusan event nasional maupun internasional di Indonesia

setiap tahunnya. Pada tahun 2008, di Indonesia telah diselenggarakan 400 event

nasional dan 225 event internasional terhitung sejak April 2009 angka pencapaian

164 event nasional dan 181 event internasional.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

Atraksi wisata yang berdekatan dengan industri MICE, memungkinkan

usaha ini semakin menggairahkan dan memiliki prospek yang sanga baik di masa

mendatang. Akomodasi yang ada di sekitar industri MICE juga memiliki potensi

yang sangat besar. Infrastruktur yang menghubungkan dengan objek wisata juga

semakin membaik. Ketiga faktor ini merupakan faktor yang memiliki peran yang

sangat penting. Artinya semakin banyak event yang dilakukan maka semakin

banyak pula investasi yang terus mengalir. Dengan demikian, pemerintah akan

memperoleh devisa dari jenis industri demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Pertumbuhan industri MICE saat ini tidak hanya terpusat di ibukota

Jakarta saja tetapi kini telah merambah ke kota-kota besar di Indonesia seperti

Medan, Surabaya, Makassar, dan Bandung. Pertumbuhan industry ini diiringi

dengan bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti Atraksi, Akomodasi, dan

infrakstruktur.

Secara global, pada tahun 2007, pertumbuhan industri MICE di Negara-

negara seperti asia, eropa dan benua Amerika merasakan pertumbuhan dua digit

sehingga memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan

pendapatan penduduk Indonesia.

Kawasan Industri Sei Mangjkei yang terletak tidak jauh dari kawasan-

kawasan objek wisata memungkinkan dan berpotensi yang sangat besar untuk

dapat dijadikan sebagai sumber industry MICE di masa mendatang. Jarak yag

tidak begitu jauh dari ibukota kabupaten dan hanya dua jam perjalanan ke objek

wisata Danau Toba yang didukung oleh infrastrur dan akomodasi yang baik

membuat kawasan ini semakin memiliki daya Tarik tersendiri untuk

dikembangkan.

Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang sangat pesat

dari tahun ke tahun merupakan suatu peluang bisnis untuk mengembangkan

pariwisata. Potensi yang luar biasa tersebut harus dapat dimanfanfaatkan demi

kesejahteraan rakyat khususnya masyarakat sekitar dan sekaligus meningkatkat

pendapatan per kapita.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

1.2 Rumusan Masalah

1. Potensi Perkembangan industri MICE di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

yang terletak di desa Sei Mangkei Kabupaten Simalungun, mengingat investor

menanam modalnya yang sangat besar di KEK Sei Mangkei maka yang akan

menjadi pertanyaan adalah apakah dengan adanya KEK tersebuat akan

memberikan potensi peluang bisnis MICE di masa yang akan dating atau tidak?

2. Kesiapan menjadi kota tujuan industri MICE; Bagaimana dengan sarana

prasarana pendukung lainnya seperti penginapan, infrastruktur dan lainnya

mendukung terhadap potensi industri MICE atau tidak?

Dalam hal ini, penulis membatasi penelitian pada kajian potensi industri

MICE terhadap perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis dan menggambarkan tentang pengembangan potensi MICE

pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.

2. Kesiapan menjadi tujuan industri MICE.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat

dan pemerintah mengenai potensi industri MICE dengan memanfaatkan sarana

dan prasarana yang ada sehingga menjadi daya tarik wisatawan,

Penelitian ini bermanfaat:

1. Bagi ilmu pengetahuan, khususnya, pengembangan potensi MICE di

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.

2. Bagi pemerintah, khususnya Akademi Pariwisata Medan, hasil penelitian

ini dapat menjadi bahan diskusi maupun bahan tambahan dalam penerapan

pengembangan potensi MICE di masa mendatang

Page 5: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

BAB II

KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah suatu pola untuk mempermudah jalan alur

penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini, menjelaskan alur penelitian, batasan-

batasan penelitian, rumusan masalah dalam penelitian, metodologi, dan tujuan

penelitian.

2.1 Potensi MICE

Menurut Alwi dkk. (2005), Potensi ialah suatu kapabiliti yang mungkin

dapat dikembangkan meliputi kesanggupan, kekuatan dan daya, kekuatan dan

daya. Sedangkan menurut Pendit (1999), potensi wisata merupakan berbagai

sumber daya di sebuah daerah tertentu dan dapat dikembangkan menjadi atraksi

wisata.

Berdasarkan temuan dari suatu hasil penelitian Ekasari (2014) dan

Indrajaya (2015) bahwa Padang dan Tangerang Selatan berpotensi menjadi

daerah industri MICE mengingat bahwa sarana prasaran di daerah tersebut sangat

mendukung. Sementara itu, Kesrul (2004:3), mengemukakan MICE merupakan

suatu aktifitas kepariwisataan memadukan antara leisure dan bisnis dengan

melibatkan banyak orang atau kelompok-kelompok. Paket-paket wisata yang siap

dijual kepada asosiai, organisasi, badan, lembaga, korporasi,perusahaan besar dan

sebagainya baik dalam skala daera, regional, nasional dan internasional. MICE

merupakan suatu rangkaian kegiatan, dimana para pengusaha pada suatu tempat

yang terkondisikan oleh suatu permasalahan, pembahasan, atau kepentingan yang

sama (Oka A Yoeti, 2000:13).

Hal ini merupakan suatu peluang yang sangat besar khususnya bagi para

profesioanl dan para pengusaha UMKM mempromosikan usahanya. Dimana ini

terdapat pada PERMENBUDPAR Nomor 18/UM.001/MKP/2009.

2.2 Apa Bisnis MICE?

Page 6: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

Potensi jasa bisnis MICE sangat besar mengingat Sumber Daya yang

dimiliki oleh bangsa ini. Bidang jasa kepariwisataan ini meliputi Pertemuan yang

berhubungan dengan MICE itu sendiri. Ada empat jenis usaha jasa bidang

kepariwisataan ini.

Pertama, meeting meliputi kegiatan rapat yang berkelompok orang dalam

sebuah asosiasi, yang memiliki kepentingan dan minat yang sama dan untuk

membahasa permasalahan yang sama.

Kedua, incentive meliputi agenda perjalanan dilakukan pihak industri yang

melibatkan pegawai, rekan bisnis sebagai suatu tanda terima kasih dari pencapaian

yang sudah didapat. Ketiga, convention adalah suatu kegiatan pertemuan

sekelompok orang tertentu untuk mambahas masalah yang berkaitan dengan

kepentingan bersama dengan jumlah yang besar.

Keempat, exhibition yang memperkenalkan memperagai, prmosi, dan

mengenalkan ke pihak luar yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan juga

memberikan informasi hasil yang diproduksi untuk memperluas dan mencari

kerjasama dalam perdagangan.

Wisata MICE, sebenarnya bukan suatu jenis usaha baru namun di negara-

negara berkembang usaha bisnis semakin menarik dan dapat memberikan

pendapatan dan kesejahteraan. Semua stakeholders mendapatkan keuntuangan

besar dengan adanya jasa wisata ini terutama hotel, catering, dan biro perjalanan.

Dan yang terpenting manfaat langsung dirasakan masyarakat.

2.3 Potensi Perkembangan Bisnis MICE

Sebagai sebuah Negara terbesar dan terpadat di Asia Tenggaraa, Indonesia

mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan industri MICE.

Potensi peluang industri MICE, semakin sangat penting mengingat pertumbuhan

ekonomi Indonesia semakin baik dan suasana keamana sangat kondusif.

Tumbuhnya pusat-pusat industry ditopang dengan Sumber Daya Manusi yang

baik membuat kesempatan ini semakin terbuka lebar. Dampak ekonom,i bisnis ini

berpengaruh positif dalam meningkat perekonomian rakyat. Pada tahun, 2018

Indonesia menjadi Negara yang ke tujuh belas peringkatnya, di atas Thailand,

seperti yang dirilis oleh kajian Oxford Economic. Dari hasil kajian ini, bisnis

Page 7: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

MICE dapat memberdayakan masyarakat atau menyerap tenaga kerja untuk

dipekerjakan di bidang industri ini

Pada tahun 2007, industri MICE mengalami pertumbuhan dua digit di

beberapa negara. Kondisi ini memiliki suatu pengaruh yang sangat baik di

Indonesia terhadap perkembangan industri MICE. Pada intinya, globalisasi bisnis

saat ini sangat mempengaruhi perkembangan bisnis MICE di kawasan ini.

Walaupun di negara-negara industri maju bidang pariwisata ini sudah jauh lebih

berkembang sebelumnya. Siring semakin terbukanya perdagangan internasional,

tanpa batas, dan diiringi perkembangan teknologi informasi maka keberadaan

industry MICE semakin dibutuhkan. Beberapa kota besara di Indonesia telah

memberikan kontribusi besar terhadap keberhasilan industri MICE.

Page 8: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Untuk metodologi penelitian yang dilakukan ini menggunakan penelitian

kualitatif deskriptif Maman (2002;3) berpendapat bahwa gejala sosial yang terjadi

di lapangan dapat menggambarkan suatu penelitian yang deskriptif. Maksud dan

tujuan penelitian ini menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada

saat penelitian dilakukan. Husein Umar, 1999: 81 juga menerangkan Metode

kualitatif adalah penelitian yang dapat memberikan suatu informasi yang

bermanfaat untuk perkembnagan ilmu pengetahuan dan pengetahuan lainnya dan

dapat juga dalam menerapkan pada berbagai masalah. Dan lain hal dengan

penelitian ini juga memberikan titik focus pada suatu studi kasus yang menjadi

penelitian terinci untuk suatu objek tertentu dalam kurung waktu yang sudah

ditentukan secara menyeluruh dan cukup mendalam.

Untuk pengertian studi kasus yaitu suatu pendekatan untuk bertahan dalam

kedaan utuh dari suatu objek, yang artinya data yang telah terkumpul dalam

rangka studi kasus menjadi suatu keseluruh yang dapat terintegrasi. Dan tujuannya

yaitu dapat mengembangkan pengetahuan lebih dalam tentang objek yang

bersangkutan. Dan untuk hal tersebut studi kasus di sifatkan sebagai suatu

penelitian yang eksploratif dan deskriptif . (Vredenbregt (1987: 38)).

3.2 Ruang Lingkup

Waktu, penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan 24 April s/d 30 April

2018. Masalah yang diteliti adalah menyangkut pengembangan potensi MICE di

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Lokasi dibatasi pada Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Masalah dibatasi pada konsep

pengembangan dan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan

kesiapan atas pengembangan potensi KEK.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan adalah:

1. Data Primer, merupakan data yang ditemukan dari sumber informan pertama

yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti. Data primer ini berupa antara lain, catatan hasil observasi ke

lapangan secara langsung dalam bentuk catatan tentang situasi dan kejadian

dan data-data lainnya.

2. Data Sekunder, merupakan data dukung untuk dapat diolah lebih lanjut dan

bersumber dari pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-

diagram. Data sekunder digunakan untuk memperkuat data primer yang

berasal dari dokumen, maupun dari observasi langsung ke lapangan (Umar,

1999:99-100).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut chaedar 2002 Kedua metode/teknik tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengamatan.

2. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam adalah merupakan suatu teknik pengumpulan data

berdasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan tertentu.

Wawancara dilakukan untuk mendapat berbagai informasi menyangkut masalah

yang diajukan dalam penelitian.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Berdasarkan pendapat (Miles dan Huberman, 1992: 18) mengatakan bahwa

dalam melakukan analisis jenis dibutuhkan langkah-langkah berikut.

1. Pengumpulan informasi, melalui wawancara, kuisioner maupun observasi

langsung.

2. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai

dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.

3. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka disajikan bisa dalam bentuk

tabel, ataupun uraian penjelasan.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

4. Tahap akhir, adalah menarik kesimpulan. Kuisioner yang diajukan kepada

informan semata-mata sebagai bahan kajian yang mendasar untuk

membuat kesimpulan. Bagaimanapun pendapat banyak orang merupakan

hal yang penting meskipun tidak dijamin validitasnya. Semakin banyak

informasi, maka diharapkan akan menghasilkan data yang sudah tersaring

dengan ketat dan lebih akurat.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Potensi Industri MICE di Desa Sei Mangkei

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Desa Sei Mangkei merupakan suatu

kawasan khusus yang berada di Kabupaten Simalungun. Pendekatan

pengembangan bisnis dalam bentuk kawasan khusus yang berbasis kelapa sawit

dan karet. Kawsan Ekonomi Khusus desa Sei Mangkei adalah kawssan yang

berada di sentra berbahan baku berbasis agro, yang tidak dimiliki kawasan

industri lainnya di Indonesia. Dengan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK) Sei Mangkei memicu pengembangan potensi industi MICE demi

mewujudkan kesejahteran masyarakat di kawasan ini.

MICE adalah merupakan suatu bisnis jasa bidang pariwisata yang

meliputi, meeting, insentive, convension, exhibition. Biasanya direncanakan

dengan matang dengan maksud tujuan tertentu. Industri ini tidak dapat berdiri

sendiri tetapi memerlukan suatu kerjasama atau berkolaborasi dengan berbagai

pemangku kepentingan karena membutuhkan komponen dan pelayanan dari

berbagai pihak.

MICE merupakan sebuah acara atau event kepariwisataan dimana

aktifitasnya merupakan kombinasi leasure dan bisnis, dan melibatkan

sekelompok orang secara bersama-sama (Kesrul (2004:3). Dan ada juga MICE

adalah merupakan rangkaian kegiatan para pengusaha ataupun profesional

berkumpul pada suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu permasalahan,

pembahasan, atau kepentingan yang sama (Oka (2000:13).

Meeting, insentive, convension, exhibition sudah merupakan suatu sarana

atau hasil dari suatu kehalian yang bisa digunakan dalam suatu kemasaan yang

siap dijual. Industri MICE memiliki potensi perkembangan positif seiring dengan

membaiknya pertumbuhan ekonomi. Karena industri MICE memiliki multiple

effect yang sangat besar. Beberapa sektor yang langsung berhubungan pada

Page 12: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

industri MICE ini seperti industri hotel, kerajinan, perjalanan wisata, kuliner,

penerjemah, lain sebagainya.

Dengan adanya kegiatan MICE ini sungguh dapat dirasakan oleh banyak

pihak sehingga ini merupakan alasan yang kuat mengapa pengusaha

penyelenggara MICE bermunculan dan dianggap sebagai suatu bisnis yang

menggiurkan pada saat ini. Menurut Kesrul (2004, 7-18) mengemukakan bahwa

segementasi penyelenggaraan MICE. (a) Company/corporate meetings, yaitu

pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan bisnis semisal pertemuan

manajemen, national meeting, training seminar, technical meeting dan lain

sebagainya, (b) Association/Organization Convention, Congress, and Conference

yakni suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau asosiasi

seperti professional association meeting, fraternal association meeting, education

association meeting dan lain sebagainya, merupakan kegiatan penyelenggaraan

MICE yang terbagi dua.

Perjalanan wisata lainnya harus dipahamin karakteristiknya guna bisa

memberikan pelayanan yang maksimal dimana penanganan yang berbeda akan

mempengaruhi komplain yang berbeda pula (Kesrul (2004:9). Adapun

karakteristik MICE sebagai berikut.

a. Pada umumnya pameran MICE akan dihadiri dengan jumlah peserta yang

sangat besar,

b. Kalangan menengah keatas sebagai pesertanya,

c. Jumlah biaya kegiatan yang sangat fantastis,

d. Lowongan kerja dengan peluang yang terbuka,

f. Media promosi yang efektif nasional maupun internasional,

g. Pelaksanaan dilakukan pada saat low season,

h. Bersponsor.

Dalam hal ini, untuk mendukung bisnis MICE dibutuhkan sarana

prasarana dalam penyelenggaraan MICE membutuhkan enam sarana penunjang

yakni.

1. Akomodasi,

2. Food and Beverage service,

3. Entertainment,

Page 13: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

4. Shopping,

5. Transportation,

6. Tourist attractions

4.2 Pengembangan potensi MICE di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Bisnis MICE sangat potensial dikembangkan di Indonesia khususnya di

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei sebagai salah satu Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) sebagai tujuan yang menarik. Untuk itu, dalam rangka

penyelenggaraan MICE.

Pengembangan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei terus

berpacu. Gambaran umum pengembangan potensi KEK Sei Mangkei dapat dilihat

pada tabel 4.1

Tabel 4.1KEK Sei Mangkei

Penetapan PP No.29 tahun 2012

Lokasi Kab. Simalungun, Sumatera Utara

Luas 1933,8 Ha (Status Hak Pengelolaan/HPL

Pengelola PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III)

Zona Industri, Logistik, dan Pariwisata

Administrator KEK Badan Pelayanan Perijinan terpadu dan Penanaman

Modal Kab. Simalungun

Nilai Investasi Infrastruktur Kawasan: Rp. 5,14 Triliun

Diperkirakan menarik investasi Rp 71,9 Triliun hingga 2025

Tenaga Kerja 83.304 orang (proyeksi hingga 2025)

Infrastruktur dalam Kawasan Jalan, Listrik, Instalasi pengolahan air bersih dan air

limbah, pusat inovasi kelapa sawit, penyedian gas

Infrastruktur Regional Jalan tol, Listrik, pipa gas, gas jalur KA, pelabuhan Kuala

Tanjung, Bandara Kuala Namu (KNIA)

Sumber: Manajemen KEK Sei Mangkei, 2018

Dalam perkembangannya sekarang, harus diakui bahwa Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei banyak menghadapi tantangan dan

kendala dalam pengembangan bisnis MICE. Demi terciptanya penyelenggaran

yang baik dan professional maka diperlukan banyak upaya yang harus dilakukan

seperti kelengkapan sarana dan prasarana yang baik.

Adanya ikatan kerjasama dalam bidang,kuliner, perjalanan, dan beberapa

usaha yang memiliki atrasksi wisata yang ada hubungannya dengan MICE.

Kerjasama promosi semisal restoran, transportasi, obyek dan atraksi wisata yang

Page 14: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

terkait dengan bisnis MICE cenderung tidak diikutsertakan menjadi satu

informasi, terkesan jalan sendiri. Gambaran ini menunjukkan kuatnya persaingan

dalam usaha MICE secara global nasional dan internasional.

4.3 Kesiapan MICE

Dalam perkembangannya Kawasan Ekonomi Khusus di Desa Sei Mangkei

terus berpacu untuk mengebangkan kawasan ini. Kawasan Ekonomi Khusus Sei

Mangkei meliputi 3 zona seperti tabel 4.2

Tabel 4.2 Pembagian Zona di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

INDUSTRI LOGISTIK PARIWISATA

Hilirisasi kelapa sawit

(Oleokimia, Fatty Acid,

Fatty Alcohol, Surfactant,

Refenery, Bio diesel)

Dry Port Hotel

Hilirisasi Karet Tank Farm Golf Course

Sarana Pendukung Produksi

(Pupuk,NPK)

Pergudangan Pusat Kebugaran

Aneka Industri (Elektronik, Listrik)

Pengepakan MICE

Instalasi penolahan air

bersih

Pusat Perbelanjaan

Instalasi Pegolahan air limbah

Sumber: Manajemen KEK Sei Mangkei, 2018

Pendapatan besar dari sektor bisnis MICE ini dapat dihasilkan diantaranya,

usaha perhotelan, guesthouse, audio visual, kuliner usaha jasa boga dan restoran.

Semua usaha ini bisa dikelola oleh UMKM atau setidaknya melibatkan banyak

sektor lainnya.

Perlu penanganan serius secara terintegrasi dan mengikat dari berbagai

kalangan yang bergerak di bidang wisata konvensi dengan penyediaan sarana

infomrasi dalam bentuk mendasar yaitu promosi sehinggga dapat meraih

keberhasilan merata.

Kesinergian sangat berpengaruh bagi pelaku usaha di bidang seperti ini

yaitu MICE yang ingin bersaing dalam bidang pariwisata. Negara dengan

persaingan MICE terbesara adala negara Singapore. Didorong dengan sumber

daya manusia yang sangat handal yang dapat bersaing di level internasional.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Industri jasa MICE memiliki peluang yang baik karena dapat (a) menciptakan

tempat pekerjaan, (b) peningkatan devisa negara dan daerah, (c) pemberian

keuntungan bagi semua pihak yang terlibat sepertiperhotelan, biro perjalanan

wisata, kuliner, pengrajin, suvenir, jasa pengangkutan, dan kegiatan

organisasi.

2. MICE merupakan industri jasa kepariwisataan yang bergerak diseputar MICE

adalah suatu jenis pariwisata yang mana suatu kelompok besar yang

direncanakan dengan baik dan berkolaborasi bersama stakeholder.

3. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei mengingat terdapat berbagai potensi

bisnisdan MICE layak untuk dikembangkan di kawasan seluas 2000 Ha ini

sehingga memungkinkan untuk mendapat keuntungan demi kemaslahatan

masyarakat dan perolehan devisa negara.

5.2 Saran

1. Pemahaman dan persepsi yang mengarah pada satu tujuan yaitu pengembangan

MICE yang salaing keterkaitan.

2. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei memiliki potensi dalam

pengembangan industri bisnis MICE sehingga dibutuhkan penataan

infrastruktur, atraksi, kuliner, dan transportasi.

3. Promosi dan penegenalan pengembangan berpotensinya MICE sehingga akan

membantu terselenggaranya industri bisnis MICE sesuai dengan harapan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bisnis usaha

MICE sangat layak dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei

Mangkei karena kawasan ini memiliki berbagai keunggulan dan letak geografis

yang sangat strategis karena dekat dengan kota terbesar nomor dua di Sumatera

Utara yaitu kota Pematang Siantar yang memiiliki fasilitas perhotelan, gedung

Page 16: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

pertemuan, sarana dan prasarana transportasi, jaringan telekomunikasi dan

ketersediaan berbagai jenis wisata termasuk kuliner dan kerajinan. Rasa aman

tinggal di kawasan ini cenderung membuat banyak wisatawan tinggal lebih lama,

yang pada gilirannya akan menimbulkan efek yang berlipat ganda dari bisnis

wisata MICE.

Kawasan Ekonmi Khusus Sei Mangkei memiliki potensi yang dapat

dikembangkan menjadi kawasan tujuan wisata MICE dengan cakupan fasilitas

yang lebih luas dan berkualitas. Untuk itu, sinergi di antara para bisnis MICE

dalam kegiatan promosi dan pemasaran serta kemitraan antara pemerintah dan

swasta dalam pengembangan dan penyelenggaraan acara MICE, terutama untuk

tingkat nasional, regional dan internasional untuk membangun daya saing dan

keunggulan bersama.

Page 17: BAB 1 PENDAHULUANrepository.poltekparmedan.ac.id/file/atch...Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif,

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Departeme Pendidikan

Nasional Balai Pustaka. Jakarta

Kesrul, M. (2000). Meeting, Incetives, Converence and Exebition.Graha

Ilmu.Yogyakarta.

Maman, Kh. U. (2002). Menggabungkan Metode Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif , IPB, Bogor.

McCabe, Nivienne. Poole, Barry. Weeks, Paul. Leiper, Neile. (2000). The

Business and Management of Convention. Brisbane. John Welly & Sons

Australia Ltd.

Oka A. Yoeti. (2000). Manajemen Wisata Konvensi. Pertja. Jakarta.

Pendit, Nyoman. (1999). Ilmu Pariwisata. Akademi Pariwisata Trisakti. Jakarta.

Umar, Husein (1999) Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Gramedia,

Jakarta.

Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan