bab 1 p ... wisata mice masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga termasuk dalam wisata...
Post on 11-Feb-2020
4 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak 2007, bisnis MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition)
terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di
seantero dunia. Munculnya beberapa kawasan industri pariiwisata, terkhusus
kawasan khusus ekonomi, menimbulkan minat investor untuk menanamkan
sahamnya untuk mendukung sector yang memiliki keunggulan tersendiri ini.
Kabupaten Simalungun yang memilik luas sekitar 2000 Ha, dimana
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terletak di daerah Sei Mangke Kecamatan
Bosar Maligas, dan wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbatasan dengan
salah satu desa yaitu desa Keramat Kubah disebelah utara, PTPN IV Mayang
disebelah selatan, PTPN IV Gunung Bayu disebelah timur, dan disebelah barat
teradapat Sungai Bah Bolon. Kawasan Ekonomi Khusus ini telah disahkan atau
ditetapkan melalui PP No. 29 tahun 2012 pada tanggal 27 Februari 2012.
Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei semakin
pesat, hal ini terbukti telah banyak investor menanam modal di kawasan KEK ini.
Berdasar data per tanggal 27 Nopember 2017, pemerintah menyatakan bahwa
investasi telah menembus Rp. 10,7 triliun dari target 15 – 18 triliun pada tahun
2019.
Wisata MICE masuk kedalam golongan industri pariwisata dan juga
termasuk dalam wisata berbasis konvensi, perjalanan intensif, dengan
mendiskusikan masalah-masalah dan kepentingan bersama merupakan usaha
dengan memberikan suatu jasa pelayanan dari pertemuan dan pameran.
Kegiatan konvensi sangat erat kaitannya dengan jenis usaha lain seperti
transportasi, akomodasi, hiburan, perjalanan pra- dan pasca-konferensi (pre-and
post-conference tours). Indonesia telah mulai diperhitungkan oleh pasar wisata
MICE sebagai salah satu tempat diselenggarakannya kegiatan MICE. Hal ini dapat
dilihat dari sejumlah kegiatan besar bertaraf internasional yang mulai
diselenggarakan di Indonesia sebagai bentuk kepercayaan masyarakat dunia
terhadap Indonesia. Karena pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan
keamanan yang kian membaik dan kondusif memungkinkan usaha ini semakin
pesat berkembang pada masa mendatang. Situasi yang kondusif ini mempengaruhi
ketertarikan dalam meningkatnya investor lokal maupun asing untuk
berpartisipasi sebagai peserta dalam suatu kegiatan MICE.
Suksenya penyelenggaraan konfrensi APCE 2013 di Bali pada bulan
Oktober, hal ini merupakan kebanggan Indonesia atas keberhasilan acara tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial
sehingga memicu dan memacu para investor untuk membangun hotel dan banyak
perusahaan pameran internasional membuat pameran di Indonesia.
Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Event dan Minat Khusus
Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif Rizki Handayani menyatakan bahwa
industri MICE sangat berkontribusi sebesar 3,3 persen untuk kemajuan industri
pariwisata. Meski terbilang kecil, namun kontribusi aktivitas MICE
terhadap revenue perhotelan berkisar di angka 40-60 persen dan hal ini sangatlah
signifikan.
Dalam meningkatkan kinerja kepariwisataan, Indonesia berupaya secara
terus menerus untuk mengkatkan kepariwisataan dengan mencanangkan program
Visit Indonesia Year yang terakhir ini dilaksanakan pada tahun 2009 dengan tema
“Marine & MICE”. Penyelenggaraan MICE diharapkan dapat meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan nusantara, domestik, maupun mancanegara ke
Indonesia untuk mengejar target jumlah kunjungan yang telah ditetapkan.
Dalam rangka mendukung program MICE, Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata telah menetapkan 13 destinasi unggulan, yaitu Jakarta, Yogyakarta,
Surabaya, Bali, Balikpapan, Medan, Batam-Bintan, Padang-Bukittinggi,
Makassar, Manado, Palembang, Mataram, dan Bandung. telah mendorong
diselenggarakannya ratusan event nasional maupun internasional di Indonesia
setiap tahunnya. Pada tahun 2008, di Indonesia telah diselenggarakan 400 event
nasional dan 225 event internasional terhitung sejak April 2009 angka pencapaian
164 event nasional dan 181 event internasional.
Atraksi wisata yang berdekatan dengan industri MICE, memungkinkan
usaha ini semakin menggairahkan dan memiliki prospek yang sanga baik di masa
mendatang. Akomodasi yang ada di sekitar industri MICE juga memiliki potensi
yang sangat besar. Infrastruktur yang menghubungkan dengan objek wisata juga
semakin membaik. Ketiga faktor ini merupakan faktor yang memiliki peran yang
sangat penting. Artinya semakin banyak event yang dilakukan maka semakin
banyak pula investasi yang terus mengalir. Dengan demikian, pemerintah akan
memperoleh devisa dari jenis industri demi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Pertumbuhan industri MICE saat ini tidak hanya terpusat di ibukota
Jakarta saja tetapi kini telah merambah ke kota-kota besar di Indonesia seperti
Medan, Surabaya, Makassar, dan Bandung. Pertumbuhan industry ini diiringi
dengan bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti Atraksi, Akomodasi, dan
infrakstruktur.
Secara global, pada tahun 2007, pertumbuhan industri MICE di Negara-
negara seperti asia, eropa dan benua Amerika merasakan pertumbuhan dua digit
sehingga memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan
pendapatan penduduk Indonesia.
Kawasan Industri Sei Mangjkei yang terletak tidak jauh dari kawasan-
kawasan objek wisata memungkinkan dan berpotensi yang sangat besar untuk
dapat dijadikan sebagai sumber industry MICE di masa mendatang. Jarak yag
tidak begitu jauh dari ibukota kabupaten dan hanya dua jam perjalanan ke objek
wisata Danau Toba yang didukung oleh infrastrur dan akomodasi yang baik
membuat kawasan ini semakin memiliki daya Tarik tersendiri untuk
dikembangkan.
Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang sangat pesat
dari tahun ke tahun merupakan suatu peluang bisnis untuk mengembangkan
pariwisata. Potensi yang luar biasa tersebut harus dapat dimanfanfaatkan demi
kesejahteraan rakyat khususnya masyarakat sekitar dan sekaligus meningkatkat
pendapatan per kapita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Potensi Perkembangan industri MICE di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
yang terletak di desa Sei Mangkei Kabupaten Simalungun, mengingat investor
menanam modalnya yang sangat besar di KEK Sei Mangkei maka yang akan
menjadi pertanyaan adalah apakah dengan adanya KEK tersebuat akan
memberikan potensi peluang bisnis MICE di masa yang akan dating atau tidak?
2. Kesiapan menjadi kota tujuan industri MICE; Bagaimana dengan sarana
prasarana pendukung lainnya seperti penginapan, infrastruktur dan lainnya
mendukung terhadap potensi industri MICE atau tidak?
Dalam hal ini, penulis membatasi penelitian pada kajian potensi industri
MICE terhadap perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis dan menggambarkan tentang pengembangan potensi MICE
pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
2. Kesiapan menjadi tujuan industri MICE.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat
dan pemerintah mengenai potensi industri MICE dengan memanfaatkan sarana
dan prasarana yang ada sehingga menjadi daya tarik wisatawan,
Penelitian ini bermanfaat:
1. Bagi ilmu pengetahuan, khususnya, pengembangan potensi MICE di
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
2. Bagi pemerintah, khususnya Akademi Pariwisata Medan, hasil penelitian
ini dapat menjadi bahan diskusi maupun bahan tambahan dalam penerapan
pengembangan potensi MICE di masa mendatang
BAB II
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep adalah suatu pola untuk mempermudah jalan alur
penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini, menjelaskan alur penelitian, batasan-
batasan penelitian, rumusan masalah dalam penelitian, metodologi, dan tujuan
penelitian.
2.1 Potensi MICE
Menurut Alwi dkk. (2005), Potensi ialah suatu kapabiliti yang mungkin
dapat dikembangkan meliputi kesanggupan, kekuatan dan daya, kekuatan dan
daya. Sedangkan menurut Pendit (1999), potensi wisata merupakan berbagai
sumber daya di sebuah daerah tertentu dan dapat dikembangkan menjadi atraksi
wisata.
Berdasarkan temuan dari suatu hasil penelitian Ekasari (2014) dan
Indrajaya (2015) bahwa Padang dan Tangerang Selatan berpotensi menjadi
daerah industri MICE mengingat bahwa sarana prasaran di daerah tersebut sangat
mendukung. Sementara itu, Kesrul (2004:3), mengemukakan MICE merupakan
suatu aktifitas kepariwisataan memadukan antara leisure dan bisnis dengan
melibatkan banyak orang atau kelompok-kelompok. Paket-paket wisata yang siap
dijual kepada asosiai, organisasi, badan, lembaga, korporasi,perusahaan besar dan
sebagainya baik dalam skala daera, regional, nasional dan internasional. MICE
merupakan suatu rangkaian kegiatan, dimana para pengusaha pada suatu tempat
yang terkondisikan oleh suatu permasalahan, pembahasan,