bab 1. karakteristik akuntansi manajemen
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN
KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN
AKUNTANSI MANAJEMEN
akuntansi dapat dipandang sebagai suatu system yang mengelolah masukan berupa data operasi
dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan
oleh pemakai. Gambar 1.1 memperlihatkan akuntansi sebagai suatu system pengelolaan
informasi keuangan.
Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut : akuntansi manajemen sebagai salah satu
tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Sebagai salah satu
tipe akuntansi, akuntansi manajemen merupakan suatu system pengolahan informasi keuangan
yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern
organisasi. Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe akuntansi diantara dua tipe
akuntansi:akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi,
akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai
satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemem dalam pelaksanaan pengelolaan
perusahaan. Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang
dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern
organisasi. Gambar 1.2 , melukiskan sudut pandang yang dapat digunakan ambarkan akuntansi
untuk mengggambarkan managemen .
proses Sistem Informasi Akuntansi Data informasi akuntansi
Masukan keluaran
Gambar 1.1 akuntansi sebagai system pengolahan informasi keuangan
AKUNTANSI MANAGEMEN SEBAGAI TIPE AKUNTANSI
Akuntansi adalah proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan
yang digunkan untuk memungkinkan pengambil keputusan melakukan pertimbangan
berdasarkaninformasi dalam pengambilan keputusan . sebagai suatu system informasi keuangan
akuntansi dibagi jadi2 tipe
: akuntansi keuangan dan akuntansi managemen lihat gan=mbar 1.3yang memperlihatkan
pembagian akuntansi menjadi 2 tipe akuntansi. Sebagai salah 1 sistem pengolahan informasi
keuangan karakteristik managemen dapat dibandingkan dengan karakteristik keuangan kedua
takuntansi ini mempunyai karakteristik yang berlainan disebkan oleh perbedaan pemakaian
informasiyang dihasilkan oleh kedua akuntansi tersebut . akuntansikeuangan merupakantipe
akuntansi yang mengelola informasi keuangan yang terutama untuk memenuhi keperluan
managemen puncak dan pihak organisasi sedangakan akuntasi managemen merupakan
tipeakuntansi yang m,engelola informasi keuangan terutama untuk memenuhi keperluan
managemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi
Sebagai suatu tipe informasi
Akuntansi
Manajemen
Sebagai suatu tipe akuntansi
Gambar 1.2 sudut pandang terhadap akuntansi manajemen
Kedua pihak pemakai informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut mempunyai
kebiasaan pengambilan keputusan yang berbeda. Karena akuntansi merupakan proses untuk
menghasilkan informasi bagi kepentingan pemakai, maka perbedaan pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh pemakai akan sangat menentukan karakteristik setiap tipe akuntansi
tersebut.
Akuntansi keuangan
Tipe
Akuntansi
Akuntansi manajemen
Gambar 1.3 tipe akuntansi
Pemakai Informasi AkuntansiLaporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi dimanfaatkan oleh pemakai luar yang terdiri
dari pemegang saham, kreditur, analis keuangan,organisasi karyawan dan berbagai instansi
pemerintah. Para pemakai luar ini memerlukan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar
pembuatan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan yang bersangkutan.
Informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak luar diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi
keuangan.
Manajemen berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan memerlukan informasi keuangan untuk
mengambil keputusan mengenai perusahaan itu sendiri atau bagiannya. Informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh para manajer tersebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi manajemen.
Oleh karena karakteristik keputusan yang dibuat oleh pihak luar berbeda dengan karakteristik
keputusan yang dibuat oleh para manajer, maka hal ini mempunyai dampak terhadap
karakteristik system pengelolaan informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan.
Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi manajemen sebagai suatu system pengolahan
informasi keuangan terletak pada
1. Dasar pencatatan
2. Focus informasi
3. Lingkup informasi
4. Sifat laporan yang dihasilkan
5. Keterlibatan dalam perilaku manusia
6. Disiplin sumber yang melandasi
Dasar Pencatatan
Akuntansi keuangan menggunakan prinsip akuntansi yang lazim sebagai pedoman dalam
mengelola data keuangan untuk disajikan kepada pemakainya. Penggunaan prinsip akuntansi
yang lazim ini diperlukan karena pihak luar memerlukan jaminan bahwa informasi keuangan
yang disajikan oleh berbagai perusahaan dapat diperbandingkan satu dengan yang lainnya,
sehingga mereka dapat mengambil keputusan untuk menentukan dengan perusahaan mana
mereka akan mengadakan hubungan dan dalam bentuk apa hubungan itu dilaksanakan. Dilain
pihak, akuntansi manajemen tidak terikat dengan prinsip akuntansi yang lazim dalam
pengelolaan informasinya, karena pemakainya adalah para manajer berbagai jenjang organisasi,
yang lebih mementingkan relevansi informasi dengan keputusan yang akan mereka lakukan.
Fokus Informasi
Akuntansi keuangan digunakan untuk mengelolah informasi keuangan masa lalu untuk
menggambarkan pertanggung jawaban dana yang dipercayakan oleh pihak luar kepada
manajemen suatu perusahaan. Di lain pihak, akuntansi manajemen di samping menghasilkan
informasi keuangan masa lalu, juga menyediakan informasi keuangan masa yang akan datang
sebagai salah satu dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Lingkup Informasi
Akuntansi keuangan mengolah dan menyajikan informasi keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh pemakai luar membuat keputusan tentang hubungan
mereka dengan perusahaan sebagai keseluruhan, bukan dengan bagiannnya. Dilain pihak,
akuntansi manajemen mengelolah dan menyajikan informasi keuangan
Sifat Laporan Yang Disajikan
Laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan umumnya berupa ringkasan dan berisis
informasi yang diteliti. Hal ini disebabkan pada umumnya pemakai luar hanya memerlukan
informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban dana. Sedangkan akuntansi manajemen
lebih menitikberatkan untuk menghasilkan laporan yang rinci dengan memasukkan unsur
ketelitian sebagai hal nomor dua. Disebabkan dalam pengambilan keputusan, informasi yang
kurang teliti namun relevan dengan masalah yang dihadapi adalah lebih baik dibandingkan
dengan informasi yang teliti namun disajikan terlambat.
Keterlibatan Dalam Perilaku Manusia
Akuntansi keuangan lebih mementingkan pengukuran kejadian-kejadian ekonomi sedangkan
akuntansi manajemen lebih banyak bersangkutan dengan pengukuran kinerja manajemen
berbagai jenjang organisasi. Oleh karena informasi akuntansi manajemen digunakan untuk
mengukur kinerja manajemen, maka aspek perilaku manusia dalam organisasi perlu
diperhatikan dalam pengolahan informasi keuangan dalam akuntansi manajemen.
Disiplin Sumber Yang Melandasi
Akuntansi keuangan hanya bersumber pada satu disiplin sumber yaitu ilmu ekonomi, sedangkan
akuntansi manajemen memiliki dua disiplin sumber yaitu ilmu ekonomi dan psikologi sosial.
Akuntansi manajemen dilandasi oleh ilmu ekonomi yang membekali manusia dalam
mengalokasikan sumber daya alam dalam perusahaan dan ilmu psikologi social yang membekali
perilaku manusia dalam hubungan mereka dengan manusia dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Hal Yang Sama Diantara Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Manajemen
Terdapat dua hal yang sama dalam tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, yaitu :
yang pertama, prinsip akuntansi yang lazim yang diterima baik dalam akuntansi keuangan
kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi
manajemen. Misalnya penggunaan prinsip penandingan pendapatan dengan biaya dalam
mengukur laba selain digunakan baik oleh akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.
Yang kedua, akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen menggonakan informasin operasi
yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada
pemakainya.
PERKEMBANGAN PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI SUATU TIPE
AKUNTANSI
Pencatat SkorDalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan aktivitas dan pengendalian
pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajemen berperan menyajikan informasi kepada
manajemen mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang telah disusun , serta mencatat skor dan
mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan evaluasi
pelaksanaan rencana tersebut.
Untuk memenuhi fungsi sebagai pencatat skor, akuntansi manajemen harus memenuhi syarat :
teliti, relevan dan andal ( reliable ). Ketelitian pencatatan skor setiap manajer merupakan syarat
mutlak, karena informasi yang disampaikan kepada manajemen akan digunakan untuk
mengevaluasi kinerja mereka. Dalam sejarahnya, menempuh dua pendekatan dalam pengolahan
informasi yang mempengaruhi relevansi informasi dengan pengambilan keputusan yaitu : The
historical communication approach, dimana dalam pendekatan ini akuntansi manajemen
didominasi oleh pengimpulan dan penyajian secara teliti informasi biaya yang telah terjadi
dimasa lalu, dan pemakai laporan dipersilahkan untuk malakukan penyesuaian ( adjustment )
terhadap informasi akuntansi yang diterimanya sesuai dengan kebutuhannya. Pendekatan kedua
yaitu the user decision model approach. Pendekatan ini menekankan tema : “ biaya yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda “. Dalam pendekatan ini akuntan manajemen disamping
mempertimbangkan relevansi informasi dengan alternative yang dipertimbangkan oleh pengmbil
keputusan, juga mempertimbangkan biaya dan manfaat informasi tersebut. Agar akuntansi
manajemen mampu berfungsi sebagai pencatat skor, skor yang dicatat dan disajikan harus
mencerminkan kinerja yang digambarkan dalam skor tersebut dan sesuai keperluan pengambil
keputusan.
Keandalan adalah attribute lain yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi manajemen.
Sebagai pencata skor, informasi akuntansi manajemen harus bebas dari kecenderungan
penyusunnya untuk memihak.
Penarik Perhatian
Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan
pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen agar manajemen dapat
merumuskan tindakan untuk menvegah berlanjutnya penyimpangan yang terjadi. Tasha
perkembangan ini hanya dapat dicapai jika akuntansi manajemen telah dapat menjadi pencatat
skor yang baik.
Penyedia Informasi Untuk Pemecahan Masalah
Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebihlanjut dari status perkembangan yang
sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik perhatian. Jika
manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka
mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah
yang akan mereka lakukan.
AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI SUATU TIPE INFORMASI
Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain yang
menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidak pastian
dalam pengambilan keputusan. Diantara berbagai tipe informasi, akuntansi manajemen
merupaka salah satu tipe informasi akuntansi kuantitatif yang menyediakan informasi dalam
pengambilan keputusan.
Mengapa Informasi Kuantitatif ?
Manajemen memerlukan informasi, baik yang berupa informasi kuantitatif maupun informasi
nonkuantitatif sebagai dasar pengambilan keputusan. Umumnya informasi kuantitatif lebih
berperan dalam mengurangi ketidakpastian bila dibandingkan dengan informs nonkuantitatif,
sehingga umumnya dalam pengambilan keputusan bisnis, manajemen lebih bertumpu pada
informasi kuantitatif dibandingkan dengan informs nonkuantitatif. Informs kuantitatif
menjadikan pengambil keputusan lebih memperoleh jaminan kepastian dalam pemilihan
alternatif.
Mengapa Informasi Akuntansi ?
Accounting is akuntansi business language. Sudah dikenal bahwa akuntansi merupakan suatu
bahasa bisnis. Sebagai suatu bahasa akuntansi merupakan alat untuk nerpikir manajer dalam
bisnis dan untuk mengkomunikasikan pikiran-pikiran bisnis manajer kepada bawahan dan
atasannya, kepada manajer lain, dan kepada pihak luar. Berpikir bisnis berarti berpikir secara
ekonomi rasional. Manajer yang tidak menguasai akuntansi sebagai bahasa bisnis tidak dapat
berpikir secara bisnis karena tidak memiliki alat berpikir untuk itu.
Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi dikelompokkan menjadi tiga : informasi operasi, informasi akuntansi
keuangan, dan informasi akuntansi manajemen. Informasi operasi merupakan bahan baku untuk
mengolah tipe informasi akuntansi yang lain : informasi akuntansi keuangan dan informasi
akuntansi manejemen. Contoh informasi operasi berupa jumlah kilogram bahan baku yang akan
dipakai dalam produksi, jumlah persediaan produk jadi, dan sebagainya. Sementara informasi
akuntansi keuangan umumnya disajikan pada pihak luar perusahaan didalam laporan keuangan
berbentuk neraca, laporan rugi laba, laporan laba yang ditahan, dan laporan perubahan posisi
keuangan. Sedangkan informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan
dlam berbagai laporan keuangan berbentuk anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi,
laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban dan laporan biaya menurut aktivitas.
TIPE INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubangkan dengan tiga hal : objek informasi, alternatif
yang akan dipilih, dan wewenang manajer. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan
dengan objek informasi seperti produk, departemen, atau aktivitas, maka akan dihasilkan konsep
informasi akuntansi penuh. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternatif
yang akan dipilih maka akan dihasilkan konsep informasi diferensial yang sangat diperlukan pleh
menejemen dalam pengambilan keputusan pemilihan alternatif. Jika informasi akuntansi
manajemen dihubungkan dengan wewenang yang dimilikioleh manajer dihasilkan konsep
informasi akuntansi pertanggungjawaban yang terutama bermanfaat untuk mempengaruhi
perilaku manusia dalam organisasi.
MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tipe informasi akuntansi terbagi atas tipe informasi
akuntansi penuh, informasi akuntansi diferensial, serta informasi akuntansi pertanggungjawaban.
Berikut ringkasan manfaat setiap tipe informasi akuntansi manajemen :
Tipe informasi akuntansi manajemen
( Aktiva, Pendapatan, dan/atau biaya )
Manfaat
Informasi masa laluInformasi masa yang akan
datang
Informasi akuntansi penuh(Full Accounting
Information )
Pelaporan informasi keuangan
Analisis kemampuan menghasilkan laba
Jawaban atas pertanyaan : “Berapa biaya tang telah dikeluarkan untuk sesuatu ?”
Penentuan harga jual dalam cost type contract
Penyusunan program
Penentuan harga jual normal
Penentuan harga transfer
Penentuan harga jual dalam perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah
Informasi akuntansi diferensial
Tidak ada Pengambilan keputusan pemilihan alternatif, baik
(Differential Accounting Information )
jangka pendek maupun jangka panjang
Informasi akuntansi pertanggungjawaban
( Responsibility Accounting Information )
Penilaian kinerja manajer
Pemotivasian manajer
Penyusunan anggaran
Gambar 1.4. Tipe informasi akuntansi manajemen dan manfaatnya
Informasi Akuntansi Penuh
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu dan masa yang akan datang, serta
informasi aktiva, pendapatan, dan/atau biaya. Informasi akuntansi penuh selalu dihubungkan
dengan objek informasi yang dapat berupa satuanusaha, produk, departemen atau aktivitas.
Informasi Akuntansi Diferensial
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya
dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan lain. Informasi
akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok : merupakan informasi masa yang akan
datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Karena
pengambil keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan
adalah informasi masa yang akan datang pula. Sehingga tidak tercantum pemanfaatan informasi
akuntansi diferensial masa lalu.
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan/atau
biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu. Dalam penyusunan anggaran setiap manajer dalam organisasi
merencanakan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya, sehingga informasi akuntansi
pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk
memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran
mereka masing-masing.
TREND YANG MEMPENGARUHI AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi manajemen berintikan akuntansi biaya yang dikembangkan di U.S.A mulai akhir abad
ke-19 dan permulaan abad ke-20. Hampir semua prosedur penentuan harga pokok (product
costing) dan prosedur akuntansi manajemen yang digunakan dalam abad ke-20 sekarang ini
dikembangkan di U.S.A antara tahun 1880 dan 1925. Pada tahap awal perkembangannya
akuntansi manajemen berorientasi pada penentuan harga pokok yang informasinya dimanfaatkan
oleh pemilik dan pihak intrn lainnya. Sedangkan pada tahun 1925 diganti dengan penentuan
harga pokok persediaan yang merupakan pembebanan biaya produksi kepada produk, yang
selanjutnya dilaporkan kepada pemakai luar dalam laporan keuangan. Perubahan orientasi
akuntansi manajemen dari penyedia informasi bagi pemakai intern ke penyedia informasi
keuangan bagi pihak luar perusahaan berlangsung terus sampai dengan awal tahun 90-an. Trend
yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen adalah :
Kemajuan teknologi informasi
Implementasi just-in time (JIT) manufacturing
Meningkatnya tuntutan mutu
Menungkatnya difersifikasi dan dan kompleksitas produk, serta semakin pendeknya daur hidup
produk
Diperkenalkannya computer –intergrated manufacturing
Kemajuan Teknologi Informasi
Word – class company
Global CompetitionGlobal villageDalam dunia bisnis pemanfaatan teknologi informasi menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan sebagainya. Perkembangan teknologi informasi ini menyebabkan semakin meluasnya perdagangan bebas diseluruh dunia dan persaingan bersifat global dan tajam. Sifat persaingan ini menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang memasuki tingkat persaingan dunia menjadi menciut. Hanya perusahaan-perusahaan yang manajemennya berhasil menjadikan perusahaannya memiliki keunggulan pada tingkat dunialah yang mampu bertahan dan berkembang pada situasi persaingan global dan tajam. Persaingan ditingkat dunia hanya dapat dimasuki oleh perusahaan-perusahaan yang fleksibel dalam memenuhi kebutuhan konsumen, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk-produk yang bermutu kelas dunia dan yang cost effective. Enterprise excellence
GGG
Fleksibel produk bermutu Cost effectiveGambar 1.5. Faktor yang mendorong penggunaan teknologi informasi maju dan persyaratan
untuk menjadi word class companyPersyaratan mutu, fleksibilitas, dan cost effectiveness tersebut memaksa manajemen perusahaan-
perusahaan manufaktur di U.S.A mengganti strategi untuk memenangkan persaingan mereka
dipasar dunia. Strategi tersebut ditiru dari Jepang yaitu : non-value-added activities strategy dan
market-driven strategy.
Value-Added Activities Strategy Versus Non-Value-Added Activities Strategy
Dalam proses pembuatan produk diperlukan throughput time yang merupakan keseluruhan
waktu yang diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi . throughput time dibagi
menjadi empat komponen seperti disajikan pada gambar 1.6 dengan dua jenis aktivitas yang
mengkonsumsi waktu tersebut. Prose produksi yang ideal akan menghasilkan throughput time
yang sama dengan prosessing time. Ukuran efisiensi proses produksi dihitung dengan
membandingkan prosessing time dengan throughput time yang dikenal dengan istilah
manufacturing cycle efficiency ( MCE ).
Prosessing time MCE =
Throughput time Jika proses pembuatan produk menghasilkan MCE sebesar 1, maka non-value-added activities
telah dapat dihilangkan dalam proses pengolaha produk, sehingga konsumen produk tersebut
tidak dibebani dengan biaya-biaya untuk aktivitas, bukan penambah nilai bagi mereka.
Sebaliknya jika proses pembuatan produk menghasilkan MCE<1, berarti proses pengolahan
produk masih mengandung aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen.
Value-added activities
Throughput time = Prosessing Time + Inspection Tim + Moving Time +
Waiting/strorage time
Non-value-added activities
Gambar 1.6. unsur waktu yang membentuk throughput time dan jenis aktivitas yang
mengkonsumsi waktu tersebut
Non-value-added activities dianggap sebagai suatu aktivitas yang tidak dapat dihindari dalam
proses pembuatan produk, sehingga diperlukan berbagai model untuk membenarkan
keberadaannya. Oleh karena itu, perusahaan menufaktur di U.S.A melakukan berbagai usaha
untuk mengurangi prosessing time dengan time and motion study, serta dengan mengembangkan
berbagai model seperti economical order quantity, safety stock dan perhitungan produk rusak
yang normal (normal defact) atau acceptable quality level (AQL). Sementara itu, produsen
jepang lebih menitikberatkan strategi produksinya pada usaha-usaha untuk menghilangkan non-
value-added activities. Bagi produsen jepang, non-value-added activities merupakan aktivitas
yang tidak seharusnya menjadi beban konsumen, sehingga seharusnya dihilangkan dari proses
pembuatan produk. Oleh karena itu, produsen jepang kemudian mengurangi inspection time
dengan mengembangkan total quality control dan zero defact manufacturing, mengurangi
moving time dengan mengembangkan cellular manufacturing dan mengurangi waiting/strorage
time dengan mengembangkan just ini time inventory system.
Time and motion Acceptable quality EOQStudy level safety stock
Throughput time = Prosessing Time + Inspection Time + Moving Time +
Waiting/strorage time
Value-added activities Non-value-added activities
Gambar 1.7. Penekanan manajemen Amerika terhadap penyempurnaan value-added activities
JIT TQC Celullar JITManufacturing Zero defact Manufacturing Zero
inventory
Throughput time = Prosessing Time + Inspection Time + Moving Time +
Waiting/strorage time
Value-added activities Non-value-added activities
Gambar 1.8. Penekanan manajemen Jepang terhadap penghapusan non-value-added activities
Technology-Driven Strategy Versus Market-Driven Strategy
Technology-driven strategy adalah suatu cara berpikir manajemen yang meletakkan teknologi
sebagai pendorong perusahaan dalam memasuki pasar. Sedangkan market-driven strategy adalah
suatu cara berpikir manajemen yang menberi prioritas kepada persyaratan pasar atau konsumen
dibandingkan dengan keterbatasan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan market-
driven strategy, manajemen selalu dipaksa untuk menghilangkan hambatan teknologi untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Sejak selesainya perang dunia II, produsen jepang memilih market-
driven strategy pada industry mobil dan consumer electronic dalam memasuki persaingan pasar
dunia. Sementara perusahaan Amerika sebagai Negara pemenang memasuki dan menguasai
pasar dunia tanpa hambatan yang berarti dengan teknologi yang mereka milki.
Implementasi JIT Manufacturing
Just-in time (JIT) merupakan manufacturing phylosophy, dimana perusahaan hanya
memproduksi atas dasar permintaan tanpa memanfaatkan tersedianya persediaan dan tanpa
menanggung biaya persediaan. Dalam hal ini, produksi tidak akan terjadi sebelum ada taanda
dari proses selanjutnya yang menunjukkan permintaan produksi. Karena produksi sitentukan
oleh permintaan, JIT tidak mungkin diterapkan dalam perusahaan yang permintaan atas
produknya sangat sulit diperkirakan. JIT merupakan Usaha untuk mengurangi waktu
penyimpanan ( strorage time ) yang merupakan salah satu akibat dari aktivitas bukan penambah
nilai bagi konsumen.
JIT dan Persediaan
Salah satu dampak JIT manufacturing adalah berkurangnya persediaan ketingkat yang sangat
rendah dibandingkan dengan system produksi yang tradisional disebabkan dalam system
produksi tradisional, bahan diproduksi tanpa memperhatikan jumlah permintaan dari operasi
berikutnya. Sehingga dalam proses produksi, persediaan akan melebihi jumlah yang diminta.
JIT dan Celullar Manufacturing
Dalam system produksi tradisional, produk bergerak dari satu kelompok mesin yang sama
kekelompok mesin yang sama berkutnya. Dimana mesin yang memiliki fungsi yang sama
ditempatkan bersama dalam suatu daerah yang disebut departemen atau proses. Dan karyawan
yang memiliki keahlian yang sama dalam mengoperasikan mesin ditempatkan dalam departemen
untuk mengoperasikan satu kelompok mesin yang sama. Berbeda dengan JIT yang mengubah
pola tata letak mesin tersebut dengan membentuk manufacturing cell yang terdiri dari mesin-
mesin yang dikelompokkan dalam suatu keluarga mesin dan daapat digunakan untuk
melaksanakan berbagai operasi yang berurutan dalam memproduksi produk tertentu. Sehingga,
karyawan memiliki keterampilan beragam yang mampu mengoperasikan semua mesin yang ada
dalam cell.
Departemen 1 Departemen 2 Departemen 3
Produk A A A A
produk jadi
Produk B pemotongan B pembubutan B pengelasan B produk
jadi
Gambar 1. 9. Tata letak mesin dalam system produksi tradisional
Cell A cell B
Mesin Bubut Mesin Bubut
Mesin potong mesin las Mesin potong mesin las
Produk jadi A produk jadi B
Gambar 1.10. tata letak mesin dalam celuller manufacturing
JIT dan Desentralisasi Jasa Pendukung
JIT memerlukan akses yang cepat dan mudah terhadap jasa pendukung. Oleh karena itu,
departemen jasa yang dibentuk untuk melayani secara terpusat semua departemen produksi perlu
diperkecil skalanya dan karyawannya dibebani tugas untuk sevara langsung mendukung produksi
dalam cell tertentu.
Meningkatnya Tuntutan Mutu
JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan produk akhir kepada
pelanggan maupun produk antara dari satu tahap produksi ke tahap produksi berikutnya. Dengan
demikian, untuk menjamin ketepatan waktu dan ketepatan jumlah produk yang diproduksi oleh
tahap tertentu proses produksi maupun oleh perusahaan secara keseluruhan, dituntut produksi
tanpa cacat atau rusak dan bahan baku yang dimasukkan proses sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan tanpa cacat, serta kondisi mesin dan ekuipmen produksi tanpa kerusakan. Untuk
menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang dijanjikan kepada pelanggan
dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau total quality control (TQC). TQC merupakan konsep
pengendalian yang meletakkan tanggung jawab pengendalian dipundak setiap karyawan yang
terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain sampai proses produksi, sampai produk
mencapai pembeli. Tanggung jawab pengendalian produk bukan hanya menjadi tanggung jawab
fungsi pengendalian mutu (Departemen Pengendalian Mutu).
Meningkatnya Diversifikasi Dan Kompleksitas Produk, serta semakin pendeknya daur
hidup produk
Dengan peralatan modern yang dikendalikan dengan computer, pabrik mampu menghasilkan
produk yang kompleks yang memerlukan penelusuran biaya yang tidak sederhana kedalamharga
pokok produk. Pemanfaatan computer untuk memudahkan desain dan pengentasan hasil desain
produk menyebabkan inovasi produk sangat pesat sehingga daur hidup produk (product life
cycle) menjadi semakin pendek. Semakin pendeknya daur hidup produk semakin memerlukan
perancangan yang matang keseluruhan pendapatan dan biaya yang diproyeksikan selama daur
hidup produk, agar investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk desain dan pengembangan
produk dan untuk mesin dan ekuipmen yang bersangkutan dengan produk dapat tertutup dari kas
masuk bersih selama daur hidup produk yang diperkirakan.
Computer-Integrated manufacturing
Teknologi informasi maju yang diterapkan dalam proses pengolahan produk menjadikan
perusahaan manufactur fleksibel dalam memberikan respon terhadap perubahan kebutuhan pasar.
Dengan demikian, teknologi informasi memungkinkan perusahaan manufaktur menerapkan
market-driven strategy dengan menghilangkan hambatan-hambatan teknologi didalam memenuhi
kebutuhan pasar. Pemanfaatan computer di dalam seluruh tahap pembuatan produk, mulai dari
tahap desain, proses produksi, sampai dengan distribusi produk, mengubah secara mendasar
proses pembuatan produk dan system informasi yang digunakan oleh manajemen di dalam
mengelolah pabrik modern. Computer memungkinkan digunakannya computer-aided design
(CAD) dan computer aided engineering (CAE) dalam tahap desai produk, sehingga pabrik-
pabrik modern mampu melakukan inovasi yang luar biasa cepatnya dan mampu menghasilkan
produk-produk dengan desain yang sempurna. Computer juga mengubah tahap proses
pengolahan produk dengan digunakannya computer-aided manufacturing (CAM) flexible
manufacturing system (FMS) dan computer intergrated system (CIM)
Computer aided design (CAD) merupakan perangkat lunak yang memungkinkan perancang
produk dengan mudah dan cepat menuangkan ide rancangan nya dengan bantuan computer dan
melakukan simulasi secara eletronik.
Computer Aided Engineering (CAE) informasi yang dihasilkan proses desain dengan CAD
kemudian diolah dengan CAE untuk memungkinkan perancang produk melakukan pengujian
secara eletronik mengenai laik tidaknya produksi hasil rancangannya berdasarkan mesin mesin
yang dimiliki perusahaan dan sekaligus dapat diperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk
memproduksi produk yang dirancang.
Computer Aided Manufacturing (CAM). Informasi rancangan produk yang dihasilkan dalam
proses deain dengan bantuan CAD dan CAE kemudian ditranfer kedalam CAM. Cam mencakup
proses perencanaan dan penjadwalan produksi, robotic equipment penanganan bahan secara
otomatis, dan pengendalian mutu dengan bantuan computer.
Flexible Manufacturing System (FMS). FMS merupakan pengelompokkan dua atau lebih mesin
yang dapat deprogram, yang mampu berpindah dari satu operasi produksi produk satu ke produk
yang lain.
Computer Integrated Manufacturing (CIM). Teknologi computer telah mampu merealisasikan
impian pabrik yang sepenuhnya otomatis, sejak desain produk dengan CAD, pengujian produk
dengan CAE, pengolahan produk dengan CAM perencanaan berbagai sumber daya untuk
memproduksi dengan manufacturing resource planning (MRP II) sampai dengan perencanaan
proses produksi dengan manufacturing process planning (MPP). Dengan CIM pabrik sedemikian
fleksibel sehingga mampu (1) menghasilkan tiruan suatu produk sebagai tes dengan biaya yang
sangat rendah, (2) mengubah dari production run yang satu ke production run yang lain hanya
dalam beberapa menit atau detik dan (3) menyesuaikan perubahan frefensi pasar hanya salam
waktu yang sangat singkat. Dengan digunakannya CIM dalam pabrik,perusahaan mampu
memproduksi produk berdasarkan order bukan berdasarkan prakiraan.
DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEBUTUHAN
MANAJEMEN AKAN INFORMASI AKUNTANSI
Perkembangan teknologi informasi mempunyai dampak terhadap teknologi pembuatan produk,
sejak saat didesain dan dikembangkan, diproduksi, sampai dengan didistribusikan kepada
konsumen. Disamping itu, perkembangan teknologi informasi mempunyai damp[ak terhadap
system pengolahan informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhan manajemen.
Informasi Biaya Produk yang Cermat
Persaingan tingkat dunia memaksa manajemen perusahaan memperhitungkan dengan cermat
biaya produk mereka dengan tujuan: (1) konsumen tidak dibebani biaya bukan penambahan nilai
(non-value-added costs) bagi mereka, (2) laba yang diperboleh perusahan yang memasuki
persaingan global dan tajam adalah rendah sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang cost-
effective saja yang mampu bertahan dan berkembang dalam situasi persaingan semacam itu.
Dengan demikian, manajemen perusahaan-perusahaan yang memasuki persaingan global
memerlukan informasi biaya produk mereka jauh lebih cermat.
Informasi Biaya Overhead yang Cermat
Penggunaan teknologi maju dalam proses manufaktur menyebabkan kenaikan yang signifikan
persentase biaya overead pabrik dalam struktur biaya produk. Besarnya proporsi biaya overhead
pabrik dalam keseluruhan biaya produk tersebut memaksa manajemen untuk tidak sekedar
mengalokasikan biaya tersebut kepada produk, namun mendorong manajemen untuk mencari
cara agar mereka mampu mengelola biaya tersebut. Biaya overhead pabrik yang besar
memerlukan teknologi pengelolaan biaya yang dirancang untuk memungkinkan manajemen
memantau konsumsi sumber daya dalam setiap aktifitas yang dilaksanakan untuk menghasilkan
produk. Manajemen memerlukan informasi konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas
perusahaan untuk menghasilkan produk agar mereka mampu melakukan perbaikan secarta terus
menerus terhadap value added activities dan dapat menghilangkan non value added activities.
Dalam posisi ini manajemen akan mampu menjadikan perusahaannya cost-effective, salah satu
daya saing (competitive edge) yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia.
Informasi Biaya Daur Hidup Produk
Dengan pesatnya perkembangan pemanfaatan computer dalam tahap desain, engineering, dan
produksi, jarak waktu yang diperlukan dari ide rancangan sampai dengan produksi menjadi
sangat pendek. Kondisi ini memungkinkan perusahaan-perusahaan kelas dunia memilih strategi
inovasi sebagai senjata untuk memenangkan perebutan pasar dunia. Strategi ini menjadikan daur
hidup produk (produk life cycle) menjadi pendek. Oleh karena itu, manajemen yang bersaing di
kelas dunia, tidak lagi cukup hanya memperoleh informasi biaya periodic yang dihasilkan oleh
system akuntansi biaya tradisional, namun jauh lebih penting dari itu, manajemen memerlukan
informasi product life cycle costs. Informasi product life cycle costs memungkinkan manaemen
melakukan strategic cost analysis pada saat mempertimbangkan peluncuran produk baru,
penghentian produksi produk yang ada, dan product profitability analysis.
RESPON AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KEBUTUHAN MANAJEMEN
AKAN INFORMASI AKUNTANSI
Untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi didalam perusahaan-
perusahaan yang menggunakan teknologi informasi maju, akuntansi manajemen melakukan
beragai peruahan yang sifatnya mendasar sebagai berikut.
1. akuntansi manajemen melepaskan dominasi akuntansi keuangan dengan memfokuskan
perekayasaan informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhanmanajemen.
2. Akuntansi manajemen memanfaatkan teknologikomputer untuk merekayasa informasi biaya
produk yang lebih cermat.
3. Akuntansi manajemen berusaha mencerminkan konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas
untuk menghasilkan produk dengan menerapkan activity-based cost system
4. Akuntansi manajemen menciptakan target costing untuk memungkinkanmanajemen
menerapkan market-driven strategy dalam memasuki pasar dunia
5. Akuntansi manajemen menyajikan informasi product life cycle cost untuk memungkinkan
manajemen melakukan strategic cost analysis
Pembebasan Akuntansi manajemen Dari Dominasi Akuntansi Keuangan
Jika diperhatikan pada awal mula perkembangannya, akuntansi manajemen berorientasi kepada
penyediaan informasi akuntansi bagi kepentingan pemilik dan pemimpin perusahaan. Namun
dalam perkembangannya, akuntansi keuangan sangat mendominasi perancangan system
akuntansi manajemen untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Sebagai respon
terhadap kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi manajemen, diperlukan perubahan
orientasi, dari yang terpusat kepada pemenuh kebutuhan pihak luar, ke yang terpusat kepada
penyediaan informasi akuntansi bagi pihakintern sendiri.
Teknologi Informasi
Dengan memanfaatkan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang, akuntansi
manajemen mampu menyediakan informasi akuntansi untuk memungkinkan manajemen
memantau konsumsi berbagai sumberdaya dalam semua aktivitas untuk menghasilkan berbagai
produk atau jasa.
Activity-Based Cost System
System ini merupakan salah satu wujud pelepasan akuntansi manajemen dari dominasi akuntansi
keuangan. System ini dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas
dan aktivitas mengonsumsi sumber daya. Lihat gambar 1.11 yang melukiskan hakekat activity =-
based cost system. Jika manajemen melayani kebutuhan konsumen dengan filosofi bahwa
perusahaan tidak akan membebani konsumennya dengan aktivitas-bukan-penambah nilai bagi
konsumen, maka manajemen akan senantiasa berusaha melakukan penyempurnaan terhadap
berbagai aktifitas untuk menghasilkan produk atau jasa yang diserahkan kepada konsumen.
Manajemen yang mendasarkan usahanya atas filosofi tersebut memerlukan informasi untuk
memungkinkan mereka melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap berbagai aktivitas
untuk menghasilkan produk atau jasa. Oleh karena itu, informasi akuntansi yang dirancang atas
dasar aktivitas (activity-based cost system) merupakan system akuntansi yang relevan dengan
kebutuhan manajemen saat sekarang.
Sumber dayaproduk
aktivitas
Target Costing
Target Cost adalah perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang diperlukan untuk mencapai
pangsa pasar (market share) tertentu dengan laba per satuan yang diharapkan. Jika target cost
dibawah harga pokok produk yang sekarang dapat dicapai,maka manajemen harus merencanakan
program pengurangan biaya untuk menurunkan biaya yang sekarang dikonsumsi untuk
menghasilkan produk ke target cost
Product-life Cycle Costing
Daur hidup produk (product life cycle) adalah waktu suatu produk mampu memenuhi kebutuhan konsumen-sejak lahir sampai diputuskan dihentikan pemasarannya. Biaya daur hidup produk adalah biayab yang bersangkutan dengan produk selama daur hidupnya, yang meliputi: biaya pengembangan (perencanaan, desain, pengujian), biaya produksi (aktivitas pengubahan bahan baku menjadi produk jadi), dan biaya dukungan logistic (iklan,distribusi, jaminan, dam sebagainya).Meskipun informasi biaya daur hidup diperlukan oleh semua perusahaan manufaktur, namun yang paling memerlukan ialah perusahaan manufaktur yang produknya mempunyai daur hidup pendek . produk harus dapat menutup semua biaya daur hidupnya dan menghasilkan laba tertentu selama daur hidupnya, jilka produk mempunyai daur hidup panjang, perusahaan dapat menaikkan labanya dengan mengubah harga jual produk dan dengan mengubah komposisi produk yang dijual.