bab 1-3 (4)

32
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PERATURAN BAPEPAM-LK G.VIII TERHADAP KUALITAS LABA: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Proposal Skripsi Muhammad Ridha Jihad (1206255532) ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA

Upload: muhridhajihad

Post on 20-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sadada

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1-3 (4)

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PERATURAN BAPEPAM-LK G.VIII TERHADAP KUALITAS

LABA: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK

Proposal Skripsi

Muhammad Ridha Jihad (1206255532)

ILMU AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

IZYAN, 11/03/15,
Cek apakah benar ini nomornya ???
Page 2: Bab 1-3 (4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

“Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas

terlampir adalah hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang

kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk

makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa

kami menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan/atau

dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Judul :

Tanggal :

Dosen :

Nama : Muhammad Ridha Jihad

NPM : 1206255532

Tanda Tangan :

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 3: Bab 1-3 (4)

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai pasar modal di Indonesia merupakan tempat

bertemunya Investor sebagai pihak kelebihan modal (surplus) dan Emiten sebagai

pihak yang membutuhkan modal (defisit).Sebelum melakukan transaksi jual-beli

efek,investor tentu membutuhkan suatu informasi yang merepresentasikan kondisi

yang sebenarnya mengenai suatu perusahaan. Salah satu sumber informasi yang

relevan bersumber dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan

sebuah informasi dari posisi keuangan, kinerja entitas, dan arus kas entitas

perusahaan dapat yang memberikan informasi bernilai dan bermanfaat bagi semua

pihak dalam pengambilan keputusan ekonomi (Kerangka Dasar Penyajian dan

Pelaporan Keuangan Paragraf 7, PSAK 2009).Salah satu aspek yang terkandung

dalam laporan keuangan yakni laba (earnings).

Menurut Statement Financial Accounting Concept No.1 (SFAC No.1), bahwa laba

merupakan fokus utama (primary focus) dalam pelaporan keuangan, khususnya bagi

investor, perusahaan, dan analis dalam pengambilan keputusan (Chan et.al., 2006).

Menurut Dechow et.al. (2010), laba yang baik adalah apabila memuat informasi yang

relevan bagi stakeholder dalam rangka pengambilan keputusan yang obyektif (Yana,

2012) dan sifatnya berkelanjutan dan berulang (Dichev et.al., 2013).Kualitas laba

merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mengevaluasi laba (Berenstein and

Siegel, 1979), dan melihat baik (good earnings) dan tidaknya (bad earnings) suatu

laba (Siegel, 1982).

Srivastava (2014) menemukan bahwa dalam 40 tahun terakhir terdapat penurunan

pada kualitas laba selama tahun 1970 hingga tahun 2009 yang dipengaruhi oleh factor

ekonomi dan penerapan standar di suatu negara. Penurunan kualitas laba ini

disebabkan karena semakin berfluktuasinya nilai pendapatan dan beban (earnings)

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

IZYAN, 11/03/15,
Maksud ???
IZYAN, 11/03/15,
Apa contohnya penuunan kualitas lana ???
IZYAN, 11/03/15,
Apa maksud kalimat ini ????
IZYAN, 11/03/15,
Maksudnya ??
IZYAN, 11/03/15,
Maksud berulang ???
IZYAN, 11/03/15,
Tahun ??? how about PSAK
IZYAN, 11/03/15,
So what ???
IZYAN, 11/03/15,
Maksudnya aspek apa yaa
IZYAN, 11/03/15,
Sma dengan sebelumnya apa ini perlu didefiniskan ???
IZYAN, 11/03/15,
Maksudnya apa relevam ?
IZYAN, 11/03/15,
Informasi apa yang anda maksud klau disambungkan dengan kalimat lanjutannya ..it is not clear
IZYAN, 11/03/15,
Apakah sesuatu yang penting untuk anda definiikan
Page 4: Bab 1-3 (4)

sehingga laba saat ini tidak dapat dijadikan patokan dalam memprediksi laba

selanjutnya yang secara esensi mengurangi manfaat laba tersebut bagi pengambil

keputusan (Ross, 2009).Kualitas laba juga menurun akibat adanya distorsi akuntansi

(penyimpangan informasi dan realita sebenarnya) yang bersumber dari manajemen

laba yang dilakukan oleh perusahaan dan prinsip akuntansi yang berlaku

(Subramanyam and Wild, 2014).Manajemen laba merupakankemampuan dalam

memaksimumkan atau meminimalkan nilai laba bersih sesuai dengan keinginan

manajemen (Copeland, 1968) untuk memperoleh beberapa manfaat (gain) (Hearly,

1985), menurut Subramanyam (2014) manfaat ini berupa insentif bonus, harga saham

yang meningkat, dan insentif lain (misalnya: biaya politik dan ketaatan undang-

undang). Adanya praktik manajemen laba ini mengurangi kualitas dari laba (Weil,

2009).

Menurut Subramanyam (2014) terdapat tiga faktor yang menyebabkan standar

akuntansi menyebabkan terjadinya distorsi keuangan dan kualitas laba.

1. Adanya pemilihan metode akuntansi dan estimasi akuntansi yang

diperbolehkan oleh Accounting Standard. Pemilihan ini dapat menyebabkan

terjadinya penurunan kualitas laba karena manajer cenderung untuk

meninggikan dan merendahkan nilai dari labanya (earnings management)

melalui pemilihan metode dan estimasi akuntansi

2. Standar akuntansi merupakan hasil dari proses politik untuk melindungi

kepentingan dari beberapa pihak yang menyebabkan standar akuntansi hanya

memberikan manfaat kepada beberapa pihak tertentu.

3. Adanya konservatisme. Seswanto (2012) menyatakan bahwa konservatisme

berpengaruh negatif terhadap kualitas laba suatu perusahaan karena prinsip

konservatisme dapat menyebabkan terhadinya penurunan pada daya prediksi,

persistensi, dan relevansi dari laba.

Di Indonesia penerapan standar (PSAK) merupakan hasil konvergensi IFRS yang

diinisiasi pada tahun 2008 oleh IAI serta diharapkan telah diadopsi secara

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

IZYAN, 11/03/15,
Maksudnya apa yaa kok kayk ngak nyambung …
IZYAN, 11/03/15,
Ngak ngerti kalimatnya maksudnya apa
IZYAN, 11/03/15,
Coba baca kalimatnya ..nyambung ngak ?
IZYAN, 11/03/15,
Idem
IZYAN, 11/03/15,
???
IZYAN, 11/03/15,
Anda yakin baca ini ??? tunukkkan jurnalnya ke saya dan hal berapa ???
IZYAN, 11/03/15,
Makusdnya apa yaa explain
IZYAN, 11/03/15,
Bukannya ini menjadi hal
Page 5: Bab 1-3 (4)

menyeluruh pada tahun 2012, meskipun hingga tahun 2015 PSAK belum Full-

Adopted berdasarkan IFRS.Dampak dari penerapan IFRS terhadap kualitas laba telah

diuji oleh beberapa peneliti.Cai et.al. (2008) mengatakan bahwa IFRS yang

dikeluarkan oleh IASB mampu menyederhanakan dan membatasi pilihan dari

manajemen (management’s discretion) untuk memilih berbagai alternatif metode dan

estimasi akunatansi. Penelitian mengenai dampak IFRS terhadap kualitas laba telah

diteliti sebelumnya di Indonesia denga hasil yang berbeda, Cahyati (2011)

mengatakan bahwa adopsi IFRS dapat merepresentasikan actual values dari suatu

perusahaan yang dapat meningkatkan kualitas dari pelaporan keuangan dan

mengurangi praktik manajemen laba, misalnya mengurangi income smoothing

(Rohaeni dan Aryati, 2012) sementar menurut Handoyo (2011) adanya adopsi

terhadap IFRS tidak mempengaruhi peningkatan kualitas laba secara signifikan.

PSAK adopsi IFRS yang digunakan di Indonesia masih bersifat prinsip (principal

bases), sehingga Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-

LK) yang kemudian berganti nama menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)pada tahun

2012 membuat suatu peraturan yakni peraturan nomor VIII.G.7. tentang penyajian

dan pengungkapan laporan keuangan yang telah bersifat aturan (ruled bases).

Peraturan ini muncul untuk mengikuti proses konvergensi IFRS di Indonesia dan

diikuti oleh seluruh perusahaan yang ingin mengungkapkan laporan keuangannya di

Bursa Efek Indonesia. Peraturan ini mempermudah implementasi IFRS di Indonesia

khusunya bagi perusahaan yang go publicyang digunakan hingga saat ini.sehingga

patut untuk diuji tentang bagaiman pengaruh dari peraturan Bapepam-LK VII.G.7

terhadap kualitas laba perusahaan go public di Indonesia.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena penelitian di

Indonesia sebelumnya hanya mengacu pada adopsi IFRS terhadap komponen

akuntansi tertentu, misalnya Kristanto dan Barigan (2014) yang meneliti hasil adopsi

IFRS terhadap kualitas laba dan Rohaeni dan Aryati (2012) yang meneliti efek adopsi

IFRS terhadap income smoothing di Indonesia. Untuk penelitian yang bersinggungan

langsung terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK (sekarang OJK)

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

IZYAN, 11/03/15,
Dimana logika secara konseptual bahwa ini ada pengaruhnya belum terlihat ???
IZYAN, 11/03/15,
Maksud ??
IZYAN, 11/03/15,
Maksudnya apa yaa ??? explain …
IZYAN, 11/03/15,
Siapa kalo Cuma cai beraryi satu dong
IZYAN, 11/03/15,
Aduh kalimatnya agak aneh
Page 6: Bab 1-3 (4)

pernah dilakukan oleh Abdul Rohman (2009) yang meneliti pengaruh SE Baepapm

Nomor 02 tahun 2002 terhadap pengungkapan laporan keuangan. Penelitian yang

berfokus pada peraturan Bapepam-LK VIII.G.7. belum ada sebelumnya di Indonesia

sehingga peneliti tertarik untuk menguji dampak dari peraturan tersebut terhadap

kualitas laba perusahaan go public selama tahun 2010 dan 2014 baik sebelum dan

sesudah implementasi peraturan tersebut pada tahun 2012.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Apakah perubahan peraturan Bapepam-LK VIII.G.7. mempengaruhi

kualitas laba dari emiten atau perusahaan publik?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian pada penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Untuk menguji secara empiris mengenai dampak dari adanya peraturan

Bapepam-LK VIII.G.7. terhadap kualitas laba dari emiten atau perusahaan

publik.

1.4. Manfaat dan Kontribusi Penelitian

Penelitian ini akan memberikan beberapa manfaat dan kontribusi kepada beberapa

pihak sebagai berikut.

1. Regulator

Secara umum, penelitian ini berkontribusi terhadap efek adopsi IFRS di

Indonesia, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai saran kepada dewan

standard dan OJK mengenai efektifitas dari peraturan nomor

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

IZYAN, 11/03/15,
????
Page 7: Bab 1-3 (4)

VIII.G.7.terhadap kualitas laba perusahaan berdasarkan standar PSAK

berbasis IFRS.

2. Perusahaan

Untuk melakukan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan

perusahaan di pasar modal Indonesia didasarkan dengan beberapa

pertimbangan yang mengacu pada tujuan manajemen.Penelitian ini

memberikan beberapa saran kepada perusahaan mengenai dampak dari

pelaporan keuangan perusahaan berdasarkan peraturan nomor

VIII.G.7.terhadap kualitas labanya.

3. Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada

investor dalam menentukan perspektif dan tindakannya dalam menilai

kualitas laba berdasarkan peraturan nomor VIII.G.7.terhadap kualitas

labanya.

4. Peneliti lainnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian di area

penerapan standar setting, khususnya aturan-aturan khusus yang

dikeluarkan oleh pemerintah dan dampaknya.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Bagian pendahuluan akan membahas tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penelitian

Bab 2 : Telaah Literatur (Tinjauan Pustaka)

Bagian tinjauan pustaka akan memaparkan kerangka teoritis yang

merupakan fondasi dasar penelitian ini. Kerangka teoritis tersebut

dikembangkan dari berbagai studi literatur yang berhubungan dengan topi

penelitian yang diangkat peneliti.

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 8: Bab 1-3 (4)

Bab 3 : Metode Penelitian

Bagian metode penelitian akan membahas mengenai pengumpulan data,

uraian mengenai variable penelitian dan pengukuran variable, estimasi

model yang digunakan, dan dilanjutkan dengan metode analisis data.

Bab 4 : Hasil Penelitian dan Analisis

Bagian ini menjelaskan hasil dari penelitian ini, yang terdiri dari analisa

statistic deksriptif dan output dari analisis regresi

Bab 5 : Kesimpulan

Bagian ini merangkum dan menyimpulkan hasil dari penelitian ini,

keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 9: Bab 1-3 (4)

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Peraturan Bapepam VIII.G.7.

Berdasarkan dengan adopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

dalam rangka program konvergensi menjadi PSAK yang berbasis IFRS, serta guna

memberikan suatu pernyataan aturan dan kepastian hukum bagi Emiten dan

Perusahaan Publik dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan maka

Pemerintah dalam hal ini Bapepam-LK mengeluarkan peraturan nomor nomor

VIII.G.7. mengani penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau

perusahaan publik. Dengan adanya peraturan ini maka secara otomatis menggugurkan

peraturan ketua Bapepam dan LK nomor: KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember

2010 tentang perubahan keputusan ketuan badan pengawas pasar modal nomor:

KEP-06/PM/2000 yang mulai efektif tidak berlaku sejak tanggal 31 Desember 2012.

Dalam perubahan peraturan nomor VIII.G.7. terdapat beberapa perubahan

penting yang berbeda dengan keputusan ketua Bapepam dan LK nomor:

KEP/554/BL/2010. Adapun beberapa perbedaan antar kedua aturan tersebut.

1. Dalam bab ketentuan umum terdapat penambahan beberapa definisi

mengenai aset, aset tetap, aset tak berwujud, emiten atau perusahaan

public, materialitas, dan nilai wajar.

2. Adanya perubahan nama dari komponen laporan keuangan menjadi

Laporan posisi keuangan pada akhir tahun, laporan laba rugi

komprehensif selama periode, laporan perubahan ekuitas selama periode,

laporan arus kas selama periode, catatan atas laporan keuangan, dan

adaya lapora posisi keuangan pada periode komparatif jika seandainya

emiten atau perusahaan public menerapkan sautu kebijakan akuntansi.

3. Menambahkan suatu ketentuan baru tentang: (a) penjabaran laporan

keuangan jika mata uang fungsional berbeda dengan mata uang

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 10: Bab 1-3 (4)

penjabaran, dalam hal mata uang penyajian yang digunakan adalah mata

uang rupiah, mata uang selain rupiah dapat digunakan apabila memenuhi

kriteria khusus (b) adanya penyajian laporan keuangan tersendiri apabila

laporan keuangan tersebut merupakan informasi tambahan atas laporan

keuangan konsolidasian dan disajikan sebagai lampiran (c) Entitas

berelasi dalam hal ini dengan pemerintah apabila emiten atau perusahaan

publik dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara

signifikan oleh pemerintah. Pemerintah dalam hal ini adalah menteri

keuangan dan pemerintah daerah yang berperan sebagai pemegang saham

entitas, (d) Penambahan ketentuan mengenai instrument keuangan, (e)

Investasi pada asosiasi dan bagian partisipasi dalam ventura bersama, (f)

penurunan nilai asset non keuangan dan revaluasi asset, (g) Pendapatan

komprhensif Lain (OCI), yang merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari laporan laba rugi komprehensif.

4. Penambahan aturan yang memberikan batasan alternative yang diatur

dalam PSAK, antara lain: (a) penentuan mata uang penyajian, (b)

penyajian laporan laba rugi komprehensif dalam format satu laporan, (c)

beban disajikan berdasarkan klasifikasi fungsi.

2.2. Earning Quality

Laba (earnings) merupakan salah satu alat pertimbangan peramalan

(forecasting), baik untuk meramalkan cash flow masa depan, laba, atau operating

income yang mana dibutuhkan pemahaman tentang kekuatan dari laba untuk

menjelaskan komponen tersebut,akan tetapi pertanyaan fundamental yang harus

dijawab adalah bagaimana laba dapat meningkat pada waktu tertentu dan kenapa

bisa? (Cornell and Landsman, 2013). Untuk menjelaskan pertanyaan tadi tentu akan

berkaitan dengan kualitas laba dari perusahaan. Dechow et.al. (2010) mendefinisikan

kualitas laba yang baik adalah laba yang menyediakan suatu informasi mengenai

performa keuangan suatu perusahaan yang relevan dalam pengambilan keputusan.

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 11: Bab 1-3 (4)

Isu mengenai kualitas laba menjadi isu yang hangat diperbincangkan, karena

banyaknya alat ukur (proxy) yang membedakan antara laba yang memiliki kualitas

yang bagus dan jelek. Siegel (1982) mengatakan Kualitas laba merupakan suatu hal

yang sukar dipahami karena mengandung banyak faktor subjektifitas dalam

memahaminya sehingga kualitas laba dinilai berdasarkan atau tergantung dari sang

pengamat yang kemudian membedakan antara good earnings dan bad earnings

berdasarkan pandangan beberapa profesi sebagai berikut:

Tabel. Perbedaan Good Earnings and Bad Earning Quality

Selisih laba bersih dan

arus kas masuk

Analis sekuritas dan mahasiswa Harvard meyakini

bahwa semakin besarnya porsi laba yang diperoleh

dari sumber non kas maka mengindikasikan kualitas

laba yang buruk sementara para akuntan percaya

bahwa rendahnya cahs earnings tidak

mengindikasikan laba dengan kualitas yang jelek.

Pelaporan Stockholder

Earnings dan kerugian

IRS

Analis sekuritasn dan mahasiswa Harvard meyakini

bahwa apabila perusahaan melaporkan stockholder

earnings yang tinggi dan disaat bersamaan melaporkan

kerugian IRS memiliki kualitas laba yang jelek

sementara para manager dan akuntan meyakini bahwa

situasi tersebut tidak merepresentasikan kualitas laba.

Other Income Kebanyakan respoden penilitian meyakini bahwa

besaran porsi other income terhadap laba bersih

berkolasi negative dengan kualitas laba

Depreciation Perusahaan yang menggunakan metode garis lurus

dalam mencatat depresiasi untuk asset yang using

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 12: Bab 1-3 (4)

(old) maka memiliki kualitas laba yang jelek

Operating leverage Perusahaan yang memiliki tingkat operating leverage

yang tinggi untuk barang dengan permintaan yang

sangat elastis menunjukkan indikasi kualitas laba yang

jelek

Inventory Profits Semakin tinggi pelaporan profit yang diperoleh dari

inventory mengindikasikan rendahnya kualitas laba

P/E ratio Perusahaan yang mengalami penurunan P/E ratio

setelah melakukan pergantian nilai akuntansi

mengindikasikan rendahnya kualitas laba

Massive Research dan

program iklan

Perusahaan yang melakukan penelitian dan proyek

perikalanan yang tinggi mengindikasikan kualitas laba

yang bagus karena kedua program tersebut dapat

meningkatkan laba potensial perusahaan.

Dalam penelitian terbaru, Dechow et.al. (2010) kemudian mengelompokkan

tiga kategori pengukuran kualitas laba yakni properties of earnings, respons investor

atas nilai laba (Earnings Response Coeffecients), dan faktor eksternal yang

menyebabkan terjadinya misstatement. Properties of income diukur oleh earnings

persistence, abnormal accruals,earning smoothness,asymmetric timeliness and timely

loss recognition, dan target beating. Respons investor biasanya diukur dengan

menggunakan Earnings Response Coeffiient (ERC). Faktor eksternal yang

menyebabkan terjadinya misstatement diukur dengan tingkat penyajian kembali

(restatement) dan kelemahan dari kontrol internal perusahaan. Selain dari

pengelompokkan yang dilakukan oleh Dechow et.al. (2010), Francis et.al. (2004)

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 13: Bab 1-3 (4)

mengklasifikasikan pengukuran kualitas laba berdasarkan basis akuntansi dan basis

pasar, yang kemudian ecker et.al. (2006) melanjutkan bahwa pengukuran dengan

berbasis pasar memiliki keunggulan dibandingkan dengan basis akuntansi,

keunggulan tersebut yakni kebutuhan sampel dan periode waktu pengukuran yang

semakin sedikit.

Francis et.al. (2008) mengukur kualitas laba dengan pendekatan pasar dan

akuntansi. Dari pendekatan pasar laba dikatakan berkualitas apabila persisten

(berkelanjutan), prediktabilitas tinggi, akrual, dan smoothness, sedangkan dari

pendekatan pasar maka laba yang berkualitas jika relevan bagi pengambilan

keputusan investor (earning response coefficient), tepat waktu (timeliness) dan

relevan. Telah banyak penelitian yang menguji kualitas laba berdasarkan kedua

pendekatan tersebut misalnya, volatilitas laba yang turun (Dichev and Tang, 2008)

sehingga mengurangi daya prediksi dari laba tersebut (Ross, 2009).

2.3. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Di beberapa negara, terdapat beberapa bukti empiris yang menjelaskan bahwa

adanya suatu aturan (standar setting)yangtelah ditetapkan atau diadopsi oleh

Pemerintah dalam mengatur pengungkapan dan penyajian laporan keuangan akan

berdampak positif pada meningkatnya kualitas laba. Li et.al. (2013) dalam studinya

terhadap perusahaan yang listed di China menemukan bahwa selama tahun 2004

hingga tahun 2019 terdapat perbaikan dalam sistem akuntansi yag sifatnya wajib

(mandatory) dan berdampak pada meningkatnya kualitas laba di China, meskipun

dalam beberapa situasi tidak terjadi beberapa peningkatan apabila perbaikan dalam

sistem akuntansi tidak signifikan. Cheebane and Othman (2014) menemukan hal yang

serupa berdasarkan sampelnya di beberapa negara emerging market di Africa dan

Asia bahwa adanya penerapan dari adanya adopsi IFRS secara signifikan

menigkatkan value relevance dari laba, hasil serupa dapat ditemukan di Rumania

(Brad et.al., 2014, di Amerika terdapat penurunan discretionary earningssehingga

meningkatkan kualitas dari laba baik di untuk perusahaan lokal dan perusahaan luar

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 14: Bab 1-3 (4)

negeri akibat adanya Sarbanex Oxley-Act (SOX) Section 404 Compliance (Iliev,

2010) Anglo Saxon Model untuk komite audit (Chen et.al., 2014)

Di Indonesia beberapa peraturan telah dikeluarkan untuk meningkatkan

kualitas laba perusahaan, diantaranya peraturan Bapepam-LK nomor IX.I.5 mengenai

pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Widjaya dan Maghviroh

(2011) membandingkan antara sebelum dan sesudah adanya komite audit dan

menemukan adanya perubahan nilai dari kualitas laba meskipun perubahannya kecil.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu diatas, maka hipotesis pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1: Peraturan Bapeppam-LK VIII.G.7. Berpengaruh positif terhadap kualitas laba

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 15: Bab 1-3 (4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pada gambar di bawah digambarkan mengenai kerangka pemikiran pada

penelitian ini. Pada penelitian ini yang menjadi variable independen adalah Peraturan

Bapepam-LK nomor VIII.G.7 mengenai penyajian dan pengungkapan laporan

keuangan yang diukur dari dua tahun sebelum dan sesudah implementasi peraturan

tersebut. Variabel Dependen pada penelitian ini adalah kualitas laba yang diukur

berdasarkan pendekatan akuntansi (kualitas akrual, persistensi, dan prediktabilitas)

dan pendekatan pasar (relevansi dan timeliness)

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 16: Bab 1-3 (4)

Gambar 3.1. Kerangka Pemikiran

3.2.Metode Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Unit analisa pada penelitian ini adalah perusahaan. Populasi pada penelitian

ini yakni perusahaan yang terdaftar di bursa efek selama tahun 2010 hingga tahun

2014. Penelitian ini mengambil tahun 2010-2012 sebagai tahun sebelum

implementasi dan tahun 2013-2014 sebagai tahun sesudah implementasi peraturan

Bapepam-LK VII.G.7. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling

yang akan disesuaikan dengan tujuan penelitian tanpa minimal sampel yang

ditentukan. Adapun syarat bagi perusahaan yang akan dijadikan sampel sebagai

berikut.

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

- Relevansi- Timeliness

- Kualitas Akrual- Persistensi- Prediktabilitas

Pendekatan Pasar Pendekatan Akuntansi

Kualitas Laba

Sesudah Implementasi Peraturan Bapepam-LK

nomor VIII.G.7.

Sebelum Implementasi Peraturan Bapepam-LK

nomor VIII.G.7.

Page 17: Bab 1-3 (4)

a. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum periode 2010 hingga tahun

2014

b. Mempublikasikan laporan keuangannya yang diaudit pada tahun 2010

hingga 2014

c. Memiliki data yang lengkap dan dapat digunakan sebagai sampel

penelitian.

Adapun data yang diperoleh pada penelitian ini diambil dari Pusat Data

Ekonomi Bisnis FEB UI (PDEB FE UI) dan laporan keuangan yang dipublikasikan

oleh Burs Efek Indonesia.

3.2. Operasionalisasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan beberapa

model dibawah ini.

3.3.1. Variabel Independen : Peraturan Bapepam-LK VIII.G.7.

Variabel independen penelitian ini adalah Peraturan Bapepam-LK VIII.G.7.

Variabel ini akan diuji sebelum dan sesudah implementasi peraturan tersebut.

Sebelum implementasi diukur pada tahun 2011 dan 2012 sementara sesudah

implementasi diukur pada tahun 2013 dan 2014.

3.3.2. Variabel Dependen: Kualitas laba

Kualitas laba pada penelitian ini diukur menggunakan model yang

dikembangkan oleh Dechow et.al. (2010) untuk pengukuran persistensi laba,

relevansi laba, dan timeliness. Untuk pengukuran prediktabilitas laba menggunakan

model yang dikembangkan oleh Ross (2009). Kualitas akrual akan diukur

menggunakan model yang dikembangkan oleh Kothari et.al. (2005)

1. Persistensi laba

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 18: Bab 1-3 (4)

Perusahaan yang memiliki laba yang persisten maka akan memiliki laba yang

berkelanjutan (sustainable) sehingga nilainya akan terus berulang. Pengukuran

persistensi laba akan diukur dari slope beta (β) (Dechow et.al., 2010).

Earningst+1=a+bEarningst+et

Dimana:

Earningst + 1 = Laba setelah satu tahun berjalan

Earningst = Laba tahun berjalan

2. Prediktabilitas laba

Untuk pengukuran prediktabilitas laba, maka model dibawah akan digunakan

dalam penelitian ini. Daya prediksi akan dilihat dari nilai R2.

1−Var (ε )/Var (E)=β 2

Dimana:

Var (ε) = Prediksi Absolut

Var (E) = Prediksi Relatif (natural scalar)

3. Kualitas akrual

Kualitas akrual diukur dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Dechow et.al. (2010). Semakin tinggi kualitas akrual maka mengindikasikan adanya kualitas laba yang rendah, begitupun sebaliknya.

TAit=α+α 1 ( ΔREVit−ΔARit )+α 2 PPEit+αROAit +eit (1)

Pada model diatas tiap variabel dibagi dengan rata-rata total asset.

TAit=NIBEit−CFOit (2)

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 19: Bab 1-3 (4)

Dimana:

TA = Total akrual perusahaan

ΔREV = Selisih pendapatan dengan pendapatan t-1

ΔAR = Selisih piutang dengan piutang t-1

PPE = Gross Property, plant, and Equipment

ROA = Laba bersih dibagi dengan Total Asset

e = akrual diskresioner

4. Relevansi

Semakin baik informasi dari laba maka semakin relevan laba tersebut dalam

pengambilan keputusan investor sehingga ERC akan dijadikan proxy dalam

menilai relevansi laba. Melalui model ini maka semakin tinggi nilai (β) maka

mengindikasikan semakin tingginya informasi dari laba

Rett=a+b(EarningsSurpriset )+et

Dimana:

Earning Surprise = Informasi yang terkandung dalam laba

Ret = Respons Investor

5. Timeliness

Pengukuran timeliness berdasarkan model Timely loss recognition yang

dikembangkan oleh Dechow et.al. (2010). Pada model ini semakin besar nilai

beta (β) maka semakin tinggi kualitas laba

Earningst+1=a 0+a 1 Dt+b0 Rett+b 1 Dt+Rett+et (1)

Dt=1 jika Ret<0 (2)

Dimana:

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 20: Bab 1-3 (4)

Earnings = Laba tahun berjalan

Ret =

3.4. Pengujian Hipotesis

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

Model hipotesis yang baik apabila suatu model telah sesuai dengan kriteria blue

linear unbiased estimator (BLUE). Dalam pengujian kriteria BLUE tersebut maka

diperlukan lima uji asumsi klasik yakni uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji

multikolinearitas, uji linearitas, dan uji normalitas. Namun dalam penelitian ini

menggunakan uji beda maka hanya uji normalitas yang diperlukan Widyasaputra

(dalam Dasmanto, 2012)

3.4.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada

dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu

dengan analisi grafik dan uji statistik. Deteksi adanya masalah normalitas data dengan

analisis grafik adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan /atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Sedangkan uji normalitas dengan uji statistik sederhana adalah dengan melihat

kurtosis dan skewness dari residual dan uji statistik non parametrik Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Menurut Imam (2006), Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) juga

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 21: Bab 1-3 (4)

digunakan untuk menguji normalitas data. Caranya adalah dengan menentukan

terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:

Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi secara normal

Hipotesis alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal

Untuk menolak atau menerima hipotesis digunakan:

Jika Sig > 5% maka : Ho diterima

Jika Sig < 5% maka : Ho ditolak

3.4.2. Uji Peringkat Tanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test)

Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni bersumber dari Bursa Efek Indonesia

yang nilainya tidak terdistribusi normal. Suatu metode non parametrik akan lebih

sesuai dalam melakukan pengujian apabila suatu data yang diperoleh tidak

terdistribusi secara normal. Penggunaan Wilcoxon signed rank test untuk mengetahui

signifikansi perubahan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah implementasi

peraturan Bapepam LK VIII.G.7. dengan membandingkan perbedaan masing-masing

indikator (pengukuran). Terdapat lima pengukuran kualitas laba pada penelitian ini;

Kualitas akrual, Persistensi Laba, Prediktabilitas Laba, Relevansi Laba, dan

Timeliness.

3.4.3. Paired Sample t-Test (Uji t Sampel Berpasangan)

Paired Sample t-test atau uji t sampel berpasangan merupakan uji parametrik yang

digunakan untuk menguji hipotesis yang sama atau berbeda diantara dua variabel

(Amelia, 2012). Nilai kualitas laba berdasarkan lima kategori pengukuran akan

dibandingkan dan diuji perbedaannya dengan menggunakan uji t dua sampel.

Uji t adalah salah satu teknik analisis untuk menguji signifikansi dari sebuah

hipotesis secara parsial. Dalam menguji signifikansi tersebut maka akan

dibandingkan menggunakan signifikan t hitung dengan level of confidence sebesar

95% (a=5%) dan 90% (a=10%).

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 22: Bab 1-3 (4)

DAFTAR PUSTAKA

Srivastava, Anup, 2014, Why have measures of earnings quality changed over

time?, Journal of Accounting and Economics

Dechow P., Ge W., Schrand C., Understanding earning quality: a review of

the proxies, their determinants and their consequences, Journal of Accounting and

Economics

Li Jun, Mei Bin, Li Sufang, The empirical research about the impact on the

accounting system changes to earning quality – taking manufacturing of a-shares as

an example, Applied Mechanics and Materials

Chebaane S., Othman B., 2014, The impact of adoption IFRS adoption on

value relevance of earnings and book value equity: the case of emerging markets in

Arican and Asian regions, Procedia Social and Behavioral Sciences

Brad L., Dobre F., Turlea C., Brasoveanu I.V., The impact of IIDRS adoption

in Romania upon the earnings management of the Bucharest stock exchange entities,

Procedia Social and Behavioral Sciences

Widjaja F.P., Maghviroh R.E., Analisis perbedaan kualitas laba dan nilai

perusahaan sebelum dan sesudah adanya komite pada bank-bank go public di

Indonesia, The Indonesian Accounting Review

Iliev Peter, The effect of SOX section 404: cost, earnings quality, and stock

prices, The Journal of Finance

Cornell B., Landsman W.R., 2003, Accounting Valuation: Is Earnings Quality

an Issue?, Financial Analysts Journal.

Chen Jengfang, Duh R.R., Hsu Audrey W.H., 2014, Can anglo-saxon audit

comitte scheme improve earnings quality in non-anglo-saxon environments?, Journal

of Accounting and Economics

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA

Page 23: Bab 1-3 (4)

Francis, J., R. LaFond, P. Olsson, and K. Schipper, 2004 ,Cost of equit and

earnings attributes, The Accounting Review.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Anlisis Multivariate dengan Program SPSS,

Edisi Keempat, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang.

UNIVERSITAS INDONESIAUNIVERSITAS INDONESIA