bab 1 2. pertambangan & penggalian 3,72 6,66 7,20 · pdf fileindustri pengolahan 57.776,66...

12
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 7 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2012 menunjukkan pertumbuhan yang stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada sektor keuangan- persewaan-jasa perusahaan dan sektor listrik-gas-air bersih, sementara sektor utama lainnya seperti perdagangan-hotel-restoran dan sektor bangunan menurun. Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Kinerja sektor pertanian relatif stabil, pada triwulan laporan tumbuh 5,67% (y.o.y) sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh 5,76% (y.o.y). Perkiraan menurunnya produksi pertanian sesuai ARAM I-2012 mendorong Pemerintah Daerah menerapkan beberapa kebijakan konstruktif untuk mempertahankan produksi pertanian. Beberapa langkah telah diterapkan pemerintah daerah untuk mempertahankan produksi pertanian jagung yaitu : - Memberikan bantuan benih jagung dan saprodi kepada masyarakat. - Memperbarui SK Gubernur tentang harga dasar Jagung Sebesar Rp 1.800/kg di tingkat gudang dengan kadar air 17%. Hal ini untuk mendorong petani tetap melakukan produksi jagung di lahan pertanian produktif. - Membuka peluang kerjasama dengan importir luar negeri, dimana pada bulan Mei 2012 telah berhasil dikirimkan 4000 ton Jagung Gorontalo ke Vietnam melalui PT Mitramandiri Agrimakmur Gorontalo dengan pembeli Hiep Quang. Ekspor tersebut bernilai USD 1.124.000 atau setara 10,678 M. Vietnam menjadi target pasar jagung Gorontalo setelah Malaysia, Filipina dan Korea. I II III IV I II 1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 237.866,28 230.559,95 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 9.212,82 9.530,54 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 65.464,67 67.141,00 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 4.676,63 4.784,38 5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 74.388,82 76.854,74 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 121.202,55 124.013,62 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 86.967,51 89.944,57 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 72.962,87 75.818,39 9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 153.226,44 159.639,45 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 825.968,59 838.286,63 I II III IV I II 1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 5,76 5,67 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 11,57 9,74 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 13,31 13,24 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 6,66 8,02 5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 11,56 9,61 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 11,35 9,53 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 7,15 7,62 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 8,07 10,97 9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 7,00 7,76 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 8,29 8,31 2011 2011 SEKTOR SEKTOR 2012 2012

Upload: vandang

Post on 07-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 7

1.2 SISI PENAWARAN

Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2012 menunjukkan pertumbuhan

yang stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada sektor keuangan-

persewaan-jasa perusahaan dan sektor listrik-gas-air bersih, sementara sektor utama

lainnya seperti perdagangan-hotel-restoran dan sektor bangunan menurun.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Sumber : BPS. Prov. Gorontalo

1.2.1 SEKTOR PERTANIAN

Kinerja sektor pertanian relatif stabil, pada triwulan laporan tumbuh 5,67% (y.o.y)

sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh 5,76% (y.o.y). Perkiraan menurunnya

produksi pertanian sesuai ARAM I-2012 mendorong Pemerintah Daerah menerapkan

beberapa kebijakan konstruktif untuk mempertahankan produksi pertanian.

Beberapa langkah telah diterapkan pemerintah daerah untuk mempertahankan produksi

pertanian jagung yaitu :

- Memberikan bantuan benih jagung dan saprodi kepada masyarakat.

- Memperbarui SK Gubernur tentang harga dasar Jagung Sebesar Rp 1.800/kg di

tingkat gudang dengan kadar air 17%. Hal ini untuk mendorong petani tetap

melakukan produksi jagung di lahan pertanian produktif.

- Membuka peluang kerjasama dengan importir luar negeri, dimana pada bulan

Mei 2012 telah berhasil dikirimkan 4000 ton Jagung Gorontalo ke Vietnam

melalui PT Mitramandiri Agrimakmur Gorontalo dengan pembeli Hiep Quang.

Ekspor tersebut bernilai USD 1.124.000 atau setara 10,678 M. Vietnam menjadi

target pasar jagung Gorontalo setelah Malaysia, Filipina dan Korea.

I II III IV I II

1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 237.866,28 230.559,95

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 9.212,82 9.530,54

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 65.464,67 67.141,00

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 4.676,63 4.784,38

5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 74.388,82 76.854,74

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 121.202,55 124.013,62

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 86.967,51 89.944,57

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 72.962,87 75.818,39

9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 153.226,44 159.639,45

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 825.968,59 838.286,63

I II III IV I II

1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 5,76 5,67

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 11,57 9,74

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 13,31 13,24

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 6,66 8,02

5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 11,56 9,61

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 11,35 9,53

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 7,15 7,62

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 8,07 10,97

9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 7,00 7,76

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 8,29 8,31

2011

2011

SEKTOR

SEKTOR

2012

2012

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Grafik 1.17 Grafik 1.18 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama

Grafik 1.19 Grafik 1.20 Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi

Tabel 1.4

ARAM I Pertanian Padi

Tabel 1.5 ARAM I Pertanian Jagung

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 9

1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan II-2012 menunjukkan kondisi

yang stabil. Pada triwulan II-2012 sektor ini tumbuh 7,62% (y.o.y) sementara pada triwulan I-

2012 sebesar 7,15% (y.o.y). Pertumbuhan cukup tinggi terjadi pada sub sektor angkutan

udara, sementara sub sektor angkutan darat dan air relatif stabil.

Upaya Pemerintah Daerah, Pertamina dan Pihak Keamanan untuk menjaga

stabilitas pasokan BBM memberikan pengaruh yang cukup baik bagi pertumbuhan sub

sektor angkutan darat. Antrian BBM yang mulai reda serta penindakan aparat terhadap

upaya-upaya penimbunan BBM tampak nyata di triwulan II-2012. Hal tersebut menjadikan

pasokan BBM untuk kepentingan transportasi darat berjalan lancar.

Grafik 1.21 Grafik 1.22 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi

Kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan II-2012 juga menunjukkan

perbaikan. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang ferry tumbuh 16,98% (y.o.y) lebih

baik dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,76% (y.o.y). Sementara

arus penumpang kapal laut juga menunjukkan kondisi yang serupa. Penumpang kapal laut

tumbuh 193% (y.o.y) meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar

157% (y.o.y). Peningkatan jumlah penumpang ini seiring dengan masa liburan sekolah

selama bulan Juni 2012.

Demikian halnya dengan perkembangan penggunaan kargo laut baik untuk

pengiriman dari/menuju Gorontalo yang menunjukkan peningkatan. PT Meratus Line pada

triwulan II-2012 memulai jalur pelayanan kargo untuk rute Jakarta-Surabaya-Gorontalo pp

melalui pelabuhan internasional Anggrek di Kwandang. Kapal Meratus Mamiri berbobot

14.000 GT dengan daya tampung 900 kontainer diestimasikan mampu mempersingkat

waktu pengiriman kargo sehingga akan mendorong penggunaan moda transportasi ini

meningkat di masa depan. Peningkatan lalu lintas pengiriman barang juga dikonfirmasi oleh

PT. JNE yang mencatat bahwa jumlah paket pengirimannya meningkat hingga 60%

menjelang bulan puasa. Namun di sisi lain, distribusi pengiriman barang terkendala dari

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

kapasitas angkut pesawat yang dibatasi. Dengan pertimbangan keselamatan, pihak otoritas

Bandara Jalaluddin masih menerapkan pembatasan beban angkut maksimum sebesar

63,500 Kgs terkait kondisi runway yang masih dalam tahap perbaikan.

Grafik 1.23 Grafik 1.24 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut

Sementara itu kinerja sub sektor angkutan udara menunjukkan pertumbuhan yang

cukup baik selama liburan sekolah. Hal tersebut dikonfirmasi oleh jumlah penumpang

pesawat yang tumbuh 16,33% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 11,19% (y.o.y). Beberapa maskapai penerbangan yang beroperasi di

Gorontalo menyatakan bahwa lonjakan penumpang selama Juli 2012 mencapai 95% dari

load factor penerbangan.

Grafik 1.25 Grafik 1.26 Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 11

1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo

menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada

triwulan II-2012 tumbuh 9,53% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I-

2012 sebesar 11,35% (y.o.y). Menurunnya kinerja PHR nampak dari menurunnya volume

bongkar pelabuhan dan stagnasi kredit perdagangan.

Menurunnya kinerja sektor ini terutama didorong oleh menurunnya kinerja sub sektor

hotel dan restoran. Hal ini nampak dari tingkat penghunian hotel yang stagnan, beberapa

hotel saat ini fokus pada perbaikan dan renovasi fasilitas untuk menyambut kegiatan World

Maize Conference yang akan dilaksanakan pada November 2012.

Grafik 1.27 Grafik 1.28 SKDU Perdagangan Tingkat Penghunian Hotel

Sementara kegiatan perdagangan masih optimis dibandingkan triwulan sebelumnya.

Beberapa faktor menjadi penunjang kinerja sub sektor ini yaitu realisasi gaji ke-13,

peningkatan penyerapan belanja barang dan jasa pemerintah, dan masa liburan sekolah.

Peningkatan kegiatan pada sub sektor ini dikonfirmasi oleh realisasi survei kegiatan dunia

usaha, pertumbuhan kredit perdagangan dan volume penggunaan listrik kelompok bisnis.

Grafik 1.29 Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Listrik Kelompok Bisnis

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

1.2.4 SEKTOR BANGUNAN

Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan perlambatan, pada triwulan II-

2012 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 9,61% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,56 % (y.o.y)

Grafik 1.31 Grafik 1.32 Belanja Modal Kredit Konstruksi

Melambatnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indikator angka

kredit konstruksi dan penyerapan belanja modal. Sampai dengan Juni 2012 kredit konstruksi

tumbuh 33,36% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

48,73% (y.o.y). Sejalan dengan hal tersebut, pembiayaan konstruksi yang berasal dari

belanja APBD pemerintah daerah terkontraksi hingga 46%.

1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

Kinerja sektor keuangan tumbuh 10,97% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,07% (y.o.y). Peningkatan terbesar didorong

oleh kinerja sektor keuangan yang cukup baik.

Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang meningkat

Sampai dengan bulan Juni 2012, NIM perbankan mencapai Rp 274 Miliar atau tumbuh

9,46% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan NIM periode Maret 2012 yang terkontraksi 37,66%

(y.o.y). Kondisi ini didorong oleh menurunnya beban bunga perbankan seiring dengan

bertahannya BI Rate pada level yang stabil.

Grafik 1.33 Grafik 1.34

NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 13

1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang sedikit

melambat. Sektor industri pada triwulan II-2012 tumbuh 13,24% (y.o.y) sementara pada

triwulan sebelumnya tumbuh 13,31% (y.o.y). Perkembangan kinerja sektor ini ditunjukkan

oleh beberapa prompt indicators yaitu realisasi SKDU industri pengolahan, penjualan BBM

industri, penjualan listrik industri, dan survei industri pengolahan besar-sedang.

Berdasarkan survei industri pengolahan besar-sedang, melambatnya kinerja industri

tampak pada industri tekstil dan kayu/barang dari kayu. Permintaan masyarakat yang

menurun diperkirakan menjadi penyebab penurunan produksi di sektor ini. Penurunan ini

turut dikonfirmasi pula oleh konsumsi listrik industri yang relatif melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya.

Grafik 1.35 Grafik 1.36 Konsumsi Listrik Industri Survei Pengolahan Besar & Sedang

1.2.7 SEKTOR LAINNYA

Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2012 tumbuh 8,02% (y.o.y)

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 6,66% (y.o.y). Daya tersambung sampai

dengan Juni 2012 mencapai 138..246 KVA atau meningkat dibandingkan posisi Maret 2012

yang mencapai 133.267 KVA. Beberapa proyek investasi listrik swasta yang saat ini terus

dipacu penyelesaiannya. PLN telah mengoperasikan mesin pembangkit berbahan bakar

MFO (Marine Fuel Oil) sebesar 7MW di Gardu Induk Isimu, sementara pembangunan fisik

PLTU Molotabu sudah mencapai 83%.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

.

Grafik 1.37 Grafik 1.38 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2012 meningkat

dibandingkan triwulan I-2012. Sektor ini tumbuh 9,74% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai 11,57% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan

kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang melambat. Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan

II-2012 tumbuh 7,76% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2012

yang tercatat sebesar 7% (y.o.y).

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 15

BOKS 1 : KONSUMSI RUMAH TANGGA di GORONTALO DAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.

Dalam kurun waktu duabelas tahun membangun, pertumbuhan ekonomi regional

secara persisten ditopang oleh kegiatan konsumsi dibandingkan kegiatan investasi maupun

ekspor-impor. Tren meningkatnya konsumsi pemerintah seiring dengan penambahan

alokasi belanja daerah yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sementara konsumsi swasta

lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi regional dan perilaku konsumen sendiri.

Hal menarik apabila kita simak kondisi konsumsi swasta, sesuai teori ekonomi klasik

tingkat konsumsi akan berbanding lurus dengan penambahan pendapatan yang diterima

masyarakat. Di Gorontalo, komposisi tenaga kerja terbesar berprofesi sebagai petani dan

jasa kemasyarakatan (pegawai) yang mempunyai karakteristik pendapatan yang berbeda.

Seringkali dalam menganalisis perkembangan makro regional, peneliti dihadapkan pada

fenomena dimana terjadi kenaikan pada sisi pendapatan kelompok petani namun disisi lain

terjadi penurunan pendapatan pada kelompok pegawai atau terjadi sebaliknya. Pemahaman

tentang seberapa besar elastisitas setiap komponen pendapatan dalam mempengaruhi

magnitude pertumbuhan konsumsi swasta menjadi penting untuk menghindarkan miss

leading dalam proyeksi. Paparan singkat ini akan mencoba menganalisis hal dimaksud

dengan menggunakan pendekatan ekonometrika yang diperkuat dengan hasil survei.

Keynes dalam teorinya menyatakan bahwa tingkat konsumsi masyarakat akan

dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang diterima oleh masyarakat

dC Y Z .....................(1)

Keterangan:

Yd = Pendapatan disposable

C = Konsumsi

Z = Variabel lain/karakteristik daerah

= Konstanta, dimana nilainya lebih besar dari 0

Mengacu pada teori dimaksud, akan coba disusun suatu model regresi sederhana untuk

mengetahui tingkat elastisitas dari masing-masing pendapatan kelompok masyarakat dalam

meleverage pertumbuhan konsumsi di Gorontalo. Untuk mendapatkan hasil dimaksud

digunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) dengan mempertimbangkan prinsip

BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang terdiri atas serangkaian pengujian non-

autokorelasi, non-heterokedastisitas, dan non-multikorelasi.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Model OLS yang dipergunakan adalah sbb:

logCONS = a0 + a1 log NTP + a2 log BP + a3 log KK + e

dimana :

- CONS : PDRB konsumsi swasta

- NTP : nilai tukar petani

- BP : belanja pegawai

- KK : kredit konsumsi

- a1,a2,a3 : konstanta

- e : error term

Dependent Variable: LOG(ADHK)

Method: Least Squares

Date: 07/31/12 Time: 13:02

Sample (adjusted): 2007Q1 2010Q1

Included observations: 13 after adjustments

Convergence achieved after 45 iterations

MA Backcast: 2006Q3 2006Q4 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.39364 0.442042 23.51279 0.0000

LOG(NTP) -0.442617 0.090426 -4.894802 0.0012

LOG(BTL) 0.010647 0.005056 2.105993 0.0683

LOG(KK) 0.319617 0.017835 17.92033 0.0000

MA(2) 1.685722 0.556850 3.027246 0.0164 R-squared 0.993702 Mean dependent var 13.01794

Adjusted R-squared 0.990553 S.D. dependent var 0.096444

S.E. of regression 0.009374 Akaike info criterion -6.218036

Sum squared resid 0.000703 Schwarz criterion -6.000748

Log likelihood 45.41723 Hannan-Quinn criter. -6.262699

F-statistic 315.5619 Durbin-Watson stat 1.482568

Prob(F-statistic) 0.000000

Intrepretasi atas hasil model tersebut adalah sebagai berikut :

- Setiap kenaikan 1 satuan nilai tukar petani akan mendorong meningkatnya konsumsi

swasta sebesar 0,44 satuan

- Setiap kenaikan 1 satuan belanja pegawai akan mendorong meningkatnya konsumsi

swasta sebesar 0,01 satuan

- Setiap kenaikan 1 satuan realisasi kredit konsumsi akan mendorong peningkatan

konsumsi swasta sebesar 0,32 satuan

Terlihat bahwa NTP memberikan elastisitas lebih tinggi dalam mempengaruhi konsumsi

dibandingkan belanja pegawai dan kredit konsumsi. Hal ini disadari mengingat sedikit

kenaikan pendapatan pada kelompok petani akan mendorong agregat konsumsi PDRB

Gorontalo secara signifikan karena komposisi angkatan kerja di sektor pertanian cukup

dominan di Gorontalo (42% menurut survei BPS).

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 17

Tingginya nilai konsumsi kelompok pegawai mendorong fungsi pembiayaan kredit

konsumsi menjadi alternatif pembiayaan. Apabila disimulasikan dalam Granger Causality

Test antara Kredit Konsumsi dan Belanja Pegawai (dengan menggunakan data bulanan),

belanja pegawai (dalam hal ini realisasi APBD) memberikan pengaruh signifikan pada

perubahan baki debet kredit konsumsi dan tidak berlangsung sebaliknya.

Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/31/12 Time: 17:52 Sample: 2008:01 2012:01 Lags: 2

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

KK does not Granger Cause BP 25 0.12852 0.88012 BP does not Granger Cause KK 5.60514 0.01168

Berdasarkan pengujian hasil estimasi model dan didukung oleh hasil survei dapat

ditarik suatu kesimpulan :

- Perubahan NTP akan memberikan elastisitas lebih tinggi

pada perubahan tingkat konsumsi dibandingkan elastisitas

belanja pegawai dan kredit konsumsi. Ini lebih disebabkan

karena kelompok petani menduduki komposisi terbesar

dalam keseluruhan lapangan kerja di Gorontalo.

- Berdasarkan hasil survei persepsi masyarakat terhadap

bank menyatakan bahwa nilai konsumsi kelompok petani

secara individu lebih rendah dibandingkan nilai konsumsi individu kelompok pegawai.

Tingginya nilai konsumsi kelompok pegawai menjadikan kredit konsumsi sebagai salah

satu alternatif pembiayaan dalam memenuhi kegiatan konsumsinya. Hal ini sejalan dengan

hasil analisis Granger Causality Test dimana realisasi gaji pegawai (APBD) memberikan

pengaruh signifikan pada perubahan baki debet kredit konsumsi perbankan.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan