bab 09. sid embung lua

13
Final Report BAB 9 PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN 9.1 PROSEDUR OPERASI JARINGAN IRIGASI 9.1.1 Pembagian Air Rencana pembagian air irigasi adalah suatu rencana yang menetapkan jadwal waktu dan besarnya debit di tiap ruas saluran, besarnya debit yang diperbolehkan, jadwal penyadapan debit di pintu tersier ditetapkan juga dalam proses rencana pembagian air. Landasan rencana pembagian air pada Daerah Irigasi yang menerapkan O & P adalah metode faktor K (Metode Pasten - Belanda). Metode faktor K berdasarkan pada ide-ide yang menyatakan adanya suatu hubungan antara ketersediaan air di pintu sadap tersier dengan kebutuhan air tanaman pada berbagai tingkat pertumbuhan tanaman. Pada pelaksanaan operasi irigasi, metode faktor K yang telah dikembangkan ini berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut : a. Berapa jumlah air yang diperlukan oleh petak tersier b. Cukupkah air tersedia untuk memenuhi kebutuhan tanaman c. Dengan cara bagaimana kehilangan (kehilangan tekanan/energi karena operasi karena pembagian, dipadukan ke dalam proses pengaturan air. Metode faktor K memperhitungkan 3 (tiga) tersebut, dan dimaksudkan bahwa metode ini akan dipertahankan sebagai inti pokok perencanaan pembagian air di Daerah Irigasi yang akan direncanakan. SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 1

Upload: aminudin-arif

Post on 18-Jul-2016

52 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

SID Embung Lua

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

BAB9

PEDOMAN OPERASIDAN PEMELIHARAAN

9.1 PROSEDUR OPERASI JARINGAN IRIGASI

9.1.1 Pembagian Air

Rencana pembagian air irigasi adalah suatu rencana yang menetapkan jadwal waktu dan besarnya debit di tiap ruas saluran, besarnya debit yang diperbolehkan, jadwal penyadapan debit di pintu tersier ditetapkan juga dalam proses rencana pembagian air.

Landasan rencana pembagian air pada Daerah Irigasi yang menerapkan O & P adalah metode faktor K (Metode Pasten - Belanda). Metode faktor K berdasarkan pada ide-ide yang menyatakan adanya suatu hubungan antara ketersediaan air di pintu sadap tersier dengan kebutuhan air tanaman pada berbagai tingkat pertumbuhan tanaman. Pada pelaksanaan operasi irigasi, metode faktor K yang telah dikembangkan ini berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Berapa jumlah air yang diperlukan oleh petak tersier

b. Cukupkah air tersedia untuk memenuhi kebutuhan tanaman

c. Dengan cara bagaimana kehilangan (kehilangan tekanan/energi karena operasi karena pembagian, dipadukan ke dalam proses pengaturan air.

Metode faktor K memperhitungkan 3 (tiga) tersebut, dan dimaksudkan bahwa metode ini akan dipertahankan sebagai inti pokok perencanaan pembagian air di Daerah Irigasi yang akan direncanakan.

9.1.2 Perencanaan Tanam

Penentuan Pola Tanam di daerah irigasi adalah penting sekali agar air yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan irigasi. Bila Pola Tanam tidak diatur mungkin akan terjadi areal tanam yang berlebihan, sehingga air yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan air tanaman, yang akhirnya dapat menyebabkan pengurangan produktivitas tanaman. Untuk

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 1

Page 2: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

Daerah Irigasi yang direncanakan yaitu daerah irigasi Lua, Menebel I & II, dan Roboh. Pola Tanam Usulan seperti terlihat pada tabel dan gambar dibawah ini :

Tabel 9.1 Kebutuhan Alternatif Pola Tanam DI. Lua, DI. Menebel I & II, dan DI. RobohNo Uraian Kebutuhan Air Tanaman Tengah-Bulanan (Lt/Dt/Ha)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

1. DI Lua, dan Manebel I & II dan DI Roboh, Jun IPeriode-1 0.16 0.80 0.68 1.08 0.09 1.18 1.22 0.60 0.80 1.15 0.94 0.92Periode-2 0.00 0.52 0.91 0.91 0.00 0.77 1.18 1.13 0.52 0.87 0.33 0.43

Gambar 9.1 Kebutuhan Alternatif Pola Tanam DI. Lua

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 2

0.00

140.00

280.00

420.00

560.00

700.00

840.00

980.00

1120.00

1260.00

1400.00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Month-Period

Disc

harg

e (lt

r/s)

Water Av ailability

Water Requirements

LPRice-1LP Rice-2FR Palawija

Page 3: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

Gambar 9.2 Kebutuhan Alternatif Pola Tanam DI. Menebel I

Gambar 9.3 Kebutuhan Alternatif Pola Tanam DI. Menebel II

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 3

0.00

40.00

80.00

120.00

160.00

200.00

240.00

280.00

320.00

360.00

400.00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Month-Period

Disc

harg

e (lt

r/s)

Water Av ailability

Water Requirements

LPRice-1LP Rice-2FR Palawija

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Month-Period

Disc

harg

e (lt

r/s)

Water Av ailability

Water Requirements

LPRice-1LP Rice-2FR Palawija

Page 4: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

Gambar 9.4 Kebutuhan Alternatif Pola Tanam DI. Roboh

9.1.3 Operasi Musim Hujan

Yang harus diperhatikan mengenai Operasi selama Musim Hujan antara lain :

Staf lapangan dan para petani harus siap terus menerus menjaga agar pintu-pintu selalu tertutup / terbuka sedikit selama debit air tinggi.

Saluran pembuang harus bersih dari kotoran / sampah

Kerusakan di sepanjang tanggul saluran harus segera diperbaiki dengan cara mengeringkan saluran.

Apabila curah hujan cukup tinggi, maka air irigasi tidak perlu dialirkan ke saluran tersier.

9.1.4 Operasi Musim Kemarau

Pada musim kemarau umumnya debit yang tersedia tidak selalu mencukupi kebutuhan air pada daerah irigasi. Untuk merata dan efisiennya penggunaan air irigasi yang ada, maka pemberian air harus secara giliran berdasarkan kebutuhan alternatif pola tanam.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 4

0.00

30.00

60.00

90.00

120.00

150.00

180.00

210.00

240.00

270.00

300.00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Month-Period

Disc

harg

e (lt

r/s)

Water Av ailability

Water Requirements

LPRice-1LP Rice-2FR Palawija

Page 5: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

9.2 PROSEDUR OPERASI BANGUNAN UTAMA

9.2.1 Embung

Untuk Daerah Irigasi yang direncanakan, kebutuhan air irigasi berasal dari rencana Embung, yang mana pengambilannya dari Intake Embung.

Sesuai dengan fungsi Embung, yaitu untuk menampung air dari daerah pengaliran sungainya, yang kemudian dimanfaatkan terutama di musim kemarau atau dengan kata lain untuk menjaga kegagalan musim tanam pertama dan mengairi musim tanam kedua dan tanam ke tiga.

Selama terjadi banjir, bila muka air 1 meter di atas mercu, maka pintu pengambilan ditutup penuh. Pintu pembilas harus tetap dalam keadaan tertutup guna mencegah adanya gejolak air di sekitar pintu.

Dalam keadaan biasa, bila ketinggian muka air di atas mercu 1 meter, pintu pembilas dibuka untuk membilas beban lumpur yang dibutuhkan dan pintu pembilas dibuka penuh.

9.2.2 Kantong Lumpur

a. MA sungai di hilir Pintu Penguras Kantong Lumpur lebih rendah dari MA di Kantong Lumpur.

Tutup Pintu Pembilas yang ada agar diperoleh tenaga aliran pengurasan yang sebesar-besarnya.

Tutup Pintu pemasukan yang ada di hilir kantong Lumpur.

Buka Pintu Intake dan biarkan air menjadi tinggi.

Bantulah kegiatan pengurasan dengan menggali dan membuang lumpur jauh dari saluran Kantong Lumpur.

b. MA sungai di hilir Pintu Penguras Kantong Lumpur lebih tinggi daripada MA di kantong Lumpur, maka tidak ada pengurasan.

Apabila duga air telah kembali seperti semula sampai duga yang dibutuhkan untuk eksploitasi, bukalah Pintu Intake Saluran.

9.3 PROSEDUR OPERASI BANGUNAN PENGATUR BESAR

Pengoperasian bangunan sadap atau bangunan bagi tersier adalah sebagai berikut :

a. Untuk pembukaan dan penutupan pintu bangunan sadap, setiap langkah tidak boleh lebih dari 10 cm, dan diberi selang waktu beberapa saat untuk kemudian langkah selanjutnya agar keadaan aliran tetap stabil, meskipun terjadi fluktuasi aliran akibat perubahan debit.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 5

Page 6: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

b. Apabila terjadi hujan setempat, yang dapat memenuhi seluruhnya atau sebagian dari kebutuhan air petak tersier, maka bangunan sadap yang bersangkutan ditutup seluruhnya atau sebagian.

c. Apabila saluran tersier belum terisi air, maka bangunan sadap yang bersangkutan hanya boleh dibuka selebar 1/5 sampai 1/4 dari lebar bukaan maksimum, setelah air melewati bangunan sadap dan keadaan aliran stabil, maka dilakukan pengaturan debit yang dibutuhkan.

9.4 PROSEDUR PEMELIHARAAN

9.4.1 Inspeksi Pemeliharaan

Inspeksi merupakan kegiatan utama dalam rangkaian pelaksanaan pemeliharaan. Maksud inspeksi ini adalah memeriksa kondisi jaringan dan fasilitas penunjang lainnya yang mencakup saluran, bangunan dan sarana irigasi lainnya.

Agar diperoleh pelaksanaan yang efektf, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Langkah 1

Inspeksi rutin tehadap jaringan maupun bagian-bagiannya yang mencakup saluran pembawa dan pembuang serta bangunan-bangunan dilaksanakan oleh juru pengairan pada daerah yang bersangkutan. Pencatatan kondisi jaringan menggunakan blanko 01-P dengan mencantumkan keadaan kerusakan ringan, sedang atau berat sesuai jenis kerusakan, di samping itu ditentukan pula skala prioritas yang dibedakan menjadi segera, perlu dan dapat ditangguhkan.

b. Langkah 2

Penyusunan kebutuhan perbaikan pemeliharaan dikerjakan di Ranting Dinas, menggunakan blanko 02-P dan 03-P beserta lampirannya. Setelah semua PLP menyerahkan laporan bulanan (blanko 02-P) maka staf pemeliharaan Ranting Dinas harus mengecek di lapangan kemudian membuat ringkasan pekerjaan yang diperlukan dalam blanko 02-P, Kepala Ranting Dinas harus memeriksa dan mengusulkan pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh ranting dinas dan pekerjaan yang terlalu rumit dan mahal yang harus dilaksanakan pemborong serta menentukan skala prioritasnya, selanjutnya blanko 02-P dikirim ke Balai PSDA setiap bulannya.

Staf Pemeliharaan Ranting Dinas harus mencatat di dalam Buku Catatan Pemeliharaan (BCP) Ranting Dinas tentang semua kebutuhan pekerjaan pemeliharaan yang telah diidentifikasi oleh ranting dinas untuk setiap jaringan irigasi, pencatatan dilakukan setiap bulan.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 6

Page 7: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

Kepala Ranting Dinas dan Staf Pemeliharaan melakukan inspeksi lapangan jika menerima kejadian bencana alam/darurat. Hasil pemeriksaan di lapangan dituangkan dalam blanko 03-P. Selanjutnya blanko ini disampaikan ke Balai PSDA dan instansi lain yang terkait.

Dalam keadaan normal Pengamat harus melakukan inspeksi saluran irigasi maupun pembuang dua kali setahun yaitu pada waktu diadakan pengeringan (bulan April/Mei dan September/Oktober), sehingga kondisi bangunan/ saluran yang terendam di bawah muka air normal dapat diketahui.

Inspeksi pada bulan September/Oktober dimaksudkan untuk mengecek fungsi pembuang untuk musim hujan yang akan dating, sedangkan inspeksi pada bulan April.Mei untuk mengecek fungsi jaringan untuk musim kemarau yang akan datang. Inspeksi ini membutuhkan waktu selama 2-3 minggu.

9.4.2 Jenis Pemeliharaan

Jenis pemeliharaan yang dilaksanakan pada daerah irigasi adalah sebagai berikut :

a. Pemeliharaan Rutin

Macam pemeliharaan tersebut adalah menangani pekerjaan berskala kecil dan memerlukan penanganan rutin pokok pekerjaan selama satu tahun.

Misalnya endapan lumpur di saluran, melumasi dan mengecat pintu, mengepras rumput, membersihkan tanaman air penutup bobolan tanggul dan memperbaiki kerusakan kecil akibat gempa.

Pemeliharaan rutin ditangani langsung oleh petugas Seksi Pengairan dan Kepengamatan kebutuhan penambahan jumlah tenaga kerja yang diperlukan diatur oleh swakelola.

b. Pemeliharaan Berkala

Macam pemeliharaan tersebut menangani pekerjaan lebih luas dan kompleks dilakukan langsung oleh petugas dari Seksi Pengairan dan Kepengamatan.

Misalnya mengganti pintu yang rusak, memperbaiki kerusakan fatal pada bangunan dan menangani pekerjaan normalisasi dimensi saluran.

Pemeliharaan berkala diperlukan pemeriksaan tertentu oleh petugas Kepengamatan, mereka kemudian melaporkan kepentingan tersebut terhadap Seksi Pengairan. Seksi Pengairan kemudian mengadakan survei, investigasi, desain, dan pelaksanaan pekerjaan umumnya melalui kontrak pekerjaan utama tahunan.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 7

Page 8: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

c. Pemeliharaan Darurat

Macam pemeliharaan tersebut melaksanakan perbaikan darurat dianggap penting dan diperlukan untuk memelihara keutuhan dari debit air terhadap kerusakan mendadak pada bagian saluran.

Misalnya kerusakan konstruksi pada bagian saluran, jembatan hantar, dan memperbaiki tanah longsor dan bobol di saluran, perbaikan darurat akibat gempa bumi kemungkinan diorganisir dan ditangani langsung oleh Kepengamatan atau Seksi Pengairan, perbaikan bangunan yang sangat kompleks akan diatur oleh Seksi Pengairan melalui kontrak pekerjaan.

9.4.3 Prosedur Penutupan Saluran

Penutupan saluran diperlukan untuk pelaksanaan dalam pemeliharaan tertentu dan memungkinkan adanya inspeksi pemeliharaan secara seksama. Saluran ditutup karena memang direncanakan atau penutupan karena dalam keadaan darurat. Direncanakan penutupan karena adanya pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan telah diprogramkan juga dalam rangka kegiatan inspeksi yang diperlukan.

Penutupan darurat karena adanya suatu kejadian mendadak tanggul jebol atau kerusakan pada bangunan yang memerlukan perbaikan dengan segera.

a. Penutupan Saluran Direncanakan

Keseluruhannya dari saluran induk dan saluran sekunder harus ditutup paling tidak satu kali dalam setahun (biasanya pada bulan Oktober atau Nopember) untuk memenuhi perpanjangan waktu (biasanya dua minggu) yang diperbolehkan dalam rangka menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan.

Awal penutupan selama 3 hari adalah wewenang Pengamat, memberi kesempatan waktu untuk survei dan memperkirakan waktu perbaikan, dilaksanakan dalam jangka waktu dua minggu selama penutupan saluran.

Dalam rangka penutupan saluran, harus menyesuaikan dengan keadaan kondisi sebagai berikut:

1. Air tidak terbuang dengan percuma. Penutupan saluran sekunder dilakukan dari pintu bagi saluran induk, diusahakan sisa air yang tergenang pada saluran yang ditutup masih dapat dimanfaatkan.

2. Direncanakan penutupan saluran ditinjau pada Tata Tanam Global.

Ketentuan hari dan lamanya waktu penutupan saluran harus dipastikan dan memberitahu sebelumnya kepada Desa yang bersangkutan serta kelompok P3A.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 8

Page 9: Bab 09. SID Embung Lua

KETUA

Pembinaan dari Dinas Pertanian dan Dinas

Pek.Umum

Pengawasan dari Desa

T e n a g a P e l a k s a n a

Penjaga Embung 2 orang

Ulu – ulu2 orang

Final Report

b. Penutupan Saluran Darurat

Sebelum penutupan pengaliran saluran, harus mempertimbangkan jalan keluar bagaimana cara mengalihkan aluran dalam saluran, sehingga genangan air di lain tempat dapat dicegah.

Untuk mencegah terjadi erosi pada saluran, pintu air harus dioperasikan dengan menutup secara perlahan-lahan sehingga debit air akan berangsur-angsur berkurang dan penurunan air secara perlahan-lahan pula.

9.5 ORGANISASI

9.5.1 Skema Organisasi

Untuk operasi dan pemeliharaan diperlukan organisasi sederhana sebagai berikut :

9.5.2 Pengurus O & P

Seluruh pengurus dipilih secara demokratis berdasarkan keputusan rapat anggota dalam rapat pleno petani pemakai air, untuk selama periode waktu tertentu. Pengurus diberi ganjaran / upah yang besarnya ditetapkan oleh rapat anggota, dan diambil dari iuran air oleh anggota.

Pembinaan pertanian dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan atau Penyuluh Pertanian Madya (bilamana diperlukan).

Pembinaan pengelolaan air, operasi dan pemeliharaan embung serta jaringannya dilakukan oleh Petugas Dinas Pengairan P.U.

Pengawasan secara kontinyu keseluruh kegiatan usaha tani, peternakan dan pengadaan air bersih dilakukan oleh Kepala Desa atau petugas yang ditunjuk olehnya.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 9

Page 10: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

9.5.3 URAIAN TUGAS O & P

(1) Ketua, bertanggung jawab kepada petani pemakai air melalui rapat anggota, dengan tugas-tugas sebagai berikut :

a) Mengelola dan mengawasi seluruh kepala operasi dan pemeliharaan embung.

b) Memberikan pengarahan kepada penjaga embung dan ulu-ulu mengenai pengelolaan air secara umum, atau khususnya mengenai tugas-tugas O & P.

c) Merencanakan dan mengalokasikan biaya O & P yang diperlukan pertahun, serta menghitung biaya perbaikan-perbaikan darurat (bila diperlukan).

d) Memimpin rapat anggota berkala.

e) Menyelesaikan perselisihan pemakaian air diantara anggota.

f) Membuat laporan O & P bulanan.

g) Melaksanakan penagihan iuran di air dari petani pemakai air.

(2) Penjaga embung bertanggung jawab kepada ketua dengan tugas-tugas sebagai berikut :

a) Operasi pembukaan dan penutupan pintu sesuai kebutuhan air secara terukur.

b) Pemeriksaan rutin terhadap kebocoran dan pintu dan atau pipa intake dan tubuh embung serta melaporkan kejadiannya kepada ketua.

c) Pembuangan sampah dari intake dan pintu ukur.

d) Pemeriksaan konstruksi tubuh embung, kemungkinan terdapat retakan yang membahayakan kestabilannya.

e) Pencegahan pengambilan endapan (pasir dan kerikil) dari daerah genangan.

f) Pencegahan pengelolaan lahan daerah genangan (saat air surut).

g) Pemantauan tinggi muka air di genangan waduk 2 (dua) kali sehari yaitu pada pukul 7.00 pagi dan 17.00 sore.

h) Pemantauan pos curah hujan yang dipasang disekitar site embung.

i) Menjaga keamanan terhadap pengunjung, terutama siswa-siswa sekolah pada hari libur.

j) Melaporkan kegiatan O & P mingguan dan kejadian-kejadian penting kepada ketua.

(3) Ulu-ulu : betanggung jawab kepada ketua dengan tugas-tugas sebagai berikut :

Saluran / pipa :

b) Pemeriksaan kebocoran saluran/pipa misalnya ada lining talud atau pipa yang pecah.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 10

Page 11: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

c) Pengangkatan dan pembuangan sampah dari saluran.

d) Pembuangan endapan dari dasar saluran secara berkala (bisa dilakukan oleh tenaga pelaksana).

e) Mencegah adanya ternak besar (sapi/kerbau) memasuki saluran.

f) Memeriksa adanya longsoran talud dan atau di tebing saluran.

g) Mencegah adanya penyadapan liar dari saluran.

h) Melaksanakan pemotongan rumput secara berkala.

Bangunan bagi/sadap :

i) Pemeriksaan kebocoran pintu-pintu.

j) Pelumasan pintu-pintu secara berkala.

k) Pengecatan pintu atau bagian dari pipa secara berkala.

l) Pengangkatan dan pembuangan sampah dari bangunan bagi/sadap dan bangunan ukur.

m)Mencegah pengrusakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

n) Operasi pembukaan dan penutupan sesuai keran dengan kebutuhan sebagai berikut :

Contoh perhitungan kebutuhan air setengah bulanan dari suatu pintu sadap/ embung.

Total area 25 ha.

50 % tanaman padi berumur 1,5 bulan :

Kebutuhan air 12,5 x 1,23 = 15,38 l/dt.

50 % tanaman padi berumur 2 bulan :

Kebutuhan air 12,5 x 1,35 = 16,88 l/dt.

Jadi kebutuhan penyadapan dari pintu / embung = 32,26 l/dt.

o) Membuat laporan mingguan mengenai kegiatan O & P dan catatan pelaksanaan pembagian air.

Catatan :

Pada dasarnya untuk kegiatan O & P harian Penjaga embung dan ulu-ulu bekerja sendiri.

Dua orang petugas tiap bagian dimaksudkan agar dapat bertugas secara giliran.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 11

Page 12: Bab 09. SID Embung Lua

Final Report

(4)Tenaga Pelaksana

Tenaga pelaksana hanya diperlukan sewaktu-waktu untuk pemeliharaan berkala atau perbaikan berat pada konstruksi embung, saluran, dan bangunan bagi/sadap. Tenaga pelaksana ini diambil dari petani pemakai air atau dari luar dengan dasar upah harian atau kontrak.

SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh 9 - 12