b u k u s a k u b e n d a h a r a...spp langsung yang selanjutnya disingkat spp-ls adalah dokumen...
TRANSCRIPT
B U K U S A K U
B E N D A H A R A
NANIK SRI RAHAYU, S.H.
BUKU SAKU PEMBANTU BENDAHARA
PENGELUARAN DINAS PEKERJAAN UMUM
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN KULON PROGO
Disusun oleh :
NANIK SRI RAHAYU, S.H
i
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL……………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL……………………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………. v
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….. vi
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang………………………………………… 1
B Tujuan …………………………………………………… 2
C Ruang Lingkup ……………………………………….. 3
BAB II PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
A Pengelola Keuangan Daerah …………………. 4
B Jenis Belanja …………………………………………. 8
BAB III PEMAHAMAN TUGAS BENDAHARA
PENGELUARAN
A Alur Pengelolaan Keuangan ……………………. 11
B Tugas dan Wewenang Pembantu
Bendahara Pengeluaran .............................
16
ii
BAB IV PENYUSUNAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
I Kelengkapan Pertanggungjawaban Keuangan
1 Honorarium ……………. …………………………… 19
2 Biaya BBM ……………………………………………… 22
3 Biaya Makan Minum Rapat …………………… 22
4 Biaya Lembur …………………………………………. 25
5 Biaya Perjalanan Dinas …………………………… 26
6 Biaya Makan di Lapangan ……………………… 27
7 Biaya Sewa …………………………………………….. 27
8 Biaya Listrik/Telepon/Air ……………………….. 28
9 Biaya STNK …………………………………………….. 28
10 Biaya Keur Kendaraan …………………………… 28
11 Biaya Pemeliharaan/Servis Kendaraan Dinas/Peralatan Kantor …………………………..
29
II Kelengkapan Dokumen LS 30
III Penggunaan Materai 32
BAB V PERPAJAKAN 34
BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 40
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaah puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang
telah melimpahkan Rahmat dan BarokahNYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan buku saku bagi pembantu
bendahara pengeluaran pada bidang dan UPT
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Kulon
Progo.
Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Mentor, Coach, Widya Iswara
badan Pendidikan dan Pelatihan DIY dan
seluruh Tim Aksi Perubahan yang telah
memberikan ilmu, bimbingan dan bantuan
kepada penulis dalam penyusunan buku saku
dan keseluruhan tahapan aksi perubahan.
iv
Penulis menyadari bahwa
penyusunan Buku Saku ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkam masukan demi kesempurnaan
materi dan susunan dalam buku saku ini.
Akhir kata semoga Buku Saku bagi
Pembantu Bendahara Pengeluaran pada
Bidang dan UPT Dinas Pekerjaan Umum
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Kulon Progo dapat bermanfaat
dalam pelaksanaan penatausahaan keuangan
khususnya pada Dinas Pekerjaan Umum
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Yogyakarta, Agustus 2021
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, pasal 1 ayat (2)
menyebutkan bahwa “ Pengelolaan
keuangan adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan daerah. “ Pengelolaan keuangan
merupakan bagian dari instrument penilaian
kinerja OPD. Pengelolaan keuangan yang
tertib akan mendukung pelaksanaan
pekerjaan yang lancar dan tepat sasaran.
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Kulon
Progo mempunyai fungsi penyelenggaraan
2
urusan Pemerintah Daerah dan tugas
pembantuan dibidang pekerjaan umum,
perumahan dan Kawasan Permukiman.
Tuntutan penyelenggaraan infrastruktur yang
tinggi diperlukan dukungan anggaran yang
besar. Untuk mengelola anggaran yang besar
itu, dibutuhkan bendahara pengeluaran dan
Pembantu Bendahara Pengeluaran
pengeluaran yang kompeten. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kompetensi
Bendahara Pengeluaran dan Pembantu
Bendahara Pengeluaran adalah dengan
menyusunbuku saku sebagai pedoman dalam
melaksanakan penatausahaan keuangan.
B. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan
Buku Saku bagi Pembantu bendahara
pengeluaran Dinas Pekerjaan Umum
Perumahan dan Kawasan Permukiman (Bus
3
Bandaraku) adalah sebagai referensi bagi
pembantu bendahara pengeluaran dalam
melaksanakan ketugasan penatausahaan
keuangan agar terlaksana tertib
pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan
pada Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Kulon
Progo;
C. Ruang Lingkup
Target utama sebagai pembaca dari buku ini
merupakan para Pembantu Bendahara
Pengeluaran yang bertugas pada Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Selain itu, publikasi ini juga
diharapkan dapat menjadi panduan bagi
Pembantu Bendahara Pengeluaran dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari. . Buku
Saku ini disusun dengan mengacu kepada
regulasi dan peraturan yaitu PP Nomor 12
4
Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan dan turunannya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77
Tahun 2020.
BAB II
PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
A. Pengelola Keuangan Daerah terdiri dari :
1 Pemegang Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Kepala daerah selaku pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam kepemilikan kekayaan daerah
yang dipisahkan.
2 Koordinator Pengelolaan Keuangan
Daerah
Sekretaris Daerah selaku koordinator
pengelolaan keuangan daerah
3 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
5
Kepala SKPKD selaku PPKD adalah
Kepala SKPD yang melaksanakan unsur
penunjang urusan pemerintahan pada
pemerintah daerah yang melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah
4 Kuasa BUD
Pejabat di lingkungan SKPKD yang
diusulkan kepada kepala daerah oleh
PPKD selaku BUD untuk ditetapkan
sebagai Kuasa BUD
5 Pengguna Anggaran
Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran
(PA)
6 Kuasa Pengguna Anggaran
PA dapat melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada kepala Unit
SKPD selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)
7 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
6
PA/KPA dalam melaksanakan
kegiatan/sub kegiatan menetapkan
pejabat pada SKPD/Unit SKPD selaku
PPTK
8 Pejabat Penatausahaan Keuangan
SKPD.
Kepala SKPD selaku PA menetapkan PPK
SKPD melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD
9 Pejabat Penatausahaan Keuangan Unit
SKPD
Dalam hal PA melimpahkan sebagian
tugasnya kepada KPA, PA menetapkan
PPK Unit SKPD untuk melaksanakan
fungsi tata usaha keuangan pada Unit
SKPD
10 Bendahara.
1) Bendahara Penerimaan
Kepala daerah menetapkan Bendahara
7
Penerimaan untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan pada
SKPD dan SKPKD atas usul PPKD selaku
BUD.
Dalam hal PA melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada KPA, kepala
daerah dapat menetapkan Bendahara
Penerimaan Pembantu pada Unit SKPD
yang bersangkutan.
2) Bendahara Pengeluaran
Kepala daerah menetapkan Bendahara
Pengeluaran untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran belanja dan/atau
pengeluaran pembiayaan pada SKPD
dan SKPKD.
Dalam hal PA melimpahkan
kewenangannya kepada KPA, kepala
8
daerah atas usul PPKD menetapkan
Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Kepala SKPD atas usul Bendahara
Pengeluaran dapat menetapkan
pegawai yang bertugas membantu
Bendahara Pengeluaran untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan
belanja dan/atau pengeluaran
pembiayaan
B. Jenis Belanja
Berdasarkan Pasal 55 Pemerintah Nomor
12 tahun 2019, klasifikasi Belanja Daerah
terdiri atas:
1. Belanja operasi
Belanja operasi merupakan pengeluaran
anggaran untuk kegiatan sehari-hari
Pemerintah Daerah yang memberi
manfaat jangka pendek.
9
Belanja Operasi terdiri dari :
a) Belanja Pegawai;
b) Belanja Barang dan Jasa;
c) Belanja Bunga
d) Belanja Subsidi
e) Belanja Hibah
d) Belanja Bantuan Sosial
2. Belanja modal
Belanja modal merupakan pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat
lebih dari 1 (satu) periode akuntansi.
Belanja Modal terdiri dari :
a) Belanja Tanah
b) Belanja Peralatan dan Mesin
c) Belanja Gedung dan Bangunan
d) Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
e) Belanja Aset Tetap Lainnya
f) Belanja Aset Lainnya.
10
3. Belanja tidak terduga
Belanja tidak terduga merupakan
pengeluaran anggaran atas beban APBD
untuk keperluan darurat termasuk
keperluan mendesak yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya.
4. Belanja transfer
Belanja transfer merupakan
pengeluaran uang dari Pemerintah
Daerah kepada Pemerintah Daerah
lainnya dan/atau dari Pemerintah
Daerah kepada pemerintah desa.
Klasifikasi APBD menurut akun,
kelompok, jenis, objek, rincian objek,
sub rincian objek Belanja daerah
dikelola berdasarkan kewenangan
pengelolaan keuangan pada SKPD dan
SKPKD.
11
BAB III
PEMAHAMAN TUGAS PEMBANTU
BENDAHARA PENGELUARAN
A. Alur Pengelolaan Keuangan
Pada dasarnya Dinas Pekerjaan Umum
Perumahan dan Kawasan Permukiman
mempunyai empat alur utama dalam
melakukan pengelolaan keuangannya
diantaranya adalah alur perencanaan, alur
penatausahaan penerimaan, alur
penatausahaan pengeluaran, dan alur
akuntansi. Mekanisme penatusahaan
pengeluaran pada umumnya mengadopsi alur
keuangan daerah yaitu menggunakan
mekanisme Uang Persediaan(UP), Ganti
Uang(GU), dan Langsung(LS). Berikut adalah
penjelasan dari masing-masing alur:
1 Uang Persediaan (UP)
Uang Persedian (SPP-UP), adalah
12
dokumen yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran untuk permintaan uang
muka kerja yang bersifat pengisian
kembali (revolving) yang tidak dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung.
SPP-UP diajukan setiap awal tahun
anggaran dan hanya dilakukan sekali
dalam setahun tanpa pembebanan pada
kode rekening tertentu. Dan harus
dipertanggungjawabkan oleh bendahara
pengeluaran. Alur pengajuan UP ini
dimulai dengan Bendahara Pengeluaran
mengajukan SPP (Surat Permintaan
Pembayaran) – UP kepada Pejabat
Penatausahaan Keuangan. Setelah SPP-UP
diperiksa dan disetujui maka Pejabat
Penatausahaan Keuangan akan membuat
SPM (Surat Perintah Membayar) – UP
yang disetujui oleh Pengguna Anggaran
13
dan diajukan kepada BUD. Setelah
disetujui, maka BUD akan menerbitkan
SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) –
UP
2 Ganti Uang (GU)
Ganti Uang adalah penatausahaan untuk
mengganti sejumlah uang ketika uang
persediaan telah digunakan oleh
bendahara pengeluaran. Pada saat UP
telah terpakai minimal sebesar 50% dari
nilai uang persediaan, bendahara
pengeluaran dapat mengajukan SPP Ganti
Uang Persediaan (GU) dengan besaran
sejumlah Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
penggunaan uang persediaan yang telah
disahkan pada periode waktu tertentu.
Kemudian diajukan ke Pejabat
Penatausahaan Keuangan Dinas dan
setelah disetujui akan dibuatkan SPM-GU.
14
Setelah itu, SPM-GU diajukan ke BUD dan
ketika disetujui akan dibuatkan SP2D-GU.
3 SPP Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU)
SPP Tambahan Uang Persediaan (SPP-
TU) adalah dokumen yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran untuk
permintaan tambahan uang persediaan
guna melaksanakan kegiatan SKPD yang
bersifat mendesak dan tidak dapat
digunakan untuk pembayaran Iangsung
dan uang persediaan. Apabila selama
tahun anggaran berjalan ada kebutuhan
belanja yang mendesak namun uang
persediaan tidak mencukupi karena
sudah direncanakan untuk kegiatan yang
lain maka bendehara pengeluaran dapat
mengajukan SPP-TU. Besaran jumlah
pengajuan SPP-TU harus mendapat
persetujuan dari PPKD dan apabila
15
tambahan uang tidak habis digunakan
dalam 1 (satu) bulan, maka sisa tambahan
uang disetor ke rekening kas umum
daerah.
4 SPP Langsung (LS)
SPP Langsung yang selanjutnya disingkat
SPP-LS adalah dokumen yang diajukan
oleh bendahara pengeluaran untuk
permintaan pembayaran Iangsung kepada
pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak
kerja atau surat perintah kerja Iainnya
dan pembayaran gaji dengan jumlah,
penerima, peruntukan, dan waktu
pembayaran tertentu yang dokumennya
disiapkan oleh PPTK. SPP-LS dibedakan
menjadi dua yaitu LS untuk pembayaran
gaji dan tunjangan serta LS untuk
pengadaan barang dan/atau jasa. Jika SPP
telah diverifikasi dan diotorisasi tahapan
16
selanjutnya adalah penerbitan Surat
Perintah Membayar (SPM) oleh Pejabat
Pengguna Anggaran. SPM yang telah
ditandatangani kemudian diajukan
kepada BUD sebagai otoritas yang akan
melakukan pencairan dana untuk
diterbitkan SP2D (Surat Perintah
Pencairan Dana).
B. Tugas dan Wewenang Pembantu
Bendahara Pengeluaran
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah, tersebut dalam
Lampiran point J.2 Bendahara Pengeluaran, huruf
q “Kepala SKPD atas usul Bendahara Pengeluaran
dapat menetapkan pegawai yang bertugas
membantu Bendahara Pengeluaran untuk
17
meningkatkan efektivitas pengelolaan belanja
dan/atau pengeluaran pembiayaan”
Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan
Permukiman mengeluarkan Keputusan Nomor
16/Kep.D/I/2021 tentang Pembentukan Tim
Pengelola Keuangan Dan Pengelola Barang Pada
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Kulon Progo
Tahun Anggaran 2021. Dalam Keputusan tersebut,
dibentuk Tim Pengelola Keuangan salah satunya
adalah menetapkan Pembantu Bendahara
Pengeluaran Bidang dan UPT dengan ketugasan
sebagai berikut :
1 Membuat rencana kebutuhan uang muka
kerja/panjar di Bidang/UPTD
2 Mengajukan uang muka kerja/panjar kepada
bendahara pengeluaran
3 Melakukan pembukuan uang muka
18
kerja/panjar yang diterima dari bendahara
pengeluaran
4 Menyelenggarakan penatausahaan terhadap
seluruh pengeluaran yang menjadi tanggung
jawabnya.
5 Membuat laporan pertanggungjawaban
6 Menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pengeluaran kepada bendahara pengeluaran
untuk transaksi harian dan untuk
pertanggungjawaban bulanan paling lambat
tanggal 5 bulan berikutnya yang meliputi Buku
Kas Umum, Buku PPN/PPh dan Bukti
pengeluaran yang sah.
7 Membantu PPTK di Bidang/UPTD dalam
menyiapkan kelengkapan lampiran-lampiran
pengajuan SPP-LS
8 Meregister Berita Acara Pembayaran SPP-LS.
19
BAB IV
PENYUSUNAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN
I. Kelengkapan Pertanggungjawaban Keuangan
untuk masing-masing belanja diuraikan sebagai
berikut :
1. HONORARIUM
A. Honorarium Tim, Honor PPTK, Pejabat
Pengadaan, Panitia Pemeriksa Hasil
Pekerjaan, Pengelola Keuangan/Barang,
berkas yang harus dilampirkan adalah :
1) Bukti Kas pengeluaran;
2) Tanda Bukti PenerimaanUang/Bukti
Transfer;
3) SK Tim / Panitia / Pejabat
pengadaan/Pengelola
20
Besaran pengenaan Pajak (Pph 21) adalah
sebagai berikut :
⚫ PNS Gol I dan I 0%
⚫ PNS Gol III 5%
⚫ PNS Gol IV 15%
B. Honorarium Tenaga Honorer :
1) Bukti Kas pengeluaran;
2) Tanda Bukti Penerimaan Uang/Bukti
Transfer;
3) Daftar Hadir;
4) SK Pengangkatan; (untuk pengajuan
pertama)
C. Honorarium Tenaga Teknis :
1) Tenaga Harian :
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Tanda Bukti Penerimaan Uang/Bukti
Transfer;
c) Daftar hadir;
2) Tenaga Borongan/Jasa non konsultansi :
21
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Tanda Bukti Penerimaan Uang/Bukti
Transfer;
c) Surat Perintah Kerja;
D. Honorarium Tenaga Ahli :
1) Bukti Kas pengeluaran;
2) Tanda Bukti Penerimaan Uang/Bukti
Transfer;
3) Proses Penunjukan/KAK/BA Hasil
Pekerjaan;
4) Surat Perintah Kerja/SK
Pengangkatan/Surat Perjanjian;
5) Laporan Pelaksanaan Pekerjaan;
E Honorarium instruktur/narasumber,
penceramah, pengajar, penyuluh,
penguji dan pengawas
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Daftar penerimaan/bukti transfer;
c) Daftar hadir;
22
d) Jadwal pelaksanaan kegiatan;
e) Surat Perintah Tugas atau yang
sejenis;
f) PPh. pasal 21.
2 Biaya BBM
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Print out dari SPBU;
3 Biaya makan dan minum rapat
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Nota pembelian/bukti transfer;
c) Undangan rapat;
d) Daftar hadir rapat
e) Notulen rapat;
f) Pemberian dalam bentuk natura dengan
daftar penerimaan natura dan dipotong
PPh. ps 21 (diberikan pada bulan
Ramadhan atau kondisi tertentu).
g) Untuk kelengkapan SPJ disertai SSP PPh
23
23 (untuk pembelian pada penyedia jasa
catering, PPh 22 untuk pembelian pada
warung) dan STS Pajak restoran sebesar
8%.
Catatan :
⚫ Atas kegiatan pengadaan konsumsi
(makanan dan minuman) oleh
Bendahara Pemerintah atau Instansi
Pemerintah melalui Penyedia Jasa
Boga atau Katering terutang PPh Pasal
23 sehingga bendahara pemerintah
atau Instansi Pemerintah wajib
memotong dan menyetorkan PPh
Pasal 23 dengan tarif 2 % x Jumlah Jasa
Boga atau Jasa Katering, apabila
rekanan tidak memiliki NPWP maka
tarif PPh Pasal 23 sebesar 4 % x Jumlah
Jasa Boga atau Jasa Katering.
⚫ Atas kegiatan pengadaan konsumsi
(makanan dan minuman) oleh
24
Bendahara Pemerintah atau Instansi
Pemerintah melalui pembelian
langsung ke warung atau rumah
makan terutang PPh Pasal 22 apabila
nilai pengadaan barang diatas
Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) wajib
memungut, menyetorkan serta
melaporkan PPh Pasal 22, dengan tarif
pajak 1,5 % x Nilai Pembelian Makanan
atau minuman, apabila rekanan tidak
memiliki NPWP maka tarif PPh Pasal
22 sebesar 3 % x Nilai Pembelian
Makanan atau minuman
⚫ Untuk belanja pengadaan makan dan
minum dilampiri bukti pembayaran
pajak sesuai peraturan yang berlaku
ditambah pajak daerah (pajak
restoran);
◼ Pajak restoran sebagaimana dimaksud
pada huruf u, diberlakukan bagi wajib
25
pajak yang memiliki obyek pajak di
Kabupaten Kulon Progo;
4 Biaya LEMBUR
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Daftar rincian penerimaan;
c) Tanda Bukti Penerimaan Uang / Bukti
Transfer
d) Daftar hadir lembur (menunjukkan
rincian tugas lembur, hari, tanggal dan
jam lembur);
e) Untuk kelengkapan SPJ disertai SSP PPh 2
5 Biaya PERJALANAN DINAS
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Daftar Rincian Penerimaan
c) Undangan dan/atau Surat Perintah
Tugas;
d) Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD);
e) Laporan hasil perjalanan dinas
26
f) Bukti pembayaraan test kesehatan
(apabila diperlukan), penginapan dan
transport/tiket asli untuk perjalanan
dinas luar daerah yang menggunakan
transportasi umum (dibayarkan secara at
cost/riil atau bukti transfer online
accomadation);
g) Boarding Pass dan Airport Tax;
h) Pengeluaran biaya perjalanan dinas
mengacu ketentuan standarisasi
barang/jasa.
6 Biaya MAKAN di LAPANGAN
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Nota Pembelian
c) Surat Perintah Tugas
d) Laporan Pelaksanaan Tugas Lapangan
Catatan :
- dalam kondisi tertentu (pada bulan
Ramadhan, tugas lapangan di malam
27
hari, dan lain-lain) dapat diberikan dalam
bentuk natura dengan bukti penerimaan
dan bukti potongan pajak.
- bukti kas pengeluaran dapat
ditandatangani oleh Penyedia
Barang/Jasa atau oleh pelaksana tugas
lapangan.
7 Biaya SEWA
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Kwitansi/bukti pembayaran/bukti
transfer;
c) Kontrak/perjanjian sewa
d) Untuk kelengkapan SPJ disertai SSP PPh
dan STS Pajak Hotel (untuk sewa hotel).
Catatan :
Untuk sewa hotel, bendahara
pemerintah memungut Pph pasal 23
sebesar 2% dari DPP (Dasar Pengenaan
Pajak)
28
8 Biaya LISTRIK/TELEPON/AIR
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Billing/bukti pembayaran
9 Biaya STNK
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Foto Copy STNK dan bukti pembayaran.
10 Biaya KEUR KENDARAAN
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Foto Copy hasil keur kendaraan
11 Biaya PEMELIHARAAN/SERVISE
KENDARAAN DINAS / PERALATAN KANTOR
a) Bukti Kas pengeluaran;
b) Nota;
c) Untuk peralatan kantor disertai
rincian/keterangan peralatan yang
rusak/diservice
29
Catatan :
⚫ Untuk pembelian barang/jasa melalui
E-Purchasing menggunakan surat
pesanan dan berita acara serah
terima barang;
⚫ Pekerjaan yang melibatkan tenaga
kerja melampirkan bukti pelunasan
BPJS Ketenagakerjaan sesuai
ketentuan yang berlaku;
⚫ Untuk pengadaan barang elektronik
agar disertakan salinan kartu garansi.
II. KELENGKAPAN DOKUMEN PENGAJUAN LS
b Surat yang memuat jumlah uang, yaitu :
1) Surat Pengantar SPM- LS
2) Salinan Ringkasan SPP-LS;
30
3) Salinan Rincian Rencana Penggunaan
Dana SPP-LS;
4) Surat Penyataan verifikasi PPK SKPD;
5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Mutlak Pengguna Anggaran/ Kuasa;
6) Salinan kuitansi / Surat Perintah Kerja /
Ringkasan Kontrak / Perjanjian Kerja/
Surat Pesanan;
7) Salinan Berita Acara Penyerahan
Barang/Jasa dari Penyedia kepada
PPKom
8) Salinan berita acara pembayaran oleh
PA/KPA;
9) Surat Setoran Pajak Elektronik (e-
billing) rangkap 2 (dua)
10) Salinan Rekening Bank; dan
11) Untuk belanja pengadaan makan dan
minum dilampiri bukti pembayaran
pajak restoran/Surat Setoran Pajak
31
Daerah (e- billing).
Catatan :
SPP-LS belanja barang dan jasa untuk
kebutuhan OPD yang bukan
pembayaran langsung kepada pihak
ketiga dikelola oleh Bendahara
Pengeluaran.
III. PENGGUNAAN MATERAI
Dokumen yang dikenakan Bea Meterai adalah
dokumen yang berbentuk :
a Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang
dibuat dengan tujuan untuk digunakan
sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang
bersifat perdata
b Surat yang memuat jumlah uang, yaitu :
1) yang menyebutkan penerimaan uang
32
2) yang menyatakan pembukuan uang
atau penyimpanan uang dalam rekening
di Bank
3) yang berisi pemberitahuan saldo
rekening di Bank atau
4) yang berisi pengakuan bahwa hutang
uang seluruhnya atau sebagiannya telah
dilunasi atau diperhitungkan
c Dengan kriteria :
1) Belanja dengan harga nominal dibawah
nilai nominal Rp5.000.000,00 (Lima Juta
Rupiah), tidak dikenakan Bea Meterai
2) Belanja dengan harga nominal lebih dari
Rp5.000.000,00 (Lima Juta Rupiah),
dikenakan Bea Meterai sebesar
Rp10.000,00 (Sepuluh Ribu Rupiah)
3) Belanja dengan nominal dibawah nilai
Rp5.000.000,00 (Lima Juta Rupiah) yang
sifatnya untuk penanganan bencana
33
alam tidak dikenakan penggunaan
meterai
BAB V
PERPAJAKAN
34
35
36
37
38
39
40
BAB VI
PELAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
12 Tahun 2019, Pasal 189 sampai dengan Pasal
193, pelaporan keuangan pemerintah daerah
merupakan proses penyusunan dan penyajian
laporan keuangan Pemerintah Daerah oleh entitas
pelaporan sebagai hasil konsolidasi atas laporan
keuangan SKPD selaku entitas akuntansi.
Laporan keuangan SKPD disusun dan
disajikan oleh kepala SKPD selaku PA sebagai
entitas akuntansi paling sedikit meliputi:
1) laporan realisasi anggaran;
2) neraca;
3) laporan operasional;
4) laporan perubahan ekuitas; dan
5) catatan atas laporan keuangan
41
Laporan keuangan SKPD disampaikan kepada
Kepala Daerah melalui PPKD paling lambat 2 (dua)
bulan setelah tahun anggaran berakhir sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sistematika Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
adalah sebagai berikut :
42
43
DAFTAR PUSTAKA
1 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah;
3 Surat Edaran Bupati Kulon Progo Nomor
900/0231 tanggal 25 Februari 2021
tentang Kebijakan Pelkasanaan Anggaran
TA 2021.
4 Materi Bendahara Mahir Pajak .