b a b i p e n d a h u l u a n - sulselprov.go.id · 2792 tahun 2013 jo nomor : 269.a tahun 2015....
TRANSCRIPT
RENJA 2018 - 1
B A B I
P E N D A H U L U A N
1.1. Latar Belakang
Rencana Kerja (RENJA) merupakan salah satu unsur dari manajemen,
adalah merupakan penjabaran dari sasaran program yang telah di tetapkan dalam
Rencana Strategis (Renstra) yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk
jangka waktu satu tahun.
Dalam proses penyusunan dokumen rencana kerja ini dilakukan melalui
4 (empat) tahapan yaitu perencanaan yang berasal dari bawah keatas (bottom up
planning), partisipatif, politis dan teknokratis. Dokumen RENJA ini merupakan
penjabaran tahun kelima Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018 yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Nomor :
2792 Tahun 2013 jo Nomor : 269.A Tahun 2015. Disamping itu RENJA ini
disusun dalam rangka memenuhi Undang – Undang RI Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah ( Organisasi Perangkat Daerah Baru ) dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Olehnya itu, RENJA bagi suatu organisasi pemerintah tidak
dapat dikesampingkan didalam mencapai tujuan organisasi atau pencapaian visi
dan misi organisasi.
Dalam RENJA ini juga diuraikan lebih rinci lagi dari Perencanaan Strategis
(Strategic Planning) untuk menjadi penuntun Manajemen Kinerja (Performance
Management) dengan maksud supaya seluruh anggota organisasi dapat
mengetahui capaian kinerja yang diinginkan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi organisasi / lembaga pemerin tah.
Disamping itu, RENJA ini juga memuat sasaran yang ingin dicapai pada
periode satu tahun, dengan indikator pencapaian sasaran target, program dan
organisasi. Kesemuanya ini merupakan instrument untuk menilai, melihat dan
RENJA 2018 - 2
mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi dalam menjalankan
tugas dan fungsi yang di bebankan.
Lebih lanjut diuraikan bahwa RENJA ini sangat erat kaitannya dengan
Renstra SKPD, Renstra K/L maupun Renstra Provinsi. Penjabaran program dan
kegiatan yang diuraikan dalam RENJA ini adalah sinkronisasi terhadap program
kegiatan yang tertuang dalam Renstra SKPD, Renstra K/L maupun Renstra
Provinsi.
1.2. Landasan Hukum
Rencana Kerja ( RENJA ) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2018 disusun mengacu kepada peraturan perundang-
undangan yang ada sebagai dasar hukum yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme ( KKN )
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah
6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
7. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2000 Tentang
Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
RENJA 2018 - 3
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 Tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 Tentang
Kementerian Ketenagakerjaan
15. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10
Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018
16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
17. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata
Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :
PER.15/MEN/X/Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Ketenagakerjaan
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
20. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 48 Tahun 2015
tentang Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan
menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi
21. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 77 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan
RENJA 2018 - 4
22. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 114 Tahun 2017 Tentang
Penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2018
23. Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor : 269.A Tahun 2015 Tentang Penetapan
Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Perubahan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018
1.3. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kerja ( RENJA ) Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 adalah
untuk mengetahui sejauh mana gambaran usulan program kegiatan yang akan
dilaksanakan beserta target yang diinginkan sekaligus sebagai bahan tindak lanjut
hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi, Regional maupun
Tingkat Nasional.
Khusus untuk program kegiatan yang menggunakan APBD, RENJA ini
adalah sebagai bahan acuan untuk menetapkan Kebijakan Umum Anggaran
( KUA ) dan Prioritas Plafond Anggaran Sementara ( PPAS ) untuk kemudian
ditetapkan sebagai Plafond Anggaran Definitf. Dari penetapan Plafond Anggaran
Definitf kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk Rencana Kegiatan Anggaran
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD ( RKA-DPA SKPD ) untuk dibahas
secara bersama-sama dengan Komisi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Selanjutnya, dari hasil pembahasan kemudian dituangkan dalam bentuk
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD ( DPA SKPD ) sebagai dasar untuk
melaksanakan program kegiatan yang telah ditetapkan.
1.4. Sistematika Penulisan
Pada penyusunan Rencana Kerja ( RENJA ) ini, pembahasan diuraikan
dalam beberapa bab yang garis besarnya adalah sebagai berikut :
RENJA 2018 - 5
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan RENJA SKPD
agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik. Bab ini
meliputi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika
penulisan.
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
Pada bagian ini memuat kajian terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RENJA
SKPD tahun lalu dan perkiraan capaian tahun berjalan. Bab ini meliputi evaluasi
pelaksanaan renja SKPD tahun lalu dan capaian renstra SKPD, analisis kinerja
pelayanan SKPD, isu-isu penting penyelenggaran tugas dan fungsi SKPD, review
terhadap rancangan awal RKPD serta penelahaan usulan program dan kegiatan
masyarakat.
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum tujuan, sasaran, program
dan kegiatan yang diusulkan. Bab ini meliputi telaahan terhadap kebijakan
nasional dan tupoksi SKPD, tujuan dan sasaran RENJA SKPD serta program dan
kegiatan.
BAB IV PENUTUP
Pada bagian ini berisikan uraian penutup berupa catatan penting yang perlu
mendapat perhatian baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya
ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah-kaidah
pelaksanaan serta rencana tindak lanjut.
RENJA 2018 - 6
B A B II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian
Renstra SKPD
Bagian penting dalam pengelolaan pembangunan adalah evaluasi yang
valid atas pelaksanaan rencana pembangunan. Hal ini untuk memperoleh umpan
balik agar dapat dikenali secara dini jika terjadi penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan kegiatan yang dapat dirumuskan langkah-langkah perbaikan
kearah tepatnya sasaran.
Dalam upaya validnya evaluasi yang dilakukan maka langkah awal yang
dilakukan adalah menetapkan indikator kinerja yang menggambarkan secara tepat
keadaan-keadaan sebab akibat dalam strategi pembangunan. Indikator-indikator
kinerja sedemikian rupa merupakan besaran-besaran yang dapat diukur sehingga
dapat mencerminkan sebab akibat tersebut.
Secara jelas, uraian mengenai evaluasi capaian kinerja pelaksanaan
kegiatan tahun lalu ( n-2 = tahun 2016 ) dan perkiraan capaian tahun berjalan
( n-1 = tahun 2017 ) dapat dilihat pada lampiran tabel berikut :
TABEL 2.1 ( terlampir )
RENJA 2018 - 7
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD,
Pembahasan mengenai sub bab ini menitikberatkan pada pencapaian
kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditetapkan
dalam SPM maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 2007, Nomor 6 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/X/2010 sebagaimana telah diubah menjadi No.
PER.02/MEN/II/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Ketenagakerjaan.
Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.15/MEN/X/2010 sebagaimana telah diubah menjadi No. PER.02/MEN/II/2014
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa
yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan
adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar bidang
ketenagakerjaan yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal. Dimana pelayanan dasar kepada masyarakat
adalah jenis pelayanan public yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat dalam kehidupan social, ekonomi dan pemerintahan.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan yang selanjutnya
disebut SPM Bidang Ketenagakerjaan, adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar bidang ketenagakerjaan yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Indikator SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah tolok ukur prestasi
kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran
yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM bidang ketenagakerjaan bagi
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.
Prinsip Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai indikator kinerja bidang
ketenagakerjaan antara lain :
1. Disusun sebagai alat untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar di
bidang ketenagakerjaan kepada masyarakat secara baik dan merata.
RENJA 2018 - 8
2. Disesuaikan dengan perkembangan, kebutuhan prioritas dan kemampuan
keuangan nasional dan daerah serta kemampuan kelembagaan dan personil
daerah dalam bidang ketenagakerjaan.
3. Ruang lingkup SPM bidang ketenagakerjaan sebanyak 5 indikator capaian
dengan penetapan resiko minimal / terkecil yang dapat dilaksanakan di Prov,
Kab dan Kota.
Berdasarkan pengertian, prinsip, serta pertimbangan-pertimbangan skala
prioritas terhadap pelayanan dasar yang wajib dilaksanakan dalam rangka
memenuhi hak-hak dasar masyarakat, maka ditetapkan Standar Pelayanan
Minimal Bidang Ketenagakerjaan yang terdiri atas 5 jenis pelayanan dasar beserta
indikatornya yaitu :
TABEL 2.2 ( terlampir )
RENJA 2018 - 9
2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaran Tugas dan Fungsi SKPD
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan
merupakan salah satu dinas yang ada pada organisasi Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan.
Terbentuknya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi
Selatan di dasarkan pada Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor :
10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Selanjutnya di dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 77 Tahun
2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Dinas, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam
memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh tugas
penyelenggaraan kewenangan daerah dalam bidang Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017 didukung oleh 241 personil
( * Mei 2017 ), yang terdiri dari :
a. Disnakertrans Sulsel = 153 Orang
b. UPT BPP = 15 Orang
c. UPT BSK3 = 7 Orang
d. UPT BKTK = 8 Orang
e. UPT BLT = 12 Orang
f. UPT BPPK = 8 Orang
g. UPT Pengawasan = 38 Orang
Untuk tingkat golongan, dukungan personil dilingkungan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan terbagi atas:
- Golongan IV = 77 Orang
- Golongan III = 150 Orang
- Golongan II = 14 Orang
- Golongan I = 0 Orang
RENJA 2018 - 10
Untuk tingkat pendidikan, dukungan personil terdiri dari :
- SD = 2 Orang
- SLTP = 4 Orang
- SLTA = 30 Orang
- SM/D3 = 8 Orang
- S1 = 140 Orang
- S2 = 53 Orang
- S3 = 3 Orang
Untuk tingkat jabatan / eselon, dukungan personil terdiri atas :
- Eselon II = 1 Orang
- Eselon III = 14 Orang
- Eselon IV = 32 Orang
- Pejabat Fungsional = 40 Orang
Sedangkan dukungan personil berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas :
- Laki-laki = 140 Orang
- Perempuan = 101 Orang
Kemudian tugas Kepala Dinas dijabarkan kedalam struktur organisasi dan
tugas pokok yang dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 77 Tahun 2016
tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Serta Tata
Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan,
susunan organisasi dinas terdiri atas :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, meliputi :
- Sub Bagian Program
- Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Hukum
- Sub Bagian Keuangan
RENJA 2018 - 11
c. Bidang Pembinaan, Pelatihan dan Kompetensi Tenaga Kerja,
meliputi :
- Seksi Pembinaan Program Pelatihan dan Pemagangan
- Seksi Pembinaan Standarisasi dan Kompetensi Tenaga Kerja
- Seksi Akreditasi dan Sertifikasi Tenaga Kerja
d. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja, meliputi :
- Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
- Seksi Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja
- Seksi Antar Kerja dan Penyandang Cacat
e. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, meliputi :
- Seksi Pembinaan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
- Seksi Pembinaan Organisasi Pekerja, Pengusaha dan Syarat-
Syarat Kerja
- Seksi Pembinaan Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga
Kerja
f. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, meliputi :
- Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Kerja, Jaminan Sosial
Perempuan dan Anak
- Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
- Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan
g. Bidang Ketransmigrasian, meliputi :
- Seksi Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
- Seksi Pembangunan Permukiman Kawasan Transmigrasi
- Seksi Perencanaan dan Penyiapan Areal Kawasan Transmigrasi
h. Jabatan Fungsional
RENJA 2018 - 12
2. Tugas pokok
Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi
Selatan adalah :
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan fungsi – fungsi sebagai
berikut :
1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan.
2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum lintas kab / kota
3. Pembinaan teknis di bidang tenaga kerja dan transmigrasi lintas kab/ kota.
4. Pembinaan unit pelaksana teknis daerah
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas
Adapun tugas pokok dan fungsi masing – masing sebagai berikut :
a. Sekretariat : dipimpin oleh seorang Sekretaris mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanan koordinasi kegiatan,
memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan program,
pelaporan, umum, kepegawaian, hukum dan keuangan dalam lingkungan
Dinas.
Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Sekretaris menyelenggarakan
fungsi yaitu :
1. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas
2. pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan
3. pengoordinasian urusan umum, kepegawaian dan hukum
“Melaksanakan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan serta kewenangan yang tidak atau belum dapat
dilaksanakan oleh kabupaten/kota dibidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku”
RENJA 2018 - 13
4. pengoordinasian pengelolaan administrasi keuangan
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
b. Bidang Pembinaan, Pelatihan dan Kompetensi Tenaga Kerja dipimpin oleh
Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis
pembinaan, pelatihan dan kompetensi tenaga kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Pembinaan, Pelatihan dan
Kompetensi Tenaga Kerja mempunyai fungsi yaitu :
1. perumusan kebijakan teknis Bidang Pembinaan, Pelatihan dan
Kompetensi Tenaga Kerja
2. pelaksanaan kebijakan teknis Pembinaan, Pelatihan dan
Kompetensi Tenaga Kerja
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Pembinaan, Pelatihan
dan Kompetensi Tenaga Kerja
4. pelaksanaan administrasi Bidang Pembinaan, Pelatihan dan
Kompetensi Tenaga Kerja
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
c. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan
teknis penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai fungsi yaitu :
1. perumusan kebijakan teknis Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja
2. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
RENJA 2018 - 14
4. pelaksanaan administrasi Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
d. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial di pimpin oleh kepala
bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial mempunyai fungsi yaitu :
1. perumusan kebijakan teknis Bidang Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial
2. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial
4. pelaksanaan administrasi Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
e. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan dipimpin oleh seorang kepala bidang
yang mempunyai membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis Pengawasan
Ketenagakerjaan.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan mempunyai fungsi yaitu :
1. perumusan kebijakan teknis Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
2. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan
4. pelaksanaan administrasi Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
RENJA 2018 - 15
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
f. Bidang Ketransmigrasian di pimpin oleh seorang kepala bidang yang
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis Ketransmigrasian.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Ketransmigrasian
mempunyai fungsi yaitu :
1. perumusan kebijakan teknis Bidang Ketransmigrasian
2. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Ketransmigrasian
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Ketransmigrasian
4. pelaksanaan administrasi Bidang Ketransmigrasian
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
Disamping ke 5 (lima) bidang tersebut diatas, Disnakertrans di bantu
oleh 9 (lima) Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan sebagai berikut :
a. UPT Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah merupakan unit pelaksana
teknis yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis pengawasan
norma ketenagakerjaan dan pendataan objek pengawasan
ketenagakerjaan di masing-masing wilayah. UPT Pengawasan
Ketenagakerjaan dibentuk sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
No. 49 Tahun 2017 tanggal 26 Januari 2017 yang terbagi menjadi 4
Wilayah yaitu Wilayah I ( berkedudukan di Kota Pare-Pare dengan
wilayah pelayanan meliputi Kab. Barru, Kota Pare-Pare, Kab. Pinrang,
Kab. Sidrap dan Kab. Enrekang ) ; Wilayah II ( berkedudukan di Kota
Palopo dengan wilayah pelayanan meliputi Kab. Tator, Kab. Toraja Utara,
Kota Palopo, Kab. Luwu, Kab. Luwu Utara dan Kab. Luwu Timur ) ;
Wilayah III ( berkedudukan di Kab. Bone dengan wilayah pelayanan
meliputi Kab. Wajo, Kab. Soppeng, Kab. Bone, Kab. Sinjai ) ; Wilayah IV
RENJA 2018 - 16
( berkedudukan di Kab. Bulukumba dengan wilayah pelayanan meliputi
Kab. Selayar, Kab. Bulukumba, Kab. Bantaeng, Kab. Jeneponto ) ;
b. UPT BSK3 (Balai Sertifikasi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan dan melaksanakan
kebijakan teknis sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja serta
pelatihan, pengujian dan pemeriksaan objek keselamatan dan kesehatan
kerja. UPT BSK3 dibentuk sesuai sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi
Selatan No. 48 Tahun 2017 tanggal 26 Januari 2017.
c. UPT BPP (Balai Peningkatan Produktivitas) merupakan salah satu unit
pelaksana teknis yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis peningkatan
produktivitas tenaga kerja. UPT BPP dibentuk sesuai sesuai Peraturan
Gubernur Sulawesi Selatan No. 47 Tahun 2017 tanggal 26 Januari 2017.
d. UPT BKTK (Balai Kompetensi Tenaga Kerja) merupakan salah satu unit
pelaksana teknis yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis kompetensi
tenaga kerja. UPT BKTK dibentuk sesuai sesuai Peraturan Gubernur
Sulawesi Selatan No. 46 Tahun 2017 tanggal 26 Januari 2017.
e. UPT BALATRANS (Balai Pelatihan Transmigrasi) merupakan salah satu
unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis pendidikan
dan pelatihan masyarakat transmigrasi. UPT BALATRANS dibentuk
sesuai sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 45 Tahun 2017
tanggal 26 Januari 2017.
f. UPT BPPK (Balai Pengupahan dan Purna Kerja) merupakan salah satu
unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis
pengembangan sistem pengupahan, penyusunan struktur dan skala upah
serta penyusunan bahan rekomendasi penetapan upah minimum
RENJA 2018 - 17
pemerintah. UPT BPPK dibentuk sesuai sesuai Peraturan Gubernur
Sulawesi Selatan No. 44 Tahun 2017 tanggal 26 Januari 2017.
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, terdapat perubahan dengan
berlakunya Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587); dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 48 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan menjadi Pegawai Negeri Sipil
Daerah Provinsi.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pengawasan Ketenagakerjaan dialihkan
menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi. Pegawai Negeri Sipil yang telah
dialihkan akan ditempatkan pada unit kerja yang menyelenggarakan pengawasan
ketenagakerjaan. Disamping itu, Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan
fungsional yang telah dialihkan juga tetap menduduki Jabatan Fungsional
Pengawas Ketenagakerjaan.
Walaupun terjadi perubahan pengalihan status Pegawai Negeri Sipil
Daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pengawasan Ketenagakerjaan
menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi namun dari sisi perencanaan
program kegiatan ( Belanja Langsung ) tidak mengalami perubahan. Adapun
faktor yang mengalami perubahan atau terkena dampak dari pengalihan status
tersebut adalah dari sisi kebutuhan alokasi gaji dan tunjangan pokok ( Belanja
Tidak Langsung ) yang tentunya akan membutuhkan anggaran yang cukup besar.
RENJA 2018 - 18
Selain hal tersebut diatas, terdapat juga isu-isu penting penyelenggaraan
tugas dan fungsi SKPD dimana terdapat 11 (sebelas) program yang akan
diwujudkan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih periode 2013-
2018. Kesebelas program tersebut adalah:
1. Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS);
2. Gratis Lima Juta Paket Bibit Pertanian,Peternakan, Perkebunan, Perikanan
dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan;
3. Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil;
4. Gratis paket modal pengembangan 100 wirausaha pedesaan pada setiap
desa;
5. Membangun Industri baru 24 unit (satu kabupaten satu industri) di seluruh
kabupaten/Kota;
6. Membuka 500 (lima ratus) ribu lapangan kerja baru;
7. Gratis paket peningkatan kualitas Rumah Rakyat Miskin;
8. Melanjutkan pendidikan gratis sampai tingkat SMA;
9. Melanjutkan kesehatan gratis;
10. Gratis biaya pendidikan bagi mahasiswa terpilih untuk sekolah kejuruan
khusus seperti penerbangan, pramugari, SMK pertanian, perkebunan,
perikanan dan beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3;
11. Gratis Peningkatan kualitas tenaga pengajar melalui Boarding School untuk
guru SD, SMP, SMA, guru mengaji, mubaliq, khatib dan alim ulama.
Dari kesebelas program tersebut, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Prov. Sulawesi Selatan mendapat tanggungjawab untuk
mengkoordinir target 500.000 pembukaan lapangan kerja atau penyerapan
tenaga kerja baru selama 5 tahun kedepan ( Tahun 2013 – 2018 ).
Untuk Tahun 2018, ditargetkan 100.000 pembukaan lapangan kerja atau
penyerapan tenaga kerja baru seperti yang telah ditetapkan oleh Bapak
Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih.
RENJA 2018 - 19
Adapun identifikasi permasalahan yang dihadapi pada Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan adalah :
1. Masih tergolong rendahnya SDM Aparatur Pemerintahan;
2. Koordinasi antar Stakeholder masih belum berjalan dengan baik;
3. Secara umum alokasi anggaran masih kurang dibeberapa kegiatan prioritas
sementara objek kegiatan yang akan ditangani masih sangat banyak
jumlahnya;
4. Masih tergolong rendahnya perluasan kesempatan kerja;
5. Rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja;
6. Pelatihan berbasis Kompetensi di UPTD/BLK/LLK Kab/Kota belum
sepenuhnya dapat dilaksanakandisebabkan adanya kendala teknis
pelaksanaan dan dukungan Prasarana dan Sarana pelatihan yang sudah
lanjut.
7. Masih tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), di mana fakta yang
didapatkan pada akhir tahun 2016 masih terdapat 186.291 orang (4,80%).
8. Masih tingginya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di mana faktanya
adalah ditemukannya 300 kasus di beberapa perusahaan di wilayah
Kab/Kota.
9. Masih rendahnya tingkat pengupahan di perusahaan (di bawah UMP/UMK);
10. Keikutsertaan tenaga kerja/buruh ke dalam Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) masih tergolong rendah;
11. Belum kondusifnya kondisi hubungan industrial, di mana hal ini bisa dilihat
belum optimalnya respon pemerintah Kab/Kota terhadap pembentukan LKS
Tripartit dan keberadaan petugas mediator sehingga masih banyak
melibatkan petugas provinsi terhadap penyelesaian kasus hubungan
industrial.
12. Tingkat kesadaran masyarakat pengusaha maupun serikat pekerja/serikat
buruh dalam pelaku hubungan industrial relatif masih rendah;
13. Belum meratanya tugas-tugas fungsional di bidang hubungan industrial di
kab/Kota se Sulawesi Selatan.
RENJA 2018 - 20
14. Kualitas dan kuantitas pegawai pengawas masih kurang mengakibatkan
penegakan kasus ketenagakerjaan, pencapaian norma K3, penerapan
aturan hubungan antar kerja serta perlindungan pekerja perempuan dan
anak belum maksimal;
15. Kabupaten/Kota belum seluruhnya memiliki unit pengawasan
ketenagakerjaan dalam struktur pemerintahan daerah;
16. Rendahnya pemahaman dan kesadaran pengusaha dan pekerja dalam
penerapan ketentuan hukum ketenagakerjaan;
17. Belum sempurnanya penerapan system pengawasan ketenagakerjaan,
meliputi; Operasional Pengawasan Ketenagakerjaan, Administrasi Teknis
Pengawasan Ketenagakerjaan, Pelaporan Pengawasan Ketenagakerjaan,
Pendataan (data kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, pelanggaran,
penindakan).
18. Masalah pertanahan lokasi transmigrasi yang masih sering menimbulkan
sengketa;
19. Sumberdaya manusia transmigran kadang tidak sesuai dengan kondisi pola
mata pencaharian yang ada dilokasi
Sedangkan isu-isu strategis yang berkaitan dengan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut :
RENJA 2018 - 21
Tabel 2.3 Isu-Isu Strategis ( Permasalahan Pembangunan Daerah
Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian ) Provinsi Sulawesi Selatan
No Urusan / IKK
Tafsiran
Capaian
Target
Permasalahan Faktor-Faktor Penentu
Keberhasilan
1. Rasio Penduduk
Yang Bekerja
Meningkatkan
kualitas dan
keterampilan
tenaga kerja
Masih rendahnya
kompetensi tenaga
kerja berakibat
rendahnya daya
saing tenaga kerja
di pasar kerja atau
lowongan kerja
tidak terpenuhi
karena
ketidaksesuaian
kompetensi yang
dibutuhkan
Optimalisasi Balai Latihan Kerja ( BLK ) dan Lembaga Latihan Kerja ( LLK ) baik yang dikelola secara langsung oleh Pemerintah maupun Swasta dengan melakukan berbagai jenis pelatihan guna meningkatkan kompetensi tenaga kerja dengan menitikberatkan pada pelatihan berbasis kompetensi
Penataan kembali “ link and match “ kurikulum diklat kebutuhan jabatan pasar kerja sehingga ketidaksesuaian tersebut dapat diminimalisir
Pengembangan sistem kerjasama kemitraan antara dunia usaha dengan lembaga pelatihan agar dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja yang terlatih dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
Optimalisasi sistem informasi pasar kerja dan penempatan tenaga kerja lokal,
RENJA 2018 - 22
dalam dan luar negeri
2. Angka
partisipasi
angkatan kerja
Peningkatan
angka
partisipasi
kerja
Rendahnya
keterampilan
tenaga kerja
Pembekalan dan
pelatihan tenaga kerja
baik skil maupun
kemampuan
manajemen
3. Angka sengketa
pengusaha-
pekerja per
tahun
Penurunan
angka
sengketa
pengusaha-
pekerja
Tidak adanya
kesepakatan
tentang upah
antara pegusaha
dengan tenaga
pekerja
Penetapan upah
minimum regional
yang disesuaikan
dengan kemampuan
dari perusahaan
4. Tingkat
partisipasi
angkatan kerja
Peningkatan
partisipasi
angkatan kerja
Tingkat
pendidikan
tenaga kerja
relatif masih
rendah
Pembangunan balai
latihan yang bertaraf
internasional
5. Pencari kerja
yang
ditempatkan
Peningkatan
jumlah angka
pencari kerja
yang
ditempatkan
Ketidaksesuaian
antara jenis
pendidikan dan
kebutuhan pasar
kerja yang
tersedia
Pembangunan
sekolah kejuruan
yang berbasis
kebutuhan pasar
kerja
6. Tingkat
pengangguran
terbuka
Penurunan
tingkat
penganguran
terbuka
Jumlah pertumbuhan angkatan kerja tidak sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.
Informasi pasar kerja masih terbatas.
Perlu komitmen untuk membuat programperencannan tentang target penempatan tenaga kerja dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Pengembanagan sistem informasi pasar kerja melalui online sistem
7. Keselamatan
dan
perlindungan
Peningkatan
upaya
keselamatan
dan
perlindungan
Terbatasnya
jamsostek bagi
tenaga kerja
Meningkatkan jumlah
tenaga kerja yang
menerima jamsostek
RENJA 2018 - 23
tenaga kerja
8. Perselisihan
buruh dan
pengusaha
terhadap
kebijakan
pemerintah
daerah
Peningkatan
jumlah
perselisihan
buruh dan
pengusaha
yang
tertangani
akibat
kebijakan
pemerintah
daerah
Tidak adanya
kesepahaman
antara pihak
buruh dan
pengusaha
Meningkatkan peran
lembaga
penyelesaian
perselisihan
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
Rancangan Awal Rencana Kerja ( RENJA ) SKPD Tahun 2018 hanya
memuat usulan SKPD Provinsi yang menggunakan APBD. Secara garis besar,
jumlah usulan anggaran terdiri dari :
1. Belanja Tidak Langsung = Rp. 21.251.376.886 ,-
2. Belanja Langsung = Rp. 18.017.360.058 ,-
Adapun gambaran rancangan awal RKPD terhadap hasil analisis
kebutuhan SKPD dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL 2.4 ( terlampir )
RENJA 2018 - 24
2.5. Penelahaan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Penelahaan usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat
adalah suatu sistem perencanaan yang dikenal dengan “ bottom up planning “.
Artinya bahwa suatu perencanaan program maupun kegiatan betul-betul
merupakan aspirasi dari masyarakat dan tentunya program kegiatan tersebut
sangat dibutuhkan oleh masyarakat itu.
Pemerintah melalui serangkaian kegiatan perencanaan mulai dari tingkat
desa/kelurahan sampai dengan tingkat nasional selalu berusaha mengakomodasi
setiap usulan program/kegiatan dengan tetap memperhatikan aturan yang ada
sekaligus kemampuan anggaran.
Penelahaan ini juga merupakan hasil kajian terhadap program/kegiatan
yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat
terkait langsung dengan pelayanan provinsi, LSM, asosiasi-asosiasi, perguruan
tinggi maupun dari SKPD kabupaten/kota yang langsung ditujukan kepada SKPD
Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD provinsi dari
penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kabupaten/kota.
TABEL 2.5 ( terlampir )
RENJA 2018 - 25
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Rencana Kerja ( RENJA ) adalah perangkat manajemen yang merupakan
proses yang berorientasi pada hasil yang ingin di capai selama kurun waktu satu
tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala. Disamping itu,
Rencana Kerja ( RENJA ) juga merupakan rencana yang di susun berdasarkan
analisis situasi di dalam dan di luar organisasi yang berfokus pada manajemen
penetapan tujuan – tujuan yang ingin di capai dan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut.
3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Tupoksi SKPD
Program dan Kegiatan yang diuraikan dalam Renja ini, terhadap kebijakan
nasional yang tertuang dalam RPJMN Tahun 2014 – 2019 dan Rencana Kerja
Pemerintah ( RKP ) Tahun 2018 yaitu terdapat 9 Agenda Prioritas Pembangunan
( Nawacita ) dan 10 Prioritas Nasional.
Dari 9 (sembilan) agenda nawacita dan 10 prioritas nasional tersebut yang
terkait dengan tugas pokok dan fungsi bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian yaitu :
- AGENDA NAWACITA YANG TERKAIT :
1. Nawacita 1 : Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara
2. Nawacita 3 : Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
3. Nawacita 6 : Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional
RENJA 2018 - 26
- PRIORITAS NASIONAL YANG TERKAIT :
1. PN = Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata, dengan Program
Prioritas : perbaikan iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja
2. PN = Pembangunan Wilayah, dengan Program Prioritas :
pembangunan perdesaan
3. PN = Perumahan dan Permukiman, dengan Program Prioritas :
penyediaan perumahan layak serta Program Prioritas : air bersih dan
sanitasi
4. PN = Penanggulangan Kemiskinan, dengan Program Prioritas :
pemenuhan kebutuhan dasar
Disamping itu, dalam penyusunan Rencana Kerja ( RENJA ) Tahun 2018
juga harus memuat Analisis Responsif Gender ( ARG ). ARG sekurang-kurangnya
meliputi :
o Memasukkan isu gender dalam isu strategis
o Program prioritas untuk mengatasi isu gender
o Memasukkan indikator gender dalam Inidkator kinerja daerah
Alat analisis yang digunakan adalah :
• Menggunakan GDI dan GEM dalam evaluasi tahunan
• Prioritas dan sasaran pembangunan untuk menyasar isu gender
• Rencana program dan kegiatan prioritas : memasukkan program/kegiatan
spesifik gender, afirmasi dan penguatan kapasitas serta mainstreaming dalam
program secara umum
• Memasukkan isu gender sektoral dalam isu strategis
• Rencana Program : spesifik gender, afirmasi dan peningkatan kapasitas, serta
mainstreaming dlm program umum
• Indikator kinerja responsif gender
• Kelompok sasaran : memasukkan kelompok rentan
• Evaluasi kinerja : GDI,GEM dan progress isu gender sector
• Program dan kegiatan : spesifik gender, afirmasi dan peningkatan kapasitas,
serta mainstreaming dlm program umum
RENJA 2018 - 27
• Indikator kinerja responsif gender
• Menyasar kelompok rentan dalam kelompok sasaran
Selanjutnya program kegiatan yang direncanakan kemudian dilakukan ARG
dengan menggunakan GAP ( General Analysis Pathway ) dan GBS ( General
Budgeting System ) seperti terlampir pada tabel berikut :
RENJA 2018 - 28
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018, maka tujuan dari Rencana Kerja
( RENJA ) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan
adalah :
1. Meningkatkan kinerja organisasi yang efisien, efektif dan professional dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik;
2. Meningkatkan informasi tentang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
3. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, pemerataan
kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan daerah, nasional dan pasar kerja internasional serta
memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal
4. Terciptanya hubungan industrial yang harmonis
5. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan di bidang ketenagakerjaan
6. Meningkatkan penyiapan permukiman, penempatan dan pembinaan warga
transmigrasi serta masyarakat sekitar kawasan transmigrasi
Sebagaimana dipahami bahwa selain tujuan, penetapan sasaran Rencana
Kerja ( RENJA ) juga sangat penting karena merupakan proses perumusan
pelaksanaan pembangunan yang strategis dan bertujuan untuk melaksanakan
tugas – tugas pembangunan dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, sasaran
Rencana Kerja ( RENJA ) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Selatan adalah :
1. Tersedianya sarana dan prasarana serta SDM aparatur yang kompeten,
berbasis kinerja dan akuntabilitas publik dalam pelayanan kepada Tenaga
Kerja dan Masyarakat Transmigrasi;
2. Meningkatnya kualitas dan pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian
3. Tersedianya tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar
kerja, terciptanya lembaga pelatihan, lembaga pelayanan produktivitas dan
RENJA 2018 - 29
transmigrasi serta mendorong terciptanya kesempatan kerja, pelayanan
tenaga kerja, pelayanan tenaga kerja, terwujudnya pasar kerja dan
mendukung terlaksananya penempatan tenaga kerja
4. Tercapainya ketenangan bekerja dan berusaha, berkurangnya unjuk rasa dan
mogok kerja, meningkatnya kualitas hidup pekerja, mewujudkan kebebasan
berserikat, melaksanakan perlindungan tenaga kerja dan mengembangkan
system jaminan social tenaga kerja
5. Terlaksanannya pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan serta
berkurangnya jumlah pelanggaran norma dan kecelakaan kerja, berkurangnya
pekerja anak dan anak yang terlibat bentuk-bentuk pekerjaan terburuk,
peningkatan perlindungan bagi pekerja perempuan serta penerapan standar
keselamatan dan kesehatan kerja
6. Berkembangnya potensi sumberdaya kawasan, fasilitas perpindahan dan
penempatan transmigran dengan membangun kawasan potensial daerah
tertinggal menjadi permukiman baru sehingga tercapainya kemandirian dan
integrasi masyarakat di UPT melalui tahap penyesuaian, pemantapan dan
pengembangan
3.3. Program dan Kegiatan
Program kerja pada dasarnya merupakan upaya mengimplementasikan
strategis organisasi. Program kerja juga merupakan proses penentuan jumlah dan
jenis sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu rencana dan
penjabaran riil tentang langkah – langkah yang diambil dalam bentuk kegiatan.
Itulah sebabnya, program disamping didasarkan atas perumusan visi, misi,
tujuan, sasaran dan kebijakan yang telah ditetapkan juga disinkronisasikan
terhadap program – program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 –
2018.
RENJA 2018 - 30
Adapun rumusan rencana program dan kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 dan perkiraan tahun 2019
diuraikan pada tabel berikut :
TABEL 3.1
RENJA 2018 - 31
Untuk mengukur target dan capaian Rencana Kerja ( RENJA ) Tahun 2018,
ditetapkanlah Indikator Kinerja Utama ( IKU ) beserta sasaran yang hendak
dicapai dari pelaksanaan program kegiatan tersebut, yaitu :
INDIKATOR
KINERJA UTAMA
( IKU )
SASARAN PROGRAM YANG
MENDUKUNG
Penyediaan
Lapangan Kerja
Baru / Penyerapan
Tenaga Kerja Baru
100.000 Orang
- Program Penempatan
dan Perluasan
Kesempatan Kerja
- Program Peningkatan
Kualitas dan
Produktivitas Tenaga
Kerja
- Program Pembinaan
Hubungan Industrial
Tenaga Kerja
- Program Pembinaan dan
Peningkatan
Pengawasan
Ketenagakerjaan
- Program
Pengembangan Wilayah
Transmigrasi
Persentase Tingkat
Pengangguran
Terbuka
- Menurunnya angka
penganguran terbuka
hingga mencapai 4,8 %
(* hasil revisi renstra /
rpjmd )
- Jumlah penganggur
berkurang 10.000 Orang
pertahun atau turun
sekitar 5 % dari jumlah
penganggur tahun
sebelumnya
- Penyerapan tenaga kerja
baru sebesar 100.000
Orang per tahun
Besaran tenaga
kerja yang
mendapat pelatihan
berbasis
kewirausahaan
Meningkatnya jumlah
keterampilan / skill tenaga
kerja melalui peningkatan
standarisasi dan sertifikasi
kompetensi bagi tenaga
kerja melalui pendidikan dan
pelatihan (60 % )
Besaran pencari
kerja yang terdaftar
dan ditempatkan
Meningkatnya jumlah
penempatan tenaga kerja
melalui perluasan
kesempatan kerja ( 70 % )
Besaran kasus yang
diselesaikan dengan
Meningkatnya hubungan
industrial ketenagakerjaan
RENJA 2018 - 32
perjanjian bersama yang harmonis ( 50 % )
Besaran pekerja /
buruh yang menjadi
peserta jamsostek
aktif
Meningkatnya jumlah
kepesertaan jamsostek
( 50 % )
Besaran
pemeriksaan
perusahaan
Meningkatnya pengawasan
ketenagakerjaan yang
berjalan sesuai aturan
( 45 % )
Besaran pengujian
peralatan di
perusahaan
Meningkatnya pengawasan
ketenagakerjaan yang
berjalan sesuai aturan
( 50 % )
Persentase
penempatan warga
transmigrasi
Meningkatnya jumlah
penempatan warga
transmigrasi melalui
program pembangunan
transmigrasi baru ( 75 % )
Selain penetapan indicator kinerja utama, ditetapkan juga indikator kinerja
umum dengan memperhatikan target-target yang terdapat pada Rencana
Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan yaitu :
TABEL 3.2
RENJA 2018 - 33
Selanjutnya penjabaran kegiatan dari program yang telah ditetapkan terurai
dalam 2 Kelompok Program yaitu Kelompok Program Prioritas dan Kelompok
Program Pendukung. Adapun rincian dari kelompok program tersebut dapat diurai
sebagai berikut :
1. Kelompok Program Prioritas, dengan rincian kegiatan yang diusulkan adalah :
Program Kegiatan
1. Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga
Kerja ( APBD )
1. Pelatihan Kewirausahaan dan AMT
( UPT BPP )
2. Pelatihan Peningkatan Produktivitas
( UPT BPP )
3. Bimbingan dan Konsultasi Penerapan
Five S ( UPT BPP )
4. Bimbingan Manajemen Konsultasi
Produktivitas ( UPT BPP )
5. Pengukuran Produktivitas Sektoral
Regional ( UPT BPP )
6. Pembinaan Desa Produktif ( UPT BPP )
7. Pengukuran Produktivitas Individu Bagi
UKM ( UPT BPP )
8. Pembinaan Desa Migran ( UPT BPP )
9. Peningkatan Produktivitas Terpadu
( UPT BPP )
10. Pelatihan Supervisi Produktivitas ( UPT
BPP )
11. Konvensi Gugus Kendali Mutu ( UPT
BPP )
12. Pendidikan dan Pelatihan Bagi Pencari
Kerja
13. Pemberdayaan Tenaga Kerja Putus
Sekolah
14. Pemberdayaan Tenaga Kerja
Perempuan
15. Pemberdayaan Tenaga Kerja Petugas
Lansia
16. Bimtek Pelatihan Berbasis Kompetensi
17. Lokakarya LPK dan Asosiasi Profesi
18. Sosialisasi Standar Komptensi Kerja
RENJA 2018 - 34
19. Akreditasi dan Sertifikasi Tenaga Kerja
20. Standarisasi Kompetensi Tenaga Kerja
21. Inventarisasi Asosiasi Profesi / ASPRO
( UPT BKTK )
22. Inventarisasi Lembaga Sertifikasi
Profesi dan TUK ( UPT BKTK )
23. Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja
( UPT BKTK )
24. Uji Keterampilan Berbasis Kompetensi
( UPT BKTK )
25. Bimtek Akreditasi LPK ( UPT BKTK )
26. Sosialisasi ASPROF dan LPK ( UPT
BKTK )
27. Lokakarya Peningkatan Kompetensi
Tenaga Kerja ( UPT BKTK )
28. Bimtek Asosiasi Profesi ( UPT BKTK )
2. Perluasan dan
Pengembangan
Kesempatan Kerja
( APBD )
29. Pembinaan Kelompok Usaha Mandiri
30. Pembinaan Kelompok Wirausaha
Tenaga Kerja Produktif
31. Penyelenggaraan Padat Karya
32. Pendataan Informasi Pasar Kerja ( IPK )
33. Monitoring Penempatan Tenaga Kerja
di Kabupaten/Kota
34. Pameran Bursa Kerja Daerah ( Job
Fair )
35. Pelayanan Bursa Kerja Online
36. Monitoring Proses Pengiriman Tenaga
Kerja Luar Negeri
37. Pemberdayaan Tenaga Kerja
AKAD/AKL
38. Pemberdayaan Tenaga Kerja
Penyandang Disabilitas
39. Sosialisasi Penggunaan Tenaga Kerja
Penyandang Disabilitas
40. Sosialisasi Penggunaan Tenaga Kerja
Asing
41. Penyusunan Profil Teknologi Tepat
Guna Muatan Lokal
RENJA 2018 - 35
42. Peningkatan Kapasitas Petugas
Pelayanan Penggunaan TKA
3. Pembinaan Hubungan
Industrial Tenaga Kerja
( APBD )
43. Monev Pelaksanaan Syarat-Syarat
Kerja
44. Pemberdayaan LKS Tripartit Prov.
Sulsel
45. Koordinasi Serikat Pekerja/Serikat
Buruh
46. Workshop Serikat Pekerja/Serikat
Buruh
47. Bimtek Sistem Pembinaan Hubungan
Industrial
48. Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
49. Pembinaan Jaminan Sosial
Kesejahteraan Tenaga Kerja
50. Sosialisasi Penyusunan Struktur dan
Skala Upah ( UPT BPPK )
51. Workshop Penyusunan Kebutuhan
Hidup Layak ( UPT BPPK )
52. Pemeriksaan Pelaksanaan Jaminan
Kesejahteraan Purna Kerja ( UPT
BPPK )
53. Pengupahan dan Jaminan Purna Kerja
( UPT BPPK )
54. Sosialisasi UMP Unsur Tripartit
( UPT BPPK )
4. Pembinaan dan
Peningkatan Pengawasan
Ketenagakerjaan ( APBD )
55. Penanganan Kasus Ketenagakerjaan di
Kab/Kota
56. Rapat Koordinasi Teknis Pengawasan
Ketenagakerjaan
57. Pembinaan Pengawasan Norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
58. Pemeriksaan Norma Kerja
59. Pembinaan Pekerja Perempuan dan
Anak
60. Bimtek Sistem Pengawasan
Ketenagakerjaan
RENJA 2018 - 36
61. Penguatan Kelembagaan Pengawas
Ketenagakerjaan
62. Pembinaan Penegakan Hukum
Ketenagakerjaan
63. Bimtek dan Sosialisasi K3 ( UPT BSK3 )
64. Pemeriksaan dan Pengujian Objek K3,
Norma Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Kerja ( UPT BSK3 )
65. Pembinaan Pengawasan Wilayah I
66. Pembinaan Pengawasan Wilayah II
67. Pembinaan Pengawasan Wilayah III
68. Pembinaan Pengawasan Wilayah IV
69. Pemeriksaan Norma Kerja Pengawasan
Wilayah I
70. Pemeriksaan Norma Kerja Pengawasan
Wilayah II
71. Pemeriksaan Norma Kerja Pengawasan
Wilayah III
72. Pemeriksaan Norma Kerja Pengawasan
Wilayah IV
73. Pemeriksaan Norma K3 Pengawasan
Wilayah I
74. Pemeriksaan Norma K3 Pengawasan
Wilayah II
75. Pemeriksaan Norma K3 Pengawasan
Wilayah III
76. Pemeriksaan Norma K3 Pengawasan
Wilayah IV
77. Bimtek Pengawasan Ketenagakerjaan
Wilayah I
78. Bimtek Pengawasan Ketenagakerjaan
Wilayah II
79. Bimtek Pengawasan Ketenagakerjaan
Wilayah III
80. Bimtek Pengawasan Ketenagakerjaan
Wilayah IV
5. Pengembangan Wilayah
Transmigrasi ( APBD )
81. Identifikasi Calon Areal Transmigrasi
82. Inventarisasi Kebutuhan Sarana dan
Prasarana Lokasi Transmigrasi
RENJA 2018 - 37
83. Penyusunan Data Monografi UPT Bina
Lokasi Transmigrasi
84. Sosialisasi Sistem Penilaian
Transmigran dan Pembina UPT
Teladan
85. Pembinaan Usaha Ekonomi dan Sosial
Budaya Lokasi Transmigrasi
86. Penyusunan Data Base Permukiman
Transmigrasi
87. Penyusunan Data Penyelesaian
Masalah Pertanahan Lokasi
Transmigrasi
88. Pelatihan Transmigrasi Lokal ( UPT
BLT )
89. Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan Pelatihan Transmigrasi
( UPT BLT )
90. Bimtek Perencanaan Kawasan
Transmigrasi
91. Penyusunan Peta Awal Pembangunan
Permukiman Transmigrasi
92. Pengelolaan Data dan Informasi
Pengembangan Masyarakat dan
Kawasan Transmigrasi
93. Bimtek Petugas dan Pembina UPT
2. Kelompok Program Pendukung, dengan rincian kegiatan yang diusulkan
adalah :
Program Kegiatan
12. Pelayanan Administrasi
Perkantoran ( APBD )
94. Penyediaan Surat Menyurat
95. Penyediaan Jasa Komunikasi, Air dan
Listrik
96. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan
Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional
97. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
98. Penyediaan ATK
RENJA 2018 - 38
99. Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan
100. Penyediaan Komponen Listrik/
Penerangan Bangunan Kantor
101. Penyediaan Bahan Bacaan
102. Penyediaan Makan/Minum Dinas
103. Koordinasi dan Konsultasi Dinas
dalam dan luar daerah
104. Pelayanan Administrasi Program
105. Pelayanan Administrasi Keuangan
106. Pelayanan Administrasi Umum,
Kepegawaian dan Hukum
107. Pelayanan Administrasi UPT BPP
108. Pelayanan Administrasi UPT BSK3
109. Pelayanan Administrasi UPT BKTK
110. Pelayanan Administrasi UPT BPPK
111. Pelayanan Administrasi UPT BLT
112. Pelayanan Administrasi UPT
Pengawasan Wilayah I
113. Pelayanan Administrasi UPT
Pengawasan Wilayah II
114. Pelayanan Administrasi UPT
Pengawasan Wilayah III
115. Pelayanan Administrasi UPT
Pengawasan Wilayah IV
13. Peningkatan Kapasitas
dan Kinerja SKPD
( APBD )
116. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung/Kantor/Rumah Dinas
117. Pembangunan Gedung, Sarana dan
Prasarana Kantor
118. Penyediaan Sarana dan Prasarana
Pameran
119. Pengadaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
120. Pengelolaan Asrama Pekerja
121. Pengadaan Pakaian Dinas, Pakaian
Olahraga, Pakaian Satpol PP dan
Pakaian Batik Tradisional
122. Pendidikan dan Pelatihan Formal
RENJA 2018 - 39
14. Peningkatan
Pengembangan Sistem
Perencanaan Dan Sistem
Evaluasi Kinerja SKPD
( APBD )
123. Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan
124. Penyusunan Laporan Keuangan dan
Hasil Pemeriksaan
125. Penyusunan Rencana Kerja
126. Penyusunan Laporan Bulanan,
Triwulan dan Tahunan
127. Penyusunan LAKIP
128. Forum Komunikasi SKPD Tingkat
Provinsi ( Forum SKPD )
129. Penyusunan LPPD / LKPJ
130. Penyusunan KUA, PPAS, RKA, DPA
dan DPPA SKPD
131. Pengembangan Jaringan Komputer
dalam Penyediaan Data dan Informasi
Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian
132. Penyusunan Profil Ketenagakerjaan
dan Ketransmigrasian
133. Penyusunan Perencanaan Tenaga
Kerja Provinsi
134. Pembinaan dan Penatausahaan Aset
Barang/Jasa Disnakertrans Prov.
Sulsel
135. Penguatan Focal Point Pengarus
Utamaan Gender ( PUG )
136. Bimtek Perencanaan Tenaga Kerja
137. Sosialisasi Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban dan
Penatausahaan Keuangan
138. Penyusunan RENSTRA
139. Peningkatan Kapasitas Aparatur
Perencana Program Ketenagakerjaan
dan Ketransmigrasian
140. Pengelolaan Barang dan Jasa SKPD
RENJA 2018 - 40
Adapun rincian indikator kinerja kegiatan secara umum serta target / sasaran yang
ingin dicapai untuk masing – masing kegiatan diuraikan sebagai berikut :
a). Bidang Ketenagakerjaan.
1). Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2018
1. Tersedia Tenaga Kerja yang terampil
dalam mengelolah usahanya melalui
pelatihan kewirausahaan, AMT dan
peningkatan produktivitas
10 Paket atau 200 Org
2. Terciptanya kondisi kerja yang
kondusif melalui pelatihan Five S
5 UKM
3. Meningkatnya keterampilan dan
kemampuan tenaga kerja petugas
lansia dan tenaga kerja perempuan
40 Orang
4. Meningkatnya keterampilan dan
kemampuan para pencari kerja dan
putus sekolah dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasar kerja
500 Orang
5. Berkembangnya lembaga pelatihan
kerja ( 250 LPK ) sesuai standard an
sertivikasi kompetensi tenaga kerja
serta asosiasi profesi yang
terakreditasi ( 300 asosiasi profesi )
10 LPK dan 40 Asosiasi
Profesi
2). Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2018
1. Berkembangnya sekaligus
memperluas kesempatan kerja
anggota kelompok melalui
pembinaan kelompok usaha mandiri,
kelompok wirausaha produktif dan
padat karya
500 Org
3 Klp
1 Paket
RENJA 2018 - 41
2. Tersedianya data dan informasi
jumlah penempatan tenaga kerja
local maupun tenaga kerja luar negeri
100.000 Org
3. Data dan informasi Pasar Kerja dapat
diakses oleh para pencari kerja di 24
Kab/Kota
24 Kab /Kota
3). Program Pembinaan Hubungan Industrial Tenaga Kerja
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2018
1. Peran LKS Tripartit dalam menjalin
hubungan industrial yang kondusif
24 Kab /Kota
2. Tertanganinya kasus perselisihan,
mogok kerja dan unjuk rasa di tempat
kerja dengan baik
40 Perusahaan
3. Koordinasi antara pemerintah, serikat
pekerja, pengusaha berjalan dengan
baik sesuai dengan norma yang telah
ditetapkan
50 Orang
4. Mewujudkan pemahaman aturan-
aturan ketenagakerjaan bagi serikat
pekerja/serikat buruh
50 Orang
5. Syarat-syarat kerja berjalan sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan
300 Orang
6. Terciptanya suasana hubungan kerja
yang harmonis antara pekerja dan
pengusaha melalui sosialisasi UMP,
Unsur Tripartit, Penyusunan Norma
Kebutuhan Hidup Layak serta
Fasilitasi Dewan Pengupahan
180 Org
24 Kab/Kota
RENJA 2018 - 42
4). Program Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2018
1. Berkurangnya jumlah pelanggaran
norma kerja
24 Kab/Kota
2. Meningkatnya perlindungan pekerja
perempuan dan berkurangnya jumlah
pekerja anak serta anak-anak yang
terlibat bentuk-bentuk pekerjan
terburuk
24 Kab/Kota
3. Meningkatnya penerapan norma
keselamatan dan kesehatan kerja
serta berkurangnya jumlah
kecelakaan kerja
50 Kasus
4. Meningkatnya keterampilan dan
pengetahuan aparatur pengawas
ketenagakerjaan
45 Orang
5. Terwujudnya penerapan K3 dan
pendataan objek pengujian K3
385 Orang
6. Terwujudnya pelaksanaan periksa
dan uji di perusahaan
24 Kab /Kota
7. Meningkatnya pengetahuan para
pekerja mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja
300 Orang
b). Bidang Ketransmigrasian.
1). Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2018
1. Tersedianya Calon Lokasi
Transmigrasi
3 Lokasi
2. Tersedianya gambaran umum lokasi
transmigrasi yang dibina
8 Lokasi
3. Tersedianya peta potensi kawasan
transmigrasi
1 Paket
4. Memberikan gambaran pelaksanaan
program P2KTrans dan P2MKT
1 Paket
RENJA 2018 - 43
5. Meningkatnya pengetahuan dan
kemampuan warga transmigrasi
dalam memenuhi kebutuhannya
10 Paket atau 500 Org
c). Bagian Kesekretariatan
1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2018
1.
Meningkatnya efektivitas pelayanan
administrasi perkantoran diantaranya
melalui ketersediaan alat tulis kantor,
jasa listrik, air & telepon, cetak dan
penggandaan, makanan dan
minuman rapat/tamu serta koordinasi
dan konsultasi dalam dan luar daerah
18 Kgt
2). Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2018
1. Meningkatnya kualitas sarana dan
prasrana perkantoran melalui
ketersediaan alat pendukung
pelaksana kegiatan, pemeliharaan
gedung kantor dll
5 Kgt
2. Meningkatnya disiplin aparatur
melalui ketersediaan pakaian dinas,
pakaian olahraga, pakaian korpri dan
pakaian satpol pp
1 Paket ( 242 Orang )
3. Meningkatnya kualitas dan kapasitas
aparatur
1 Paket
RENJA 2018 - 44
3). Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan
Dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2018
1. Tersedianya data dan informasi
penyelenggaraan pemerintahan
daerah berupa laporan bulanan,
tahunan, rencana kerja, akuntabilitas
kinerja, penatausahaan asset dan
monitoring pelaksanaan kegiatan
12 Paket ( Jenis Data dan
Informasi )
2. Tersedianya data dan informasi
ketenagakerjaan dan
kettransmigrasian berupa profil,
perencanaan tenaga kerja,
pengembangan system jaringan
informasi, penerapan standar
pelayanan minimal ketenagakerjaan
dan standar operasional prosedur
3 Paket ( Jenis Data dan
Informasi )
RENJA 2018 - 45
BAB IV
P E N U T U P
Rencana Kerja ( RENJA ) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2018 adalah dokumen perencanaan yang merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Selatan yang disusun untuk jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran.
Dalam rangka pelaksanaan Rencana Kerja nantinya, ketersediaan
anggaran sangat berperan penting dalam mencapai sasaran yang telah di
tetapkan. Oleh karena itu, kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan yang
menjadi program prioritas baik pemerintah daerah maupun SKPD. Selain itu juga
merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan bagi pemangku kepentingan
( masyarakat dan swasta ) karena mengingat keterbatasan dukungan anggaran
daerah.
Demikian Rencana Kerja ( RENJA ) Tahun 2018 ini disusun sebagai
pelaksanaan kegiatan dan tugas – tugas di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan untuk selanjutnya di laksanakan sesuai
dengan rencana.
Makassar, Juni 2017
KEPALA DINAS
AGUSTINUS APPANG, SE Pangkat : Pembina Utama Muda NIP : 19600810 198902 1 003
RENJA 2018 - 46
L A M P I R A N