ayat-ayat geologi dalam al-qur‟an -...

55
AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN (Studi Komparatif Tafsir Ilmi dan Teori Sains Modern) Tesis Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama Islam (M.Ag) Dalam Bidang Agama Islam Oleh: NIA AINIYAH NIM: 215410622 Pembimbing: Dr. H. Muhammad Ulinnuha, MA. Dr. H. Ahmad Syukron, MA. PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PASCASARJANA MAGISTER INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 2020 M./1441 H.

Upload: others

Post on 16-Jun-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN

(Studi Komparatif Tafsir Ilmi dan Teori Sains Modern)

Tesis

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Magister Agama Islam (M.Ag) Dalam Bidang Agama Islam

Oleh:

NIA AINIYAH

NIM: 215410622

Pembimbing:

Dr. H. Muhammad Ulinnuha, MA.

Dr. H. Ahmad Syukron, MA.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA MAGISTER

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2020 M./1441 H.

Page 2: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI
Page 3: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

1

AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR’AN

(Studi Komparatif Tafsir Ilmi dan Teori Sains Modern)

Tesis

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Magister Agama Islam (M.Ag) Dalam Bidang Agama Islam

Oleh:

NIA AINIYAH

NIM: 215410622

Pembimbing:

Dr. H. Muhammad Ulinnuha, MA.

Dr. H. Ahmad Syukron, MA.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA MAGISTER

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2020 M./1441 H.

Page 4: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

ii

Page 5: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

iii

Page 6: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis persembahan kehadirat

Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan

lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan

salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi akhir zaman, Rasulullah

Muhammad SAW. Begitu juga kepada keluarganya, para sahabatnya, para

tabi‟in dan tabi‟i al-tabi‟in serta para umatnya yang senantiasa mengikuti

ajaran-ajarannya. Amin.

Penulisan tesis ini sebagai bagian dari tugas akhir penulis dalam

menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar magister dalam kajian Ilmu

Agama Islam program studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir pada Program

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta. Selanjutnya, penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak sedikit hambatan,

rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi

serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan tesis ini.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak

terhingga kepada

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. Selaku Rektor Institut

Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta

2. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana MA, Direktur Program

pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta

3. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha, MA selaku pembimbing pertama penulis

yang telah memberikan bimbingan dan arahan demi terselesaikan tesis

ini.

4. Bapak Dr. H. Ahmad Syukron MA sebagai ketua/kepala prodi Ilmu

AlQur‟an dan Tafsir (IAT) Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-

Page 7: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

v

Qur‟an (IIQ) Jakarta, sekaligus sebagai dosen pembimbing kedua

penulis.

5. Seluruh Dosen pascasarjana IIQ Jakarta yang telah memberikan

semangat dalam belajar sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas-

tugas sebagai mahasiswa.

6. Staf akademik, karyawan Perpusatakaan IIQ Jakarta, pimpinan dan

seluruh karyawan Perpustakaan Pascasarjana UIN Jakarta, pimpinan dan

karyawan perpustakaan Islam Iman Jama‟ serta pimpinan dan karyawan

pusat studi Al-Qur‟an yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan

kepada penulis untuk membaca dan melakukan penelitian dalam rangka

menyelesaikan tesis ini.

7. Kepada orang tua tercinta dan tersayang, Bapak dan Ibu, Ibu Siti

Muzayyanah dan Bapak Abdul Muhid tidak ada kata yang dapat penulis

sampaikan selain terimakasih yang sedalam-dalamnya atas segala kasih

sayang, support, do‟a, pengorbanan, dukungan moril dan materiil dan

bimbingan yang mereka berikan dengan keikhlasan dan kesabaran yang

tak terhingga.

Hanya do‟a yang dapat penulis persembahkan untuk keduanya.

8. Saudara-saudara tercinta, Nurul, Adib dan Aris

9. Ustadz H. Endang Husna Hadiawan dan Ibu Hj Arbiyah Mahfudz

Hadiawan selaku Pengasuh Pesantren Al-Qur‟an Nur Medina yang tidak

hentinya memberikan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini

meskipun beberapa tugas pesantren tidak dilaksanakan dengan baik.

10. Keluarga besar Pesantren Al-Qur‟an Nur Medina, Kakak-kakak dan

abang-abang yang senantiasa menemani perjalanan peneliti dikala suka

dan duka.

11. Keluarga besar MI MUmtaza Islamic School

Page 8: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

vi

12. Teman-teman pascasarjana IIQ angkatan 2016 khususnya program studi

Ilmu Al-Qur‟an yang senasib dan seperjuangan

13. Ucapan ribuan terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat baik

secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu, semoga amal baik yang mereka berikan kepada penulis

mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.

Dalam penulisan tesis ini berbagai upaya telah penulis lakukan untuk

memaksimalkannya agar menjadi karya ilmiah yang baik. Namun

keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka tesis ini tentunya masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para pembaca demi

karya yang lebih baik lagi.

Demikian skripsi ini peneliti persembahkan, semoga dapat memberikan

manfaat kepada peneliti khususnya dan semua pembaca pada umumnya.

Jakarta, 24 Mei 2020

Nia Ainiyah

Page 9: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERSETUJUAN HASIL UJIAN TESIS ii

PERNYATAAN PENULIS iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

ABSTRAK xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Permasalahan 12

C. Tujuan Penelitian 14

D. Kegunaan Penelitian 14

E. Tinjauan Pustaka 15

F. Metode Penelitian 19

G. Sistematika Penulisan 25

BAB II. GEOLOGI DALAM PERSPEKTIF SAINS DAN AL-

QUR’AN

A. Sejarah Geologi dalam Perspektif Sains Modern dan

Islam

27

1. Pengertian Awal Tentang Geologi 27

2. Ruang Lingkup Geologi 30

3. Geologi Dalam Khazanah Islam 32

B. Gunung dalam Perspektif Sains dan Al-Qur‟an 40

1. Definisi dan Proses Pembentukan Gunung 40

2. Fungsi dan Peran Gunung 47

Page 10: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

viii

3. Identifikasi Ayat-ayat Tentang Gunung 55

C. Laut dalam Perspektif Sains dan Al-Qur‟an 60

1. Definisi dan Proses Pembentukan laut 60

2. Identifikasi Ayat-ayat Tentang Laut 65

BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN

FENOMENA ALAM DI ERA MODERN

A. Penafsiran Ayat-Ayat tentang Gunung dalam Islam 72

1. Gunung Sebagai Pasak Bumi 72

2. Gunung Selalu Aktif dan Tidak Pasif 81

B. Penafsiran Ayat-Ayat tentang Laut dalam Islam 88

1. Segala Sesuatu Berasal dari Air 88

2. Pembatas Di Antara Dua Laut 94

3. Lautan Yang Berapi 100

C. Fenomena Alam tentang Gunung dan Laut dalam

Perspektif Sains Modern

104

BAB IV. ANALISIS TENTANG KESESUAIAN

PENJELASAN AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM

AL-QUR’AN DENGAN TEORI SAINS MODERN

A. Kesesuaian Ayat tentang Gunung 115

1. Gunung Sebagai Pasak Bumi 115

2. Gunung Selalu Aktif dan Tidak Pasif 131

B. Kesesuaian Ayat tentang Laut 144

1. Segala Sesuatu Berasal dari Air 144

2. Pembatas Di Antara Dua Laut 154

3. Lautan Yang Berapi 167

Page 11: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

ix

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan 179

B. Saran-Saran 181

DAFTAR PUSTAKA 182

BIOGRAFI 190

Page 12: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan

th : ط a : ا

zh : ظ b : ة

„ : ع t : ث

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق h : ح

k : ك kh : خ

l : ل d : د

m : و dz : ذ

n : ن r : ز

w : و z : ش

h : ي s : س

: ysء : ‟ ش

y : ي sh : ص

dh : ض

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fathah :a أ: â ى ...´ : ai

Kasrah :i ى: î و ....´ : au

Dhammah :u و: û

Page 13: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

xi

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Baqarah : انبقسة

al-Madînah :انمديىت

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsyiah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال)

syamsyiah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang

digariskan didepan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

as-Sayyidah : انسيدة ar-Rajul : انسجم

ad-Dârimî :اندازمي asy-Syams :انشمس

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang (

◌ ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan

ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh:

Âmannâbillâhi : آمىب ببلل

فهبء Âmana as-sufahâ‟u : آمه انس

Inna al-ladzîna : إن انريه

كع wa ar-rukka„i : وانس

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

al-Af‟idah : الفئدة

al-Jâmi„ah al-Islâmiyyah : انجبمعت الإسلاميت

Page 14: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

xii

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan

(diwashal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

Âmilatun Nâshibah„ : عبمهت وبصبت

الآيت انكبسي : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan ejaan yang

disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.

Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,

seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,

maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama diri, bukan kata

sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-‟Asqallânî, al-Farmawî

dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan namanama

surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, AlBaqarah,

Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 15: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

xiii

ABSTRAK

Penelitian ini menemukan bahwa sebuah tafsir yang pada awalnya

dibangun berdasarkan asumsi bahwa Al-Qur‟an mengandung berbagai

macam ilmu, baik yang sudah diketahui maupun belum diketahui

mendapatkan konfirmasi dan legitimasi dalam penemuan sains modern. Hal

ini menunjukan bahwa penafsiran terhadap ayat-ayat saintifik dalam Al-

Qur‟an yang dilakukan mufasir mengacu pada dua macam pendekatan, yaitu

tekstual dan kontekstual. Pendekatan pertama dilakukan dengan cara

menemukan padanan arti dalam bahasa Arab dan mengaitkan konteks sosial-

historis ketika ayat tersebut diturunkan, sedangkan pendekatan kedua

dilakukan dengan cara mengaitkan perkembangan dan penemuan dalam

bidang ilmu sains modern.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

perbandingan tafsir dengan titik tekan pada penafsiran yang bersifat saintifik.

Pendekatan saintifik (saintific approach) digunakan untuk melihat fenomena

alami yang terdapat dalam Al-Qur‟an apabila disandingkan dengan

penemuan ilmiah oleh para saintis modern. Adapun sumber primer dalam

penelitian ini adalah tafsir Mafâtîḥ al-Ghayb, Al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur’ân

dan Tafsir Ilmi Kemenag-LIPI. Sedangkan sumber sekunder adalah

penelitian yang memiliki relevansinya dengan penelitian ini dengan

dibandingkan dengan pandangan saintis modern yang berkaitan dengan lima

fenomena alam yang telah diteliti secara ilmiah.

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama,

metodologi yang diterapkan ketiga tafsir menggunakan pendekatan tafsir

ilmi dengan menggunakan metode rasionalistik. Kedua, hasil penafsiran

yang dilakukan terhadap lima fenomena alam sebagaimana terdapat dalam

ketiga tafsir memiliki persamaan dan perbedaan yang tetap memiliki

relevansi dengan penelitian ilmiah. Ketiga, Persamaan antara ketiga tafsir

dan penemuan saintis modern terdapat dalam masalah fenomena gunung

sebagai pasak bumi dan segala sesuatu berasal dari air. Keempat, sedangkan

perbedaan antara ketiga tafsir dan penemuan saintis modern terdapat dalam

masalah fenomena gunung selalu bergerak dan tidak diam, pembatas di

antara dua laut, dan laut yang di bawahnya ada api. Kelima, terdapat

persamaan dan perbedaan di antara keduanya diakibatkan pendekatan

saintifik atau rasionalistik dalam tafsir menyesuaikan dengan pengetahuan

dan penemuan pada kurun waktu tertentu sedangkan kajian ilmiah tentang

fenomena alam selalu dinamis dan menemukan bentuk yang lebih akurat

sesuai dengan standar penelitian ilmiah di kalangan para saintis modern.

Kata Kunci: Tafsir Saintifik, Mafâtîḥ al-Ghayb, Al-Jawâhir fî Tafsîr al-

Qur‟ân, Tafsir Ilmi, Gunung, Laut.

Page 16: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI
Page 17: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah yang memiliki kebenaran mutlak.

Kemutlakan kebenaran Al-Qur‟an dapat dilihat dari segi otentisitas ayat yang

diturunkan, bahasa yang digunakan, sampai materi yang dikandungnya.1

Materi yang dikandung dalam ayat-ayat Al-Qur‟an di antaranya berisi

tentang sejarah peristiwa terdahulu, kemukjizatan para Nabi, gaya dan diksi

bahasa, sastra, ilmu pengetahuan dan lainnya.2 Semua yang ada di dalam Al-

Qur‟an wajib diimani oleh orang yang beriman sebagai kebenaran yang

berasal dari Allah Swt. Namun demikian, manusia dituntut dalam Al-Qur‟an

untuk selalu dan senantiasa menggunakan akal untuk melihat tanda-tanda

kebesaran dan kebenaran Allah. Salah satu yang menarik dalam kajian tafsir

adalah menghubungkan kesesuaian ayat dalam Al-Qur‟an yang memiliki

muatan atau isi ilmu pengetahuan dengan fenomena alam yang mendapatkan

perhatian dari kalangan sainstis modern.

Ayat Al-Qur‟an banyak yang menceritakan tentang fenomena alam

seperti fenomena gunung sebagai pasak bumi (QS.al-Nabâ [78]:7), aktivitas

gunung dan bumi yang selalu bersifat dinamis (QS.al-Naml [27]:88), posisi

dan manfaat sentral dari air (QS.al-Anbiyâ [21]:30), lautan yang memiliki

potensi panas yang berada di bawahnya (QS.al-Furqân [25]:53) sampai pada

fenomena pembatas di antara dua lautan (QS.al-Thûr [52]:6). Semua

fenomena alam yang disebutkan tersebut juga mendapat perhatian khusus

dari kalangan saintis modern yang dianggap sebagai fenomena alam yang

1 Nasaruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

2005), hal. 267. 2 A Khalafullah, Al-Qur’an Bukan Kitab Sejarah (Jakarta: Paramadina, 2003).

Page 18: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

2

masih menyimpan rahasia besar. Sehingga para saintis modern meneliti

dengan seksama tentang fenomena tersebut.3

Hasil dari penelitian dan kajian yang dilakukan oleh kalangan saintis

modern tentu mendapat legitimasi ilmiah karena dilakukan sesuai dengan

prinsip-prinsip utama dalam ilmu pengetahuan yang menekankan pada

metode ilmiah. Kajian mereka atas peristiwa alam sering dipublikasikan

dalam bentuk buku atau jurnal bereputasi yang memiliki tingkat keilmiahan

tertinggi dan bergengsi. Sementara itu, ketika menafsirkan ayat Al-Qur‟an

yang berisi tentang fenomena alam, para ulama menjelaskannya dengan

bersandarkan pada kemampuan nalar mereka dalam memahami firman Allah

dengan melalui metode rasional (bi al-ra’y) dan berdasarkan kutipan dari

khazanah Islam seperti ayat Al-Qur‟an dan hadis Nabi (bi al-ma’tsur) dan

pendapat ulama (qawl al-‘ulama’).4

Pengamatan sekilas tentang metode yang digunakan oleh mufasir dan

saintis tentang fenomena alam terkesan berbeda dan akan menghasilkan

kesimpulan yang berbeda. Namun akan dilihat sebaliknya, bahwa banyak

kesesuaian yang dapat dilihat dari kesimpulan antara keduanya ketika

memandang tentang fenomena alam yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Hal ini dikarenakan manusia berusaha menemukan berbagai pendekatan

dalam upaya untuk menemukan pemahaman yang tepat dalam menyingkap

fenomena alam. Baik para mufasir maupun saintis sama-sama melakukan

pengamatan langsung terhadap fenomana alam kemudian dielaborasi dengan

penemuan-penemuan lain yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Berbagai

macam pendapat yang menjelaskan fenomena alam tersebut dapat kita

3 Nadiah sering menyebut banyak kesesuaian pendapat dalam tafsir saintifik dengan

penemuan-penemuan ilmiah seperti proses pembentukan bumi, gunung dan laut. Lihat

selengkapnya dalam Nadiah Thayyarah, Buku Pintar sains dalam Al-Qur’an: Mengerti

Mukjizat Ilmiah Firman Allah (Jakarta: Zaman, 2013). 4 Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Quran dan Tafsir (Semarang: Pustaka Rizqi Putera,

2009), hal. 185.

Page 19: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

3

temukan dalam beberapa teori yang dikemukakan oleh pakar khususnya

dalam ilmu geologi yang secara khusus membahas ilmu bumi dan unsur

pembentuknya. Penelitian ini berikhtiar untuk mencari kesesuaian antara

para mufasir dalam menafsirkan ayat Al-Qur‟an tentang fenomena alam

dalam ilmu geologi dan penemuan saintis modern yang berkaitan dengan hal

fenomena geologi yang ada di sekitar manusia yang dapat diamati dalam

aktivitas sehari-hari.

Bila dicermati, memang banyak ayat dalam Al-Qur‟an yang

memotivasi manusia untuk berpikir atau memfungsikan guna mengamati

fenomena-fenomena yang terdapat di alam raya ini termasuk juga

memfungsikan akal dan jiwa untuk memahami ayat Al-Qur‟an dengan segala

kebahasaannya, seperti menggunakan redaksi pada ayat afalâ tatafakkarûn,

afalâ ta’qilûn. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan kalau kemudian

Husein Nasr5 (lahir. 1933) menyatakan bahwa dalam perspektif Islam,

sebenarnya akallah yang memelihara manusia sehingga ia mengarah pada

jalan yang lurus. Namun perlu dikemukakan bahwa dalam Islam,

penggunaan akal tidak memiliki kebebasan mutlak. Sebagaimana yang

dikedepankan oleh Harun Nasution (w. 1998)6 bahwa penggunaan akal

tidaklah diberi padanya kebebasan mutlak agar para pemikir Islam tidak

keluar dari koridor yang telah ditetapkan oleh Al-Qur‟an dan Hadis dan

sebaliknya ia tidak pula dipasung atau diikat secara ketat agar pemikiran

Islam tetap dapat berkembang tanpa keluar dari ajaran Islam yang esensial.

Dengan situasi seperti itu maka Djohan Efendi menyatakan bahwa Al-

5 Husein Nasr adalah sosok pemikir Islam dan sosok ulama yang kharismatik serta

memiliki kepedulian dan daya kritis yang tinggi terhadap umat Islam. Beliau adalah seorang

filosof ilmu pengetahuan, teolog, sufistik dan tradisional perkembangan Iran. Hamza

Harun.blogspot.co.id, diakses tanggal 10 Mei 2017. 6 Harun Nasution adalah sosok filosof Muslim dari Sumatera Utara Pematangsiantar,

seorang pedagang dari Mandailing dan Qodhi pada pemerintahan masa Belanda, sekarang

beliau seorang ulama yang menguasai kitab kuning dengan berbahasa Melayu. Rumah

Dakwah Indonesia.blogspot.co.id

Page 20: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

4

Qur‟an itu hendaknya dibedah dan ditelaah secara kritis, dikupas dan dicarik

secara serius dengan menggunakan sarana ilmu pengetahuan modern yang

berkembang dewasa ini. Jangan dibiarkan Al-Qur‟an hanya untuk dibaca dan

dihafal namun kering makna penalaran, gersang ide dan inspirasi, miskin

perspektif dan alternatif.7

Tafsir merupakan karya manusia dan hasil pemahamannya terhadap

kalam Ilahi. Menafsirkan Al-Qur‟an berarti manusia telah menangkap ide,

gagasan dan makna yang terkandung dalam ayat. Karena ia hasil karya

manusia, maka penafsiran Al-Qur‟an diwarnai dengan pemikiran

mufasirnya, komentar dan ulasannya mengenai suatu ayat merupakan

manifestasi dari apa yang sedang ada dalam pikirannya.

Karena tafsir merupakan karya manusia yang selalu diwarnai pikiran,

mazhab dan atau disiplin ilmu yang ditekuni oleh mufasirnya sehingga

berkembangnya kitab-kitab tafsir sesuai dengan corak pemikiran dan

mazhab, hal inilah yang disebut dengan latar belakang mufasir. Salah satu di

antaranya adalah corak tafsir „ilmi8, shufi, falsafi, fiqih, dan adabi ijtima‟i.

9

Pandangan ulama terhadap tafsir sains terbagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama adalah kelompok yang melegalkan atau memperbolehkan

penggunaan tafsir sains, sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang

melarang menggunakan tafsir sains. Kelompok pertama dengan landasan

pada surat Qâf [50] ayat 6; sebagaimana berikut:

ناها وزي ناها وما لا من ف روج ماء ف وق هم كيف ب ن ي أف لم ي نظروا إل الس

7 Malkan, Dimensi Ilmiah dalam Tafsir Al-Sha’rawi (Ciputat: Mazhab Ciputat,

2016), hal. 8-11. 8 Tafsir sains menurut pandang ulama adalah mengungkap makna ayat-ayat Al-

Qur‟an atau hadis yang kebenarannya didukung oleh teori-teori ilmu alam. Lihat Muzammil

Imran, Dhiyaut Taysir, 9 Kadar M.Yusuf, Studi Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2009), hal. 158.

Page 21: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

5

„Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas

mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan

langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?‟ (QS. Qâf [50]:6).

Di antara ulama tafsir yang memperbolehkan adalah Syaikh Thanthâwî

Jauharî, al-Ghazâlî, al-Suyûthî, Fakhr al-Dîn al-Râzî al-Râzî. Menurut Al-

Ghazâlî bahwa segala macam ilmu pengetahuan baik yang terdahulu maupun

yang kemudian, baik yang sudah diketahui dan belum diketahui semua

bersumber dari Al-Qur‟an.

Adapun ulama yang kontra dengan tafsir ilmu berargumen bahwa

mereka khawatir melenceng dari maksud asal diturunkannya Al-Qur‟an

sebagai petunjuk bagi manusia. Karena itu, jika kemudian diyakini bahwa

ayat-ayat kauniyah dalam Al-Qur‟an tidak bisa dipahami kecuali dengan

teori sains yang terus berkembang dari waktu ke waktu, itu sama saja

mendistorsi keyakinan yang telah final ini, karena teori ilmiah bersifat relatif

yang saat ini mendapatkan posisi kebenaran dan sangat mungkin kelak akan

dicampakkan.10

Selain itu Al-Qur‟an mengajak manusia untuk memperhatikan gunung-

gunung dalam QS. Al-Fâthir [35] ayat 27; disebutkan dalam firman-Nya

sebagaimana berikut :

ماء ماء فأخرجنا به ثرات متلفا ألوان ها ومن البال جد أل د بي ت ر أن الله أن زل من الس وحر متلف ألوان ها وغرابيب سود

„Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari

langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang

beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada

garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada

(pula) yang hitam pekat‟(QS.Al-Fâthir [35]:27).

10

Ahmad Quraisyi dan Achyat Ahmad, Menelaah Pemikiran Agus Musthofa

(Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2010), hal. 85-88.

Page 22: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

6

Walau gunung sangat berfungsi bagi manusia dan kemanfaatan hidup

di bumi, tetapi sesekali Allah memperingatkan manusia melalui gunung.

Tidak mustahil karena keangkuhan pembuatan Kapal Titanic dan

kedurhakaan sebagian penumpangnya, sehingga Allah murka dan

mengakibatkan nahkoda kapal itu menabrak gunung es pada malam hari 14-

15 April 1912 M.11

Banyak dari ilmuan modern dari Islam yang membicarakan tentang

sains Islam yang bergiat melalui jurnalnya, meskipun gagasan-gagasan

mereka berbeda satu dengan yang lainnya. Kesemuanya berbagi kritik atas

sains modern. Yaitu secara singkat sains modern tidak dapat memuaskan

kebutuhan lahir dan batin umat Islam. Dalam pembahasan para penulis

tersebut ada upaya yang amat keras untuk menguliti dasar-dasar non-ilmiah

(metafisis,12

epistemologis13

) dalam sains modern.14

Para ulama Islam

mengoreksi mitos-mitos sains sebagai model ilmu yang paling handal yang

sepenuhnya rasional dan obyektif. Dari kritik-kritik itulah yang jika diterima,

kemudian menjadi argumen yang amat kuat untuk mengusung Islamisasi

atau penciptaan15

“sains Islam”.16

11

Quraish Shihab, Dia Di Mana-mana: Tangan Tuhan Di Balik Setiap Fenomena

(Ciputat: Lentera Hati, 2008), hal. 71. 12

Terkait dengan tujuan ilmu pengetahuan dibangun atau dirumuskan. Lihat Agus

Purwanto, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al-Quran yang Terlupakan (Bandung: Mizan, 2008),

hal. 190. 13

Cara bagaimana dan dengan apa kita mencapai ilmu pengetahuan yakni tangga

tujuan untuk mencapai ilmu atau sumber. Lihat Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi

Al-Quran yang Terlupakan, hal. 191. 14

Produk manusia dalam menyibak realitas. Berangkat dari pengertian ini maka sains

juga menjadi tidak tunggal atau dengan kata lain akan ada lebih dari satu sains, dengan

perbedaan makna realitas dan cara apa yang dapat diterima untuk mengetahui realitas

tersebut. Setiap bangunan ilmu pengetahuan atau sains selalu berpijak pada tiga pilar utama,

yakni pilar ontologis, aksiologis dan epistemologis. Lihat di Agus Purwanto, Ayat-ayat

Semesta Sisi-sisi Al-Quran yang Terlupakan, hal. 188-189. 15

Mehdi Glosani, Filsafat-Sains Menurut Al-Quran (Bandung: Mizan, 2003), hal.

xii-xiii. 16

Tiga pilar sains Islam jelas harus dibangun dari prinsip Tauhid yang tersari dari

kalimat laa ilaaha illa Allah dan telah terdeskripsi dalam rukun iman dan Islam. Pilar

antologis yakni hal yang menjadi subjek ilmu, Islam harus menerima realitas material dan

Page 23: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

7

Sains modern telah bergerak menuju deisme kepercayaan bahwa

Tuhan memulai alam semesta, tetapi kemudian membiarkannya berjalan

sendiri. Jika dianalogikan dengan jam, peran Tuhan hanyalah dibatasi hanya

pembuat jam belaka, setelah itu hanya diam dari kejauhan dan membiarkan

jam berjalan sendiri sampai rusak. Tuhan yang pensiun deus otiosus, karena

Tuhan tidak mempunyai pekerjaan lagi. Berbeda dengan tujuan sains Islam

untuk mengetahui watak sejati segala sesuatu sebagaimana yang diberikan

oleh Tuhan. Ia juga bertujuan untuk menyatukan hukum alam,

kesalinghubungan seluruh bagian dan aspeknya sebagai refleksi dari

kesatuan prinsip ilahi. Sains modern dan islami mengalami perdebatan yang

panjang. Jika epistemologi sains modern bersumber dari logika dan rasional

ilmiah serta observasi dan eksperimentasi, bahkan sains modern

mengabaikan dan menyangkal sebagai aspek metafisik, spiritual dan estetis

jagat raya. Maka sains Islam adalah bersumber pada wahyu Allah dan

sunnah yang mencakup segala ilmu termasuk ilmu pengetahuan modern

dengan petunjuk-petunjuk sains di dalamnya.17

Tidaklah mengherankan jika kaum muslimin sejak awal sejarah Islam

telah menunjukkan minat, gairah dan himmah yang kuat untuk mempelajari

ilmu geologi sebelum mereka beralih mempelajari ilmu selainnya. Selain itu,

berkat Al-Qur‟an para ilmuan muslim terbantu dan tidak pernah bekerja di

luar wilayah kerajaan Allah. Dan tidak perlu berputar pada rumus “evolusi

biologis-horisontal” seperti yang dilakukan oleh orang–orang sekuler untuk

mengisi kekosongan yang mereka ciptakan sendiri, karena menolak sebab

ilahiah di balik keteraturan alam semesta.18

non material. Lihat Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al-Quran yang Terlupakan,

hal. 189.

17

Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al-Quran yang Terlupakan, hal. 193. 18

Didin Hafidhuddin, Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Quran (Bandung: Mizan, 2007),

hal. 1715.

Page 24: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

8

Suatu ketika Napoleon Hill (w. 1883)19

menemui Pierre-Simon De

Laplace (w. 1827)20

kemudian berkata “Tuan Laplace, orang-orang

mengatakan kepada saya bahwa anda telah menulis buku besar mengenai

sistem alam semesta dan anda tidak pernah menyebut sang pencipta”.

Laplace memberi jawaban yang sangat terkenal, “saya tidak membutuhkan

hipotesis itu”. Jika sekedar hipotesis peran saja tidak diperlukan, maka jelas

musykil berharap kepada Tuhan menjadi tujuan dalam sains modern.21

Gunung atau Jabal sering disebutkan dalam Al-Qur‟an sebanyak 39

kali dengan sifat yang berbeda beda. Sebagaimana yang akan dijelaskan pada

bab ke ketiga dan empat pada pembahasan tafsir dalam perbandingan kajian

tafsir.

Perumpamaan pasak tampaknya tidak alami dari sudut pandang

temuan geologis abad terakhir. Gunung-gunung yang kita amati

dipermukaan bumi hanyalah sepenggal dari sastra yang sangat besar. Lapisan

di bawah permukaan bumi boleh jadi sampai sepuluh sampai lima belas kali

lebih besar dari pada bagian yang terdapat di atas permukaan. Selama ribuan

tahun, agama-agama terdahulu hanya takjub pada ketinggian gunung.

Namun, Al-Qur‟an mementahkan kekaguman mereka. Akar gunung

merupakan tempat mengalirnya magma, gas, dan produk-produk material

lainnya. Oleh karena itu gunung befungsi sebagai pasak untuk

meminimalkan guncangan litosfer ketika bergerak. Seperti yang telah

19

Napoleon Hill adalah seorang penulis Amerika Serikat yang beraliran pemikiran

baru yang menjadi salah satu produser genre sastra kesuksesan pribadi modern pertama.

Lihat Briley, Richard Gaylord, 1995, “The Seven Spiritual secret of Succses”, hal.151,

Thomas Nelson Publishers, ISBN 0-7852-8083-9 20

De Laplace adalah seorang ahli matematika dan astronom Prancis yang terkenal

dengan teori bahwa bumi dengan jutaan tahun yang terpisah oleh matahari dan secara

perlahan kulit mengering dan mengeras. 21

Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al-Quran yang Terlupakan, hal. 191.

Page 25: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

9

dikatakan oleh Dr. Frank Press “The Mountain play an important role in

stabilizing the crust of the earth”.22

Beberapa kali menggunakan kata gunung dengan kata rawâsiya yang

bermakna gunung tetap yang menguatkan yakni pasak agar bumi tidak

bergerak dan berguncang serta memporak-porandakan bumi. Sehingga

perbedaan penggunaan rawâsiya dengan jabal dalam Al-Qur‟an terletak

pada maknanya.23

Hal ini dikuatkan bahwa bumi itu bergerak diakibatkan gunung yang

bergerak, dan jelas gerakan gunung mengikuti gerakan awan dengan gerakan

yang sangat tenang dan pelan sehingga bumi berputar dan bergerak dengan

teratur selama 23 jam dan 56 menit. Masyarakat Hindu kuno percaya bahwa

bumi itu bertahan pada sesuatu masa yang disebut “baqaratul um” yakni

masa sebelum bumi mengalami gempa. Adapun masyarakat Yunani mereka

percaya bahwa bumi itu tetap dan percaya bahwa matahari berputar

mengelilingi bumi, kepercayaan ini tetap berjalan sampai datang ilmu falak

yang dipopulerkan oleh Galileo (1564-1642) menjelaskan bahwa bumi

berputar sekitar matahari.24

Selain mengajak manusia untuk memperhatikan penciptaan gunung,

Allah juga mengajak manusia untuk memperhatikan penciptaan air atau laut.

Antara penciptaan gunung dan laut memiliki signifikansi pembahasan yang

sama yaitu sama-sama dapat dikategorikan dalam pembahasan ayat-ayat

geologis dalam Al-Qur‟an. Adapun ayat tentang laut yang dimaksud terdapat

dalam surat al-Furqân [25] ayat 53, yang berbunyi sebagai berikut:

ن هما ب رزخا وحجرا م را جو وهو الذي مرج البحرين هذا عذب ف رات وهذا ملح أجاج وجعل ب ي

22

Komaruddin Hidayat, Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Qur’an (Bandung:

Mizan, 2008), hal. 186-187. 23

Samir Abdul Halim, Mukjizat Al-Qur’an (Beirut : Maktabah Al-Ihbab, 2000), hal.

41. 24

Hamid Najdi, Mukjizat Sains Al-Qur’an Al-Karim (Beirut: Jauhar al-Syam, 1414),

hal. 68.

Page 26: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

10

„Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan);

yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin dan pahit; dan Dia

jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus‟ (QS.

al-Furqân [25]:53).

Pada ayat di atas secara jelas Allah menyebutkan bahwa Dia

menggerakkan dua buah laut yang berbeda, yang satu tawar dan yang lainnya

asin. Masing-masing bergerak berdampingan namun tidak mengalami

percampuran. Hal ini merupakan nikmat bagi umat manusia.

Berdasarkan penelitian, para ahli kelautan berhasil menyingkap adanya

batas antara dua lautan yang berbeda. Mereka menemukan bahwa ada

pemisah antara setiap lautan; pemisah itu bergerak di antara dua lautan dan

dinamakan dengan front (jabhah), hal ini dianalogikan dengan front yang

memisahkan antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah ini setiap lautan

memelihara karakteristiknya sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal di

lingkungan masing-masing. Di antara pertemuan dua laut itu terdapat

lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara keduanya.25

Dua contoh yang telah dijelaskan antara gunung dan laut di atas

memberi gambaran kepada kita bahwa ayat-ayat geologi dalam Al-Qur‟an

termasuk ke dalam ayat sainstifik karena mengandung interpretasi atau

penafsiran yang membutuhkan penjelasan dan pembuktian dari data-data

saintifik yang telah teruji. Dan kenyataannya adalah bahwa fenomena alam

yang terjadi dan diklaim baru ditemukan oleh para sarjana ternyata sudah

ditulis secara jelas di dalam Al-Qur‟an. Maka sudah tidak menjadi rahasia

bahwa banyak pula ulama ahli tafsir dari kalangan muslim yang memberikan

komentar sainstifik terkait dengan ayat-ayat geologis dalam Al-Qur‟an.

Mufasir klasik Islam yang mempunyai andil besar dalam menafsirkan

Al-Qur‟an dengan pendekatan tafsir ilmi adalah Fakhr al-Dîn al-Râzî (w.

25

Kementerian Agama, Samudra Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains (Jakarta:

Lajnah Pentashih Al-Qur‟an, Badan Litbang dan Diklat Kemenag, 2013), hal. 40.

Page 27: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

11

1210 M.). Ia melakukan beberapa tafsiran yang berbasis pada ilmu

pengetahuan dalam tafsir Mafâtîḥ al-Ghayb.

Selain al-Râzî, mufasir pertengahan abad 20 yang menafsirkan ayat Al-

Qur‟an dengan pendekatan ilmu pengetahuan adalah ahli tafsir asal Mesir

yang bernama Thanthâwî Jauharî. Dalam Al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur’ân al-

Karîm, ia mampu menafsirkan 750 ayat Al-Qur‟an dengan pendekatan ilmu

pengetahuan untuk menegaskan bahwa Al-Qur‟an lah yang lebih dahulu

mengungkapkan sains dengan penemuan terbaru oleh orang Barat sehingga

Al-Qur‟an adalah sumber segala ilmu. Jika ada penemuan terbaru itu hanya

rahmat dari Allah.

Negara Indonesia adalah negara yang paling banyak di kelilingi oleh

gunung-gunung dengan ragam gunung yang aktif dan pasif, dan memiliki

luas lautan terbesar di dunia. Wajar jika Kementrian Agama RI meluncurkan

pertama kali tafsir Al-Qur‟an yang berdasarkan tafsir sainstifik yang

bernama Tafsir Ilmi untuk lebih dekat dengan alam khususnya melalui Al-

Qur‟an.

Persoalan-persoalan yang ditampilkan di atas, menjadi hal menarik

untuk diteliti lebih lanjut. Setidaknya terdapat beberapa alasan mendasar

mengapa penelitian ini dilakukan: pertama, al-Râzî akan dijadikan sebagai

contoh paling awal dari seorang mufasir yang menggunakan pendekatan

tafsir ilmi. Kedua, merujuk pada hasil pemetaan tafsir Al-Jawâhir fî Tafsîr

Al-Qur’ân al-Karîm, eksistensi penafsiran sains ini urgen untuk diteliti lebih

lanjut, yakni sekitar 750 ayat yang ditafsirkan. Hal ini penting, karena tidak

diragukan lagi Thanthâwî termasuk syaikh di bidang tafsir sains. Ketiga,

dalam menjelaskan ayat sains, tafsir ilmi cukup mampu dan konsisten dalam

memaparkan penjelasannya. Keempat, sepanjang pengetahuan penulis,

belum ada yang melakukan kajian perbandingan tafsir sains terhadap

penafsiran sains ayat-ayat gunung dan laut dalam tafsir Mafâtîḥ al-Ghayb,

Page 28: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

12

Al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur’ân dan Tafsir Ilmi Kemenag RI. Kelima, telaah

sains terhadap penafsiran ayat perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana

eksistensi al-Râzî, Thanthâwî dan Kemenag terhadap sumber penafsiran

otentik dalam memaparkan sisi-sisi sains dalam tafsirnya.

Karena beberapa alasan tersebut, melalui penelitian ini, penulis ingin

mengkaji sains dalam Al-Qur‟an khususnya yang terkait dengan penafsiran

ayat-ayat gunung dan laut yang ada dalam khazanah tafsir Islam khususnya

dalam karya tafsir al-Râzî, Thanthâwî dan Kemenag RI. Selanjutnya penulis

akan mencoba menganalisis penafsiran tersebut dengan menggunakan

perspektif perbandingan antar tafsir ilmi dengan dipadukan dengan teori

sains modern.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berangkat dari kerangka dan latar belakang masalah, maka muncul

beberapa identifikasi sebagaimana berikut:

a. Al-Qur`an adalah teks multi interpretable.

b. Metodologi teori ilmu sains dan beberapa karya mufasir dengan

tafsir ilmi Kemenag RI.

c. Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi yang isyaratnya

ada dalam ayat Al-Qur‟an.

d. Gunung dan laut merupakan materi dari kajian geologi yang

termuat dalam beberapa ayat Al-Qur‟an

e. Penafsiran macam-macam ayat tentang fenomena alam dalam

karya beberapa mufasir meliputi penafsiran ayat-ayat tentang

gunung, laut dan berbagai peristiwa alam yang berkaitan

dengannya menjadi kajian menarik.

Page 29: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

13

f. Teori sains (ilmu geologi) adalah landasan penelitian kami untuk

menjawab beberapa problematika fenomena alam dengan segala

teorinya untuk dikomparatifkan dengan Al-Qur‟an.

2. Pembatasan Masalah

Agar kajian dalam penelitian ini tidak terlampau luas dan melebar,

maka materi bahasan perlu dibatasi pada poin c, d, e yang mencakup masalah

berikut:

a. Kajian tentang geologi menerut perspektif Al-Qur‟an.

b. Penafsiran para ulama tentang gunung dan lautbeserta kejaidian

alam yang berkaitan dengannya.

c. Konklusi dan solusi penafsiran mufasir dalam memahami

fenomena alam dan antisipasi atas bahaya yang ditimbulkannya.

3. Perumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi acuan pembahasan mengenai ayat-ayat

geologi dalam Al-Qur‟an, penulis memberi rumusan masalah bahwa kajian

ini hanya menitikberatkan pada perbandingan dua teori sains modern dan

teori sains dalam Al-Qur‟an yang sama dalam ritme pembahasannya yakni

ilmu sains. Masalah utama dari kajian dan pembahasan ini adalah

“Bagaimana analisis ayat-ayat geologi dalam Tafsir Saintifik?”. Adapun

uraiannya dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan (research questions)

sebagaimana berikut:

1. Bagaimana metodologi dalam tafsir saintifik menjelaskan tentang

ayat-ayat geologi dalam Al-Qur‟an?

2. Apa persamaan dan perbedaan antara tafsir saintifik dalam

menjelaskan ayat-ayat geologi dalam Al-Qur‟an?

Page 30: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

14

3. Bagaimana telaah kritis atas kesesuaian dalam tafsir saintifik

dalam menjelaskan ayat-ayat geologi dalam Al-Qur‟an dengan

penemuan sains modern?

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana umumnya sebuah tindakan analisis yang dilakukan oleh

seseorang pasti memiliki arah dan tujuan tertentu. Maka demikian juga

dengan penulis yang memiliki arah dan tujuan dalam penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menguraikan metodologi dalam tafsir saintifik tentang ayat-ayat

geologi dalam Al-Qur‟an.

2. Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan antara tafsir saintifik

dalam menjelaskan ayat-ayat geologi dalam Al-Qur‟an.

3. Menilai kajian atas kesesuaian dalam tafsir saintifik dalam

menjelaskan ayat-ayat geologi dalam Al-Qur‟an dengan

penemuan saintis modern.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun Signifikansi dan kegunaan yang diharapkan bisa dicapai dalam

penelitian ini secara teoritis adalah:

1. Penelitian ini diharapkan berguna untuk berkontribusi bagi

kegiatan tafsir Al-Qur‟an khususnya kajian sains dalam Al-

Qur‟an (tafsir ilmi).

2. Penelitian ini dapat dijadikan penelitian selanjutnya yang serupa

dengan mengembangkan pembahasan pada analisis, sehingga

dapat berkontribusi sedikit banyak pada bidang tafsir.

Page 31: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

15

3. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan

pengetahu-an ilmiah di bidang ilmu agama Islam dan tafsir.

Adapun kegunaan penelitian ini secara praktis adalah :

1. Penelitian terhadap ketiga tafsir di atas memang sudah banyak

dilakukan, tetapi dengan penelitian baru yang mengangkat sisi

berbeda dari sebelumnya, diharapkan akan menambah wawasan

baru pula terhadap ketiga tafsir dengan kaitannya dengan tafsir

ilmu, khususnya terkait penafsiran ayat-ayat geologi.

2. Dengan penelitian awal ini, diharapkan agar para peneliti lainnya

dapat merujuk hasil penelitian ini sebagai bahan tambahan dalam

pengkajiannya.

3. Dengan penelitian ini, diharapkan agar masyarakat khususnya

pengkaji ilmu semakin bijak dalam memandang setiap model

ataupun kecenderungan setiap karya tafsir.

E. Tinjauan Pustaka

Kajian kepustakaan pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan

gambaran tentang hubungan topik penelitian yang akan diajukan dengan

penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya,

sehingga dapat dipastikan tidak terjadi pengulangan dalam penelitian

selanjutnya. Selain itu, kajian pustaka ini perlu dilakukan untuk mencari

celah atau peluang dari suatu penelitian yang akan dilakukan.26

Terkait dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yakni penelitian

tentang tafsir Mafâtîḥ al-Ghayb, Al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur’ân al-Karîm,

dan Tafsir Ilmi Kemenag RI ini memang telah banyak dilakukan oleh para

peneliti terdahulu. Dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapatkan

26

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal.

183-184.

Page 32: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

16

beberapa penelitian yang memiliki sisi kajian yang sama, namun berbeda

pada sisi yang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa

penelitian terdahulu yang berkaitan antara lain adalah:

Tesis Arif Rijalul Fikri, dengan judul “Tafsir Ilmi Kementrian agama

RI (Kajian Epistemologi Tafsir Ayat-ayat Kelautan” di Fakultas Ushuluddin

UIN Sunan Kalijaga 2016. Tulisan ini hanya membahas ayat-ayat kelautan

dalam Al-Qur‟an dengan pendekatan epistemologi tafsir ilmi Kementrian

Agama RI, namun penulis yang akan tulis adalah analisis perbandingan dari

tiga tafsir yang bercorak sains yaitu Mafâtîḥ al-Ghayb, Al-Jawâhir fî Tafsîr

al-Qur’ân dan Tafsir Ilmi Kementrian Agama RI. Adapun kesamaannya

adalah analisis penulis menggunakan Tafsir Ilmi Kementrian Agama RI,

untuk menjelaskan perbandingan interpretasi mufasir al-Râzî, Thanthâwî dan

Tafsir Ilmi.

Tesis ditulis oleh Fuad Taufiq Imran dengan judul “Konsep Gunung

dalam Kitab Al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân al-Karîm (Perspektif Sains

Modern)” di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Agama UIN Walisongo

2016. Dalam penelitiannya Taufiq mengupas ayat-ayat gunung berikut

dengan tafsirnya meliputi fungsi gunung dan peran gunung. Titik perbedaan

dengan pembahasan di sini adalah terletak pada analisis kajian yang

digunakan, jika pembahasan ini dalam perspektif modern dalam tafsir Al-

Jawâhir fî Tafsîr al-Qur’ân maka pembahasan penulis menggunakan kajian

perbandingan antara tafsir Thanthâwî, al-Râzî, dan Tafsir Ilmi Kemenag RI.

Buku yang ditulis oleh Bambang Pranggono dengan Judul Sains

dalam Al-Qur’an, Menggali Inspirasi Ilmiah. Dalam buku ini penulis

menjelaskan sebagian dari sub judul kecil tentang gunung dalam Al-Qur‟an,

karena cakupan ilmiah dalam Al-Qur‟an cukuplah banyak maka kajian

gunung dalam buku hanya sekilas pengetahuan. Perbedaanya dengan

penulisan ini adalah bahwa penulisan sebelumnya mencakup segala aspek

Page 33: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

17

ilmiah dalam Al–Qur‟an. Adapun persamaannya adalah penulis dahulu

dalam bukunya mengkaji sains ayat-ayat gunung.

Buku yang ditulis oleh Mardan dengan judul Wawasan Al-Qur’an

Tentang Malapetaka. Dalam buku ini penulis menjelaskan sebagian dari sub

judul kecil mengenai bencana alam (fenomena alam) dalam Al-Qur‟an,

karena Al-Qur‟an mencakup makna bencana sangatlah banyak maka kajian

fenomena alam terkait gempa bumi, gunung meletus dan tanah longsor

dalam buku ini hanya sekilas pengetahuan. Adapun perbedaannya dengan

penulisan ini adalah bahwa penulisan sebelumnya mencakup malapetaka

dalam Al-Qur‟an secara menyeluruh maka penulisan ini dibatasi hanya pada

fenomena alam tertentu dengan pendekatan dua teori yaitu teori sains dan

teori Al-Qur‟an.

Penelitian lain yang terkait adalah kumpulan tulisan yang diedit oleh

Kamarul Azmi Jasmi berjudul Geologi, Hidroogi, Oceanografi dan

Astronomi dari Perspektif Al-Qur’an. Dalam kumpulan tulisan tersebut

terdapat subtema dengan judul Al-Qur‟an dan Geologi. Jasmi

mengungkapkan bahwa konsep geologi yang terdapat dalam ayat Al-Qur‟an

memainkan peran penting bagi menjaga keseimbnagan bumi. Untuk

memperkuat statemen tersebut, Jasmi mengkaji beberapa tema seperti

gunung sebagai pasak, ciri fisik gunung, pergerakan gunung, dan

pembentukan gunung berapi di bawah laut. Jasmi kurang mengelaborasi

pendangannya tersebut dengan memadukan antara penafsiran ayat geologi

dalam Al-Qur‟an yang dilakukan oleh ulama dengan para pakar geolog

modern.27

Selanjutnya artikel yang ditulis Mohamad Athar “Buti Kebenaran Al-

Qur‟an dalam Beberapa bidang Ilmu Pengetahuan”. Dalam tulisan ini Athar

27

Kamarul Azmi Jasmi dan Noordyana Hassan, “Al-Qur‟an dan Geologi”, dalam

Geologi, Hidrologi, Oceanografi dan Astronomi dari Perspektif Al-Qur’an (Johor Bahru:

Universiti Teknologi Malaysia Press,2013 ), 1-19.

Page 34: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

18

hendak membuktikan bahwa fakta ilmiah yang ada dalam ayat Al-Qur‟an

merupakan fenomena yang faktual dan mendapat pengakuan ilmiah dari para

ilmuan. Adapun obyek yang menjadi kajian Athar adalah fenomena lapisan-

lapisan atmosfer, fungsi gunung, pergerakan gunung, dan api di dasar laut.

Dalam tulisan ini, Athar kurang mengekpolrasi kajian ayat Al-Qur‟an dengan

pandangan ulama tafsir, sehingga tidak dapat membuktikan apakah

pemaknaan saintifik juga dilakukan oleh para ulama.28

Penelitian lain juga dilakukan oleh Sujiat Zubaidi Saleh yang berjudul

“Epistemologi Penafsiran Ilmiah Al-Qur‟an”. Dalam tulisan ini Saleh hendak

mencari epistemologi penafsiran dalam ayat-ayat Al-Qur‟an yang bernuansa

saintifik. Dalam kesimpulannya Saleh menjelaskan bahwa Al-Qur‟an

merupakan wahyu Allah yang bersifat mutlak kebenarannya, sedangkan

penasiran ilmiah atas ayat Al-Qur‟an bersifat temporar dan tidak mutlak.

Penemuan kekinian yang menunjukan keagungan dan kebenaran Al-Qur‟an

oleh bukti-bukti saintifik menunjukan bahwa di antara keduanya dapat

dipertemukan secara dialogis, namun semua tersebut tidak semata

menjadikan Al-Qur‟an sebagai kitab sains.29

Hal yang sama juga dilakukan oleh Binti Nasukah dalam penelitiannya

yang berjudul “Prospek Corak Penafsiran Ilmiah al-Tafsir al-„Ilmy dan al-

Tafsir bil al-„Ilmi dalam Menginterpretasikan dan Menggali Ayat-ayat ilmiah

dalam Al-Qur‟an”. Nasukah menjelaskan bahwa penjelasan yang dilakukan

oleh muifasir terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an yang menyimpan muatan ilmu

pengetahuan di dalamnya dapat digunakan sebagai sarana dakwah dalam

membuktikan kemukjizatan Al-Qur‟an. Selain itu, penjelasan terhadap ayat

28

Mohamad Athar, “Bukti Kebenaran Al-Qur‟an dalam Berbagai Bidang Ilmu

Pengetahuan”, dalam Tadrib, Vol. 17, No. 1 (Jan-Jun, 2019), hal. 83-110. 29

Sujiat Zubaidi Saleh, “Epistemologi Penafsiran Ilmiah Al-Qur‟an”, dalam

Tsaqafah, Vol. 7, No.1, (April, 2011), hal. 109-130.

Page 35: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

19

Al-Qur‟an penting untuk mendorong para ilmuan dalam melakukan

penelitian ilmiah terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an.30

Dari kajian terdahulu yang penulis kemukakan dapat dilihat bahwa

penelitian ini memiliki signifikansi untuk menemukan metodologi tafsir yang

dilakukan oleh mufasir yang terkait dengan penafsiran terhadap ayat-ayat

saintifik dalam Al-Qur‟an. Dalam kaijan terdahulu tidak ada yang membahas

secara komprehensif terhadap bentuk penafsiran saintifik yang dibandingkan

dengan penemuan ilmiah para saintis modern, sebagaimana yang akan

penulis lakukan dalam penelitian ini.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian31

yang diterapkan dalam tesis ini adalah penelitian

kepustakaan (library research),32

dalam arti bahwa data yang menjadi obyek

penelitian merupakan bahan-bahan kepustakaan.33

Oleh karena itu, penelitian

ini lebih banyak mendasarkan pada bahan-bahan tulisan, telaah naskah atau

dokumen.34

Data yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah data-data

30

Binti Nasukah, “Prospek Corak Penafsiran Ilmiah al-Tafsir al-„Ilmy dan al-Tafsir

bil al-„Ilmi dalam Menginterpretasikan dan Menggali Ayat-ayat ilmiah dalam Al-Qur‟an”,

dalam Ta’dib, Vol.15, No.1, (Juni, 2010), hal. 17-38. 31

Dikutip dari George Theodorson dan Achilles G. Theodorson oleh Atang Abd.

Hakim dan Jaih Mubarok bahwa penelitian (research) adalah upaya sistematis dan obyektif

untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsip-prinsip umum. Selain itu,

penelitian juga berarti upaya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah

pengetahuan. Lihat Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. Ke-2, hal. 55. 32

Penelitian kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan

metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.

Lihat Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), edisi ke-2, Cet. ke-1, hal. 3. 33

Kaelan, Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner (Yogyakarta:

Paradigma, 2010), hal. 36. 34

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental. Dokumen

yang berbentuk tulisan misalnya adalah catatan harian, biografi, dan lainnya. Lihat

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal. 240. Adapun penjelasan

lebih lanjut \mengenai metode penelitian naskah dan dokumentasi dapat dilihat dalam

Page 36: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

20

terkait ayat-ayat kauniyyah (sains) dalam Al-Qur‟an di beberapa karya para

mufassir salaf, pertengahan dan kontemporer berikut dengan teori para ahli

hukum ilmu geologi.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam proses analisis data, penulis menggunakan dua pendekatan,

yakni pendekatan Sains dan ilmu pengetahuan Al-Qur‟an dalam tafsir dan

pendekatan sains atas keduanya dengan epistemologi ilmu geologi dalam Al-

Qur‟an.

Penelitian ini adalah penelitian terhadap penafsiran ayat-ayat sains

dalam tafsir beberapa tafsir Al-Qur‟an dan beberapa pendapat para pakar

ilmu pengetahuan sains terkait fenomena alam. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui sejauh mana Al-Qur‟an dan kajian teori para pakar

ilmu sains terkait fenomena alam konsisten terhadap sumber otentik dan

kaidah penafsiran yang telah ditetapkan oleh ulama. Oleh karena itu, pisau

analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan perbandingan tafsir

ilmi35

atas keduanya.

Selanjutnya, karena obyek dalam penelitian ini adalah ayat-ayat yang

terdapat dalam penafsiran ayat-ayat sains Al-Qur‟an. Maka, pendekatan lain

yang digunakan untuk menyelesaikan kinerja kritik perbandingan tafsir ialah

dengan pendekatan ilmu-ilmu sains (saintific approach).36

Secara

operasional, penelitian ini diawali dengan mengungkapkan beberapa

penafsiran ulama terhadap ayat Al-Qur‟an yang mengindikasikan terdapat

Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi (Jakarta: Yayasan Media Alo

Indonesia, 2001), hal. 30-43. 35

Tafsir ilmi adalah penjelasan atau perincian–perincian tentang ayat-ayat Al-Qur‟an

yang terkait dengan ilmu pengetahuan, khususnya ayat-ayat tentang alam dan realitas sosial.

Lihat di Nasaruddin Umar, Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial (Jakarta: Amzah,

2007), hal. 47. 36

Yakni pendekatan untuk memahami ayat-ayat Al-Qur‟an melalui perspektif sains

dan ilmu pengetahuan, sehingga produk tafsir dengan pendekatan sains adalah disebut

dengan tafsir ilmi. Lihat di Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an

(Yogyakarta: Adab Press, 2012), hal. 136.

Page 37: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

21

ayat-ayat saintifik dengan pendekatan bahasa dan konteks sosial-historis di

mana ayat tersebut diturunkan. Kemudian setelah mengetahui bentuk

penafsiran terhadap ayat tersebut oleh ulama kemudian akan dikonfirmasikan

kepada penemuan ilmiah yang dilakukan oleh para saintis modern yang

mempunyai pandangan yang sama dengan obyek kajian penafsiran para

ulama. Hasil perbandingan antara penafsiran ulama dengan para saintis

modern terhadap fenomena alam ini kemudian akan disimpulkan dalam

bentuk penelitian ini.

3. Sumber Data

Untuk mendapatkan data, maka penulis menggunakan sumber data

primer (primary resources) dan sekunder (secondary resources) yang

relevan dengan penulisan tesis ini. Untuk mendapatkan data primer, maka

teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan

data analisis isi (content analysis). Sementara untuk mendapatkan data

sekunder, maka penulis melakukan teknik pengumpulan data di basis data.

Secara praktis, sumber data primer yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kitab Tafsir Mafâtîḥ al-Ghayb karya Fakhr al-Dîn al-Râzî al-Râzî,

Al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur’ân al-Karîm karya Thanthâwî Jauharî, dan Tafsir

Ilmi Kementrian Agama RI. Sedangkan sumber lain yang merupakan sumber

data sekunder yang digunakan dalam penulisan tesis ini seperti buku-buku

dan atau hasil penelitian tentang beliau dan karya tafsirnya. Buku-buku

terkait dengan Tafsir Ilmi dan ilmu pengetahuan modern juga menjadi bagian

urgen dalam melakukan penelitian ini. Tidak lupa terhadap buku-buku yang

berhubungan dengan ilmu-ilmu Al-Qur`an dan ilmu hadis.

Page 38: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

22

4. Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, maka

pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi.37

Teknik ini

biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen yang

berkaitan dengan penelitian melalui perpustakaan.38

Penelusuran kepustakaan penulis lakukan dengan sistem manual39

maupun dengan sistem komputerisasi.40

Sistem manual yang penulis maksud

adalah dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber di beberapa

perpustakaan terkait dengan penafsiran Fakhr al-Dîn al-Râzî al-Râzî,

Thanthâwî Jauharî dan Tafsir Ilmi Kementerian Agama, khususnya terkait

dengan data tafsir epistemologi ayat-ayat ilmi (gunung). Adapun sistem

komputerisasi adalah penulis mencari informasi terkait dari berbagai data di

internet. Setelah menemukan bahan, selanjutnya akan ditelaah secara intens

sehingga dapat membantu dalam memberi penjelasan terkait.

5. Analisis Data

Secara singkat, analisis data ialah menata, menyusun, dan memberi

makna pada kumpulan data.41

Pada definisi lain dijelaskan bahwa analisis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Cara

37

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

observasi, interview (wawancara), kuisioner (angket), dokumentasi, dan triangulasi

(gabungan keempatnya). Lihat Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, hal. 225. 38

Bentuk dokumen ada yang berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.

Contoh dokumen berbentuk tulisan yakni catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi,

dll. Lihat Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, hal. 240. 39

Yang dimaksud dengan sistem penelusuran secara manual ialah menemukan

kembali informasi yang pernah ditulis oleh orang lain mengenai suatu topik tertentu dengan

menggunakan terbitan tercetak seperti majalah abstrak, indeks, bibliografi, dan tinjauan

kepustakaan. Lihat Jusni Djatin, Penelusuran literatur (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996),

hal. 281. 40

Cara penelusuran dengan komputer di antaranya meliputi; 1) Penelusuran dengan

akses langsung (online), 2) Penelusuran menggunakan CD-ROM (Compact Disk-Read Onli

Memory). Lihat Jusni Djatin, Penelusuran literatur, hal. 316. 41

Boy. S. Sabarguna, Analisis Data pada Penelitian Kualitatif (Jakarta: UI Press,

2008), hal. 31.

Page 39: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

23

yang ditempuh adalah dengan mengelompokkan data ke dalam kategori,

menjabarkan secara detail, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting untuk dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.42

Adapun untuk menganalisis data pada penelitian ini, penulis

menggunakan metode deskriptif-analitis. Metode deskriptif-analitis yaitu

penelitian yang menguraikan dan menganalisis data-data yang ada. Dengan

demikian penelitian ini tidak terbatas hanya pada pengumpulan data, namun

juga menganalisis dan menginterpretasi data guna memunculkan sebuah

gagasan baru.43

Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh data yang kemudian

diolah dan disajikan secara deskriptif. Metode yang digunakan adalah

metode deskriptif. Sementara penelitian analitis melanjutkan penelitian

deskriptif dengan studi analitik. Metode yang digunakan adalah metode

analitik kritis. Dalam studi analitik ini, biasanya dilakukan analisis yang

bersifat membandingkan, menghubungkan, dan mengembangkan model.44

Secara praktis, data-data yang sudah penulis kumpulkan kemudian

dilakukan interpretasi serta analisis mendalam. Data tersebut merupakan data

yang komprehensif mengenai biografi Fakhr al-Dîn al-Râzî Al-Râzî dalam

Mafâtîḥ al-Ghayb, Thanthâwî Jauharî dalam Al-Jawâhir. Selanjutnya,

penulis berusaha mendeskripsikan secara mendetail dan argumentatif

kemudian menganalisis dengan menggunakan perspektif Tafsir bil Ilmi

dalam menilai penafsiran epistemologi ayat-ayat kauniyah (gunung dan laut)

Al-Râzî, Thanthâwî dan Tafsir Ilmi Kementrian Agama RI.

42

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. Ke-9,

hal. 89. 43

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), edisi ke-2, Cet. ke-1, hal. 7 44

Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, hal. 78

Page 40: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

24

Dalam penelitian ini, penting untuk menganalisis secara ilmiah tentang

isi pesan suatu komunikasi melalui metode analisis isi atau content

analysis.45

Dengan analysis content ini, akan dilakukan analisis mendalam

terhadap makna yang terkandung dalam hadis-hadis tafsir epistemologi ayat-

ayat Kauniyyah (gunung dan laut) Al-Râzî, Thanthâwî, dan Tafsir ilmi

Kemenag untuk memudahkan menemukan sebuah kesimpulan yang sesuai

dengan data pada obyek penelitian.

6. Validitas Data

Untuk membuktikan penelitian ini adalah sebuah karya ilmiah yang

baik, maka dalam penelitian ini penulis melakukan validitasi data dengan

triangulasi.46

Triangulasi merupakan cara paling populer yang ditempuh

untuk mengawal kasahihan data penelitian. Triangulasi ini juga seringkali

disebut dengan istilah cross-check, yakni mengumpulkan dan mengecek data

dengan menggunakan beragam sumber, teknik, dan waktu.47

7. Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini pertama kali yang dilakukan adalah pencarian

ayat Al-Qur‟an yang di dalamnya terkait ayat-ayat fenomena alam. Langkah

berikutnya adalah setelah mendapatkan data-data yang diperoleh dari

berbagai sumber pustaka, langkah penulis berikutnya adalah mengumpulkan

45

Penggunaan metode content analysis akan mampu menjadikan seorang peneliti

mahir dalam membuat prediksi yang benar-benar baik, dan melalui metode ini juga lebih

mampu manyajikan sebuah nuansa. Lihat Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian

Kualitatif, (Yogyakarta: Rakersorasin, 1996), hal. 49 46

Triangulasi dapat diartikan sebagai ide bahwa melihat suatu hal dari beberapa

sudut pandang bisa meningkatkan keakuratan. Lihat W. Lawrence Neuman, Metodologi

Penelitian Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, terj. Edina T. Sofia (Jakarta:

Indeks, 2013), hal. 186. 47

Beragam sumber digunakan lebih dari satu sumber untuk memastikan apakah

datanya benar atau tidak. Beragam teknik berarti penggunaan berbagai cara secara

bergantian untuk memastikan apakah datanya memang benar. Cara yang digunakan adalah

wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen. Beragam waktu berarti memeriksa

keterangan dari sumber yang sama pada waktu yang berbeda, pagi, siang, sore, atau malam.

Lihat Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Andi, 2014), hal. 76.

Bandingkan dengan Nusa Putra, Penelitian Kualitatif; Proses dan Aplikasi (Jakarta: Indeks,

2011), hal. 189.

Page 41: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

25

semua buku-buku tentang sains dalam Al Qur‟an dan ulumul Qur‟an serta

artikel, jurnal sebagai acuan primer, dan sejumlah buku-buku yang masih ada

kaitannya dengan obyek penelitian seperti buku-buku atau kitab tafsir dari

masa ke masa dan sumber-sumber pengetahuan teori ilmiah terkait fenomena

alam dengan pendekatan historis-filosofis.48

Berikutnya dengan ensiklopedia serta buku-buku rujukan yang relevan

dengan obyek pembahasan yang akan dibahas, sebagai acuan sekunder.

Kemudian data-data tersebut akan dianalisis dan diklasifikasi untuk

menjawab permasalahan-permasalahan yang diajukan dalam suatu

pembahasan yang berdasarkan metode deskripsi analisis. Langkah yang

terakhir adalah analisis perbandingan mufassir dalam menafsirkan ayat-

ayat sains dalam Al-Qur‟an dengan menitikberatkan pada aspek ayat-ayat

tentang fenomena gunung dan laut. Hal ini dimaksud agar mendapat

informasi secara lengkap dan utuh untuk menemukan titik terang dari

kesimpulan yang akan penulis ambil secara sempurna dan ilmiah.

8. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan tesis ini penulis mengacu pada buku

Pedoman penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh IIQ

Jakarta Press pada tahun 2013 dan diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur‟an

Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan terbagi menjadi lima bab. Bab pertama berisi

tentang latar belakang masalah yang berisi tentang masalah-masalah seputar

kesesuaian antara pandangan mufasir Islam terhadap fenomena alam dengan

penemuan sains modern. Dalam bab ini juga akan diterangkan tentang

48

Metode yang menelaah sumber-sumber yang berisi informasi pada masa lampau

yang dilaksanakan secra sistematis, yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala

tetapi yang bukan terjadi pada saat penelitian dilakukan. Lihat di Nurul Zuriah, Metodologi

Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 51.

Page 42: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

26

metode yang digunakan dalam penelitian serta kajian terdahulu yang relevan.

Selanjutnya bab ini akan menyajikan tentang sistematikan pembahasan

dalam penelitian.

Bab dua berisi tentang definisi geologi menurut beberapa sarjana baik

klasik maupun kontemporer. Setelah itu akan dijelaskan beberapa aspek

kajian dari geologi termasuk di dalamnya ilmu tentang gunung dan laut. Pada

bab ini juga akan memberi definisi tentang gunung dan laut dalam perspektif

sains dan Al-Qur‟an. Bab dua ini merupakan kerangka teori yang akan

digunakan untuk menganalisis pada bab-bab selanjutnya yang terkait dengan

pembahasan gunung dan laut dalam perspektif sains dan Al-Qur‟an.

Bab tiga berisi tentang pandangan dalam tafsir saintifik tentang

denomena alam, yang terdiri dari pembahasan gunung sebagai pasak bumi,

gunung selalu bersifat dinamis, air sebagai sumber kehidupan, pembatas di

antara dia lautan dan fenomena laut yang di alamnya terdapat api yang

menyala dan panas. Pada bab ini juga akan diterangkan tentang pandangan

sains modern tentang fenomena di atas.

Bab empat berisi tentang analisis-analisis yang telah dikemukakan

dalam tafsir saintifik yang telah dijelaskan dalam bab ketiga. Kemudian akan

membandingkannya dengan fakta positifistik yang akan dicek kevalidannya

dengan data saintifik melalui ilmuan modern.

Pada bab V hasil penelitian ini akan diberikan kesimpulan sebagai

jawaban atas bagaimana penjelasan ayat-ayat tentang fenomena alam yang

berkaitan dengan gunung dan laut dengan pendekatan dua teori yakni sains

dan Al-Qur‟an dan bagaimana perbandingan interpretasi keduanya dalam

menafsirkan ayat-ayat sainstifik dalam Al-Qur‟an meliputi persamaan atas

keduanya. Kemudian dalam bab ini akan diakhiri dengan penutup dan saran-

saran.

Page 43: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

27

Page 44: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

179

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Penafsiran terhadap ayat-ayat geologi dalam Al-Qur‟an yang dilakukan

oleh Fakhr al-Dîn al-Râzî dalam Mafâtîḥ al-Ghayb, Thanthâwî Jauharî

dalam Al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur’ân, dan Tafsir Ilmi Kemenag-LIPI

menunjukan bahwa metode yang digunakan dalam penafsiran adalah

tafsir bi al-ra’y dengan dipadukan dengan tafsir bi al-ma’tsûr. Dalam

melakukan penafsiran seorang mufasir berusaha untuk memadukan

pemahaman keagamaan dalam khazanah klasik dengan penemuan-

penemuan ilmu pengetahuan yang berkembang pada zamannya. Sehingga

menunjukan bahwa penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an selalu

dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di mana seorang mufasir hidup.

Selain itu, penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena

alam, penafsiran seorang mufasir sangat dipengaruhi oleh penemuan-

penemuan saintis yang berkembang dalam ilmu perkembangan terbaru.

Walaupun Al-Qur‟an bukan merupakan kitab sains, namun banyak

penjelasan-penjelasan di dalam ayatnya yang menunjukkan fenomena-

fenomena alam yang dapat ditinjau dari sudut pandang sains.

2. Adapun persamaan yang dapat ditemukan dalam ketiga tafsir adalah

sama-sama mengacu pada lahiriyah ayat Al-Qur‟an dan menggunakan

konsep kuasa Mutlak Tuhan, bahwa segala sesuatu berasal dari Allah Zat

Maha Besar dan Maha Bergerak. Hal ini tercermin ketika ketiga tafsir

menjelaskan fenomena pembatas di antara dua laut yang menyebut

sebagai penghalang ketuhanan (ḥâjizun ilâhiyyun). Sedangkan perbedaan

dalam menafsirkan ayat Al-Qur‟an terletak pada keterpengaruhan

Page 45: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

180

terhadap ilmu pengetahuan pada zamannya. Walaupun sama-sama

menggunakan metode saintifik-rasionalis dalam menjelaskan fenomena

alam, namun hasil penafsiran dalam ketiga tafsir terdapat dalam

perbedaan sudut pandang ilmu pengetahuan yang sedang berkembang.

Hal ini terlihat ketika ketiga tafsir menjelaskan fenomena gunung selalu

aktif dan dinamis. Ketiga tafsir sepakat hal tersebut disebabkan karena

gunung diciptakan oleh Zat Yang Maha Bergerak sehingga gunung

senantiasa bergerak. Sedangkan menurut sains modern, pergerakan

gunung disebabkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik dari dalam

bumi yang selalu bergerak. Hal ini menunjukan ada kontinuitas berupa

keseragaman dan kesamaan pemahaman dari ketiga tafsir tentang

fenomena alam.

3. Hasil dari penafsiran terhadap ayat-ayat geologi dalam Al-Qur‟an

sebagaimana dijelaskan dalam ketiga tafsir memiliki relevansi dengan

kajian-kajian ilmiah seperti yang dilakukan oleh para saintis modern yang

menggunakan metode positivistik dengan melakukan penelitian,

pengkajian dan penemuan ilmiah. Hal ini terlihat ketika menafsirkan

bahwa gunung sebagai pasak bumi, ketiga tafsir sepakat bahwa gunung

memiliki pasak atau akar yang berguna untuk menstabilkan bumi dari

berbagai macam guncangan. Sedangkan penemuan saintis modern

menyimpulkan hal yang sama berdasarkan metode heliografi dan

penelitian mendalam tentang struktur bagian dalam bumi. Antara ketiga

tafsir juga memiliki relevansi dengan pandangan sains modern dalam

memandang bahwa sesuatu berasal dari air. Relevansi selanjutnya dapat

dilihat dari pembahasan tentang fenomena api di bawah lautan. Ketiga

tafsir sepakat bahwa terdapat api dengan kadar panas yang sangat tinggi

berada di bawah lapisan laut. Penemuan sains modern membenarkan hal

Page 46: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

181

tersebut bahwa terdapat unsur api yang sangat panas yang terdapat dalam

lapisan bumi yang berada di bawah laut.

B. Saran dan Rekomendasi

Penelitian yang memiliki fokus pada kajian saintifik dalam ayat-ayat

Al-Qur‟an masih merupakan bahan pembahasan yang menarik dan perlu

dilakukan terus menerus. Hal ini karena banyak isyarat-isyarat dalam Al-

Qur‟an yang memiliki tendensi ke arah saintifik yang tidak hanya dapat

ditafsirkan dengan pandangan keagamaan biasa, namun harus ditafsirkan

dengan pendekatan saintifik. Pendekatan yang disebutkan terakhir dapat

membantu para saintis Islam untuk dapat menyesuaikan antara pemahaman

dalam Al-Qur‟an dan penemuan-penemuan terbaru yang berasal dari saintis

modern. Penelitian yang penulis lakukan merupakan usaha kecil dalam

menemukan unsur-unsur saintifik dalam ayat Al-Qur‟an yang hanya terfokus

pada lima fenomena alam. Masih banyak fenomena alam lainnya yang dapat

diteliti dan belum banyak dikaji oleh para peneliti. Kajian demikian dapat

menjadi penelitian lanjutan yang dapat memperkaya khazanan tafsir saintifik

di Indonesia dan di kalangan akademisi pada umumnya.

Page 47: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

182

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Muhammad Ibrahim, Manhaj Fakhr al-Râzî fi al-Tafsir Bayn

Manâhij Mu’ashiriyah. Madinah: Hafiz al-Badri, 1989.

Ahmad, Alimi Ibnu, Menyingkap Rahasia Mukjizat Al-Quran. Sidoarjo:

Mashun, 2008.

Ahmad, Yusuf al-Hajj, Ensiklopedi Kamukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur’an

dan Sunah: Kemukjizatan Tentang Bumi dan Laut, terj. Masturi Irham,

dkk. Jakarta: PT. Kharisma Ilmu,t.th.

Ammari, Ali Muhammad Hasan al-„, Al-Imam Fakhr al-Dîn al-Râzî:

Hayatuhu wa Atharuhu. Kairo: Al-Majlis al-A„la li al-Syu‟un al-

Islamiyyah, 1969.

Anggara, Deki Ridho Adi, “Ru‟yatu Allah Perspektif Mu‟tazilah dan Ahl al-

Sunnah wa al-Jama‟ah (Studi Komparatif Tafsir al-Kassyaf Karya al-

Zamakhsyary dan Mafâtîḥ al-Ghayb Karya al-Râzî)”, dalam Studia

Quranika: Jurnal Studi Qur’an, Vol.3, No.2, (Januari, 2019).

Armstrong, Karen, Sepintas Sejarah Islam, terj. Ira Puspita Rini. Surabaya:

Ikon Teralitera, 2004.

Ayazi, Muhammad Ali, Al-Mufassirun: Hayatuhum wa Manhajuhum. Kairo:

Mu‟assasah al-Thaba‟ah wa al-Nasyr, 1373 H.

Azra, Azyumardi (ed.), Ensiklopedia Al-Quran. Jakarta: Yayasan Bimantara,

1997.

Bahari, Hamid, Ensiklopedia Gunung Berapi Sedunia. Jakarta: Gramedia,

2009.

Baidan, Nasaruddin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar 2005.

_______, Metode Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Bankoff, Greg, “The Historical Geography of Disaster: Vulnerability and

Local Knowledge”, dalam Greg Bankoff, Georg Frerks dan Dorothea

Hilhorst, Mapping Vulnerability: Disasters, Development & People.

London, Earthscan, 2004.

Page 48: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

183

Bronto, Sutikno, Geologi Gunung Api Purba. Bandung: Badan Geologi,

2010.

Bustani, Fuad Ifran al-, Munjid al-Thullab. Beirut: Dar al-Masyriq, 1986.

Daryono dan Dian Ayu Larasati, Tenaga Endogen. Jakarta: Ristekdikti,

2018.

Djatin, Jusni, Penelusuran literatur. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.

Dzahabi, Abu Abdillah al-, Siyar A‘lam al-Nubala. Beirut: Bayt al-Afkar al-

Dawliyah, 2004.

Dzahabi, Husayn al-, Tafsir wa al-Mufassirun. Kairo: Dar al-Hadits, 2012.

Esposito, John L., Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, terj. Tim Mizan.

Bandung: Mizan, 2001.

Evan, Jo (ed.), Ensiklopedia Sains dan Teknologi, terj. Anis Apriliawati dan

yohanes Agustono. Jakarta: Lentera Abadi, 2007.

Fandy, Muhammad Jamaludin El-, Al-Qur’an tentang Alam Semesta.

Jakarta: PT.Bandung, 1991.

Farmawi, Abd al-Hay al-, Al-Bidâyah fî Tafsîr al-Mawdhu’î. Kairo:

Maktabah Jumhuriyah, 1976.

Garisson, Fielding H, An Introduction to the History of Mediciane.

Philadelphia dan london: W.B. Saunders Company, 1929.

Gerstner, Patsy A., “James Hutton‟s Theory of the Earth and His Theory of

Matter”, dalam Isis, Vol. 59, No. 1 (1968).

Giyarsih, Sri Rum, dkk, Aspek Sosial Banjir Lahar. Yogyakarta: UGM

Press, 2014.

Glosani, Mehdi, Filsafat-Sains Menurut Al-Quran. Bandung: Mizan, 2003.

Hafidhuddin, Didin, Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Quran. Bandung: Mizan,

2007.

Hakim, Atang Abd. dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Page 49: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

184

Halim, Samir Abdul, Ensiklopedia Sains Islam. Tangerang: PT.Kamil

Pustaka, 2015.

_______, Mukjizat Al-Qur’an. Beirut : Maktabah Al-Ihbab, 2000.

Harahap, Syahrin, Al-Qur’an dan Sekularisme. Yogyakarta: Tiara Wacana,

1994.

Hellman, Doris, “George Sarton, Historian of Science and New Humanist”,

dalam Science, New Series, Vol. 128, No. 3325 (September 1958).

Hidayat, Komaruddin, Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Qur’an.

Bandung: Mizan, 2008.

Hutton, James, Theory of the Earth. London: Burlingtoe House, 1989.

Ibn Khallikân, Wafiyyat al-A‘yan wa Anba’ Abna’ al-Zaman. Beirut: Dar al-

Sadr, 1978.

Ibn Manẓûr, Lisân al-‘Arab. Kairo: Dar al-Ma‟arif, t.th.

Ibn Qayyim Al-Jauziyah, Belajar Mudah Ulumul Quran. Jakarta: PT.

Lentera Basritama, 2002.

Ilwani, Taha Jabir Al-„, Al-Imam Fakhr al-Dîn al-Râzî wa Musannafatuhu.

Kairo: Dar al-Salam, 2010).

Indariawati, Ciceu, Mengenal Bumi untuk Menjaga Kelestarian Bumi.

Jakarta: Graha Ilmu Muliah, 2009.

Ivanova, O Lange, General Geology. Moscow: Foreign Language Publishing

House, t.th.

J.A.Katili, Geologi. Jakarta: Madja, t.th.

Jauharî, Thanthâwî, Al-Qur’an dan Ilmu Modern, terj. Muhammdiyah Ja‟far.

Surabaya: Al-Ikhlas, 1984.

Kaelan, Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta:

Paradigma, 2010.

Khan, M.S., “Al-Bîrûnî on the Decline of Science in India”, dalam

Proceedings of the Indian History Congress, Vol. 48 (1987).

Page 50: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

185

Khazin, „Ala al-Dîn al-, Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil. Beirut: Dar al-

Kutub al-„Ilmiyah, 2010.

Lajnah Min „Ulama al-Azhar, Tafsir al-Muntakhab. Kairo: T.tp, T,th.

Lower, J arthur, Ocean of Destiny: A Concise History of the North Pacific.

Paris: t.tp, 1978.

Lubis, Nabilah, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta:

Yayasan Media Alo Indonesia, 2001.

Lyell, Charles, Principles of Geology: Being an Attempt to Explain the

Former. New York: Penguin Classics, 1998.

Ma‟sumi, M.S.H., “Al-Bîrûnî Devotion to the Qur‟an”, dalam Islamic

Studies, Vol. 13, No. 1 (Maret 1974).

Malcomson, Scoot L., “Continental Drift”, transition, No. 61 (1993).

Malkan, Dimensi Ilmiah dalam Tafsir Al-Sha’rawi. Ciputat: Mazhab

Ciputat, 2016.

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Rakersorasin, 1996.

Muhtasim, „Abdul Majid Abd al-Salam al-, Visi dan Paradigma Tafsir al-

Qur’an Kontemporer, terj. M. Minzhftir Wabid. Bangil: al-Izzah,

1997.

Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Ponpes Al-Munawwir, 2010.

Mustaqim, Abdul, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an. Yogyakarta: Adab

Press, 2012.

Najdi, Hamid, Mukjizat Sains Al-Qur’an Al-Karim. Beirut: Jauhar al-Syam,

1414.

Najjar, Zaghlul an-, Pembuktian Sains dalam Sunnah. Jakarta: Sinar Grafika,

2006.

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2011.

Page 51: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

186

Noor, DJauharî, Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish, 2014.

Permana,”Submarine Metallogenic Resources and its Management: Case of

Sunda Strait and Northern Sulawesi Waters”, Laporan Akhir Riset

Unggulan Terpadu Internasional. Jakarta: Kemenristek dan LIPI,

2004.

Prager, Ellen J dan Sylvia A. Earle, The Ocean. New York: McGraw-Hill,

2000.

Pragono, Bambang, Mukjizat Sains dalam Al-Qur’an: Mengenali Inspirasi

Ilmia. Bandung: Ide Islam, 2008.

_______, Percikan Sains dalam Al-Qur’an. Bandung: Media Percikan Iman,

2005.

Prawira, Chamim (dkk), Ensiklopedi Al-Qur’an Dunia Islam Modern.

Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2002.

Press, Frank dan Raymond Siever, Earth. New York: W.H. Freeman, 1985.

_______, Understanding Earth. New York: W.H. Freeman, 1991.

Purwanto, Agus, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al-Quran yang Terlupakan.

Bandung: Mizan, 2008.

Putra, Nusa, Penelitian Kualitatif; Proses dan Aplikasi. Jakarta: Indeks,

2011.

Quraisyi, Ahmad dan Achyat Ahmad, Menelaah Pemikiran Agus Musthofa.

Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2010.

Razi, Fakhr al-Dîn al-, Mafâtîḥ al-Ghayb. Kairo: Mu‟assasah al-Mathbu‟ah

al-Islamiyyah, t.th.

Rehaili, Abdullah M. Al-, Bukti Kebenaran Al-Qur’an. Yogyakarta: Tajdidu

Press, 2003.

Riyadi, Hendar, Tafsir Emansipasi Arah Baru Studi Tafsir al-Qur’an

.Bandung:Pustaka Setia, 2005.

Sabarguna, Boy. S., Analisis Data pada Penelitian Kualitatif. Jakarta: UI

Press, 2008.

Page 52: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

187

Shiddieqy, Hasbi Ash-, Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Semarang: Pustaka Rizqi

Putera, 2009.

Shihab, M. Quraish, dkk, Sejarah dan Ulumul Quran. Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2013.

_______, Membumikan Alquran. Jakarta: Lentera Hati, 2001.

_______, Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

_______, Dia Di Mana-mana: Tangan Tuhan Di Balik Setiap Fenomena.

Ciputat: Lentera Hati, 2008.

Shouwy, Ahmad As-, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang Iptek.

Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Siddiqi, Akhtar Husain, “Muslim Geographic thought and the Influence of

Greek Philosophy”, dalam Geo Journal, Vol. 37, No. 1 (September

1995).

Spate, O.H., Paradise Found anad Lost. Gluslaw: Britanian, 1988.

Stigall, Alycia, Danielle Dani, Sara Helfrich, dan Aaron Sickel, “Using

Observations of Fossils to Reconstruct Ancient Environments”, dalam

Science Scope, Vol. 39, No. 2, (Oktober 2015).

Subki, Taj al-Dîn al-, Thabaqât al-Syâfî’iyyah al-Kubrâ. Kairo: Dar al-Ihya

al-Kutub al-„Arabiyyah, t.th.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.

Supriyantini, Wiwik, Kupas Tuntas Atmosfer dan Hidrosfer Menurut Al-

Qur’an. Jakarta: Grasindo, 2014.

Sutoto, Geologi Dasar. Yogyakarta: Ombak, 2013.

Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi, 2014.

Terrell, J.E., Prehistory in the Pacifik Islands. London: t.tp., 1986.

Thabari, Ibn Jarir al-, Jami al-Bayan fi Ta’wil Ay al-Qur’an. Beirut: Dar al-

Fikr, 1988.

Page 53: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

188

Thalhah, Hisham, Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadists. Bekasi:

Sapta Sentosa, 2008.

Thanthâwî Jauharî, Tafsir Al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur’ân al-Karîm. Kairo:

Musthafa al-Babi al- Halabi Auladuhu, 1350.

Thayyarah, Nadiah, Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an, terj. Tim Zaman.

Jakarta: Zaman, 2013.

Tim Kepala Badan Geologi, Hidup di Atas Tiga Lempeng. Bandung: Badan

Geologi Kementerian Sumber Daya Mineral, 2002.

_______, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung:

Badan Geologi Kementerian Sumber Daya Mineral, 2002.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Tim penyusun Tafsir Ilmi Kemenag RI, Samudra dalam Perspektif Al-

Qur’an dan sains. Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an, 2013.

_______, Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta:

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an Kemenag RI, 2012.

_______, Penciptaan Jagad Raya Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains.

Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an Kemenag RI, 2012.

_______, Samudra dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Kemenag RI, 2013.

Toussaint, Auguste, The History of the Indian Ocean. London: Routledge &

K. Paul, 1966.

Tsa„labi, Abu Ishaq al-, al-Kasyf wa al-Bayan fî Tafsîr al-Qur’ân. Beirut:

Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 2010.

Turcotte dan Schubert, Geodynamic Application of Continuum Physics. New

York: John Wiley & Sons Inc, 2014.

Umar, Nasaruddin, Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial. Jakarta:

Amzah, 2007.

W. Lawrence Neuman, Metodologi Penelitian Sosial; Pendekatan Kualitatif

dan Kuantitatif, terj. Edina T. Sofia. Jakarta: Indeks, 2013.

Page 54: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

189

Weneger, Alfred, “The Origin of Continents and Oceans”, dalam Geol

Rundsch 3 (Februari, 2002).

Wibisono, M.S., Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: Gramedia, 2005.

Yahya, Harun, Al-Qur’an dan Sains. Bandung: Dzikra, 2004.

Yusuf, Kadar M., Studi Al-Qur’an. Jakarta: Amzah, 2009.

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008.

Zuhayli, Wahbah al-, Tafsir al-Munir. Beirut: Dar al-Fikr, 1991.

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Page 55: AYAT-AYAT GEOLOGI DALAM AL-QUR‟AN - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1017/2/215410622... · 2020. 8. 7. · BAB III. PENAFSIRAN AYAT-AYAT GEOLOGI DAN FENOMENA ALAM DI

190

BIOGRAFI PENULIS

Nia Ainiyah lahir di Mojokerto, 17 Februari 1987. Putri dari Bapak

Abdul Muhid dan Ibu Siti Muzayyanah. Ia menamatkan pendidikan formal

di MI Miftahul Karim Mojosari (1993-1999), KMI Gontor Putri I

Mantingan, Ngawi (1999-2005), SI Jurusan Tafsir Hadis IIQ, Jakarta (2007-

2012), dan S2 Jurusan Ilmu Al-Qur‟an, Jakarta (2015-2020). Ia juga pernah

mengenyam pendidikan non-formal di Pesantren Al-Hidayah Mojokerto

(1993-1999), Pondok Modern Darussalam, Gontor Putri 1 (1999-2005),

Asrama IIQ Jakarta (2007-2011), dan Pesantren Al-Quran Nur Medina

(2005-sekarang).

Ia pernah mengabdi di Pesantren Gontor Putri IV Kendari Sulawesi

Tenggara dan melanjutkan menjadi tenaga pengajar di Pesantren Amanatul

Ummah (2012-2014 Mojokerto Jawa Timur, LPPIQ Surabaya (2012-2014),

MI Mumtaza Islamic School (2015-sekarang), dan TPQ Nur Medina (2015-

sekarang). Dan untuk korespondensi dengannya dapat melalui no telp/wa.

081336484748 atau email [email protected].