automatisasi penyulang segar final

25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Area Bintaro merupakan salah satu dari unit yang berada dalam wilayah pengusahaan PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, dengan jumlah pelanggan sebanyak 278.276 (per Oktober 2012) dan pendapatan penjualan listrik perbulan sebesar 74 miliar. Komposisi pelanggan Area Bintaro didominasi pelanggan rumah tangga yang mencapai 90 % dari total pelanggan Area Bintaro. Demikian juga halnya pendapatan penjualan tenaga listriknya didominasi oleh pendapatan tarif rumah tangga. Ini berdampak pada rata-rata penjualan per kwh yang tidak setinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Jakarta. Gambar 1.1 Data Asset Area Bintaro Namun demikian terdapat beberapa kawasan dalam wilayah area Bintaro yang penduduk dan arealnya dapat dikategorikan elit, seperti misalnya Kawasan Bintaro Sektor 7 dan Sektor 9 yang semenjak tahun 2010 sudah di deklarasikan oleh manajeman sebagai kawasan World Class Services (WCS). Di 2 sektor ini, terdapat cluster-cluster perumahan mewah serta pusat-pusat bisnis dan perkantoran dalam jumlah cukup banyak. Dari sisi potensial pendapatan, kedua sektor ini dapat dikategorikan premium dalam struktur penyumbang pendapatan total Area Bintaro. Kawasan Sektor 7 dan Sektor 9 tersebut sebagian besar disuplai oleh penyulang Segar yang ditopang oleh penyulang express Sanur. Dari data 1

Upload: inggrit-izzatul-aini

Post on 28-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

feeder

TRANSCRIPT

Page 1: Automatisasi Penyulang Segar Final

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Area Bintaro merupakan salah satu dari unit yang berada dalam wilayah pengusahaan

PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, dengan jumlah pelanggan sebanyak 278.276 (per

Oktober 2012) dan pendapatan penjualan listrik perbulan sebesar 74 miliar. Komposisi

pelanggan Area Bintaro didominasi pelanggan rumah tangga yang mencapai 90 % dari total

pelanggan Area Bintaro. Demikian juga halnya pendapatan penjualan tenaga listriknya

didominasi oleh pendapatan tarif rumah tangga. Ini berdampak pada rata-rata penjualan per kwh

yang tidak setinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Jakarta.

Gambar 1.1 Data Asset Area Bintaro

Namun demikian terdapat beberapa kawasan dalam wilayah area Bintaro yang penduduk dan

arealnya dapat dikategorikan elit, seperti misalnya Kawasan Bintaro Sektor 7 dan Sektor 9 yang

semenjak tahun 2010 sudah di deklarasikan oleh manajeman sebagai kawasan World Class

Services (WCS). Di 2 sektor ini, terdapat cluster-cluster perumahan mewah serta pusat-pusat

bisnis dan perkantoran dalam jumlah cukup banyak. Dari sisi potensial pendapatan, kedua sektor

ini dapat dikategorikan premium dalam struktur penyumbang pendapatan total Area Bintaro.

Kawasan Sektor 7 dan Sektor 9 tersebut sebagian besar disuplai oleh penyulang Segar yang

ditopang oleh penyulang express Sanur. Dari data gangguan tegangan menengah sampai

Nopember 2012 tercatat terjadi gangguan pada penyulang Segar tersebut sebanyak enam kali

dan dengan rata-rata recovery time selama lima jam tiga puluh menit. Dari hasil realisasi tersebut

tentunya belum dapat memenuhi kepuasan dari pelanggan mengingat dengan tingkat pendidikan

dan penghasilan masyarakat pada kawasan tersebut, tentu saja harapan masyarakat akan

tingkat keandalan yang tinggi juga sangat besar.

Untuk memenuhi harapan dan standar pelayanan kelas dunia tersebut perlu dilakukan langkah-

langkah teknis khususnya untuk meningkat keandalan dan recovery time, Dalam rangka

mencapai tujuan tersebut penulis membuat inisiatif statejik melalui program rekonfigurasi dan

1

Page 2: Automatisasi Penyulang Segar Final

automatisasi penyulang Segar dengan menggunakan standar topologi Remote Control (RC) ideal

sesuai dengan standar Area Pengatur Distribusi (APD) PLN Disjaya Tangerang.

Gambar 1.2 Peta Jaringan (GH dan GI) Area Bintaro

1.2 Tujuan Stratejik

Dalam project assignment ini, tujuan yang ingin dicapai melalui program automatisasi

penyulang segar adalah :

- Meningkatkan waktu penormalan/pemulihan penyulang Segar menjadi kurang dari 1 jam

- Menghapus citra PLN hanya bisa menagih piutang dengan cara yang kasar tanpa diimbangi

pelayanan yang baik

- Pertimbangan perlakuan tarif regional/domestik/b2b untuk ke dua kawasan tersebut. (Project)

Assignment ini akan dilaksanakan dan diterapkan dalam waktu 3-6 (tiga bulan ).

2

Page 3: Automatisasi Penyulang Segar Final

BAB 2

ISSUE STRATEJIK DAN ANALISIS PERMASALAHAN

2.1 Analisis Issue Stratejik

Sangat diyakini bahwa dengan tingkat pendidikan merupakan dan penghasilan yang tinggi,

keandalan/kontinuitas penyaluran listrik ke rumah menjadi hal yang paling penting bagi mereka.

Harga menjadi sesuatu yang relatif. Dengan tingkat gangguan yang ada saat ini, dapat

dipastikan mereka akan kecewa dengan performa PLN Bintaro. Dengan tingkat pendidikan yang

tinggi, sangat mudah bagi pelanggan untuk mencari tahu seperti apa tingkat layanan terbaik yang

bisa mereka harapkan. Pengetahuan akan level pemadaman baik lama padam maupun kali

padam yang mereka rasakan menjadi sesuatu yang mudah untuk mereka dapatkan.

Berdasarkan pada asumsi tersebut, ide project assignment ini muncul. Bagaimana

mempertemukan keinginan dan harapan masyarakat yang tinggi akan keandalan pelayanan dan

performance jaringan itu sendiri khususnya yang ada di Bintaro. Di dalam penyusunan project

assignment ini penulis melakukan pembatasan permasalahan khusus pada penyulang yang

menyuplai kawasan tersebut yaitu penyulang Segar. Dengan pembatasan masalah ini

diharapkan didalam penulisan dapat lebih terfokus kepada tujuan statejik yang diangkat.

Untuk mencapai waktu pelayanan dengan pemulihan gangguan kurang dari satu jam maka perlu

dilakukannya suatu rekonfigurasi jaringan dan automatisasi penyulang. Penyulang Segar

memiliki panjang 34,6 Kms dan terdiri dari 33 gardu dengan komposisi gardu beton ataupun

gardu portal. Posisi Ground Fault Detector (GFD) pada 1/3 dan 2/3 panjang penyulang serta

dilengkapi dengan Remote Control pada middle point. Dapat dilihat bahwa dengan banyaknya

gardu pada penyulang tersebut dapat menghambat kecepatan dari pengusutan sehingga

rekonfigurasi harus dilakukan selain itu beban penyulang pada saat beban puncak yang

mencapai hampir 205 Ampere dapat mengakibatkan gangguan pada kabel.

Dengan automatisasi penyulang Segar selain manfaat pada sisi teknis juga akan mendapatkan

manfaat pada sisi pelayanan, dengan terjaganya keandalan dan kecepatan recovery timedi

bawah satu jam maka diharapkan citra PLN yang selama ini dianggap hanya menjadi tukang

tagih piutang namun tidak memperhatikan kualitas dari pelayanan dapat dihapuskan.

2.2 Analisis Tujuan Stratejik

Ada tiga tujuan statejik didalam project assignment ini, yang pertama adalah meningkatkan

waktu penormalan apabila terjadi gangguan dari rata-rata realisasi lima jam lebih menjadi

dibawah satu jam, dengan tujuan stratejik ini diharapkan pelanggan tidak lagi mengalami padam

dengan durasi yang lama.

Tujuan stratejik kedua sebenarnya adalah merupakan dampak dari keandalan ataupun

kecepatan yang baik pemulihan gangguan, dengan keandalan dan kecepatan pemulihan maka

diharapkan dapat meningkatkan citra dari PLN menjadi sebuah perusahaan yang terus

memperhatikan kualitas dari pelayanannya. Kemudian tujuan stratejik yang ketiga adalah

3

Page 4: Automatisasi Penyulang Segar Final

pertimbangan perlakuan tarif regional/domestik/b2b untuk ke dua kawasan tersebut mengingat

karakteristik dari pelanggan dan konsekuensi dari sisi ekonomis dari kehandalan pelayanan yang

akan PLN berikan.

4

Page 5: Automatisasi Penyulang Segar Final

Gambar 2.1 Diagram Fish-Bone Pemulihan Gangguan

5

Page 6: Automatisasi Penyulang Segar Final

2.3 Data Pendukung

Penyulang Segar memiliki panjang 34,6 Kms dengan jenis kabel XLPE 3x 240 mm yang

memiliki kuat hantar arus (KHA) mencapai 230 A. Penyulang Segar terdiri dari 33 gardu dengan

komposisi jenis gardu yaitu gardu beton sebanyak 30 buah, gardu portal compact 2 buah, dan

gardu portal murni 1 buah. Jumlah pelanggan yang disuplai oleh penyulang Segar adalah 6309

pelanggan. Secara konfigurasi penyulang Segar ditopang dengan satu feeder express yaitu

penyulang Sanur dan memiliki fasilitas Remote Control (RC) pada middle point jaringan.

Gambar 2.2 Single Line Diagram Penyulang Segar

Dengan adanya RC pada penyulang Segar, selama ini sudah cukup membantu percepatan

pengusutan dan pemulihan gangguan, namun dikarenakan masih kurang sesuainya kondisi

jaringan dengan syarat topologi RC ideal maka harus masih dilakukan perbaikan. Berikut adalah

beberapa standar topologi RC ideal yang harus dipenuhi:

1. Setting OC penyulang 300A.

2. Setting nominal 280A.

3. Ukuran Trafo Dis besar: 400 sd 1000 kVA.

4. Jumlah gardu ideal sekitar 15 buah

5. GFD terpasang pada gardu-gardu.

6

RC

Page 7: Automatisasi Penyulang Segar Final

Selain beberapa standar di atas dari sisi APD perlu diperhatikan kualitas dan keandalan sistem

komunikasi data sehingga protes remote dapat berlangsung sempurna. Dengan pemenuhan

standar diatas dan konfigurasi seperti pada gambar 2.3 di bawah ini diharapkan proses

pengusutan dan pemulihan dapat sesuai dengan tujuan stratejik yang diharapkan.

Gambar 2.3 Konfigurasi Ideal RC dan GFD

Untuk pelaksanaan menunjang keandalan dan automatisasi akan dilakukan rekonfigurasi

dengan dasar konfigurasi yang diadaptasi dari penyulang Segar yang mendapat suplai dari

Gardu Induk Bintaro yang dapat dilihat pada gambar 2.4di bawah ini.

Gambar 2.4 Konfigurasi Penyulang Segar

Komponen penting yang harus digunakan untuk mempercepat pemulihan gangguan adalah

Ground Fault Detector (GFD). Alat ini berfungsi untuk mendeteksi apabila terjadi hubungan

singkat ke tanah, saat ini GFD telah dikembangkan dengan fasilitas pelaporan melalui sistem

7

Page 8: Automatisasi Penyulang Segar Final

komunikasi data General Packet Radio Service (GPRS) sehingga lebih cepat di dalam

pengiriman ataupun penerimaan data. Dengan adanya fasilitas pelaporan ini proses pengisoliran

gangguan menjadi lebih cepat.

Gambar 2.5 Alur Sistem Komunikasi GFD-GPRS

Posisi pemasangan GFD-GPRS ini berdasarkan data dari Area Pengatur Distribusi efektif

apabila dipasang sebanyak dua buah di setiap penyulang, dengan pemasangan ini akan

berdampak pemulihan gangguan akan lebih cepat daripada dilakukan pemasangan GFD manual

pada seluruh gardu sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih efisien.

Gambar 2.6 Tabel Pola Penggunaan GFD

8

Page 9: Automatisasi Penyulang Segar Final

BAB 3

PERUMUSAN OFI DAN PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi OFI

Pada Identifikasi OFI kami akan mengambil salah satu contoh gangguan yang terjadi di

penyulang Segar yang terjadi pada tanggal 30 November 2012. Pada tanggal tersebut terjadi

gangguan segmen atas dan bawah yang berdampak terjadi pemadaman selama hampir

sembilan jam. Kondisi awal terjadi gangguan di jointing kabel phase dua dari gardu BT 224 arah

BT 202 (segmen atas). Karena kondisi gangguan tersebut maka dilakukan manuver sehingga

penyulang Segar ditarik oleh penyulang Sanur yang menjadi feeder express bagi penyulang

Segar.

Pada saat dilakukan perbaikan pada jointing pada gardu BT 224 arah BT 202 terjadi lagi

gangguan pada kubikel jenis LBS BT 213 arah CP 44G (segmen bawah) yang mengakibatkan

penyulang Sanur trip. Dengan adanya gangguan ini dapat perlu dilakukan perbaikan dengan

menggunakan standar ideal RC dan automatisasi.

Gambar 3.1 Laporan Kronologis Gangguan

9

Page 10: Automatisasi Penyulang Segar Final

3.1.1 Analysis Tools

Tools yang akan digunakan pada project assigment kali ini adalah metode SWOT

(Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Dengan penggunaan tools ini diharapkan

memudahkan di dalam memberikan gambaran untuk melakukan langkah ke depan setelah

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang akan dihadapi.

3.1.2 Peluang dan Ancaman Eksternal

Dengan dilakukannya perbaikan dengan standarisasi RC ideal dan automatisasi maka

akan didapatkan peluang didalam mempercepat pemulihan gangguan hingga dibawah 1 jam dan

perbaikan citra dari PLN dari perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas pelayanan menjadi

perusahaan yang selalu memperhatikan kualitas pelayanan. Selain itu peluang pendapatan dari

tarif khusus untuk wilayah tersebut akan memberikan pendapatan yang lebih menguntungkan

bagi PLN.

Sedangkan untuk ancaman eksternal yang terjadi, sebagian besar akan terjadi di

dalam proses pelaksanaan rekonfigurasi di lapangan, mengingat padatnya wilayah yang dilalui

oleh jalur SKTM Penyulang Segar, selain itu perkembangan beban yang terus meningkat akan

dapat menjadi suatu ancaman tersendiri bagi proses automatisasi ini.

3.1.3 Kekuatan dan Kelemahan Internal

Secara Internal kekuatan yang akan didapati adalah kemampuan komitmen sumber

daya yang berharap kehandalan dari suatu penyulang khususnya penyulang Segar. Dengan

handalnya penyulang tersebut maka pola pengusutan dan operasional dapat dilakukan dengan

sangat efisien. Sedangkan untuk kelemahan internal mungkin akan didapatkan kesulitan apabila

di dalam pelaksanaan rekonfigurasi terdapat hal-hal yang diluar wewenang, sehingga

membutuhkan proses yang lebih panjang dan otomatis akan memperlambat proses realisasi

project assigment ini.

Diagram 3.1 Matriks SWOT

10

OPPORTUNITY

1. Pemulihan gangguan < 1jam

2.Perbaikan citra PLN

3.Pendapatan (income)

4.Kehandalan Jaringan

THREAT

1.Faktor-faktor penunjang yang

berada di luar kewenangan

2.Padatnya lokasi konfigurasi

WEAKNESS

1.Proses pembiayaan

2.Perijinan untuk pelaksaan

konfigurasi di lapangan

STRENGTH

Sistem perencanaan yang baik

Komitmen sumberdaya (5M)

SWOT

Page 11: Automatisasi Penyulang Segar Final

3.1.4 Alternative solusi OFI

Berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan

eksternal (Peluang dan Ancaman), maka di bawah ini dibuat matrix TOWS secara global yang

dapat memberikan alternatif pilihan untuk peluang OFI

SWOT

PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)1. Pemulihan gangguan < 1jam

2. Perbaikan citra PLN

3. Pendapatan lebih besar dengan tarif regional.

4. Kehandalan Jaringan

1. Faktor penunjang yang berada di luar kewenangan

2. Padatnya lokasi konfigurasi baik secara geografis ataupun beban

KEKUATAN (STRENGTHS)1. Kemampuan di dalam

melakukan perencanaan dengan baik

2. Komitmen sumberdaya (5M)3. Koordinasi dengan pihak

pengembang dapat dilakukan secara intern.

Memanfaatkan KEKUATAN untuk maksimalkan PELUANG dengan:1. Melakukan koordinasi dan

time-line project yang terpadu.

2. Sosialisasi lebih awal baik kepada lintas bidang ataupun pelanggan

Memanfaatkan KEKUATAN untuk meminimalkan ANCAMAN1. Pengajuan dana investasi

dengan data yang valid disertai dengan pendapatan kWh setelah dilakukan rekonfigurasi

2. Koordinasi dengan pihak APD di dalam pengaturan beban.

KELEMAHAN (WEAKNESSES)1. Proses pengajuan

pembiayaan investasi yang akan dilakukan harus menunggu kebijakan pihak terkait.

2. Proses perizinan dalam pelaksanaan di lapangan

Meminimalkan KELEMAHAN dengan cara memanfaatkan keuntungan dari PELUANG:

1. Melakukan negoisasi baik kepada PEMDA ataupun kepada pengembang yang berwenang

2. Koordinasi dengan pihak pemberi dana investasi

3. Sosialisasi dengan pelanggan di dalam meningkatkan citra PLN.

Meminimalkan KELEMAHAN dan Menghindari ANCAMAN:

1. Penempatan domain pekerjaan ke bidang yang berwenang.

2. Proses sinkronisasi program pada awal perencanaan project.

Diagram 3.1 Matriks Strategi SWOT

11

Page 12: Automatisasi Penyulang Segar Final

BAB 4

USULAN AFI

4.1 Program AFI

4.1.1 Sasaran Stratejik

Sasaran stratejik utama dari project assigment ini adalah proses pemulihan gangguan

kurang dari satu jam, inisiatif yang dilakukan yaitu dengan melakukan proses rekonfigurasi GFD,

pemasangan GFD GPRS, pembenahan topologi RC, dan melakukan rekonfigurasi jaringan

dengan menenpatkan maksimal 15 gardu pada penyulang Segar.

Apabila sasaran stratejik untuk pemulihan gangguan kurang dari satu jam ini dapat

terpenuhi maka akan dapat merubah citra dari PLN dari yang selama ini dianggap hanya sebagai

perusahaan penagih piutang yang tidak memperhatikan kualitas pelayanan menjadi perusahaan

yang handal dan memiliki pelayanan kelas dunia.

Di dalam pelaksanaan proses rekonfigurasi tentunya membutuhkan biaya untuk

investasi sehingga untuk mempercepat Break Even Point (BEP), maka pada kawasan yang

berada di daerah pelayanan kelas dunia di dalam hal ini adalah Bintaro sektor 7 dan sektor 9

akan dikenakan tarif regional/domestik/b2b.

4.1.2 Prioritas Tindakan

Prioritas tindakan dilakukan berdasarkan kemudahan implementasi dan dampak yang

akan dihasilkan dari proses pekerjaan tersebut ( implementasion and impact). Dengan

menggunakan matriks ini kita dapat melihat prioritas pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam

rangka pencapaian Action For Improvement.Pada matriks ini akan kita lakukan pemilihan

pekerjaan dengan kemudahan yang paling mudah dilaksanakan namun memiliki dampak yang

tinggi.

Dengan memberikan skala 1 sampai dengan 5 untuk setiap indikator kemudahan dan

dampak maka kita akan melakukan perhitungan prioritas. Untuk tindakan yang membutuhkan

usaha cukup besar atau kesulitan tinggi akan kita beri nilai 1 sedangkan indakan yang mudah

dilakukan akan kita berikan nilai 5, demikian juga untuk dampak (impact)akan diberikan nilai 1

untuk tindakan yang memberi dampak sangat kecil atau tidak signifikan, sedangkan untuk

pekerjaan yang memberikan dampak yang cukup besar akan diberikan nilai 5.Untuk penentuan

prioritas akan menggunakan penilaian sebagai berikut :

1. Tindakan mudah dilakukan dan dampak signifikan (tabel matriks kolom kanan atas) maka

akan dikategorikan menjadi Prioritas 1.

2. Tindakan sulit dilakukan namun memberikan dampak signifikan (tabel matriks kolom kiri atas)

maka akan dikategorikan menjadi prioritas 2.

3. Tindakan mudah dilakukan namun dampak tidak signifikan (tabel matriks kolom kanan bawah)

maka akan dikategorikan menjadi prioritas 3.

12

Page 13: Automatisasi Penyulang Segar Final

4. Tindakan sulit dilakukan namun dampak tidak signifikan (tabel matriks kolom kiri bawah) maka

akan dikategorikan menjadi prioritas 4.

NO URAIAN TINDAKAN DAMPAK KEMUDAHAN PRIORITAS

1Melakukan Perencanaan secara terintegrasi di dalam mencapai tujuan stratejik

4 4 1

2Koordinasi dengan pihak eksternal yang terkait (PEMDA,Pihak Pengembang,Warga dll)

4 2 2

3Koordinasi dengan pihak internal (Kantor distribusi, Bidang Perencanaan PLN, Dll)

4 3 1

4 Melakukan Procurement untuk pekerjaan tersebut

4 3 1

5 Pemasangan GFD dan RC sesuai standar

4 3 1

6 Mencari spesifikasi lain di dalam perencanaan pekerjaan

2 3 3

7 Pengajuan Tarif regional dan sosialisasi ke warga

3 1 2

8Pelaksanaan rekonfigurasi sistem dengan memindahkan gardu ke penyulang yang lain

4 1 2

9 Mendapatkan suplai dari berdirinya GI yang baru

5 1 2

Tabel 4.1 Uraian Tindakan

Gambar 4.1 Matriks Dampak dan Kemudahan

13

12 3,4,5

6

7

9

8

Page 14: Automatisasi Penyulang Segar Final

4.1.3 KPI dan Target Waktu Penyelesaian

Berdasarkan perhitungan target waktu penyelesaian akan dilakukan di dalam waktu 3

sampai dengan 6 bulan dan akan dilakukan penyusunan KPI agar di dalam proses pekerjaan

terjadi paralelisasi pekerjaan.

4.1.4 Analisis Finansial

Secara finansial keuntungan yang didapatkan adalah dengan peningkatan kwh jual akibat

pengurangan jumlah gangguan dan lama pemulihan gangguan yaitu :

Uraian Satuan Sebelum SesudahLama Pemulihan Gangguan Jam 5 0,75

Jumlah Gangguan Kali 10 2Beban rata-rata Amp 190 190

Jumlah kWh tidak tersalurkan kWh 197.454 9.873Harga Jual Rata-rata Rp/kWh 833 833

Pendapatan dari kWh tidak tersalurkan Rp 274.131.681 8.223.950Peningkatan Pendapatan Rp 265.907.731

Tabel 4.2 Peningkatan Pendapatan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat peluang peningkatan pendapatan sebesar Rp

265.907.731 selama satu tahun.

Selain itu dengan adanya rekonfigurasi penambahan penyulang baru ada peluang peningkatan

penjualan sebesar 10 % setiap tahunnya atau sebesar 4.520.270 kWh/tahun. Analisis finansial

dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Identifikasi

Breakthrough

Te robosan di

dalam perubahan

konfigurasi

yang disesuaikan

dengan

topologi ideal

RC serta

automatisasi

akan menjadikan

kehandalan

penyulang

Segar sehingga

pelanggan

yang disuplai

khususnya

untuk Bintaro sektor 7 dan sektor 9 yang telah dideklarasikan oleh pihak manajemen menjadi

area World Class Services (WCS) akan menjadi terlayani sesuai dengan standar WCS.

14

Page 15: Automatisasi Penyulang Segar Final

15

Page 16: Automatisasi Penyulang Segar Final

BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Pemasangan GFD GPRS, RC middle point, dan rekonfigurasi penyulang ini dapat

mendukung program otomatisasi penyulang segar sehingga tujuan pencapaian recovery

time dibawah satu jam dapat tercapai.

Keandalan pelayanan supplay listrik ke pelanggan menjadi lebih baik dan menghilangkan

anggapan sebagai PLN sebagai perusahaan yang hanya bisa menagih dengan cara

kasar tanpa diimbangi pelayanan yang baik.

Tarif regional/domestik/b2b akan lebih mudah diterapkan pada kawasan tersebut apabila

kehandalan penyulang dapat dicapai , dengan berlakunya tarif tersebut diharapkan

mampu mempercepat BEP (Break Event Point).

Dengan adanya rekonfigurasi penambahan penyulang baru ada peluang peningkatan

penjualan sebesar 10 % setiap tahunnya atau sebesar 4.520.270 kWh/tahun.

Berdasarkan analisis finansial BEP (Break Event Point) akan didapatkan dalam waktu 4

tahun.

5.2 Rekomendasi

Agar proses rekonfigurasi dan automatisasi penyulang segar segera dilakukan.

Sosialisasi kepada seluruh pelanggan mengenai tarif regional/domestik/b2b serta fasilitas

yang akan didapatkan di dalam pelayanan.

Dilakukannya proses koordinasi kepada pihak pengembang dan PEMDA setempat

sebelum dilakukannya proses rekonfigurasi penyulang segar.

16

Page 17: Automatisasi Penyulang Segar Final

DAFTAR PUSTAKA

Edwin Nugraha Putra, PLN APD Disjaya dan Tangerang. 2012. Mewujudkan Pencapaian

SAIDI 3 Jam pada sistem Jaringan 20 kVa Desain Sistem Implementasi. Jakarta.

Laporan Kronologis Gangguan TM 20 kVa Area Bintaro Bulan November 2012

PT PLN (Persero) Area Bintaro. 2012. Laporan Kronologis Gangguan TM 20 kVa Area Bintaro

Bulan November 2012.Tangerang Selatan.

PT PLN (Persero). 2012. Buku Panduan Project Assignment Executive Education III. PLN

Pusdiklat. Jakarta.

17

Page 18: Automatisasi Penyulang Segar Final

LAMPIRAN

18

Page 19: Automatisasi Penyulang Segar Final

19

Page 20: Automatisasi Penyulang Segar Final

11

Page 21: Automatisasi Penyulang Segar Final

11