autocad civil 3 2011 panduan
TRANSCRIPT
[CAD-CIV-15]: Monitoring Borrow Pit dengan Civil 3D
Filed under: Civil3D, Tukang Ukur — Tags: Earthwork. Outer Boundary, Monitoring, TIN — cadex @ 10:55 Referensi :Platform :Lokasi file :
Salah satu pekerjaan land surveyor atau “tukang ukur” adalah memonitor pekerjaan galian di borrow pit atau tempat lokasi pengambilan tanah. Saya akan berbagi bagaimana cara monitoring pekerjaan ini. Jika anda mempunyai cara yang lebih baik atau cara lain jangan sungkan-sungkan untuk memberi masukan.
Asumsi:
1. File hasil pengukuran berupa list koordinat yang disimpan dalam bentuk file csv (comma delimited) dengan sususan PENZD (Point, East, North, Z/Elevasi, Desripsi/Kode)
2. Unit gambar dan ukuran adalah meter.
Berikut adalah tahapan-tahapan yang saya terapkan:
1. Sebelum melakukan pengukuran, kode detil, nama file, nama surface harus disepakati terlebih dahulu. Misalnya
Kode Nama File Nama Surface Keterangan
EG EG.csv EG titik tinggi / elevasi tanah atau lahan yang belum di gali
PG0620 PG0620.csv PG0620 progress galian bulan 06 tanggal 20
PG0623 PG0623.csv PG0623 progress galian bulan 06 tanggal 23
2. Menentukan point number yang unik untuk menghindari duplicate point numbers atau nomer ganda. Misalnya
Point Number Range Keterangan
1-999 point number untuk titik kontrol atau titik titik referensi juga termasuk untuk temporary point
1000-9999 point number untuk existing tanah sebelum digali
>10000 point number untuk progress galian
Range point number bisa diperlebar lagi jika diperkirakan daerah yang akan disurvey membutuhkan detail yang lebih banyak.
3. Mengecek list koordinat hasil survey.
Contoh file list koordinat lahan sebelum digali:
Format list koordinat adalah comma delimited dengan susunan PENZDPoint Number sudah mengikuti aturan langkah 2.
Note: selalu lakukan checking seperti ini sebelum data diproses di civil 3d, untuk file progress galian
4. Jalankan Civil 3D
4.1. Setting drawing unit ke meter.
Pada tab [Setting], click kanan [Drawings], kemudian pilih [Edit Drawing Setting..] Pilih drawing units = [Meters]
4.2. Membuat surface existing.
Pada tab [Prospector], click kanan [Surfaces], pilih [Create Surface] Isikan properties :
Properties ValueName EGDescription Surface sebelum digali atau Original Surface
untuk setting style dan render material biarkan saja sesuai default.
4.3. Memasukkan titik elavasi ke surface dari file csv.
Masih di tab [Propestor], click tanda +, kemudian click tanda + di surface [EG] Click tanda + sebelah kiri [Definition]. Click kanan [Point Files], kemudian pilih [Add...]
o Pilih file format PENZD
o kemudian click o pilih file EG.csv, kemudian click OKo lakukan zoom extendo Surface sudah terbentuk dengan style defaultnya
4.4 Membuat Surface Style untuk Editing Surface
Agar surface bisa diedit, elemen surface yang berupa titik dan garis TIN (Triable Irregular Network) harus ditampilkan. Caranya adalah dengan membuat surface style baru dengan meng-ON Component Type [Points] dan [Triangles]
Pada tab Setting, berturut-turut click tanda + di [Surface] kemudian [Surface Style] Click kanan [Surface Style], [Contours & Triangles], kemudian pilih [Copy] Pada kotak dialog Surface Style, click [Information], kemudian masukkan name
misalnya “Contours Points and Triangles”
Masih di kotak dialog Surface Style, click [Display]. Set ON Component Type [Points] dan [Triangles], kemudian click OK
Balik lagi click tab [Propector], click kanan Surface [EG] di bawah groups [Surfaces], kemudian pilih [Surface Properties]
Rubah Surface Style properties menjadi “Contours Points and Triangles”, kemudian click OK.
Surface otomatis terupdate displaynya dengan menampilkan contour, titik dan TIN.
4.5. Menambahkan batas terluar atau outer boundary di surface.
Batas terluar digunakan untuk membatasi TIN agar kontur terbentuk di dalam areal pengukuran atau menghari kontur terinterpolasi ke titik yang tidak diinginkan.
Pada gambar sebelah kiri, garis hijau adalah outer boundary yang terbentuk secara otomatis saat create surface. Outer boundary ini menghasilkan TIN dan contour salah interpolasinya. Biasanya ditandai dengan “contour yang tertarik” (lihat area A) atau garis TIN yang menghubungkan titik yang berjarak jauh tidak ke titik yang terdekat (lihat Area B)
Langkah-langkah untuk membuat outer boundary :
buat polyline tertutup melalui titik-titik terluar TIN Pada tab [Propectors], click tanda + berurutan di [Surfaces]>> [EG]>>[Definition] Click kanan [Boundaries] di bawah group [Definition], kemudian click [Add] Masukkan nama boudary, kemudian pilih polyline yang telah dibuat. Gambar kanan adalah surface setelah diedit boundary-nya.
4.6. Membuat surface progress, hitung volume.
Sebelum surface progress dibuat, set properties surface style menjadi “_NoDisplay”, jika surface style ini tidak ada, Anda bisa membuat sendiri seperti yang telah diuraikan di langkah 4.4. bedanya adalah dengan meng-OFF kan semua visible component type-nya.
Buat surface progress pertama [PG0620]. Langkah-langkahnya seperti dijelaskan di 4.3
Buat Outer Boundary di surface [PG0620]
Polyline warna putih adalah outer boundary yang telah dibuat.
Hitung volume cut atau fill (jika ada). Pada menu Civil 3D, pilih menu [Analyze] kemudian pada group [Volumes and
Materials], pilih [Volumes]
Lakukan langkah-langkah seperti urutan di bawah:
4.7. Update Surface EG karena perubahan progress.
copy surface asal [EG] karena surface [EG] tidak terlihat karena sebelumnya diset surface stylenya
“_NoDisplay”, tampilkan lagi surface EG dengan merubah surface stylenya menjadi “Border Only”
copy surface dengan perintah di commandline Command:copy tentukan base point dan destination di koordinat yang sama. Setelah dicopy, pada tab [Prospector] di bawah groups [Surfaces] ada surface baru
yang bernama [EG(1)] yaitu surface hasil copy dari surface [EG] Rubah Surface ini menjadi [EG0620] atau bisa diartikan Surface setelah bulan 06
tanggal 20. Anda bisa menulis keterangan surface di kotak description. Surface ini masih sama dengan [EG], tahap selanjutnya adalah melakukan update atau paste surface dari [PG0620]
Pilih surface [EG0620], click kanan icon [Edit] di bawah group [Definition], kemudian pilih [Paste Surface..]
Pilih surface [PG0620], kemudian click [OK]
4.8. Buat surface untuk progress berikutnya. Surface [PG0623]
Hitung volume dengan [Base Surface] menggunakan surface hasil langkah 4.7, surface [EG0620]
4.9. Update Surface [EG0620] karena progress kedua misal menjadi surface [EG0623]
Hitungan composite volume menjadi
5.0 Menampilkan Contour Progress
Asal Progress #1 Progress #2
=selamat mencoba==
Comments (6)
June 9, 2012
[XLS-SVY-16]: Add-Ins Excel untuk Konversi Data Ukur Lapangan ke Fieldbook (FBK)
Filed under: Civil3D, Excel, Tukang Ukur — Tags: fbk — cadex @ 23:49 Referensi : [XLS-SVY-15]: Form Hitungan Koordinat Hasil Pengukuran Theodolit Digital
[CAD-CIV-13]: Perhitungan Poligon di Civil 3D (Lanjutan)Platform : Excel 2003/2007, Civil3D, Land Development+Civil DesignLokasi File :
Add-ins ini dimaksudkan untuk merubah form input data hasil pengukuran poligon, pengukuran theodolit digital atau pengukuran theodolit manual (stadia system) menjadi Autodesk Field Book (*.fbk) . Setelah data dirubah menjadi fbk, maka data tersebut dapat diimport ke database survey di civil 3D ataupun land development desktop yang telah terinstall autodesk survey. Beberapa keuntungan jika data disimpan dalam databse survey adalah:
1. Bisa melakukan proses pemetaan situasi secara otomatis ([CAD-CIV-14]: Menggunakan Linework untuk Pemetaan Situasi di Civil 3D)
2. Dapat melakukan analisa perhitungan kerangka kontrol horisontal atau vertikal seperti ([CAD-CIV-13]: Perhitungan Poligon di Civil 3D (Lanjutan))
3. Data tersimpan secara terstrukturberbentuk tabel maupun grafis (kaidah GIS) sehingga sangat mudah untuk melakukan editing dan pencarian data
Sebelum menjalankan program atau membuka file add-ins, program excel harus diset untuk bisa menjalankan macro. Cara setting untuk excel 2003 bisa dibaca di [XLS-SVY-05]: Form Excel untuk Perhitungan Pasut dengan Hitung Kwadrat Terkecil, sedangkan untuk excel 2007 ikuti langkah berikut:
1. Pada tab [Developer] dalam grup [Code], pilih [Macro Security]. Jika tab [Developer]
belum ada, click Microsoft Office Button kemudian pilih [Excel Options], and dalam [Popular category], click [Show Developer tab in the Ribbon]
2. Dalam [Macro Settings] category, di grup [Macro Settings], click [disable all macros with notification]
Selanjutnya untuk langkah di bawah akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan add-ins dengan excel 2007.Langkah-langkah untuk excel 2003 silahkan disesuikan saja.
1. Download file, kemudian extract file hasil dowloand. File hasi extract adalah Xls2Fbk.xla
2. Jalankan excel, kemudian buka file xls2fbk.xla3. Click [Enable Macros], saat muncuk peringatan Microsoft Office Excel Security
Notice4. Click menu [Add-Ins], kemudian click [XLS FBK] untuk melihat pilihan menunya.
5.6. Misalkan kita akan mencoba merubah data ukuran hasil theodolit digital ke FBK
dengan contoh data yang sudah ada. Pilih atau click [Contoh Form Theodolit Digital/TS]. Catatan: Anda bisa mencoba data yang lain asalkan form harus sama dengan yang ada di contoh. Apabila form berbeda atau ada perubahan, program tidak bisa mengkonversi data ukuran dengan sempurna.
7. Untuk merubah data ukuran ke fbk, click [Data Theodolit Digital/TS>>FBK]8. Hasil list FBK ditampilkan di kolom [AO]9. Copy list FBK di kolom [AO] ke notepad, kemudian simpan filenya dengan ekstensi
*.fbk. Misal disimpan dengan nama xls2fbk.fbk
10. Apabila titik kontrol belum ada di database survey civil 3D, buat juga fbk dengan note dari list titik kontrol yang ada di sheet [ListBM]. Format fbk untuk titik kontrol adalah :
11. Misal file fbk untuk titik kontrol disimpan dengan nama TitikKontrol.fbk
12. Jalankan Civil 3D, kemudain pilih template metric.13. Buat database dan lakukan setting seperti yang telah di jelaskan di [CAD-CIV-13]:
Perhitungan Poligon di Civil 3D (Lanjutan). Misal survey databasenya diberi nama LandSurvey.
14. Di Civil3D pada menu [Home], pilih [Import Survey Data] di grup [Create Ground Data]
15. Pilih survey database [LandSurvey], kemudian click [Next]
16. Pilih data source type [Field Book File], kemudian click 17. Karena database survey baru, maka perlu dimasukkan titik kontrol baru. Pillih File
TitikKontrol.fbk, kemudian click [Next]18. Click tombol [Create New Network], masukkan nama Network misalnya Blok01,
isikan deskripsi jika diperlukan, kemudian click [OK] disusul click [Next].19. Pada pilihan [Import Options], biarkan sesuai default20. click tombol [Finish]. Civil 3D akan mengupdate database baru21. Ulangi langkah 14 sampai 16.22. Pilih file field book xls2fbk.fbk kemudian click [Next]23. Pilih network [Blok01] kemudian click [Next], kemudian click [Finish]. civil 3D akan
mengupdate gambar dan titik hasil survey.
24.
Jika ingin melihat data ukuran yang tersimpan di database survey:
1. Click [Survey Points] di tool space civil 3D pada tab [Survey]. List titik detail, akan ditampilkan di bawah
2. Click kanan salah satu titik tersebut, kemudian pilih [Edit Setup that observe...]
3.
==selamat mencoba==
Comments Off
May 27, 2012
[CAD-CIV-14]: Menggunakan Linework untuk Pemetaan Situasi di Civil 3D
Filed under: Civil3D, Tukang Ukur — Tags: fbk, Pemetaan Situasi — cadex @ 12:38 Reference : AutoCAD Civil 3D 2011 User DocumentationPlatform : Civil 3D 2010 (minimal)Lokasi File :
Posting sebelumnya [CAD-CIV-13]: Perhitungan Poligon di Civil 3D (Lanjutan) kerangka untuk pemetaan sudah dihitung, tahapan selanjutnya adalah mulai memetakan situasi.
Pemetaan situasi dengan civil 3D tidak bisa dilepaskan dengan metode pengukuran saat dilapangan. Metode yang dimaksud adalah cara penamaan detail (field code) dan pengkodean linework. Keterangan detail tentang linework silahkan dibaca di:
Tahapan pemetaan situasi agar bisa diolah di civil 3D adalah:
Observasi lapangan untuk menentukan nama detail (field code). Lakukan pengambilan detail sebisa mungkin mengikuti field code untuk mengurangi salah input saat memasukkan field code. Contoh hasil skets observasi lapangan:
Keterangan:– Titik 1 dan 2 adalah titik kontrol atau benchmark.– nomer titik detail dimulai dari angka 1001– Ada tiga detail jalan masing-masing diberi nama field code JL1, JL2 dan JL3– Ada dua detail bidang tanah masing-masing diberi nama field code BD1 dan BD2
Pengukuran detail bisa dilakukan dengan alat total station, digital theodolit, theodolit ataupun GPS RTK. Contoh kali ini diasumsikan pengukuran dilakukan dengan total station atau digital theodolit. Data yang direcord adalah ID titik (harus numeric), Sudut Horisontal, Jarak Miring, Sudut Vertical dan field code atau biasa PointCode atau PCODE.
Konversi data lapangan ke FBK dilakukan setelah proses download dari TS ke komputer atau setelah dilakukan input data ukuran ke spread sheet untuk theodolit digital. Contoh file FBK dari skets di atas:
Note: Kolom kedua adalah keterangan dari FBK tidak merupakan bagian dari FBK. FBK yang diproses hanya di kolom pertama saja
Format FBK yang dipakai adalah Creates a point using a FACE 1 angle and a vertical angle
F1 VA (point) [angle] [distance] [vertical angle] (description)
STN 2 1.513BS 1PRISM 1.4F1 VA 1001 294.5912 35.829 90.0231 “JL3 B”F1 VA 1002 279.1312 41.497 89.5053 “JL2 B”F1 VA 1003 257.3711 28.806 90.0936 “JL2 BD1 B”F1 VA 1004 237.4339 70.482 89.5650 “BD1″F1 VA 1005 218.3453 69.184 90.0331 “BD1″F1 VA 1006 207.1909 25.465 89.5906 “BD1 JL2 C”F1 VA 1007 191.2055 29.146 90.0130 “JL2 BC”F1 VA 1008 182.4652 40.470 89.5219 “JL2 OC”F1 VA 1009 188.1611 52.096 90.0813 “JL2 EC”F1 VA 1010 200.3716 75.480 90.0023 “JL2 BD2 B CPN1005″F1 VA 1011 206.1716 97.115 90.0013 “JL2 E”F1 VA 1012 198.2110 102.913 89.5720 “JL1 B”F1 VA 1013 172.1222 20.278 90.0312 “JL3 C BC”F1 VA 1014 148.3254 27.972 89.5938 “JL3 OC”F1 VA 1015 125.2822 31.592 90.0331 “JL3 EC”F1 VA 1016 74.1939 63.610 89.5906 “JL3 E”F1 VA 1017 84.4612 72.152 90.0130 “C JL1 CPN1012″
Alat berdiri di STN 2, Tinggi alat 1.513BachSight ke titik 1, sudut backsight 0.0000 (format d.mmss)Tinggi prisma atau target 1.4Target 1001, memulai PCODE JL3 (“JL3 B“)Target 1002, memulai PCODE JL2 ( “JL2 B” )Target 1003, lanjut PCODE JL2 & memulai PCODE BD1 (“JL2 BD1 Target 1004 lanjut PCODE BD1 (“BD1″)Target 1005, lanjut PCODE BD1 (“BD1″)Target 1006, lanjut PCODE BD1 & melanjutkan lagi PCODE JL2 (“BD1 JL2 Target 1007 lanjut PCODE JL2, posisi titik ada di awal curveTarget 1008 lanjut PCODE JL2, posisi titik di curve (“JL2 Target 1009 lanjut PCODE JL2, posisi titik di akhir curveTarget 1010 PCODE JL2, memulai PCODE BD2 yg dihubungkan ke titik 1005Target 1011 akhir PCODE JL2 (“JL2 E“)Target 1012 memulai PCODE JL1 (“JL1 B“)Target 1013 melanjutkan PCODE JL3, posisi titik ada di awal curveTarget 1014 melanjutkan PCODE JL3, posisi di curve (“JL3 Target 1015 melanjutkan PCODE JL3 posisi titik di akhir curveTarget 1016 akhir PCODE JL3 “JL3 E“Target 1017 melanjutkan PCODE JL1 kemudian dihubungkan ke titik 1012
Dari FBK di atas, Kode linework yang dipakai untuk menghubungkan PCODE adalah :
B Begin: memulai linework atau figureC Continue: melanjutkan linework, jika sebelumnya berisi code PCODE yang tidak samaE End: akhir dri linework atau figureBC Begin Curve: titik di awal curveOC On Curve: titik di curveEC End Curve: titik di akhir curveCPN Connect Point: Menghubungkan ke titik yang sudah ada
Anda bisa mendefiniskan sendiri kode tersebut atau melihat code yang lain melalui fasilitas ‘Linework Code Set’
Import FBK ke Civil 3D, agar filed book di atas bisa dijalankan Anda harus mempunyai koordinat Control Point titik 1 dan titik 2. Apabila Anda sudah menyelesaikan tutuorial [CAD-CIV-13]: Perhitungan Poligon di Civil 3D (Lanjutan) maka proses import field book adala sebagai berikut:
– Click kanan [Networks], [KerangkaKontrol]– Pilih Import>>Import field book– Misal field book di atas disimpan dengan nama field detail.fbk
Jika dikehendaki figure disimpan dalam layer yang berbeda dapat dilakukan setting die ‘Figure Prefix Database Manager’ sebelum dilakukan import ke Civil 3D.
Tampilan setelah proses import
Click kanan [KerangkaKontrol], kemudian pilih [Insert into drawing]
==selamat mencoba==
Leave a Comment
May 25, 2012
[CAD-CIV-13]: Perhitungan Poligon di Civil 3D (Lanjutan)
Filed under: Civil3D, Excel, Tukang Ukur — Tags: Poligon, Total Station — cadex @ 00:57
Referensi : [CAD-CIV-02]: Perhitungan Polygon di Civil 3D : [XLS-SVY-14]: Menghitung Poligon dari Data Total Station dengan ExcelPlatform : Excel , Civil 3D 2011Lokasi File :
Perhitungan poligon di [CAD-CIV-02]: Perhitungan Polygon di Civil 3D menggunakan input berupa data jarak datar dan sudut horisontal. Kali ini akan diterangkan cara memasukkan data hasil pengukuran total station (TS) yang masih berupa data pembacaan sudut horisontal,
backsight and foresight (bacaan belakang dan muka), sudut zenith atau vertikal, jarak miring, tinggi alat dan tinggi target. seperti contoh yang ada di [XLS-SVY-14]: Menghitung Poligon dari Data Total Station dengan Excel
Sebetulnya program civil 3D sudah menyediakan fasilitas ‘Survey Data Collection Link’ untuk konversi beberapa raw data TS ke FBK seperti yang dijelaskan snapshot di bawah:
Survey Data Collection Link ini hanya bisa dipakai jika format penyimpanan data dalam TS mengikuti aturan di civil 3D.
Aturan utama yang harus diikuti adalah: "penamaan titik harus numeric dengan angka bulat" Contoh format pengukuran dari [XLS-SVY-14]: Menghitung Poligon dari Data Total Station dengan Excel:
OccupiedStn BM01 InstHt 1.513 Desc 002 RefStn BM03 HA 134°24’39″ VA 90°02’31″ SD 81.514 TargetHt 1.404 Desc 002
penamaan titik dengan format alphanumeric seperti BM01 dan BM03 tidak diperbolehkan di Civil 3D. Agar bisa dibaca di Civil 3D maka nama titik diganti dengan angka. Misal 3 untuk menggantikan BM01 dan 1 untuk BM03. Sehingga format data mentah TS menjadi:
OccupiedStn 3 InstHt 1.513 Desc 002 RefStn 1 HA 134°24’39″ VA 90°02’31″ SD 81.514 TargetHt 1.404 Desc BM03
Karena format data TS yang diterima tidak sesuai dengan persyaratan Civil 3D, maka saya menggunakan bantuan excel untuk data extraction dan proses konversi ke FBK menggunakan visual basic application for Excel.
Berikut spreadsheet excelnya:
Rumus dan cara pengisian kolom [A:J] sama dengan yang telah diuraikan di [XLS-SVY-14]: Menghitung Poligon dari Data Total Station dengan Excel.
Karena FBK atau civil 3D tidak menerima nama titik dengan alphanumeric, maka perlu dibuatkan daftar konversi alphanumric ke numeric.
Contoh daftarnya adalah sebagai berikut:
Tips pengkodean nama titik saat pengukuran agar bisa diolah di Civil 3D: 1. Untuk Titik Poligon Utama (Loop Besar) diberi kode angka di range 1-99 2. Untuk Poligon Turunannya diberi kode angka di range 100-999 3. Untuk pengukuran detail dimulai dari angka 1000
Tambahan kolom bantu untuk membuat FBK:
[K:K] isikan kode STN di data yang berisi tempat berdiri alat atau STN
[L2] =INDEX($X$2:$X$10,MATCH($B2,$Y$2:$Y$10,0))
mencari kode numeric dari nama titik di [B2] Copy rumus ini di setiap berdiri alat
[M2] =C2
tinggi alat dalam satuan meter
informasi di kolom K:M dipakai untuk setup berdiri alat yang nantinya dirubah menjadi format FBK (Ref: Creates a new setup station ):
STN [point] (instrument. height) (description)
[N3] =H3
tinggi target atau prisma dalam satuan meter
[O3] =IF(J3="B","F1 ","F2 ") & "VA"
[P3] =INDEX($X$2:$X$10,MATCH($D3,$Y$2:$Y$10,0))
[Q3] =SUBSTITUTE(SUBSTITUTE(SUBSTITUTE(E3,"°","."),"’",""),"″","")
merubah format sudut 134°24’39″ menjadi 134.2439 format sudut dalam FBK adalah d.mmss
Apabila kolom sudut derajat,menit dan detik terpisahada di A1, B1 dan C1, maka rumus sudut dalam format d.mmss adalah D1=(A1 & "." & TEXT(B1,"00") & TEXT(C1*100,"00"))*1
[R3] =G3
jarak miring dalam meter
[S3] =SUBSTITUTE(SUBSTITUTE(SUBSTITUTE(F3,"°","."),"’",""),"″","")
merubah sudut vertikal mendaji d.mmss
[T3] =D3
Informasi di kolom [O:T] dipakai untuk membuat titik dengan masukan pengukuran Biasa dan LuarBiasa atau dalam bahasa FBK disebut FACE1 dan FACE2 (Creates a point using a FACE 1 angle and a
vertical angle):
F1 VA (point) [angle] [distance] [vertical angle] (description)
Contoh hasil konversi ke FBK saat alat berdiri di station 2 atau BM01:
Untuk merubah ke FBK dari semua hasil pengukuran TS dibuatkan macro atau visual basic application sebagai berikut:
Private Sub FBK_Click() Dim rgTarget As Range, rgCekRecords As Range Dim rgData As Range, rgPrism As Range Dim lstRow As Integer, cR As Range, i As Integer, j As Integer Dim strFBK() As String, strF12 As String Const idxStnID As Integer = 2, idxTargetID As Integer = 4 Set rgTarget = Range("V2") ‘ouput hasil konversi FBK Set rgCekRecords = Range("T5000") ‘maksimum data 5000 baris di kolom T Set rgData = Range("K2:T2") ‘data awal lstRow = rgCekRecords.End(xlUp).Row ‘mengecek jumlah baris terakhir di kolom T Set rgData = rgData.Resize(lstRow) ‘resize data awal sesuai records rgTarget.Resize(lstRow).ClearContents ‘menghapus data sebelumnya j = -1 For Each cR In rgData.Columns(idxStnID).Cells ‘mencari station id di kolom idxStnID If Not IsEmpty(cR) Then ‘jika kolom stnid tidak kosong simpan stn dan instrumet heightnya j = j + 1: ReDim Preserve strFBK(j) strFBK(j) = "STN " & cR & " " & cR.Offset(0, 1) Else Set rgPrism = cR.Offset(0, idxTargetID – idxStnID) ‘jika kolom idxTargetID tidak kosong simpan tinggi target If Not IsEmpty(rgPrism) Then j = j + 1: ReDim Preserve strFBK(j)
strFBK(j) = "PRISM " & rgPrism strF12 = vbNullString For i = 1 To 6 ‘membuat format FBK untuk sudut dan jarak With rgPrism strF12 = strF12 & .Offset(, i) & " " End With Next i strF12 = Trim(strF12) ‘menghilangkan spasi terakhir j = j + 1: ReDim Preserve strFBK(j) strFBK(j) = strF12 End If End If Next cR rgTarget.Resize(UBound(strFBK) + 1) = Application.WorksheetFunction.Transpose(strFBK) End Sub
Silahkan donwload file spreadsheet excelnya di sini.
File excel tersebut dalam format *.xlsm (excel 2007 macro), apabila saat dibuka ada peringatan "Security Warning" click tombol [Option], kemudian pilih "enable this content" kemudian click tombol [FBK] untuk membuat list FBK di [V2]
Copy list FBK tersebut mulai dari baris ke dua sampai terakhir ke notepad kemudian simpan dengan extensi *.fbk, misalnya poligon.fbk . Buat juga file FBK di notepad yang berisi titik kontrol :
simpan FBK titik kontrol ini misalnya TitikKontrol.fbk
Sampai tahap ini file FBK sudah bisa dimasukkan dalam program civil 3D. Tahapannya sama dengan yang telah diuraikan di [CAD-CIV-02]: Perhitungan Polygon di Civil 3D hanya saja dilewatkan bagian pembuatan FBK:
1. Membuat dan setting survey database jika belum ada
2. Membuat Network
3. Import Fieldbook (FBK)
4. Membuat Jalur Poligon
5. Check Hitungan Poligon
6. Edit input Least Square
7. Running Least Square
8. Tampilkan hasil di gambar
1. Membuat dan setting survey database
Jalankan civil 3D ketik new di command: , kemudian pilih template metric. Biasanya aku memilih:
_AutoCAD Civil 3D (Metric) NCS.dwt Pada toolspace civil 3D, pilih tab [Survey], kemudian click kanan [Survey Databases],
lalu pilih [Set Working Folder] Pilih lokasi untuk menyimpan database Jika sudah dipilih lokasinya, click kanan lagi [Survey Database], lalau pilih [New
local survey database] Masukkan nama database misalnya ‘cadex’ click kanan ‘cadex’, kemudian pilih [Edit survey database setting..] Masukkan Value seperti gambar di bawah:
click OK jika sudah selesai.
2. Membuat Network
Click kanan [network] di bawah database [cadex], kemudian pilih [new] masukkan nama, misalnya ‘KerangkaKontrol’
3. Import Field book
Click kanan [KerangkaKontrol]>>[Import]>>[Import Field book] Pilih field book titik kontrol (TitikKontrol.fbk) click [OK] Click kanan [KerangkaKontrol]>>[Import]>>[Import Field book]
Pilih field book ukuran poligon (poligon.fbk), kemudian click [OK] Pada tahap ini posisi titik dan jalur pengukuran sudah tergambar di civil 3D click tanda + di samping kiri [KerangkaKontrol] Pilih [Setup], maka akan ditampilkan list tempat berdiri alat, backsight, tinggi alat dan
koordinat sementara Click kanan salah satu tempat bediri alat (Station Point), kemudian pilih [Edit
Observations..] Misal dipilih Station Point 3
Bandingkan datanya dengan data di excel.
4. Membuat Jalur Poligon
Dari data TS dan file FBK, pengukuran poligon dimulai dari station 2 dengan backsight pertama ke titik 1, kemudian pindah ke station 3 sampai 7. Karena tidak informasi Koordinat titik Fix M110 atau station 9, maka bidikan foresight terakhir adalah ke titik fix station 8 atau (S002)
Click kanan [Traverse] di bawah [KerangkaKontrol], kemudian pilih [New] Sesuai deskripsi di atas, masukkan nilai seperti gambar di bawah:
kemudan click OK
5. Check Hitungan Poligon
click [Travers], kemudian pilih click kanan [Poligon-1], kemudian pilih [Traverse Analysis]
Masukkan persyaratan ketelitian penutup horisontal dan vertikal yang diinginkan. kali ini saya memakai defaultnya saja seperti di gambar.
setelah di click tombol [OK] akan ditampilkan hasil analisa dalam notepad yang terdiri dari :
1. Hasil koordinat setalah adjusment
2. Koreksi Sudut
3. Hitungan tinggi atau vertikal
4. Ketelitian Penutup Poligon .
Hasil Ketelitian penutup poligon :
6. Langkah 6-8, silahkan dicoba sendiri seperti yang telah diterangkan di [CAD-CIV-02]: Perhitungan Polygon di Civil 3D
==silahkan mencoba==
==mohon koreksinya jika ada yang salah==
Leave a Comment
January 7, 2012
[CAD-CIV-12]: Mengisi Elevasi Garis Kontur dari Text Label Kontur
Filed under: Civil3D — Tags: Autolisp — cadex @ 10:33
Referensi : Platform : Civil 3D 2011Lokasi File :
Kadang kita menerima file CAD berisi garis kontur, biasanya berupa polyline, beserta labelnya. Tetapi setelah dicek properties dari polyline tersebut nilai elevasi dari poliline masih bernilai 0 atau tanpa elevasi. Keadaan seperti ini akan menyusahkan kita saat akan mengolah kontur tersebut untuk dijadikan surface di civil 3D.
Kali ini saya akan berbagi bagaimana cara mengolah polyline tersebut sampai menjadi surface dalam civil 3D mulai dari mengambil object kontur dari file asal CAD. Karena saya menerima file CAD dalam format microstation (dgn), maka tahapan untuk pengolahannya adalah:
1. Import file dgn ke civil 3D
2. Cleanup Polyline
3. Mengisi Elevasi ke Polyline dengan Autolisp
4. Membuat Surface
Detail tiap tahapannya adalah:
1. Import file microstation (dgn) ke civil 3D
Terlebih dahulu, jalankan civil 3D dengan pilihan satuan metric. Jika menu command: prompt tidak tampil, tekan Ctrl+9 untuk menampilkannya. Masukkan perintah di command: dgnimport Pilih file yang akan diimport, kemudian click [OK] Zoom Extend untuk melihat hasil import
pilih atau select object kontur kemudian tekan Ctrl+1 untuk melihat propertiesnya
Berdasarkan informasi dari properties: object kontur berupa Polyline ada di Layer [Level 58]
dengan nilai Elevasi = 0.000
Lakukan hal yang sama untuk memilih object kontur yang lain untuk mengecek jika ada object kontur yang tersimpan dalam Layer yang berbeda.
Dalam contoh di atas, object kontur tersimpan juga di Layer [Level 59] untuk kontur majornya.
Pilih object Label Kontur, kemudian check propertiesnya. Dalam contoh di atas, Label untuk kontur minor adalah berupa object Text tersimpan di layer [Level 58] sedangkan untuk label majornya ada di [Level 59]
2. Cleanup Polyline
Matikan semua layer, kecuali [Layer 58] dan [Layer 59] zoom in ke group kontur berlabel, khusunya ke kontur berlabel yang rapat. Misalnya
hasil zoom in seperti berikut:
Gambar di atas, terlihat beberapa garis kontur terpotong oleh labelnya. Garis kontur yang terpotong ini seharusnya digabung terlebih dahulu sebelum diproses pemberian elevasi yang akhirnya dibuat sebagai surface di civil 3D.
Dengan fasilitas Tools>>Clean Up di autodeskmap (sudah terinstall di civil 3D), proses penggabungan ini bisa dilakukan secara otomatis.
Ukur jarak kontur yang terpotong. Misal didapat Distance = 5.583 meter Dengan Clean Up bisa ditentukan bahwa semua polyline yang mempunyai gap
maksimal 5.6 m akan dihubungkan atau digabung (join polyline). Tetapi perlu diperhatikan bahwa untuk kontur berlabel rapat hal ini akan meyebabkan salah penggabungan. Dalam gambar di atas yang dilingkari warna biru, karena jarak antara kontur minor dan majornya leboh kecil dari 5.583 m, maka polyline untuk kontur 12.5 akan menyambung ke kontur 13.0. Kesalahan ini tidak terjadi untuk daerah yang ditandai dengan kotak biru karena jarak antar kontur berlabel, lebih dari 5.583
Untuk menghindari kesalahan di atas, untuk kontur berlabel rapat harus dihubungkan secara manual sebelum dilakukan clean up
Jika sudah dilakukan penggabungan di kontur berlabel rapat, maka kontur sudah siap untuk clean up
masukkan perintah di command: mapclean Pilih [Select all], kemudian pilih lokasi layer tempat object yang akan di cleanup:
Click [Next] Pilih [Cleanup Actions], [Snap Clustered Nodes], kemudian click [Add]. Masukkan Cleanup parameters tolerance 5.6m “semua node yang mempunyai gap
lebih kecil 5.6 meter akan digabungkan”
Pilih lagi [Cleanup Actions], [Dissolve Pseudo Nodes], kemudian click [Add] “node yang sudah tergabung akan di join sebagai satu polyline”
Click [Finish] Lakukan re-checking, jika ada polyline yang terhubung tidak benar, lakukan edit
secara manual Gambar Kontur yang telah terhubung polylinenya
3. Mengisi Elevasi ke Polyline dengan Autolisp
Agar polyline kontur tersebut bisa diubah menjadi surface, maka tiap polyline harus dipudate properties elevasinya sesuai dengan angka yang tertera di label. Proses update ini bisa dilakukan degan perintah command line command:_change.
Contoh di bawah adalah merubah properties elevasi polyline menjadi 12.
Command: _change
Select objects: 1 found
Select objects: Specify change point or [Properties]: p
Enter property to change [Color/Elev/LAyer/LType/ltScale/LWeight/Thickness/TRansparency/Material/Annotative]: e
Specify new elevation <12.000>: 12
Enter property to change [Color/Elev/LAyer/LType/ltScale/LWeight/Thickness/TRansparency/Material/Annotative]:
Dengan cara di atas, kita akan selalu memasukkan (input) nila elevasi secara manual dan selalu mengulang perintah _change.
Saya telah membuat program Autolisp sederhana yang bisa membaca angka di label kontur untuk kemudian dimasukkan ke properties elevasi polyline sesuai dengan nilai yang tertera di label.
(Defun c:SetElev() ;;fungsi ini dipakai untuk merubah elevasi polyline kontur ;;sesuai dengan tulisan atau labelnya (contour label) ;;caranya adalah pilih labelnya terlebih dahulu, kemudian pilih polyline ;;yang akan diberi elevasi (vl-load-com)(gc) (setq acaddoc (vla-get-activedocument (vlax-get-acad-object))) (setq ent (car(entsel "\nPilih Text>>"))) (while (/= ent nil) (setq obj (vlax-ename->vla-object ent)) (setq nmObj (vla-get-objectname obj)) (if (= nmObj "AcDbText");;object harus bertype text (progn (setq elev (atof (vla-get-textstring obj))) (setq obj (vlax-ename->vla-object (car (entsel "\nPilih Polyline>>")))) (setq nmObj (vla-get-objectname obj)) (if (= nmObj "AcDbPolyline");;object harus bertype polyline (progn (setq nmLayer (vla-get-layer obj)) (vla-put-elevation obj elev);;rubah elevasi (vla-update obj);;update object );prgn "AcDbPolyline );end if );progn "AcDbText" );end if (setq ent (car(entsel "\nPilih Text>>"))) );end while )
Copy code autolisp di atas ke program notepad, kemudian save as dengan extensi *.lsp. Misal nama filenya adalah SetElevasiDariText.lsp
Load autolisp SetElevasiDariText.lsp dengan mengetikkan perintah di command:appload
Pilih filenya, kemudian click [Load] akhiri dengan clisk [Close]
cara menjalankan programnya adalah
Ketik di command:SetElev Pilih Label Kontur pada saat muncul perintah Pilih Text>> Kemudian Pilih Polyline yang akan dirubah elevasinya saat muncul perintah Pilih
Polyline>> Begitu seterusnya, sehingga semua polyline terisi elevasi untuk mengakhirinya tekan tombol Enter atau ESC
4. Membuat Surface
Apabila semua polyline sudah terisi elevasi, maka proses pembuatan surface dapat dimulai.
Aktifkan toolspace civil 3D jika toolspace belum aktif dengan cara mengetik di command:showts
Pada toolspace, pilih tab [Propector], kemudian click kanan [Surfaces], lalu pilih [Create Surface]
Masukkan nama surface dan stylenya atau click [OK], jika akan memakai style dan nama sesuai dengan template yang aktif.
Surface baru telah terbentuk :
Polyline kontur akan dimasukkan ke Surface1 dengan merubah polylines tersebut menjadi Breaklines. Karena dalam civil 3D belum saya temukan cara membuat surface dari polyline seperti yang ada di land development
di bawah group Surface 1, Click kanan icon [Breaklines], kemudian pilih [Add Breaklines]
Tulis Descriptionnya, pilih Type [Standard], akhiri dengan click [OK] Kemudian pilih kontur polylines nya.. Surface 1 sudah terbentuk. Lakukan editing surface untuk pengecekan lebih lanjut.
===selamat mencoba===
Leave a Comment
December 22, 2011
[CAD-CIV-11]: Migrasi dari Land Development ke Civil 3D
Filed under: Civil3D — cadex @ 21:09
Sebelumnya saya telah mempunyai data alignment dan surface (dtm) dalam format land development 2006 (LDD 2006). Karena LDD 2006 sudah saya upgrade ke Civil 3D 2011 dan pekerjaan yang terdahulu dilanjutkan lagi, maka perlu dilakukan migrasi dari LDD 2006 ke Civil 3D 2011.
Sebelum dilakukan migrasi, berikut adalah informasi tentang LDD 2006 sebelumnya:
Unit : MeterCoordinate System : Indonesian Datum 1974Zone : 47N
Karena unit yang akan dipakai adalah ‘meter’, jalankan civil 3D dengan pilihan “civil 3d metric”
1. Setting Unit dan Coordinate System di Civil 3D, seperti yang telah diuraikan di section “Membuat file Autocad Civil 3D dengan satuan metric”
2. Import Surface atau DTM dari LDD.
Pada Menu civil 3D 2011, pilih [Insert], kemudian di group [Import] pilih [Land Desktop]
2.1. Pilih lokasi path land desktop, kemudian nama projectnya. kemudian pilih object yang ingin diimport. Saya hanya import satu DTM dan beberapa alignment.
2.2. Kemudian click [OK].
Selamat mencoba…trik sederhana di akhir tahun 2011
Leave a Comment
October 16, 2011
[CAD-CIV-10]: Perhitungan Sudut Rata-Rata dari Set Pengukuran Sudut di Civil3D (….salah hitung????)
Filed under: Civil3D, Tukang Ukur — Tags: fbk, survey command language, Surveying — cadex @ 21:55 Reference : Creating an Observation Using a
Face1 or Face2 Angle
Platform : Civil 3D 2011
File :
Pada posting sebelumnya telah diuraikan cara menghitung sudut dan jarak rata-rata dari beberapa set (seri) pengukuran sudut dan jarak menggunakan spreadsheet excel. Kali ini akan dicoba perhitungan rata-rata sudut dan jarak dengan civil 3d dan dicoba dibandingkan hasilnya.
Sesuai dengan referensi di atas:
“You can then input the measurements, using the Face1 (direct) and Face2 commands. These commands apply collimation (if set), and automatically average the sightings after you input observations”
Face1 (direct) atau kode F1 bisa kita definisikan sebagai pengukuran dengan kedudukan alat dalam posisi ‘Biasa’, sedangkan Face2 atau F2 adalah posisi kedudukan alat ‘Luar Biasa’. Beda sudut antara F1 dan F2 biasanya mendekati 180 derajat.
Data survey (observation) diinput ke civil 3d menggunakan fasilitas ‘survey command language’. Kumpulan dari Survey command language biasa disebut dengan istilah file fbk di civil 3D. Aplikasi atau cara setting bisa dilihat pada posting mengolah gambar cross section di civil 3d. Proses konversi dari data yang telah ditulis di spreadsheet excel ke civil 3d akan menggunakan fasilitas fbk ini.
Data di spreadsheet excel:
Catatan:
** Karena dalam civil 3d survey, kode point (titik) harus berupa angka bulat, maka untuk titik BMS1, BMS2 dan BMS3 dirubah menjadi angka bulat menjadi 1, 2 dan 3.
** Data ukuran yang akan dimasukkan adalah: kedudukan instrumen, target, bacaan sudut horisontal dan jarak horisontal (HD).
** unit jarak dinyatakan dalam METER dan sudut dalam format DMS.
** diasumsikan koordinat di titik 1 (BMS1) adalah (North,East) = (6000,5000), azimuth dari titik 1 ke 2 adalah 45° 30’ 15” dalam format DMS ditulis 45.3015
Urutan survey command languange:
No Survey Command Language Keterangan
1 UNITS METER DMS setting unit dalam meter dan sudut format DMS
2 NE 1 6000 5000 set koordinat di titik 1 adalah 6000N, 5000E
3 AZ 1 2 45.3015 azimuth dari titik 1 ke 2 45° 30’ 15”
4 STN 1 “BMS1” posisi alat (kedudukan instrument) di titik 1
5 BS 2 50.1128 Back sight ke titik 2
6 F1 2 50.1128 266.411 “BMS2” Bacaan kedudukan alat “Biasa” ke titik 2 (BMS2)-Seri#1
7 F1 3 65.1505 514.197 “BMS3” Bacaan kedudukan alat “Biasa” ke titik 3 (BMS3)-Seri#1
8 F2 3 245.1458 514.189 Bacaan kedudukan alat “Luar Biasa” ke titik 3 – Seri#2
9 F2 2 230.1121 266.408 Bacaan kedudukan alat “Luar Biasa” ke titik 2 – Seri#2
10 F1 2 50.1132 266.41 Seri#3
11 F1 3 65.1509 514.197 Seri#3
12 F2 3 245.1450 514.192 Seri#4
13 F2 2 230.1125 266.409 Seri#4
Tulis atau copy simpan kumpulan survey command language dalam notepad (atau file ascii) dengan ekstensi fbk. Misal filenya dinamai “poligon.fbk”.
14. Jalankan program civil 3D, kemudia click/pilih toolspace survey
Buat survey database baru, jika survey databases belum ada.
14.1. Click kanan [Survey Databases], kemudian pilih [New local survey database..]
14.2. Masukkan nama database, misal “terestris01”, kemudian click tombol [OK].
15. Edit survey database setting
15.1. Click kanan survey database [terestris01], kemudian piih [Edit survey database settings..]
15.2. Pada pilihan [Survey database setting], set pilihan sbb:
Coordinate Zone: jangan dirubah, krn koordinat masih lokal
Distance: Meter
Angle: Degress DMS
Direction: North Azimuth
Saat ini cukup setting di atas, untuk setting yang lain akan dibahas di posting berikutnya. atau bisa juga dibaca di posting terdahulu…
16. Buat Network baru.
16.1. Click icon [Networks] pada toolspace [survey], kemudian click [New]
16.2. Masukkan nama network, misal “KKH”
16.3. Jika diperlukan, masukkan juga keterangan deskripsinya.
16.4. Click OK
Network baru bernama [KKH] seharunya sudah ada di group [Networks]
17. Import FBK (observation) ke network
17.1. Click kanan network [KKH], kemudian pilih [Import]
17.2. Pilih [Import field book], kemudian pilih file fbk yang telah disimpan hasil dari konversi spreadsheet. Hasil dari tahapan nomer 1 sampai 13.
17.3. Kemudian click OK
18. Check hasil import FBK
18.1. Click icon [Setups] di group network KKH
18.2. Click kanan baris di bawah [Station Point]
18.3 Pilih [Edit observations]
18.4. Akan ditampilkan data set pengukuran sudut dan jarak.
19. Check hasil hitungan rata-rata sudut dan jarak
19.1. Click kanan network [KKH], kemudian pilih [Survey Command Window..]
19.2. Pada kotak command: masukkan
A 2 1 3
perintah di atas adalah untuk melihat atau menampilkan sudut dari titik 2 ke titik 3 dengan station di titik 1. hasilnya adalah
Angle: 15-03-31
19.3. Masukkan juga di kotak command:
D 1 2
perintah di atas adalah untuk menampilkan jarak dari titik 1 ke titik 2, hasilnya adalah
Distance: 266.409
20. Membandingkan dengan hasil hitungan excel
Civil 3D Excel
Sudut 15-03-31 15-03-34
Jarak 266.409 266.409
Review:
Terlihat bahwa hasil hitungan sudut di civil 3D, berbeda dengan hasil hitungan di excel. Karena dalam online help civil 3D menyatakan bahwa:
Face1/Face2 angles can be collected in any order. The only requirement is that the Face1 backsight be recorded first. If Face2 observations are recorded, then a corresponding Face2 backsight should also be recorded. In the case where Face2 foresight observations are recorded previous to the Face2 backsight, the Face2 backsight is assumed to be the Face1 backsight plus 180°.
Saya coba rubah urutan pengukuran di file FBK sehingga face2 foresight selalu tercatat sesudah backsight face2, ternyata hasil hitungannya tetep 15-03-31 bukan 15-03-34.
Sepertinya civil 3D selalu memperlakukan Face2 backsight is assumed to be the Face1 backsight plus 180°.
Berikut hitungannya dengan menggunakan excel untuk membuktikan pernyataan di atas:
Kesimpulan:
*** Untuk perhitungan sudut rata-rata (angle reduction), lebih baik menggunakan spreadsheet atau calculator.
*** Jika ingin memasukkan data ukuran ke civil 3d khusus untuk sudut, sebaiknya masukkan nilai rata2 yang telah dihitung terlebih dahulu.
===saya sudah submit masalah ini ke autodesk, semoga segera mereka punya solusi tentang masalah ini====
Leave a Comment
June 6, 2010
[CAD-MAP-10]: Update Text dari Excel ke Autocad Map (Bagian #2)
Filed under: Civil3D, Excel, Map — cadex @ 02:04 Referensi : Bagian #1
Platform : Civil 3D 2008 dan Excel 2003
Lokasi File :
Sambungan dari Bagian #1
9. Membuat Annotation
Dari menu ‘Map’, pilih ‘Annotation’, kemudian ‘Define Annotation Template’. Pada kotak dialog ‘Define Annotation Template’ cick ‘New’. Masukkan nama annotation, misal ‘PS’, kemudian click OK.
Muncul icon di block editor. Click icon paling kiri, kemudian tekan ENTER untuk membuat annotation baru.
Kita akan menambahkan informasi : Type, Diameter, dan Status yang diambil dari data Link Template di bawah text PS_ID.
Setting type :
Click tombol di kanan isian Value.
Pilih Type di bawah link template dbPS dalam group link templates, kemudian click OK.
Masukkan nama Attribute Tagnya misal “Type”
Tempatkan Tag tersebut di gambar.
Ulangi langkah tersebut untuk Diameter dan Status dengan Tag yang berbeda.
Sehingga tampilan di pada block editor menjadi:
Tambah TEXT di sebelah kiri tags, kemudian diputar 90 derajat. Diputar 90 derajat, karena disesuaikan dengan rotasi text PS_ID
Click base ‘Base Point Parameter’
Letakkan base point di sebelah kiri text “Type” sehingga tampilannya menjadi:
Tutup ‘Block Editor’ dan jangan lupa di save.
10. Insert Annotation ke AutoCAD.
Proses insert annotation ke gambar, melalui menu Map>>Annotation>>Insert Annotation
Kemudian muncul prompt memilih text yang telah di linked dengan link template. Proses pemilihan ini akan lama atau malah menjengkelkan jika obyek yang akan kita dipilih jumlahnya relatif banyak misal lebih dari 10 TEXT.
Untuk menghindari pemilihan yang membosankan sebaiknya obyek yang akan dilinked, sebaiknya dibuat di layer terpisah. Pada contoh ini text PS_ID digambar di layer TEXT.
Dengan fasilitas qselect (quick select), kita bisa memilih dengan cepat berdasarkan layer, object dll.
Ketik qselect di command: kemudian Enter
Lakukan setting seperti gambar di bawah:
Click OK, jika selesai.
Dari menu Map>>Annotation>>Insert Annotation
Pilih Annotation Template ‘PS’, kemudian click tombol ‘Insert’
Text setelah diupdate menjadi:
(00=[]=00) Selamat mencoba….
Leave a Comment
June 5, 2010
[CAD-MAP-10]: Update Text dari Excel ke Autocad Map (Bagian #1)
Filed under: Civil3D, Excel, Map — cadex @ 23:41 Referensi :
Platform : AutoCAD MAP atau civil 3D min versi 2008 dan Excel 2003
Lokasi File :
Awalnya saya melihat drafter sedang menambahkan text di AutoCAD dengan acuan data yang telah tersusun di Excel. Update text harus sesuai dengan informasi dalam tabel excel dengan acuan Kode Pipe Support (PS) yang telah ditulis di Excel maupun di AutoCAD. List data di excel ada sekitar 500 ribuan kode PS yang harus dituliskan di AutoCAD. Tentunya hal ini akan sangat lama kalo dilakukan secara manual.
Berikut gambaran pekerjaan yang diambil dari sebagian data dan penyederhanaan tabel di excel.
Gambar kiri atas adalah gambar autocad yang diupdate sesuai dengan list table di excel yang ada di gambar kanan bawah. Informasi Type PS (TYPE), Diameter (DIA) dan Status (STATUS) akan ditambahkan di sebelah kanan tulisan Kode PS.
Proses update ini bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan fasilitas annotation. Tulisan tentang manfaat lain dari annotation bisa di lihat http://cadex.wordpress.com/2009/11/26/cad-map-09-mencoba-annotation-scale-di-autocad/
Berikut langkah-langkahnya:
1. Membuat Named Range di Excel sebagai tabel database
Blok atau pilih range di excel mulai dari A1:D8
Masih dalam range terpilih, tulis nama tabelnya di daerah yang ditandai kotak merah. Pada contoh di samping nama tabelnya adalah dbPS
Save, kemudian tutup file excelnya.
2. Buka file autocad yang akan di update. INGAT!! program AutoCAD nya sebaiknya adalah Civil 3D atau AutoCAD Map. Saya belum pernah mencoba dengan AutoCAD biasa.
3. Jika Worspace Map (Task Pane Map) belum aktif, aktifkan workspace Map dengan mengetik di command: mapwspace
4. Pada ‘Task Pane’ AutoCAD Map, pilih Tab ‘Map Explorer’
5. Setting data source connection ke file excel.
Buka Windows Explorer, kemudian drag file excel ke ‘Task Pane’ AutoCAD Map.
6. Membuat ‘Link Template’
Click kanan tabel dbPS di group ‘Data Sources’ pada ‘Task Pane’ AutoCAD MAP, kemudian pilih ‘Define Link template’
Pada kotak dialog ‘Define Link Template’ check / pilih kolom ‘Key’ pada baris PS_ID
Kemudian click OK. Check folder (group) ‘Link Templates’, akan ditambahkan ‘Link Template’ baru bernama dbPS.
7. Membuat Link PS_ID di ‘Link Template’ ke Text PS_ID di autoCAD.
Click kanan link template dbPS di bawah group ‘Link Templates’, kemudian pilih ‘Generate Links…’
Lakukan setting seperti gambar di atas, kemudian click OK
Kemudian pilih Object TEXT yang akan di Link ke database.
Jika proses link selesai akan muncul pesan :
Command: _ADEGENLINK
Text objects to generate from: [Select/All]<All>: s7 found
7 object(s) to process.Checking unresolved links 7…done.Processing 7…done. 7 links created.Command:
8. Check Hasil Links yang sudah dibuat.
Double click template dbPS di bawah group ‘Link Templates’, kemudian pilih ‘Generate Links…’
Pada table ‘Data View’ di menu ‘Highlight’ pilih ‘AutoHighlight’, ‘AutoZoom’, ‘AutoSelect’ dan ‘Zoom Scale’. Set zoom scale ke 10 atau terserah Anda. Makin besar nilainya, maka makin jelas tinggi zoom levelnya.
Jika baris di dataview dipilih, maka otomatis text di AutoCAD akan terpilih dan ter-zoom ke lokasi yang sesuai dengan PS_ID.
==bersambung==
Comments (4)
November 22, 2009
[CAD-CIV-09]: Setting Section View pada Cross Section #3
Filed under: Civil3D — cadex @ 18:41 Referensi : bagian #2
Platform : Civil 3D 2009
Lokasi File :
Gambar cross section pada tahap sebelumnya:
3. Table Style: berisi informasi cut and fill.
Pada tab setting di toolspace civil 3D, pilih ‘Section View’>>’Tables Styles’>>’Basic’
Copy table style ‘Basic’ menjadi ‘earthwork’
Edit table style ‘earthwork’
Pada tab ‘Data properties’ di group ‘Text settings’, edit tinggi teks (‘Height’) = 2
Pada tab ‘Display’, set OFF untuk ‘Component type’: ‘Header Area Fill’ dan ‘Data Area Fill’
Click OK untuk menutup kotak dialog yang aktif.
4. Shape Style: merubah style arsiran
Pada tab setting di toolspace civil 3D, pilih ‘General>>’Multi Purpose Styles’>>’Shape Styles’>>’Cut Material’
Click kanan ‘Cut Material’, pilih ‘Edit’
Pada tab ‘Display’ di bawah ‘Component hatch display’.
Ganti ‘Pattern’=ANSI31, ‘Scale’=0.05
5. Section Label at Grade Breaks:membuat garis vertikal mulai dari grade breaks berakhir ke bottom of section view.
Pada tab setting di toolspace civil 3D, pilih ‘Section>>’Label Styles’>>’Grade Break’
Click kanan ‘Grade Break’, pilih new
Nama untuk style baru misalnya = Vertical Line @ Grade Breaks
Pada ‘Label Style Composer’ masukkan setting sebagai berikut:
Tab Property Sub Property Value
General Label Visibility true
Layout
Component Name: line
General Use End Point Anchor true
End Point Anchor End Anchor Grade Breaks Extension
Line Start Point X Offset 0
Start Point Y Offset 0
End Point X Offset 0
End Point Y Offset 0
click OK
Buat Section Label Sets Label Sets
Pada tab setting di toolspace civil 3D, pilih ‘Section>>’Label Sets’
Click Kanan ‘Label Sets’, pilih New
Tab Value
Information Vertical Line @ Grade Breaks
Labels Type = Grade BreaksSection Grade Break Label Style = Vertical Line @ Grade Breaksclick ‘Add’
Setting tabel untuk KolomDim anchor opt = Graph View BottomDim anchor value = 0Weeding = 0
click OK
Pilih section view pada salah satu cross section, kemudian click kanan, pilih ‘Section view group properties’
Tab Column Table Value
Section Views Style Canal Section 1:200H 1:100V [No vertical line]
Change band set Label Offset Elevation @ Grade Breaks
Style = EG Elevation @ Grade BreakSurface 1 = Main Canal SurfaceSurface 2 = Main Canal Surface
Style = FG Elevation @ Grade BreakSurface 1 = corrMainCanal MCSurface 2 = corrMainCanal MC
Style = Offset @ Grade BreakSurface 1 = Main Canal SurfaceSurface 2 = corrMainCanal MC
Change Volume Table Type = Total VolumeTable Style = earthworkclick Add
position of tablesX offset = 10
Section Change Label Name:MainCanalSurface = Vertical Line @ Grade Break
Name:CorrMainCanal MC = Vertical Line @ Grade Break
Style Name: EarthWork = Cut Material
click OK, sampai keluar dari kotak dialog ‘Section view group properties’
Gambar cross section menjadi:
Gambar di atas, elevasi dan offset diplot dengan interval tertentu.
Pada tahap ini akan dicoba mengubah tampilan dimana text atau label elevasi dan offset diletakkan di grade brake seperti gambar di bawah:
tabel di sebelah cross section adalah informasi tentang area cut and fill dan volume cut dan fillnya.
Sesuai dengan nomor yang ada pada gambar di atas, secara garis besar, setting yang berubah adalah
1. Band Styles: lokasi text elevasi dan offset diletakkan di perpanjangan garis grade breaks.
2. Section View Style: garis vertical tidak ditampilkan dan informasi elevasi di sumbu elevasi adalah angka bulat.
3. Table Style: berisi informasi cut and fill.
4. Shape Style: merubah style arsiran
5. Section Label at Grade Breaks: membuat garis vertikal mulai dari grade breaks berakhir ke bottom of section view.
Kalo masih bingung antara section view style dan section style:
section view style: berupa grid horisontal dan vertical berisi informasi offset, elevasi dan title cross section
section style: garis cross section.
Berikut tahapannya:
1. Modifikasi Band Style
Band style yang sudah ada dicopy kemudian dimodifikasi.
Pada tab ‘Setting’ pad ‘civil 3d toolspace’, pilih ‘Section View’>>’Band Styles’>>’Section Data’.
Click kanan band ‘EG Elevation’, kemudian pilih copy.
Pada kotak dialog ‘Section Data Band Styles’, lakukan setting sbb:
Tab Setting
Information Name=EG Elevation @ Grade Break
Display Component display set ON untuk:–>Ticks at Grade Break–>Label at Grade BreakComponen display set OFF untuk:–>Ticks at Major Increment–>Label at Major Increment
Band Details Label and ticks at:–>Grade Breaksclick ‘Compose label..’
Pada kotak dialog ‘Label Style Composer’, click icon ‘Create text component’. Akan muncul component name baru dengan nama “Text.1″. Lakukan setting sebagai berikut:
Component Name Property Value
Text.1 Name Elevasi Existing
Anchor Point Band Middle
Contents ‘click icon … di sebelah kanan tulisan “Label Text”–>pada properties, pilih ‘Section 1 Elevasi’–>hapus tulisan “Label Text”–>precision : 0.1–>click tanda panah–>click OK untuk menutup ‘Text Component Editor’
Text Height 2
Rotation Angle 90
click OK. Band style “EG Elevation @ Grade Break” untuk elevasi existing sudah jadi. Band style untuk Finished Elevation dibuat dengan cara mengopy band “EG Elevation @ Grade Break” menjadi “FG Elevation @ Grade Break”
Pada kotak dialog ‘Section Data Band Styles’, lakukan setting sbb:
Tab Setting
Information Name=FG Elevation @ Grade Break
Display tidak berubah
Band Details Title Text:–>click ‘Compose label..’–>pada property contents, click icon … di sebelah kanan tulisan “EXISTING ELEVATION”–> ganti tulisan menjadi “FINISHED ELEVATION”–> click OK, untuk kembali ke kotak ‘Section Data Band Styles’
kemudian pilih
Label and ticks at:–>Grade Breaksclick ‘Compose label..’
Pada band style “FG Elevation @ Grade Break”, lakukan setting pada ‘Label Style Composer’ sebagai berikut:
Component Name Property Value
Text.1 Name Elevasi Design
Anchor Point Band Middle
Contents ‘click icon … di sebelah kanan tulisan “Label Text”–>pada properties, pilih ‘Section 2 Elevasi’–>hapus tulisan “Label Text”–>precision : 0.1–>click tanda panah–>click OK untuk menutup ‘Text Component Editor’
Text Height 2
Rotation Angle 90
Buat band baru untuk offset dengan nama “Offset @ Grade Break” dengan meng-copy salah satu band di atas. Lakukan perubahan nama band dan setting seperti diuraikan di atas. Yang berbeda adalah saat di ‘Label Style Composer’
Component Name Property Value
Text.1 Name Offset
Anchor Point Band Middle
Contents ‘click icon … di sebelah kanan tulisan “Label Text”–>pada properties, pilih ‘Distance from Centerline‘–>hapus tulisan yg ada–>precision : 0.1–>click tanda panah–>click OK untuk menutup ‘Text Component Editor’
Text Height 2
Rotation Angle 90
Tiga band sudah jadi, tiga band ini kemudian akan digabung menjadi satu set dengan nama “Label Offset Elevation @ Grade Breaks”
Pada tab ‘Setting’ pad ‘civil 3d toolspace’, pilih ‘Section View’>>’Band Styles’>>’Band Sets’.
Click kanan ‘Band Sets’, pilih ‘New’
Pada tab ‘Information’ masukkan “Label Offset Elevation @ Grade Breaks” (tanpa tanda petik) di isian ‘Name’.
Di tab ‘Bands’, lakukan setting sebagai berikut:
Band type Select band style
Section Data EG Elevation @ Grade Break click ‘Add’
FG Elevation @ Grade Break click ‘Add’
Offset @ Grade Break click ‘Add’
Pada group ‘List of bands’ pilih ‘Location’='Bottom of section view’
Lakukan set table di List of bands:
Style Gap Weeding
EG Elevation @ Grade Break 1 0
FG Elevation @ Grade Break 1 0
Offset @ Grade Break 1 0
2. Section View Style
Copy section view style “Canal Section 1:200H 1:100V” menjadi “Canal Section 1:200H 1:100V [No vertical line]“, kemudian edit style baru sebagai berikut.
Pada kotak dialog ‘Section View Style’ di tab ‘Display’ set OFF untuk ‘Componen Type’ : ‘Grid Vertical Major’ dan ‘Grid Vertical Minor’.
Rubah tampilan cross section setting band dan section view di atas:
Pilih section view pada salah satu cross section, kemudian click kanan, pilih ‘Section view group properties’
Tab Column Table Value
Section Views Style Canal Section 1:200H 1:100V [No vertical line]
Change band set Label Offset Elevation @ Grade Breaks
Style:EG Elevation @ Grade BreakSurface 1:Main Canal SurfaceSurface 2:Main Canal Surface
Style:FG Elevation @ Grade BreakSurface 1:corrMainCanal MCSurface 2:corrMainCanal MC
Style:Offset @ Grade BreakSurface 1:Main Canal SurfaceSurface 2:corrMainCanal MC
click OK, sampai keluar dari kotak dialog ‘Section view group properties’
Sampai tahap ini, tampilan cross section akan seperti ini:
===bersambung ke bagian #3===
Leave a Comment
November 21, 2009
[CAD-CIV-09]: Setting Section View pada Cross Section #1
Filed under: Civil3D — cadex @ 12:19 Referensi : CAD-CIV-08
Platform : Civil 3D 2009
Lokasi File : di sini
Dari hasil post sebelumnya, hasil gambar cross section adalah :
1. Membuat Section View Style Baru
Click salah satu cross section, misalnya cross section di atas, kemudian click kanan dan pilih ‘Edit Section View Style’ kemudian pilih Tab ‘Graph’.
Perhatikan angka dalam ‘Curent horizontal scale’ dan ‘Vertical exaggeration’. Jika angka dalam ‘Current horizontal scale’=1000 dan ‘Vertical exaggeration’ =1, maka scala cross section yang dipilih adalah 1:1000 untuk scala horisontal (H) dan 1:1000 (V) untuk scala vertical.
Jika diinginkan cross section ditampilkan dalam scala 1:200 H dan 1:100 V, maka setting untuk ‘Current horizontal scale’ = 200 dan ‘Vertical exaggeration’=horizontal/vertical=200/100=2.
Click ‘cancel’ untuk menutup kotak dialog yang aktif.
Pada ‘Civil 3D Toolspace’, pilih tab ‘Setting’. Jika toolspace tidak tampil di layar, dari menu ‘General’, pilih ‘Toolspace’
Click tanda ‘+’ di sebelah kiri ‘Section View’ atau double click, kemudian double click ‘Section View Styles’ akan terlihat section view styles yang ada di drawings.
Kita akan membuat ‘Section View Style’ baru dengan nama “Canal Section 1:200H 1:100V”.
Click kanan ‘Section View Styles’, kemudian pilih ‘New’. Akan ditampilkan kotak dialog ‘Section View Style’
Lakukan setting seperti tabel berikut:
Tab Setting
Information Name = Canal Section 1:200H 1:100V
Graph Custom scale = 200, Vertical Exaggeration = 2
Grid Grid padding major = isikan semua dengan angka 0
Horizontal Axis Select axis to control = BottomMajor tick detail: Interval = 2 , Minor tick detail: Interval = 1
Vertical Axis Select axis to control = LeftMajor tick detail: Interval = 1 , Minor tick detail: Interval = 0.5Select axis to control = RightMajor tick detail: Interval = 1 , Minor tick detail: Interval = 0.5
Display Component Display = Bottom axis annotation major, Visible= Off
Kemudian clik OK
2. Mengganti Section View
Click kanan section, kemudian pilih ‘Section view group properties’.
Pada tab ‘Section Views’, di kolom ‘Style’, click nama ‘Section Style’ yang aktif (Road Section), kemudian diganti menjadi ‘Canal Section 1:200H 1:100V’
Click ‘Apply’ kemudian OK.
Tampilan cross section menjadi:
click icon annotation scale , kemudian pilih scale 1:200.
Tampilan cross section menjadi
Tampilan lebih rapi, tetapi kurang informatif.
3. Menambah informasi band ke sectiob view
Click kanan section di atas, pilih ‘Section view group properties’
Pada tab ‘Section Views’, di kolom ‘Change band set’, click symbol ‘…’
Pilih ‘View band set’ = “Major Station Offset and Elevations”, kemudian clik OK.
Lakukan setting berikut di kotak dialog ‘Section View Bands’:
Band type Style Surface1 Surface2 Weeding
Section Data EG Elevations MainCanalSurface MainCanalSurface 0
Section Data FG Elevation corrMainCanal MC corrMainCanal MC 0
Section Data Offset MainCanalSurface MainCanalSurface 0
click ‘OK’ sampai kotak dialog ‘Section view group properties’ tertutup.
tampilan cross section menjadi:
4. Merubah Band Style.
Terlihat label untuk offset masih susah dibaca. Dengan memutar label offset 90 derajat, maka label akan lebih mudah terbaca. Tahapan untuk memutar text tersebut adalah:
Pada ‘Civil 3D toolspace’ pilih ‘Setting’, kemudian double click ‘Section View’
Double click ‘Band Styles’ kemudian double click ‘Section Data’.
Di bawah ‘Section Data’, click kanan ‘Offset’, lalu ‘Edit’
Pada kotak dialog ‘Section Data Band Style’, pada group ‘Label and ticks’, click ‘Compose label’. Akan tampil kotak dialog ‘Label Style Composer’ sebagai berikut:
Lakukan setting sebagai berikut:
Component Name Property Setting Value
Dustance from Centerline Text Rotation Angle 90
click ‘OK’.
Jika gambar belum berubah, pada command prompt ketik regen.
==bersambung ke bagian #2==
Leave a Comment
July 1, 2009
[CAD-CIV-08]:Mengolah Gambar Cross Section di Civil 3D #6
Filed under: Civil3D — cadex @ 07:21 Referensi : Bagian #5
Platform : Civil 3D
Lokasi :
Masih di corridor properties untuk corridor corrMain Canal, click tab ‘Surfaces’.
click icon create corridor surface kemudian ganti nama surface misalnya menjadi ‘MC’.
Pilih nama surface ‘MC’, kemudian pada group ‘Add Data’ pilih ‘Data Type’= ‘Link’ dan
‘Specify Code’ = ‘Datum’ kemudian click icon . Tambahkan juga ‘Data Type’='Link’ untuk ‘Specify Code’='Daylight_Cut’. Tampilan corridor properties untuk surface adalah :
click Apply, kemudian OK.
Pada ‘Prospector’ surfaces di toolspace civil 3d, akan muncul surface baru bernama MC, yaitu surface yang dibuat dari corridor ‘corrMainCanal’.
7. Sampling Cross Section
setelah coridor dibuat sepanjang alignment, maka dapat dibuat potongan melintang (cross section) atau sampling cross section.
Pada contoh gambar cross section hasil dari pengukuran, cross section terletak di station 9+233, 9+333, 9+533 dan 9+633. Sampling di civil 3D juga akan dilakukan di station-station tersebut, walaupun sebetulnya kita juga bisa melakukan sampling di antara station tersebut atau dengan interval tertentu yang merupakan hasil interpolasi data lapangan atau interpolasi antar cross section.
Dari menu ‘Sections’ di civil 3D, pilih ‘Create Sample Line’
Akan muncul kotak dialog ‘Create Sample Line Group’. Masukkan Name= ‘Cross Section Main Canal’ kemudian click OK
Command:
Select an alignment <or press enter key to select from list>: <pilih alignment, atau tekan enter kemudian pilih ‘MainCanal’>Specify station along alignment: 9233 <masukkan station>Enter the left swath width<50.000m>: <masukkan lebar cross section sisi kiri centerline>Enter the right swath width<50.000m>: <masukkan lebar cross section sisi kanan centerline
ulangi untuk station 9333, 9533 dan 9633
8. Menampilkan Cross Section
Dari menu ‘Sections’ di civil 3D, pilih ‘Create Multiple Section View’
Jika muncul kotak dialog seperti di bawah,
click ‘Create Section Views’
kemudian pilih lokasi dimana cross section akan digambar.
Hasil gambar cross section:
zoom in:
9. Menghitung Cut and Fill.
Dari menu ‘Sections’ di civil 3D, pilih ‘Compute Material’
Pilih Alignement ‘MainCanal’ dan Sample Line Group ‘Cross Section Main Canal’
click tombol OK.
Setelah dilakukan ‘compute material, gambar cross ection, otomatis akan terarsir bagian cut-fill-nya
Dari menu ‘Sections’ di civil 3D, pilih ‘Generate Volume Report’
click OK untuk melihat hasilnya di InternetExplorer
Hasil perhitungan di Internet Explorer
==selamat mencoba===Untuk melakukan setting view cross section, silahkan click di sini #5
Comments (1)
June 24, 2009
[CAD-CIV-08]: Mengolah Gambar Cross Section di Civil 3D #5
Filed under: Civil3D — cadex @ 16:07 Referensi : Bagian #4
Platform : Civil 3D
Lokasi File :
6. Membuat Corridor
Assembly atau design yang telah dibuat pada Bagian #4 akan di aplikasikan di alignment ‘MainCanal’. Dalam civil 3D, proses penggabungan antara cross section design ke existing ground akan membuat object baru yang dinamakan dengan corridor.
Tahapan pembuatan corridor adalah:
Dari menu ‘Corridors’, pilih ‘Create Simple Corridor…’. Pada isian ‘Name’ masukkan nama corridor yang akan dibuat, misal, ‘corrMainCanal’, kemudian click OK.
akan muncul prompt sebagai berikut:
Select a baseline alignment <or press enter key to select from list>: <enter> <kemudian pilih alignment ‘MainCanal’>
Select a profile <or press enter key to select from list>: <enter> <kemudian pilih profile ‘DesignInvertLevel’>
Select an assembly <or press enter key to select from list>:<enter><kemudian pilih assembly ‘DesignCanal’>
pada kolom Object Name di kotak dialog ‘Target Mapping’, click di tulisan <Click here to set all>
kemudian pilih ‘MainCanalSurface’ sebagai target surface.
click OK untuk memproses corridor.
cek di toolspace civil 3D, pada tab ‘Prospector’ di bawah foder / icon ‘Corridors’ sudah corridor baru yaitu ‘corrMainCanal.
Untuk melihat cross section di corridor, pada menu ‘Corridors’, pilih ‘View/Edit Corridor’
Hasil object corridor sebelum di arsir slope adalah:
Corridor sebelum diarsir (A) Corridor setelah di arsir (B)
Untuk mengarsir seperti pada gambar B.
Pada tab ‘prospector’ di toolspace civil3D, , double click folder ‘Corridors’ kemudian click kanan ‘corrMainCanal’ lalu pilih ‘Properties’
Pada kotak dialog ‘Corridor Properties’, pilih Tab ‘Slope Patterns’ kemudian click tombol ‘Add Slope pattern’
pada prompt:
Select first corridor feature line: <pilih garis lebar canal sebelah kiri>
Select second corridor feature line: <pilih garis terluar corridor atau garis perpotongan slope dengan existing ground sebelah kiri>
Kemudian click ‘Apply’
ulangi untuk sisi kanan.
bersambung ke Bagian #6
Leave a Comment
June 22, 2009
[CAD-CIV-08]:Mengolah Gambar Cross Section di Civil 3D #4
Filed under: Civil3D — cadex @ 19:15 Referensi : Bagian #3
Platform : Civil 3D
Lokasi File :
5.3. Membuat Assembly dan sub assembly.
Pembuatan assembly ini dimaksudkan untuk membuat parameter design cross section untuk lebar invert level dan side slope, sedangkan untuk elevasi invert level sudah didefiniskan saat membuat profile design.
Sesuai dengan paramater design, typical design cross section adalah :
dari menu ‘Corridors’, pilih ‘Create Assembly’, masukkan nama assembly, misalnya ‘DesignCanal’
Kemudian click di area yang kosong pada bidang gambar.
Assembly akan ditampilkan sebagai berikut , elevasi di titik ini, akan sama dengan elevasi di profile design.
mulai dari titik assembly tersebut, dengan menggunakan object snap ‘insertion point’, buat polyline ke kanan dengan panjang 5meter.
Dari menu ‘Corridors’, pilih ‘Create Sub Assembly from Polyline’. Pilih polyline 5meter tadi. Namai Sub Assembly misalnya ‘StreamBed’, kemudian click OK
Sub Assembly menjadi :
Pilih subassembly (polyline 5meter), kemudian click kanan, dan pilih ‘Add Code’
Enter code: Crown <tulisannya harus sama, karena ini adalah nama built in di civil 3D>Select a subassembly point/link/shape: <pilih lingkaran kecil sebelah kiri>
Ulangi lagi memilih subassembly (polyline 5meter), kemudian click kanan, dan pilih ‘Add Code’
Enter code: ETW <tulisannya harus sama, karena ini adalah nama built in di civil 3D>Select a subassembly point/link/shape: <pilih lingkaran kecil sebelah kanan>
Ulangi lagi memilih subassembly, kemudian click kanan dan ilih ‘Add Code’
Enter code: DatumSelect a subassembly point/link/shape: <pilih garis antara 5 meter>
Pilih Sub Assembly, click kanan, ‘Add to Assembly’ kemudian pilih symbol Assembly.
Design lebar dasar sudah di set, sisi yang sebelah kiri akan dimirror dari sebelah kanan, sehingga total lebarnya adalah 10 meter.
Untuk mengatur side slope, digunakan sub-assembly built in civil 3D yaitu ‘LinkSlopeToSurface’
Aktifkan SubAssembly Tool Palletes dengan menekan tombol Ctrl+3
Pda Tol Palletes tersebut, pilih Tab ‘Metric Generic’, dalam tab tersebut, kemudian click icon ‘LinkSlopeToSurface’
Ketika muncul prompt:
Select marker point within assembly or [RETURN for Detached]:
Pilih lingkaran paling kanan. Tanda panah ‘LinkSlopeToSurface’ sudah menempel di subassembly StreamBed.
Pilih sub assembly ‘LinkToSlope’, click kanan, pilih ‘Sub Assembly Properties’. Saat Sub Assembly Properties ditampilkan pilih ‘Parameters’
Pilih Side Right, masukkan nilai slope 100%
click Apply, kemudian tutup dialog dengan tombol OK.
Assembly akan menjadi :
Pilih dengan crossing (perintah select) sub assembly StreamBed dan ‘LinkSlopeToSurface’
Masih dalam posisi terselect, click kanan, pilih mirror
Jika ada prompt:
Select marker point within assembly:
Pilih symbol assembly, sehingga assembly menjadi:
Bagian #5
Leave a Comment
[CAD-CIV-08]: Mengolah Gambar Cross Section di Civil 3D #3
Filed under: Civil3D — cadex @ 18:59
Referensi : Bagian #2
Platform : Civil 3D
Lokasi File :
4. Membuat Surface
Masih di Civil 3D, click ‘Tab Prospector’ pada tool space civil 3D. Click kanan folder (icon) surfaces, kemudian pilih ‘Create surface’.
pada isian property name, masukkan nama, misalnya “MainCanalSurface”. Kemudian Click OK
di bawah icon surfaces, pilih surface ‘MainCanalSurface’.
click tanda “+” di icon ‘Definition’ di bawah folder ‘MainCanal Surface”
Kemudian click kanan icon ‘Breaklines’, kemudian pilih ‘Add..’
Pada kotak dialog ‘Add Breaklines’, masukan nama breakline, misal ‘cross’, kemudian click ‘OK’
Pilih empat buah figure cross section yang akan dibuat sebagai breaklines
Tergantung, dari style surface yang aktif, maka proses pembuatan surface dapat ditampilkan sebagai berikut:
5. Memasukkan parameter design
Jika hasil design canal adalah :
Station Lebar Dasar(meter)
Elevasi Dasar
(meter)
Side Slope(H:V)
Slope %
9233 10 8.0 1:1 100%
9633 10 7.5 1:1 100%
maka tahapan memasukkan parameter design tersebut adalah:
5.1. Membuat alignment melalui centerline canal
5.2. Membuat profile existing dan design
5.3. Membuat Assembly dan sub assembly
5.1. Membuat alignment melaluti centerline cross section.
Dengan asumsi masih menggunakan template “_AutoCAD Civil 3D (metric) NCS Extended’, saat membuat gambar baru di civil 3D, pilih layer ‘C-STRM-CNTR’ sebagai layer yang aktif.
Buat polyline di layer tersebut melalui titik tengah cross section.
Dari menu civil 3D ‘Alignments’, pilih ‘Create Alignment from Polyline’, kemudian pilih polyline yang telah dibuat tadi.
Masukkan nama alignment misal ‘MainCanal’
dan starting station 9+233. Akhiri dengan click OK
Check tab ‘Prospector’ di toolspace civil3D. Di bawah folder alignments, akan muncul alignment baru bernama ‘MainCanal’
5.2. Membuat profile existing dan design.
Pada menu civil 3D ‘Profiles’, pilih ‘Create Profile from Surface’.
Pilih algnment sesuai dengan nama alignment yang telah dibuat pada tahap 5.1, nama surface sesuai dengan hasil tahap 4 dan pada pilihan ‘To Sample’ cross section ada di range tersebut.
Click tombol ‘Add’ Untuk membuat Profile List. Click OK jika sudah selesai.
Tahap selanjutnya adalah menggambar profile existing
Pada menu civil 3D ‘Profiles’, pilih ‘Create Profile View’.
setting di dalam kotak biru akan dibahas pada posting berikutnya..
Click tombol ‘Create Profile View’, kemudian pilih lokasi penggambaran profile di autocad.
Tahap selanjutnya adalah menggambar profile design
Pada menu civil 3D ‘Profiles’, pilih ‘Create Profile by Layout’
Pilih profile view yang telah dibuat. Jika ada kotak dialog ‘Create Profile – Draw New’, click OK saja.
sehingga ditampilkan ‘Profile Lay Out Tool’
Click icon ‘Insert PVIs – Tabular.
Isikan Station dan elavasi sesuai dengan design.
Saat pengisian station, masukkan tanpa tanda ‘+’,
contoh untuk station 9+633, maka pada kolom station cukup dimasukkan angka 9633
Gambar gabungan profile existing dan design,
Garis merah adalah, gambar profile existing, sedangkan garis di bawahnya adalah profile design.
Bersambung ke Bagian #4
Leave a Comment
June 21, 2009
[CAD-CIV-08]: Mengolah Gambar Cross Section di Civil 3D #2
Filed under: Civil3D — cadex @ 10:48 Referensi : Bagian #1
Platform : Civil 3D
Lokasi File : contoh cross dan autolisp
2. Membuat FIGURE ‘centerline’
Sebelum saya meneruskan tulisan ini, saya coba menjalankan file field book yang yang telah di buat di bagain #1, ternyata hasilnya tidak sesuai yang aku harapkan. Figure cross section tidak terbentuk secara otomatis, walaupun titik-titik survey terplot sepanjang centerline. Padahal figure ini akan dijadikan breakline saat pembentukan surface atau TIN (Triangle Irregular Network).
Terus terang aku kesulitan menjelaskan definisi breakline, berikut kutipan definisi dari beberapa sumber:
Breaklines define and control surface behavior in terms of smoothness and continuity. As their name implies, breaklines are linear features. They have a significant effect in terms of describing surface behavior when incorporated in a surface model such as a triangulated irregular network (TIN). Breaklines can describe and enforce a change in the behavior of the surface. Two types of breaklines are included in this layer: hard and soft. Hard breaklines define interruptions in surface smoothness and are typically used to define streams, ridges, shorelines, building footprints, dams, and other locations of abrupt surface change. Soft breaklines are used to ensure that known “Z” (elevation) values along a linear feature (such as a roadway) are maintained in a TIN. Soft breaklines can also be used to ensure that linear features and polygon edges are maintained in the TIN surface model by enforcing the breakline as TIN edges. Soft breaklines, however, do not define interruptions in surface smoothness.source:http://www.mass.gov/mgis/l.htm
A breakline is a feature line or polyline representing a stream channel, ridge or some other feature that you wish to preserve in a TIN. In other words, a breakline is a series of edges that the triangles should conform to. Breaklines can be very useful when trying to eliminate unwanted pits on the interior of a TIN.soruce:http://www.ems-i.com/wmshelp/Terrain_Data/TIN/Triangles/Breaklines.htm
Kalo aku pakai bahasa sendiri, breakline itu akan menjaga atau mencegah dan mengatur terbentuknya TIN yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan hasil survey. Ini salah satu alasan saat pembuatan TIN sket hasil pengukuran lapangan akan sangat membantu dalam pembuatan TIN yang akurat.
kembali ke field book survey:
Figure tidak terbentuk karena saat pembuatan figure di file field book tidak boleh menggunakan tanda petik dua (“), sehingga command line field book
BEGIN “9233.00″ diganti dengan BEGIN 9233.00 demikian juga untuk mengakhiri figure END “9233.00″ menjadi END 9233.00
agar hal ini bisa langsung dibuat secara otomatis saat pemilihan gambar cross section, maka syntax di autolisp dirubah sebagai berikut:
asal syntax:
(write-line (strcat “BEGIN “ “\”" (rtos sta 2 2) “\”") f)
menjadi:
(write-line (strcat “BEGIN “ (rtos sta 2 2)) f)
asal syntax
(write-line (strcat “END “ “\”" (rtos sta 2 2) “\”") f)
menjadi:
(write-line (strcat “END “ (rtos sta 2 2) ) f)
silahkan click di sini untuk download autolisp yang sudah direvisi.
Syarat agar data cross section yang hanya berupa offset (jarak) dan elevasi dapat terplot (tergambar) secara benar, maka perlu didefinisikan figure centerline cross section sebagai baseline. Misal centerlinenya diberi nama ‘MC’ dimulai dengan station di 9200, maka perintah di field book ditambahkan perintah survey command line: CL IS MC 9200 di baris awal.
file field book menjadi:
setting database survey di civil 3D
Sekarang jalankan Civil 3D
1. Buat gambar baru dengan memilih template ‘_AutoCAD Civil 3D (metric) NCS Extended’
2. Aktifkan ‘Survey Toolspace’
3. Buat Survey Database misal ‘ProyekDrainasi’ dan Setting Unit Distance ke ‘meter’. Caranya ada di [CAD-CIV-02]
4. Buat Network Baru, misal ‘MainCanal’. caranya ada buat network ada di [CAD-CIV-02]
5. Buat polyline baru yang nantinya akan dirubah menjadi figure centerline. Panjang polyline minimal sama dengan panjang station cross section. Dalam contoh, cross section dimulai di sta 9233.00 sampai 9633.00 maka panjang polyline minimal (9633-9233)=400 meter, untuk amannya kita buat polyline dengan panjang 500meter
6. Jika polyline sudah dibuat, dari tool space survey, click kanan ‘Figures’, kemudian pilih ‘Create figure from object’, kemudian pilih polylinenya.
7. di property name, masukkan nama figure ‘MC’. Nama ini harus sesuai dengan nama yang telah didefinisikan di file field book
3. Import Field Book.
1. Masih di civil 3D, click kanan Network ‘MainCanal’, kemudian pilih ‘Import Field Book’
2. Pilih file field book (*.fbk), pada setting property import field book, set ke ‘Yes’ pada value ‘Insert figure objects’, akhiri dengan click OK.
3. Proses import berlangsung. Hasil import ini akan terbentuk 4 buah figures baru. Hasilnya akan seperti gambar berikut:
lanjut ke bagian-3
====bersambung========
Leave a Comment
June 19, 2009
[CAD-CIV-08]: Mengolah Gambar Cross Section di Civil 3D #1
Filed under: Civil3D — cadex @ 10:11 Referensi :
Platform : AutoCAD dan Civil 3D
Lokasi File : contoh cross dan autolisp
Pada saat pelaksanaan proyek “Soil Investigation and Detail Engineering of Duri Canal Improvement” di area kerja chevron, tahun 2006, saya menerima banyak gambar cross section existing canal dari contractor yang harus diproses lebih lanjut untuk analisa canal capacity.
berikut adalah salah satu contoh gambar yang aku terima dari kontraktor tersebut:
zoom in dari kotak warna merah:
Saat itu saya masih menggunakan autodesk land development versi 2006 lengkap dengan civil design dengan versi yang sama.
Dengan menggunakan program bantu autolisp untuk mengkonversi gambar polyline cross section ke textfile yang berisi list offset dan elevation, proses migrasi atau transformasi dari gambar cross section ke civil design dapat dilakukan menggunakan fasilitas import existing cross section dari file ascii di civil design 2006.
Sayangnya fasilitas tersebut sudah disupport lagi di Civil 3D.
Pada tulisan berikut akan digunakan cara lain untuk melakukan konversi polyline cross section ke civil 3D. Tahapannya adalah :
1. membuat file field book yang berisi perintah ‘survey command line’ untuk membuat titik baru sepanjang garis centerline dengan input station, offset dan elevation. Perintah ‘survey command line yang dipakai adalah : XS EL (point) [offset] [elevation] (description)
2. membuat FIGURE ‘centerline’, panjang figure harus disesuaikan dengan panjang station cross section yang akan diproses.
3. Import field book yang telah dibuat pada tahap 1, untuk membuat titik detil sepanjang figure centerline.
4. Membuat surface dari titik-titik yang telah dibuat.5. Memasukkan parameter design.6. Membuat corridor.7. Melakukan sampling cross section.8. Menampilkan cross section dengan parameter design.
1. Membuat field book dari gambar cross section
sebelum field book dibuat, pastikan bahwa polyline sepanjang existing ground (tanah asli) tidak ada yang terputus. Pastikan juga bahwa vertex bergerak dari kiri ke kanan, gunakan perintah ‘pedit’ untuk melakukan pengecekan arah pergerakan vertex sepanjang polyline.
Proses konversi ke field book, menggunakan autolisp di bawah:
(defun NamaFile()(setq acaddoc (vla-get-activedocument (vlax-get-acad-object)))(setq lokasifull (vla-get-fullname acaddoc))(setq folder (substr lokasifull 1 (- (strlen lokasifull) (strlen (vla-get-name acaddoc)))))(setq nm (vla-get-name acaddoc))(setq nodwg (substr nm 1 (- (strlen nm) (strlen “.dwg”))))(setq loc (strcat folder nodwg “.fbk”))(vlax-release-object acaddoc)(setq NamaFile loc))(defun c:xs()(vl-load-com)(setq f (open (NamaFile) “w”))(setq vs (getreal “\nFaktor Skala Vertikal: “))(setq ent (car(entsel “\nPilih polyline>>”)))(write-line “AUTO ON” f);aktifkan auto numbering(while (/= ent nil);jika ada object yang terpilih(setq obj (vlax-ename->vla-object ent));convert entity name ke object vlisp (objec activexautomation)(if (= (vla-get-objectname obj) “AcDbPolyline”);hanya object polyline yang akan diproses(progn(setq sta (getreal “\nSta :”))(setq cs (getpoint “\ncenter cross section>>”))(setq es (getreal “\nelevasi center line: “))(setq xyColl (vlax-safearray->list (vlax-variant-value (vla-get-coordinates obj))));ambil koordinat(write-line (strcat “XS ” (rtos sta 2 2)) f);set cross section yang aktif(write-line (strcat “BEGIN “ “\”" (rtos sta 2 2) “\”") f);memulai nama figur sesuai dengan sta
(setq i 0)(setq dx (nth i xyColl))(while (/= dx nil)(setq j (+ i 1))(setq ycs (car (cdr cs)));koordinat y centerline (Rev.1)(setq yj (nth j xyColl));koordinat y tiap vertex (Rev.1)(setq dz (/ (- yj ycs) vs));beda antara koordinat y centerline dan vertex dibagi faktor skala vertikal (Rev.1)(setq elevasi (+ es dz));elevasi cross section (Rev.1);(setq dz (/ (nth j xyColl) vs))(setq offset (- dx (car cs)));(setq elevasi (+ es (- dz (car (cdr cs)))))(write-line (strcat “XS EL ” (rtos offset 2 2) ” ” (rtos elevasi 2 2) ” ” “\”" (rtos sta 2 2) “\”") f)(setq i (+ j 1))(setq dx (nth i xyColl)));end while(write-line (strcat “END “ “\”" (rtos sta 2 2) “\”") f);menutup figure(vlax-release-object obj);release memory);end progn(print “Bukan object polyline”));enf if acdbpolyline(setq ent (car(entsel “\nPilih polyline>>”))));end while(close f);menutup file);end xs
Jika autlolisp dijalankan, isikan input yang dimaksud sebagai berikut:
commmand:xs<enter>Faktor Skala Vertikal: 1 <enter>Pilih polyline>>Sta:elevasi centerline:
perbandingan angka penyebut antara skala horisonal dengan skala vertikal. Jika skala horisontal 1:1000 dan vertikal 1:100, maka Faktor Skala Vertikal=(1000/100)=10Click atau pilih polyline cross sectionMasukkan angka stationnya tanpa tanda plus. Jika station tertulis 9+233, masukkan angka 9233
Masukkan elevasi tanah di centerline cross section atau offset=0
ulangi proses di atas, sampai semua polyline cross section terpilih.
Berikut adalah contoh hasil proses konversi tersebut dalam bentuk file format field book survey.
lanjut ke bagian-2
==============BERSAMBUNG ========================
Comments (3)
May 22, 2009
[CAD-CIV-07]: Import data dari Total Station ke Civil 3D Bagian #4
Filed under: Civil3D, Tukang Ukur — cadex @ 10:57 Referensi : Import data dari Total Station ke
Civil 3D Bagian #3
Platform : Civil 3D
Lokasi File : download autolisp dan contoh gsi
Pada bagian sebelumnya, telah diuraikan cara mengeplot dan menghitung data hasil pengukuran polygon dari Total Station (TS) leica TC407 ke Civil 3D.
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaiman cara menggambarkan hasil pengukuran detail dari alat yang sama
Cuplikan data asli hasil dari TS adalah:
dari data di atas, point number masih berupa alpha numeric sehingga perlu dirubah menjadi numeric. Agar point number ini tidak sama dengan point number polygon yang telah didefiniskan pada bagian yang lalu, maka point number tersebut diberi dengan konstanta penambah 100000.
point number, akan diambil dari 4 angka setelah word index. Misal point number untuk baris kedua *110002, maka point number untuk titik tersebut akan dirubah menjadi 100000+2=100002. Sehinga baris kedua menjadi *110002+0000000000100002.
Dengan bantuan program autolisp terlampir proses perubahan point number dari alpha numeric ke numeric bisa dilakukan dengan cepat.
;;; ————————————————————————–;;;; 3. fungsi: merubah Point Number Leica GSI16 dari alphanumeric ke numeric;;; format input file : Leica GSI16 File;;; ————————————————————————–;(print “gsi_num : merubah Point Number Leica GSI16 dari alphanumeric ke numeric”)(defun c:gsi_num()(setq nama (getfiled “Pilih file GSI16 pointNumber alphanumeric” “” “gsi” 8));jika user menekan tombol cancel, tdk dijalankan(if (/= nama nil)(progn(setq fileLama (open nama “r”))(setq namaBaru (strcat (substr nama 1 (- (strlen nama) 4)) “num.gsi”))(setq fileBaru (open namaBaru “w”));secara default, point number akan mengambil mulai kolom ke 4 sebanyak 4 karakter.(setq lineInput (read-line fileLama))(while (/= lineInput nil)(setq strWI (substr lineInput 2 2))(cond((= strWI “41″)(write-line lineInput fileBaru));strWI “41″((= strWI “11″);*110062+00000000016 3000(setq pntNumeric (substr lineInput 4 4));0062(setq pntNumeric (format16 pntNumeric));0000000000000062(setq pntNumeric (strcat (substr lineInput 1 8) pntNumeric));*110062+(setq lineNew (vl-string-subst pntNumeric (substr lineInput 1 24) lineInput))(write-line lineNew fileBaru));strWI=11);end cond(setq lineInput (read-line fileLama)));end while(close fileBaru)(close fileLama));end prgn);end if);end defunc
(defun Format16(strInput)(setq strLeft (rtos 1.0 2 (- 16 (strlen strInput))))(setq rtn (strcat (vl-string-subst “” “1.” strLeft) strInput)))
Setelah dirubah point numbernya baru file GSI16 dirubah menjadi FBK dengan autolisp berikut:
;;; ————————————————————————–;;;; 4. fungsi: merubah Leica GSI16 pengukuran detail ke Autodesk Field Book (fbk);;; format input file : Leica GSI16 File;;; ————————————————————————–;(print “gsi_ss : konversi gsi pengukuran detail (sight shot) ke Autodesk Field Book (FBK)”)
(defun c:gsi_ss()(setq nama (getfiled “Pilih file GSI16 hasil pengukuran sight shot yang akan dirubah ke FBK” “” “gsi” 8));jika user menekan tombol cancel, tdk dijalankan(if (/= nama nil)(progn
(setq file (open nama “r”))(setq namaFbk (strcat (substr nama 1 (- (strlen nama) 4)) “.fbk”))(setq fileFbk (open namaFbk “w”))(setq DataFile (Read-line file))(setq k -1)(setq fltTinggiAlat 0.0)(while (/= DataFile nil)(cond((= (substr DataFile 2 2) “41″)(setq pCode (substr DataFile 9 16))(setq pCode (vl-string-left-trim “0″ pCode)));end cond=41((= (substr DataFile 2 2) “11″)(setq j 2 k (+ k 1))(while (<= j 146)(setq wi (substr DataFile j 2))(setq isiWI (substr DataFile (+ j 7) 16))(cond((= wi “11″)(setq FS (itoa (atoi isiWI)))(if (= FS “0″)(progn(alert “Point Number masih berupa alpha numeric !!!, ketik gsi_num untuk merubah menjadi numeric”)(close file)(close filefbk)(exit));progn);end if(setq FS (itoa (+ (atoi isiWI) 100000)));point number ditambah 100000)((= wi “88″)(setq TinggiAlat (rtos (/ (atoi isiWI) 1000.0) 2 3)))((= wi “87″)(setq TinggiTarget (rtos (/ (atoi isiWI) 1000.0) 2 3)))((= wi “21″)(setq SudutHorizontal (rtos (/ (atof isiWI) 100000.0) 2 5)))((= wi “22″)(setq SudutVertikal (rtos (/ (atof isiWI) 100000.0) 2 5)))((= wi “31″)(setq JarakMiring (rtos (/ (atoi isiWI) 1000.0) 2 3))));cond(setq j (+ j 24)));end while j=2 to 146(if ( /= fltTinggiAlat (atof TinggiAlat))(progn(write-line (strcat “STN -9999 ” TinggiAlat) fileFbk)(write-line “BS -8888″ fileFbk)));end progn endif(write-line (strcat “PRISM ” TinggiTarget) fileFbk)(write-line (strcat “AD VA ” FS ” ” SudutHorizontal ” ” JarakMiring ” ” SudutVertikal ” ” “\”" pCode “\”") fileFbk)(setq fltTinggiAlat (atof TinggiAlat)));end cond = 11);end cond(setq DataFile (Read-line file)));end while open file(close file)(close fileFbk));progn);enf if
)
Jika file input adalah “ssnum.gsi”, maka file outputnya akan menjadi file “ssnum.fbk”.Karena file GSI hasil download tidak ada informasi tempat berdiri alat (STN) dan Backsight (BS), maka file hasil FBK harus diedit dengan memasukkan point number untuk STN dan BS sesuai dengan skets pengukuran di lapangan.
Hasil FBK dari running autolis, secara default memberi point number -9999 untuk Station dan -8888 untuk Backsight. Angka-angka inilah yang harus dirubah sesuai dengan sket lapangan.
Contoh file fbk sebelum dirubah:
STN -9999 1.423BS -8888PRISM 3.150AD VA 100002 257.03140 2.832 65.49450 “SH”PRISM 3.150AD VA 100003 265.09390 15.907 85.13410 “SH”PRISM 3.150AD VA 100004 260.44110 27.096 88.06420 “SH”PRISM 3.150AD VA 100005 259.27220 40.295 89.05430 “SH”PRISM 3.150AD VA 100006 259.48350 47.686 88.57080 “SH”
Setelah dirubah dengan memasukkan nomer station dan backsight, cuplikan file fbk menjadi :
STN 2 1.423BS 1PRISM 3.150AD VA 100002 257.03140 2.832 65.49450 “SH”PRISM 3.150AD VA 100003 265.09390 15.907 85.13410 “SH”PRISM 3.150AD VA 100004 260.44110 27.096 88.06420 “SH”PRISM 3.150AD VA 100005 259.27220 40.295 89.05430 “SH”PRISM 3.150AD VA 100006 259.48350 47.686 88.57080 “SH”
file “ssnumEdited.fbk” adalah versi lengkap file FBK yang sudah diedit.
Masih di network, import field book “ssnumEdited.fbk”. Silahkan lihat di bagian #1 jika lupa caranya import field book (FBK).
Pada setting ‘Import Field Book’, set ‘Show Interactive Graphics’ ke ‘Yes’.
Buka ‘DescKey Editor’ seperti di Bagian#3, untuk mengeplot titik detail tersebut ke gambar. Pada ‘DescKey’ editor ini, akan ditambah dua Description Key kode SH untuk spot height dan JL untuk jalan.
Masih di toolspace civil 3D, click kanan folder ‘Survey Points’, pilih ‘Point’ kemudian ‘Insert into drawings’
titik cross section sudah tergambar di civil 3D.
Kesimpulan:
1. File hasil download adalah hasil dari pengukuran TS Leica 407. Untuk type total station yang lain program autolisp yang telah ditulis akan tidak sesuai.
2. Jika hasil pengukuran akan diolah di civil 3D, selalu gunakan format point number NUMERIC
3. Coba gunakan fasilitas Survey Data Link atau stringer connect, untuk konversi type data dari TS yang lain ke FBK. Analisa hasilnya apakah sesuai dengan actual pengukuran di lapangan. Saya telah coba konversi hasil pengukuran TS Leica 407 dengan program ini, ternyata hasil konversinya, tidak sesuai dengan hasil lapangan.
Leave a Comment
[CAD-CIV-06]: Import data dari Total Station ke Civil 3D Bagian #3
Filed under: Civil3D, Tukang Ukur — cadex @ 10:52 Referensi : Bagian #2
Platform : Civil 3D
Lokasi File :
Sambungan dari Bagian #2.
Pada toolspace survey, click kanan icon ‘Points’, kemudian pilih ‘Edit’. Akan ditampilkan panorama Survey Point Editor seperti di bawah :
Pada kolom description dikelompokkan menjadi dua kelompok dengan point style yang berbeda yaitu
Point Style Keterangan
Benchmark menggambarkan titik dengan description yang diawali dengan huruf GPS dan DR
STA menggambarkan titik dengan description yang diawali dengan huruf STA
Type Point Style di atas, menggunakan point style yang ada di template ‘_AutoCAD Civil 3D (metric) NCS Extended’. Pada bagian #1, telah disarankan untuk menggunakan template tersebut sebelum melakukan import FBK.
Karena setting drawings dan setting survey database tidak link (berdiri sendiri-sendir), maka pada drawings aktif yang aktif perlu disetting juga drawing unit dan zone sesuai dengan setting survey database.
Pada Toolspace Civil 3D, pilih Tab Setting
Pastikan pada pilihan teratas adalah ‘Active Drawing Settings View’
Click kanan, icon gambar yang aktif (survey), kemudian pilih ‘Edit Drawing Settings’
Pastikan bahwa drawing units adalah meters
Pada isian ‘Selected Coordinate System Code’, masukkan code ‘UTM84-47N. Isian ini sama dengan isian di survey database.
Akhiri dengan click tombol ‘OK’
Masih di toolspace civil 3D tab settings, double clicks icon ‘Point’
Kemudian click kanan ‘Civil 3D’ di bawah folder ‘Description Key Sets’
Pilih ‘Edit Keys…’
Akan ditampilkan panorama ‘DescKey Editor’
Pada ‘DescKey Editor’ kita akan menambah DescKey baru dengan code GPS* dan DR* dengan point style ‘Benchmark’, sedankan untuk DescKey STA*
menggunakan yang sudah ada di template.
Pada ‘DescKey Editor’, arahkan pilih code pertama (STA*), kemudian cick kanan, pilih ‘New’
Masukkan Code GPS* di kolom Code dan Pilih Label Style dan Layer yang diinginkan.
Ulangi untuk code DR*, sehingga tampilan di ‘DescKey Editor’ menjadi:
Jika selesai, click tombol .
Masih di Toolspace Civil 3D, pilih Tab Survey.
Click Kanan icon ‘Survey Points’
Pilih ‘Points’ , kemudian ‘Insert into drawings’
Titik pengukuran poligon akan terlihat seperti di bawah:
Jika ingin dirubah tampilan labelnya, dapat dilakukan modifikasi di Point Label Style pada Tab Setting di toolsapce civil 3D.
===bersambung ke bagian #4===
Lokasi File :
Masih di toolspace survey, di bawah folder networks pilih network dimana file FBK diimpor
pilih icon traverse, kemudian pilih ‘New’
Pada ‘Traverse Propery’, isikan :
Name: poligon01
Initial Station: 2
Initial Backsight : 1
Isian Stations dan Final Foresight akan terisi sendiri sesuai dengan jalur polygon.
Click ‘OK’ jika sudah selesai.
Click kanan poligon01, dibawah folder ‘Traverses’, kemudian pilih ‘Traverse Analysis’.
Masukkan persyaratan ketelitian horisontal dan vertical. di baris horizontal closure limit dan vertical closure limit.
contoh, jika ketelitian horisontal dan vertikal adalah 1:10000, maka pada baris dimasukkan hanya angka 10000
Hasil ketelitian polygon adalah :
Angular error = -0-00-10Angular error/set = -0-00-02 UnderElevation error : 0.0193Error North : -0.0832Error East : 0.0545Absolute error : 0.0994Error Direction : S 33-13-00 EPerimeter : 1092.7524Precision : 1 in 10988.2591Number of sides : 4
Hasil perhitungan perataan koordinat dan elevasi tidak langsung di gambar di Civil 3D, tetapi hanya update di survey database.
Seandainya diketahui bahwa koordinat tersebut adalah sistem koordinat UTM Zone 47N, maka Jika diinginkan hasil perhitungan koordinat ditambah inormasi lintang dan bujur, maka survey database harus di set Coordinate zone ke Zone 47N.
Setelah dilakukan setting Zone UTM, click Update Network Canals.
Hasil perhitungan poligon lengkap dengan hitungan lintang bujur adalah sebagai berikut:
Pada Bagian #3 akan diuraikan cara mengeplot titik-titik tersebut dalam Civil 3d dengan menggunakan fasilitas point style.
Leave a Comment
[CAD-CIV-04]: Import Data dari Total Station ke Civil 3D Bagian #1
Filed under: Civil3D, Tukang Ukur — cadex @ 10:18 Referensi : [CAD-CIV-02] : Perhitungan
Polygon di Civil 3D.Platform : Civil 3D 2009
Lokasi File : download file
Saya menerima data pengukuran poligon dari alat Total Station Leica TC407 dengan format sebagai berikut:
Cuplikan data pada baris pertama adalah :
*410061+00000000016 3000 42….+0000000000000000 43….+0000000000000000 44….+0000000000000000 45….+0000000000000000 46….+0000000000000000 47….+0000000000000000 48….+0000000000000000 49….+0000000000000000
sedangkan untuk baris kedua :
*110062+00000000016 3000 21.324+0000000010917180 22.324+0000000009006300 31…0+0000000000042905 51….+000000000048+034 87…0+0000000000001710 88…0+0000000000001563
untuk membaca data tersebut saya berkunjung ke web site leica kemudian menemukan e-book berjudul “GSI ONLINE for Leica TPS” by M. Muller.
Setelah membaca manual tersebut, ternyata format file hasil download termasuk type GSI16 dengan contoh susunan sebagai berikut:
Word Index (WI) di file hasil download TC407 adalah:
Word Index Keterangan
41-49 Point Code atau keterangan titik
11 Point Number
21 Sudut Horizontal format ddd.mmss
22 Sudut Vertikal forma ddd.mmss
31 Slope Distance
51 PPM
87 Tinggi Targer (prisma)
88 Tinggi Alat
Yang perlu diperhatikan dalam file hasil download ini adalah penamaan nomor titik poligon pada WI code “11″. Contoh “110062+00000000016 3000″, maka nomor titik poligonnya adalah “16 3000″. Penomoran titik tidak bisa diterima oleh civil 3D karena penomeran tersebut masih berupa alphanumeric (ada spasi, kalo nggak ada spasi bisa dikategorikan numeric). Agar bisa diproses oleh civil 3D, maka untuk WI code “11″, dirubah menjadi :
Pont Number Asal Point NUmber Baru
16 3000 3000
16 3100 3100
16 3200 3200
GPS16 1A 4
GPS16 1 5
Silahkan gunakan macro excel visual basic berikut untuk melakukan perubahan:
Sub RubahPntNo_AlphaKeNumeric()Dim gsiOri As String, f, strLine As String, strPno As String, i As Integer, gsiOut As String‘membuka file gsif = Application.GetOpenFilename((“GSI 16 (*.gsi), *.gsi”))If f = False Then Exit Subi = 0gsiOri = CStr(f)If IsEmpty([C1]) ThenOpen gsiOri For Input As 1Do While Not EOF(1)Line Input #1, strLine‘membaca word index (WI), karena dalam file gsi kolom pertama bertanda *‘maka pembacaan WI dimulai dari kolom 2If Mid(strLine, 2, 2) = “11″ Theni = i + 1strPno = Mid(strLine, 9, 16) ‘ambil pntNo asalCells(i, 1) = strPno ‘menulis pointnumber pada kolom A di excel‘perubahan nomer dilakukan di excel secara manual, hasil perubahannya ada di kolom CEnd IfLoopClose (1)Exit Sub ‘keluar dari program untuk melakukan perubahan secara manual lewat excelEnd If‘update pntNo di gsi file sesuai dengan kolom C di excelDim strLineNew As String, strPnoNew As StringgsiOut = Left(gsiOri, Len(gsiOri) – 4) & “new.gsi”i = 0Open gsiOri For Input As 1Open gsiOut For Output As #2Do While Not EOF(1)Line Input #1, strLineSelect Case Mid(strLine, 2, 2)Case “11″i = i + 1strPno = Mid(strLine, 9, 16) ‘ambil pntNo asalstrPnoNew = Cells(i, 3)strLineNew = Left(strLine, 8) & Replace(strLine, strPno, strPnoNew, 9, 16)Print #2, strLineNewCase ElsePrint #2, strLine
End SelectLoopClose #2Close #1End Sub
File GSI setelah dirubah menjadi:
Tahap selanjutnya adalah merubah file GSI tersebut ke format Autodesk Field Book (FBK). Macro untuk merubah GSI menjadi FBK adalah :
Sub RubahGSI16PolygonKeFBK()Dim gsiOri As String, f, strLine As String, strPno As String, i As Integer, j As IntegerDim GSI16() As GSI_LINE, strNilai As Stringf = Application.GetOpenFilename((“GSI 16 (*.gsi), *.gsi”)) ‘memilih file GSI16If f = False Then Exit Sub ‘jika tekan ESC atau cancel keluar programgsiOri = CStr(f) ‘merubah file terpilih menjadi stringi = -1Open gsiOri For Input As 1 ‘membuka fileDo While Not EOF(1) ‘mulai membacaLine Input #1, strLineIf Mid(strLine, 2, 2) = “11″ Then ‘cek jika WI=11i = i + 1ReDim Preserve GSI16(i)For j = 2 To 146 Step 24 ‘loop membaca WI di setiap/barisstrNilai = Mid(strLine, j + 7, 16) ‘membaca nilai setelah WISelect Case Mid(strLine, j, 2)Case “11″: GSI16(i).pntFS = CInt(strNilai)Case “88″: GSI16(i).tinggiAlat = CDbl(strNilai)Case “87″: GSI16(i).tinggiTarget = CDbl(strNilai)Case “21″: GSI16(i).dmsHz = CDbl(strNilai)Case “22″: GSI16(i).dmsVr = CDbl(strNilai)Case “31″: GSI16(i).SD = CDbl(strNilai)End SelectNext jEnd IfLoopClose #1Dim fbkOut As StringDim pntSTA As Integer, pntBS As Integer, pntFS As IntegerfbkOut = Left(gsiOri, Len(gsiOri) – 4) & “.fbk”
Open fbkOut For Output As #2 ‘menyimpan hasil konversi ke fbkFor i = LBound(GSI16) To UBound(GSI16)If i = 0 Then ‘data pertama belum ada info pntSTA dan pntBSpntSTA = 2 ‘ bisa edit lewat text editorpntBS = 1pntFS = GSI16(i).pntFSElsepntBS = pntSTApntSTA = pntFSpntFS = GSI16(i).pntFSEnd IfPrint #2, “STN ” & pntSTA & ” ” & GSI16(i).tinggiAlat / 1000Print #2, “BS ” & pntBSPrint #2, “PRISM ” & GSI16(i).tinggiTarget / 1000Print #2, “F1 VA ” & pntFS & ” ” & Format(GSI16(i).dmsHz / 100000, “0.00000″) & ” ” _& GSI16(i).SD / 1000 & ” ” & Format(GSI16(i).dmsVr / 100000, “0.00000″)Next iClose #2End Sub
setelah terkonversi menjadi FBK:
STN 2 1.563BS 1PRISM 1.71F1 VA 3000 109.1718 42.905 90.063STN 3000 1.498BS 2PRISM 1.71F1 VA 3100 162.3636 477.552 89.5355STN 3100 1.518BS 3000PRISM 1.781F1 VA 3200 179.3115 488.367 89.5426STN 3200 1.538BS 3100PRISM 1.622F1 VA 4 81.4633 83.931 90.1804STN 4 1.446BS 3200PRISM 1.424F1 VA 5 197.5403 75.937 89.4359
Apabila koordinat titik kontrol (PntNo, N, E, Z dan Deskripsi) adalah :
1 154081.720 746181.590 12.040 “DR 13-G35″2 153750.660 746192.170 12.233 “DR 13-G36″4 153823.623 747186.456 12.660 “GPS16 1A”
5 153898.562 747198.685 13.035 “GPS16 1″
maka informasi ini dapat dimasukkan atau ditambahkan ke FBK, sehingga FBK yang sudah dimasukkan koordinat titik kontrol menjadi:
UNIT METER DMSNEZ 1 154081.720 746181.590 12.040 “DR 13-G35″NEZ 2 153750.660 746192.170 12.233 “DR 13-G36″NEZ 4 153823.623 747186.456 12.660 “GPS16 1A”NEZ 5 153898.562 747198.685 13.035 “GPS16 1″STN 2 1.563BS 1PRISM 1.71F1 VA 3000 109.17180 42.905 90.06300 “STA 3+000″STN 3000 1.498BS 2PRISM 1.71F1 VA 3100 162.36360 477.552 89.53550 “STA 3+100″STN 3100 1.518BS 3000PRISM 1.781F1 VA 3200 179.31150 488.367 89.54260 “STA 3+200″STN 3200 1.538BS 3100PRISM 1.622F1 VA 4 81.46330 83.931 90.18040STN 4 1.446BS 3200PRISM 1.424F1 VA 5 197.54030 75.937 89.43590
Sekarang jalankan Civil 3D
1. Buat gambar baru dengan memilih template ‘_AutoCAD Civil 3D (metric) NCS Extended’
2. Aktifkan ‘Survey Toolspace’3. Buat Survey Database misal ‘LandSurvey’ dan Setting Unit Distance ke ‘meter’.
Caranya ada di [CAD-CIV-02]4. Buat Network Baru, misal ‘Canal’5. Click Kanan di network ‘Canal’, kemudian pilih Import Field Book
Setelah FBK diimport, Civil 3D akan menghitung koordinat, mencatat informasi Stations, Control Points dan data ukuran di Survey Database
===bersambung ke Bagian #2, untuk melakukan proses perhitungan polygon di civil 3D====
Leave a Comment
April 28, 2009
[CAD-CIV-03]: Surface dari Object Text
Filed under: Civil3D, Tukang Ukur — cadex @ 12:01 Referensi :
Platform : Civil 3D
Lokasi File : download autolisp
Studi Kasus:
Diterima gambar hasil pengukuran bathymetri (kedalaman) berupa file autocad. Angka kedalaman ditulis di autocad dalam bentuk object TEXT dalam satuan dm (decimeter).
Angka yang dimulai dengan tanda “+” adalah elevasi di atas MSL (Mean Sea Level) sedangkan yang tidak ada tandanya berada di bawah MSL.
Memodifikasi Object TEXT
Untuk keperluan design dan pembentukan surface di Civil 3D, angka kedalaman di bawah MSL dinyatakan dengan angka negatif, sedangkan untuk yang di atas MSL dinyatakan dalam angka TANPA tanda positif.
Pada command prompt autocad ketik ‘LIST’ kemudian pilih salah satu angka kedalaman:
dari hasil list object di atas, terlihat bahwa angka kedalaman ditulis di dalam bentuk object TEXT. Sedangkan untuk koordinat Z=-15.
Koordinat Z ini akan dibuat sama dengan tulisan di object TEXT dengan menghilangkan tanda “+”, sehingga hasil koordinat Z=12.
Program Autolisp di bawah ini bisa dipakai untuk melakukan hal tersebut:
(prompt “ketik ttg disusul <enter>”)(defun c:ttg()(setq sset (ssget ‘((0 . “TEXT”))));memilih object Text(setq Len (sslength sset))(setq i 0)(while (<= i Len);looping object text yang terpilih(setq Nama (ssname sset i))(setq Elemen (entget Nama))(setq listKoord (assoc 10 Elemen))(setq X (nth 1 listKoord) Y (nth 2 listKoord))(setq Textnya (cdr(assoc 1 Elemen)));mengambil nilai text;merubah text menjadi angka, text yang bertanda + dihilangkan,;yang tidak bertanda diberi tanda -(setq elev (atof (if (= (substr Textnya 1 1) “+”) (substr Textnya 2 2) (strcat “-” Textnya))))(setq newList (list x y elev))(setq Elemen (subst (cons 10 newList) (assoc 10 Elemen) Elemen))(entmod Elemen)(setq i (+ i 1))))
Setelah program dijalankan, cek lagi list object text, seperti cara di atas.
Hasilnya adalah:
Sekarang harga koordinat Z telah sesuai dengan isi dari object TEXT.
Membuat Surface
1. Pilih Tab ‘Prospector’ dari Toolspace Civil 3D2. Click kanan ‘Surfaces’, kemudian pilih ‘Create Surface’3. Click ‘OK’ untuk setting default Surface4. Di bawah folder surface yang telah dibuat, pilih ‘Definition’5. Click kanan ‘Drawings Objects’, kemudian pilih ‘Add’6. Pilih Object Type ‘Text’, kemudian click OK7. Pilih Object Text yang berisi informasi elevasi8. Rebuild Surface9. Surface akan ditampilkan sesuai dengan surface style yang aktif
Leave a Comment
[CAD-CIV-02]: Perhitungan Polygon di Civil 3D
Filed under: Civil3D, Tukang Ukur — cadex @ 07:43 Referensi :
Platform : Civil 3D
Lokasi File : download
Hasil pengukuran poligon:
Urutan perhitungan poligon menggunakan fasilitas ‘Survey Command Line’ kemudian disimpan sebagai ‘Field Book’.
Tahapan perhitungan adalah :
1. Membuat Field Book
2. Setting Survey Database
3. Membuat Network
4. Import Field Book
5. Membuat Jalur Poligon
6. Check Poligon
7. Edit Input Least Square
8. Running Least Square
9. Gambar Titik ke Civil 3D
1. Membuat Field Book
Jalankan Notepad, ketik Survey Command Line (hanya kolom ke-dua) di Notepad:
Keterangan Survey Command Line
Setting Unit Jarak dalam meter dan Sudut dalam DMS
UNITS METER DMS
Input Koordinat Titik Kontrol NE 1 821932.766 234608.27 BM.1NE 2 821801.717 234677.687 BM.2NE 5 821926.984 234954.388 BM.5NE 6 822010.817 234847.371 BM.6
Aktifkan LOOP#1 TRAV ON
Set Station STA 2
Set Back Sight BS 1
Titik Poligon berikutnya pada LOOP#1
AD 3 81.0318 106.032 POL.1AD 4 239.4039 119.245 POL.2AD 5 104.2318 135.51 BM.5AD 6 90.5146 BM.6
Menutup LOOP#1 TRAV OFF
Aktifkan LOOP#2 TRAV ON
Set Station STA 2
Set Backsight BS 1
Titik Poligon berikutnya pada LOOP#2
AD 21 178.3738 94.241 POL.3AD 22 147.3547 112.907 POL.4AD 23 117.4510 97.666 POL.5AD 24 177.4519 134.966 POL.6AD 5 101.190 139.799 BM.5AD 6 152.568 BM.6
Menutup LOOP#2 TRAV OFF
simpan file dengan extensi *.fbk, misal ‘JalurPoligon.fbk’
2. Setting Survey Database di Civil 3D
2.1. Jalankan Civil 3D, kemudian set ke satuan metric dengan memilih template drawing metric.2.2. Pilih tab ‘Survey’ pada toolspace Civil 3D2.3. Click kanan ‘Survey Databases’2.4. Pilih ‘New local survey databases..’2.5. Masukkan nama database ‘SurveyTerestris’2.6. Click kanan ‘SurveyTerestris’, kemudian pilih ‘Edit survey database setting’
2.7. Pilih unit distance ‘Meter’ dan Least Square Network Adjustment Type 2-Dimensional
3. Membuat Network3.1. Di bawah icon ‘SurveyTerestris’, click kanan ‘Networks’ kemudian click ‘New’3.2. Masukkan ‘KKH’ di kolom baris ‘Name’ dan ‘Kerangka Kontrol Horisontal’ di kolom ‘Description’
4. Import Fieldbook4.1. Click kanan icon ‘KKH’, kemudian pilih ‘Import field book…’4.2. Pilih file ‘JalurPoligon.fbk’, kemudian click OK
4.3. Click ‘No’ jika muncul pesan error seperti di atas.
5. Membuat Jalur Polygon
5.1. Di bawah folder KKH,clik kanan icon ‘Traverses’, kemudian pilih New5.2. Dalam baris ‘Name’, masukkan nama poligon ‘Loop1′, kemudian di baris Description masukkan keterangan dari loop1 yaitu “Jalur BM.1, BM.2, POL.1, POL.2, BM.5, BM.6″.
5.3. Click OK5.4. Buat Traverse baru untuk loop baru
6. Check Polygon
6.1. Di bawah ‘Traverse’ click kanan icon ‘Loop1′, kemudian pilih ‘Traverse analysis…’, kemudian click OK. Akan ditampilkan 3 file notepad yaitu loop1 balance.trv, loop1 Raw Closure.trv dan loop1.lso . Ketelitian sudut dan jarak dari Loop1:
Angular error = -0-00-02Angular error/set = 0-00-00 UnderError North : -0.0013Error East : 0.0004Absolute error : 0.0014Error Direction : S 18-05-17 EPerimeter : 360.7870Precision : 1 in 255747.0955Number of sides : 3
6.2. Seperti langkah 6.1, click kanan icon ‘Loop2′, kemudian pilih ‘Traverse analysis’. Ketelitian sudut dan Jarak Loop2:
Error North : -0.0183Error East : 0.0083Absolute error : 0.0201Error Direction : S 24-20-09 EPerimeter : 579.5790Precision : 1 in 28823.8328Number of sides : 5
7. Edit Input Least Square
Sampai langkah 6, sudah dilakukan proses perhitungan poligon tiap loop. Dengan menggunakan fasilitas Least Square, akan dilakukan proses perhitungan seluruh Loop secara simultan.
7.1. Di bawah folder ‘Networks’, click kanan ‘KKH’, pilih ‘Least squares analysis..’, kemudian ‘Create input file..’
7.2. Di bawah folder ‘Networks’, click kanan ‘KKH’, pilih ‘Least squares analysis..’, kemudian ‘Edit input file..’
7.3. Beri tanda ‘?’ didepan titik poligon yang dicari koordinatnya atau di titik yang bukan titik kontrol, sehingga tampilan file input adalah sbb:
7.4. Simpan dan tutup file ‘Network.lsi’
8. Running Least Square
8.1. Di bawah folder ‘Networks’, click kanan ‘KKH’, pilih ‘Least squares analysis..’, kemudian ‘Perform analysis..’
pada baris ‘create input file’, set ke ‘No’ (dalam kondisi tidak terpilih), kemudian click ‘OK’
8.2. Hasil Network Adjustment
Total # of Unknown Points: 6Total # of Points : 10
Total # of Observations : 17Degrees of Freedom : 5Confidence Level : 95%Number of Iterations : 1Chi Square Value : 1.40006Goodness of Fit Test : Passes at the 5% Level
Standard Deviation of Unit Weight: 0.52916
9. Gambar Titik ke Civil 3D
9.1. Click Kanan ‘Control Points>>Points>>Insert into drawings’
Leave a Comment
April 16, 2009
[CAD-CIV-01]: Proyeksi Peta Lintang-Bujur ke UTM di Civil 3D
Filed under: Civil3D, Map, Tukang Ukur — cadex @ 09:40 Referensi :
Platform : Civil 3D 2009, Excel
Lokasi File : click di sini
Hasil GPS Network Adjustment, didapat list koordinat sebagai berikut:
Nilai di kolom L dan M adalah hasil proyeksi koordinat geografis (Lintang, Bujur) dengan software Trimble Total Control 2.73. Nilai proyeksi hasil hitungan software ini dipakai acuan.
Dengan menggunakan Autodesk Civil 3D, akan dibandingkah hasil hitungan proyeksinya terhadap koordinat acuan.
Salah satu cara proses proyeksi koordinat di Civil 3D adalah menggunakan fasilitas ‘Import Points’, cara lainnya adalah dengan menggunakan ‘Query Attached Drawings’ di group menu ‘Map’. Tulisan ini akan diuraikan cara proyeksi menggunakan ‘Import Points’.
Langkah-langkah:
1. Memodifikasi dan membuat file text (ascii) yang akan diimport ke Civil 3D
2. Membuat file autocad (drawing) dengan setting satuan metric
3. Membuat ‘File Point Formats” baru
4. Proses Import Points dan Proyeksi
5. Export Hasil Proyeksi ke file.
1. Memodifikasi dan membuat file text (ascii)
Masih di program excel, buat table baru :
karena lokasi koordinat terletak di selatan equator, maka untuk nilai lintang diberi tanda negatif.
Untuk membuat file ascii dari excel:
1.1. Block atau pilih range O4:V11, masih dalam kondisi range terpilih, ‘click kanan’ pilih ‘copy.’
1.2. Jalankan program Notepad, kemudian ‘paste’ (Ctrl+V) file yang telah dicopy dari excel ke Notepad.
seperti terlihat di notepad, bahwa informasi tiap kolom dipisahkan dengan space (space delimeted) dengan urutan:
pntNumber LintangDerajat LintangMenit LintangDetik BujurDerajat BujurMenit BujurDetik Description
Simpan file ke folder yang diinginkan dengan extensi *.txt misal ‘LatLong.txt’
2. Membuat file Autocad Civil 3D dengan satuan metric.
Jalankan program Civil 3D, tunggu sampai ‘Toolspace Civil 3D’ muncul. Jika ‘Tool Space Civil 3D’ tidak muncul, aktifkan dengan memilih item ‘Toolspace” pada menu ‘General’.
Pada list drawing templates, pilih
_AutoCAD Civil 3D (metric) NCS Extended
click kanan, kemudian click Create New Drawings.
Simpan file AutoCAD ke folder yang diingankan, dengan nama file misalnya ‘proUTM.dwg’
Dengan menggunakan rumus Excel, lokasi yang akan diproyeksikan lintang bujurnya adalah terleletak di Zone 48S.
File AutoCAD juga harus diset agar terletak di zone 48S
Cara setting Zone di Civil 3D adalah:
Pada civil 3D toolspace, pilih Tab setting, kemudian ikuti langkah-langkah seperti gambar di samping.
Pada Categories, pilih ‘UTM, WGS84 Datum’
kemudian pada Available Coordinates System, pilih :
UTM-WGS 1984 datum, Zone 48 South, Meter; Cent. Meridian 105d E
click ‘Apply’ disusul dengan ‘OK’ untuk menyimpan dan menutup drawings settings.
3. Membuat ‘File Point Formats” baru.
Pilih tab ‘Prospector’ pada civil 3D toolspace. Kemudian pada icon ‘Points’, click kanan kemudian pilih ‘Create..’
Ikuti Langkah seperti di bawah ini:
Membuat format file baru dengan urutan kolom sesuai input file yaitu:
Point Number
Degree-Latitude
Minutes-Latitude
Second-Latitude
Degree-Longitude
Minutes-Longitude
Second-Longitude
Raw Description
Format file baru misalnya dinamai : “PntLatLongDesc”, kemudian click OK
Close, semua kotak dialog hingga sampai ke kotak dialog ‘Import Points’.
Saat di kotak dialog ‘Import Points” Click icon , kemudian pilih file yang akan diimport (LatLong.txt), akhiri dengan clik tombol OK.
Jika tidak ada error, maka proses proyeksi sudah berjalan…
dari menu civil 3D ‘Points..’, pilih ‘List Points…’
Pada kolom Easting dan Northing, terlihat bahwa koordinat sudah terproyeksi ke UTM
5. Export Hasil Proyeksi ke file
Pilih ‘Export Point…’ pada menu civil 3D, untuk melakukan export points yang sudah di proyeksikan.
6. Hasil Perbandingan
Hasil perbandingan antara hasil hitungan civil 3D dengan koordinat acuan adalah
ternyata perbedaan koordinat antara hasil hitungan civil 3D dan koordinat acuan di bawah 3 milimeter.