audit energi hotel

28
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN ENERGI AUDIT ENERGI PADA HOTEL KETINTANG ASRI SURABAYA Dosen pengampuh : Indra Herlamba Siregar, S.T.,M.T. Oleh : Muji 125754236 Sutra Angga W 125754237 Andi Ferianto 125754225 Achmad Faizal R 125754230 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Upload: muji-ajhaei

Post on 17-Aug-2015

241 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

audit energi setiap gedung , dan mengetahui kerugian pemakaian energi serta cara merubah agar efisien

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN ENERGIAUDIT ENERGI PADA HOTEL KETINTANG ASRI SURABAYADosen pengampuh : Indra Herlamba Siregar, S.T.,M.T.Oleh :Muji 125754236Sut! A"##! $ 125754237A"%i &'i!"t( 125754225A)*+!% &!i,!- R 12575423.PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN&AKULTAS TEKNIKUNI/ERSITAS NEGERI SURABAYA2.15BAB IP'"%!*u-u!"Industri perhotelan merupakan suatu usaha yang kinerja operasionalnya sangatmembutuhkanketersediaanenergi yangbesar.Kebutuhanakanenergiyangbesartersebutdigunakan untuk menjalankan sistem asilitasasilitas yang terdapat pada hotel, seperti systempendingin udara, sistem penerangan, sistemlift, dan sistem asilitas hotel lainnya.Ketersediaan energi yang ada untuk operasional hotel tentunya menjadi salah satu aktor yangdapatmenjagakepuasan dan keper!ayaankonsumen terhadap sebuah hotel.Hotelsebagaipengguna energi, rata"rata menghabiskan #$ % dari biaya operasionalnya untuk pembeliankomponen energi &'ly(a et al, )$$*+. Dan seiring dengan meningkatnya biaya energi yangditetapkan, maka biaya untuk pembelian energi akan berpotensi mengalami kenaikan.Menurut Shiming , -urnett &)$$)+, konsumsi energi untuk penerangan, system pengaturansuhu, dan sistem pemanas air umumnya men!apai .$ % dari penggunaan total energi padabangunan hotel. /umlah kebutuhan energi tersebut tentunya akan menentukan biayaoperasional yangharus dikeluarkanpihakpengelolahotel setiapperiodetertentu. -iayaoperasional tersebut tentunya harus ditekan serendah mungkin agar pengelola hotel mampumendapatkan keuntungan se!ara maksimal. 0amun tentunya dilakukan dengan tetapmempertimbangkan aktor"aktor yang lain, seperticustomer,biaya, tenaga kerja, dansebagainya. Hal tersebut menjadi salah satu latar belakang mengapa pemilihan jenispenghematan energi pada operasional hotel menjadi suatu permasalahan yang dihadapi olehpelakuindustryperhotelan. Industri hotel memiliki 1aktuoperasional penggunaanenergiyangrelati kontinyuselama)2jamsehari. Hal ini membutuhkanjaminanketersediaansuplai listrik yang men!ukupi untuk menjaga produkti3itas pelayanan hotel. 0amun,keterbatasan450sebagai penyediaenergi listriknegarasertaketentuantaridasarlistrikuntuk konsumsi industri yang lebih tinggi menjadi suatu pertimbangan pelaku industri hoteluntuk melakukan penghematan energi. 6danya peraturan 4emerintah &44+ .$7)$$8 tentangkonser3asi energi jugamenjadi suatutekanandari pemerintahuntukmenurunkantingkatkonsumsi energi padabangunanindustri. Selainitu, adanyatekananisulingkunganyangberkembang belakangan ini juga mendukungdilakukannya penghematan dalam penggunaanenergi. Olehkarenaitu, adanya1a!anauntukmelakukanproses konser3asi energi padaoperasional hotel dapat menjadi sebuahsolusi yangdapat dilakukan. Konser3asi energymerupakan upaya mengeisienkan pemakaian energi dalammenghasilkan suatu produkbarang maupun jasa tanpa mengurangi kualitas dari produk tersebut. Dalamindustriperhotelan, eisiensi energi harus dilakukan tanpa mengurangi kenyamanan pelanggan dalammenggunakan asilitas hotel. 6udit energi sendiri merupakan bagian dari manajemen energi.Hasil dari audit energy digunakan sebagai dasar untuk mengelola dan mengatur energi yangterpakai dalam suatu bangunan agar eisien tanpa mengurangi tingkat pelayanan bagi parakonsumen.BAB IITi"j!u!" Pu0t!1!221 Ti"j!u!" U+u+ H(t'- 22121 P'"#'ti!" H(t'- S')!! U+u+ 4engertian Hotel menurut Hotel 4rpi!tors 6!t, 98*: &Sulatiyono, 9888:*+ adalah suatuperusahaanyangdikelolaolehpemiliknyadenganmenyediakanmakanan, minuman, danasilitas kamar untuktidur kepada orangorangyangsedangmelakukanperjalanandanmampu membatar dengan jumlah 1ajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanyaperjanjian khusus &perjanjian membeli barang yang disertai dengan perundingan perundingansebelumnya+. -erdasarkan Surat Keputusan Menteri 4ari1isata, 4os dan Telekomunikasi 0o. KM.#.74;.#$27M44T"red ?.5a1son, 98