audit editdgf

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas- aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Audit terhadap siklus pendapatan mencakup dua pendekatan yaitu pengujian kepatuhan dan pengujian substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian intern terhadap siklus penjualan. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam implementasinya, sehingga program audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda. Pendapatan merupakan terjemahan dari istilah revenue yang merupakan pendekatan gross sedangkan penghasilan merupakan penterjemahan istilah income yang merupakan pendekatan netto. Sehingga dengan pengertian peristilahan tersebut istilah revenue cycle diterjemahkan dengan siklus pendapatan. Dalam pembahasan ini kami disini akan membahas salah satu aspek mengenai piutang usaha yaitu, Audit terhadap siklus pendapatan: Pengujian substantif terhadap saldo piutang usaha. 1.2 Rumusan masalah a. Apa saja permasalahan audit terhadap siklus pendapatan?

Upload: zara

Post on 18-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jgka[oeghjdkfjhm

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Editdgf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Siklus pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan

pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas.

Audit terhadap siklus pendapatan mencakup dua pendekatan yaitu pengujian kepatuhan dan

pengujian substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian

intern terhadap siklus penjualan. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan

verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip

akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam

implementasinya, sehingga program audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat

berbeda.

Pendapatan merupakan terjemahan dari istilah revenue yang merupakan pendekatan gross

sedangkan penghasilan merupakan penterjemahan istilah income yang merupakan

pendekatan netto. Sehingga dengan pengertian peristilahan tersebut istilah revenue cycle

diterjemahkan dengan siklus pendapatan. Dalam pembahasan ini kami disini akan membahas

salah satu aspek mengenai piutang usaha yaitu, Audit terhadap siklus pendapatan: Pengujian

substantif terhadap saldo piutang usaha.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa saja permasalahan audit terhadap siklus pendapatan?

b. Apa saja tujuan dari pengujian substantif terhadap piutang usaha?

c. Apa saja prosedur-prosedur dalam tahapan program pengujian substantif terhadap

piutang usaha?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 2: Audit Editdgf

a. Memahami tentang permasalahan audit terhadap siklus pendapatan

b. Memaparkan tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha.

c. Menjelaskan prosedur-prosedur dalam tahapan program pengujian substantif terhadap

piutang usaha.

Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji, mempelajari dan

mengetahui lebih dalam mengenaiaudit siklus pendapatan melalui uji substantif piutang

dagang dan penerimaan kas. Dengan data yang diperoleh dan diolah dariberbagai sumber.

Berdasarkan maksud penulisan diatas tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.      Secara khusus untuk mengetahui seberapa pentingnya audit siklus pendapatan, permasalahan

yang timbul dari audit siklus pendapatan, dan system pengendalian intern yang dilakukan

oleh perusahaan tersebut,

2.      Untuk menambah pengetahuan, pandangan mengenaiaudit siklus pendapatan,

3.      Sebagai tugas dalam mata kuliah Auditing 2.

Page 3: Audit Editdgf

BAB II

PEMBAHASAN

2.1         Tinjauan Pustaka

2.1.1        Definisi Audit Siklus Pendapatan dan Uji Substantif

            Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan

informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para

pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan2 tersebut. Tujuan utama

siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat

dengan harga yang sesuai.

Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk

menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi

kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan salah saji

moneter (dalam satuan mata uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji

dalam saldo laporan keuangan.

Tujuan pengujian substantive atas transaksi adalah untuk menentukan apakah

transaksi akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diiktisarkan dalam jurnal

dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar.

2.1.2        Permasalahan Audit Terhadap Siklus Pendapatan

Dalam pembahasan ini meliputi tiga aspek yaitu tujuan audit, materialitas dan risiko, audit, dan

penelaahan terhadap struktur pengendalian intern. 2.1.2.1  Tujuan Audit

Tujuan audit terhadap transaksi siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti

bahwa saldo – saldo tranksasi yang terkait dengan siklus pendapatan memperoleh assersi

yang berkecukupan ( significant assertion ) dari manajemen. Asersi menunjukan derajat

tanggung jawab manajemen terhadap informasi keuangan yang secara eksplisit dinyatakan

dalam laporan keungan. Tujuan auditor dalam rangka audit terhadap assersi manajemen

tersebut, antara lain :

1.      Eksistensi atau okurensi ( existence or occurrence ), yang meliputi :

a.    Pencatatan transaksi penjualan tercerminkan pada barang – barang yang dikirimkan kepada

pembeli dalam periode yang di audit.

b.   Pencatatan transaksi penerimaan kas terceminkan pada penerimaan kas dalam periode

penjualan kredit serta penerimaan kas.

Page 4: Audit Editdgf

c.    Pencatatan transaksi penyesuai penjualan telah memperoleh persetujuan dari pejabat yang

berwenang.

d.   Pencatatn saldo piutang dagang benar – benar mencerminkan jumlah yang menjadi hak

perusahaan untuk periode yang di audit.

2.    Kesempurnaan ( completeness ), yang meliputi :

a.    Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas, penyesuai penjualan mencerminkan

aktivitas yang terjadi dalam periode yang di audit.

b.   Piutang dagang meliputi semua klaim kepada pelanggan pada saat tanggal neraca.

c.    Hak – hak dan kewajiban (rights and obligations ), piutang dagang tagihan kepada pihak

kedua.

3.      Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation ), yang meliputi :

a.       Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan tunai, penyesuai penjualan telah di catat dalam

jurnal dengan cermat.

b.      Saldo rekening piutang dagang benar – benar mencerminkan hak netto kepada pelanggan dan

jumlahnya cocok dengan saldo buku pembantu piutang.

c.       Rekening pencadangan kerguian benar – benar mencerminkan perbedaan antara piutang

groos, dengan piutang netto dapat tergambar dengan masuk akal.

4.      Presentasi dan peungkapan ( presentation and disclosure ),  yang meliputi:

a.       piutang dagang diidentifikasi dan di klasifikasi dengan layak dalam neraca.

b.      Pengungkapan yang memadai terhadap piutang dagang yang di gunakan sebagai jaminan.

c.       pencadangan penjualan, dan kerugian piutang diidentifikaasi dengan cermat dan diklasifikasi

dalam statemen penerimaan ( income statement ).

2.1.2.2  Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit

Sumber utama pendapatan suatu perusahaan berasal dari transaksi penjualan baik

barang maupun jasa. Pendapatan ini merupakan komponen utama dalam membentuk

penghasilan ( income ). Proses penjualan barang atau jasa dapat dilakukan melalui dua cara

yaitu penjualan tunai yang menghasilkan penerimaan tunai, dan penjualan kredit yang

menghasilkan piutang dagang. Hampir semua operasi perusahaan dilakukan dengan

Page 5: Audit Editdgf

penjualan kredit, dengan tujuan menghasilkan perputaran dagangan yang lebih cepat. Hal ini

mengakibatkan jumlah saldo piutang dalam neraca menjadi relatif besar.

Besarnya saldo piutang tersebut menghasilkan beberapa masalah dalam pengelolaan

piutang ( tagihan ) kepada pihak lain. Permasalahan yang  disebabkan oleh kemungkinan

adanya piutang yang tidak tertagih, kemungkinan penyajian saldo piutang yang telalu tinggi,

adanya piutang fiktif dan lain – lain.

Dengan keadaan seperti yang digambarkan diatas kesalahan penyajian piutang

mengandung resiko salah saji yang sangat besar. Mengingat tingkat resiko melekat (inherent

risk) yang sangat tinggi, beberapa perusahaan memperluas struktur pengendalian intern guna

mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut.

2.1 Stuktur pengendalian intern siklus transaksi pendapatan

2.1.1 Stuktur pengendalian intern

Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah  “Pengendalian Intern

meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam

perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian

dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern adalah “kebijakan

dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat

dicapai.”

Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang

dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau

organisasi tertentu.

2.2 Pemahaman Terhadap Struktur Pengendalian Intern

Stuktur pengendalian intern siklus transaksi pendapatan meliputi aspek lingkungan

pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian. Terhadap ketiga aspek tersebut

auditor harus memperoleh pemahaman sehingga dapat menentukan langkah–langkah yang

dipandang perlu dalam melakukan operasi pengauditan.

1. Aspek Lingkungan Pengendalian ( control environtment )

Page 6: Audit Editdgf

Pemahaman terhadap lingkungan pegendalian mengahruskan auditor melakukan langkah-

langkah awal untuk mempelajari bagian organisasi, review terrhadap diskripsi pekerjaan,

danobservasi terhadap performance karyawan kunci dalam mengani tugas- tugas yang di

bebankan kepadanya.

2. Sistem Akuntasi ( Accounting System )

Pemahaman terhadap sistem akuntasi sangat bermanfaat guna mengetahui metode

pengolahan data, dokumen kunci, dan catatan yang digunakan. Sistem semacam ini

mengandalkan kecermatan penanganan transaksi akuntasi pada kecermatan pekerjaanklerikal.

Sistem biasanya di rancang secara spesifik untuk suatu perusahaan, yang tentunyadalam

kasus yang berbeda akan ditemukan sistem yang berbeda pula.

3. Prosedur Pengendalian ( Control Procedure)

Auditor berkepentingan untuk mengetahui apakah prosedur pengendalian dalam

perusahaanklien diterpakan dalam penanganan siklus transaksi pendapatan. Prosedur

pengendalianmencakup lima kategori, yaitu: adanya otorisasi yang layak, pemisahan tugas,

adanyadokumen dan catatan, akses dalam pengendalian dan adanya prosedur pengecekan

olehindividu yang berbeda.

2.3 Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha

Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan

piutang.

b. Membuktikan keberadaan piutang dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang

yang tercantum di neraca.

c. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang yang ada dineraca.

d. Membuktikan kewajaran penilaian piutang yang dicantumkan dineraca.

e. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang di neraca.

2.4 Program Pengujian Substantif terhadap Piutang Usaha

Page 7: Audit Editdgf

Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang usaha berisi prosedur audit yang

dirancang untuk mencapai tujuan. Tahap-tahap prosedur audit dimulai dari pemeriksaan yang

bersifat luas dan umum sampai ke pemeriksaan yang bersifat rinci. Berbagai prosedur audit

dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini:

a. Prosedur audit awal

b. Prosedur analitik

c. Pengujian terhadap transaksi rinci

d. Pengujian terhadap saldo akun rinci

e. Verifikasi terhadap penyajkian dan pengungkapan

2.4.1 Prosedur audit awal

Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi piutang

usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:

A. Usut saldo piutang yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang bersangkutan

di dalam buku besar untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo piutang yang tercantum di neraca

di dukung dengan catatan akuntansi yang andal kebenaran mekanisme pencatatnnya, maka saldo

piutang yang dicantumkan di neraca diusut kea kun buku besar berikut ini:

a) Piutang usaha: yang merupakan akun yang digunakan untuk menampung transaksi

timbulnya piutang usaha dari transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, dan

penghapusan piutang usaha.

b) Piutang nonusaha: yang terdiri dari akun-akun piutang kepada karyawan, piutang

penjualan saham, piutang klaim asuransi.

c) Cadangan kerugian piutang usaha: yang merupakan akun penilai, untuk mengurangi saldo

piutang usaha bruto menjadi saldo piutang usaha bersih yang diperkirakan dapat ditagih

dari debitur.

B. Hitung kembali saldo akun piutang di dalam buku besar

Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldo akun piutang usaha,

auditor menghitung kembali saldo akun Piutang Usaha dan Piutang Nonusaha, dengan cara

Page 8: Audit Editdgf

menambah saldo awal dengan jumlah pendebitandan mengurangi dengan jumlah pengkreditan

akun tersebut.

C. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun

piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha

D. Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang Piutang Usaha

E. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Piutang Usaha kedalam jurnal yang

bersangkutan.

2.6.2 Prosedur Analitik

Dalam tahap ini auditor mengumpulkan berbagai ratio dan perbandingan untuk

memfokuskan kemana pengujian terhadap transaksi dan saldo akun rinci yang diarahkan, yang

dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan

bidang yang memerlukan audit lebih intensif.

A. Hitung ratio berikut ini:

1. Tingkat perputaran piutang usaha

2. Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar

3. Rate on return on net sales

4. Ratio kerugian piutang usaha dengan penjualan kredit

5. Ratio kerugian piutang usaha dengan jumlah piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih.

B. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu,

data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain, dengan hasil pembandingan sebagai

berikut:

1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa

2. Perubahan akuntansi

3. Perubahan usaha

4. Fluktuasi acak

5. Salah saji.

Page 9: Audit Editdgf

2.6.3 Prosedur Audit terhadap Transaksi Rinci

Keandalan saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini yang

didebit dan dikreditkan kedalam akun piutang usaha:

a. Transaksi penjualan kredit

b. Transaksi retur penjualan

c. Transaksi penghapusan piutang usaha, dan

d. Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha.

Keandalan saldo piutang usaha juga ditentukan oleh kepatan pisah batas yang digunakan untuk

mencatat berbagai transaksi tersebut. Auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi

rinci yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.

A. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen yang

mendukung timbulnya transaksi tersebut.

Prosedur audit ini dimulai oleh auditor dan buku pebantu piutang usaha. Pengujian dilaksanakan

dengan mengambil sampel berikut ini:

1. Sampel akun debitur yang akan diperiksa transaksi mutasinya.

2. Sampel transaksi yang dicatat dalam akun debitur pilihan.

B. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung: faktur penjualan, laporan

pengiriman barang, dan order penjualan.

Auditor mengambil sampel transaksi dalam yang dicatat di sebelah debit akun debitur yang

terpilih dalam sampel, kemudian melakukan prosedur audit berikut ini:

1. mengambil dari arsip klien faktur penjualan, beserta dokumen pendukungnya: laporan

pengiriman barang dan order penjualan.

2. Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung faktur penjualan

3. Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam faktur penjualan dan dokumen

pendukungnya

4. Memeriksa kebenaran data yang di-posting ke dalam akun debitur berdasarkann faktur

penjualan

Page 10: Audit Editdgf

5. Memastikan bahwa semua faktur penjualan yang disampel telah dicatat disebelah debit

akun debitur.

C. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: bukti kas masuk, memo kredit

untuk retur penjualan atau penghapusan piutang.

Auditor mengambil sampel transsaksi yang dicatat disebelah kredit akun debitur yang terpilih

dalam sampel, kemudian melakukan prosedur audit berikut ini:

1. Mengambil dari arsip klien bukti kas masuk dan memo kredit beserta dokumen

pendukungnya: surat pemberitahuan (remittance advice) dan laporan penerimaan barang.

2. Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas masuk dan memo kredit.

3. Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam bukti kas masuk, memo kredit dan

dokumen pendukungnya

4. Memeriksa kebenaran data yang di-posting kedalam akun debitur berdasarkan bukti kas

masuk dan memo kredit.

5. Memastikan bahwa semua bukti kas masuk dan memo kredit yang disampel telah dicatat

sebelah kredit akun debitur.

D. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan.

Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisahbatas

yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi penjualan yang termasuk dalam tahun yang

diaudit dibanding dengan tahun sebelumnya. Jika klien tidak menggunakan tanggal pisah batas

yang konsisten, akibatnya adalah transaksi penjualan yang seharusnya diakui sebagai pendapatan

tahun berikutnya, dicatat oleh klien sebagai pendapatan tahun yang diaudit.

Page 11: Audit Editdgf

Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang

diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. Untuk membuktikan bahwa klien

menggunakan pisah batas yang konsisten terhadap transaksi penjualan, auditor memeriksa faktur

penjualan dan dokumen pendukungnya yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum

dan sesudah tanggal neraca.

2.6.4 Pengujian terhadap saldo akun rinci

Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan dalam ke saldo piutang

usaha dan akun penilaianya (akun cadangan kerugian pitang usaha ). Tujuan pengujian saldo

akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi:

a. keberadaan atau keterjadian

b. kelengkapan

c. hak kepemilikan

d. penilaian

A. Lakukan konfirmasi akun

Ada 3 tahap yang harus di tempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat komunikasi kepada

debitur:

a. tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan di laksanakan

b. pilih debitur yang akan di kirimi surat konfirmasi, dan

c. kirimkan surat konfirmasi

prosedur ini ditempuh oleh auditor dengan tujuan untuk membuktikan keberadaan debitur

perusahaan pada tanggal neraca dan memiliki utang pada tanggal tersebut kepada klien sebesar

yang dicatat klien.

B. Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh

klien.

Prosedur ini ini ditempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang usaha yang

dicantumkan dineraca. Menurut Prinsip Akuntansi Berterima Umum, piutang usaha disajikan

dalam neraca pada nilai bersih yang dapat ditagih dari debitur (net realizable value) pada tanggal

neraca. Oleh karena itu , verifikasi penilaian yang dimaksudkan untuk menilai kewajaran

Page 12: Audit Editdgf

penentuan jumlah cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien pada tanggal

neraca.

2.6.5 Penyajian dan Pengungkapan Akun dalam Laporan Keuangan

Bandingkan penyajian piutang usaha dengan penyajian menurut prinsip akuntansi berterima

umum.

Piutang usaha harus di sajikan dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Auditor membandingkan penyajian dan pengungkapan piutang usaha yang di sajikan klien dalam

neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum. Prosedur audit terhadap penyajian dan

pengungkapan piutang usaha adalah : (1) memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok

aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, (2) memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok

piutang usaha dan piutang non usaha, (3) menentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi

untuk transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang di gadaikan, piutang

yang telah dianjakkan(factorell account receivable) ke perusahaan anjak piutang.

Page 13: Audit Editdgf

BAB IIIPENUTUP

3.1           KESIMPULAN

                  Dalam melaksanakan audit, auditor harus menaruh perhatian pada semua bidang

pertanggung jawaban manajemen seperti diuraikan diatas, tetapi dengan tingkat tekanan yang

berbeda-beda dengan masing-masing penugasan. Bidang mana yang akan memeperoleh

perhatian yang lebih besartergantung pada pertimbangan terhadap bergabai factor yang

terlibat pada waktu menentuka arah kegiatan audit dan resiko yang dihadapai organisasi.

                 Hasil dari tahap pengujian substantive adalah temuan. Temuan audit berpangkal

dari perbandingan kondisi (apa yang sebenrnya terjadi) dengan criteria (apa yang seharusnya

terjadi), mengungkap akibat yang ditimbulkan dari perbedaan kondisi dan criteria tersebut

serta mencari penyebabnya. Pengembangan temuan setelah pengujian substantive dangat

menetukan keberhasilan tugas audit. Untuk itu, auditor perlu memahami unsure-unsur

temuan, sehingga pengembangan temuan menjaid lebih efektif.

3.2 Saran

Diharapakan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita

semua tentang auditing. Khususnya tentang audit terhadap siklus pendapatan: pengujian

pengendalian.