audit atas transaksi utang dan piutang, aktiva lain-lain dan utang lain-lain

Upload: razuki-ridwan

Post on 10-Feb-2018

526 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    1/11

    RANGKUMAN MATA KULIAH

    AUDIT KEUANGAN NEGARA

    AUDIT ATAS TRANSAKSI UTANG, PIUTANG, UTANG LAIN-LAIN DAN

    AKTIVA LAIN-LAIN

    DISUSUN OLEH :

    FADHILLAH ASRI ( 1102120964 )BADAI TRI DHARMAWAN ( 1102120919 )RIZKI DARMAWAN ( 1102136429 )

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS RIAU

    2013

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    2/11

    AUDIT ATAS TRANSAKSI UTANG, PIUTANG, UTANG LAIN-LAIN DAN

    AKTIVA LAIN-LAIN

    SIFAT TRANSAKSI

    Kewajiban Jangka Pendek

    Menurut paragraf 11 PSAP 09, kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang

    diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

    Kewajiban jangka pendek antara lain terdiri dari:

    1) Utang kepada Pihak Ketiga

    2) Utang Bunga

    3) Utang Perhitungan Pihak Ketiga

    4) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

    5) Utang Transfer

    6) Utang Surat Perbendaharaan Negara (SPN)

    7) Utang Jangka Pendek Lainnya, yang meliputi :

    Utang Biaya

    Pendapatan Diterima Dimuka

    Kewajiban Jangka Panjang

    Sebagaimana disebut dalam kalimat kedua dari paragraf 11 PSAP 09, kewajiban jangka

    panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas)

    bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang antara lain terdiri dari:

    1) Utang Luar Negeri

    2) Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan

    3) Utang Dalam Negeri-Obligasi

    4) Utang Pembelian Cicilan

    5) Utang Jangka Panjang Lainnya

    Piutang :

    1. Piutang pajak

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    3/11

    2. Piutang pendapatan Negara3. Piutang dalam valuta asing

    Perikatan :

    1. Pemberian pinjaman2. Jual-beli3. Kemitraan4. Pemberian Fasilitas atau jasa5. Transaksi dibayar dimuka

    Aktiva Lain-Lain (Aset Tak Berwujud)

    ATB sebagai aset harus memenuhi kriteria umum aset seperti dijelaskan

    dalam Kerangka Konseptual. Aset non-moneter artinya aset ini bukan merupakan kas atau

    setara kas atau aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti

    atau dapat ditentukan. Dapat diidentifikasi maksudnya aset tersebut nilainya dapat

    dipisahkan dari aset lainnya. Tidak memiliki wujud fisik, artinya aset tersebut tidak

    memiliki bentuk fisik tertentu seperti halnya aset tetap. Bentuk fisik tersebut tidak esensial

    untuk menentukan keberadaan ATB; karena itu, paten dan hak cipta, misalnya,

    merupakan aset pemerintah apabila pemerintah dapat memperoleh manfaat ekonomi

    di masa depan dan pemerintah menguasai aset tersebut.

    Manfaat ekonomi masa depan yang dihasilkan oleh ATB dapat berupa

    pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya atau

    efisiensi, dan hasil lainnya seperti pendapatan dari penyewaan, pemberian lisensi, atau

    manfaat lainnya yang diperoleh dari pemanfaatan ATB. Manfaat lain ini dapat berupa

    peningkatan kualitas layanan atau keluaran, proses pelayanan yang lebih cepat, atau

    penurunan jumlah tenaga/sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan

    suatu tugas dan fungsi. Sebagai contoh, penerapan sistem on-line untuk

    perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM Keliling) mempercepat pemrosesan yang

    selanjutnya meningkatkan pelayanan pemerintah kepadamasyarakat.

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    4/11

    Berdasarkan jenis sumber daya, ATB pemerintah dapat berupa:

    1. Software computer, yang dapat disimpan dalam berbagai media penyimpanan

    seperti flash disk, compact disk, disket, pita, dan media penyimpanan lainnya; Software

    computer yang masuk dalam kategori ATB adalah software yang bukan

    merupakan bagian tak terpisahkan dari hardware komputer tertentu. Jadi

    software ini dapat digunakan di komputer lain. Oleh karena itu software

    komputer sepanjang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan merupakan ATB.

    2. Lisensi dan franchise

    Lisensi dapat diartikan memberi izin. Pemberian lisensi dilakukan jika ada pihak yang

    memberi lisensi dan pihak yang menerima lisensi, melalui sebuah perjanjian. Dapat jugamerupakan pemberian izin dari pemilik barang/jasa kepada pihak yang menerima lisensi

    untuk menggunakan barang atau jasa yang dilisensikan. Franchise merupakan

    perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan

    hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan

    suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam

    rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

    3. Hak Paten & Hak Cipta.

    Hak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil

    Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

    Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain

    untuk melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ayat 1) Hak cipta adalah hak

    eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan

    hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Hak cipta merupakan "hak untuk

    menyalin suatu ciptaan". Hak cipta memungkinkan pemegang hak tersebut untuk

    membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya, hak cipta

    memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya

    seni atau karya cipta atau ciptaan. Hak-hak tersebut pada dasarnya diperoleh

    karena adanya kepemilikan kekayaan intelektual, pengetahuan teknis, suatu cipta

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    5/11

    karya yang dapat menghasilkan manfaat bagi entitas. Hak ini dapat mengendalikan

    pemanfaatan aset tersebut dan membatasi pihak lain yang tidak berhak untuk

    memanfaatkannya. Oleh karena itu Hak Paten dan Hak Cipta sepanjang memenuhi definisi

    dan kriteria pengakuan merupakan ATB.

    4. Hasil kajian/pengembangan yang memberikan manfaat jangka panjang

    Hasil kajian/pengembangan yang memberikan manfaat jangka panjang adalah

    suatu kajian atau pengembangan yang memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial

    dimasa yang akan datang yang dapat diidentifikasi sebagai aset. Apabila hasil kajian tidak

    dapat diidentifikasi dan tidak memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial maka tidak

    dapat diakui sebagai ATB.

    5. ATB yang mempunyai nilai sejarah/budaya

    Film dokumenter, misalkan, dibuat untuk mendapatkan kembali naskah

    kuno/alur sejarah/rekaman peristiwa lalu yang pada dasarnya mempunyai manfaat

    ataupun nilai bagi pemerintah ataupun masyarakat. Hal ini berarti film tersebut

    mengandung nilai tertentu yang dapat mempunyai manfaat di masa depan bagi

    pemerintah. Film/Karya Seni/Budaya dapat dikategorikan dalam heritage ATB.

    6. ATB dalam Pengerjaan

    Suatu kegiatan perolehan ATB dalam pemerintahan, khususnya yang diperoleh

    secarainternal, sebelum selesai dikerjakan dan menjadi ATB, belum mememenuhi

    kriteria pengakuan aset yaitu digunakan untuk operasional pemerintah. Namun

    dalam hal ini seperti juga aset tetap, aset ini nantinya juga diniatkan untuk digunakan

    dalam pelaksanaan operasional pemerintahan, sehingga dapat diakui sebagai

    bagian dari ATB.

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    6/11

    KEGIATAN PENGENDALIAN

    Perancangan Program Audit Untuk kegiatan Pengendalian:

    1. Fungsi terkait.2. Dokumen.3. Catatan Akuntansi.4. Bagan alir Sistem Informasi Akuntansi.5. Salah saji potensial, aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit

    untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor.

    6. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan.7. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi yang

    bersangkutan.

    8. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi yangbersangkutan.

    MENDAPAT PEMAHAMAN DAN MENILAI RESIKO PENGENDALIAN

    Auditor harusmemahami perancangan dan pengimplementasian pengendalian

    internal untuk melakukan penilaian pendahuluan atas risiko pengendalian. Setelah

    memahami pengendalian internal, auditor dapat membuat penilaian pendahuluan atas

    risiko pengendalian sebagai bagian dari penilaian risiko secara keseluruhan. Penilaian ini

    merupakan ukuran ekspektasi auditor bahwa pengendalian internal akan mencegah salah

    saji material atau mendeteksi dan mengoreksinya jika terjadi.

    Banyak auditor menggunakan matriks risiko pengendalian (control risk matrix)

    untuk membantu proses penilaian risiko pengendalian. Tujuannya adalah menyediakan

    cara yang mudah untuk mengatur penilaian risiko pengendalian bagi setiap tujuan audit.

    Langkah langkah dalam penilaian risiko pengendalian:

    Mengidentifikasi tujuan audit dari utang,piutang,utang lain-lain dan aktiva lain-lain Mengidentifikasi pengendalian yang ada Menghubungkan pengendalian dengan tujuan audit

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    7/11

    Mengidentifikasi dan mengevaluasi defisiensi pengendalian, defisiensi yangsignifikan dan kelemahan yang material

    Menghubungkan defisiensi yang signifikan dan kelemahan yang material dengantujuan audit terkait.

    Menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit.

    PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN RISIKO

    Setelah pemeriksa menilai risiko inheren, risiko pengendalian juga harus dinilai

    sebagai bagian proses penilaian risiko dalam pemeriksaan keuangan.

    Penilaian risiko pengendalian merupakan estimasi terhadap risiko pengendalianintern yang sangat bergantung pada bagaimana hasil evaluasi pemeriksa yang

    bersangkutan terhadap pengendalian intern entitas yang diperiksa, meskipun

    pertimbangan profesional pemeriksa masih juga menentukan.

    Apabila sistem pengendalian intern entitas yang diperiksa telah dirancang secara

    memadai, dan pengujian ketaatan yang dilaksanakan pemeriksa menunjukkan bahwa

    pengendalian tersebut telah dijalankan secara memadai pula, maka pemeriksa akan

    merasa bahwa pengendalian intern tersebut dapat diandalkan, yang berarti bahwa dia

    akan memberikan estimasi yang cukup rendah terhadap risiko ini. Demikian pula

    sebaliknya.

    Berdasarkan matriks CRM, Pemeriksa dapat menilai risiko pengendalian menjadi

    "minimum, "moderat atau "maksimumuntuk dimasukkan kedalam matriks ARM.

    a. Minimum atau keyakinan pemeriksa sangat terjamin atas efektivitas pengendalian

    intern dengan rentang risiko pengendalian sebesar 10-30%. Pemeriksa menilaipengendalian sebagai efektif dan melaksanakan test of controls untuk

    mengkonfirmasikan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif sepanjang

    periode. Pemeriksa mengevaluasi kecukupan dari bukti yang sudah diperoleh serta

    apakah bukti ini mendukung penilaian "minimum". Jika pemeriksa menyimpulkan

    bahwa bukti-bukti pemeriksaan tidak mendukung penilaian ini, pemeriksa

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    8/11

    mempertimbangkan kembali evaluasinya atas efektivitas pengendalian. Jika

    pengendalian ditemukan ternyata tidak efektif, pemeriksa menilai risiko pengendalian

    sebagai "maksimum".

    b. Moderat atau keyakinan pemeriksa cukup terjamin atas efektivitas pengendalian intern

    dengan rentang risiko pengendalian sebesar 31-70%. Pemeriksa menyimpulkan bahwa

    desain dari pengendalian adalah efektif, tetapi pemeriksa tidak melakukan test of

    controls untuk mengkonfirmasikan efektifitas pelaksanaannya sepanjang

    periode. Pemeriksa juga mempertimbangkan apakah pelaksanaan walkthrough yang

    dilakukan oleh pemeriksa terhadap pengendalian memberikan bukti yang cukup untuk

    menilai risiko sebagai "moderat". Jika pemeriksa menyimpulkan bahwa bukti tidak

    mendukung penilaian ini, pemeriksa mempertimbangkan untuk mendapatkan bukti-bukti tambahan untuk mendukung penilaian moderat, atau menilai risiko

    pengendalian sebagai "maksimum". Penilaian risiko pengendalian ini tidak berlaku

    untuk akun-akun atau asersi-asersi yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi yang

    bersifat estimasi, seperti penyusutan, penyisihan piutang ragu-ragu.

    c. Maksimum atau keyakinan pemeriksa tidak terjamin atas efektivitas pengendalian

    intern dengan rentang risiko pengendalian sebesar 71-100%. Pemeriksa menilai risiko

    pengendalian sebagai maksimum ketika (1) bukti pemeriksaan mengindikasikan bahwa

    pengendalian tidak efektif, atau (2) setelah memperoleh pemahaman yang memadai

    mengenai proses entitas yang diperiksa:

    Pemeriksa percaya bahwa pengendalian nampaknya akan tidak efektif, atau Pemeriksa sudah mengidentifikasi prosedur-prosedur uji substantif yang efisien

    dan efektif yang diyakini penting untuk mendukung saldo akun terkait

    PENGUJIAN PENGENDALIAN

    Pengujian pengandalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk menentukan

    efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atau prosedur pengendalian yang

    diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian)

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    9/11

    Pengujian tersebut meliputi jenis prosedur audit sebagai berikut :

    Meminta keterangan dari personil klien Menguji dokumen, arsip, dan laporan Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian Melaksanakan kembali prosedur klien

    Dua prosedur yang pertama sama dengan jenis bahan bukti yang diperoleh dalam

    memahami struktur pengendalian intern. Sehingga, penetapan resiko pengendalian dan

    pengujian atas pengendalian dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari prosedur audit yang

    digunakan untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern. Perbedaan utama

    adalah bahwa dengan pengujian atas pengendalian tersebut, tujuan menjadi lebih spesifik

    dan pengujian menjadi ekstensif.

    PROSEDUR ANALISIS

    Prosedur analitis meliputi perbandingan dari jumlah yang tercatat dengan dengan angka

    tertentu yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur ini biasanya menggunakan kalkulasi

    rasio yang dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya atau rasio perusahaan sejenis

    atau rasio average industry

    Tujuan utama dari prosedur analitis dalam tahap perencanaan ini adalah :

    1. Menunjukkan kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan

    2. Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci

    Prosedur analitis utang

    1. Hitung rasioa. Tingkat perputaran hutangb. Rasio hutang usaha dengan hutang lancer

    2. Lakukan analisis prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masalalu

    3. Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama tahun lalu dengan tahun audit

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    10/11

    Prosedur Analisis Piutang

    Dalam prosedur analitis, auditor menghitung berbagai ratio: tingkat perputaran piutang,

    ratio piutang dengan aktiva lancar, rate of return on net sales, ratio kerugian piutang

    dengan pendapatan bersih, ratio kerugian piutang dengan piutang yang sesungguhnya

    tidak tertagih.

    Prosedur Analisis Aktiva Lain-Lain

    a. Hitung ratio berikut ini :1. Tingkat perputaran aktiva lain-lain2. Ratio laba bersih dengan aktiva lain-lain3. Ratio tetap dengan modal saham4. Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva lain-lain

    b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada datamasa lalu, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.

    c. Pengujian terhadap transaksi rinci

    PENGUJIAN SUBSTANTIVE

    Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk menguji

    kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi

    kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan salah saji

    moneter (dalam satuan mata uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah

    saji dalam saldo laporan keuangan.

    Tujuan pengujian substantive atas transaksi adalah untuk menentukan apakah transaksi

    akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diiktisarkan dalam jurnal

    dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar.

    Pengujian atas transaksi :

    Pengujian tersebut meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan pemahaman

    memperoleh sekitar pengendalian internal dan menyertakan uraian tentang prosedur dan

  • 7/22/2019 Audit Atas Transaksi Utang Dan Piutang, Aktiva Lain-lain Dan Utang Lain-lain

    11/11

    risiko pengendalian yang dinilai dalam kegiatan audit atas utang,piutang,utang lain-lain

    dan aktiva lain-lain.