audit

7
ATURAN INTERNAL PROFESI KODE ETIK IAPI Insitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah organisasi profesi akuntan publik di Indonesia. IAPI berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar professional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia. Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan publik, para pelaku profesi akuntan publik harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Kode etik ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian A berisi Prinsip- prinsip dasar etika profesi akuntansi, B berisi Prinsip- prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan professional “dalam praktik public” atau akuntan public , dan C berisi . Prinsip-prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan professional “dalam bisnis”, akuntan internal. Bagian A memuat Prinsip Dasar Etika Profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip. Prinsip Dasar yang disajikan dalam Bagian A terdiri dari 5 prinsip, yaitu Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan, dan Perilaku Profesional. 1. Integritas Lurus/tidak “berbelok ke kanan atau kiri”, lugas, dan jujur dalam semua hubungan professional dan bisnis. 2. Objektif Tidak memniarkan bias, benturan kepentingan atau tekanan pihak lain menghilangkan kearifan dan akal sehat professional dan bisnis.

Upload: septian

Post on 15-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rttrtlihjohgffghjkl;lkjhgfdsdfghjkl

TRANSCRIPT

Page 1: Audit

ATURAN INTERNAL PROFESI

KODE ETIK IAPI            Insitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah organisasi profesi akuntan publik di Indonesia. IAPI berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar professional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia. Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan publik, para pelaku profesi akuntan publik harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Kode etik ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian A berisi Prinsip-prinsip dasar etika profesi akuntansi, B berisi Prinsip-prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan professional “dalam praktik public” atau akuntan public , dan C berisi . Prinsip-prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan professional “dalam bisnis”, akuntan internal.

Bagian A memuat Prinsip Dasar Etika Profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip. Prinsip Dasar yang disajikan dalam Bagian A terdiri dari 5 prinsip, yaitu Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan, dan Perilaku Profesional.

1. Integritas

Lurus/tidak “berbelok ke kanan atau kiri”, lugas, dan jujur dalam semua hubungan professional dan bisnis.

2. Objektif

Tidak memniarkan bias, benturan kepentingan atau tekanan pihak lain menghilangkan kearifan dan akal sehat professional dan bisnis.

3. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional

Memelihara pengetahuan dan keteramplan professional untuk memastikan bahwa klien atau karyawan mendapatkan jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan terakhir dalam praktik, ketentuan perundangan dan teknik, dan bertindak sesuai dengan standard teknis dan standard professional.

4. Konfidensialitas

Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hubungan professional dan bisnis, karenanya tidak mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa hak/ wewenang yang tepat dan spesifik.

Page 2: Audit

5. Perilaku Profesional

Memenuhi ketentuan undang-undang dan aturan perundangan lainnya dan menghindari perbuatan yang merendahkan martabat profesi.

Bagian B memuat Aturan Etika Profesi yang memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu

1. Ancaman terhadap kepentingan pribadi (Self Interest Threat)

Ancaman berupa kepentingan keuangan atau kepentingan lain yang mempengaruhi secara tidak wajar, akal sehat atau perilaku akuntan.

2. Ancaman akibat mereview pekerjaan sendiri( Self Review Threat)

Ancaman dimana akuntan professional tidak akan dapat mengevaluasi hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tugas sebelumnya oleh akuntan professional tersebut atau orang lain dari KAP yang sama.

3. Ancaman berkenaan dengan nasihat yang diberikan( Advocacy Threat)

Ancaman terhadap akuntan professional akibat mempromosikan posisi klien atau karyawan, sehingga ia mengorbankan objektivitasnya.

4. Ancaman karena kedekatan( Familiarity threat)

Ancaman yang berkaitan dengan hubungan dekat yang telalu lama dengan klien atau karyawan, sehingga akuntan professional menjadi terlalu bersimpati dengan kepentingan mereka atau terlalu ingin menerima pekerjaan mereka

5. Ancaman Intimidasi ( Intimidation Threat)

Ancaman yang membuat akuntan professional tidak dapat bertindak objektif karena tekanan, temasuk upaya untuk menekan akuntan professional.

Penangkal/Pengaman terhadap ancaman-ancaman diatas, disebut safeguard. Contoh pengaman yang diterapkan oleh profesi akuntan,undang-undang, atau ketentuan lain yaitu :

1. Persyaratan mengenai jenjang pendidikan, jenis dan jumlah pelatihan, serta jenis dan lamanya pengalaman, ketika akan memasuki profesi;

2. Persyaratan mengenai pengembangan professional berkelanjutan di Indonesia, disingkat PPL (Pendidikan profesi berkelanjutan);

3. Peraturan tentang tata kelola perusahaan;4. Standar profesi5. Prosedur pemantauan dan prosedur disiplin profesi;6. Review oleh pihak eksternal atas laporan, komunikasi, atau informasi yang dihasilkan

oleh akuntansi.

Page 3: Audit

Pengaman tertentu dapat meningkatkan kemungkinan mendeteksi perilaku tidak etis atau mencegahnya, seperti :

1. Sistem keluhan (complaint system) yang efektif, yang memungkinkan anggota profesi, rekan, karyawan, anggota masyarakat menarik perhatian yang berwenang, asosiasi profesi, KAP, atau entitas, jika ada perilaku tidak etis.

2. Kewajiban melaporkan pelanggaran terhadap ketentuan etika profesi.

Faktor-faktor yang relevan dalam proses penyelesaian konflik, baik formal maupun informal antara lain :

1. Fakta-fakta yang relevan;2. Butir-butir etika yang dipermasalahkan3. Potensi pelanggaran terhadap prinsip dasar yang sama4. Apa prosedur internal yang ada untuk konflik seperti ini5. Tindakan apa saja yang bisa diambil

Setelah mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan, akuntan professional wajib menentukan tindakan yang akan diambil dengan mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing alternative.

Perubahan Standar Audit

1. Penekanan pada Risiko

Hal yang berbeda ialah tekanan yang sangat besar pada risiko, dalam setiap tahap audit. Tahap audi yang pertama dan kedua bahkan menggunakan istilah risiko;tahap pertama, risk assessment dan tahap kedua, risk response.

2. Standar Berbasis Prinsip

Filsafat dasar dalam standard berbasis prinsip ialah :

a. Ketahui tujuan yang ingin dicapaib. Kenali lapangan dengan baikc. Ketahui apa yang wajib dilakukan, d. Senantiasa waspada, gunakan professional judgment (kearifan professional),

untuk mencapai tujuan.3. Pengukuran Berkesan Eksak

ISA tidak mengabaikan model-model matematis, namun,ISA memberikan keleluasan menerapkan kearifan professional, terutama jika model matematis menimbulkan keraguan yang besar.

Pendekatan matematis semata-mata membuat auditor menjadi robot. Mentalitas robot ini juga terlihat dalam mengisi daftar penguji (check list) yang seharusnya merupakan alat bantu bagi auditor untuk berpikir

Page 4: Audit

Salah satu sifat dari model-model matematis, ialah kerumitannya. Kerumitan atau kompleksitas model matematis seting memberikan kesan kerilu, seolah olah model itu seperti block box atau botol yang berisi jin (dan tinggal digosok-gosok sambil mengucap mantera)yang memberikan jawaban yang precise atau exact

4. Gunakan Kearifan Profesional

Hal yang paling mudah diamati ialah keterlibatan auditor yang berpengalaman,auditor yang diampuni. Dalam praktik akuntan publik, ini berarti keterlibatkan partner yang mempunyai pengalaman,pendidikan dan pelatihan yang tepat dengan penugasannya, dan ciri-ciri kepribadian tertentu seperti sikap skeptis.

5. Senantiasa Terapkan Kewaspadaan Profesional

a. Kewaspadaan professional adalah konsep lama dengan makna baru.kewaspadaan professional dalam makna lama,terbatas pada sikap waspada jika ada bukti-bukti awal(seperti pengujian beberapa sample) yang mencurikan.

b. Kewaspadaan professional adalah tanggapan wajar dari auditor yang berhadapan dengan risiko salah saji yang material dalam lapora keuangan, baik yang tidak disengaja maupun yang berniat jahat.

c. Pengalaman manipulasi laporan keuangan,faud, atau financial shenanigans membuat auditor wajib menerapkan kewaspadaan professional. Setiap saat ketika melaksanakan auditor

6. Pengendalian Internal ( Internal Control)

a. Perbedaan pengendalian internal dengan ISA adalah ISA menjadikan system pengendalian suatu kewajiban yang harus dipenuhi entitas.

b. ISA juga mewajibkan auditor menilai, menggunakan hasil penelitiannya, dan mengkomunikasikan kelemahan lingkungan dan system pengendalian internal.

c. Akuntan Publik mereview system pengendalian internal. Ia menuangkan temuan-temuan mengenai kelemahan pengendalian internal dan rekomendasi perbaikan dalam surat kepada manajemen. Namun, ia tidak mengaitkan prosedur audit selanjutnya dengan temuan-temuannya.

7. Pengendalian Mutu

Lingkup ISQC 1 adalah Lingkup pengendalian mutu di KAP memberikan:

a. Jasa audit dan review atas laporan keuangan

b. Jasa Asurans lainnya

c. Jasa-jasa yang terkait dengan jasa asurans

Page 5: Audit

ISQC 1 mewajibkan KAP menetapkan dan memelihara system pengendalian mutu yang terdiri atas kebijakan dan prosedur mengenai unsur-unsur sebagai berikut:

a. Tanggung jawab pimpinan KAP atas mutu di dalam KAP-nya

b. Ketentuan etika yang relevan

c. Hubungan dengan klien: apakah menerima atau melanjutkan dan penugasan yang spesifik dari klien

d. Sumber Daya Manusia

e. Pelaksanaan Tugas

f. Pemantauan