audit

6
A. Tujuan Pemeriksaan kas dan setara kas 1. Untuk memeriksa apakah terdapat Internal Control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Asersi: a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisasi atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank b) Digunakannya imprest fund system untuk mengelola kas kecil c) Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash box, brandkas atau di bank 2. untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (existence) Asersi: Auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank untuk meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-betul ada dan dimiliki perusahaan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. 3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas. Asersi : Jika perusahaan menyisihkan dana untuk keperluan pelunasan obligasi, maka dana tersebut tidak dapat dilaporan sebagai kas. Jika ada saldo rekening giro dibekukan karena masalah hukum, saldo tersebut juga tidak boleh dilaporkan dalam kas. Dan harus jelaskan dalam catatan atas laporan keuangan 4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal neraca dan selisih kurs sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan. Asersi : Misalnya per 31 Desember 2010 perusahaan mempunyai saldo bank sebesar US $10k dicatat rupiah sebesar Rp. 100jt. Misalnya kurs BI akhir tahun: Jual 1 US = 9.600 , beli = 9.400 , tengah = 9.500

Upload: daniel

Post on 16-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tujuan Audit aset

TRANSCRIPT

A. Tujuan Pemeriksaan kas dan setara kas1. Untuk memeriksa apakah terdapat Internal Control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.Asersi:a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisasi atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bankb) Digunakannya imprest fund system untuk mengelola kas kecilc) Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash box, brandkas atau di bank2. untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (existence)Asersi: Auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank untuk meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-betul ada dan dimiliki perusahaan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham.

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas.Asersi : Jika perusahaan menyisihkan dana untuk keperluan pelunasan obligasi, maka dana tersebut tidak dapat dilaporan sebagai kas. Jika ada saldo rekening giro dibekukan karena masalah hukum, saldo tersebut juga tidak boleh dilaporkan dalam kas. Dan harus jelaskan dalam catatan atas laporan keuangan

4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal neraca dan selisih kurs sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan.Asersi : Misalnya per 31 Desember 2010 perusahaan mempunyai saldo bank sebesar US $10k dicatat rupiah sebesar Rp. 100jt.Misalnya kurs BI akhir tahun: Jual 1 US = 9.600 , beli = 9.400 , tengah = 9.500Adjustment ;Dr. Rugi selisih kurs5jtCr Bank5jt5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia menurut SAK.Asersi : a) Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancarb) Kas dan setara kas diakui jika untuk melunasi kewajiban jangka pendek (1 tahun)Prosedur pemeriksaan kas dan setara kas:i. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bankii. Lakukan perhitungan fisik uang kas (cash count) per tanggal neraca, bisa sebelum atau sesudah tanggal neracaiii. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.B. Tujuan Pemeriksaan Piutang1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.Asersi:a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, dan melakukan pencatatan.b) Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang untuk masing-masing pelanggan yang selalu diupdatec) Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisis umur piutang)

2. Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang.Validity : apakah piutang itu sah, masih berlaku, masih diakui oleh pelanggan.Authenticity : apakah piutang itu didukung oleh bukti-bukti yang otentik seperti SO, DO yang ditandatangani oleh pelanggan sebagai bukti

3. Untuk memeriksa collectibility piutang dan cukup tidaknya allowance for bad debt.Collectibility : kemungkinan tertagihnya piutang. Piutang harus disajikan sebesar jumlah yang diperkirakan bisa ditagih, karena itu jumlah diperkirakan tidak bisa ditagih harus dibuat penyisihan. Yang sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapus ke biaya penyisihan piutang.

4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari pendiskontoan wesel tagih.Asersi : Wesel tagih yang diskontokan sebelum jatuh tempo, harus diungkap contigent liability. Karena jika penarik wesel tidak sanggup melunasi ke bank, maka perusahaan yang melunasi wesel ke bank.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)Asersi : a) Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan dengan identifikasi yang jelasb) Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajibanc) Jumlah piutang yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuanganProsedur pemeriksaan piutang usaha :I. Buat top schedule dan supporting schedule piutang per tanggal neracaII. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoiceIII. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability

C. Tujuan pemeriksaan persediaan1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan.Asersi :a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuanganb) Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tenderc) Digunakan anggaran untuk pembelian, produksi, penjualan dan penerimaan serta pengeluaran kas.2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.Asersi : pengamatan harus dilakukan terhada[ persediaan perusahaan per tanggal neraca untuk meyakinkan keberadaan persediaan tersebut.

3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan.Asersi: Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dengan metode FIFO, LIFO atau Average (moving atau weighted)

4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)Asersi : Untuk mengetahui berapa saldo persediaan pada akhir periode, harus dilakukan stock opname. Untuk memperkirakan berapa saldo persediaan akhir bulan, bisa digunakan Retail inventory method/gross profit method.

5. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat dan ketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup.Asersi : Harga yang rusak dijual dengan harga lebih rendah dari perolehannya, maka harus dibuatkan allowance yang cukup.

6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.Asersi: Jika ada persediaan yang dijadikan jaminan, hal ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.Asersi : persediaan harus diasuransikan sehingga seandainya terjadi kebakaran bisa diperoleh ganti rugi dari perusahaan asuransi dan perusahaan bisa terhindar dari kerugian karena kebakaran tersebut dengan pertanggungan nilai yang cukup.

Prosedur pemeriksaan atas persediaan:

I. Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan perusahaan (klien)II. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment outIII. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca

D. Tujuan pemeriksaan aset tetap1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum dilaporan posisi keuangan betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan merupakan suatu capital expenditure, diotorisasi , mempunyai bukti dan dicatat lengkap4. Untuk memeriksa apakah disposal aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh yang berwenang.5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun yang diperiksa dilakukan dengan cara sesuai SAK, konsisten dan perhitungannya benar.6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.Prosedur pemeriksaan aset tetap.I. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetapII. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan general ledger atau sub ledger, saldo awal dengan working paper tahun laluIII. Periksa fisik dari aset tetap tersebut dan periksa kondisi dan nomor kode dari aset tetap