audiologi

20
AUDIOLOGI Dr. ADLIN ADNAN, SpTHT STAF NEURO-OTOLOGI BAGIAN THT – KL FK USU MEDAN 2004

Upload: azwararifki

Post on 19-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

AUDIOLOGI

TRANSCRIPT

  • AUDIOLOGIDr. ADLIN ADNAN, SpTHTSTAF NEURO-OTOLOGI BAGIAN THT KL FK USU MEDAN 2004

  • Definisi : Ilmu yang memepelajari pendengaranMENDENGAR diperlukan1.Rangsang yg Adekuat bunyi2.Alat penerima rangsang telinga

    BUNYI TERGANTUNG 1.Frekwensi Hz2.Intensitas dBTidak seluruh frekwensi suara dapat didengar. Pada manusia terbatas pada Frekwensi -------------16 Hz ------------ 20 Hz -------- Infra sonic Ultra sonicFrekwensi 500 s/d 2000 Hz - enak didengarIntensitas suara / kekuatan suara diukur dengan dB. Suara > 85 dB Tidak enak didengar menyakitkan telinga / bisa merusak alat pendengaran

  • SOUND LEVEL METER ( SLM ) Alat utk mengukur intensitas suara ruangan dan sekitarnya.

    SUARA SAMPAI KETELINGA DENGAN CARA :1.Melalui hantaran tulang2.Langsung ke gendang telinga 3.Melalui tulang tengkorak ke telinga sebelah nya

    GANGGUAN PENDENGARAN :1. Conductive Hearing Loss : Conductive deafness gangguan pada - Hantaran udara - Pekak konduktif2. Sensory Neural Hearing Loss : Nerve Deafness gangguan pada - Hantaran tulang - Pekak Persepsi3. Mixed Hearing Loss : Mixed Deafness - Pekak campuran

  • I.CONDUCTIVE HEARING LOSS

    Definisi : Segala gangguan hantaran suara yg tdpt pada telinga luar dan tengah dgn telinga dalam yg normal ( gangguan konduksi suara dari foramen ovale ke arah luar )

    Gangguan konduksi ( hantara suara) contoh : 1. Cerumen diliang telinga luar 2. Atresia liang telinga 3. Mikroti 4. Otitis media 5. Baro Trauma 6. Tuba Catarhalis

  • II.SENSORY NERVE HEARING LOSSDEFINISI : Segala gangguan atau penyakit yang terdapat pada : 1. Telinga dalam 2. Nervus VIII ( N.Cochlearis ) 3. Sentral Pendengaran ( Cortex Cerebri )dengan telinga tengah dan luar yang normal.

    ETIOLOGI

    1.KELAINAN KONGENITAL Oleh karena kerusakan embrio intra uterin , misalnya peda waktu hamil ibu menderita Rubella

  • 2.ACQUISITA :

    - Infeksi Mis : Parotitis,Labirintitis - Intoksikasi obat-obatan Mis : Kinin,Streptimisin,Kanamisin - Trauma Mis : Trauma akustik- Tumor Mis Neuroma akustic- Meniers disease

  • III.MIXED HEARING LOSSDEFINISI : Hantaran suara pada telinga luar dan tengah terganggu serta telinga dalam rusak / tidak berfungsiMisalnya : 1. OTOSCLEROSIS tidak hanya stapes tapi juga telinga bagian dalam. 2. PRESBIACUSIS pada permulaan terjadi SNHL dan akhirnya terjadi Mixed Hearing Loss

  • UJI PENDENGARAN Ada beberapa cara pemeriksaan : I. Test berbisikII.Pemeriksaan garpu penala : 1. Garpu penala biasa 2. Rinne test 3. Weber test 4. Schwabach test

  • AUDIOMETRISUATU PEMERIKSAAN PENDENGARAN DENGAN MEMAKAI ALAT AUDIOMETER.

    AUDIOMETERSuatu alat elektro kaustik yang mampu menghasilkan suara yang memenuhi syarat sebagai bahan pemeriksaan yaitu ;Frekwensi ( 125 8000 Hz )Intensitas suara yang dapat diukur ( - 10 s/d 110 dB )

  • PEMBAGIAN AUDIOMETRI1.Audiometri nada murni ( Pure Tone Audiometri )2.Audiometri bicara /tutur ( Speech Audiometri )3. Audiometri nada diatas batas minimum pendengaran ( Supra Threshold Audiometri )

  • TABEL DERAJAT KETULIAN-------------------------------------------------------------- Hearing loss Hearing loss ASA 1951 (dB) ISO 1964 ( dB)Normal - 10 s/d 15 - 10 s/d 26Tuli ringan 16 s/d 29 27 s/d 40Tuli menengah 30 s/d 44 41 s/d 55Tuli menengah berat 45 s/d 55 56 s/d 70Tuli berat 56 s/d 79 71 s/d 90

    ---------------------------------------------------------------------------------------- ASA : America Standart AssociationISO : International Standart Organization

  • PADA AUDIOGRAM BATAS MINIMUM HANTARAN TULANG SELAMANYA SAMA ATAU LEBIH BAIK DARI PADA HANTARAN UDARA . BILA DIDAPATI HANTARAN TULANG LEBIH BURUK DARI HANTARAN UDARA MAKA HARUS DIPERHATIKAN :

    1.Audiometer ( baik /rusak}2.Ruang pemeriksaan ( Sunyi /ribut)3.Prosedur pemeriksaan ( ada kesalahan / tidak )4 Penempatan oscilator 5.Hasil pengukuran batas minimum hantaran tulang6.Pemeriksa sendiri ( menguasai cara pemeriksaan / tidak )

  • Keadaan patologis lain (hantaran tulang lebih buruk dari hantaran udara ) :1. Anomali tulang tengkorak2. Bornero Phenomenon CROSS HEARING = bila suatu bunyi disajikan pada telinga yang sedang diperiksa, kadang-kadang dapat pula didengar oleh telinga disebelahnya MASKING = pemberian bunyi melalui hantaran udara pada telinga yang tidak diperiksa, supaya tidak ikut mendengar bunyi yang diberikan

  • MANFAAT AUDIOMETRI NADA MURNI , dapat mengetahui:1.Fungsi pendengaran masing-masing telinga secara kualitatif2.Derajat gangguan pendengaran (kuantitatif)Kelemahan Audiometri Nada Murni :1. Penderita yang sama , dibuat Audiogram oleh 2 orang berbeda hasil berbeda, mungkin karena :- faktor teknis- faktor psikis2.Tidak dapat menentukan dengan tepat validitas sosial penderita

  • ad.2. AUDIOMETRI TUTUR (SPEECH AUDIOMETRY)Dapat diperoleh informasi :1.Jenis ketulian dan derajat ketulian2.Lokalisasi kerusakan rantai pendengaran3.Kenaikan batas minimum pendengaran penderita setelah operasi timpanoplasti4.Pemilihan alat bantu pendengaran (APM) yang cocokDikenal 2 titik penting :1.Speech Reception Threshold (SRT) = merupakan batas minimum penerimaan percakapan dan bertujuan untuk mengetahui kemampuan pendengaran penderita dalam mengikuti percakapan sehari-hari atau disebut Validitas Sosial.Titik SRT ini diperoleh bila penderita telah dapat menirukan secara betul 50% dari kata-kata yang disajikan. Dengan SRT kita dapat memperoleh gambaran ketulian secara Kuantitatif.2.Speech Discrimination Score (SDS) = untuk mengetahui kemampuan pendengaran penderiata dalam membedakan macam-macam kata yang didengar.Normal : 90 100 %Dengan SDS dapat diperoleh gambaran ketulian secara Kualitatif.

  • MATERIAL TEST == berupa deretan kata-kata yang jumlahnya tertentu pada setiap deret, dapat berupa :1.Bilangan,2.Spondee kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata, dimana tiap-tiap suku kata mendapat tekanan yang sama dan mempunyai arti sendiri3.Kata-kata yang tidak berarti (Non sens words) terdiri dari kata-kata yang tidak mempunyai arti4.Phonetically Balanced Test terdiri dari sederetan kata-kata yang merupakan kumpulan kata-kata sehari-hari (PB List)Material test PBL inilah yang dianggap paling baik, oleh karena :1.faktor terka tidak atau kurang berperan2.menggunakan kata-kata percakapan sehari-hariUntuk SRT dipakai kata-kata Spondee, untuk SDS dipakai kata-kata PBL

  • Contoh :

    Gajah Mada PBL: III . X1.Sadarsabar2.Bintangsakit3.Hendaksimpan4.Timbanglembar5.Senangtukar , dlll

    Spondee :IIIIIIbangsapaspalsepak bolapingsansosbudbulu tangkiskurmasospololah ragajaksaorpolorang tuatelponhansipraja hutan

  • Interpretasi hasil pemeriksaan Speech Audiometry :

    1.NormalSDS = 90 100% pada intensitas 60 dB2.Tuli Konduktif (CHL)SDS < 90%3.Tuli persepsi (SNHL)SDS < 80%4.Tuli campurBila intensitas suara dinaikkan akan terjadi perbaikan score SDS-nya, namun tidak mencapai score yang memuaskan5.Seseorang dengan SDS 40%, disebut Critical Level.Sukar mengikuti percakapan sehari-hari, contoh : Acustic Neuroma

  • Menurut Hopkinson dan Thompson (1967) :SDS 90 100% = Normal atau tuli konduktifSDS 50 80% = Tuli campuran, PresbiakusisSDS 22 40% = Kelainan kokleaSDS < 22 = Kelainan retrokoklea

  • Ad.3 AUDIOMETRI NADA DI ATAS BATAS MINIMUM PENDENGARAN (SUPRA THRESHOLD AUDIOMETRY) :SNHL bisa disebabkan oleh kerusakan :1.Auris interna 2.N. akustikus3.Pusat pendengaran di otak